[Pengembangan Profesional Tenaga Kependidikan Masa Depan]
Sauyunan ngawangun atikan di tatar parahiyangan
WOWO SUNARYO KUSWANA WOWO SUNARYO KUSWANA
PERUBAHAN DALAM KONTEKS TUGAS TENAGA KEPENDIDIKAN Hakikat manusia Filosofis pendidikan masa lalu- hari ini- masa depan Transformasi Teknologi Pendidikan dan Pemelajaran Pembinaan dan pelayanan pendidikan pasca otonomi
daerah Perlu upaya perbaikan kolektif
TUGAS MENDEWASAKAN DIDASARI
KESADARAN DAN KEDEWASAAN DIDASARI KASIH SAYANG DIDASARI AMANAH DIDASARI PELAYANAN PROFESIONAL BERPIKIR
POSITIVISME BERPIKIR POSTPOSITIVISME
POSITIVISME
POSTPOSITIVISME
FUNGSIONAL
PERBEDAAN
INTERPRETATIF
PERTENTANGAN
RASIONAL
MISTERI
RUANG DAN WAKTU
TANPA BATAS
ABAD 19-20
ABAD 21
KRISIS BANGSA SEBAGAI DAMPAK KEHILANGAN SESUATU ! KEHILANGAN HARTA TAK APA KEHILANGAN JABATAN BIASA KEHILANGAN NYAWA SUDAH
BIASA KEHILANGAN KEPERCAYAAN NISTA
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMELAJARAN (Æ1994 ) Perkembangan Teknologi Pemelajaran disebabkan oleh dukungan empat komponen konsep pendidikan, yaitu (1) psikologi pendidikan (2) media pendidikan dan (3) pendekatan pemelajaran sistem (4) teknologi produk Teknologi Pendidikan berkaitan dengan “software” dan “hardware”. “Software”. Sehubungan dengan urusan menganalisis dan mendesain urutan-urutan atau langkah-langkah belajar mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sistem penilaian keberhasilannya. Adapun “hardware” berkaitan dengan alat-alat bantu yang digunakan dalam membantu kegiatan belajar, dan dalam hal ini dikenal dengan istilah media pemelajaran
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMELAJARAN (PANDANGAN BARU) Teknologi Pendidikan dan Pemelajaran, sejak awal perkembangannya mengalami perubahan yang saling tumpang tindih, tergantung pada penekanannya. Oleh sebab itu, tidak heran apabila saat masih terjadi perbedaan terminology. Untuk memudahkan pemaknaan dapat kiranya catat pendapat Gary J. Anglin (1995:85-85) yang menyatakan bahwa landasan pengetahuan Teknologi Pendidikan dan Pemelajaran secara konseptual, harus dilandasi oleh: Instructional System Development (ISD) sebuah sub sistem dari Educational System Development (ESD). PROSES
PRODUK
ISD
ISD
INSTRUCTIONAL TEORIES
ESD
ESD
VISION (FUTURE)
PEMBINAAN DAN PELAYANAN PASCA OTNOMI DAERAH
PUSAT 10
PROVINSI 6
KAB/KOTA 48
REALISASI ?
PROFESI DAN PROFESIONALISME ? Greewood (dalam Vollmer,1966) mengemukakan esensial profesi adalah : Ω Pekerjaan yang dilandasi oleh suatu dasar teori sistematis Ω Kewenangan (authority) yang diakui oleh klien Ω Sanksi dalam pengakuan masyarakat atas kewenangan ini Ω Kode etik yang mengatur hubungan dari orang-orang profesional dengan klien dan teman sejawat Ω Kebudayaan profesi yang terdiri atas nilai-nilai norma-norma dan simbol-simbol profesi lainnya. Profesionalisme Dibangun Oleh Kompetensi “Kompetensi adalah performansi yang mengarah pada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan”. Makna dari kondisi performansi mengandung perilaku yang bertujuan yang bertujuan melebihi dari apa yang dapat diamati, mencakup proses berpikir, menilai dan mengambil keputusan.
PROFESI DAN PROFESIONALISME ? Kompetensi dasar Untuk memilihara dan memenuhi kebutuhan hidup Kompetensi umum Untuk bisa hidup bersama di masyarakat Kompetensi teknis/keterampilan Untuk melakukan suatu tugas atau kegiatan Kompetensi profesional Penentuan keputusan, berisi rangkaian kegiatan analisis-sisntesis, penggunaan pengetahuan dan pengalaman, pemikiran dan kreativitas. BAGAIMANA DENGAN KOMPETENSI GURU ?
KOMPETENSI GURU
PRIBADI KOMPETENSI NORMATIF SOSIAL GURU PROFESIONAL STANDARISASI KOMPETENSI PROFESIONAL SERTIFIKASI
KOMPONEN STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI GURU Karakteristik guru, dapat dipandang dari proses yang dihadapi oleh seseorang. Layanan guru secara terstruktur dapat dilihat dari tugas personal, tugas sosial dan tugas profesional. Tugas Personal Seorang profesional harus mampu berkaca pada dirinya sendiri, yang mencerminkan satu pribadi. Pribadi tersebut meliputi: Saya dengan konsep diri saya (self concept) Saya dengan ide diri saya (self idea) Saya dengan realita diri saya (selef reality) Tugas Sosial Seorang profesioanal harus dilandasi nilai-nilai kemanusian, dan kesadaran akan dampak lingkungan hidup dari efek tugasnya, serta mempunyai nilai ekonomi bagi kemaslahatan masyarakat secara luas. Tugas Profesional Seorang profesional mempunyai kebermaknaan ahli (expert), bertanggung jawab (responsibility) baik intelektual maupun sikap dan moral dan memiliki rasa kesejawatan.
KOMPETENSI KONSEPTUAL
KOMPETENSI TEKNIS
KOMPETENSI KONTEKSTUAL
KOMPETENSI ADAPTIF
KOMPETENSI INTERPERSONAL
TUNTUTAN TUGAS
PERILAKU GURU :
IDENTITAS
ETIKA
CARRER MARKETABILITY
KESEJAHTERAAN FISIK GURU ?
PERHATIAN PADA HASIL
MOTIVASI DAN KREATIF
YANG SIFATNYA MATERI MASIH DALAM PERJUANGAN KITA SEMUA MELALUI
BATHIN GURU : HARUS BER-DUIT D = O’A U = SAHA I = IKHTIAR T = TAWAQAL
- BANGUN KOMITMEN - KEBERSAMAAN - PROFESIONALISME
KUADRAN PERILAKU GURU DI SEKOLAH (KONGO)
Y Y +; X -
Y -; X -
ABSTRAKSI
Y +; X +
Y -; X +
KOMITMEN
X
PEMELAJARAN ORGANISASI DAN ORGANISASI PEMELAJARAN LEARNING ORGANIZATIONAL SEBAGAI BENTUK PENGEMBANGAN PROFESIONALISME Sange (1990) menjalaskan bahwa usia globalisasi sebagai satu sumber keunggulan kompetitif di mana sebuah organisasi dapat belajar dan bereaksi lebih cepat daripada kompetitornya. Ahli manajemen menggunakan insigh dan praktek serta disiplin ilmu lain seperti sosiologi, filsafat dan antropologi. Oleh sebab itu, cepat atau lambat studi tentang organisasi mesti memasuki area dimana filsafat dan ilmu sosial bertemu. Situasi organisasi mesti memasuki pula teori intelekual. Morgan (1997) adalah salah satu ahli teori organisasi yang berpijak pada teori sosiologi dan filsafat untuk mengeksplorasi fenomena organisasi secara metafora. Setelah menetapkan peran metafora yang pening dalam pemahaman organisasi, LO diperlukan sebagai sutau metafora dengan ujuan mengeksplor kemungkinan interpretasi konsep, dengan keyakinan bahwa metafora dapat memperjelas dan sekaligus juga mengaburkan. Paul Ricoceur melakukan konseptual ulang secara holistik terhadap LO dengan menggunakan teori naratif.
Perbedaan Organizational Learning dan Learning Organization
Terdapat tiga perbedaan yang mendasar : Learning organization adalah sebuah bentuk organisasi sedangkan Organizaional learning adalah aktivitas atau proses ( pembelajaran) dalam organisasi. Learning organization memerlukan upaya khusus sedangkan Organizaional learning ada atau tanpa upaya apapun Organizational learning adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan tipe aktivitas tertentu yang dilakukan dalam organisasi, sedangkan learning organization mengacu pada sebuah bentuk khusus organisasi. Tsang, 1977 :Dbella,1995; Elkjaer, 1999;Fringer & Burgin Brand, 1999, Lundberg, 1995)
ORGANIZATIONAL LEARNING
Character of the content Processes Amoun of normativity Descriptive Exists naturally Neutral Necessary Obtainable Known Group of target Academics
LEARNING ORGANIZATION Organization form Normative Needs activity Preferable Not necessary Uncreachable Unknown Practioners Consultants
ORGANIZATION
PEOPLE LEARNING
KNOWLEDGE
TECHNOLOGY
LELVEVEL EL qqAADAPTIVE DAP qAqANNTICIPTAITVE TIC ORY qDqDEUE TEROIPATORY UTE qAqACCTION RO TION
L LELVEEVELIVIDDUUALAL D I q qININDIVUP O P ION q qGGRROUANIZIAZTATION G N q qOORRGA
LEARNING SKILL q SYSTEM THINKING q MENTAL MODELS q PERSONAL MASTERY q TEAM LEARNING q SHARED VISION q DIALOG
KAPABEL
KREDIBEL
AKUNTABEL
KOPEMPETENSI --PROFESIONAL
PERSEPSI+SIKAP+MOTIVASI+KOMITMEN +
GURU MASA DEPAN