. PERANAN SHALAWAT DALAM RELAKSASI PADA JAMA' AH MAJELIS RASULULLAH DI PANCORAN Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh WISNU KHOIR
103070029169
FAKULTAS PSIKOLOG! UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 HI 2007 M
Peranan Shalawat Dalam Relaksasi Pada Jama'ah Majelis Rasulullah di Pancoran·
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi
Oleh WISNU KHOIR NIM. 103070029169
Di bawah Bimbingan, Pembimbing I
S. Evangeline. I. Suaidy, IVI. Si, Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007
HALAMANPENGESAHAN Skripsi yang berjudul "PERANAN SHALAWAT DALAM RlELAKSASI .Pada Jama'ah Majelis Rasulullah di Pancoran " telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Desember 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi.)
Jakarta,27 Desember 2007 Sidang Munaqasyah Dekan/
Pembantu Dekan I/
Ketua Mer
Sekretaris l\/lerangkap Anggota,
gkap Anggota ,
Dra. Hj. Zahrotun NIP. 150 2
M.Si
Anggota P nguji II,
Penguji I,
..,_,;
SBambang s ryadi. Ph.D NIP. 150326891
c:A{~iinng II, s.
(N,)/
E}meline~ Suaidy. M.Si. Psi
MOTTO :
DENGAN MENGINGAT NABI THAHAA. M'AKA. SERUAN KEMULIAAN
DIDENGAR
OLEH
MEJIBKA
YANG
TERPILIH MENJAWABNYA
BERSAHABATLAH
DENGANNYA
SAW
DENGAN
SELALU MENGINGATNYA, MA.KA ENGKAU AKAN MENDAPATKAN TEMAN YANG ABADI
PERSEMBAHAN
'l(upersem6ali/ig.n 1(ftrya yang sederliana ini untul{,orang-orantr tercintal{,u: Jlyali dan I6ul{,u yang tefali mendicfi/{,dan mem6im6ingl{,u. 1.(flpada Vntung Widodo, Jfaryuwono, Jfaryuwarman, :Nutfian, I6nu Jfam6au yang dengan R.fringat dan sincflran /ig.{ianfali penu{is memiulij semangat untul{,terus 6erusalia.
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Desember 2007 (C) WISNU KHOIR (D) PERANAN SHALAWAT DALAM RELAKSASI PADA J/\MA'AH MAJELIS RASULULLAHdiPANCORAN (E) ix +123 halaman (F) Kebahagiaan dalam hidup tidak selalu mudah untuk diperoleh oleh manusia, karena bermacam-macam sebab dan rintangan yang terjadi dalam hidup sehingga banyak orang mengalami kegelisahan, kecemasan, ketidakpuasan dan ketidaktenangan jiwa. Sedangkan jiwa yang tenang adalah kondisi rileks atau keadaan batin yang santai, tenang dan tanpa adanya tekanan emosi yang kuat meskipun mengerjakan pekerjaan yang amat berat. Relaksasi disini merupakan cara mengistirahatkan tubuh dari segala macam kesibukan. Salah satu metode relaksasi adalah metode kesadaran dengan cara memfokuskan pada keyakinan yang berbentuk frase, kata, atau doa.Shalawat adalah bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Pengertian bershalawat atas Nabi ialah, mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW serta memohon kepada Allah untuk memberikan rahmatnya dan memuliakannya.
Penelitian ini dilakukan di Majelis Rasulullah, yaitu sebuah kelompok yang memiliki kegiatan membaca shalawat setiap malam selasa yang terletak di Masjid Al Munawwar Pancoran.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dan mengapa shalawat dapat menimbulkan efek relaksasi.Penelitian ini menggunal
aspek fi'liyah yang mencakup gerakan, posisi tubuh, sil
Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa shalawat dapat menimbulkan efek relaks terhadap seseorang, maka disarankan kepada individu agar dapat mengamalkan shalawat dengan keyakinan, penghayataan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Agar sekiranya bacaan shalawat tersebut dapat berimplikasi kepada sipembacanya. (G) Bahan bacaan 22 buku (1987-2006), 7 pustaka online dan 2 jurnal
KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Peranan Shalawat dalam Relaksasi Pada Jam'ah Majelis Rasulullah di Pancoran". Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah atas Nabi Muhammad Saw. yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat manusia, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada: 1. Teruntuk Bapak dan lbu tercinta, Alm Sanusi Hasan dan Halimah yang dengan tulus lkhlas memberikan kasih sayang dan dorongan baik moril maupun materil, serta doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan guna guna keberhasilan dan kebahagiaan anak-anakmu, terima kasih kepada kalian yang tak terhingga. 2. Pimpinan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si, beserta para staf Psikologi yang telah me~mbantu kelancaran administrasi untuk penelitian. 3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah banyak rnemberikan ilmu dan bimbingannya; para karyawan bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi dan buku yang penting bagi penelitian ini. 4. Bapak Dr. Abdul Mujib, M. Ag selaku pembimbing I dan lbu S. Evangeline. I. Suaidy, M. Si, Psi selaku dosen pembimbing II, yang di tengah
kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberil
semoga Allah membalas semuanya. Amien. Jakarta, Desember 2007
Penulis
DAFTAR ISi HALAMAN JUDUL ...................................................................................• i LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................•.... ii LEMBAR PENGESAHAN .....•..•.••••....•••••••..••.......•••...........................••••••. iii
MOITO ..................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ...........•..•...........•.................................•..•..........•........•..•v ABSTRAK ................................................................•.....•.••.•..•............•..... vi KATA PENGANTAR ........................................................................•....... viii DAFTAR ISi ......................................•..••.•................................•.•.•••...•........x DAFTAR T ABEL ............................................................................•..•..•.•• xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1-10 1.1.
Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2.
ldentifikasi Masalah ............................................................. 6
1.3.
Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 7 1.3.1. Pembatasan Masalah ............................................. 7 1.3.2. Perumusan Masalah ............................................... 8
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 8 1.4.1. Tujuan Penelitian .................................................... 8 1.4.2. Manfaat Penelitian .................................................. 8
1.5.
Sistematika Penulisan ......................................................... 9
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ................................................•.•..•............. 11-39 2.1.Teori Shalawat .......................................................................... 11 2.1.1. Definisi Shalawat ....................................................... 11 2.1.2. Teks-teks Bacaan Shalawat ...................................... 14 2.1.3. Cara Bershalawat kepada Nabi .................................. 18 2.1.4. Manfaat Membaca Shalawat ...................................... 19
2.2. Relaksasi ................................................................................. 23 2.2.1. Definisi Relaksasi ....................................................... 23 2.2.2. Kegunaan Relaksasi .................................................. 25 2.2.3. Macam-macam Relaksasi ........................................... 27 2.2.4. Faktor-faktor yang menyebabkan efek Relaks ........... 33 2.3. Kerangka Berfikir ..................................................................... 35 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 40-48 3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................. .40 3.2. Metode Penelitian .....................................................................41 3.3. Subjek Penelitian ..................................................................... .41 3.3.1. Karakteristik Subyek ................................................... 41 3.3.2. Jumlah Subyek .......................................................... .42 3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... .42 3.4.1. Wawancara ............................................................... .42 3.4.2. Observasi ...................................................................43 3.5. Alat Pengumpulan Data ........................................................... .44 3.6. Prosedur Penelitian ..................................................................45 3.7. Analisa Data .............................................................................46 3.8. Prosedur Analisa Data ............................................................. .47
BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................. 49-106 4.1. Gambaran Umum Subyek ....................................................... .49 4.2. Analisa Kasus ........................................................................... 50 4.2.1. Kasus SM .................................................................. 50 4.2.2. Kasus AK .................................................................... 60 4.2.3. Kasus IH ..................................................................... 68 4.2.4. Kasus Ml ..................................................................... 78 4.2.5. Kasus ML .................................................................... 87
4.3 Analisa Perbandingan Antar Kasus .......................................... 98 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............•..•................•• 107-112
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 107 5.2. Diskusi ..................................................................................... 109 5.3. Saran ....................................................................................... 112 DAFTAR PUSTAKA .....•..•..•..•....•..•..............................•.....•..•..•..•....... 113-115 LAMPIRAN ..................................................................•....................... 116-123
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Kerangka Berpikir .......................................................... 39 Tabel 4.1. Gambaran umum seluruh subyek .................................. .49 Tabel 4.3. Proses Relaksasi SM ...................................................... 58 Tabel 4.4. Proses Relaksasi AK ...................................................... 67 Tabel 4.5. Proses Relaksasi IH ....................................................... 76 Tabel 4.6. Proses Relaksasi Ml ....................................................... 86 Tabel 4.7. Proses Relaksasi ML. ..................................................... 96 Tabel 4.3.2. Proses Relaksasi Yang di Alami. ................................ 99
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Menurut Tillich dalam Wibisono (1998) abad ke 20 Masehi lalu adalah suatu abad yang oleh ilmuwan disebut sebagai abad kecemasan (the age of anxiety). Beberapa gejalanya adalah peperangan antar bangsa, antar suku dan antar negara yang tak henti-hentinya. Gejala lainnya adalah resesi ekonomi yang melanda banyak negara, ledakan penduduk yang tak terkendali lagi oleh upaya perencanaan keluarga, membanjirnya pengungsi dari negara-negara yang dilanda peperangan yang pada gilirannya melanda problem-problem sosial yang ada pada masyarakat luas. Kondisi inilah yang mengakibatkan beban psikologis tidak saja sebagai pribacli-pribadi, tapi juga pada keluarga dan lingkungan masyarakat luas . Akibatnya, wabah kegelisahan seakan-akan sedang melanda masyarakat modern, terutama mereka yang hidup di negara-negara maju.
Di Indonesia sendiri, khususnya di kota-kota besar, beban psikologis ini sudah mulai lazim dirasakan dalam kehidupan pribadi clan keluarga. Hal ini terungkap dalam berbagai keluhan misalnya, mereka yan9 mengalami
2
kehampaan hidup biasanya berkeluh kesah bahwa mereka serba bosan, hampa, dan pen uh rasa putus asa. Mereka kehilangan minat inisiatif serta merasakan bahwa hidup mereka tidal< berarti. Kehidupan sehari-hari mereka rasakan dari itu ke itu saja, rutin dan tak ada variasinya. Bahkan tugas dan pekerjaannya tidak jarang mereka tanggapi sebagai hal yang menjemukan dan menyakitkan hati. Sejalan dengan itu semangat dan kegairahan kerja pun menghilang serta merasa "malas" untuk menjalankan tugas dan kewajibannya. Mereka merasa tidak pernah mencapai kemajuan hidup apapun, bahkan prestasi yang benar-benar mereka raih pun dirasakan sebagai sesuatu yang tak ada harganya. Mereka jadi acuh tak acuh, dan rasa tanggung jawab, bail< terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan, seakan akan menghilang. Sering mereka merasa bahwa lingkungan sangat membatasi gerak-geriknya dan merasa tak mampu menentukan dan mengambil keputusan sendiri secara bebas.(http://www.fiorenz.com2, 2005)
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Mental Rumah Tanmia (SKMRT) pada tahun 1985 yang dilakukan terhadap penduduk di 11 kotarnadya oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia, diternukan 185 per 1.000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa bail< yang ringan maupun berat. Dengan analogi lain bahwa satu dari lima penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa dan mental. Heriani (ahli jiwa dari RSCM Jakarta) menjelaskan bahwa gangguan jiwa
3
akan muncul apabila terpicu oleh beberapa sebab, misalnya tertimpa musibah, stress atau mengidap penyakit maupun faktor sosial lain yang menyebabkan ketidak tenangan pada jiwa.(http://www.fiorenz.com2, 2005)
Untuk mengatasi perilaku-perilaku yang mencerminkan ketidak tenangan jiwa tesebut mereka melakukan berbagai upaya seperti konsultasi dengan para ahli (dokter, psikiater, psikolog), melakukan kegiatan-kegiatan secara berlebihan, melarikan diri dari kenyataan hidup melalui minuman-minuman keras dan narkotika, bahkan tak jarang bagi mereka yang kuat imannya menerjunkan diri ke dalam aliran kebatilan.
Selain berkonsultasi dengan para ahli seperti dokter, psikolog, maupun psikiater ternyata ada juga mereka yang mencari alternatif lain, untuk mendapatkan stabilitas emosi dan ketenangan pada diri mereka. Salah satu upayanya yaitu melalui teknik terapi relaksasi religius sepE!rti kegiatan zikir, mendengarkan bacaan al Qur'an dan mengikuti kegiatan pembacaan shalawat. Allah SWT dalam hal ini berfirman dalam surat Ali-lmran ayat 31 :
4
Artinya :"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. "Allah ma ha Pengampun lagi mah a penya yang."
Mencintai Allah Taala dan Rasulullah bagi seorang mukmin adalah suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara dibandingkan dengan kenikmatan maupun kebahagiaan apapun yang ada di clunia. Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu merasakan manisnya iman. Seorang pecinta akan menaati, tunduk dan patuh pada kekasihnya. Begitu juga kecintaan kepada Allah dan Rasulnya merupakan salah satu faktor utama untuk mendidik jiwa kaum muslimin agar patuh kepadanya. Kecintaan kepada Allah dan Rasulnya bisa menguatkan keikhlasan dan mengokohkan komitmen seseorang untuk berpegang pada nilai dan ajaran Islam. Dia akan senantiasa berada didalam koridor ajaran Rasulullah SAVv', belajar dari beliau, mengikuti tauladannya dan menganjurkan orang lain seperti apa yang pernah beliau perintahkan. Allah
swr telah berjanji akan mencintai dan mengampuni dosa orang-orang
yang mau mengikuti Rasulullah dan menganjurkan orang lain untuk melakukan perintah beliau. Pembacaan shalawat yang me,rupakan agenda kegiatan Majelis Rasulullah juga merupakan salah satu cara orang menunjukkan rasa cintanya kepada Rasulullah SAW dan juga merupakan salah satu terapi religius yang baik bagi orang-orang ketenangan dalam diri mereka.
yan~1
ingin memperoleh
5
Dosa yang terdapat pada diri manusia merupakan penyebab utama ketidak tenangan jiwa. Karena jiwa tersebut dipenuhi dengan perasaan bersalah dan kegelisahan. Maka dosa yang melekat pada jiwa dapat dihapus dengan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Dengan melakukan pembacaan shalawat maka kemungkinan seseorang akan merasakan ketenangan (relax) pada dirinya.
Dalam istilah psikologi, kata ketenangan biasa disamakan dengan kata relaksasi (self-relaxation). Relaksasi berasal dari kata relax yang berarti santai, dan dalam kondisi istirahat. Menurut Suryani (2005), relaksasi adalah salah satu cara mengistirahatkan fungsi fisik dan mental manusia. Tubuh manusia merupakan mesin alami yang bekerja dengan mekanisme tertentu, karena itu untuk dapat menjalani hidup ini dengan sehat, s.etiap tubuh pasti memerlukan istirahat.
Relaksasi merupakan latihan olah tubuh dengan beberapa stimulus yang dapat membangkitkan respon relaks pada diri seseorang. Relaksasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain relaksasi melalui pendengaran, penciuman, penglihatan dan olah tubuh. Pada kondisi rileks, menurut Kusmana (2005), dapat menyebabkan denyut nadi istirahat semakin lambat dan relatif lebih stabil. Artinya, kondis rileks pada tubuh seseorang bisa
6
diukur melalui penurunan detakjantung normal yaitu 75-100 detak per menit ke arah detak jantung istirahat yaitu 65-75 detak per menit.
Maka dengan berlandaskan uraian tersebut peneliti mencoba untuk mengkaji lebih jauh mengenai Peranan Membaca Shalawat Terhadap Relaksasi yang dilakukan pada jama'ah Majelis Rasulullah.
1.2.
ldentifikasi Masalah
Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa permasalahan yang di identifikasi yaitu : 1. Apakah membaca shalawat dapat menimbulkan relaksasi? 2. Apakah yang menyebabkan relaksasi itu timbul pada diri individu ? 3. Bagaimana pengaruh membaca shalawat bagi orang yang mengikutinya secara rutin ? 4. Apakah setiap orang yang mengikuti kegiatan pembacaan shalawat akan memperoleh relaksasi ? 5. Bagaimana kondisi psikis para jama'ah setelah mengikuti kegiatan di Majlis Rasulullah ?
7
1. 3. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1.3.1. Pembatasan Masalah Dari beberapa identifkasi permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka peneliti membatasi beberapa hal dalam penelitian ini, yaitu : 1. Relaksasi diri adalah merupakan suatu usaha untuk mencapai keadaan rileks, yang ditandai dengan penurunan keigiatan sistem syaraf simpatik untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan psikis manusia. 2. Membaca Shalawat adalah bentuk kegiatan di Majlis Rasulullah yaitu dengan melantunkan puji-pujian terhadap Rasulullah, sebagai salah satu bentuk zikir guna mengingat Allah dan Rasulnya. Sedangkan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah mHmohon kepada Allah supaya Allah mencurahkan perhatiannya kepada Nabi (kepada perkembangan agama), agar merata alam semesta yang membentang luas Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa "bershalawat" artinya : kalau dari Allah berarti memberi rahmat : dari malaikat berarti memintakan ampun dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa. 3. Jama'ah majelis rasulullah adalah sekelompok laki-laki yang berusia 15-25 tahun, dan yang aktif mengikuti kegiatan di majlis rasulullah dan menjadi jam'ah tetap dalam kegiatan pembacaan Shalawat.
8
1.3.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis rnenguraikan rumusan masalah tersebut menjadi ? 1. Bagaimana membaca shalawat dapat memberikan efek relaksasi kepada jama'ah Majelis Rasulullah ? 2. Mengapa membaca shalawat dapat mengakibatkan relaksasi ?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah membaca shalawat dapat memberikan efek relaksasi kepada jama'ah Majelis Rasulullah. 2. Untuk mengetahui mengapa membaca shalawat dapat mengakibatkan relaksasi.
1.4.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan metode terapi alternatif untuk penanggulangan stres melalui pembacaan shalawat. 2. Memberikan gambaran dan masukan kepada pengamal shalawat tentang hubungan membaca shalawat terhadap ketenangan jiwa.
9
3. Memberikan stimulasi kepada para peminat bidang ini untuk melaksanakan penelitian serupa yang lebih komprehensif.
1.5.
Sistematika Pembahasan
Bab I membahas tentang Pendahuluan yang isinya adalah latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II membahas tentang Kajian Teoritis yang isinya berupa Definisi Shalawat, Hukum Membaca Shalawat, Cara Bershalawat Kepada Nabi, Manfaat Membaca Shalawat, Definisi Relaksasi, Kegunaan Relaksasi, Macam-Macam Relaksasi, Faktor-Fakto1· yang Menyebabkan Relaksasi, Definisi Suara, Terapi Suara secara Bio-
Psychology, Bunyi dan Otak, Stimulus Alpha dari suara yang dapat menghasilkan relaksasi, Kerangka Berpikir, dan Pengajuan Hipotesis
Bab Ill membahas tentang Metode dan Prosedur P13nelitian yang isinya adalah Pendekatan Penelitian, Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengambilan
10
Sampel, lnstrumen Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data dan Uji Hipotesa
Bab IV membahas tentang Presentasi dan Analisis Data yang isinya adalah gambaran umum subyek penelitian, presentasi data, uji persyaratan dan uji hipotesis.
BAB V membahas tentang penutup yang isinya adalah kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2 KAJIAN TEORI
2.1. Teori Shalawat 2.1.1. Definisi Shalawat
Menurut Mustafa (1996) , "Shalawat" adalah jama' dari kata shalat. Shalawat berasal dari bahasa Arab yang artinya doa, rahmat dari Tuhan atau memberi kebajikan. Jika Shalawat itu dilakukan oleh hamba kepada Allah, maka artinya adalah seorang hamba tersebut menunaikan ibadah atau berdoa (memohon kepada Allah), akan tetapi kalau Allah bershalawat kepada hambanya, berarti Allah mencurahkan rahmatNya kepada hamba atau Allah melimpahkan suatu kebaikan. Shalawat Allah kepada hambanya dapat dibagi menjadi dua, yakni : khusus dan umum. Shalawat khusus adalah Shalawat Allah kepada para Rasul, para Nabi, dan teristimewa kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Shalawat umum ialah Shalawat Allah kepada hambaNya yang mukmin. Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad SAW, adalah memuji Nabi Muhammad SAW, dan mendekatkan Muhammad SAW kepada diriNya (Allah). Pengertian
bershalawat alas Nabi ialah, mengakui kerasulan Nabi
12
Muhammad
SAW
serta
memohon
kepada
Allah
untuk
memberikan
rahmatnya dan memuliakannya. Sedangkan Al-Mubarrad dalam Usman (1990) berpendapat, "Shalawat" berasal dari kata shalat yang artinya merahmati. Shalawat yang berasal dari Allah berarti Nabi Muhammad mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT sedangkan Shalawat dari malaikat merupakan permohonan para malaikat agar Allah menurunkan kasih sayangnya terhadap Nabi Muhammad. Suryani (2005) berpendapat bahwa Shalawat adalah bentuk jamak dari kata salla atau shalat yang berarti doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan,
dan ibadah. Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya, jika Shalawat itu datangnya dari Allah SWT, berarti Allah memberikan rahmatnya kepada makhluk. Shalawat dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orangorang mukmin berarti suatu doa agar Allah SWT memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Shalawat juga berarti doa yang baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan Shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah SWT, serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad SAW, bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik
13
Shalawat
itu
dalam
bentuk
tulisan
maupun
lisan
(ucapan),
(www.islamonline.net, 2007)
Artinya : "Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad SAW" Dalam Hadits riwayat An-Nasai, Abu Dawud dan Ahmad serta disahihkan oleh An-Nawawi disebutkan : "Saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: "Janganlah kamu menjadikan kuburku menjadi persidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku karena Shalawatmu sampai kepada ku dimana saja kamu berada."
Hadits tersebut mengemukakan dengan tegas dan jelas bahwa Nabi memerintahakan umatnya untuk bershalawat kepada beliau, sebab Shalawat yang dibaca oleh umatnya akan sampai kepada Nabi. Se1dangkan pada ayat diatas mengemukakan dengan jelas dan tegas sekali bahwa bershalawat atas Nabi SAW adalah suatu rangkaian Iman dan Islam, yang wajib disempurnakan oleh kaum Muslimin dengan sepenuh hati dan benar. Dari uraian di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa pengertian Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah memohon k•3pada Allah untuk mencurahkan rahmatnya kepada Nabi Muhammad SAW alam semesta yang membentang luas.
yang melebihi
14
2.1.2. Teks-teks Bacaan Shalawat. Teks bacaan shalawat sangat banyak ragamnya sesuai dengan hajat kebutuhan pembacanya. Untuk tujuan apa dan kapan harus dibaca. Latar belakang itu yang menyebabkan banyaknya ragam teks (lafal) bacaan Shalawat yang masyhur di kalangan ulama dan kaum muslimin. Banyak
sekali
(keistimewaan)
karya
para
shalawat yang
ulama
yang
mengetengahkan
khususan
masyhur dikalangan ulama dan kaum
muslimin. Diantaranya :
1. Al Batjanji, Karya Syeikh Ja'far Al Batjanji 2. Addibai, Karya Abdurrahman Addiba'i.
3. Simthuduror,Karya Ali bin Muhammad Al Habsy
4. Adhiyaulamie, Karya Umar bin Syekh Abubakar bin Salim Diantara teks bacaan shalawat :
Dalam hal ini Imam Syafi'i r.a, menyatakan bahwa shalawat yang dianggap paling sahih sanadnya adalah
Artinya: "Semoga Allah Swt. Mencurahkan shalawat kepada Muhammad"
15
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan Keluarganya." Dalam berbagai sumber, baik hadis maupun keterangan para ulama yang termuat dalam kitab-kitab klasik, banyak sekali /afazh-lafazh shalawat. Seperti yang terhimpun dalam kitab Muktashar fi Ma'ani Asma Allah alHusna, dalam bab Ash-Sha/ah ala a/-Nabi, karangan Al-Ustadz Mahmud alSarni, dan kitab Afdhalu a/-Shalawati ala Sayyidi al-Sadati, karangan Yusuf bin lsma'il al-Nabhaani. Untuk itu dibawah ini adalah sebagian /afazh-/afazh shalawat tersebut :
LS ~ J-lj ~~J ;:;_.j.J1 vl?l ,..,,~lj'.)j :;~\ :)11 J~ ~ ~ ~I\ ,,. ,,.,., ,, "' ,,,,.
,,.
_,,,.
,,
",, L",,
~
,,.
,,
,,
;i;;
2..lSI ,, ('1 JI I~' ,, 1"1 1::.. ~ ',, !'"""',, _.r. ,, ,, '.$" ) !'"""',, _.r. ,, Lr "
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakan oleh-Mu akan Muhammad, Nabi yang tidak pandai menu/is dan membaca. Dan muliakan pu/alah kiranya akan isterinya, ibu segala orang yang mukmin, akan keturunannya dan segala ahli rumahnya, sebagaimana engkau telah memuliakan Ibrahim dan keluarga Ibrahim diserata a/am. Bahwasanya Engkau, wahai Tuhanku, sangat terpuzi dan sangat mulia." (HR. Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah). ,,.
,,
:;,
,,.
,,
~ ~ '.'.l ).!j. ~1) ~ ~
"'
,,
,,
,..
,,
,..
w "
,,
...
,,
,,.
~ JT J'>j ~ ~
"'
,,
,,
"
"'
,..
,..
~ ~ 2)51. ~WI c) ~\) ~ ~::.S),!w ~ ,,
,,
,,
,,
,..
,,
,,
"'
yJ
J'..o
,,
:;; ,,.
~ ...
JT ~J ,.,
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluargaya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berilah berkat olehmu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia beserata a/am." (HR.Muslim dan Abu Mas'ud).
16
,,
,,
,,
r)
,,
w
. ~ ~ 2.J.;1 .. ~I) JS-~ ,,
,..
,,
,,
,.
,..
.~ ~ 2.J.;1. ~I) ,.
,.
,,
,,
/
,,
<>
,,.
,,
~
"'
,..
,,.
.p
,,
;;, ,,.
,.,,,
;;, ,.
/
,,
JS- Gs')4w ~
JT
,. /
/
JT J'-) "'~JS-~ ~I JT JS-)~ JS- !\J4 ~I
"'
,,
,.
,,
,,
p
,..
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah a/eh-Mu akan Muhammad dan akan keluarganya, sebagaimana Engkau telah m11muliakan keluarga Ibrahim bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mu/ia. Ya Allah, wahai Tuhanku, berikan berkat a/eh-Mu akan Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim; bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia." (HR. Bukhari dari Abu Sa'id, Ka'ab lbn 'Ujrah). ,,
~
"'
,..
,,.
;;,
/
JS- !I )4) ~I) JS- ~ w ,.
/
,,
2»).'.,,)) ~.y, ~
/
/
~I) JT) ~1) ,. ,.. ,. ,, ,,
,,
"'
,,
.p
,,
"',.
JS- ~ ~I
Js- d)4tS "'~ JT Js-) ,..
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, mu/iakanlah a/eh-Mu akan Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu, Sebagaimana Engkau telah memuliakan Ibrahim; dan berilah berkat a/eh-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim." (HR. Al-Bukhari dan Abu Sa'id).
~ 9
Js- !! )4) ~1;.i Ji Js- :- :L. t..5- ~~) ._,,_13:;i3 ~ Js- J,o ~i .~ ~ 2.lf1 ~I) Ji Js- J:,4tS ~~J <1>.-l)ji) ,,.
,,
,, ,,
,,
,,,.
,,
,,
,,.
,.. ,..
,,,,
"'
,,.,,.
,,,,
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah a/eh-Mu akan Muhammad, isteri-isterinya dan keturunannya, sebagajmana Engkau ts•lah memuliakan keluarga Ibrahim. Dan beri berkatlah a/eh-Mu kepadq Muhammad dan isteriisterinya serta keturunan-keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan berkat kepada keluarga Ibrahim: bahwasanya Engkau sungguhsangat terpuji dan amat mu/ia." (HR. Al-Bukhari dari Abu Hamid AlSa'idi). Shalawat Thibbil Qulub
17
Artinya : " Ya Allah, curahkanlah kesejahteraan kepada penghulu Kita Muhammad pengobat dan penyembuh hati, penguat dan penyehat badan, dan cahaya mata serta kilaunya. Semoga pula kesejahteraan dan keselamatan dicurahkan selalu kepada sanak keluarga dan para sahabatnya" Shalawat Nuril Anwar o .... o
0
/0
7~ ~~J '!~'JI ~t; ~J '!1:_,:,')1
~w,;::, ~1
r
.-'>)
:.:J
....
'!1jj')1 /} ~
>/}
J.o
, , ; ; ; ....
~\
~~ ,~~~\ ~~lj '!t_J,I ~lj '/;:,j1 ~~ tS~
Artinya : "Ya Allah, curahkanlah rahmat kepada cahaya-cahayanya, dari rahasianya setiap rahasia, penawar kegundahan-gulanaan dan kunci pintu kemudahan, penghulu kita Muhammad nabi pilihan. Semoga dicurahkan pula kepada sanak keluarganya yang suci dan para sahabat pilihan, sesuai dengan bilangan nikmat dan anugerah yang telah engkau curahkan " Shalawat Dawak
Artinya : "Ya Allah, curahkanlah kesejahteraan kepacla penghulu kita Nabi Muhammad dan sanak keluarganya sebanyak bilangan setiap penyakit dan obatnya. Curahkanlah keberkatan dan keselamatan kepada beliau beserta sanak keluarganya dengan sebanyak-banyaknya".
Shalawat Ya Zakirinan Nabi
18
Artinya: Wahai para pengingat Nabi SAW beruntunglah kalian dengan mengingat sang Kekasih Kekasih Penciptaku yang sangat teramat dekat dengan yang Maha Pengasih Kekasih yang derajatnya disisi Tuhan sangat Luas dan Terhormat Pemilik Kewibawaan dihari pertemuan yang sangat sulit Dan dihadapan para Nabi dan Rasul dihari itu. Beliaulah yang akan menjadi juru bicara Matahari hidayah yang tak pernah terbenam dan tak akan sirna cahanya Atasnya limpahan shalawat Allah sebanyak riuhnya kicauan burung 2.1.3. Cara Bershalawat Kepada Nabi
Menurut
Anam
(2003)
dalam
bershalawat
sebaiknya
seseorang
memvisualisasikan wujud nabi Muhammad SAW dihadapannya, sebagai sesosok manusia bercahaya dengan pakaian cahaya dan dan penuh keharuman yang baik. Bersama dengan itu, bentuk Nabi SAW pun terpatri dalam ruhani, dan ia pun berlaku lemah lembut terhadap Beliau yang memungkinkan memperoleh keutamaan dari rahasia cahayanya. Rahasia dari hal tersebut adalah bahwa zat Muhammadiyah timbul dari Cahaya malakut. Maka apabila dilangsungkan dengan terus meimandangnya pada saat membaca shalawat akan diperoleh bagian yang agung dari nur/cahaya malaikat yang tercurah atas cahaya yang memancar dari Nabi Muhammad SAW tidak akan terputus selama-lamanya, dan hendaknya orang yang bershalawat meraih cahaya itu pada dirinya dari Sang Kekasih.
19
Berikut ini cara bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang sesuai dengan sabda beliau : Hadits ini telah disepakati ke "Shahihannya menurut riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim : J.J
·(I; . )""'
,,
,,,..
Jw
,,
~',1°1-:.
,,
\
1'-! '·'<" 'I
·~ ~.......,,., ~
,,
J" 't,;• Y'J-·
J,..
~
''f ~
\'It,;' y
,..
~ C:.JI ~''I
L>,,
,-
y. LS',
~ );, !J)~j ~1;.1 );, :- :I',, L..5- ~~j 4>.-1jjlj -~ );, .;;
,,
,..
,..
,..,..
,,
,.,,, ,,
:P'
0
,..
,..
·"'·I
J.
_r.>-
J,, ~;i11 ,,
.~ ~ 2,\51,, ~1;.1 ~ ci'~l; W' ,..,, ~~J ,,,.. 4>.-ljjlj ,, ,.. ,, Artinya: "Te/ah berkata Imam Abu Humaid As Sa idie RA, "Para sahabat pernah bertanya : "Ya Rasu/ul/ah, bagaimana cara kami /Jershalawat kepada anda ?Jawab beliau "Ucapkan/ah,''.l\LLAHUMMA. SHALL! ALA MUHAMMADIN WA'AZWAJIHI WADZURIYYATIHI : KAMAA SHALLAITA ALA IBRAHIM WABAARIK ALA MUHAMMADIN W/\ AZWAAZIHI WA DZURIRATIHI : KAMAA BAARAKTA ALA IBRAHIM : INNAKA HAMIDUM MAJID. (Ya Allah !semoga engkau berikan trambahan rahmat kepada Nabi Muhammad, segenap Jstri, keturunan Beliau :sebagai mana engkau telah berikan rahmat atas Nabi Ibrahim AS. Dan kiranya senantiasa engaku curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semua lstri, keturunan Beliau : sebagaimana Engkau telah curahkan kebaikan banyak atas Nabi Ibrahim AS. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Tinggi.
2.1.4. Manfaat Membaca Shalawat
Dalam Al Qur'an telah ditegaskan : "Sungguh Allah dani para Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi, hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya"(QS. AlAhzab: 56). Bershalawat Nabi sangat dianjurkan Al-Qur'an dan Al-Hadits. Diantaranya adalah sabda Rasulullah SAW : "Menurut riwayat S : Anas ra: "nabi saw bersabda: 'Siapa yang bershalawat untukku satu kali, niscaya Allah swt
20
merah-matinya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh kesalahan dari dirinya serta derajatnya diangkat sepuluh kali lipat." Pada suatu ketika Rasulullah kelihatan sangat gembira. Lalu berkata : "Malaikat Jibril telah datang kepadaku seraya berkata : " Ya Muhammad, apakah
kamu
tidak rela
sekiranya salah
seorang diantara
umatmu
bershalawat kepadamu satu kali kemudian aku memintal
sepuluh
kali
?"
Demikian
Imam
Nasai
dan
lbnu
Hibban
mengetengahkan sebuah riwayat bersumber dari Abi Thalhah dengan sanad yang sahih.
Ada beberapa ayat Alquran dan Hadis Nabi tentang Fadhillah bershalawat. Firman Allah SWT :
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikatnya-malaikatnya, bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S 33 Al Ahzab : 56) Nabi Muhammad SAW bersabda :
21
Artinya: "Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada ia mencintai anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya." (diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasai dan lbnu Majah dari Anas RA)"
Nabi bersabda :
,,,
,,.
JI
0
,,.
0~. 0\',..;J1 0~1:_.(, ~ ,..
,,
,,.
,,.
,,.
y.i
olJJ . .iJY:,ij
,,,
,,. ,,
'[
jfti ,,. ,..
JI ,,,
,,,
"'
,,.
,,.
/
~J ~ ~: _il.'.,a;:. ,;,,)G ,,.
&
,;:.
;;:,
.;:;
,,.
.iJL;,ji t , , :
J>-
o
,
'f:J
,,.
}
,,
Jlo
rJ.;' ,~t;;Ji , rJ.;' ,.illl Jb, ,},,0T:,.J1 ,y }_,,.J\
J.\)
,,
J-" ;._s-:)·f,i
"',,.
ly;I ,,,,
;;,t,;..
,~JJ\) <.>jlfr\1 ~
Artinya: "Ajarkanlah kepada anak-anakmu mengenai tiga hal : Cinta kepada Nabimu, cinta kepada ahli rumahnya, dan cinta membaca Al Qur'an kelak dihari kiamat nanti dalam naungan rahmat Allah dimana pada hari kiamat nanti dalam naungan melainkan naungannya serta para nabi dan pilihnnya saja,"(diriwayatkan oleh oleh Abu Nashr Asy-Syairazi, As-Dailami dan lbnu Najjar RA) Uraian diatas merupakan dalil-dalil ayat Al Qur'an dan Hadits Nabi yang berkenaan dengan perintah dan anjuran bershalawat atas Nabi SAW. Dari beberapa
Hadits tersebut dengan jelas menyatakan
bahwa dengan
memperbanyak membaca shalawat atas Nabi, maka akan memperoleh fadhilah-fadhilah yang besar seperti, memperoleh syafaat, memperoleh magfirah
(ampunan),
dilapangkan
rizkinya,
dihilangkan kesusahannya.
Memperoleh kemulian dan kebahagiaan, ditinggikan clerajatnya, dikabulkan segala cita-citanya, cliclatangkan hajat kebutuhannya dan lain sebagainya.
22
Sebab selain manusia akan memperoleh fadhilah-faclhilah yang besar itu, sudah barang tentu individu tersebut pasti akan memperoleh manfaat yang banyak dan pahala yang besar pula. Zakro (dalam Anam, 2003) menyatakan buah matang yang dapat dipetik seorang hamba dengan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW dan berbagai manfaatnya adalah sebagai berikut : 1. Bersama dengan Allah SWT dalam membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. 2. Memperoleh sepuluh shalawat (rahmat) Allah sebagai balasan satu Shalawat. 3. Allah mengangkatnya sepuluh derajat/kedudukan. 4. Dituliskan untuknya sepuluh kebaikan. 5. Dihapuskan sepuluh kesalahan. 6. Dapat diharapkan dikabulkannya doa. 7. Shalawat adalah sebab memperoleh syafa'at/pertolongan. 8. Sebagai perantara tercapainya cita-cita. 9. Menyebabkan seorang hamaba dekat dengan Rasulullah. Sebagian keutamaan yang merupakan rahasia terbesar bagi kesempurnaan seorang hamba adalah bahwa didalam shalawat tercal
23
2.2.
Relaksasi
2.2.1. Definisi Relaksasi
Relaksasi
adalah
salah
satu
teknik
dalam
terapi
perilaku
yang
dikembangkan oleh Jacobson dan Wolpe untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan (Goldfried dan Davidson, 1976). Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat men£1gunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari dirumah, (http://klinis.com, 2007)
Purnawan
(2007) berpendapat, relaksasi merupakan suatu usaha untuk
mencapai keadaan rileks, yang ditandai dengan penurunan kegiatan sistem syaraf simpatik untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan psikis manusia. Tubuh manusia merupakan mesin alami yang bekerja dengan mekanisme tertentu, karena itu untuk dapat menjalani hidup ini dengan sehat, setiap tubuh pasti memerlukan istirahat. lstirahat dapat dirasakan dengan baik apabila manusia dapat mengendalikan seluruh fungsi tubuh baik fisik maupun psikis kedalam keadaan yang lebih rileks. Ketika tubuh manusia beristirahat, sebenarnya ia tengah mengumpulkan kekuatan baru untuk menghadapi hidup selanjutnya.
24
Relaksasi yang baik adalah relaksasi yang dapat menghasilkan kondisi fisik dan psikis yang jauh lebih baik, segar dan berenergi dari pada sebelumnya dalam proses relaksasi tubuh biasanya dibiarkan dalam kondisi yang benarbenar santai dan tenang. Bahkan terkadang bisa sampai tertidur. Sedangkan Utami(1993) berendapat bahwa relaksasi merupakan pengaktifan dari syaraf parasimpatetis yang menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh sistem syaraf simpatetis, dan menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh syaraf simpatetis. parasimpatetis
dan
simpatetis
saling
Masing-masing syaraf
berpengaruh
maka
dengan
bertambahnya salah satu aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau menekan fungsi yang lain, (http://www.klinis.wordpress.com, 2007)
Relaksasi
merupakan
pengaktifan
dari
syaraf
parasimpatetis
yang
menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh sistem syaraf simpatetis, dan menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh syaraf simpatetis. Masing-masing syaraf parasimpatetis dan simpatetis saling berpengaruh maka dengan bertambahnya salah satu aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau menekan fungsi yang lain (Utami, 1993) (http://www.klinis.wordpress.com,2007)
25
Dari uraian di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa pengertian relaksasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi tenang baik secara psikis maupun fisik. Relaksasi sendiri merupakan latihan olah tubuh dengan beberapa stimulus yang dapat membangkitkan respon rileks pada diri seseorang stimulus yang dapat membangkitkan respon rileks pada diri seseora11g. Relaksasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain melalui relaksasi auditorial (dengan rangsang pendengaran melalui pendengaran musik atau bunyibunyian), relaksasi olfaktori (dengan rangsang penciurnan menggunakan aroma terapi), relaksasi visual (dengan rangsangan penglihatan melalui visualisasi warna atau bentuk tertentu) dan terakhir relaksasi tubuh (dengan rangsangan psikomotorik tubuh melalui berbagai gerakan olah tubuh dengan posisi tertentu).
2.2.2 Kegunaan Relaksasi
Ada banyak manfaat nyata dari relaksasi. Burn (dalam Utami, 2002) dalam Ramdani melaporkan beberapa keuntungan yang clipE:iroleh clari latihan relaksasi, antara lain:
1. Relaksasi akan membuat indiviclu lebih mampu menghinclari reaksi yang berlebihan karena adanya stress. Penelitian yang clilakukan Dewi (1998) menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan ketegangan
26
pada siswa sekolah penerbang. 2. Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi. Penelitian
Hoelscher
dan
Lichstein
(1986)
serta
Karyono
(1994)
menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan tekanan darah systolic dan diastolic pada penderita hipertensi. Selanjutnya Weil dan Goldfried dan Davidson (dalam Utami, 2002) bahkan telah membuktikan keberhasilan penggunaan relaksasi pada penderita insomnia yang berusia 11 tahun. 3. Mengurangi tingkat kecemasan. Beberapa bukti telah menunjukkan bahwa
individu
dengan
tingkat
kecemasan
yang
tinggi
dapat
menunjukkan efek fisiologis positif melalui latihan relaksasi. 4. Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres, dan mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan, seperti pertemuan penting, wawancara dan sebagainya. 5. Mengurangi perilaku tertentu yang sering terjadi selama periode stres seperti mengurangi jumlah rokok yang dihisap, konsumsi alkohol, pemakaian obatobatan, dan makan yang berlebihan. Penelitian yang dilakukan oleh Sutherland, Amit, Golden dan Rosenberger (dalam Walker dkk, 1981) membuktikan bahwa relaksasi dapat mernbantu mengurangi meroko. 6. Meningkatkan penampilan kerja, sosial, dan ketrampilan fisik. Hal ini mingkin terjadi sebagai hasil pengurangan tingkat kete·gangan. 7. Kelelahan, aktivitas mental, dan atau latihan fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat dengan menggunakan latihan relaksasi. 8. Kesadaran diri tentang keadaan fisiologis seseoran9 dapat meningkat
27
sebagai hasil latihan relaksasi, sehingga memungkinkan individu untuk menggunakan
ketrampilan
relaksasi
untuk
timbulnya
rangsangan
fisiologis. 9. Relaksasi merupakan bantuna untuk menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi. 10. Konsekuensi fisiologis yang penting dari relaksasi adalah bahwa tingkat harga diri dan keyakinan diri individu meningkat sebagai hasil kontrol yang meningkat terhadap reaksi stres. 11. Meningkatkan hubungan interpersonal. Orang yang rileks dalam situasi interpersonal yang sulit akan lebih berpikir rasional, {http://www.lib.ugm, 2007) 2.2.3. Macam-macam Relaksasi
Menurut Utami (1993), ada beberapa macam bentuk relaksasi yaitu relaksasi indera, relaksasi otot, dan relaksasi melalui teknik tertentu, masing-masing dari macam relaksasi memiliki metode yang berbeda-beda dalam mencapai efek rileks. (http://klinis.wordpress.com,2007) 1. Relaksasi Kesadaran lndera Relaksasi
ini
menggunakan
potensi
indera
untuk
mencapai
kesadaran relaksasi, salah satunya dengan telinga, yaitu dengan mendengarkan
instruksi
relaksasi
yang
diberikan
dan
mendengarkan bunyi-bunyian lembut yang membuat seseorang lebih rileks.
28
Kalat (2004) berpendapat bahwa suara adalah sesuatu yang dihasilkan dari sebuah getaran. Jika definisinya sesederhana itu, maka suara dapat dihasilkan dari getaran benda apapun yang menjadi sumber bunyi. Suara dapat juga sebagai fenomena psikologis yang berarti sebuah getaran yang dapat didengar oleh makhluk hidup. Sebuah getaran tidak bisa dikatakan sebagai suara bila tidak ada yang bisa mendengarnya. Suara juga bisa menjadi terapi bila getaran yang dihasilkan berada dalam gelombang Alpha. Menurut Perrini (2002) gelombang alpha merupakan salah satu gelombang yang memiliki efek penyembuhan dan relaksasi pada tubuh. Menurut Campbell (2004), terapi suara adalah sebuah area getaran bunyi
yang
dapat
menghasilkan
bahasa,
musik
atau
tone
(suara/bunyi) dengan efek penyembuhan. Apabila ketiga hal itu terorganisir, seseorang dapat menghasilkan kata-kata, ide-ide, mengutarakan perasaannya, dan mengekspresil
29
Sensor pendengaran di otak berasal dari organ spasial yang dinamakan organ corti yang berada dekat clengan medulla di sebuah alat sensor pendengaran yang Perjalanan
dimulai
dari
berhubun!~an
saraf pendengaran
dengan telinga.
yang
membawa
informasi suara ke kholea. Dari sana beberapa neuron berproyeksi ke formasi reticular. Proyeksi lain melalui jalan kecil yang dinamakan laterial lemnicula dan inferior cutikula tanpa adanya proses sinaps dan diproyeksikan ke thalamus terakhir, proyeksi dari thalamus berakhir disaluran pendengaran primer pada girus pendengaran temporal. Dari bermacam getaran suara yang masuk mela1lui telinga ke otak , suara yang memiliki stimulus gelombang alpha akan menghasilkan hormone endorphin di otak yang menyebabkan seseorang menjadi lebih tenang dan rileks. Gelombang alpha berada dalam getaran 7-
12 Hz. Gelombang ini menyebabkan keadaan mlaksasi, tidur ayam (antara tidur dan tak tidur) dengan meditasi rinfian. Gelombang ini merupakan kunci utama yang membawa rnanusia ke dalam keadaan kesadaran yang lebih dalam. Senada dengan Campbell, Goldman dalam seminar International Sound Healing Organization menyatakan bahwa teori suara adalah
latihan menggunakan berbagai bentuk suara untuk mencari titik
30
kesadaran dan meluruskan kembali keseimbangan yang ada dalam tubuh. Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan secara sederhana, bahwa suara bisa menjadi suatu terapi yang merupakan suatu relaksasi auditori yang merangsang kerja telinga melalui rangsang suara tertentu yang dapat memberikan penyembuhan penyakit tertentu baik secara fisik maupun psikis.
2. Relaksasi otot Relaksasi
ini
bertujuan
untuk
mengurangi
ketegangan
dan
kecemasan dengan cara melemaskan otot-otot badan. Dalam relaksasi ini biasanya individu diminta untuk menegengkan otot dengan ketegangan tertentu kemudian diminta untuk mengendorkan kembali. Hal itu dapat terjadi karena didalam syaraf manusia terdapat susunan syaraf pusat dan susun syaraf otonom, susunan syaraf pusat mengendalikan gerakan-gerakan yang dikehendaki misalnya gerakan kaki, tangan leher dsb. Sedangkan susunan syaraf otonom terdiri atas system syaraf simpatis dan susunan :syaraf parasimpatis yang arah kerjanya berlawanan, system syaraf simptis memacu kerja organ-organ tubuh. Sedangkan system syaraf para simpatis
31
beriungsi untuk menurunkan aktivitas organ-organ tubuh. Kalau susunan
syaraf
pusat
dikehendaki,
susunan
syaraf
otonom
mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis, misalnya fungsifungsi digestif, proses kardiovaskuler, gairah seksual dsb. Didalam saat ketegangan dan kecemasan yang bekerja adalah system syaraf simpatis, sedangkan saat rileks yang bekerja adalah system syaraf parasimpatis. 3. Relaksasi melalui teknik tertentu Relaksasi ini biasanya memiliki teknik tertentu yang unik dan berbeda-beda antara lain melalui hipnosa, yoga maupun meditasi. •
Hipnosis, berasal dari kata Yunani hypnos atau hypnose atau hypnosa adalah kedaan menyerupai tidur, yang bisa dibangkitkan
oleh orang lain, dimana terdapat keadaan ::;uggestibiltas yang memuncak serta berbagai gejala-gejala motorik maupun sensorik yang bisa ditimbulkan maupun hal-hal yann bertalian dengan daya
ingat.
Nama
lama
adalah
animal magnetism
atau
mesmerism atau braidism (Hukom, 1979). Sedangkan terapi
hipnosa
atau
hipnotherapy atau
medical
hipnosis
adalah
penggunaan hipnosis untuk maksud pengobatan (Hukom, 1979). Terapi hipnosa tidak bisa dipisahkan dari sugesti, karena sugesti merupakan intisari dari pelaksanaan terapi ini. Sugesti atau suggestion atau suggestie adalah suatu proses dimana suatu ide
32
atau isi pikiran dibangkitkan pada orang lain, sedang daya kritik atau logika tidak dapat bekerja untuk menyaring ide yang diberikan tersebut (Hukom, 1979) •
Meditasi adalah jalan untuk mencapai pelepasan. Dalam meditasi orang melepas dunia yang rumit di luar untuk dapat meraih dunia yang tenteram di dalam. Dalam semua jenis aliran mistik dan dalam banyak tradisi, ini dikenal sebagai jalan menuju pikiran yang murni dan kokoh. Pengalaman dari pikiran yang murni ini, terbebas
dari
dunia,
sangatlah
menakjubkan
dan
membahagiakan. •
Yoga adalah sebuah fenomena yang sudah mendunia sejak orang Barat membawanya ke negeri mereka dari anak Benua India di pertengahan abad ke-19. Perkemban(Jannya diluar tanah asalnya menjadi sangat cepat setelah para mistik dari India yang dipelopori oleh Svami Vivekananda mulai merambah dunia Barat terutama Amerika Serikat menjelang abad ke-20. Terapi yoga menggunakan teknik
penghentian pikiran pikiran liar (lnilah
definisi dari Patanjali: kalau pikiran itu tidak ada/diam maka seseorang dapat dinyatakan dalam dalam keadaan yoga, apabila masih ada pikiran yang liar maka seseoarang belum dalam keadaan yoga.
33
2.2.4. Faktor-Faktor yang menyebabkan efek Relaks
Menurut Benson (2002) ada beberapa faktor yang dapat rnempengaruhi hasil yang optimal dalam relaksasi, antara lain : 1. Lingkungan yang tenang. Pengkondisian relaksasi dapat optimal bila
lingkungan
disekitar tempat melakukan
relaks.asi
lebih tenang.
Lingkungan itu meliputi antara lain suasana kamar yang sunyi, sepi, tanpa gangguan suara yang bising. 2. Persiapan mental. Persiapan mental yang holistic perlu dibangun untuk mensugesti relaksasi. Peta mental tersebut bisa diciptakan antara lain dengan memfokuskan pikiran yang berkelana dengan cara mengulang suatu kata yang bisa memotivasi kita1 untuk rileks, zikir, menutup mata, mengatur irama nafas dan mendengarkan bunyibunyian yang menenangkan. 3. Sikap. Dalam relaksasi seseorang sebaiknya memiliki sikap pasif dalam arti membiarkan saja seluruh masalah mengalir dan digantikan dengan kepasrahan. Kepasrahan juga bisa diartikan untuk tidak menuntut hasil relaksasi yang baik tanpa menikmati prosesnya tersebut. 4. Posisi tubuh yang nyaman. Posisi relaksasi
yan~J
baik yaitu segala
posisi yang tidak memaksa tubuh dalam bergerak membuat nyaman.
34
Posisi yang baik antara lain, duduk bersandar pada kursi, duduk bersila, berlutut, bergoyang-goyang dan juga tidur. Sedangkan
dalam
pendekatan
agama
Islam
latihan-latihan
yang
menyebabkan relaksasi antara lain : 1.
Shalat, shalat apabila dilakukan dengan baik dan benar, merupakan salah satu sarana relaksasi otot dan tubuh. Pada shalat terdapat beberapa gerakan yang mampu menegangkan clan meregangkan otot tubuh.
2.
Membaca Al Qur'an dan mendengarkan bacaan Al Qur'an, juga dengan menyimak maknanya. Hal ini juga bisa berarti mendengarkan bacaan Al Qur'an dan menyimak bacaan Al Qur'an yang dilantunkan oleh seseorang. Bacaan Al Qur'an yang dibaca ataupun yang didengarkan hendaklah bacaan tartil dan indah, sehingga pengaruh Al Qur'an dapat masuk ke dalam sanubari seseoran9. Dengan demikian diharapkan seseorang bisa lebih tenang.
3.
Memperbanyak zikir kepada Allah di setiap tempat dan di setiap waktu. Dzikir merupakan keadaan dimana seseorang hamba senantiasa mengingat Allah bukan hanya dengan lisannya namun juga dengan hatinya dan jiwanya. Zikir adalah salah satu teknik pengulangan katakata yang baik untuk untuk memberikan motivasi. Dengan berzikir diharapkan manusia itu selalu ingat bahwa Allah selalu berada disampingnya dalam setiap keadaan. Maka ketika seseorang sedang
35
gundah dan sedih, ia cukup mengingat Tuhannya yang akan menolongnya setiap saat. Bahwa azab dan kebijaksanaan Tuhannya selalu meliputi makhluknya. Bahwa tidak ada persoalan didunia ini melainkan Allah pasti akan membantunya memberikan baginya jalan keluar yang baik. Dari beberapa pendekatan latihan relaksasi, bunyi sebagai salah satu stimulus relaksasi auditori, seperti telah dipaparkan sebelumnya juga dapat mengakibatkan pengaruh relaksasi pada diri seseorang. Bunyi bisa menjadi salah satu terapi yang memberikan stimulus gelombang alpha yang menyebabkan seseorang memasuki kondisi alpha dalam. Ketika seseorang didengarkan suara atau musik tertentu yang berada pada gelombang alpha, maka akan dimungkinkan orang tersebut mengalami sebuah kondisi dimana ia merasakan relaksasi.
2.3. Kerangka Berfikir Pada dasarnya setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Karena mereka mempercayai dengan memperoleh kebahagian, mereka akan merasakan ketentraman serta ketenangan dalam melakukan aktivitas kerja sehari hari. Kebahagiaan dalam hidup tidak selalu mudah untuk diperoleh oleh manusia, karena bermacam-macam sebab dan rintangan yang terjadi dalam hidup
36
sehingga
banyak
orang
mengalami
kegelisahan,
kecemasan,
dan
ketidakpuasan. Sedangkan jiwa yang tenang adalah kondisi rileks atau l<eadaan batin yang santai, tenang dan tanpa adanya tekanan emosi yang l
37
kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu merasakan manisnya iman. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Ada tiga hal, barang siapa memiliki ketiga hal tersebut mak dia akan merasakan manisnya iman : hendaknya Allah dan Rasulullnya lebih ia cintai dibandingkan dengan yang lainnya hendaklah ia mencintai dan membenci seseorang karena Allah, dan hendaklah ia tidak suka pada kekufuran sebagaimana ia tidak senang jika dilemparkan kedalam api neraka." Setelah rasa cintR pada Allah yang dianggap rasa cinta paling tinggi, tahapan berikutnya adalah cinta kepada Rasulullah SAW. Cinta kepada Allah dan Rasulullah merupakan dua rasa cinta yang sangat p1:mting dimiliki oleh manusia. Keduanya menempati tingkat teratas apabila dilihat dari perspektif spiritualitas dan kejernihan hati. Seorang pecinta akan menaati, tunduk dan patuh terhadap kekasihnya. Begitu juga kecintaan pada Allah dan Rasulnya merupakan salah satu faktor utama untuk mendidik jiwa kaum muslimin agar patuh padanya. Kecintaan pada Allah dan Rasulnya bisa menguatkan keikhlasan dan mengokohkan komitmen seseorang untuk berpegang pada nilai dan ajaran Islam. la akan senantiasa berada dalam koridor ajaran Rasul mengikuti tauladannya dan menganjurkan orang lain untuk melakukan apa yang beliau perintahkan. Untuk mencapai taraf kecintaan tersebut, membaca shalawat dapat dijadikan wadah bagi kaum muslimin agar selalu ingat dan patuh pada ajaran yang
38
dibawa oleh Nabi Muhammad guna mendatangkan Relaksasi di dalam dirinya. Relaksasi disini merupakan cara mengistirahatkan tubuh dari segala macam kesibukan. Salah satu metode relaksasi adalah metode kesadaran dengan cara memfokuskan pada keyakinan yang berbentuk frase, kata, atau doa. Maka
dapat
disimpulkan
bahwa
dengan
memberikan efek relaksasi pada diri seseorang.
membaca
shalawat
dapat
39
Kerangka Berpikir
SHALAWAT
QAULIYAH
Fl'LIYAH
QALBIYAH
MENCAKUP: SUARA, IRAMA, BACAAN
MENCAKUP: GERAKAN, POSIS! TUBUH, SIKAP
MENCAKUP: KECINTAAN, KEYAKINAN, PENGHAYATAN
RELAKSASI KESADARANINDERA
RELAKSASIOTOT
MENCAKUP: TELINGA, HIDUNG, MATA
MENGURANGI KECEMASAN DENGAN CARA MELEMASKAN OTOT
RELAKS
RELAKSASI HIPNOSA, MEDITASI, DAN YOGA
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah metode atau teknik yang berisi standar-standar dan prinsip-prinsip yang digunakan sebagai pedoman penelitian. Dalam bab ini akan diurakan tentang pendekatan penelitian dimana berisi tentang jenis metode penelitian yang digunakan, pengumpulan data yaitu metode dan instrumen serta prosedur pengumpulan data dan analisis data.
3.1
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini berusaha memahami gejala tingkah laku manusia menurut penghayatan sang pelaku ataupun meladui sudut pandang subjek penulisan. (Arikunto, 2002) Dengan pendekatan kualitatif, peneliti dapat mengenal subjeknya secara pribadi dan melihat mereka mengembangkan definisi mereka sendiri mengenai keadaan mereka ketika sedang membaca, merasakan apa yang mereka alami sehari-hari atau bahkan mempelajari pengalaman-pengalaman subjek yang mungkin belum diketahui sama sekali oleh peneliti. Pola yang digunakan adalah dengan mencari subjek yang sesuai dengan penelitian ini. Dengan pola ini diharapkan dapat memperoleh gambaran
41
secara menyeluruh tentang peranan membaca shalawat terhadap relaksasi. Oleh karena itu, diperlukan data yang bersifat khusus dan individual untuk mendapatkan hasil yang cukup mendalam.
3.2
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai di dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Nawawi (1985), studi kasus adalah penelitian yang memusatkan diri secara intensif terhadap suatu obyek tertentu. Dimana, obyek tersebut dapat berupa unit sosial seperti individu atau kelompok individu. Unit sosial tersebut diselidiki secara intensif baik secara menyeluruh maupun mengenai aspekaspek tertentu yang perlu mendapat perhatian khusus. Di dalam penulisan ini yang dimaksud dengan unit sosial adalah orang yang mengikuti kegiatan shalawat di Majelis Rasulullah. Dengan menggunakan studi kasus maka dapat diperoleh gambaran yang mendalam, mendetail, menyeluruh serta dapat melihat keunikan individu (Patton, 1987).
3.3.
Subjek Penelitian
3.3.1. Karakteristik Subjek Subjek yang diambil dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
42
a. Jama'ah Majlis Rasulullah yang telah mengikuti l<egiatan pembacaan shalawat selama 3 bulan berturut-turut. b. Mereka yang berusia 18-35 tahun . c. Pria, karena pria adalah mayoritas dari Jama'ah Majelis Rasulullah.
3.3.2. Jumlah Subjel< Penelitian kualitatif tidak menentukan jumlah subjek yang digunakan, yang terpenting adalah kekayaan data yang diperoleh, sehingga penelitian kualitatif cenderung menggunakan subjek yang sedikit. Sefain itu juga karena penelitian ini menekankan pada proses dan l<edalaman yang dihayati secara subyektif, bukan pada generalisasi. Maka penelitian ini hanya menggunakan 5 (lima) orang yang aktif dalam setiap kegiatan shalawat yang dilakukan di Majelis Rasulullah.
3.4.
Metode Pengumpulan data
3.4.1 Wawancara Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitia1n ini adalah dengan cara melakul
43
mengajukan pertanyaan lisan kepada sumber data, dan sumber data juga menyebutkan jawaban secara lisan pula. Wawancara juga dapat diartikan sebagai proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih bertatap muka mendengar secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Rosenthal, 1984). Melalui wawancara bisa didapatkan informasi yang mendalam antara lain karena baik pewawancara maupun orang yang diwawancara dapat memberikan feedback dengan menanyakan kembali apabila ada hal-hal yag tidak jelas. Pada penelitian ini dilakukan wawancara terbuka dengan menggunakan pedoman wawancara informal, tidak langsung pada beberapa orang informan untuk mengetahui informasi yang belum terungkap agar data yang diperoleh menjadi lebih kuat. Selain dengan menggunakan wawancara, dalam penelitian ini juga mengobservasi sebagai metode penunjang.
3.4.2 Observasi Untuk melengkapi hasil wawancara maka dilakukan observasi. Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mEmgamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Sedangkan tujuan dari observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitasaktivitas yang berlangsung, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang sedang diamati tersebuit (Poerwandari, 1998).
44
Observasi dalam penelitian ini meliputi gambaran fisik clan penampilan subyek serta sikap subyek selama wawancara berlangsung, termasuk gerak tubuh, mimik, intonasi suara dan tatapan muka. Sedangkan mengenai validitas penelitian kualitatif adalah kepercayaan terhadap data yang diperoleh dan clianalisis yang dilakukan peneliti secara akurat mempresentasikan dunia sosial dilapangan (Asmadi Asia, 2003)
3.5.
Alat Pengumpulan Data
Menurut Yin (2002) dalam sebuah penelitian yang menggunakan strategi studi kasus, maka wawancara instrumen yang esensial dan mendalam serta observasi yang baik dari peneliti sangat diperlukan untuk terkumpulnya data yang diinginkan, sebab dalam penelitian deskriptif jenis studi kasus dimana bukti dan data dapat berasal dari enam sumber, yaitu dokumentasi, rekaman arsip, wawancara, observasi langsung, observasi partisipan, dan perangkatperangkat fisik yang clapat menghasilkan informasi yang mlevan. Oleh sebab itu peneliti menggunakan tiga (3) instrumen penelitian tersebut, yaitu pedoman wawancara, catatan observasi saat wawancara dan alat perekam (tape recorder). Selain itu, peneliti menggunakan catatan (tulisan tangan) sebagai pelengkap atau tambahan jika dalam tape recorderterdapat keterangan yang tidak jelas.
45
3.6.
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Tahap Pra Lapangan, yaitu: a.
Menyusun instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi.
b.
Menemukan lapangan penelitian, yaitu Majelis Rasulullah.
c.
Menyiapkan perlengkapan penelitian berupa alat-alat tulis, alat-alat perekam seperti tape recorder.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan, yaitu : a.
Memahami latar penelitian dan keadaan penelitian.
b.
Memasuki lapangan. Peneliti melakukan rapport dengan subjek penelitian sehingga seolah-olah tidak ada la£1i dinding pemisah diantara keduanya.
c.
Melakukan pengumpulan data, dengan observa1si dan wawancara yang terkadang dilakukan dalam waktu yang sama.
d.
Peneliti melakukan probing atas jawaban-jawaban untuk digali lebih mendalam.
e.
Hasil rekaman wawancara dibuat laporannya secara verbatim, untuk mempermudah melakukan analisa jawaban responden.
f.
Hasil jawaban tersebut kemudian dianalisa.
46
3.7.
Analisa Data
Analisa data menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urusan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan urusan dasar (Moloeng, 2000), yaitu : Dalam studi kasus sendiri, terdapat 3 (tiga) bentuk utama analisis data yang diuraikan oleh Yin (2000), yaitu : 1) Penjodohan Pola Berdasarkan logika pada pola ini, peneliti memperbandingkan suatu pola yang didasarkan alas empat empiris dengan satu pola atau beberapa pola yang diprediksikan. Jika terjadi kesesuaian antara pola, maka penelitian tersebut memiliki validitas internal yang baik. Pada studi kasus yang bersifat deskriptif, penjodohan pola masih akan relevan sepanjang pola variabelvariabel spesifik yang diprediksi ditentukan sebelum pengumpulan datanya. 2) Pembuatan Penjelasan Bentuk ini merupakan bentuk khusus penjodohan pola, namun lebih sulit dilakukan dan cocok digunakan untuk studi kasus yang menjelaskan hubungan sebab akibat. Tujuannya adalah menganalisa data studi kasus dengan cara membuat suatu penjelasan tentang kasus yang bersangkutan.
47
3) Analisa Deret Waktu Penelitian terhadap perkembangan suatu gejala dalam kurun waktu tertentu dapat dilakukan melalui studi kasus, bila waktu penelitian memungkinkan. Analisa ini dapat bersifat sederhana (bila hanya terdiri clari satu variabel terikat dan satu variabel bebas), bersifat kompleks (bila perkembangan kasus cenclerung semakin rumit maupun kronologis). Dalam penelitian ini analisa data akan dilakukan dengan strategi pencocokan pola, karena penelitian ini bukan penelitian dengan tujuan utama merumuskan hubungan sebab akibat, serta bukanlah pen1:ilitian longitudinal (sehingga tidak sesuai untuk analisis rangkaian waktu).
3.8.
Prosedur Analisa Data
Analisa kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang bisa disusun dalam teks yang diperkuat. Menurut Miller dan Huberman (1992) ada tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan telah terjadi sebelumnya, selama dan sesuclah pengumpulan data dalam analisa data, yaitu : 1. Redaksi data, merupakan bentuk analisis yang menajam, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
48
2. Penyajian data, sebagai sekumpulan informasi yang tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, proses ini dapat dilakukan tergantung pada besarnya data kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan, kecakapan peneliti. Data-data yang terkumpul melalui wawancara kemudian dipindahkan ke dalam transkip verbatim. Penulisan transkip ini didasarkan pada kerangka teori dan pedoman wawancara, dan transkip lalu dibuat ringkasan dari setiap kasus dan dikumpulkan aspek-aspek penting yang relevan dt:mgan penelitian untuk dianalisis. Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan diberi kode (reduksi data) serta penjelasan di angket untuk mempermudah proses interpretasi sesuai dengan outline analisa data (penyajian data), kemudian dilakukan analisa terhadap masing-masing kasus, hasil analisa tersebut lalu dirangkum dan disimpulkan hal-hal yang umum dari seluruh data dan dicatat hal-hal yang khusus (penarikan kesimpulan/verifikasi). lni semua dilakukan mengacu pada kerangka teori dan permasalahan penelitian.
Bab4 Hasil Penelitian Pada bab ini akan menjelaskan mengenai hasil pengolahan data yang telah diperoleh dari lapangan. Hasil penelitian ini akan dituliskan mengenai gambaran umum subyek, analisa kasus, dan analisis perbandingan antar kasus.
4.1. Gambaran Umum Subyek Subyek pada penelitian ini berjumlah 5 orang laki-laki yang telah dipilih berdasarkan karakteristik subyek penelitin ini. Yaitu diantara anggota dari kegiatan Majelis Rasulullah yang pernah membaca Shalawat.
Setiap subyek akan dicantumkan inisial subyek, untuk menjaga kerahasiaan subyek. Secara umum subyek penelitian terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1. Gambaran umum seluruh Subyek
Subyek 1
Subyek 2
Subyek 3
s ubyek4
Subyek 5
lnisial
SM
AK
IH
M
ML
Usia
31 tahun
25 tahun
23 tahun
2,9tahun
35
ldentitas Subyek
50
Jen is
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Menikah
Bel um
Bel um
Suclah
Sudah
Menikah
Menikah
menikah
menikah
Kelamin Status
Pendiclikan
03
S1
SMU
Smu
Smp
Pekerjaan
Divisi
Wirausaha
Wirausaha
Wirausaha
Wirausaha
Dakwah Majelis Rasulullah
4. 2. Analisa Kasus Penulisan ini berusaha untuk mendapatkan data tentang Peranan Shalawat dalam Relaksasi. Dari kelima subyek diatas penulisan dapat digambarkan sebagai berikut.
4. 2. 1. Kasus SM 4.2.1.1. Deskripsi Umum Subyek
SM adalah seorang lulusan 03 yang telah rnemiliki seorang istri dan 3 orang anak, usianya saat ini mencapai 31 tahun. Subyek aktif di Majlis Rasulullah sejak tahun 1997 hingga sekarang. la menduduki Divisi Dakwah sebagai kordinator. Pada awalnya wawancara, ia banyak berce1·ita tentang proses kehidupannya sebelum aktif di Majelis Rasulullah.
la dilahirkan dan
dibesarkan di Tebet, setelah dirinya menikah dengan istrinya yang berasal
51
dari kota Depok. Maka dirinya pun berpindah ke kota Depok tepatnya di daerah Beji.
Setelah lulus kuliah dengan gelar 03 pada tahun 1994 SM bekerja pada suatu perusahaan yang terletak di Mal Taman Anggrek sebagai akuntan. Setelah beberapa tahun bekerja. Tibalah kesempatan untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5 yaitu pergi Haji ke Baitullah. Maka SM pun meminta izin kepada pimpinan perusahan untuk cuti guna melaksanakan niat ibadahnya ke tanah suci Makkah SM sudah bekerja di perusahaan milik HH. Suatu
ketika
disaat
SM
melakukan
aktifitasnya
sebagai
akunting
diperusahaan barunya. HH mengajak SM pergi untuk rnenemui H. Munzir dirumahnya dibilangan Cidodol. SM sangat tertarik dengan Majelis yang dipimpin oleh seorang ulama yang menghabiskan masa studinya di Yaman tersebut. Sejak saat itulah SM mulai tertarik dengan jalan dakwah. Bersama H. Munzir SM mulai diajarkan mengenai Rasulullah dan sunnah-sunnahnya. Mulai hari itu juga SM mengikuti jalan dakwah dengan H. Munzir dengan membentuk Majelis Rasulullah.
Dikarenakan keaktifannya di Majelis Rasulullah, SM jadi sangat gemar sekali melantunkan
puji-pujian
kepada
Rasulullah.
Banyak
pengalaman-
pengalaman spiritual yang ia dapatkan akibat dari bacaan Shalawat yang ia lantunkan, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Ke1tika Majelis dimulai
52
SM lah yang melantunkan Shalawat dan diikuti oleh ribuan jama'ah dan dibantu oleh dua orang temannya.
4.2.1.2. Deskripsi Shalawat
Menurut SM shalawat adalah doa yang ditujukan kepada Rasulullah SAW, karena Rasulullah adalah orang yang paling berjasa merubah keadaan dari alam jahiliah menuju ke alam yang terang benderang. Dari sebab dirinya mendoakan Raulullah, maka pasti Rasul akan membalas doa tersebut, sedangkan doa dari Rasulullah adalah sebaik-baiknya doa kepada Allah, pastinya Allah akan mengabulkan doa tersebut. Selain dari mendoakan beliau. bershalawat dan bersalam kepada Nabi juga diartikan sebagai bentuk lain dari proses kita menuju jati diri kehambaan yang hakiki di hadapan Allah.
Sebagai ummatnya sudah menjadi hal yang wajar jika kita mendoakan Rasulullah, walaupun Rasul sendiri sudah mendapatkan predikat manusia yang terbebaskan dari dosa (maksum), tetapi pada dasarnya doa itu akan berimbas kepada diri individu tersebut. lbarat gelas yang sudah penuh degan air, jika kita tuangkan air pada gelas tersebut, pasti akan tumpah. Tumpahan itulah yang akan kembali pada diri kita, tumpahan Rahmat dan Anugerah-Nya melalui gelas tersebut, Muhammad SAW. Shalawat Nabi memberikan syafa'at dunia dan akhirat. Hal tersebut dikarenakan kecintaan Allah kepada Kekasih-Nya itu, meruntuhkan Amarah-Nya. Sebagaimana dalam hadits
53
Qudsi, "Sesungguhnya Rahmat-Ku, mengalahkan Amarah-Ku." Siksaan Allah tidak akan turun pada ahli shalawat Nabi, karena kandungan kebajikannya yang begitu melimpah
4.2.1. 3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Kegiatan Majelis Rasulullah dimulai pada pukul 21.00 \/\llB, dari ba'da lsya para jama'ah sudah mulai berdatangan satu persatu. Setelah tiba saatnya, H. Munzir memulai kegiatan diawali dengan pembacaan ummul Qur'an yaitu surat Al Fatihah. Kemudian dimulailah pembacaan Maulid Adhiya Ulamie yang dibackan oleh SM dan kawan-kawan hingga akl1ir dan dilanjutkan dengan ceramal1 agama yang dilakukan ole11 H. Munzir sendiri.
Dalam kegiatan pembacaan Shalawat di Majelis Rasulullah, SM selalu duduk dengan posisi bersila, begitupun pada jama'ah yang lainnya.
SM berkata :... " kalo posisi badan sih duduk sila aja !"
Shalawat yang dibacakan SM terkadang menggunakan irama dan ada juga Shalawat yang tidak diiramakan. Dengan suara lantangnya SM membaca Sl1alawat dengan penuh penghayatan dan keyakinan akan mendapatkan hikmah dari Shalawat yang ia bacakan. Pada wawancaranya, SM menjelaskan bahwa dirinya sangat yakin dengan Shalawat yang dibacanya akan mengubah prilakunya sehari-hari. la sangat
54
ingin mencontoh prilaku Rasulullah, dan untuk
mewujud~:annya
ia mengikuti
Majelis Rasulullah agar dapat mengetahui akhlak-akhlak sang Nabi yang terpuji. la juga menghayati kegiatannya itu dengan men(ianggap Rasulullah hadir dan mendengarkan Shalawat yang ia bacakan. Selain itu ketika membaca Shalawat SM merasa sangat takut, takut bacaan Shalawatnya tidak mengisi batinnya, takut yang ia baca tidak berimplikasi pada dirinya. Bacaanya hanya sekedar bacaan yang hanya keluar dari lisannya saja. SM berkata :... "Sa at membaca Shalawat saya takut, kalau-kalau Shalawat yang sering saya baca ini tida teraplikasi pada kehidupan sehari-hari. Akhlak saya tidak mencontoh dari Ra:sulullah. Makannya kalau saya lagi baca Shalawat terkadang air mata mengalir. Saya takut Rasul tidak mencintai atau tidak menganggap saya sebagai umatnya, karena banyak yang saya kerjakan .... !
Untuk
mencapai
kekhusukan
dalam
membaca
Shalawat
SM
tidak
dipengaruhi/ditunjang dengan indra yang dimilikinya (hidung, telinga, mata). Baginya kekhusyukan dapat dicapai hanya dengan meyakini bahwasannya Rasulullah ada dihadapan kita, Rasulullah memandang kita dari dekat.
Menurutnya Shalawat dapat menjadi obat yang tepat bagi dirinya. Ketika ia sedang sakit, dapat sembuh disaat dirinya sedang asyik rnembaca Shalawat. Pernah suatu ketika ia mengalami sakit gigi, maka dengan mermodalkan keyakinan yang dimilikinya,
sakit gigi tersebut dapat hilang disaat dirinya
sedang membaca shalwat di Majelis Rasulullah. Lintasan-lintasan yang dapat membuatnya khusyuk adalah bayangan-bayangan mengenai perjuangan
55
Rasulullah menghadapi suku Quraisy dan tentang lemparan batu orangorang Taif kepada Rasulullah. SM berkata : .... "Penyakit meriang ana bisa Hang gara-gara baca Shalawat, jangan kan itu. Sakit gigi bisa ana ga rasain kalo lagi khusuk baca Shalawat."
Ketika dirinya sudah asyik dengan shalawat yang dibacanya maka sudah dapat dipastikan, dirinya akan merasakan keadaan tenang. Sebab bagi dirinya jiwa yang tenang juga salah satu penyebab seseorang dapat hidup bahagia dialam dunia ini. Baginya ketenangan sangat perlu agar dapat menghadapi masalah-masalah kehidupan yang melanda clalam dirinya.
Analisa Kasus SM
Menurut Purnawan (2007) relaksasi merupakan suatu usaha untuk mencapai keadaan rileks/tenang. Pernyataan tersebut sama seperti yang dialami dalam kasus SM, ia dapat rileks akibat rangsangan dari internal (dalam dirinya) berupa hal-hal yang dapat menambah keyakinannya terhadap manfaat/ keutamaan yang akan ia dapatkan dari membaca Shalawat. Hal itu sejalan dengan pendapat dari Benson (2000) yang mengatakan bahwa peran mental seseorang punya peran sangat besar dalam memperoleh keadaan rilks.
Didalam Hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasai dan lbnu Majah dari Anas RA menyatakan bahwasannya
56
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga aku (Nabi Muhammad SAW) lebih dicintai olehnya daripada ia mencintai anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya."
Sedangkan menurut Benson (2000) proses rileks bisa didapat dengan kondisi lingkungan yang tenang.
Pengkondisian relaksasi clapat optimal bila
lingkungan clisekitar tempat melakukan relaksasi lebih tenang. Lingkungan itu meliputi antara lain suasana kamar yang sunyi, sepi, tanpa gangguan suara yang bising. Namun pada kasus SM lingkungan disekitarnya bukanlah lingkungan yang seperti dituturkan oleh Benson. Lingl
Selain dari aspek keyakinannya, kondisi rileksnya juga ditunjang oleh aspek sikap dan posisi yang nyaman. Menurut Benson dalarn relaksasi seseorang sebaiknya memiliki sikap pasif dalam arti membiarkan saja seluruh masalah mengalir dan digantikan dengan kepasrahan. Kepasrahan juga bisa diartikan untuk tidak menuntut hasil relaksasi yang baik tanpa menikmati prosesnya tersebut. Posisi tubuh yang nyaman, posisi relaksasi yang baik yaitu segala posisi yang tidak memaksa tubuh dalam bergerak membuat nyaman. Posisi
57
yang baik antara lain, duduk bersandar pada kursi, duduk bersila, berlutut, bergoyang-goyang dan juga tidur.
Menurut
Anam
(2003)
dalam
berShalawat
sebaiknya
seseorang
memvisualisasikan wujud Nabi Muhammad SAW dihadapannya, sebagai sesosok manusia bercahaya dengan pakaian cahaya dan dan penuh keharuman yang baik. Bersama dengan itu, bentuk Nabi SAW pun terpatri dalam ruhani, dan ia pun berlaku lemah lembut terhadap Beliau yang memungkinkan memperoleh keutamaan dari rahasia cahayanya.
Penjelasan diatas merupakan teori yang mendukung pernyataan SM mengenai penghayatannya ketika sedang membaca shalawat. Baginya hal itu perlu dilakukan agar sekiranya bacaan Shalawatnya dapat memberikan efek rileks kepada dirinya, selain itu agar shalawat yang dibacanya dapat teraplikasi dalam kehidupan kesehariannya. la sangat takut apabila dirinya tidak bisa menghayati Shalawat, karena ia tidak ingin dikatakan cintanya palsu terhadap Nabi Muhammad SAW.
Kecintaan kepada Nabi juga merupakan dasar bagi dirinya untuk membaca Shalawat, karena menurutnya cinta kepada Nabi merupakan hal yang paling utama setelah cinta manusia kepada tuhannya yaitu Allah SWT.
58
Allah SWT berfirman : Artinya :"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah maha Pengampun lagi ma ha penyayang."
Menurut Najati (2003) Mencintai Allah Taala dan Rasulullah bagi seorang mukmin adalah suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara dibandingkan dengan kenikmatan maupun kebahagiaan apapun yang ada didunia. Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu merasakan manisnya iman. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Ada tiga ha!, barang siapa memi/iki ketiga ha/ tersE1but, maka dia akan merasakan manisnya iman : hendaknya Allah dan Rasu/nya /ebih ia cintai dibandingkan dengan yang /ainya, hendak/ah ia mencintai dan membenci seseorang karena Allah, dan hendaklah dia tidak suka kepada kekufuran sebagaimana dia tidak senang kalau dilemparkan kedalam api neraka."
Tabel 4.3. Proses Relaksasi SM Teknik Membaca Shalawat 1. Qauliyah (ucapan) mencakup Bacaan (lisan)
•
•
Keterangan
Setiap shalawat yang dibacanya selalu ia laukan secara lisan. Suara
lantangnya Suara membuat dirinya bersemangat dalam membaca shalawat
Macam-ma cam Relaksasi 1. Re la ks asi Kesada ran lndera • Teli nga
Keterangan
Menurutnya jika sudah mengalami posisi rileks maka suara-suara yang menggangu tidak akan terdengar Begitu juga dengan hidung tanpa wewangian
59
•
2.
3.
lrama
Fi'liyah mencakup • Gerakan
Baginya irama juga salah satu menjadi penunjang agar bacaan shalawatnya terasa lebih nikmat
SM tidak melakukan gerakan-gerakan sekecil apapun
•
Posisi tubuh
SM sangat menyukai posisi duduk sila, karena ini lah yang posisi paling menurutnya nyaman
•
Sikap
la selalu memperlihatkan sikap merendah dengan cara membungkukan kepala
Qolbiyah (perasaan) •
•
Penghayatan
Kecintaan
Bentuk penghayatannya dalam shalawat adalah dengan membayangkan bahwa Rasulullah hadir dihadapannya Menurutnya bohong jika seseorang membaca shalalawat jika tidak didasari dengan kecintaan kepada Nabi Keyakinannya adalah Allah akan membalas shalawatnya dengan kebaikan dunia dan akhirat
•
Kevakinan
•
Hidung
•
Mata
2. Relaksasi otot (mengurangi kecemasan dengan cara melemaskan otot
3. Relaksasi melalui Teknik • Hipnosa
dirinya sudah dapat mencapai keadaan rileks Sama halnya dengan kedua matanya. Sebab menurutnya kalau sudah yakin maka sesuatu apapun tidak akan terasa jika sudah merasakan kenikmatan Yang ia rasakan, ototnya terasa melemas
SM tidak menggunakan teknik ini
•
Meditasi
la juga tidak menggunakan teknik ini
•
Yoga
Begitupun teknik ini
pada
60
4.2.2. Kasus AK 4.2.2.1. Deskripsi Umum Subyek
AK lahir di Jakarta pada tanggal 30 November 1981, dan bersekolah di Ml Assu'dawiyah, MTS. Raudotul Ulum, MA,. Al-Khoiriyah. Unifersitas Islam Negeri merupakan tempat study AK dalam bidang kependidikan. AK menyelesaikan tugas akhirnya di Majelis Rasulullah yang berjudul Peranan Majelis Rasulullah Dalam Membina Akhlak Para Pemuda1 pada tahun 2003. Karena kesibukan AK membuat skripsi mengharuskannya untuk selalu aktif mengikuti kegiatan Majelis Rasulullah dimana saja berada1. Hingga suatu saat AK mengikuti kegiatan Pesantren Kilat yang dilakukan Majelis Rasulullah. ketika itu AK diperintahkan untuk mengumandangkan azan shalat maghrib. Mendengar suara merdu AK, maka H Munzir meminta AK untuk selalu aktif di Majelis Rasulullah guna membaca Shalawat dihadapan para jama'ah Majelis Rasulullah.
4.2.2.2. Deskripsi Shalawat
Menurut AK pengertian kita shalawat kepada
Nabi, ialah mengakui
Kerasulannya serta memohon kepada Allah agar Allah melimpahkan kemuliaan dan kehormatan tertinggi diantara seluruh makhluk. ltulah tanda penghormatan kita kepada beliau walaupun Rasulullah ticlak perlu lagi do'a kita, karena beliau maksum (tidak mempunyai dosa), akan
61
tetapi doa kita hanyalah sebuah rasa cinta dan ungkapan terima kasih karena tidak mampu membalas jasanya yang sangat luar biasa. Ibara! kita mengucapkan terima kasih kepada orang yang sangat kaya raya, sebenarnya
dia tidak
lagi
memerlukan
uang
dari
kita,
karena
dia
sudah berkecukupan, akan tetapi ungkapan terima kasih itu diwujudkan dengan memberikan sekuntum bunga atau souvenir yang tidak ada harganya jika dihitung dengan uang, namun memberikan muatan rasa hormat yang tinggi. Nabi bersabda : "Apakah tidak lebih baik saya khabarkan kepadamu tentang orang yang dipandang sebagai manusia yang sekikir-kikirnya ?? menjawab shahabat :baik benar, Ya Rasulullah . maka Nabi pun bersabda : orang yang disebut namaku dihadapannya, maka tiada ia bershalawat kepadaku, itulah manusia yang sekikir-kikirnya." (HR At Thurrnudzy dari Ali, Al Mirqah).
4.2.2.3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Pada tahun 2004 AK mulai aktif secara rutin, setiap pembacaan Shalawat di Majelis Rasulullah AK selalu mengalunkan suaranya setelah IH membaca Shalawat. Didalam membaca Shalawat AK selalu mengiramakan bacaan Shalawatnya. la membuat sendiri irama-irama bacaan dan menjadikan ciri khas yang ada pada dirinya. Didalam melakukan pembacaan Shalawat AK dalam posisi bersila.
62
Pembacaan Shalawat yang dilakukan AK tergantung pada kondisinya saat itu, ketika AK membacanya dalam keadaan tidak konsentrasi mal
dengan
penuh
penghayatan
maka
AK
akan
merasakan
ketenangan. Untuk menyiasati agar AK dapat berkonsentasi, AK sudah memulainya disaat ia sedang memasuki ruang majelis. AK berkata :... "Ketika kita masul< kerumah Allah, seakan-akan dapat AK melupakan dunia luar. Di saat itu saya merasa sebagai makhlul< yang lemah. Maka saya al
AK sangat meyakini dalam membaca Shalawat, tujuannya adalah mahabbah kepada
Rasul,
karena
dengan
membaca
Shalawat
nantinya
akan
mendatangkan syafaat Nabi di Yaumil Akhir l<elak. Merasal
63
Shalawat AK meyakini dapat lebih khusyuk ketika membacanya bersama para jama'ah, juga dipengaruhi oleh wewangian yang tercium lewat hidungnya.
Sesaat AK lebih menyul
menambah kekhusyukan dalam membaca Shalawat. AK berkata :..... "Menurut ana wewangian sangat mempengaruhi kekhusyukan membaca Shalawat, kalau ana lagi ~Ja enak. Paling ana mengoleskan sedikit minyak wangi kehidung. Enak, nafas ana biasanya lebih panjang."
AK juga mengatakan, pikiran juga dapat menetukan konsentrasi dalam membaca Shalawat, tapi bisanya pikiran yang menyulitkan akan hilang ketika dirinya sedang asyik melantunkan Shalawat. Hal itulah yang menjadi penyebab ketertarikan dirinya terhadap Majlis shalawat. Dirinya akan merasakan ketenangan yang menurutnya sangat sulit untuk didapatkan.
Analisis Kasus AK
Relaksasi merupakan latihan olah tubuh dengan beberapa stimulus yang dapat membangkitkan respon rileks pada diri seseorang stimulus yang dapat membangkitkan respon rileks pada diri seseorang. Pada kasus AK relaksasi yang didapatkan didominasi oleh alam konsentrasinya yang juga dipengaruhi oleh factor keyakinan subyek terhadap bacaan yang akan dibacanya. "Saya mendengar Hasulullah SAW. Rasulullah bersabda Bersabda:"Janganlah kamu menjadikan kuburku menjacli persidangan hari raya. BerShalawatlah kepadaku karena Shalawatmu sampai kepada ku dimana saja kamu berada." (H.R. An-Nasai, Abu Dawucl dan Ahmad serta disahihkan oleh An-Nawawi).
64
Menurut Purnawarman (2007) Relaksasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain melalui relaksasi auditorial (dengan rangsang pendengaran melalui pendengaran musik atau bunyi-bunyian), relaksasi olfaktori (dengan rangsang penciuman menggunakan aroma terapi), relaksasi visual (dengan rangsangan penglihatan melalui visualisasi warna atau bentuk tertentu) dan terakhir relaksasi tubuh (dengan rangsangan psikornotorik tubuh melalui berbagai gerakan olah tubuh dengan posisi tertentu). Sejalan dengan kasus AK, ia baru dapat berkonsentrasi dan lebih nyaman jika rnencium wewangian dari hidungnya. Dalam wawancaranya AK mengatakan, ia selalu membacakan Shalawatnya dengan suara yang berirama yang ia sukai. Hal ini sejalan dengan yang diakatakan
Perrinii (2005), terapi suara merupakan salah satu stimulus
auditorial yang dapat menciptakan gelombang alpha pada manusia. Ketika gelombang alpha telah tercipta dan mensitumulus otak melalui indera pendengaran, maka seseorang akan mulai focus dalam kondisi alpha. Dalam kondisi ini seseorang mulai rileks. Dan memasuki dalam tahap kedalaman kesadaran. Dalam hal keyakinan subyek AK juga memiliki banyak referensi yang ia yakini. Menurutnya Shalawat akan menolong dirinya diakhirat kelak untuk mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW. Zakro (dalam Anam, 2003) salah satu menyatakan buah matang yang dapat dipel!ik seorang hamba
65
dengan membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW dan adalah Shalawat adalah sebab memperoleh syafa'at/pertolongan. AK sangat yakin dengan Shalawat, menurutnya dengan membaca Shalawat seorang umat akan mencapai kedekatan dengan Rasulullah SAW, modal kedekatan dengan sang Nabi bisa digunakan untuk meraih keridhaan Allah SWT. Sebab dengan demikian dapat membiasi perilaku keseharian,dirinya merasa lebih tenang dalam menghadapi permasalahan yang datang setiapharinya. Selain itu AK juga menghayati setiap bacaan Shalawat
yang dibacanya,
menurutnya tanpa didasari dengan penghayatan, membaca Shalawat adalah suatu perbuatan yang sia-sia. Tanpa penghayatan menurutnya tidak akan menambah kecintaan seorang manusia kepada Nabi Muhammad, sebab dengan menghayati bacaan Shalawat secara otomatis akan menambah kecintaan manusia dengan Nabi Muahammad. AK mendasari bacaan setiap Shalawat dengan aspek kecintaan, menurutnya dengan mencintai Rasulullah SAW manusia akan menempuh jalan yang lurus untuk mendapatkan setiap kemudahan disaat manusia hidup dialam dunia. Sebab dengan mencintai manusia yang memiliki segala aspek positif, maka secara otomatis si pencinta akan selalu mengikuti apa yang pernah dilakukan semasa Rasulullah masih hidup.
66
Allah SWT telah berjanji akan mencintai dan mengampuni dosa orang-orang yang mau mengikuti Rasulullah dan menganjurkan orang lain untuk melakukan perintah beliau. Allah SWT dalam hal ini berfirman : "Katakanlah : 'jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang
AK sangat merasakan efek rileks ketika sedang membac:a Shalawat, dirinya merasa bagaikan orang yang paling bahagia hidup didunia ini. Didalam wawancaranya ia menyatakan bahwa Shalawat adalah salah satu cara yang ia gunakan disaat masalah-masalah menghampirinya. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan Benson, didalam bukunya ia menuliskan bahwa relaksasi memberi jeda untuk pikiran seseorang dari serangan gencar mental dan keruwetan pikiran. Caranya dengan menggunakan peranti verbal, seperti bunyi, kata, doa atau frase. Relaksasi dapat digunakan untuk membangkit kanfaktor keyakinan, ketika kepercayaan pribadi memperkuat tenaga batin untuk melawan suatu ketegangan.
Menurut Najati (2003) setelah rasa cinta kepada Allah yang dianggap rasa cinta paling tinggi, tahapan berikutnya adalah cinta kepacla Rasulullah SAW, cinta kepada Allah dan Rasulullah merupakan dua rasa cinta yang sangat penting dimiliki oleh manusia. Keduanya menempati tingkat teratas apbila dilihat dari perspektif spiritualitas dan kejernihan hati.
Den!~an
mencintai Allah
67
taala dan Rasulullah seorang Mukmin akan merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara dibandingkan dengan kenikmatan maupun kebahagiaan apapun didunia. Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu merasakan manisnya iman. Tabel 4.4. Proses Relaksasi AK Teknik Membaca Shalawat 4. Qauliyah (ucapan) mencakup • Bacaan (lisan)
•
•
5.
Suara
lrama
Fi'liyah mencakup • Gerakan
•
Posisi tubuh
Keterangan
lebih AK menyukai jika shalawat dibacakan secara lisan Dengan bersuara shalawat lebih enak dibandingkan didalam hati Menurutnya irama akan membuat dirinya tambah rile ks
Deng an sendirinya kepalanya bergerak mengikuti irama yang dibacanya AK sangat menyukai posisi duduk sila, karena posisi ini lah yang menurutnya paling nyaman
Macam-macam Relaksasi 4. Relaksasi Kesadaran lndera • Telinga
Keterangan
Telinganya juga berpengaruh dalam proses rile ks. Suara shalawat para jama'ah menjadikan penyebabnya
•
Hidung
Keadaan rile ks akan lebih mudah ia dapatkan ketika ia mencium wewangian
•
Mata
Matan ya tidak terpejam jika sedang membaca shalawat Yang ia rasakan, ototnya seperti biasanya orang normal
5. Relaksasi otot (mengurangi kecemasan dengan cara melemask:m otot
68
•
Sikap
la selalu memperlihatkan sikap merendah dengan cara membungkukan badannva
6. Qolbiyah (perasaan) :
•
•
•
Penghayatan
Kecintaan
Keyakinan
6. Relaksasi melalui Baginya penghayatan merupakan hal yang sang at penting, tan pa itu hasilnya nihil
Menurutnya aspek kecintaan adalah penting karena percuma jika bershalawat tidak didasari dengan kecintaan
Teknik
•
Hipnosa
AK tidak menggunakan teknik ini
•
Meditasi
la jug a tidak menggunakan teknik ini
•
Yoga
Begitupun teknik ini
pad a
Keyakinannya adalah Allah akan membalas shalawatnya dengan kebaikan dunia dan akhirat
4.2.3. Kasus IH 4.2.3.1. Deskripsi Umum Subyek
IH dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 November 1983, ia anak tertua dari 3 bersaudara. Kedua adiknya masih melanjutkan sekolahnya dibilangan Trogong Jakarta Selatan, kesehariannya saat ini ia habiskan di Majlis Rasulullah. Profesi ayahnya saat ini sebagai wirasuasta. IH berasal dari suku
69
betawi yang rumahnya terletak di JL. Trogong Jakarta Selatan. Masa study ia habiskan di Ml. Fatahillah, MTSN 3 Pondok Pinang, MAN. 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan. Sejak kecil IH memang sudah gemar diclunia tarik suara, hal itu disebabkan didikan ayahnya yang selalu mengalunkan suara indahnya ketika membaca Al Qur'an. Seketika itu juga ia tertarik untuk mengikuti jejak ayahnya didalam dunia tarik suara.
4.2.3.2. Deskripsi Shalawat
Menurut pendapat IH mengenai shalawat, bahwa shalawat adalah salam penghor-matan kepada Nabi Muhammad SAW atau juga bisa disebut ekspresi dari rasa cinta dan rasa keterikatan yang erat antara Rasul dengan ummatnya. Disamping itu pula sahalawat juga
merupakan sarana untuk
menyampaikan salam yang akan disampaikan oleh melaikat kepada Rasulullah, sehingga kita di kenal oleh beliau. Dengan banyak bershalawat kepada Nabi, pastinya Allah akan membukakan syafa'at Nya kepada kita semua. Rasululah SAW mempunyai hak yang harus dipenuhi umatnya, di antara hak itu adalah kewajiban kita mencintainya dengan memperbanyak membaca shalawat.
Rasulullah SAW bersabda : "Kalau orang bershalawat kepadaku, maka malaikat juga akan mendoakan keselamatan yang sama baginya, untuk itu hendaknya dilakukan, meski sedikit atau banyak." (HR'.. lbnu Majah dan Thabrani).Sabda Nabi SAW, "Manusia yang paling uatama bagiku adalah yang paling banyak shalawatnya." (HR. at-Tirmidzi)
70
Besar sekali pahala dan fadhilah shalawat kepada Nabi SAW. Hendaklah orang beriman selalu mengucapkan shalawat, karena Rasulullah SAW adalah perantara yang agung dari seluruh rahmat dan kenikmatan yang telah diterima manusia. Fadhilah atau keutamaan membaca shalawat, diantaranya adalah untuk menerangi hati yang gelap, menghindari kepikunan, sebagai wasilah dengan Allah, memudahkan masuknya rezeki.
4.2.3.3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Awai keberadaan IH adalah pada saat ia diajak oleh temannya ke masjid almunawwar, pada masa H. Munzir mengajar kitab di masjid tersebut. Kala itu IH diajak oleh salah satu teman sekolahnya yang hubungannya sangat dekat dengan H. Munzir. Semuanya masih tergolong baru untuk kegiatan pembacaan Shalawat. Diawal kegiatan itu IH hanya menjadi beking vocal seorang temannya. Hingga akhirnya temannya itu idak dapat lagi aktif dikarenakan oleh suatu hal, akhirnya IH lah yang
men~1gantikan
posisinya
sebagai vocal utama. Dalam membaca Shalawat IH selalu mengiramakan lantunannya, ia selalu mencari bagaimana cara membacanya. Masih banyak teks-teks bacaan
Shalawat yang ia belum tahu bagaiman iramanya. Selain itu ketika subyek membaca Shalawat, ia selalu mengetuk-ngetukan cincin yang ada dijari
71
kelingkingnya pada microvon yang ia pegang, setelah itu akan berpengaruh kepada badannya yang terkadang juga ikut-ikutan bergerak. Secara mendalam baginya Shalawat dapat menjadi obat bagi dirinya. ltu terbukti pada saat dirinya sedang sakit kepala maka dengan membaca Shalawat akan menyembuhkan kondisi fisiknya. Menurutnya Shalawat harus dibaca dari jiwa yang paling dalam, karena dengan
begitu
akan
berpengaruh
kepada
jiwa
jama'ah
yang
mendengarkannya. Para jama'ah yang hadir juga akan meraskan nikmatnya membaca Shalawat secara berjama'ah.
la sangat yakin bahwa dengan membaca Shalawat ak.an membawa dirinya kepada kecintaan terhadap Rasulullah yang akan mengakibatkan terbukanya seluruh pintu kemulyaan. Dengan kita mencintai rasul kita akan tahu apa yang dicintai Rasul dan akhirnya akan mengetahui sunnah Rasul. IH berkata :... "Deng an berShalawat, timbulnya pujian kita ini kan timbul dari rasa cinta. Misalnya kita punya pacar, pasti kita akan memujinya setiap saat."
Ada salah satu syair yang ia yakinkan dalam berShalawat yaitu Hasyaka ya rasu/ullah hi tardo wa pii naman yuazzabu aw yusa u, yang artinya mustahil
rasulullah
ridho
melihat
umatnya
yang
membaca
Shalawat
merasa
kesusahan hidup didalam dunia. Dengan refernsi yang ia dapat dari gurunya
72
ini, menyebabkan dirinya selalu melazimkan Shalawat agar setiap kesusahan menjauh dari kehidupan kesehariannya.
IH akan lebih khusyuk bila suasana sangat sendu, konsentrasinya bisa buyar jika mendengar dering suara HP. Jika keadaannya dernikian ia rnengakui tidak dapat lagi menikmati lantunan Shalawat. Disaat itu ia akan merasa kesal dan harus cepat-cepat mengembalikan konsentrasinya seperti pada awalnya. Selain dari itu, dirinya juga merasa terganggu bila melihat sesuatu yang tidak ia sukai. Maka secara otomatis konsentrasinya menjadi pecah.
Bagi IH Shalawat akan membawa efek tenang pada dirinya, selain itu dirinya akan merasa senang, sejahtera, nyaman clan tentram. Ketika dirinya dirundung oleh banyak masalah dirinya selalu membaca salawat. Apalagi saat ini IH sudah menanggung beban ekonomi keluarganya. Beban itu ia pikul karena ia merasa sebagai anak yang paling tua dan memiliki beberapa orang adik yang masih membutuhkan bantuan biaya pendidikan.
Analisa Kasus IH
Menurut Najati seorang pecinta akan menaati, tunduk dan patuh pada kekasihnya. Begitu juga kecintaan kepada Allah dan Rasulnya merupakan salah satu faktor utama untuk mendidik jiwa kaum muslimin agar patuh kepadanya.
Kecintaan kepada Allah dan Rasulnya bisa menguatkan
73
keikhlasan dan mengokohkan komitmen seseorang untuk berpegang pada nilai dan ajaran Islam. Dia akan senantiasa berada didalam koridor ajaran Rasaulullah
SAW,
belajar
dari
beliau,
mengikuti
tauladannya
dan
menganjurkan orang lain seperti apa yang pernah beliau perintahkan.
Allah SWT telah berjanji akan mencintai dan mengampuni dosa orang-orang yang mau mengikuti Rasulullah dan menganjurkan orang lain untuk melakukan perintah beliau. Allah SWT dalam hal ini berfirman dalam surat AL IMajelis Rasulullahan ayat 31 :
"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penya yang."
Penjelasan
diatas
sejalan
dengan
apa
yang
dikatakan
IH
dalam
wawancaranya mengenai konsep kecintaan ketika dirinya sedang membaca Shalawat. Menurutnya adalah bohong jika
seseoran~J
yang membaca
Shalawat tidak didasari dengan perasaan cinta. la menganalogikan seperti seseoran pria yang sedang jatuh cinta dengan wanita. Pasti kapanpun dan dimana pun akan selalu teringat akan wajah dan perilakunya sehingga akan menimbulkan pujian kepada sang kekasih tersebut.
74
IH sangat yakin dengan bacaan Shalawatnya, ia menerangkan dari beberapa kosidah yang dibacanya. Rasulullah tidak akan ridho jik.a melihat umatnya yang hidup didunia ini mengalami kesusahan. Benson mengatakan seseorang harus memilih satu kata atau frase singkat yang mencerminkan keyakinan. Kerena bagian
terpentin~J
dari dari relaksasi
adalah penggunaan kata atau frase sebagai focus atau pengantar meditasi. Dengan, menggunakan kata atau frase dengan makna khusus, seseorang akan mengaktifkan keyakinan yang akan mendorong efek placebo yang sehat.
Dikala membaca Shalawat IH selalu melantunkannya dengan irama yang sangat merdu. Baginya semua Shalawat ada iramanya tidak ada Shalawat yang tidak ada iramanya. IH sangat terganggu sekali apabila ia mendengar suara-suara seperti hp atau yang lainnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan
Campbell (2004), terapi suara adalah sebuah area getaran bunyi
yang dapat menghasilkan bahasa, musik atau tone (suara/bunyi) dengan efek penyembuhan.
Apabila
menghasilkan
kata-kata,
ketiga
hal
ide-ide,
itu
terorganisir,
mengutarakan
seseorang perasaannya,
dapat dan
mengekspresikan sesuatu. Suara dapat menyentuh bagian otak dan tubuh melalui kulit, tulang dan telinga, bahkan saat kita dalam keadaan koma sekalipun. Saat ritme, melodi dan harmoni terorganisir dengan baik menjadi
75
irama yang indah, maka pikiran, tubuh, semangat dan emosi seseorang bisa terbawa dalam harmonisasinya.
Posisi yang nyaman menurut IH adalah posisi duduk bersimpuh, karena dengan begitu dapat menunjukan sikap rendah diri. Hal ini ia ketahui dari sejarah seorang ulama yang bernama Syeikh Abu Bakar bin Salim, yang selalu duduk bersimpuh untuk menunjukkan sikap rendahnya dihadapan Allah. Sejalan dengan itu Benson mengutarakan posisi tubuh yang nyaman merupakan hal penting agar tidak timbul ketegangan otot untuk menurunkan tekanan darah.
IH juga menyatakan dalam wawancaranya, jika dirinya telah mencapai puncak kekhusyukan, maka dirinya tidak merasa tidak melihat kumpulan jama'ah yang ada dihadapannya. Hal ini juga seja;a dengan teknik hipnosa yang merupakan
kedaan menyerupai tidur, yang bisa dibangkitkan oleh
orang lain, dimana terdapat keadaan suggestibiltas yang memuncak serta pelbagai gejala-gejala motorik maupun sensorik yang bisa ditimbulkan maupun hal-hal yang bertalian dengan daya ingat.
76
Tabel 4.5. Proses Relaksasi IH Teknik Membaca Shalawat 7. Qauliyah (ucapan) mencakup • Bacaan (lisan)
•
•
Suara
lrama
Keterangan
Didalam bershalawat IH lebih sering secara lisan
IH lebih menyukai shalawat dengan suara disbanding didalam hati
Macam-macam Relaksasi 7. Relaksasi Kesadaran lndera
Keterangan
•
Telinga
Telinganya juga berpengaruh dalam proses rileks. Jika mendengar suara yang tidak diinginkan akan menganggu konsentrasinya
•
Hidung
IH tidak dipengaruhi wewangian untuk mencapai kondisi Rileks
•
Mata
Jika melihat sesuatu yang menganggu maka konsentrasinya bisa buyar
Menurutnya semua bacaan shalawat adalah berirama
Matan ya tidak terpejam jika sedang membaca shalawat
8.
Fi'liyah mencakup • Gerakan
•
Posisi tubuh
Secara otomatis jari-jarinya bergerak mengikuti irama
Duduk bersimpuh lebih ia suakai karena memudahkan
8. Relaksasi otot (mengurangi kecemasan dengan cara melemaskan otot
Jika sudah selesai membaca shalawat ototnya badannya terasa lebih segar.
77
pernafasan
•
9.
Sikap
la selalu memperlihatkan sikap rendah diri dengan bersikap so pan santun dan sewajarnya
Qolbiyah (perasaan) : Penghayatan
•
•
Kecintaan
Keyakinan
9. Relaksasi melal ui Teknik Pengayatan sang at diperlukan karena selain berpengaruh kepada dri sendiri jug a berpengaruh kepada jama'ah yang laiinya Deng an membaca shalawat pastinya akan menimbulkan perasaan cinta kepada Nabi
Keyakinannya membaca adalah hal terpenting agar dirinya dapat mencintai Rasulullah
•
Hipnosa
Jika sudah mengalami keadaan rile ks maka terkadang ia mengalami keadaan setengah tidak sadar
•
Meditasi
la tidak menggunakan metode ini
•
Yoga
Metode ini tidak digunakan ileh IH
78
4.2.4. Kasus Ml 4.2.4.1. Deskripsi Umum Subyek
Mi dilahirkan di Jakarta pada hari minggu tanggal 11 ja1nuary 1978, masa kecilnya ia bersekolah di Mi. Alfalah pada tahun 1993 kernudian pada tahun ia melanjutkan pedidikannya di MTS Raudatul Ulum pada tahun 1996 setelah lulus ia melanjutkan studynya di SMA Teladan yang terletak dibilangan Duren Tiga. Aktivitasnya kesehariannya adalah mengajarkan pernbacaan shalawat, selain itu ia juga rnelakukan terapi yang disebut gurrah dan berdagang rninyak wangi. Ml adalah anak lelaki yang paling tua dari 3 bersaudara, statusnya saat ini sudah menikah pada tahun 2001 dan memliki dua anak yang paling tua saat ini genap berusia 5 tahun. Ml sudah rnengikuti MR pada tahun 1999, pada awalnya ia diajak oleh salah seorang temannya untuk ikut salah satu kegiatan MR dibilangan Warung Jati. Pada awalnya ia sarna sekali tidak ada niat untuk rnengaji di rnajlis tersebut, seiring berjalannya waktu ia pun tertarik untuk ikut mengaji secara rutin. Dikarenakan keaktivannya mengikuti kegiatan tersebut maka pada tahun 2000 ia rnulai dipercaya untuk rnernbaca shalawat dihadapan para jama'ah.
4.2.4.2. Deskripsi Shalawat
Bagi Ml arti shalawat adalah suatu gerbang yang
men~1hubungkan
antara
Allah dengan hambanya melalui perantara yang rnulia Nabi Muhammad. Seblum rnanusia bershalawat dialam dunia ini, Allah sudah lebih dahulu
79
bershalawat kepada Nabi. Segala sesuatu yang ada dialam dunia ini diciptkan oleh Allah dkarenakan kecintaan Allah terhadap Nabi Muhammad, dan penciptaanyapun menggunakan cahaya Nabi Muhammad. Hanya Rasulullah lah yang paling indah dari segala keindahan. la juga mengatakan seandainya manusia dimasukkan kedalam syurga yang didalamnya terdapat banyak
kenikmatan,
maka
rasa
nikmat itu
akan
berkurang
apabila
didalamnya tidak terdapat Rasulullah SAW. Sampai-sampai kunci syurga saja Rasulullah yang memegangnya. Allah SAW menciptakan segala sesuatunya berasal dari cahaya Rasulullah, akibat dari cahaya Rasulullah maka terciptalah matahari, dan bulan. la mengatkan yang dikutip dari hadist bahwa percepatlah jalanmu wahai hamba Allah (di siratal mustakim)
karena
cahyamu membakar diriku. Neraka yang diciptkan dari api dapat terbakar oleh cahaya Rasulullah hal itu dikarenakan cahaya Rasulullah memadamkan cahaya api neraka.
Selain itu shalawat juga dapat dijadikan suatu wasilah untuk mengikis habis dosa-dosa pada manusia. la menceritakan peristiwa Nabi Adam yang diturunkan kebumi lantaran memakan buah khuldi, clisaat Nabi Adam diturunkan kebumi ia melihat nama Muhammad yang bersanding dengan nama Allah yang tertulis dipintu syurga. Barang siapa yang mencintai Allah maka
ia diwajibkan
untuk mencintai
mempunyai hubungan dengan Rasulullah
Rasulullah.
Setiap orang yang
maka Allah akan memberikan
80
segala kesalahannya menjadi kebaikan selain itu
ju~ia
akan diperbaiki
keadaannya serta memulikannya didunia maupun diakhirat. Segala sesutu dapat mulia disababkan nabi Muhammad contohya para ulama, waliyullah, serta para muballigh.
4.2.4.3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Disaat Ml membaca shalawat dirinya selalu
berjuan~J
untuk mencapai
kekhusukan, dirinya tidak mau dikatakan dapat khusuk dikarenakan mengutip pernyataan Nabi Daud yang menyatakan bahwa diriku tak dapat bersyukur karena syukurku berasal dari Allah. Dirinya sangat ta1kut untuk merasa khusuk karena takut syaitan masuk dalam dirinya sebab manusia masih banyak kekotoran dimana-mana. Berbeda orang yang berjuang untuk khusuk ia mencontohkan kepada Imam Ali Zainal Abidin yang selalu berjuang untuk khusuk didalam shalatnya sampai-sampai ia tidak merasakan bahwa sorban yang ada dipunggungnya sudah diambil oleh orang lain, sehingga orang tersebut bertaubat kepada Allah. Ml berkata : "kalo ana ga berani bilang diri ana bisa khuyuk, seperti yang Nabi Daud bilang. Bahwasannya Syukurku berasal dari Allah. Kala ana merasa khusyuk takutnya syaithan yang masuk.
Ml sangat berharap sekali
bacaan shalawatnya didengar oleh Rasulullah,
walaupun secara syariat bacaanya shalawatnya memang sampai kepada Rasulullah. Bagi dirinya tidak ada perasaan puas ketika kita sedang asyik
81
bershalawat kepada Rasulullah. Contohnya seperti yang dikatakan oleh gurunya, seandainya Allah memberikan 1000 nyawa untuk dihabiskan didalam berjuang menegakkan agama Allah dapat dipastikan orang tersebut tidak akan merasa puas dikarenakan memang seperti itulah bagi jiwa-jiwa para pejuang. Sama seperti dirinya yang merasa tidak ada puas-puasnya ketika membaca shalawat. Dirinyapun tidak dapat menggambarkan suasana batinya disaat sedang
keasyikan membaca shalawat,
sampai-sampai
badannya ikut bergoyang disaat membaca shalawat. Ml berkata : "kalo seseorang sudah dapat merasakan enaknya baca shalawat, pasti ia tidak akan merasa puas. Sebab semakin lama, malah menjadi semakin nikmat".
Didalam
membacakan
shalawat
Ml
selalu
mengiramakan
bacaan
shalawatnya karena hal seperti itu membawa dirinya tambah asyik didalam melantunkan
shalawat.
Selain
dari
pada
ia
selalu
berusaha
untuk
melantunkan suaranya yang paling merdu sebagi wujucl pemberikan yang terbaik untuk Rasulullah.
Analisis Kasus Ml
Beberapa peneliti membutikan bahwa relaksasi dapat menurunkan taraf keluhan fisik pada klien gastritis dan ulkur peptikum kronis. Farmakoterapi sering diberikan hanya untuk menghilangkan keluhan saja, namun tidak dapat mengurangi stres emosi sedangkan relaksasi progresif sangat berperan
82
dalam mencegah sires dan meminimalkan efek dari sires, yang memungkinkan klien unluk mengonlrol lubuh merespon kelegangan dan kecemasan sehingga dapal menurunkan angka kesakilan dan kamalian (Koziea dan Erb, 1997), (http://lib.ugm.ac.id/dala/pubdata/relaksasi.pdf]1 Black (1993) dalam Haryanto dkk mengatakan bahwa Relaksasi merupakan leknik unluk menurunkan kelegangan otol dan menurunkan kecemasan akibal stres. Rekasasi progresif digunakan unluk menghilangkan berbagai macam masalah fisik
dan
kelegangan olot.
psikologi yang Secara
fisiologis
dapat menurunkan latihan
relaksasi
konlraksi dan progresif
akan
mengurangi aklivitas saraf simpalis yang mengembalikan tubuh pada keadaan seimbang, dari pada pupil, pendenganran, teka1nan darah, denyut janlung, pernapasan dan sirkulasi kembali normal dan otol-otot menjadi relaks. Respon
relaksasi
merupakan
efek
penyembuhan
yang
memberikan
kesempalan untuk berislirahal dari sires lingkungan eksternal dan sires internal (Davis, 1995). Lalihan relaksasi progresif berpengaruh lerhadap elemen dari sistem imun. Latihan ini akan meningkalkan 13-endorpin dan menurunkan kolekolamin. 13-endorpin berinleraksi dengan Hypothalamic Pitatary Adrenal Axis (HPA Axis) untuk mengubah faktor-faktor yang memberi signal pada
hipotahalamus dan mengubah stimulus cemas akibat stressor menjdi suasana senang, dangan nyaman.
83
Pernayataan diatas terbukti seperti yang dialami dalam kasus Ml, ia dapat rileks akibat rangsangan darii internal (dalam dirinya) berupa hal-hal yang dapat menambah keyakinannya terhadap manfaat/ keutamaan yang akan ia dapatkan dari membaca Shalawat. Hal itu sejalan dengan pendapat dari Benson (2000) yang mengatakan bahwa peran mental seseorang punya peran sangat besar dalam memperoleh keadaan rileks.
Dari Anas ra., dari Rasulullah SAW beliau bersabda, "Wahai manusia, sesungguhnya orang yang paling selamat diantara kalian pada hari kiamat dari ketakutan dan guncangannya ialah orang yang palin9 bershalawat alas diriku didunia.
Sedangkan menurut Benson (2000) proses rileks bisa didapat dengan kondisi lingkungan yang tenang.
Pengkondisian relaksasi dapat optimal bila
lingkungan disekitar tempat melakukan relaksasi lebih tenang. Lingkungan itu meliputi antara lain suasana kamar yang sunyi, sepi, tanpa gangguan suara yang bising. Namun pada kasus Ml lingkungan disekitarnya bukanlah lingkungan yang seperti dituturkan oleh Benson. Lingkungan selcitar SM adalah lingkungan yang penuh para jama'ah disekelilingnya. Selain itu juga dipenuhi oleh suara bacaan-bacaan Shalawat yang dijawab oleh jama' itu sendiri.
84
Selain dari aspek keyakinannya, kondisi rileksnya juga ditunjang oleh aspek Sikap dan posisi yang nyaman. Menurut Benson dalam relaksasi seseorang sebaiknya memiliki sikap pasif dalam arti membiarkan saja seluruh masalah mengalir dan digantikan dengan kepasrahan. Kepasrahan juga bisa diartikan untuk tidak menuntut hasil relaksasi yang baik tanpa menikmati prosesnya tersebut. Posisi tubuh yang nyaman, posisi relaksasi yan9 baik yaitu segala posisi yang tidak memaksa tubuh dalam bergerak membuat nyaman. Posisi yang baik antara lain, duduk bersandar pada kursi, duduk bersila, berlutut, bergoyang-goyang dan juga tidur.
Menurut
Anam
(2003)
dalam
berShalawat
sebaiknya
seseorang
memvisualisasikan wujud Nabi Muhammad SAW dihaclapannya, sebagai sesosok manusia bercahaya dengan pakaian cahaya dan dan penuh keharuman yang baik. Bersama dengan itu, bentuk Nabi SAW pun terpatri dalam ruhani, dan ia pun berlaku lemah lembut terhadap Beliau yang memungkinkan memperoleh keutamaan dari rahasia cahayanya. Penjelasan diatas merupakan teori yang mendukun9 pernyataan Ml mengenai penghayatanntanya ketika sedang membaca :Shalawat. Baginya hal
itu
perlu
dilakukan
agar sekiranya
bacaan
Shalawatnya
dapat
memberikan efek rileks kepada dirinya, selain itu agar Shalawat yang dibacanya dapat teraplikasi dalam kehidupan kesehariannya. la sangat takut
85
apabila dirinya tidak bisa menghayati Shalawat, karena ia tidak ingin dikatakan cintanya palsu terhadap Nabi Muhammad SAW. Kecintaan kepada Nabi juga merupakan dasar bagi dirinya untuk membaca Shalawat, karena menurutnya cinta kepada Nabi merupakan hal yang paling utama setelah cinta manusia kepada tuhannya yaitu Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya :
Artinya :"Katakanlah : 'jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah maha Pengampun Jagi maha penyayang."
Menurut Najati (2003) Mencintai Allah Taala dan Rasulullah bagi seorang mukmin adalah suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara dibandingkan dengan kenikmatan maupun kebahagiaan apapun yang ada didunia.
Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu
merasakan manisnya iman. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Ada tiga ha/, barang siapa memiliki ketiga ha/ tersebut, maka dia akan merasakan manisnya iman : hendaknya Allah dan Rasu/nya Jebih ia cintai dibandingkan dengan yang Jainya, hendaklah ia mencintai dan membenci seseorang karena Allah, dan hendaklah dia tidak suka kepada kekufuran sebagaimana dia tidak senang kalau dilemparkan kedalam api neraka
86
Tabel 4.3. Proses Relaksasi Ml Teknik Membaca Shalawat 10. Qauliyah (ucapan) mencakup • Bacaan (lisan)
•
•
Suara
lrama
Keterangan
Membaca shalawat secara lisan lebih ia sukai Semaksimal mungkin ia suaranya baguskan untuk membaca shalawat
Macam-macam Relaksasi 10. Relaksasi Kesadaran lndera • Telinga
•
lrama shalawatnya selalu ia baguskan
Menurutnya jika sudah mengalami posisi rileks maka suara-suara yang menggangu tidak akan terdengar Begitu juga dengan hidung tanpa wewangian dirinya sudah dapat mencapai keadaan rileks
Sama halnya dengan kedua matanya. Sebab menurutnya kalau sudah yakin maka sesuatu apapun tidak akan terasa sud ah jika merasakan kenikmatan 11. Relaksasi otot Yang ia rasakan (mengurangi pada otot-ototnya kecemasan dengan seperti halnya normal cara melemaskan orang otot (tidak sakit) •
11. Fi'liyah mencakup • Gerakan
Hidung
Keterangan
Tanpa disengaja badannya bergerak secara perlahan
tegak posisi
•
Posisi tubuh
Duduk dengan bersila
•
Sikap
la berusaha bersikap seperti berada dihadaoan sanq
Mata
87
raia 12. Qolbiyah (perasaan) :
•
•
•
Penghayatan
Kecintaan
Keyakinan
12. Relaksasi melalui Teknik la sangat ingin sekali bacaannya didengar oleh Rasulullah
Mencintai Rasulullah adalah hal yang wajib dilakukan
•
Hipnosa
Ml tidak menggunakan teknik ini
•
Meditasi
juga la tidak menggunakan teknik ini
•
Yoga
Begitupun teknik ini
pad a
meyakini la bahwa Rasulullah akan memberikan syafaatnya pad a umatnya yang mencintainva
4.2.5. Kasus Ml 4.2.5.1. Deskripsi Umum Subyek ML dilahirkan dikota Purwokerto pada tanggal tanggal 20 Mei 1972, sejak kecil ML bersekolah ditempat kelahirannya di SD Banjar ,Ll,nyar 3, sedangkan masa SMP nya juga dikota Banjar Anyar. Saat ini pria yang hijrah ke Jakarta dari tahun 1997 sudah memiliki istri yang berasal dari Kata Subang dan mempunyai 1 anak laki-laki. Pada awal kepindahannya ke Jakarta pria berbadan kekar ini menumpang di tempat temannya di bilangan Wanmg jati.
88
Profesinya saat itu bisa dikatakan sebagai pekerja kasar atau kuli bangunan. Dirinya sudah mulai aktiv di MR sejak tahun 2002, ketika itu ia diajak oleh salah satu kawannya untuk mengikuti kegiatan di MR, kemudian lamakelamaan ia tertarik untuk terus aktiv. Profesinya saat ini adalah sebagai orang yang dipercaya H. Munzir untuk mengurusi konsumsi pada setiap kegiatan dikediaman H. Munzir. Saat ini ML sangat menikamati profesinya untuk memberikan pelayanan kepada jama'ah Majlis
l~asulullah.
Pria yang
menggunakan kacamata ini setiap bulan sekali pulang ke kampung istrinya dikota Subang. Sebenarnya ia sudah senang ikut kegiatan pengajiaan sejak kecil, namun syukur Alhamdulillah ia menemukan tempat yang memang sesuai dengan hati nuraninya di Jakarta ini.
4.2.5.2. Deskripsi Shalawat
Bagi
dirinya
secara
pribadi
shalawat diartikan
sebagai jalan
untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Sebab dengan mendekat kepada Allah dan Rasulnya akan membawa jiwa kepada ketenangan. Jika dirinya sedang pusing-pusing menghadapi masalah maka shalawat dapat memfasilitasi dirinya menuju arah yang lebih positif, pikirannya jadi lebih jernih, lebih sabar dan selalu pasrah kepada Allah. Sebab jika seseorang menghadapi masalah mengikuti nafsunya atau emosinya maka permasalahan tersebut akan menimbulkan masalah baru. la mengakui bahwa banyak perubahan yang terjadi
pada
dirinya
setelah
ia
mengenal
majlis
shalawat,
banyak
89
pengetahuan yang didapatkannya untuk lebih mengenal Allah dan Rasulullah sehingga hidupnya terasa lebih berarti dan berharga. boleh memilih ia lebih senang menjalani
Seandainya dirinya
kegiatanya ini hingga mencapai
masa tua. Karna baginya saat ini adalah masa dimana dirinya harus mencari bekal sebanyak mungkin untuk persiapan menghadapi masa diakhirat kelak. Dengan banyak membaca shalawat berarti selalu mengingat Rasulullah secara keseluruhan, dari sifat-sifatnya hingga prilakunya yang disenangi oleh setiap orang dikala itu. Bukan hanya itu, yang terpeinting adalah bisa mendapatkan syafaat Nabi diakhirat kelak. Karena cuma syafaat itulah yang dapat menolong
manusia
disaat
ia
kebingungan
cliyaumil
akhir.
la
menceritakan pada saat itu semua orang kebingungan mencari pertolongan kemana-mana. Hingga para Nabi pun tak kuasa menolong umatnya masingmasing. Hanya Nabi Muhammad lah yang kala itu clapat menjadi juru kunci. Sebab manusia tidak bisa masuk syurga kalau hanya mengandalkan amal salihnya. Manusia akan diamsukkan keclalam syurga dengan rahmat Allah dan syafaat nabi Muhammad SAW.
4.2.5.3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Bagi ML membaca shalawat adalah salah satu media yang tepat untuk menghilangkan kecemasan-kecemasan diclalam dirinya. Disaat melantunkan shalawatnya ML merasa sangat santai, ia lebih menyukai jika membaca shalawat cliiringi dengan alunan suara hadrah. Dengan suara yang lembut ia
94
Dalam hal keyakinan subyek ML juga memiliki banyak refmensi yang ia yakini. Menurutnya Shalawat akan menolong dirinya diakhirat kelak untuk mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW. Zakro (dalam Anam, 2003) salah satu menyatakan buah matang yang dapat dipetik seorang hamba dengan membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW dan adalah Shalawat adalah sebab memperoleh syafa'at/pertolongan. ML sangat yakin dengan Shalawat, menurutnya dengan membaca Shalawat seorang umat akan mencapai kedekatan dengan Rasulullah SAW, modal kedekatan dengan sang Nabi bisa digunakan untuk meraih keridhaan Allah SWT. Sebab dengan demikian dapat membiasi perilaku keseharian,dirinya merasa lebih tenang dalam menghadapi permasalahan yang datang setiapharinya. Selain itu ML juga menghayati setiap bacaan Shalawat yang dibacanya, menurutnya tanpa didasari dengan penghayatan, membaca Shalawat adalah suatu perbuatan yang sia-sia. Tanpa penghayatan menurutnya tidak akan menambah kecintaan seorang manusia kepada Nabi Muhammad, sebab dengan menghayati bacaan Shalawat secara otomatis akan menambah kecintaan manusia dengan Nabi Muhammad. ML mengharuskan setiap bacaan Shalawatnya didasari dengan aspek kecintaan, menurutnya dengan mencintai Rasulullah SAW manusia akan menempuh jalan yang lurus untuk mendapatkan setiap kemudahan disaat
95
manusia hidup dialam dunia. Sebab dengan mencintai manusia yang memiliki segala aspek positif, maka secara otomatis si pencinta akan selalu mengikuti apa yang pernah dilakukan semasa Rasulullah masih hidup. Allah SWT telah berjanji akan mencintai dan mengampuni dosa orang-orang yang mau mengikuti Rasulullah dan menganjurkan orang lain untuk melakukan perintah beliau. Allah SWT berfirman yang artinya : "Katakanlah : 'jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. "Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang
ML sangat merasakan efek rileks ketika sedang membaca Shalawat, dirinya merasa bagaikan orang yang paling bahagia hidup didunia ini. Didalam wawancaranya ia menyatakan bahwa Shalawat adalah salah satu cara yang ia gunakan disaat masalah-masalah menghampirinya. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan Benson, didalam bukunya ia menuliskan bahwa relaksasi memberi jeda untuk pikiran seseorang dari serangan gencar mental dan keruwetan pikiran. Caranya dengan menggunakan peranti verbal, seperti bunyi, kata, doa atau frase. Relaksasi dapat digunakan untuk membangkit kanfaktor keyakinan, ketika kepercayaan pribadi memperkuat tenaga batin untuk melawan suatu ketegangan. Menurut Najati (2003) setelah rasa cinta kepada Allah
yan!~
dianggap rasa
cinta paling tinggi, tahapan berikutnya adalah cinta kepada Rasulullah SAW,
' j
96
cinta kepada Allah dan Rasulullah merupakan dua rasa cinta yang sangat penting dimiliki oleh manusia. Keduanya menempati tingkat teratas apbila dilihat dari perspektif spiritualitas dan kejernihan hati. Dengan mencintai Allah taala dan Rasulullah seorang Mukmin akan merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara dibandingkan dengan kenikmatan maupun kebahagiaan apapun didunia. Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu merasakan manisnya iman.
Tabel 4.3. Proses Relaksasi ML Teknik Shalawat 13. Qauliyah mencakup
Membaca
Keterangan
(ucapan)
•
Bacaan (lisan)
Setiap shalawat yang dibacanya selalu ia laukan secara lisan.
•
Suara
Selalu bersuara jika membaca shalawat
•
lrama
14. Fi'liyah mencakup
menurutnya irama juga menjadi salah satu penunjang agar bacaan shalawatnya terasa lebih nikmat
Macam-macam Relaksasi 13. Relaksasi Kesadaran lnde ra
Keterangan
•
Telinga
Jama'ah Suara yang lainnya membawanya lebi rileks lagi
•
Hidung
Hidungnya lebih menyukai bila mencium aroma yang wangi
•
Mata
Sesekali matanya terpejam
14. Relaksasi lmenquranqi
otot
Badannya lebi sehat
terasa
97
•
Gerakan
Tan pa disadari pundaknya bergerak secara perlahan
•
Posisi tubuh
Posisi duduknya sama dengan kebanyakan teman-teman yang lainnya yaitu duduk bersila
•
Sikap
Selalu bersikap pasrah kepada Allah
15. Qolbiyah (perasaan):
•
Penghayatan
•
Kecintaan
•
Keyakinan
kecemasan dengan cara melemaskan otot
15. Relaksasi melalui Teknik Bentuk penghayatannya dalam shalawat adalah dengan membayangkan perjuangan Rasulullah
Deng an bershalawat dirinya ingin dapat mencintai dan dicintai Rasulullah Keyakinannya adalah Allah akan membalas shalawatnya dengan kebaikan dunia dan akhirat
•
Hipnosa
•
Meditasi
•
Yoga
ML tidak menggunakan teknik ini jug a tidak ML menggunakan teknik ini Begitupun teknik ini
pad a
98
4.3
Analisa Perbandingan Antar Kasus
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah orang-orang yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembacaan Shalawat di Majelis Rasulullah. Dari kelima subjek yang diperoleh, ketiganya memiliki persamaan dan perbedaan dalam tata cara membaca Shalawat dan proses pencapaian relaksasi. Hal itu disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki subyek dalam menjalankan aktifitasnya di Majelis Rasulullah. Pada subyek
SM, IH, Ml memiliki pengalaman yang lebih luas dan keyakinan yang lebih dalam, hal ini disebabkan oleh karena ketiganya lebih dahulu mengikuti kegiatan pembacaan Shalawat tersebut. Sedangkan pengalaman yang terdapat pada kedua subyek berikutnya yaitu AK dan ML tidak sebanyak dan seluas ketiga temannya ini.
Kelima subjek ini memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dalam membaca Shalawat. Pada subyek SM ketika membaca Shalawat tidak disertai dengan, gerakan-gerakan tubuh, ataupun rangsangan-rangsangan dari panca indara ataupun teknik-teknik relaksasi otot, hipnosa, meditasi, dan yoga. la lebih mengutamakan pada aspek afektif seperti kecintaan, keyakinan, dan penghayatan. Selain dari ketiga aspek itu, SM juga ditunjang dengan posisi
99
tubuh dan sikap pasrah yang menurutnya sebagai ujung tombak bagi pencapaian proses relaksasi.
Berbeda halnya dengan keempat subyek berikutnya yaitu AK, IH, ML, dan Ml. Ketika keempat subyek ini membaca Shalawat, selain aspek keyakinan, penghayatan dan kecintaan. Maka keempat subyek ini dibantu oleh teknik relaksasi yang lainnya seperti relaksasi kesadaran indra, relaksasi otot, atau relaksasi melalui teknik hipnosa, meditasi maupun yoga. Lebih jelas lagi, ketiga kasus diatas dapat dilihat perbandingannya dengan label dibawah ini.
Tabel 4.3.2 Proses Relaksasi Yang Dialami
SM
Tahap-tahap 1.
Qauliyah (ucapan) mencakup • Bacaan (lisan) bersuara • • berirama
AK
Dal am membaca sahalawat
membacanya
yaitu
ML
Menurutnya
Ketika
la
selalu
Bersuara
Shalawat lebih
Shalawat
bersuara
lebih sering
enak
jika
dibacakan
dan
dibandingkan
dibaca dengan
suara dan
mengguna-
hanya
suara
harus men ya tu
ia
selalu
dengan
Ml
IH
lisan
yang
he1ti
kan
irama
dilakukan
dengan
mengeraskan
diiramakan
sehingga
pa ra
yang
ia
didalam hati.
100
suaranya tidak
dan harus
sehingga dapat
jama'ah
dapat
sukai,
Selain itu
berpengaruh
merasakan
selain
kepada
kekhusyukan
bacaan
irama akan
suasana
yang
lisan
membantu
hatinya.
mendalam
efektif
dirinya
Terkadang
dibandingkan
dibanding-
kepada tahap
hanya
kan
kekhusyukan
membaca
didalam
itu
menurutnya
menggunakan irama.
jug a
Shalawat boleh
dibaca
tan pa
secara
suara/didalam
saja.
lebih
lisan
lebih
hati
hati. Tetapi itu dilakukan diluar kegiatan Majelis Rasulullah. 2. Fi'liyah mencakup • Gerakan tubuh
V\nggota
• •
refle ks
Tangan
Secara
Dapat
tidak
badannya
kelingkingnya
otomatis
dipastikan
yang
bergerak ketika
pas ti
an go ta
anggota
membaca
ketika
tubuhnya
badannya
membaca
Shalawat.
membaca
bergerak
ikut bergerak
Shalawat. Posisi
Posisi
Shalawat.
secara
dengan posisi
ubuhnya duduk
tubuhnya
lebih
perlahan.
duduk
dengan sikap
ubuhnya ~da
Posisi tub uh Sikap
Secara
bergerak
ketika
bergerak
la
senang
duduk
besila
duduk
Posisi
harus merendah
dengan
sikap
bersimpuh
duduk
karena
menundukkan
karena
membuat-
~ila.
Sikapnya
kita
sila
sila
penuh penghorma-
101
~edang
kepala
membaca pujian
merendahkan
sikap
erhadap
diri dan pasrah
diri
Rasulullah.
kepada Allah.
Allah
seraya
menunjukkan rendah dihadapan dan
Rasulullah.
nya
lebih
tan
nyaman seraya merendahkan
diri
dihadapan Rasulullah 3. Qolbiyah (perasaan) : • Penghayatan • Kecintaan • Keyakinan
Penghayatan-
Tujuannya
Rasul
tidak
Jasa
Perjuangan
nya
membaca
akan
ridha
Rasulullah
Rasulullah
bahwasannya
Shalawat agar
melihat
menjadi
menjadi
Rasulullah ada
menambah
umatnya dalam
sesuatu
sesuatu yang
dihadapanya.
kecintaannya
keadaan
yang
Menurutnya
kepada Rasul.
susah.
bohong
Baginya
seseorang
Shalawat harus
dapat
dihayati,
membaca
memulainya
dirinya
Shalawat kalau
ketika
tidak
menu ju
dihayati, agar
hayati
dapat
yang ia yakini.
dengan
menumbuh-
Kecintaan akan
keyakinan
kan perasaan
membawa
bahwa
cinta
dirinya
dicintai.
mencontoh
akan
Deng an
memasuki
perilaku
mendapat-
keyakinan
dengan
ruangan
Nabi.
kan syafaat
bahwa Allah
kecintaan
masjid. la yakin
Penghayatan-
dari
akan
Shalawat akan
nya
Rasulullah
membalas-
Keyakinannya
membawa
Shalawat
untuk
nya
adalah
dirinya
pada
membuat
dapat
kebaikan
bahwasannya
syafaat
Nabi
dirinya merasa
menumbuh
kepada
didasari
Nabi.
ia
ltulah
ia
untuk
sang
membac:a
dan
dengan
102
dengan
Muhammad
membaca
kelak.
lebih tenang.
rasa
cinta
Shalawat akan
kepada
mendapatkan
Nabi
syafaat
Muhamma
dihari
Yaumil Akhir. .4. Relaksasi esadaran lindera • Telinga • Hidung • Mata
kan
Dirinya
tidak
d Minyak
wangi
Suara yang lain
Jika sudah
Sesaat
memerlukan
akan
yang
khusyuk
matanya
rangsangan
menambah
mengganggu
maka
akan
dari
indara/
suasana
akan membuat
ganguan
terpejam,
tubuh
khidmat
konsentrasinya
dari
sehingga
menambah
terganggu,
tidak akan
membawany
panjang
sepeti suara hp
terasa
a pada efek
pernafasan
atau
dalam
lainnya.
organ
yang lainnya
dan
luar
relaks
yang
membaca Shalawat. 2. Relaksasi otot
la sama sekali
Otot yang ada
Semua ototnya
Badannya
Otot-ototnya
(mengurangi
tidak
dibadannya
serasa
akan
akan
terasa
kecemasan
menggunkan
serasa
sehingga
terasa lebih
rileks
dan
cara-cara
mengendur,
terkadang
ringan
membuat
melemasakan
kecuali
otot
sampai
badan
otot.
yang
ada
mengeluarkan
segar
dengan
cara
melemaskan otot
dibagian lehernya sedikit
keringat.
rileks,
jadi
103
menegang. 16. Relaksasi melalui Teknik • Hipnosa • Meditasi • Yoga
Dalam
Ketika
se darlg
Belum
Setiap
keadaan sadar,
membaca
asyik terka darlg
pernah
melakukan
dan
Shalawat
mengalami
kegiatan
la
dalam
tidak
ia
ia
meras ak<m
menggunakan
membacanya
setengah
tid ur
sampai
shalawat ML
teknik meditasi
secara sadar.
dan
tid
ketahap
selalu dalam
hiposa
kesadaran
melihatjam a'c1h
ataupun yoga.
atau
s ua ra
pen uh
yang bergeming.
Proses ke 1 : Kelima subjek memiliki kesamaan dan perbedaan dalam hal bacaan, irama.
SM, AK, IH, Ml, ML sama-sama selalu membacakan
Shalawatnya secara lisan, perbedaannya terletak pada irama bacaan yang dilakukan oleh AK, IH, Ml, ML. Sedangkan SM tidak selalu membacakan Shalawat
dengan
menggunakan
irama,
menurutnya
irama
hanyalah
penunjang. Sedangkan efek-efek dari bacaanya tetap diclapatkan walaupun tidak menggunakan irama bacaan.
Proses ke 2 : -Dalam hal ini kelima subyek memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat jelas clalam hal gerakan tubuh, posisi tubuh, dan sikap. Kelimanya sama sekali tidak memiliki kesamaan. Pada subyek SM tidak melakukan gerakan-gerakan pada tubuhnya, posisi tubuhnya cluduk sila dan
104
bersikap merendahkan diri dengan cara membungkukkan badan dan kepala. Sedangkan pada subyek AK, Ml, ML memiliki gerakan-gerakan tubuh, posisi tubuh duduk sila, dan menundukkan kepalanya dengan badan yang tegak. Yang terakhir adalah subyek IH juga memiliki gerakan-gerakan yang dilakukan dengan mengetukkan jari kelingkingnya pada mikrofon. Posisi tubuhnya duduk bersimpuh, sikapnya merendahkan diri seraya menegakkan badan dengan kepala menunduk.
Proses ke 3 : SM, AK, IH, Ml, ML sama-sama memililiki penghayatan, kecintaan, keyakinan perbedaannya terletak pada hal apa yang apa yang ia hayati, cintai, dan yakini. Dalam hal penghayatan kelimanya memiliki pandangan yang sama yaitu beranggapan bahwasanya Rasulullah hadir di tempat tersebut. SM memulai bacaannya dengan diawali rasa cinta kepada Nabi sedangkan pada subyek AK, ML membaca Shalawat memang bertujuan untuk menambah kecintaan dirinya pada Rasulullah. Sejalan dengan itu IH, Ml beranggapan kalau dirinya senantiasa memabaca Shalawat maka secara otomatis akan meanambah kecintaannya pada Rasulullah. Untuk masalah keyakinan, SM, AK, ML meyakini bahwasanya dengan membaca Shalawat akan membawa dirinya pada syafaat Nabi diYaumil Akhir kelak. Sedangkan pada subyek IH, IH beranggapan bahwa dengan membaca Shalawat kepada Nabi, dirinya tidak akan merasakan kesusahan dalam hidup didunia ini.
105
Proses ke 4 : Pada proses ini, masing-masing subjek tidak memiliki kesamaan sama sekali.
Disaat membaca Shalawat,
untuk mencapai
kekhusyukan tidak di pengaruhi oleh rangsang-rangsangan dari inderanya. Sedangkan pada subyek AK hidungnya dipengaruhi oleh bau minyak wangi yang menurutnya akan menambah kekhusyukan dan panjang pernafasan bagi dirinya. Berbeda pada subyek IH yang sangat ter(Janggu bila dirinya mendengar dering handphone atau suara-suara yang menurut dirinya sangat mengganggu kekhusyukan ketika membaca Shalawat.
Proses ke 5 : Pada proses ini, keempat subyek memiliki kesamaan dalam hal melemaskan otot-otot yang ada dia badannya yaitu pada subyek AK, IH, Ml, ML. Keempat subyek ini merasakan ototnya mengendur, kecuali otot-otot yang terdapat pada bagian lehernya serasa menegan(J. Berbeda halnya dengan subyek SM yang menurutnya dirinya tidak merasakan apa-apa pada bagian otot-ototnya. Proses ke 6 : dalam hal ini hanya subyek IH yang memiliki perbedaan ketika dirinya mencapai puncak kekhusyukan, dirinya merasakan seperti terhipnotis oleh bacaan Shalawatnya. Sehingga terkadang ia seperti tidak melihat jama'ah yang ada dihadapannya. Sedangkan pada keempat subyek SM, AK, Ml, ML tidak melakukan teknik hipnosa, meditasi, atau pun yoga. Menurut keduanya disaat sedang membaca Shalawat, dirinya dalam kesadaran pen uh.
106
Dari seluruh proses yang ditempuh oleh kelima subjek, terlihat kesamaan dalam aspek perasaan yang mencakup penghayatan, keyakinan, dan kecintaan. Bedanya hanya pada tataran apa yang mereka hayati, cintai, dan yakini. Menurut Benson
kekuatan mental seseorang akan mempengaruhi
dalam proses relaksasi. Menurut penulis ketiga subyek ini mencapai kondisi relaksasi sesuai dengan proses-proses yang dijelaskan oleh para ahlinya seperti Herbert Benson, Purnawirawan. Letak perbedaannya hanya pada poses-proses olah tubuh yang dilakukan pada kelima responden dan hal-hal yang mempengaruhi tingkat konsentrasinya baik secara internal maupun eksternal.
BABS KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui bagaimana proses relaksasi yang diwadahi dengan membaca Shalawat pada jama'ah Majelis Rasulullah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masing-masing subyek. memiliki tiga aspek dalam membaca shalawat, yang pertama yaitu aspek Qauliyah yang mencakup suara, irama, bacaan, yang kedua adalah aspek Fi'liyah yang mencakup gerakan, posisi tubuh, sikap, sedangkan yang ketiga adalah aspek Qolbiyah yang mencakup kecintaan, k:eyakinan, pengh ayatan.
Ketiga aspek diatas sangat berhubungan erat dengan ketiga jenis relaksasi yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Keterkaitan itu diawali dengan aspek Qauliyah (suara, irama, bacaan) yang akan menyebabkan subyek akan mengalami relaksasi kesadaran indra. Yang kedua aspek Fi'liyah (gerakan, posisi tubuh) yang akan menyebabkan subyek mengalami relaksasi otot, sedangkan yang terakhir adalah aspek qolbiyah (kecintaan, keyakinan, penghayatan) yang akan menyebabkan subyek mengalami relaksasi hipnosa.
108
Berdasarkan tahap-tahap pencapaian relaksasi kelima subjek dalam membacakan Shalawat ada terdapat persamaan dan perbedaan. Pada subyek 2 dan 3, 4, 5 bila membaca Shalawat selalu diiringi gerakan-gerakan kecil pada bagian badan mereka menurut kedua subyek gerakan-gerakan tersebut tidaklah disengaja olehnya sedangkan gerakan yang menurut kedua subyek tersebut adalah gerakan spontan akibat dari membaca Shalawat. Sedangkan pada subyek 1 bila membaca Shalawat tidaklah melakukan gerakan-gerakan yang terjadi pada tubuhnya.
Sedangkan posisi membacapun memiliki kesamaan dan perbedaan pada setiap subyek penelitian pada subyek 1, 2, 4, 5 lebih senang membacanya pada posisi duduk sila, sedangkan pada subyek 3 lebih menyukai posisi duduk bersimpuh. Menurut subyek 3 duduk bersimpu merupakan posisi duduk yang menandakan bahwasanya seseorang sedang merendah dihadapan sang Khalik, selain itu duduk bersimpuh lebih membantu proses pernafasan pada seseorang.
Pada kelima subyek juga memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal indera yang juga akan mempengaruhi kondisi rileks pada saat membaca Shalawat. Pada subyek 1 telinga, hidung, dan matanya tidaklah harus dipengaruhi suatu hal agar dapat khusyuk dalam membaca Shalawat. Pada subyek 3, 4, 5 akan terasa terganggu kekhusyukannya bila ia mendengar
109
suara-suara yang tidak di inginkannya seperti suara handphone ataupun suara anak-anak yang sangat mengganggu. Sedangkan pada subujek 2 untuk menambah kekhusyukan dan memperkuat pernafasan ia selalu menggunakan wewangian ketika membaca Shalawat.
Dari hasil akhir penelitian tentang kondisi rileks yang dirasakan oleh kelima subjek setelah membaca Shalawat adalah adanya kepuasan batin dan perasaan senang, nyaman, sejahtera karena telah memuji seseorang yang ia cintai. Selain dari itu kelima subjek memang memiliki tujuan khsusus yaitu agar dirinya senantiasa ingat akan sunnah Rasulullah atau hal-hal positif yang lainnya.
5.2
Diskusi
Sebagaimana telah diuraikan pada bab IV, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima subjek mengalami kondisi relaksasi ketika melakukan kegiatan membaca Shalawat di Majelis Rasulullah. Kondisi rileks yang dialami oleh kelima responden tersebut didominasi oleh aspek afektif yaitu keyakinan, penghayatan, dan kecintaan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Benson dan Proctor menyatakan bahwa kekuatan mental seseorang punya peran sangat besar dalam membantu proses relaksasi.
110
Dari teori yang dikemukakan oleh Benson dan Proctor hal ini membuktikan bahwa orang yang melakukan kegiatan membaca Shalawat akan mengalami fenomena yang disebut relaksasi. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jacobson pada tahun 1938 mengatakan bahwa relaksasi otot berjalan bersama dengan relaksasi mental. Nabi Muhammad SAW bersabda: Artinya: "Tidak sempurna iman seseorang dari kamu se/1ingga Aku lebih dicintai olehnya daripada ia mencintai anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya." (diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasai dan lbnu Majah dari Anas RA)" Namun, selain didasari dengan faktor mental, relaksasi yang terjadi pada ketiga subyek tersebut, juga dipengaruhi oleh beberapa aspek yang lainnya. Seperti aspek kognitif, dan motorik responden. Aspek kognitif mencakup pada pengetahuan subyek mengenai keutamaan Shalawat, sedangkan aspek motorik mencakup pada gerakan-gerakan tubuh, posisi tubuh, dan sikap subyek. Ketiga aspek ini menjadi acuan teknik-teknik relaksasi yang terbagi kepada tiga jenis yaitu relaksasi kesadaran indera, relaksasi otot, atau relaksasi melalui teknik (hipnosa, meditasi, yoga).
Disini peneliti menemukan keunikan-keunikan dari kelima responden dalam cara mereka menempuh proses relaksasi dengan membaca Shalawat. Kelima subyek ini tidak sama dalam menggunakan teknik-teknik relaksasi.
111
Pada subyek SM relaksasinya lebih didominasi oleh faktor Qolbiyah/perasaan, dan tidak ditunjang oleh faktor penyebab relaksasi yang lainya. Seperti teknik Qauliyah yang mencakup ucapan secara lisan, suara, dan irama dan gerakan-gerakan disaat sedang menikmati kegiatannya membaca Shalawat
Penelitian ini juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Agras (1984) dalam Prawitasari yang menyatakan bahwa relaksasi dapat digunakan untuk penanganan dan pengurangan tekanan darah tinggi,sakit kepala termasuk didalamnya migraine ataupun sakit kepala karena
ketegan1~an.
Selain itu
relaksasi juga efektif untuk mengatasi untuk mengatasi insomnia dan penyakit Renauld yang menyerang sistem vascular. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Irvine et a/.(1984) mengatakan bahwa relaksasi lebih unggul dibanding dengan kegiatan fisik ringan dalam mengurangi tekanan darah tinggi. untuk pasien post-miokardinal infarksion, relaksasi juga dapat digunakan untuk mengatasi situasi yang menegangkan seperti berbicara dimuka publik.
112
5.3
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dan dengan mempertimbangkan hasil wawancara beserta kesimpulannya, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Hasil penelitian yang menunjukkan peranan membaca Shalawat terhadap relaksasi pada jama'ah Majelis Rasulullah dapat menjadi masukan bagi orang-orang yang sedang mencari wadah-wadah pencapaian relaksasi melalui media yang religius. Serta mencari pengetahuan lebih dalam mengenai ilmu agama Islam.
2.
Agar lebih mendalam dan dapat mewakili masyarakat secara umum dalam mengungkap peranan membaca Shalawat terhadap relaksasi, akan lebih baik jika penelitian jenis kuantitatif dilakukan pada penelitian selanjutnya untuk melengkapi hasil wawancara.
3. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lanjutan sekiranya dapat mempertimbangkan faktor waktu. Sebaiknya wawancara atau pengambilan data dilakukan pada saat subjek masih dalam keadaan fresh atau pada saat subyek selesai mengikuti kegiatan mernbaca Shalawat, sehingga diharapkan data yang diperoleh dari subjek rnerupakan sesuatu yang jelas dan mendalam.
11.3
DAFTAR PUSTAKA BUKU A. Supratikya (1993) Psikologi kepribadian II: Teori-teori psikodinamika klinis. Yogyakarta : Kanisius. Achmad, Hardiman (1991) Pengenda/ian stress tak perlu obat, Jakarta : Panesea. Ahmad, Abdul Jawad (1999) Shalawat Al-muhibbin, Surabaya. Dadang, Hawari (1992) Pengalaman nilai-nilai al qur'an dalam pembangunan bangsa, Jakarta. Fakultas Psikologi (2004) Pedoman penyusunan dan penu/isan skripsi. Jakarta : Fakultas Psikologi UIN Syahid Jakarta. Hanna, Djumhana, Bastaman (1995) lntegrasi psikologi is/am, menuju psikologi islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Herbert, Benson dan Miriam Z Kliper (2000) Respon relaksasi: Teknik meditasi sederhana untuk mengatasi tekanan hidup. Bandung : Kaifa. Herbert, Benson dan William Proctor (2000) Dasar-dasar respon re/aksasi. Bandung : Kaifa. lbnu, Qoyyim (1996) Terapi penyakit dengan alqur'an dan sunnah. Jakarta : Pustaka Amani. Jalaludin, Rakhmat (2004) Psikologi agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. M. Arifin (1997) Psikologi dakwah, Jakarta: Bulan Bintang. M. Kaplan, at (1993) All health and human behavior, New york: Mc. GrawHull. M. Hardjan Agus (1994) Stres tanpa distres, Yogyakarta: l
114
M. Abdurrahman, Al lsawi (2005) Islam dan kesehatan jiwa, Jakarta : Pustaka Alkaustar. Mc. Quade, Walter (1987) Stress, terjemahan stella, Jakarta : Erlangga. Misbahul Anam (2003) Miftahuddin. Mutiara terpendam, Jakarta : Darul Ulum Press. Muhammad Kamil, Abdushshomad (2002) Mukjizat ilmiah dalam al qur'an. Jakarta : Penerbit Akbar. Muhammad Ustman, Al Khusyit (1990) Kumpulan keistimewaan shalawat nabi ditinjau dari beberapa segi, Bandung : Husaini. Peter Tyrer (1988) How to cop with stress, Terjemahan lrwanto, Jakarta: Arcan. Rita, L, Atkinson dkk (2000) Pengantar psikologi. Batam : lnteraksara. Said, Hawa (1999) Mensucikan jiwa : lntisari ihya u/umuddin, Jakarta : Rabbani Press. Sumardi, Suryabrata (2001) Psikologi kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persad a. Ustman, Najati (2002) Psikologi islami, Jakarta ; Pustaka : Kautsar. Yusuf, Burhanudin (1999) Kesehatan mental. Jakarta: Pustaka Setia. Zakiah, Daradjat (1992) Psikoterapi is/am, Jakarta: Bulan Bintang. --------- (1991) Peranan agama dalam kesehatan mental, Jakarta: CV. Haji Masaagung.
WEBSITES
Campbell, Don. What is The Mozzart Effect. http//mozarteffect.com. diambil bulan Agustus 2007 Danardi, Sosrosumihardjo, Gangguan Jiwa Mengancam Bangsa. http://www.fiorenz.com. diambil bulan agustus 2007
115
Joni, Haryanto dkk, Efek Teknik Relaksasi Progresif Pada Klien Dengan Nyeri Akibat Penyakit Glaukoma, http://www.asthma.org.au.diambil bulan agustus 2007 Neila Ramdhani, Pelatihan Relaksasi, http://www.lib.ugm, diambil bulan agustus 2007 Perrini, Caroline, How A Unique Anxiesty Reducer and Mood Enhancher Alpha Waves and Alertness. http//www.inline.or.id. dambil bulan Agustus 2007 Setiyo, Purwanto, Penagaruh Pelatihan Relaksasi Untul< Mengurangi Gangguan Insomnia, http://www.klinis.wordpress.com, diambil bulan agustus 2007 Surya, Ningsih, Hukum dan Dalil-Dalil Shalawat,http// WW\1\1.islamonline.net. Doa. diambil bulan Agustus 2007 Syailendra, WS, Sehat Berka! Meditasi, Diambil bulan Agustus 2007
http://www.jurnalnasional.com~
JURNAL Johana. Prawitasari. Efektifitas Terapi Relaksasi. Jakarta: Anima Vol. VIII No 30, Januari Maret 1993 Soesmalijah, Soewondo. Terapi kognitif Behavioral. Jakarta : Universitas Indonesia Fakultas Psikologi 2005
l) EPAifi't::i';/fti'l XGAi\,iA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA FAKULTAS l'SIKOLOGI JI. Kerta Mukti No.5 Cirendc Jakarta Selatan 15419 Telp. (021) 7433060 Fax. 74714714
Nomor Lamp. Hal
: Ft. 7!/0T.01.7/.;!.%( /VIJ/2007
Jakmia, 1 Agustus 2007
: lzin P1;nelitian Kepada Yth, Habib Munjir Al- Musawa di :~karta
Assalmnu'alaikum Wr. Wb. Dengan Honmt, kami sampaikan bahwa : Nama Tempat/Tgl Lahir Alamat
Wisnu Khoir Jakarta , 21 Juni 1985 JI. Wijaya Timur VI N0.9 Rt. I 0/02 Kebayoran Baru
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester NomorPokok Tahun Akadernik Program
VIII ( Delapm1 ) 103070029169 2006/2007 Strata 1 (S-1)
Sehubungan dengan tugc1s penyelcsaian skripsi yang be1judul."l'cranan Mcmbaca Sholawat Terlrndap Relaksasi." mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian pada lembaga yang Bapak/Jbu/sm1dara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kcscdiaan Bapak/Ibu/Saudara untuk n1cncrin1a 1nahasis\va t 1.::rs1~but dan n1en1berikan bantuannya. Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Jbu/Saudara karni ucapkan terima kasih. Wassalamu'Piaikum Wr. Wb
M.Si ,,
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA Shalawat
1 . Apakah ancla pernah mernbaca shalawat ? 2. Bagaimana anda membacanya ? 3. Apakah anda membacanya dengan diucapkan secara lisa:i? 4 Apakah dalam membacanya anda juga menggunakan irarna-irama ? 5. Apakah anda hanya sekadar membacanya saja, tanpa iramci ? 6. Apakah anda setiap membaca shalawat selalu dengan bersuara ? 7. Dal::im keadaan bagaimana biasanya anda membca shalawci? 8. Bagaiamana posisi tubuh anda ketika sedang membaca shalawat? 9. Bagaima:ia kondisi lingkungan anda ketika anda membaca c;halawat?
10. Apaka.h !<etika anda membaca shalawat jug a disertai gerakan-gerakan tubuh?
11. Bagaiamana sikap anda ketika sedang membaca shalawat. 12. Apakah bacaan-bacaan shalawat yang anda bar::a mempengaruhi kehidupan ser.ari-hari?
13. Bagaimana anda perasaan anda ketika membaca shalawcit?
14. Apa yang arida yakini ketika anda membaca shalawat? 15. Bagaiama perasaan anda kepada Nabi Muhammad SAVV? 16. Apa yang anda harapkan ket;ka anda membaca shalawat ? 17. Apakah 111enurut anda shalawat itu penting untuk dibaea? jelaskan ! 18. Kapan waktu--waktu anda rnernbaca shalawat? 19. Apakah anda membaca shalawat secara rutin ? 20. Apa saja dampak yang anda rasakan ketika I sesudah anda membaca shalawat?
Relaksasi 1, Apakah anda pe~nah mengalami keadaan rileks/ santai ? 2. Kapan saat ancla merasakan keadaan rileks? 3. Bagaimana biasanya cara anda rnendapatkan kondisi rileks ? 4. Apakah shalawat yang anda baca dapat menyebabkan l
Lampiran 2
Pernyataan Kesediaan Assalarnu'alaikum wr. Wb Dengan ini saya menyatakan bahwa saya Na ma Usia Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan kmerangan E;ebenar-benarnya untuk
keper:uan
pembutan
skripsi
dengan JUdul
Peranan
Shalawat
Terhadap Relaksa.si yang disusun oleh Wisnu Khoir (mar1asiswa semester 9, Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidaya!ullah Jakarta).
Adapun data-data pribacli hasil wawancara ini marupakan suatu hal rahasia dan semata-mata untuk l<eperluan skripsi, apabila terdapat data yang masih kurang lengkap, maka saya bersedia diwawancarai kembali.
Wassalam Jakarta 21 Agustus 2007
Interviewee
Interviewer
Pernyataan Keseduaan Assalamu'alaikum wr. wb Dengan ini saya menyatakan bahwa saya / . l./ , r/(j'/<.(Zo A) /i[t}fL JU l'f.-1. /Y Na ma
:
Usia Suku bangsa
~:SI fU.
:Jff
/(,(f(L'/jj
Pendidikan Pekerjaan
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenarsebenarnya
untuk keperluan
~eranan Sha~awat
pembuatan
skripsi dengan judul
Terhadap Relaksasi yang disusun oleh Wisnu
Khoir (mahasisiwa semester 9, Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jal<arta).
Adapun data-data pribadi d1n hasil wawancara ini merupakan suatu hal rahasia dan semata-rnata untuk keperluan sl
Wassalarn Jakarta,
1 Agustus 2007
Interviewer
Pernyataan Kesediaan 1\ssalamu'alaikum wr. wb Jengan ini saya menyatakan bahwa saya Nam a
1
\i-.ftr\1
\-\Ao\
Usia
23
Suku bangsa
li-lDcr-\es-in
Pendidikan
r-t Li '1 ''-1-\
TfcHt!.H
Pekerjaan
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan sebenarnya
untuk keperluan
k~terangan
sebenar-
pembuatan skripsi dengan judu!
Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi yang disusun oleh Wisnu Khoir (mahasisiwa semester 9, Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatuliah Jakarta).
1\dapun data-data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu hal rahasia dan semata-mata untuk keperluan skripsi. Apabila terdapat data yang masih kurang lengkap, maka saya bersedia untuk diwawancarai kembali.
Wassalam Jakarta, 21 Agustus 2007
)0;]~. Interviewee
Interviewer
'!
Pernyataan Kesediaan Assalamu'alaikum wr. wb Dengan ini saya menyatakan bahwa saya !~wn1"-
: Ni.
Nama Usia
21-l~
Suku bangsa
\ l'\l01'\. ('., y; /\
Pendidikan
~I\!\ "'
Pekerjaan
VI if'-11.g IN7L~ ·tA
'
'
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenarsebenarnya
untuk keperlL•an
pembuatan
skripsi den9an judul
Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi yang disusun oleh Wisnu Khoir (mahasisiwa semester 9, Fakultas Ps1kologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Adapun data-data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu hal rahasia dan semata-rnata untuk keperluan skripsi. Apabila terdapat data yang masih kurang lengkap, maka saya bersedia untuk diwawancarai kembali.
Wassalam Jakarta, 21 Agustus 2007
~"1nte rv iewee
interviewer
Pernyataan Kesediaan alamu'alaikurn wr. wb 1gan ini saya menyatakan bahwa saya
na
111.u!A.CJM,t~
~
+t---
3
<..1-"t
:u bangsa
~~v~Y,'C\
1didikan
s l'tf
~erjaan
l0 rrovs-~-tct
·sedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar1enarnya untuk keperluan
pembuatan
skripsi
clengan judul
·anan Shalawat Terhadap Relaksasi yang disusun oleh Wisnu oir (mahasisiwa semester 9, Fakultas Psikologi UIN Syarif ayatullah Jakarta).
apun data-data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu rahasia dan semata-mata untuk keperluan skripsi. Apabila japat data yang masi11 kurang lengkap, maka saya bersedia untul< 1awancarai kembali:
1ssalam <arta, Agustus 2007
Interviewee
Interviewer