PENGEMBANGAN WISATA KOTA SEBAGAI PARIWISATA MASA DEPAN INDONESIA
Pendahuluan Penduduk kota, sejak tahun 2000, ada 41% meningkat menjadi 50% pada tahun 2005. (The Comparative Urban Studies Project di Woldrow Wilson, 2006)
Tahun 2050, terdapat 85% penduduk dunia akan hidup di daerah perkotaan (World Bank, 20012).
Sebagaian besar kota-kota di Indonesia layak untuk dikembangkan sebagai kota wisata ataupun wisata kota jika dilihat dari beberapa komponen yang menjadi karakter sebuah kota
Pendahuluan • Pertumbuhan penduduk perkotaan Indonesia tahun 1980 ada 27,29% menjadi 30,9% tahun 1990 dan Kecenderungan diperkirakan akan bertambah bertambahnya wilayah menjadi 50% pada tahun 2020 dan jumlah kota dari penduduk Indonesia (pengembangan wisata (Nawir, 2008). kota di Indonesia)
UNSUR PENDUKUNG WISATA DI KOTA Unsur aksesibiltas seperti: bandara, infrastruktur jalan raya, fasilitas publik lainnya. unsur atraksi atau daya tarik wisata, hampir sebagaian besar objek dan atraksi wisata berada di daerah perkotaan. unsur amenitas, sangat jarang seorang pebisnis atau investor mau membangun hotel atau restoran di daerah perdesaan.
unsur ensileri atau kelembagaan kepariwisataan, nyaris sebagaian besar berpusat di daerah perkotaan.
SUMBERDAYA DAYA TARIK WISATA KOTA • Balai Kota • Kawasan Jalan • Monumen Kota • Kuliner • Kampus atau Universitas • Mall atau Pusat perbelanjaan • Pasar Tradisional • Alun-alun • Taman Kota • Museum Kota • Pasar Malam
Konsepsi Wisata Kota
Prinsip-prinsip Pembangunan Pariwisata Berkalanjutan, United Nation (2005)
Atribut Wisata Kota Paris Van Java Tabel 4.1 Potensi Kota Bandung Sebagai Kota Wisata Atribut Ada/tidak Kondisi Keterangan 1. Balai Kota Ada Terpakai Gedung Sater/ Kantor Wali Kota 2. Kawasan Jalan Ada Baik Jalan Asia-Afrika 3. Monumen Kota Ada Baik Perjuangan Rakyat Jawa Barat 4. Kuliner Ada Populer Roti Belanda 5. Kampus atau Ada Populer IPB, ITB Universitas 6. Mall atau Pusat Ada Populer Metro Trade Center perbelanjaan 7. Pasar Tradisional Ada Populer Pasar Induk Gedebage, Bandung 8. Alun-alun Ada Populer Asia Afrika (Alun-alun Kota Bandung) 9. Taman Kota Ada Populer Jalan Ganesha; Taman Kantor Pemerintah Kota Bandung 10. Museum Kota Ada Populer Museum PTT 11. Pasar Malam Ada Populer Primarasa, Brownies Amanda dan Kartika Sari 12. Lainnya Ada Populer Trans Studio Bandung
Sumber: Berbagai Sumber
Pengelolaan Atribut Wisata Kota Secara nyata, sebagaian besar kota-kota di Indonesia layak untuk dikembangkan sebagai kota wisata ataupun wisata kota jika dilihat dari beberapa komponen yang menjadi karakter sebuah kota.
Komponen-komponen tersebut adalah adanya balai kota, kawasan jalan yang bermakna mitos dan nostaliga, monumen kota yang bermakna historis, kuliner khas kota, kampus atau universitas, mall atau pusat perbelanjaan, pasar tradisional, alun-alun, taman kota, museum kota, pasar malam, dan sumberdaya lainnya. Untuk dapat menjadikannya sebagai produk wisata, diperlukan integrasi aspek-aspek terkait yang terdiri dari aspek daya tarik kota, aspek transportasi, aspek fasilitas utama dan pendukung, dan aspek kelembagaan berupa atribut sumberdaya manusia, sistem, dan kelembagaan terkait lainnya.
CONTOH WISATA KOTA YANG BERHASIL Kota Sidney Australia (Studi Kasus)
Bangunan tua dimanfaatkan menampung Pedagang Kaki Lima.
Banyak bangunan gudang lama, direstorasi dan disulap menjadi mall PKL, termasuk di antaranya gudang dipelabuhan yang menjadi pusat kegiatan anak muda.
Ada anggapan, jika belum melihat Sidney Sunday Market atau Sydney Harbour, rasanya belum ke Sidney.
STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA KOTA YANG BERKELANJUTAN (United Nation, 2005) Berikut model ideal pengembangan wisata kota dengan konsep 4A+CI (integrasi antara attraction, amenity, accessibelity, ancilary, community involment)
Gambar 4.2 Model Ideal Pengembangan Wisata Kota Dimodifikasi dari Postma, (2006)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pembangunan wisata kota memerlukan aspek-aspek:
• Aspek daya tarik destinasi; • Aspek transportasi • Aspek fasilitas utama dan pendukung; • Aspek kelembagaan; • Keterlibatan Masyarakat Lokal
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kota sebagai pusat bisnis merupakan centrum dari akvitas malam para wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. pengelolaan dan penataan perlu mempertimbangkan:
• Penataan Sentra bisnis masyarakat lokal yang mestinya dapat digalakkan adalah sebagai berikut: Pasar Malam tradisional yang menjual segala bentuk cinderamata khas sebuah kota, makanan tradisional, pagelaran seni tari tradisional, Spa terapi, fisioterapi untuk penghilang lelah para wisatawan sehabis tour. • Penataan penginapan, hotel, dan sejenisnya mestinya dapat diarahkan pada pada area sub urban atau pinggiran kota untuk mengurangi kekroditan kota. • Penataan daerah atraksi wisata baik yang given/alamiah maupun man-made/buatan dapat diarahkan pada kawasan rural atau countryside.
TERIMAKASIH