PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VLAN PADA PT. INTIKOM BERLIAN MUSTIKA 1
M Kautsar Emeraldy, 2Nugraha Abdillah, 3Thamrin Widaya Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jl. Kebun Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11480
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa jaringan yang sedang berjalan, membuat topologi baru berdasarkan hasil analisis data dan mengimplementasi Virtual Local Area Network pada PT. Intikom Berlian Mustika. Manfaat dari penerapan VLAN yaitu dapat meningkatkan kinerja jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian Mustika. Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah metode analisis (wawancara, observasi dan analisis) dan metode perancangan dengan menganalisis jaringan komputer yang sedang berjalan, perancangan jaringan komputer yang baru, implementasi jaringan komputer yang baru, dan melakukan testing pada jaringan baru tersebut. Hasil yang dicapai berupa implementasi VLAN yang dapat membantu mengurangi broadcast storm yang terjadi pada jaringan komputer yang sedang berjalan. Simpulan dari penulisan tugas akhir ini adalah implementasi jaringan komputer berbasis VLAN dapat meningkatkan performa, efisiensi dan keamanan jaringan. (MNT) Kata Kunci Analisis, perancangan, implementasi, jaringan komputer, VLAN
PENDAHULUAN PT. Intikom Berlian Mustika didirikan pada bulan April 1990. PT. Intikom Berlian Mustika bekerja dalam kemitraan dengan perusahaan terkemuka di dunia untuk menyediakan berbagai komprehensif layanan TI dan produk untuk basis klien yang luas. Layanan dan produk utamanya adalah konsultasi, software kustomisasi & bantuan implementasi, pendidikan & pelatihan, software dan hardware, integrasi sistem, ecommerce, jaringan dan pemeliharaan. Intikom mengintegrasikan orang, proses dan teknologi untuk memberikan solusi inovatif dan dapat diandalkan untuk kedua sector swasta dan sektor pemerintah. Seiring dengan majunya teknologi informasi, metoda kerja menjadi lebih modern sehingga dapat meningkatkan efektifitas pekerjaan. Saat ini metoda kerja yang ada tidak terlepas dari keberadaan perangkat keras seperti komputer, printer, scanner, dan sebagainya. Perangkat- perangkat keras yang ada dihubungkan oleh jaringan komputer yang berfungsi sebagai sarana komunikasi data. Komunikasi data memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan proses alur kerja secara keseluruhan. Setiap divisi memiliki peranan masing-masing yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Keberadaan jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika dinilai kurang efektif karena pada jaringan kantor PT. Intikom Berlian Mustika semua port switch akan meneruskan broadcast frame dari switch ke switch yang tidak pernah berhenti. Keadaan seperti ini akan menyebabkan broadcast storm (badai broadcast). Hal ini bisa membuat koneksi jaringan menjadi terputus. Pada jaringan yang berjalan saat ini juga masih menggunakan pengalamatan IP secara static. Kekurangan dari pengalamatan IP secara static yaitu admin harus secara langsung meng-setting setiap device yang terhubung dalam jaringan dan harus memiliki IP cadangan sesuai jumlah host yang ada pada suatu jaringan. Lingkup perancangan yang dilakukan adalah menganalisis jaringan komputer yang sedang berjalan di PT. Intikom Berlian Mustika. Kemudian merancang dan implementasi jaringan VLAN sesuai dengan
hasil analisis data dan kebutuhan dari perusahaan dan tahap yang terakhir adalah membandingkan konektivitas dan kecepatan jaringan komputer lama dengan jaringan komputer yang baru. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kinerja jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian Mustika dengan implementasi jaringan VLAN sesuai dengan hasil analisis data dan kebutuhan dari perusahaan dan implementasi pengalamatan ip user secara dinamis. Manfaat yang diperoleh dari implementasi ini adalah meningkatnya kinerja jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian Mustika sehingga proses pengiriman data menjadi lebih efektif dan mempermudah network administrator dalam mengelola perangkat jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian Mustika.
VLAN VLAN merupakan sekumpulan dari device pada sebuah jaringan LAN yang dikonfigurasi menggunakan management software, sehingga bisa berkomunikasi jika device tersebut terhubung pada kabel yang sama dan dilokasikan pada jumlah segment LAN yang berbeda karena VLAN berdasarkan pada logical connection dari pada physical connection dan VLAN sangat fleksibel. VLAN dapat dipertimbangkan untuk merepresentasikan sebuah broadcast domain. Dalam hal ini berarti transmisi dihasilkan oleh sebuah station pada VLAN diterima oleh station-station yang belum ditentukan oleh kriteria tertentu dalam domain (Gilbert Held, 1997).
Broadcast Storm Suatu broadcast storm terjadi apabila terdapat banyak layer 2 frame broadcast di dalam jaringan, sehingga kondisi ini tentunya dapat menguras seluruh bandwidth yang ada dalam jaringan tersebut. Akibatnya tidak ada lagi bandwidth yang tersedia sehingga traffic komunikasi data dalam jaringan menjadi macet. Broadcast storm sering terjadi pada hub/switch yang dalam topologinya menggunakan redundansi, apabila redundansi diimplementasikan pada hub/switch yang unmanageable maka proses looping dapat terjadi, namun tidak apabila menggunakan switch yang manageable, karena secara default, switch manageable terdapat STP ( Spanning Tree Protokol ) yang mampu mencegah terjadinya proses looping pada topology redundant.
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) telah dirancang untuk memberikan alokasi alamat yang dapat stasis dan dinamis. DHCP didasarkan pada gagasan dari sebuah server khusus yang memberikan alamat IP untuk host.
Spanning Tree Protocol Spanning tree memperbolehkan desain jaringan memiliki redundan link untuk membuat jalur backup otomatis jika sebuah link aktif gagal bekerja, tanpa adanya bahaya dari loop pada bridge/switch. Spanning Tree Protocol dapat menghubungkan banyak bridge/Switch, dan menon-aktifkan links yang tidak termasuk dalam tree, meninggalkan satu jalur aktif antara dua buah jaringan.
Access Control List Access Control list adalah sebuah aplikasi yang menyediakan akses control terhadap paket-paket yang menjembatani di dalam VLAN atau yang diarahkan menuju atau keluar dari VLAN. Access Control list bisa sangat membantu ketika membutuhkan pengontrolan dalam lalu lintas network.
ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
Gambar 1 Topologi Jaringan PT. Intikom Berlian Mustika yang Sedang Berjalan Bagan jaringan PT. Intikom Berlian Mustika terdiri dari beberapa server dan tiga lantai yang terhubung oleh satu jaringan komputer. Jaringan komputer pada gambar 1 merupakan jaringan utama yang digunakan PT. Intikom Berlian Mustika dalam menjalankan proses kerja di perusahaan. Semua lantai terhubung satu dengan lainnya karena merupakan satu kesatuan proses alur kerja pada PT. Intikom Berlian Mustika. Setiap lantai terdiri dari beberapa divisi-divisi yang memiliki tugasnya masing-masing. Sesuai dengan gambar 1, ketiga lantai pada gedung kantor PT. Intikom Berlian Mustika terhubung pada sebuah core switch manageable yang berada pada lantai tiga. Core switch manageable tersebut juga terkoneksi dengan beberapa server sehingga user pada setiap lantai dapat mengakses server. Pada setiap lantai terdapat switch yang digunakan untuk menghubungkan device-device jaringan ke core switch. Lalu lintas data yang ada pada tiap lantai dihubungkan oleh kabel unshielded twisted-pair (UTP) yang terpasang pada tiap-tiap switch antar lantai. Sesuai dengan gambar 1, terdapat redudansi link pada jaringan kantor PT. Intikom Berlian Mustika. Redudansi link tersebut terjadi pada jaringan yang menghubungkan core layer, lantai 1 dan lantai 2. Adanya redudansi link dapat mengakibatkan terjadinya broadcast storm yang dapat menurunkan performa device yang terhubung.
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Perancangan topologi yang baru penulis menggunakan metode top down network design sebagai panduan dalam merancang jaringan baru.
Identifikasi Tujuan dan Kebutuhan Client Ada empat fase dalam mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan konsumen, yaitu : 1. Analisis tujuan bisnis dan hambatannya Proses bisnis yang berjalan pada PT. Intikom Berlian Mustika membutuhkan dukungan jaringan komputer yang baik untuk koordinasi antar tiap divisi sehingga akan mempermudah proses bisnis. Kendala yang dihadapi adalah biaya pengadaan device jaringan komputer yang telah direkomendasikan dan penjadwalan pengerjaan projek yang kurang baik. 2. Analisis tujuan teknis Dengan padatnya proses bisnis yang berjalan, PT. Intikom Berlian Mustika membutuhkan performace jaringan yang baik dan stabil sehingga dapat mengatasi traffic aliran data yang tinggi. 3. Karakteristik jaringan yang ada Jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika terdiri dari tiga lantai yang saling terhubung satu dengan lainnya karena merupakan satu kesatuan proses alur kerja. Setiap lantai terdiri dari beberapa divisi-divisi yang memiliki tugasnya masing-masing. Gambar 3.8 merupakan jaringan komputer yang digunakan PT. Intikom Berlian Mustika dalam menjalankan proses kerja di perusahaan. Pengalamatan device jaringan komputer pada PT. Intikom Berlian mustika menggunakan pengalamatan secara static dan masih dalam satu subnet. 4.
Karakteristik network traffic Berikut ini adalah delay dari jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika : Tabel 1 Rata–rata Delay pada Jaringan yang Sedang Berjalan Ukuran Paket
Max Delay
Min Delay
Round Trip Average
(byte)
(ms)
(ms)
Delay (ms)
1
100
35
7
22
2
500
234
2
71
3
1000
265
15
82
4
2000
180
30
105
5
3000
351
5
109
6
4000
216
24
124
7
5000
502
6
129
8
10000
381
32
178
9
15000
363
21
181
No
Logical Network Design
Ada lima fase dalam mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan konsumen, yaitu : 1.
Membuat desain network topology
Gambar 2 Topologi Jaringan PT. Intikom Berlian Mustika yang Baru Gambar 2 merupakan skema topologi jaringan komputer baru yang diusulkan pada PT. Intikom Berlian Mustika. Dalam gambar 2 menggambarkan susunan topologi secara hierarkial. Dimana terdapat penambahan perangkat yang baru, seperti menambah server TRI untuk divisi FAD, server DHCP, email server dan perangkat access point untuk wireless. Device server dan switch berada dalam satu subnet, namun untuk membedakan pengalamatan, device server menggunakan IP 10.17.44.xxx sedangkan switch menggunakan IP 10.17.45.xxx . Pada topologi jaringan baru diatas, terdapat dua daerah yang memiliki redudansi link yaitu pada jaringan lantai 2 dan jaringan yang menghubungkan core layer, lantai 1 dan lantai 2. Redudansi link ini berfungsi sebagai penyedia jalur cadangan apabila salah satu jalur putus, sehingga ketika salah satu jalur putus maka jalur cadangan akan aktif. Penambahan redudansi link pada jaringan lantai 2 kantor PT. Intikom Berlian Mustika dilakukan karena pertukaran data antara BOD, para manager, divisi keuangan dan divisi sales & marketing dianggap penting. Dengan membuat redudansi link, maka dapat menimbulkan terjadinya broadcast storm. Untuk menangani broadcast storm, maka diterapkan spanning tree protocol (STP). STP memastikan bahwa hanya ada satu jalur logis antara semua tujuan pada jaringan dengan sengaja memblokir jalur berlebihan yang dapat menyebabkan lingkaran (looping). STP akan menentukan port mana yang harus di block sehingga hanya 1 link saja yang aktif dalam satu segment LAN. Hasilnya, frame tetap bisa ditransfer antar komputer tanpa menyebabkan gangguan akibat adanya frame
yang looping tanpa henti di dalam network. Berikut ini adalah potongan konfigurasi STP yang ada pada salah satu switch lantai 2 :
Gambar 3 Konfigurasi STP switch 0202 2.
Membuat desain model untuk pengalamatan dan penamaan Pada fase ini dilakukan IP addressing pada tiap-tiap device yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini adalah skema IP addressing pada tiap divisi yang akan dirancang.
Tabel 2 IP Addressing dan Pengelompokan VLAN
3.
Memilih switching Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam melakukan konfigurasi pada rancangan yang akan dibuat, yaitu antara lain : a) Switch MLS Membuat VLAN di switch MLS Pemberian VLAN ID untuk tiap-tiap lantai Pemberian IP address pada setiap VLAN ID Membuat konfigurasi spanning tree protocol (STP) pada beberapa interface VLAN. Port yang terhubung ke switch lain dikonfigurasi : Trunk encapsulation dot1Q Port mode trunk (terhubung ke switch dan access point) Port model access (terhubung ke end device) Membuat routing table ke default gateway Membuat konfigurasi Access Control List (ACL) b) Switch End Device Pemberian hak akses VLAN ID ke end device. Port yang terhubung ke switch dikonfigurasi : Port mode trunk Membuat spanning tree protocol (STP) pada port switch yang terhubung ke end device. c) Switch distribution Port yang terhubung ke switch dikonfigurasikan :
Trunk encapsulation dot1Q Port mode trunk (terhubung ke switch dan access point) 4. Membangun strategi network security Berikut ini merupakan potongan konfigurasi pembatasan akses untuk keamanan data pada jaringan PT. Intikom Berlian Mustika :
Gambar 4 Konfigurasi Access Control List VLAN 44 Konfigurasi diatas menunjukkan bahwa adanya pembatasan akses dari VLAN 44 untuk mengakses beberapa server. VLAN 44 hanya diizinkan untuk mengakses server DHCP, server firewall, proxy server, dan domain controller. Selain menggunakan VLAN, jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika juga membangun sebuah server yang berfungsi sebagai SEP (Symantec Endpoint Protection) antivirus server. Antivirus ini berfungsi untuk proteksi jaringan baik serangan dari dalam maupun serangan yang berasal dari luar (internet). 5. Membangun strategi network management Dengan menerapkan DHCP pada jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika maka pengalamatan IP dapat dilakukan secara dynamic sehingga memudahkan admin ketika meng-setting setiap device karena tidak perlu secara langsung meng-setting setiap device secara manual.
Gambar 5 Konfigurasi DHCP pada VLAN 11 Gambar 5 merupakan potongan konfigurasi DHCP pada VLAN 11 yang digunakan sebagai penerus fasilitas DHCP ke client dimana DHCP pool nya sudah dikonfigurasi di DHCP server.
Physical Network Design Pada perancangan jaringan kantor yang baru, PT. Intikom Berlian Mustika tidak melakukan pembelian perangkat baru, namun hanya memaksimalkan perangkat-perangkat yang telah digunakan sebelumnya dan perangkat-perangkat yang diberikan oleh partner bisnis sebagai bentuk apresiasi kerjasama. Perangkat-perangkat server yang digunakan pada PT. Intikom Berlian Mustika untuk membangun jaringan komputer yang baru dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3 Perangkat Server yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada Jaringan Baru
Perangkat switch yang digunakan pada jaringan baru PT. Intikom Berlian Mustika adalah : Tabel 4 Perangkat Switch yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada Jaringan Baru
No
Switch
IP Address
1
Switch cisco catalyst 3750
10.17.45.240
2
Switch cisco catalyst 2924M XL
10.17.45.241
3
Switch cisco catalyst 2950
10.17.45.247
4
Switch cisco catalyst 2960
10.17.45.250
5
Switch cisco catalyst 3560
10.17.45.196
6
Procurve 2510B-24
unmanageable
7
Procurve 2510B-24
10.17.45.190
8
Procurve 2510B-24
10.17.45.249
9
Procurve 2510B-24
10.17.45.191
10
Procurve 2620-24P
10.17.45.246
Tabel 5 Perangkat Switch yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada Jaringan Baru
No
Switch
IP Address
11
Procurve 2620-24
10.17.45.248
12
Procurve 2610-24
10.17.45.244
13
Procurve 2510B-24
Unmanageable
Perangkat access point yang digunakan pada jaringan baru PT. Intikom Berlian Mustika adalah : Tabel 6 Perangkat Access Point yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada Jaringan Baru No
Type
IP Address
1
Cisco aironet 1200 Series
10.17.45.151
2
Cisco aironet 1200 Series
10.17.45.239
3
Cisco aironet 1200 Series
10.17.45.242
4
Cisco aironet 1200 Series
10.17.45.243
Melakukan Testing pada Jaringan yang Baru Pada tahap ini akan dilakukan deteksi terhadap koneksi jaringan komputer dengan menggunakan utility ping dan axence net-tools. Lewat utility ping dan axence net-tools akan diketahui berapa kecepatan, delay dan bandwith koneksi antar perangkat yang terhubung dan saling berkomunikasi. Jika perangkat terhubung satu sama lain maka akan memperoleh reply data dan sebaliknya jika perangkat tidak terhubung akan terjadi request time out atau dengan kata lain koneksi terputus. 1. Testing Konektivitas Menggunakan Ping
Gambar 6 Hasil Ping Antara VLAN11 dengan VLAN11
Tabel 7 Hasil Pengujian Koneksi Antar VLAN
Delay (ms) No
1
2
3
4
Source
Destination Min
Max
Avg
VLAN11
1
3
1
VLAN22
1
4
2
VLAN33
1
3
2
VLAN44
-
-
-
VLAN11
1
3
1
VLAN22
1
4
2
VLAN33
1
3
2
VLAN44
-
-
-
VLAN11
1
4
2
VLAN22
1
4
2
VLAN33
2
3
2
VLAN44
-
-
-
VLAN11
-
-
-
VLAN22
-
-
-
VLAN33
-
-
-
VLAN44
2
4
3
VLAN11
VLAN22
VLAN33
VLAN44
1.
Testing Delay Menggunakan Ping Berikut adalah hasil ping yang telah dilakukan :
Gambar 7 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet 100 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru Tabel 8 Perbandingan Round Trip Average Delay Jaringan Lama dan Jaringan Baru pada Kantor PT. Intikom Berlian Mustika
No
1.
Round Trip Average Delay
Round Trip Average Delay
Jaringan Lama (ms)
Jaringan Baru (ms)
Ukuran paket (byte)
1
100
22
6
2
500
71
12
3
1000
82
15
4
2000
105
17
5
3000
109
19
6
4000
124
20
7
5000
129
23
8
10000
178
26
9
15000
181
30
Testing menggunakan Axence NetTools Berikut ini adalah hasil testing jaringan komputer kantor PT. Intikom Berlian Mustika menggunakan Axence NetTools :
Gambar 8 Analisa Bandwidth Jaringan Baru Sebanyak 20 Packet Dalam Berbagai Ukuran Packet Tabel 9 Perbandingan Average Delay dan Bandwith Jaringan Lama dan Jaringan Baru pada Kantor PT. Intikom Berlian Mustika
Simpulan Kesimpulan akan diuraikan berdasarkan hasil implementasi jaringan yang baru. Setelah melakukan pengujian pada jaringan yang baru maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1.
Dengan diterapkan VLAN dan Spanning Tree Protocol (STP) maka broadcast storm yang terjadi kini dapat diatasi.
2.
Dengan diterapkan VLAN kini tiap-tiap lantai terbagi dalam segmensegmen tersendiri. Di dalam jaringan komputer, komunikasi data antar VLAN dapat dibatasi. Ini menunjukkan bahwa tiap-tiap VLAN dapat memiliki kebijakan tersendiri sehingga VLAN lain tidak dapat leluasa mengakses data dari VLAN yang bersangkutan kecuali jika diberikan izin akses.
3.
Dengan diterapkan VLAN waktu perjalanan paket saat pertukaran data meningkat hingga lima kali lebih cepat dan rata-rata bandwith yang diberikan meningkat hingga 11,5% lebih besar.
4.
Topologi jaringan komputer yang baru mempermudah pengelolaan jika terjadi perubahan infrastruktur pada jaringan komputer, seperti penambahan perangkat baru dan penambahan VLAN baru.
Saran Dengan membaca keseluruhan skripsi ini, penulis menyadari bahwa teknologi yang dirancang masih memiliki banyak kekurangan. Diharapkan dengan adanya rancangan tersebut, nantinya dapat dilakukan pengembangan ke arah selanjutnya antara lain dengan : 1.
Menerapkan metode Virtual Trunking Protokol (VTP) untuk mendistribusikan informasi serta mensinkronisasi informasi VLAN sehingga dapat meminimalkan masalah yang disebabkan oleh konfigurasi yang tidak benar dan inkonsistensi konfigurasi.
2.
Memaksimalkan port-port Gigabitethernet yang teradapat pada switch, sehingga transmisi data yang terjadi jauh lebih baik dan cepat dibanding dengan sebelumnya.
3.
Menerapkan redudansi link pada device jaringan yang dianggap penting sehingga jika terjadi masalah pada salah satu link maka jaringan dapat tetap berjalan melalui link lainnya.
4.
Melakukan testing performa jaringan dengan berbagai macam tools dan protocol jaringan sehingga data yang diperoleh menjadi lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA Darmawan, E., Purnama, I., Mahardika, T. I. R., Wicaksana, I. W. S. (2012). Bandwith Management Queue Tree Vs Simple Queue. Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, 168 Fatoni. (2012). Analisis Kualitas Layanan Jaringan Intranet (Studi Kasus Universitas Bina Darma). Diperoleh (tanggal akses 11-12-2012) dari http://blog.binadarma.ac.id/fatoni/wp-content/uploads/2011/04/Jurnal-QoS.pdf Garrett, John. (2005). Using DHCP for Easier Client Management. Exploring Windows NT for Professionals, 5-9. Gilbert, H. (1997). Virtual LANs. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Hilal H. Nuha MT. (2012). Jaringan Komputer. Diperoleh (tanggal akses 12-03-2012) dari http://kuliah-hhn.blogspot.com/ Jonathan, L. (2006). Jaringan Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu. Priscilla, O. (2011). Top-Down Network Design (3th edition). Indianapolis: Cisco Press. Riadi, I. (2010). Optimasi Bandwith Menggunakan Traffic Shapping. Jurnal Informatika, 374-382. Scott, E. (2007). CCNA Portable Command Guide (2th Edition). Indianapolis: Cisco Press. Sutanto, F. A., Yulianton, H., & Razaq, J. A. (2011). Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank. Teknologi Informasi DINAMIK, 94-100. Tanenbaum, A. S. (2003). Computer Networking (4th Edition). New Jersey: Pearson Education International. Zenhadi. (2011). Analisa QoS Jaringan. Diperoleh (tanggal akses 12-03-2012) dari http://lecturer.eepisits.edu/~zenhadi/kuliah/Jarkom1/Prakt%20Modul%2014%20Analisa%20QoS.pdf
RINGKASAN RIWAYAT HIDUP Muhammad Kautsar Emeraldy, lahir di Jakarta 16 Februari 1991, penulis menamatkan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika. Nugraha Abdillah, lahir di Jakarta 3 Februari 1991, penulis menamatkan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika. Thamrin Widaya, lahir di Jakarta 29 Oktober 1991, penulis menamatkan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika.