PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI SIFAT WAJIB ALLAH MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SD N I GLAPANSARI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SHOFIYATUL KHASANAH NIM 11408274
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA TAHUN 2010
Dra. Siti Zumrotun, M. Ag Dosen STAIN Salatiga Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga Telp. (0298) 323706, 323444. Kode Pos 50714 Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Salatiga, Juli 2008
Lamp. : 3 Eksemplar Hal
: Naskah Skripsi Sdr. Shofiyatul Khasanah
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di. Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama
: Shofiyatul Khasanah
NIM
: 11408274
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: PAI
Judul
: PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN PAI MATERI SIFAT WAJIB ALLAH MELALUI METODE MAKE A MATCH
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing
Dra. Siti Zumrotun,M. Ag NIP. 196701151998032002
DEPARTEMAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
: Peningkatan prestasi belajar PAI materi sifat wajib Allah melalui metode Make a match pada siswa kelas III SD N 1 Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010
Nama
: Shofiyatul Khasanah
NIM
: 11408274
Jurusan/progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, Agustus 2010 Dewan Penguji, Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutopo,M.Ag
Dr. H. Muh.Saerozi,M.Ag
NIP.19508271983031002
NIP.196701121992031005
Penguji I
Drs. Benny Ridwan NIP.
Penguji II
Dra. Siti Asdiqoh NIP.
MOTTO
“ Sesungguhnya didalam tiap kesulitan pasti ada kemudahan” ( QS. Alam Nasrah:6)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Suamiku tercinta yang dengan kasih saying dan dukungannya baik materiil maupun spiritual membimbingku selama ini dan selamanya kelak.
Ayah ibu tercinta yang senantiasa membimbing
dan
mendukung
terciptanya skripsi ini
Adik-adik ku tercinta yang selalu memberikan semangat demi selesainya skripsi ini
And All my friend kelas 08 b yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Puji syukur sewajarnya penulis panjatkan kepada Allah SWT. Sebagai konsekuensi logis atas karunia yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tentunya tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, yang telah banyak meluangkan waktu guna memberikan bimbingan selama pembuatan skripsi ini. 3. Segenap Bapak, Ibu tenaga pengajar dan tenaga administratif STAIN Salatiga yang telah membantu memperlancar proses penyusunan skripsi ini. 4. Perpustakaan STAIN Salatiga, yang telah melayani peminjaman buku referensi dalam penulisan skripsi ini. 5. Ayah, Ibu, suami, dan Adik yang telah memberikan do’a dan dorongan, baik secara moril maupun spiritual demi keberhasilan penulis. 6. Sahabat-sahabatku dan orang-orang yang tidak bisa penulis sebut, yang telah membantu serta memberikan dorongan hingga skripsi ini selesai. Semoga amal baiknya mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis juga menyadari akan keterbatasan kemampuan dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berdo’a semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya. Hanya dengan petunjuk dan lindungan Allah jualah kita senantiasa memohon. Amin.
Salatiga, Juli 2010 Penulis
Shofiyatul Khasanah
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vi HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................... viii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..........................................................
4
D. Hipotesis
........................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 F. Definisi Operasional ................................................................. 6 G. Metode Penelitian .............................................................
7
H. Sistematika Penelitian………………………………………....15 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ..........................................................
18
B. Pengertian Prestasi Belajar………………………… .. .......
23
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar……………………..25
D. Metode Pembelajaran…………………………………………..28 E. Metode Mengajar Make a Match………………………………30 F. Pendidikan Agama Islam……………………………………….33 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam……………………...33 2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam………………35 G. Materi Sifat Wajib Allah………………………………………..40 BAB III: HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Penelitian……. ................................
42
B. Rancangan Penelitian…………………………………………...43 C. Instrumen Penelitian……………………………………………44 D. Kriteria Penilaian……………………………………………….44 E. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………46 1.Diskripsi Pelaksanaan Siklus I………………………………46 2.Diskripsi Pelaksanaan Siklus II……………………………. 48 3.Diskripsi Pelaksanaan Siklus III……
................................. 30
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Sebelum Tindakan ...................................................45 B. Analisis Data Persiklus………………………………………..58 C. Pembahasan……………………………………………………71 D. Peningkatan Pembalajaran PAI………………………………..72
BAB V: PENUTUP A.
Kesimpulan ....................................................................
B.
Saran-saran .....................................................................
HALAMAN DAFTAR PUSTAKA HALAMAN LAMPIRAN-LAMPIRAN HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
74 75
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas, 2003). Pendidikan Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar siswa memiliki ketrampilan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan siswa untuk ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) (Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Sekolah Dasar, 2001). Lama pendidikan di Sekolah Dasar (SD) berlangsung selama 6 tahun, yang dibagi dalam sistem kelas, yaitu kelas I sampai kelas VI. Syarat usia yang dapat di terima sebagai siswa sekolah Dasar adalah sekurang-kurangnya telah berusia 6 tahun. Jadi semua anak yang berusia 6 sampai 12 tahun dapat ditampung sebagai siswa Sekolah Dasar. Penulis sebagai guru PAI sekolah dasar melaksanakan tugas Kegiatan Belajar Mengajar sering mengalami kesulitan. Apalagi jika materi yang
2
diajarkannya, menyangkut aqidah. Seringkali penulis kesulitan dalam menjelaskan tentang, keberadaan, wujud Allah. Padahal Siswa yang penulis teliti disini Siswa dengan golongan tingkat rendah/dasar yang membutuhkan pendekatan yang nyata untuk menjelaskan wujud Allah dan menjelaskan bahwa Tuhan itu ada dan dia memiliki beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh Mahluk lainnya. Padahal ajaran tentang ketauhidan perlu ditanamkan kepada siswa sejak usia sekolah dasar. Mendidik Tauhid menjauhkan mereka dari kemusrikan (Assirbuni, 2002:65). Dalam hal ini yang penulis inginkan dalam pencapaian target belajar adalah siswa mampu menghafal, Lima Sifat wajib Allah. Oleh sebab itu penulis mencoba memaparkan kepada siswa dengan menggunakan metode yang tepat. Selama ini pembelajaran PAI di SDN 1 Glapansari terutama materi aqidah tentang sifat wajib Allah belum berhasil dikarenakan: a. Siswa kurang aktif dalam mengkuti pelajaran. b. Belum terjadi komunikasi (interaksi) yang baik. c. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa. d. Siswa tidak mau bertanya, walaupun belum tahu. e. Siswa usil dan bercerita pada temannya. e. Metode yang digunakan kurang variatif dapat dikemukakan bahwa belum berhasilnya Kegiatan Belajar Mengajar di SDN 1 Glapansari disebabkan oleh : a. Guru kurang memberikan motivasi
3
b. Guru belum mengoptimalkan penggunaan Alat Peraga c. Guru belum menemukan metode yang tepat dalam penyampaian materi Oleh karenanya dalam hal ini penulis mencoba menjelaskannya kepada Siswa melalui metode pembelajaran aktif sesuai dengan materi yang disampaikan dan menurut taraf serap usia siswa yang penulis teliti saat ini, penulis mencoba memaparkannya dengan menggunakan metode mencari pasangan / Make a match dalam metode ini siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu
konsep atau topik
dalam suasana
yang
menyenangkan (Sugiyanto, 2009:49). Teknik ini bisa digunakan dalam semua Mata pelajaran, dalam kaitanya tentang kesulitan dalam penyampaian materi Aqidah Sifat wajib Allah Metode Make a match dianggap paling tepat untuk menyampaikan materi Sifat wajib Allah untuk peningkatan prestasi belajar. Dari uraian yang telah penulis kemukakan sebelumnya, terutama tentang kesulitan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Mata Pelajaran PAI, Materi Sifat wajib Allah penulis merasa penting mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI SIFAT WAJIB ALLAH MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SDN 1 GLAPANSARI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2009/2010”
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah teknik pelaksanaan pembelajaran dengan metode Make a match ? 2. Bagaimanakah perubahan setelah guru menggunakan metode Make a mach ? 3. Apakah dapat
penerapan strategi pembelajaran aktif metode Make a match meningkatkan prestasi siswa kelas III SD Negeri 1 Glapansari
dalam mata pelajaran Aqidah ? C. Tujuan Penelitian Ingin mengetahui pengaruh penggunaan metode Make a match terhadap peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI. Tentang : 1.
Teknik pelaksanaan pembelajaran dengan metode Make a match
2.
Perubahan setelah guru menggunakan metode Make a mach
3.
Peningkatan prestasi siswa setelah pembelajaran dengan metode make a match.
D. Hipotesis Tindakan Strategi pembelajaran dengan metode Make a match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PAI materi Sifat wajib Allah. Dengan indikator sebagai berikut: 1. Siswa mampu menyebutkan lima sifat wajib Allah 2. Siswa mampu menjelaskan pengertian sifat wajib Allah 3. Siswa mampu mengartikan lima sifat wajib Allah
5
4. Siswa mampu menunjukkan contoh bukti yang berhubungan dengan sifat wajib Allah. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat Teoritis penelitian ini adalah menambah khasanah pengetahuan
tentang
Aqidah
Sifat
wajib
bagi
Allah.
Selain
itu,
mengembangkan teori pembelajaran melalui metode Make a match dalam pembelajaran PAI materi Sifat wajib Allah. 2. Manfaat Praktis Manfaat Praktis penelitian ini adalah bagi guru, siswa dan peneliti. a. Manfaat bagi guru adalah memberikan alternatif pemilihan pendekatan pembelajaran PAI dan dapat mengembangkan keterampilan pengajaran metode Make a match dalam menerapkan Aqidah Sifat wajib Allah. b. Manfaat bagi siswa adalah dapat meningkatkan pembelajaran PAI melalui metode Make a match. c. Manfaat bagi peneliti adalah dapat menambah wawasan mengenai pengajaran dengan metode Make a match. F. Definisi Operasional Dalam penelitian ini kami mengambil penelitian yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI Materi Sifat Wajib Allah Melalui Metode Make a match pada siswa kelas III SDN 1 Glapansari
Kecamaan
Pelajaran 2009/2010”
Parakan
Kabupaten
Temanggung
Tahun
6
Dari Judul diatas dapat kami uraikan definisi isilah sebagai berikut: 1. Peningkatan adalah suatu proses atau cara yang dilakukan untuk menuju kearah yang lebih baik sedangkan peningkatan dalam kamus Bahasa Indonesia
karya
purwodarminta
adalah
proses
cara
perbuatan
meningkatkan. (Purwodarminto, 2006:128) 2. Prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dengan keuletan untuk dapat menghasilkan kemampuan yang dapat diukur. Sedangkan prestasi menurut purwodarminto adalah hasil yang telah dicapai dilakukan, dikerjakan dsb.(Poerwodarminto, 1976:768) 3. Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pemahaman tertentu. (Saiful Sagala, 2007:37) 4. Metode adalah cara yang telah teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. (Purwodarminto, 1976:649). 5. Make a match (mencari pasangan) adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan . (Sugiyanto, 2009: 49). Jadi dari pegertian diatas dapat penulis simpulkan Peningkatan prestasi melalui metode Make a match adalah upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode mencari pasangan atau mencari soal dari jawaban yang telah tersedia dan sebaliknya melalui sebuah kartu.
7
G. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian dilaksanakan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, Penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 75% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung dari jumlah siklus yang dilalui. 1. Tempat,Waktu dan Subjek Penelitian a. Tempat penelitian Tempat
penelitian
adalah
tempat
yang
digunakan
dalam
melekukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 1 Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun pelajaran 2009/2010.
8
b. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010. c. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas III SDN 1 Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran PAI materi Sifat wajib Allah.
2. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian tindakan kelas (PTK). Dimana PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki / meningkatkan
kondisi
serta
kualitas
pembelajaran
dikelas
dan
meningkatkan layanan profesional dalam melaksanakan pembelajaran di kelas (Mulyasa, 2007:155). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan
9
dari, yaitu berbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan),dan Reflektion ( Refleksi). ( Arikunto, 2007:155) Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus Spiral dari tahap-ahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari gambar berikut. (Arikunto, 2007:16 )
Refleksi
Rencana awal/ Rancangan
Tindakan/ observasi Refleksi Tindakan/ observasi Refleksi Tindakan/ observasi
Putaran 1
Putaran 2
Rencana yang direvisi Putaran 3 Rencana yang direvisi
10
Penjelasan alur diatas adalah: a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkanya metode pembelajaran model make a match. c. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran,yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif diakhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memeperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
3. Langkah-langkah penelitian Berbicara tentang Kegiatan Belajar Mengajar tentu berkaitan dengan tugas guru. Guru dapat dikatakan sebagai sopirnya kelas, kemana tujuan kelas gurulah yang pertama kali tahu. Maka guru harus dapat mendidik, mengajar dan melatih agar siswanya dapat menjadi manusia yang pandai, terampil dan berbudi
11
pekerti luhur. Agar guru dapat melaksanakan tugas dengan baik, guru hendaknya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan hidup, mendidik agar menjadi manusia yang berakhlak dan melatih para siswanya agar mampu memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya bagi hidupnya di masyarakat. Dengan demikian akan diperoleh tujuan belajar yang serba baik, yakni siswa yang baik di rumah, baik di masyarakat dan baik di sekolah. Baik di sekolah dimaksudkan bertingkah laku yang baik dan memperoleh prestasi belajar yang baik. Untuk memperoleh tujuan tersebut guru sering menghadapi kendala atau hambatan yang bermacam-macam. Misalnya: siswa di kelas III masih takut untuk menanyakan materi yang diajarkanya walaupun belum paham, masih suka bermain dan kurang mempunyai tanggung jawab. Guru terlalu cepat dalam menjelaskan, penggunaan metode pelajaran yang kurang tepat, siswa kurang berminat atau tidak tertarik mengikuti pelajaran. Adanya kendala-kendala tersebut membuat prestasi belajar siswa rendah dan tidak dapat mencapai nilai tuntas yang ditentukan atau nilai Standar Ketuntasan Belajar Minimal. Guru harus dapat mengatasi masalah atau hambatan yang dihadapinya, salah satu cara yang ditempuh adalah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam hal ini salah satu pembelajaran
yang
diasumsikan sangat
relevan dan sesuai dengan
tingkat usia siswa adalah metode Make a match (mencari pasangan) yang salah satu keunggulan dalam metode ini siswa mencari pasangan dan
12
sambil belajar mengenai suatu konsep. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk revieu (persiapan menjelang tes atau ujian) 2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu 3. Setiap peserta mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan “Sifat Qidam” akan berpasangan dengan “sifat Allah dzat yang maha terdahulu” 4. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa yang lain yang memegang kartu yang cocok 5. Setiap pasangan siswa mendiskusikan dan menyelesaikan tugas secara bersama 6. Presentasi hasil kelompok atau kuis. (Sugiyanto, 2009:49) Pembelajaran dengan menggunakan metode Make a match menuntut kesiapan dan kreativitas guru, agar senantiasa melakukan pengembangan materi tentang Sifat wajib Allah. Disamping itu kesiapan siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran akan menentukan kualitas yang ideal. Jika kualitas pembelajaran meningkat, dapat diasumsikan terjadi peningkatan penguasaan materi pembelajaran yang akhirnya meningkatkan presasi belajar siswa.
13
4. Instrumen penelitian Insrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri dari: a. Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar. c. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini dipergunakan siswa untuk membantu memperoleh data dari hasil eksperimen. d. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar 1) Lembar observasi pengolahan metode mengajar Make a match, untuk
mengamati
kemampuan
guru
dalam
mengelola
pembelajaran. 2) Lembar observasi aktivitas siswa dan guru,untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
14
e. Tes Formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). f. Seperangakat kartu Kartu ini berisikan soal dan jawaban yang selanjutnya akan disebarkan keseluruh siswa
4.
Metode Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode mengajar make a match, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif
5.
Teknik Analisa Data Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
15
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung berdasarkan analisis sederhana yaitu: a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X N
X
Dengan :
X
= Nilai rata-rata
X Jumlah semua nilai siswa N Jumlah siswa b. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan Berdasarkan SKBM (Standar ketuntasan belajar minimal) di SDN 1 Glapansari Parakan untuk mata pelajaran PAI kelas III adalah 70, Maka seorang siswa dikatakan telah tuntas jika nilai yang diperoleh minimal 70 dan lebih dari itu, dan kelas disebut tuntas belajar bila dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap.
16
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar dikenakan rumus sebagai berikut: P
Siswa
yang tuntas belajar x 100 % Siswa
H. Sistematika Penulisan Dalam penelitian tindakan kelas ini kami menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Tindakan E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian H. Sistematika Penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran B. Prestasi Belajar C. Fakor-faktor yang mempengaruhi belajar D. Metode E. Mengajar Make a Match F. Pendidikan Agama Islam
17
G. Materi Sifat Wajib Allah BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskriptif
pelaksanaan
siklus
I
(rencana,
pelaksanaan,
pengamatan/pengumpulan data,dan refleksi) B. Deskripsi pelaksanaan siklus II C. Deskripsi pelaksanaan siklus III BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi persiklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan). B. Pembahasan
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pemahaman tertentu. (Saiful Sagala, 2007:37) Menurut Slameto untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang belajar terutama belajar disekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi terutama ahli psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari intreksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian beajar dapat didevinisikan sebagai berikut: Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya kerena itu sudah tentu tidak setiap perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar.
18
19
Jika demikian dapat disimpulkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu: a. Perubahan yang terjadi secara sadar, individu merasakan telah terjadi
perubahan dalam
dirinya,
misalnya
ia
mengetahui
pengetahuan dalam dirinya bertambah, kebiasaannya bertambah. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar yang terjadi dalam diri individu berlangsung terusmenerus dan tidak statis. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini terjadi secara terusmenerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam perbuatan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang baik dari sebelumnya. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan yang terjadi dalam proses belajar bersifat menetap atau permanen ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap, misalnya: Kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hlang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
20
e. Perubahan dalam belajar tertuju atau terarah, ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan yang terjadi dalam belajar terarah pada tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya, seorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh,
dalam
sikap
keterampilan,
pengetahuan
dan
sebagainya (Slameto, 1991:4). Adapun pengertian belajar menurut beberapa ahli psikologi pendidikan barlainan diantaranya: Dalam buku karya Muhibbin Syah Skinner berpendapat dalam bukunya Educational Psycology: The Teaching –Learning Proces, mengemukakan
bahwa, belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya bahwa belajar adalah proses of regrassive behavior adaption. Berdasarkan eksperimennya, BF skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatang hasil yang optimal apabila diberi penguat yang (reinforcer). Skinner adalah pakar
21
teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran ada proses stimulus (rangsangan) dengan respon (tanggapan, reaksi). Chaplin dalam Dictionary of Psicology dalam buku karya Muhibbin Syah, membatasi belajar dalam dua rumusan Rumusan pertama berbunyi Acquisition of any relatively permanent chage in behavior as a result of practise and eksperience. belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya Process of acquiring responses as a result of special practice belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Dalam buku karya Muhibbin Syah Hitsman mengatakan dalam buku karyanya yang berjudul, The Psycology of learning and Memory Learning is a chage in organism due to experience can affect the organism’s behavior artinya Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh
pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut
baru
dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. Dalam bukunya pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup seharihari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab dalam batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.
22
Dalam buku Muhibbin Syah Witing mendefinisikan belajar adalah sebagai any relatively permanent chage in a organism behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keselurah tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Robber dalam kamus susunanya Dictionary of Psycology,yangv tercantum dalam buku karya Muhibbin syah, membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama belajar adalah The Process of acquiring Knowlegde, yakni proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini biasa lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sabagian ahli dipandang kurang representatif karena tidak
mengikut
sertakan perolehan kerampilan non kognitif. Kedua, belajar
adalah A
Relatively permanent chage in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practise, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning dalam buku karya Mihibbin Syah, mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan, yaitu: Rumusan kuantitatif, rumusan Institusional, rumusan kualitatif. Secara Kualitatif (ditinjau dari segi jumlah) belajar adalah kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara Institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materimateri yang telah ia pelajari. Bukti institusional biasa ditunjukkan dalam
23
bentuk skor. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta caracara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya fikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan dihadapi oleh siswa. Bertolak dari beberapa definisi yang telah penulis utarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pegertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. (Muhibbin Syah, 1995:90-91). B. Pengertian Prestasi Belajar Secara etimologi prestasi berasal dari bahasa Belanda Prastatie kemudian dalam bahasa Indonesia disebut prestasi yang artinya hasil atau usaha. Ada beberapa ahli berpendapat, “prestasi berarti hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan” (Purwodarminto, 1995:78). “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam atau dari luar individu dalam belajar. Menurut Ridwan prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Pengertian prestasi yang telah
24
dipaparkan dapat disimpulkan menjadi segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang diharapkan baik. Prestasi bersumber dari apa yang telah dilakukan. Siswa yang telah melakukan aktivitas belajar berharap mendapat prestasi tinggi. Kedalam pengetahuan yang telah dikuasai merupakan ukuran keberhasilan siswa dalam mengikui KBM dan hal tersebut dapat dicermati melalui, hasil evaluasi yang diberikan guru dalam bentuk tes. Sumadi Suryobroto mengemukakan pendapatnya bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu latihan, pengalaman yang harus didukung oleh kesadaran seorang siswa untuk belajar yang dapat diukur dengan tes (Suryobroto, 1993 : 25). Prestasi dan belajar merupakan hal yang sangat berkaitan. Belajar merupakan proses atau usaha, sedang prestasi merupakan hasilnya. Dengan demikian prestasi mengandung unsur-unsur adanya : a. Usaha b. Hasil Pekerjaan c. Merupakan kecakapan yang dapat diukur Hasil penilaian atau hasil ukuran yang dicapai pada suatu saat dan dapat dievaluasi. Prestasi belajar merupakan hasil nyata yang telah dicapai setelah seseorang mengadakan suatu usaha kegiatan belajar, melakukan latihan-latihan yang disengaja sehingga yang bersangkutan menjadi berubah, sedang perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang dilakukan dengan kesadaran sehingga dapat memberikan arah kemampuan
25
kecakapan dalam rangka mencapai tujuan. Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dikerjakan dengan keuletan untuk dapat menghasilkan kemampuan yang dapat diukur. C. Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar Secara global faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam. 1. Faktor internal (faktor dalam siswa) keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa. 1) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya,
dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Tubuh yang lemah apalagi disertai dengan pusing-pusing dapat mempengaruhi ranah
kognitif siswa. Indera penglihat juga dapat
mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi. 2) Aspek Psikologis Banyak faktor yang mempengaruhi aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan dan pembelajaran siswa Namun diantaranya faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang masih lebih esensial itu adalah sebagai berikut a. Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkunganya dengan
26
cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan masalah kualitas otak saja melainkan organ tubuh lainya. b. Sikap siswa, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya baik secara positir maupun negatif. c. Bakat siswa, adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. d. Minat
siswa, secara sederhana minat
atau interest
berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. e. Motivasi siswa, keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangannya selanjutnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Motivasi Intrinsik 2) Motivasi Ekstrinsik
27
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. 1) Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman–teman sekelas dapat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi aktivitas belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. 2) Lingkungan non sosial Faktor yang mempengaruhi lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan belajar siswa. Faktorfaktor ini dipandang turut menentukan keberhasilan siswa.
28
3.
Faktor pendekatan belajar Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar mengajar seorang siswa. Seorang siswa yang biasa menggunakan pendekaan Deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan Surface atau
Reproductiv (Muhibbin Syah,
1995: 133).
D. Metode Pembelajaran Menurut Slameto Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuian dengan perumusan tujuan instruktusional khusus. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan metode yang lain. (Slameto, 1991:84) Dalam bukunya Slameto juga mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode diantaranya ialah: a. Faktor anak didik Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan puluhan anak didik dengan latar belakang pendidikan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian juga mengenai jenis kelamin mereka.
29
Aspek fisik dan sebagianya. Jika dalam aspek biologis ada perbedaan maka dalam aspek intelektualpun demikian. Hal ini terlihat dalam cepat dan lambatnya anak didik dalam menerima saat proses kegiatan balajar mengajar. b. Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari. Adakalanya guru menginginkan situasi belajar di alam terbuka, maka dalam hal ini semestinya guru harus menentukan metode yang tepat. Demikianlah situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar yang digunakan. c. Tujuan Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Secara herarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi yaitu, tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan yang intermedier, yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua yaitu TIU (Tujuan instruksional umum) dan TIK (Tujuan instruksional khusus). Perumusan tujuan diatas akan mempengaruhi kemampuan yang terjadi dalam diri anak didik. Proses pengajaran pun dipengaruhinya
30
d. Fasilitas Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas mengajar akan mempengaruhi metode mengajar. Keampuhan metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukungnya. e. Guru Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan akan berbeda dengan sarjana yang bukan pendidikan keguruan dibidang penguasaan ilmu pendidikan dan keguruan, Guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan barang kali lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahli dibidang pendidikan dan keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar
adalah
permasalahan
intern
guru
yang
dapat
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. (Slameto, 1991:85) E. Metode mengajar Make a match Dalam bukunya Hisyam Zaini mengatakan istilah Make a match dengan isilah Indeks Cartd Match yang mempunyai pengertian sama dengan make a match yaitu strategi yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian
31
materi barupun bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memilki bekal pengetahuan ( Zaini, 2008:67). Langkah- langkah metode Make a match menurut Hisyam adalah: a. Membuat potongan kertas sesuai dengan jumlah anak didik yang ada didalam kelas b. Bagi jumlah kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. c. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya kedalam setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. d. Pada separo kertas yang lain tulis jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat. e. Kocoklah semua kertas sehingga akan bercampur antara soal dan jawaban. f. Beri semua peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah akivitas yang dilakukan berpasangan. Separo peserta didik akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan jawaban. g. Minta pesera didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Adapun mengenai metode make a match (mencari pasangan), Sugiyanto dalam bukunya berpendapat bahwa salah satu keunggulan teknik
32
ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Adapun langkah-langkah dalam teknik pembelajaran ini menurut sugiyanto adalah: a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk revieu (persiapan menjelang tes atau ujian) b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu c. Setiap peserta mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan “Sifat Qidam” akan berpasangan dengan “sifat Allah dzat yang maha terdahulu” d. Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa yang lain yang memegang kartu yang cocok e. Setiap pasangan siswa mendiskusikan dan menyelesaikan tugas secara bersama f. Presentasi hasil kelompok atau kuis. (Sugiyanto, 2009:49) Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan metode make a match penulis menemukan beberapa keunggulan penggunaan metode make a match tersebut yaitu: a. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, siswa tidak tahu bahwa dirinya sedang diajak belajar. b. Materi pembelajaran yang disampaikan menarik perhatian siswa
33
c. Meningkatkan
hasil
belajar
siswa
bahkan
mencapai
taraf
ketuntasan. Dalam penyampaian meteri belajar menggunakan metode make a match guru juga menemukan beberapa kendala dalam penyampaian materi pembelajaran menggunakan metode make a match tersebut, diantaranya: a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan tersebut, karena tanpa adanya bimbingan keadaan kelas menjadi kacau. b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain. c. Guru perlu mempersiapkan segala sesuatu dan beberapa alat yang memadai.
F. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum membicarakan pengertian pendidikan agama islam, maka perlu kiranya diketahui pengertian pendidikan secara umum sebagai titik tolak memberikan pengertian pendidikan Agama Islam. Menurut H.M. Arifin bahwa pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam pendidikan formal atau nonformal (Arifin, 1978:12). Sedangkan menurut Ahmnad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar si pendidik
34
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. ( Marimba, 1986:19) Atas dasar beberapa pendapat tersebut diatas dapat diambil pengertian bahwa pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan secara sadar, berkesinambungan dan sistematis oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik sehingga memiliki kepribadian atau akhlak yang mulia demi menuju tercapainya cita-cita tujuan pendidikan. Setelah diuraiakan pengertian pendidikan secara umum maka langkah selanjutnya dibahas pengertian Pendidikan Agama Islam, yang mana sumbernya adalah ajaran Islam yaitu Al Quran dan Al Hadis. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan beberapa definisi Pendidikan Agama Islam yang telah dirumuskan oleh para ahli sebagai berikut: a. Menurut Dra. H. Zuhiarini dkk, dalam bukunya yang berjudul Metodik Khusus Pendidikan Agama, mengatakan: Pendidikan Agama berarti usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik
supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran agama Islam.
(Zuhairini dkk, 1983:27) b. Menurut Drs Ahmad D. Marimba merumuskan bahwa” Pendidikan agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. (Marimba, 1986:23) c. Menurut Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam ialah untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati
35
pendidikan agama islam melalui bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain. ( DEPAG RI, 2000:49) Dari pengertian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama islam adalah suatu usaha orang dewasa dalam membimbing, menuntun, perkembangan jasmani dan rohani anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian yang sempurna dan utama, serta dapat mengamalkan, menjadikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai pandangan hidup (way of life), dengan kata lain bahwa Pendidikan Agama Islam adalah “ Pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan agama Islam”. 2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam a. Dasar Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan pendidkan Agama Islam di Indonesia mempunyai dasar-dasar yang cukup kuat. Dasar-dasar tersebut dapat ditinjau dari segi: Yuridsh/ hukum, Religius dan social Psychology. 1) Dasar dari segi Yuridish/hukum Yakni dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama, di Sekolah-sekolah ataupun dilembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia. Adapun dasar dari yuridish formal tersebut ada tiga macam, yakni:
36
a) Dasar ideal Yakni dasar dari falsafah negara yaitu pancasila, dimana sila yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung pengertian bahwa, seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa atau tegasnya harus beragama, untuk merealisis hal tersebut maka diperlukan adanya pendidikan agama kepada anak-anak, karena tanpa pendidikan agama akan sulit untuk mewujudkan sila pertama dari pancasila tersebut. b) Dasar operasional Yang dimaksut dasar operasional adalah dasar yang secara langsung mengatur pendidikan agama di sekolah-sekolah di Indonesia seperti yang disebutkan dalam sisdiknas No 20 Tahun 2003 disini mencantumkan bahwa, Pendidikan kaeagamaan daselenggarakan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendidikan keagamaan berfungsi memepersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilainilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama . Pendidikan keagamaan dapa
diselenggarakan pada
jalur
pendidikan formal, non formal dan informal. ( Sisdiknas, 2003)
37
2) Dasar Religius Yang dimaksud dasar religus dalam uraian ini adalah dasar yang berasal dari agama Islam, yang tertera dalam ayat Al Quran. Menurut ajaran Islam bahwa melaksanakan pendidikan agama adalah merupakan perintah dari Allah dan merupakan ibadah kepadaNya. Dalam Al Quran banyak ayat-ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut, satu diantaranya terdapat dalam surat An Nahl ayat 125, yang berbunyi:
Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. ( Zuhairi dkk, 1983:25) Ayat tersebut diatas memberikan pengertian kepada kita bahwa dalam ajaran Islam memang ada perintah untuk mendidik agama, baik pada keluarganya maupun pada orang lain sesuai kemampuannya
38
3) Dasar dari segi Social psychology Semua manusia didalam hidup di dunia ini, akan selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolonganNya. Hal yang semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun masyarakat modern. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan dan mengabdi kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Karena itu manusia akan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, hanya saja cara mereka mengabdi kepada Tuhan itu berbeda-beda sesuai dengan agama yang dianutnya. Itulah sebabnya bagi orang muslim diperlukan adanya Pendidikan Agama Islam agar mengarahkan fitroh mereka tersebut kearah yang benar, sehingga mereka akan mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairi dkk, 1983:26) c. Tujuan Pendidikan Agama Islam Salah satu faktor yang sangat penting didalam Pendidikan Agama Islam adalah faktor tujuan, disamping berfungsi sebagai arah dan motivasi, tujuan berfungsi sebagai ukuran untuk menilai hasil atau tidaknya suatu proses pendidikan. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan beberapa pendapat sebagai berikut: 1) Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, sebagai berikut: a) Untuk mengahiri usaha itu.
39
b) Mengarahkan usaha itu c) Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan lain, baik merupakan tujuan-tujuan baru atau merupakan tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama d) Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu. e) Memelihara arah usaha itu dengan mengahirinya setelah tujuan itu tercapai.(Marimba, 1986:45-46) 2) Menurut Muhammad Yunus bahwa tujuan Pendidikan Agama adalah: “Mendidik anak-anak, pemuda-pemuda dan orang dewasa supaya menjadi orang muslim sejati beriman sejati beriman dan teguh, beramal sholeh dan berahklak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengapdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama umat manusia. (Yunus, 1980:13). 3) Menurut Departeman Agama RI, tujuan pendidikan Agama Islam adalah keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi menusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. (DEPAG RI, 2000:51) Dari beberapa pendapat tentang tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut diatas akan disimpulkan bahwa, tujuan Pendidikan Agama Islam
40
adalah untuk membentuk seseorang menjadi seorang muslim sejati, yang taat beragama, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia sehingga ia menjadi yang berdikari, hidup berguna bagi masyarakat, agama, nusa bangsa serta dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat kelak dikemudian hari. G. Materi Sifat Wajib Allah Di dalam Ruang lingkup pembelajaran Aqidah dalam sistematika Hasan Al Bana Pembahasan Materi Aqidah meliputi: (Tuhan,Allah) seperti wujud Allah, nama-nama sifat-sifat Allah, Af’al Allah Dan lain-lain. Sumber Aqidah dalam islam adalah Alquran dan sunnah artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Alquran dan oleh Rosuluallah
sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan). Akal
pikiran tidaklah menjadi sumber Aqidah, tetapi hanya berfungsi menjadi nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba kalau diperlukan membukktikan secara ilmiah oleh Alquran dan Sunnah. Itupun harus disadari bahwa kemampuan akal sangat terbatas, sesuai dengan keterbatasanya kemampuan semua makhluk Allah. (Ilyas, 1993:5). Adapun keringkasan sifat-sifat wajib Allah banyak diterangkan dalam Alqur’an, pertama tentang wujud Allah (adanya Allah) tentang wujud Allah atau keberadaan Allah diterangkan dalam beberapa ayat diantaranya, terdapat dalam surat Ar ra’du dan Alqisos. Kedua tentang keqidaman Alllah dan kebaqaanNya Dapat diungkapkan dalam beberapa ayat Alqur’an. Ketiga tentang Mukhalafatullahi lil hawaditsi (tidak persamaan Allah dengan
41
makhlukNya). Sifat Allah ini dapat diungkapakan dalam surat Al ikhlas. Keempat, tentang
Qiyamuhuallahi ta’ala binafsihi (tentang Allah
menyesuaikan dengan segala sesuatu dengan sendiriNya, tidak memerlukan pada suatu makhluq). Sifat ini dapat kita ungkapkan dalam beberapa ayat pula. Sifat kelima, tentang Wahdaniyah sifat keesaan Allah dapat diungkapkan dalam beberapa ayat Alqur’an dan sungguh banyak ayat yang menerangkan tentang keesaan Allah baik pada DzatNya, pada SifatNya dan pada perbuatanNya. Tak ada yang memelihara alam ini selainNya. (Ash Shiddieqy, 1993:91)
42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Lacation Research, karena penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian
ini
juga
termasuk
penelitian
deskriptif,
sebab
menggambarkan bagaimana suatu teknik / metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD N 1 Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksnakan pada bulan Mei 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III pada pokok bahasan/ Materi Sifat Wajib bagi Allah.
42
43
B. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsini Arikunto, PTK merupakan suatu pecermatan terhadap kegiatan balajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas pada saat bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa ( Arikunto, 2007:3). Sedangkan
menurut
Suharsini
Arikunto
(2007:4)
yang
dikemukakan oleh guru dalam menuliskan laporan penelitian tindakan adalah hal-hal yang dilakukan oleh siswa, bukan dilakukan oleh guru. Adapun arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sudah jelas yaitu demi kepentingan peserta didik guna memperoleh hasil belajar yang memuaskan (jadi bukanlah kepentingan guru) (Suharsini Arikunto,2007:2). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi Planning (rencana). Action (tindakan), observation (pengamatan) dan Reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identivikasi permasalahan. Siklus penelitian dari tahap-tahap.
44
Observasi dibagi dalam tiga putaran,yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif diakhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memeperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian Insrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi Kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar. 2. Tugas Formatif Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghafal materi lima sifat wajib yang dimiliki Allah.
D. Krieria Penilaian Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, perlu dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut: 1. Kategori benar semua 2. Kategori benar sebagian
45
3. Kategori salah semua. Prosentase dan jumlah ketegori 1 dan 2 menunjukkan tingkat keberhasilan tingkat pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena pertimbangan bahwa kemampuan menghafal siswa mengenai materi sifat wajib Allah merupakan pekerjaan yang sulit mencapai kesempurnaan. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan klasikal. untuk mengetahui ”penguasaan setiap peserta didik terhadap soal-soal (items) dari suatu tes formatif secara keseluruhan kita perlu menghitung prosentase memuaskan bagi peserta didik masing-masing. Pengelolaan hasil penilaian pada akhir satpel (tes formatif) ini mempergunakan ukuran mutlak yaitu prosentase yang mutlak dikuasai atau dikerjakan masing-masing peserta didik. Hasil pengolahan ini kita tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut: 1. Bagi hasil yang dicapai seorang peserta didik dalam keseluruhan soal-soal tes 75% atau lebih, maka peserta didik tadi berarti siap untuk menerima satuan bahasan berikunya. 2. Apabila hasil yang dicapai seorang peserta didik kurang dari 75% (prosentase memuaskannya kurang dari 75%) maka peserta didik tersebut boleh terus mengikuti satpel berikutnya, tetapi dengan syarat bahwa ia tetap harus berusaha untuk mempelajari kembali satpel yang kurang memuaskan tersebut. Dalam hal ini, peserta didik yang demikian harus mendapatkan bantuan khusus dari guru, terutama pada bagian-bagian
46
bahan yang berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta didik tadi (tentunya dengan memperhitungkan waku yang tersedia). Dari penafsiran diatas terhadap hasil penilaian formatif, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa “penilaian Formatif” sangat penting dalam usaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan proses belajar mengajar. Untuk menghitung prosentase ketuntasan dugunakan rumus sebagai berikut: P
Siswa
yang tuntas belajar x 100 % Siswa
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi pelaksanaan siklus I 1. Rencana Awal Perencanaan dimulai dengan mempersiapakan materi dengan pokok bahasan/ materi lima sifat wajib Allah. Sebagai guru saya mengalami kesulitan dalam menyuruh anak untuk berkonsentrasi dalam penjelasan yang saya berikan mengenai lima sifa wajib bagi Allah. Materi ini bersifat Aqidah maka sebagai guru saya harus berhati-hati dalam menjelaskannya, karena yang dihadapi adalah taraf siswa kelas rendah. Saya mengajar dengan metode ceramah tidak berhasil karena kebanyakan siswa bercerita dengan teman sebangkunya dan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan guru. Dan kebanyakan siswa kurang memahami materi pelajaran yang berkaitan dengan pengertian sifat wajib Allah berikut jumlah dan macam-macamNya. Kemudian saya mengubah cara mengajar
47
saya melalui metode make a match dengan mempergunakan beberapa kartu yang telah saya persiapkan. Kebanyakan siswa tertarik dan antusias untuk tahu bagaimana cara memainkannya. 2. Pelaksanaan a. Guru mengucapkan salam b. Guru melakukan apersepsi c. Guru menerangkan materi pokok bahasan Sifat wajib Allah, waktu yang diperlukan guru dalam menerangkan materi ini adalah 20 menit d. Kemudian guru bertanya kepada siswa dan mereka menjawab pertanyaan dari guru. Waktu yang diperlukan untuk tanya jawab materi ini adalah 10 menit. e. Selanjutnya, guru menyiapkan 24 kartu yang berisi 12 berisi nama sifat wajib Allah dan 12 berisi pengertian dari sifat wajib Allah tersebut. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu. Guru menyuruh siswa untuk mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegangnya. f. Setiap
pasangan
siswa
mendiskusikan
secara
bersama-sama
bagaimana penjelasan yang mendalam tentang sifat wajib temuannya itu. Dan mengumpulkan hasil diskusi pada guru.
48
3. Pengamatan/ pengumpulan data Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran PAI pokok bahasan aqidah sifat wajib Allah. Pada pembelajaran ini siswa yang masuk sebanyak 24 siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini kebanyakan siswa belum bisa cara-cara teknik pelaksanaan bermain kartu yang benar dan kebanyakan dari mereka hanya bermain-main dan kurang memperhatikan perintah guru. Karena terlalu senangnya. Suasana kelas tampak gaduh dan sulit dikendalikan. Hasil observasi pada siklus 1 secara klasikal dikatakan belum tuntas. 4. Refleksi Hasil belajar siklus 1 ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, nilai rata-rata hasil kegiatan siswa belum memuaskan dan sebagian siswa belum aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan maupun menegemukakan pendapat selama pembelajaran di kelas berlangsung. Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, siswa terlihat sibuk sendiri, suasana kelas tampak gaduh dan sulit dikendalikan. Maka dapat diketahui bahwa pada pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode ceramah dan make a match belum tuntas secara klasikal karena dalam proses
pembelajaran
siswa
hanya
memperhatikan penjelasan dari guru.
bermain-main
dan
kurang
49
B. Deskripsi pelaksanaan siklus II 1. Rencana yang direvisi Perencanaan dimulai dengan menanyakan kepada siswa tentang materi mengenai sifat wajib Allah yang pada pertemuan pertama telah dijelaskan, Satu persatu secara berurutan agar dalam proses pembelajaran menggunakan metode make a match siswa dapat aktif. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan soal-soal dan jawaban. 2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan tindakan siklus II banyak siswa yang hadir sebanyak 24 Siswa, dan dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan jumlah siswa yang hadir. b. Guru melaksanakan apersepsi dengan tanya jawab c. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan soal-soal dan jawaban mengenai materi sifat wajib Allah. d. Guru membagikan beberapa kartu dan setiap siswa mendapatkan satu kartu e. Setiap siswa diberi tugas guru untuk mencari satu pasangan yang cocok sesuai dengan soal dan jawaban yang mereka pegang. Misalnya “Apakah Sifat Allah Qidam itu?. Maka pasangannya adalah dengan Allah yang maha terdahulu.
50
f. Siswa dapat juga bergabung dengan siswa lain yang mendapatkan kartu yang sama dan cocok. g. Setiap kelompok mendiskusikan dan melaporkan kepada siswa lain. h. Guru menindak lanjuti pembelaran itu dengan menerangkan materi dan membuat kesimpulan. i.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapakan salam.
3. Pengamatan/ pengumpulan data Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningktkan hasil belajar dalam proses pembelajaran PAI materi Aqidah sifat wajib bagi Allah. Pada pembelajarn ini siswa yang masuk sebanyak 24 anak. Guru mengamati ternnyata pada setiap akan dilaksanakan proses pembelajaran mengunakan metode make a match banyak siswa yang belum hafal sehingga kesulitan mencari pasangannya, dan pada saat mencari pasangan dengan kelompok besar siswa ramai dan situasi kelas sulit dikondisikan sehingga pada saat proses diskusi dan pelaporan hasil temuan soal dan jawaban banyak yang tidak memperhatikan kelompok lain yang sedang mempresentasikan. Berdasarakan observasi dari tugas dan soal yang diberikan guru menunjukkan adanya peningkatan nilai.
Tetapi secara klasikal
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini belum berhasil karena terdapat
51
sebagian kecil siswa belum mencapai nilai ketuntasan sesuai standar ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah. i. 4. Refleksi Hasil dari pembelajaran siklus II dalam pembelajaran PAI materi aqidah sifat wajib bagi Allah menggunakan metode make a match menunjukkan adanya kemajuan dibdanding dengan siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Walaupun masih ada siswa yang pasif saat proses pembelajaran berlangsung. Pada saat proses pembelajaran dan siswa menacari pasangan ada sebagian kecil siswa yang masih kesulitan saat proses tersebut. Maka masih perlu diadakan perbaikan terhadap pembelajaran selanjutnya.
C. Deskripsi pelaksanaan silkus III 1. Rencana yang direvisi Pembelajaran pada siklus ke III ini diawali dengan appersepsi yang bisa memancing siswa mengingat materi tentang sifat wajib Allah yang telah dibahas pada siklus I dan II. Siswa aktif bertanya, dan menjawab pertanyaan yang dilemparkan guru. Metode yang digunakan pada siklus III ini masih menggunakan metode Make a match. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus III ini diuraikan sebagai berikut: a. Guru
membuka
pelajaran
dengan
menanyakan jumlah siswa yang hadir
mengucapkan
salam
dan
52
b. Guru melaksanakan appersepsi dengan tanya jawab c. Guru menyiapkan beberapa kartu yang telah siap dibagi kepada siswa. Dibagi menjadi dua bagian yang sama yaitu bagian pertama berisikan soal sedangkan bagian kedua berisikan jawaban-jawaban dari soal tersebut yang telah diacak. d. Guru mengocok semua kertas yang berisikan soal dan jawaban sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban. e. Guru memberi setiap peserta didik satu kertas. Dan mengulang penjelasan bahwa aktivitas ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh peserta yang lain akan mendapatkan jawaban. f. Guru meminta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan minta peserta didik untuk duduk berdekatan. Terangkan pada mereka agar tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman lain. g. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
minta
setiap
pasangan
secara
bergantian
untuk
membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasanganpasangan yang lain. h. Guru mengahiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. i.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
53
3. Pengamatan/ pengumpulan data Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran PAI materi aqidah sifat wajib bagi Allah. Pada pembelajaran ini siswa yang masuk sebanyak 24 anak. Berdasarkan hasil observasi jumlah nilai hasil observasi dikatakan tuntas secara klasikal. 4. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh, semua siswa sudah aktif dalam pembelajaran,
tidak
banyak
siswa
mengalami
kesulitan
dalam
mengerjakan, dibuktikan dengan perolehan prestasi belajar meningkat dan dapat mencapai SKBM.
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sebelum Tindakan Hasil pratindakan yaitu kemampuan mengingat tentang materi Sifat wajib Allah sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes pra tindakan berfungsi untuk mengetahui keadaan awal kemampuan siswa siswi kelas III SD N I Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2009/2010. Kriteria penilaian pada pra tindakan meliputi dua aspek, yaitu kategori tes untuk kategori penilaian aspek pemahaman atau ingatan terhadap materi pembelajaran dan non tes untuk mengetahui kemampuan, keaktifan, kesungguhan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Berikut ini adalah hasil tes setelah meteri pembalajaran disampaikan. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Pra Siklus No
Nama
Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
1
DV. T
50
-
V
2
K.DH
65
-
V
3
A. JP
70
V
-
4
AIZ. H
55
-
V
5
DI. Sf
50
-
V
6
IRN. SYK
60
-
V
7
LFD U
70
V
-
8
RS.Kya
70
V
-
9
W. ANT
45
-
V
54
55
10
NVA
65
-
V
11
HDR
40
-
V
12
YKH.F
60
-
V
13
K. KW
50
-
V
14
G. RMD
70
V
-
15
VNA. AND
40
-
V
16
L.SW
55
-
V
17
SNT.
80
V
-
18
FND.S
50
-
V
19
FCP.P
70
V
_
20
SDS
50
_
V
21
OLV
50
_
V
22
SLN
50
-
V
23
BYS
60
-
V
24
KLF.A
70
V
-
Jumlah
1415
-
Rata-rata
58,9
-
Keterangan
:
SKBM
: ≥ 70
T
: Tuntas
TT
: Tidak tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 7
Jumlah siswa yang belum tuntas
: 17
Klasikal
: Belum tuntas
56
No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes formatif
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Presentese ketuntasan belajar
Hasil Pra siklus 58,9 7 29,16 %
Data pada tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas III SD N 1 Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung dalam materi Aqidah Sifat Wajib Allah secara individu dengan skor. Dengan skor 40-49 dicapai oleh 3 siswa atau 12,05%. Dengan skor 5059 dicapai oleh 10 siswa atau 41.06%. dengan skor 60-69 sebanyak 5 siswa atau 20,08%. Dan dengan skor 70-79 dicapai 6 siswa atau 25,00%. Dan tak satupun siswa yang mendapat nilai diatas 80. Dari 24 siswa yang mendapat nilai tuntas dalam pembelajaran ini adalah hanya 7 siswa sedang yang belum tuntas adalah 17 siswa dengan nilai rata-rata 58,09. sedang nilai ketuntasan belajar adalah 29,16%. Maka dapat dikatakan bahwa keadaan siswa sebelum tindakan dilakukan mempunyai nilai rendah dalam materi pembelajaran ini. B. Analisis Data Penelitian Persiklus Siklus I 1. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangakat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP) I, LKS, soalsoal tes formatif I, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
57
2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I, dilaksanakan pada tanggal 1 Mei dikelas III dengan jumlah siswa 24 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I No
Nama
Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
1
DV. T
60
-
V
2
K.DH
70
V
-
3
A. JP
70
V
-
4
AIZ. H
60
-
V
5
DI. Sf
55
-
V
6
IRN. SYK
60
-
V
7
LFD U
70
V
-
8
RS.Kya
70
V
-
9
W. ANT
50
-
V
10
NVA
65
-
V
11
HDR
-
V
12
YKH.F
55 54
-
V
13
K. KW
50
-
V
14
G. RMD
70
V
-
58
15
VNA. AND
50
-
V
16
L.SW
65
-
V
17
SNT.
80
V
-
18
FND.S
60
-
V
19
FCP.P
70
V
_
20
SDS
60
_
V
21
OLV
55
_
V
22
SLN
60
-
V
23
BYS
70
V
_
24
KLF.A
70
V
-
Jumlah
1505
-
Rata-rata
62,70
-
Keterangan
:
T
: Tuntas
TT
: Tidak tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 9
Jumlah siswa yang belum tuntas
: 15
Klasikal
: Belum tuntas Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes formatif
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Presentese ketuntasan belajar
Hasil siklus I 62,70 9 37,15%
59
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembalajaran metode Make a match diperoleh rata-rata prestasi belajar siswa adalah 62,70 dan ketuntasan belajar mencapai 37,15% atau ada 9 siswa dari 24 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar karena siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya sebesar 37,15%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran metode Make a match. Data Nontes Perolehan data yang bersifat nontes pada proses pembelajaran PAI dengan metode Make a match pada siklus I diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Lembar Observasi Siklus I No 1
2
Aspek
skor
Jumlah Siswa
Persentase
Perhatian siswa penuh
4
2
8,33%
terhadap penjelasan guru
3
8
33,33%
2
8
33,33%
1
6
25,00%
Siswa aktif dalam
4
4
16,66%
kegiatan mencari
3
9
37,50%
pasangan dengan teman
2
6
25,00%
lainnya
1
5
20,08%
60
3
4
Siswa antusias dan serius
4
4
16,66%
dalam pembelajaran
3
8
33,33%
2
9
37,50%
1
3
12,50%
Siswa aktif dalam
4
3
12,50%
kegiatan diskusi
3
6
25,00%
kelompok dengan teman
2
10
41,66%
lainnya
1
5
20,83%
Keterangan : Sangat baik
:4
Baik
:3
Cukup
:2
Kurang
:1
Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan alat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 2, Seperangkat kartu, soal tes formatif 2, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2010 dikelas III dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPP dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang
61
lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan pada saat belajar mengajar. Pada akhir belajar mengajar siswa diberi latihan tes formatif II, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Hasil Tes Formatif Pada Siklus II No
Nama
Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
1
DV. T
70
V
-
2
K.DH
80
V
-
3
A. JP
80
V
-
4
AIZ. H
65
-
V
5
DI. Sf
65
-
V
6
IRN. SYK
75
V
-
7
LFD U
80
V
-
8
RS.Kya
75
V
-
9
W. ANT
60
-
V
10
NVA
70
V
-
11
HDR
-
V
12
YKH.F
60 54
-
V
13
K. KW
55
-
V
14
G. RMD
75
V
-
15
VNA. AND
60
-
V
16
L.SW
70
V
-
17
SNT.
90
V
-
18
FND.S
65
-
V
62
19
FCP.P
80
V
_
20
SDS
70
V
-
21
OLV
70
V
-
22
SLN
65
-
V
23
BYS
70
V
_
24
KLF.A
80
V
-
Jumlah
1695
-
Rata-rata
70,62
-
Keterangan
:
T
: Tuntas
TT
: Tidak tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 15
Jumlah siswa yang belum tuntas
: 9
Klasikal
: Belum tuntas Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes formatif
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Presentese ketuntasan belajar
Hasil siklus I 70,62 15 66,66%
Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70,62 dan ketuntasan balajar mencapai 66,66% atau ada 9 siswa dari 24 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai, karena pada proses
63
pembelajaran pada siklus II sebagian siswa terlalu asik bermain sehingga apa yang diinginkan tidak tercapai. Dan masih lebih kecil dari presentase ketuntasan yang dikehendaki. Data Nontes Perolehan data yang bersifat nontes pada proses pembelajaran PAI dengan metode Make a match pada siklus II diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Lembar Observasi Siklus II No 1
2
3
4
Aspek
skor
Jumlah Siswa
Persentase
Perhatian siswa penuh
4
6
25.00%
terhadap penjelasan guru
3
8
33,33%
2
7
29,16%
1
3
12,05%
Siswa aktif dalam
4
8
33,33%
kegiatan mencari
3
10
41,66%
pasangan dengan teman
2
4
16,16%
lainnya
1
2
08,33%
Siswa antusias dan serius
4
12
50,00%
dalam pembelajaran
3
8
33,33%
2
3
12.05%
1
1
4,16%
Siswa aktif dalam
4
6
25,00%
kegiatan diskusi
3
9
37,50%
kelompok dengan teman
2
7
29,16%
lainnya
1
2
8,33%
64
Keterangan
:
Sangat baik
:4
Baik
:3
Cukup
:2
Kurang
:1
Siklus III a. Tahap perencanaan Pada
tahap
ini
peneliti
mempersiapkan
perangkat
pembelajaran yang terdiri dari RPP 3, soal pes formatif 3, dan seperangkat alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2010 dikelas III dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPP, dengan memperhatikan revisi pada siklus I dan II, sehingga kesalahan dan dan kekurangan tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar ber;angsung. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
65
Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III No
Nama
Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
1
DV. T
75
V
-
2
K.DH
85
V
-
3
A. JP
90
V
-
4
AIZ. H
70
V
-
5
DI. Sf
65
-
V
6
IRN. SYK
80
V
-
7
LFD U
90
V
-
8
RS.Kya
80
V
-
9
W. ANT
70
V
-
10
NVA
80
V
-
11
HDR
-
V
12
YKH.F
65 54 75
V
-
13
K. KW
75
V
-
14
G. RMD
80
V
-
15
VNA. AND
70
V
-
16
L.SW
70
V
-
17
SNT.
95
V
-
18
FND.S
65
V
-
19
FCP.P
90
V
-
20
SDS
70
V
-
21
OLV
80
V
-
22
SLN
75
V
-
23
BYS
80
V
-
24
KLF.A
90
V
-
Jumlah
1860
-
Rata-rata
77,50
-
66
Keterangan
:
T
: Tuntas
TT
: Tidak tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 22
Jumlah siswa yang belum tuntas
: 2
Klasikal
: Tuntas Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes formatif
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Presentese ketuntasan belajar
Hasil siklus I 77,50 22 91,66%
Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77,50 dan ketuntasan belajar mencapai 91,66% atau ada 22 siswa dari 24 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus III ini ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai. Adanya peningkatan hasil belajar ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran metode Make a match.
67
Data Nontes Perolehan data yang bersifat nontes pada proses pembelajaran PAI dengan metode Make a match pada siklus III diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini Lembar Observasi Siklus III No 1
2
3
4
Aspek
skor
Jumlah Siswa
Persentase
Perhatian siswa penuh
4
10
25.00%
terhadap penjelasan guru
3
8
33,33%
2
6
25,00%
1
0
0%
Siswa aktif dalam
4
13
54,16%
kegiatan mencari
3
8
33,33%
pasangan dengan teman
2
3
12,50%
lainnya
1
0
0%
Siswa antusias dan serius
4
14
58,33%
dalam pembelajaran
3
6
25,00%
2
4
16,66%
1
0
0%
Siswa aktif dalam
4
16
66,66%
kegiatan diskusi
3
6
25,00%
kelompok dengan teman
2
2
8,33%
lainnya
1
0
0%
Keterangan : Sangat baik
:4
Baik
:3
Cukup
:2
68
Kurang
:1
c. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah dilaksanakan dengan baik maupun yang masih kurangbaik dalam proses belajar mengajar dengan metode Make a match. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi presentase pelaksanaan untuk masingmasing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus-siklus berikutnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan d. Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan metode Make a match dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa. Pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
proses
belajar
mengajar
selanjutnya
penerapan
69
pembelajaran Make a match dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. C. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Make a match memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin menetapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (Ketuntasan belajar meningkat dari siklus I,II dan III) yaitu masing-masing 37,15 %, 66,66% dan 91,66%. Pada siklus III ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Berdasarkan Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Make a match dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PAI pada pokok bahasan sifat wajib Allah yang paling dominan adalah saat pelaksanaan proses pembelajaran make a match dimana siswa sangat antusias dalam
70
kegiatan ini atau dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran metode Make a match dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing
dan
mengamati
siswa
dalam
menjelaskan/melatih
menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana presentase untuk aktivitas diatas cukup besar. D. Peningkatan Pembelajaran PAI Kegiatan pratindakan dilaksanakan sebelum pelaksaan tindakan siklus I. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal tentang pembelajaran PAI materi Sifat wajib Allah. Proses pembelajaran pada pratindakan ini dilakukan proses belajar mengajar dengan tidak menggunakan metode Make a match. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu, 58,09. Berdasarkan dari pengamatan dapat diketahui bahwa siswa kurang berminat. Pembelajaran dari siklus I hingga siklus III selalu diawali dengan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran diawali dengan penjelasan tentang pengertian sifat wajib Allah. Kemudian materi secara kelompok yaitu dengan mencari pasangan masing-masing siswa, diskusi dan diakhir pembelajaran guru memberikan soal tes untuk dikerjakan siswa secara individu.
71
Secara lengkap peningkatan pembelajaran PAI materi sifat wajib Allah siswa kelas III SD N I Glapansari Parakan dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Rekapitulasi tabel rata-rata hasil tes prasiklus, siklus I, II dan III Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Peningkatan
29,16%
37,15%
66,66%
91,66%
58,34%
Rekapitulasi hasil observasi siklus I, II dan III dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
72
Tabel Peningkatan hasil observasi siklus I, II dan III No
Aspek
Skor
1
Perhatian siswa
4
2
6
penuh terhadap
3
8
penjelasan guru
2
2
S. I
S.II S.III
S.I%
S.II%
S.III%
Peningkatan
6
8,33%
25.00% 25.00% 16,67%
8
8
33,33% 33,33% 33,33%
8
7
7
33,33% 29,16% 25,00%
1
6
3
3
25,00% 12,05%
Siswa aktif
4
4
8
8
16,66% 33,33% 54,16% 37,50%
dalam kegiatan
3
9
10
10
37,50% 41,66% 33,33%
mencari
2
6
4
4
25,00% 16,16% 12,50%
pasangan dengan 1
5
2
2
20,08% 08,33%
0%
0%
teman lainnya 3
4
Siswa antusias
4
4
12
12
16,66% 50,00% 58,33% 41,67%
dan serius dalam
3
8
8
8
33,33% 33,33% 25,00%
pembelajaran
2
9
3
3
37,50% 12.05% 16,66%
1
3
1
1
12,50%
Siswa aktif
4
3
6
6
12,50% 25,00% 66,66% 41,66%
dalam kegiatan
3
6
9
9
25,00% 37,50% 25,00%
diskusi
2
10
7
7
41,66% 29,16%
kelompok
1
5
2
2
20,83%
dengan teman lainnya
4,16%
8,33%
0%
8,33% 0%
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di kelas III SD N I Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan strategi pembelajaran metode make a match mempunyai pengaruh yang sangat baik, yaitu dengan meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran pada setiap siklusnya, yaitu siklus I 8,33%, siklus II 25,00 % dan siklus III 41,06% terjadi peningkatan sebesar 32,73%. 2. Penerapan pembelajaran make a match mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatakan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil observasi selama pembelajaran berlangsung, dari data observasi kepada siswa dinyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran make a match sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. 3. Pembelajaran dengan metode Make a match memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus (29,16%), Siklus I (37,15%), siklus II (66,66%), siklus III (91,66%).
73
74
B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dan dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar PAI lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk Guru a. Untuk melaksanakan model pembalajaran metode Make a match memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempersiapakan segala keperluan dan alat dalam proses pembelajaran ini. b. Dalam rangka meningkatakan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran walau dengan taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 2. Untuk siswa a. Siswa hendaknya dapat memanfaatkan pembelajaran make a match karena pembelajaran ini dianggap paling sederhana dan menyenangkan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. b. Siswa hendaknya mengikuti pembelajaran dengan baik dan selalu mengikuti pembelajaran untuk semua pelajaran
75
3. Untuk Peneliti Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD N I Glapansari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009/2010.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 2007 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Arifin, M, 1978 Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta : Bulan Bintang. As-Sirbuny Ahmad, 2002 Petunjuk Sunnah Dan Adab Sehari-hari,Jakarta: Pustaka Nabawi. DEPAG RI, 1993/1994 Pedoman Pelaksanaan pendidikan Islam Pada sekolah Umum Swasta Islam, Jakarta: Depag RI. DEPAG RI, 2000 Pedoman Pelaksanaan supervisi Pendidikan, Jakarta : Depag RI Direktorat Jenderal Pembinaan kelambagaan Agama Islam Pada sekolah Umum. Drs.Syaiful Bahri Djamarah, M.ag, Drs. Asman Zain, 2006 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta. Drs. Slameto, 1991 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta. Drs. Muhibbin Syah, 1997 Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta. Drs. Sugiyanto, 2009 M.Si, Model-Model Pembelajaran Inovatif, FKIP UNS Surakarta Press. Drs. H. Ilyas Yunahar, Lc, 1993 Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta : (Lembaga Pengkajian Ilmu Islam Press (LPPI). E. Mulyasa, 2007 Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mahmud Yunus, 1980 Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta : Hadikarya Agung. Marimba,Ahmad,1986 Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Al Ma’arif Prof. DR. T.M Hasby ASH-SHIDDIEQY, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid atau Kalam, Jakarta : PT.Bulan Bintang.1993. Poerwodarminto, W.J.S, 1976 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
77
Sagala, Syaiful, 2007 Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung Alfabeta. Suryo Broto, Sumadi,1993 Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rajawali. Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Dasar-Dasar Pendidikan,: IKIP Semarang Press. Undang-Undang Replubik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT Armas Duta Jaya Zainy, Hisyam, 2006 Strategi Pembelajaran Aktif, Jakarta : Bumi Aksara. Zuhairi dkk, 1983 Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional.
78
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I)
SD
: SD N 1 Glapansari
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: III / 2
Tema
: Lingkungan
Standar Kompetensi
: 2. Mengenal sifat Allah
Kompetensi Dasar
: 2.1. Menyebutkan lima sifat wajib Allah 2.2. Mengartikan lima sifat wajib Allah
Indikator
: 2.1.1. Menyebut lima sifat wajib Allah 2.1.2. Menjelaskan pengertian sifat wajib Allah 2.2.1. Mengartikan lima sifat wajib Allah 2.2.2. Menunjuk contoh bukti yang berhubungan dengan sifat wajib Allah
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. 2.
Siswa mampu menjelaskan sifat wajib Allah Siswa mampu mengartikan lima sifat wajib Allah
Materi Pembelajaran : Sifat-Sifat Wajib Allah -
Allah SWT memiliki sifat-sifat wajib yang ada pada-Nya
-
Sifat wajib adalah segala kesempurnaan yang pasti ada pada Allah
79
-
Sifat-sifat wajib Allah : Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatulil hawadisi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyah, Qodrat, Irodat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam.
-
Adanya alam semesta seisinya menunjukkan adanya sang pencipta (Allah)
Metode Pembelajaran Tanya jawab, diskusi dan make a match Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I 1. Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama mengawali pembelajaran b. Membaca Al-Qur’an (surah pendek pada Al-Qur’an) c. Tanya jawab keagungan Allah 2. Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Guru menjelaskan pengertian sifat wajib Allah c. Siswa dibimbing guru menyebutkan sifat-sifat wajib Allah melalui metode make a match d. Siswa mengikuti proses pembelajaran mencari pasangan sisuai perintah dan bimbingan guru e. Diskusi dan pelaporan hasil temuan kepada teman lain. 3. Kegiatan Penutup a. Siswa menulis rangkuman di buku catatan
80
b. Pesan guru, agar siswa menghafal sifat wajib Allah c. Do’a bersama untuk penutup pembelajaran Penilaian 1. Penilaian proses Sikap dan perilaku siswa ketika mengikuti pelajaran 2. Penilaian hasil Tes tertulis 3.Bentuk soal Pilihan ganda dan uraian
Glapansari,1 mei 2010 Kepala Sekolah
Guru Pendidikan Agama Islam
Pardi NIP: 19501216061973003 19530315 197912 1 005
Shofiyatul Khasanah197912 1 005
81
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II)
SD
: SD N 1 Glapansari
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: III / 2
Tema
: Lingkungan
Standar Kompetensi
: 2. Mengenal sifat Allah
Kompetensi Dasar
: 2.1. Menyebutkan lima sifat wajib Allah 2.2. Mengartikan lima sifat wajib Allah
Indikator
: 2.1.1. Menyebut lima sifat wajib Allah 2.1.2. Menjelaskan pengertian sifat wajib Allah 2.2.1. Mengartikan lima sifat wajib Allah 2.2.2. Menunjuk contoh bukti yang berhubungan dengan sifat wajib Allah
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. 2.
Siswa mampu menjelaskan sifat wajib Allah Siswa mampu mengartikan lima sifat wajib Allah
Materi Pembelajaran : Sifat-Sifat Wajib Allah -
Allah SWT memiliki sifat-sifat wajib yang ada pada-Nya
-
Sifat wajib adalah segala kesempurnaan yang pasti ada pada Allah
82
-
Sifat-sifat wajib Allah : Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatulil hawadisi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyah, Qodrat, Irodat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam.
-
Adanya alam semesta seisinya menunjukkan adanya sang pencipta (Allah)
Metode Pembelajaran Tanya jawab, diskusi dan make a match Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan II 1. Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama mengawali pembelajaran b. Membaca surah pendek pada Al-Qur’an c. Tanya jawab sifat wajib Allah 2. Kegiatan Inti a. Guru mengucapkan / menyampaikan urutan sifat wajib Allah : Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatulil hawadisi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyah, Qodrat, Irodat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam, Qadiran, Muridan, Aliman, Hayyan samian, Basyiran, Mutakaliman, dengan dilagukan. b. Siswa dibimbing menghafal sifat wajib Allah dengan cara dilagukan c. Bersama guru siswa mengulang lagi penerapan metode make a match/ mencari pasangan. d. Siswa melaksanakan kegiatan dengan baik dilanjutkan dengan pelaporan dari setiap pasangan.
83
3. Kegiatan Penutup a. Guru menceritakan peristiwa / kisah berhikmah b. Berdo’a bersama menutup pelajaran Penilaian 1. Penilaian proses Sikap dan perilaku siswa ketika mengikuti pelajaran 2. Penilaian hasil Tes tertulis 3. Bentuk soal Pilihan ganda dan uraian
Glapansari,8 mei 2010 Kepala Sekolah
Guru Pendidikan Agama Islam
Pardi NIP: 19501216061973003 19530315 197912 1 005
Shofiyatul Khasanah197912 1 005
84
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III)
SD
: SD N 1 Glapansari
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: III / 2
Tema
: Lingkungan
Standar Kompetensi
: 2. Mengenal sifat Allah
Kompetensi Dasar
: 2.1. Menyebutkan lima sifat wajib Allah 2.2. Mengartikan lima sifat wajib Allah
Indikator
: 2.1.1. Menyebut lima sifat wajib Allah 2.1.2. Menjelaskan pengertian sifat wajib Allah 2.2.1. Mengartikan lima sifat wajib Allah 2.2.2. Menunjuk contoh bukti yang berhubungan dengan sifat wajib Allah
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. 2.
Siswa mampu menjelaskan sifat wajib Allah Siswa mampu mengartikan lima sifat wajib Allah
Materi Pembelajaran : Sifat-Sifat Wajib Allah -
Allah SWT memiliki sifat-sifat wajib yang ada pada-Nya
-
Sifat wajib adalah segala kesempurnaan yang pasti ada pada Allah
85
-
Sifat-sifat wajib Allah : Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatulil hawadisi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyah, Qodrat, Irodat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam.
-
Adanya alam semesta seisinya menunjukkan adanya sang pencipta (Allah)
Metode Pembelajaran Tanya jawab, diskusi dan make a match Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan II 1. Kegiatan Pendahuluan a. Berdoa bersama mengawali pembelajaran b. Membaca surah pendek pada Al-Qur’an c. Tanya jawab sifat wajib Allah 2. Kegiatan Inti a. Guru mengucapkan / menyampaikan urutan sifat wajib Allah : Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatulil hawadisi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyah, Qodrat, Irodat, Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam, Qadiran, Muridan, Aliman, Hayyan samian, Basyiran, Mutakaliman, dengan dilagukan. b. Siswa dibimbing menghafal sifat wajib Allah dengan cara dilagukan c. Bersama guru siswa mengulang lagi penerapan metode make a match/ mencari pasangan. d. Siswa melaksanakan kegiatan dengan baik dilanjutkan dengan pelaporan dari setiap pasangan.
86
3. Kegiatan Penutup a. Guru menceritakan peristiwa / kisah berhikmah b. Berdo’a bersama menutup pelajaran Penilaian 1. Penilaian proses Sikap dan perilaku siswa ketika mengikuti pelajaran 2. Penilaian hasil Tes tertulis 3. Bentuk soal Pilihan ganda dan uraian
Glapansari,15 mei 2010 Kepala Sekolah
Guru Pendidikan Agama Islam
Pardi NIP: 19501216061973003 19530315 197912 1 005
Shofiyatul Khasanah197912 1 005
87