PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS READING, QUESTIONING AND ANSWERING (RQA) UNTUK SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI Nurul Ika Noviyanti, Susriyati Mahanal, dan Nuning Wulandari Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email:
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa modul Pembelajaran Biologi pada materi Sistem Ekskresi berbasis RQA yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 dan kebutuhan siswa SMA / MA kelas XI yang tervalidasi. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model 4-D (Define, Design, Develop, and Disseminate) oleh Thiagarajan, dkk. (1974), tetapi pengembangan modul ini hanya sampai tahap 3-D. Hasil validasi modul ini oleh validator ahli materi menunjukkan rata-rata sebesar 3,77. Hasil validasi oleh ahli pengembangan modul menunujukkan rata-rata sebesar 3,83 dan praktisi lapangan sebesar 3,58. Rerata hasil uji kepraktisan terhadap siswa kelas XI di SMA Laboratorium UM menunjukkan persentase sebesar 88,5% dengan kriteria sangat praktis, dan hasil pre eksperimen modul sebesar 83,37% dengan kriteria efektif. Berdasarkan hasil pengembangan, modul sistem ekskresi berbasis RQA memiliki kriteria sangat valid sehingga baik untuk digunakan. Kata kunci: pengembangan modul, pembelajaran biologi, sistem ekskesi,RQA, penelitian dan pengembangan. ABSTRACT: The objectives of this research was to product biology learning module to excretion system based on RQA material that suitable for 2013 Curriculum specification and validated necessities of student 11th grade SMA / MA. This research and development using 4-D (Define, Design, Develop, and Disseminate) proposed by Thiagarajan. This research was conducted merely on the third step (3D). This module have been validated by physiology expert shows average of validity criteria 3,77 and learning media expert 3,83. Furthermore practitioners field show the average 3,58. The average result of practice test by students of the 11th grade from SMA Laboratorium UM show the percentage 88,5% practice criteria, and result of pre experiment test is 83,37% effective criteria. Based the result of development, show that the excretion system module based on RQA has reach the validity criteria and most qualified for use. Key words: module development, biology learning, excretion system, RQA, research and development.
Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 memberikan konsekuensi yang besar bagi arah pendidikan dimasa depan. Kebijakan penggantian kurikulum tersebut secara tidak langsung mengajak guru–guru khususnya yang mengampu mata pelajaran IPA (biologi) untuk mempersiapkan diri, materi yang akan diajarkan dengan baik (Munajah & Susilo, 2015). Implementasi penggunaan sumber belajar sampai saat ini belum dikembangkan oleh pendidik menjadi sumber belajar yang lebih menarik dan tepat dalam rangka membantu pencapaian Kompetensi Dasar peserta didik (Munajah & Susilo, 2015). Pembelajaran biologi dengan modul lebih efisien dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan buku teks karena modul merupakan suatu bahan ajar
yang dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan memahami materimateri yang akan dipelajari dengan mudah (Sholihah, 2015). Modul merupakan bagian pembelajaran yang spesifik dan lengkap yang terkait dengan kompetensi. Isi modul harus sesuai dengan mata pelajaran yang diikuti siswa dan jenjang pendidikan tertentu. Pembelajaran biologi dengan modul lebih efisien dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan buku teks karena modul merupakan suatu bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan memahami materi-materi yang akan dipelajari dengan mudah serta berisi soal-soal latihan dan lembar kegiatan siswa yang akan membantu siswa dalam mengukur kemampuannya (Sholihah, 2015). Strategi pembelajaran Reading, Questioning and Answering (RQA) dianggap sesuai guna menunjang kegiatan pembelajaran mandiri, sebab terbukti mampu meningkatkan ketrampilan metakognisi siswa utamanya self-regulated learning yang meliputi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif (Khairil, 2009). Ketrampilan self-regulated learning ini dibutuhkan untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran mandiri yang ideal. Menurut Priantari (2012) strategi pembelajaran RQA dianggap sebagai suatu strategi pembelajaran yang berlandaskan pada pendekatan konstruktivisme. Strategi pembelajaran RQA ini merupakan strategi yang baru dikembangkan. Correbima (2009) menjelskan bahwa sintaks strategi pembelajaran Reading, Questioning and Answering (RQA) terdiri atas membaca, merangkum, menyusun pertanyaan, menjawab pertanyaan, mempresentasikan, dan mengklarifikasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Laboratorium UM pada bulan September 2015 di SMA diketahui banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep sistem ekskresi. Kesulitan siswa tersebut dikarenakan kurangnya penjelasan yang ada pada buku yang digunakan di Sekolah. Buku paket yang digunakan siswa SMA Laboratorium UM masih menggunakan buku paket Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meski SMA Laboratorium UM sudah menggunakan Kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran siswa juga cenderung menggunakan LKS sebagai sumber belajar. LKS yang digunakan hanya memuat ringkasan materi dan memiliki tampilan yang sangat kurang. Berdasarkan paparan permasalahan yang telah dijelaskan, penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul sistem ekskresi berbasis Reading, Questioning and Answering (RQA) yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa kelas XI SMA / MA untuk 4 kali pertemuan. Modul dikembangkan untuk siswa SMA / MA karena pada jenjang SMA / MA sistem ekskresi merupakan materi pokok pada mata pelajaran biologi yang lebih kompleks dibanding mata pelajaran IPA tematik pada jenjang SMP. Modul sistem ekskresi yang dikembangkan memiliki tampilan yang lebih menarik baik dari segi lay out maupun gambar. Modul sistem ekskresi juga menyajikan informasi lengkap dan terkini yang dibutuhkan oleh siswa SMA Laboratorium UM. Berdasarkan cakupan kajian tersebut peneliti mengangkat judul skripsi “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Reading, Questioning and Answering (RQA) untuk Siswa SMA Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi.”
METODE Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model four D model (4-D), model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, yakni, define, design, develop dan disseminate (Thiagarajan, dkk., 1974). Tahap define, design, develop, dan disseminate. Tahap develop terdiri dari dua tahap yakni, tahap validasi dan tahap uji coba. Validasi ahli dilakukan oleh dua ahli yakni ahli materi dan ahli pengembangan modul pembelajaran. Tahap uji coba produk atau tahap validasi lapangan dilakukan oleh guru biologi, selanjutnya dilakukan uji coba kepada 15 siswa SMA Laboratorium UM. Tahap disseminate tidak dapat dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya. Pengujian validitas modul akan menghasilkan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari pengisian angket validasi oleh validator ahli materi, validator ahli pengembangan, validator ahli praktisi lapangan untuk menentukan kevalidan modul, sedangkan validator peserta didik untuk menentukan kepraktisan dengan cara mengisi angket respon siswa dan pre eksperimen dengan cara mengerjakan pretest-posttest. Data kualitatif berupa saran dan komentar dari validator. a. Uji Kevalidan Nilai rata-rata total aspek penilaian kevalidan modul, mengadopsi langkah dari Hobri (2010), sebagai berikut. 1) Melakukan rekapitulasi data penilaian kevalidan model ke dalam tabel yang meliputi: Indikator (Ii), Aspek (Ai), dan nilai Vji untuk masing-masing validator 2) Menentukan rata-rata nilai hasil validasi semua validator untuk setiap indikator dengan rumus. ∑
Ii = Keterangan: Vji = data nilai validator ke-j terhadap indikator ke-i n = banyaknya validator 3) Menentukan rerata nilai untuk setiap dengan rumus. ∑
Ai = Keterangan: Ai = rerata nilai untuk aspek ke-i Iji = rerata untuk aspek ke-i indikator ke-j m = banyaknya indikator dalam aspek ke-i 4) Nilai kevalidan Vα atau nilai rerata total dari rerata nilai untuk semua aspek dengan rumus. ∑
Vα = Keterangan: Vα = nilai rerata total untuk semua aspek Aji = rerata nilai untuk aspek ke-i n = banyaknya aspek Nilai Vα atau nilai rata-rata total dirujuk pada interval penentuan tingkat kevalidan asesmen kinerja yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Kriteria Tingkat Kevalidan Produk Interval Kriteria Kevalidan Keterangan 1,00 ≤ Vα < 1,75 Tidak valid Revisi total 1,75 ≤ Vα < 2,50 Kurang valid Revisi sebagian 2,50 ≤ Vα < 3,25 Cukup valid Revisi sebagian 3,25 ≤ Vα < 4,00 Valid Sedikit revisi Vα = 4,00 Sangat valid Tidak perlu revisi (Adaptasi Hobri, 2010) Keterangan: Vα adalah nilai penentuan tingkat kevalidan asesmen kinerja.
b. Uji kepraktisan Pengkuran tingkat kepraktisan menggunakan rumus berikut. ∑
P=∑
Keterangan: P = jumlah skor jawaban siswa ∑ xi = jumlah skor ideal atau jawaban tertinggi Hasil analisis data yang berupa persentase tersebut kemudian diinterpretasikan dengan kriteria nilai konversi atau kualifikasi penilaian yang disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Kriteria Penilaian Hasil Uji Kepraktisan Persentase (%) Kriteria Kepraktisan 85-100 Sangat Praktis 70-84 Praktis 55-69 Cukup Praktis 50-64 Kurang Praktis 0-49 Tidak Praktis (Sumber: Arikunto, 2009:245)
c.
Pre Eksperimen Pre-Test & Post-Test Pengukuran dapat dilakukan dengan membandingkan hasil tes siswa yaitu dengan pre-test dan post-test. Nilai pre-test dan post-test tersebut dirata-rata secara keseluruhan dan dikonversi berdasarkan Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK). Kemudian diukuru dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan: KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal Interval nilai penetapan ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kriteria Pre Eksperimen Pre-Test & Post Test KBK Keterangan 0% ≤ KBK < 49% Tidak efektif 50% ≤ KBK < 54% Kurang efektif 55% ≤ KBK < 69% Cukup efektif 70% ≤ KBK < 84% Efektif 85% ≤ KBK < 100% Sangat Efektif (Sumber: Arikunto, 2009:245)
HASIL Modul sistem ekskresi berbasis (RQA) merupakan hasil pengembangan yang divalidasi oleh ahli materi, ahli pengembangan modul dan praktisi lapangan. Ringkasan data hasil validasi modul oleh ahli materi dipaparkan pada tabel 4 , ahli pengembangan modul pada tabel 5 dan praktisi lapangan pada tabel 6. Tabel 4 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul oleh Ahli Materi No. Aspek yang dinilai Rata-rata 1. Format Modul 3,76 2. Kualitas Isi materi 3,62 3. Penyajian Isi Materi 3,75 4. Kebahasaan 3,5 5. Kegrafisan 4 6. Manfaat 4 Rata-rata Nilai 3,77
Kriteria Valid Valid Valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Valid
Tabel 5 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul oleh Ahli Pengembangan No. 1. 2. 3. 4.
Aspek yang dinilai Kepraktisan Kelayakan Isi Kebahasaan Kegrafisan Rata-rata Nilai
Rata-rata
Kriteria
4 3,33 4 4 3,83
Sangat Valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Valid
Tabel 6 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul oleh Praktisi Lapangan (Guru Biologi) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6
Aspek yang dinilai Kepraktisan Kelayakan Isi Kebahasaan Penyajian Kegrafisan Manfaat Rata-rata Nilai
Rata-rata
Kriteria
3,5 3,65 4 3,33 3 4 3,58
Valid Valid Sangat Valid Valid Valid Valid Valid
Uji coba dilakuka kepada siswa untuk mengukur tingkat kepraktisan modul menggunakan angket respon siswa dan pre eksperimen melalui pre-test dan post-test. Hasil pengukuran tingkat kepraktisan dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut. Tabel 7 Hasil Validasi Tingkat Kepraktisan oleh Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek yang dinilai Kepraktisan Bagi Pengguna Kelayakan Isi Kebahasaan Kegrafisan Manfaat Rata-rata Nilai
Rata-rata (%)
Kriteria
90,83% 89,36 % 89,17% 84,17% 90% 88,5%
Sangat Praktis Sangat Praktis Sangat Praktis Praktis Sangat Praktis Sangat Praktis
Data hasil pre-test dan post-test, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK)
= = = 83,87%
Tabel 8 Pre Eksperimen Pre-Test & Post-Test Persentase (%) Sebelum Perlakuan
Rerata
Pre test
25,8%
Persentase (%) Sesudah Perlakuan Post Test
Rerata 83,87%
PEMBAHASAN Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah modul sistem ekskresi cetak untuk siswa SMA kelas XI. Modul sistem ekskresi yang dikembangkan berbasis Reading, Questioning and Answering (RQA). Sintaks RQA terdiri dari membaca, merangkum, menyusun pertanyaan, menjawab pertanyaan, mempresentasikan dan mengklarifikasi. Modul siswa terdiri atas tiga bagian utama yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Bagian pendahuluan terdiri atas kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul siswa dan cakupan kompetensi; bagian isi terdiri atas kegiatan belajar1, kegiatan belajar 2 dan kegiatan belajar 3 yang tiap-tiap kegiatan memuat komponen identitas kegiatan belajar, pendahuluan, materi pembelajaran, rangkuman, latihan soal, Questioning & Answering, mari berpikir kritis, uji kompetensi, dan umpan balik; dan bagian penutup terdiri atas daftar pustaka dan glosarium. Modul guru sama dengan modul siswa, yang membedakan yaitu adanya pembahasan soal-soal uji kompetensi pada tiap kegiatan belajar, pembahasan lembar kerja siswa dan pembahasan evaluasi kegiatan belajar 1, 2 dan 3. Modul yang dikembangkan divalidasi oleh oleh ahli materi, ahli pengembangan modul dan praktisi lapangan. Validasi oleh ahli materi meliputi aspek format modul dengan rata-rata sebesar 3,76, kualitas isi materi sebesar 3,62, penyajian isi materi sebesar 3,75, kebahasaan sebesar 3,5, kegrafisan 4 dan manfaat sebesar 4. Hasil rata-rata keseluruhan aspek sebesar 3,77 dengan kriteria valid. Berdasarkan komentar dan saran dari validator ahli materi, dapat dianalisis bahwa revisi dilakukan dengan menambahkan nama pembimbing pada cover depan modul. Depdiknas (2008) yang menjelaskan bahwa materi modul akan sangat baik jika menggunakan referensi–referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai sumber misalnya buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian. Materi modul tidak harus ditulis seluruhnya, dapat saja dalam modul itu ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya. Validasi oleh ahli pengembangan modul meliputi aspek kepraktisan dengan sebesar 4, kelayakan isi sebesar 3,33, kebahasaan sebesar 4, dan kegrafisan sebesar 4. Hasil rata-rata keseluruan aspek sebesar 3,83 dengan kriteria valid. Berdasarkan komentar dan saran dari validator ahli pengembangan modul dapat dianalisis bahwa revisi dilakukan dengan menambahkan analisis pada indikator seperti yang tertera pada KD, mengurutkan indikator mulai dari bagianbagian organ kemudian fungsi, sampah diperjelas menjadi urine, dan
memperbaiki margin pada modul siswa dan guru. Depdiknas (2008) menjelaskan bahwa modul layak digunakan apabila mampu menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi. Simbolon (2013) menyatakan bahwa modul harus menggunakan tata bahasa yang tepat, merujuk pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), mudah dipahami, jenis dan ukuran huruf pada modul dapat dibaca dengan jelas. Menurut Arifin (2013) penggunaan modul dalam pembelajaran mampu menarik perhatian siswa apabila modul dilengkapi dengan gambar yang berwarna dan menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa. Validasi oleh praktisi lapangan meliputi aspek kepraktisan dengan ratarata sebesar 3,5, kelayakan isi sebesar 3,65, kebahasaan sebesar 4, penyajian sebesar 3,33, kegrafisan sebesar 3, dan manfaat sebesar 4. Hasil rata-rata keseluruhan aspek sebesar 3,58 dengan kriteria valid. Berdasarkan komentar dan saran oleh praktisi lapangan dapat diketahui bahwa revisi dilakukan dengan menambah soal latihan tentang struktur ginjal pada kegiatan belajar 1. Berdasarkan hasil validasi, modul sistem ekskresi yang dikembangkan termasuk layak untuk digunakan. Arisswara (2015) menyatakan bahwa hasil validasi memiliki kriteria sangat valid dengan keterangan produk dapat digunakan. Menurut Simbolon (2015) modul yang layak adalah modul yang telah memenuhi aspek kelayakan suatu modul. Penilaian dilihat dari aspek materi, penyajian, bahasa dan kegrafikan. Arifin (2013) menyatakan bahwa modul yang baik adalah modul yang sudah memenuhi syarat dalam hal penulisan dan sistematika dari penyusunan modul yang meliputi bagian pendahuluan, isi, daftar pustaka serta glosarium. Modul yang telah divalidasi tersebut kemudian diuji cobakan kepada 15 siswa kelas XI MIPA 3 SMA Laboratorium UM untuk mengetahui tingkat kepraktisan. Hasil uji kepraktisan oleh siswa sebesar 88,5% dengan kriteria sangat praktis. Menurut Arisswara (2015) produk yang dikembangkan dikatakan praktis apabila pengguna menyatakan produk mudah digunakan. Hasil pre eksperimen modul terhadap 30 siswa kelas XI MIPA 3 SMA Laboratorium UM menunjukkan persentase sebesar 83,37% dengan kriteria efektif. Menurut Wulandari (2015) apabila hasil post-test memuaskan atau mencapai penguasaan seperti yang diharapkan dalam rumusan tujuan-tujuan maka dapat dikatakan modul efektif digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengembangan modul, dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan berupa modul sistem ekskresi berbasis Reading, Questioning and Answering (RQA) untuk siswa kelas XI SMA menunjukkan kriteria valid sehingga sangat baik untuk digunakan dan perlu dikaji ulang untuk penyempurnaan modul. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh baik tingkat validitas, tingkat kepraktisan, dan pre eksperimen menunjukan hasil yang baik dengan sedikit revisi, maka dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran biologi berbasis Reading, Questioning and Answering (RQA) untuk siswa SMA kelas XI pada materi sistem ekskresi layak untuk digunakan. Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan maka penggunaan modul perlu memperhatikan beberapa hal yaitu siswa disarankan mempelajari modul sesuai dengan petunjuk penggunaan dan sistematika penyajian materi agar memudahkan dalam membangun pemahaman
dan mendapatkan konsep yang utuh, guru disarankan untuk dapat mempelajari petunjuk penggunaan modul sehingga pembelajaran dengan menggunakan modul dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebaiknya penelitian sampai tahap selanjutnya yaitu tahap penyebaran (disseminate). Pengembangan modul pembelajaran biologi berbasis Reading, Questioning and Answering (RQA) lebih lanjut yaitu dapat dikembangkan untuk materi lainnya. DAFTAR RUJUKAN Arifin, E. 2013. Pengembangan Modul Biologi Bervisi SETS pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas X di SMA Negeri 1 Pamotan. Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arisswara, M, E. 2015. Pengembangan Multimedia Interaktif dengan Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Sistem Respirasi di SMAN 1 Purwosari. Universitas Negeri Malang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Corebima, A. D. 2009. Pengalaman Berupaya Menjadi Guru Profesional. Pidato Pengukuhan Guru Besar pada FMIPA UM. Disampaikan pada Sidang Terbuka Senat UM, Malang, 30 Juli. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian dan Pengembangan. Jember: PENA Salsabila. Khairil. 2009. Pengaruh Model Perkuliahan Genetika Di Jurusan Biologi FMIPA UM Terhadap Kemampuan Metakognisi Mahasiswa. Disertasi : Tidak diterbitkan. Munajah & Susilo, M.J. 2015. Potensi Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X Materi Keanekaragaman Tumbuhan Tingkat Tinggi di Kebun Binatang Gembira Loka. Jupemasi-P.Bio Vol. 1 Tahun 2015. Sholihah, I. 2015. Pengembangan Modul Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing Materi Archaebacteria dan Eubacteria untuk Siswa Kelas X Man Tambakberas Jombang. Universitas Negeri Malang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Simbolon, P. 2015. Pengembangan Modul Entomologi Berbasis Peta Pikiran untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi. Universitas Negeri Padang. Tesis. Tidak Diterbitkan. Wulandari. 2015. Pengembangan Modul Berbentuk Pop-Up dan Smash Book Materi Sistem Reproduksi Manusia di SMA Kesatrian 1 Semarang. Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Tidak Diterbitkan.