PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1.1.
Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya serta diselenggarakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan (UU No. 36 Tahun 2009). Dalam kerangka mencapai tujuan
tersebut,
pembangunan
kesehatan
dilaksanakan
secara
terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah menetapkan bidang kesehatan merupakan salah satu urusan
wajib
yang
harus
dilaksanakan
oleh
kabupaten/kota.
Penyelenggaraan urusan wajib oleh daerah adalah menggunakan perwujudan otonomi yang bertanggung jawab, yang pada intinya merupakan pengakuan / pemberian hak dan kewenangan daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah. Tanpa mengurangi
arti
penyelenggaraan
serta
pentingnya
otonominya
dan
praksarsa
untuk
daerah
menghindari
dalam
terjadinya
kekosongan penyelenggaraan pelayanan dasar kepada masyarakat, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota Wajib melaksanakan kewenangan dalam bidang tertentu, termasuk didalamnya kewenangan bidang kesehatan. Kesehatan individu atau masyarakat merupakan kebutuhan dasar yang paling penting. Kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat serta didukung dengan sehatnya lingkungan akan menciptakan suasana yang nyaman dalam menunjang setiap aktivitas baik aktivitas sosial, ekonomi
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-1
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
dan budaya. Masyarakat yang sehat akan membentuk cara pandang yang jernih terhadap setiap permasalahan yang terjadi sekaligus akan memberikan bahkan menemukan solusi terhadap setiap permasalahan secara rasional. Tantangan pembangunan bidang kesehatan yang dihadapi saat ini antara lain adalah mengurangi kesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah, tingkat sosial ekonomi dan gender; meningkatkan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan yang kurang memadai; meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan; dan mengurangi beban ganda penyakit yaitu pola penyakit yang diderita oleh sebagian besar masyarakat adalah penyakit infeksi menular, namun pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular serta meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang. Berbagai program kesehatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah sampai saat ini dirasa belum terintegrasi dengan baik antar sektor baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat. Dukungan swasta dan masyarakat sangat diperlukan dalam mewujudkan kebijakan dan programprogram pemerintah. Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi diarahkan
sebagai
arah
kebijakan
dan
program
terkait
rencana
implementasi pembangunan bidang kesehatan, yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata. Kesehatan sebagai investasi akan menghasilkan penduduk yang sehat dan produktif sebagai SDM pembangunan yang berkelanjutan serta memiliki daya saing global.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-2
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1.2.
Rumusan Masalah Rumusan
PERENCANAAN
masalah SOSIAL
dalam DAN
kegiatan
BUDAYA
“PENYUSUNAN
Kegiatan
Penyusunan
Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi” ini adalah: a. Bagaimana
potensi
dan
permasalahan
penyelenggaraan
pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. b. Bagaimana arahan strategi dan kebijakan pengembangan infrastruktur
(fisik)
pelayanan
kesehatan
masyarakat
di
Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. c. Bagaimana arahan strategi dan kebijakan pengembangan prasarana (non fisik) pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. d. Bagaimana sumberdaya
arahan manusia
strategi bidang
dan
kebijakan
kesehatan
pengelolaan
masyarakat
di
Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. e. Apa goal (outcome akhir) pembangunan bidang kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. f. Bagaimana bentuk komprehensif Rencana Induk (Masterplan) Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2025. 1.3.
Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud Kegiatan ini dimaksudkan sebagai arah kebijakan dan rencana implementasi bidang kesehatan di Kabupaten Banyuwangi berdasarkan strategi dan rekomendasi yang diperoleh dari hasil analisis berupa isu prioritas, indikasi program, kegiatan dan sasaran dan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam pembangunan bidang kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-3
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tujuan Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang dipaparkan dimuka, maka kegiatan ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. b. Menyusun arahan strategi dan kebijakan pengembangan infrastruktur
(fisik)
pelayanan
kesehatan
masyarakat
di
Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. c. Menyusun arahan strategi dan kebijakan pengembangan prasarana (non fisik) pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. d. Menyusun sumberdaya
arahan
strategi
manusia
dan
bidang
kebijakan
kesehatan
pengelolaan
masyarakat
di
Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. e. Menyusun goal (tujuan akhir) pembangunan bidang kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. f. Menyusun dokumen Rencana Induk (Masterplan) Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun
2011-2025. Dokumen ini
sebagai acuan/pedoman bagi para pemangku kepentingan di bidang kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyuwangi menuju Indonesia Sehat 2025. Kondisi penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, baik jasmani, rohani maupun sosial, dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-4
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1.4.
Sasaran Sasaran kegiatan “PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN
BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi” ini adalah:
1. Terselenggaranya proses sintesa antara teori dan fakta di lapangan, sebagai masukan untuk merumuskan status kinerja program-program pembangunan di bidang kesehatan di Kabupaten Banyuwangi. 2. Terselesaikannya Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi sebagai tindak lanjut penetapan strategi perencanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyuwangi. 3. Adanya dokumen rencana induk kesehatan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dan perencanaan khusus dibidang kesehatan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Secara rinci sasaran ini, yaitu: a) Adanya
arahan
infrastruktur
(fisik)
strategi
dan
pelayanan
kebijakan kesehatan
pengembangan masyarakat
di
Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. b) Adanya
arahan
strategi
dan
kebijakan
pengembangan
prasarana (non fisik) pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. c) Adanya arahan strategi dan kebijakan pengelolaan sumberdaya manusia
bidang
kesehatan
masyarakat
di
Kabupaten
Banyuwangi tahun 2011 – 2025. d) Adanya goal (tujuan akhir) pembangunan bidang kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-5
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1.5.
Referensi Hukum Dasar hukum “PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN
BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi” adalah: 1.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
2004
tentang
Praktik
Perencanaan Pembangunan Nasional; 2.
Undang-Undang
Nomor
29
Tahun
Kedokteran; 3.
Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang;
4.
Undang-Undang
No
17
tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 5.
Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6.
Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
7.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
8.
Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-6
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100.05-76 Tahun 2007 tentang Pembentukan Tim Konsultasi Penyusunan Standar Pelayanan Minimal. 16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan
Minimal
Bidang
Kesehatan
di
Kabupaten/Kota; 17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota; 1.6.
Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan Ruang lingkup kegiatan “PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL
DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi” dibedakan menjadi cakupan lokasi dan materi kegiatan.
1.6.1. Lingkup Lokasi Kegiatan Penyusunan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten ini meliputi lokasi seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi sebanyak 24 kecamatan seperti pada tabel berikut.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-7
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tabel 1.1. Lokasi Studi Menurut Kecamatan No
Kecamatan
Desa/Kelurahan
1
Pesanggaran
5
2
Siliragung
5
3
Bangorejo
7
4
Purwoharjo
8
5
Tegaldlimo
9
6
Muncar
10
7
Cluring
9
8
Gambiran
6
9
Tegalsari
6
10
Glenmore
7
11
Kalibaru
6
12
Genteng
5
13
Srono
10
14
Rogojampi
18
15
Kabat
16
16
Singojuruh
11
17
Sempu
7
18
Songgon
9
19
Glagah
20
Licin
8
21
Banyuwangi
18
22
Giri
2/4
23
Kalipuro
5/4
24
Wongsorejo
12
8/2
Sumber: Rencana studi didasarkan data Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010, BPS Kabupaten Banyuwangi.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-8
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1.6.2. Lingkup Materi Kegiatan Lingkup
kegiatan
Penyusunan
Masterplan
Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi mencakup: 1. Analisis kondisi eksisting (existing condition) tentang pembangunan Kesehatan di Kabupaten sampai Tahun 2010, yang mencakup penyelenggaraan
pada
jalur,
jenjang
dan
jenis
pelayanan
Kesehatan; Batasan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam analisis ini didasarkan pada Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam
analisis
ini,
jalur
pelayanan
kesehatan
dilihat
dari
penyelenggaranya, terdiri: 1) Jalur Pemerintah, dan 2) Jalur Swasta. Jenis pelayanan kesehatan terdiri atas: 1) Pelayanan kesehatan perseorangan; dan 2) Pelayanan kesehatan masyarakat. Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan maka jenjang pelayanan kesehatan dibedakan atas lima, yaitu: 1) Tingkat rumah tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri. 2) Tingkat masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri, misalnya: posyandu, polindes, POD, saka bakti husada, dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I-9
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
3) Fasilitas pelayanan tingkat pertama Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan puskesmas dan unit fungsional dibawahnya, praktek dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga dan lain-lain. 4) Fasilitas pelayanan tingkat kedua Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesial) oleh balai: balai pengobatan penyakit paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan kerja masyarakat (BKKM), balai
kesehatan
olah
raga
masyarakat
(BKOM),
sentra
pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional (SP3T), rumah sakit kabupaten atau kota, rumah sakit swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota, dan lain-lain. 5) Fasilitas pelayanan tingkat ketiga Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh rumah sakit provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan. 2. Analisis tentang tujuan dan sasaran pembangunan Kesehatan di Kabupaten sampai Tahun 2025; 3. Analisis tentang strategi manajemen untuk setiap substansi, proses, dan konteks pembangunan Kesehatan di Kabupaten sampai Tahun 2025. 4. Program prioritas yang perlu dikembangkan pada setiap periode pembangunan di Kabupaten sampai Tahun 2025, yang mencakup peningkatan pemerataan Kesehatan pada setiap jenis, jenjang dan jalur Kesehatan yang perlu ditanggulangi sampai Tahun 2025; peningkatan mutu, relevansi dan daya saing Kesehatan sampai tahun 2025; dan peningkatan kualitas tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pembangunan Kesehatan sampai tahun 2015. 5. Sosialisasi pembahasan mengenai hasil pekerjaan dengan para pemangku kepentingan.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 10
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1.7.
Manfaat Hasil Kegiatan Diharapkan hasil dari kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi dapat memberikan manfaat, antara lain: a. Menjadi
bahan
Banyuwangi
pertimbangan
dalam
mengambil
bagi
pemerintah
kebijakan
Kabupaten
Kesehatan
untuk
meningkatkan kualitas SDM. b. Menjadi salah salah satu rekomendasi bagi pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menentukan skala prioritas pembangunan manusia (SDM) melalui peningkatan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. 1.8.
Keluaran (Output) Kegiatan Rangkaian
seluruh
kegiatan
penyusunan
“PERENCANAAN
SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi” akan menghasilkan keluaran (output) berupa dokumen Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2025. Dokumen tersebut subtansinya berisi sebagai berikut: a. Peta
potensi
dan
permasalahan
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. b. Dokumen Rencana Induk (Masterplan) Kesehatan Tahun 2011 – 2025 dalam kerangka menuju Indonesia Sehat 2025 dengan substansi: 1) Strategi
dan
kebijakan
peningkatan
pelayanan
kesehatan
masyarakat di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 – 2025. 2) Manajemen pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi sampai Tahun 2011 – 2025. 3) Arahan strategi dan kebijakan pengembangan infrastruktur (fisik) pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. 4) Arahan strategi dan kebijakan pengembangan prasarana (non fisik) pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 11
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
5) Arahan strategi dan kebijakan pengelolaan sumberdaya manusia bidang kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. 6) Goal (tujuan akhir) pembangunan bidang kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025. 7) Program prioritas pembangunan pelayanan kesehatan masyarakat secara periodik di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 – 2025.
1.9.
Kerangka Teori
1.9.1. Pelayanan Kesehatan Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan selanjutnya disebut SPM Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Daerah Kabupaten/Kota. Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah fungsi Pemerintah dalam memberikan dan mengurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Pengembangan
kapasitas
adalah
upaya
meningkatkan
kemampuan sistem atau sarana dan prasarana, kelembagaan, personil,
dan
keuangan
untuk
melaksanakan
fungsi-fungsi
pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan pelayanan dasar dan/atau SPM. SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target Tahun 2010 – Tahun 2015: a. Pelayanan Kesehatan Dasar : 1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 % pada Tahun 2015; 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80 % pada Tahun 2015; 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90% pada Tahun 2015;
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 12
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
4. Cakupan pelayanan nifas 90% pada Tahun 2015; 5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% pada Tahun 2010; 6. Cakupan kunjungan bayi 90%, pada Tahun 2010; 7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada Tahun 2010; 8. Cakupan pelayanan anak balita 90% pada Tahun 2010; 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin 100 % pada Tahun 2010; 10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada Tahun 2010; 11. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 % pada Tahun 2010; 12. Cakupan peserta KB aktif 70% pada Tahun 2010; 13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada Tahun 2010; 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% pada Tahun 2015. b. Pelayanan Kesehatan Rujukan 1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pada Tahun 2015; 2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100% Tahun 2015. c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% pada Tahun 2015. d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa Siaga Aktif 80% pada Tahun 2015.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 13
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1.9.2. Dampak Pembangunan Terhadap Kesehatan Winslow mengartikan Kesehatan Masyarakat sebagai ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang umur dan meningkatkan kesehatan
dan
efisiensi
melalui
upaya
pengorganisasian
dan
pendayagunaan masyarakat. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kualitas hidup manusia yang sangat dipengaruhi kondisi lingkungan yang ada disuatu wilayah. Kemajuan suatu bangsa tidak hanya diukur dari sudut kekuatan milter, pertumbuhan ekonomi yang baik, atau perkotaan dengan bangunan yang mewah tetapi akan diukur dari kesejahteraan masyarakat dalam wujud kualitas manusia. Menurut UNICEF (1993) ukuran kesejahteraan suatu masyarakat dalam wujud kualitas manusia, antara lain meliputi: 1. Tingkat Kesehatan, Gizi Dan Pendidikan; 2. Tingkat Memperoleh Pendapatan Secara Adil; 3. Tingkat
Kemampuan
Untuk
Berperan
Secara
Aktif
Dalam
Pembuatan Keputusan Yang Berdampak Pada Kehidupannya; 4. Tingkat Pengakuan Atas Hak Sipil Dan Kebebasan Berpolitik; 5. Tingkat Kepedulian Kepada Golongan Yang Lemah. 6. Tingkat Perlindungan Bagi Pertumbuhan Anak-Anak. Keenam faktor tersebut pada hakikatnya perannya sangat ditentukan oleh kualitas lingkungan hidup. Dengan demikian, masalah kualitas lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dalam proses pembangunan suatu bangsa. Saat ini kebanyakan di negara berkembang telah terjadi perubahan besar pada kualitas lingkungan hidup. Masalah ini dapat diatasi dengan meningkatkan kemampuan ekonomi, disertai dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia atau dengan kata lain masalah lingkungan di negara sedang berkembang hanya dapat diatasi dengan pembangunan. Yang menjadi masalah adalah bentuk pembangunan yang bagaimana yang tidak mengakibatkan rusaknya lingkungan?. Untuk mengatasi masalah ini maka pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 14
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
dicanangkan haruslah pembangunan dengan konsep bijaksana yang dengan
tujuan
meningkatkan
kualitas
lingkungan.
Konsep
pembangunan yang bijaksana tersebut harus berkelanjutan yang di Indonesia
dikenal
dengan
konsep
Pembangunan
Berwawasan
Lingkungan (PBL). Kegiatan
pembangunan
pada
dasarnya
bertujuan
meningkatkan taraf kesejahtaraan masyarakat (sehat, cerdas, aktif). Kegiatan pembangunan selain berdampak positif bagi masyakat juga berdampak negatif. Dampak tersebut ada yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh dampak tidak langsung adalah peningkatan penyakit akibat perubahan pola konsumsi pangan masyarakat sebagai konsekuensi peningkatan taraf ekonomi yang tidak disertai dengan pengetahuan tentang gizi dan kebutuhan gizi; perubahan kualitas udara dapat menjadi pemicu meningkatnya kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). 1.9.3. Faktor Yang Menentukan Status Kesehatan Masyarakat Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan, antara lain: 1. Urbanisasi Penduduk Terjadinya urbanisasi desebabkan oleh di Indonesia disebabkan oleh lahan pertanian yang semakin berkurang dan terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan. Penduduk berbondong-bondong ke kota mencari pekerjaan sebagai pekerja seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung, pengemis dan pengamen jalanan yang membawa dampak sosial dan kesehatan lingkungan seperti munculnya pemukiman kumuh dimana-mana. 2. Tempat Pembuangan Sampah Hampir disemua tempat di Indonesia sistem pembuangan sampah dilakukan secara dumping tanpa pengolahan lebih lanjut. Sistem
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 15
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
pembuangan
ini
selain
memerlukan
lahan
yang
luas
juga
menyebabkan pencemaran udara, tanah dan air, selain itu lokasi pembuangan akan menjadi tempat yang baik untuk perkembangan agent dan vektor penyakit. 3. Penyediaan Sarana Air Bersih. Berdasarkan survei yang dilakukan hanya 60% penduduk di Indonesia yang memperoleh air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan selebihnya mempergunakan air sumur dan sumber lainnya. 4. Pencemaran Udara Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu hampir setiap asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan. Enam dari 15 kota yang paling terpolusi di dunia terdapat di Asia. Posisi yang paling tinggi adalah 1.Katmandu, Nepal, 2. New Dehli, India, 3. Jakarta, Indonesia bersama dengan Chongqing, China, 4. Calcutta, India. Sepertiga dari pencamaran karbondioksida di dunia dikeluarkan di daerah ini. 5. Pembuangan Limbah Industri Dan Rumah Tangga Hampir semua limbah cair yang berasal industri dan rumah tangga dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK di bantaran sungai. Akibatnya kualitas air sungai menurun dan apabila digunakan untuk air baku memerlukan biaya yang tinggi. 6. Bencana Alam/Pengungsian Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang sering terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi yang tentunya menambah banyak permasalahan kesehatan lingkungan. 7. Perencanaan Tata Kota Dan Kebijakan Pemerintah Perencanaan
tata
kota
dan
kebijakan
pemerintah
seringkali
menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 16
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
pemberian izin tempat pemukiman, gedung atau tempat industri baru tanpa didahului dengan studi kelayakan lingkungan yang menyebab terjadinya banjir, pencemaran udara, air dan tanah serta masalah sosial lainnya. Status
kesehatan
msayarakat
sangat
dipengaruhi
oleh
berbagai faktor. Hendrik L. Blum menjelaskan bahwa status kesehatan masyarakat sangat bergantung pada 4 komponen besar yakni lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan). Dalam konteks ekosistem manusia sebagai salah satu komponen lingkungan memiliki hubungan timbal balik dan saling ketergantungan dengan lingkungan. Pada satu sisi lingkungan merupakan penyedia hampir seluruh kebutuhan manusia dan sebaliknya dan lingkungan sangat
dipengaruhi
mempertahankan
keadaannya kelangsungan
oleh
aktifitas
manusia
kehidupannya.
dalam
Pengelolaan
lingkungan yang kurang bijaksana akan lebih mengarah kepada eksploitasi
sumber
daya
alam
dan
pengrusakan
lingkungan.
Penurunan kualitas lingkungan yang terjadi pada akhirnya mempunyai konsekwensi negatif pada penurunan derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh angka kesakitan karena infeksi tetapi juga akibat kontaminasi zat-zat tertentu yang dapat mengganggu kesehatan, baik yang bersifat toksik maupun tidak. Keberhasilan pembangunan dalam meningkatkan pendapatan memiliki hubungan searah dengan meningkatnya kasuskasus
penyakit
seperti
penyakit
jantung,
obesitas,
diabetes,
penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini pada akhirnya dapat menekan angka harapan hidup. Lingkungan mempengaruhi hidup manusia diantaranya melalui berbagai faktor ekologi yang merupakan penopang kehidupan manusia di bumi. Rusaknya proses ekologi akan membahayakan kehidupan di bumi kita. Faktor-faktor ekologi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 17
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Efek rumah kaca. Kenaikan suhu bumi yang disebabkan terserapnya gelombang infra-merah oleh gas-gas rumah kaca. Efek rumah kaca berperan dalam mejaga suhu lingkungan yang seimbang bagi makhluk hidup. Gas rumah kaca terpenting adalah CO2 yang berasal dari pernafasan, pembakaran dan pembusukan bahan organik.
Fotosintesis Fotosintesis
merupakan
proses
esensial
untuk
menjaga
kelangsungan kehidupan dibumi. Dari proses fotosintesis inilah energi matahari dirubah menjadi energi kimia yang terkandung di dalam bahan organik tumbuhan. Energi inilah yang dipakai oleh makhluk hidup lainnya yang tidak dapat berfotosintesis, antara lain : manusia, hewan dan jasad renik. Selain sebagai penghasil energi fotosintesis berperan dalam terbentuknya rosot karbon dan menghasilkan gas oksigen (O2). Mengingat pentingnya fotosintesis maka kita harus menjaga agar dalam proses pembangunan tetap cukup terdapat tumbuhan hijau (hutan, semak belukar dan padang rumput).
Penambatan nitrogen Nitrogen merupakan unsur yang esensial untuk kehidupan makhluk hidup. Udara kira-kira mengandung 80% nitrogen. Penambat nitrogen berupa bakteri (Asobacter, rhizobium) dan ganggang hijau (Anabaena, Azolla). Penambatan nitrogen berperan dalam menjaga kesuburan tanah dan perairan. Tanpa makhluk hidup penambat nitrogen udara, maka hutan dan padang rumput akan merana bahkan mati. Oleh karena itu kemampuan lingkungan untuk menambat nitrogen harus kita jaga dan pelihara.
Pengendalian populasi Pengendalian populasi berperan dalam menjaga kesimbangan antara pemangsa dan mangsa. Pengendalian hama terpadu banyak
dilakukan
dibidang
pertanian
dan
telah
membawa
keuntungan. Di Indoneisa pengendalian hama terpadu telah BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 18
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
menurunkan penggunaan pestisida sebanyak 63% dan biaya produksi sebesar 52%. Selain keuntungan petani diperbesar keuntungan lainnya adalah menurunya pencemaran oleh pestisida.
Penyerbukan Penyerbukan berperan dalam proses pembuahan pada tanaman. Agar bunga menjadi buah diperlukan penyerbukan. Bahan makanan manusia banyak sekali merupakan hasil penyerbukan, antara lain, jagung, padi, kelapa, tomat dan mangga. Karena itu penyerbukan sangat penting. Penyerbukan ada yang oleh angin, adapula oleh bantuan serangga, burung dan hewan lainnya. Kekurangan populasi hewan tersebut akan mempengaruhi produksi banyak tumbuhan. Oleh karena itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dan pencemaran udara akan mempunyai efek demikian.
Kemampuan memperbaharui diri Sumber daya ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak dapat diperbaharui. Kemampuan memperbaharui ini pula tidak mutlak/ ada batasnya, apabila kemampuan itu dilampaui maka sumber daya terbaharui menjadi tidak terbaharui. Sebagai contoh air. Apabila beban pencemaran melampaui kemampuan perairan memperbaharui diri maka kualitas air akan menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk digunankan sebagai air minum. Pencemaran yang tidak dapat diuraikan lagi oleh jasad renik menyebabkan air tidak dapat dimurnikan lagi secara alamiah. Contoh lain adalah ekploitasi sumber daya ikan yang tidak bijaksana seperti penangkapan yang serempangan, penangkapan dengan bahan peledak, dan racun hama. Tindakan tersebut selain kuantitas dan kualitas produksi menurun juga akan menjadikan sumber daya ikan tidak terbaharui. Semua ini perlu kita hindari agar sumberdaya yang terbaharui tetap dapat terjaga mempunyai sifat terbaharui.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 19
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Fungsi hidro-orologi Hutan dan bentuk vegetasi lainnya mempunyai peranan yang
sangat
penting
hidro-orologi.
Hutan
sangat
berperan
penyerapan dan penguapan air. Selain menyebabkan penguapan keberadaan hutan menyebabkan peresapan air juga tinggi sehingga ketersedian air setelah musim hujan juga tinggi serta distribusi air sepanjang tahun menjadi lebih baik. Sehingga banjir, kekurangan air dalam musim kemarau dikurangi, dan erosi berkurang. Fungsi hidro-urologi hutan dan vegetasi lainnya harus kita perhatikan . kerusakan fungsi ini akan banyak merusak hasil pembangunan
yang
telah
dicapai
dan
membahayakan
pembangunan berkelanjutan. Variasi perubahan pada faktor-faktor ekologi tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan manusia. Hal lain yang berpengaruh adalah hubungan timbal balik antara organisme (parasitisme, muatualisme dan komensalis. Selain itu, faktor prilaku manusia
dan
lingkungan
saling
mempengaruhi
sehingga
mengakibatkan perubahan tatanan suatu ekosistem akibat ulah manusia maupun sebaliknya perubahan pada manusia akibat kondisi lingkungan. 1.9.3. Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat Usaha Kesehatan pokok (Basic health services) yang diajukan Organisasi Kesehatan Sedunia ( WHO: World Health Organization ) sebagai dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Pencegahan dan Pemberantasan penyakit Menular. 2) Kesejahteraan Ibu dan Anak. 3) Hygiene dan Sanitasi Lingkungan. 4) Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat. 5) Statistik Kesehatan. 6) Perawatan Kesehatan Masyarakat. 7) Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan. BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 20
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit Menular Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan sakit, dari resevior ataupun dari benda – benda yang mengandung bibitr penyakit lainnya ke manusia – manusia yang sehat. Penyakit infeksi dapat berupa virus, bakteri,dan lain-lain. Contoh usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, yakni pemberantasan penyakit Kolera antara lain dengan cara:
Penemuan penderita dan pelaporan penyakit secepatnya kepada para petugas kesehatan.
Isolasi
penderita
dari
benda
yang
berbahaya
untuk
penularannya.
Penyediaan air bersih.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Pengobatan penderita dan memusnahkan sumber penularan penyakit.
2. Kesejahteraan Ibu dan Anak Usaha Kesejahteraan Ibu dan Anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan penyakit, penting sekali untuk meningkatkan kesehatan umum dari masyarakat. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan Ibu:
Perawatan antre – partum ( waktu hamil ).
Perawatan intra – partum ( saat melahirkan ).
Perawatan post – partum ( setelah melahirkan ). Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan pada Bayi
yakni meliputi pengawasan pertumbuhan dan perkembangannya bayi, makanan yang sehat dan tepat, pemberian vaksin dasar yaitu BCG dan Polio.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 21
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
3. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologi, kimia, social, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna
ditingkatkan
atau
diperbanyak,
sedangkan
yang
merugikan diperbaiki atau dimusnahkan. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan pada lingkungan, yaitu:
Penyediaan air bersih.
Perawatan atau penanaman pohon di sekitar pekarangan rumah agar dapat menghasilkan oksigen atau udara yang bersih.
Melakukan pembersihan di lingkungan sekitar, baik itu selokan, tempat sampah, jamban, dan lain-lain.
4. Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
dalam
bidang
kesehatan.
Konsep
pendidikan
kesehatan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau
perubahan kea rah yang lebih dewasa. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam pendidikan kesehatan kepada masyarakat, yaitu:
Penyuluhan tentang pentingnya kesehatan kepada masyarakat.
Mengajarkan perilaku hidup yang sehat kepada masyarakat.
5. Statistik Kesehatan Statistik Kesehatan adalah suatu pernyataan jumlah atau keterangan yang sebaik – baiknya dinyatakan dengan angka dari keadaan yang timbul dalam masyarakat. Contoh usaha – usaha
peningkatan kesehatan pada
statistic kesehatan, yaitu:
Keterangan penyakit malaria dalam suatu wilayah epidemic.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 22
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
6. Perawatan Kesehatan Masyarakat Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah usaha perawatan yang dijalankan dalam masyarakat yang dilakukan dalam waktu sakit maupun sehat, guna meningkatkan derajat kesehatan, memperbaiki hygiene lingkungan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan, yaitu:
Memberikan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit.
Melakukan kunjungan rumah guna mengetahui benar – benar masalah
kesehatan
apa
yang
dihadapi
keluarga
dalam
masyarakat. 7. Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan merupakan suatu tindakan dalam segala kegiatan yang kerkaitan dengan kesehatan masyarakat Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan, yaitu:
Memberikan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit.
Melakukan kunjungan rumah guna mengetahui benar – benar masalah
kesehatan
apa
yang
dihadapi
keluarga
dalam
masyarakat. Dalam program kesehatan nasional tercantum 17 macam usaha / kegiatan kesehatan masyarakat, yaitu: 1. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan sakit, dari resevior ataupun dari BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 23
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
benda – benda yang mengandung bibitr penyakit lainnya ke manusia – manusia yang sehat. Penyakit infeksi dapat berupa virus, bakteri dan lain-lain. Contoh usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, yakni pemberantasan penyakit Kolera antara lain dengan cara:
Penemuan penderita dan pelaporan penyakit secepatnya kepada para petugas kesehatan.
Isolasi
penderita
dari
benda
yang
berbahaya
untuk
penularannya.
Penyediaan air bersih.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Pengobatan penderita dan memusnahkan sumber penularan penyakit.
2. Kesejahteraan Ibu dan Anak Usaha Kesejahteraan Ibu dan Anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan penyakit, penting sekali untuk meningkatkan kesehatan umum dari masyarakat. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan Ibu:
Perawatan antre – partum (waktu hamil).
Perawatan intra – partum (saat melahirkan).
Perawatan post – partum (setelah melahirkan). Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan pada Bayi
yakni meliputi pengawasan pertumbuhan dan perkembangannya bayi, makanan yang sehat dan tepat, pemberian vaksin dasar yaitu BCG dan Polio.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 24
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
3. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan adalah pengawasan lingkungan
fisik, biologi, kimia, social, dan ekonomi
yang
mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna
ditingkatkan
atau
diperbanyak,
sedangkan
yang
merugikan diperbaiki atau dimusnahkan. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan pada lingkungan:
Penyediaan air bersih.
Perawatan atau penanaman pohon di sekitar pwkarangan rumah agar dapat menghasilkan oksigen atau udara yang bersih.
Melakukan pembersihan di lingkungan sekitar, baik itu selokan, tempat sampah, jamban, dan lain-lain.
4. Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, baik itu siswa – siswi atau anak didik, guru, kepala sekolah, dll. Usaha Kesehatan Sekolah mencakup Taman Kanak – Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah atas. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam sekolah yakni:
Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah ( PMTAS ).
Pemberian imunisasi kepada anak sekolah.
Memberikan pendidikan kesehatan bagi siswa – siswi tentang cara hidup sehat dan merawat lingkungan agar tetap bersih dan sehat.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 25
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
5. Usaha Kesehatan Gigi Penyakit Gigi dan mulut, khususnya penyakit caries Dentis merupakan suatu penyakit yang tersebar luas pada sebagian besar penduduk di seluruh dunia sehingga betul – betul menjadi masalah Kesehatan Masyarakat. Untuk itu perlu adanya usaha peningkatan kesehatan di bidang kesehatan bagian Gigi. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam usaha kesehatan Gigi, yaitu:
Melakukan pembersihan gigi ( sikat gigi ) setelah habis makan dan sebelum tidur malam.
Pendidikan kesehatan terutama gigi.
Pencabutan gigi yang tidak berfungsi seperti semula.
Penambalan gigi yang berlubang.
6. Usaha Kesehatan Mata Penyakit
mata
masih
banyak
terdapat
dikalangan
masyarakat Indonesia. Penyakit mata ada yang menular dan ada yang
tidak,
jika
tidak
diberikan
pengobatan
maka
akan
mengakibatkan kebutaan. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam usaha kesehatan mata, yaitu:
Pengobatan dan perawatan penderita penyakit mata untuk penyembuhan
dan
meniadakan
sumber
penularan
bila
penyakitnya menular.
Memberikan
penyuluhan
kepada
masyarakat
tentang
pentingnya mengkonsumsi Vitamin A. 7. Usaha Kesehatan Jiwa Keadaan
kesehatan
jiwa
adalah
keadaan
yang
menggambarkan kesatuan hubungan yang erat antara pikiran, perasaan, atau ucapan dan tingkah laku. Karena itu sangatlah sulit
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 26
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
untuk memberikan batasan kesehatan jiwa dengan kata – kata yang sederhana. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam usaha kesehatan jiwa, yakni:
Melakukan rehabilitasi kepada penderita penyakit jiwa yakni dengan memasukan pesien kedalam Rumah Sakit Jiwa.
8. Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kea rah yang lebih dewasa. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam pendidikan kesehatan kepada masyarakat, yaitu:
Penyuluhan tentang pentingnya kesehatan kepada masyarakat.
Mengajarkan perilaku hidup yang sehat kepada masyarakat.
9. Usaha Gizi Dalam kehidupan manusia sehari hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara. Dalam makanan harus mengandung berbagai unsure gizi, seperti protein, lemak, vitamin, dan lain-lain. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam usaha kesehatan gizi. yakni:
Memberikan kepada masyarakat makanan yang mengandung nilai gizi.
Memberikan anak – anak makanan yang bergizi agar tidak terkena penyakit busung lapar dan gizi buruk.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 27
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
10. Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan Pemeriksaan, Pengobatan dan Perawatan merupakan suatu tindakan dalam segala kegiatan yang kerkaitan dengan kesehatan masyarakat. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan, yaitu:
Memberikan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit.
Melakukan kunjungan rumah guna mengetahui benar – benar masalah
kesehatan
apa
yang
dihadapi
keluarga
dalam
masyarakat. 11. Perawatan Kesehatan Masyarakat Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah usaha perawatan yang dijalankan dalam masyarakat yang dilakukan dalam waktu sakit maupun sehat, guna meningkatkan derajat kesehatan, memperbaiki hygiene lingkungan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi. Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan, yaitu:
Memberikan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit.
Melakukan kunjungan rumah guna mengetahui benar – benar masalah
kesehatan
apa
yang
dihadapi
keluarga
dalam
masyarakat. 12. Keluarga Berencana Keluarga Berencana adalah daya upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral pancasila demi untuk kesejahteraan keluarga.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 28
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Contoh usaha – usaha peningkatan kesehatan dalam usaha keluarga berencana, yaitu:
Penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom, spiral, pil KB jika masyarakat ingin berhubungan seksual.
13. Rehabilitasi Rehabilitasi adalah usaha – usaha untuk mengembalikan bekas penderita kedalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna sesuai dengan kemampuannya. Contoh usaha – usaha
peningkatan kesehatan pada
rehabilitasi, yaitu:
Rehabilitasi fisik, mental, sosial, dan lain-lain.
14. Usaha – Usaha Farmasi Usaha – usaha peningkatan kesehatan peda bidang farmasi yakni pengawasan obat – obatan, baik itu obat – obatan palsu yang beredar dalam masyarakat juga obat yang telah jatuh tempo. 15. Laboratorium Usaha di bidang laboratorium erat sekali hubungannya dengan pengawasan terhadap penyakit – penyakit akut epidemis dan kronis endemis juga dengan usaha pemeriksaan pengobatan dan perawatan orang sakit. Contoh usaha – usaha
peningkatan kesehatan pada
laboratorium, yaitu:
Pemeriksaan kimia klinis, faeces, darah, urine.
Pemeriksaanserologis, bakteriologis, virologist.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 29
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
16. Statistik Kesehatan Statistik Kesehatan adalah suatu pernyataan jumlah atau keterangan yang sebaik – baiknya dinyatakan dengan angka dari keadaan yang timbul dalam masyarakat. Contoh usaha – usaha
peningkatan kesehatan pada
statistic kesehatan, yaitu:
Keterangan penyakit malaria dalam suatu wilayah epidemic.
17. Administrasi Usaha Kesehatan Masyarakat Menejemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam system pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi obyek atau sasaran manajemen adalah system pelayanan kesehatan masyarakat. Contoh usaha – usaha
peningkatan kesehatan pada
administrasi kesehatan adalah:
Penyusunan rencana kerja.
Penyusunan rencana pelaksanaan.
Koordinasi.
Pengawasan, dan lain-lain.
1.9.4. Permasalahan Kesehatan Di Indonesia Infeksi penyakit dan kecukupan konsumsi pangan dan gizi serta interaksi diantara keduanya merupakan dua komponen yang pada dasarnya mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Dalam aktivitas hidupnya manusia selalu berusaha memenuhi 2 hal yakni Need (kebutuhan) dan Demand (keinginan). Menurut Abraham Maslow menyatakan kebutuhan manusia terdiri dari: 1. Kebutuhan Fisiologis. 2. Kebutuhan Akan Keselamatan. 3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Rasa Cinta. 4. Kebutuhan Akan Harga Diri. 5. Kebutuhan Akan Perwujudan Diri. BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 30
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Keinginan manusia yang bersifat tidak terbatas seringkali memunculkan berbagai macam perilaku manusia yang sesungguhnya kurang bakhan tidak menguntungkan. Beberapa diantaranya adalah kesenangan terhadap menu mewah dan kesenangan menguras kekayaan alam untuk menumpuk kekayaan. Ketidak seimbangan antara kebutuhan dan keinginan yang lebih mengarah kepada kesenangan selain mempengaruhi derajat kesehatan manusia itu sendiri, juga mempengaruhi tatanan ekosistem yang ada. Hubungan saling mempengaruhi yang kuat antara manusia dan lingkungan dimana manusia sebagai pengelola lingkungan yang memiliki akal dan pengetahuan
ternyata banyak mendominasi
sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan tatanan eksosistem disana-sini. Sebaliknya disadari atau tidak ternyata lingkungan
juga
telah
mengadakan
sejumlah
reaksi
yang
mempengaruhi kesehatan manusia itu sendiri. Terdapat perbedaan antara masalah kesehatan yang dialami oleh kelompok masyarakat didaerah yang belum berkembang yang diricirikan oleh kurangnya aktifitas pembangunan dan memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah dengan kelompok masyarakat yang tinggal di daerah maju dengan tarah kesejahteraan yang tinggi. Pada masyarakat pertama umumnya kasus infeksi banyak terjadi karena masalah lingkungan fisik dan biologi yang tidak tertata dengan baik, serta masalah kurangnya gizi yang menjadi pemicu munculnya penyakit infeksi penyakit akibat rendahnya daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit
serta
akses
untuk
memperoleh
pelayanan
kesehatah rendah.
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR
I - 31