PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL KOTAK DAKON KPK MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh MATILDA KURNIATI NIM. 131134270
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL KOTAK DAKON KPK MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh MATILDA KURNIATI NIM. 131134270
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Puji dan syukur saya haturkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan rahmatNya yang tiada terkira sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini. Karya ini kupersembahkan untuk: Ayah dan Ibuku tercinta, Bapak Stanislaus Nonggor dan Ibu Elisabhet Permaisuri Onifa yang telah berjuang sehingga saya bisa berada disini, yang selalu memberikan semangat dan motivasi, yang selalu mendukung cita-cita, dan yang selalu mengajarkanku kesabaran, keiklasan, dan ketulusan dalam melaksanakan segala sesuatu, dan yang selalu menyertakan nama saya dalam lantunan doa-doa Saudara dan saudariku Laurensius B. Nonggor, Petrus J. Ogur, Marselinus Derosari, dan Yosefina S. Orin yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan inspirasi. Sahabat-sahabat tersayang Upik, Irin, Ocik, Olla, Noik, Dini, Ka Meik, Ka Vera dan Lili yang selalu memberikan dukungan dalam meraih impian bersama. Yang tercinta Sergius Virgon yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat serta selalu mendoakanku. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “TIDAK ADA BUAH YANG MANIS YANG TUMBUH DI ATAS TANAH YANG TIDAK SUBUR”
“Jangan Pernah takut untuk jatuh karena dengan terjatuh kita belajar untuk bangkit kembali”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIA H UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Matilda Kurniati
Nomor Induk Mahasiswa
: 131134270
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 7 Februari 2017 Yang menyatakan
Matilda Kurniati
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL KOTAK DAKON KPK MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Matilda Kurniati Universitas Sanata Dharma 2017 Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah masih jarang digunakan. Keterbatasan waktu dan kesulitan mencari media yang cocok adalah satu kendala yang ditemukan di sekolah-sekolah. Selain itu, siswa juga masih belum sepenuhnya memahami materi dan mengerjakan soal cerita terkait KPK. Dari alasan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan dan mengetahui kualitas dari produk media kotak dakon KPK. Tahap penelitian ini mengacu pada tahap pengembangan Borg dan Gall dan Sugiyono (2015: 409) dengan tahapan sebagai berikut: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas media oleh validator. Untuk mengetahui kualitas penggunaan media, dilakukan validasi oleh dua orang ahli media pembelajaran konvensional dan dua orang guru sekolah dasar. Berdasarkan hasil validasi, dua ahli media pembelajaran memberikan skor rata-rata 3,42 (sangat baik) dan 3,27 (baik). Hasil validasi oleh dua orang guru kelas IV sekolah dasar adalah 3,03 (baik) dan 3,21 (baik). Dari hasil validasi oleh ahli media pembelajaran konvensional dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar maka diperoleh rata-rata 3,25 dengan kategori “baik”. Dengan perolehan rata-rata tersebut, maka media pembelajaran kotak dakon KPK layak diujicoba dalam pembelajaran. Kata Kunci: Media pembelajaran konvensional, kotak dakon KPK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT DEVELOPING OF KPK DAKON BOX AS THE CONVENTIONAL LEARNING MEDIA IN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) MATERIAL FOR GRADE IV STUDENTS Matilda Kurniati Sanata Dharma University 2017 The utilizing of learning media in the learning process is seldom to used. Teacher have a limited time and feel difficult to find the exacted learning media. Also, the students don’t comprehend the learning materials and feel difficult to worked the story matter of KPK. So that, I extracted to developing of kpk dakon box as the conventional learning media in kelipatan persekutuan terkecil (kpk) material for grade IV students. The aim of this research are to research are to describe the procedure of developing and to find out the quality of KPK Dakon Box product. The aim of this research is to elaborate Kpk Dacon Box of kelipatan persekutuan kecil (kpk) material under the sub theme “ the utilization of energy” for grade iv student of elementary school. Beside that, another aim of this research are to describe the procedure of developing and to find out the quality of KPK Dakon Box product. The procedure that used in this research include five steps from modification result by Borg and Gall and Sugiyono(2015:409) they are (1)the potential and problem analysis,(2)the data collection (3 ) product design (4) the design of validation (5) the revision the product design. The instruments that used in this research are interview and questionnaire. Interview is used to analyze the However the questionnaire is used to validate the quality of KPK Dakon Box by the researcher and to find out the quality of using media by two experts of conventional learning media and two teachers of elementary school. Based on the validation result from two experts in conventional learning media of KPK Dakon Box produce the score 4,32(very good) and 3,27 (good). The validation result from two teachers of grade IV elementary school produce the score 3,03(good) and 3,21( good). From the validation result of the experts in conventional learning media and two teachers of grade IV of elementary school The conventional learning media of KPK Dagon Box acquire the average score 3,25 with the category “ good”. based on this result , the conventional learning media of KPK Dagon Box that has developed is ready or suitable to be used as the media in the process of learning . Key words : conventional learning media, dakon box of KPK.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat serta tuntunanNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tulisan akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan tulisan ini, peneliti diberi kelancaran berkat bimbingan, bantuan, dan doa-doa dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai ungkapan syukur peneliti, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan menuntun dengan kesabaran, kesetiaan, dan kebijaksanaan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Koordinator Pelaksana PPGT Universitas Sanata Dharma yang selalu mendampingi dan selalu memberi motivasi serta inspirasi kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. 5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 6. Para dosen dan staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 7. Sarjono, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 Sleman Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah. 8. Sri Rejeki, A.Ma. selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah bersedia untuk diwawancarai dalam melakukan penelitian.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9.
Calcilea Deny K., S.Pd., selaku guru kelas IV SDKE Mangunan yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
10. Munirotun Uinsiyah, S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Kalasan Baru yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 11. Katarina Supatminingsih, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDKE Mangunan yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan memberikan izin untuk melakukan validasi media pembelajaran. 12. Srini Supriyanti, S.Pd.SD, selaku Kepala Sekolah SDN Kalasan Baru yang telah memberikan
bantuan dalam penelitian ini dengan memberikan izin untuk
melakukan validasi media pembelajaran. 13. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mendukung peneliti melalui doa-doa serta motivasi yang dengan tulus diberikan kepada peneliti. 14. Kakak-kakak dan adikku tersayang yang selalu memberikanku semangat dan motivasi. 15. Teman spesialku yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi. 16. Teman-teman terhebat 33 mahasiswa PPGT angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 17. Segenap pihak yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini. Peneliti menyadari tulisan ini belum sepenuhnya sempurna, karena itu peneliti membutuhkan kritikan dan sarat yang bersifat edukatif. Akhirnya, peneliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat. Yogyakarta, 7 Februari 2017 Peneliti
Matilda Kurniati
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................................................
vii
ABSTRAK .....................................................................................................
vii
ABSTRACT ....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
DAFTAR BAGAN .........................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................
5
E. Batasan Istilah .....................................................................................
7
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ............................................
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka .....................................................................................
11
1. Media Pembelajaran Konvensional ...............................................
11
a. Media .......................................................................................
11
1) Pengertian Media ..............................................................
11
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Macam-macam Media .......................................................
13
3) Pemilihan Media ...............................................................
19
4) Fungsi Media Pembelajaran ..............................................
25
5) Manfaat Media Pembelajaran ...........................................
33
6) Karakteristik Media Pembelajaran ....................................
34
B. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK ............................................
35
1. Pengertian Media Kotak Dakon KPK ...........................................
35
2. Bahan Pembuatan Media................................................................
37
3. Cara Penggunaan Media ...............................................................
37
4. Kekuatan dan Kelemahan Media ..................................................
38
C. Kurikulum 2013 ..................................................................................
39
1. Pengertian Kurikulum ...................................................................
39
2. Karakteristik Kurikulum 2013 ......................................................
40
3. Tujuan Kurikulum 2013 ................................................................
41
D. Materi Pokok .......................................................................................
43
1. Tema ..............................................................................................
44
2. Subtema .........................................................................................
45
3. Pembelajaran .................................................................................
45
4. Karakteristik siswa kelas IV SD ...................................................
47
5. Media Kotak Dakon KPK .............................................................
47
E. Penelitian Relevan ...............................................................................
48
F. Kerangka Berpikir ...............................................................................
51
G. Pertanyaan Penelitian ..........................................................................
54
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................
55
B. Prosedur Pengembangan .....................................................................
59
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................
64
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
66
E. Validasi Ahli Media Pembelajaran Konvensional ..............................
68
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Instrumen Penelitian ............................................................................
68
G. Teknik Analisis Data ...........................................................................
71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................................
76
1. Analisis Kebutuhan .......................................................................
76
a. Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan .............................
76
2. Deskripsi Produk Awal .................................................................
80
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ..................................................................................
82
b. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK .................................
82
3. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional dan Revisi Produk ...........................................................................................
84
4. Data Hasil Validasi Guru SD ........................................................
87
B. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ..................................................
89
1. Kajian Produk Akhir .........................................................................
89
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ....................................................................................
89
b. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK ...................................
90
2. Pembahasan .....................................................................................
91
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................................
98
B. Keterbatasan Pengembangan ..............................................................
99
C. Saran ....................................................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
101
LAMPIRAN ...................................................................................................
103
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
134
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan .....................
61
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian .............................................................................
65
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan .......................
66
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Validasi ...........................................................
69
Tabel 3.5 Tabel Konversi Nilai Skala Lima ....................................................
72
Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima ..............................................................
74
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Media Konvensional .......................................
84
Tabel 4.2 Saran Pakar Media Pembelajaran Konvensional ............................
86
Tabel 4.3 Data Hasil Validasi Guru Kelas IV SD ...........................................
88
Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Media Pembelajaran Konvensional dan Guru Kelas IV SD............................................................................
xv
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literatur Map Hail Penelitian Relevan ..........................................
51
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ..........................................................................
53
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R & D ..............................
56
Bagan 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional ...........................................................
xvi
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Media Kotak Dakon KPK Bagian Luar ..................................
48
Gambar 2.1
Media Kotak Dakon KPK Bagian Luar ...................................
48
Gambar 4.1
Kotak Dakon KPK Sebelum Diberi Pilox Bening ..................
81
Gambar 4.2
Buku Petunjuk Penggunaan Media Sebelum Dilaminating .............................................................
Gambar 4.3
81
Media Kotak Dakon KPK Belum Dilengkapi dengan Kartu Evaluasi ..............................
81
Gambar 4.4
Tampak Bagian Luar Media Kotak Dakon KPK ....................
83
Gambar 4.5
Tampak Bagian Dalam Media Kotak Dakon KPK .................
83
Gambar 4.6
Kotak Dakon KPK Setelah Diberi Pilox Bening ....................
90
Gambar 4.7
Buku Petunjuk Penggunaan Media Setelah Direvisi ...............
91
Gambar 4.8
Kartu Soal Evaluasi .................................................................
91
Gambar 4.9
Tampak Luar Media Kotak Dakon KPK .................................
95
Gambar 4.10 Tampak Dalam Media Kotak Dakon KPK .............................
95
Gambar 4.11 Manik – manik Media Kotak Dakon KPK ..............................
96
Gambar 4.12 Kartu Evaluasin .......................................................................
96
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ....................................................................
104
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian .......................................................
106
Lampiran 3. Surat Izin Validasi ......................................................................
107
Lampiran 4. Rangkuman Wawancara Analisis Kebutuhan ............................
109
Lampiran 5. Data Mentah Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK ..............................................
111
Lampiran 6. Data Mentah Hasil Validasi Guru SD kelas IV ..........................
123
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam mendidik siswa. Melalui pendidikan seseorang dapat belajar sesuatu yang membantu dirinya dalam menjadi orang yang berkualitas dan berkarakter. Dalam proses pendidikan terdapat kegiatan yang membelajarkan siswa. Peraturan pemerintah RI No. 19/2005, Pasal 19 mengatakan bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik”. Dengan adanya peraturan ini diharapkan bahwa proses pendidikan di sekolah bukan lagi sebagai proses pengajaran yang mana guru menjadi pusat informasi melainkan adanya proses pembelajaran dimana siswa yang dominan aktif dalam menggali makna serta menyerap pengetahuan. Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan pengetahuan dan teknologi yang semakin progresif menuntut penyelenggara dan pelaksana pendidikan lebih inovatif dalam pemanfaatan revolusi pengetahuan dan teknologi tersebut khususnya dalam dunia pendidikan. Tentu dengan adanya kemajuan pengetahuan dan teknologi ini sangat mendukung peraturan pemerintah RI 74/2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang guru , serta membantu pelaksanaan pendidikan yaitu guru dalam melancarkan pembelajaran di kelas. Ini berarti tuntutan guru semakin tinggi untuk menjadi guru 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
yang professional seperti termuat peraturan pemerintah RI 74/2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang guru, pasal 2 dijelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan pendidikan nasional. Salah satu hal yang dimiliki oleh guru adalah memiliki kompetensi. Kompetensi yang dimiliki oleh guru yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran siswa. Kompetensi kepribadian yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam membawa diri dimana guru harus menjadi contoh bagi siswa di sekolah. Kemampuan professional yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sedangkan kemampuan sosial yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam berhubungan sosial dengan siswanya khususnya dalam berinteraksi dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Berlakunya kurikum 2013 tentu menuntut guru untuk mengimbangi keempat kompetensi ini, apalagi penerapan dan pelaksanaan kurikulum ini memiliki perbedaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Pemberlakuan kurikulum ini tentu memiliki landasan tertentu yang tidak lain adalah untuk memperbaiki pendidikan menjadi lebih baik lagi. Berlakunya kurikulum 2013 dalam pendidikan di Indonesia juga menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola pembelajaran apalagi pemberlakuan kurikulum ini menekankan pada aktivitas siswa yang konkret selama pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan bahwa pentingnya peranan media dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pembelajaran. Media pembelajaran menjadi objek yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan dan membuat siswa aktif. Karena itu, media sangat penting dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada Sabtu, 26 September 2015 dengan guru kelas IV di SDN Kalasan I, penggunaan media pembelajaran untuk materi KPK di kelas IV masih jarang digunakan. Beliau mengatakan minimnya penggunaan media pembelajaran diakibatkan karena guru masih sulit menemukan media yang cocok untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa serta memiliki keterbatasan waktu untuk membuat media pembelajaran yang konvensional. Beliau pernah menggunakan media modifikasi ular tangga untuk materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) tetapi belum sepenuhnya dapat membantu siswa. Beliau juga mengatakan bahwa siswa juga kesulitan dalam memahami soal cerita terkait dengan materi KPK. Beliau mengatakan bahwa mereka belum bisa berpikir secara holistik apalagi mereka berangkat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sehingga ketika masuk ke Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media untuk materi KPK masih jarang digunakan oleh guru dalam membantu siswa memahami konsep KPK. Mengacu pada wawancara tersebut, peneliti mencoba mengembangkan media Kotak Dakon KPK pada materi tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dalam subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Sebagai pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
dalam pengembangan media ini, peneliti menggunakan buku kelas IV sekolah dasar revisi tahun 2014. Alasan peneliti menggunakan buku kurikulum 2013 revisi tahun 2014 adalah karena dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan data analisis kebutuhan yang sudah dilakukan pada 26 September 2015. Peneliti berharap dengan adanya media kotak dakon KPK ini dapat memotivasi guru dalam merancang maupun menggunakan media pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, dapat memberikan pengajaran yang kontekstual sehingga pembelajaran yang terjadi di kelas bermakna bagi siswa.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 2. Untuk mengetahui kualitas produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti a. Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan serta memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian Research and Development (R&D) dalam mengembangkan media pembelajaran Kotak Dakon KPK Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. b. Peneliti dapat mengembangkan keterampilan serta meningkatkan kreativitas secara khusus dalam mengembangkan media pembelajaran Kotak Dakon KPK Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2. Bagi guru a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan inspirasi bagi guru untuk mengembangkan berbagai media pembelajaran. b. Penelitian ini dapat memotivasi guru supaya menggunakan media pembelajaran sebagai media untuk menarik perhatian siswa atau membantu siswa
memahami
berbagai
konsep
yang
dipelajari
dalam
proses
pembelajaran di kelas. 3. Bagi siswa Siswa akan mengalami proses pembelajaran yang bermakna serta memperoleh prestasi belajar yang memuaskan pada materi KPK dengan mengembangkan media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. 4. Bagi sekolah a. Dapat menambah pengetahuan dan referensi terkait media pembelajaran kurikulum 2013 serta perolehan tambahan bahan bacaan terkait dengan penelitian
Research
and
Development
(R&D)
khususnya
pada
pengembangan media Kotak Dakon KPK Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. b. Sekolah
diharapkan
terinspirasi
untuk
mengembangkan
kompetensi
profesional guru dengan adanya berbagai pelatihan khususnya dalam mengembangkan media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
5. Bagi Program Studi PGSD Prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait dengan
penelitian
Research
and
Development
(R&D)
khususnya
pengembangan media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah Adapun beberapa batasan istilah pada penelitian pengembangan ini, sebagai berikut: 1. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru pengganti kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diberlakukan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Munculnya kurikulum 2013 tentu tidak bertolak dari upaya pemerintah dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia. 2. Media pembelajaran Media pembelajaran merupakan media yang digunakan oleh guru yang dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam pengajaran untuk menciptakan suasana belajar yang efisien dan efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
3. Media konvensional Kata konvensional memiliki arti yaitu berdasarkan kesepakatan umum, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 14 (2008: 730). Anitah (2010: 5) menyatakan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media konvensional merupakan media yang dihasilkan oleh seorang atau sebagian orang berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh si pembuat
media,
yang
digunakan
untuk
menciptakan
kondisi
yang
membelajarkan siswa baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. 4. Kotak Dakon KPK Kotak dakon KPK adalah salah satu media media pembelajaran yang mengikuti aturan permainan congklak. Dalam hal ini secara spesifik aturan permainan congklak yaitu (a) terdiri dari 2 pemain yang saling berlawanan, (b) setiap pemain akan memperoleh biji-biji yang jumlahnya sama rata yaitu 49 manik, (c) biji-biji tersebut diisi pada lubang yang berukuran kecil yang berjumlah 7 lubang untuk masing-masing pemain, (d) masing-masing lubang akan diisi oleh 7 buah biji (d) setiap pemain memiliki 1 lubang utama untuk menampung biji dari lubang yang sudah mati, (e) salah satu pemain dapat memulai permainan dan berhak memilih lubang mana yang akan diambil bijinya, lalu memasukkan biji-biji tersebut satu demi satu ke lubang-lubang lainnya sampai habis, (f) bila biji yang terakhir dimasukkan pada lubang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
di dalamnya terdapan biji maka pemain boleh mengambil biji dan melanjutkan permainan, sebaliknya jika biji terakhir di masukkan pada lubang lawan yang di dalamnya tidak terdapat biji maka pemain tidak dapat melanjutkan permainan serta tidak mendapat apa-apa namun diganti dengan lawan main. Media kotak dakon KPK tidak sepenuhnya mengikuti aturan permainan congklak karena ada beberapa aturan permainan yang diubah. Media ini terbuat dari papan dan tripleks.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang dikembangkan ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1.
Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran konvensional yaitu kotak dakon KPK. Kotak dakon KPK dibuat dari papan kayu dan didalamnya terdapat petakan kotak kecil yang berjumlah 100 kotak dan setiap kotak diberi angka. Media ini dilengkapi dengan manik-manik yang berfungsi sebagai dakon. Manik-manik ini diberi warna yang berbeda agar memudahkan siswa dalam menggunakan media. Kotak-kotak diberi warna yang berbeda. Berikut adalah ketentuan ukuran dari kotak dakon KPK a. Kotak bagian luar berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, tinggi 5 cm meter dan ketebalan papan 1 cm. b. Kotak kecil bagian dalam berukuran panjang 5 cm, lebar 5 cm, ketebalan sekat antarkotak adalah 0,4 cm. Jumlah kotak bagian dalam berjumlah 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
kotak yang diberi warna berbeda-beda. Warna yang digunakan adalah warna biru, hijau dan kuning. Selain kotak-kotak kecil, terdapat juga empat buah kotak yang berukuran panjang 10 cm dan lebar 10 cm. Kotak ini dilengkapi dengan whiteboard yang berukuran panjang 10 cm dan lebar 10 cm, penghapus, dan spidol. Kotak ini digunakan untuk menyimpan manik-manik. Kotak-kotak ini berwarna kuning dan hijau. c. Manik-manik yang digunakan dalam media kotak dakon KPK terbuat dari kayu dengan ukuran 1 × 1 cm. Manik-manik ini berjumlah 100 buah namun warna manik-manik berbeda yaitu 25 manik berwarna merah, 25 berwarna hijau, 25 berwarna orange, dan 25 berwarna putih. 2. Kotak dakon KPK dikhususkan untuk materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk siswa kelas IV sekolah dasar. 3. Kotak dakon KPK dapat digunakan berulang-ulang. Artinya, media ini bukan merupakan media yang hanya sekali pakai melainkan dapat digunakan secara berulang-ulang. 4. Kotak dakon KPK memiliki daya tahan yang lama. Artinya, media ini dapat digunakan dalam kurun waktu yang lama. 5. Kotak dakon KPK mudah dibawa kemana-mana. Artinya, media ini tidak memiliki batasan ruang dan waktu jika hendak digunakan. 6. Kotak dakon KPK didesain semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Media Pembelajaran Konvensional a. Media Pembelajaran 1) Pengertian media pembelajaran Sadiman (2014: 6) menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Djamarah (2006: 121) menyatakan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Sukiman (2012: 29) menyatakan bahwa media adalah perantara yang menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad 2010: 3). Anitah (2010: 5) menyatakan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan pengertian itu, maka guru atau dosen, buku ajar, serta lingkungan adalah
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan, dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi ini mungkin didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet, film, microfilm, dan sebagainya. Semua itu adalah media pembelajaran karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada pebelajar. Sanjaya (2014: 57) menyatakan bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Sanaky (2013: 3) media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Munadi (2010: 7) menyatakan bahwa media pembelajaran dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Kustandi dan Sutjipto (2011: 8) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan baik benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
maupun lingkungan di sekitar siswa yang digunakan guru dalam pembelajaran. Kriteria sebuah media yang digunakan adalah menarik dan berisi pesan. Menarik artinya media tersebut dapat merangsang minat belajar siswa sedangkan berisi pesan artinya media tersebut dapat memberi pesan kepada siswa yang berkaitan dengan pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.
2) Macam-macam Media Djamarah dan Zain (2006: 124) mengklasifikasikan media dari jenisnya, daya liputannya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. a. Jenis media Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam: 1. Media auditif Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran 2. Media visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun. 3. Media audiovisual Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam: a)
Audiovisual diam Audiovisual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara.
b)
Audiovisual gerak Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan videocassette.
b. Daya liputan media Media dilihat dari liputannya dapat dibagi dalam: 1) Media dengan daya liput luas dan serentak Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang sama dalam waktu yang sama. 2) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Dalam penggunaannya media ini membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slides, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap. 3) Media untuk pengajaran individual Dalam penggunaannya media ini hanya untuk seorang diri. Jenis media yang termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer. c. Bahan pembuatan media Media dilihat dari bahan pembuatannya dibagi dalam: 1) Media sederhana Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaanya tidak sulit. 2) Media kompleks Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatanya sulit diperoleh
serta
harganya
mahal,
sulit
membuatnya,
dan
penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai. Sanaky (2013: 44) menyatakan bahwa apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, media pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja, melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi
pribadi
pembelajaran.
diklasifikasikan sebagai berikut:
Maka,
media
pembelajaran
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
a) Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan. b) Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu: 1. Media proyeksi, seperti: overhead projector, slide, film, dan LCD, 2. Media non-proyeksi, seperti: papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain, 3. Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah. c) Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu slide, film strif, film rekaman, radio, televi, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, computer dan internet. d) Kumpulan
benda-benda
(material
collection),
yaitu
berupa
peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
e) Contoh-contoh kelakuan, perilaku mengajar. Pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Anitah (2010: 2) menyatakan bahwa media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut: a. Media visual Media visual dibedakan menjadi: 1) Media visual yang tidak diproyeksi Media visual yang diproyeksi merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksi perangkat lunak. Media yang termasuk dalam media ini adalah: a) Gambar mati atau gambar diam (still picture) b) Ilustrasi c) Karikatur d) Poster e) Bagan f) Diagram g) Grafik h) Peta datar i) Realita dan model j) Berbagai jenis papan 2) Media visual yang diproyeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Media visual yang diproyeksi merupakan media yang dapat diproyeksi pada layar melalui suatu pesawat proyektor. Jenis media visual ini adalah: a) Overhead projector (OHP) b) Slide projector (projector film bingkai) c) Filmstrip projector d) Opaque projector b. Media audio Media audio merupakan media yang dalam menyampaikan informasi disampaikan melalui rekaman suara manusia atau suarasuara lain. Jenis media audio, seperti: open-reel, tape recorder, cassete tape recorder, piringan hitam, radio, dan MP3. c. Media audio-visual Media audio-visual merupakan media gabungan antara media visual dan media audio-visual dimana seseorang tidak hanya melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Yang termasuk jenis dari media ini adalah slide suara dan televi. Berdasarkan pendapat ahli mengenai macam-macam media pembelajaran
peneliti
dapat
menyimpulkan
bahwa,
media
pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai media visual, media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
audio, dan media audiovisual. Media juga memiliki berbagai macam diantaranya dapat dilihat dari jenis media, daya liput media, dan bahan pembuatan media. Macam-macam media dilihat dari jenisnya yaitu media auditif, media visual dan media audiovisual. Dilihat dari daya liputannya media dibagi kedalam media dengan liputan luas dan serentak, media dengan daya terbatas waktu dan ruang, dan media pengajaran
individual.
Sedangkan,
media
dilihat
dari
bahan
pembuatannya dibagi menjadi media sederhana dan media kompleks. 3) Pemilihan media Anitah (2010: 78) menyatakan bahwa dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Variabel tugas Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang diharapkan dari pebelajar sebagai hasil pembelajaran. b. Variabel pembelajar Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, walaupun belum ada kesepakatan karakteristik mana yang penting. c. Lingkungan belajar Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang termasuk di dalamnya adalah: besarnya biaya sekolah, ukuran ruang kelas, kemampuan mengembangkan materi baru, ketersediaan radio, televisi, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
perlengkapan lainnya, kemampuan guru dan kesediaan untuk usaha-usaha mendesain pembelajaran, ketersediaan bahan-bahan buku ajar untuk pembelajaran individual. d. Lingkungan pengembangan Perencanaan penyajian yang baik bila pengembangan sumber-sumber tidak mendukung tugas tersebut. e. Ekonomi dan budaya Pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah media itu dapat diterima oleh si pemakai dan sesuai dengan sumber dana serta peralatan yang tersedia. f. Faktor-faktor praktis Hal-hal yang termasuk dalam faktor praktis adalah: a.
Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan.
b.
Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan media.
c.
Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon pebelajar atau kegiatan lain untuk kelengkapan umpan balik.
d.
Adakah penyajian itu sesuai dengan respon pebelajar.
e.
Apakah stimulus pembelajaran menuntut gerak, warna, gambar, kata-kata lisan, atau tertulis.
f.
Apakah media yang dipakai mempunyai urutan yang pasti.
g.
Media manakah yang lebih lengkap untuk maksud peristiwa-peristiwa pembelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
h.
Media yang dipandang kemungkinan lebih efektif bagi pebelajar perlu ditentukan apakah perangkat lunak dapat disimpan dan bernilai.
i.
Apakah guru memerlukan training tambahan. Sanaky (2013: 37) menyatakan bahwa setiap pengajar tidak cukup
hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja, tetapi harus memiliki keterampilan untuk memilih dan menggunakan media dengan baik dalam suatu proses pembelajaran dan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria pemilihan media tersebut antara lain, sebagai berikut: a.
Tujuan pengajaran. Media
pembelajaran
yang dibuat
hendaknya
menunjang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. b.
Materi pengajaran. Media pengajaran dapat menjelaskan materi pengajaran secara holistik.
c.
Metode mengajar. Media hendaknya dapat mendukung metode
pembelajaran yang
digunakan artinya, media yang digunakan disesuaikan dengan metode mengajar yang digunakan. d.
Tersedianya alat yang dibutuhkan. Alat yang digunakan dalam membuat media pembelajaran dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
e.
Jalannya pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Media yang digunakan harus dapat mendukung jalannya pelajaran sehingga dapat menciptakan situasi yang dapat menyenangkan serta membelajarkan siswa. f.
Penilaian hasil belajar. Media pembelajaran memuat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi setelah menggunakan media pembelajaran.
g.
Pribadi mengajar. Media yang dibuat harus dikuasai oleh guru sehingga tidak mengalami kendala ketika menggunakan media tersebut.
h.
Minat dan kemampuan pembelajar. Media yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa serta dibuat semenarik mungkin agar dapat memicu minat siswa untuk belajar.
i.
Situasi pengajaran yang sedang berlangsung. Media yang dibuat atau digunakan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan yang dapat membuat siswa aktif untuk mengikuti pembelajaran.
Selain kriteria di atas, hal yang diperhatikan saat memilih media dan menggunakan media yaitu: a.
Daya jangkauan, terhadap pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan pengajaran masal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
b.
Keluwesan pakai, yaitu kapan media tersebut akan digunakan, dimana akan digunakan dan audiennya siapa.
c.
Ketergantungan, artinya media yang digunakan juga tergantung pada sarana dan fasilitas yang lain.
d.
Kendali, artinya siapa yang akan mengendalikan media tersebut.
e.
Atribut, kualitas hasil media yang digunakan dalam belajar.
f.
Biaya, media yang digunakan mahal atau murah dan juga daya tahannya, sehingga dapat dipertimbangkan biaya produksi atau pembelian. Arsyad (2010: 75) menyatakan bahwa kriteria pemilihan media
bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Kriteria-kriteria pemilihan media yang harus diperhatikan yakni: a.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b.
Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
c.
Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana.
d.
Guru terampil menggunakannya. Terampil menggunakan media termasuk kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai
dan
manfaat
media
amat
ditentukan
oleh
guru
yang
menggunakannya. e.
Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
f.
Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai kriteria pemilihan media,
maka dapat disimpulkan bahwa kriteria-kriteria pemilihan yang baik adalah (1) sesuai dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai, (2) kesesuaian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
materi pembelajaran, (3) daya jangkauan media, (4) keluwesan, praktis dan tahan lama, (5) mudah digunakan baik guru maupun siswa, (6) sasaran penggunaan media baik dalam kelompok kecil, kelompok besar atau individu, (7) alat yang digunakan mudah didapat. 4) Fungsi media pembelajaran Sanaky (2013: 7) menyatakan media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan: a) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka, b) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya, c) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret, d) Memberi kesamaan persepsi, e) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, f)
Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan
g) Memberikan suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Munandi (2010: 37) menyatakan fungsi media pembelajaran terdiri dari (1) fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar (2) fungsi semantik, (3) fungsi manipulatif, (4) fungsi psikologis, dan (5) fungsi sosiokultural. a. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi utamanya di samping ada
fungsi-fungsi
lain.
Media
pembelajaran
adalah
“bahasanya guru”. Maka, untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. b. Fungsi semantik Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik). Bahasa meliputi lambang (symbol) dan isi (conten) yakni pikiran dan atau perasaan yang keduanya telah menjadi totalitas pesan (messages), yang tidak dapat dipisahkan. Unsur dasar dari bahasa itu adalah “kata”. Kata atau kata-kata itu adalah simbol verbal. Simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu lainnya. Hubungan antara kata, makna dan perunjukan menjadi amat jelas, yakni “makna” tidak melekat pada “kata”; “kata” hanya bermakna bila telah
dirujukkan
kepada
sejumlah
referen.
Manusialah
yang
memberikan makna pada kata atau dalam konteks pendidikan dan pembelajaran, gurulah yang memberi makna pada setiap kata yang disampaikannya. c. Fungsi manipulatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Media
pembelajaran
memiliki
dua
kemampuan,
yakni
mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu yaitu: 1) Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam, ikan paus melahirkan anak, dan lain-lain. 2) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat seperti proses metaformosis dan proses perkembangbiakan hewan. 3) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi (terutama pada mata pelajaran Sejarah), seperti peristiwa Nabi Nuh dan kapalnya dan masuknya pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia yaitu: 1) Membantu siswa memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti molekul atau sel. Untuk memudahkan siswa dalam memperlihatkan objek tersebut, maka dapat memanfaatkan gambar, film, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
2) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorfosis. Untuk membantu pemahaman siswa maka dapat menggunakan gambar sebagai media. 3) Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara seperti belajar bahasa asing, belajar bernyanyi dan bermusik dapat memanfaatkan kaset sebagai media. 4) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks, misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta dan grafik. d. Fungsi psikologis Fungsi psikologis media pembelajaran dibagi lagi dalam beberapa fungsi yakni: 1) Fungsi atensi Fungsi atensi media pembelajaran yakni media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attension) siswa terhadap materi ajar. Maka, media yang menarik serta tepat guna adalah media yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa. 2) Fungsi afektif Fungsi afektif yakni bahwa media pembelajaran yang digunakan dapat
menggugah perasaan, emosi
penerimaan atau penolakan
siswa. Dengan
dan tingkat
adanya
media
pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. 3) Fungsi kognitif Fungsi kognitif media pembelajaraan yakni melalui media pembelajaran siswa dapat memperoleh atau menggunakan bentukbentuk representasi dari objek-objek baik berupa benda, barang, atau orang. Melalui objek-objek tersebut siswa dapat bercerita atau memberikan tanggapannya terhadap objek-objek tersebut. Semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimilikinya, maka semakin kaya dan luas pula aspek kognitifnya. Aspek kognitif yang dimaksud meliputi persepsi, mengingat, dan berpikir. 4) Fungsi imajinatif Media
pembelajaran
mengembangkan
imajinasi
dapat siswa.
meningkatkan
Imajinasi
ini
dan
mencakup
penimbulan atau kreasi-kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik. 5) Fungsi motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna. e. Fungsi sosio-kultural Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosiokultural antarpeserta komunikasi pembelajar. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda apalagi dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan dan pengalaman. Masalah ini dapat diatasi dengan
menggunakan
media
pembelajaran,
karena
media
pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Sadiman (2014: 17) menyatakan secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: 1) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai film, atau model. 2) Objek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar. 3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography. 4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal. 5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain. 6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. c)
Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: 1) Menimbulkan kegairahan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuannya dan minatnya. d) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: 1) Memberikan perangsang yang sama. 2) Mempersamakan pengalaman. 3) Menimbulkan persepsi yang sama. Berdasarkan
pendapat
beberapa
ahli
terkait
media
pembelajaran, maka peneliti menyimpulkan beberapa fungsi media pembelajaran yaitu membantu siswa dalam memahami berbagai konsep-konsep tertentu dengan menampilkan benda yang konkret, dapat mengatasi masalah keterbatasan ruang, waktu dan gerak, serta dapat merangsang siswa untuk memperoleh gairah dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
5) Manfaat media pembelajaran Sanaky (2013: 5) menyatakan beberapa manfaat media antara lain: a) Pengajaran
lebih
menarik
perhatian pembelajar
sehingga
dapat
menumbuhkan motivasi belajar. b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pebelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik. c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga. d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan mendemonstrasikan, dan lain-lain. Sukiman (2012: 44) menyatakan ada beberapa manfaat media pembelajaran yaitu: 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan informasi. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah a) dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, b) dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera, dan waktu, c) pembelajaran lebih menarik perhatian siswa. 6) Karakteristik media pembelajaran Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2007: 12) mengemukakan tiga karakteristik media pembelajaran, antara lain: a.
Ciri fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Media yang termasuk dalam ciri fiksatif adalah fotografi, video tape, audio tape, disket computer, dan film.
b.
Ciri manipulative (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. c.
Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distribusi dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Distribusi media ini tidak terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi media itu misalnya video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
B. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK 1. Pengertian Kotak Dakon KPK Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK adalah salah satu media pembelajaran yang mengikuti aturan permainan congklak. Dakon memiliki arti yaitu tempat atau wadah yang digunakan dalam permainan. Secara spesifik aturan dari permainan congklak yaitu (a) terdiri dari dua orang pemain, (b) setiap pemain memiliki masing-masing 49 biji-bijian, (c) congklak yang digunakan berjumlah 16 lubang dimana di dalamnya terdapat 14 lubang kecil dan 2 lubang besar, (d) setiap pemain harus mengisi masing-masing 7 biji kedalam setiap lubang miliknya, (e) permainan dilakukan berlawanan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
arah jarum jam, (f) permainan akan selesai jika tidak ada lagi biji yang akan di ambil, dan (g) pemain yang memiliki biji paling banyak dinyatakan sebagai pemenang permainan. Permainan memiliki cara bermain yaitu: (a) pemain pertama berhak memilih lubang mana yang dipilih untuk diambil bijinya, (b) biji-biji tersebut akan dimasukkan satu demi satu kedalam lubang lainnya sampai habis, (b) bila biji terakhir dimasukkan pada lubang kecil yang berisi biji lainnya maka ia dapat mengambil biji tersebut dan melanjutkan untuk mengisi namun jika biji terakhir dimasukkan ke lubang besar miliknya maka ia akan melanjutkan permainan dengan mengambil biji di sisi lubang besar miliknya lalu melanjutkan mengisi seperti sebelumnya sampai bijinya habis, (c) jika biji yang terakhir dimasukkan di lubang yang kosong milik lawan maka pemain akan berhenti dan tidak mendapat apa-apa. Media dakon KPK juga memiliki aturan dan cara bermain yang mengikuti aturan permainan congklak namun tidak semua aturan dari permainan congklak diterapkan dalam media
ini. Beberapa peraturan dan cara bermain dari
permainan congklak diatas seperti: (a) jumlah pemain, (b) jumlah lubang yang akan digunakan, (c) wadah yang digunakan, pergantian pemain, serta cara bermain yang berlawan dengan arah jarum jam tidak diterapkan dalam penggunaan media dakon KPK. Hal yang sama dari permainan congklak dan media dakon KPK terletak dari cara bermain dimana memasukkan biji atau manik-manik ke dalam lobang. Jumlah biji pada permainan congklak terbatas pada 98 biji atau manik-manik sedangkan manik-manik yang digunakan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
media ini terbatas pada 100 manik-manik karena tergantung besarnya angka yang akan dicari KPKnya. Beberapa peraturan di atas tidak digunakan karena terletak pada peran media yang digunakan. 2. Bahan Pembuatan Media Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan media kotak dakon KPK adalah papan kayu dan tripleks sedangkan
alat yang digunakan dalam
pembuatan kotak dakon KPK adalah pemukul, gergaji, dan paku. Bahan tambahan lain yang digunakan sebagai daya tarik dari media ini adalah cat kayu. 3. Cara Penggunaan Media Penggunaan dari media kotak dakon KPK mengikuti aturan permainan congklak hanya saja tidak semua aturan dalam permainan congklak diterapkan. Secara spesifik penggunaan media kotak dakon KPK dirincikan sebagai berikut: a) Bukalah media kotak dakon KPK, bukalah kotak tempat penyimpanan manik-manik. b) Setiap siswa yang hendak menggunakannya akan mengambil satu kartu soal. c) Siswa akan menandai bilangan yang akan dicari kelipatannya dengan manik-manik. Untuk menandai masing-masing bilangan, manik-manik yang digunakan harus berbeda warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
d) Siswa akan mencari kelipatan dari bilangan yang pertama pada kotak kecil yang berangka dengan memasukkan satu buah manik pada angka yang merupakan kelipatan dari bilangan yang dicari KPKnya. Begitupun dengan angka lainnya. e) Jika siswa menemukan kelipatan yang paling besar dari kelipatan bilangan maka ia dapat berhenti untuk mencari kelipatan dari bilangan-bilangan tersebut. f)
Jika semua kelipatan dari bilangan-bilangan tersebut sudah ditemukan, maka siswa akan mencari kelipatan persekutuannya dengan cara menemukan kotak yang memiliki lebih dari satu manik yang warnanya berbeda.
g) Jika siswa sudah menemukan kelipatan persekutuannya maka siswa akan menentukan kelipatan terkecilnya dengan cara melihat angka terkecil atau angka yang mendekati bilangan-bilangan kecil dari kelipatan persekutuan. h) Angka terkecil tersebut menunjukkan kelipatan persekutuan terkecil dari bilangan-bilangan yang dicari kelipatannya. 4. Kekuatan dan kelemahan Media Media kotak dakon KPK memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelemahan dari media ini yaitu media kotak dakon KPK hanya dapat digunakan untuk individu dan kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa, sedangkan kelebihan dari kotak dakon KPK adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
a) Media kotak dakon KPK dapat digunakan secara berulang-ulang dalam pembelajaran. b) Media kotak dakon KPK memiliki daya tahan yang lama. Artinya, media ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. c) Media kotak dakon KPK dapat dibawah kemana-mana karena tidak memiliki keterbatasan ruang dan waktu.
C. Kurikulum 2013 1. Pengertian kurikulum 2013 Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari Bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”.
Kurikulum berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan (Arifin, 2011: 2). Arifin (2011: 1) menyatakan kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaan pada semua jenis dan dan jenjang pendidikan. Saylor dan Aleksander (dalam Arifin, 2011: 4)
menyatakan the
curriculum is the sun total of schools, efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school. Pengertian ini cukup luas dimana mereka memandang kurikulum merupakan segala sesuatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
diupayakan sekolah untuk mempengaruhi belajar siswa baik di dalam ruangan kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah. Semua pengalaman yang disajikan oleh sekolah untuk siswa merupakan bagian dari kurikulum. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan alat yang digunakan sekolah sekaligus dijadikan pedoman dalam menyajikan pengalaman bagi siswa dalam jenjang pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dalam hal ini, kurikulum memuat komponen-komponen seperti sejumlah mata pelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, tujuan, ruangan kelas, halaman sekolah, kegiatan dan pengalaman belajar siswa serta penilaian atau evaluasi. Pada
tahun
2013
Kementrian
pendidikan
dan
kebudayaan
mengeluarkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Munculnya kurikulum 2013 tentu tidak bertolak dari upaya pemerintah dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia. 2. Karakteristik Kurikulum 2013 Berdasarkan undang-undang permendikbud No. 67 th 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah karakteristik kurikulum terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. c. Mengembangkan
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran. f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
3. Tujuan Kurikulum 2013 Adanya perubahan kurikulum tentu berangkat dari kurang tercapainya tujuan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 merupakan bukti dari upaya pemerintah dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia. Fadlillah (2014:25) menguraikan beberapa tujuan kurikulum 2013 seperti: a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skilis dan soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang. b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan negara Indonesia. c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua komponen
kurikulum
beserta
buku
teks
yang
digunakan
dalam
pembelajaran. d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Berdasarkan rumusan fungsi kurikulum 2013 dari uraian Fadlilah dapat disimpulkan bahwa fungsi dari kurikulum secara garis besar adalah untuk menyeimbangkan kemampuan hard skills dan soft skills siswa yaitu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Selain itu kurikulum 2013 memberikan peluang terhadapap siswa untuk berkembang secara aktif, kreatif dan inovatif karena dalam pelaksanaan kurikulum di kelas, siswa menjadi pusat pembelajaran.
D. Materi Pokok Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, oleh karenanya materi pokok dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Sanjaya (2008:171) menyatakan beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan materi pokok adalah: a. Potensi peserta didik; b. Relevan dengan karakteristik daerah; c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik; d. Kebermanfaatan bagi peserta didik; e. Struktur keilmuan; f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; g. Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tututan lingkungan; h. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
i. Merumuskan kegiatan pembelajaran. Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, menyatakan bahwa materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Berdasarkan apa yang dikemukan di atas dapat dipahami bahwa materi pokok diturunkan dari kompetensi dasar yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan dan disesuaikan indikator pencapaian kompetensi. Dalam penelitian ini, materi pokok yang peneliti ajukan adalah materi tentang menghitung KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil). 1. Tema Kata
tema
berasal
dari
kata
Yunani
tithenai
yang
berarti
“menempatkan” atau “meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut arti katanya, tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan” (Keraf dalam Majid, 2014:86). Depdiknas (dalam Majid, 2014:99) tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Kunandar (dalam Majid, 2014:99) tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Pengertian secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada siswa secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Berdasarkan pengertian di atas dapat simpulkan bahwa tema merupakan sesuatu yang telah ditempatkan sebagai wadah atau alat untuk membantu siswa dalam mengenal berbagai konsep-konsep yang akan diperoleh secara utuh. Tema yang menjadi acuan dalam peneliti ini adalah tema 2 “ Selalu Berhemat Energi”. Tema Selalu berhemat energi memiliki 3 (tiga) subtema yaitu sub tema 1 “Macam-macam Sumber Energi, subtema 2 “Pemanfaatan Energi”, dan subtema 3 “Gaya dan Gerak”. Setiap subtema memiliki 6 (enam) pembelajaran. 2. Subtema Subtema merupakan penjabaran dari tema. Dalam setiap subtema terdiri dari enam pembelajaaaran. Dalam proposal ini, subtema yang diambil adalah subtema 2 “Pemanfaatan Energi”. 3. Pembelajaran Permendikbud No.103 tahun 2013 menyatakan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam penelitian ini, peneliti membahas pembelajaran 2 dalam sub tema 2 dengan jaringan matapelajaran yang meliputi IPA, SBPD dan Matematika. Dalam penelitian ini menekankan pada pembelajaran matematika. Sebagaimana yang dituangkan dalam
Pemendikbud No.103 tahun 2013 tentang deskripsi
kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
pembelajaran
meliputi
kegiatan
(questioning),mengumpulkan menalar/mengasosiasi
mengamati
(observing),
informasi/mencoba
(associating),
dan
menanya
(experimenting), mengkomunikasikan
(communicating). 4. Karakteristik Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Karakteristik siswa kelas IV dengan usia berkisar 10 hingga 11 tahun yang dikemukan Meggitt (2012:163) dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Perkembangan Kognitif 1. Mengembangkan nalar spasial, yaitu kemampuan memahami serta menarik kesimpulan, dengan menggunakan tanda-tanda yang menyampaikan informasi jarak atau arah. 2. Mulai memahami motif di balik tindakan seseorang. 3. Dapat berkosentrasi lebih lama dalam megerjakan sesuatu, 4. Mulai merancang strategi memori, 5. Kemungkinan akan timbul rasa penasaran terhadap obat-obatan, alkohol, dan rokok. 6. Akan mengembangkan bakat-bakat tertentu. Menunjukkan keterampilan tertentu dalam menulis, matematika, musik, atau seni. b. Perkembangan Komunikasi dan Bahasa 1. Dapat menulis esai yang panjang. 2. Menulis cerita yang menunjukkan imajinasi, kemampuan tata bahasanya meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
c. Perkembangan Personal, Emosional, dan Sosial 1. Jauh lebih mampu mengekspresikan atau menahan emosi. 2. Dapat mulai mengalami perubahan emosi yang tiba-tiba dan dramatis karena pubertas (terutama bagi anak perempuan-yang mengalami masa pubertas lebih cepat dari anak laki-laki). 3. Cenderung menjadi sensitif terhadap kritikan. 4. Lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya; berteman dengan teman-teman bergender sama dan hati-hati terhadap lawan jenis. 5. Menyerah pada tekanan dari teman-teman sebaya; mulai memiliki keinginan untuk berbicara, berpakaian, dan bersikap seperti temantemannya. d. Perkembangan Moral dan Spiritual 1. Banyak bertanya dan mulai mempelajari bahwa mereka bertanggung jawab terhadap tindakan, keputusan dan konsekuensi mereka sendiri. 2. Mengerti bahwa beberapa peraturan sebenarnya dapat diubah melalui negosiasi dan bahwa peraturan tidak selalu berlaku oleh otoritas eksternal. 3. Mulai mengalami konflik antara nilai-nilai yang diajarkan orang tua, serta nilai-nilai yang dipegang teman-teman sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
5. Media Kotak Dakon KPK Media kotak dakon KPK merupakan media konvensional yang dibuat dari papan kayu. Media ini dikhususkan untuk materi kelipatan persekutuan terkecil. Bagian dalam media terdapat 100 buah kotak ukuran kecil dan 4 buah kotak ukuran sedang yang digunakan untuk menyimpan manik-manik. Media juga dilengkapi dengan whiteboard, spidol, dan penghapus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Kotak bagian luar
Gambar 2.2 Kotak bagian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
D. Penelitian Relevan Dalam penelitian pengembangan media konvensioanal, peneliti mencari penelitian yang relevan dengan pelitian peneliti. Berikut ini adalah tiga penelitian relevan yang hampir sama dengan penelitian pengembangan media pembelajaran konvensional, antara lain: Pertama, jurnal oleh Nurhayati, Harwanti, Irianto (2016) yang berjudul “Pengembangan Media Permainan Congklak Matematika Untuk Mengefektifkan Penyampaian Materi KPK Dan FPB Kelas IV di Sekolah Dasar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media permainan congklak matematika. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kelayakan media permainan congklak matematika, mengetahui pengaruh media permainan congklak matematika terhadap keefektifan waktu pembelajaran, mengetahui respon guru terhadap media permainan congklak matematika, dan mengetahui respon siswa terhadap media permainan congklak matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati, Harwanti, Irianto sangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena sama-sama mengembangkan media konvensional sedangkan perbedaannya adalah pada tahap pengembangan media. Kedua, skripsi oleh M Akhyar Al Amin (2015) yang berjudul Pengembangan Media Permainan Dakonmatika pada Materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) bagi Siswa Kelas IV Baitur Rohim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan dan kualitas media dakonmatika serta untuk mengetahui respon siswa terhadap media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
dakonmatika pada materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) di MI Baitur Rohim Sidoarjo. Penelitian yang dilakukan oleh M Akhyar Al Amin sangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena sama-sama mengembangkan media konvensional untuk materi KPK sedangkan perbedaannya adalah pada tahap pengembangan media. Ketiga, jurnal oleh Aprilya Pertiwi Kusumaningrum (2014) yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Communion Paper Meteri FPB dan KPK untuk Siswa Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian adalah untuk menghasilkan produk berupa media communion paper materi FPB dan KPK yang baik, efektif, dan praktis untuk membantu sekolah dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilya Pertiwi Kusumaningrum sangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena sama-sama mengembangkan media pembelajaran untuk materi KPK sedangkan perbedaannya adalah peneliti tidak menggunakan model tertentu dalam penelitian. Dari ketiga hasil penelitian di atas terdapat kesamaan variable penelitian yang peneliti lakukan yaitu pengembangan media pembelajaran. Selain terdapat kesamaan variabel, terdapat juga perbedaan yakni terletak pada desain media pembelajaran, tahap pengembangan media, dan model yang digunakan dalam penelitian. Ketiga penelitian tersebut merupakan bahan acuan dalam penelitian peneliti, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Media Permaianan Congklak
Media Dakonmatika
Nurhayati, Harwanti, dan Irianto (2016) tentang pengembangan media permainan congklak matematika untuk mengefektifkan penyampaian materi KPK dan FPB kelas IV di sekolah dasar.
M Akhyar Al Amin (2015) tentang Pengembangan media permainan dakonmatika pada materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) bagi Siswa Kelas IV Baitur Rohim.
Communion Paper
Aprilya Pertiwi Kusumaningrum (2014) yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Communion Paper Meteri FPB dan KPK untuk Siswa Sekolah Dasar.
Pengembangan media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK materi Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
Bagan 2.1 Bagan Literatur Map Hasil Penelitian Relevan
E. Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, peneliti akan membuat kerangka berpikir tentang media yang dikembangkan peneliti yaitu kotak KPK pada Tema 2 “Selalu Berhemat Energi” dengan subtema “Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
IV sekolah dasar. Media ini hendaknya dapat memotivasi guru dalam membuat media pembelajaran untuk pengajaran di kelas serta dapat membantu siswa memahami konsep KPK serta menyelesaikan soal terkait masalah KPK. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan narasumber di SD Kalasan 1, penggunaan media pembelajaran masih minim untuk materi KPK dan adanya keterbatasan waktu untuk membuat media. Selain itu, siswa juga masih kesulitan dalam memecahkan masalah KPK yang terkait dengan kehidupan sehari-hari di rumah. Atas permasalahan itu, peneliti mencoba mengembangkan media kotak KPK untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Kotak dakon KPK merupakan media yang dikembangkan untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika materi KPK pada Tema 2 “Selalu Berhemat Energi” dengan subtema “Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas IV sekolah dasar . Media ini hendaknya memberikan keluasan kepada siswa untuk secara aktif memecahkan sendiri terkait konsep KPK maupun masalah terkait KPK. Dalam penggunaannya guru hanya berperan sebagai fasilitator selebihnya siswa sendiri yang berperan aktif. Media ini, dilengkapi dengan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal evaluasi sebagai perangkat pembelajaran yang mendukung penggunaan media kotak dakon KPK. Berikut ini merupakan bagan kerangka berpikir:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Analisis Kebutuhan 1. Guru belum menemukan media yang cocok untuk membantu siswa memahami konsep KPK 2. Siswa masih sulit menyelesaikan soal terkait masalah KPK.
Penelitian Relevan 1. Pengembangan media permainan congklak matematika untuk mengefektifkan penyampaian materi KPK dan FPB kelas IV di sekolah dasar. 2. Pengembangan media permainan dakonmatika pada materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) bagi Siswa Kelas IV Baitur Rohim.
Media Kotak KPK 1. Pengertian media pembelajaran 2. Pengertian media konvensional
Bagan 2.2 bagan kerangka berpikir Berdasarkan bagan 2.2 di atas, pada tabel analisis kebutuhan guru belum menemukan media yang cocok untuk membantu siswa memahami konsep KPK dan menyelesaikan soal terkait masalah KPK. Dari hasil analisis kebutuhan tersebut, peneliti menyarankan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK. Media ini memiliki spesifikasi produk yaitu komponen rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap, lembar kerja siswa, media pembelajaran konvensional kotak KPK, buku panduan penggunaan media, media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
yang dikembangkan sesuai dengan prosedur secara lengkap, dan media pembelajaran dibuat secara menarik dan sesuai dengan karakter siswa.
F. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan daftar pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar berdasarkan validasi ahli media pembelajaran konvensional? 3. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar berdasarkan validasi guru kelas IV sekolah dasar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan dalam bahasa inggris disebut Research and Development (R&D). Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2015: 407) yang mengatakan bahwa metode Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk menghasilkan produk maka menggunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar dapat berfungsi bagi masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk. Jadi, penelitian dan pengembangan ini bersifat longitudinal yang artinya dilakukan secara bertahap. Metode Research and Development (R&D) tidak hanya digunakan pada bidang-bidang ilmu alam dan teknik tetapi juga dapat digunakan pada bidang ilmu-ilmu sosial karena itu, penelitian ini cocok untuk pengembangan produk. Dengan demikian peneliti memilih penelitian ini untuk pengembangan media Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Sugiyono (2015 : 409) mengatakan bahwa dalam mengembangkan metode penelitian Research and Development (R & D) ada 10 langkah pengembangan menurut Borg dan Gall. Langkah-langkah prosedur pengembangan tersebut akan dijelaskan dalam bagan di bawah ini.
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk
Revisi Produk
Desain Produk
Ujicoba Produk
Validasi Desain
Revisi Desain
Produksi Masal
Bagan. 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development (R&D) sumber: Sugiyono (2015: 409) Secara terperinci langkah-langkah penggunaan metode Research and Development (R&D) dijelaskan sebagai berikut: 1.
Potensi dan Masalah Langkah awal dalam penelitian ini adalah menemukan potensi dan masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. 2.
Mengumpulkan Data Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data yang dikumpul berupa berbagai informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk sesuai yang diharapkan untuk mengatasi masalah yang diperoleh.
3.
Desain Produk Desain produk yang akan diteliti harus lengkap dan spesifik. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hendaknya produk ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Produk ini diharapkan menarik, berkualitas, ekonomis, dan sesuai dengan karakteristik siswa.
4.
Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk memberikan penilaian terhadap produk. Validasi produk dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk dimintai penilaian sehingga dari penilaian tersebut dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
5.
Revisi desain Setelah mendapatkan validasi dari ahli dan pakar, maka langkah selanjutnya adalah memperbaiki kelemahan yang terdapat pada desain tersebut. Perbaikan produk dilakukan oleh peneliti.
6.
Uji coba Produk Uji coba produk dilakukan setelah desain produk diperbaiki. Tujuan dari uji coba produk adalah untuk mengetahui apakah produk tersebut efektif dan efisien untuk digunakan. Uji coba produk dilakukan adalah uji coba terbatas.
7.
Revisi desain Setelah mengetahui hasil dari uji coba produk yang dilakukan secara terbatas maka dapat diketahui bagaimana kinerja dari produk tersebut. Langkah berikutnya adalah merevisi desain untuk memperbaiki kelemahan yang masih terdapat dalam desain.
8.
Ujicoba pemakaian Setelah produk direvisi, maka selanjutnya produk tersebut dapat digunakan dalam lingkup kelas yang lebih luas. Selama ujicoba penilaian akan ada penilai untuk memberikan penilaian terhadap produk guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9.
Revisi produk Setelah melakukan ujicoba pemakaian tentu ada masukan-masukan yang menilai kekurangan dari produk. Oleh sebab itu, produk akan dievaluasi untuk menemukan kelemahan-kelamahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
10. Produksi Masal Bila produk media kotak dakon KPK dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka media kotak dakon KPK akan diproduksi sebanyak yang dibutuhkan sekolah. Berdasarkan penjelasan di atas dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada 5 langkah prosedur pengembangan, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain. Hal ini dikarenakan media Kotak Dakon KPK ini dibuat untuk menjadi pegangan guru sehingga cukup divalidasi oleh dua pakar media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV SD yang telah membuat media pembelajaran konvensional dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
B. Prosedur Pengembangan Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain media pembelajaran kotak dakon KPK. Media pembelajaran kotak dakon KPK ini dikembangkan berdasarkan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Prosedur pengembangan tersebut terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain hingga pada akhirnya menghasilkan desain produk final berupa pengembangan media pembelajaran Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Subtema Pemanfaatan Energi untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Adapun langkah-langkah pengembangan yaitu LANGKAH 1 Potensi dan masalah Analisis kebutuhan
Wawancara
LANGKAH 2 Hasil analisis
Pengumpulan bahan data
Kajian dokumen
LANGKAH 3 Desain produk
Subtema
Evaluasi
Tema
KI-KD
Indikator Kotak Dakon KPK Tujuan
Sumber belajar
RPP
Media pembelajaran
LANGKAH 4 Validasi media pembelajaran konvensional
Ahli media pembelajaran Analisis Guru kelas IV
LANGKAH 5 Revisi desain
Produk akhir yang sudah divalidasi siap diuji coba
Bagan 3.2 Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Untuk memperjelas langkah-langkah dalam tabel di atas berikut ini dijelaskan secara terperinci. Langkah pertama: Potensi dan masalah Penelitian yang dilakukan peneliti adalah berangkat dari masalah dan potensi. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah hal pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang dilakukan pada tanggal 26 September 2016 di SDN Kalasan 1, dengan mewawancarai seorang guru kelas IV yaitu Ibu SR. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di sekolah terkait materi pembelajaran yang diajarkan. Dengan demikian diharapkan pengembangan media pembelajaran Kotak Dakon KPK yang dikembangkan dapat mengatasi masalah yang terjadi. Adapun kisi-kisi wawancara yang digunakan dalam melakukan analisis kebutuhan yaitu sebagai berikut. Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen wawancara analisis kebutuhan Aspek
Nomor item
Indikator Materi yang sulit diajarkan.
1
Materi yang sulit dipahami siswa.
7
Pemahaman
3
Materi pembelajaran
Media pembelajaran
terhadap
penggunaan
media pembelajaran Penggunaan
atau
penerapan
media
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
pembelajaran di kelas Pemahaman
terhadap
media
4
Jenis media pembelajaran konvensional
8
pembelajaran konvensional
yang pernah digunakan Fasilitas yang mendukung penggunaan
2
media pembelajaran konvensional Media pembelajaran Kesulitan
dalam
membuat
dan
9
konvensional menerapkan
media
pembelajaran
konvensioanal Kesesuaian
media
konvensioanal
6
pengembangan media
10
dengan kurikulum 2013 Saran dalam
pembelajaran konvensional
Beberapa aspek dan indikator dalam tabel di atas menjelaskan bentuk pertanyaan wawancara dalam melakukan analisis kebutuhan. Secara garis besar pertanyaan acuan dalam wawancara adalah materi pembelajaran, media pembelajaran, dan media konvensional. Dari hasil wawancara peneliti menemukan potensi dan masalah yang terjadi di sekolah. Berangkat dari masalah dan potensi ini, maka peneliti mencoba merancang sebuah produk media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
konvensional. Peneliti berharap media konvensional yang dikembangkan sesuai dengan potensi dan masalah di sekolah. Langkah kedua: Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan melalui wawancara. Hasil dari wawancara yang dilakukan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan produk yang akan dikembangkan yaitu media pembelajaran kotak dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Untuk pengembangan produk media pembelajaran itu sendiri, peneliti mengumpulkan berbagai referensi dari berbagai sumber, mencari bahan di internet, serta melakukan studi pustaka. Langkah ketiga: Desain Produk Atas pertimbangan potensi dan masalah yang terjadi di sekolah terkait dengan materi pembelajaran KPK dan media pembelajaran KPK, maka langkah yang peneliti lakukan adalah mendesain produk yang mungkin dapat mengatasi potensi dan masalah tersebut. Media yang dibuat adalah media pembelajaran Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Langkah keempat: Validasi produk Setelah peneliti mendesain produk, selanjutnya produk tersebut akan divalidasi oleh pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan media pembelajaran konvensional. Produk akan divalidasi oleh empat validator yang memiliki pengalaman dan berkompeten yaitu dua dosen ahli media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar. Tujuan dari validasi ini adalah untuk mendapatkan masukan dan kritikan. Masukan dan kritikan tersebut digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari produk yang peneliti kembangkan yang kemudian sebagai bahan untuk perbaikan selanjutnya. Langkah kelima: Revisi Desain Revisi desain dilakukan setelah ada masukan dan kritikan dari validator. Peneliti akan melakukan revisi terhadap produk atas masukan dan kritikan dari validator. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kekurangan yang menjadi masukan dan kritik validator. Hasil dari revesi ini yang kemudian akan menjadi prototipe interaktif.
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 13 bulan, mulai bulan September 2015 sampai Februari 2017. Jadwal penelitian yang dilakukan seperti pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Tabel 3.2 Jadwal penelitian Bulan
No
Kegiatan Sep
2015 Okt Nov
Des
Jun
Jul
Agust
2016 Sep
2017
Okt
Nov
Des
Analisis 1
kebutuhan Pengumpulan
2
3 4 5
data Dasain produk Valisasi produk Revisi produk Produksi produk
6
7
akhir Sidang skripsi Pembuatan
8
artikel
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan pada September 2015 sampai Februari 2017. Kegiatan yang dilakukan selama 12 bulan ini yaitu analisis kebutuhan, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk, produksi produk akhir, sidang skripsi, dan pembuatan artikel.
Jan
Feb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara (interviev) Narbuko dan Achmadi (2007: 83) menyatakan wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasiinformasi atau keterangan-keterangan. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Narbuko dan Achmadi terkait dengan pengertian wawancara, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara (interview). Wawancara akan dilakukan pada Guru kelas IV di SDN Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta. Data hasil wawancara kemudian dianalisis untuk menemukan solusi. Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti akan menyediakan pertanyaan wawancara yang berkaitan dengan pokok-pokok persoalan pembelajaran materi KPK yang disusun sedemikian rupa untuk mengetahui jawaban responden. Tabel 3.3 Daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan No
Daftar pertanyaan Materi apa yang sulit dikuasai
1
2
siswa pada mata pelajaran inti? Apa upaya yang dilakukan oleh
Jawaban responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
guru untuk membantu kesulitan siswa tersebut Apakah dalam setiap pelajaran 3
bapak
atau
ibu
mengajar
menggunakan media? Jenis media apa yang paling 4
sering digunakan? Bagaimana
intensitas
5 penggunaan media? Bagaimana 6
hasil
penggunaan
media tersebut? Apa materi yang sulit untuk 7
diajarkan menggunakan media? Mengapa? Media
apa
yang
pernah
Bapak/Ibu gunakan tetapi belum 8 membantu
siswa
dalam
mencapai indikator? Media 9
apa
yang
pernah
Bapak/Ibu gunakan yang sudah mencapai indikator?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Media seperti apa yang ibu 10
inginkan jika dibuatkan?
2. Kuesioner (Angket) Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko dan Achmadi, 2007:76). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kuesioner untuk memvalidasi produk dan untuk membantu peneliti untuk merevisi media pembelajaran konvensional.
E. Validasi Ahli Media Pembelajaran Konvensional Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan validator ahli yang berkompeten yaitu dua pakar media konvensional dan dua guru kelas IV Sekolah Dasar. Dua pakar media pembelajaran konvensional adalah Bapak PP dan Bapak GK dan dua guru kelas IV SD adalah Ibu MU dan Ibu CD.
F. Instrumen Penelitian Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan lembar kuisioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan terhadap media pembelajaran konvensional untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang media pembelajaran yang dibutuhkan untuk materi yang dirasa sulit diajarkan dan sulit dipahami siswa. 2. Lembar Kuesioner (Angket) Untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka peneliti membuat kuesioner sebagai acuan pada saat melakukan penilaian dan memberikan validasi terhadap produk. Lembar kuesioner akan diberikan kepada dua ahli media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar. Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun oleh peneliti berdasarkan kualitas media yang dibuat peneliti. Hasil penilaian dan validasi dari ahli akan digunakan peneliti untuk perbaikan produk. Kisi-kisi lembar kuesioner akan ditampilkan dalam daftar tabel kisi-kisi lembar validasi berikut ini. Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner validasi Aspek
Indikator Isi media pembelajaran yang
Nomor item 1, 2, 3, 4
dikembangkan. Konten atau Isi
Kemampuan media pembelajaran yang dikembangkan
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Kemenarikan media
1, 2, 3, 4
pembelajaran yang dikembangkan Tampilan
Kreativitas rancangan media
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
Aspek Penggunaan dan Penyajian
Kerapian tampilan media
14
Penggunaan petunjuk media
1
pembelajaran Kelayakan penggunaan media
2, 3, 4, 5,
pembelajaran Berdasarkan tabel 3.4 di atas, dapat disimpulkan tabel lembar kuesioner validasi produk media kotak dakon KPK di atas akan memvalidasi produk yang sudah dibuat oleh peneliti yang mencakupi beberapa aspek yang dinilai dalam pengembangan media kotak dakon KPK, yaitu (1) aspek konten atau isi, (2) aspek tampilan, dan (3) aspek penggunaan dan penyajian. Aspek konten atau isi memiliki 2 (dua) indikator yaitu isi media pembelajaran yang dikembangkan dengan jumlah item 4 (empat) dan kemampuan media pembelajaran yang dikembangkan dengan jumlah item 7 (tujuh). Aspek tampilan memiliki 3 (tiga) indikator yaitu (a) kemenarikan media pembelajaran yang dikembangkan dengan jumlah item 4 (empat), (b) kreativitas rancangan media dengan jumlah item 9 (sembilan), dan kerapian tampilan media dengan jumlah item 1 (satu). Aspek penyajian dan penggunaan memiliki 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
(dua) indikator yaitu penggunaan petunjuk media pembelajaran dengan jumlah item 1 (satu) dan kelayakan penggunaan media pembelajaran dengan jumlah item (4). Jadi, jumlah seluruh item dari ketiga aspek tersebut adalah 30 item. Hasil validasi yang sudah diperoleh akan direvisi sesuai dengan komentar yang diberikan oleh validator.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis kualitatif dan analisis kuanlitatif. Berhubung penelitian ini adalah penelitian research and development (R&D) maka kedua analisis kualitatif dan analisis kuantitatif akan berjalan bersamaan. Analisis data tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Data kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini berupa komentar yang dikemukakan oleh validator ahli media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar. Data-data tersebut akan dianalisis kemudian digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan. 2. Data kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian oleh validator pakar, yaitu dua ahli media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV. Analisis data dilakukan berdasarkan hasil penilaian kuesioner kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
diubah menjadi data interval. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung rata-rata dari hasil instrument yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:
Skala penilaian yang digunakan terhadap media pembelajaran kotak dakon KPK yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup (3) kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut: Tabel 3.5 Tabel Konversi Nilai Skla Lima Interval Skor
Kategori
X > ̅i + 1,80 Sbi
Sangat baik
̅i + 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi
Baik
̅i – 0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi
Cukup
̅i – 1,80 SBi < X ≤ ̅i – 0,60Sbi
Kurang
X ≤ ̅i – 1,80Sbi
Sangat Kurang
Keterangan: Rerata ideal (̅i)
: (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : X
(skor maksimal ideal - skor minimal ideal) : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut. Diketahui: Skor maksimal ideal
:5
Skor minimal ideal
:1
Rerata ideal (̅i)
:
(5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi)
:
(5-1) = 0,67
Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Jawaban: Kategori sangat baik
= X > ̅i + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21
Kategori baik
= ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi = 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik
= ̅i - 0,60SBi < X≤ ̅i + 0,60SBi = 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
= 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40) = 2,60 < X≤ 3,40 Kategori kurang baik
= ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi = 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40) = 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik
=
≤ ̅i – 1,80SBi
= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79 Berdasarkan acuan di atas maka konversi skala lima yang menjadi acuan dalam penelitian ini akan ditampilkan sebagai berikut: Tabel 3.6 Konversi nilai skala lima Interval 4,22 - 5,00 3,41 - 4,21 2,61 – 3,40 1,80 – 2,60 0 – 1,79
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Sangat kurang baik
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa rentang interval antara 4,22 sampai 5,00 termasuk dalam kategori baik, rentang interval antara 3,41 sampai 4,21 termasuk dalam kategori baik, rentang interval 2,61 sampai 3,40 termasuk dalam kategori cukup, rentang interval antara 1,80 sampai 2,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
termasuk dalam kategori kurang baik, sedangkan rentang interval antara 0 sampai 1,79 termasuk dalam kategori sangat kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Kebutuhan Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu, 26 September 2015 di SD Negeri Kalasan I. Dalam melakukan analisis kebutuhan peneliti mengikuti langkahlangkah pengembangan media yang sudah diuraikan pada bab III. Dalam mengumpulkan data dan informasi peneliti menggunakan teknik wawancara. Wawancara dilakukan pada guru kelas IV yaitu ibu SR di ruang kelas IV. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data yang riil terkait potensi dan masalah yang terjadi di sekolah. Permasalahan tersebut merupakan bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran di kelas khususnya pada materi yang sulit dipahami siswa. Hasil wawancara tersebut dijadikan acuan bagi peneliti dalam melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. a. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Wawancara analisis kebutuhan berpedoman pada 10 butir pertanyaan. Penjelasan dari 10 butir pertanyaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Butir pertanyaan pertama yaitu materi apa yang sulit dikuasai siswa dalam kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa terdapat beberapa materi yang sulit dikuasi siswa salah satunya adalah materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Masih ada siswa yang kurang menguasai perkalian, sehingga ketika memasuki materi KPK mereka mengalami kesulitan. Selain itu, mereka belum terbiasa berpikir secara menyeluruh karena berangkat dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang menggunakan sistem mata pelajaran. Butir pertanyaan kedua yaitu apa upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa. Guru memberikan jawaban bahwa beliau hanya menggunakan permainan ular tangga yang dimodifikasi dari permainan congklak. Butir pertanyaan ketiga yaitu apakah setiap setiap kali mengajar di kelas, menggunakan media. Guru memberikan jawaban bahwa dalam setiap pembelajaran tidak selalu menggunakan media pembelajaran. Hal ini dikarenakan tidak semua materi dalam kurikulum 2013 dapat dibuatkan media pembelajaran. Selain itu, ada beberapa media yang agak sulit untuk dibuatkan. Butir pertanyaan keempat yaitu jenis media apa yang paling sering digunakan. Guru memberikan jawaban bahwa media yang sering digunakan adalah media konvensional dan juga ICT. Media konvensional yang pernah digunakan adalah media modifikasi ular tangga, sedangkan media ICT yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
digunakan adalah video dan powerpoint. Powerpoint yang digunakan masih merupakan powerpoint biasa. Butir pertanyaan kelima yaitu bagaimana intensitas penggunaan media pembelajaran di kelas. Guru memberikan jawaban bahwa intensitas penggunaan media pembelajaran di kelas sering. Terkadang siswa juga diminta membawa sendiri media pembelajaran terkait dengan materi yang akan dipelajari. Butir pertanyaan keenam yaitu bagaimana hasil penggunaan media modifikasi permainan ular tangga yang pernah digunakan dalam pembelajaran di kelas. Guru memberikan jawaban bahwa dari penggunaan media tersebut siswa mengalami kemajuan dalam memahami konsep KPK namun ketika membahas soal cerita terkait KPK siswa mengalami kesulitan. Butir pertanyaan ketujuh yaitu apa materi yang sulit diajarkan menggunakan media? Mengapa? Guru memberikan jawaban bahwa beliau tidak menemukan materi yang sulit untuk diajarkan kepada siswa. Yang menjadi kesulitan bagi beliau adalah menemukan media yang cocok untuk untuk membantu siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Butir pertanyaan kedelapan yaitu media apa yang pernah Ibu gunakan tetapi belum membantu siswa dalam mencapai indikator. Guru memberikan jawaban bahwa media yang belum mencapai indikator adalah media powerpoint. Beliau mengatakan media powerpoint memang dapat membantu siswa namun siswa tidak mengalami pengalaman yang konkrit sehingga ada indikator yang tidak tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Butir pertanyaan kesembilan yaitu media apa yang pernah Ibu gunakan yang sudah mencapai indikator. Guru memberikan jawaban bahwa media yang digunakan dan sudah mencapai indikator adalah media modifikasi permainan ular tangga. Meskipun sudah mencapai indikator namun, tidak semua siswa dapat memahami konsep KPK dan dapat mengerjakan soal cerita terkait KPK menggunakan media ini. Butir pertanyaan kesepuluh yaitu media seperti apa yang Ibu inginkan jika dibuatkan. Guru memberikan jawaban bahwa media yang beliau inginkan adalah media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep KPK dan dapat memahami soal cerita terkait KPK. Media yang dibuatkan adalah media yang bervariasi dan sederhana serta praktis digunakan oleh guru maupun siswa serta yang terpenting adalah dapat membantu siswa dalam memahami materi KPK. Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dijabarkan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa siswa mengalami kesulitan mengerjakan KPK karena siswa kurang menguasai perkalian. Sebagai upaya guru dalam mengatasi masalah tersebut beliau menggunakan media modifikasi ular tangga untuk membantu siswa dalam memahami konsep dan mengerjakan soal KPK. Hasil dari penggunaan media ini adalah siswa mengalami kemajuan namun tidak sepenuhnya 100%. Setiap pembelajaran di kelas, beliau sering menggunakan media pembelajaran. Media yang sering digunakan adalah media konvensional dan media ICT. Media yang sudah digunakan dan sudah mencapai indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
adalah media modifikasi ular tangga. Harapannya adalah peneliti dapat membuatkan media yang berbeda dari media modifikasi permainan ular tangga agar media yang digunakan lebih bervariasi dan dapat membantu siswa dalam memahami materi KPK. 2. Deskripsi Produk Awal Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa langkah dalam mengembangkan media konvensional kotak dakon KPK. Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan tema dan subtema. Setelah menentukan tema dan subtema peneliti membuat jaring-jaring tema yaitu kompetensi inti dan kompetensi dasar. Dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ditentukan, peneliti
merumuskan
indikator
dan
tujuan
pembelajaran
berdasarkan
kompetensi dasar yang dipilih. Langkah selanjutnya adalah peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan rumusan indikator dan tujuan pembelajaran pada setiap muatan pelajaran. Dalam
RPPH
yang
dikembangkan,
peneliti
mengembangkan
media
pembelajaran yaitu media kotak dakon KPK. Media kotak dakon KPK ini dikhususkan untuk materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Gambar 4.1 Kotak dakon KPK sebelum diberi pilox bening
Gambar 4.2 Buku petunjuk penggunaan media sebelum delaminating
Gambar 4.3 Media Kotak dakon KPK belum dilengkapi dengan kartu evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan gambaran kegiatan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. RPPTH disusun secara sistematis yang menggunakan pendekatan tematik integratif dan saintifik. RPPTH terdiri dari beberapa komponen yaitu: 1) identitas RPPTH yang terdiri dari : nama satuan pendidikan, kelas dan semester, tema dan subtema, muatan pelajaran terkait, pembelajaran ke-, dan alokasi waktu, 2) kompetensi inti, 3) kompetensi dasar dan indikator, 4) tujuan pembelajaran, 5) materi pembelajaran, 6) pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran, 7) media, alat dan bahan, dan sumber pembelajaran, 8) langkah-langkah pembelajaran, 9) penilaian, dan 10) lampiran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dibuat untuk dua pembelajaran
yaitu
pembelajaran
kedua
dan
pembelajaran
keempat.
Pembelajaran kedua dan keempat memiliki alokasi waktu (8 × 35 menit) dalam setiap harinya. Langkah - langkah dalam pembelajaran menggunakan langkahlangkah pendekatan saintifik yang dapat mengaktifkan siswa sehingga peran guru dalam pembelajaran hanya sebagai fasilitator. b. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK RPPTH yang dibuatkan dilengkapi dengan media pembelajaran karena di dalam RPPTH terdapat komponen media pembelajaran. Media pembelajaran yang dikembangkan adalah kotak dakon KPK. Media kotak dakon KPK ini didesain semenarik mungkin dan disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
IV sekolah dasar. Media ini mendukung kegiatan siswa yang dijabarkan dalam RRPTH dan Lembar Kerja Siswa (LKS) serta instrument penilaian untuk mengukur sejauhmana siswa memahami materi dengan menggunakan media ini. Berikut adalah gambar-gambar media kotak dakon KPK sebelum direvisi gambar media Kotak Dakon KPK sebelum direvisi oleh validator.
Gambar 4.4 Tampak bagian luar media kotak dakon KPK
Gambar 4.5 Tampak bagian dalam media kotak dakon KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
3. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional dan Revisi Produk Peneliti
melakukan
validasi
produk
yang
dihasilkan
berupa
pengembangan media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK untuk siswa kelas IV sekolah dasar kepada dua orang ahli media pembelajaran konvensional. Ahli media pembelajaran konvensional tersebut terdiri dari dua dosen yaitu Bapak PP dan Bapak GK. Pada tanggal 12 Januari 2017 Produk divalidasi oleh validator Bapak PP dan Bapak GK sebanyak satu kali. Aspek yang dinilai dari produk media kotak dakon KPK ini adalah 1) aspek konten atau isi, 2) aspek tampilan, dan 3) aspek penggunaan dan penyajian. Data hasil validasi ahli media konvensional ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil validasi ahli media konvensional No
Aspek
Skor
Rata-rata
Kategori
A. Ahli media pembelajaran konvensional (A) 1
Aspek konten atau isi
49
2
Aspek tampilan
65
Sangat Baik 4,60
3
Aspek
penggunaan
dan 24
penyajian B. Ahli media pembelajaran konvensional (B) 1
Aspek konten atau isi
51
4,76
Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
2
Aspek tampilan
3
Aspek
penggunaan
68 dan 24
penyajian
Berdasarkan tabel 4.1 hasil validasi ahli media pembelajaran konvensional di atas, Bapak PP memberikan skor 49 pada aspek konten atau isi, skor 65 untuk aspek tampilan, dan skor 24 untuk aspek penggunaan dan penyajian. Dari ketiga aspek tersebut rata-rata rata-rata yang diperoleh adalah 4,60 dengan kategori “sangat baik” dan media pembelajaran dapat dinyatakan layak digunakan tanpa revisi. Hasil validasi oleh Bapak GK memperoleh skor 51 pada aspek konten atau isi, skor 68 pada aspek tampilan, dan skor 24 pada aspek penggunaan dan penyajian. Dari ketiga aspek tersebut, rata-rata yang diperoleh adalah 4,76 dengan kategori “ sangat baik” dan media pembelajaran dapat dinyatakan layak digunakan dengan revisi sesuai saran. Dari hasil validasi tersebut, ada beberapa masukan atau saran perbaikan yang diberikan oleh Bapak PP dan Bapak GK. Bapak PP memberikan masukan bahwa ukuran whiteboard dapat diperbesar dan dilengkapi dengan beberapa nomor soal untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal KPK. Bapak GK memberikan masukan bahwa melengkapi petunjuk penggunaan media dengan materi KPK dan Rincian KD serta Indikator. Data validasi secara rinci dapat dilihat pada lampiran data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
mentah skor validasi guru SD kelas IV. Saran perbaikan dari guru dan revisi dapat dijabarkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Saran Pakar Media Pembelajaran Konvensional Aspek yang Dinilai
Revisi
Saran
Aspek Konten atau Isi Media memfasilitasi Tambahkan soal
Dilakukan
siswa untuk melakukan evaluasi untuk
dengan membuat soal
evaluasi
mengevaluasi
evaluasi
kemampuan siswa
mengevaluasi
dalam menyelesaikan
kemampuan
soal KPK
dalam
perbaikan
untuk
siswa
menyelesaikan
soal KPK Aspek Tampilan Ketepatan ukuran
Ukuran
whiteboard
dapat diperbesar
whiteboard Dilakukan dengan
perbaikan mengubah
ukuran whiteboard Aspek Penggunaan dan Penyajian Petunjuk penggunaan Lengkapi
petunjuk Dilakukan
media disajikan dengan
penggunaan
jelas
dengan
materi
media pada
petunjuk
KPK penggunaan media
dan rincian KD serta indikator
perbaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Berdasarkan tabel 4.2 di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa pakar media memberi saran pada aspek konten atau isi, aspek tampilan, dan aspek penggunaan dan penyajian. Pada aspek konten atau isi, dosen memberi saran bahwa media pembelajaran dilengkapai dengan soal evaluasi untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal KPK. Pada aspek tampilan pakar media memberikan saran bahwa ukuran whiteboard dapat diperbesar lagi sedangkan pada aspek penggunaan dan penyajiaan, pakar memberikan saran bahwa buku petunjuk penggunaan media diharapkan dilengkapi dengan materi KPK, kompetensi dasar, dan indikator. Media pembelajaran yang divalidasi oleh pakar media pembelajaran konvensional direvisi sesuai saran. Data validasi secara rinci ada pada lampiran data mentah skor validasi ahli media pembelajaran konvensional. 4. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas IV Ahli Media Pembelajaran Produk media pembelajaran konvensional juga divalidasi oleh dua guru kelas IV ahli media pembelajaran. Guru yang menjadi validator adalah Ibu MU dan Ibu CD. Validasi oleh Ibu MU dilakukan pada tanggal 23 November 2016 sedangkan validasi Ibu CD dilakukan pada tanggal 17 Desember 2016. Aspek yang dinilai pada media pembelajaran kotak dakon KPK, yaitu 1) aspek konten atau isi, 2) aspek tampilan, dan 3) aspek penggunaan dan penyajian. Data hasil validasi guru kelas IV sekolah dasar ditampilkan pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Tabel 4.3 Data hasil validasi guru kelas IV sekolah dasar No
Aspek
Skor
A. Guru kelas IV sekolah dasar (A) 1 Aspek konten atau isi 2
Aspek tampilan
3
Aspek
penggunaan
Rata-rata
Kategori
4,13
Baik
4,43
Sangat baik
44 59
dan 21
penyajian B. Guru kelas IV sekolah dasar (B) 1 Aspek konten atau isi 2 3
Aspek tampilan Aspek
penggunaan
49 62
dan 22
penyajian
Berdasarkan tabel 4.3 hasil validasi guru kelas IV sekolah dasar di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa, Ibu MU memberikan skor 44 pada aspek konten atau isi, skor 59 aspek tampilan,ndan skor 21 aspek penggunaan dan penyajian. Dari ketiga aspek tersebut, skor rata-rata yang diperoleh adalah 4,13 dengan kategori “baik” dan media pembelajaran dapat dinyatakan layak digunakan tanpa revisi. Ibu CD memberikan skor 49 apa aspek konten atau isi, skor 62 pada aspek tanpilan, dan skor 22 pada aspek penggunaan dan penyajian. Dari ketiga aspek tersebut, skor rata-rata yang diperoleh adalah 4,43 dengan kategori “ Sangat baik” dan media pembelajaran kotak dakon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
KPK dinyatakan layak digunakan tanpa revisi. Dari hasil validasi tidak ada saran yang diberikan oleh kedua guru.
B. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan Produk akhir yang dikembangkan oleh peneliti adalah produk yang sudah direvisi berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh pakar media konvensional dan guru kelas IV sekolah dasar. Revisi produk dilakukan berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh validator. Revisi dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran di kelas. Produk akhir yang dihasilkan yaitu kotak dakon KPK. 1. Kajian Produk Akhir Kajian produk akhir yang dihasilkan adalah media pembelajaran kotak dakon KPK yang diuraikan sebagai berikut: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPH) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPH) yang telah divalidasi oleh dua pakar media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar bahwa rencana pembelajaran tematik harian (RPPH) disesuaikan dengan produk awal. Adapun beberapa komponen dalam RPPTH yaitu (1) identitas sekolah, (2) kompetensi inti, (3) pemetaan kompetensi dasar dan indikator, (5) rumusan tujuan pembelajaran, (6) menentukan media pembelajaran, (7) menentukan sumber belajar, (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegitan penutup, (9) penilaian, dan (10) lampiran-lampiran. b. Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang telah divalidasi oleh dua pakar media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV direvisi sesuai komentar dan saran perbaikan yang diberikan oleh validator. Adapun perubahan yang dilakukan terhadap media kotak dakon KPK yaitu: (1) aspek konten atau isi, (2) aspek tampilan, dan (3) aspek penggunaan dan penyajian. Pada aspek konten atau isi, sesuai dengan saran yang diberikan validator peneliti menambahkan soal evaluasi untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal KPK. Pada konten tampilan, peneliti mengubah ukuran whiteboard. Sedangkan dalam aspek
penggunaan
dan
penyajian
peneliti
menambahkan
materi
pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator pada buku petunjuk media.
Gambar 4.6 Media kotak dakon KPK setela diberi Pilox bening
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Gambar 4.7 Buku petunjuk media setelah direvisi
Gambar 4.8 Kartu soal evaluasi
2. Pembahasan Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang dihasilkan mengacu pada kriteria pemilihan media menurut Azhar (2010: 75-76) yang mengemukakan bahwa kriteria-kriteria pemilihan media yaitu: a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, artinya media yang dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, artinya media dapat mendukung fakta serta dapat menjelaskan konsep berdasarkan materi yang dipelajari. c. Praktis, luwes, dan bertahan, artinya media yang dikembangkan dapat dan mudah digunakan oleh siapa saja baik guru maupun murid. Selain itu, media juga dapat bertahan yang artinya dapat digunakan berkali-kali dalam proses pembelajaran. d. Guru terampil menggunakannya, artinya media yang dikembangkan harus dikuasai oleh guru sehingga dalam penggunaannya tidak mendapat kesulitan. e. Pengelompokan sasaran, artinya media yang dikembangkan diperuntukkan pada jenis kelompok kecil atau besar. f. Mutu teknis, artinya media yang dikembangkan harus jelas baik dari segi penyajiannya maupun penggunaanya. Berdasarkan media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang telah divalidasi oleh pakar media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar diperoleh hasil dimana media kotak dakon KPK termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor rerata akhir yaitu 4,48 yang dijabarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Pakar media pembelajaran konvensional dan guru kelas IV SD Media Pembelajaran Konvensional No
Validator Skor
1
Pakar media pembelajaran
Kategori
4,60 Sangat Baik
konvensional 2
Pakar media pembelajaran
4,76 Sangat Baik
konvensional 3
Guru SD kelas IV
4,13
Baik
4
Guru SD kelas IV
4,43
Sangat Baik
Jumlah
17,92
Rerata (jumlah total: validator)
4,48
Kategori
Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada validasi media pembelajaran konvensional , pakar media pembelajaran konvensional (A) memberikan skor 4,60 dengan kategori “sangat baik”. Pakar media pembelajaran konvensional (B) 4,76 dengan kategori “sangat baik”. Guru kelas IV (A) memberikan skor 4,13 dengan kategori “baik”. Guru kelas IV (B) memberikan skor 3,03 dengan kategori “baik”. Dari hasil hasil validasi diperoleh rerata skor rata-rata 4,43 dengan kategori “sangat baik”. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
perolehan skor yang diberikan oleh keempat validator, maka rerata akhir dari validasi media adalah 4,48 dengan kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, media ini digolongkan pada kategori sangat baik karena sudah memenuhi kriteria pemilihan media. Berdasarkan spesifikasi media pembelajaran konvensional yang telah dibuat, maka produk akhir media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK akan dipaparkan sebagai berikut: 1.
Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran konvensional yaitu kotak dakon KPK. Kotak dakon KPK dibuat dari papan dan didalamnya terdapat petakan kotak kecil yang berjumlah 100 kotak dan setiap kotak diberi angka. Media ini dilengkapi dengan manik-manik yang berfungsi sebagai dakon. Manik-manik ini diberi warna yang berbeda agar memudahkan siswa dalam menggunakan media. Kotakkotak akan diberi warna yang berbentuk pola. Berikut adalah ketentuan ukuran dari kotak dakon KPK
a. Kotak bagian luar berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, tinggi 5 cm meter dan ketebalan papan 1 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Gambar 4.9 Tampak luar media kotak dakon KPK b. Kotak kecil bagian dalam berukuran panjang 5 cm, lebar 5 cm, ketebalan papan 2 inci. Jumlah kotak bagian dalam berjumlah 100 kotak yang diberi warna berbeda-beda. Warna yang digunakan adalah warna biru, hijau dan kuning. Selain itu terdapat kotak kecil berukuran 5 × 5 cm, terdapat pula empat buah kotak yang berukuran 10 × 10 cm. Kotak ini dilengkapi dengan whiteboard yang berukuran 10 × 10 cm, penghapus, dan spidol. Kotak ini digunakan untuk menyimpan manik-manik. Kotak-kotak ini berwarna kuning dan hijau.
Gambar 4.10 Tampak dalam media kotak dakon KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
c. Manik-manik yang digunakan dalam media kotak dakon KPK terbuat dari kayu dengan ukuran 1 × 1 cm. Manik-manik ini berjumlah 100 buah namun warna manik-manik berbeda yaitu 25 manik bewarna merah, 25 bewarna hijau, 25 berwarna orange, dan 25 berwarna putih.
Gambar 4.11 Manik-manik media kotak dakon KPK 2. Media kotak dakon KPK memiliki kartu soal untuk mengevaluasi kemampuan siswa.
Gambar 4.12 Kartu evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
3. Kotak dakon KPK dikhususkan untuk materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan subtema “Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas IV sekolah dasar. 4. Kotak dakon KPK dapat digunakan berulang-ulang. Artinya, media ini bukan merupakan media yang hanya sekali pakai melainkan dapat digunakan secara berulang-ulang. 5. Kotak dakon KPK memiliki daya tahan yang lama. Artinya, media ini dapat digunakan dalam kurun waktu yang lama. 6. Kotak dakon KPK mudah di bawah kemana-mana. Artinya, media ini tidak memiliki batasan ruang dan waktu jika hendak digunakan. 7. Kotak dakon KPK didesain semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. 8. Kotak dakon KPK dapat digunakan secara individu maupun secara berkelompok oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
mengenai
media
konvensional kotak dakon KPK, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan media pembelajaran kotak dakon KPK menggunakan metode Research and Development (R&D) yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Dari kesepuluh langkah-langkah Research and Development (R&D) peneliti terbatas sampai pada tahap kelima yaitu (a)
analisis potensi dan masalah, (b)
pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi produk, dan (e) revisi produk. Media yang dikembangkan hanya dijadikan sebagai pegangan guru. Produk akhir yang dihasilkan dari berupa media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK. 2. Media pembelajaran konvensional kotak dakok KPK dengan subtema “Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas IV memiliki kualitas baik berdasarkan hasil validasi dari kedua pakar media pembelajaran konvensional dan kedua guru kelas IV sekolah dasar. Validasi pertama oleh Bapak PP dengan perolehan skor 4,60 dengan kategori “sangat baik”. Validasi kedua oleh Bapak GK dengan perolehan skor 4,76 dengan kategori “sangat baik”. Validasi Guru kelas IV oleh Ibu MU dengan perolehan skor skor 4,13 dengan kategori “baik” dan oleh Ibu CD skor 4,43 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil hasil validasi diperoleh rerata skor rata-rata 4,48 dengan kategori “ sangat baik”. Dengan perolehan
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
rerata tersebut, maka media kotak dakon KPK layak untuk diujicoba dalam pembelajaran.
B. Keterbatasan Pengembangan Produk media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang dikembangkan memiliki keterbatasan yang dijabarkan sebagai beerikut: 1. Dalam melakukan analisis kebutuhan, peneliti menggunakan teknik wawancara yang dilakukan pada satu orang guru kelas IV. Dengan demikian, data yang diperoleh kurang mendalam. 2. Penelitian pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada langkah pengembangan kelima yaitu pada tahap revisi produk. 3. Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK hanya terbatas pada materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan subtema “Pemanfaatan Energi”. 4. Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK digunakan untuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa. 5. Pengembangan media konvensional kotak dakon KPK menggunakan buku kurikulum 2013 edisi tahun 2014. Hal ini dikarenakan peneliti terlambat mengetahui bahwa adanya buku kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2016.
C. Saran Adapun
saran
dari
peneliti
untuk
peneliti
berikutnya
yang
mengembangkan media pembelajaran konvensional sejenis adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
1. Sebaiknya wawancara yang dilakukan dalam analisis kebutuhan dilakukan juga dengan siswa supaya mendapatkan informasi tambahan terkait masalah yang dihadapi siswa. 2. Sebaiknya penelitian pengembangan dilakukan terhadap kesepuluh langkah pengembangan agar dapat mengetahui kualitas dari media yang dikembangkan secara tepat. 3. Sebaiknya media yang dikembangkan harus dapat digunakan untuk materi lain yang ada dalam muatan pembelajaran. 4. Sebaiknya peneliti harus mengetahui berbagai perkembangan terkait dengan hal yang akan diteliti sehingga tidak dapat mengalami kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
DAFTAR PUSTAKA Amin, A. 2015. Pengembangan Media Permainan Dakonmatika Pada Materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Bagi Siswa Kelas IV Baitur Rohim. Diunduh dari http://digilib.uinsby.ac.id/3687/. Tanggal 24 Februari 2017 Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya. Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Ed. 1, Cet.6. Jakarta: Bumi Aksara. https://id.wikipedia.org/wiki/Congklak Karnadi, dkk. 2006.UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Cipta Jaya Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2013. Media Pembelajaran; Manual dan Digital, Cet. 1 Ed. 2. Bogor: Ghalia Indonesia. Kusumaningrum, P. Yunianta, Hasti Nova T dan Wahyudi. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Communion Paper Materi FPB Dan KPK Untuk Siswa Sekolah
Dasar.
Diunduh
http://respository.uksw.edu/bitstream/123456789/5626/TI Tanggal 24 Februari 2017.
dari Full%20yext.pdf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Majid, Abdul dan Rochman, Chaerul. 2014. Pendekatan Ilmiah; Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset. Meggitt, Charolyn. 2012. Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: Permata Puri Media. Munadi, Y. 2010. Media Pembelajaran; sebuah pendekatan baru. Jakarta: Gaung Persada Press Group. Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu H. 2007. Metodologi Penelitian. --Cet. 8.-Jakarta: Bumi Aksara. Nurhayati, dkk.2016. Pengembangan Media Permainan Congklak Matematika. Diunduh dari http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Dinamika/article/view/940 . Tanggal 9 Januari 2017.
Sadiman, Arief S. 2014. Media Pedidikan: Pengertian, Pengertian, dan Pemanfaatnya. –Ed. 1 – Cet. 17. Jakarta: Rajawali Pers. Sanaky. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, Anggota IKAPI. Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi Teknologi Pembelajaran, Pps UNY. Yani, Ahmad. 2014. Minset Kurikulum 2013. Cet. 2. Bandung: Alfabeta. Undang-undang Nomor: 14 Tahun 2006 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Lampiran 1: SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Lampiran 2:
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Lampiran 3: SURAT IZIN VALIDASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Lampiran 4: RANGKUMAN WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN No
Daftar Pertanyaan
Jawaban Responden
1.
Materi apa yang sulit dikuasai Ada siswa dalam kurikulum 2013?
beberapa
materi
yang
sulit
dikuasai siswa salah satunya adalah materi KPK. Hal ini dikarenakan siswa kurang menguasai perkalian, sehingga ketika membahas materi KPK mereka mengalami kesulitan.
2.
Apa upaya yang dilakukan oleh Saya membuat media pembelajaran guru untuk membantu kesulitan berupa modifikaasi ular tangga. siswa?
3.
Apakah setiap kali mengajar ibu Saya tidak selalu menggunakan media menggunakan media?
4.
Jenis
media
apa
pembelajaran dalam pembelajaran. yang
digunakan? 5.
media ICT dan konvensional.
Bagaimana intensitas penggunaan Intensitas penggunaan media di kelas media pembelajaran di kelas?
6.
sering Media yang sering digunakan adalah
sangat sering.
Bagaimana hasil penggunaan media Hasil dari penggunaan media tersebut modifikasi ular tangga?
cukup baik, karena siswa mengalami kemajuan dalam memahami materi.
7.
Apa materi yang sulit diajarkan Saya tidak menemukan materi yang menggunakan media?
sulit diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
8.
Media
apa
yang
pernah
Ibu Media
yang
gunakan tetapi belum membantu mencapai siswa dalam mencapai indikator? 9.
Media
apa
gunakan
yang
pernah
belum
indikator
sepenuhnya
adalah
media
powerpoint.
Ibu Media yang sudah mencapai indikator
yang sudah mencapai yaitu modifikasi ular tangga.
indikator?
10.
Media
seperti
apa
inginkan jika dibuatkan.
yang
Ibu Yang jelas, saya ingin media yang sederhana dan berbeda dari modifikasi ular tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Lampiran 5: DATA MENTAH HASIL VALIDASI PAKAR MEDIA KOTAK DAKON KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Lampiran 6: DATA MENTAH HASIL VALIDASI GURU SD KELAS IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
BIODATA PENULIS Matilda Kurniati. Lahir di Beangiung Manggarai NTT tanggal 14 Maret 1995. Lulus Sekolah Dasar pada tahun 2007. Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Fransiskus Xaverius Ruteng dan lulus pada tahun 2010. Melanjutkan Sekolah Menengah Atas Di SMA Negeri SMA Negeri 1 Langke Rembong. Sekarang sedang melanjutkan studi di perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi dengan mengakhiri menulis skripsi berjudul “Pengembangan MediaPembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK Materi KPK pada Subtema Pemanfaatan Energi Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.