Desain Interior View Rotation Sushi Tei dengan Nuansa Modern Japanese Aditya Wira Hardi Jurusan Desain Produk Industri FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111, Telp/Fax. (031) 5931147
Abstrak Perkembangan gaya hidup manusia semakin meningkat seiring juga dengan berkembangnya tempat hiburan di Surabaya . Banyak bermunculan restoran-restoran yang tidak hanya menjual makanan tetapi juga menjual suasana desain. Selain itu masyarakat Surabaya mulai sadar akan pentingnya kesehatan, mereka mulai melirik masakan Jepang. Masakan Jepang salah satunya sushi, yang berbahan dasar ikan memiliki kandungan gizi tinggi serta rendah lemak sehingga mulai diminati. Salah satu ciri khas penyajian sushi dengan conveyor belt yaitu penyajian sushi dengan ban berjalan memutari meja bar. Resto dengan dengan berbagai konsep desain mulai bermuculan di kota-kota besar seperti Surabaya, dengan menyajikan sensasi desain yang berbeda masyarakat mulai tertarik. Sehingga sebagai objek desain interior Sushi Tei yang hendak dihadirkan dengan nuansa berbeda, dengan penerapan ciri khas penyajian conveyer belt sushi, yaitu display sushi yang disajikan dipantry dengan cara berputar. Yaitu suatu konsep pada desain lantai yang dapat berputar. Lokasi dipilih di areal surabaya barat. Hasil desain interior berupa origami yang merupakan salah satu ciri khas Jepang akan diterapkan pada elemen-elemen estetika. Selain itu dengan diberikan taman zen Jepang yang memiliki filosofi tinggi terhadap orang Jepang juga akan dihadirkan pada desain tersebut dengan tujuan pengunjung juga dapat mendapatkan informasi tentang kebudayaan Jepang itu sendiri. Dalam mendesain interior resto yang baik diperlukan metode khusus yaitu melalui pengumpulan data, studi pustaka, penelusuan masalah dan analisa. studi pustaka diperoleh dari literatur, buku, majalah, serta informasi melalu internet. Dari metode tersebut diharapkan akan menghasilkan desain interior view rotation Sushi Tei dengan nuansa modern Japanese yang dapat mencapai sebuah pendekatan terhadap sentuhan budaya Jepang. Hasil yang diharapkan adalah sebuah desain view rotation sushi tei dengan nuansa modern Japanese, ini merupakan daya tarik bagi pengunjung yang ingin nuansa berbeda. Tujuannya agar memberikan inovasi desain karena semakin lama masyarakat mulai menuntut adanya inovasi desain interior
Kata kunci: view rotation, modern Japanese, conveyor belt sushi
Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan gaya hidup manusia semakin meningkat seiring juga dengan berkembangnya tempat hiburan di Surabaya sebagai kota metropolis kedua setelah Jakarta. Banyak bermunculan lokasi-lokasi restoran yang tidak hanya menjual makanan tetapi juga menjual suasana, sebagai contoh konsep resto tower seperti di Kuala Lumpur yang dapat berputar, juga mulai ada di Surabaya, Jakarta, Bandung dan Semarang. Tujuan Menciptakan sebuah interior Sushi Tei dengan mewujudkan Visi dan Misi Sushi Tei dalam konsep view rotation untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dan Memberikan nuansa baru dalam menikmati resto sushi pada konsep view rotation yang terbilang baru di Surabaya. Selain itu Pengunjung juga mendapatkan informasi tentang kebudayaan Jepang didalam suatu desain tersebut Masalah Konsumen Sushi Tei yang beragam yang selalu mengikuti perkembangan jaman dan teknologi yang menuntut selalu ada inovasi dalam desain. Metode Desain Pengumpulan Data - Data Premier - Survei lapangan melihat eksisting untuk mencari data yang dan memperkuat desain. Survei yang dilakukan mengamati langsung kegiatan yang dilakukan oleh staf kantor dan pelanggan, mengamati eksisting Sushi Tei dan pembandingnya untuk mengetahui kebutuhan ruang dan fasilitas yang digunakan. - Wawancara yang dilakukan ditujukan kepada manager resto, pegawai dan juga pengunjung . Hal ini dilakukan untuk mendapatkan latar belakang dan mengetahui permasalahan yang sering dialami pengguna dalam ruang kantor. - Data Sekunder Studi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan modern Japanese demi membuat desain yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pada kantor. Studi ini dilakukan dengan cara mengambil informasi dari buku, majalah, internet yang digunakan sebagai referensi. Data sekunder ini akan menjadi data pembanding dengan data premier agar terciptanya hasil akhir yang menarik. Analisa Data Tahap analisa memerlukan sebuah ketelitian dalam mengamati dan membandingkan ciri-ciri style modern dan jawa. Pada tahap ini akan dianalisis mengenai tema dan lighting yang mendukung konsep. Ini didapat melalui pembelajaran obyek desain serta segala sesuatu yang berhubungan dengan desain interior kantor travel beserta fasilitasnya. Pengembangan Desain Setelah diperoleh pemikiran desain, selanjutnya akan dikembangkan menjadi sebuah hasil desain yang sesuai dengan konsep yang direncanakan dan diterapkan sejak awal. Desain Akhir Pada tahap desain akhir ini merupakan keputusan desain yang final dan sesuai dengan konsep sehingga dapat diaplikasikan kedalam interior.
Pembahasan Kajian Pustaka Resto Resto, menurut wikipedia, adalah tempat yang melayani dan menyiapkan makanan dan minuman untuk dikonsumsi dan terdapat beragam jenis resto sesuai dengan beragam jenis makanan yang dihidangkan. Sedangkan resto menurut ensiklopedia umum, adalah tempat yang menyediakan makanan dan minuman / tempat untuk makan. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara harfiah resto adalah tempat yang melayani, meyiapkan dan menjual makana minuman untuk dikonsumsi oleh konsumen, juga merupakan tempat untuk memperoleh penyegaran melalui sistem pelayanan dan suasana ruang. Sushi Sushi (鮨, 鮓, atau biasanya すし, 寿司) adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atausudah dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula. Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi (酸し). Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji 鮓 merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō (魚醤) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi (麹koji) atau ampas sake (糟kasu). Dari proses ini bisa dilihat kalau sebenarnya Sushi adalah makanan hasil proses fermentasi yang memiliki ciri khas berasa masam. Tapi karena mengikuti perkembangan jaman, nantinya tidak lagi semua sushi memiliki cita rasa seperti ini tetapi disesuaikan dengan selera konsumen. Sushi pada jaman sekarang ini banyak sekali jenisnya, tidak hanya dibuat dari nasi dan ikan, tetapi juga dikombinasikan dengan banyak bahan lainnya baik yang mentah maupun telah dimasak. Penulisan sushi menggunakan huruf kanji 寿司yang dimulai pada zaman Edo periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan huruf kanji lain yang berbunyi yang sama). Kaiten Sushi Kaiten sushi (回転寿司) adalah model penjualan sushi siap saji yang meletakkan sushi dalam piring-piring kecil yang beredar dengan bantuan ban berjalan searah jarum jam sehingga pengunjung restoran dapat mengambil sendiri piring sushi yang diinginkan. \ Sejarah Kaiten Sushi Meja ini dikenal sebagai kaiten sushi (kuru kuru sushi atau yasu sushi juga sushi train) sering kali terdapat pada restoran cepat saji di Jepang. Kaiten sushi ini pada mulanaya diciptakan oleh Yoshiaka Shiraishi Toshiaki ditahun 1958. Shiraishi Toshiaki yang membuka warung yang pengunjungnya makan sushi sambil berdiri mendapat gagasan untuk menggunakan ban berjalan untuk restoran sushi setelah melihat ban berjalan yang digunakan pabrik bir Asahi. Pesanan pengunjung yang terdiri dari beraneka ragam sushi diharapkan bisa dipenuhi dengan sistem ban berjalan, sekaligus dapat menekan biaya operasi sampai serendah-rendahnya. Pada tahun 1958, Genrokuzushi yang merupakan restoran Kaitenzushi pertama di dunia dibuka di dekat stasiun Fuse milik Kintetsu yang terletak di kota Fuse (sekarang kota Higashi Osaka, Prefektur Osaka). Restoran Genrokuzushi memegang merek
dagang untuk istilah mawaru (廻る, berputar) dan kaiten (廻る, beredar), sehingga restoran sushi yang sejenis tidak dapat menggunakan istilah Kaitenzushi sampai tahun 1997. Teknologi RFID pada resto sushi Belakangan ini tempat makan sushi yang menyediakan makanan dalam bentuk conveyor sudah banyak kita temui di Indonesia (disebut dengan Kaiten Sushi) tetapi kalau di Jepang, teknologi untuk restoran jenis Kaiten Sushi ini sudah jauh lebih maju dibandingkan yang ada disini dan bahkan sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Berbeda dengan disini, Kaiten Sushi sudah mengimplementasikan teknologi RFID ke dalam restoran ini. Penggunaan teknologi RFID (Radio Frequency Identifications) ini dapat digunakan untuk beberapa hal yaitu seperti: fresh (segar) tidak perlu menghitung secara manual seperti disini. Bahkan kita bisa mengetahui jumlah uang yang akan dibayar secara real-time sehingga bila anda hanya mempunyai uang terbatas bisa menghitung apakah uang anda masih cukup atau tidak. -time kepada koki, jenis sushi apa yang sedang banyak dimakan orang dan berapa jumlah piring yang sedang tersedia di conveyor berjalan tersebut. Untuk hal tersebut, setiap piring yang digunakan akan ditempel sebuah chip RFID d bagian bawah sehingga semua piring bisa dimonitor melalui kompter dan sistim yang ada. Banyak teknologi modern yang digunakan oleh resto–resto dijepang, mulai dari layar sentuh untuk memesan sushi dan memberitahu pengunjung bahwa sushi yang dipesan hampir tiba, ban berjalan khusus untuk minuman, sampai pada piring-piring kosong yang bisa dikumpulkan secara otomatis berikut perhitungan harga makanan yang harus dibayar Japanese Jepang adalah negara yang berbeda dari banyak negara lain di sebagian besar karena unik dan budaya dan tradisi yang luar biasa. Orisinalitas budaya Jepang pergi dari isolasi panjang Jepang selama sejarah dunia. Itu sebabnya Japanese people bahkan berbeda dari orang-orang Cina dan Korea. Masyarakat jepang seperti kesederhanaan dan ketertiban dalam segala hal. Orangorang yang berkomunikasi dengan Jepang dan mengenal budaya mereka cukup dapat mengatakan bahwa masyarakat jepang sangat terkendali dan sopan orang dan mereka dapat dengan mudah mendapatkan malu. Memberi aksesoris pada rumah dengan sentuhan gaya Jepang tentunya membuat suasana rumah menjadi berbeda. Interior Jepang memang memiliki ciri khas tersendiri yang tak pernah lekang oleh waktu. Gaya Jepang yang sederhana, alami dan memiliki bentuk-bentuk yang khas, membuat banyak orang memakainya pada interior rumah sebagai nilai seni yang menambah estetika rumah.
Mengingat bahwa kebudayaan yang berbeda saling mengenal satu sama lain, tetapi juga sesuai unsur tradisional dan modern desain interior lokal. Pengaruh Jepang di antara yang pertama menemukan cara ke dalam repertoar multi-kultural adalah desain, dan mudah untuk melihat mengapa. Budaya Jepang dikenal dengan garisgaris yang bersih dan penggunaan struktur alami yang terbuat dari bambu dikenal kertas beras tipis. Tirai bambu, kayu nada, yang dikenal sebagai kain halus dan menjalankan cara sederhana. Tidak hanya melayani estetika dan mudah digunakan, tetapi juga menawarkan cahaya tinggi kontrol dan privasi. Populer lainnya kayu untuk dekorasi jendela jepang. Tatami adalah jaringan padat dilihat dengan hangat, tekstur alami. Kedua tirai berwarna kayu dapat melengkapi palet warna dalam. Meskipun tidak inheren tirai Jepang, banyak desainer tekstil di Jepang tradisional cetak untuk inspirasi. Cetakan ini, yang sering ditemukan pada kimono dan pakaian lainnya, mulai dari desain geometrik adegan Imajiner ikan atau elang. Zat ini pada umumnya sangat rendah ditempati tirai menggantung, dan dapat dirancang dalam sebuah cafe. Kalau diperhatikan orang jepang jarang menggunakan perabotan2 yang tinggi dalam menata ruangannya. Karena untuk menghindari barang berjatuhan karena jepang dikenal dengan gempanya.. Selalu kita lihat meja makan dengan tipe bersila, perabotan yang tidak terlalu banyak pada suatu ruangan, tempat tidur yang tidak terlalu tinggi, malahan langsung dengan lantainya. Kita bisa merasakan kesan luas dan lapang walaupun ruangan kecil. Interior gaya Jepang ringan dan mudah serta fungsional pada saat yang sama, itu seperti perisai yang menyerap unsur-unsur kehidupan rewel dari mencegah dari luar masuk ke dalam. Gaya Jepang mirip dengan minimalisme. Sameperti di atas, konsep ini adalah bahwa hal-hal yang tidak perlu dan aksesoris terlihat jelek dan tidak berfungsi. Menawarkan built-in furniture yang menyembunyikan pakaian dan buku-buku, sebagai gantinya. Pakaian cukup modern dilengkapi dengan niche khusus di dinding yang berfungsi untuk memesan barang-barang diletakkan, dan mencapai tampilan alami akomodasi. Oleh kebijakan Jepang, tempat untuk relaksasi harus berada di tengah ruangan. Sebagai aturan, itu adalah kasur - kasur Jepang dari kapas. Ini adalah tempat tidur yang sempurna yang sangat nyaman dan mudah untuk membongkar. Warna timur tampak dan muncul lebih cepat daripada warna barat, seperti krem, merah, emas dan beberapa warna hitam. Nuansa hangat dan bahan-bahan alami sangat cocok satu sama lain dan pedalaman, terutama emas hancur, terakota batu bata tanah liat, bambu, meliputi karpet di dasar rami. Aksesoris interior yang digunakan adalah vas, kipas kertas dengan cabang-cabang pohon ceri Jepang cetakan, patung netsuke, boneka kayu, keramik megah ware, dan kurcaci anakan bonsai. Anak pohon bonsai di Cina oleh para biksu Budha mengingat hobi ini sebagai latihan spiritual untuk mencapai kesempurnaan, sementara di Jepang, hobi ini diadopsi oleh kaisar pada abad ke-12. Filsafat dan estetika dari bonsai cukup rumit karena setiap bonsai pohon atau buatan sendiri (pada nampan) bonkeyi lansekap melambangkan beberapa keutamaan atau prinsip-prinsip mencontohkan pepatah bijak.
Konsep Desain “ Desain Interior View Rotation Sushi Tei dengan nuansa modern Japanese ” Konsep makro Atmofser yang ingin ditampilkan pada interior Sushi Tei adalah interior dengan nuansa Jepang yang digabungkan dengan modern. Desain interior view rotation Sushi Tei dengan konsep modern Japanese, konsep Japanese sendiri diambil dari Negara asal sushi. Dengan aplikasi bentukan-bentukan desain yang minimalis dengan tidak terlalu banyak ornament pada interior Sushi Tei. Pemilihan warna berdasarkan warna material alam. Bentukan-bentukan yang akan dipakai diantaranya dari ciri khas Jepang yaitu seni melipat kertas yang dapat diaplikasikan didinding maupun ceiling, kemudian akan banyak ditemui bentukan lingkaran yang diambil dari bentukan ciri khas taman Jepang yaitu taman zen. View rotation, dimana konsep ini memberikan sensasi desain dengan adanya Lantai yang dapat berputar menggunakan teknologi conveyor belt.
Definisi Konsep Dari penjelasan tema diatas dihasilkan konsep yang berjudul “ Desain Interior view rotation Sushi Tei dengan nuansa modern Japanese“. Desain Interior Mendesain interior resto Sushi Tei melalui elemen interior seperti material, warna, lighting dan juga furniture yang dapat menggambarkan kesan Japanese modern. Analisa konsep Desain Analisa konsep Japanese Style Japanese terkenal dengan desainnya yang minimalis yang tidak banyak menggunakan bentukan yang penuh dengan ornamen. Warna – warna yang digunakan pun memakai warna alami, seperti warna material bambu, penggunaan tatami, serta shojiscreen sebagai penyekat ruang atau bisa digunakan untuk dinding. Analisa konsep modern Pecinta sushi yang beragam, berasal dari usia dan kalangan apapun memiliki karakter modern, dinamis, pekerja keras, inovatif, menyukai hal-hal baru dan memiliki percaya diri yang tinggi. Saat ini trend restoran menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan kota yaitu menampilkan desain interior yang simple, modern, dan minimalis. Sehingga didapat suatu konsep restoran yang bergaya Modern sesuai dengan kehidupan dan tren saat ini serta menyesuaikan target pasar yaitu kalangan professional muda. Pencapaian konsep Modern ini melalui pemilihan materialnya yang sedang tren pada saat ini dan up to date serta tata pencahayaan yang modern. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep akan diterapkan pada beberapa ruang terpilih yaitu area pantry, area makan tangga, area lantai berputar. Elemen pembentuk ruang Beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya fisik sebuah ruang dalam bangunan yang masing-masing memberikan fungsi dan manfaat tersendiri adalah elemen pembentuk ruang seperti lantai, dinding, dan plafon. Berikut adalah faktorfaktor pembentuk fisik suatu ruang dalam bangunan : Lantai Lantai merupakan salah satu bagian terpenting dalam mendesain interior rumah makan Anjungan Indah, karena lantai merupakan bagian yang menunjang kegiatan atau aktivitas di atasnya. Selain itu, lantai juga dapat membedakan ruang menurut fungsinya. Pemilihan material pada lantai dapat memberikan karakter dan kesan yang ingin dimunculkan pada interior sebuah ruangan. Selain material, finishing dan pola pemasangan juga dapat membantu menciptakan kesan tersendiri pada lantai. Lantai pada interior Sushi Tei banyak menggunakan vinyl floor bermotif parket agar memberikan kesan hangat dan natural. penggunaan parket dihindari karena ada beberapa aspek yang perlu diperhitungkan, salah satunya parket memiliki beban yang cukup berat. Desain dengan style Japanese sendiri lebih bersifat ke bahan – bahan alami. Selain itu terdapat lantai dengan menggunakan material batu alam sebagai aksentuasi pada lantai.
Gambar 5.17 Area tengah Layout area tengah diusung dari bentuk lingkaran taman zen, mulai dari lantai berputar, pantry, area makan bar mengusung bentuk lingkaran. Peletakan lokasi pantry ditengah selain sebagai point of view pada interior Sushi Tei tetapi juga dimaksudkan agar pengunjung menikmati open bar. Penutup untuk cooker hood ditengah mengusung konsep floating selain sebagai cover, berfungsi juga sebagai brand signing Sushi Tei. Pengunjung yang ingin langsung melihat cara memasak sushi, terdapat 20 kursi pada area bar.
Gambar 5.18 Familiy room
Dengan menghadirkan sentuhan area makan khas Jepang yaitu tatami yang bertujuan agar memberikan kesan pada pengunjung dan juga informasi tentang kebudayaan Jepang. Lokasi area tatami dekat pintu masuk, agar memberikan daya tarik bagi calon pengunjung yang melihat dari luar bahwa resto tersebut mengusung konsep Modern Japanese.
Gambar 5.19 Menggunakan pintu Gese
Gambar 5.20 Familiy room