No. 68 | Desember 2013 | www.pii.or.id
ENGINEER MONTHLY Masa Depan & Tantangan Robot Indonesia
Prestasi Indonesia di Kompetisi Robot Internasional
ITB Sabet Prestasi di FIRA Roboworld Cup
Sosialisasi Sertifikasi Insinyur Profesional di Universitas Bakrie
login
Ir. Rudianto Handojo Direktur Eksekutif PII
Teknologi dan Perubahan Budaya ENGINEER MONTHLY Pemimpin Umum Ir. Rudianto Handojo Pemimpin Redaksi Ir. Aries R. Prima Editor Ir. Aries R. Prima Ir. Aditya Warman Ir. Mahmudi Kontributor Biro Media PII Koordinator Promosi Ir. Arfi Yesso Desain Grafis & Layout Elmoudy Freez Sekretariat PII Jl. Bandung No. 1, Menteng Jakarta Pusat 10310 Telp : (021) 31904251-52 Fax : (021) 31904657 Website : www.pii.or.id :
[email protected] Email
2 |
ENGINEER MONTHLY | No. 68
Kemajuan teknologi sangat memengaruhi kehidupan, bahkan budaya manusia. Dulu, sekira sampai 15 tahun lalu, kita masih banyak melihat orang saling berkirim kartu pos atau kartu ucapan pada hari raya keagamaan. Kini, dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, “budaya” saling berkirim kartu ucapan telah digantikan oleh peran pesan singkat, ucapan dalam surat elektronik dan ucapan pada media sosial. Teknologi juga dapat menghilangkan sebuah profesi dan menggantikannya dengan profesi lain. Misalnya saja perkembangan teknologi dalam bidang robotika akan “mengeliminasi” peran dari profesi tertentu. Fenomena ini, terutama, sudah mulai terlihat di negara-negara yang maju dalam pengembangan teknologi ini. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2013 di Amerika Serikat mengonfirmasi keadaan ini. Untuk itu, pada edisi kali ini, Engineer Monthly (EM) menurunkan laporan utama tentang perkembangan teknologi robotika di Indonesia dan dunia saat ini dan di masa depan. Juga dampaknya bagi kehidupan manusia dan beberapa profesi terkait dengan kemajuan robotika. Ulasannya akan disertai dengan infografis agar lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca yang budiman. Selain itu Anda akan disuguhi dengan artikel-artikel yang tidak kalah pentingnya, seperti artikel tentang hubungan antara perguruan tinggi dan industri dalam bentuk infografis, indeks inovasi Indonesia, dan artikel-artikel terkait dengan kegiatan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Selamat membaca.
www.pii.or.id
update
STATISTIK KOLABORASI
UNIVERSITAS-INDUSTRI DI INDONESIA DAN BEBERAPA NEGARA TETANGGA
Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII
www.pii.or.id
No. 68 | ENGINEER MONTHLY
| 3
technow
Saat ini robot mampu berpikir, bertindak dan berinteraksi layaknya manusia. Ya, manusia telah ‘memanusiakan’ robot. Dunia robot berkembang sangat menakjubkan dengan ‘populasi’ yang terus bergerak naik di banyak negara, terutama di sektor industri. Di Indonesia, pengembangan robot terbentur soal klasik, apalagi kalau bukan dana.
4 |
ENGINEER MONTHLY | No. 68 64
www.pii.or.id
technow
Perkembangan robot di Indonesia memang belum sedasyat yang terjadi di negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea Selatan maupun atau China. Maklum euforia robot di Tanah Air usianya baru sekira satu dekade yang ditandai dengan banyaknya pelajar dan mahasiswa Indonesia yang mendulang prestasi di ajang kompetisi robot internasional. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) pada 1990 pernah menggelar kompetisi robot tingkat nasional. Namun sejak itu gaung robot nyaris tak terdengar. Namun bukan berarti dunia robotik di Indonesia terhenti perkembangannya. Jauh sebelum itu, era 1980-an, kebijakan nasional pengembangan riset dan teknologi diarahkan dengan melibatkan permesinan otomatis. Mirip-mirip robot, walau tak bisa disebut robot. Hal itu bisa dilihat dari dikembangkannya laboratorium seperti Mesin perkakas Teknik Produksi dan Otomasi (MEPPO), kerjasama BPPT dengan ITB dan industri strategis, serta Laboratorium Elektronika Terapan (LET) di LIPI. Namun hasilnya sebatas pada penciptaan mesin-mesin otomatis yang lagi-lagi belum bisa disebut robot. Perkembangan robot pun menjadi sporadis dan bisa dikatakan kurang terarah. Mereka yang berhasrat mengembangkan robot, terus mengembangkan robot tanpa ada semacam political will pemerintah yang 'memayungi' perkembangannya. Di lingkungan militer teknologi robot terus dikembangkan. Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD yang ada di Karangploso, Kab. Malang, Jawa Timur, misalnya pada 2009 lalu telah www.pii.or.id
mampu menciptakan robot tempur dengan sistem kendali jarak jauh yang memanfaatkan gelombang radio. Sebenarnya dengan kreatifitas dan pengetahuan teknologi robot, memproduksi robot untuk pekerjaanpekerjaan tertentu di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan kita mengimpor robot. 'Robot Gegana' untuk menjinakkan bom yang diciptakan Brimob Polri misalnya, hanya menghabiskan biaya Rp350 juta untuk pembuatannya. Bandingkan dengan robot sejenis yang harganya bisa mencapai Rp6 miliar per unit dengan kemampuan yang sama. Dalam hal pengembangan robot, Indonesia memang terkendala masalah klasik, yakni dana. Kampus yang punya mahasiswa berprestasi di bidang robotik mencari dananya sendiri tanpa ada bantuan berarti dari pemerintah maupun swasta. Ke depan, tampaknya harus ada political will dari pemerintah mengenai pengembangan robot di Indonesia yang mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Hal itu penting mengingat kita punya modal kreatifitas, pengetahuan yang mumpuni soal robot dengan segudang prestasi kelas dunia yang sangat membanggakan.
No. 68 62 | ENGINEER MONTHLY
| 5
technow
PENGGUNAAN ROBOT DI INDUSTRI MAKIN MELUAS
Secara global robot industri terus mengalami pertumbuhan pesat, baik dalam hal kuantitas maupun fungsinya. Kalau pada 1990 hanya terdapat 454.000 robot industri, tahun ini jumlahnya diperkirakan sudah mencapai 1,2 juta robot. Penggunaan robot industri juga semakin meluas.
a
sia merupakan benua dengan 'populasi' robot terbanyak, yakni 50% disusul Eropa (32%), Amerika Utara (16%), Australia (1%) dan Afrika (1%). Dari populasi itu, sebanyak 30% robot berada di Jepang yang mendapuknya sebagai negeri dengan jumlah robot terbanyak di dunia. Namun Jepang tampaknya harus mawas diri, mengingat pemerintah Korea Selatan telah menargetkan bahwa pada 2015 -2020 setiap rumah yang ada di Negeri Ginseng itu akan dilengkapi robot untuk menyaingi teknologi robot ala Negeri Sakura. Terlepas dari persaingan Jepang dan Korea Selatan yang memang telah berakar kuat, produksi robot yang bisa dipakai di sektor industri setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada 2012 lalu, dari statistik yang dipublikasikan International Federation of Robotics (IFF), lebih dari 159.000 robot industri dijual secara global, dimana negara-negara seperti Jepang, China, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jerman menjadi negaranegara pengguna terbesar atau lebih dari 70%.
6 | ENGINEER MONTHLY | No. 68 6 | ENGINEER MONTHLY | No. 64
Secara rinci sebaran robot industri itu adalah sebagai berikut: Jepang (28.700 unit); China (23.000 unit); AS (22.400 unit), Korea Selatan (19.400 unit) dan Jerman (17.500 unit). Sementara mengenai kepadatan robot industri per 10.000 k ar yawan— berdasar k an data IFF pada 2011—adalah sebagai berikut: Korea Selatan (347); Jepang (339); Jerman (261); Swedia (157); Denmark (145); AS (135); Spanyol (131), Finlandia (130); dan Taiwan (129). Lantas bagagimana dengan kepadatan robot industri Asia? Di Thailand dari 10.000 karyawan 25 di antaranya menggunakan tenaga robot, Malaysia (22), China (21), Indonesia (15), Filipina (5) dan India (2). Mengenai jenis industrinya, otomotif berada di posisi teratas sebagai industri yang paling banyak menggunakan robot, yakni sebesar 36%. Hal itu terlihat dari persentase penjualan robot berdasarkan kategori industri yang dikeluarkan IFF pada 2011. Disusul oleh industri elektronika (23%), industri lain-lain (22%), logam dan mesin (9%), plastik dan karet (7%) dan industri makanan (3%).
www.pii.or.id
technow
Selain itu, industri pertanian juga bisa ditopang tenaga robot. Belum lama ini di Australia diterapkan teknologi robot yang mampu menggantikan traktor-traktor besar untuk menggarap lahan pertanian. Beberapa universitas di Negeri Kangguru itu, termasuk Universitas Queensland of Technology (UQT) kini tengah mengembangkan 'Agbots' atau 'Agribots' robot yang dirancang khusus untuk melakukan pekerjaan di industri pertanian. Robot tersebut disebut-sebut juga mampu membasmi gulma lebih cepat tanpa merusak tanah. Selain itu, penggunaan robot pertanian bisa menghemat hingga US$620 juta per tahun dalam proses produksi di industri gandum di negeri tersebut.
www.pii.or.id
No. 68 62 | ENGINEER MONTHLY
| 7 5
technow
Prestasi Indonesia di Kompetisi Robot Internasional 2007
Tim robot PENS (Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya) meraih posisi runner up di ajang Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon 2007 di Hanoi, Vietnam, 27 Agustus 2007.
2008
Tim robot PENS (Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya) kembali meraih juara III dan "Best Design Award" di ajang di Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon 2008 di Pune, India, 31 Agustus 2008.
2009
Tim robot Universitas Komputer Indonesia
(Unikom) menjadi juara pertama dan mendapatkan medali emas dalam kategori open fire fighting autonomus robot pada Robogames 2009 yang diadakan di Fort Mason, San Francisco, Amerika Serikat, 14 Juni 2009. Tim robot Indonesia berhasil meraih juara kedua dan ketiga tingkat junior (SLTP) regular category dalam kompetisi Olimpiade Robot Dunia 2009 (World Robot Olympiad/WRO) di Korea Selatan, 6-8 November 2009.
2010
Tim robot Universitas Komputer Indonesia
(Unikom) mendapat medali emas dalam kategori open fire fighting autonomus robot di Robogames 2010 berlangsung di San Mateo County Event Center, San Fransisco, Amerika Serikat, 24-25 April 2010. ⋅ Tim robot indonesia mendapatkan medali emas untuk kategori Robot Soccer di World Robotic Olympiad 2010 di Manila, Filipina, 6 November 2010.
8 |
ENGINEER MONTHLY | No. 68
2011
Di Kompetisi robot Trinity College Fire Fighting
Home Robot Contest yang berlangsung di Hartford, Connecticut, AS, 9-10 April 2011, Tim robot Universitas Komputer Indonesia (Unikom) menang di kategori RoboWaiter untuk juara 1 di tingkat advanced dan juara 1 dan 2. Tim robot ITB meraih kemenangan di kategori Walking Robot untuk juara 1 dan 2. Sementara Tim robot UGM meraih juara 1 dan 2 di kategori senior Wheeled Robot. ⋅ Di Robogames 2011 yang digelar pada 15-17 April 2011 di San Mateo, California, Amerika Serikat, tim robot Unikom memenangkan dua medali emas dari kategori Fire Fighting dan Ribbon Climber. Tim Roboboat Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menduduki peringkat 6 dan penghargaan Inovation in Design and cost performance di ajang Assosiation for UNAMED Vehicle System International (AUVSI) Foundation and ONR's 4th International RoboBoat Competition, yang digelar 9-12 Juni 2011 di Virginia, Amerika Serikat. Tiga anak Indonesia dari Mikroskil Robotic Center Medan meraih juara 3 untuk Regular Category Junior High School dalam olimpiade robot World Robotic Olympiad (WRO) 2011 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE), 18-20 November 2011.
www.pii.or.id
technow
2012
Pada kompetisi Trinity Fire Fighting Home Robot
Contest and Robo Waiter 2012 yang digelar di kampus Trinity College, Hartford, Connecticut, 30 Maret- 1 April 2012, tim robot Universitas Komputer Indonesia (Unikom) meraih juara 1 di kategori RoboWaiter di entry level serta juara 1 dan 2 untuk RoboWaiter pada advanced level. Sementara itu Tim robot Institut Teknologi Telkom Bandung menang juara 1 dan 2 di kategori Wheeled Robot dan juara 1 di kategori Walking Robot. Tim robot Universitas Komputer Indonesia (Unikom) memborong tiga medali emas dalam kontes robot Robogames 2012 dengan kategori Shooting Gallery, Walker Challenge, dan Ribbon Climber. Robogames 2012 dilangsungkan di San Mateo, California, Amerika Serikat, 20-22 April 2012. Tim Robot Rahmat dari Sekolah Dasar (SD) Plus Rahmat Kediri, Jawa Timur, berhasil menjuarai kompetisi robot pada ajang International Islamic School Robot Olympiad (IISRO) di Kuala Lumpur, Malaysia, 22-27 Mei. Tim ini berhasil meraih gelar juara pada kompetisi Robot Run, Indoor Aero Robot, dan Robot Transporter. Melalui Tim Roboboat, Undip mendapatkan Hull From Award pada Kejuaraan AUVSI Foundation and ONR's 5th International RoboBoat Competition pada 20-24 Juni 2012 di Virginia Beach, Amerika Serikat.
2013
Tim Robot Institut Teknologi Bandung (ITB)
memperoleh 1 medali emas, 1 medali perak dan 1 perunggu pada Kompetisi Robot Internasional 18th FIRA RoboWorld Cup 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia yang diselenggarakan pada tanggal 24-29 Agustus 2013. Ketiga medali tersebut adalah medali emas untuk kategori HuroCup Marathon, perak untuk kategori HuroCup Sprint dan perunggu untuk kategori HuroCup Obstacle Run. Di kompetisi Trinity Fire Fighting Home Robot Contest and Robo Waiter 2013 digelar di kampus Trinity College, Hartford, Connecticut, 6-7 April 2013 tim robot Universitas Komputer Indonesia (Unikom) menjuarai kategori Robowaiter pada advance level dengan menyabet juara I dan II sekaligus. Sedangkan tim robot UGM berhasil meraih Juara 1 untuk Fire Fighting Robot Berkaki. Di kompetisi RoboGames 2013, 19-21 April di San Mateo, California, Amerika Serikat, tim robot UGM mendapatkan dua medali emas yang diraih untuk kategori Fire Fighting Robot dan Natcar Robot sedangkan perak untuk kategori Balancer Robot. Sementara itu Tim robot Universitas Komputer Indonesia (Unikom) meraih 2 medali emas, 3 perak dan 1 perunggu. Medali emas diraih di kategori Shooting Gallery dan kategori Ribbon Climber. Sedangkan perak pada kategori Walker Challenge, kategori Table Top Nav dan kategori Ribbon Climber. Terakhir, perunggu diperoleh pada Table Top Nav.
robot akan gantikan tenaga manusia ?
C
epat atau lambat, suka atau tidak suka, di masa mendatang robot servis akan mendominasi pekerjaan yang kini banyak mengandalkan tenaga manusia. Saat ini robot servis banyak dipakai untuk membantu pekerjaan rumah tangga dan kantor. Tak hanya itu, robot servis juga mampu mengerjakan tugastugas yang lazim dikerjakan profesional seperti operasi bedah, navigasi, memerah susu, penyelamatan, melacak ranjau atau bahkan operasi militer. Robot servis dipakai karena tenaga kerja manusia setiap tahun bertambah usia dan secara kualitas menurun. Selain itu, upah tenaga kerja terus meningkat. Dua alasan inilah yang membuat robot servis dipilih untuk menggantikan tenaga manusia. Berdasarkan data yang ada, penjualan robot servis secara global terus mengalami peningkatan. Kalau pada 2008 lalu penjualan robot servis tercatat US$3,2 miliar, maka pada 2018 angkanya diprediksi bakal mencapai US$85,5 miliar. Angka itu diramalkan akan terus membengkak menjadi US$190 miliar pada 2020. Apalagi kini, robot juga sudah memiliki kemampuan berpikir, bertindak dan bahkan berinteraksi dengan manusia.
www.pii.or.id
No. 68 | ENGINEER MONTHLY
| 9
outlook
Lompatan Indeks Inovasi Indonesia Dalam laporan Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/ GII) pada 2013, Indonesia berada pada peringkat 85 dari 142 negara di dunia. Ini merupakan lompatan signifikan dari posisi 100 tahun lalu. Hasil ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari delapan negara dengan peningkatan peringkat tertinggi. Namun, jika dibandingkan dengan beberapa negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia terlihat masih tertinggal. Sebut saja Singapura yang berada di posisi ke-8, Malaysia (32), Thailand (57), Brunei Darussalam (74) dan Vietnam (76). Dari 7 pilar yang dinilai, masalah kelembagaan (institutions) adalah yang paling lemah, terutama yang terkait dengan persoalan regulasi. Pada penilaian ini Indonesia ditempatkan pada peringkat ke-138. Sedangkan yang paling baik adalah penilaian dari pilar karya kreatif (creative outputs), dimana Indonesia menempati posisi 57.
10 |
ENGINEER MONTHLY | No. 68
www.pii.or.id
champion
ITB Sabet Prestasi di FIRA Roboworld Cup
Sebanyak 12 mahasiswa S1 dan S2 yang tergabung dalam tim robot Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menyabet prestasi bergengsi dalam ajang FIRA Roboworld Cup 2013 di Kuala Lumpur, Agustus 2013 lalu.
K
ompetisi robot pemain bola diselenggarakan Federation of I nter nasional R obot-S occer Association (FIRA), dimana pada ajang kali ini terdapat tujuh kategori yang dipertandingkan, yakni Micro-Robot Soccer Tournament (Mirosot), Simulated Robot Soccer Tournament (Simurosot), Humanoid Robot Soccer Tournament (HuroCup), Autonomous Miniature Robot Soccer Tournament (Amiresot), N a n o - R o b o t S o cce r To u r n a m e nt (NaroSot), Android Soccer Tournament (AndroSot), Robot Soccer Tournament (RoboSot).
www.pii.or.id
Pada kompetisi ini, robot bermain bola tanpadikendali oleh manusia. Peran manusiahanya menjadi wasit dalam pertandingan tersebut. Tim robot ITB yang mengikuti ajang bergengsi tersebut dibagi menjadi dua tim, yaitu tim MiroSof dan HuroCup. Seperti pada kategori Mirosot, robot bertanding di lapangan kecil berukuran 4 cm x 4 cm x 5,5 cm. Peserta harus mengaturskema p e r m a i n a n y a n g b a i k denganmenggunakan artificial intelligence (AI), dimana robot dirancang memiliki kemampuan membaca lapangan, pengendalaianreal time yang presisi. Robot seperti ini dirancang agar dapat bekerjasama secara mandiri [autonomous].
ia disebut juga humanoid robot. Dalam perhelatan HuroCup terdapat sembilan tantangan yang harus dilewati, yaitu Penalty Kick, Obstacle Run, Sprint, Marathon, Lift and Carry, Weight Lifting, Basketball, Soccer dan Climbing Wall. "Dari kategori itu tim ITB hanya mengikuti empat tantangan, yaitu Penalty Kick, Obstacle Run, Sprint dan Marathon," kata Mohammad Luqman yang mewakili tim HuroCup. Pada kategori HuroCup tim robot ITB meraih satu medali emas (HuroCup Marathon), medali perak (HuroCup Sprint), dan medali perunggu pada k ategori (HuroCup Obstacle Run). Mereka mampu mengalahkan 10 negara yang mengikuti ajang FIRA ke-18 ini.
Lain pula dengan robot HuroCup, dimana robot ini didesain seperti manusia (human-like) memiliki dua kaki,
No. 68 | ENGINEER MONTHLY
| 11
piiactive
Sosialisasi Sistem Sertifikasi Insinyur Profesional Persatuan Insinyur Indonesia (SSIP PII) di Universitas Bakrie
F
akultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Bakrie bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyelenggarakan Sosialisasi Sistem Ser tifikasi Insinyur Profesional Persatuan Insinyur I ndonesia (SSIP PII) pada 7 November 2013 di R. 1-2, Universitas Bakrie, Jakarta. Acara sosialisasi dibuka oleh Rektor Universitas Bakrie, Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. Dalam sambutannya Prof. Sofia mengatakan sertifikasi penting karena berbagai hal. Antaralain adanya tuntutan profesionalisme dalam kehandalan kinerja insinyur, kebutuhan dari Pemerintah sebagai lembaga kewenangan ketenagakerjaan, serta tuntutan dari tatanan masyarakat profesi global yang merupakan tugas dan tanggung jawab profesi insinyur. Dalam acara sosialisasi dibahas juga m e n g e n a i Pe r k e m b a n g a n & Ta n t a n g a n S S I P - P I I ( S i s t i m Registrasi & Lisensi IP-PII) oleh Wakil
12 |
ENGINEER MONTHLY | No. 68
Ketua Komite Akreditasi & Sertifikasi, Ir. Achdiat Kurnadi, IPM. Mulai sejarah SSIP-PII hingga PerUndang-Undangan, Regulasi dan Sertifikasi Nasional. Pak Achdiat menjelaskan proses sistem sertifikasi dan manfaat SSIP bagi Negara, masyarakat luas, dan instansi pemerintah. Tujuannya adalah membangun daya saing ekonomi masyarakat, meningkatkan inovasi dan daya saing industri / jasa, disamping meningkatkan mutu pendidikan tinggi keinsinyuran mencapai keunggulan & Kesetaraan Internasional. Pembicara selanjutnya adalah Ir. Rudy Purwondo, MT, dari Bagian Bidang Diklat Badan Kejuruan Mesin Teknik Industri (BKMTI) yang menjelask an perihal Bakuan Kompetensi Insinyur Profesional (BKIP). Disampaikan, tujuan BKIP adalah sebagai tolok-ukur penilaian kualifikasi, klasifikasi IP pada setiap bidang keahlian, spesialisasi sektor industri/jasa keinsinyuran
mengikuti perkembangan IPTEK, industri memenuhi tuntutan pembangunan nasional dan berkeunggulan pada tataran Internasional. Selain itu paket BKIP dapat menjadi acuan untuk pengembang SDM insinyur profesional bagi semua pemangku kepentingan, seperti akademi pendidikan, unsur pemerintahan dan industri/jasa. Dalam kesempatan itu Ngadianto, mewakili Majelis Penilai dan Sekjen Badan Kejuruan Elektro (BKE) menjelaskan tata cara pengisian formulir aplikasi insinyur profesional (FAIP) dan dokumendokumen yang diperlukan untuk sertifikasi insinyur professional PII. Acara sosialisasi ditutup dengan penyerahan plakat oleh Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Bapak Esa Haruman Wiraatmadja, Ir., M.Sc.Eng., Ph.D. yang juga menjadi moderator dalam acara sosialisasi tersebut kepada Ir. Achdiat Kurnadi, IPM dan foto bersama.
www.pii.or.id
piiactive
INSINYUR PROFESIONAL PRATAMA DAN INSINYUR PROFESIONAL MADYA PERSATUAN INSINYUR INDONESIA per Desember 2013
B
erdasarkan pada Garis Besar Rencana Strategis Persatuan Insinyur Indonesia 2012-2015, sebagaimana diamanatkan oleh Kongres Nasional ke XIX PII, Majelis Penilai Badan Kejuruan Mesin Persatuan Insinyur Indonesia telah menjalankan tugasnya meneliti calon Insinyur Profesional yang memenuhi syarat memperoleh sertifikat Insinyur Profesional Pratama dan Insinyur Profesional Madya telah melaporkan hasil-hasilnya kepada Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia. Berikut ini adalah daftar penerima Sertifikat Insinyur Profesional Pratama dan Insinyur Profesional Madya pada Badan Kejuruan Elektro dan Badan kejuruan Teknik Mesin per Desember 2013:
BADAN KEJURUAN ELEKTRO INSINYUR PROFESIONAL PRATAMA
INSINYUR PROFESIONAL MADYA
BADAN KEJURUAN MESIN INSINYUR PROFESIONAL PRATAMA
INSINYUR PROFESIONAL MADYA
www.pii.or.id
No. 68 | ENGINEER MONTHLY
| 13
mindset
PII & Kode Etik Insinyur Indonesia: Peranannya terhadap Profesi Keinsinyuran & Kehidupan Berbangsa Ir. Habibie Razak, MM., IPM ASEAN Engineer – Praktisi Keinsiyuran, Wakil Ketua Bidang Energi dan Kelistrikan PII Periode 2012 – 2015
P
ersatuan Insinyur Indonesia (PII) adalah organisasi yang berdiri sejak Tahun 1952 didirikan oleh Bapak Ir. Djuanda Kartawidjaja dan Bapak Ir. Rooseno Soeryohadikoesoemo di Bandung, merupakan organisasi profesi tertua kedua di Indonesia setelah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dalam sejarahnya PII telah banyak menelurkan cendekiawan-cendekiawan dan profesionalprofesional yang memegang peranan penting di tanah air kita dalam beberapa dekade ini. PII di dalam menjalankan proses kaderisasi insinyur melalui continuous development program (CPD) yang isi programnya selain berisikan pengetahuan keinsinyuran (sains dan teknologi) juga menitikberatkan pada pengenalan dan pemantapan pembahasan mengenai ’etika profesi Insinyur’. Sarjana Teknik diharapkan setelah menjadi Anggota PII diwajibkan memegang teguh etika profesi keinsinyuran yang dituliskan dalam Kode Etik Insinyur Indonesia, Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia*. Catur karsa adalah 4 prinsip dasar yang wajib dimiliki oleh Insinyur Indonesia antara lain: (1) mengutamakan keluhuran budi, (2) menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia, (3) bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dan (4) meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran. Saya membaca 4 prinsip dasar ini menyimpulkan Insinyur Indonesia dituntut menjadi insan yang memiliki integritas (budi pekerti luhur) dan semata-mata bekerja mendahulukan kepentingan masyarakat dan umat manusia dari kepentingan pribadi dengan senantiasa mengembangkan kompetensi dan
14 |
ENGINEER MONTHLY | No. 68
keahlian engineeringnya. Sapta Dharma adalah 7 tuntunan sikap dan perilaku Insinyur yang merupakan pengejawantahan dari catur karsa tadi antara lain: (1) mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, (2) bekerja sesuai dengan kompetensinya, (3) hanya menyatakan pendapat yang dapat diper tanggungjawabkan, (4) menghindari pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya, (5) membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing, (6) memegang teguh kehormatan dan martabat profesi dan (7) mengembangkan kemampuan profesional. Apabila kita baca lagi lebih seksama, sapta dharma substansinya adalah sama dan seiring dengan catur karsa, bahwa Insinyur Indonesia dituntut untuk memegang teguh etika dan integritas di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di mana pun dia bekerja sehingga dia bisa tetap mempertahankan reputasi profesinya dari waktu ke waktu. Substansi utama kode etik Insinyur menurut saya tidak lain adalah etika dan integritas. Apa pun yang Insinyur lakukan entah itu dalam rangka pengembangan kompetensi keinsinyuran atau pun dalam rangka membangun hasil karya keinsinyuran tetap saja selalu mengacu pada prinsip etika dan integritas. Penulis lebih dalam lagi mengupas salah satu tuntunan sikap dan perilaku Insinyur yakni membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing. Beberapa uraian dari sikap dan perilaku ini adalah antara lain: memprakarsai pemberantasan praktek-praktek kecurangan
www.pii.or.id
mindset
dan penipuan; tidak menawarkan, memberi, meminta atau menerima segala macam bentuk perlakuan yang menyalahi ketentuan dan prosedur yang berlaku, baik dalam rangka mendapatkan kontrak atau untuk mempengaruhi proses evaluasi penyelesaian pekerjaan. Dua uraian ini memaparkan betapa perlunya seorang Insinyur di dalam menjalankan praktek-praktek keinsinyuran mengikuti etika dan aturan hukum yang berlaku, on how the engineers should act. Insinyur dituntut untuk tidak tergoda dengan segala bentuk penyuapan atau gratifikasi atau bribe dalam istilah Inggris. Bahkan Insinyur dituntut untuk memkampanyekan anti-kecurangan, anti-penipuan termasuk anti-penyuapan dan berbagai bentuk korupsi dalam ruang lingkup organisasi di mana dia berada, ruang lingkup masyarakat, bangsa dan negara bahkan dalam ruang lingkup proyek-proyek internasional yang melibatkan banyak negara. Tahun 2011 lalu Pemerintah mencanangkan program MP3EI dengan tujuan mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan delapan (8) program utama meliputi sektor industri manufaktur, pertambangan, pertanian, kelautan, pariwisata, telekomunikasi, energi dan pengembangan kawasan strategis nasional. Target yang ingin diraih bukanlah main-main. Tahun 2011 PDB kita US$846 miliar dengan PDB per kapita US$3.495 dan menjadikan Indonesia peringkat ke-16 dunia, maka pada 2025 PDB Indonesia diperkirakan akan mencapai US$4.000 miliar dengan PDB per kapita US$14.250 dan berada di peringkat ke-11 dunia. Prediksi yang lebih jauh lagi pada 2045, saat 100 tahun kemerdekaan Indonesia, PDB ditargetkan akan mencapai US$15.000 atau berada di peringkat ke-6 dunia dengan PDB per kapita US$44.500. Untuk mengarah kesana ada beberapa hal yang bisa menjadi pendorong percepatan, yakni: (1) investasi berbagai kegiatan ekonomi di 6 koridor ekonomi: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara dan Papua-Kepulauan Maluku, semuanya senilai Rp2.226 triliun; (2) konektivitas yang sejatinya adalah pelengkapan infrastruktur senilai Rp1.786 triliun; dan (3) penyiapan SDM nasional dan penguasaan Iptek.
waktu penyerahan hasil dari setiap pekerjaan dan karyanya”, salah satu uraian dari tuntunan sikap dan perilaku Insinyur. Output dari proyek-proyek MP3EI ini sangat bergantung pada kualitas Insinyur-insinyur kita, semakin mature mereka (from technical and attitudes stand point) maka semakin bagus pula product deliverables proyek-proyek yang terselesaikan. Ini juga menjawab betapa pentingnya eksistensi organisasi PII di dalam mendidik dan membina Insinyur-insinyur pembangunan yang juga pastinya akan memegang peranan strategis pada segala lini kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Muncul satu pertanyaan pamungkas seorang mahasiswa kepada saya beberapa waktu lalu “Bagaimana dengan Insinyurinsinyur yang bekerja pada suatu lembaga kementerian atau lembaga pemerintahan misalnya, walaupun sudah tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek di lapangan apakah mereka masih diikat oleh kode etik Insinyur tadi?”. Jawabannya iya, di mana pun mereka berada, apa pun posisi dan jabatannya, sekali insinyur dia tetap adalah Insinyur dan akan tetap memegang teguh kode etiknya sebagai insinyur bahkan ketika menduduki posisi strategis di negeri ini mereka harusnya diharapkan lebih leluasa mengkampanyekan program pemberantasan praktek-praktek kecurangan, penipuan, bahkan praktek korupsi. Mereka harus menjadi leader yang memberikan keteladanan tentang bagaimana Insinyur bersikap dan berperilaku sesuai dengan catur karsa sapta dharma Insinyur Indonesia. Penulis berandai-andai, seandainya periode depan ternyata yang terpilih menjadi Presiden Indonesia adalah Insinyur maka sepantasnyalah dia terus bersikap dan berperilaku sebagai Insinyur Indonesia dengan mengimplementasikan kode etik Insinyur di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin negara dan teladan rakyat. Mungkinkah ini terjadi lagi setelah Ir. Soekarno dan Ing. BJ Habibie? Saya mengharapkan demikian.
Insinyur dalam kerangka MP3EI adalah sebagai aktor utama pembangunan, menjalankan profesi keinsinyuran pada proyek-proyek infrastruktur mulai terlibat dari fase inisiasi, fase perencanaan, fase eksekusi dan monitoring dan fase project close-out dan ini tidak main-main, pemerintah membutuhkan insinyur-insinyur handal yang mengedepankan profesionalisme, etika dan integritas dengan menjunjung tinggi dan menjalankan kode etik profesi Insinyur. “Insinyur-insinyur Indonesia diharapkan menjamin kehandalan serta keunggulan mutu, biaya dan
www.pii.or.id
No. 68 | ENGINEER MONTHLY
| 15
iframe
Joe Hin Tjio T
ak banyak dari kita yang mengenalnya. Padahal, Indonesia berdarah Tionghoa ini yang lahir pada 2 November 1919 ini adalah orang yang menemukan fakta bahwa kromoson manusia berjumlah 23 pasang pada 1955. Sebelumnya, orang mempercayai hasil penelitian dari Theophilus Painter yang menyatakan bahwa manusia memiliki 24 pasang kromosom.
Penemu Fakta Kromosom Manusia
Joe lahir dari keluarga keturunan Cina dan memperoleh pendidikan dasar dan menengah di masa penjajahan Belanda yang mengharuskannya mempelajari beberapa bahasa Eropa. Hal itu ternyata sangat berguna ketika ia belajar dan melakukan penelitian di beberapa negara di kawasan itu. Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya, ia pun melanjutkan pendidikan ke Sekolah Ilmu Pertanian di Bogor. Di sini ia mendalami bidang agronomi dan melakukan penelitian pada pengembangan tanaman hibrida yang tahan penyakit. Setelah Perang Dunia II usai, ilmuwan yang pernah ditawan dan disiksa tentara pendudukan Jepang karena sering memberikan bantuan medis kepada penduduk Indonesia ini mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda untuk melanjutkan pendidikan di negeri kincir angin tersebut. Akhir 1955, ketika sedang memisahkan kromosom dari inti sel, Joe menemukan bahwa manusia mempunyai 46 kromosom (23 pasang), bukan 48 kromosom (24 pasang) yang selama ini dipercaya orang. Penemuan ini mengejutkan sejumlah ilmuwan setelah hasilnya dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah di Eropa. Setelah itu Joe segera mendapat perhatian luas, termasuk dari Herman Muller, peraih Nobel di bidang genetika yang kemudian mengajaknya pindah ke Amerika Serikat pada 1957. Di negeri ini Joe mengembangkan penelitian kromosomnya dan juga mempelajari kaitan kromosom dengan leukimia dan keterbelakangan mental. Atas dedikasinya pada penelitian keterbelakangan mental, pada 1962, ahli sitogenetika ini dianugerahi International Prize Award dari yayasan Joseph Kennedy Jr., yang diserahkan oleh presiden AS pada waktu itu, John F. Kennedy.
16 |
ENGINEER MONTHLY | No. 68
www.pii.or.id