PENGEMBANGAN HANDOUT BIOLOGI SMA BERBASIS KONTEKSTUAL DISERTAI GAMBAR BERWARNA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA Oleh: Arci Oktaviani1, Ardi2, Erismar Amri1 1
Program Studi pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang
[email protected] ABSTRACT
Excretion system is one of the topics in biology which requires the students to be able to make a linkage between the learning materials and the real world. Therefore, the teachers need to design a handout. This research was intended to produce a contextual-based handout accompanied with colorful pictures for teaching Human Excretion System. This was a developmental research which used 4-D models that consisted of four phases including defining, designing, developing and disseminating. The data gotten was analyzed by using percentage technique and interpreted descriptively. The result of the validation test indicated that the handout developed was valid in which the validity score was 89,55%. The handout was also practical. The practicality of the product could be seen from the score given by the teachers which was 91,15% and the score given by the students which was 83,62%. Therefore, it was concluded that the contextual-based handout accompanied with colorful pictures developed for teaching Human Excretion System had been valid and practical Keywords: Handout, Contextual Based, Color Image, Human Excretion System
PENDAHULUAN Sistem ekskresi merupakan salah satu materi yang menuntut siswa untuk bisa menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata. Untuk membantu siswa dalam menghubungkan materi sistem ekskresi dengan kehidupan sehari-hari, guru perlu membuat suatu perangkat pembelajaran yang cocok, salah satunya dalam bentuk bahan ajar yaitu handout. Adanya handout ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi sistem ekskresi manusia. Peranan guru dalam pembelajaran di kelas bukan ditentukan oleh metode apa yang digunakan, melainkan pada bagaimana menyediakan fasilitas belajar dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sagala (2010: 61) bahwa “peranan guru bukan semata-mata memberi informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai”. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/ substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Prastowo, 2011: 17). Jadi bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa tertulis maupun tidak tertulis. Bahan ajar tertulis yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur, dan lembar kerja siswa. Handout merupakan bahan ajar untuk siswa. Handout ini berfungsi untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Prastowo (2011: 79) Handout adalah bahan ajar tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Fungsi handout yaitu membantu pendengar agar tidak mencatat dan sebagai pendamping penjelasan guru. Cara pembuatan handout harus berpedoman kepada cara pembuatan handout yang benar yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan. Menurut Depdiknas (2008: 12) handout dibuat dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan tanggal 25 Februari 2013 terhadap 30 orang siswa kelas XI IPA 3 SMAN 4 Padang melalui pengisian angket respon siswa terhadap buku ajar
1
yang digunakan, terungkap bahwa 100% siswa sudah memiliki bahan ajar dalam pembelajaran biologi dan 77% siswa menyatakan bahwa telah menggunakan bahan ajar tersebut untuk membantu memahami materi pembelajaran biologi. 67% siswa suka membaca bahan ajar tersebut, meskipun demikian hanya 53% siswa yang menyatakan bahwa bahan ajar yang mereka gunakan sudah menarik. Hasil angket respon siswa juga mengungkapkan bahwa 73% siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dan 80% siswa tidak mudah memahami kata-kata yang disajikan dalam bahan ajar tersebut. 60% siswa menyatakan bahwa bahan ajar yang mereka gunakan belum memberikan contohcontoh nyata dalam kehidupan sehingga mereka belum bisa mengaitkan materi pelajaran biologi dengan dunia nyata. Hal lain yang terungkap adalah 97% siswa setuju jika bahan ajar yang digunakan disajikan dalam bentuk handout yang dilengkapi gambar berwarna serta memberikan contoh-contoh sesuai dengan kehidupan yang mereka alami. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13 Maret 2013 melalui angket respon siswa terhadap 21 siswa kelas IX IPA I SMAN 5 Sijunjung ditemukan hal yang sama yaitu 100% siswa sudah memiliki bahan ajar dalam pembelajaran biologi dan 100% siswa suka membacanya. Selain itu 52% dari siswa mengatakan bahwa bahan ajar yang mereka gunakan sudah menarik sehingga 81% siswa tertarik untuk belajar biologi dan 86% siswa merasa terbantu dalam memahami materi pembelajaran biologi dengan bahan ajar yang mereka gunakan tersebut. Meskipun demikian 100% siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disajikan dalam bahan ajar, dan 52% siswa mengatakan bahwa tidak mudah dalam memahami kata-kata yang disajikan dalam bahan ajar tersebut. Walaupun bahan ajar tersebut sudah memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sesuai dengan jawaban 71% dari siswa akan tetapi bahan ajar tersebut berupa uraian panjang yang sulit dimengerti siswa dan tidak dilengkapi dengan gambar, sehingga 95% dari siswa setuju jika bahan ajar yang digunakan disajikan dalam bentuk handout yang dilengkapi gambar berwarna serta memberikan contoh-contoh sesuai dengan kehidupan yang mereka alami. Penggunaan handout biologi berbasis kontekstual disertai gambar berwarna belum ditemukan di SMAN 5 Sijunjung dan di SMAN 4 Padang. Padahal dengan menggunakan handout berbasis kontekstual disertai gambar berwarna dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar, dengan begitu hasil belajar siswa akan lebih baik. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and the development) dengan model prosedural. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif yang menggariskan langkah-
langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Prosedur pengembangan dimodifikasi dari Thiagarajan (1974 dalam Trianto, 2010: 93). Prosedur penelitian pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan sampai tahap develop (pengembangan). Uji coba dilakukan kepada siswa SMAN 5 Sijunjung kelas XII IPA dengan mengoperasionalkan handout yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket uji validitas handout oleh dosen dan guru dan angket uji praktikalitas handout yang diisi oleh guru dan siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan handout berbasis kontekstual disertai gambar berwarna pada materi sistem ekskresi manusia melalui tiga tahapan, yaitu tahap define (pendefenisian), design (perancangan), dan develop (pengembangan). 1.
Tahap define (pendefenisian) Tahap define dilakukan dengan menganalisis tujuan pembelajaran dalam batasan materi yang dikembangkan dalam handout. Ada tiga langkah pokok dalam tahapan define yaitu analisis ujung depan, analisis siswa dan analisis tugas. a. Analisis ujung depan Analisis ujung depan bertujuan untuk mengetahui masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan handout berbasis kontekstual disertai gambar berwarna pada materi sistem ekskresi manusia. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan terhadap salah seorang guru biologi SMAN 5 Sijunjung, bahwa penulis menemukan handout yang digunakan oleh guru tersebut tidak mencantumkan alokasi waktu, tidak mencantumkan referensi, materi yang disajikan belum kontekstual dan tidak mencantumkan gambar-gambar yang mendukung pemahaman materi. b. Analisis siswa Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap karakteristik siswa dari segi usia. Hasil analisis terhadap siswa kelas XI IPA SMAN 5 Sijunjung menunjukkan bahwa 21 orang siswa memiliki usia rata-rata 16-17 tahun. Menurut teori belajar Piaget (dalam Budiningsih, 2005: 39) pada tahap operasional formal, yaitu umur 11/12-18 tahun ciri pokok perkembangannya sudah mampu berfikir abstrak, logis, menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Analisis siswa dijadikan sebagai kerangka acuan untuk menyiapkan aspekaspek yang berhubungan dengan handout (seperti tata bahasa, dan tingkat kesulitan soal), sehingga dapat dihasilkan handout yang cocok digunakan oleh siswa.
2
c. Analisis tugas 1) Analisis struktur isi, mencakup hal-hal berikut ini: a) Menentukan standar kompetensi, yaitu sebagai berikut ini: Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/ atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. b) Menentukan kompetensi dasar, yaitu sebagai berikut ini: Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya ikan dan serangga). c) Menentukan indikator, yang meliputi hal-hal berikut ini: (1) Mengidentifikasi struktur dan fungsi alatalat ekskresi. (2) Menjelaskan struktur dan fungsi hati sebagai alat ekskresi. (3) Menjelaskan proses mekanisme hati sebagai alat ekskresi. (4) Menjelaskan struktur dan fungsi kulit sebagai alat ekskresi. (5) Menjelaskan mekanisme ekskresi pada kulit. (6) Menjelaskan struktur dan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi. (7) Menjelaskan proses mekanisme ekskresi pada paru-paru. (8) Menjelaskan struktur dan fungsi ginjal. (9) Menjelaskan proses mekanisme ekskresi pada ginjal. (10) Menjelaskan penyebab penyakit/ kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi. d) Menentukan materi pokok (bahan kajian materi yang digunakan adalah sistem ekskresi pada manusia). 2)
Analisis konsep Konsep utama pada materi ini adalah sebagai berikut ini: a) Struktur sistem ekskresi b) Fungsi sistem ekskresi c) Proses sistem ekskresi d) Kelainan/penyakit pada sistem ekskresi 3) Analisis tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran untuk materi sistem ekskresi adalah sebagai berikut: a) Siswa dapat menyebutkan alat-alat ekskresi pada manusia. b) Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi hati sebagai alat ekskresi. c) Siswa dapat menjelaskan proses mekanisme hati sebagai alat ekskresi. d) Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi kulit sebagai alat ekskresi. e) Siswa dapat menjelaskan mekanisme ekskresi pada kulit.
f) g) h) i) j)
Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi. Siswa dapat menjelaskan proses mekanisme ekskresi pada paru-paru. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi ginjal. Siswa dapat menjelaskan proses mekanisme ekskresi pada ginjal. Siswa dapat menjelaskan penyebab penyakit/ kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi.
2.
Tahap design (perancangan) Adapun komponen-komponen yang terdapat pada handout ini adalah sebagai berikut: a)
Cover Cover handout terdiri atas kurikulum yaitu KTSP, judul yaitu Pengembangan handout biologi SMA berbasis kontekstual disertai gambar berwarna pada materi sistem ekskresi manusia, gambar yang mendukung materi handout, jenjang pendidikan yaitu untuk SMA kelas XI dan identitas penulis. b)
Kata pengantar Pada kata pengantar terdapat ucapan syukur dan ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian handout ini, serta harapan penulis kepada pembaca terutama siswa SMA kelas XI. c)
Daftar isi Daftar isi memuat petunjuk bagi siswa untuk melihat daftar materi pelajaran dan halamannya, yang bertujuan agar memudahkan siswa dalam menemukan materi pelajaran yang diinginkannya. d)
Daftar gambar Pada daftar gambar terdapat petunjuk bagi siswa untuk melihat nama gambar dan letak gambar pada handout. e)
Kompetensi Pada komponen kompetensi ini terdapat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.Supaya siswa mengetahui tujuan yang harus dicapai dalam memahami materi yang ada pada handout. f)
Materi pelajaran Materi pelajaran yang disajikan berdasarkan pada contoh-contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.Handout ini juga dilengkapi dengan gambar berwarna yang relevan dengan materi serta terdapat keterangan dan sumber gambar yang jelas. Dengan adanya contoh-contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan gambar berwarna dengan keterangan yang jelas, maka akan lebih memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.
3
g)
Latihan-latihan Merupakan tugas yang diberikan kepada siswa untuk melatih kemampuan siswa setelah mempelajari handout ini. Dengan demikian, kemampu siswa dalam memahami materi akan terkuasai secara matang. h)
Evaluasi Terdapat sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada siswa untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mempelajari handout ini. i)
Daftar pustaka Pada daftar pustaka terdapat sumber-sumber bahan bacaan yang digunakan dalam mengembangkan handout ini. 3.
Tahap develop (pengembangan) Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan handout yang valid dan praktis. Tahap pengembangan adalah sebagai berikut: a.
Validasi Handout Uji validasi handout oleh validator meliputi empat aspek penilaian, yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan handout. Validasi handout dilakukan oleh 5 validator yang terdiri dari tiga orang dosen dan dua orang guru biologi SMA. Hasil validasi handout oleh kelima validator tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Hasil Validasi Handout Berbasis Kontekstual disertai gambar berwarna oleh dosen dan guru No Aspek Jumlah Nilai Kriteria Penilaian Validasi (%) 1 Kelayakan isi 161 89,44 Valid 2 Kebahasaan 64 80,00 Valid 3 Penyajian 144 90,00 Sangat Handout Valid 4 Kegrafikan 73 91,25 Sangat Handout Valid Total Nilai Validasi (%) 358,19 Valid Rata-rata Nilai Validasi (%) 89,55 Berdasarkan Tabel 1, Secara umum hasil penilaian validator terhadap handout berbasis kontekstual disertai gambar berwarna sudah valid karena berada pada kisaran kriteria 80%-89% dengan nilai rata-rata validitas 89,55%. Meskipun demikian masih terdapat beberapa revisi/saran. Hal ini berarti bahwa handout yang dihasilkan sudah valid dan dapat digunakan setelah dilakukan beberapa revisi. Aspek handout yang diperbaiki pada revisi, sesuai dengan saran dari validator seperti yang terlihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Saran Validator untuk Revisi Handout No Aspek Saran Validator Keterangan Penilaian 1 Kelayakan Perbaiki Kalimat Sudah Isi pada halaman 7 diperbaiki (fungsi hati) Keterangan gambar Sudah halaman 17 dan 19 diperbaiki tidak jelas Gambar 28 Sudah keterangan cara diperbaiki penularan pada halaman 48 tidak tepat Perjelas keterangan Sudah gambar diperbaiki Keterangan gambar Sudah materi sistem diperbaiki ekskresi manusia sebaiknya dilengkapi dengan bahasa indonesia dan bahasa latin 3 Penyajian Untuk soal-soal Sudah Handout latihan sebaiknya diperbaiki pertanyaan yang diberikan lebih khusus dan mendalam terhadap materi yang ditampilkan 4 Kegrafikan Perhatikan warna Sudah Handout yang digunakan diperbaiki Sumber gambar Sudah harus konsisten diperbaiki Gambar usahakan Sudah lebih tajam, diperbaiki sehingga lebih jelas bagian yang mau ditunjukkan Jika gambar Sudah diperbesar, jangan diperbaiki sampai ukuran riel dan gambar jadi buram (kabur) Setelah dilakukan revisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, maka dihasilkan handout berbasis kontekstual disertai gambar berwarna yang sudah valid dan dapat dilanjutkan ke uji praktikalitas. b.
Praktikalitas Handout Handout yang sudah valid di uji cobakan kepada 2 orang guru biologi dan 20 orang siswa kelas XII IPA1 SMA Negeri 5 Sijunjung pada tanggal 15 Januari 2013. 1) Praktikalitas Handout oleh Guru Praktikalitas handout oleh 2 orang guru dapat dilihat pada Tabel 3 seperti di bawah ini.
4
Tabel 3. Hasil Praktikalitas Handout oleh Guru No. Aspek Nilai Kriteria Penilaian Praktikalitas (%) 1 Kemudahan 98,44 Sangat penggunaan Praktis 2 Waktu 87,50 Praktis 3 Biaya 87,50 Praktis Total nilai 273,44 praktikalitas (%) Rata-rata nilai 91,15 Sangat praktikalitas (%) Praktis Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa secara umum penilaian tingkat kepraktisan handout oleh guru adalah sangat praktis dengan rata-rata nilai praktikalitas 91,15%. 2) Praktikalitas Handout oleh Siswa Hasil uji praktikalitas dari angket yang diberikan kepada 20 orang siswa kelas XII IPA1 SMA Negeri 5 Sijunjung, diperoleh data yang terdapat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Hasil Uji Praktikalitas Handout oleh Siswa No. Aspek Nilai Kriteria Penilaian Praktikalitas (%) 1 Kemudahan 86,50 Praktis penggunaan 2 Waktu 81,87 Praktis 3 Biaya 82,50 Praktis Total nilai 250,87 praktikalitas (%) Rata-rata nilai 83,62 praktis praktikalitas (%) Aspek-aspek yang dinilai pada uji validitas handout adalah aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan handout. Penilaian terhadap handout berdasarkan keempat aspek tersebut dapat dijadikan untuk menilai layak atau tidaknya handout yang dikembangkan untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2013: 3) bahwa sebuah bahan ajar layak jika memenuhi kelayakan isi, bahasa, serta penyajian. Hasil validasi handout biologi SMA berbasis kontekstual disertai gambar berwarna dari segi aspek kelayakan isi memenuhi kriteria valid. Dimana handout yang dikembangkan telah sesuai dengan kurikulum KTSP yang mencakup kesesuaian materi dengan SK dan KD yang akan dicapai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 86) bahwa handout dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik, maka penyusunan handout harus diturunkan dari kurikulum. Aspek kebahasaan yang dinilai meliputi penggunaan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, kejelasan petunjuk penggunaan handout dan kesederhanaan, serta kejelasan dalam penggunaan kalimat. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2013: 3) bahwa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan bahan ajar adalah penggunaan bahasa yang cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar secara mandiri. Jadi, penggunaan kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar akan lebih memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Aspek penyajian handout yang dinilai meliputi kejelasan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kelengkapan rincian materi, pemahaman konsep, kesesuaian gambar dan contoh-contoh dalam kehidupan dengan materi, sumber gambar dan latihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Asyhar (2012: 82) bahwa sebelum menentukan pilihan media yang akan digunakan untuk pembelajaran, prinsip yang perlu diperhatikan adalah media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik dan materi yang dipelajari, serta metode atau pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik. Aspek kegrtafikan handout yang dinilai meliputi penampilan handout, penggunaan jenis dan ukuran huruf, kejelasan dalam penyajian gambar, dan kesesuaian warna dengan gambar. Hal ini sesuai dengan pendapat Asyhar (2012: 94) bahwa media pembelajaran yang baik tidak bisa dibuat asal jadi. Dalam menyusun rancangan, berbagai hal harus diperhatikan, baik menyangkut materi, pedagogig, tampilan dan aspek bahasa serta tujuan yang hendak dicapai dengan media tersebut. Dari hasil validasi di atas menunjukkan bahwa handout biologi SMA berbasis kontekstual disertai gambar berwarna pada materi sistem ekskresi manusia yang dihasilkan dengan nilai validitas berada pada kriteria 80-89% yaitu 89,55% dan telah dinyatakan valid oleh validator. Handout yang valid tersebut selanjutnya diuji cobakan pada 20 orang siswa kelas XII IPA SMAN 5 Sijunjung dan 2 orang guru biologi di sekolah tersebut. Uji praktikalitas handout yang dilakukan mencakup tiga aspek penilaian, yaitu aspek kemudahan penggunaan, waktu dan biaya. Aspek kemudahan penggunaan yang dinilai meliputi penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, penggunaan gambar dan contohcontoh dalam kehidupan, kemudahan untuk dibawa dan digunakan sewaktu-waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 99) bahwa gambar mampu memberikan motivasi. Maksudnya, gambar (apabila dipilih dengan tepat) dapat dimanfaatkan untuk memotivasi peserta didik agar belajar dan terus belajar. Aspek waktu yang dinilai meliputi penggunaan handout tidak membutuhkan waktu yang lama dan latihan dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan handout waktu pembelajaran akan lebih efektif dan efisien karena guru tidak perlu menerangkan semua materi pelajaran. Dengan menggunakan handout siswa dapat membaca uraian materi sendiri dan mengerjakan
5
latihan untuk mempermudah memahami materi pelajaran. Aspek biaya yang dinilai meliputi handout mudah diperoleh dengan biaya yang terjangkau. Hal ini sesuai dengan pendapat Asyhar (2012: 83) bahwa besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk mendapakan media merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Media yang memerlukan biaya cukup besar mungkin sekolah dan guru tidak mampu mengadakannya. Dari keseluruhan hasil uji validitas dan uji praktikalitas handout biologi SMA berbasis kontekstual disertai gambar berwarna pada materi sistem ekskresi manusia, dapat diketahui bahwa handout yang dihasilkan telah valid dan praktis digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran. Hal ini dapat menjawab beberapa permasalahan yang dikemukakan dalam latar belakang. Dengan adanya handout biologi SMA berbasis kontekstual disertai gambar berwarna pada materi sistem ekskresi manusia diharapkan siswa tidak kesulitan lagi dalam memahami materi pembelajaran biologi khususnya pada materi sistem ekskresi manusia, selain itu siswa juga akan lebih mudah dalam memahami kata-kata yang ada dalam bahan ajar yang mereka gunakan.
yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha SMAN 5 Sijunjung.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa handout berbasis kontekstual disertai gambar berwarna pada materi sistem ekskresi manusia untuk SMA yang telah dihasilkan sudah valid dan praktis.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikdasmenum Lestari, I. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif . Yogyakarta: Diva Press. Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Terpadu.
SARAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut. Handout biologi SMA berbasis kontekstual disertai gambar berwarna pada materi sistem ekskresi manusia dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran khususnya untuk siswa SMA kelas XI. Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya untuk mengetahui efektifitas, sewaktu pembelajaran. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dra. Gustina Indriati, M.Kes, Bapak Drs. Nurhadi, M.Si, dan Ibu RRP. Megahati, S.Pd, M.Si, sebagai dosen penguji skripsi. Ibu Dra. Gustina Indriati, M.Kes, Bapak Drs. Sudirman, dan Ibu Diana Susanti, M.Pd, sebagai dosen validator dari Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Bapak Kepala Sekolah SMAN 5 Sijunjung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMAN 5 Sijunjung. Ibu Helmawati, S.Pd dan Bapak Drs. Ibrahim sebagai guru validator dari SMAN 5 Sijunjung. Siswa-siswa kelas XII SMAN 5 Sijunjung,
6