PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SAINTIFIK MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI Gilang Kurniawan1), Azrita2), Nawir Muhar2) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta Padang 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected]
1)
ABSTRACT This study aims to produce modules based on a scientific model of discovery learning material of human excretion system is valid and practical. This research is using a three-stage development of a 4-D models, which define (pendefenisian), design (design) and develop (development). Module-based scientific discovery learning models have been validated by the three validator , the first human Physiology Anatomy lecturers,1 lecturers Learning Media and 1 lecturer for Educational Sciences, while for the second test performed practicalities of biology teachers and 75 students of class XI Science SMA Negeri 1 Lembah Gumanti. This research data is primary data obtained from the questionnaire validity and practicalities. Data were analyzed with descriptive analysis using a percentage formula. From this research produced modules discovery learning based on scientific models of matter of human excretion system for class XI student of SMAN 1 Lembah Gumanti. Module resulting gain validity value of 95.55% to the category of very valid, both the content eligibility requirements, linguistic components, presentation components and graph component. Module-based scientific discovery learning models produced by obtaining the value of the practicalities of teachers of 98.81% with a very practical criterion and by 98.19% of students categorized as very practical, both from the aspect of ease of use, time efficiency and benefits. In addition to the test the effectiveness of using modules based on the model of scientific discovery learning by students obtained an average score of 91.36. Thus, the module based on a scientific model of discovery learning material of human excretion system for class XI student of SMAN 1 Lembah Gumanti expressed very valid, very practical and feasible for use as a source of learning by students. Key Word: Module, scientifically-based, model of discovery learning, excretory system is valid, practical and feasible
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, kreatif, profesional,
PENDAHULUAN
tangguh, mandiri serta berbudi pekerti Pendidikan memegang peranan penting dalam
mengembangkan
peradaban Selain
bangsa itu,
yang
pendidikan
watak
luhur untuk kemajuan bangsa dan negara
dan
pada masa yang akan datang. Oleh karena
bermartabat.
itu, pendidikan menuntut keterampilan
bertujuan
guru agar tercipta proses pembelajaran 1
potensi
95% siswa memiliki buku panduan/bahan
peserta didik baik dalam ranah kognitif,
ajar dalam pembelajaran biologi tetapi
afektif maupun psikomotor .
40%
yang
dapat
mengembangkan
siswa
menyatakan
tidak
suka
Menurut Lufri (2010:64) ada sepuluh
membaca buku biologi tersebut, 85%
keterampilan dasar guru salah satunya
siswa menyatakan mengalami kesulitan
kemampuan
media
dalam memahami materi yang disajikan
media
dalam buku panduan/bahan ajar biologi
mengembangkan
pembelajaran.
Penggunaan
pembelajaran dapat menarik minat dan
yang
mengkonsentrasikan pikiran peserta didik
menyatakan
dalam
Media
Manusia termasuk materi yang sulit, 30%
digunakan
siswa menyatakan buku biologi yang
dalam proses pembelajaran adalah media
mereka miliki tidak dapat menarik minat
berbasis
mereka
mempelajari
pembelajaran
yang
cetakan.
materi. sering
Salah
satu
media
mereka
miliki,
materi
untuk
75%
Sistem
belajar,
siswa Ekskresi
75%
siswa
berbasis cetakan yang sering digunakan
menyatakan buku panduan/bahan ajar yang
dalam proses belajar mengajar
mereka miliki tidak dilengkapi dengan
adalah
modul. Menurut Prastowo (2011:106)
gambar
yang
relevan,
modul adalah bahan ajar yang disusun
menyatakan tidak memiliki bahan ajar
secara sistematis dengan bahasa yang
biologi dalam bentuk modul pembelajaran
mudah dipahami oleh peserta didik sesuai
dan 100% siswa menyatakan setuju jika
tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar
bahan ajar disajikan dalam bentuk modul
mereka dapat belajar sendiri (mandiri)
berbasis
dengan bantuan atau bimbingan yang
discovery learning yang dilengkapi dengan
minimal dari pendidik.
gambar dan warna yang menarik.
pendekatan
75%
siswa
saintifik
model
Pengembangan modul yang dibuat
Tujuan penelitian ini adalah untuk
berbasis saintifik model discovery learning
menghasilkan modul berbasis saintifik
ini menekankan pada pentingnya peserta
model discovery learning yang valid dan
didik bersikap ilmiah dan berperan aktif
praktis
dalam menemukan sendiri konsep atau
Manusia sehingga dapat dijadikan sumber
prinsip yang sebelumnya belum mereka
belajar dalam proses belajar mengajar
temukan.
biologi di kelas XI SMA/ MA dan untuk
pada materi
Sistem
Ekskresi
Berdasarkan hasil angket yang
mengetahui efektifitas penggunaan modul
disebar kepada 20 orang siswa di kelas XI
yang dihasilkan terhadap nilai siswa kelas
SMA Negeri 1 Lembah Gumanti pada
XI SMA Negeri 1 Lembah Gumanti.
tanggal 13 Januari 2015, terungkap bahwa 2
X2 = Nilai Chi Kuadrat
METODE PENELITIAN
P = Proporsi Populasi
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Lembah Gumanti pada kelas XI
d = Galat pendugaan
yang di dilaksanakan pada semester genap Pengembangan
tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini
adalah
penelitian
(Development
saintifik
pengembangan
Research).
model
modul
discovery
berbasis learning
dikembangkan melalui tiga tahap dari
Penelitian
pengembangan adalah suatu proses atau
four-D-models
langkah-langkah untuk mengembangkan
(pendefenisian), design (perancangan) dan
suatu produk baru atau menyempurnakan
develope
produk yang sudah ada yang dapat
yang disarankan Thiagarajan, Semmel, dan
dipertanggungjawabkan
Semmel (1974) dalam Trianto (2010: 189).
(Sukmadinata,
yaitu
define
(pengembangan) sebagaimana
1. Tahap pendefinisian (define)
2011:164). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Sains SMA
Tujuan tahap define ini adalah untuk
Negeri 1 Lembah Gumanti yang terdaftar
menetapkan dan mendefenisikan syarat –
pada semester genap tahun pelajaran
syarat pembelajaran dengan menganalisis
2014/2015 yaitu sebanyak 92 orang yang
keterkaitan
kompetensi
berasal dari 3 kelas. Pengambilan sampel
kompetensi
dasar
menggunakan Teknik Random Sampling.
berdasarkan
kurikulum
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan
pendefenisian ini terdiri dari beberapa
sampel sebanyak 75 orang dari 92 orang
langkah yaitu :
Sampel
didapat
serta
dengan
bahan 2013.
ajar Tahap
a. Analisis ujung depan
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lembah Gumanti.
inti
Analisis ujung depan bertujuan
dengan
menggunakan rumus Krejcie-Morgan yaitu
memunculkan
dan
menetapkan
:
masalah dasar dalam pembelajaran biologi kemudian mencari alternatif untuk
pemecahan
pembelajaran.
masalah
dalam
Berdasarkan
hasil
observasi di SMA Negeri 1 Lembah Keterangan :
Gumanti, terungkap bahwa bahan ajar
n = Ukuran sampel
yang ada masih sulit dipahami dan kurang menarik bagi siswa sehingga
N = Ukuran Populasi
siswa sulit memahami materi. Selain 3
itu
permasalahan
Analisis
yang
tujuan dasar
pembelajaran
ditemukan saat observasi yaitu kurang
dijadikan
untuk
tersedianya bahan ajar yang memadai.
perencanaan pengembangan modul.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan
Acuan
bahan ajar berupa modul berbasis
pembelajaran adalah kompetensi inti
saintifik model discovery learning.
yang diturunkan menjadi kompetensi
b. Analisis peserta didik
dasar, indikator kemudian menjadi
dari
analisis
tujuan pembelajaran
Analisis peserta didik dilakukan
dengan Kurikulum 2013
didik yang meliputi usia, kemampuan,
2. Tahap perancangan (design) Tujuan
tahap
ini
tujuan
yang
untuk mengetahui karakteristik peserta
latar belakang pengetahuan. motivasi
merancang
sesuai
adalah
untuk
tingkat
menyiapkan modul pembelajaran biologi
perkembangan kognitif peserta didik.
berbasis saintifik model discovery learning
Dengan mengetahui dan memahami
pada materi Sistem Ekskresi pada Manusia
karakteristik yang dimiliki peserta
berdasarkan KI, KD, dan indikator sesuai
didik, maka dapat dijadikan gambaran
kurikulum 2013. Pada tahap perancangan
umum tentang materi yang akan
ini, terlebih dahulu disusun kerangka
digunakan dalam proses merancang
modul dengan tidak mengabaikan prinsip-
dan mengembangkan modul berbasis
prinsip penyusunan modul. Materi yang
saintifik model discovery learning ini.
disajikan pada modul yang dirancang
c. Analisis tugas
sesuai dengan KI, KD, dan indikator.
belajar,
psikomotor,
dan
Analisis tugas adalah kumpulan
Modul yang dirancang mengandung
prosedur untuk menentukan isi dalam
semua komponen modul seperti lembaran
satuan pembelajaran. Analisis tugas
petunjuk guru dan siswa, kompetensi inti,
dilakukan untuk merinci isi materi ajar
kompetensi
yang terdapat dalam modul secara
pembelajaran,
garis besar.
lembar kerja, lembar evaluasi, kunci
d. Analisis konsep
jawaban untuk lembar evaluasi dan latihan.
Analisis
konsep
dasar, lembar
indikator, kegiatan
tujuan siswa,
3. Tahap pengembangan (develop)
dilakukan konsep-
Tujuan dari tahap ini adalah untuk
konsep utama pada materi sistem
menghasilkan modul pembelajaran biologi
eksresi manusia.
berbasis saintifik model discovery learning
e. Perumusan tujuan pembelajaran
yang direvisi berdasarkan masukan dari
dengan
mengidentifikasi
validator. Tahap pengembangan meliputi: 4
a. Uji validitas
saran dari para validator akan menjadi
Sebelum biologi
modul
berbasis
pembelajaran
saintifik
bahan
untuk
merevisi
modul
model
pembelajaran biologi berbasis saintifik
discovery learning yang dihasilkan
model discovery learning. Validator
digunakan oleh guru dan siswa,
modul dilakukan oleh dua orang dosen
terlebih dahulu dilakukan validasi. Uji
FKIP Universitas Bung Hatta dan satu
validitas bertujuan untuk memeriksa
orang
kesesuaian dengan kurikulum yang
Padang.
berlaku, kebenaran konsep-konsep,
dosen
Adapun
Universitas
nama-nama
berbasis
Negeri
validator
tata bahasa, bentuk, dan tampilan
modul
saintifik
model
modul. Validasi dilakukan oleh pakar
discovery learning dikemukakan pada
atau ahli pendidikan sesuai bidang
tabel 1.
kajiannya. Kritikan, masukan, dan Tabel 1. Daftar Nama Validator Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning No Nama Keterangan 1
Drs. Wince Hendri, M.Si.
2
Eril Syahmaidi, S.Pd., M.Pd.
3
Desri Nora, S.Pd., M.Pd.
Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta Dosen PTIK FKIP Universitas Bung Hatta Dosen Universitas Negeri Padang
b. Uji praktikalitas
kemudahan
Setelah divalidasi dan direvisi, modul
pembelajaran
efisiensi
biologi
modul
berbasis saintifik model discovery
adalah
waktu
dan
menggunakan
pembelajaran
biologi
berbasis saintifik model
learning diujicobakan kepada siswa. Praktikalitas
penggunaan,
discovery learning oleh guru
tingkat
dan siswa.
Adapun guru yang
kepraktisan produk penelitian yang
mengisi angket praktikalitas modul
digunakan oleh guru dan siswa.
berbasis saintifik model discovery
Kegiatan
learning adalah sebagai berikut
ini
dilakukan
untuk
mengetahui sejauh mana manfaat,
5
:
Tabel 2. Daftar Nama Guru yang Mengisi Angket Uji Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning No Nama Keterangan 1
Dewi Sang Suryanti, S.Pd.
2
Sutriati, S.Pd
Guru Biologi SMA Negeri 1 Lembah Gumanti Guru Biologi SMA Negeri 1 Lembah Gumanti
c. Uji efektifitas modul pada lembar
dilakukan
evaluasi
dengan
beberapa
langkah
berikut :
Setelah dilakukan uji praktikalitas, a. Memberikan
dilakukan uji efektifitas penggunaan modul
berbasis
saintifik
telah
untuk melihat pengaruh penggunaan
dimodifikasi
dari
Sukardi
Tabel 3. Bobot dan Kriteria Angket Validitas dan Praktikalitas Disusun Menurut Skala Linkert Kriteria Bobot Sangat Setuju 4 Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1
modul terhadap hasil belajar siswa. Uji efektifitas penggunaan modul berbasis discovery
dengan
(2003:146-147) sebagai berikut :
efektifitas penggunaan modul dilakukan
model
jawaban
kriteria berdasarkan skala Likert yang
model
discovery learning kepada siswa. Uji
saintifik
skor
learning
diujicobakan kepada 75 siswa kelas XI Sains SMA Negeri 1 Lembah Gumanti dengan cara pengisian soal yang tertera
Sumber : Sukardi (2003:146-147)
pada lembar evaluasi. Teknik
analisis
data
b. Menentukan skor tertinggi
yang
Skor tertinggi = jumlah validator x
digunakan adalah data kualitatif dalam
jumlah indikator x skor maksimum
bentuk deskriptif yang mendeskripsikan validitas
dan
praktikalitas
c. Menentukan jumlah skor dari masing-
modul
masing validator dengan menjumlahkan
pembelajaran biologi yang dikembangkan. 1.
semua skor yang
Analisis validitas modul berbasis
d. diperoleh dari masing-masing indikator.
saintifik model discovery learning
e. Penentuan nilai validitas dengan cara: jumlah skor yang diperoleh
Analisis validitas modul berupa
Nilai validitas =
kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan
jumlah skor tertinggi
x 100 %
f. Memberikan penilaian validitas dengan
kegrafikan berdasarkan lembar validasi
kriteria
yang
dimodifikasi
Purwanto (2009: 82) :
6
dari
Tabel 4. Penilaian Validitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning Persentase (%) 90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 < 55
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil
Kriteria Sangat Valid Valid Cukup Valid Kurang Valid Tidak Valid
Pengembangan
praktikalitas
pembelajaran
biologi
dari beberapa langkah yaitu, pendefenisian (define),
saintifik
Berdasarkan
berbasis
kegiatan pada masing-masing langkah yaitu sebagai berikut: 1.Tahap Pendefinisian (define)
model
Tahap
pendefinisian
menentukan
persentase (%), menggunakan rumus
masalah
bertujuan dasar
yang
dibutuhkan dalam penelitian. Hasil
berikut ini:
tahap define ini diperoleh dari hasil jumlah semua skor skor maksimum
wawancara dengan salah seorang guru
X 100%
biologi dan dari hasil angket observasi
Memberikan penilaian praktikalitas
yang disebar kepada siswa.
dengan kriteria yang dimodifikasi dari purwanto,
(develop).
dan
penelitian yang dilakukan didapatkan hasil
discovery learning dianalisis dengan
Nilai praktikalitas =
(design)
modul
Data uji praktikalitas penggunaan berbasis
perancangan
pengembangan
saintifik model discovery learning
modul
berbasis
saintifik model discovery learning terdiri
Sumber : Purwanto (2009:82)
g. Analisis
modul
yakni
menjadi
sebagai
berikut: Tabel 5.Penilaian Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning Persentase (%) 90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 < 55
Kriteria Sangat Praktis Praktis Cukup Praktis Kurang Praktis Tidak Praktis
Sumber : Purwanto (2009:82)
7
Tabel 6. Hasil Angket Observasi
pengolah
gambar
Microsoft
Office
seperti Picture
Paint, Manager
2007. Jenis font yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah Maiandra GD, Comic Sans MS, Candara, Lucida Calligraphy, Calibri, Edwardian Script ITC, Brodway, Impact, dan Times New Roman. Dengan ukuran huruf 13 untuk materi dan 14, 16, 20, 36, 38 untuk judul dengan spasi 1. Tulisan yang dominan
digunakan
adalah
jenis
Maiandra GD. Modul ini dirancang dengan Background yang beraneka warna
agar
menimbulkan
kesan
menarik bagi siswa. Modul ini terdiri atau
beberapa
komponen
yang
merupakan komponen sebuah modul, yaitu
petunjuk
penggunaan
modul
untuk guru dan siswa, garis besar
2.Tahap Perancangan (design)
pembelajaran, lembar kegiatan siswa Setelah dilakukan analisis ujung depan,
karakteristik
siswa,
yang memuat uraian materi, lembar
analisis
kerja siswa, umpan balik, tindak lanjut,
tugas, analisis konsep, dan analisis
lembar evaluasi dan kunci jawaban.
tujuan
dilakukan
Selain itu, modul ini juga dilengkapi
pemilihan media yang sesuai dalam
dengan peta konsep materi sistem
memecahkan
ekskresi manusia agar memudahkan
pembelajaran,
masalah
dasar
yang
ditemukan pada penelitian. Media yang
siswa
akan
modul
kegiatan pengamatan organ penyusun
discovery
sistem eksresi manusia, penyelidikan
learning pada materi sistem ekskresi
bio, lembar uji coba kandungan urine
manusia. Modul ini dibuat dengan
dan lembar tugas menarik kesimpulan
menggunakan aplikasi Microsoft Office
setelah
Publisher 2007 dan Microsoft Office
memunculkan
Word 2007 dengan bantuan aplikasi
model discovery learning pada modul.
dikembangkan
berbasis
saintifik
adalah
model
8
dalam
memahami
melakukan
uji
materi,
coba
karakteristik
guna
saintifik
oleh 1 orang dosen Anatomi Fisiologi
3.Tahap Pengembangan (Develop) 3.1.Validasi
modul
berbasis
Manusia,
saintifik
1
orang
dosen
Media
Pembelajaran, dan 1 orang dosen Ilmu
model discovery learning
Pendidikan
Validasi modul berbasis saintifik
dengan
menggunakan
angket validitas. Data analisis hasil
model discovery learning dilakukan
validitas dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Hasil Analisis Validitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning No. 1. 2. 3. 4.
Aspek Penilaian
Jumlah
Kelayakan Isi Kebahasaan Penyajian Kegrafikan Nilai validitas (%)
Persentase (%)
Kriteria
93,75 97,91 97,22 93,33 95,55
Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid
90 47 140 56
Tabel 7 menunjukkan rata-rata hasil
validitas
modul
digunakan
berbasis 3.3
yang diperoleh dari aspek penilaian komponen
sebesar
kelayakan
93,75%,
media
dalam
proses belajar mengajar.
saintifik model discovery learning
yaitu:
sebagai
Uji
praktikalitas
modul
berbasis
saintifik model discovery learning
isi
Uji praktikalitas dilakukan untuk
komponen
kebahasaan sebesar 97,91, komponen
mengetahui
penyajian
dan
modul berbasis saintifik model
komponen kegrafikan 93,33% dengan
discovery learning yang dihasilkan.
kriteria sangat valid. Nilai validitas
Uji praktikalitas modul berbasis
modul
model
saintifik model discovery learning
secara
dilakukan terhadap guru dan siswa.
sebesar
berbasis
discovery
97,22%
saintifik
learning
ini
tingkat
keseluruhan yaitu sebesar 95,55%
Data
yang masuk dalam kategori sangat
diperoleh
valid. Hal ini menunjukkan bahwa
praktikalitas. Hasil analisis data
modul
praktikalitas oleh guru dapat dilihat
berbasis
saintifik
model
pada
discovery learning yang dihasilkan sangat baik kualitasnya dan layak
9
praktikalitas
kepraktisan
melalui
Tabel
8
oleh hasil
guru angket
berikut
:
Tabel 8. Hasil Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning oleh Guru Persentase No. Aspek penilaian Kriteria (%) 1. Kemudahan Penggunaan 100 Sangat praktis 2. Efesiensi Waktu 100 Sangat praktis Pembelajaran 3. Manfaat 96,42 Sangat praktis Rata-rata
98,91
Berdasarkan hasil analisis data
Sangat praktis Selain uji praktikalitas oleh
yang terdapat pada Tabel 8 di atas,
guru,
dapat
praktikalitas
diketahui
praktikalitas
bahwa
modul
nilai
dilakukan oleh
juga
uji
siswa.
Data
berbasis
praktikalitas oleh siswa diperoleh
saintifik model discovery learning
melalui hasil angket praktikalitas
oleh guru sebesar 98,91% dengan
.Siswa
kriteria sangat praktis. Hal ini
praktikalitas
menunjukkan
modul
saintifik model discovery learning
berbasis saintifik model discovery
ini berjumlah 75 orang. Analisis
learning sangat praktis digunakan
data uji praktikalitas oleh siswa
oleh
dapat dilihat pada Tabel 9 berikut
bahwa
guru
dalam
proses
pembelajaran pada materi sistem
yang
mengisi modul
angket berbasis
ini.
ekskresi manusia Tabel 9. Hasil Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning oleh Siswa No.
Aspek penilaian
1. 2.
Kemudahan Penggunaan Efesiensi Waktu Pembelajaran Manfaat
3.
Rata-rata
Persentase (%) 100 100
Sangat praktis Sangat praktis
96,42
Sangat praktis
98,91
Sangat praktis
Kriteria
Berdasarkan Tabel 9 di atas,
sangat
diketahui bahwa nilai praktikalitas
menunjukkan
modul berbasis saintifik model
berbasis saintifik model discovery
discovery
learning sangat praktis digunakan
learning
oleh
siswa
sebesar 98,19% dengan kriteria 10
praktis.
Hal
bahwa
ini modul
oleh
siswa
dalam
Depdiknas (2008:28) dalam Saniyah
proses
(2014:100)
pembelajaran.
mencakup
3.3 Uji efektifitas modul pada lembar
kelayakan
isi,
Dari hasil validitas, modul berbasis
Uji efektifitas penggunaan modul dilakukan
untuk
pengaruh
saintifik model discovery learning
mengetahui
penggunaan
memperoleh nilai validitas sebesar
modul
95,55% dengan kategori sangat
berbasis saintifik model discovery
valid.
learning yang dihasilkan terhadap
Dalam penelitian pengembangan
nilai siswa. Data uji efektifitas
Nurlailiyah
penggunaan modul diperoleh melalui
berbantuan
lembar evaluasi pada modul berbasis
uji
efektifitas
rata-rata
nilai
siswa
mencapai
91,36.
Hal
ini
menunjukkan
modul
81,25% dengan kriteria sangat layak digunakan
berbasis
melihat
kesesuaian
dengan
kurikulum yang berlaku, kebenaran
B. Pembahasan
konsep,
1. Validitas Modul Berbasis Sainntifik
hasil
angket
berbasis
pada
penulisan
4 isi,
dosen
aspek,
yaitu
ajar,
suatu
modul.
menenukan apakah modul tersebut
model
oleh
bahan
Jadi nilai validitas suatu modul
validitas
saintifik
learning
kesesuaian
penggunaan kalimat dan ketepatan
Model Discovery Learning
kelayakan
proses
Uji validitas ini dilakukan untuk
belajar oleh siswa.
didasari
dalam
pembelajaran.
layak digunakan sebagai sumber
discovery
dengan
hasil validitas menunjukkan nilai
saintifik model discovery learning
Analisis
komputer
bahasan fluida statis untuk SMA,
yang
dilakukan,
tentang
pendekatan saintifik pada pokok
saintifik model discovery learning. data
(2014)
pengembangan media pembelajaran
hasil tes siswa dengan mengerjakan
modul
evaluasi
kebahasaan, sajian, dan kegrafikan
Evaluasi
Dari
komponen
layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran (Asyhar 2012: 161).
komponen
2. Praktikalitas
kabahasaan, komponen penyajian
Saintifik
dan komponen kegrafikan. Hal ini
Learning
sesuai dengan yang dikemukan oleh 11
Modul Model
Berbasis Discovery
uji
dengan kriteria sangat praktis dan
pada guru dan siswa
sebesar 98,73% oleh siswa dengan
Setelah
itu,
praktikalitas
dilakukan
melalui angket praktikalitas. Angket
kriteria
praktikalitas diisi oleh 2 orang guru
menunjukkan bahwa tampilan modul
dan 75 siswa kelas XI Sains SMA
dapat
Negeri 1 Lembah Gumanti .
belajar. Selain itu, nilai praktikalitas modul
Dari hasil analisis angket praktikalitas diketahui
oleh
bahwa
guru, nilai
dengan
kriteria
berbasis
Hal
siswa
juga
ini
untuk
saintifik
learning
penggunaan
rata-rata
praktis.
memotivasi
discovery
dapat
model
dalam
aspek
menunjukkan
bahwa modul ini mudah dibawa oleh
praktikalitas yang diperoleh sebesar 98,81%
sangat
guru dan siswa karena ukurannya
sangat
yang minimalis.
praktis. Sedangkan dari hasil analisis
Aspek
angket praktikalitas yang diisi oleh
efisiensi
75 orang siswa, nilai praktikalitasnya
pembelajaran,
sebesar
kriteria
saintifik model discovery learning
sangat praktis. Penelitian Estuningsih
mendapatkan nilai sebesar 100%
(2013)
pengembangan
oleh guru dengan kriteria sangat
lembar kerja siswa (LKS) berbasis
praktis dan sebesar 97,33% oleh
penemuan
(Guided
siswa dengan kriteria sangat praktis.
Discovery) untuk meningkatkan hasil
Hal ini menunjukkan bahwa dengan
belajar peserta didik kelas XII IPA
menggunakan
SMA pada materi substansi genetika,
saintifik model discovery learning
modul
dapat
waktu pembelajaran siswa menjadi
belajar
lebih efisien. Siswa dapat belajar
98,19%
dengan
tentang
terbimbing
yang
meningkatkan
dihasilkan ketuntasan
modul
waktu
modul
berbasis
berbasis
ini
secara mandiri melalui uraian materi
menunjukkan bahwa modul yang
dan latihan yang terdapat pada
dihasilkan sangat praktis dan dapat
lembar kerja siswa dan lembar
meningkatkan
evaluasi. Menurut Sudirman dalam
siswa
sebesar
83%.
Hal
ketuntasan
belajar
Djamarah dan Zain (2006: 138),
siswa dalam proses pembelajaran. Aspek
nilai-nilai
kemudahan
berbasis
saintifik
media
dapat
mengontrol dan mengatur waktu
penggunaan, guru memberikan nilai modul
praktis
belajar siswa agar lebih efisien.
model
discovery learning sebesar 100% 12
dikembangkan
Dari aspek manfaat, modul
dinyatakan
sangat
berbasis saintifik model discovery
valid dan sangat praktis. Hal ini telah
learning
menjawab
mendapat
nilai
sebesar
permasalahan
dalam
96,42% oleh guru dengan kriteria
identifikasi masalah, yaitu belum
sangat praktis dan sebesar 98,51%
tersedianya modul berbasis saintifik
oleh siswa dengan kriteria sangat
model
praktis. Ini menunjukkan, modul
materi sistem ekskresi manusia untuk
berbasis saintifik model discovery
siswa kelas XI SMA Negeri 1
learning dapat mendukung peran
Lembah Gumanti yang valid dan
guru sebagai fasilitator. Hal ini
praktis.
disebabkan modul berbasis saintifik model
discovery
learning
prinsip
dan
learning
pada
3. Efektifitas modul berbasis saintifik
lebih
model
menuntut kemandirian siswa dalam menemukan
discovery
discovery
learning
pada
dilakukan
uji
lembar evaluasi
konsep
Setelah
dengan atau tanpa bimbingan dari guru. Selain itu, modul berbasis
validitas
saintifik model discovery learning
dilakukan uji efektifitas penggunaan
juga dapat meningkatkan minat siswa
modul
untuk
discovery
belajar
tampilan
dengan
modul
yang
adanya
dan
berbasis
melalui
beraneka
uji
praktikalitas
saintifik
learning lembar
model
oleh
siswa
evaluasi
yang
terdapat pada modul. Uji efektifitas
warna.
penggunaan modul ini dilakukan Secara
keseluruhan,
oleh 75 siswa kelas XI Sains SMA
praktikalitas modul berbasis saintifik model
discovery
Negeri 1 Lembah Gumanti .
learning
Dari hasil nilai siswa, dapat
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 98,81% oleh guru dengan kriteria
diketahui
sangat praktis dan sebesar 98,19%
efektifitas penggunaan modul yang
oleh siswa dengan kriteria sangat
diperoleh mencapai 91,36. Penelitian
praktis.
Sawitri
discovery
saintifik
learning
rata-rata
(2014)
keanekaragaman
angket validitas dan praktikalitas, berbasis
nilai
tentang
pengembangan
Berdasarkan hasil analisis
modul
bahwa
modul hayati
berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa
model
kelas
yang 13
X
SMA,
modul
yang
4. Uji efektifitas modul oleh siswa
dihasilkan mendapatkan nilai respon dalam
memperoleh nilai rata-rata sebesar
proses pembelajaran sebesar 93,57%
91,36. Hal ini membuktikan bahwa
kategori
ini
modul berbasis saintifik model
menunjukkan bahwa modul yang
discovery learning yang dihasilkan
dihasilkan
layak
siswa
setelah
digunakan
sangat
layak.
sangat
layak
Hal
untuk
digunakan
dalam
pembelajaran.
diguanakan dalam proses belajar mengajar. Saran
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan penelitian yang
Kesimpulan
telah
Berdasarkan hasil penelitian,
dilakukan,
maka
peneliti
menyarankan hal-hal berikut ini:
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Guru dan siswa dapat menjadikan
1. Produk yang dihasilkan berupa
modul
berbasis
saintifik
model
modul berbasis saintifik model
discovery learning
discovery learning pada materi
ajar pada materi sistem ekskresi
sistem ekskresi manusia untuk
manusia.
siswa kelas XI SMA/MA
2. Peneliti
2. Modul berbasis saintifik model
penelitian
discovery learning yang dihasilkan
penelitian
lain ini
sebagai bahan
dapat
menjadikan
sebagai
referensi
mendapat nilai validasi sebesar 95,55% dan dinyatakan sangat
Daftar Pustaka
valid,
Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi. 195 Hal.
3. Modul berbasis saintifik model discovery learning yang dihasilkan memperoleh
nilai
praktikalitas
Djamarah, BS dan A. Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 226 Hal.
sebesar 98,81% oleh guru dengan kriteria sangat praktis dan sebesar
Estuningsih, S, E. Susantini dan Isnawati.2013. Pengembangan Lembar kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guide Discovery) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA pada Materi Substansi Genetika.
98,19% oleh siswa dengan kriteria sangat praktis, baik dari segi aspek kemudahan penggunaan, efisiensi waktu dan manfaat.
14
dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang. Padang: Skripsi Pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta. Skripsi tidak dipublikasikan. 194 Hal
Surabaya : Artikel Universitas Surabaya. 3 Hal. Diterbitkan 1 januari 2013 Volume 2. Kurniasih, I dan B. Sani.2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013.Surabaya: Kata Pena. 126 Hal.
Sawitri, WD, Wisanti dan R. Ambarwati.2014. Pengembangan Modul Keanekaragaman Hayati Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas X SMA. Surabaya : Artikel Universitas Negeri Surabaya. Diterbitkan 3 Agustus 2014. 6 Hal
Lufri. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. 210 Hal. Nurlailiyah, S, H. Wiranto dan Sugiyanto.2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) pada Pokok Bahasan Fluida Statis untuk SMA. Malang: Artikel Universitas Malang. 9 hal.
Sukardi.2003. Metodologi Pendidikan. Jakarta: Aksara
Penelitian PT Bumi
Sukmadinata, N.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakaya. 326 Hal
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. 419 Hal.
Susilana, R dan C. Riyana.2007. Media Pembelajaran. Bandung: Bumi Rancaekek Kencana. 232 Hal.
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 165 Hal.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implemetasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 375 Hal.
Saniyah, K.2014.Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar
15