PENGGUNAANAK TIVATOR KOMPOS SAMPAH ORGANIK RUMAH
Muchsin Riviwanto dan Andree Aulia Rahmad (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
ABSTRACT The purpose of the study was to determine the use of activator EM4 and MOL. This research was applicable to the subject of organic waste (leftover vegetables, fruits and food waste) as much as 50 kg. Data analysis is done in the farm laboratory Andalas University. The results of data from composting were processed by computer. The results showed that the quality of the compost with the help of EM4 obtained C / N at 17.486. While the quality of the compost with the help MOL could obtain C / N of 7.0800. The results in accordance with ISO 19 -7030-2004 was named quality C / N optimal compost at 10-20. Keywords: activator, garbage and compost , ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan aktivator EM4 dan MOL. Penelitian ini bersifat aplikatif dengan subyek sampah organik (sisa sayuran, sisa buahan dan sisa makanan sebanyak 50 Kg. Data dianalisis dilakukan di laboratorium pertanianUniversitas Andalas. Hasil data dari pengomposan diolah dengan komputer. Hasil penelitian menunjukan kualitas kompos dengan bantuan EM4 didapatkan C/N sebesar 17,486. Sedangkan kualitas kompos dengan bantuan MOL didapatkan C/N sebesar 7,0800. Hasil sesuai dengan SNI 19 -7030-2004 yaitu kualitas C/N kompos optimal sebesar 10-20. Untuk mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos dapat digunakan EM4. Sebaiknya masyarakat membuat aktivator EM4 guna untuk mendapatkan kualitas kompos yang terbaik. Kata kunci : activator,sampah dan kompos
PENDAHULUAN Sampah merupakan sesuatu yang tidak
terpakai,
tidak
disenangi
atau
sesuatu yang harus dibuang dan biasanya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia.Sebagian
besar
biasanya datang dari
sampah
kegiatan
rumah
tangga. Sampah jika tidak dikelola dengan baik,
sampah
akan
berbahaya
bagi
kesehatan manusia. Sampah terdiri dari dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
Dalam SNI T-13-1990-F tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, pengomposan sistem
dengan mudah dapat diuraikan dengan Sampah
dapat
memberikan
manfaat secara ekonomi, kehidupan yang sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan,
serta
dapat
mengubah
perilaku masyarakat.5 Beberapa sampah masih dapat
Pengertian
memiliki
nilai
ekonomi atau kegunaan
lain bagi manusia yaitu berupa kompos.. Pengomposan
merupakan
salah
satu
metode
pengelolaan
sampah,
dimana
metode
tersebut
bertujuan
untuk
mengurangi
volume
sampah
atau
produk
yang
bermanfaat.Pengolahan sampah tersebut dapat
dilakukan
langsung
pada
sumbernya, pada tempat yang dirancang khusus, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
lainnya
pengomposan
disampaikan
sampah
sebagai
proses
organik
oleh
oleh
didefinisikan
dekomposisi
sampah
mikroorganisme
dalam
kondisi yang terkendali menjadi produk kompos. Kompos yang baik dapat dilihat dari
kualitas
fisik,
kimia,
dan
waktu
matangnya kompos.Kualitas fisik terdiri warna,
penyusutan
suhu,
pH
kompos.Kualitas kimia kompos dilihat dari kandungan unsur makro kompos seperti nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K), dan rasio C/N (Muryana, 2011). Kompos dapat dibedakan menjadi kompos padat dan kompos cair.Kompos padat yaitu kompos yang dibuat dalam bentuk padat yang terdiri dari bahan organic yang berasal dari tanaman atau hewan, yang digunakan untuk menyuplai bahan organik serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sukses tidaknya membuat kompos
merubah komposisi dan bentuk sampah menjadi
organik
Wahyono (2005) yang menyatakan bahwa
jenis
diolah sehingga
sampah
terbentuk pupuk organik (pupuk kompos).
dari
proses alami.
pengolahan
sebagai
dengan bantuan mikroorganisme sehingga
yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini
didefinisikan
juga
tergantung
pengomposan.Semakin dihasilkan
maka
padawaktu cepat
semakin
kompos
tinggi
pula
tingkat kesuksesannya. Pada prinsipnya kompos dapat terbentuk secara alami, tetapi akan membutuhkan waktu yang cukup lama, 2-3 bulan. Bahkan ada yang
mencapai 6-12 bulan, tergantung dari
kesehatan
bahan organic yang digunakan.
proses pengomposan.
Oleh karena itu, perlu diterapkan
tanah
serta
Aktivator
mempercepat
EM4
(effectife
berbagai perlakuan untuk mempercepat
microorganism) ditemukan oleh Terugo
waktu pengomposan.Pada prinsipnya, ada
Higa(Jepang). MOL (micro organism local)
beberapa hal yang harus diperhatikan
merupakan cairan yang terbuat dari bahan
untuk
organik alami.Larutan MOL mengandung
mempercepat
diantaranya
pengomposan,
pemilihan
bioaktivator.
unsur
hara
mikro
dan
makro
serta
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut
mikroba. Adanya mikroba dalam larutan
proses pengomposan dapat dipercepat
MOL berpotensi sebagai perombak bahan
dari yang biasanya 2-3 bulan menjadi 2-3
organic, perangasang pertumbuhan, dan
minggu.
agen pengendali penyakit maupun hama
Beberapa
metode
pembuatan
tanaman.
kompos dengan menggunakan bantuan
Berdasarkan uraian diatas maka
activator, diantaranya activator EM4 dan
telahdilakukan
MOL. Aktivator EM4 dan MOL merupakan
penggunaan Aktivator kompos sampah
activator
mengandung
organic rumah tangga.Tujuan Penelitian
mikroorganisme yang dapat meningkatkan
adalah untuk mengetahui penggunaan
keragaman mikroorganisme tanah dan
aktivator EM4 dan MOL kompos sampah
dapat
organik.
kompos
yang
meningkatkan
kualitas
tanah,
penelitian
tentang
METODE PENELITIAN Penelitian bersifat aplikatif aktivator EM4
manual adalah data yang diperoleh dari
(effective microorganism 4) dan MOL
hasil
(micro organism local) kompos sampah
dilaboratorium dan untuk analisis data
rumah tangga. Penelitian ini dilakukan
selanjutnya
pada di Workshop Kesehatan Lingkungan
komputerisasi. Pembuatan MOL dengan
Poltekkes Kemenkes RI Padang dan
menggunakan nasi (baru maupun basi)
pemeriksaan dilakukan di Laboratorium
dibentuk bulat sebesar bola ping-pong
Pertanian Universitas Andalas Padang.
sebanyak
Subyek penelitian adalah kompos padat
pencucian ikan satu gayung ke dalam
sampah
botol/wadah
organik
yang
menggunakan
pemeriksaan
4
buah. yang
jamuran.Diamkan
7030-2004
minggu.MOL
C/N
kompos
yang
C
dan
dilakukan
activator MOL dan EM4.Di dalam SNI 19rasio
kadar
sudah
Tuang
secara
air
berisi selama bisa
N
bekas nasi satu
digunakan
diijinkan adalah 10 – 20. Data dianalisa
sebagai starter untuk membuat kompos
dengan dua cara yaitu manual dan
dengan dicampur air.Perbandingan MOL
komputerisasi. Data yang diolah secara
dengan air sebesar 1:5
HASIL PENELITIAN Perubahan warna, dan bau
proses
pembuatan
kompos
dilakukan
Selama proses pengomposan warna
penimbangan bahan sampah organik 5 Kg
bahan berubah dari warna aslinya ke arah
untuk masing-masing pengulangan. Pada
coklat
hari
dan
terakhir
(hari
kehitaman setelah proses pengomposan
penimbangan
guna
berlangsung selama 4 minggu.
Pada
penyusutan, didapatkan hasil rata-rata
kompos
dengan penambahan EM4 yaitu 2,54 Kg
mengeluarkan aroma yang sangat bau
sedangkan dengan penambahan MOL
akibat kadar air yang tinggi dan proses
yaitu 2,46 Kg. Artinya terjadi penyusutan
dekomposisi. Untuk menurunkan kadar air
berat bahan sebesar setengah dari berat
dan menghilangkan bau busuk maka
awal bahan.
dilakukan pembalikan setiap 2 hari sekali.
Suhu (0C) Pengomposan
minggu
Pada
akhirnya
ke-1
minggu
dan
menjadi
ke-2
ke-4
coklat
kompos
sudah
Selama
mengalami perubahan dari berbau busuk
pengomposan
hingga berbau seperti tanah dan terjadi
suhu,
suhu
ke-30) untuk
30
mengetahui
hari
dilakukan
proses
pengamatan
pengomposan 0
dilakukan
yang
perubahan bentuk menjadi seperti tanah,
berkisar antara 31 C – 33 C.
remah, dan tidak lengket/menempel di
Kelembaban (%)
tangan apabila dipegang.
Selama 30 hari proses pengomposan
Penyusutan
dilakukan pengamatan kelembaban,
Berat mengalami setelah
bahan
yang
penyusutan
kompos
matang.
dikomposkan yang
berarti
Pada
awal
baik
0
kelembaban optimum untuk berlangsungnya proses pengomposan adalah 50% - 60%.
Kualitas Kimia Kompos (C/N Ratio) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 30 hari, diperoleh kompos organik dengan kualitas C/N sebagai berikut: Tabel 1. Kualitas (C/N) Kompos Organik dengan Bantuan EM4 dan MOL aktivator Kualitas (C/N) Kompos Optimum Effective 17,324 Microorganism 10 – 20 (EM4) Micro Organism 7,071 Local (MOL) Pemeriksaan kualitas kompos dilakukan
bahwa kompos dengan bantuan Effective
sesudah
Kompos
Microorganism (EM4) memiliki kualitas
mengalami kematangan setelah proses
C/N kompos mendekati kadar C/N kompos
pengomposan berlangsung selama 30
optimal dibandingkan dengan bantuan
hari.Dari rata-rata kualitas C/N diketahui
Micro Organism Local (MOL).
kompos
matang.
PEMBAHASAN Proses
hanya terdiri dari dua jenis bakteri saja pengomposan
dipercepat
dengan
Beberapa
jenis
dapat
dan
lactobacillus)
aktivator.
sedangkan EM4 mengandung beberapa
seringkali
macam mikroorganisme yang terdiri dari
pembuatan
bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik,
kompos karena ada beberapa halyang
actinomycetes, streptomyces, dan ragi
menyebabkan
yang
ditambahkan
bantuan
(Sacharomyces
aktivator
pada
saat
gagalnya
pengomposan.
berperan
dalam
Misalnya karena tumpukan bahan organik
ketersediaan
terlalu sedikit sehingga beberapa aktivator
organiik pada tanaman dan meningkatkan
untuk terjadinya pengoposan tidak terjadi
kadar nitrogen. (Djuarni, 2004 : 50).
secara alamiah. Pengomposan secara
Kemudian penerapannya di Indonesia
alamiah biasanya terjadi pada gundukan
banyak dibantu oleh Ir. Gege Ngurah
bahan organic 1 m3. Activator tediri atas
Wididana, M.Sc. keunggulan dari EM4
dua kategori, yaitu activator abiotic dan
adalah selain dapat mempercepat proses
activator biotik (bioaktivator). 10
pengomposan,
Pembuatan dengan
kompos
menambahkan
dipercepat
aktivator
atau
unsur
meningkatkan
hara,
juga
senyawa
terbukti
dapat
menghilangkan bau yang timbul selama proses pengomposan bila berlangsung 10.
inokulen atau biang kompos. Aktivator ini
dengan baik.
adalah jasad renik (mikroba) yang bekerja
Utomo B. (2010), penggunaa bioaktivator
mempercepat pelapukan bahan organik
(aktivator kompos) pada tanah gambut
menjadi kompos. Aktivator kompos harus
menghasilkan peningkatan tinggi pada
dicampur
tanaman
organik
merata agar
berlangsung
ke
seluruh
bahan
sebesar
proses
pengomposan
penggunaan
lebih
baik
(EM4),
dan
Berdasarkan penelitian
39,44%
mikroorganisme
menurunkan
C-organik
dan efektif dan
cepat.Berdasarkan hasil yang diperoleh,
meningkatkan N,P,K dan C/N yang terlarut
kualitas kompos (C/N) sampah organik
dalam tanah serta memperbaiki sifat kimia
dengan bantuan Effective Microorganism
tanah.
4 (EM4) dan Micro Organism Local (MOL)
Prinsip
pengomposan
adalah
dapat meningkatkan proses dekomposisi,
menurunkan C/N rasio bahan organik
meningkatkan
sehingga
kualitas
kompos
dan
sama dengan tanah (<20).
ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan
Dengan semakin tingginya C/N bahan
oleh
maka proses pengomposan akan semakin
tanaman.Kualitas
dengan
bantuan
100
(C/N)
kompos
ml
Effective
lama
karena
C/N
harus
perendaman
diturunkan.
Microorganism 4 (EM4) berada di dalam
Didalam
rentang kadar optimum. Kualitas kompos
organik pada pembuatan kompos cair
dengan bantuan 100 ml Micro Organism
terjadi aneka perubahan hayati yang
Local (MOL) kurang dari nilai optimum.
dilakukan
Perbedaan ini disebabkan karena MOL
hayati yang penting yaitu sebagai berikut
oleh
jasad
bahan-bahan
renik.Perubahan
1).Penguraian
hidrat
arang,
selulosa,
Perbandingan C/N akan semakin kecil
hemiselulosa,2)Penguraian zat lemak dan
berarti bahan tersebut mendekati C/N
lilin menjadi CO
tanah. Idealnya C/N bahan sedikit lebih
dan air 3) terjadi
2
peningkatan beberapa jenis unsur
di
dalam tubuh jasad renik terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Unsur-unsur tersebut akan terlepas kembali bila jasadjasad renik tersebut mati. 4) Pembebasan unsur-unsur hara dari senyawa-senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang berguna
bagi
tanaman.Umumnya
mikroorganisme dapat bekerja dengan kelembaban
dengan
40-60%.
Adapun
kebutuhan aerasi tergantung dari proses berlangsungnya pengomposan tersebut aerobik
atau
anaerobic.Temperatur
optimal sekitar 30-500 C (hangat). Aktivitas mikroorganime
dalam
proses
pengomposan tersebut juga menghasilkan panas
sehingga
untuk
menjaga
temperatur tetap optimal sering dilakukan pembalikan. Akibat perubahan tersebut, berat, isi bahan kompos tersebut menjadi sangat berkurang.Sebagian hilang,
menguap
senyawa ke
udara.
arang Kadar
senyawa N yang larut (amoniak) akan meningkat. Peningkatan ini tergantung pada
perbandingan
C/N
bahan
asal.
rendah dibanding C/N tanah (Murbondo, 2004). Dalam proses pengomposan, 2/3 dari karbon digunakan sebagai sumber energi bagi pertumbuhan mikroorganisme, dan 1/3 lainnya untuk membentuk sel bakteri. Perbandingan C dan N awal yang baik dalam bahan yang dikomposkan adalah 25-30 ( satuan berat n kering ), sedangkan C/N di akhir proses adalah 1220. Pada rasio yang lebih rendah, amonia akan dihasilkan dan aktivitas biologi akan terhambat. Harga C/N tanah adalah 10-20, sehingga bahan – bahan yang mempunyai nilai C/N mendekati C/N tanah dapat langsung
digunakan
(Damanhuri
dan
Padmi, 2007). Kecepatan
suatu
bahan
menjadi
kompos dipengaruhi oleh kandungan C/N, semakin mendekati C/N tanah maka bahan tersebut akan semakin lebih cepat menjadi kompos. Tanah pertanian yang baik mengandung unsur C dan N yang seimbang. mempunyai berbeda.
Setiap
bahan
kandungan
C/N
organik yang
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan bantuan Effective Microorganism
Berdasarkan hasil penelitian Suhu
4
(EM4)
memiliki
kualitas
baik
dan
pengomposan dengan bantuan Effective
memenuhi syarat SNI 19-7030-2004 karna
Microorganism
berada diantara kualitas kompos optimal
4
(EM4)
dan
Micro
Organism Local (MOL) berkisar antara 31 0
C – 33 0C. Kelembaban selama proses
yaitu 10-20. Disarankan
Bagi
pengomposan dengan bantuan Effective
sebaiknya
Microorganism
menggunakan bantuan aktivator Effective
4
(EM4)
dan
Micro
dalam
masyarakat
pembuatan
Organism Local (MOL) berkisar antara 50
Microorganism
% - 62 %. Kualitas kompos (C/N ratio)
mendapatkan kualitas kompos yang lebih
yang diperoleh dari hasil pengomposan
baik.untuk penelitian lebih lanjut dengan
sampah organik dengan bantuan activator
memvariasikan
kadar-EM4
EM4 yaitu 17,4860 dan aktivator MOLyaitu
digunakan
mempercepat
7,0800.
pengomposan.
Kualitas
kompos
(C/N
ratio)
untuk
4
(EM4)
kompos untuk
yang waktu
DAFTAR PUSTAKA A Rohanah (2011), Makalah Ilmu Tentang Sampah. Universitas Sumatera Utara Bambang Wintoko 2009, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah. Darma Susetya, S.P. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Elvi Yenie (2008), Kelembaban Bahan dan Suhu Kompos Sebagai Parameter yang Fajrina (2013). Pembuatan Pupuk Kompos Dari Sampah Dedaunan.
Puti
Sri Komala, Rizki Aziz, Fitra Ramadhani (2012). Analisis Produktivitas Sistem Transportasi Sampah Kota Padang. Universitas Andalas.
Untung Suwahyono (2014), Cara Cepat Buat Kompos Dari Limbah. UU Republik Indonesia No.18 tahun 2008. Pengelolaan Sampah. Zainul Hamdi1, Sukartono dan Suwardji (2011)Penggunaan Arang Hayati (biochar) Sebagai