JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013)
1
Desain Interior Hotel Resort Papuma bertema Postmodern budaya Jawa dengan nuansa Tropis Devi Hanurani Sugianti, dan Prasetyo Wahyudie Juusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak— Jawa Timur merupakan salah satu wilayah di pulau-pulau kecil, Tanjung Papuma memiliki hamparan hutan Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang menarik. Salah lindung dibalik pantai dengan beraneka macam flora dan fauna. satu objek wisata yang diunggulkan adalah Pantai Wisata Kepercayaan dan budaya lokal di kawasan pantai Tanjung Tanjung Papuma yang terletak di Kabupaten Jember. Papuma masih sangat terasa kental. Penduduk sekitar selalu Penginapan yang terdapat di kawasan wisata ini masih jauh dari mengadakan upacara penghormatan larung sesaji setiap tanggal kondisi ideal. Minimnya fasilitas serta belum adanya identitas 7 syawal. Acara ini sangat menarik perhatian para wisatawan hotel yang ditampilkan dalam nuansa interior menyebabkan yang berkunjung ke Tanjung Papuma. Pantai Tanjung Papuma penginapan ini kurang diminati. Dengan mengembangkan fasilitas penginapan menjadi merupakan salah satu objek wisata milik Perum Perhutani KPH hotel resort, menambah fasilitas sesuai harapan pengunjung, Jember yang berpotensial untuk dikembangkan. Kawasan wisata serta menampilkan budaya setempat sebagai salah satu ciri atau ini memiliki jumlah pengunjung wisatawan domestik maupun identitas hotel, maka diharapkan jumlah kunjungan wisatawan wisatawan mancanegara yang cukup banyak. Hal ini dapat akan meningkat dan nama pantai Tanjung Papuma akan lebih dilihat melalui grafik jumlah pengunjung dalam tujuh tahun dikenal oleh masyarakat luas. terakhir.
Metodologi desain meliputi pengumpulan data yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Data primer diperoleh melalui survei lapangan di penginapan papuma untuk mengetahui kondisi eksisting, serta survei lapangan di Tanjung Kodok Beach Resort sebagai data pembanding. Selain itu wawancara dan analisa kuesioner bertujuan untuk mengetahui keinginan dan harapan pengunjung. Data sekunder diperoleh melalui berbagai sumber baik buku, majalah, maupun internet sebagai data pelengkap. Konsep yang dihadirkan pada Hotel Resort adalah Postmodern Jawa dengan nuansa tropis. Dengan menghadirkan budaya jawa sebagai budaya daerah tersebut, yang kemudian dikombinasikan dengan tema postmodern melalui bentukan dan material yang unik. Serta tatanan layout, bukaan, dan cahaya sebagai salah satu aspek yang dapat menghadirkan alam ke Gambar 1 Angka kunjungan pantai wisata Tanjung Papuma dalam ruangan, diharapkan dapat memberikan nuansa interior Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tingkat kunjungan dan yang berbeda dan menarik kunjungan wisatawan untuk minat wisatawan terhadap objek Pantai Tanjung Papuma masih menginap.
sangat tinggi. Hanya saja kurangnya perawatan dan minimnya sarana prasarana menyebabkan pengunjung enggan berlamaKata Kunci— Hotel Resort Papuma, Postmodern Jawa, Tropis. lama. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dan mempertimbangkan besarnya minat dan harapan wisatawan I. PENDAHULUAN untuk berkunjung, serta dalam upaya untuk meningkatkan Perkembangan pariwisata di Indonesia telah tumbuh jumlah pengunjung maka timbul pemikiran untuk dan berkembang menjadi suatu industri yang turut menyumbang mengembangkan kawasan tersebut menjadi suatu kawasan devisa bagi negara. Jawa Timur merupakan salah satu wilayah wisata hotel resort Papuma. di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang menarik. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang II. URAIAN PENELITIAN berkunjung ke Provinsi Jawa Timur, maka hal ini juga akan Metodologi desain adalah cara–cara yang digunakan dalam berdampak kepada jumlah penghunian kamar hotel berbintang menguraikan hasil akhir desain, sehingga cenderung bersifat di Jawa Timur yang ikut meningkat. Pantai Tanjung Papuma umum bagi suatu desain yang sejenis. Metode penelitian merupakan salah satu objek wisata yang terletak kurang lebih 37 mencakup keseluruhan aktivitas mendesain mulai awal sampai km ke arah selatan dari Kota Jember, atau kurang lebih 235 km akhir. dari Kota Surabaya. Selain menyuguhkan keindahan pantai dan
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) A.
2 didapatkan dengan jalan menghimpun data yang ada dan kemudian dianalisa untuk mendapatkan sumber perolehan data. Pencarian data diperoleh dari jurnal, buku peraturan, laporan penelitian, internet, koran dan majalah.
Tahap Identifikasi Objek
Tahap ini adalah tahap untuk menentukan latar belakang, judul, dan definisi judul. Pada tahap ini akan diuraikan dasardasar pemikiran dan landasan yang menjadi alasan untuk melakukan riset tentang desain interior Hotel Resort Papuma. B.
D.
Tahap Identifikasi Masalah
Tahapan ini dilakukan untuk tujuan dan manfaat serta permasalahan yang ditemukan untuk mencapai tujuan guna mendapatkan manfaat dari desain interior Hotel Resort Papuma. C.
Tahap Pengumpulan Data
Setelah melakukan tahapan identifikasi objek identifikasi masalah, dapat diketahui rumusan masalah ada sehingga diketahui pula data yang diperlukan perancangan hotel resort Papuma. Data yang diperoleh tahap pengumpulan data dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Tahap Analisa Data
Dalam tahap ini metode penelitian yang digunakan untuk mengolah data adalah dengan metode induktif, yaitu dengan mengumpulkan semua data yang ada kemudian dianalisa menggunakan metode deduktif dan komparatif berdasarkan literatur yang ada sehingga pada akhirnya dapat di ambil kesimpulannya.
dan yang pada pada
Gambar 3 Skema alur metode desain Gambar 2 Skema Tahap Pengumpulan Data
1) Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dilakukan pada tiga objek yang berbeda. Yaitu pada hotel yang terletak di kawasan wisata Pantai Tanjung Papuma untuk mendapatkan data lapangan. Sedangkan pada objek lainnya observasi dilakukan pada Tanjung Kodok Beach Resort Lamongan dan Resort Singhasari di Malang untuk mendapatkan data tipologi. 2) Survey dan Wawancara Survey dilakukan secara langsung kepada pengunjung kawasan wisata pantai Tanjung Papuma dan tamu hotel untuk mengetahui fasilitas dan keinginan pengguna terhadap penginapan di kawasan wisata Pantai Tanjung Papuma. Survey yang dilakukan menggunakan setting research natural atau alami dimana responden menjawab kuisioner dengan jawaban sebenarnya tanpa ada seting kondisi terlebih dahulu. Sedangkan wawancara dilakukan langsung kepada pengelola gedung, yaitu penanggung jawab Perum Perhutani KPH Jember yang bertugas di kawasan wisata Pantai Tanjung Papuma untuk mengetahui permasalahan secara nyata yang sering dialami pengelola dan pengunjung kawasan wisata Pantai Tanjung Papuma. 3) Studi Literatur Studi literatur merupakan data sekunder yang didapatkan dari pihak yang tidak berkaitan langsung dan
E.
Tahap Pengembangan Konsep
Setelah tahap analisa data yang melalui proses pemecahan masalah nantinya akan mucul ide atau gagasan awal sebagai bentuk solusi awal untuk permasalahan yang ada. Hingga pada akhirnya ide awal atau gagasan tersebut akan dikembangkan menjadi konsep perancangan. Dalam konsep perancangan ini semua hal yang dibutuhkan dalam mendesain suatu interior harus dipikirkan secara teliti, baik dari segi perencanaan bentuk, warna, pola sirkulasi, sistem pencahayaan, elemen pembentuk ruang, sistem penghawaan, dll. III. KONSEP DESAIN A. Objek Desain Objek desain interior merupakan sebuah fasilitas penginapan hotel resort yang akan dikembangkan di kawasan Pantai Tanjung Papuma, kecamatan Wuluhan, kabupaten Jember. B. Konsep Desain Konsep awal merupakan hubungan dari latar belakang rumusan masalah, dan segmentasi desain dari Hotel Resort Papuma yang saling terkait satu sama lainnya. Gubahan desain interior merupakan hasil dari ketiga hal tersebut yang pada akhirnya didapatkan sebuah gubahan interior dengan nuansa budaya Jawa yang menggunakan konsep Postmodern.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) C. Tema Tema yang diterapkan pada desain interior hotel resort adalah Postmodern budaya Jawa dengan nuansa tropis. Konsep Postmodern budaya Jawa diterapkan dengan mengkombinasikan material modern, material alami, dan aplikasi batik pada interior ruangan. D. Konsep Desain Konsep yang diterapkan pada desain interior hotel resort Papuma secara keseluruhan adalah menciptakan desain interior dengan suasana Jawa yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang muncul akibat adanya gap/perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi ideal yang diharapkan pada hotel . Konsep Postmodern budaya Jawa yang akan ditampilkan pada interior hotel resort Papuma adalah dengan menggunakan unsur batik khas Jawa berupa batik Parang dan batik Kawung yang telah ditransformasikan dalam bentukan dan material yang lebih modern. Sedangkan nuansa tropis pada ruangan dihadirkan dengan penggunaan material alam dan bukaan pada ruangan agar cahaya dan penghawaan alami dapat masuk. E. Aplikasi Konsep Desain 1) Konsep Ruangan Hotel Resort Papuma direncanakan dibangun diatas lahan dengan luas sekitar 4,5 hektar yang berupa beberapa bangunan yang terpisah.
3
Bentuk pola Kawung yang diaplikasikan sebagai hiasan pada plafon drop ceiling
Permainan level keinggian plafon
Gambar 5 Transformasi bentuk batik Kawung
Pola dasar Batik Parang
Transformasi desain dari pola batik parang adalah keluar dari ‘pakem’ parang yang sudah ada dengan mengkomposisikan bentuk S secara besar-kecil (tidak teratur).
Gambar 6 Transformasi bentuk batik Parang
3) Konsep Furnitur
Gambar 4 Rencana Site Plan Hotel Resort Papuma
2) Konsep Bentuk
Konsep furnitur yang digunakan adalah menggabungkan konsep modern dengan budaya jawa. Dimana pada beberapa furnitur diambil bentukan tradisional seperti kursi duduk di area ruang santai villa keluarga dan kursi santai pada teras lobby.
Konsep bentuk pada interior hotel resort Papuma menerapkan unsur budaya Jawa berupa transformasi bentuk batik khas Jawa yang dipadukan dengan material modern yang diterapkan pada furnitur dan elemen estetis. Batik khas Jawa yang digunakan adalah batik parang dan batik kawung. Batik jenis ini memiliki bentuk dan filosofi yang indah serta mudah dikenali oleh masyarakat, sehingga harapannya pengunjung yang melihat desain dengan bentuk yang mengadopsi batik ini dapat merasakan nuansa Jawa yang diterapkan di dalam interior Hotel Resort Papuma. Gambar 7 Bentuk furnitur kursi santai
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013)
4
Gambar 8 Furnitur kursi santai pada lobby digunakan
4) Konsep Pencahayaan Konsep pencahayaan alami diterapkan pada area kamar Konsep pencahayaan pada Hotel Resort Papuma tidur dan kamar mandi villa keluarga. Dimanadisesuaikan banyaknya berdasarkan jenis dan fungsi ruang, serta di dalam bukaan yang diterapkan pada kamaraktifitas tidur dan kamar ruangannya. Akan tetapi secara garis besar. Pencahayaan mandi bertujuan untuk memasukkan cahaya alami ke ruangan di bedakan dua, yaitu Pencahayaan dalam ruangan, menjadi agar meminimalisir penggunaan Alami lampu dan pencahayaan buatan pada buatan. siang hari. IV. DESAIN AKHIR Pada bab desain akhir ini diambil studi kasus berupa salah satu ruangan dari tiga ruang terpilih yaitu kamar tidur 2 yang berada pada villa keluarga. A. Ruang Terpilih – Kamar Tidur 2 Villa Keluarga
Gambar 10 Desain akhir kamar tidur 2 villa keluarga dengan view kolam renang
Pada area kamar tidur 1 kesan yang ditampilkan adalah modern jawa tropis. Dimana kesan modern ditunjukkan dengan penggunaan material yang modern seperti kaca cermin, cat duco, juga stainless steel. Sedangkan budaya jawa pada ruangan ini hadir melalui elemen estetika yang berfungsi sebagai aksentuasi ruangan yang menonjol. Bentukan jawa yang telah bertransformasi menjadi lebih modern hadir melalui tempelan/hiasan pada bagian depan meja TV. Dimana hiasan tersebut terinspirasi oleh bentuk dasar pola batik parang yang kemudian diolah kembali menjadi komposisi yang menarik dengan perpaduan material antara anyaman bambu dan juga kaca cermin coklat. Selain itu nuansa jawa pada ruangan ini diperkuat dengan dipilihnya kain batik tulis motif bunga sebagai aksentuasi pada area tempat tidur.
Gambar 9 Denah kamar tidur 2 villa keluarga
Kamar tidur dengan luasan 20 m2 ini dilengkapi dengan kamar mandi di dalamnya. Ruangan ini memiliki akses langsung menuju kolam renang yang terletak di depan pintu kamar dan juga terdapat pintu geser yang langsung terhubung dengan beranda yang memiiki view pemandangan sekitar. Ruangan dengan konsentrasi aktifitas tertinggi yang mempengaruhi sirkulasi adalah pada area walking closet. Area walking closet pada kamar tidur 1 ini merupakan area transisi antara kamar tidur menuju kamar mandi. Dimana letaknya yang diapit dua area tersebut pasti akan sering digunakan atau dilewati oleh pengguna. Fasilitas yang terdapat pada area kamar tidur 2 ini dilengkapi dengan double bed, TV, lemari baju, daybed untuk bersantai/istirahat siang, serta kamar mandi yang dilengkapi dengan bath-up, shower box, dan wastafel.
Gambar 11 Desain akhir kamar tidur 2 villa keluarga dengan view daybed
Sedangkan nuansa tropis pada area ini ditampilkan melalui banyaknya bukaan yang diterapkan. Dimana tempat tidur dikelilingi oleh banyak bukaan, pada bagian depan tempat tidur terdapat pintu geser dan kaca yang menuju area teras, sedangkan pada area samping kiri terdapat jendela besar berupa kaca mati, sedangkan pada samping kanan terdapat pintu geser dan jendela besar dengan view kolam renang. Dengan banyaknya bukaan yang diterapkan pada area kamar tidur pemandangan alam di luar ruangan seolah-olah dapat dihadirkan ke dalam ruangan (menyatu).
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013)
5 DAFTAR PUSTAKA Hattrell, W.S. and Partners. 1962. Hotels Restaurants Bars. New York: Reihold Publishing Corporation [2] Prijomoto, Josef. 2006. Konstruksi Arsitektur Jawa. Surabaya : p.t wastu lanas grafika. [3] Panero, Julius dan Zelnik Martin, 1979, Dimensi Manusia dan Interior, Indonesia : Penerbit Erlangga. [4] Van Roojen, Pepin. 2001. Batik Design, Singapore : The Pepin Press. [1]
Gambar 12 Desain akhir kamar tidur 2 villa keluarga dengan view beranda
Material finishing yang digunakan pada ruangan ini didominasi oleh kayu seperti pada lantai yang menggunakan parquet dan finishing furnitur berserat kayu.
V. KESIMPULAN DAN RINGKASAN Dari pembahasan tentang desain interior Hotel Resort Papuma bertema postmodern budaya Jawa dengan nuansa tropis dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : a. Desain Interior Hotel Resort Papuma menampilkan citra yang mengangkat lokalitas daerah setempat yaitu budaya Jawa sehingga menjadi suatu daya tarik yang unik dan tidak terlupakan bagi tamu / pengunjung hotel. b.
c.
Hotel Resort Papuma merupakan sebuah fasilitas penginapan yang dikembangkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dengan tata ruang yang baik dan penambahan kelengkapan fasilitas seperti club house, restaurant, convention hall (ruang serbaguna), dll. Dimana hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi kriteria utama dalam sebuah hotel resort. Sebuah Hotel Resort memiliki esensi lain yang dapat menambah nilai lebih atau prestige dari sebuah hotel, yakni letaknya yang berada pada kawasan wisata. Sehingga sudah seharusnya dalam merancang sebuah hotel resort patut diperhitungkan beberapa aspek lainnya seperti arah angin, matahari, iklim setempat agar dapat didesain menyatu dengan alam sekitar. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, rizqi dan segala kekuatan kepada saya dan orang – orang yang saya cintai dan hormati. Orangtua dan keluarga yang telah begitu sabar untuk selalu mendukung saya dengan sepenuh hati di setiap kondisi yang saya lalui. Ir. Prasetyo Wahyudie, MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir saya. Bapak Adi Wardoyo, Ibu Anna Enariah, dan Bapak Thomas Ari Kristianto selaku dosen penguji. Teman-teman seperjuangan tugas akhir, angkatan 2009 Desain Interior ITS.