JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
1
Desain Interior Hotel Resort Kusuma Berkonsep Neo Vernakular Budaya Jawa Dengan Nuansa Kerajaan Majapahit dan Pedesaan Fathur Romadhon, Aria Weny Anggraita, ST, M.MT Program Studi Desain Interior, Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak—Masyarakat kota lebih beresiko untuk terkena stres yang tinggi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan atau wilayah yang terhindar dari keramaian disebutkan dalam sebuah hasil penelitian yang dikeluarkan oleh Nature Journal dari Telegraph (22/6/11). Bukan hanya stres yang mengincar, namun juga mengalami gangguan kecemasan yang tinggi, hilangnya gairah hidup, dan terganggunya kesehatan mental seperti skizofrenia. Penelitian ini dilakukan oleh sejumlah peneliti pada 32 orang yang menetap di daerah perkotaan dan juga pedesaan. Mereka dipantau dan dilakukan observasi mengenai masalahmasalah kehidupan mereka. Berdasarkan penelitian, dihasilkan bahwa masyarakat kota menghasilkan skor yang lebih tinggi ketika mereka ditanya dan dianalisis tentang permasalahan mereka yang dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Semakin ia tinggal di daerah perkotaan, maka aktifitas pACC atau perigenual anterior cingulate cortex mengalami peningkatan yang signifikan. pACC adalah bagian otak yang dapat mengatur tinggi rendahnya tingkat stres yang dialami seseorang. Berdasarkan fenomena tersebut masyarakat kota besar seperti Surabaya dan kota besar lainnya membutuhkan tempat wisata, wisata agro merupakan alternatif suguhan yang ditawarkan kusuma agrowisata di kota Batu. Untuk menunjang aktifitas berlibur di kusuma agrowisata, perusahaan menyediakan hotel resort Kusuma. Kusuma Agrowisata adalah satu-satunya wisata agro terpadu yang berfasilitas hotel. Hotel ini bertujuan untuk meningkatkan pariwisata di kawasan terpadu Kusuma Agrowisata dan memprasaranai para wisatawan agro. Hal ini dimaksudkan agar aspek pariwisata di kawasan terpadu Kusuma Agrowisata dapat berkembang dan dapat bersaing dengan lokasi-lokasi pariwisata lainnya. Maka dari itu suatu fasilitas penunjang pariwisata seperti penginapan yang ideal mutlak diperlukan guna menunjang kegiataan pariwisata yang ada di dalam lingkungan terpadu Kusuma Agrowisata. Konsep neo vernakular budaya Jawa bernuansa kerajaan Majapahit dan pedesaan diharapkan menjadi alternatif untuk menciptakan gubahan interior hotel resort yang menarik dan menyenangkan bagi wisatawan yang mengunjungi. Kata Kunci— Hotel, Resort, Neo-Vernakular, Majapahit.
I.
PENDAHULUAN
usuma Agrowisata adalah salah satu wisata agro yang berfasilitas hotel. Hotel ini bertujuan untuk meningkatkan pariwisata di kawasan terpadu Kusuma Agrowisata dan memprasaranai para wisatawan agro. Hal ini dimaksudkan agar aspek pariwisata di kawasan terpadu Kusuma Agrowisata
K
dapat berkembang dan dapat bersaing dengan lokasi-lokasi pariwisata lainnya. Maka dari itu suatu fasilitas penunjang pariwisata seperti penginapan yang ideal dan memiliki daya tarik yang kuat seperti menghadirkan nuansa pedesaan dan dipadukan dengan nuansa kerajaan Majapahit mutlak diperlukan guna menunjang kegiataan pariwisata yang ada di dalam lingkungan terpadu Kusuma Agrowisata. Perancangan ini dimaksudkan untuk memberi masukan berupa desain dan perencanaan interior pada obyek supaya mendukung kegiatan wisata agro, selain itu juga memberi nilai tambah pada hotel resort Kusuma itu sendiri agar pengunjung pada awalnya berniat datang ke obyek (hotel Kusuma), berwisata, menginap sekaligus memperoleh pengalaman baru, yaitu pengalaman menginap di tempat yang baru dan menyenangkan dengan menghadirkan nuansa pedesaan dan dipadukan dengan nuansa kerajaan Majapahit.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian hotel berdasarkan Keputusan Menteri Parpostel no KM 94/HK103/MPPT 1987 adalah sebagai berikut: “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunannya untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan didalam keputusan pemerintah. Sedangkan Hotel Resort adalah suatu bentuk akomodasi yang terletak di daerah peristirahatan yang diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin berlibur atau berekreasi di daerah tersebut. Hotel Resort merupakan tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. Ada beberapa karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya diantaranya adalah dari segi arsitektur dan suasana, wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
2
Untuk menciptakan desain interior yang sesuai dengan hotel Resort Kusuma, budaya Jawa dipilih menjadi tema utama. Budaya Jawa dipilih karna Hotel Resort Kusuma berada di provinsi Jawa Timur sehingga pemilihan tema Jawa dimaksudkan agar desain interior yang diajukan mampu membuat satu kesatuan hotel dengan budaya dimana hotel berada.
kesenian. Sosoknya hadir dalam percandian yang dipersembahkan sebagai pendharmaa bagi raja, titisan sang Dewa yang meninggal. Selain candi-candian, Kerajaan Majapahit juga meninggalkan banyak kerajinan keramik khas berbahan baku terrakota ( tanah liat ).
Berdasarkan pengertian tentang kebudayaan, kebudayaan Jawa adalah pancaran atau pengejawantahan budi manusia Jawa yang mencakup kemauan, cita-cita, ide maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir batin ( Partokusumo, 1995:166 ). Pada dasarnya kebudayaan Jawa sudah ada sejak zaman prasejarah. Kedatangan agama Hindu dengan budayanya, melahirkan kebudayaan Hindu-Jawa. Demikian pula masuknya agama Islam dengan kebudayaannya, kebudayaan Jawa mampu menyatukan unsur-unsur pra Hindu, Hindu-Jawa, dan Islam secara sinkretis. Dengan masuknya pengaruh kebudayaan dari luar, kebudayaan Jawa mengalami kemajuan yang pesat. Proses akulturasi dan sinkretisme berlangsung berabad-abad yang pada akhirnya memunculkan jenis kebudayaan baru yang berbeda dengan kebudayaan asalnya. Hasil akulturasi kebudayaan inilah yang kita kenal sekarang sebagai kebudayaan Jawa. Hasil akulturasi yang masih dapat kita lihat dan rasakan sampai saat ini adalah berbagai macam bangunan keagamaan ( candi, masjid kuno ), bangunan istana, wayang, sastra, dan sebagainya.
Untuk mendalami sebuah permasalahan yang ada pada obyek desain perlu adanya beberapa metode untuk menghasilkan alternatif desain interior yang optimal sesuai dengan obyek desain yang dikerjakan. Berikut merupakan metode yang digunakan untuk mendalami permasalahan pada obyek desain.
Untuk menciptakan gaya desain tradisional yang menarik perlu adanya beberapa pengembangan dalam olah bentuk, material, dan unsur desain interior lainnya. Konsep neo vernakular banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modern namun dalam penerapannya masih menggunakan konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern. Konsep neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern tapi masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan adalah bahan modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern. Desain interior yang baik tidak hanya dapat dirasakan melalui fungsinya yang bekerja dengan baik namun juga dirasakan melalui aspek estetika yang dirancang. Unsur hias yang dirancang untuk Hotel Resort Kusuma merupakan bentuk perwujudan penyederhaan bentuk maupun duplikasi bentuk dari peninggalan Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Keagungan karya arsitektural masa Majapahit yang dapat disaksikan kini tidak lain merupakan cerminan dari kemampuan mewujudkan simbol dan spirit religius dewa-raja melalui perpaduan keunggulan teknologi rancang bangun dan
III.
METODOLOGI DESAIN
METODE DESAIN. NO.
1.
2.
3.
BAHASAN.
SUB BAHASAN.
CIRI KEGIATAN.
DIAGNOSTIC.
Menganalisa dan mendalami oyek riset dengan menggali variabel-variabel pada obyek riset.
THEORITICAL.
Mengumpulkan studi pustaka yang berisi teoriteori untuk dijadikan dasar dan referensi meriset obyek.
SURVEY.
Untuk menggali permasalahan yang ada pada obyek dan menciptakan solusi yang ideal ditunjang dengan kegiatan survey langsung pada obyek yang diteliti.
APPROACH RESEARCH.
DESIGN RESEARCH.
SETTING RESEARCH
NATURAL.
Proses survey menggunakan metode setting research natural, dimana keadaan dari obyek riset
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) dibiarkan sebagaimana mestinya. Tabel 1 : Metode desain yang digunakan pada proses mendesain. IV.
3
dengan variasi pemakaian ragam ukuran batu paras. Sebagai variasinya, batu paras ini dipasang dengan pola french pattern. Pola pemasangan batu alam untuk dinding dengan ukuran beragam (french pattern) menggunakan batu alam RTM (Rata Mesin) maupun RTA (Rata Alam) dengan 4 ukuran berbeda sebagai berikut 20×30 cm, 20×20 cm, 10×20 cm, dan 10×10 cm.
KONSEP DESAIN
a. Konsep Bentuk Bentukan yang banyak digunakan pada rencana desain interior hotel resort Kusuma adalah penyederhanaan dan pengembangan bentuk dari candi-candian peninggalan kerajaan Majapahit, salah satunya adalah candi Bajang Ratu yang terletak di kota Mojokerto. Bentukan candi Majapahit memiliki karakteristik yang kuat dan signifikan dibandingkan dengan candi-candi lainnya.
Gambar 1 : Olah bentuk karakteristik candi bajang ratu pada elemen interior.
Gambar 3 : Material yang diaplikasikan pada desain dinding. e. Konsep Plafon Plafon menggunakan material gypsum yang dipasang menggunakan sistim gantung menggunakan rangka hollow. Gypsum difinsh dengan cat putih. Pada bagian tertentu plafon diberi aksen berupa up ceilling dan down ceilling yang diberi hidden lamp. f. Konsep Lantai Desain lantai yang diajukan beraneka ragam, untuk area lobi, desain lantai banyak didominasi dengan material keramik marmer, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kesan elegan. Untuk beberapa area seperti lounge area, lantai menggunakan batu paras yang difinish polished sehingga mudah dalam maintenence nya. Sebagai aksennya digunakan striplight pada bagian tertentu. Untuk area cafe, lantai juga menggunakan batu paras dengan finishing yang sama. Batu alam dipilih menjadi material lantai dengan harapan memperoleh kesan natural. Untuk area standart room lantai didesain menggunakan parket pada area kamar dan teras. Parket dipilih untuk menguatkan kesan natural.
b. Konsep Warna Konsep warna yang digunakan pada desain interior hotel resort Kusuma ini adalah warna-warna alam yang condong ke warna coklat, cream, peach, dan putih. Komposisi warna ini membuat suasana hotel tampak natural.
Gambar 4 : Konsep lantai area lobi yang menggunakan material keramik marmer. Gambar 2 : Komposisi warna yang digunakan. c. Konsep Material Material yang digunakan adalah hasil olahan material alam, seperti furnitur yang banyak menggunakan kayu jati dan rotan finishing politur netral sehingga tetap mempelihatkan tekstur aslinya, pada lantai menggunakan perket, pada dinding menggunakan batu alam paras. d. Konsep dinding Sebagian besar desain dinding yang diajukan adalah dinding difinish dengan cat emulsion warna putih, pada bagian tertentu dinding didesain dengan ditempel batu alam. Pada desain hotel ini pemasangan batu paras mengombinasikan pola tersebut
Gambar 5 : Konsep lantai area standart room menggunakan lantai parket.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) V.
4 DESAIN AKHIR
a. Ruang terpilih 1 : area lobi. 1. Layout area lobi.
Gambar 6 : Konsep lantai area cafe yang menggunakan material batu alam dan disisipi striplight.
g. Konsep Pencahayaan Dalam konsep pencahayaan digunakan dua macam pencahayaan, yaitu alami dan buatan. Pencahayaan didapatkan dari hasil konsep ruangan yang terbuka dan bukaan yang besar sehingga memungkinkan banyak cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan, Untuk cahaya buatan dicapai dengan menggunakan lampu downlight, hidden light/covelight, dan beberapa lampu spot light yang menyorot bagian tertentu ( elemen estetika ) dimana perpaduan lampu-lampu tersebut menciptakan nuansa yang elegan dan mewah. h. Konsep Penghawaan Konsep penghawaan yang dipakai pada hotel resort Kusuma adalah penghawaan alami, namun karena hotel resort Kusuma merupakan hotel bintang 4 yang selalu menjaga kualitas kenyamanan setiap ruangan yang ada di hotel. Maka penggunaan penghawaan buatan diadakan untuk menjaga kondusifitas kenyamanan thermal ruangan. Penghawaan buatan ini dicapai dengan pengadaan AC dan exhaust fan. i. Konsep Fire Protection Karena pada bangunan hotel terdapat beberapa ruangan yang berpotensi menimbulakan kebakaran seperti restoran, dan cafe maka membutuhkan adanya sistem pemadam kebakaran dalam bangunan berupa sprinkler. Alat ini menggunakan detektor suhu dan panas yang memicu keluarnya air dari ujung sprinkler. Distribusi air sprinkler melalui pipa khusus dengan interval jarak antar sprinkler sekitar 4-5 m. j. Konsep Komunikasi Sistem Komunikasi menggunakan : • Pada kantor pengelola menggunakan telepon dan intercom. • Komunikasi intern menggunakan mikrofon dan speaker yang disebar didalam bangunan yang dikontrol dari ruang informasi. • Untuk area kamar disediakan telepon yang menggunakan sistem PABX (hanya untuk lokal saja) k. Konsep Sistim Keamanan Untuk mengantisipasi adanya kriminalitas yang terjadi di dalam hotel. Maka perlu adanya pemasangan alat keamanan berupa kamera cctv yang dilengkapi dengan alarm.
Gambar 7 : Denah furnitur ruang terpilih 1, area lobi. Area lobi terdiri dari security pit, recepsionis, kantor manajerial, area simpan dokumen, area duduk pengunjung dan toilet yang digunakan pengunjung serta staff. 2. Desain akhir area lobi.
Gambar 8 : Gambar perspektif keseluruhan area lobi.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
Sebagai ruangan yang menjadi penerimaan pengunjung, ruangan ini menjadi ruangan pertama yang akan dilihat dan dirasakan oleh tamu pengunjung / pengguna ruangan, sehinga first impression daripada desain interior keseluruhan bangunan ini sangat penting untuk ditampilkan disini. Area lobi ini didesain dengan konsep neo vernakular budaya jawa dengan nuansa kerajaan majapahit dan pedesaan yang ditampilkan dengan gaya modern dan elegan. Konsep budaya Jawa diaplikasikan pada arsitektur lobi yang merupakan pengembangan rumah joglo. Konsep budaya jawa yang diaplikasikan untuk elemen interiornya dengan mengambil bentukan tumpang sari yang diaplikasikan pada ceiling utama lobi. Pemilihan material banyak mempengaruhi nuansa yang tercipta di lobi ini. Material lantai marmer dan dinding polos yang dicat putih gading menciptakan kesan elegan. Pemilihan material kayu jati yang difinish politur netral memberikan nuansa natural sehingga terasa dekat dengan lingkungan sekitarnya. Nuansa Majapahit dicapai melalui pengembangan bentuk candi peninggalan kerajaan Majapahit yang diaplikasikan pada dinding panil dan partisi pada lobi hotel. b. Ruang terpilih 2 : area cafe. 1. Layout area cafe.
5
Gambar 10 : Gambar perspektif area cafe. Area cafe ini didesain dengan konsep yang sama dengan area lobi, bagian lantai didesain dengan material batu paras finishing coating sehingga lebih mudah untuk maintenance. Pada bagian tertentu terdapat striplight, hal ini merupakan pengembangan konsep neo vernakular yang membawa pengaruh nuansa modern pada interior lobi dan cafe. c. Ruang terpilih 3 : area standart room. 1. Layout area kamar standart room.
Gambar 11 : Denah furnitur ruang terpilih 3, area kamar standart room. Gambar 9 : Denah furnitur ruang terpilih 2, area cafe. Area cafe terdiri dari area makan dengan layout yang beragam, yang pertama area makan yang terdiri dari 4 kursi 1 coffee table yang kedua area makan dengan layout banquet. 2. Desain akhir area cafe.
Area kamar standart room ini terdiri dari area duduk, 2 twin bed, nakas, lemari wardrobe, cabinet tv, meja rias. Selain itu kamar juga difasilitasi teras dan kamar mandi dengan 1 unit shower tray, cabinet wastafel, dan closet. 2. Desain akhir kamar standart room.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)
6
suasana yang ikonik dan membedakan hotel resort ini dengan hotel resort lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH [1] Kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, rizqi dan kekuatan serta segala yang telah dikaruniakan kepada saya dan orang – orang yang saya cintai dan hormati. Ibu saya dan Ayah saya. Aria Weny Anggraita, ST, M.MT selaku dosem pembimbing, Anggri Indraprasti, S.Sn, M.Ds selaku dosen pembimbing dan koordinator tugas akhir. Firman Hawari S.Sn, M.Ds dan Anggra Ayu Rucitra, ST, M.MT selaku dosen penguji. Seluruh dosen Interior, bu Nanik, Pak Thomas, Pak Budi, Bu Susy, Pak Pras, Pak Mahendra, Pak Adi, Bu Anna, Terima kasih banyak.
Gambar 12 : Gambar perspektif kamar tidur dan toilet standart room.
VI.
KESIMPULAN/RINGKASAN
Desain Interior Hotel Resort Kusuma Berkonsep Neo Vernakular Budaya Jawa Dengan Nuansa Kerajaan Majapahit dan Pedesaan adalah sebuah alternatif desain interior yang dibuat sebagai masukan dan saran pada hotel resort Kusuma. Konsep yang diajukan pada perancangan ini adalah bagaimana mendesain sebuah hotel resort yang mampu menjadi tujuan utama wisatawan untuk menginap dan merasakan sensasi beristirahat pada gubahan interior yang menarik. Hotel resort memiliki karakteristik yang signifikan dibandingkan dengan jenis-jenis hotel lainnya secara suasana dan arsitekturalnya. Hal inilah yang menggiring penulis untuk memilih tema yang tepat yaitu budaya Jawa yang ditampilkan dengan konsep neo vernakular dan dipadukan dengan nuansa kerajaan Majapahit dan pedesaan. Konsep budaya Jawa diperkuat dengan pengembangan desain rumah joglo sebagai arsitekturalnya, dilengkapi dengan komponen interiornya seperti tumpang sari, saka guru, gebyok, jendela khas Jawa sebagai pemanis ruangan pada desain interior. Konsep neo vernakular dipilih untuk mengkombinasikan gaya tradisional dengan gaya modern sehingga lahir gaya yang menarik dimana terdapat perpaduan unsur lighting dan material stainless steel dengan material alam seperti batu paras, kayu jati, bambu dan rotan. Untuk menciptakan karakteristik yang kuat, nuansa kerajaan Majapahit dan pedesaan dikembangkan menjadi pembentuk
DAFTAR PUSTAKA [1] http://www.psikologizone.com/masyarakat-kota-lebihmudah-stres/065112466 [2] Dirjen Pariwisata, Penyempurnaan Kriteria Klasifikasi Hotel, Jakarta, 1995 [3] Sihite, Richard, S.Sos, Hotel Management, Jakarta, 2000 [4] Kep. Men. Kebudayaan dan Pariwisata No. KM.3/HK 001/MKP.02 tentang Penggolongan Kelas Hotel, Jakarta, 2002 [5] Dirjen Pariwisata, Pariwisata Tanah Air Indonesia, November, 1988 [6] jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/61/53 [7] A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974 [8] Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Desgn and Refubishment, Watson-Guptil Publication Ltd, [9] Manuel-Bovy Boid dan Fred Lawson, Tourism and Recreation Development, The Architecture Ltd, London, 1977,h