Seminar Nasional “Membangun Perikanan dan Kelautan dari Pinggiran Melalui PSKPT Natuna” bersempana dengan “Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan Kelautan Indonesia”
Peran Mitra Bahari dalam Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu 5 - 7 Mei 2017
Abimanyu Takdir Alamsyah IMC UI – Setnas MB FIKP - Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang - Indonesia
AGENDA DISKUSI 1. Tantangan Arsipelago Indonesia 1) 2) 3) 4) 5)
Kelautan Perikanan Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan Terpadu Membangun Perikanan dan Kelautan dari Pinggiran
2. Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu 1) 2) 3) 4)
Perguruan Tinggi Perikanan & Kelautan Indonesia Perguruan Tinggi Perikanan & Kelautan Indonesia Masa Depan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu PSKPT Natuna
3. Mitra Bahari dan Pembangunan Perikanan - Kelautan Indonesia 1) Mitra Bahari 2) Peran Mitra Bahari 3) Peran Mitra Bahari Masa Depan
1.TANTANGAN ARSIPELAGO INDONESIA 1)Kelautan 2)Perikanan 3)Kelautan dan Perikanan 4)Kelautan dan Perikanan Terpadu 5)Membangun Perikanan dan Kelautan dari Pinggiran
Kelautan 1.
2.
3. 4.
5.
Kelautan dalam pengertian Laut (Marine) adalah berbagai pengetahuan mengenai keadaan ruang, materi, sumberdaya serta kehidupan di atau berkenaan dengan laut. Kelautan dalam pengertian Maritim (Maritime) atau kemaritiman adalah berkenaan dengan berbagai kegiatan pemanfaatan ruang, materi, sumberdaya serta kehidupan dan penghidupan yang berkaitan dengan laut. Ruang Maritim adalah ruang kegiatan yang berkaitan dengan aspek Kelautan Industri Maritim adalah industri yang berkaitan dengan aspek atau kegiatan pemanfaatan ruang, materi, sumberdaya serta kehidupan dan penghidupan yang berkaitan dengan pemanfaatan unsur atau ruang maritim. Mitra Bahari adalah organisasi formal tempat relawan dari perguruan tinggi bidang teknik kelautan dan perikanan beserta relawan pemangku kepentingan lainnya melakukan kajian atau penelitian, pelatihan, pendampingan dan penyusunan pemikiran hingga rekomendasi kebijakan di bidang kelautan dan perikanan. Guna mendukung kegiatannya, Mitra Bahari memiliki Sekretariat Nasional MB untuk kegiatan mendukung program KKP, maupun AMBIN (Asosiasi Mitra Bahari Indonesia) yang dibentuk oleh Konsorsium MB dari seluruh provinsi.
Kelautan Semula program Mitra Bahari hanya mendukung kegiatan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mengelola isu kelautan dan perikanan di Indonesia. Acuan awalnya terkait dengan berbagai tugas KKP dan kerjasama dengan NOAA. Kegiatan tahap tersebut cenderung lebih terbatas kepada pandangan dan kegiatan NOAA yang lebih fokus kepada perikanan dan kelautan (marine) sebagai habitat ikan, serta kegiatan terkait upaya peningkatan poteni komunitas pesisir dan laut gugus pulau kecil serta nelayan dalam mempertahankan, melindungi dari kebencanaan, serta kelentingan penghuni laut menghadapi perubahan lingkungan, iklim maupun perilaku alam dan laut lainnya.
Kelautan Namun dalam perkembangan terakhir pengelolaan aspek kelautan (marine maupun maritime) semakin berkembang terpadu dan bukan saja di kawasan laut negara masingmasing namun juga termasuk kerjasama antar negara yang berkepentingan mengenai laut bersama di luar Zona Ekonomi Eksklusif masing-masing. Pengelolaan bersama laut antar negara tersebut
Perikanan Perikanan merupakan sumber daya NKRI yang mampu mendukung sediaan pangan bagi bangsa ini secara berkelanjutan. Untuk itu kajian mendalam mengenai unsur-unsur, kekhasan, proses perkembangannya serta peningkatan kelentingannya menjadi sangat penting. Habitat spesies perikanan bukan hanya di laut atau di darat, namun dari puncak gunung hingga ke laut dalam.
Kelautan dan Perikanan Dari kekhasan dan keluasan peluang pengembangan kelautan maupun perikanan, pemaksaan menyatukan kedua unsur ini justru dapat menghambat keluasan pencapaian keberlanjutannya. Dalam jangka panjang mungkin justru kedua unsur tersebut akan tumbuh menjadi dua kelompok ilmu maupun kementerian yang sama pentingnya menopang negara kita. Kesatuan dari keduanya bukan dalam bentuk pengotakan namun justru dlm posisi sejajar dan saling berinteraksi, juga bersama unsur lain. Dengan demikian kelautan dan perikanan terpadu bukan hanya antara kedua unsur tersebut namun bersama unsur lain, sebagaimana contoh atau kemungkinan dalam skema di bawah ini.
Kelautan & Perikanan Perikanan
Non Perikanan
Pelayaran
Laut lokal
Kelautan, Pesisir & Pulau Kecil Lokal
Maritim lokal
Laut Nasional
Kelautan, Pesisir & Pulau Kecil Nasional
Maritim Nasional
Laut Global
Kelautan, Pesisir & Pulau Kecil Internasional
Maritim Global Non Pelayaran
Environmental changes and extreme sea disaster impacts, the importance of caring the future ocean potency, ecosystem potential services grew the need for coastal states in developed countries to collaborate in managing the Maritime Spatial Planning
2014: Result! A North Sea 2050 Spatial policy Agenda
Priorities 1. Building with the North Sea nature 2. Energy transition 2030/2050 3. Combined use of space 4. Connecting land & sea (connect better with regions) 5. Accessibility and shipping – develop and be alert to export opportunities – international cooperation in the North Sea basin
Policy adopted by House of Representatives on 4 February 2015
Nederland already made the North Sea 2050 Agenda
Bringing eMSP and land-sea interactions to live: game based learning
The European Atlas of the Seas was published and socialized through games of Maritime Spatial planning Challenge 2050
Interrelationship between marine and maritime development issues
Perkembangan baru aktivitas berbasis kelautan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Perikanan Pertanian Laut Turisme dan fasilitas olah raga laut Area Perlindungan Biota Laut Konservasi Lingkungan Laut SAR & sistem peringatan dini Pengolahan air buangan pertanian darat Pengolahan sampah industri & polutan laut 9. Pusat Pendidikan Kelautan 10. Laboratorium Laut Dalam 11. Pusat kesehatan kelautan 12. Zona hak ulayat laut lokal/ Nasional 13. Kapal karam & Konservasi Sejarah 14. Bendungan, dinding laut dan proteksi kawasan pesisir 15. Sistem transportasi laut antar pulau 16. Pelabuhan 17. Pengelolaan rute pelayaran 18. Bandar udara berbasis darat dan air 19. Industri Perkapalan
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Industri berbasis laut Pusat pelayanan & infrastruktur pesisir Jembatan penyeberangan Ladang kincir angin lepas pantai & energi berbasis laut Pengembangan pulau buatan Permukiman berbasis laut Hotel & apartemen berbasis laut Infrastruktur permukiman berbasis laut Wilayah laut permukiman & perkotaan setelah kenaikan muka laut Pengelolaan laut sebagai barang publik Penambangan pasir & material laut Pertambangan dasar laut Eksplorasi minyak & gas dasar laut Jaringan pipa minyak & gas dasar laut Jaringan kabel & telekomunikasi Fasilitas militer & pertahanan Area & dumping peralatan militer Area dumping material dredging
USULAN PRIORITAS PENATAAN & PENGEMBANGAN MARITIM INDONESIA 1. Industri Perikanan 2. Industri Perkapalan 3. Industri militer, keamanan & pertahanan laut 4. Industri pengolahan limbah & sampah laut 5. Ladang kincir angin & pembangkit energi berbasis laut 6. Infrastruktur Telekomunikasi,
Pariwisata, Olah Raga & Perhotelan berbasis laut 7. Pelabuhan lokal, nasional, internasional 8. Bandar udara berbasis darat dan air 9. Eksploitasi minyak, gas & tambang ramah lingkungan berbasis laut 10.Pusat Pendidikan & Pelatihan Kelautan (Marine & Maritime)
KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU Industri Perkapalan
Demaga Industri Pariwisata
Industri Hankam
Bandara
DikLat Maritim
Industri Perikanan
Industri Olah Limbah Migas & Tambang Laut
Industri Energi Laut
Membangun Perikanan dan Kelautan dari Pinggiran ? Pernyataan tersebut tampaknya tidak sesuai dengan perkembangan kenyataan pembangunan keduanya belakangan ini, apalagi bila dikaitkan dengan Natuna. Dalam konteks lokasi, posisi dan pelung perannya dalam berbagai aspek, Natuna memiliki posisi sentral, ditengah hubungan antara NKRI dengan negaranegara lain, baik dalam konteks kelautan maupun perikanan. Dalam posisi tersebut maka posisi tersebut justru perlu didukung dan diberi peran yang lebih besar dan strategis.
NATUNA berada di tengah Ruang Pasifik Selatan, Ruang wilayah Indonesia bagain Barat Laut . NATUNA bersama Anambas berada di bagian Utara ALKI 1 = di “jepit” archipelagic sea lane = cocok sebagai pelabuhan & kegiatan internasional ? ?
? ?
?
? ?
? ?
?
NATUNA dapat berperan besar atau kecil tergantung kepada apa visi dan strategi pengembangannya. NATUNA bukan pinggiran, melainkan berada di Pusat, bahkan lebih strategis daripada Manado, hanya belum diberi peran.
?
2. PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU 1)Perguruan Tinggi Perikanan & Kelautan Indonesia 2)Perguruan Tinggi Perikanan & Kelautan Indonesia Masa Depan 3)Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu 4)PSKPT Natuna
Perguruan Tinggi Perikanan & Kelautan Indonesia Pada saat ini banyak berkembang Fakultas Perikanan dan Teknik Kelautan. Kondisi ini tampaknya dipengaruhi oleh pendidikan serupa di negara lain yang lebih merupakan negara kontinental daripada negara arsipelago. Bila negara kontinental memandang laut sebagai bagian luar, maka negara arsipelago justru laut ada di dalam dirinya, kesatuan pulau-laut, tanah-air, kesatuan yang tak terpisahkan. Untuk perikanan kondisi ini tampaknya menguntungkan, namun dari sisi kelautan paduan ini membuat hambatan keterkaitannya dengan bidang lain. Bahkan dari sisi kelemahan, sektor lain menjdi kurang peduli dengan kepentingannya untuk menjadi bagian dari keterkaitan antar sektor tersebut. Indonesia perlu mendlami kembali bagaimana pendidikan kelautan di negara arsipelago ini perlu ditata kembali.
Perguruan Tinggi Perikanan & Kelautan Indonesia Masa Depan Dengan semakin disadarinya peran masing-masing fungsi dalam sistem kehidupan dan pendukung penghidupan di negara arsipelago ini,lingkup dan hakekat bidang ilmu dan penerapannya di dunia nyata dari unsur kelautan dan unsur perikanan akan jelas hubungan dan keterpisahannya. Oleh sebab itu di masa mendatang bidang kelautan (sea, ocean) akan di dalami baik dalam konteks laut (marine) maupun maritim (maritime) bukan saja dalam konteks perikanan atau pelayaran namun juga bangunan atau fungsi lain di perairan dangkal maupun dalam. Belum lagi bagian kota yang telah menjadi berada di laut karena perubahan muka laut sudah masuk kedalam ruang kota, juga kehidupan spesies laut yang pada waktu tertentu bermigrasi ke daratan.
Perguruan Tinggi Perikanan & Kelautan Indonesia Masa Depan Belajar dari Cina, kalau dahulu masing-masing bagian merupakan universitas atau perguruan tinggi yang saling terpisah, sekitar satu dekade yang lalu mereka menyatu menjadi Ocean University of Cingdao. Dan kini telah mengubah namanya menjadi Ocean University of China, dengan banyak bidang ilmu yang mendukung ilmu kelautannya. Dengan pemahaman bahwa maritim adalah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana Kami sendiri di UI melalui Indonesia Maritime Center sedang menyiapkan pendidikan tinggi bidang maritim yang multi disiplin (saat ini sudah terlibat bidang hukum, sospol, kesehatan, arkaeologi, sejarah, hankam, ekonomi, ekologi, biologi, geologi, geografi, energi, perkapalan, penginderaan jauh, teknik kimia, struktur bangunan laut, tata ruang, dan arsitektur).
Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Nama judul di atas tampaknya hasil turunan dari pemikiran sebelumnya, bahwa Kelautan merupkan bagian tak terpisah dari Perikanan, dan Perikanan yang diutamakan hanya yang berada di laut. Melanjutkan konsep pemikiran sebelumnya, Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu yang sedang dikembangkan cenderung bersifat sementara sampai perubahan pemikiran yang mendasarinya semakin matang. Mungkin saja sentra ini akan berubah menjadi sentra maritim terpadu, sebagaimana Maritime Spatial Planning yang telah dikembangkan di Uni Eropa, yang bahan telah disosialisasikan ke generasi muda mereka.
PSKPT Natuna PSKPT Natuna dalam bentuk yang final akan merupakan pusat pengembangan kelautan (dan perikanan) di gerbang Utara (Barat Laut) Indonesia. Di Pusat Pengembangan tersebut akan dimatangkan semua konsep operasional pengelolaan sumberdaya, lalu-lintas dan bangunan laut yang ada di sekitar ALKI 1 dari laut Bangka-Balitung sampai Laut Natuna-Anambas-Barelang dengan kegiatan di ruang laut bersama antara negara-negara (China, Filipina, Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei, Indonesia) di Pasifik Barat sebelah selatan China, mungkin saja bersama negara-negara di Pasifik Timur bahkan Pasifik Utara. Berbeda dengan CTI yang berpusat di Manado dan hanya mempelajari Terumbu karang, PSKPT Natuna akan menjadi tempat penyelesaian semua permasalahan dari sudut pandang multi sektor dan strategis. Mungkin saja Indonesia dapat memimpinnya dan membawa kedamaian di kawasan tersebut atau sebaliknya kalau sentra tersebut gagal dikembangkan dengan baik oleh penggagas dan pengelola awalnya.
3. MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERIKANAN & KELAUTAN INDONESIA
1)Mitra Bahari 2)Peran Mitra Bahari 3)Peran Mitra Bahari Masa Depan
Mitra Bahari Jenis kegiatan Utama MB mengadaptasi konsep Sea Partnership Program/NOAA:
1.Penyuluhan/Pendampingan 2.Pendidikan/Pelatihan 3.Penelitian Terapan 4.Rekomendasi Kebijakan
PERKEMBANGAN KEGIATAN UTAMA KKP 1. Pada awalnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil untuk (penangkapan ikan, penangkaran penyu dan kuda laut, budi daya ikan, rumput laut, dan konservasi hutan mangrove); 2. Pencegahan kerusakan dan pemulihan kelestarian sumber daya dan lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil (mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim) 3. Perbaikan kondisi sosial ekonomi dan peningkatan peran budaya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil (peningkatan kegiatan ekonomi mikro, industri garam rakyat); 4. Peningkatan pencurian ikan oleh kapal asing dan pengurasan sumberdaya ikan menuntut keefektifan tindakan dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil hingga ke Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (kedaulatan, kesejahteraan dan keberlanjutan) ;
Peran Mitra Bahari Peran MB dalam proses perubahan yang terjadi: 1. Pada awalnya produk kegiatan MB mendukung kegiatan KKP, terutama mendukung kegiatan perikanan tangkap, budi daya termasuk penangkaran penyu, restorasi terumbu karang dan biota laut lainnya disamping penyusunan rencana induk dan kerangka kebijaksanaan pembangunan KP di daerah 2. Setelah Tsunami di Aceh, kegiatan MB beralih ke pemulihan keberdayaan dan peningkatan kelentingan masyarakat pesisir menghadapi risiko bencana 3. Upaya selanjutnya MB meningkatkan kemampuan usaha pengolahan hasil laut, maupun kelembagaan masyarakat pendukung kegiatan usahanya
Peran Mitra Bahari 4. Dalam keterbatasan dana pembangunan sebelumnya, dukungan KKP terhadap kegiatan MB berkurang. Mengantisipasi dampak keterbatasan tersebut MB membentuk Asosiasi MB Indonesia. Setiap Konsorsium MB di daerah yang potensial dapat melakukan kegiatannya melalui kerjasama dengan Pemda ataupun Swasta setempat. 5. Melalui Asosiasi MB Indonesia, yang kemudian disebut AMBIN, MB dapat melakukan kegiatan di bidang kelautan bersama instansi lain non-KKP, antara lain dengan Kemenko Maritim. 6. Kegiatan MB dalam KKP dikordinasikan melalui Setnas MB. Sedangkan melalui AMBIN kegiatan MB dapat tidak tergantung kepada KKP.
Peran Mitra Bahari Masa Depan Melalui AMBIN kegiatan MB dapat tidak tergantung kepada KKP, bahkan dapat menjadi pusat jejaring pengembangan kelautan maupun perikanan bersama berbagai unsur lainnya. KMB Natuna dapat menjadi sentral koordinasi antara pusat pengembangan ilmu atau akademis (perguruan tinggi) dengan dunia nyata (berbagai sektor terkait), baik di wilayah NKRI maupun wilayah negara lain maupun laut lepas.
SEKIAN Terima kasih atas partisipasinya