PENGGUNAAN ADVERTORIAL DI TV UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X UPW DI SMK NEGERI 2 BANGLI I Km. Sugi Partawan, I. B. Putrayasa, S.A.Pt Sriasih Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran yang efektif melalui penggunaan advertorial di TV untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi di kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli, (2) mengetahui peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan advertorial di TV, dan (3) mengetahui respons siswa kelas X UPW di SMK Negeri 2 Bangli terhadap penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli. Objek penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf persuasi, kemampuan menulis paragraf persuasi siswa, dan respons siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, dan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi (1) dilakukan melalui beberapa langkah sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah dirancang oleh peneliti dan guru, (2) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi, dan (3) direspons positif oleh siswa. Kata kunci: advertorial di TV, paragraf persuasi, dan menulis Abstract This study aimed to (1) describe the steps for effective learning through the use of Advertorial on TV to improve the ability to write persuasive paragraph in tenth grade UPW SMK Negeri 2 Bangli, (2) find out the increase of students' writing ability of tenth grade UPW at SMK Negeri 2 Bangli after participating in learning to write persuasive paragraph using the advertorial on TV, (3) determine the response of students of tenth grade UPW at SMK Negeri 2 Bangli upon the use of TV advertorial in learning to write persuasive paragraph. The study was conducted using classroom action research design (CAR). The subject was students of tenth grade UPW SMK Negeri 2 Bangli and the objects were the steps in learning to write persuasive paragraph, students' writing skill in persuasive paragraph and their response toward learning to write persuasive paragraph. The data collection used were observation method, test and questionnaire. The data obtained were analyzed using descriptive qualitative and descriptive quantitative analysis. The results of this study indicated that the use of
advertorial on TV in learning to write persuasive paragraph (1) was conducted through several steps based on the lesson plan which had been designed by the researcher and the teacher, (2) the strategy enabled the students to improve their skill in writing persuasive paragraph and (3) it provided positive response from the students.. Keywords
:
advertorial
on
TV,
PENDAHULUAN Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di satuan pendidikan, mulai dari satuan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Kemampuan menulis tidak datang dengan sendirinya, tetapi memerlukan latihan yang bersungguhsungguh dan terus menerus. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis (Depdikbud dalam Wijyanti, 2006). Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X, salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai siswa adalah menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif. Ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) tersebut ditinjau dari mampunya siswa dalam menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasi sesuai dengan kriteria penulisan paragraf persuasi yang baik. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) meliputi keterampilan membuat ikhtisar, laporan, menyusun makalah, publikasi, dan lain-lain. Tulisan persuasi sebagai aspek publikasi merupakan langkah awal yang penting setelah siswa melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Di dalam dunia kerja jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) siswa dituntut untuk mendemonstrasikan destinasi wisata, jasa wisata, kuliner wisata dan lain-lain. Dengan demikian diperlukanlah sebuah teknik persuasif untuk menyempurnakan kegiatan tersebut. Salah satunya dengan menguasai paragraf persuasi.
persuasive
paragraph,
and
writing
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMK Negeri 2 Bangli pada kelas X UPW bahwa skor rata-rata siswa dari 22 siswa dalam menulis paragraf persuasi masih dibawah KKM, yakni 66, sedangkan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X UPW adalah 75. Itu menandakan bahwa ketuntasan pembelajaran menulis paragraf persuasi masih belum tercapai. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa perlu adanya upaya meningkatkan keterampilan menulis persuasi siswa. Salah satunya dengan menggunakan media yang tepat. Penggunaan media pembelajaran yang tepat mempunyai banyak manfaat, diantaranya akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran (Brown dalam Sudrajat, 2008). Selain itu, dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa sehingga membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman dan mempermudah dalam mendapatkan informasi. Salah satu media yang tepat digunakan dalam pembelajaran paragraf persuasi adalah advertorial dari televisi, yaitu tayangan advertorial di TV. Advertorial di TV merupakan jenis iklan yang mempunyai ukuran luas sebagai mana ukuran display, hanya saja teknik penyampaian pesan lebih diarahkan pada bentuk seperti sebuah berita, dengan naskah yang panjang (Rendra, 2009:84-85). Advertorial di TV berbeda dengan tayangan iklan yang kerap dijumpai di sela-sela acara TV. Advertorial dikemas dengan bahasa jurnalistik bukan bahasa slang sehingga tidak meracuni bahasa siswa. Selain itu, Advertorial di TV merupakan tayangan audiovisual yang disampaikan secara deskriptif, argumentatif, dan persuasif. Produk dan jasa dideskripsikan sedetail mungkin sehingga menjadikan tayangan ini kaya akan informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan menulis paragraf persuasi siswa. Berdasarkan hal yang telah disampaikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran yang efektif melalui penggunaan advertorial di TV untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi di kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli, (2) mengetahui peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan menggunakan media tayangan advertorial di TV, (3) mengetahui respons siswa kelas X UPW di SMK Negeri 2 Bangli terhadap penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini, dapat dibedakan menjadi dua, yakni manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk mengeksistensikan keberadaan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya penggunaan iklan adverdtorial di TV sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia terkait dengan pembelajaran menulis paragraf persuasi. Secara praktis, hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk beberapa pihak. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar menulis. Bagi guru Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan guru dalam menghadapi permasalahan aktual pembelajaran di kelas terutama permasalahan yang berkaitan dengan kesulitan menulis persuasi. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan proses pengajaran bahasa Indonesia dalam meningkatkan keterampilan menulis persuasi. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan, pedoman, serta bahan perbandingan untuk menambah wawasan penelitian yang dilakukan.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yang bersifat kolaboratif. Pada hakikatnya penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas dan dilakukan di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki praktik mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru pada saat mengajar dalam situasi kelas (Wendra, 2007:46). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani dan Wihardit, 2008:1.4). Tujuan hakiki penelitian ini adalah untuk memecahkan sekaligus perbaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan perbaikan proses pembelajaran dengan upaya-upaya tertentu dalam siklus-siklus (multisiklus) pembelajaran. Setiap siklus mempunyai beberapa tahapan tindakan, yaitu refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan di setiap siklusnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli sedangkan objek dalam penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf persuasi, kemampuan menulis paragraf persuasi, dan respons siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metode observasi, metode kuesioner (angket), dan metode tes. Data berupa pendeskripsian langkahlangkah pembelajaran menulis paragraf persuasi dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi sedangkan teknik analisis datanya menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Data berupa respons siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner (angket) dan dianalisis dengan perpaduan antara teknik deskriptif kualitatif dan teknik
deskriptif kuantitatif. Data berupa kemampuan menulis paragraf persuasi siswa dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Minimal (KKM), dan 75% dari tolal jumlah keseluruhan siswa memberikan respons positif terhadap penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi.
Tabel 1. Teknik Analisis Data Data yang Dicari
Metode Pengumpulan Data
Analisis Data
Langkah– Metode langkah Observasi pembelajaran yang efektif untuk kegiatan menulis paragraf persuasi melalui penggunaan advertorial di TV
Deskriptif kualitatif
Kemampuan Metode Tes siswa dalam menulis paragraf persuasi melalui penggunaan advertorial di TV
Deskriptif kuantitatif dan kualitatif
Respons Metode siswa Kuesioner/ terhadap Angket pembelajaran menulis paragraf persuasi melalui penggunaan advertorial di TV
Deskriptif kuantitatif dan kualitatif
Penelitian ini dikatakan berhasil memenuhi kriteria apabila 75% dari jumlah keseluruhan siswa mampu memperoleh skor menulis paragraf persuasi 75 ke atas atau mencapai Kreteria Ketuntasan
HASIL DAN PEMBAHASAN Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama merupakan tindakan pengenalan tayangan advertorial di TV dan materi paragraf persuasi sedangkan pertemuan kedua merupakan tindakan tes menulis paragraf persuasi dengan menggunakan advertorial di TV. Hasil tes menulis paragraf persuasi siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata (X) jika dibandingkan dengan saat pratindakan. Skor rata-rata menulis paragraf persuasi siswa saat pratindakan adalah 66 sedangkan skor rata-rata menulis paragraf siswa pada siklus pertama adalah 77,86. Hal ini menyatakan bahwa skor rata-rata menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli setelah menggunakan advertorial di TV meningkat 11,86 poin (selisih nilai peningkatan) atau 17,96%. Namun, kenaikan skor tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan karena persentase siswa yang tuntas hanya 72,73%. Pada siklus II, skor ratarata menulis paragraf persuasi siswa kembali mengalami peningkatan sebesar 4,73 atau 5,73% menjadi 82,59. Pelaksanaan tindakan siklus II tergolong berhasil dan memenuhi kriteria keberhasilan karena persentase ketuntasan siswa mencapai 95,45%. Respons siswa terhadap penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi sangat positif. Pada tindakan siklus I respons siswa terhadap penggunaan advertorial di TV dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi, seluruh siswa atau 100% siswa memberikan tanggapan positif. Sedangkan pada siklus tindakan kedua 36% siswa merespons positif dan 64 % siswa merespons sangat positif terhadap
penggunaan advertorial di TV dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi. Siklus I Baik sekali
Baik
Lebih dari Cukup
Cukup
4% 9%
23% 64%
Siklus II Istimewa
Baik sekali
Baik
Lebih dari Cukup 5% 4%
27% 64%
Diagram 1. Persentase Perbandingan Perolehan Skor Menulis Paragraf Persuasi Siswa Siklus I dan Siklus II
14 12 10 8 6 4 2 0
Istimewa
Siklus I Siklus II
1
Baik sekali
Baik
2
14
Lebih dari Cukup 5
6
14
1
Cukup
1
Diagram 2. Perbandingan Perolehan Skor Menulis Paragraf Persuasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa temuan yang diperoleh dalam penelitian ini. Hal-hal penting sebagai temuan dalam peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli melalui penggunaan advertorial di TV dibahas berdasarkan logika, kajian teori, dan temuan-temuan pada penelitian sejenis lainnya. Pembahasan hasil penelitian pada penelitian ini difokuskan pada temuan-temuan penting yang dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli. Temuan-temuan tersebut antara lain (1) terdapat beberapa langkah efektif yang harus ditempuh guru dalam menggunakan advertorial di TV sebagai upaya meningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa; (2) penggunaan advertorial di TV mampu meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli; (3) penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi direspons sangat positif oleh siswa dan mampu membangkitkan gairah siswa untuk berperan secara penuh dalam pembelajaran; (4) koreksi silang atau pemeriksaan antarteman secara silang mampu membuat siswa lebih cepat dalam memperbaiki kesalahan dalam menulis (5) penggunaan advertorial di TV juga dapat membuat siswa aktif secara independen dalam memahami materi menulis paragraf persuasi. Temuan-temuan tersebut diuraikan sebagai berikut. Temuan penting yang pertama adalah terdapat beberapa langkah efektif yang harus ditempuh guru dalam menggunakan atau mengaplikasikan advertorial di TV untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa. Adapun beberapa langkah utama yang harus ditempuh oleh guru dalam menggunakan advertorial di TV dalam upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi, antara lain terletak pada (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Pemutaran advertorial di TV diaplikasikan pada saat siswa dan guru bersama-sama melaksanakan kegiatan inti pembelajaran
menulis paragraf persuasi pada pertemuan kedua dan pertemuan pertama saat materi paragraf persuasi dipelajari. Aktivitas ini diawali dengan pemutaran advertorial di TV dan siswa menangkap informasi penting yang terdapat dalam advertorial di TV tersebut dengan menerapkan aktivitas pencatatan kecil. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pemberian tugas menulis persuasi secara teknis, pemberian motivasi kepada siswa agar menulis dengan sekreatif mungkin, pemberian waktu untuk mengerjakan tugas menulis paragraf persuasi, koreksi silang berupa pemeriksaan hasil tulisan siswa yang diperiksa oleh temannya secara silang, diskusi kecil untuk pembahasan kesalahan yang ditemukan, serta pemberian pengarahan dan penguatan kepada siswa. Apabila seluruh rangkaian pelaksanaan aktivitas tersebut mampu dilaksanakan secara tepat, baik, dan efisien, kemampuan menulis paragraf persuasi dapat ditingkatkan. Menurut Munadi Yudhi (2008), guru bisa melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran dalam langkah-langkah pembelajaran agar menjadi lebih berkesan dan mudah seiring dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif menginterpretasikan informasiinformasi sesuai dengan yang terdapat dalam video. Dengan demikian penggunaan media video (audiovisual) sangat efektif digunakan dalam mengisi langkah-langkah pembelajaran khususnya menulis. Temuan ini sejalan dengan penelitian Fitriani yang berjudul “Keefektifan Media Tayangan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi (Kuasi Eksperimen pada siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010)”. Hasil Penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat langkah-langkah pembelajaran melalui penggunaan media iklan layanan
masyarakat yang sangat efektif digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa merasakan kebermanfaatan langkahlangkah pembelajaran melalaui penggunaan iklan layanan masyarakat sehingga mampu meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis paragraf persuasi. Temuan yang kedua adalah penggunaan advertorial di TV mampu meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli. Peningkatan tersebut terjadi karena seluruh siswa aktif terlibat secara langsung dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas. Siswa mendapatkan informasiinformasi yang komprehensif di dalam advertorial di TV sehingga sangat membantu pengembangan karangan siswa dalam menulis paragraf persuasi. Tidak hanya itu, advertorial di TV juga menyajikan tayangan yang menggunakan gaya bahasa jurnalistik dengan kode etik jurnalistik di dalamnya sehingga bahasa baku siswa didak teracuni, malah diberikan sebuah referensi yang baik sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku. Aspek keefektifan kalimat, pilihan kata (diksi), dan pemahaman siswa terhadap topik tulisan pun bisa ditingkatkan. Gambaran berupa struktur, penanda persuasi yang positif dengan beraliran teknik persuasi rasionalisasi pun dapat dijumpai siswa pada advertorial di TV. Hal ini membuat pengetahuan siswa terhadap paragraf persuasi semakin baik dan kreatif. Allen (dalam Sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran yang berupa audiovisual mempunyai intensitas tinggi dalam pembelajaran prinsip, konsep, dan aturan, serta mempunyai intensitas tinggi pula dalam meningkatkan pembelajaran pengembangan sikap, opini, dan motivasi. Hal ini menyatakan bahwa penerapan advertorial di TV yang merupakan media audiovisual mampu meningkatkan motivasi, prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi.
Temuan ini sejalan dengan temuan pada penelitian yang dilakukan Dian Lesmana Sambas pada tahun 2010, dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Persuasi Siswa Kelas X dengan Media Iklan Audiovisual” (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 6 Bandung). Lesmana (2010) menemukan adanya peningkatan mutu tulisan paragraf persuasi siswa setelah digunakannya iklan audivisual. Peningkatan menulis siswa dalam penelitian tersebut tampak pada aspek kosa kata, mekanik, penggunaan bahasa, organisasi dan isi. Temuan ketiga adalah penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi direspons sangat positif oleh siswa dan mampu membangkitkan gairah siswa untuk berperan secara penuh dalam pembelajaran. Advertorial di TV merupakan jenis tayangan audiovisual. Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik. Audiovisual berupa advertorial di TV dianggap menarik karena media ini menyuguhkan dua hal yang ditanggapi oleh dua indera vital manusia yaitu pendengaran dan pengelihatan. Advertorial di TV memberikan gambar bergerak yang dapat secara langsung dilihat oleh siswa dan suara-suara yang secara langsung dapat didengar oleh siswa. Dua hal ini dingunakan untuk mengemas informasi yang menarik dan kreatif dengan masih mempertahankan bahasa baku, bahasa Indonesia sebagai perantara informasi. Tentu sebuah tangangan yang sangat menarik bagi siswa dan pada akhirnya mendapat tanggapan yang positif serta memicu antusias siswa dalam aktivitas pembelajaran. Siswa yang sebelumnya hanya disaranai dengan buku atau sebuah slide power point pun mendapatkan suatu hal baru, yang mungkin pada awalnya hanya bisa disaksikan di TV saja namun, bisa disaksikan di dalam bangku sekolah.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2011:21-23) yang menyatakan bahwa salah satu keuntungan media audiovisual adalah menciptakan suasana pembelajaran menjadi lebih menarik. Selain itu, pemutaran media berupa audiovisual membuat siswa terhibur dan tidak cepat bosan dalam belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendapat Indriana (2011:92) yang mengatakan bahwa media audiovisual berfungsi untuk memberikan hiburan tersendiri bagi peserta didik, sehingga peserta didik tidak bosan mengikuti sesi pembelajaran benarbenar terbukti. Selain itu, media audiovisual juga memberikan kesan mendalam yang dapat mempengaruhi sikap positif siswa pada saat pembelajaran. Temuan ini sejalan dengan temuan yang dihasilkan dalam penelitian berjudul “Penggunaan Media Iklan Layanan Masyarakat untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Persuasi pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri I Mojolaban” karya Ari Setyaningsih. Hasil penelitian menunjukkan respons siswa terhadap tindakan pada siklus II adalah siswa menyukai media (iklan layanan masyarakat) yang digunakan guru (Ari Setyaningsih, 2009). Berdasarkan wawancara tidak berstruktur dengan siswa seusai pembelajaran, mereka mengatakan bahwa visualisasi video menarik karena terdapat gambar dan suara di dalamnya. Tema yang dipilih juga menarik karena dekat dengan kehidupan mereka seharihari. Hal ini membuat mereka menjadi bergairah untuk menulis. Temuan penting selanjutnya adalah koreksi silang atau pemeriksaan antarteman secara silang mampu menumbuhkan motivasi positif siswa dalam proses pembelajaran menulis. Koreksi silang merupakan tahapan evaluasi mandiri yang sangat efektif diterapkan dalam menganalisis sebuah karangan, tentunya dalam pembelajaran menulis. Dibutuhkan kepekaan, penguasaan konsep dan ketelitian untuk keefektifan penerapan koreksi silang ini. Penerapan koreksi silang yang dilakukan di kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli
dilakukan dengan menukar hasil pekerjaan antarteman secara berpasangpasangan. Hasil tulisan siswa yang kurang atau salah diberikan tanda salah kemudian dilengkapi dengan revisi atas kesalahan tersebut. Hasil koreksi akan dikembalikan kepada pemilik tulisan itu untuk direnungkan sehingga tulisan siswa menjadi lebih baik lagi. Keefektifan pemeriksaan ini dilihat dari proses penerapannya. Pemeriksaan antarsiswa membuat siswa menjadi peka terhadap kesalahan-kesalahan yang sering dialami siswa. Siswa juga merasa gengsi jika tulisan mereka mengandung banyak kesalahan sehingga mereka akan sebaik dan setotal mungkin dalam membuat tulisan paragraf persuasi berikutnya. Pendapat ini senada dengan yang disampaikan oleh Stevick (dalam Suryani, 2009: 27) yang mengungkapkan bahwa pemberian koreksi silang atau umpan balik yang dilakukan oleh teman sebaya siswa merupakan cara koreksi kesalahan yang lebih informatif karena diberikan oleh orang yang memiliki kemampuan yang sebanding. Selain itu dengan adanya penerapan teknik koreksi antarteman sebaya ini akan diperoleh manfaat diantaranya adalah memperkuat motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Pendapat Stevick cukup menguatkan bahwa koreksi silang yang diterapkan dalam menulis paragraf persuasi sangat dapat meningkatkan motifasi positif siswa dalam menulius paragraf persuasi dengan sebaik-baiknya. Temuan ini sejalan dengan temuan pada penelitian yang dilakukan Suryani dengan judul yaitu “Penerapan Teknik Koreksi Teman Sebaya untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan pada Siswa Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 (Penelitian Tindakan Kelas)”. Dengan menerapkan teknik koreksi teman sebaya atau koreksi silang kualitas proses pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta menjadi meningkatan. Peningkatan kualitas proses tersebut ditandai dengan: (a) peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran; (b) peningkatan perhatian dan konsentrasi
siswa selama pembelajaran; dan (c) peningkatan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan advertorial di TV juga dapat membuat siswa aktif secara independen dalam memahami materi paragraf persuasi. Hal tersebut merupakan temuan penting terakhir dalam penelitian ini. Dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan advertorial di TV ini, siswa tidak hanya berpangku tangan dalam memahami materi pembelajaran selayaknya proses belajar-mengajar konvensional yang selama ini diterapkan di kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli tetapi, siswa dituntut untuk aktif secara mandiri. Pertemuan pertama di setiap siklus, advertorial di TV dijadikan sebuah sumber informasi materi paragraf persuasi yang ditemukan secara independen oleh siswa. Dengan ketelitian, kepekaan dan kecermatan siswa dapat menemukan sendiri materi paragraf persuasi tanpa diberikan paparan yang detail oleh guru sehingga siswa sangat berperan aktif. Bentuk paragraf persuasi tidak hanya berupa teori namun, dengan advertorial di TV ini, siswa mampu melihat wujud nyata sebuah paragraf persuasi mulai dari struktur, gaya bahasa, penanda-penanda persuasi hingga informasi apa saja yang harus disuguhkan dalam membuat paragraf persuasi. Hal itu tentu dapat ditemukan di dalam tayangan advertorial di TV walau dengan proses penemuan sekalingus pengolahan dengan teknik diskusi kelompok. Kegiatan ini merupakan kegiatan siswa menemukan sekalingus mendapatkan materi pelajaran dengan mandiri sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Rendra Widyatama (2009:84-85) yang menyatakan advertorial mempunyai ukuran luas sebagai mana ukuran display, hanya saja teknik penyampaian pesan lebih diarahkan pada bentuk seperti sebuah berita, dengan naskah yang panjang. Advertorial di TV merupakan tayangan berupa audiovisual yang disampaikan secara deskriptif, argumentatif, dan persuasif sehingga
membantu siswa dalam memahami konsep menulis mempersuasif. Seluruh siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan advertorial di TV secara aktif dan produktif. Siswa mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik, penuh keseriusan, dan tanpa adanya beban. Apabila siswa menemui kendala dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi, siswa tidak segan untuk bertanya kepada guru dan berdiskusi dengan teman terdekatnya sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik. Beberapa langkah pembelajaran juga diisi dengan diskusi kelompok. Diskusi ini merupakan ajang refleksi bagi siswa maupun guru. Setelah menulis paragraf persuasi, siswa diminta untuk mememeriksan hasil tulisan temannya (koreksi silang). Setelah itu, siswa akan memperbaiki kesalahan yang ditemukan oleh siswa lain. Sebelumnya siswa menpresentasikan secara sederhana hasil temuannya Siswa bisa memberikan kesan, saran, atau kritik terhadap hasil temuan kesalannya. Hal ini mampu mendorong siswa untuk memperbaiki diri agar mampu menulis dengan lebih baik. Melalui penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi ini, guru dan siswa mampu mendapatkan data mengenai masalah apa yang dihadapi siswa selama menulis paragraf persuasi. Guru dapat mengidentifikasi masalah siswa, menganalisis ragam masalah yang muncul, mencari penyebab munculnya masalah tersebut, dan menentukan jalan keluar terbaik untuk menanggulangi masalah tersebut. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari penggunaan advertorial di TV untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi. Penggunaan advertorial di TV ini menekankan dua hal yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar, yakni hasil belajar dan proses belajar. Siswa mampu meningkatkan hasil belajar menulis paragraf persuasi. Proses belajar menulis paragraf persuasi pun dapat berlangsung aktif, inspiratif, dan menyenangkan. Proses belajar yang baik
mampu mewujudkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar menulis paragraf persuasi siswa berhasil memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan demikian siswa telah mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan dan proses belajar menulis paragraf persuasi. Pembelajaran menulis paragraf persuasi siswa juga dapat berlangsung dengan baik, aktif, produktif, kondusif, serta disenangi oleh siswa dan guru. Penggunaan advertorial di TV cukup meningkatkan mutu pembelajaran menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli. Hal ini dapat diidentifikasi dari adanya kondisi yang menandai pembelajaran menulis paragraf persuasi tersebut sudah memiliki mutu yang telah memenuhi standar. Kondisi tersebut antara lain pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan advertorial di TV memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif; pembelajaran menulis paragraf persuasi berlangsung secara interaktif dan inspiratif antarsiswa, antara siswa dan guru, serta antara siswa dan materi pelajaran menulis; pembelajaran menulis paragraf persuasi disenangi oleh siswa sehingga siswa tidak merasa terbebani dalam menulis; pembelajaran menulis paragraf persuasi memberikan tantangan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dalam menulis paragraf persuasi; dan pembelajaran menulis paragraf persuasi mampu mengantarkan siswa untuk mampu mencapai kompetensi yang ditetapkan pada aspek menulis paragraf persuasi. Kondisi tersebut telah ditemukan pada penggunaan advertorial di TV dalam upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli. Dengan demikian, untuk mengatasi beragam permasalahan yang ditemui oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi, guru dapat menggunakan advertorial di TV. Penggunaan advertorial di TV dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan alternatif dalam upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, dapat dirumuskan simpulan dari penelitian yang berjudul Penggunaan Advertorial di TV untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Persusi Siswa Kelas X UPW di SMK Negeri 2 Bangli. Langkah-langkah pembelajaran yang efektif melalui penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi diawali dengan pemutaran advertorial di TV dan siswa menangkap informasi penting yang terdapat dalam advertorial di TV tersebut dengan menerapkan aktivitas pencatatan kecil. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pemberian tes menulis paragraf persuasi, pemberian motivasi kepada siswa agar menulis dengan sekreatif mungkin, pemberian waktu untuk mengerjakan tes menulis paragraf persuasi, koreksi silang yang berupa pemeriksaan hasil tulisan siswa yang diperiksa oleh temannya secara silang, diskusi kecil untuk pembahasan kesalahan yang ditemukan, serta pemberian pengarahan dan penguatan kepada siswa. Melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang efektif, baik dan terencana, penggunaan advertorial di TV ternyata mampu meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X UPW SMK Negeri 2 Bangli. Respons siswa terhadap penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi sangat positif. Hal itu dapat dilihat dari skor respons siswa terhadap penggunaan advertorial di TV dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi pada siklus I dan siklus II yang merespons positif dan sangat positif. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, guru dituntut untuk mampu mengadopsi dan mengadaptasi berbagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
disarankan untuk menggunkan media advertorial di TV karena media ini memiliki beberapa keunggulan yang telah mampu meningkatkan kemampuan menulis pararaf persuasi siswa. Untuk menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dengan menggunakan tayangan advertorial di TV, guru seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk mampu melaksanakan seluruh rangkaian pembelajaran dengan baik dan benar. Hai itu meliputi menyiapkan segala sarana dan prasarana penunjang pembelajaran secara optimal untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran. Memotivasi dari guru terhadap siswa juga sangat penting untuk psikis siswa agar siswa dapat menjalankan pembelajaran dengan baik. Ketiga, di dalam proses belajar mengajar siswa hendaknya percaya diri dan mengoptimalkan segala kreativitas agar mampu menulis paragraf persuasi sebaik mungkin. Siswa hendaknya juga berperan serta secara aktif dan responsif selama mengikuti pembelajaran menulis serta aktif secara independen. Keempat, peneliti mengharapkan peneliti lain untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini yang berkaitan dengan advertorial di TV. Salah satu masalah yang menarik untuk diteliti adalah penggunaan advertorial di TV untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis iklan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Fitriani, Rina. 2010. Keefektifan Media Tayangan Iklan Layanan Masyarakat di Televisi dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi (Kuasi Eksperimen pada siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010). Skripsi. (tidak diterbitkan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran. Yogyakarta: Diva Press. Rendra, Widyatama. 2007. Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Sambas, Lesmana. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan menulis Karangan Persuasi Siswa Kelas X dengan media iklan Audiovisual (penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 6 Bandung). Skripsi. (tidak diterbitkan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Setyaningsih, Ari. 2009. Penggunaan Media Iklan Layanan Masyarakat untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Persuasi pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri I Mojolaban. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sudrajat, Akhmad., 2008, Media Pembelajaran, [online], (http://akhmadsudrajat.wordpress.c om/2008/ 01/12/mediapembelajaran/, diakses tanggal 27 Juni 2013). Suryani. 2009. Penerapan Teknik Koreksi Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan pada siswa Kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. (tidak diterbitkan). Surakarta: : Universitas Sebelas Maret. Wardhani, Igak & Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wendra, Drs. I Wayan, M.Pd. 2007. Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja: Undiksha Singaraja.