PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Yohana Kurniawati NIM: 121134097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Yohana Kurniawati NIM: 121134097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Terselesaikannya skripsi ini bukan karna kerja keras diri sendiri semata, namun juga karena bantuan dan dukungan berbagai pihak dan juga karna pertolonganNYA. Maka dengan bangga saya mempersembahkan skripsi ini kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendengar keluhanku dan selalu menyertai setiap langkahku. 2. Yohanes Purwanto dan Dwi Martanti, kedua orangtuaku yang selalu bekerja keras untuk membesarkanku dan kedua saudaraku, memberi kasih dan menceritakan pengalaman mereka serta selalu memberi nasihat yang baik untukku. 3. Adik saya, Abertus Ivan Setiyawan dan Elisabeth Puspita Sari yang selalu memberi saya semangat dengan senyum, canda, tawa, dan ajakan bermain mereka. 4. Teman-teman sepayung saya, khususnya I Gusti Ayu Mas Indah Prabawati Kepakisan dan Vita Kurniawati yang selalu mendukung saya dan menekan saya agar cepat menyelesaikan skripsi dengan mengajak saya mengerjakan bersama. 5. Sahabat-sahabat saya yang berjumlah 7 orang (Dewi, Dias, Septy, Siska, Sita, Titin, dan Vita) yang selalu menyemangati saya. 6. Sahabat SMA saya (Shella, Sisca, dan Rosa) yang selalu mengajak saya refreshing ketika proses mengerjakan skripsi yang panjang.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Dosen pembimbing, Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd yang selalu membimbing dan memberi masukan dalam proses penyusunan skripsi. 8. Keluarga besar SD Negeri Adisucipto I yang telah bersedia untuk bekerjasama dalam proses penyusunan skripsi.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
Selalu ada esok yang lebih indah, namun tetaplah lakukan apa yang harus dilakukan sekarang karena waktu tetap akan berjalan. ~NN~
Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. (Filipi, 2:12-16)
Tuhan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. (Yesaya, 40:29)
Hidup adalah perjuangan dan kebebasan dalam suatu aturan bahwa roda akan terus berputar. ~NN~
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Februari 2016 Peneliti,
Yohana Kurniawati
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Yohana Kurniawati
Nomor Mahasiswa
: 121134097
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya mapun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Februari 2016 Yang menyatakan,
Yohana Kurniawati
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Kurniawati, Yohana. (2016). Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pengembangan tes hasil belajar. Analisis kebutuhan penelitian ini berupa guru membutuhkan contoh tes hasil belajar yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar yang baik. Analisis data hasil uji coba produk diproses melalui software TAP (Test Analysis Program). Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan Borg dan Gall, namun penelitan ini hanya memakai tujuh langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain prototipe produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, dan (7) revisi desain. Prototipe produk divalidasi oleh empat validator dan diujicobakan di SD Negeri Adisucipto I yang memiliki kelas pararel. Produk dari penelitian ini adalah tes hasil belajar yang baik. Hasil penelitian berupa tujuh langkah pengembangan dan kualitas produk tes. Terdapat 27 soal yang valid dan reliabel dari 40 soal yang dibuat. Sebanyak 7 soal memiliki tingkat kesukaran mudah, 18 soal sedang, dan 2 soal sukar. Hasil analisis daya pembeda dan analisis pengecoh menunjukkan terdapat 2 soal yang kurang membedakan dan 14 soal memiliki pengecoh yang kurang berfungsi. Soal yang kurang membedakan dan pengecoh yang kurang berfungsi direvisi supaya dapat digunakan.
Kata Kunci: validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, pengecoh, dan kualitas tes.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Kurniawati, Yohana. (2016). Development of Mathematics Achievement Test in Materials of Angle Measurement for Fith Grade Students of Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. This research is based on the fact that there are a potential and problems related to the test development of learning result. The necessary analysis is teacher need a good learning result test. The purpose of this research is to developing good learning result tests and to description the product quality of developing achievement test. The result of the data analysis is processed through the TAP (Test Analysis Program) software. This research used was Research and Development with developing model by Borg and Gall, but this research just uses seven steps: (1) the potency and the problem, (2) data collection, (3) product prototype design, (4) the design of validation, (5) the revision of design, (6) the trial of design, (7) the revision of design. Product prototype is validated by four developers and the trial done at Adisucipto I Elementary School which owns parallel classes. The product of the investigation is a good learning result test. The results of the the reseacrh is seven steps of development and the product quality. There are 27 valid and reliable item sout of 40 items made. Among these 27 items, there are 7 items which are of easy-level, 18 items of medium-level, and 2 items of difficult-level. The analysis result of different potentials and deceiver analysis show that there are two items which are less distinguishable, and the 14 items that have the deceivers which do not work properly. The items which are less distinguishable and the dysfunctional deceivers are revised so that they can be used.
Keywords: validity, reliability, the difference potency, level of difficulty, deceiver, the test quality.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakasih karena berkat penyertaan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Pembuatan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yaitu: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran selama proses penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku Kaprodi PGSD. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd yang telah mendampingi peneliti selama skripsi.. 5. C.A selaku dosen Matematika di PGSD Universitas Sanata Dharma yang bersedia menjadi validator dalam penelitian ini. 6. L.A.E selaku dosen Evaluasi Pembelajaran di PGSD Universitas Sanaa Dharma yang bersedia menjadi validator dalam penelitian ini. 7. Guru kelas V SD Karitas Nandan dan guru kelas V SD Kanisius Kintelan I yang bersedia menjadi validator dalam penelitian ini. 8. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan, baik berupa materi maupun moril.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Meskipun demikian peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna untuk orang lain. Oleh karena itu peneliti meminta kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat memperbaikai skripsi yang telah dibuat ini.
Peneliti,
Yohana Kurniawati
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. viii ABSTRAK .......................................................................................................... ix ABSTRACT ........................................................................................................... x KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6 C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7 F. Batasan Istilah ................................................................................................ 8 G. Spesifikasi Produk.......................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10 A. Kajian Teori ................................................................................................. 10 1. Teori-teori yang Mendukung ................................................................. 10 a. Tes Hasil Belajar .............................................................................. 10 b. Konstruksi Tes Hasil Belajar ........................................................... 16 c. Pengembangan Tes Hasil Belajar..................................................... 24 d. Taksonomi Bloom yang Direvisi ..................................................... 29 2. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 33 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 35 C. Pertanyaan penelitian ................................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 38 A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 38 B. Setting Penelitian.......................................................................................... 45 1. Tempat Penelitian................................................................................... 45 2. Waktu Penelitian .................................................................................... 45 3. Subyek Penelitian ................................................................................... 45 4. Obyek Penelitian .................................................................................... 45 C. Prosedur Pengembangan .............................................................................. 45 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 49 1. Wawancara ............................................................................................. 49 2. Kuesioner ............................................................................................... 51 3. Tes .......................................................................................................... 51 E. Instrumen Penelitian..................................................................................... 53 1. Wawancara ............................................................................................. 53 2. Kuesioner ............................................................................................... 53 3. Tes .......................................................................................................... 54 F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 55 1. Analisis Data Kualitatif .......................................................................... 55 2. Analisis Data Kuantitatif ........................................................................ 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 62 A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 62 1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar ........................................... 62 2. Kualitas Tes Hasil Belajar ...................................................................... 66 B. Pembahasan .................................................................................................. 71 1. Prosedur Penembangan Tes Hasil Belajar ............................................. 71 2. Kualitas Tes Hasil Belajar ...................................................................... 74 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN .................................................................................................... 81 A. Kesimpulan .................................................................................................. 81 B. Keterbatasan Pengembangan ....................................................................... 82
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran ............................................................................................................. 82 DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... 83 LAMPIRAN ....................................................................................................... 86
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ......................................................................... 53 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes ...................................................................................... 54 Tabel 3.3 Kriteria Skor Klala Empat ................................................................. 56 Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas .......................................................................... 59 Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran .............................................................. 59 Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda .................................................................... 60 Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli ............................................................................. 64 Tabel 4.2 Validitas Soal Tipe A ......................................................................... 66 Tabel 4.3 Validitas Soal Tipe B ......................................................................... 67 Tabel 4.4 Tingkat Kesulitan Soal Tipe A........................................................... 68 Tabel 4.5 Tingkat Kesulitan Soal Tipe B ........................................................... 68 Tabel 4.6 Daya Pembeda Soal Tipe A ............................................................... 69 Tabel 4.7 Daya Pembeda Soal Tipe B ............................................................... 70 Tabel 4.8 Hasil Analisis Pengecoh Soal Valid Tipe A ...................................... 70 Tabel 4.9 Hasil Analisis Pengecoh Soal Valid Tipe B ...................................... 71 Tabel 4.10 Pengelompokkan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe A .................. 75 Tabel 4.11 Pengelompokkkan Daya Pembeda Soal Valid Tipe A.................... 76 Tabel 4.12 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe A .................................... 77 Tabel 4.13 Pengelompokkan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe B .................. 78 Tabel 4.14 Pengelompokkkan Daya Pembeda Soal Valid Tipe B .................... 79 Tabel 4.15 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe B .................................... 80
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mengumpulkan Data dengan Uji Kualitas ..................................... 28 Gambar 2.2 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan .............................. 35 Gambar 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan ................................. 39
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Wawancara ..................................................................................... 86 Lampiran 2 Format Validasi .............................................................................. 89 Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Validasi .......................................................... 114 Lampiran 4 Tipe Soal A ................................................................................... 116 Lampiran 5 Tipe Soal B ................................................................................... 121 Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa .................................................................. 126 Lampiran 7 Hasil Analisis Tipe A ................................................................... 130 Lampiran 8 Hasil Analisis Pengecoh Tipe A ................................................... 131 Lampiran 9 Hasil Analisis Tipe B.................................................................... 134 Lampiran 10 Hasil Analisis Pengecoh Tipe B ................................................. 135 Lampiran 11 Biodata Peneliti .......................................................................... 138
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tujuh bagian pendahuluan. Ketujuh bagian pendahuluan tersebut yaitu latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk. A. Latar Belakang Negara maju adalah negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas (Dally, 2010: 1). SDM yang memiliki kualitas yang baik dapat mengolah sumber daya alam yang ada di negaranya. Selain itu SDM yang berkualitas juga dapat menunjang kemajuan sebuah negara di dalam bidang elektronik, otomotif, komunikasi, dan lain sebagainya. Tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka negara tersebut tidak dapat bersaing dengan negara lain. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hasil yang diperoleh dari suatu perjuangan yang panjang. Perjuangan yang dimaksud adalah proses peningkatan kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Proses peningkatan kualitas SDM sendiri tidak lepas dari campur tangan lembaga pendidikan yang turut andil dalam mencerdaskan tunas bangsa sehingga menjadi bibit-bibit unggul yang akan memajukan negara. Kemajuan negara dapat terjadi dengan adanya lembaga pendidikan yang berkualitas. Lembaga pendidikan formal atau yang disebut sekolah dapat dikatakan berkualitas apabila tujuan sekolah tersebut dapat tercapai (Dally, 2010: 2).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Tujuan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal negara adalah untuk mengembangkan potensi siswa (Muslich, 2007: 2). Pengembangan potensi siswa tidak serta merta di dalam bidang akademik saja. Selain untuk pengembangan potensi siswa, sekolah juga bertujuan menggali potensi siswa secara lebih optimal. Penggalian dan pengembangan potensi siswa secara optimal dilakukan dengan harapan agar siswa mampu bertahan hidup di dalam masyarakat. Tujuan sekolah berdasarkan
pengertian-pengertian
di
atas
adalah
untuk
menggali
dan
mengembangkan potensi siswa agar mampu menghadapi dunia luas dengan kemampuan untuk bermasyarakat. Perkembangan potensi siswa dapat dilihat dari kemampuan lulusan pada jenjang pendidikan tertentu. Kemampuan lulusan setiap siswa sendiri merupakan tolak ukur kualitas pendidikan suatu negara. Kualitas pendidikan dapat dikatakan baik apabila kemampuan lulusan siswa juga baik, namun apabila kemampuan lulusan siswa buruk maka kualitas pendidikan negara tersebut juga akan buruk. Hal tersebut yang menunjukkan kemampuan lulusan tiap negara sebagai sebuah acuan dari baik buruknya kualitas pendidikan suatu negara. Kemampuan lulusan atau sering disebut sebagai kompetensi lulusan itu sendiri merupakan kemampuan untuk melakukan tugas atau pekerjaan tertentu (Muslich, 2007: 22). Kompetensi lulusan dapat terpenuhi apabila siswa dapat melakukan tugas yang diberikan. Siswa dapat melanjukan ke jenjang pendidikan berikutnya apabila siswa sudah memenuhi semua kompetensi lulusan yang harus dilalui di jenjang tersebut. Siswa yang mampu naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi berarti memiliki kemampuan lulusan yang harus dimiliki ketika siswa berada di jenjang yang sudah mereka tempuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Kualitas pendidikan dapat meningkat dengan dilakukannya peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian. Peningkatan kualitas pembelajaran sendiri memerlukan waktu yang tidak sebentar karena diperlukan uji coba untuk mengetahui model pembelajaran yang tepat untuk digunakan para pendidik dalam mengajar. Meningkatnya kualitas pembelajaran akan terlihat dari hasil asesmen siswa. Asesmen atau penilaian digunakan sebagai alat untuk mendapatkan data taraf pengetahuan dan keterampilan siswa (Subali, 2012: 1). Siswa dengan hasil asesmen atau nilai yang baik akan memotivasi siswa untuk semakin giat belajar serta memotivasi seorang pendidik untuk semakin semangat mengajar para siswa. Adanya sistem pembelajaran yang berkualitas akan meningkatkan kualitas pembelajaran serta peningkaan kualitas penilaian untuk memperoleh kualias pendidikan yang tinggi. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat setelah diadakan pengujian atau evaluasi. Evaluasi menurut Subali (2012: 1) adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dan dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan serta efisiensi dari sebuah program atau pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen atau alat ukur berupa tes maupun non-tes (Jihad dan Abdul, 2012: 67). Penyusunan instrumen perlu dilakukan dengan hati-hati karena bersangkutan dengan data yang akan diperoleh dari siswa. Instrumen yang baik akan menghasilkan data yang baik pula karena disusun dengan pertimbangan yang matang. Data yang didapat melalui instrumen yang baik merupakan tolak ukur kemampuan siswa yang tepat. Tolak ukur yang dimaksud adalah sejauh mana kemampuan siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Instrumen atau alat ukur yang baik harus memenuhi standar tertentu. Standar tersebut yaitu harus valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut sudah teruji secara pasti dapat memberikan informasi empirik sesuai dengan apa yang diukur (Subali, 2012: 107). Kevalidan sebuah instrumen ada kaitannya dengan tujuan serta interprestasi yang bersifat spesifik. Subali (2012: 107) memaparkan pula bahwa instrumen harus reliabel yang berarti suatu instrumen atau alat ukur jika dipakai secara berulang-ulang akan selalu tetap atau konsisten hasilnya. Instrumen atau alat ukur yang sudah valid dan reliabel dapat digunakan untuk memperoleh data sampai mana kemampuan siswa. Kualitas tes hasil belajar juga ditentukan oleh tiga faktor yaitu daya pembeda, tingkat kesulitan, dan analisis pengecoh. Ketiga faktor tersebut sangat diperhatikan dalam pembuatan tes apalagi tes dalam bentuk pilihan ganda. Soal yang ketiga faktornya baik akan dianggap tepat atau valid untuk diujikan kepada siswa. Setiap faktor memiliki suatu kriteria yang menjadi pedoman untuk melihat sebaik mana tes tersebut apabila dilihat dari faktor daya pembedanya, tingkat kesulitannya, maupun analisis pengecohnya. Faktor-faktor dalam butir soal inilah yang menjadi syarat mutlak sebagai acuan kualitas suatu instrumen atau soal (Purwanto, 2009: 99). Semua syarat atau ketentuan yang harusnya dimiliki sebuah instrumen atau alat ukur pada kenyataannya tidak benar-benar diperhatikan oleh pendidik. Para guru cenderung hanya memakai soal-soal dari buku atau membuat soal sendiri, tapi soal tersebut tidak diujikan terlebih dahulu untuk melihat kualitas soalnya. Hal ini ditunjukkan dari hasil wawancara kepada guru kelas V di SD Kanisius Kintelan dan SD Karitas Nandan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
terdapat beberapa data mengenai masalah pengembangan tes hasil belajar yang baik oleh guru. Pertama, mengenai pengetahuan guru tentang prosedur pengembangan tes hasil belajar yang baik. Satu dari dua guru ternyata tidak terlalu tahu tentang prosedur pengembangan tes yang baik karena hanya tahu secara sepintas melalui sosialisasi yang ada di SD tempatnya bekerja. Kedua, mengenai pembuatan tes hasil belajar yang baik. Terdapat satu guru yang belum pernah membuat tes hasil belajar yang baik sesuai prosedur pengembangan tes, sedangkan guru yang satu pernah membuat tes hasil belajar yang baik namun hanya sekali saat beliau baru menjadi seorang guru. Ketiga, waktu untuk membuat tes hasil belajar yang baik dan perlunya contoh tes hasil belajar yang sudah teruji kualitasnya. Kedua guru yang diwawancara mengatakan bahwa tidak ada waktu untuk membuat tes hasil belajar yang baik sesuai prosedur pengembangan, namun mereka juga menyatakan bahwa mereka membutuhkan contoh tes hasil belajar yang sudah teruji kualitasnya. Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru masih memiliki masalah dalam membuat tes hasil belajar yang baik. Kedua guru tersebut hanya memakai soal dari buku atau membuat soal yang belum teruji untuk sebagai pengukur kemampuan siswanya. Selain itu para guru membutuhkan contoh tes hasil belajar yang baik sebagai pedoman membuat tes hasil belajar sendiri. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
B. Pembatasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada pengembangan alat ukur berupa tes hasil belajar. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif, dan untuk mata pelajaran Matematika dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Tes yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. 2. Materi yang dijadikan alat ukur mengacu pada standar kompetensi 2 yaitu menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar 2.3 melakukan pengukuran sudut. 3. Tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut diperuntukkan untuk kelas V semester I.
C. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini ada dua yaitu : 1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD? 2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengembangkan tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD.
E. Manfaat Peneltian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teroritis Adanya teori dalam penelitian ini memberi manfaat sebagai bahan referensi dan pengetahuan mengenai pembuatan tes hasil belajar yang baik tentang materi pengukuran sudut untuk kelas V. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis adanya penelitian ini bagi sekolah, guru, peneliti, dan siswa sebagai berikut: a. Bagi guru Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru kelas V dapat membuat tes hasil belajarnya sendiri seperti contoh tes hasil belajar yang baik yang dibuat peneliti khususnya dalam mata pelajaran matematika. b. Bagi siswa Manfaat yang diperoleh siswa dengan adanya penelitian ini adalah siswa dapat mengukur kemampuan mereka khususnya dalam mata pelajaran matematika kelas V tentang pengukuran sudut. Bagi peneliti c. Bagi peneliti Manfaat yang diperoleh peneliti dengan adanya penelitian ini adalah peneliti mendapatkan pengalaman secara langsung dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
pembuatan tes hasil belajar khususnya mata pelajaran matematika kelas V tentang pengukuran sudut. Peneliti juga
dapat menambah wawasan
tentang cara membuat tes hasil belajar yang berkualitas sesuai kaidah pembuatan tes yang benar. Selain itu peneliti juga dapat menganalisis soal baik validitas, reliabilitas, dan butir soalnya. d. Bagi sekolah Penelitian
ini
diharapkan
dapat
membantu
sekolah
dalam
hal
pengembangan tes hasil belajar yang baik.
F. Batasan Istilah 1. Pengembangan adalah langkah untuk menciptakan suatu produk. 2. Tes hasil belajar adalah instrumen yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa. 3. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang selalu berkembang yang mampu meningkatkan daya pikir seseorang dalam pemecahan masalah 4. Materi adalah suatu pokok bahasan yang dijadikan pedoman pembuatan soal. 5. Siswa adalah anak yang sedang mengenyam pendidikan di sekolah 6. Validitas adalah pengujian untuk menentukan sesuai tidaknya soal dengan materi ajar serta tujuan dibuatnya soal. 7. Reliabilitas adalah ukuran tingkat konsistensi suatu tes. 8. Karakteristik butir soal adalah ciri khas setiap item instrumen yang sesuai dengan kaidah pembuatannya. 9. Instrumen adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
10. Data adalah angka yang menunjukkan sampai di mana kemajuan siswa jika diukur menggunakan sebuah skala.
G. Spesifikasi Produk Produk tes hasil belajar disusun secara lengkap yang terdiri dari: 1.
Instrumen tes hasil belajar kognitif matematika materi pengukuran sudut berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, dilengkapi dengan kunci jawaban, ranah kognitif soal, dan tingkat kesukaran soal.
2.
Instrumen pilihan ganda sudah divalidasi oleh 4 ahli dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 3,21.
3.
Instrumen pilihan ganda sudah valid dengan validitas soal melebihi rtabel yaitu 0,35 untuk responden 32 siswa dan 0,36 untuk responden 30 siswa.
4.
Instrumen pilihan ganda sudah reliabel dengan masuk pada kategori cukup yaitu pada rentan 0,41 – 0,60.
5.
Instrumen pilihan ganda sudah mememiliki tingkat kesulitan mudah, sedang, dan sukar. Soal pada kriteria mudah pada rentan 0,71 ke atas, kriteria sedang pada rentan 0,30 – 0,71, dan kriteria sukar pada rentan kurang dari 0,30.
6.
Instrumen pilihan ganda sudah memenuhi kriteria daya pembeda minimal cukup membedakan yaitu pada rentan 0,40 – 0,59.
7.
Instrumen pilihan ganda sudah memiliki pengecoh yang berfungsi, yang sekurang-kurangnya 5% peserta tes atau setara 0,05 memilih pengecoh setiap soal.
8.
Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam arti penggunaan huruf besar dan tanda baca yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II dalam penelitian ini membahas empat pokok bahasan yaitu kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. A. Kajian Teori Kajian teori akan membahas empat pokok bahasan. Keempat pokok bahasan yang dibahas yaitu tes hasil belajar, kontruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil belajar, dan taksonomi Bloom yang direvisi. 1. Tes Hasil belajar a) Definisi tes hasil belajar Tes hasil belajar merupakan penggabungan dari kata tes dan hasil belajar. Tes menurut Sulistyorini (2009: 86) merupakan istilah dari bahasa Prancis kuno yaitu kata testum yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Bukhori (dalam Sulistyorini, 2009: 86) menjelaskan bahwa tes merupakan suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. Pengertian tes lainnya adalah suatu cara unutk melakukan penilaian yang bentuknya seperti tugas yang wajib dikerjakan siswa dengan tujuan mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa yang bersangkutan (Suwandi, 2010: 39). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat pengumpul informasi hasil belajar siswa dengan cara memberikan tugas yang wajib dikerjakan siswa yang bersangkutan.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Purwanto (2009: 44-45) memaparkan bahwa hasil belajar berasal dari dua kata yang berbeda yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil berarti suatu perolehan yang merupakan akibat dari dilakukannya suatu aktivitas tertentu atau proses yang mengakibatkan perubahan input secara fungsional. Kata “belajar” sendiri merupakan usaha yang dilakukan seseorang agar terjadi perubahan perilaku pada orang yang bersangkutan. Hasil belajar menurut arti setiap katanya berarti sebuah perubahan yang terjadi pada seseorang dalam segi sikap dan tingkah laku sebagai dampak dari suatu aktivitas yang dilakukan orang yang bersangkutan tersebut. Hasil belajar sendiri dapat berbentuk nilai atau pun sebuah karya. Purwanto (2009: 56) menambahkan bahwa tes hasil belajar merupakan salah satu alat ukur yang mengukur penampilan maksimal seseorang (dalam hal ini seorang siswa). Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah sebuah alat ukur yang menguji kemampuan siswa setelah melakukan usaha untuk merubah perilaku siswa tersebut. b) Jenis tes Suwandi (2010: 40) memaparkan bahwa tes dibagi menjadi beberapa jenis tergantung pada dasar yang digunakan. Dasar yang digunakan dalam menentukan jenis tes antara lain berdasarkan individu yang dites, jawaban yang dikehendaki, penyusunnya, pengukur keberhasilan, dan bentuk tes. Berikut penjabaran jenisjenis tes menurut Suwandi: 1. Jenis tes menurut individu yang dites Tes semacam ini merupakan tes yang berdasar pada jumlah individu yang akan dites. Tes jenis ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes individual dan tes kelompok. Tes individual berarti kegiatan tes yang hanya akan dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
oleh seorang siswa, sedangkan tes kelompok berarti tes yang harus dihadapi sejumlah kelompok misalnya satu kelas (Suwandi, 2010: 40). 2. Jenis tes menurut jawaban Tes menurut jawaban berarti tes ini berdasarkan pada jawaban yang dikehendaki yang diberikan siswa. Tes semacam ini dapat dibedakan ke dalam tes perbuatan dan tes verbal. Tes perbuatan merupakan tes yang menuntut respon dari siswa berupa tingkah laku yang melibatkan gerakan otot dengan kata lain tes ini berkaikan dengan aspek psikomotor. Berbeda dengan tes perbuatan, tes verbal merupakan tes yang menghendaki jawaban siswa berupa tingkah laku verbal yaitu jawaban berupa bahasa yang berisi kata-kata dan kalimat. Tes verbal sendiri dibagi lagi menjadi tes tertulis dan tes lisan (Suwandi, 2010: 40-41). 3. Jenis tes menurut penyusunannya Tes menurut penyusunnya merupakan tes yang melihat susunan suatu tes. Tes jenis ini dibedakan ke dalam tes buatan guru dan tes standar. Tes buatan guru berarti tes yang dibuat oleh guru kelas itu sendiri. Tes seperti ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan setelah proses pengajaran selesai. Keunggulan tes semacam ini adalah guru dapat mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi, sedangkan kekurangnya adalah kurangnya pengujian terhadap soal yang diteskan, sehingga taraf ketepercayaan tes yang dibuat guru sering dianggap rendah. Kebalikan dengan tes buatan guru, tes standar adalah tes yang telah distandarkan. Tes standar sendiri dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes bakat (aptitude test) dan tes prestasi (achievement test). Tes bakat dan tes prestasi sendiri sebenarnya saling tumpang tindih, namun tes yang biasanya lebih sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
dipakai adalah tes prestasi. Tes standar memilki kelebihan yaitu dapat dipergunakan di semua sekolah dan kelayakan, kesahihan, serta kepercayaan tes ini sudah terbukti (Suwandi, 2010: 41-44). 4. Jenis tes pengukur keberhasilan Tes semacam ini umumnya digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar (Suwandi, 2010: 44). Ada empat tes yang terdapat dalam jenis tes ini yaitu (a) tes kemampuan awal; (b) tes diagnostik; (c) tes formatif; dan (d) tes sumatif. Penjabaran keempat tes ini dapat dijelaskan sebagai berikut: (a)
Tes kemampuan awal merupakan tes yang dilakukan sebelum siswa
mengalam proses belajar. Tes ini dibagi menjadi tiga macam yaitu pretes yang merupakan tes kemampuan awal bagi siswa dengan maksud untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum memulai proses belajar, lalu tes prasyarat yang merupakan tes yang dilakukan sebelum seseorang melakukan pendidikan tertentu dengan maksud untuk mengetahui kemampuan atau keterampilan tertentu yang dimiliki orang tersebut, dan yang terakhir adalah tes penempatan yang bertujuan mengetahui tingkat kemampuan siswa untuk kemudian menempatkannya pada tingkat kemampuan yang sesuai (Suwandi, 2010: 44-45). (b) Tes diagnostik yang mana dilakukan sebelum atau selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Tes ini bertujuan untuk menemukan bahan-bahan pelajaran yang dirasa masih sulit untuk dipahami siswa. Informasi yang didapat dari tes tentang kelemahan siswa akan menjadi pedoman dasar untuk menyusun program remedial (Suwandi, 2010: 45-46).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
(c)
Tes formatif merupakan tes yang dilakukan selama kegiatan belajar
mengajar masih berlangsung, lebih tepatnya dilakukan pada setiap akhir satuan bahasan. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat kemampuan dari siswa dalam mencapai tujuan yang berkaitan dengan pokok bahasan yang baru diselesaikan. Informasi yang didapat dari tes ini berguna untuk menilai efektivitas kegiatan pengajaran yang dilakukan (Suwandi, 2010: 46). (d) Tes sumatif yang merupakan tes yang dilakukan setelah semua kegiatan belajar mengajar selesai. Tes semacam ini pada umumnya dilkaukan pada ujian akhir semester. Tes ini mencakup seluruh bahan pelajaran diajarkan pada satu semester. Tes sumatif sendiri dilakukan pada setiap akhir semester sebagai ujian akhir semester (Suwandi, 2010: 46-47). 5. Jenis tes berdasarkan bentuknya Tes berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua yaitu tes esai dan tes obyektif (Suwandi, 2010: 47). Berikut penjabaran dari kedua tes tersebut: (a) Tes Esai Tes esai sendiri merupakan suatu bentuk pertanyaan yang jawabannya dituntut dalam bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Tes ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tes esai adalah tes ini memungkinan siswa menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, lalu menganalisis, menghubungkan, dan bahkan mengevaluasi sebuah informasi baru. Tes ini juga memungkinan siswa unutk menghubungkan fakta-fakta dan konsep yang mereka punya atau pelajari lalu mengkoherensikannya dengan pemikiran yang logis. Kelemahan dari tes esai ini yaitu cakupan materi yang ditanyakan terbilang terbatas (Suwandi, 2010: 47-48).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
(b) Tes Obyektif Bentuk tes lainnya adalah tes obyektif yang juga sering disebut sebagai tes jawab singkat. Tes ini memungkinan siswa hanya menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat bahkan hanya dengan memilih kode-kode tertentu sebagai perwakilan alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. Jawaban pada tes obyektif bersifat pasti dengan kata lain hanya ada satu kemungkinan jawaban benar. Siswa yang tidak menjawab jawaban yang sudah seharusnya dengan kata lain jawaban yang benar, maka akan dinyatakan salah. Jenis tes obyektif yang banyak dipergunakan adalah tes jawaban benar-salah (true-false) pilihan ganda (multiple choice), isian (completion), serta menjodohkan (matching). Tes jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan instrumen yang menilai kemampuan berpikir rendah yaitu kemampuan mengingat, sedangkan tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami (Suwandi, 2010: 48-49). Materi yang dicakup pada pilihan ganda cenderung luas, namun pilihan ganda memiliki kelemahan yaitu siswa tidak dapat mengembangkan sendiri jawaban mereka namun cenderung hanya memilih jawaban yang benar. Siswa yang tidak tahu jawaban mana yang benar, maka siswa tersebut hanya akan menerka jawaban mana yang benar dan memilihnya. Kelemahan pilihan ganda yang lain adalah kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik bagi guru, sehingga pilihan ganda kurang dianjurkan untuk dipakai dalam penilaian kelas. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes obyektif cukup efisien sebagai alat ukur kemampuan siswa, namun perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
adanya modifikasi agar siswa mampu berpikir tingkat tinggi sampai ke tahap create (Suwandi, 2010: 49-50). 2. Konstruksi Tes hasil Belajar Kontruksi tes hasil belajar meliputi tiga pokok bahasan. Ketiga pokok bahasan yang dimaksud adalah validitas, reliabilitas, dan karakteristik butir soal. Ketiganya memiliki peran penting dalam pembuatan tes hasil belajar. Tes hasil belajar akan baik tergantung ketiga pokok bahasan konstruksi tes tesebut, penjabaran dari ketiga pokok bahasan dalam konstruksi tes hasil belajar tersebut yaitu: a)
Validitas Validitas menurut Mardapi (2008: 16) adalah suatu penafsiran skor sebuah tes
seperti yang tercantum dalam tujuan penggunaan tes. Berbeda dengan Mardapi, Suwarto (2013: 94) memaparkan bahwa validitas adalah pertimbangan yang paling pokok di dalam pengembangan dan pengevaluasian tes, sedangkan Grondund (dalam Sukardi, 2008: 30) mengatakan bahwa validitas sendiri merupakan ketepatan interprestasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen evaluasi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa validitas merupakan suatu pertimbangan pokok dalam mengembangkan tes yang terfokus pada ketepatan interprestasi yang dihasilkan dari skor tes tersebut. Proses validitas sendiri melibatkan pengumpulan bukti untuk menyediakan penjelasan yang ilmiah. Validitas sendiri prosesnya dimulai dari pengajuan sebuah pernyataan yang eksplisit mengenai interprestasi-interprestasi dari suatu skor atau nilai tes. Pernyataan dalam validitas diajukan bersamaan dengan arti relevansi dari interprestasi tersebut. Interprestasi yang diajukan merujuk pada gagasan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
konsep yang akan diukur melalui sebuah tes. Saat proses validitas berlangsung, serta semua bukti baru mengenai arti dari suatu nilai tes telah ditemukan, maka tes tersebut mungkin memerlukan suatu revisi. Hal yang memerlukan revisi adalah kerangka kerja konseptual serta semua gagasan yang merupakan dasar suatu tes (Suwarto, 2013: 94-95). Validitas dibedakan menjadi empat, yaitu (1) validitas isi; (2) validitas konstruk; (3) validitas konkruen atau kesejajaran; dan (4) validitas ramalan atau prediksi (Sukardi, 2012: 122).
Widoyoko (2009: 129) memaparkan bahwa
keempat validitas tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu validitas internal (internal validity) dan validitas eksternal (external validity). Validitas internal terdiri dari validitas isi dan validitas konstruk sedangkan validitas eksternal terdiri dari validitas kesejajaran dan validitas ramalan atau prediksi. (1) Validitas isi Validitas isi menurut Azwar (2014: 42) adalah validitas yang dilakukan lewat pengujian kelayakan isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgement. Pengujian validitas isi sendiri dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Widoyoko, 2009: 129). Validitas isi sendiri sering dijelaskan melalui validitas tampang dan validitas logis. Validitas tampang merupakan proses validasi dari pemeriksaan terhadap butir soal tes untuk membuat kesimpulan bahwa tes tersebut mengukur aspek yang relevan. Validitas logis sering juga disebut validitas pencuplikan yang menuntut batasan terhadap kawasan perilaku yang akan diukur dan suatu desain logis yang mencakup kawasan perilaku yang diukur (Widoyoko, 2009: 130-131). Validitas isi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
sebuah tes berarti menguji dengan cara membandingkan antara indikator dengan soal yang dibuat. (2) Validitas konstruk Margono (2010: 187) memaparkan bahwa validitas konstruk adalah alat ukur yang dipakai pada instrumen yang mengandung definisi operasional yang tepat dari suatu konsep teori. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila tes tersebut mengukur aspek berpikir sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Validitas ini mengukur sebuah konsep yang mana berkaitan apa tidaknya antara aspek-aspek dalam tes. Validitas konstruk menurut pengertian diatas berarti merupakan alat ukur yang mengukur kesesuaian tingkat kognitif dengan indikator yang ada. (3) Validitas kesejajaran Validitas kesejajaran dapat dikatakan dimiliki oleh sebuah tes apabila hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada (Widoyoko, 2009: 132). Hal ini berarti tes tersebut memiliki kesejajaran dengan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Validitas semacam ini biasanya derajat dimana skor dalam suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Penentuan validitas kesejajaran dengan membangun analisis hubungan atau pembedaan (Sukardi, 2008: 34). (4) Validitas prediksi Validitas terakhir
adalah validitas prediksi yang berarti memperkirakan
mengenai suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang tes (Widoyoko, 2009: 132-133). Perolehan validitas ini melalui pengambilan skor kriteria dan waktunya tidak bersamaan saat pengambilan skor tes. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa validitas kesejajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
dan validitas prediksi mengukur suatu instrumen menggunaka acuan sebuah kriteria. b)
Reliabilitas Suwarto (2013: 101) memaparkan bahwa tes merupakan alat ukur dan alat
ukur yang reliabel merupakan suatu alat ukur yang tetap atau tidak berubah-ubah hasil pengukurannya serta dapat diandalkan. Tes dianggap reliabel apabila tes tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur (Kountur, 2003: 156). Reliabilitas menaksir ketelitian serta ketepatan dari sebuah instrumen. Arti reliabilitas sendiri adalah tingkat ketepatan, keajegan, atau kemantapan, dengan kata lain suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai reliabilitas tinggai atau dapat dipercaya apabila alat ukut tersebut mantap. Mantap yang dimaksud adalah alat ukur tersebut stabil dan dapat diandalkan serta dapat digunakan untuk meramalkan. Suwarto (2013: 101) melanjutkan bahwa realibilitas tidak hanya sebagai tingkat ketepatan, namun juga sebagai tingkat konsistensi suatu alat ukur. Hasil pengukuran yang berulang tentang terhadap konsep materi yang sama namun hasil skor yang didapat sama itu berarti reliabilitas tes tersebut sudah sempurna. Sampai saat ini belum pernah didapatkan alat ukur yang memiliki reliabilitas yang sempurna dalam praktik sehari-hari. Kendati demikian reliabilitas tetap harus diuji agar suatu alat ukur atau tes dapat terbukti mutunya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah faktor penting dalam pembuatan soal yang bermutu sehingga soal tersebut dapat mengukur kemampuan siswa dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Arikunto (2012: 104) menjelaskan bahwa untuk mengetahui reliabilitas suatu tes dapat dilihat dari kesejajaran hasil uji coba tes tersebut. Cara mencari besar reliabilitas ada tiga yaitu dengan menggunakan metode bentuk pararel, metode tes ulang, dan metode belah dua. Berikut penjelasan ketiga cara mencari besar reliabilitas: 1) Metode bentuk pararel merupakan cara untuk mencari reliabilitas dari tes pararel atau duah buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan sususan, namun butir soalnya berbeda. Kelemahan dari metode ini adalah pengetes harus menyusun dua seri tes. Selain itu pengetes memerlukan waktu yang lama untuk mengujicobakan tes sebanyak dua kali (Arikunto, 2012: 105). Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode ini tidak efektif untuk dilakukan apabila terikat oleh waktu. 2) Metode tes ulang dilakukan demi menghindari penyusunan dua seri tes. Pengetes yang menggunakan metode ini melakukan dua kali uji coba tes namun hanya mengujikan satu seri tes. Cara ini kurang baik untuk tes yang banyak mengungkap pengetahuan atau ingatan dan pemahaman. Hasil tes pertama dan kedua umumnya berbeda. Hasil tes kedua akan cenderung lebih baik dari pada hasil tes yang pertama. Meskipun demikian, hal tersebut tidak mempengaruhi kesejajaran hasil atau ketetapan hasil reliabilitas yang dicari (Arikunto, 2012: 105106). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode tes ulang kurang efisien apabila terikat oleh waktu dan juga metode ini hanya mengetes pengetahuan dan pemahaman siswa saja. 3) Metode belah dua atau split-half method merupakan cara mencari reliabilitas yang mampu mengatasi kelemahan penggunaan metode bentuk pararel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
dan metode tes ulang. Sama seperti metode tes ulang, pengetes menggunakan sebuah tes namun hanya diujicobakan satu kali. Namun apabila memakai metode ini, banyaknya butir soal harus genap agar dapat dibelah. Pembelahan butir soal sendiri dibagi menjadi dua. Pembelahan butir soal yang pertama yaitu membelah atas item genap dan item ganjil, sedangkan pembelahan butir soal yang kedua adalah membelah atas item awal dan item akhir (Arikunto, 2012: 106-108). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode belah dua cukup efisien untuk dipakai dalam mencari reliabilitas karena waktu yang diperlukan tidak lama. c)
Karakteristik butir soal Karakteristik dari butir soal akan dibagi menjadi tiga bagian. Ketiga bagian
tersebut merupakan ciri dari tiap butir soal yang jangan dianggap remeh keberadaannya. Ketiga karakteristik butir soal tersebut ialah: 1)
Daya pembeda
Daya pembeda menurut Sudjana (2009: 141) dapat mengkaji butir-butir soal yang berujuan untuk mengetahui seberapa sanggup soal tersebut membedakan siswa yang tergolong memiliki prestasi tinggi dengan siswa yang tergolong memiliki prestasi rendah. Masidjo (1995: 196) menyatakan bahwa daya pembeda merupakan taraf jumlah jawaban benar siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai) untuk suatu item tes. Soal atau tes yang memiliki daya pembeda yang baik apabila diujikan kepada siswa yang pintar maka hasilnya akan baik sedangkan apabila diujikan kepada siswa yang dirasa kurang pintar maka hasilnya pun kurang baik. Tes yang tidak mempunyai daya pembeda akan memperoleh hasil yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa daya pembeda adalah suatu cara untuk membedakan antara orang yang pandai dengan yang kurang pandai dengan memakai alat ukur berupa tes. Cara menghitung daya pembeda adalah dengan menggunakan tabel kriteria dari Rose dan Stanley (Sudjana, 2009: 141). Pengujian daya pembeda memilki kriteria yaitu bila jawaban salah dari kelompok siswa berprestasi rendah – jawaban salah dari kelompok siswa berprestasi tinggi sama atau lebih besar dari nilai tabel, maka butir soal itu mempunyai daya pembeda (Sudjana, 2009: 143). Butir soal yang setelah diuji namun tidak memilki daya pembeda dapat diperkirakan bahwa soal tersebut terlalu mudah atau terlalu sukar untuk dikerjakan. 2)
Tingkat kesulitan
Daryanto (2007: 179) mengatakan bahwa tes yang baik adalah tes yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak akan merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkan soal tersebut, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menjadi penyebab siswa menjadi putus asa dalam mengerjakan soal. Masidjo (1995: 189) memaparkan bahwa tingkat kesulitan suatu tes dinyatakan dengan sebuah bilangan indeks yang disebut Indeks Kesukaran (IK). Cara untuk mendapatkan soal yang baik, harus memenuhi validitas dan reliabilitas serta adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut (Sulistyorini, 2009: 173). Keseimbangan dalam hal ini berarti soal yang termasuk dalam kategori rendah, sedang dan sukar memiliki bobot yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
proporsional. Berdasarkan pendapat 3 ahli maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesulitan merupakan sebuah bilangan indeks untuk mendapat soal yang baik. Pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan porsi jumlah soal mudah, sedang, dan sukar didasari dengan adanya keseimbangan. Keseimbangan yang dimaksud adalah jumlah soal untuk ketiga kategori soal tersebut. Pertimbangan lainya adalah proporsi jumlah soal untuk ketiga kategori soal tersebut didasarkan pada kurva normal (Sudjana, 2009: 136). Soal sebagian besar memiliki tingkat kesulitan pada kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Perbandingan antara soal yang mudah-sedang-sukar dapat dibuat 3-4-3, dimana 30% soal berkategori mudah, 40% soal berkategori sedang, dan 30% soal berkategori sukar. Selain perbandingan 3-4-3 soal juga dapat dibuat dengan perbandingan 25-50-25, dimana 25% soal berkategori mudah, 50% soal berkategori sedang, dan 25% soal berkategori sukar (Sulistyorini, 2009: 174). Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesulitan soal sebagian besar harus pada kategori sedang, sebagian lagi pada kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Proporsi yang demikian berarti menuntut untuk membuat jumlah soal dengan kategori sedang dalam jumlah lebih banyak dari pada kategori mudah dan sukar, sedangkan kategori mudah dan sukar harus dibuat sama jumlah soalnya. 3)
Analisis pengecoh
Analisis pengecoh umumnya digunakan pada tes berbentuk pilihan ganda. Pengecoh merupakan pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban (Purwanto, 2009: 108). Pola jawaban yang ada dalam soal diperoleh dengan menghitung banyaknya siswa yang tidak memilih pilihan antara jawaban a, b, c,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
atau d dan tidak memilih pilihan manapun. Pola jawaban soal dapat menentukan apakah pengecoh (distractor) dapat berfungsi atau tidak sebagai pengecoh yang baik. Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih oleh siswa akan dianggap sebagai pengecoh yang jelek. Pengecoh tersebut dikatakan jelek karena tidak berfungsi sama sekali sebagai pengecoh sehingga tidak seorangpun yang memilih jawaban itu (Daryanto, 2007: 192).
Berdasarkan pendapat 2 ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pengecoh merupakan pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban yang berfungsi menyesatkan siswa dalam memilih jawaban. Pengecoh yang berfungsi baik dapat dilihat melalui jumlah siswa yang memilih pengecoh tersebut. Daya tarik dari pengecoh yang besar akan membuat siswa yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan memilih pengecoh tersebut. Hal ini akan berarti pengecoh tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Daryanto (2007: 192-193) memaparkan bahwa sebuah pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh tersebut minimal dipilih 5% siswa. Siswa yang umumnya terkecoh oleh pengecoh mempunyai kemampuan sedang atau di bawah rata-rata (Suryabrata, 1997: 105). Berdasarkan pendapat 2 ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata pada umumnya tidak gampang terkecoh oleh pengecoh pada soal pilihan ganda. 3. Pengembangan tes hasil belajar Tes hasil belajar adalah dasar untuk memberikan penilaian hasil belajar yang seharusnya memiliki kemampuan secara nyata dan menimbang secara adil tingkat kemampuan siswa (Purwanto, 2009: 81). Tes ini dapat dijadikan acuan bagi siswa untuk mengukur kemampuan mereka masing-masing tentang suatu meteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
tertentu. Semua alat ukur yang akan digunakan untuk menguji siswa termasuk tes hasil belajar perlu dipastikan kemampuannya mengukur secara baik. Demi mendapatkan tes hasil belajar yang berkualitas maka diperlukan
prosedur
pengembangan yang menjamin dalam membuat tes tersebut. Tes hasil belajar yang baik akan memperoleh data yang akurat dari siswa, maka tujuan dari pada tes hasil belajar akan tercapai. Pengumpulan data tes hasil belajar merupakan model pengumpulan data yang mana dipengaruhi cara kerja pengumpulan data tersebut dalam ilmu alam dengan cara mengukur (Purwanto, 2009: 82-83). Cara kerja dalam tes berhubungan dengan prosedur dari pada pengembengan tes hasil belajar. Prosedur pengembagan tes hasil belajar menurut Purwanto (2009: 84) sendiri melibatkan tujuh kegiatan, antara lain: a. Identifikasi hasil belajar Bidang studi yang hendak diukur harus diidentifikasi terlebih dahulu dari hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan agar peneliti tahu materi apa yang akan diteskan sesuai dengan pengetahuan yang telah diterima siswa, dengan kata lain memberikan tes hasil belajar setelah siswa tersebut belajar atau sudah mempelajari materi yang akan diteskan. Selain itu hasil belajar harus diidentifikasikan aspek apa yang akan diukur, baik ranah kognitif, afektif, dan psikomotornya (Purwanto, 2009: 84). Jadi identifikasi hasil belajar dilaukan untuk mengetahui masalah yang dihadapi siswa sebagai dasar pembuatan tes. b. Deskripsi materi Objek kajian dalam hasil belajar dalam pendidikan adalah perilaku siswa dalam suatu hasil belajar. Untuk mengukur objek diperlukan pengetahuan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
belajar siswa yang hendak diukur. Materi tentang hasil belajar dalam hal ini memegang peran penting dalam usaha memahami hasil belajar siswa yang hendak diukur kemampuannya. Data dari hasil belajar yang dikumpulkan didasarkan pada informasi yang berkaitan hasil belajar yang mana sudah dideskripsikan di dalam materi. Macam data sangat ditentukan oleh uraian materi tentang hasil belajar tersebut yang mana akan diukur datanya. Pengembangan tes hasil belajar sangat ditentukan pada materi. Data dari hasil belajar yang ingin dikumpulkan didasarkan pada semua informasi mengenai hasil belajar yang mana sudah dideskripsikan terlebih dahulu di dalam materi. Hal itu berarti uraian materi tentang hasil belajar yang akan diukur datanya akan menentukan data yang bervariasi. Materi sendiri akan menjadi acuan dalam pengumpulan data serta dalam memahami hasil belajar(Purwanto, 2009: 84-85). Oleh karena itu apabila data yang dikumpulkan merupakan data tentang hasil belajar maka materi yang bersangkutan akan dikembangkan. c. Pengembangan spesifikasi Pengembangan spesifikasi tes hasil belajar oleh dua atau lebih pengembang (developer) akan menghasilkan tes hasil belajar yang sama kualitasnya. Adanya spesifikasi akan memungkinkan bagi satu pengembang tes hasil belajar membuat dua atau lebih perangkat tes yang setara atau sama sehingga pengujian tes hasi belajar dari segi kemampuan pengukuran dapat memperoleh hasil ukur yang relatif stabil dan konsisten (reliabel). Hal yang dikembangkan pada spesifikasi seperti penentuan jenis tes hasil belajar, banyaknya butir soal, waktu ujia coba, peserta uji coba, aturan penskoran, kriteria uji coba, tujuan instruksional umum, tujuan instruksional khusus dan menyusun kisi-kisi tes (Purwanto, 2009: 85-86).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan spesifikasi dilakukan dengan mempertimbangkan masalah yang dihadapi siswa. d. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban. Pembuatan tes membutuhkan sebuah rancangan sebagai dasar penulisan butirbutir tes. Rancangan dalam pembuatan tes dinamakan kisi-kisi tes. Butir soal ditulis untuk mengukur variabel dengan berpedoman pada kisi-kisi tes tersebut. Suryabrata (dalam Purwanto, 2009: 87) menjelaskan bahwa pedoman-pedoman dalam tes ada delapan, yaitu (1) menyatakan soal sejelas mungkin; (2) memilih kata yang sesuai; (3) menghindari pengaturan kata yang dirasa janggal dan terlalu kompleks atau berbelit-belit; (4) memasukkan semua keterangan yang dibutuhkan dalam membuat jawaban; (5) merumuskan soal dengan tepat; (6) menghindari kata-kata yang tidak berfungsi agar tidak dimasukkan; (7) menyesuaikan taraf kesukaran soal dengan kelompok serta tujuan yang dimaksudkan; dan (8) menghindari isyarat ke arah jawaban benar yang tidak seharusnya. Spesifikasi tes hasil belajar menentukan kunci jawaban agar perolehan hasil belajar dari responden dapat objektif. Kunci jawaban setiap jenis soal berbeda tergantung bagaimana soal tersebut. Kunci jawaban untuk soal esai akan berupa uraian, namun untuk soa objektif dapat berupa pilihan dari beberapa alternatif jawaban. Kunci jawaban sendiri dibuat dengan perhitungan yang tepat disesuaikan dengan soal dari jawaban tersebut (Purwanto, 2009: 91-92). Jadi harus ada kesinkronan antara soal dengan kunci jawaban yang dibuat, sehingga pembuatan kunci jawaban sendiri harus benar-benar teliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
e. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar. Data uji coba hasil belajar dikumpulkan dengan mengujikan instrumen uji coba tes hasil belajar. Instrumen tes hasil belajar sendiri dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Data dalam uji coba berbentuk skor yang mana dihitung menurut aturan skoring uji coba. Skor-skor yang telah terkumpul akan diolah dan menjadi data uji coba hasil belajar yang dapat menjadi pedoman dalam mengukur kemampuan siswa (Purwanto, 2009: 92-93). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa data uji coba akan menjadi tolak ukur dalam menentukan baik tidaknya suatu tes. f. Uji kualitas tes hasil belajar Purwanto (2009: 93-94) menjelaskan bahwa tes hasil belajar yang dibuat berdasarkan kisi-kisi umumnya mempunyai butir soal yang secara teori baik. Butir soal harus diuji coba kualitasnya agar mendapat bukti secara empiris bahwa memang butir soal tersebut baik. Uji coba kualitas ini juga dilakukan agar tes hasil belajar dijamin kelayakannya sebagai sebuah alat ukur. Hasil dari uji kualitas tes hasil belajar sebagai pemenuhan syarat dari kelayakan tes hasil belajar dan barulah tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur atau mengumpulkan data hasil belajar. Apabila dibuat bagan, maka pengumpulan data hasil belajar dengan menguji kualitas dapat dilihat pada gambar 2.1. Tes yang belum jelas kualitasnya
Uji coba
Tes berkualitas
Testing
Gambar 2.1 Mengumpulkan Data dengan Uji kualitas
Skor/ Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
g. Kompilasi tes Kompilasi tes berarti memilah butir soal yang telah diuji coba lalu membuang butir soal yang jelek dan menyusun tes dengan butir soal yang baik. Butir-butir yang terbukti baik adalah butir kompilasi yang mana butir ini siap digunakan dalam mengumpulkan data hasil belajar. Tahap akhir ini akan menjadi penyaring bagi butir soal yang baik dan yang tidak baik untuk digunakan dalam tes hasil belajar. Pemilihan butir soal yang baik harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan (Purwanto, 2009: 94). Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompilasi tes merupakan kegiatan akhir yang berperan menentukan baik tidaknya sebuah butir soal untuk menjadi sebuah alat ukur. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan tes hasil belajar harus melalui prosedur pengembangan tes yang meliputi tujuh kegiatan. Ketujuh kegiatan tersebut adalah identifikasi masalah, deskripsi materi, pengembangan spesifikasi, menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban, mengumpulkan data uji coba hasil belajar, uji kualitas tes hasil belajar, dan kompilasi tes. 4.
Taksonomi Bloom yang Direvisi Taksonomi menurut Anderson & Krathwohl (2010: 6) merupakan sebuah
kerangka berpikir yang khusus. Taksonomi dapat mengklasifikasikan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) atau indikator secara bertahap. Rumusan TIK atau indikator terdiri dari satu kata kerja dan satu kata benda. Kata kerja merupakan deskripsi dari proses kognitif yang diharapkan, sedangkan untuk kata benda dideskripsikan sebagai pengetahuan yang diinginkan untuk dikuasai siswa (Anderson & Krathwohl, 2010: 6). Taksonomi dengan kata lain merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
sebuah tingkatan dari pengetahuan yang menjadi acuan pembuatan TIK atau indikator. Taksonomi Bloom yang sudah direvisi memiliki dua dimensi yang merupakan proses kognitif dan pengetahuan. Terdapat enam kategori dalam dimensi proses kognitif,
yaitu
mengingat,
memahami,
mengaplikasikan,
menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Sedangkan untuk dimensi pengetahuan terdapat empat kategori, yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Dimensi proses kognitif sendiri mengandung dimensi pengetahuan dalam setiap kategorinya (Anderson & Krathwohl, 2010: 6). Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kedua dimensi tersebut saling berkaitan sehingga terbentuklah taksonomi Bloom yang direvisi. Berikut tingkatan taksonomi Bloom yang sudah direvisi: a. Mengingat Anderson & Krathwohl (2010: 99) menjabarkan bahwa mengingat merupakan proses pengambilan pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang diperlukan selama proses mengingat dapat berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan tersebut. Proses-proses kognitif dalam kategori mengingat meliputi mengenali dan mengingat kembali (Anderson & Krathwohl, 2010: 103-104). Berdasarkan pengertian diatas maka mengingat dapat diartikan sebagai proses penggalian informasi kembali yang pernah diterima baik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedura, metakognitif, bahkan kombinasi dari beberapa pengetahuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
b. Memahami Memahami menurut Anderson & Krathwohl (2010: 105) adalah proses mengkonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, maupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses memahami didasari oleh pengetahuan konseptual. Anderson & Krathwohl (2010: 106) menambahkan bahwa proses kognitif dalam kategori memahami meliputi
menafsirkan,
mencontohkan,
mengklasifikasikan,
merangkum,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. c. Mengaplikasikan Mengaplikasikan menurut Anderson & Krathwohl (2010: 116) merupakan proses
kognitif
yang
melibatkan
penggunaan
prosedur
tertentu
untuk
menyelesaikan suatau masalah atau mengerjakan soal latihan. Pengetahuan yang berkaitan
erat
dengan
pengetahuan
Prosedural.
Terdapat
dua
kategori
mengaplikasikan, yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. Proses kognitif mengeksekusi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan menyelesaikan soal latihan, sedangkan mengimplementasikan berkaitan dengan menyelesaikan masalah. d. Menganalisis Menganalisis merupakan kegiatan memecah-mecah materi menjadi irisan kecil. Irisan kecil tersebut menentukan hubungan antar bagian dengan bagian lain yang membentuk materi tersebut (Anderson & Krathwohl, 2010: 120). Kategori proses menganalisis meliputi proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengitribusikan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
menganalisis merupakan kegiatan menyoroti suatu hal/materi dengan cara melihat hubungan antar bagian materi tersebut. e. Mengevaluasi Mengevaluasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu (Anderson & Krathwohl, 2010: 125). Kegiatan mengevaluasi memiliki beberapa ketegori yang mencakup proses kognitif memeriksa dan mengkritik. Proses kognitif memeriksa berarti memeriksa keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal, sedangkan mengkritik berarti mengkritik keputusan yang diambil berdasarkan kriteria eksternal. Kegiatan mengevaluasi menurut uraian di atas berarti merupakan kegiatan untuk mencari kelemahan dengan cara memeriksa dan mengkritik. f. Mencipta Mencipta adalah kegiatan yang melibatkan proses penyusunan elemen-elemen menjadi sesuatu yang utuh dan koheren ataun fungsional. Kegiatan ini menuntut siswa dapat membuat produk baru dengan merakit kembali sejumlah elemen atau bagian menjadi suatu pola atau struktur. Proses mencipta dapat dibagi menjadi tiga tahap kognitif yaitu merumuskan, merencakan, dan memproduksi (Anderson & Krathwohl, 2010: 128-130). Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa mencipta adalah suatu kegiatan yang bertujuan membuat suatu produk baru dengan cara mengaitkan dan menyusun elemen-elem menjadi satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ada tiga buah. Ketiga penelitian dipilih oleh peneliti berdasarkan adanya kesamaan jenis penelitian, tujuan penelitian, serta penghitungan hasil data menggunakan TAP. Berikut ketiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini: 1.
Penelitian milik Duskri, dkk (2014) yang berjudul “Pengembangan Tes
Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD” merupakan penelitian relevan yang pertama. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dengan mengembangan tes diagnostik. Hasil analisis dengan program ITEMAN diperoleh tingkat kesukaran butir soal antara 0,192 sampai dengan 0,731, daya beda butir soal antara 0,221 sampai dengan 0,644, dan reliabilitas tes sebesar 0,889 yang tergolong tinggi. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu pengembangan tes matematika di SD. 2.
Penelitian yang relevan selanjutnya adalah milik Mardhiyanti, dkk (2011)
yang melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Soal Matematika Model PISA untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan dengan mengembangkan prototype perangkat soal yang memiliki efek potensial terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD. Hasil tes soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa menunjukkan nilai rata-rata 47,89 dari skor maksimal 82. Nilai rata-rata 47,89 termasuk kategori kemampuan komunikasi matematis baik. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu pengembangan tes matematika di SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
3.
Penelitian relevan yang terakhir merupakan penelitian milik Wirastri (2014)
dengan judul Analisis Kualitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Tengah Semester II Mata Pelajaran Matematika Kelas I Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif non experimental. Hasil pekerjaan siswa dalam bentuk dokumen menjadi data penelitian yang diambil pada tanggal 31 Maret menggunakan bantuan software TAP (Test Analysis Program) version 12. 9. 23 yang dipetakan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas soal ulangan tengah semeser II kelas I mata pelajaran matematika cenderung belum baik, masalah-masalah yang ditemukan dalam soal tersebut adalah tidak menggunakan struktur kata dan kalimat yang baik, tidak terdapat kisi-kisi soal, soal banyak yang tidak valid dilihat dari kadar validitas dan validitas isi, tingkat kesukaran soal tidak seimbang proporsinya, dan daya pembeda soal rendah. Ketiga penelitian yang relevan diatas masing-masing memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Adanya beberapa hal yang sama membuat peneliti menjadi tertarik dengan ketiga penelitian relevan diatas. Penelitian-penelitian yang relevan di atas membahas mengenai tes hasil belajar, baik itu pengembangannya atau analisis kualitasnya, sehingga peneliti menjadikan penelitian tersebut sebagai dasar bagi peneliti menyusun penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk Kelas V Sekolah Dasar”. Peneliti mencoba membandingkan antara ketiga penelitian yang relevan dan memeriksa hasil dari setiap penelitian tersebut. Selain itu juga memeriksa saran dari pada ketiga penelitian yang relevan sebagai sebuah masukan dalam membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
penelitian ini. Secara gamblang keterkaitan ketiga penelitian yang relevan diatas dengan penelitian milik peneliti dapat dilihat di literature map pada gambar 2.2.
Pengembangan Tes
Duskri, dkk (2014) Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD Pengembangan Tes
Mardhiyanti, dkk (2011) Pengembangan Soal Matematika Model PISA untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Sekolah Dasar
Analisis Kualitas Tes Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk Kelas V Sekolah Dasar
Wirastri (2014) Analisis Kualitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Tengah Semester II Mata Pelajaran Matematika Kelas I Tahun Ajaran 2013/2014
Gambar 2.2 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir Tes hasil belajar merupakan suatu alat yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam bidang akademik. Tes semacam itu harus memiliki spesifikasi agar dapat dijadikan alat ukur yang dapat dipercaya. Demi mendapatkan suatu tes yang terpercaya perlu diadakan pengujian atau melakukan uji coba terhadap tes hasil belajar yang akan di kerjakan siswa. Tes yang memiliki butir soal yang memenuhi standar yang dapat digunakan sebagai alat ukur. Standar dalam sebuah tes adalah valid tidaknya butir soal tersebut. Tes sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Salah satu jenis tes yang menurut siswa mudah dijawab adalah tes pilihan ganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Tes pilihan ganda memang mudah dikerjakan siswa karena siswa hanya harus memilih salah satu jawaban yang dianggap benar dari beberapa opsi pilihan. Tes semacam ini dianggap sebagai tes yang buruk karena lebih menekankan pada daya ingat siswa saja. Hal ini dikarenakan soal tes pilihan ganda biasanya hanya akan menanyakan pengetahuan dari tingkat mengingat dan memahami saja. Kekurangan tes pilihan ganda yang lain adalah jawaban siswa tidak berkembang. Jawaban siswa tidak berkembang karena memang sudah ada opsi pilihan dan tinggal memilih salah satu saja. Selain itu siswa yang tidak belajar sebelum mengerjakan tes pilihan ganda akan dapat menjawab pertanyaan dengan cara memilih yang dianggap benar atau memilih acak jawabannya. Atas kekurangan-kekurangan tersebut maka tes pilihan ganda dianggap tidak cocok digunakan dalam tes hasil belajar. Selain itu beberapa guru menganggap bahwa membuat tes pilihan ganda tidaklah mudah, karena disamping harus membuat opsi jawaban yang berbeda para guru harus mengujikan terlebih dahulu tes tersebut supaya dapat teruji kualitas tes tersebut. Namun karena para guru tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan uji coba, maka guru biasanya hanya memakai soal-soal dari buku atau membuat soal sendiri namun tidak diuji terlebih dahulu. Karena guru menggunakan tes yang belum teruji secara langsung, maka kemampuan anak secara nyata tidak dapat teruji atau tidak dapat diukur dengan baik. Berbagai alasan dan pandangan tadi membuat peneliti membuat rpenelitian tentang pengembangan tes hasil belajar. Peneliti ingin membuktikan bahwa tes jenis pilihan ganda dapat digunakan dalam menilai hasil belajar siswa. Tes pilihan ganda juga dapat dimodifikasi agar dapat menguji kemampuan siswa pada tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
yang lebih tinggi dari pada mengingat dan memahami saja. Peneliti akan membuat tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dengan tingkat kesulitan dari tahap mengingat sampai tahap mengkreasi. Pembuatan penelitian yang menghasilkan produk berupa tes ini diharapkan dapat menjadi contoh untuk para guru dalam membuat tes hasil belajar yang baik.
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan teori yang telah dijabarkan di atas maka peneliti membuat beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengembangkan tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD? 2. Bagaimana validitas isi tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD berdasarkan hasil penilaian ahli? 3. Bagaimana validitas tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris? 4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris? 5. Bagaimana tingkat kesulitan tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris? 6. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uj icoba empiris? 7. Bagaimana hasil analisis pengecoh tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab III akan membahas enam pokok bahasan. Keenam pokok bahasan yang akan dibahas adalah jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan atau reseacrh and development. Borg & Gall (dalam Setyosari, 2013: 222) mengemukanan bahwa penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai dengan tujuan mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Terdapat beberapa langkah di dalam penelitian ini. Langkah dari penelitian ini terdiri dari kajian tentang temuan penelitian produk yang ingin dikembangkan, lalu mengembangkan produk tersebut bedasarkan temuan tersebut, setelah itu menguji cobakan produk di lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, baru setelah itu dilakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Langkah-langkah
dari
proses
penelitian
dan
pengembangan
akan
menunjukkan suatu siklus (Sukmadinata, 2008: 165). Siklus dimulai dengan adanya kebutuhan, lalu permasalahan yang membutuhkan pemecahan yang menggunakan suatu produk tertentu. Langkah selanjutnya yaitu menentukan karakteristik yang menjadi spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi yang dipilih harus diseuaikan dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya serta sumber belajar yang ada di tempat atau daerah masing-masing kota. Langkah selanjutnya produk dibuat drafnya lebih
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
dahulu atau dibuat kasarannya. Kualitas produk harus diuji terlebih dahulu sehingga produk akan terlihat tinggi rendahnya kualitas produk tersebut. Sugiyono (2012: 298) menjelaskan bahwa terdapat sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall. Kesepuluh langkah ini merupakan langkah yang harus dilakukan dalam penelitian pengembangan. Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan yaitu (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba pemakaian; (9) revisi produk;
dan (10) produk masal. Secara urut langkah-
langkah tersebut dapat dibuat bagan seperti pada gambar 3.1 di bawah ini. Potensi dan Masalah
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk
Pengumpula n Data
Revisi Produk
Desain Produk
Uji Coba Produk
Produk Masal
Gambar 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (research and development) Menurut Borg & Gall
Validasi Desain
Revisi Desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Kesepuluh langkah pada gambar 3.1 saling berkaitan satu sama lain dan merupakan tahapan yang sistematis. Penjabaran langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Potensi dan Masalah Potensi dan masalah merupakan dasar dari adanya penelitian pengembangan. Potensi sendiri merupakan hal-hal yang apabila digunakan akan memiliki nilai tambah. Nilai tambah yang dimaksud adalah apabila tidak dilakukan maka tidak mengurangi apapun namun apabila dilakukan akan menguntungkan. Masalah sendiri merupakan suatu hal yang menyimpang dari apa yang diharapkan. Potensi dan masalah adalah suatu hal yang harus ditunjukkan lewat data empirik. Data dari potensi dan masalah dapat dicari melalui kegiatan wawancara, observasi dan lain-lain yang dapat mengumpulkan informasi. Pengumpulan data potensi dan masalah sendiri sebenarnya tidak harus dicari sendiri, namun dapat berasal dari laporan penelitan orang lain atau sebuah dokumentasi laporan kegiatan (Sugiyono, 2012: 298-300). 2. Pengumpulan Data Sugiyono (2012: 300) memaparkan bahwa pengumpulan data atau informasi harus dilakukan setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up-to-date. Pengumpulan data ini digunakan sebagai bahan dalam proses perencanaan pembuatan suatu produk yang mana diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Mengatasi sebuah masalah membutuhkan metode penelitian dan metode apa yang akan digunakan tergantung pada permasalahan yang ditemukan. Fungsi dari pengumpulan data bagi penelitian sendiri sebagai indikator pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
metode yang akan dipilih dan penentuan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan seorang peneliti. 3. Desain Produk Penelitan research and development menghasilkan produk yang bermacammacam. Produk dari pada penelitan pengembangan ini tergantung dari bidang apa masalah itu timbul. Demi menghasilkan suatu sistem yang baru untuk mengatasi masalah yang ditemukan, maka peneliti harus membuat rancangan kerja baru. Rancangan atau desain ini dibuat dengan berdasar pada rancangan atau desain yang lama sehingga kelemahan dari pada desain yang lama dapat diketemukan. Pembuatan desain baru ini mengharuskan peneliti mengkaji referensi yang mutakhir dan berkaitan dengan sistem kerja yang modern. Hasil akhir dari kegiatan tersebut akan menghasilan sebuah desain produk baru yang spesifikasinya lebih dari produk yang lama. Desain produk harus diwujudkan secara visual agar pencipataan atau pembuat produk yang baru dapat berjalan lancar (Sugiyono, 2012: 300-301). 4. Validasi Desain Validasi desain menurut Sugiyono (2012: 302) merupakan suatu serangkaian kegiatan yang bertujuan menilai apakah rancangan produk secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Rasional yang dimaksud adalah penilaian berdasarkan pemikiran rasional semata bukan berdasarkan fakta lapangan. Kegiatan validasi dapat dilakukan dengan bantuan beberapa pakar atau seorang ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Nilai dari para pakar atau ahli dapat dijadikan sumber informasi baru mengenai kelemahan dan kelebihan produk baru yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
5. Revisi Desain Revisi desain berhubungan dengan hasil validasi desain. Revisi sendiri dilakukan ketika ada kelemahan yang ada pada produk baru. Revisi desain diharapkan dapat memperbaiki kelemahan. Perbaikan ini tidak serta merta tanpa pertimbangan apapun, tetapi perbaikan ini harus didasari pada hasil validasi yang berupa data empiris ataupun komentar dari para pakar dan ahli. Revisi desain ini harus dilakukan oleh peneliti selaku sang pembuat desain produk yang akan dihasilkan untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi (Sugiyono, 2012: 302). 6. Uji Coba Produk Pengujian produk dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data berupa informasi apakah sistem kerja yang baru dapat lebih efektif digunakan dan lebih efisien dari pada sistem yang lama. Hasil uji coba produk akan dibandingkan dengan produk lama atau sistem kerja yang lama setelah itu baru diukur indikator keberhasilan dari produk baru tersebut. Uji coba produk juga dapat disebut sebagai eksperimen dimana melakukan kegiatan pembandingan dengan kelompok yang menggunakan produk lama dengan kelompok yang menggunakan produk baru (Sugiyono, 2012: 302-303). 7. Revisi Produk Revisi produk pada langkah ini sebagai pembenahan dari produk yang sudah diujikan. Tentu saja revisi produk kali ini tidak akan separah dengan revisi produk sebelum apabila dipikirkan secara rasional. Namun sekali lagi dikatakan bahwa revisi sebelumnya merupakan revisi dari kekurangan sebagai pemikiran rasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
dari para pakar atau ahli, sedangkan revisi kali ini berdasarkan kekurangan setelah dilakukannya uji coba lapangan (Sugiyono, 2012: 310). 8. Uji Coba Pemakaian Uji coba pada langkah ini dilakukan pada lingkup luas. Hal ini dilakukan karena produk baru yang dihasilkan dirasa telah memiliki kualitas dengan adanya uji coba sebelumnya serta adanya revisi. Peneliti pada tahap ini hanya meyakinkan bahwa produknya memang layak dipergunakan sehingga khalayak luas dapat mencoba produk baru ini. Hasil dari uji coba pemakaian ini memungkinkah adanya perbaikan karena jumlah subjek yang lebih banyak dari pada uji coba sebelumnya dan memungkinkan ada suatu kendala dalam pengujian produk. 9. Revisi Produk Revisi produk pada langkah ini sebagai tahap final dari pada produk baru yang akan disebar luaskan. Tentu saja pada tahap ini perbaikan-perbaikan lah yang diutamakan pada kelemahan dan kekurangan yang masih terlihat setelah dilakukannya uji coba pemakaian pada langkah delapan. Tahap ini juga dapat dikatakan sebagai tahap penyempurnaan produk sehingga diharapkan pada langkah ini kelemahan yang terlihat pada langkah delapan dapat diatasi dan tidak akan terjadi lagi sehingga produk benar-benar siap di buat secara masal pada langkah terakhir (Sugiyono, 2012: 310-311). 10. Produk Masal Produk masal adalah langkah terakhir dalam penelitian pengembangan. Langkah ini dapat dilakukan apabila memang produk yang sudah diuji cobakan telah dinyatakan efektif dan layak untuk di produksi (Sugiyono, 2012: 311).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Peneliti pada langkah ini akan mendesiminasikan atau menyebarluaskan produk dengan tujuan untuk menyosialisaikan kepada seluruh subjek. Subjek dalam penelitan ini dapat berupa kabupaten, kota, atau provinsi bahkan nasional. Dalam memproduksi produk masal ini, peneliti akan melakukan pertemuan dan membuat semacam jurnal ilmiah, setelah itu dapat bekerja sama dengan penerbit apabila sosialisasi produk itu bersifat komersial. Produk yang sudah dipoduksi dan didistribusikan dapat dipakai di masing-masing sekolah yang membutuhkan (Arifin, 2011: 132). Penelitian pengembangan yang baik memang harus menerapkan kesepuluh langkah menurut Sugiyono. Sebuah penelitian terkadang tidak harus menerapkan kesepuluh
langkah
tersebut.
Faktor
yang
membuat
sebuah
penelitian
pengembangan tidak menerapkan semua langkah dari Sugiyono adalah waktu. Seorang peneliti terkadang hanya diberi waktu yang terbatas dalam melakukan penelitian sehingga langkah yang dilakukan peneliti tidak sampai akhir. Langkah yang umumnya dilakukan peneliti yang memiliki masalah keterbatasan waktu biasanya hanya sampai pada langkah keenam dimana sampai pada uji coba produk. Penelitian yang tidak menerapkan kesepuluh langkah tersebut bukan berarti gagal karena sebelumnya desain produk sudah divalidasi serta diuji cobakan dan sudah ada revisi atau perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
B. Setting Penelitian Setting penelitian mencakup tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian, dan objek penelitian. 1. Tempat Penelitian Penelitan ini dilaksanakan di salah satu SD Negeri di Sleman. SD tersebut adalah SD Negeri Adisucipto 1 yang beralamat di Jalan Janti Kompleks Lanud Adisucipto Depok Sleman Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2015 sampai Januari 2016. Kegiatan penelitian selama sembilan bulan dimulai dari wawancara untuk mengetahui analisis kebutuhan sampai pada ujian skripsi. 3. Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V baik VA dan VB tahun pelajaran 2015/2016 SD Negeri Adisucipto 1 yang berjumlah 62 siswa, dimana jumlah siswa kelas VA sebanyak 30 siswa dan kelas VB sebanyak 32 siswa. 4. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar Matematika pada materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD.
C. Prosedur Pengembangan Peneliti melakukan prosedur pengembangan dengan berpegang pada langkahlangkah yang dijabarkan oleh Sugiyono (2012: 298). Namun karena keterbatasan waktu, maka peneliti hanya melakukan langkah penelitan sampai pada tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
ketujuh yaitu revisi produk. Rincian prosedur pengembangan yang dilakukan peneliti tersebut yaitu: 1. Potensi dan Masalah Dasar dari penelitian ini adalah diketemukannya sebuah potensi dan masalah. Peneliti akan menemukan kedua hal tersebut ketika melakukan pengumpulan data berupa wawancara. Potensi yang akan peneliti cari adalah guru dapat mengembangkan tes hasil belajar yang baik sendiri dengan bantuan contoh tes hasil belajar yang sudah baik. Masalah yang peneliti gali adalah tentang apakah guru membuat tes hasil belajar sesuai prosedur yang benar atau hanya asal membuat bahkan hanya memakai soal-soal di buku yang belum teruji secara pasti. Sebagai langkah awal menemukan potensi dan masalah, peneliti mencoba mewawancarai salah seorang guru tentang kendala dan pendapatnya mengenai pembuatan tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda. Guru yang menjadi narasumber adalah seorang guru dari SDK Kintelan 1 dan SD Karitas Nandan yang merupakan guru kelas V di sekolah tersebut. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang pertama pada penelitian ini adalah wawancara sebagaimana syarat untut menemukan potensi dan masalah. Wawancara akan dilakukan pada tanggal 27 Juli 2015 dan 29 Juli 2015. Jenis pengumpulan data yang pertama ini adalah data kualitatif. Data kualitatif ini nantinya akan peneliti olah untuk menjadi dasar menuju langkah berikutnya. Wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru berkaitan tentang pengetahuan guru mengenai tes hasil belajar baik pembuatan atau jenis tes apa yang baik digunakan serta pendapat guru tentang tes pilihan ganda. Peneliti pertama-tama mencari potensi dan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
yang ada dengan menganalisis hasil wawancara, baru setelah itu peneliti menentukan tujuan dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini tentu saja yang dapat memecahkan masalah yang didapatkan setelah mewawancarai narasumber. Langkah selanjutnya setelah menentukan tujuan yaitu peneliti akan mencari bahan untuk mendesain prototipe produk. 3. Desain Prototipe Produk Peneliti membuat desain prototipe produk sesuai kebutuhan guru. Produk yang dibuat peneliti adalah sebuah tes hasil belajar dengan soal pilihan ganda pada mata pelajaran matematika tentang pengukuran sudut untuk kelas V SD. Sebagaimana tujuan dibuatnya penelitian ini, desain yang peneliti buat merupakan tes dengan taraf mengingat sampai mencipta. Peneliti membuat kisi-kisi terlebih dahulu sebelum mendesain produk. Kisi-kisi tersebut sudah disesuaikan dengan materi serta disesuaikan bobot kesukarannya mulai dari kategori mudah, sedang, dan sulit. Bobot kesukaran soal sudah peneliti perkirakan dan sudah dihitung agar soal mudah dan soal sulit jumlahnya seimbang, yang mana presentase soal mudah, sedang, dan sulit secara berturut-turut adalah 25%, 50%, dan 25%. 4. Validasi Desain Langkah keempat pada prosedur pengembangan penelitian ini adalah validasi desain produk. Hasil dari validasi desain berupa validitas isi. Validasi desain produk penelitian ini sendiri dilakukan oleh dua dosen dan dua guru SD. Peneliti meminta bantuan seorang dosen yang ahli di bidang Matematika dan seorang dosen yang ahli di bidang Evaluasi Pembelajaran. Kedua dosen tersebut diharapkan dapat memvalidasi desain produk terutama dalam hal mata pelajaran matematika atau materi pengukuran sudutnya lalu juga mengenai penyusunan tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
pilihan ganda baik bahasa dan pilihan jawabannya. Peneliti meminta bantuan dua guru yang merupakan guru pengampu kelas V karena mereka dianggap sudah ahli dalam bidang pembelajaran secara nyata dengan siswa, sehingga mereka tahu soal mana yang baik atau tidak dikarenakan pengalaman mereka mengajar. Validasi produk yang dilakukan oleh empat ahli tersebut berupa soal lengkap dengan jawabannya. Selain itu lembar validasi tersebut dilengkapi KD, indikator, materi, aspek yang diukur, kolom skor, kolom komentar, dan tempat untuk validator memberi catatan mengenai soal secara keseluruhan. Para ahli atau validator yang akan memvalidasi nantinya akan memberikan skor untuk setiap soal dengan cara memberi tanda centang pada salah satu kolom skor. Skor yang ada dalam kolom skor sendiri terdiri dari skor 1, 2, 3, dan 4. Validator juga dapat memberi komentar mengenai soal yang dinilainya pada kolom komentar di sebelah kolom skor. Hasil dari validasi para ahli dapat dilihat pada lampiran 4. 5. Revisi Desain Hasil validasi dari para ahli akan diolah, dan pengolahan akan memberikan data berupa angka dan kata-kata. Peneliti harus membaca dan menganalisa secara detail hasil validasi para ahli dan membaca masukan-masukan dari validator tersebut. Komentar dan masukan dari para ahli akan menjadi modal bagi peneliti untuk melakukan revisi produk agar lebih baik. 6. Uji Coba Produk Peneliti pada langkah ini akan melakukan uji coba produk. Produk yang akan peneliti uji cobakan tentu saja produk yang sudah divalidasi para ahli serta sudah direvisi. Hasil uji coba produk akan peneliti analisis untuk melihat masih adakah soal yang perlu perbaikan maupun melihat soal mana saja yang sudah valid dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
dianggap benar-benar layak untuk dijadikan sebagai tes hasil belajar siswa. Hasil uji coba produk merupakan validitas empiris dari penelitian ini. 7. Revisi Produk Langkah terakhir ini merupakan penyempurnaan dari produk setelah diuji cobakan dan dianalisis dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis pengecohnya. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal, sehingga peneliti dapat mengetahui soal mana yang sudah baik dan soal mana yang butuh untuk direvisi serta soal mana yang memang harus dibuang. Peneliti sendiri memiliki kriteria tertentu untuk memilih soal yang akan direvisi. Revisi produk di langkah ini akan menjadi revisi terakhir yang akan peneliti lakukan sehingga produk yang telah melalui langkah ini telah dianggap layak untuk digunakan.
D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data. Kedua teknik tersebut adalah non-tes dan tes. Kedua teknik pengumpulan data akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Non-tes Pengumpulan data dengan menggunakan teknik non-tes pada penelitian ini ada dua, yaitu dengan wawancara dan kuesioner. Berikut penjabaran dari kedua teknik non-tes tersebut: a.
Wawancara Wawancara menurut Abdurrahman (2011: 89) merupakan satu dari beberapa
teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
narasumber baik secara langsung maupun tidak langsung. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini berbentuk wawancara secara langsung, yang berarti peneliti melakukan tanya jawab secara langsung tanpa menggunakan perantara dengan narasumber yang ingin dimintai keterangan. Kegiatan wawancara menurut Sudjana (2008: 194) harus ada pedoman wawancaranya. Kegiatan wawancara sendiri melibatkan empat komponen, yaitu isi pertanyaan, pewawancara, responden atau narasumber, dan situasi wawancara. Keempat komponen ketika sudah terpenuhi maka akan membuat kegiatan waancara berlangsung dengan baik. Sugiyono (2012: 138) menjelaskan bahwa wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang sudah menyiapkan teks pertanyaan secara berurutan sebelum melakukan wawancara dengan narasumber. Berbeda dengan wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur tidak membutuhan atau bebas tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis. Wawancara tidak terstruktur semacam ini biasanya dilakukan untuk memperoleh informasi awal. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur dimana peneliti hanya melakukan tanya jawab secara spontan namun berkaitan dengan hal yang ingin diketahui. Wawancara tidak terstruktur tidak membutuhkan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis sehingga peneliti hanya membuat pedoman wawancara berupa kisi-kisi pertanyaan. Peneliti melakukan wawancara sebagai teknik pengumpulan data awal atau mengumpulkan informasi awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Narasumber yang peneliti wawancarai adalah dua guru kelas V di yang masingmasing mengajar di SDK Kintelan I dan SD Karitas Nandan. b.
Kuesioner Kuesioner menurut Widi (2010: 243) merupakan daftar pertanyaan secara
tertulis yang harus dijawab oleh responden. Penelitian ini memakai kuesioner dengan skala likert empat pilihan. Skala likert sendiri berfungsi untuk mengukur sikap atau pendapat dan ansumsi seseorang/ responden berkaitan dengan fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 136). Kuesioner penelitian ini digunakan sebagai validitas isi dengan cara validasi ahli (expert judgement). Data yang akan terkumpul melalui kuesioner ini dapat berupa data kualitatif maupun kuantitatif. 2.
Tes Tes menurut Jihad (2012: 67) merupakan kumpulan pertanyaan yang wajib
dijawab atau tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa atau orang yang akan di tes. Tujuan dari pada tes sendiri adalah untuk mengukur sejauh mana seorang siswa dapat menguasai pelajaran yang telah diberikan. Arifin (2009: 124) mengemukakan bahwa tes dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Terdapat dua jenis tes apabila dilihat dari aspek pengetahuan dan keterampilan. Kedua jenis tes tersebut adalah tes kemampuan yang tidak ada batas waktu dalam mengerjakan dan tes kecepatan yang mana aspek yang diukur adalah kecepatan siswa dalam mengerjakan tes tersebut. Arifin melanjutkan bahwa tes dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis apabila dilihat dari bentuk jawaban siswa. Ketiga jenis tes tersebut adalah tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban dalam bentuk tulisan, sedangkan tes lisan menuntut siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
menjawab pertanyaan secara lisan, dan tes perbuatan berarti menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan melalui perbuatan. Tes tertulis sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu tes uraian dan tes objektif. Tes uraian menuntut siswa untuk menjawab menggunakan kata-katanya sendiri (Arifin, 2009: 125). Berbeda dengan tes uraian, tes objektif merupakan tes yang mana jawaban siswa antara benar dan salah. Hal ini berarti hanya ada satu jawaban benar untuk soal objektif, dan ketika siswa menjawab jawaban yang lain maka dapat dipastikan salah. Tes objektif sendiri dibagi menjadi empat yaitu tipe benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan jawaban singkat (Arifin, 2009: 135). Tes pada penelitian ini merupakan tes tertulis yang berbentuk soal pilihan ganda. Hanya ada satu jawaban benar untuk menjawab soal yang ada dalam tes. Oleh sebab itu siswa hanya boleh memilih satu opsi jawaban dari sekian opsi jawaban yang dianggapnya benar. Tes sebelumnya sudah disusun dengan dasar pembuatan kisi-kisi tes terlebih dahulu. Materi yang di tes kan adalah materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD. Soal pilihan ganda berjumlah 40 soal dan akan peneliti bagi menjadi 2 tipe soal yaitu soal A dan soal B dimana setiap tipe berjumlah 20 soal. Setiap tipe soal akan memiliki bobot soal mudah, sedang, dan sulit yang sama. Soal mudah ada 5 buah, soal sedang ada 10 buah, dan soal sulit ada 5 buah. Peneliti akan menyiapkan lembar jawab untuk siswa dalam mengerjakan tes dan memberi kertas kosong untuk menghitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
E. Instrumen Penelitian Sugiyono (2010: 148) memaparkan bahwa sebuah instrumen penelitian menjadi alat ukur untuk mengukur kejadian atau fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari instrumen non-tes dan tes. 1. Wawancara Instrumen yang pertama dibuat pada penelitian ini adalah jenis non-tes yaitu sebuah pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini berisi garis besar tentang apa yang ingin ditanyakan kepada narasumber. Pedoman wawancara ini berbentuk kisi-kisi
yang
mengandung
tiga
unsur
pertanyaan
yang
menyangkut
pengembangan tes hasil belajar. Kisi-kisi wawancara dapat dilihat pada tabel 3.1 . Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara No. 1. 2. 3.
Kisi-kisi Wawancara Apakah guru memahami dan dapat menyebutkan prosedur penyusunan tes hasil belajar matematika atau tidak. Apakah guru dapat membuat atau pernah membuat tes hasil belajar matematika atau tidak. Apakah kesulitan yang dialami guru ketika membuat tes hasil belajar matematika.
Peneliti mengembangkan sendiri pertanyaan untuk wawancara sesuai kisi-kisi wawancara pada tabel 3.1. Setiap kisi-kisi dibuat beberapa pertanyaan oleh peneliti secara fleksibel, yang mana pertanyaan tersebut menyangkut jawaban dari guru dan masih berkaitan dengan kisi-kisi. 2. Kuesioner Kuesioner penelitian ini memiliki empat skala yaitu 1, 2, 3, dan 4. Penelitian ini hanya memakai empat skala karena untuk menghindari responden memilih skala 3 yang mana merupakan skala keragu-raguan. Kuesioner penelitian ini akan diberikan keempat validator. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
3. Tes Instrumen penelitian kedua yaitu tes. Peneliti akan membuat instrumen ini dengan menyusun kisi-kisi tes terlebih dahulu. Materi tes yang akan diujikan adalah tentang pengukuran sudut kelas V. Kisi-kisi tes dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13.
Kompetensi Bentuk Indikator Dasar Soal 2.3 Pengukuran Menyebutkan jenis-jenis Pilihan Sudut. sudut Ganda Menyebutkan jenis sudut berdasarkan gambar Menyebutkan pengertian jenis-jenis sudut Membedakan jenis-jenis sudut Membandingkan besar sudut Mengurutkan sudut Melengkapi kalimat yang berhubungan dengan sudut Menyelesaikan masalah dengan macam-macam sudut Menganalisis sudut dari sebuah bangun Menganalisis soal cerita berkaitan dengan sudut Menyimpulkan beberapa penyataan mengenai sudut Menafsirkan besar suatu sudut Mengukur sudut
14
Merancang beberapa sudut menjadi sebuah bangunan
15
Menemukan sudut yang sesuai dengan gambar
Nomor Soal Soal A Soal B 1 2
1
3
2
4
5
5 6 7
3 dan 4 6 7 dan 10 8, 9, 8 dan 9 dan 10 11, 12, dan 13 11, 12, 13, dan 15 14 dan 14 15 16 dan 16 17 17 dan 18 18 dan 19 20
19 dan 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
F. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul harus dianalisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh (Narbuko & Abu, 2007: 156-167). Teknik analisis data sendiri dilakukan menurut apa jenis data yang akan di analisis. Data dalam penelitian ini berupa angka dan kata-kata. Maka untuk menganalisis data tersebut peneliti menggunakan dua jenis teknik analisis, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Berikut penjabarannya: 1. Analisis data kualitatif Data kualitatif adalah data yang bentuknya berupa kata-kata dan bukan dalam bentuk angka (Trianto, 2010: 280). Data semacam ini didapat melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi, atau obsercasi yang tertuang dalam sebuah catatan lapangan. Data kualitatif pada penelitan ini sendiri didapat melalui wawancara dengan guru kelas V yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan. Data kualitatif lainnya berupa komentar dari Dosen Matematika dan Dosen Evaluasi PGSD Universitas Sanata Dharma serta guru kelas V yang mana dituliskan dalam lembar validasi produk. Peneliti akan memberi pertanyaan wawancara seputar pengetahuan guru tentang prosedur pembuatan tes hasil belajar yang baik dan kendala guru dalam membuatnya. Peneliti akan menganalisis hasil wawancara dengan mengidentifikasi potensi dan masalah yang terjadi ketika guru membuat tes hasil belajar yang baik. Hasil wawancara nantinya akan dijabarkan dengan kalimat tidak langsung bukan dengan kalimat langsung. Data kualitatif berikutnya adalah komentar dari validator mengenai desain produk. Teknik analisis yang akan digunakan untuk data ini yaitu mengidentifikasi antara isi komentar dengan soal yang bersangkutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
dan merevisi soal tersebut. Peneliti juga akan merangkum komentar secara keseluruhan atau komentar yang sama dari para validator agar dapat dilihat apa kekurangan produk yang dibuat. 2. Analisis data kuantitatif Data kuantitatif sering disebut dengan data keras. Data seperti ini diperoleh melalui riset yang menggunakan pendekatan kuantitatif (Ali, 2014: 290). Bentuk data kuantitatif adalah bilangan atau angka-angka baik yang diperoleh dari jumlah penggabungan data atau pun sebuah pengukuran. Data kuantitatif dalam penelitian ini didapatkan dari jumlah poin atau skor dalam lembar validasi produk oleh para ahli (expert judgment) yaitu dua guru kelas V, dosen matematika PGSD Universitas Sanata Dharma, dan dosen evaluasi pembelajaran PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain itu data kualitatif lainnya didapat dari tes uji coba produk. Peneliti akan menganalisis data kuantitatif dari lembar validasi para ahli dengan cara menjumlah dan merata-rata setiap skor butir soal yang diberikan semua ahli. Sesudah itu peneliti akan mengkonversikan skor rata-rata ke dalam data kualitatif skala empat seperti yang dijabarkan oleh Widoyoko (dalam Ardiani, 2014: 69) pada tabel 3.3. Kualifikasi yang diterima untuk validasi pada penelitian ini adalah bahwa produk sudah pada kategori baik. Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Empat Interval Tingkat Pencapaian 3,25 < M ≤ 4,00 2,50< M ≤ 3,25 1,75 < M ≤ 2,50 0,00 < M ≤ 1,75
Keterangan: M merupakan rata-rata skor
Kualifikasi Sangat Baik (SB) Baik (B) Kurang Baik (KB) Tidak Baik (TB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Data kuantitatif yang berasal dari hasil uji coba produk akan peneliti olah ke dalam aplikasi TAP. Selanjutnya peneliti akan menganalisis validitas dan reliabilitas soal serta menganalisis daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh. a. Validitas Tes yang merupkan alat ukur hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur hasil belajar siswa dengan tepat (Widoyoko, 2014: 139). Validitas suatu tes dapat dicari menggunakan rumus, salah satunya rumus korelasi point biserial seperti yang dijelaskan oleh Sudijono (2009: 258), sebagai berikut:
rpbi =
√
Keterangan:
rpbi Mp Mt St p q
= koefisien korelasi biserial = rerata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya = rerata skor total = standar deviasi dari skor total proporsi = proporsi siswa yang menjawab benar = = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)
Analisis uji validitas dilakukan dengan mengolah data pada program TAP. Peneliti menentukan validitas dengan membandingkan hasil r hitung soal dengan rtabel dengan taraf signifikan 5% untuk jumlah responden 32 orang sebesar 0,35 dan jumlah responden 30 orang sebesar 0,36. Soal valid penelitian ini adalah yang validitiasnya melebihi rtabel taraf signifikan 5%.
Penelitian ini memakai taraf
signifikan 5% karena dalam dunia pendidikan, tes yang valid dengan taraf 5% sudah dianggap layak untuk dijadikan alat ukur yang dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
b. Reliabilitas Widoyoko (2014: 140) memaparkan bahwa tes yang mempunyai reliabilitas baik akan memberikan hasil yang tetap atau sama apabila diteskan berkali-kali. Cara mencari reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus. Metode yang dipakai peneliti untuk mencari reliabilitas yaitu menggunakan metode belah dua atau Split-half Method dengan membagi soal menjadi item genap dan item ganjil. Rumus untuk metode ini menggunakan rumus product moment. Ada dua langkah dalam menggunakan rumus product moment, langkah pertama yaitu: rxy =
( √
(
)(
)
) (
)
Keterangan: rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan X= skor butir belahan ganjil Y= skor butir belahan genap N= jumlah responden Langkah kedua menggunakan formula Spearman-Brown sebagai berikut: 2r
r11 = Keterangan: r11 r ⁄ ⁄
⁄ ⁄
1+r ⁄
⁄
= Koefisien reliabilitas penuh tes = Koefisien reliabilitas setengah tes
penelitian ini akan menggunakan koefesien reliabilitas soal yang sudah ada dalam hasil pengolahan data dari TAP. Reliabilitas soal yang peneliti pakai adalah yang menggunakan metode Flanagan yang mana membagi data menjadi dua belahan yaitu belahan ganjil dan genap (Purwanto, 2009: 165). Selanjutnya reliabilitas soal tersebut dikualifikasi berdasarkan tabel 3.5 berdasarkan pada Masidjo (1995: 209).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
c. Analisi butir soal Analisis data yang akan dilakukan selanjutnya adalah mengenai kualitas butir soal yang terdiri dari tingkat kesulitan, daya pembeda, dan analisis pengecoh. Analisis soal dilakukan hanya untuk soal yang valid saja sehingga didapat butir soal yang baik. Analisis kualitas butir soal yang akan dilakukan pertama adalah analisis tingkat kesulitan. 1) Tingkat kesulitan Kusaeri (2014: 106) menjelaskan bahwa cara menghitung tingkat kesulitan untuk soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tingkat Kesukaran (TK) =
Peneliti akan menggunakan TAP untuk mencari tahu tingkat kesulitan soal. Selanjutnya soal yang valid akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu mudah, sedang, dan sukar. Daryanto (2007: 182) menjelaskan bahwa tingkat kesulitan memiliki tiga kategori yang dibatasi oleh interval koefisien sepeti pada tabel 3.5 dan peneliti akan mengelompokkan soal berdasarkan tabel dari Daryanto tersebut. Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesulitan Kategori Mudah Sedang Sukar
Interval Koefisien 0,71 ke atas 0,30 – 0,71 kurang dari 0,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
2) Daya pembeda Teknik analisis data yang akan dilakukan selanjutnya adalah analisis daya pembeda soal. Daya pembeda merupakan kemampuan soal membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai (Kusaeri, 2014: 107). Cara menghitung daya pembeda dapat dilakukan dengan rumus dalam Kusaeri (2014: 108) di bawah ini: DP = Keterangan: DP = daya pembeda soal BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N = jumlah siswa yang mengerjakan tes
Sama seperti tingkat kesukaran, soal yang dianalisis daya pembedanya hanya soal yang valid saja. Peneliti menggunakan tabel 3.6 milik Masidjo (1995: 203) sebagai acuan dalam menganalisis daya pembeda dan mengelompokkannya. Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda Kategori Sangat Membedakan Lebih Membedakan Cukup Membedakan Kurang Membedakan Sangat Kurang Membedakan
Interval Koefisien 0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 Negatif – 0,19
Soal yang dipakai dalam penelitian ini adalah soal yang valid dan memiliki daya pembeda cukup membedakan, namun untuk soal valid yang masuk kategori kurang membedakan akan diperbaiki agar dapat digunakan. Sedangkan soal yang memiliki daya pembeda sangat kurang membedakan akan disingkirkan karena apabila diperbaiki maka kemungkinkan daya pembedanya hanya akan berada pada kategori kurang membedakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
3) Analisis pengecoh Selanjutnya pengecoh dari soal-soal yang valid dan memiliki daya pembeda yang baik (minimal masuk dalam kategori kurang membedakan) akan dianalisis. Pengecoh merupakan pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban dan bukan hanya sekedar pelengkap pilihan (Purwanto, 2009: 108). Cara menganalisis pengecoh dapat menggunakan rumus berikut:
IP
(
)(
)
X 100%
Keterangan: IP = Indeks Pengecoh P = jumlah peserta didik yang memiliki pengecoh N = jumlah peserta didik yang ikut tes B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal n = jumlah alternatif jawaban (opsi) 1 = bilangan tetap
Sama dengan cara menganalisis tingkat kesukaran dan daya pembeda, pengecoh juga akan dianalisis dengan menggunakan program TAP. Setelah dianalisis maka langkah selanjutnya adalah membandingkan antara total tiap pilihan jawaban atau pengecoh dengan angka 0,05. Angka 0,05 sama dengan 5% yang mana merupakan jumlah minimal siswa yang harus memilih pengecoh tersebut agar dapat dikatakan bahwa pengecoh tersebut berfungsi (Daryanto, 2007: 192-193). Nantinya pengecoh yang masih di bawah 0,05 akan diperbaiki agar pengecoh tersebut dapat berfungsi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV pada penelitian ini akan membahas dua pokok bahasan. Kedua pokok bahasan tersebut adalah hasil penelitian dan pembahasan. Berikut uraian dari kedua pokok bahasan tersebut: A. Hasil Penelitian Hal yang akan dibahas pada hasil penelitian ini adalah langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar dan kualitas tes hasil belajar. kedua pokok bahasan pada hasil penelitian akan dibahas secara detail sesuai dengan data yang didapat, berikut uraiannya: 1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar Hasil penelitian prosedur pengembangan tes hasil belajar didasarkan pada langkah pembuatan tes hasil belajar pada bab III yang meliputi tujuh langkah. Hasil dari ketujuh langkah yang telah dilakukan dijabarkan sebagai berikut: a. Potensi dan Masalah Penelitian ini memiliki potensi dan masalah yang berkaitan dengan alat ukur kemampuan siswa. Potensi penelitian ini adalah guru dapat membuat tes hasil belajarnya sendiri dengan bantuan contoh tes hasil belajar yang baik. Kepercayaan yang tinggi untuk sebuah tes berarti tes tersebut sudah teruji kevalidannya, reliabilitasnya, tingkat kesukarannya, daya pembedanya, serta memiliki analisis pengecoh yang berfungsi baik. Alih-alih guru membuat tes yang demikian, ternyata masih ada guru yang hanya membuat tes hasil belajar dengan seadanya tanpa adanya uji coba terlebih dahulu sehingga tes tersebut tidak dapat mengukur
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
kemampuan siswa dengan baik. Hal demikianlah yang menjadi masalah dan memicu dibuatnya penelitian ini. b. Pengumpulan Data Pencarian potensi dan masalah dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Peneliti mewawancarai dua orang narasumber yang mana berprofesi sebagai guru SD yang menjadi wali kelas V. Wawancara dilakukan pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015 dan hari Rabu tanggal 29 Juli 2015. Wawancara pertama dilakukan di SD tempat peneliti melakukan PPL yaitu di SD A. Narasumber yang peneliti wawancarai bernama guru X. Hasil yang didapat dari wawancara dengan beliau adalah bahwa guru X tahu cara pembuatan tes yang baik karena dia merupakan salah satu guru yang membuat kumpulan soal atau LKS di Yayasan dan guru X pernah membuat tes hasil belajar dengan prosedur yang baik namun hanya satu kali.yaitu ketika beliau baru menjadi guru. Selain itu guru X juga menyatakan bahwa kesulitan guru dalam membuat tes yang baik yaitu keterbatasan waktu. Hasil wawancara terakhir dari narasumber guru X berupa guru X membutuhkan contoh tes hasil belajar yang baik. Wawancara kedua dilakukan di SD B yang mana merupakan SD tempat peneliti melakukan Probaling II dulu. Wawancara dilakukan dengan seorang guru yang merupakan guru senior di SD tempatnya berkarya yang selanjutnya akan diberi nama guru Y. Hasil dari wawancara tersebut adalah bahwa guru Y tahu cara membuat tes hasil belajar yang baik, namun beliau hanya mengatakan langkahlangkahnya tidak secara detail. Hasil wawancara dengan guru Y selanjutnya yaitu bahwa kesulitan guru Y dalam pembuatan tes hasil belajar yang baik adalah karena kendala waktu namun beliau tetap membuat tes untuk digunakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
menguji kemampuan siswanya namun prosedurnya belum baik. Hasil wawancara terakhir dengan guru Y yaitu bahwa beliau membutuhkan contoh tes hasil belajar yang baik agar menjadi acuan atau pedoman baginya dalam membuat tes. c. Desain Produk Peneliti mendesain produk sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan perangkat tes hasil belajar Matematika pada materi pengukuran sudut. Awal pembuatan desain, peneliti telah membuat beberapa indikator dari kompetensi dasar (KD) 2.3 yaitu pengukuran sudut. Peneliti membuat indikator berdasarkan tingkatan taksonomi Bloom mulai dari tahap mengingat sampai mencipta. Selanjutnya peneliti membuat tiga tingkatan kesulitan soal yaitu mudah, sedang, dan sulit dengan presentase 25%, 50%, dan 25%. Alasan membuat presentase tingkat kesulitan soal sedemikian rupa karena soal mudah dan sulit akan baik apabila jumlahnya sama dan soal sedang memiliki jumlah yang lebih banyak. Langkah selanjutnya yaitu membuat soal berdasarkan indikator yang telah dibuat serta membuat opsi jawabannya. d. Validasi Produk Validasi produk dilakukan oleh empat ahli yang ahli. Keempat ahli tersebut terdiri dari dua Dosen dan dua Guru. Dua Dosen tersebut merupakan Dosen Matematika dan Dosen Evaluasi Pembelajaran yang mengajar di Universitas Sanata Dharma pada prodi PGSD. Data validasi produk dari keempat ahli dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli No. Validator Rata-rata Skor 1. Ahli 1 3.48 2. Ahli 2 3.48 3. Ahli 3 2.88 4. Ahli 4 3.03 Rata-rata 3.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Tabel 4.1 merupakan tabel hasil validasi ahli dimana rata-rata perolehan validasi ahli adalah 3,21. Berdasarkan tabel 3.3 pada bab III maka perolehan skor rata-rata validasi ahli berada pada kategori baik dan sudah layak untuk diujikan. e. Revisi Desain Peneliti merevisi desain dengan acuan berupa komentar dari ahli yang memvalidasi desain. Selain itu skor jelek yang diberikan oleh empat validator tersebut kepada butir soal akan dianalisis, lalu butir soal tersebut akan direvisi. Berdasarkan hasil validasi ahli maka soal nomor 38 dan 39 langsung diperbaiki. f. Uji Coba Desain Uji coba desain dilakukan selama dua hari, yaitu tanggal 2-3 November 2015. Uji coba desain dilaksanakan di kelas V SD Negeri Adisucipto I yang siswanya berjumlah 62 orang dan terbagi menjadi dua kelas yaitu VA (32 siswa) dan VB (30 siswa). Sebelum diuji cobakan desain produk sudah dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B. Uji coba pada hari pertama dilakukan di kelas VA, sedangkan uji coba hari kedua dilakukan di kelas VB. Uji coba pertama dilakukan dengan memberikan soal tipe A untuk siswa yang duduk di kanan, dan soal B untuk siswa yang duduk di kiri, begitu pula dengan hari kedua. g. Revisi Produk Revisi produk dilakukan peneliti berdasarkan hasil uji coba desain yang diproses dalam program TAP. Peneliti merevisi soal valid yang daya pembedanya masih kurang membedakan dan merevisi pengecoh soal valid yang kurang berfungsi. Jumlah soal yang direvisi oleh peneliti ada 15 soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2. Kualitas Tes Hasil Belajar Kualitas tes hasil belajar dilihat melalui proses analisis data uji coba produk pada program TAP. Kualitas tes sendiri meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan analisis pengecoh. Berikut data hasil pengolahan program TAP untuk soal tipe A dan B: a. Validasi Kualitas tes yang pertama adalah validitas tes. Data validitas tes terdiri dari hasil validitas soal tipe A dan hasil validitas soal tipe B. Berikut validitas tes soal tipe A dan soal tipe B: 1) Soal tipe A Tabel 4.2 Hasil Validitas Soal Tipe A Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
Point Biser 0.38 0.60 0.53 0.37 0.72 0.39 0.57 0.41 0.59 0.56 0.68 0.50 0.27 0.44 0.40 0.35 0.59 0.34 -0.12 -0.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
2) Soal tipe B Tabel 4.3 Hasil Validitas Soal Tipe B Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 b.
Point Biser 0.66 0.41 0.28 0.30 0.54 0.33 0.49 0.62 0.46 0.01 0.65 0.51 0.24 0.62 0.41 0.49 0.10 0.08 0.01 0.45
Reliabilitas
Kualitas tes yang kedua adalah reliabilitas tes. Data reliabilitas tes terdiri dari hasil reliabilitas soal tipe A dan hasil reliabilitas soal tipe B. Berikut reliabilitas tes soal tipe A dan soal tipe B: 1) Soal tipe A Split-Half (Odd/Even) Reliability = 0.743 (with Spearman-Brown = 0.852) 2) Soal tipe B Split-Half (Odd/Even) Reliability = 0.567 (with Spearman-Brown = 0.724)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
c.
Tingkat kesulitan
Kualitas tes yang ketiga adalah tingkat kesulitan. Data tingkat kesulitan terdiri dari tingkat kesulitan soal tipe A dan tingkat kesulitan soal tipe B. Berikut tingkat kesulitan tes soal tipe A dan soal tipe B: 1) Soal tipe A Tabel 4.4 Tingkat Kesulitan Soal Tipe A Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
Item Diff 0.97 0.84 0.75 0.59 0.69 0.84 0.56 0.69 0.50 0.41 0.75 0.78 0.47 0.44 0.28 0.25 0.66 0.59 0.47 0.22
2) Soal tipe B Tabel 4.5 Tingkat Kesulitan Soal Tipe B Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Item Diff 0.67 0.60 0.70 0.90 0.67 0.83 0.47 0.67 0.73 0.70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
d.
0.33 0.70 0.73 0.37 0.70 0.50 0.53 0.90 0.67 0.80
Daya pembeda
Kualitas tes yang keempat adalah daya pembeda. Data daya pembeda terdiri dari daya pembeda soal tipe A dan daya pembeda soal tipe B. Berikut daya pembeda tes
soal tipe A dan soal tipe B: 1) Soal tipe A Tabel 4.6 Daya Pembeda Soal Tipe A Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
Disc. Index 0.10 0.50 0.60 0.50 0.90 0.20 0.80 0.40 0.70 0.60 0.70 0.40 0.10 0.60 0.40 0.30 0.60 0.40 -0.20 -0.40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
2) Soal tipe B Tabel 4.7 Daya Pembeda Soal Tipe B Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20
e.
Disc. Index 0.78 0.43 0.32 0.22 0.54 0.21 0.65 0.78 0.56 0.07 0.89 0.56 0.32 0.76 0.54 0.54 0.19 -0.01 -0.15 0.44
Analisis pengecoh
Kualitas tes yang kelima atau yang terakhir adalah analisis pengecoh. Data analisis pengecoh terdiri dari analisis pengecoh soal tipe A dan analisis pengecoh soal
tipe B. Berikut analisis pengecoh tes soal tipe A dan soal tipe B: 1) Soal tipe A Tabel 4.8 Hasil Analisis Pengecoh Soal Valid Tipe A No. Soal
1. 2. 3. 4. 5. 6, 7. 8. 9.
A
0.000 0.844 0.750 0.156 0.688 0.000 0.563 0.031 0.500
Hasil Analisis Pengecoh B C
0.000 0.000 0.125 0.125 0.125 0.844 0.281 0.219 0.063
0.969 0.031 0.063 0.125 0.094 0.063 0.125 0.688 0.125
D
0.031 0.125 0.063 0.594 0.094 0.094 0.031 0.063 0.313
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
10. 11. 12. 14. 15. 16. 17.
0.156 0.031 0.031 0.313 0.375 0.219 0.656
0.438 0.188 0.781 0.219 0.125 0.250 0.125
0.000 0.031 0.094 0.031 0.281 0.469 0.156
0.406 0.750 0.469 0.438 0.219 0.063 0.063
2) Soal Tipe B Tabel 4.9 Hasil Analisis Pengecoh Soal Valid Tipe B Hasil Pengecoh
No. Soal
1. 2. 5. 7. 8. 9. 11. 12. 14. 15. 16. 20.
A
0.133 0.133 0.100 0.400 0.100 0.167 0.333 0.033 0.300 0.133 0.100 0.033
B
0.133 0.200 0.167 0.467 0.667 0.067 0.233 0.200 0.167 0.067 0.100 0.800
C
0.067 0.600 0.067 0.100 0.200 0.733 0.433 0.067 0.167 0.100 0.300 0.067
D
0.667 0.067 0.667 0.033 0.033 0.033 0.000 0.700 0.367 0.700 0.500 0.100
B. Pembahasan Hal yang dibahas terdiri dari langkah pengembangan tes hasil belajar dan kualitas dari tes hasil belajar. Kedua pokok bahasan ini merupakan pembahasan dari hasil data yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian. Berikut penjabaran dari kedua pokok bahasan tersebut: 1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar Terdapat tujuh langkah yang akan dibahas dalam pengembangan tes hasil belajar. Ketujuh langkah tersebut merupakan pembahasan dari data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
dihasilkan dari penelitian yang dilakukan peneliti. Ketujuh langkah tersebut peneliti jabarkan sebagai berikut: a. Potensi dan Masalah Guru dapat membuat tes hasil belajar sendiri dengan acuan atau pedoman contoh tes hasil belajar yang baik. Melalui contoh tes hasil belajar yang baik, guru akan lebih mengetahui dan memkai bahasa yang mudah dipahami siswa serta mengetahui bagaimana cara penanyaan yang baik dalam membuat soal. Guru juga dapat membuat opsi jawaban atau pengecoh dengan pedoman pengecoh dari contoh tes hasil belajar yang baik. b. Pengumpulan Data Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan hasil kedua wawancara tersebut bahwa guru sebenarnya tahu cara pembuatan tes hasil belajar yang baik walau salah satu guru masih belum mengerti prosedur detailnya. Kendati demikian guru tidak membuat tes sesuai prosedur yang baik. Hal tersebut karena guru tidak punya waktu luang untuk melakukan prosedur pembuatan tes dengan baik. Selain itu contoh tes hasil belajar yang baik tersebut akan membantu guru dalam membuat tes hasil belajarnya sendiri sebagai pedoman atau acuan. c. Desain Produk Peneliti membuat 15 indikator yang termasuk ke dalam tingkat taksonomi mengingat hingga mencipta. Soal yang terdiri dari C1 dan C2 masuk pada tingkat kesulitan mudah, C3 dan C4 masuk pada tingkat kesulitan sedang, dan C5 dan C6 masuk pada tingkat kesulitan tinggi. Peneliti membuat 40 soal dimana 10 soal mempunyai tingkat kesulitan mudah, 20 soal mempunyai tingkat kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
sedang, dan 10 soal dengan tingkat kesulitan sulit. Produk berupa tes hasil belajar ini tiap butir soalnya memilki 3 pengecoh dan 1 jawaban benar. d. Validasi Produk Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata validasi ahli adalah 3.21. Dalam tabel 3.3 yang ada dalam bab III perolehan rata-rata 3.21 berada dalam kualifikasi baik. Ahli 1 adalah dosen Matematika PGSD Sadhar, ahli 2 merupakan dosen Evaluasi Pembelajaran PGSD Sadhar, lalu ahli 3 dan 4 adalah guru kelas V. Hampir semua soal yang divalidasi ahli baik, namun ada dua soal yang masih kurang baik. Dua soal yang masih kurang baik adalah soal nomor 38 dan 39. Kedua soal yang kurang baik akan direvisi pada langkah selanjutnya. e. Revisi Desain Peneliti melakukan revisi pada soal yang masih kurang baik pada rekap nilai validasi ahli. Peneliti mengganti salah satu pengecoh dari butir soal nomor 38 yang dianggap kurang baik karena komentar ahli yang menyatakan bahwa ada dua jawaban dalam pilihan jawaban. Selanjutnya peneliti juga merevisi soal nomor 39 yang pertanyaannya sedikit membingungkan. Selain merevisi kedua soal tersebut peneliti juga membenahi titik-titik yang ada dalam setiap soal sesuai komentar ahli. Peneliti juga membenahi penulisan dan huruf yang kurang atau salah. f. Uji Coba Desain Data hasil uji coba desain diproses menggunakan aplikasi TAP. Pemrosesan data dilakukan menurut setiap tipe soal. Hasil dari pemrosesan aplikasi TAP berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, daya pembeda, dan analisis pengecoh soal. Hasil pengolahan data tersebut yang membuat peneliti dapat mengetahuai kualitas tes hasil belajar/ produk yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
g. Revisi Desain Revisi yang dilakukan peneliti setelah melihat kualitas tes dilakukan agar tes benar-benar teruji kualitasnya. Sebagai langkah akhir maka revisi ini harus dilakukan agar guru yang memakai contoh tes hasil belajar ini sebagai pedoman dapat membuat tes hasil belajarnya sendiri dengan baik. Peneliti merasa perlu melihat kembali komentar dari para ahli untuk merivisi desain yang sudah diujikan agar dapat mengetahui apakah ada kesalahan yang sama pada soal tersebut sehingga memerlukan revisi.
2. Kualitas Tes Hasil Belajar Pembahasan kualitas tes hasil belajar didasarkan pada analisis data yang didapat dari proses pengolahan data pada aplikasi TAP. Berikut pembahasan kualitas tes hasil belajar soal tipe A dan B: a. Soal Tipe A 1) Validitas Peneliti membandingkan hasil analisis validitas soal tipe A dengan menggunakan program TAP pada tabel 4.2 dengan rtabel taraf signifikan 5% sesuai teknik analisis hasil validitas pada bab III. Rtabel untuk jumlah siswa sebanyak 32 orang yaitu 0,35. Hasil pembandingan tersebut adalah terdapat 16 soal yang melebihi 0,35 dan dinyatakan valid, sedangkan soal yang validitasnya kurang dari 0,35 atau tidak valid ada 4, yaitu 13, 18, 19, dan 20. Keempat soal yang tidak valid tersebut dihilangkan atau disingkirkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
2) Reliabilitas Soal tipe A yang diujikan memiliki reliabilitas sebesar 0,743. Berdsarkan tabel 3.4 menurut Masidjo (1995: 209) pada bab III maka reliabilitas tipe A termasuk pada kategori tinggi yang rentannya 0,61 – 0,80. 3) Tingkat kesulitan Hasil tingkat kesulitan soal valid tipe A pada tabel 4.4 dapat dikelompokkan sesuai tabel 3.5 pada bab III. Pengelompokkan tingkat kesulitan soal tipe A yang valid adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Pengelompokkan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe A Kategori Mudah (0,71 ke atas) Sedang (0,30 – 0,71) Sukar (kurang dari 0,30)
Nomor Soal yang Valid 1, 2, 3, 6, 11, dan 12 4, 5, 7, 8, 9, 10, 14, dan 17 15 dan 16
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa ada 6 soal tipe A yang valid yang temasuk kategori mudah yaitu soal nomor 1, 2, 3, 6, 11, dan 12. Sedangkan untuk soal dengan tingkat kesulitan kategori sedang, ada 8 soal yaitu nomor 4, 5, 7, 8, 9, 10, 14, dan 17. Soal tipe A yang valid dan masuk tingkat kesulitan kategori sukar ada 2 soal yaitu nomor 15 dan 16. 4) Daya pembeda Hasil pengolahan data selanjutnya adalah daya pembeda soal tipe A. Daya pembeda soal tipe A pada tabel 4.6 dapat dikeleompokkan menurut Masidjo (1995: 203) pada tabel 3.6 di bab III. Pengelompokkan daya pembeda soal tipe A yang valid menurut kategori yang dikemukakan Masidjo dapat dilihat pada tabel 4.11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Tabel 4.11 Pengelompokkan Daya Pembeda Soal Valid Tipe A Kategori Sangat Membedakan (0,80 – 1,00) Lebih Membedakan (0,60 – 0,79) Cukup Membedakan (0,40 – 0,59) Kurang Membedakan (0,20 – 0,39) Sangat Kurang Membedakan (Negatif – 0,19)
Nomor Soal 5 dan 7 3, 9, 10, 11, 14, dan 17 2, 4, 8, 12, dan 15 6 dan 16 1
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa soal tipe A yang valid memiliki daya pembeda yang beragam. Soal nomor 1 berada dalam kategori sangat kurang membedakan yang berarti soal tersebut tidak dapat dipakai untuk membedakan antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi dan tingkat kemampuan rendah. Kategori daya pembeda yang kurang membedakan terdiri dari 2 soal yaitu soal nomor 6 dan 16. Terdapat 5 soal yang termasuk kategori cukup membedakan yaitu soal nomor 2, 4, 8, 12, dan 15. Pada kategori lebih membedakan terdapat 6 soal yang masuk dalam kategori tersebut. Soal yang termasuk dalam kategori lebih membedakan yaitu soal nomor 3, 9, 10, 11, 14, dan 17. Terdapat 2 soal yang masuk dalam kategori daya pembeda yang terakhir yaitu kategori sangat membedakan. Soal yang termasuk dalam kategori terakhir tersebut adalah soal nomor 5 dan 7. 5) Analisis pengecoh Daryanto (2007: 192-193) pada bab III yang menyatakan bahwa pengecoh dinyatakan berfungsi apabila jumlah responden yang memilih pengecoh tersebut sekurang-kurangnya harus 5% atau 0,05 dari keseluruhan responden. Berdasarkan pendapat tersebut maka analisis pengecoh soal tipe A pada tabel 4.8 memperlihatkan bahwa ada beberapa pengecoh yang tidak berfungsi baik. Meski demikian banyak dari pengecoh tersebut yang dapat berfungsi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Penggolongan pengecoh yang berfungsi dan yang tidak berfungsi dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe A No. Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6, 7. 8. 9. 10. 11. 12. 14. 15. 16. 17.
Pengecoh Berfungsi C AD ABCD ABCD ABCD BCD ABC BCD ABCD ABD BD BCD ABD ABCD ABCD ABCD
Tidak Berfungsi ABD BC
A D A C AC A C
Hasil analisis pengecoh untuk soal valid tipe A berdasarkan tabel 4.12 adalah terdapat 7 soal yang pengecohnya berfungsi dengan baik. Ke-7 soal yang memiliki pengecoh yang baik tersebut adalah soal nomor 3, 4, 5, 9, 15, 16, dan 17. Soal yang masih belum memiliki pengecoh yang baik direvisi oleh peneliti agar didapatkan tes hasil belajar yang berkualitas. b. Soal Tipe B 1) Validitas Peneliti membandingkan hasil analisis validitas soal tipe B dengan menggunakan program TAP pada tabel 4.3 dengan rtabel taraf signifikan 5% sesuai teknik analisis hasil validitas pada bab III. Rtabel untuk jumlah siswa sebanyak 30 orang yaitu 0,36. Hasil pembandingan tersebut adalah terdapat 12 soal yang melebihi 0,36 dan valid, sedangkan soal yang validitasnya kurang dari 0,36 atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
tidak valid ada 8. Soal yang valid adalah nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, dan 20 sedangkan soal nomor 3, 4, 6, 10, 13, 17, 18, dan 19 tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut dihilangkan atau disingkirkan. 2) Reliabilitas Soal tipe B yang diujikan memiliki reliabilitas sebesar 0,567. Berdsarkan tabel 3.4 menurut Masidjo (1995: 209) pada bab III maka reliabilitas tipe A termasuk pada kategori cukup yang rentannya 0,41 – 0,60. 3) Tingkat kesulitan Hasil tingkat kesulitan soal valid tipe B pada tabel 4.5 dapat dikelompokkan sesuai tabel 3.5 pada bab III. Pengelompokkan tingkat kesulitan soal tipe A yang valid adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Pengelompokkan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe B Kategori Mudah (0,71 ke atas) Sedang (0,30 – 0,71) Sukar (kurang dari 0,30)
Nomor Soal yang Valid 9 dan 20 1, 2, 5, 7, 8, 11, 12, 14, 15, dan 16 -
Pada tabel 4.13 di atas soal tipe B yang valid dan memiliki tingkat kesulitan pada kategori mudah ada 2 soal yaitu nomor 9 dan 20. Soal valid tipe B lainnya berada pada kategori sedang, sedangkan untuk kategori sukar tidak ada satu pun soal B yang masuk kategori tersebut. 4) Daya pembeda Hasil pengolahan data selanjutnya adalah daya pembeda soal tipe B. Daya pembeda soal tipe B pada tabel 4.7 dapat dikeleompokkan menurut Masidjo (1995: 203) pada tabel 3.6 di bab III. Pengelompokkan daya pembeda soal tipe B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
yang valid menurut kategori yang dikemukakan Masidjo dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Pengelompokkan Daya Pembeda Soal Valid Tipe B Kategori Sangat Membedakan (0,80 – 1,00) Lebih Membedakan (0,60 – 0,79) Cukup Membedakan (0,40 – 0,59) Kurang Membedakan (0,20 – 0,39) Sangat Kurang Membedakan (Negatif – 0,19)
Nomor Soal 11 1, 7, 8, dan 14 2, 5, 9, 12, 15, 16, dan 20 -
Pengelompokkan daya pembeda pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa ada 1 soal valid tipe B yang masuk dalam kategori sangat membedakan yaitu nomor 11. Ketegori kedua yaitu lebih membedakan terdapat 4 soal yang masuk dalam kategori tersebut yaitu soal nomor 1, 7, 8 dan 14, sedangkan pada kategori cukup membedakan terdapat 7 soal valid tipe B yang termasuk kategori tersebut yaitu soal nomor 2, 5, 9, 12, 15, 16, dan 20. Pada kelompok daya pembeda kurang membedakan dan sangat kurang membedakan tidak ada satupun soal valid tipe B yang masuk dalam kategori tersebut. 5) Analisis pengecoh Daryanto (2007: 192-193) pada bab III yang menyatakan bahwa pengecoh dinyatakan berfungsi apabila jumlah responden yang memilih pengecoh tersebut sekurang-kurangnya harus 5% atau 0,05 dari keseluruhan responden. Berdasarkan pendapat tersebut maka analisis pengecoh soal tipe B pada tabel 4.9 memperlihatkan bahwa ada beberapa pengecoh yang tidak berfungsi baik. Meski demikian banyak dari pengecoh tersebut yang dapat berfungsi dengan baik. Penggolongan pengecoh yang berfungsi dan yang tidak berfungsi dapat dilihat pada tabel 4.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Tabel 4.15 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe B No. Soal 1. 2. 5. 7. 8. 9. 11. 12. 14. 15. 16. 20.
Pengecoh Berfungsi ABCD ABCD ABCD ABC ABC ABC ABC BCD ABCD ABCD ABCD BCD
Tidak Berfungsi
D D D D A
A
Berdasarkan hasil pengolahan data soal tipe B untuk analisis pengecoh pada tabel 4.15 maka didapatkan soal valid tipe B yang memiliki pengecoh yang berfungsi baik hanya ada 6 soal. Soal valid tipe B yang memiliki pengecoh yang baik adalah soal nomor 1, 2, 5, 14, 15, dan 16. Soal yang belum memiliki pengecoh yang berfungsi dengan baik tidak bukan berarti buruk atau harus dibuang. Soal valid tipe B yang keempat pengecohnya belum berfungsi dengan baik dapat direvisi sehingga soal tersebut dapat memiliki pengecoh yang berfungsi baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN
Bab terakhir ini akan membahas tiga pokok bahasan. Ketiga pokok bahasan tersebut adalah kesimpulan, keterbatasan pengembangan, dan saran. Pokok bahasan tersebut dijabarkan sebagai berikut: A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis data berserta pembahasannya yang telah dijabarkan peneliti pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Prosedur pengembangan tes hasil belajar yang baik untuk materi pengukuran sudut mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD dilakukan melalui tujuh langkah.
Ketujuh
pengembangan
langkah
tersebut
dikembangkan
berdasarkan
model
menurut Sugiyono yaitu: (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk. Hasil revisi produk setelah uji coba produk adalah terciptanya tes hasil yang baik pada mata pelajaran matematika materi pengukuran sudut untuk kelas V SD. 2. Hasil validasi ahli (expert judgement) dikategorikan dalam kategori baik dimana perolehan rata-rata skor dari semua ahli adalah 3,21. Sedangkan untuk kualitas tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa terdapat 27 soal yang valid dan reliabel dari 40 soal yang dibuat. Selain valid dan reliabel, ke-27 soal sudah memiliki daya pembeda minimal cukup membedakan serta memiliki tingkat kesukaran dan analisis pengecoh yang baik. Prototipe tes dijadikan contoh tes
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
hasil belajar yang baik. Contoh tes hasil belajar yang baik tersebut dicetak menjadi sebuah buku dan diproduksi secara terbatas.
B. Keterbatasan Pengembangan Tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut yang merupakan produk dari pada penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut: 1. Wawancara hanya dilakukan kepada dua guru kelas V. 2. Pengembangan produk hanya sampai pada tahap tujuh yaitu revisi produk setelah diuji cobakan karena keterbatasan waktu. 3. Produk berupa tes hasil belajar belum diuji cobakan lagi setelah dianalisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan analisi pengecohnya.
C. Saran Peneliti memberi beberapa sara supaya dapat memberi manfaat untuk kedepannya. Saran-saran yang ingin disampaikan peneliti yaitu: 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan wawancara kepada lebih dari dua narasumber. 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat mengembangkan produk sampai tahap kesepuluh yaitu produksi produk masal. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengujikan produk kembali setelah dianalisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan analisi pengecohnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Abdurrahman, Maman & Sambas A.M. (2011). Panduan Praktis Memahami Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia. Ali, Mohammad & Muhammad Asrori. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Dally, Dadang. (2010). Balanced Scorecard: Suatu Pendekatan dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Daryanto. (2007). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Duskri, M., dkk. (2014). Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18, Nomor 1. Jihad, Asep & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kountur, Ronny. (2003). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM. Kusaeri. (2014). Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Mardhiyanti, Devi., dkk. (2011). Pengembangan Soal Matematika Model PISA untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNSRI Vol.5 No.1. Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKD. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Muslich, Masnur. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Group. Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.
Subali, Bambang. (2012). Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press. Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sudjana, Djudju. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RnD. Bandung: Alvabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alvabeta. Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sulistyorini. (2009). Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: TERAS. Suryabrata, Sumadi. (1997). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Suwandi, Sarwaji. (2010). Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Suwarto. (2013). Pengembangan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tes
Diagnosik
dalam
Pembelajaran.
Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana. Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wirastri, T.Y. (2014). Analisis Kualitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Tengah Semester II Mata Pelajaran Matematika Kelas I Tahun Ajaran 2013/2014. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
LAMPIRAN 1
Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Wawancara yang dilakukan peneliti dilakukan pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015 dan hari Rabu tanggal 19 Juli 2015. Wawancara pertama dilakukan di SD tempat peneliti melakukan PPL yaitu di SD A. Narasumber yang peneliti wawancarai bernama guru X. Pertama-tama peneliti bertanya mengenai pemahaman guru terhadap prosedur pembuatan soal tes hasil belajar. Guru X menjawab bahwa dia tahu cara pembuatan tes yang baik karena dia merupakan salah satu guru yang membuat kumpulan soal atau LKS di Yayasan. Guru X menjelaskan bahwa membuat tes itu tidak lah mudah, harus menentukan KD dan indikator, lalu menenjukan jenis tes yang akan dibuat. Pembuatan tes harus dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan harus diujikan terlebih dahulu untuk melihat valid dan reliabilitas tes tersebut. Guru X melanjutkan bahwa adanya pengujian tes tersebut sangat penting dalam pembuatan tes karena hal itu merupakan tahap yang wajib dilakukan pembuat tes agar taraf kepercaan terhadap tes tersebut tinggi. Menanggapi jawaban guru X, peneliti mengajukan pertanyaan apakah guru X pernah membuat tes sedemikian rupa untuk siswanya atau tidak. Ketika ditanya demikian, guru X tersenyum dan menjawab bahwa dia pernah melakukan hal itu namun hanya satu kali, yaitu ketika beliau baru menjadi guru. Setelah guru X melakukan pengujian, guru X banyak kehilangan waktu untuk hal semacam itu dan mendapat masukan dari guru seniornya. Seniornya mengatakan bahwa untuk membuat tes semacam itu pasti banyak memakan waktu, jadi kalau mau membuat tes ya langsung saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
dibuat dengan teliti baru setelah itu langsung dibuat tes kalau sudah dianggap bagus. Sejak saat itulah guru X tidak membuat tes dengan prosedur yang sebenarnya karena waktu bagi guru sendiri sangatlah terbatas apa lagi untuk membuat tes hasil belajar yang seperti itu. Sebagai tanggapan, peneliti betanya apakah kesulitan guru X dalam membuat tes hasil belajar yang memakai prosedur yang baik. Guru X langsung menjawab bahwa kesulitan guru dalam membuat tes yang baik yaitu keterbatasan waktu. Seorang guru tidak hanya bertugas membuat tes tapi mengajarlah tugas utama guru. Mengejar ketinggalan materi saja memerlukan banyak waktu, jadi waktu untuk penguji cobaan tes itu hampir mustahil dilakukan apalagi ditambah waktu untuk menguji valid dan reliabilitas tes tersebut. Mendengar jawaban guru X, peneliti lalu bertanya apakah guru X akan menerima apabila ada yang memberi contoh tes hasil belajar yang baik dan telah teruji valid dan reliabilitasnya, dan langsung dijawab dengan tegas bahwa guru X tentu akan menerima contoh tes tersebut. Wawancara kedua dilakukan di SD B yang mana merupakan SD tempat peneliti melakukan Probaling II dulu. Peneliti mewawancara seorang guru yang merupakan guru senior di SD tempatnya berkarya yang selanjutnya akan peneliti beri nama guru Y. Wawancara dimulai dengan pertanyaan yang sama seperti wawancara sebelumnya, dan guru Y menjawab bahwa beliau tahu cara membuat tes hasil belajar yang baik. Pembuatan tes hasil belajar beliau ketahui karena adanya sosialisasi yang ada di SD tempatnya bekerja. Tanpa peneliti bertanya tentang prosedur pembuatan tes yang baik, guru Y sudah mengatakannya terlebih dahulu. Beliau berkata bahwa langkah pembuatan tes hasil belajar yang baik itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
harus disesuaikan dengan materi dan KD. Setelah itu tes diuji terlebih dahulu agar ketemu validitas dan reliabilitasnya, agar tes ini dianggap layak untuk digunakan sebagai alat ukur. Beliau melanjutkan kalau tes hasil belajar seperti itu baik untuk digunakan, terlebih dapat menguji kemampuan siswa secara baik. Tapi bagi guru, mengujikan tes dan mencari valid tidaknya reliabilitas tes membutuhkan waktu yang lama. Guru Y melanjutkan bahwa guru tidak mempunyai cukup waktu untuk hal demikian sehingga beliau tidak pernah membuat tes dengan prosedur yang baik. Kendati demikian beliau tetap membuat tes untuk digunakan dalam menguji kemampuan siswanya. Setelah mendengar penjelasan tersebut peneliti kemudian bertanya apakah menurut guru Y tes yang beliau buat sudah diaggap baik atau belum. Menanggapi pertanyaan peneliti, guru Y menjawab bahwa tentu saja tes tersebut baik karena guru Y selalu mengkaji ulang tes nya sebelum digunakan. Peneliti lalu menanyakan pertanyaan terakhir sebagai penutup pertanyaan, yaitu apakah guru Y bersedia menerima contoh tes hasil belajar yang baik apabila ada yang ingin memberinya. Pertanyaan tersebut disambut guru Y dengan seutas senyum dan sedikit tawa lalu dengan cepat mengatakan bahwa dia pasti mau menerima contoh tes hasil belajar tersebut. Baginya dan bagi guru lain, contoh tes semacam itu sangat menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
FORMAT VALIDASI AHLI
Yth. mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu tabel skor 1, 2, 3,dan 4 serta memberi komentar dari setiap komponen penilaian pada kolom yang telah tersedia. Identitas validator Nama pekerjaan Ahli
: : :
Judgement Ahli Kecocokan Indikator dengan Butir Soal Mata Pelajaran
: Matematika
Semester
: I (Satu)/ ganjil
Kelas
: V (lima) SD
Bentuk soal
: Pilihan Ganda
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dimensi Proses Kognitif Bloom Tingkat kesulitan Rendah Sedang Tinggi
Mengingat
Memahami
25% = 10 soal -
-
Menerapkan
Menganalisis
Menilai
Mencipta
-
-
-
-
50% = 20 soal -
-
25% = 10 soal
Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
:
2.3 Melakukan Pengukuran Sudut Keterangan : skor 1 = soal sangat kurang baik skor 2 = soal kurang baik skor 3 = soal baik skor 4 = soal sangat baik
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator 2.3.1 Menyebutkan jenis-jenis sudut
2.3.2 Menyebutkan jenis sudut berdasarkan gambar
Materi Jenis-jenis sudut
Aspek yang diukur Mengingat C1
Soal
1
Skor 2 3
4
Komentar
1. Terdapat 3 jenis sudut berdasarkan besar sudutnya. Ke-3 jenis sudut tersebut adalah . . . a. Sudut tumpul, sudut lancip, dan sudut datar b. Sudut lancip, sudut datar, sudut siku-siku c. Sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku d. Sudut lengkung, sudut lancip, dan sudut datar Jawaban : C Estimasi kesulitan : mudah
2. Perhatikan gambar di bawah ini. Jenis sudut di bawah ini adalah . . . a. Sudut siku-siku b. Sudut lancip c. Sudut datar d. Sudut tumpul
Jawaban: A Estimasi kesulitan : mudah
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Perhatikan gambar di bawah ini. Sudut di bawah merupakan jenis sudut . . . a. Sudut siku-siku b. Sudut lancip c. Sudut datar d. Sudut tumpul Jawaban: D Estimasi kesulitan : mudah 2.3.3 Menyebutkan pengertian jenis-jenis sudut
4. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya . . . a. Lebih dari 90 derajat b. Tepat 90 derajat c. Kurang dari 90 derajat d. Tepat 180 derajat Jawaban: C Estimasi kesulitan : mudah 5. Ari ingin membuat sudut yang besarnya 140 derajat. Jenis sudut yang akan dibuat Ari adalah sudut . . . a. Tumpul b. Lancip c. Datar d. Siku-siku
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.4 Membedakan jenis-jenis sudut
Memahami C2
Jawaban: A Estimasi kesulitan: mudah 1. Bernad menggambar 3 buah sudut. Besar ketiga sudut itu adalah 85 derajat, 95 derajat, dan 140 derajat. Jenis sudut yang digambar Bernad secara berurutan adalah sudut . . ., . . ., dan . . . a. Tumpul, siku-siku, lancip b. Lancip, siku-siku, tumpul c. Lancip, lancip, tumpul d. Lancip, tumpul, tumpul Jawaban: D Estimasi kesulitan: mudah 2. Salsa harus menggambar 3 buah sudut. 3 buah sudut tersebut adalah sudut tumpul, lancip, dan siku-siku. Apabila salsa harus memilih besar sudutnya sendiri, maka salsa akan memilih sudut dengan besar ..., ..., dan ... a. 145 derajat, 90 derajat, 50 derajat b. 145 derajat, 50 derajat, 90 derajat c. 90 derajat, 145 derajat, 50 derajat d. 50 derajat, 90 derajat, 145 derajat Jawanban: B Estimasi kesulitan: mudah
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.5 Membandingkan besar sudut
(Untuk soal no 3-4) Nama Sudut A B C D E
Besar sudut 35 175 80 20 130
3. Jika dibandingkan sudut B dan sudut E besar sudutnya . . . sudut A, C, dan D. a. Lebih kecil dari b. Sama dengan c. Lebih besar dari d. Ada yang sama dengan Jawaban: C Estimasi kesulitan: mudah 4. Jika dibandingkan sudut A besarnya ... dari sudut C, sedangkan sudut B besarnya ... dari sudut E. a. Lebih besar. Lebih besar b. Lebih besar. Lebih kecil c. Lebih kecil. Lebih kecil d. Lebih kecil. Lebih besar Jawaban: D Estimasi kesulitan: mudah
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Sudut I
Sudut II
Sudut III
Sudut I, II, dan III adalah sudut yang digambar Jian. Pernyataan berikut yang benar menurut gambar tersebut . . . a. Sudut I besarnya lebih kecil dari pada sudut II dan sudut III b. Sudut II mempunyai besar sudut yang paling kecil c. Sudut III adalah sudut yang mempunyai besar paling kecil d. Sudut I dan III besarnya sama Jawaban: A Estimasi kesulitan: mudah
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.5 Mengurutkan sudut
Menerapkan 1. Lisa akan menggambar 3 sudut dengan besar 145 derajat, 85 derajat, dan 100 derajat. C3 Apabila Lisa ingin menggambar sudut mulai dari yang terkecil, maka lisa akan menggambar mulai dari sudut ..., lalu ...dan yang terakhir ... a. 85 derajat, 100 derajat, 145 derajat b. 85 derajat, 145 derajat, 100 derajat c. 145 derajat, 100 derajat, 85 derajat d. 100 derajat, 145 derajat, 85 derajat Jawaban: A Estimasi kesulitan: sedang 2. Bunga ingin menggambar 5 buah sudut secara berurutan mulai dari yang sudutnya paling besar. Maka Bunga akan menggambar sudut secara berurutan dengan besar . . . a. 50 derajat, 35 derajat, 55 derajat, 30 derajat, 20 derajat b. 170 derajat, 140 derajat, 135 derajat, 90 derajat, 45 derajat c. 65 derajat, 80 derajat, 115 derajat, 135 derajat, 155 derajat d. 170 derajat, 145 derajat, 155 derajat, 135 derajat, 85 derajat Jawaban: B Estimasi kesulitan: sedang
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.6 Melengkapi kalimat yang berhubungan dengan sudut
3. Sudut ... merupakan sudut yang besarnya 90 derajat sedangkan sudut yang besarnya ... bukan merupakan sudut tumpul. a. Siku-siku. 60 derajat b. Siku-siku. 135 derajat c. Tumpul. 80 derajat d. Lancip. 145 derajat Jawaban: A Estimasi kesulitan: sedang 4. Sudut yang besarnya 120 derajat termasuk jenis sudut ..., tapi sudut dengan besar ... bukan merupakan sudut tumpul maupun sikusiku. a. Tumpul. Lebih dari 90 derajat. b. Tumpul. Kurang dari 90 derajat. c. Lancip. Kurag dari 90 derajat. d. Lancip. Lebih 90 derajat. Jawaban: B Estimasi kesulitan: sedang 5. Astrid menggambar 4 buah sudut dengan sudut yang berbeda yaitu 50 derajat, 60 derajat, 100 derajat, dan 145 derajat. Maka Astrid mengambar mulai dari sudut ... hingga ...
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. b. c. d.
Terkecil. Terbesar Terbesar. Terkecil Siku-siku. Terkecil Siku-siku. Tumpul
Jawaban: A Estimasi kesulitan: sedang 2.3.7 Menyelesaikan masalah dengan macam-macam sudut
6. Ayah ingin membuat sebuah persegi dengan menggunakan busur. Ayah dapat mulai membuat persegi dengan cara membuat sudut ... a. Lancip b. Datar c. Siku-siku d. Tumpul Jawaban: C Estimasi kesulitan: sedang 7. Denis melihat layangan tersangkut di sebuah pohon. Denis ingin mengambil layangan tersebut dengan menaiki sebuah tangga. Agar tangga tersebut dapat dinaiki Denis, maka tangga harus disandarkan ke pohon dan membentuk sudut. Sudut yang dibentuk dari ujung tangga dan pohon merupakan sudut ... a. Tumpul
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Lancip c. Siku-siku d. Lengkung Jawaban: B Estimasi kesulitan: sedang 8. Lintang ingin membuat gambar jam dengan jarumnya menunjukkan pukul 01.00. Sudut yang harus dibuat Lintang untuk membentuk jam 01.00 adalah sudut ... a. 50 derajat b. 60 derajat c. 30 derajat d. 20 derajat Jawaban: C Estimasi kesulitan: sedang 9. Kakak akan pergi jalan-jalan pada jam 10.00. Karena takut lupa bahwa dia akan pergi jam 10 pagi, maka kakak menggambar jam dengan jarum jam membentuk jam 10.00. Agar kakak dapat membuat jam dengan baik, maka dia harus membuat sudut yang membentuk jam 10.00, besar sudut tersebut adalah ... a. 60 derajat b. 105 derajat
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. 80 derajat d. 30 derajat Jawaban: A Estimasi kesulitan: sedang 10. Beni mendapat sebuah kue tar dari kakeknya. Beni ingin memberikan setengah kuenya kepada Tita. Maka Beni harus memotong kuenya dengan membentuk sudut ... a. 45 derajat b. 90 derajat c. 135 derajat d. 180 derajat Jawaban: D Estimasi kesulitan: sedang 2.3.8 Menganalisis sudut dari sebuah bangun
Sudut Menganalisis dalam C4 kehidupan sehari-hari
Untuk soal no 1-3 perhatikan gambar di bawah ini!
1. Sudut tumpul pada gambar di atas ada ... a. 5
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. 4 c. 3 d. 2 Jawaban: D Estimasi kesulitan: sedang
2. Sudut lancip pada gambar di atas berjumlah ... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Jawaban: B Estimasi kesulitan: sedang 3. Terdapat ... sudut siku-siku pada gambar. Sudut siku-siku tersebut apabila digabung akan membentuk persegi. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Jawaban: D Estimasi kesulitan: sedang
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.9 Menganalisis soal cerita berkaitan dengan sudut
4. Binar membuat sudut siku-siku. Rangga membuat sudut lancip. Apabila sudut yang dibuat Binar dan Rangga di satukan, maka akan membentuk sebuah sudut baru. Sudut baru itu disebut sudut ... a. Datar b. Lancip c. Siku-siku d. Tumpul Jawaban: D Estimasi kesulitan: sedang 5. Ada 3 sudut yang ingin satukan oleh Toni. Ke3 sudut tersebut besarnya 35 derajat, 100 derajat, dan 25 derajat. Ketiga sudut apabila digabungkan akan membentuk sudut 150 derajat. Gambar yang sesuai apabila ke-3 sudut tersebut digabung lalu di tambah sudut 20 derajat adalah . . . a.
b.
c.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d.
Jawaban: A Estimasi kesulitan: sedang 6. Sekarang jam 14.00. Sedangkan 2 jam lagi Deni harus pergi mandi. Apabila 2 jam lagi adalah jam 16.00 maka besar sudut dari jarum jam yang ditunjukkan adalah ... a. 60 derajat b. 90 derajat c. 120derajat d. 150 derajat Jawaban: C Estimasi kesulitan: sedang 7. Sebagai seorang arsitek, Andi mempunyai banyak pensil untuk menggambar sketsa rumah. Apabila sudut ujung setiap pensil Andi besarnya 25 derajat, maka untuk membentuk sudut dengan besar 175 derajat perlu pensil berjumlah . . . a. 6 buah b. 7 buah
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. 8 buah d. 9 buah Jawaban: B Estimasi kesulitan: sedang
2.3.10 Menyimpulkan beberapa penyataan mengenai sudut
8. Rena sudah membuat sudut dengan besar 60 derajat dan 90 derajat. Maka dapat disimpulkan bahwa Rena . . . a. Sudah menggambar sudut tumpul dan lancip b. Sudah menggambar sudut siku-siku dan sudut tumpul c. Belum menggambar sudut lancip d. Belum menggambar sudut tumpul Jawaban: D Estimasi kesulitan: sedang
9. Farah adalah seorang pembuat pizza. Suatu hari Farah membuat 3 pizza dan akan dibagi sama rata untuk 4 orang temannya. Maka dengan hati-hati Farah membagi setiap pizza menjadi 4 bagian sama rata. Dapat disimpulkan bahwa setiap teman Farah akan mendapat ...
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. b. c. d.
2 potongan pizza dengan sudut 90 derajat 3 potongan pizza dengan sudut 180 derajat 3 potongan pizza dengan sudut 90 derajat 2 potongan pizza dengan sudut 180 derajat
Jawaban: C Estimasi kesulitan: sedang 10. Lala menggambar atap rumah seperti bangun trapesium. Apabila Lala membuat 2 atap rumah, maka dapat disimpulkan bahwa . . . a. Terdapat 2 sudut tumpul dan 4 sudut lancip pada kedua gambar atap rumah tersebut. b. Terdapat 4 sudut tumpul dan 2 sudut lancip pada kedua gambar atap rumah tersebut. c. Terdapat 2 sudut tumpul dan 2 sudut lancip pada kedua gambar atap rumah tersebut. d. Terdapat 4 sudut tumpul dan 4 sudut lancip pada kedua gambar atap rumah tersebut Jawaban: D Estimasi kesulitan: sedang
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.11 Menafsirkan besar suatu sudut
Mengukur sudut
Menilai C5
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Besar sudut di samping kanan kiri sudut siku-siku pada gambar di bawah adalah .. a. 75 derajat dan 40 derajat b. 45 derajat dan 45 derajat c. 50 derajat dan 40 derajat d. 30 derajat dan 30 derajat Jawaban: B Estimasi kesulitan: sulit 2. Perhatikan gambar sudut dibawah ini. Sudut di bawah memiliki besar ... derajat a. 90 b. 40 c. 60 d. 100 Jawaban: D Estimasi kesulitan: sulit
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Galang menggambar bangun segitiga sama sisi. Sudut yang membentuk segitiga tersebut masing-masing adalah . . . a. 60 derajat, 60 derajat, dan 60 derajat b. 45 derajat, 60 derajat, dan 75 derajat c. 80 derajat, 50 derajat, dan 50 derajat d. 60 derajat, 70 derajat, dan 50 derajat Jawaban: A Estimasi kesulitan: sulit 2.3.12 Mengukur sudut
Gunakan busur untuk soal no. 4 dan 5. 4. Besar sudut dari gambar di samping adalah . . . a. 75 derajat b. 70 derajat c. 65 derajat d. 60 derajat Jawaban: D Estimasi kesulitan: sulit 5. Gambar sudut yang besarnya 155 derajat adalah . . . a. b.
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c.
d. Jawaban: B Estimasi kesulitan: sulit
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.13 Merancang beberapa sudut menjadi sebuah bangunan
Mencipta C6
Untuk soal no. 1 dan 2 perhatikan gambar di bawah ini.
1. Nia akan menggambar sebuah bangunan seperti gambar di atas. Rancangan yang tepat untuk membuat rumah di atas adalah ... a. Pertama Nia harus membuat persegi yang mempunyai 4 sudut siku-siku. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat. b. Pertama Nia harus membuat persehi yang mempunyai 4 sudut lancip. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama kaki yang setiap sudut besarnya 60 derajat. c. Pertama Nia harus membuat persegi yang mempunyai 4 sudut tumpul. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat. d. Pertama Nia harus membuat persegi yang
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai 4 sudut siku-siku. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 45 derajat. Jawaban: A Estimasi kesulitan: sulit 2. Ivan ingin menggambar 3 bangunan seperti yang digambar Nia, maka Ivan harus menggambar ... a. 3 buah persegi yang mempunyai 8 sudut siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat b. 3 buah persegi yang mempunyai 10 sudut siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat c. 3 buah persegi yang mempunyai 12 sudut siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 45 derajat d. 3 buah persegi yang mempunyai 12 sudut siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat. Jawaban: D Estimasi kesulitan: sulit 2.3.14 Menemukan sudut yang sesuai
3. Perhatikan 2 garis di samping. 2 garis di samping akan menjadi
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan gambar
bangun trapesium apabila diberi tambahan sudut . . . a. Tumpul b. Siku-siku c. Lancip d. Datar Jawaban: C Estimasi kesulitan: sulit 4. Bety ingin menggambar sebuah balok. Namun Bety lupa beberapa garis untuk membuat balok, sehingga dia hanya mampu menggambar seperti gambar di bawah ini. Dari gambar yang sudah di buat Bety, maka Bety perlu menambahkan ...
a. b. c. d.
2 garis yang membentuk sudut lancip 2 garis yang membentuk sudut tumpul 2 garis yang membentuk sudut siku-siku 2 garis yang membentuk sudut lengkung
Jawaban: B Estimasi kesulitan: sulit
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Garin berencana membuat jajar genjang sama sisi. Untuk membuat jajar genjang tersebut Garin harus menyatukan beberapa garis. Karena Garin sudah menyatukan 2 garis seperti gambar di bawah sehingga menjadi sudut tumpul, maka garin harus membuat . . . supaya menjadi bangun jajar genjang.
a. 2 garis lagi yang membentuk sudut sikusiku b. 2 garis lagi yang membentuk sudut lonjong c. 2 garis lagi yang membentuk sudut lancip d. 2 garis lagi yang membentuk sudut tumpul Jawaban: D Estimasi kesulitan: sulit Jumlah Rata-rata
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Catatan:
Validator
(.......................)
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
LAMPIRAN 3 REKAP VALIDASI AHLI No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Ahli 1
Ahli 2
Ahli 3
Ahli 4
4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3
RataRata 3.5 3.25 3.5 3.25 3.5 3.5 3.5 3.25 3.25 4 3.25 3 3.25 3.5 2.75 3.5 3.25 3.5 3 3 3.25 3 2.75 3.5 2.75 3.25 3.25 2.75 3.5 3.25 3.25 3 3.75 3.25 3.25 3.5
Kategori Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
37 38 39 40 RataRata
3 2 1 2
4 1 4 4
3 2 3 3
3 3 2 3
3.25 2 2.5 3
Baik Kurang Baik Kurang Baik Baik
3.48
3.48
2.88
3.03
3.21
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
LAMPIRAN 4
TIPE SOAL A
Lembar Soal
Petunjuk penggunaan soal: a. Pilihlah satu jawaban benar dan tulis di lembar jawaban b. Soal dikembalikan dengan keadaan bersih seperti sedia kala
Tipe Soal A 1. Terdapat 3 jenis sudut berdasarkan besar sudutnya. Ke-3 jenis sudut tersebut adalah .... a. Sudut tumpul, sudut lancip, dan sudut datar b. Sudut lancip, sudut datar, sudut siku-siku c. Sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku d. Sudut lengkung, sudut lancip, dan sudut datar 2. Perhatikan gambar di bawah ini. Jenis sudut di bawah ini adalah .... a. Sudut siku-siku b. Sudut lancip c. Sudut datar d. Sudut tumpul
3. Ari ingin membuat sudut yang besarnya 140 derajat. Jenis sudut yang akan dibuat Ari adalah sudut .... a. Tumpul b. Lancip c. Datar d. Siku-siku 4. Salsa harus menggambar 3 buah sudut. 3 buah sudut tersebut adalah sudut tumpul, lancip, dan siku-siku. Apabila salsa harus memilih besar sudutnya sendiri, maka salsa akan memilih sudut dengan besar ..., ..., dan .... a. 145 derajat, 90 derajat, 50 derajat b. 90 derajat, 145 derajat, 50 derajat c. 50 derajat, 90 derajat, 145 derajat d. 145 derajat, 50 derajat, 90 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
5.
Sudut I
Sudut II
Sudut III
Sudut I, II, dan III adalah sudut yang digambar Jian. Pernyataan berikut yang benar menurut gambar tersebut .... a. b. c. d.
Sudut I besarnya lebih kecil dari pada sudut II dan sudut III Sudut II mempunyai besar sudut yang paling kecil Sudut III adalah sudut yang mempunyai besar paling kecil Sudut I dan III besarnya sama
6. Bunga ingin menggambar 5 buah sudut secara berurutan mulai dari yang sudutnya paling besar. Maka Bunga akan menggambar sudut secara berurutan dengan besar .... a. 50 derajat, 35 derajat, 55 derajat, 30 derajat, 20 derajat b. 170 derajat, 140 derajat, 135 derajat, 90 derajat, 45 derajat c. 65 derajat, 80 derajat, 115 derajat, 135 derajat, 155 derajat d. 170 derajat, 145 derajat, 155 derajat, 135 derajat, 85 derajat 7. Sudut ... merupakan sudut yang besarnya 90 derajat sedangkan sudut yang besarnya ... bukan merupakan sudut tumpul. a. Siku-siku. 60 derajat b. Siku-siku. 135 derajat c. Tumpul. 80 derajat d. Lancip. 145 derajat 8. Ayah ingin membuat sebuah persegi dengan menggunakan busur. Ayah dapat mulai membuat persegi dengan cara membuat sudut .... a. Lancip b. Datar c. Siku-siku d. Tumpul 9. Kakak akan pergi jalan-jalan pada jam 10.00. Karena kakak takut lupa bahwa dia akan pergi jam 10 pagi, maka kakak menggambar jam dengan jarum jam membentuk jam 10.00. Agar kakak dapat membuat jam dengan baik, maka dia harus membuat sudut yang membentuk jam 10.00, besar sudut tersebut adalah ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
a. 60 derajat b. 105 derajat c. 80 derajat d. 30 derajat 10. Beni mendapat sebuah kue tar dari kakeknya. Beni ingin memberikan setengah kuenya kepada Tita. Maka Beni harus memotong kuenya dengan membentuk sudut .... a. 45 derajat b. 90 derajat c. 135 derajat d. 180 derajat Untuk soal no 11-13 perhatikan gambar di bawah ini!
11. Sudut tumpul pada gambar di atas ada .... a. 5 b. 4 c. 3 d. 2 12. Sudut lancip pada gambar di atas berjumlah .... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 13. Terdapat ... sudut siku-siku pada gambar. Sudut siku-siku tersebut apabila digabung akan membentuk persegi. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 14. Rena sudah membuat sudut dengan besar 60 derajat dan 90 derajat. Maka dapat disimpulkan bahwa Rena .... a. Sudah menggambar sudut tumpul dan lancip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
b. Sudah menggambar sudut siku-siku dan sudut tumpul c. Belum menggambar sudut lancip d. Belum menggambar sudut tumpul 15. Farah adalah seorang pembuat pizza. Suatu hari Farah membuat 3 pizza dan akan dibagi sama rata untuk 4 orang temannya. Maka dengan hati-hati Farah membagi setiap pizza menjadi 4 bagian sama rata. Dapat disimpulkan bahwa setiap teman Farah akan mendapat .... a. 2 potongan pizza dengan sudut 90 derajat b. 3 potongan pizza dengan sudut 180 derajat c. 3 potongan pizza dengan sudut 90 derajat d. 2 potongan pizza dengan sudut 180 derajat 16. Perhatikan gambar di bawah. Besar sudut a dan b pada gambar di samping adalah .... a. 75 derajat dan 40 derajat b. 45 derajat dan 45 derajat c. 50 derajat dan 40 derajat d. 30 derajat dan 30 derajat 17. Galang menggambar bangun segitiga sama sisi. Sudut yang membentuk segitiga tersebut masing-masing adalah .... a. 60 derajat, 60 derajat, dan 60 derajat b. 45 derajat, 60 derajat, dan 75 derajat c. 80 derajat, 50 derajat, dan 50 derajat d. 60 derajat, 70 derajat, dan 50 derajat Untuk soal no. 18 dan 19 perhatikan gambar di bawah ini.
18. Nia akan menggambar sebuah bangunan seperti gambar di atas. Rancangan yang tepat untuk membuat rumah di atas adalah ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
a.
Pertama Nia harus membuat persegi yang mempunyai 4 sudut siku-siku. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat. b. Pertama Nia harus membuat persehi yang mempunyai 4 sudut lancip. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama kaki yang setiap sudut besarnya 60 derajat. c. Pertama Nia harus membuat persegi yang mempunyai 4 sudut tumpul. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat. d. Pertama Nia harus membuat persegi yang mempunyai 4 sudut siku-siku. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 45 derajat. 19. Ivan ingin menggambar 3 bangunan seperti yang digambar Nia, maka Ivan harus menggambar .... a. 3 buah persegi yang mempunyai 8 sudut siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat b. 3 buah persegi yang mempunyai 10 sudut siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat c. 3 buah persegi yang mempunyai 12 sudut siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 45 derajat d. 3 buah persegi yang mempunyai 12 sudut siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat. 20. perhatikan 2 garis di samping. 2 garis di samping akan menjadi bangun trapesium apabila diberi tambahan sudut .... a. Tumpul b. Siku-siku c. Lancip d. A dan B benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
LAMPIRAN 5
TIPE SOAL B Lembar Soal
Petunjuk penggunaan soal: a. Pilihlah satu jawaban benar dan tulis di lembar jawaban b. Soal dikembalikan dengan keadaan bersih seperti sedia kala
Tipe Soal B 1. Perhatikan gambar di bawah ini. Sudut di bawah merupakan jenis sudut .... a. Sudut siku-siku b. Sudut lancip c. Sudut datar d. Sudut tumpul 2. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya .... a. Lebih dari 90 derajat b. Tepat 90 derajat c. Kurang dari 90 derajat d. Tepat 180 derajat (Untuk soal no 3-4) Nama Sudut A B C D E
Besar sudut 35 175 80 20 130
3. Jika dibandingkan sudut B dan sudut E besar sudutnya ... sudut A, C, dan D. a. Lebih kecil dari b. Sama dengan c. Lebih besar dari d. Ada yang sama dengan 4. Jika dibandingkan sudut A besarnya ... dari sudut C, sedangkan sudut B besarnya ... dari sudut E. a. Lebih besar. Lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
b. Lebih besar. Lebih kecil c. Lebih kecil. Lebih kecil d. Lebih kecil. Lebih besar 5. Bernad menggambar 3 buah sudut. Besar ketiga sudut itu adalah 85 derajat, 95 derajat, dan 140 derajat. Jenis sudut yang digambar Bernad secara berurutan adalah sudut . . ., . . ., dan .... a. Tumpul, siku-siku, lancip b. Lancip, siku-siku, tumpul c. Lancip, lancip, tumpul d. Lancip, tumpul, tumpul 6. Lisa akan menggambar 3 sudut dengan besar 145 derajat, 85 derajat, dan 100 derajat. Apabila Lisa ingin menggambar sudut mulai dari yang terkecil, maka lisa akan menggambar mulai dari sudut ..., lalu ...dan yang terakhir .... a. 100 derajat, 145 derajat, 85 derajat b. 85 derajat, 145 derajat, 100 derajat c. 145 derajat, 100 derajat, 85 derajat d. 85 derajat, 100 derajat, 145 derajat 7. Sudut yang besarnya 120 derajat termasuk jenis sudut ..., tapi sudut dengan besar ... bukan merupakan sudut tumpul maupun siku-siku. a. Tumpul. Lebih dari 90 derajat. b. Tumpul. Kurang dari 90 derajat. c. Lancip. Kurag dari 90 derajat. d. Lancip. Lebih 90 derajat. 8. Denis melihat layangan tersangkut di sebuah pohon. Denis ingin mengambil layangan tersebut dengan menaiki sebuah tangga. Agar tangga tersebut dapat dinaiki Denis, maka tangga harus disanderkan ke pohon dan membentuk sudut. Sudut yang dibentuk dari ujung tangga dan pohon merupakan sudut .... a. Tumpul b. Lancip c. Siku-siku d. Lengkung 9. Lintang ingin membuat gambar jam dengan jarumnya menunjukkan pukul 01.00. Sudut yang harus dibuat Lintang untuk membentuk jam 01.00 adalah sudut .... a. 50 derajat b. 60 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
c. 30 derajat d. 20 derajat 10. Dias menggambar 4 buah sudut dengan sudut yang berbeda yaitu 50 derajat, 60 derajat, 100 derajat, dan 145 derajat. Maka Dias mengambar mulai dari sudut ... hingga .... a. Terkecil. Terbesar b. Terbesar. Terkecil c. Siku-siku. Terkecil d. Siku-siku. Tumpul 11. Ada 3 sudut yang ingin satukan oleh Toni. Ke-3 sudut tersebut besarnya 35 derajat, 100 derajat, dan 25 derajat. Ketiga sudut apabila digabungkan akan membentuk sudut 150 derajat. Gambar yang sesuai apabila ke-3 sudut tersebut digabung lalu di tambah sudut 20 derajat adalah .... a.
b.
c.
d.
12. Sekarang jam 14.00. Sedangkan 2 jam lagi Deni harus pergi mandi. Apabila 2 jam lagi berarti jam 16.00 maka besar sudut dari jarum jam yang ditunjukkan adalah .... a. 30 derajat b. 60 derajat c. 90 derajat d. 120 derajat 13. Sebagai seorang arsitek, Andi mempunyai banyak pensil untuk menggambar sketsa rumah. Apabila sudut ujung setiap pensil Andi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
besarnya 25 derajat, maka untuk membentuk sudut dengan besar 175 derajat perlu pensil berjumlah .... a. 7 buah b. 6 buah c. 8 buah d. 9 buah 14. Lala menggambar atap rumah seperti bangun trapesium. Apabila Lala membuat 2 atap rumah, maka dapat disimpulkan bahwa .... a. Terdapat 2 sudut tumpul dan 4 sudut lancip pada kedua gambar atap rumah tersebut. b. Terdapat 4 sudut tumpul dan 2 sudut lancip pada kedua gambar atap rumah tersebut. c. Terdapat 2 sudut tumpul dan 2 sudut lancip pada kedua gambar atap rumah tersebut. d. Terdapat 4 sudut tumpul dan 4 sudut lancip pada kedua gambar atap rumah tersebut 15. Binar membuat sudut siku-siku. Rangga membuat sudut lancip. Apabila sudut yang dibuat Binar dan Rangga di satukan, maka akan membentuk sebuah sudut baru. Sudut baru itu disebut sudut .... a. Datar b. Lancip c. Siku-siku d. Tumpul 16. Perhatikan gambar sudut dibawah ini. Sudut di bawah memiliki besar ... derajat a. 90 b. 40 c. 60 d. 100
Gunakan busur untuk soal no. 4 dan 5. 17. Besar sudut dari gambar di samping adalah ..... a. 75 derajat b. 70 derajat c. 65 derajat d. 60 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
18. Gambar sudut yang besarnya 155 derajat adalah .... a.
b.
c.
d.
19. Garin berencana membuat jajar genjang sama sisi. Untuk membuat jajar genjang tersebut Garin harus menyatukan beberapa garis. Karena Garin sudah menyatukan 2 garis seperti gambar di bawah sehingga menjadi sudut tumpul, maka garin harus membuat . . . supaya menjadi bangun jajar genjang. a. b. c. d.
2 garis lagi yang membentuk sudut siku-siku 2 garis lagi yang membentuk sudut lonjong 2 garis lagi yang membentuk sudut lancip 2 garis lagi yang membentuk sudut tumpul
20. Bety ingin menggambar sebuah balok. Namun Bety lupa beberapa garis untuk membuat balok, sehingga dia hanya mampu menggambar seperti gambar di bawah ini. Dari gambar di yang sudah buat Bety, maka Bety perlu menambahkan .... a. 2 garis yang membentuk sudut lancip b. 2 garis yang membentuk sudut tumpul c. 2 garis yang membentuk sudut siku-siku d. 2 garis yang membentuk sudut lengkung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
LAMPIRAN 6
HASIL PEKERJAAN SISWA
Jawaban Soal Tipe A Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20
1
2
3
4
5
6
7
8
Jawaban Siswa 9 10 11 12
C
A
A
D
A
B
A
C
A
D
D
B
D
D
C
B
A
A
D
A
C
A
A
D
A
D
B
C
A
A
D
B
B
B
C
C
A
A
A
D
C
A
B
C
C
B
A
C
A
B
C
B
D
B
A
C
A
D
B
D
C
A
B
A
A
B
A
B
A
B
D
B
B
A
A
B
B
A
C
D
C
A
A
D
A
B
A
C
B
B
D
B
D
C
A
C
D
A
B
A
C
A
A
D
A
B
A
B
A
D
D
B
B
D
D
C
A
B
A
B
C
A
A
D
A
B
A
C
A
D
D
B
D
D
C
A
A
A
D
A
C
A
A
D
A
B
A
C
A
D
D
B
D
D
A
B
A
D
D
A
D
D
A
D
B
D
C
B
C
B
A
C
C
D
D
C
D
C
D
C
C
A
A
A
A
B
A
C
A
B
D
B
B
D
C
A
A
A
A
B
C
A
A
A
A
B
A
C
A
B
D
B
B
D
C
C
A
A
A
B
C
A
A
D
A
B
A
C
A
D
D
B
B
A
A
C
A
A
A
A
C
A
A
D
D
B
A
C
D
A
B
C
B
A
D
C
B
D
A
B
C
A
A
D
A
B
A
C
D
B
D
B
B
A
A
C
A
A
A
A
C
A
C
D
A
B
A
B
D
D
B
C
D
A
C
A
C
A
B
D
C
A
A
D
B
B
A
C
A
B
D
B
D
B
D
C
C
A
C
A
C
A
B
C
D
B
B
C
D
B
B
B
D
B
D
C
C
A
D
B
C
A
B
C
C
D
B
C
D
B
B
B
D
D
D
C
C
A
D
C
C
A
A
D
A
C
A
C
C
B
D
B
D
D
B
B
A
A
D
B
C
A
A
D
A
B
B
C
A
D
D
B
B
A
A
A
A
D
A
C
13
14
15
16
17
18
19
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32
C
A
A
D
A
B
D
C
C
A
D
B
D
A
B
D
A
C
D
A
C
A
A
D
A
B
A
C
A
D
D
B
B
D
A
B
A
B
A
A
C
A
A
A
A
B
B
C
D
D
D
D
D
D
C
C
A
A
A
A
C
A
A
D
A
B
B
B
D
D
D
D
D
B
A
C
A
A
D
A
C
A
A
B
A
B
C
D
D
A
B
A
C
D
B
B
A
C
C
D
C
D
D
B
B
B
B
C
D
B
D
B
B
A
A
B
A
A
D
D
C
D
D
C
B
B
C
D
B
B
D
B
B
A
A
D
A
B
D
D
C
D
A
B
C
B
C
B
A
D
D
B
D
B
C
A
B
C
D
A
C
A
A
D
A
B
A
B
A
D
D
B
B
D
D
B
A
A
D
A
C
A
A
D
A
B
B
C
D
A
D
B
B
B
A
A
C
A
D
B
C
A
A
A
A
B
A
C
A
D
D
B
D
D
C
C
A
B
C
B
C
C
C
B
D
C
B
A
C
B
B
D
C
A
B
A
B
B
D
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Jawaban Soal Tipe B Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22
1
2
3
4
5
6
7
8
Jawaban Siswa 9 10 11 12
13
14
15
16
17
18
19
20
D
C
C
D
D
D
B
B
C
A
C
D
C
C
B
C
B
B
D
B
D
B
C
D
D
D
A
A
C
D
B
D
A
C
D
C
B
B
D
B
D
B
C
D
D
D
B
B
C
A
A
D
A
D
D
B
B
A
C
B
D
C
C
D
B
D
B
B
C
A
A
D
A
A
D
D
B
B
C
B
D
B
C
D
D
D
B
B
C
A
C
D
A
D
D
C
D
B
B
B
A
B
C
D
D
D
A
C
C
A
A
D
A
A
D
A
B
B
B
C
D
C
A
D
B
D
A
B
C
A
B
B
A
A
D
C
B
B
A
B
D
C
C
D
C
D
A
C
D
A
C
B
A
B
D
C
B
B
D
B
A
C
C
D
D
D
B
B
C
D
C
D
A
D
D
D
C
B
D
D
D
C
C
D
D
D
B
B
C
C
A
D
A
D
D
D
B
B
C
B
B
D
C
D
D
D
B
B
C
A
C
D
A
C
D
C
A
D
A
B
D
D
A
D
D
D
B
B
C
A
C
D
B
C
D
D
A
B
D
B
B
C
C
D
B
D
A
C
A
B
C
B
A
A
A
C
B
B
D
B
D
C
C
B
D
D
A
C
A
A
C
B
A
B
D
C
B
B
D
D
C
B
D
D
A
C
B
D
B
A
C
A
B
C
D
A
B
B
D
D
D
C
C
A
D
D
C
B
A
A
B
D
A
B
D
B
C
B
C
B
C
A
D
D
D
D
A
C
C
A
B
D
A
A
D
B
C
B
A
B
B
A
C
D
B
D
C
C
A
A
A
C
A
A
A
D
D
B
D
B
D
C
C
D
D
A
C
B
C
A
A
D
D
D
D
D
B
B
D
B
D
C
B
D
D
D
B
B
C
A
A
D
A
D
D
D
C
B
D
B
D
C
C
D
D
D
B
B
C
A
A
D
A
D
D
D
B
B
D
B
D
C
A
D
B
D
A
B
B
B
B
D
D
A
A
D
B
B
D
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30
A
B
C
D
A
C
D
A
C
A
C
D
C
A
A
D
D
B
D
A
D
C
A
D
D
B
A
B
C
A
C
B
A
D
D
D
A
B
D
B
D
C
C
D
D
D
B
B
C
C
A
D
A
D
C
D
A
B
D
B
D
C
C
D
D
D
B
B
C
C
A
D
A
D
D
D
B
B
D
B
D
A
C
D
D
D
A
B
C
A
C
D
D
B
C
D
D
B
D
B
A
A
A
A
A
B
B
B
C
D
B
C
A
D
B
A
B
B
A
C
B
C
C
D
D
D
A
A
C
D
B
D
D
A
C
C
D
A
D
B
D
C
A
D
C
D
A
B
A
A
C
B
A
B
D
D
A
B
D
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
LAMPIRAN 7
HASIL ANALISIS TIPE A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
LAMPIRAN 8
HASIL ANALISIS PENGECOH TIPE A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
LAMPIRAN 9
HASIL ANALISIS TIPE B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
LAMPIRAN 10
HASIL ANALISIS PENGECOH TIPE B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
LAMPIRAN 11 BIODATA PENELITI
Yohana Kurniawati lahir di Klaten, 12 Juni 1994. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Kanisius Murukan pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Pangudi Luhur Wedi terhitung dari tahun 2006 hingga 2009. Kemudian melanjutkan studi di tingkat menengah atas di SMA Negeri Jogonalan I pada tahun 2009 dan dinyatakan lulus pada tahun 2012. Peneliti mulai tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma sejak tahun 2012, khususnya pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib. Beberapa kegiatan yang diikuti seperti Kursus Mahir Dasar Pramuka tahun 2013, Pelatihan Pengembangan Kepribadian 1 dan 2 pada tahun 2013, serta Pandu Konservasi Lingkungan tahun 2014. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.