DESAIN INTERIOR HOTEL KEMAJUAN SURABAYA SEBAGAI BUTIK HOTEL DENGAN NUANSA BUDAYA ARAB DAN CINA Elisa Suharto Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK Keberadaan bangunan cagar budaya di Surabaya saat ini digunakan sebagai objek pariwisata sejarah oleh pemerintah kota. Kebutuhan akomodasi hotel di Surabaya yang masih di dominasi oleh kehadiran hotel berbintang menjadi peluang untuk hadirnya butik hotel yang menawarkan sebuah konsep yang unik bagi konsumen. Dengan membawa sebuah cerita dalam desain interior hotel yang merupakan bangunan bersejarah, pengunjung akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang konsep tersebut. Konsep desain yang mengusung budaya Arab dan Cina diambil dari keberagaman etnis yang menetap di Surabaya. Aplikasi koleksi furniture dan elemen estetis antik merupakan penguatan konsep butik yang terbatas dan eksklusif. ABSTRACT Heritages building in Surabaya are a potential tourism object that developed by the city government. Accommodation in Surabaya still dominated by common concept hotel open market chance for a boutique hotel that bring a unique concept. With a story behind the interior design, and the historical building as the existing
object, consumer will get experience and knowledge about the history. The concept that exposing Arabic and Chinese culture are inspired from variety of ethnic that live in Surabaya. The application of antique furniture and decoration are chosen to bold the concept of boutique hotel that should reflect exclusivity and limited.
KEYWORD Hotel, Interior hotel, boutique hotel, Arab Cina
PENDAHULUAN Latar Belakang Untuk menguatkan potensi dan nilai nilai sejarah yang dimiliki Kota Surabaya dan Hotel Kemajuan, konsep desain interior dengan perpaduan nuansa Arab dan Cina. Pemikiran atas pilihan konsep ini berdasarkan pada sejarah kota dan lokasi hotel yang terletak di antara kedua daerah pemukiman warga keturunan Arab dan Cina. Diharapkan dengan diangkatnya konsep ini dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan baik dari dalam maupun luar negri yang berwisata sejarah di Surabaya. Serta sebagai bentuk keanekaragaman dan kerukunan berbagai suku bangsa yang ada di Surabaya. Tujuan Untuk menguatkan potensi dan nilai nilai sejarah yang dimiliki Kota Surabaya dan Hotel Kemajuan, konsep desain interior dengan perpaduan nuansa Arab dan Cina. Pemikiran atas pilihan konsep ini berdasarkan pada sejarah kota dan lokasi hotel yang terletak di antara kedua daerah pemukiman warga keturunan Arab dan Cina. Diharapkan dengan diangkatnya konsep ini dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan baik dari dalam maupun luar negri yang berwisata sejarah di Surabaya. Serta sebagai bentuk keanekaragaman dan kerukunan berbagai suku bangsa yang ada di Surabaya. Masalah Renovasi pada bangunan dan interior Hotel Kemajuan membuat karakter asli hotel berkurang dengan penggunaan material dan desain yang dilakukan hanya dengan pertimbangan fungsional. Desain interior hotel tidak memenuhi standart kenyamanan pengunjung dengan keterbatasan fasilitas yang diberikan. Suasana hotel tidak memiliki konsep desain yang jelas. Desain interior hotel belum memanfaatkan dengan baik potensi yang dimiliki bangunan kolonial yang memiliki pengelolaan termal dan space yang baik. Organisasi ruang yang kurang efektif, peletakan resepsionis dan area mandi yang tidak terkonsep.
PEMBAHASAN
Konsep Makro Konsep yang dipilih adalah nuansa budaya Arab dan Cina yang merupakan dua etnis pendatang yang banyak ada di kota Surabaya. Dimaksudkan untuk menunjukan keanekaragaman budaya yang dimiliki kota Surabaya dan juga sebagai nuansa baru yang dapat dinikmati wisatawan. Bangunan hotel yang termasuk bangunan cagar budaya juga membawa cerita bagi pengunjung. Untuk itu elemenelemen yang ditambahkan dalam desain untuk menunjang cerita kota Surabaya lama tersebut serta nuansa butik hotel antara lain: · Foto-foto kota Surabaya lama, khususnya daerah Ampel dan Kembang Jepun sebagai benda pajang yang bercerita. · Furnitur dan benda-benda antik Cina · Elemen – elemen desain yang menggambarkan kegiatan dagang kedua etnis seperti kotak obat Cina, botol parfum Arab, karpet Persia, guci Cina, dll · Bentuk dan elemen asli bangunan dipertahankan seperti pintu, jendela dan lantai kayu serta tangga agar pengunjung dapat merasakan seperti apakah hotel pada jaman dahulu. Untuk refensi perpaduan dua budaya yang berbeda ini digunakan refensi dari budaya di provinsi XinJiang Cina yang secara alami mengalami akulturasi budaya Arab dan Cina akibat dari fenomena perdagangan kuno Jalan Sutra. Di XinJiang penduduknya menggunakan kebiasaan penduduk Cina pada kehidupannya seperti minum teh, makan nasi, dan lain-lain. Namun mereka juga menerapkan budaya Arab seperti berburu dengan burung Elang, Unta sebagai transportasi, seta makan roti. Elemen desain arsitekturnya juga terakulturasi seperti pintu masuk yang khas Cina dengan logam-logam dekoratif namun juga ukiran khas Arab. Elemen lain seperti kerajinan, musik, baju adat, tarian juga mengalami akulturasi, untuk itu kebudayaan XinJiang menjadi refensi desain dalam menciptakan feel. Konsep Pembagian Ruang Terjadi beberapa perubahan dalam penataan ruang bangunan asli dikarenakan penempatan kamar mandi di dalam setiap kamar tidur demi memenuhi standart internasional hotel. Selain itu adanya beberapa fasilitas tambahan mengurangi jumlah kamar tidur serta mengembalikan bentuk bangunan ke aslinya saat dibangun pada tahun 1928 yaitu menghilangkan area jemur, kamar-kamar pada bagian belakang bangunan. Kamar mandi yang masuk ke dalam kamar membutuhkan space sedangkan kamar tidak cukup luas. Untuk itu ketinggian kamar dimanfaatkan menjadi mezzanine sehingga bagian atas dapat digunakan untuk area tidur dan bawah untuk area mandi. Untuk itu konsep pembagian ketinggian kamar mandi dan kamr tidur perlu diperhitungkan dengan seksama. Konsep Sirkulasi Pengguna Sirkulasi pengguna dibagi menjadi dua yaitu pengunjung dan staff. Sirkulasi staff dibuatlah pintu belakang agar tidak mengganggu pengunjung, selain itu pintu belakang juga sebagai tempat masuknya suplai barang kebutuhan hotel. Pintu belakang, kantor, kamar mandi karyawan perlu ditambahkan. Untuk sirkulasi pengunjung tamu yang tidak menginap di hotel disediakan kamar mandi umum yang dapat diakses tamu pengunjung hotel. Letaknya tidak terlalu jauh dari lobby agar tidak mudah mengakses ke kamar tidur yang merupakan area yang lebih private. Taman hotel dapat disewakan untuk acara pernikahan dengan skala kecil – menengah untuk itu penambahan ruang buffe dapat menjadi area makan. Sistem pesta yang ditawarkan semi outdoor. Apabila ada tamu yang menginap di hotel tidak terganggu acara pesta karena kamar di lantai 2 dapat langsung diakses dari lobby. Untuk tetap memenuhi kebutuhan pengunjung di lantai 2 dibuatlah taman di lantai 2
juga area duduk dan minum berupa mini bar. Terdapat juga lounge outdoor untuk bersantai dan menghisap Shisha. Konsep Mikro Dibagi dalam dua kategori pembentuk suasana dan pembentuk ruang interior. Elemen Pembentuk Suasana Meliputi pemilihan warna dan lighting Konsep Warna Masing-masing warna memiliki makna filosofis masing-masing dalam kebudayaan Arab dan Cina. Warna – warna yang digunakan umumnya berasal dari batu mulia, pigment warna seperti getah pohon, bahan tambang dan lain-lain. - Warna merah bagi budaya Cina : kebahagiaan, cinta, perayaan. - Warna hitam : banyak digunakan dari lacquer biasanya digunakan untuk mencat furniture kerajaan. - Warna biru pirus : dari batu Pirus Persia yang terkenal - Warna biru Cobalt : banyak digunakan untuk pewarna keramik Cina - Warna biru Indigo : memiliki kesan glamor dan misterius - Warna hijau Jade : berasal dari baju Jade atau Giok dari Cina - Warna emas : banyak digunakan untuk pakaian kaisar Cina dan peralatan makan minum Arab - Warna perunggu : banyak digunakan untuk peralatan makan minum serta hiasan lain - Warna coklat : memberi nuansa hangat Selain filososi warna memiliki aspek psikologis, untuk itu warna yang dipilih di dominasi oleh warna hangat dari elemen kayu untuk relaksasi dengan warna dingin sebagai aksentuasi. Konsep Pencahayaan Buatan a. Task lighting Konsep yang dipilih untuk lighting adalah yang menciptakan nuansa hangat dan romantis. Efek cahaya untuk kesan dramatis seperti efek wall washer dan spot light juga digunakan untuk menguatkan suasana. Pencahayaan menggunakan task lighting atau pencahayaan local untuk kesan dramatis. Untuk kamar tidur lighting dapat diatur menggunakan dimmer untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang diinginkan. Untuk area-area yang lebih public pecahayaan local ditempatkan pada area-area aktifitas seperti area duduk, bar, meja makan dan lain-lain. b. Accent lighting Pada elemen dekoratif dan rak lemari menggunakan accent lighting dengan accent spots, mini-lights, dan compact atau linear fluorescent light untuk menonjolkan benda yang berada pad arak atau benda pajang dan lukisan. 82 c. Decorative Lighting Pencahayaan yang digunakan tidak untuk penerangan namun untuk hiasan seperti memberi efek menonjol pada cekungan, efek timbul pada sudut dan lain-lain. Decorative lighting akan banyak diaplikasikan pada lentera dan lampion antik Arab dan Cina yang dapat memberi pendaran yang termotif sesuai dengan pola pada lentera dan memberi efek motif pada dinding serta benda yang terpapar cahaya dan bayangannya. Konsep Pencahayaan Alami Pencahayaan alami di dapat dari bukaan-bukaan jendela yang terdapat pada eksisting. Keberadaan taman di tengah bangunan memberi area terbuka dan suplai
cahaya bagi setiap ruangan. Namun dapat ditambahkan konsep skylight pada bangunan lantai 2 dengan mengganti beberapa genting dengan genting kaca dan memberi jalan cahaya pada plafon. Pada bangunan lantai satu pencahayaan alami dimanfaatkan sebaik mungkin dengan mempertahankan bukaan jendela yang besar dan tinggi. Elemen Pembentuk Ruang Konsep Lantai a. Material Untuk lantai menggunakan beberapa material yang mudah di dapat di Indonesia namun tetap memberikan nuansa budaya Arab dan Cina. Bahan seperti parket bamboo dipilih karena bersifat lebih ramah lingkungan dan membawa ciri khas Cina sebagai negara yang banyak menggunakan bamboo. Lantai marmer dipilih untuk memberi kesan mewah dan dingin dan di aplikasikan sebagai pengganti ubin kamar tidur yang sudah usang. Lantai batu atau slate juga digunakan untuk area yang lebih terbuka atau area yang sirkulasinya tinggi. Lantai pada area lounge di atas lobby yang menggunakan kayu tidak diubah karena merupakan peninggalan cagar budaya yang sudah langka dan dilindungi. Lantai pada area lounge hany diperkuat dengan menambah struktur di bawahnya sehingga mampu menahan beban yang lebih berat. Struktur ini akan di tutupi oleh plafon pada lobby. b. Warna dan Pola Lantai dengan motif khas Moroko dengan pola-pola geomteris digunakan pada areaarea jalan umum seperti hallway dan lobby. Warna medium nya menggunakan warna-warna natural seperti abu-abu, hitam dan krem sebagai penyeimbang agar tidak terlalu terkesan penuh dengan pola. Warna ubin yang dipakai meski bermacam-macam namun dipilih agar menajdi satu kesatuan yaitu dengan nuansa biru atau hijau tosca, sesuai dengan mosaic yang ada di eksisting hotel. Warna mosaic pada lobby adalah hijau kebiruan yang akan menjadi warna panduan dalam memilih mosaic pada ruangan lainnya. Konsep Dinding Dinding akan diisi dengan panel kayu digunakan untuk menyelaraskan keberadaan tangga kayu yang ada di lobby dan lounge. Untuk itu pada panel kayu agar tidak terkesan eropa diberi ukiran khas Arab. Sandstone digunakan pada area yang lebih terbuka seperti taman dan lounge outdoor. Sedangkan mosaic digunakan sebagai aksentuasi pada dinding yaitu sebagai plint. Pada kamar tidur yang dekat dengan jalan dindingnya ditambah dengan acoustic panel untuk mengurangi kebisingan dari jalan raya agar pengunjung dapat beristirahat dengan tenang. Untuk kebisingan ini pada turis asing sangat sensitive untuk itu selain dinding pada plafon juga akan diberi lapisan akustik peredam suara. Konsep Plafon Plafon pada kamar tidur ditambahkan panel akustik untuk mengurangi kebisingan yang masuk. Setelah itu ditutup dengan lumbersering atau ornament gypsum. Sebagai elemen dekoratif menggunakan permainan ornament gypsum dengan polapola Arabic yang kemudian di cat dengan warna-warna emas, coklat dan biru atau hijau. Warna emas untuk kesan mewah dan warna biru atau hijau sebagai penyesuai dengan elemen interior lain seperti lantai dan dinding. Elemen Pengisi Ruang
Konsep untuk elemen pengisi ruang meliputi konsep furniture, elemen dekoratif (ukiran, wallpanel, dan lain-lain) dan soft furnishing seperti tirai, bed set, dan dekorasi ruangan seperti guci antik Cina, tanaman, patung, lukisan, serta pajangan antik lainnya seperti baju adat, dan lain-lain. Konsep Furniture Furniture yang dipakai adalah furniture antik Cina dan Arab seperti kursi, meja, lampu, tempat tidur, dan lemari. Untuk mendapatkan furniture ini dipesan pada kolektor barang antik di daerah Surabaya, Malang, Tegal serta daerah lainnya. Furniture Cina lebih mudah di dapat di Indonesia sehingga penggunaan furn iture Cina lebih banyak disbanding furniture Arab. Dengan pertimbangan ini elemen pembentuk ruangan lain seperti lantai dinding dan plafon lebih banyak di dominasi oleh unsur Arab karena furniture di dominasi oleh furniture Cina. Material furniture dipilih yang dari kayu jati untuk memberi kesan hangat dan kokoh. Dan kayu cemara yang banyak digunakan di Arab karena bau nya yang khas. Konsep Elemen Ruangan Dekoratif Elemen dekoratif seperti ukiran atau wall carving, dan wood carving dipilih untuk mendekor dinding. Ukiran arabesque dikerjakan oleh pengerajin di Malang dan di pesan secara custom. Konsep Soft Furnishing Warna yang dipilih untuk soft furnishing adalah warna-warna gelap dengan kesan glamor seperti coklat, merah maroon, emas, biru indigo, hijau tua, dan hitam. Material yang dipilih juga yang bersifat berat dan tebal untuk menguatkan kesan glamor. Konsep Benda-benda Dekorasi Benda dekorasi seperti guci antik, karpet antik, pintu antik, baju adar, dan lukisanlukisan untuk memperkuat suasana Arab dan Cina. Pemilihan warna dipilih yang memiliki kesan rustic atau kuno sebagai benang merah konsep. Kesan kuno tersebut agar tidak terlihat kusam diberi treatment pencahayaan accent lighting untuk mengangkat tekstur dan bentuk antiknya.
Konsep Penghawaan Bentuk bangunan dan lokasi hotel memiliki pengaruh yang sangat penting dalam penghawaan. Eksisting hotel dengan bukaan besar pada hallway dan posisi hotel yang terletak di pinggir jalan raya dengan aktivitas transportasi yang padat membuat hotel rawan debu dan polusi. Keberadaan taman di tengah bangunan banyak membantu namun juga menjadi potensi masuknya debu. Eksisting bangunan kolonial sebenarnya telah memberi banyak keuntungan dengan dinding tebal dan atap tinggi, bangunan ini memiliki suhu interior yang cukup nyaman. Untuk itu penghawaan buatan tidak terlalu banyak diperlukan. Temperatur udara harus tetap nyaman untuk itu diperlukan tambahan pengatur udara seperti air conditioner. Agar dingin tidak lepas melalui bukaan-bukaan besar tersebut peletakan air conditioner berada di daerah yang banyak dilalui orang saja sehingga dingin tidak perlu meliputi seluruh ruangan. Untuk itu ditambahkan air curtain pada bukaan besar yang menghadap ke jalan raya dan kipas angin diganti dengan air conditioner. Selain itu air curtain juga berfungsi sebagai perangkap dingin sehingga kinerja AC dapat lebih maksimal. Blower AC akan merusak estetika untuk itu digunakan AC inverter dengan multi split blower yang memungkin satu blower untuk beberapa AC. Semua saluran pipa dan kabel melewati atas plafon untuk itu plafon dibuat sedikit lebih rendah dari eksisting sekarang.
Tampilan AC di dalam ruangan akan merusak suasana untuk itu dibuat kotak dari kayu dengan ukiran khas Oriental atau Arabic untuk penutup yang dapat dibuka. Panel kayu ini dilapisi resin untuk mencegah basah air yang di keluarkan AC tidak merusak kayu atau membuatnya busuk. Denah terpilih merupakan gabungan layout dan sirkulasi dari ketiga alternative. Kamar tidur di lantai 2 dibuat dengan system mezzanine tanpa lorong dengan pertimbangan plumbing dan AC melewati plafon yang dibuat drop ceiling. Lebih menghemat ruang dan tetap mengakomodasi kebutuhan. Area belakang menjadi mushola da ruang duduk outdoor untuk menikmati shisha di udara terbuka sehingga tidak perlu penyedot asap. Ruang Terpilih Untuk ruang terpilih dipilih ruangan yang paling banyak di lewati dan paling banyak ingin dilihat orang saat melihat brosur atau iklan hotel. Ruangan-ruangan tersebut antara lain adalah lobby, lounge, dan kamar tidur. Desain Lobby Plafon menggunakan ornament dari gypsum dengan bentuk bintang geometris khas Arab. Pada lantai menggunakan lantai slate atau batu dengan motif hitam dan putih khas Maroko. Juga panel kayu yang dibuat untuk menyeimbangkan keberadaan tangga kayu dengan ditambah motif ukiran berbentuk kubah. Penempatan guci antik sebagai elemen dekorasi juga meja di tengah ruangan yang mana pada bagian tengah meja adalah guci antik Cina tipe Blue Raja. Pada dinding diletakkan foto-foto Surabaya lama khususnya daerah Ampel dan Kembang Jepun untuk memberi suatu cerita kepada pengunjung. Warna gelap dipilih untuk membedakan atmosfer ruangan dengan jalan dan taman di luar bangunan. Untuk memunculkan kesan tersendiri saat pengunjung memasuki ruangan. Untuk mengimbangi warna ruangan yang gelap digunakan accent lamp yang menyorot area-area tertentu untuk menciptakan highlight. Penataan furniture yang tidak dibuat built in untuk memberi kesempatan pada hotel ini untuk menata atau mengganti beberapa furniture untuk regenerasi desain secara berkala dengan biaya yang lebih murah. Karpet merah dipasang di lantai dengan bentuk dan ukuran custom untuk memberi nuansa mewah kepada pengunjung. Karpet memiliki garis tepi berwarna biru kontras dengan merah dan detail motif Persia. Bentuk karpet yang mengikuti bentuk ruangan untuk menciptakan border dan path bagi pengunjung. Kaca jendela dibuat kaca patri dengan kaca warna gradasi hijau sesuai dengan warna dinding. Pintu dan tangga diwarna dengan warna asli kayu yang mengekpose serat asli kayunya yaitu menggunakan cat pelitur. Pijakan tangga dilapisi karet untuk mencegah terpeleset dan meredam bunyi saat dipijak. Diletakkan dua sofa untuk mengakomodasi tamu yang menunggu untuk duduk atau tamu dari pengunjung yang menginap. Bentuk sofa yang tegas selaras dengan bentuk geometris pada plafon ruangan. Tanaman diletakkan dalam ruangan untuk menyegarkan suasana. Tanaman ini dapat diganti dengan rangkaian bunga sebagai penyambut tamu yang datang. Desain Lounge Lounge memiliki eksisting lantai dari kayu antik yang telah diputuskan untuk dipertahankan dengan penambahan struktur dibawahnya untuk penguat. Warna dinding lounge dibuat sama dengan lobby untuk menciptakan keharmonisan antar ruang. Separuh dinding juga dilapisi kayu dengan profil yang sama dengan area lobby. Keberadaan lantai kayu membuat ruangan ini menjadi hangat, untuk itu pemilihan furniture dari kayu digunakan untuk menciptakan suasana tradisional.
Peletakan furniture memberi alur sirkulasi pengunjung di tengah ruangan untuk memberi kenyamanan pada orang yang duduk di kursi dengan posisi dekat dengan dinding. Posisi ini membuat orang lebih merasa terlindungi saat duduk disbanding dengan posisi sirkulasi yang melingkari area duduk. Selain itu sisi sebaliknya dapat dijadikan area dengan service lain seperti mini bar. Bentuk furniture dan dekoratif yang dipilih adalah furniture antik Cina dengan sebuah sofa yang memiliki bentuk curvy yang terinspirasi dari bentukan arabes. Pintu antik cina dengan ornament khas nya dipilih untuk mengisi salah satu sisi dinding. Bentuk lemari bar terinspirasi dari peti harta antik Cina dengan bentuk persegi dan engsel serta knob emas atau kuningan. Detail engsel dan knob memiliki bentuk tradisional Cina menjadi aksentuasi dari lemari yang akan digunakan untuk meletakkan aneka botol minuman berbagai bentuk. Botol minuman tersebut dibeli dari Timur Tengah dengan bentuk khas lengkung arabes. Plafon dibuat dari balok kayu yang disusun berjajar. Balok kayu ini hanya di vernis dan terlihat seratnya seperti plafon yang banyak digunakan oleh rumah tradisional di Timur Tengah. Dome di tengah ruangan merupakan skylight untuk menerangi bagian tengah ruangan pada siang hari sehingga tidak perlu pencahayaan buatan saat siang. Dome dibuat karena lantai, dinding dan plafon ruangan ini berwarna gelap sehingga cahaya yang masuk dari bukaan yang ada tidak menerangi bagian tengah ruang. Selain itu skylight ini juga dapat mengurangi kelembapan ruangan mengingat lantai ruangan terbuat dari kayu. Skylight ini menggunakan kaca grafir dengan teknik patri berbentuk ornament Arab agar cahaya yang masuk tidak terlalu silau. Pada setiap bukaan atau doorway dipasang ornament melengkung dengan detail kotak-kotak mengadopsi bentuk pintu dan jendela Arab yang terinsiprasi dari bentuk kubah. Tipe pencahayaan downlight dengan tipe cahaya local memberi efek dramatis. Pada sisi yang dekat dengan jalan raya dibuat dudukan berupa benches panjang yang dapat digunakan pengunjung untuk duduk bersantai sambil melihat aktifitas masyarakat sekitar. Disediakan meja kecil untuk meletakkan gelas minuman, bentuk meja ini terinspirasi dari budaya Cina yang meletakkan meja pendek di atas tempat tidur atau kursi untuk meletakkan gelas the atau piring cemilan. Desain Ruang Tidur Tipe Standart Ruang tidur tipe ini bentuknya hamper persegi dan sempit untuk itu ketinggian plafon yang menunjang membuat kamar ini dibuat menjadi mezzanine. Dibuat dengan nuansa yang lebih ringan dan terang karena ruangan yang sempit dan untuk memberi kenyamanan saat tidur. Desainnya tidak terlalu dominan kuat dan lebih modern untuk menyesuaikan dengan selera pengunjung dari luar negri. Kegiatan di kamar tidur menjadi lebih private untuk itu desain bermain dalam zona ytang lebih aman namun tetap memberikan nuansa Cina dan sedikit sentuhan Arab. Lebih dominan dengan gaya Cina untuk menyeimbangkan dengan ruangan lain yang lebih dominan Arab. Penggunaan parket bamboo yang ramah lingkungan dan khas Cina ini untuk memberi nuansa hangat dan nyaman pada pengunjung. Tempat tidur dibuat rendah karena telah berada di atas mezzanine. Kanopi atau kelambu khas kamar tidur Timur Tengah dipasang pada tempat tidur untuk memberi nuansa yang lebih unik. Bentuk ornament Cina pada dinding adalah jendela semu dengan stop kontak dan tombol pengatur lampu. Dibelakang ornament ini dipasang lampu dan di sekat dengan kaca grafir untuk memberi kesan adanya ruang lain dibaliknya. Plafon lumbersering sebagai pencipta atmosfer yang hangat dan menyerupai area lounge. Pada bagian bawah mezzanine digunakan sebagai kamar mandi. Kamar mandi ini ditutup dengan partisi pintu antik Cina dengan system folding door yang dapat
dibuka semua apabila ingin suasana yang lebih lega. Kamar mandi shower tanpa bathtub untuk menghemat ruang. Diletakkan kursi dan meja untuk meletakkan barang dan duduk bersantai. Kaca besar dengan posisi melintang antara tingkat mezzanine untuk menyeimbangi kehadiran jendela yang besar pada bagian dinding depan. Selain itu juga sebagai komposisi bentuk mezzanine ruangan yang vertical. Lentera Arab dengan karpet Persia ditambahkan sebagai sentuhan nuansa dalam detail. Terdapat strip light di mezzanine dengan cahaya lembut sebagai lampu tidur yang dapat memberikan terang kepada kedua sisi ruangan dengan intensitas sedang hingga rendah.
DAFTAR RUJUKAN