PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN
OLEH MUHAMMAD NU’MAN A24050538
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh MUHAMMAD NU’MAN A24050538
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul
: PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.
Nama
: Muhammad Nu’man
NRP
: A24050538
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc NIP : 19490119 197412 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Bambang Sapta Purwoko, M.Sc NIP : 19610218 198403 1 002
Tanggal Lulus :
RINGKASAN
MUHAMMAD NU’MAN. Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim, Sumatera Selatan. Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA. Tenaga kerja perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu kegiatan perkebunan kelapa sawit berfluktuasi sepanjang tahun karena adanya pekerjaan yang berkaitan dengan musim, lahan, curah hujan, dan bulan panen puncak dan panen rendah. Hal tersebut menunjukkan perlunya pengelolaan tenaga kerja yang cermat, efektif dan efisien. Kegiatan magang ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan profesional dan keterampilan kerja dalam memahami proses kerja nyata pengelolaan perkebunan kelapa sawit, meningkatkan kemampuan teknik budidaya dan manajerial pengelolaan perkebunan kelapa sawit, mengetahui dan memahami pengelolaan
tenaga
kerja
perkebunan
kelapa
sawit,
dan
menganalisis
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja serta memberikan solusi terbaik yang harus dilakukan. Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan menggunakan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung di lapangan meliputi pengamatan kegiatan substandar pemupukan, pengamatan pupuk tercecer pada pemupukan CIRP, pengamatan penunasan/pruning, pengamatan substandar pemanenan, pengamatan brondolan tersangkut di ketiak pelepah, dan pengamatan brondolan tinggal di TPH serta diskusi langsung dengan staf, nonstaf dan tenaga kerja lapangan. Data sekunder diperoleh melalui data kebun yang berkaitan dengan kondisi umum perusahaan, keadaan tanah dan iklim, tata guna lahan, kondisi pertanaman dan produksi, struktur organisasi, dan ketenagakerjaan. Analisis data menggunakan metode deskriptif. Pengelolaan tenaga kerja lapangan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation menggunakan sistem borongan. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja pada setiap jenis pekerjaan sangat bergantung kepada kehadiran tenaga kerja dan
standar kerja. Realisasi pekerjaan di lapangan telah dilaksanakan sesuai dengan target yang direncanakan dan dengan kualitas kerja yang baik. Peningkatan kualitas dan prestasi kerja dilakukan dengan pengawasan dan disiplin terhadap karyawan serta penerapan sanksi yang efektif. Permasalahan yang sedang dihadapi Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation adalah kekurangan tenaga kerja pemanenan. Berdasarkan pengamatan penulis masih ditemukan kegiatan yang tidak memenuhi standar dalam berbagai kegiatan diantaranya pemanenan, pemupukan, penunasan, dongkel anak kayu, dan transportasi tandan buah segar. Proyeksi Indeks Tenaga Kerja (ITK) perkebunan Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation bulan Mei 2009 adalah sebesar 0.18 orang/ha. Penggunaan tenaga kerja tersebut sudah efisien tetapi tidak efektif. Nilai ITK tersebut tidak konstan, ketersediaan tenaga kerja yang berkurang disebabkan musim panen padi dan hari setelah gajian.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi magang yang berjudul Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim, Sumatera Selatan dengan baik. Skripsi magang ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua (Bapak Fahrur Rozi dan Ibu Wijiatin), Kakakku tercinta Abdul Wahid dan Fathul Mubin serta kakak iparku Nurdiantini dan Sukristinah. Keponakanku Faradilla Cahya Firsta dan Faisal Hilmi. 2. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc sebagai dosen pembimbing skripsi, atas segala saran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi magang ini. 3. Dr. Ahmad Junaedi, M.S dan Dwi Guntoro SP, M.Si selaku dosen penguji. 4. Dr. Ir. Endang Murniarti, M.S sebagai dosen pembimbing akademik, atas bimbingan selama pelaksanaan perkuliahan. 5. PT Cipta Futura Plantation yang telah bersedia menerima penulis untuk melaksanakan kegiatan magang. 6. Sutan Hutasoit, SP selaku Asisten Afdeling VII dan seluruh karyawan Afdeling VII yang telah memberikan informasi selama kegiatan magang. 7. Teman-teman magang PT Cipta Futura Plantation (Haryo Purwanto, Robby Panggabean, Armita Rayendra, dan Wenny Widyawati). 8. Teman-teman Wisma Combi (Andi, Gofir, Hariadi, Novan, Rinto, Surya, Ari, Rikza, dan Dodi). 9. Keluarga Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Ronggolawe Tuban (IPMRT). 10. Indra, Warno, Isti, Nita, Bagus, Esther, Yunus, dan rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura Angkatan 42. Bogor, September 2009 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tuban, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 27 November 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari Bapak Fahrur Rozi dan Ibu Wijiatin. Penulis lulus dari SDN Margomulyo II pada tahun 1999, kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 1 Tuban. Selanjutnya penulis lulus dari SMAN 1 Tuban pada tahun 2005. Tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa IPB melalui jalur USMI, selanjutnya tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2007 penulis pernah magang di Balai Penelitian Sayuran, Lembang, Bandung. Tahun ajaran 2008-2009 penulis menjadi Asisten Praktikum Mata Kuliah Ekologi Pertanian.
DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 Latar Belakang...................................................................................... 1 Tujuan ................................................................................................... 2 METODE MAGANG ..................................................................................... Tempat dan Waktu ................................................................................. Metode Pelaksanaan .............................................................................. Pengamatan dan Pengumpulan Data.......................................................
3 3 3 3
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG...................................................... Letak Geografis dan Administratif ......................................................... Keadaan Tanah dan Iklim ...................................................................... Tata Guna Lahan ................................................................................... Kondisi Pertanaman dan Produksi .......................................................... Struktur Organisasi ................................................................................ Ketenagakerjaan ....................................................................................
5 5 5 5 6 7 7
PELAKSANAAN MAGANG......................................................................... 10 Pelaksanan Aspek Teknis Kebun ........................................................... 10 Pelaksanaan Manajemen Kebun ............................................................. 35 PEMBAHASAN ............................................................................................. 42 Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan .................................................. 42 Indeks Tenaga Kerja .............................................................................. 49 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 51 Kesimpulan............................................................................................ 51 Saran ..................................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53 LAMPIRAN ................................................................................................... 54
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Produksi Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation (Ton) .................. 6 2.
Jumlah dan Posisi Tenaga Kerja Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII Bulan Mei 2009 ......................................... 8
3.
Jenis dan Jumlah Perumahan Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation ........................................................................................ 9
4.
Intensitas Serangan Hama Ulat Api Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation............................................................................. 17
5.
Realisasi Pemupukan CIRP di Afdeling VII Berdasarkan Bobot Pupuk/HK dan ha/HK Pada Tanggal 1-6 Mei 2009 ............... 20
6.
Kualitas Pemupukan Harian PT Cipta Futura Plantation Tanggal 17 April 2009 .................................................................... 20
7.
Pengamatan Kegiatan Substandar pada Pemupukan CIRP ............... 21
8.
Pengamatan Pupuk Tercecer pada Pemupukan CIRP ...................... 21
9.
Pengamatan Pruning/Penunasan ..................................................... 22
10. Alat Panen Kelapa Sawit dan Kegunaannya .................................... 23 11. Sanksi Panen Pekerjaan Substandar di Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation............................................................................. 28 12. Sanksi Kepada Pemanen Afdeling VII Periode April 2009 .............. 28 13. Kualitas Pemanenan Harian PT Cipta Futura Plantation Tanggal 17 April 2009 .................................................................... 30 14. Program dan Realisasi Pemanenan Afdeling VII Periode Januari-Maret 2009 ......................................................................... 30 15. Pengamatan Substandar Pemanenan ................................................ 31 16. Pengamatan Brondolan Tersangkut di Ketiak Pelepah ..................... 32 17. Pengamatan Brondolan Tertinggal di TPH ...................................... 33 18. Persentase Unsur Hara dalam Janjangan Kosong ............................. 34
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Pembuatan Tapak Timbun ................................................................ 11 2. Semprot Pasar 2:1 ............................................................................ 14 3. Alat Engine Power Spraying (EPS) .................................................. 16 4.
Pemupukan MOP pada Tanaman Menghasilkan .............................. 19
5.
Aplikasi Janjangan Kosong ............................................................. 35
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1.
Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ....................................... 54
2.
Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Mandor di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ........................................... 58
3.
Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Asisten Afdeling di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ....................................... 61
4.
Peta Areal Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII .................................................................................................. 64
5.
Keadaan Curah Hujan dan Hari Hujan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation............................................................................. 65
6.
Rekapitulasi Populasi Tanaman di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII ................................................................... 66
7.
Struktur Organisasi Tingkat Afdeling Perkebunan PT Cipta Futura Plantation............................................................................. 71
8.
Blanko Deteksi Hama Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ........ 72
9.
Rekomendasi pemupukan Afdeling VII Perkebunan PT Cipta Futura Plantation............................................................................. 73
10. Surat Pengantar Buah Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ........ 75 11. Bon Gudang Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ...................... 76
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu sumber minyak nabati yang telah menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, baik sebagai sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani, sebagai sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia. Pada tahun 2007 luas areal kelapa sawit di Indonesia sebesar 6 611 000 ha, dengan jumlah produksi kelapa sawit sebesar 17 373 000 ton
minyak
sawit
dengan ekspor sebanyak 12 400 000 ton minyak sawit. Tujuan ekspor kelapa sawit Indonesia adalah India, China, Belanda, Singapura, Jerman, Spanyol, Malaysia, Vietnam, Italia, Meksiko dan tujuan ekspor minyak inti sawit antara lain Belanda, India, Spanyol, Meksiko dan Italia (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008). Perkebunan kelapa sawit memiliki karakteristik padat karya dengan ketersediaan tenaga kerja yang melimpah dengan keahlian yang cukup dan murah merupakan faktor yang sangat menentukan untuk tercapainya skala bisnis perkebunan kelapa sawit. Namun posisi keunggulan tenaga kerja Indonesia semakin lama semakin melemah karena adanya kenaikan upah buruh yang tidak proporsional dengan kenaikan produktivitas kerja (Pahan, 2006). Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi. Salah satu cara mengukur efisiensi tenaga kerja dengan menghitung produktivitas kerja. Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi dalam satuan waktu tertentu (Hartopo, 2005).
Kebutuhan tenaga kerja kelapa sawit dipengaruhi oleh luas kebun, jenis pekerjaan, topografi dan iklim, teknologi, komposisi/umur tanaman. Untuk itu pengelolaan tenaga kerja harus memperhatikan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja penting untuk dilakukan dalam menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik (Ginting, 2005). Pekerjaan dalam pemeliharaan cukup banyak memerlukan biaya dan tenaga, dan merupakan syarat untuk mendapatkan tanaman yang baik. Selain itu kegiatan perkebunan kelapa sawit berfluktuasi sepanjang tahun karena adanya pekerjaan yang berkaitan dengan musim, lahan, curah hujan, dan bulan panen puncak dan panen rendah (Lubis, 1992). Hal tersebut menunjukkan perlunya pengelolaan tenaga kerja yang cermat, efektif dan efisien.
Tujuan Tujuan kegiatan magang ini adalah: 1. Meningkatkan kemampuan profesional dan keterampilan kerja dalam memahami proses kerja nyata pengelolaan perkebunan kelapa sawit. 2. Meningkatkan kemampuan teknik budidaya dan manajerial pengelolaan perkebunan kelapa sawit. 3. Mengetahui dan memahami pengelolaan tenaga kerja perkebunan kelapa sawit. 4. Menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja serta memberikan solusi terbaik yang harus dilakukan.
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai dari tanggal 12 Februari 2009 sampai 12 Juni 2009 bertempat di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Metode Pelaksanaan Pelaksanaan magang dilaksanakan dengan bekerja langsung di lapangan selama empat bulan sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL), pendamping mandor, dan sebagai pendamping asisten afdeling. Kegiatan yang dilakukan menyangkut aspek teknis dan manajemen. Kegiatan sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) dilaksanakan selama dua bulan dengan melaksanakan semua tugas yang diperintahkan sesuai dengan kebutuhan kebun seperti pembuatan parit, perawatan parit, pembuatan tapak timbun, pengendalian hama, pemupukan, susun janjangan kosong, pengendalian gulma, penunasan, dan pemanenan. Kegiatan lainnya adalah mengisi jurnal harian, mencatat prestasi kerja, dan bahan dan alat yang digunakan. Jurnal kegiatan sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1. Kegiatan sebagai pendamping mandor dilaksanakan pada bulan ketiga yang bertugas melakukan apel pagi, mengisi jurnal harian magang sebagai pendamping mandor, mengawasi pekerjaan di lapangan, mengisi buku kerja mandor, mengisi absen karyawan, dan berdiskusi dengan mandor. Jurnal kegiatan sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Kegiatan sebagai pendamping asisten afdeling dilaksanakan pada bulan keempat. Kegiatan sebagai pendamping asisten afdeling sama dengan kegiatan sebagai pendamping mandor Jurnal sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan menggunakan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer
merupakan informasi yang diperoleh secara langsung di lapangan meliputi pengamatan kegiatan substandar pemupukan, pengamatan pupuk tercecer pada pemupukan CIRP, pengamatan penunasan/pruning, pengamatan substandar pemanenan, pengamatan brondolan tersangkut di ketiak pelepah, dan pengamatan brondolan tinggal di TPH serta diskusi langsung dengan karyawan staf, karyawan nonstaf dan tenaga kerja lapangan. Analisis data menggunakan metode deskriptif. Data sekunder diperoleh melalui data kebun yang berkaitan dengan kondisi umum perusahaan, keadaan tanah dan iklim, tata guna lahan, kondisi pertanaman dan produksi, struktur organisasi, dan ketenagakerjaan.
PELAKSANAAN MAGANG Pelaksanaan Aspek Teknis Kebun Pada pelaksanaan teknis magang ini penulis diberi tugas sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL). Sebagai KHL penulis melakukan beberapa kegiatan antara lain : pembuatan parit, perawatan parit, pembuatan tapak timbun, pengendalian gulma, pengendalian hama, penunasan dan pemanenan, pemupukan, dan susun janjangan kosong. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation.
Pembuatan Parit Parit merupakan saluran yang menghubungkan lembah/bukit satu dengan yang lainnya agar air dapat dialirkan ke bawah dan masuk saluran pembuangan. Pembuatan parit bertujuan untuk mencegah genangan air pada daerah datar rendahan dan areal yang sering mengalami banjir serta untuk drainase air hujan. Kegiatan pembuatan parit di Afdeling VII dilakukan secara manual. Pembuatan parit di areal berbentuk kubus dengan lebar 1.5 m dan kedalaman 1 m, bahan galian diletakkan 0.5 m dari tepi parit untuk menghindari masuknya kembali tanah ke dalam parit. Untuk parit di samping jalan berbentuk trapesium dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Alat yang digunakan dalam pembuatan parit adalah cangkul, parang dan dodos (untuk meratakan tepi parit). Norma kerja pembuatan parit yang diterapkan oleh kebun adalah 10 m/HK, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 5 m/HK.
Perawatan Parit Perawatan parit bertujuan melancarkan saluran air yang tertutup/tersumbat oleh semak, kayu, pelepah maupun tertimbun lumpur dan meluruskan parit yang berliku serta memperdalam parit. Kondisi parit di Afdeling VII umumnya tertutup semak dan lumpur terutama di areal perluasan yang masih tinggi tingkat erosinya. Kegiatan rawat parit di Afdeling VII dilakukan setiap tahun sekali. Standar rawat parit antara lain parit yang tersumbat harus dialirkan, parit harus bersih dari rumput, kayu, pelepah, dan kotoran lainnya, krokos yang ada di
parit harus dinaikkan ke badan jalan, parit yang dangkal harus diperdalam, untuk bibir parit dibuka 1-1.5 m. Alat yang digunakan adalah cangkul, dodos, dan parang. Norma kerja perawatan parit yang diterapkan oleh kebun adalah 20 m/HK, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 20 m/HK.
Pembuatan Tapak Timbun Pembuatan tapak timbun dilaksanakan pada daerah rendahan atau pasang surut yang kemungkinan besar tanaman tergenang apabila curah hujan cukup tinggi. Tujuan pembuatan tapak timbun agar pokok sawit tidak tergenang dan mengurangi pencucian pada saat pemupukan. Selain itu pembuatan tapak timbun juga berfungsi memperkokoh akar tanaman agar tidak mudah rebah karena terkikis air. Kondisi kelapa sawit yang tergenang air biasanya kerdil. Tapak timbun dibuat berbentuk lingkaran penuh dengan jari-jari 2 m dan diamater tidak boleh kurang dari 4 m. Pembuatan tapak timbun dilakukan dengan mengambil tanah di sekeliling tanaman, kemudian tanah ditimbun dengan ketinggian 0.5 m. Pada jari-jari 0.5 m dari pokok tanaman kelapa sawit dibuat cekung ke arah dalam agar pangkal sawit tidak tercekik dan optimal dalam penyerapan akar. Permukaan tapak timbun harus padat dan datar, pemadatan dilakukan dengan cara memukulkan pangkal pelepah. Tapak timbun harus bersih dari tunggul-tunggul dan akar-akar. Pembuatan tapak timbun dapat dilakukan sebelum atau sesudah penanaman. Norma kerja pembuatan tapak timbun adalah 2 pokok/HK, sedangkan prestasi penulis 0.4 pokok/HK.
Gambar 1. Pembuatan Tapak Timbun
Pengendalian Gulma Pengendalian gulma pada tanaman merupakan kegiatan yang sangat penting. Pengendalian gulma di Afdeling VII terdiri dari Dongkel Anak Kayu (DAK), semprot piringan, semprot pasar 2:1, dan semprot lain-lain. Jenis gulma yang banyak dijumpai di Afdeling VII antara lain Clidemia hirta (beludru), Mimosa vigra (kucingan), Mimosa pudica (putri malu), Mimosa invisa (kalandra), Axonopus compressus (antalobang), Setaria plicata (bambuan), Asystasia intrusa (akar
ruas-ruas),
Eleusine
indica
(lulangan),
Clibadium
surinamensis,
Chromolaena odorata (putihan), Melastoma malabatricum (senduduk), Scleria sumatrensis (kerisan), Mikania micrantha, Cyperus rotundus (teki), Boreria alata, Boreria laevis, dan Imperata cylindrica (alang-alang). Dongkel anak kayu. Dongkel anak kayu merupakan pengendalian gulma dengan cara mendongkel/membongkar gulma sampai ke akarnya menggunakan tenaga manusia. Alat yang digunakan adalah cangkul dan tidak diperbolehkan menggunakan parang pada saat mendongkel. Cara DAK dengan mendongkel anak kayu yang berada di piringan dan gawangan, memecah bongkahan tanah yang melekat di akar, menurunkan kacang-kacangan dan Mikania micrantha yang merambat di pokok sawit dan mengeluarkannya dari piringan, sampah berupa daun kering, dahan kering, pelepah kering, dan sebagainya sebaiknya dibersihkan, dan membersihkan piringan dengan ukuran piringan adalah 2 m dari pokok sawit. Rotasi pengendalian gulma untuk TBM dibagi menjadi beberapa rotasi. Pengendalian gulma pada TBM 1 (1x1) dilakukan satu bulan sekali selama tiga bulan berturut-turut pada awal penanaman. Selanjutnya pada TBM 1 dilakukan pengendalian gulma dengan rotasi (1x3), yaitu pengendalian gulma dilakukan tiga bulan sekali. Pada TBM 2 (1x3), artinya pengendalian gulma dilakukan tiga bulan sekali dalam satu tahun, sedangkan pada TBM 3 dan TM (1x6) pengendalian gulma dilakukan enam bulan sekali dalam satu tahun. Kegiatan dongkel anak kayu bersamaan dengan kegiatan babat dempes yaitu pembabatan gulma yang dilakukan dengan menebas gulma hingga 5 cm di atas permukaan tanah dengan menggunakan parang. Tenaga kerja Afdeling VII dalam kegiatan dongkel anak kayu merupakan karyawan harian lepas borongan terdiri dari tiga kemandoran. Kemandoran satu
berjumlah 14 orang, kemandoran dua berjumlah 5 orang, dan kemandoran tiga berjumlah 5 orang. Norma kerja kebun kegiatan DAK pada TBM 2 yaitu 0.14 ha/HK. Prestasi kerja karyawan adalah 0.15 ha/HK, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 0.03 ha/HK. Penulis melaksanakan DAK di Blok 70P pada TBM 2. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan DAK adalah pada lokasi dengan gulma yang terlalu rapat sehingga membutuhkan waktu yang lama dan cuaca yang terik. Semprot piringan (Circle spraying). Piringan merupakan tempat jatuhnya buah dan brondolan. Piringan harus bersih dari gulma agar tanaman dapat memperoleh unsur hara yang dibutuhkan tanpa bersaing dengan gulma. Semprot piringan merupakan kegiatan pengendalian gulma dengan cara melakukan penyemprotan gulma yang berada di piringan tanaman kelapa sawit. Bahan kimia yang digunakan adalah SMART yang termasuk herbisida Glyphosat dengan jenis AS (Aquaeous Solution). Konsentrasi yang digunakan adalah 7 ml/l air dengan dosis 0.45 l/ha. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer tipe SOLO menggunakan nozel merah. Penyemprotan yang dilakukan harus merata di sekeliling tanaman dengan lebar piringan 2 m untuk tanaman menghasilkan. Norma kerja kebun dalam semprot piringan adalah 1.25 ha/HK Semprot pasar 2:1. Semprot pasar 2:1 merupakan kegiatan pengendalian gulma yang bertujuan untuk mempermudah pengangkutan buah dari piringan ke TPH. Pasar 2:1 merupakan jalan yang dibuat di gawangan dengan perbandingan 1 pasar/jalan dalam 2 gawangan. Bahan kimia yang digunakan adalah SMART yang termasuk herbisida Glyphosat dengan jenis AS (Aquaeous Solution). Konsentrasi yang digunakan adalah 7 ml/l air dengan dosis 0.25 l/ha. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer tipe SOLO menggunakan nozel merah. Penyemprotan pasar 2:1 harus dilakukan secara merata dengan lebar semprot minimal 1 m. Semprot pasar 2:1 diusahakan harus lurus (tidak berbelokbelok) dan tidak boleh ditukar-tukar pada setiap penyemprotan. Dalam semprot pasar 2:1 sekaligus dilakukan semprot TPH dengan ukuran 3 m x 4 m yang terdapat di awal dan ujung pasar 2:1. Hasil semprotan diperiksa pada satu minggu setelah penyemprotan dan gulma harus mati dalam dua minggu.
Gambar 2. Semprot Pasar 2:1 Jumlah tenaga kerja semprot pasar 2:1 adalah 25 orang dari satu kemandoran. Norma kerja kebun dalam semprot pasar 2:1 adalah 5 ha/HK dan prestasi kerja karyawan adalah 4.49 ha/HK sedangkan prestasi kerja penulis 4 ha/HK. Semprot lain-lain. Semprot lain-lain merupakan pengendalian gulma yang tumbuh di gawangan mati, rendahan, tebing, dan pinggir jalan. Penyemprotan ini diutamakan gulma berdaun lebar (kuping gajah), pakis kawat, Asystacia, Acasia, Mikania, dan gulma jenis rumput-rumputan. Herbisida yang digunakan dalam semprot pasar 2:1 adalah SMART yang termasuk Glyphosate, dengan jenis AS (Aquaeous Solution). Konsentrasi yang digunakan adalah 7 ml/l air dengan dosis 3 l/ha. Untuk pakis kawat digunakan Gulmason 276sl (solouble solid) yang termasuk paraquat, Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer tipe SOLO menggunakan nozel merah. Pada saat penulis menjadi pendamping mandor tenaga kerja semprot lainlain berjumlah 14 orang dengan prestasi kerja karyawan 0.5 ha/HK. Norma kerja kebun 0.5 ha/HK. Tenaga kerja penyemprot merupakan tenaga kerja borongan. Pengupahan dilakukan sesuai dengan hasil yang diperoleh penyemprot.
Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar populasi hama dan penyakit tidak melebihi ambang ekonomi. Dalam periode ini hanya dilakukan pengendalian hama, sedangkan pengendalian penyakit tidak dilakukan. Pengendalian penyakit tidak dilakukan karena tidak ditemukan kerugian produksi yang ditimbulkan oleh penyakit. Hama di PT Cipta
Futura Plantation yang selalu menjadi perhatian adalah hama ulat api. Jenis hama ulat api yaitu Tosea asigna, Setora nitens, dan Darna trima, sedangkan hama ulat kantung adalah Mahasena corbetti. Pengendalian manual. Pengendalian hama secara manual yaitu kutip ulat. Kegiatan kutib ulat dapat dilakukan untuk TBM hingga TM 2, apabila lebih dari TM 2 tinggi tanaman sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan kutip ulat. Ulat api yang telah dikutip dimasukkan ke dalam botol dan dihitung berdasarkan jenis ulat. Pengendalian biologis. Pengendalian biologis ulat api dilakukan melalui penanaman bunga pukul delapan (Turnera subulata) yang merupakan tanaman inang predator ulat api. Bunga pukul delapan memiliki karakteristik warna bunga yang menarik serta aroma yang wangi sehingga diharapkan dapat mengundang kepik predator ulat api. Persemaian dilakukan di dalam polibag berukuran kecil dengan panjang 10 cm, lebar 5 cm, dan tebal 0.1 mm. Pengisian polibag menggunakan tanah top soil dan harus padat dengan membentuk bidang yang rata. Perbanyakan bunga pukul delapan dilakukan dengan stek batang keras dengan ukuran 12-15 cm. Penanaman diawali dengan pembuatan bedengan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Penanaman dilakukan di samping jalan pada petak/blok yang terserang hama ulat api. Prestasi kerja penulis dalam stek batang di polibag 200 polibag/HK, pembuatan bedengan 20 m/HK, dan penanaman 177 tanaman/HK. Pengendalian kimiawi. Pengendalian hama ulat api dilakukan secara kimiawi. Bahan yang digunakan adalah insektisida Decis 2.5 EC (Emulsivisible Concentrate) mengandung bahan aktif deltametrin 25 g/l yang merupakan jenis insektisida lambung dan kontak dan Agristick yang merupakan bahan perata dan perekat yang mengandung bahan aktif alkilaril poliglikol eter 400 ml/l. Konsentrasi Decis dan Agristick masing-masing yang digunakan adalah 0.4 ml air kemudian dimasukkan ke dalam knapsack sprayer 15 l tipe keep SOLO. Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer diaplikasikan pada kelapa sawit yang masih rendah, sedangkan untuk kelapa sawit yang tinggi menggunakan alat EPS (Engine Power Spraying).
Engine Power Spraying (EPS) merupakan alat penyemprot bertekanan dengan bahan bakar bensin. EPS terdiri dari mesin penyemprot, selang dengan panjang 200 m dan diameter 3 cm, stick sprayer, drum (tempat pencampuran insektisida), jerigen (wadah mengambil air dari tangki atau parit), bambu (alat bantu mengikatkan stick untuk pohon yang tinggi), dan dump truk sebagai alat angkut alat dan air yang harus selalu ada di lokasi penyemprotan.
Gambar 3. Alat Engine Power Spraying (EPS) Konsentrasi Decis dan Agristick masing-masing yang digunakan adalah 7 ml/20 l air. Penyemprotan menggunakan EPS dimulai dari pelepah daun teratas sampai daun terbawah bertujuan penyemprotan merata pada seluruh daun. Ulat yang terkena insektisida akan mati sekitar 30 menit dengan perut pecah dan warna berubah menjadi coklat. Penyemprotan EPS dalam satu tim terdiri dari empat orang yang terdiri dari
penyemprot, penarik selang, operator mesin dan bahan, dan pengambil
sample ulat. Pengambilan sample ulat dilakukan secara acak untuk mengetahui tingkat serangan. Prestasi kerja penulis dalam penyemprotan hama ulat api menggunakan knapsack sprayer adalah 94 pokok/HK dan penyemprotan menggunakan EPS adalah 225 pokok/4HK. Deteksi hama. Deteksi hama bertujuan mengetahui intensitas serangan ulat api pada blok/petak yang diamati sehingga dapat ditentukan kapan waktu pengendalian yang tepat. Dalam deteksi hama terdapat tiga aksi antara lain row 1/10 pada areal yang tidak ada serangan, row 1/5 untuk serangan ringan, dan row ½ untuk serangan sedang sampai berat. jenis serangan dibagi menjadi tiga antara lain serangan ringan (ulat 1-5 per pohon), sedang (ulat 6-10 per pohon), dan berat
(>10 per pohon). Deteksi hama dilakukan dengan cara mengambil pokok pertama pada baris pertama. Pokok berikutnya adalah kelipatan dari aksi yang digunakan. Misalnya pada aksi 1/10 pokok kedua yang diamati adalah pokok ke-10 dari pokok pertama dan untuk berikutnya pokok ke-10 dari pokok kedua dan seterusnya untuk menentukan pokok sample. Jenis ulat api yang terdapat di Afdeling VII antara lain Tosea asigna (larva warna kehijauan pekat dengan corak melbar seperti gambar tengkorak), Setora nitens (larva berwarna kehijauan dengan corak lurus di tengah punggungnya, Darna trima (larva berwarna coklat tua dengan bagian bawah berwana hijau dan kepala lebih besar daripa badannya. Deteksi hama dilakukan oleh 2 orang/grup, satu orang sebagai pengait dan memasukkan ulat ke dalam botol serta satu orang sebagai pencatat. Dalam deteksi hama setiap pokok sample harus diamati dengan teliti, kemudian setiap spesies ulat yang diperoleh dicatat jenis dan jumlahnya pada blanko deteksi hama. Apabila pengamatan telah selesai seluruh blanko dikumpulkan untuk dirata-rata ulat per pokok dan intensitas serangan pada setiap petak yang diamati. Blanko deteksi hama dapat dilihat pada Lampiran 8. Setelah melakukan deteksi hama, maka total ulat hasil deteksi dihitung berdasarkan jumlah ulatnya, sehingga dapat diketahui persen serangan masingmasing ulat tersebut. Intensitas serangan hama ulat api Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil pengamatan deteksi hama di Afdeling VII adalah sebagai berikut: Total JPSB
: 540 pokok
Total pokok sampel
: 73 pokok
Tabel 4. Intensitas Serangan Hama Ulat Api Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation Jenis Ulat Jumlah Ulat Jumlah Pokok terserang Rata-rata serangan per tanaman Intensitas Serangan
Setora nitens 32 18
Thosea Asigna 28 22
Darna trima 22 21
Mahasena corbetti 15 12
1.78
1.27
1.05
1.25
3.33
4.07
3.89
2.22
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Contoh perhitungan intensitas serangan ulat api : Rata-rata Setora nitens per tanaman
= = =
Intensitas Serangan Setora nitens
∑ SN ∑ pokok terserang SN 32 18 1.78
∑ pokok terserang SN Total JPSB = 18 x 100% 540 = 3.33% =
x 100%
Pemupukan Pupuk yang digunakan di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation yaitu ZA (Amonium Sulfat), MOP (Muriate Of Potash), RP (Rock Phosphate), Kieserite, dan HGFB (Borat) dengan dosis masing-masing secara berurutan adalah 1 – 1.5 kg/pokok, 1 – 1.5 kg/pokok, 2 – 2.5 kg/pokok, 0.5 – 1.5 kg/pokok, dan 0.8 kg/pokok. Rekomendasi pemupukan berasal dari PT Asian Agri. Rekomendasi pemupukan Afdeling VII dapat dilihat pada Lampiran 9. Pelaksanaan
pemupukan.
Pelaksanaan
pemupukan
dimulai
dari
pengangkutan pupuk dari gudang menggunakan dump truk. Kemudian pupuk didistribusikan ke blok/petak yang akan dipupuk dengan mengecer pupuk di pinggir jalan blok/petak. Dalam pengeceran pupuk perlu diperhatikan kondisi areal dan panjang jalur/barisan pokok kelapa sawit. Tiga macam cara pengeceran, yaitu 1 : 2, 1 : 3, dan 1 : 4. Eceran 1 : 2 adalah jika areal baris yang gawangannya panjang, 1 karung pupuk untuk 2 jalur gawangan, sedangkan eceran 1 : 3 dan 1 : 4 adalah jika areal/gawangan pendek, 1 karung pupuk untuk tiga atau empat jalur tanaman. Pemupukan dilakukan hingga ke tengah petak kemudian dibalas penabur pupuk didepannya. Pemupukan harus sesuai dosis yang dianjurkan dan ke semua pokok. Alat yang digunakan dalam pemupukan adalah ember 17 kg dan mangkok yang telah dikalibrasi (700 g). Setelah kegiatan pemupukan selesai dilakukan, karung pupuk digulung sepuluh-sepuluh dan dibawa ke kantor afdeling, kemudian
karung pupuk dikembalikan ke gudang. Tujuan pengembalian karung pupuk untuk menghindari/mencegah pencurian pupuk. Cara pengaplikasian pupuk pada tanaman menghasilkan (TM) yaitu dengan menabur pupuk (ZA, MOP, RP, Kieserite, dan HGFB) di samping pelepah pada gawangan mati secara merata dan tidak diperbolehkan memupuk di tengah pelepah atau di piringan. Pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) diaplikasikan pada piringan dengan menggunakan pupuk NPK dengan dosis 2.5 kg/pokok. Untuk lahan berbentuk tapal kuda, pupuk ditebar merata pada bagian atas yang lebih tinggi. Tujuannya apabila tercuci akan jatuh ke bagian bawah atau tepat di pokok kelapa sawit. Frekuensi pemupukan di Afdeling VII dilakukan tiga kali setahun dan sekali setahun. Pupuk ZA dan MOP diberikan tiga kali setahun, sedangkan RP, Kieserite, dan HGFB diberikan sekali setahun. Pengaplikasian pada tahap pertama pupuk ZA dan MOP diberikan pada bulan Februari/Maret, tahap kedua pada bulan Juni, dan tahap ketiga pada bulan September/Oktober. Pupuk RP diberikan pada bulan April, Kieserite pada bulan Juni/Juli, dan HGFB pada bulan Agustus.
Gambar 4. Pemupukan MOP pada Tanaman Menghasilkan Kegiatan pemupukan yang dilakukan penulis menggunakan pupuk MOP dengan kandungan 60% K2O dengan dosis 1.5 kg/pokok. Norma kerja pemupukan 2 ha/HK. Prestasi kerja karyawan 2 ha/HK, sedangkan prestasi kerja penulis 1 ha/HK. Tenaga kerja pemupukan. Tenaga kerja pupuk di Afdeling VII terdiri dari dua kemandoran. Kemandoran satu terdiri dari 22 orang, sedangkan kemandoran dua terdiri dari 25 orang. Tenaga kerja pupuk di Afdeling VII
berstatus Karyawan Harian Lepas (KHL) borongan. Realisasi Pemupukan CIRP berdasarkan bobot pupuk/HK dan ha/HK dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.
Tgl
Realisasi Pemupukan CIRP di Afdeling VII Berdasarkan Bobot Pupuk/HK dan ha/HK Pada Tanggal 1-6 Mei 2009
Blok 83 A dan 93 D DP 94 A B 93 A B C 94 C D dan 95 D 95 P Rata-rata
1 2 4 5 6
ha
Jumlah Pupuk (kg)
Jumlah HK
kg/HK
ha/HK
62.26
16188
33
490.55
1.89
49.45 66.73
12858 18923.25
30 35
428.60 540.66
1.65 1.91
74.67
19414
37
524.70
2.02
51.26
13326
34
391.94 475.29
1.51 1.79
Standar ha/HK
2.00
2.00
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa standar ha/HK yang diperoleh karyawan di bawah standar yang berlaku dan lebih kecil 0.21 ha/HK dari standar (<10.5%). Kualitas kerja pemupukan. Kualitas kerja pemupukan merupakan salah satu ukuran untuk mengetahui pemupukan yang dilaksanakan pada kurun waktu tersebut sesuai dengan standar atau tidak. Dengan mengetahui kualitas pemupukan diharapkan dapat dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pemupukan. Kualitas pemupukan harian PT Cipta Futura Plantation terdapat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kualitas Pemupukan Harian PT Cipta Futura Plantation Tanggal 17 April 2009
7
Blok Inspeksi 70
Pokok Inspeksi 238
Sub standard 4
0
Kualitas (%) 98.3
Kuantitas (%) 100
1
38
215
5
0
97.7
100
6
54
209
7
0
96.7
100
8
26
204
7
0
96.6
100
Cipta Futura
866
23
0
97.3
100
Afd
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Tinggal
Berdasarkan Tabel 6. kualitas pemupukan Afdeling VII lebih baik dibandingkan afdeling lainnya. Apabila kualitas pemupukan di bawah 95% maka mandor pupuk dapat dikenai penalti. Pengamatan Kegiatan Pemupukan Substandar Kegiatan pemupukan di Afdeling VII masih ditemukan banyak kegiatan pemupukan yang substandard terutama pemupukan di tengah pelepah dan di piringan. Pemupukan yang dilakukan di tengah pelepah dan di piringan menyebabkan pupuk yang diaplikasikan tidak sesuai dengan standar pemupukan (Tabel 7). Tabel 7. Pengamatan Kegiatan Substandar pada Pemupukan CIRP Blok 93 DP 94 B 93 B 93 C 95 P
Substandar Tengah Piringan Pelepah 111 8 22 97 1 12 92 1 6 91 1 8 132 4 19 Rata-Rata Substandard Jumlah Pokok
Persentase Substandard (%) Piringan
Tengah Pelepah
7.2 1.0 1.1 1.1 3.0 2.7
19.8 12.4 6.5 8.8 14.4 12.4
Sumber : Hasil Pengamatan
Pengamatan Pupuk Tercecer Permasalahan yang sering terjadi pada kegiatan pemupukan adalah pupuk yang tercecer mencapai 22% dan persentase pupuk yang dikeruk mencapai 63.3% (Tabel 8). Hal ini dikhawatirkan mempengaruhi dosis pupuk yang diaplikasikan.
Tabel 8. Pengamatan Pupuk Tercecer pada Pemupukan CIRP Pemupuk 1 2 3 4 5
Pupuk Jumlah Karung Tercecer Dikeruk 10 2 1 10 3 0 10 2 2 10 3 2 10 1 1 Rata-rata
Sumber : Hasil Pengamatan
Persentase Tercecer (%) 20 30 20 30 10 22
Persentase Dikeruk (%) 50 0 100 66.6 100 63.3
Penunasan (pruning) Penunasan (pruning) merupakan upaya untuk mengatur jumlah pelepah yang perlu dipertahankan di pohon. Penunasan bertujuan mempermudah pekerjaan potong buah (melihat dan memotong buah masak), menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah, memperlancar penyerbukan alami, melakukan sanitasi sehingga menciptakan lingkungan yang dapat menghambat tanaman dan mempermudah pengamatan buah matang pada saat pekerjaan potong buah. Penunasan di Kebun Ujan Mas menggunakan sistem songgo dua yakni dua pelepah di bawah tandan tidak dipotong sedangkan yang berada dibawahnya harus dibuang. Selain itu penunasan dilakukan pada pelepah yang sengkleh dan pelepah kering. Pemotongan pelepah harus rapat dengan pangkal pelepah maksimal 2 cm dengan bekas potongan pelepah dengan batang berbentuk tapal kuda (membentuk huruf ‘V’) dan pelepah tidak boleh sengkleh. Pelepah yang telah dipotong disusun di gawangan mati dan tidak boleh menutup pasar 2:1. Pada areal lereng, pelepah disusun seperti tangga mengikuti kontur untuk mencegah buah menggelinding saat dipanen, sedangkan untuk areal yang datar disusun membentuk huruf ‘I’. Kegiatan penunasan di Afdeling VII menggunakan rotasi satu tahun dan merupakan kegiatan sisipan pemanenan dan menjadi tanggung jawab mandor panen dan biasanya dilakukan dua hari setiap akhir bulan. Dalam hal ini tenaga kerja penunasan merupakan tenaga kerja panen. Upah yang diperoleh pekerja berdasarkan jumlah pokok yang ditunas yaitu Rp 600,-/pokok dan tidak menerapkan sistem premi. Prestasi kerja penulis dalam kegiatan penunasan 0.97 ha/HK. Pengamatan pruning/penunasan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Pengamatan Pruning/Penunasan Blok
Pemanen
70 A
1 2 3
Total Persentase Sumber : Hasil Pengamatan
Tanpa 0 1 0 1 1.42
Songgo Satu Dua 0 23 2 19 1 20 3 62 4.29 88.58
Tiga 3 1 0 4 5.71
Jumlah Pokok 26 23 21 70 100
Berdasarkan Tabel 9, penunasan telah memenuhi sistem songgo dua meskipun masih ditemukan tanpa songgo, songgo satu, dan songgo tiga.
Pemanenan Panen merupakan aspek penting dalam rangkaian kegiatan budidaya kelapa sawit. Tujuan panen adalah untuk mendapatkan minyak dan inti sawit sebanyak-banyaknya serta mendapatkan kualitas terbaik. Serangkaian kegiatan panen dimulai dari memotong tandan matang sesuai kriteria, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan di TPH. Persiapan panen. Persiapan panen di afdeling VII pada saat perpindahan TBM menjadi TM antara lain perawatan pasar 2:1 dan piringan, pemasangan jembatan 2:1, pemasangan tanda blok tanaman, pemeliharaan jalan, perencanaan pengadaan panen, sanitasi dan persiapan pengangkutan, TPH, dan perencanaan kebutuhan tenaga kerja. Peralatan panen. Peralatan panen yang digunakan harus memenuhi standar perkebunan kelapa sawit, salah satu standar alat panen adalah dapat disesuaikan dengan tinggi tanaman. Alat panen kelapa sawit dan kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Alat Panen Kelapa Sawit dan Kegunaannya No Nama Alat 1 Dodos Kecil 2
Dodos besar
3
Pisau egrek
4 5 6 7 8
Pipa Egrek Kapak Batu asah Karet Tojok
9 10 11
Gancu Karung Angkong
Fungsi/kegunaan Alat yang memiliki mata dodos dengan lebar ± 8 cm digunakan untuk penunasan pada TBM Alat yang memiliki mata dodos dengan lebar ± 14 cm dengan diameter gagang 5 cm digunakan untuk pemanenan pada pohon yang tidak terlalu tinggi Alat untuk pemotongan pelepah dan pemotongan tangkai buah pada saat panen dan digunakan pada tanaman tinggi Gagang pisau egrek yang terbuat dari allmunium pole Alat pemotong tangkai tandan yang terlalu panjang Alat asah untuk mata dodos dan pisau egrek Pengikat pisau egrek/dodos dengan gagang kayu atau pipa Alat untuk pengangkutan TBS ke dalam angkong atau untuk menaikkan TBS ke dump truk Alat untuk memuat dan membongkar TBS dari dump truk Tempat atau wadah brondolan diangkut ke TPH Alat pengangkutan TBS dan brondolan ke TPH
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Alat kerja untuk pemanenan disediakan oleh kebun. Hal ini apabila pemanen mengambil alat dari kebun mereka harus membayar/membeli dengan cara mencicil dari gaji bulanan mereka. Sistem dan rotasi panen. Sistem panen yang digunakan adalah sistem hanca tetap yaitu setiap pemanen memiliki hanca sendiri dengan luasan yang telah ditentukan oleh perusahaan dan bersifat tetap (tidak berpindah-pindah) untuk panen berikutnya. Namun apabila dalam satu hari panen, pemanen mampu mengerjakan lebih dari satu hanca dapat berpindah ke hanca yang lainnya dengan pertimbangan waktu dan cuaca serta atas izin mandor. Satu hanca panen sama dengan 2.5 ha/HK. Nomor hanca tertulis di pokok sawit dengan tinta/cat warna biru. Hanca tetap yang diterapkan perusahaan memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan hanca tetap antara lain pemanen lebih menguasai areal sehingga lebih mudah untuk mencari solusi apabila menemukan kesulitan, pemanen memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap hanca mereka sendiri (mutu hanca baik). Kekurangan hanca tetap antara lain pelaksanaan potong buah tidak mengacu kepada banyak atau sedikitnya buah karena luas hanca tertentu, terdapat kesan bahwa mandor panen malas karena karyawan langsung mengetahui hanca masing-masing, peran mandor terkesan menyempit yaitu sebagai pemberi penalti (kontrol setelah kerja) bukan sebagai pembimbing (kontrol saat kerja), transpor kurang efektif karena buah lambat keluar untuk itu perusahaan menerapkan sistem muat bebas dimana pengangkutan dilaksanakan tanpa pembagian wilayah kerja. Rotasi panen adalah lamanya waktu antara satu panen dengan panen berikutnya. Rotasi panen di Afdeling VII dibagi menjadi tiga bagian antara lain 2 rotasi (10/15), 3 rotasi (7/10), dan 4 Rotasi (5/7). Rotasi panen 10/15 artinya 10 hari memanen dalam waktu 15 hari kerja, 5 hari untuk hari panen cadangan, begitu juga untuk rotasi panen 7/10 dan rotasi panen 5/7. Rotasi panen 10/15 dilaksanakan pada saat luasan yang akan dipanen besar dan jumlah buah yang akan dipanen sedikit. Rotasi panen 7/10 dilaksanakan pada saat luasan yang akan dipanen sedang dan jumlah buah yang akan dipanen sedang. Rotasi panen 5/7 dilaksanakan pada saat luasan yang akan dipanen kecil
dan jumlah buah yang akan dipanen banyak. Rotasi panen yang digunakan saat ini adalah 2 rotasi (10/15). Tenaga kerja panen. Perencanaan dan pengorganisasian tenaga kerja panen merupakan aspek penting untuk menjamin TBS yang dipanen pada hari yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Pemanen di Kebun Ujan Mas diberi hanca dengan luasan 2.5 ha/HK. Jumlah nomor hanca di Afdeling VII adalah 124, sedangkan jumlah tenaga kerja panen di Afdeling VII yang tersedia 75 orang. Hal ini disebabkan banyak tenaga kerja panen yang mengundurkan diri. Terhitung pada tahun 2009 sampai bulan April terdapat 18 pemanen yang mengundurkan diri. Untuk penambahan jumlah tenaga kerja panen, tenaga kerja panen pemula akan diberi kesempatan magang selama satu bulan untuk mendapatkan bimbingan dan mempelajari pelaksanaan panen dan pruning. Setelah satu bulan apabila sudah memenuhi kriteria akan diterima sebagai pemanen dengan pemberian nomor pemanen. Kriteria matang panen. Kriteria matang panen yang digunakan adalah tandan yang telah membrondol. Buah yang tidak membrondol termasuk buah mentah meskipun warna buah sudah masak berwarna kuning kemerahan. Pengelompokan mutu TBS di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) didasarkan pada jumlah buah yang membrondol sampai di Loading Ramp dinyatakan sebagai fraksi buah. Fraksi buah ialah derajat kematangan TBS yang diterima di pabrik dan diklasifikasikan sebagai berikut : Fraksi 00 (sangat mentah) ialah TBS normal (bukan kategori buah sakit) yang belum mempunyai buah lepas membrondol 0%. Fraksi 0 (mentah) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol, 12.5 % dari permukaan luar. Fraksi I (kurang matang) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol 12.5% - 25% dari permukaan luar. Fraksi II (matang) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol 25% 50% dari permukaan luar. Fraksi III (matang II) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol 50% - 75% dari permukaan luar.
Fraksi IV (lewat matang) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol 75% - 100% dari permukaan luar. Buah busuk ialah buah yang telah membusuk akibat terlalu lama dibiarkan di piringan. Bentuk fisiknya yang berair dan berwarna hitam. Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur, gajian, dan pruning. Tugas yang harus dilakukan pemanen adalah memotong semua tandan masak dan tidak boleh tinggal di pokok maupun di piringan, memotong cabang dan pelepah tanpa sengkleh, menyusun pelepah di gawangan mati dengan rapi, mengumpulkan brondolan dalam karung, dan mengumpulkan TBS dan brondolan ke TPH. Pemotongan buah masak dimulai dengan pemotongan pelepah dengan rapat terhadap pokok tanaman atau yang dikenal dengan tapal kuda. Pelepah yang telah dipotong dan disusun di gawangan mati membentuk huruf ‘I’ dengan rapi. Setiap tandan yang dipotong harus dilakukan dengan sempurna dan tidak boleh ada bagian yang buah yang tertinggal di batang atau brondolan yang tertinggal di batang atau disebut gonjes dan semua tangkai dipotong rapat ke arah dalam (≤ 2 cm). TBS yang telah dipotong dan brondolan dalam karung diangkut ke TPH dan disusun rapi. Buah yang telah disusun diberi nomor pemanen. Manfaat pemberian nomor pemanen untuk mempermudah krani buah dan mandor panen untuk mengetahui kondisi buah yang telah terangkut dan posisi buah yang belum terangkut. Organisasi panen. Pengorganisasian panen harus dilakukan dengan baik supaya kegiatan panen dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai target produksi. Organisasi panen apabila dilaksanakan dengan baik akan mendukung perusahaan untuk mendapatkan produksi yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas yang rendah. Pada Afdeling VII terdapat lima kemandoran panen, kemandoran 1 terdiri dari 16 orang, kemandoran 2 terdiri dari 17 orang, kemandoran 3 terdiri dari 14 orang, kemandoran 4 terdiri dari 10 orang, dan kemandoran 5 terdiri atas 18 orang. Kemandoran 4 tidak memiliki mandor panen, untuk itu tugas mandor 4 digantikan oleh mandor lainnya. Mandor panen bertanggung jawab kepada
supervisor panen agar TBS yang dipanen sesuai dengan kriteria panen, supervisor panen bertanggung jawab kepada asisten afdeling. Basis dan premi panen. Kegiatan panen di Afdeling VII menerapkan sistem basis borong. Penentuan basis panen berdasarkan jumlah tandan bukan berdasarkan berat atau tonase. Basis borong adalah jumlah tandan yang harus diselesaikan dalam satu hari kerja oleh setiap pemanen. Basis borong yang ditetapkan perusahaan adalah 75 TBS/HK dengan upah Rp. 400,-/TBS. Apabila panen melebihi basis borong maka pemanen berhak mendapatkan premi. Premi potong yang diterapkan berdasarkan jumlah janjang buah/TBS yang didapat yaitu sebesar Rp. 1 500,-/TBS, sedangkan untuk kutip brondolan, pemanen mendapatkan upah Rp. 65,-/kg dengan asumsi berat satu karung 27 kg, karung yang digunakan adalah karung bekas pupuk 50 kg. Sehingga apabila dalam satu hari pemanen mendapat 150 TBS dan 5 karung brondolan, upah yang diperoleh sebagai berikut: Basis : 75 TBS x Rp 400,: 5 karung x (Rp 65,- x 27 kg)
= Rp 30 000,= Rp
8 775,-
Premi : (150 TBS – 75 TBS) x Rp 1 500,- = Rp 112 500,Total pendapatan yang diperoleh
= Rp 151 275,-
Premi panen merupakan penghargaan yang diberikan kepada pemanen karena jumlah TBS yang diperoleh melebihi basis yang telah ditentukan dengan mutu buah yang sesuai dengan ketentuan panen. Manfaat pemberian premi adalah untuk merangsang pemanen menghasilkan TBS sebanyak mungkin, artinya semakin banyak TBS yang dipanen semakin banyak tambahan uang yang akan diterima. Sistem pembayaran premi dilakukan pada saat gajian, hal ini tentunya sangat efektif untuk tujuan premi. Sanksi panen. Tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan standar akan dikenai sanksi. Tujuan penerapan sanksi untuk menghindari kesalahan pekerjaan yang dilakukan tenaga kerja pemanenan yang menyebabkan kerugian bagi perkebunan. Selain itu untuk memberikan efek jera agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Sanksi panen pekerjaan substandar di Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Sanksi Panen Pekerjaan Substandar di Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation No Pekerjaan 1 Tandan matang tidak dipanen 2 Tandan matang dipanen tidak dikumpul 3 Tandan mentah dipotong 4 Brondolan tidak dikutip
5 6 7
Tangkai panjang Pelepah Sengkleh Tandan tidak disusun di TPH
Sanksi/Pinalti Basis, premi, dan brondolan dipotong semua Basis, premi, dan brondolan dipotong semua Basis, premi, dan brondolan dipotong semua Dapat basis, premi dan brondolan dipotong semua Belum dapat basis, basis dan brondolan dipotong semua Dipotong 5 TBS Dipotong 10 TBS/pokok (basis maupun premi) Dipotong 5 TBS
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Jumlah pemanen yang dikenai sanksi pada bulan April mencapai 24%. Kesalahan pemanen yang dikenai sanksi paling banyak adalah buah tinggal di piringan maupun di pokok sawit (Tabel 12). Tabel 12. Sanksi Kepada Pemanen Afdeling VII Periode April 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nomor Pemanen
3 14 18 20 24 26 28 29 43 39 45 63 72 77 79 86 97 101 Total Sanksi
Buah Tinggal 2 1 1
Kesalahan Panen Brondolan Buah Sengkleh Tinggal Mentah 1 1
Tangkai Panjang 1
1 1 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 10
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
1 4
5
5
1
Faktor yang menyebabkan buah tinggal adalah pohon yang terlalu tinggi, pohon terletak di tepi sungai/parit atau daerah rendahan, infrastruktur hanca, dan pemanen yang kurang teliti melihat buah yang telah membrondol. Pemberian sanksi kepada pemanen kadang-kadang kurang efektif karena masih ada pemanen yang melakukan kesalahan yang sama. Kualitas kerja panen. Kualitas kerja panen merupakan salah satu ukuran untuk mengetahui pemanenan yang dilaksanakan pada periode waktu tersebut sesuai dengan standar atau tidak. Dengan mengetahui kualitas panen diharapkan dapat dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan panen. Kualitas pemanenan ditentukan oleh tim inspeksi kebun. Kualitas kerja pemanenan dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan Tabel 13, kualitas pemanenan Afdeling VII lebih baik dibandingkan afdeling lainnya. Apabila kualitas pemanenan di bawah 95% maka mandor panen dapat dikenai penalti. Program dan realisasi panen. Program merupakan perencanaan untuk mencapai target yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pemanenan. Untuk mengetahui program yang dilaksanakan berjalan sesuai program dapat diketahui melalui realisasi pelaksanaan pemanenan. Mutu pelaksanaan pemanenan merupakan ukuran pelaksanaan pemanenan berjalan dengan baik atau tidak. Program dan realisasi panen dapat dilihat pada Tabel 14. Realisasi hektar panen pada triwulan pertama tahun 2009 melebihi program yang direncanakan menunjukkan rotasi panen yang dijalankan tidak mengalami ketertinggalan. Apabila terjadi ketertinggalan, faktor penghambat tertinggalnya rotasi panen yaitu kurangnya tenaga pemanen karena musim dan pekerjaan sampingan, kehadiran pemanen (sakit/izin, hari gajian, tempat tinggal, dan kerusakan alat kerja), infrastruktur hanca (jalan angkong dan jembatan 2:1), dan faktor alam (tingginya curah hujan). Realisasi tonase lebih rendah dari yang ditargetkan. Turunnya produksi panen disebabkan perubahan rotasi panen menjadi lebih cepat ketika semua blok telah terealisasi, umur tanaman yang semakin tua, dan kurangnya jumlah hari hujan.
Tabel 13. Kualitas Pemanenan Harian PT Cipta Futura Plantation Tanggal 17 April 2009
Afd
Blok Inspeksi
Pokok Inspeksi
Gonjes
Sengkleh
354 342 301 259 1256
0 0 0 0 0
0 0 1 2 3
7 108 6 41/42 8 85 1 89/90 Cipta Futura
Substandard Tanpa Brondolan Songgo 0 8 1 9 0 7 3 5 4 29
Mentah
Buah Tinggal
Kualitas (%)
Kuantitas (%)
0 0 0 0 0
0 0 2 0 2
97.7 97.1 96.7 96.1 96.9
100 100 99.3 100 99.8
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Tabel 14. Program dan Realisasi Pemanenan Afdeling VII Periode Januari-Maret 2009 Ha
Triwulan I Program
Realisasi
Real (%)
Ton Program
Realisasi
Real (%)
Rp/ha Program
Realisasi
Real (%)
Mutu (%)
Januari
3 715.86
3 857.78
103.8
3 777.41
2 371.495
62.8
50 000
31 645
63.3
97.5
Februari
3 715.86
3 709.62
99.8
2 930.06
2 125.392
72.5
50 000
29 984
59.9
97.7
Maret
3 715.86
3 715.86
100
3 402.79
2 724.673
80.0
50 000
38 393
76.8
96.2
Total
11 147.58
11 283.26
101.2
10 110.26
7 221.560
71.7
50 000
33 340
66.6
97.1
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Pengawasan panen. Pengawasan panen bertujuan untuk menjaga agar kegiatan pemanenan dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan, pengawasan pemanenan lebih diarahkan kepada kualitas kerja pemanen. Hal yang perlu menjadi perhatian dalam pengawasan panen yaitu tandan matang yang tidak dipanen menyebabkan buah akan busuk, tandan mentah yang dipanen karena pemotongan tandan mentah menyebabkan hilangnya minyak dan inti karena tersingkir saat rotasi dan apabila tandan diolah akan menimbulkan gangguan dalam pengolahan, brondolan yang ada di piringan, gawangan, atau sekitar areal kelapa sawit harus dikutip hingga bersih karena dapat menyebabkan kerugian dalam produksi, tandan buah dipotong membentuk mulut kodok atau dengan ukuran 2 cm dari pangkal buah, pemotongan pelepah sengkleh yang ada, dan pengaturan pelepah yang telah dipotong sesuai dengan ketentuan yang ada dan disusun serapi mungkin agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan pemanenan. Pengamatan Substandard Kegiatan Pemanenan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, kegiatan substandard umumnya disebabkan oleh brondolan yang tidak dikutip terutama di piringan dekat gawangan mati dan pasar 2:1, dan masih ditemukan pelepah sengkleh, tanpa songgo dan buah tinggal (Tabel 15).
Tabel 15. Pengamatan Substandard Pemanenan Substandard Sub standard Tanpa Brondol Buah Gonjes Sengkleh (%) Songgo Tinggal Tinggal 51 0 0 0 16 0 31.4 52 0 2 1 7 2 23.1 56 0 4 1 4 0 16.1 50 0 0 0 9 0 18.0 51 0 2 0 4 0 11.8 51 0 0 0 12 0 23.5 53 0 0 0 13 0 24.5 52 0 0 0 15 0 28.9 50 0 0 0 6 1 14.0 51 0 0 0 7 0 13.7 517 0 8 2 93 3 20.5
Blok Petak Pkk 104
A B C D 103 A 107 A B C D 106 A Afd. VII
Sumber : Hasil Pengamatan
Pengamatan Brondolan Tersangkut di Ketiak Pelepah Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis masih ditemukan brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah namun dengan jumlah yang sedikit (Tabel 16). Rata-rata pemanen tidak melakukan penurunan brondolan yang tersangkut di pelepah meskipun telah ditetapkan penalti brondolan. Tabel 16. Pengamatan Brondolan Tersangkut di Ketiak Pelepah Blok 104
103 107
106
Petak Brondolan Jumlah Pokok Sample A 8 10 B 9 10 C 5 10 D 17 10 A 3 10 A 13 10 B 16 10 C 10 10 D 6 10 A 6 10 Rata-Rata Brondolan Tersangkut di Ketiak
Rata-Rata 0.8 0.9 0.5 1.7 0.3 1.3 1.6 1 0.6 0.6 0.93
Sumber : Hasil Pengamatan
Prestasi karyawan rata-rata adalah 98 TBS/HK sedangkan prestasi penulis 10 TBS/HK. Perbedaan tersebut disebabkan penulis belum terampil dalam penggunaan alat.
Pengangkutan Hasil Panen Pengangkutan hasil panen merupakan kegiatan pengangkutan TBS dan brondolan dari TPH ke pabrik. Buah yang dipanen harus segera diangkut pada hari itu juga setelah buah dipanen. Perencanaan angkutan dilakukan oleh krani buah dan asisten afdeling. Pengangkutan dimulai setelah absen dan apel pagi dimulai. Sistem yang biasa diterapkan di Afdeling VII adalah sistem muat bebas. Kelebihan sistem muat bebas adalah TBS lebih cepat terangkut terutama pada musim hujan. Kekurangannya adalah lebih banyak bahan bakar yang digunakan. Alat yang digunakan dalam pengangkutan adalah dump truk dan tojok. Setelah pengambilan TBS dan sebelum diangkut ke pabrik, mobil harus ke kantor afdeling untuk
mendapatkan surat tugas dan surat pengantar buah. Blanko surat pengantar buah dapat dilihat pada Lampiran 10. Pengamatan Brondolan Tinggal di TPH Permasalahan yang terjadi dalam pengangkutan TBS adalah masih ada brondolan yang tidak terangkut di TPH (Tabel 17). Hal tersebut karena pekerja yang tergesa-gesa dan kurangnya kesadaran. Pada saat musim hujan permasalahan yang timbul adalah kondisi jalan yang rusak sehingga menyebabkan banyak mobil yang terpuruk. sedangkan alat penarik jumlahnya hanya satu sehingga sangat menghambat pengangkutan TBS. Tabel 17. Pengamatan Brondolan Tertinggal di TPH Blok 104
103 107
106
Petak Jumlah Brondolan Jumlah TPH Sample A 31 10 B 24 10 C 28 10 D 54 10 A 42 10 A 21 10 B 25 10 C 18 10 D 22 10 A 22 10 Rata-Rata Brondolan Tinggal di TPH
Rata-rata 3.1 2.4 2.8 5.4 4.2 2.1 2.5 1.8 2.2 2.2 2.87
Sumber : Hasil Pengamatan
Tenaga kerja pengangkutan terdiri dari sopir dump truk dan pemuat. Tenaga kerja angkut TBS akan mendapatkan premi apabila menyelesaikan basis yang ditetapkan. Jumlah basis yang ditetapkan adalah 150 ton/bulan dengan harga Rp. 10.000.-/ton. Apabila kurang dari satu bulan telah mendapatkan basis akan memperoleh premi sebesar Rp. 30.000.-/ton.
Susun Janjangan Kosong (SJJK) Janjangan kosong merupakan bentuk limbah padat yang berasal dari pabrik kelapa sawit (PKS) setelah TBS diproses di sterilizer dan stripper, sehingga perlu pengelolaan yang baik. Janjangan kosong mengandung bahan organik dan hara yang bermanfaat bagi tanaman.
Aplikasi janjangan kosong bertujuan meningkatkan proses dekomposisi sehingga kandungan fisik, biologi, dan kimia pada tanah meningkat. Aplikasi janjangan kosong sebagai mulsa dapat menurunkan suhu tanah. mempertahankan kelembaban tanah (Pahan. 2006). Untuk Kebun Ujan Mas yang memiliki curah hujan tinggi >2 500 mm sangat efektif untuk mengurangi kerugian hara melalui proses pencucian dan aliran permukaan serta mencegah terjadinya erosi. Menurut Pahan (2006) aplikasi janjangan kosong sangat sesuai untuk menggantikan sebagian pupuk anorganik, asalkan jumlah pasokan hara sebanding dengan pupuk anorganik tersebut. Tabel 18. Persentase Unsur Hara dalam Janjangan Kosong Hara Utama Nitrogen (N) Fosfor (P) Potassium (K) Magnesium (Mg)
Persentase Unsur Hara dalam Janjangan Kosong Kisaran Rata-rata 0.32 - 0.43 0.37 0.03 - 0.05 0.04 0.89 - 0.95 0.91 0.07 - 0.10 0.08
Sebanding dengan Pupuk per Ton Janjangan Kosong 8.00 kg Urea 2.90 kg RP 18.30 kg MOP 5.00 kg Kieserit
Sumber : Pahan (2006)
Pengangkutan janjangan kosong dari PKS ke lapangan dilakukan menggunakan dump truk milik kebun sendiri. Penurunan janjangan kosong dilakukan di tepi jalan dan harus sedekat mungkin dengan tempat aplikasi. Apabila sopir dump truk melakukan kesalahan dalam penurunan janjangan kosong dapat dikenai penalti. Aplikasi janjangan kosong di Afdeling VII dilakukan secara manual. Aplikasi janjangan kosong dilakukan dengan menyusun janjangan kosong diantara dua pokok sawit tetapi di luar piringan berbentuk persegi panjang dengan panjang 12 janjang dan lebar 10 janjang serta ujung janjangan kosong menghadap pasar 2:1. Susunan janjangan kosong tidak boleh menutup parit. Penumpukan dalam aplikasi janjangan kosong tidak diperbolehkan karena dapat mempercepat perkembangbiakan kumbang Oryctes rhinoceros pada tumpukan. Janjangan kosong hanya diaplikasikan satu tahun sekali. Selain itu aplikasi janjangan kosong tidak boleh diaplikasikan di gawangan mati. Alat yang digunakan dalam penyusunan janjangan kosong adalah angkong dan gancu.
Gambar 5. Aplikasi Janjangan Kosong Sistem upah susun janjang kosong adalah sistem borongan. Kebutuhan tenaga kerja susun janjangan kosong bergantung jumlah tumpukan di lapangan. Tenaga kerja yang terlibat dalam susun janjangan kosong merupakan satu tim khusus berjumlah 12 - 14 orang yang seluruhnya wanita. Prestasi kerja karyawan susun janjangan kosong adalah 2.12 ton/HK sedangkan prestasi kerja penulis 2 ton/HK Metode aplikasi janjangan kosong di Afdeling VII dilakukan secara disposal karena tidak didasari oleh sifat hara dan tanah yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit dan hanya didasari topografi lahan yang datar yaitu pada blok 106 dan 107. Menurut Pahan (2006) Janjangan kosong yang diaplikasikan secara disposal tidak diperbolehkan
karena secara prinsip merugikan,
karena
pemanfaatan hara oleh tanaman tidak optimal dan menjadi penyebaran kumbang Oryctes.
Pelaksanaan Manajemen Kebun
Pengelolaan Tenaga Kerja Lapangan Tenaga kerja lapangan di Kebun Ujan Mas merupakan Karyawan Harian Lepas (KHL) borongan. Tenaga KHL berasal dari lokasi kebun dan dari daerah sekitar kebun misalnya Ulak Bandung dan Muara Enim. Pekerjaan dimulai dari apel pagi pukul 06.00 WIB dan selesai pukul 15.00 WIB. Waktu istirahat pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB.
Tenaga KHL tidak terikat oleh perusahaan dan pemakaiannya tergantung kebutuhan perusahaan. Penerimaan KHL langsung dilakukan oleh kantor afdeling, KHL minimal berumur diatas 17 tahun, dan tidak cacat fisik. Para pekerja mendapatkan upah sesuai dengan jumlah hasil kerja dan prestasi kerja yang diperoleh dan telah ditentukan oleh perusahaan. Pemberian gaji kepada KHL diberikan langsung di kantor afdeling pada minggu pertama setiap bulannya.
Pengelolaan Karyawan Non Staf Karyawan non staf terdiri dari karyawan yang memiliki pangkat dibawah supervisor yaitu mandor (senior, 1st, dan 2nd) dan operator (senior, 1st, dan 2nd). Sesuai pangkatnya, karyawan non staf memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang tertuang dalam booklet perusahaan. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab pangkat Operator Senior antara lain memiliki disiplin dan loyalitas kerja yang tinggi, melaksanakan perintah atasan, menguasai teknis/operasional pekerjaan KHL, hasil kerja sesuai standar, merawat alat yang menjadi tanggung jawabnya, menguasai pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, dan memberi laporan hasil kerja per hari. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab pangkat Mandor Senior antara lain memiliki disiplin dan loyalitas kerja yang tinggi, melaksanakan perintah atasan, menguasai pekerjaan operator, hasil kerja sesuai standar, yang menjadi tanggung jawabnya (memakai dan merawat alat, pemakaian bahan, tenaga kerja, dapat menghitung pemakaian biaya, dan laporan hasil kerja harus akurat), memimpin bawahan dengan baik, memiliki data program dan realisasi kerja. Pembayaran gaji karyawan non staf diberikan pada awal bulan melalui bank yang ditunjuk perusahaan sesuai dengan pangkat yang dimiliki dan hari kerja. Karyawan non staf mendapatkan tunjangan dari perusahaan berupa Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK).
Krani Afdeling Krani afdeling berfungsi sebagai kontrol seluruh kegiatan dan laporan kegiatan afdeling sebelum dikirim ke kantor kebun. Kegiatan yang dilakukan
mencakup kegiatan produksi (pemanenan), perawatan (pemupukan, dongkel, dan semprot) dan kegiatan penunjang produksi (rawat jalan, rawat parit, dan lain-lain). Tugas
krani
afdeling
yaitu
pengalokasian
kegiatan
kebun
dan
pengalokasian kegiatan kendaraan (transportasi). Pengalokasian kegiatan kebun antara lain perhitungan tenaga, pengecekan buku mandor, pembuatan laporan harian, pembuatan laporan bulanan. Seluruh kegiatan afdeling harus dilaporkan secara jelas dan terperinci ke kantor kebun setiap hari. Termasuk kegiatan pengangkutan TBS ke PKS dan pengangkutan karyawan dari kantor afdeling ke lapangan atau sebaliknya. Krani afdeling bertanggung jawab kepada asisten afdeling . Pendamping Mandor Mandor afdeling merupakan pengawas yang berhubungan langsung dengan karyawan di lapangan. Tugas mandor secara umum adalah mengabsen karyawan, mengarahkan pekerjaan, mengawasi pelaksanaan pekerjaan, mengisi buku laporan tenaga, laporan hasil, dan buku kerja mandor (BKM) setiap harinya. Mandor afdeling terdiri dari mandor panen, mandor pupuk, mandor hama dan penyakit, mandor semprot, mandor dongkel, dan mandor infrastruktur (rawat jalan, rawat parit, dan tapak timbun). Selama penulis berstatus menjadi pendamping mandor, jenis pekerjaan yang diawasi adalah pemupukan, pemanenan, penyemprotan, susun janjang kosong, dan pengangkutan TBS. Pemupukan. Selama menjadi pendamping mandor pemupukan kegiatan yang dilakukan penulis di antaranya melakukan pengawasan setiap kegiatan dari pengambilan pupuk di gudang, distribusi pupuk sampai selesainya kegiatan di lapangan. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan blok/petak yang akan dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat permintaan bahan/bon gudang yang disetujui asisten afdeling, manager kebun, dan manager kepala, meminta kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung banyaknya tenaga kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan memberikan pengarahan kepada karyawan, mengawasi pengambilan pupuk di
gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan, mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan. Setelah selesai kegiatan di lapangan, mandor pupuk menghitung gaji yang diperoleh karyawan, mengisi absen karyawan, mengisi buku laporan tenaga, laporan hasil, dan mengisi buku kerja mandor (BKM). Blanko bon gudang dapat dilihat pada Lampiran 11. Untuk mempermudah dan mengefisienkan pekerjaan pemupukan di lapangan dibentuk organisasi pemupukan yang terdiri dari mandor lapangan, pengecer pupuk, dan penabur pupuk. Permasalahan yang sering terjadi selama menjadi pendamping mandor pemupukan antara lain dosis yang diberikan tidak sesuai dengan rekomendasi karena tenaga kerja pupuk terlalu tergesa-gesa dan tidak mengeruk pupuk yang tercecer di jalan maupun dump truk dan distribusi pemupukan yang tidak merata. Kesalahan tenaga kerja bagian penabur adalah melakukan pemupukan di piringan dan di tengah pelepah. Pemanenan. Panen merupakan bagian kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan merupakan tujuan akhir dari keseluruhan kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Selama berstatus menjadi pendamping mandor panen, penulis diberi tanggung jawab untuk mengawasi beberapa hanca yang dipanen untuk menjaga agar tidak terjadi buah tinggal, brondolan tidak dikutip, pemanenan buah mentah, dan pelepah sengkleh serta memberikan sanksi kepada pemanen apabila melakukan kesalahan. Selain itu kegiatan sebagai pendamping mandor panen adalah menghitung jumlah TBS yang dipanen di TPH dan inspeksi buah mentah. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan asisten afdeling, kemudian melakukan apel kepada karyawan dengan memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja panen. Kemudian mandor panen memberi hanca kepada masing-masing pemanen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi buku krani buah, mengisi buku laporan tenaga, dan mengisi buku kerja mandor (BKM). Norma
kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi. Tugas lain dari mandor panen adalah melakukan sensus buah dan mengambil sample hama tikus. Permasalahan yang dihadapi oleh Afdeling VII adalah kekurangan jumlah pemanen dan kekosongan mandor panen, banyaknya penalti akibat buah tinggal, masih ditemukan brondolan yang tinggal di ketiak, piringan, dan pasar 2:1, dan tidak ada perhatian terhadap songgo. Semprot. Penyemprotan merupakan salah satu pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di lapangan. Untuk permintaan herbisida, mandor terlebih dahulu membuat bon gudang yang disetujui asisten afdeling, manager kebun, dan manager kepala. Pembuatan bon gudang dilaksanakan satu hari sebelum kegiatan penyemprotan dilaksanakan. Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan, mengawasi penggunaan herbisida. Setelah selesai kegiatan di lapangan, mandor semprot menghitung gaji yang diperoleh karyawan, mengisi absen karyawan, dan menghitung penggunaan bahan yang dipakai, buku laporan tenaga, laporan hasil, serta mengisi buku kerja mandor (BKM). Permasalahan dalam kegiatan penyemprotan adalah penggunaan bahan yang berlebihan, sehingga mengakibatkan kekurangan bahan dan terlalu mengibaskan stick sehingga gulma tidak tersemprot dengan baik. Selain itu laporan penggunaan bahan yang dilakukan mandor semprot tidak sesuai dengan bahan yang tersedia. Kebutuhan air untuk penyemprotan tidak menjadi permasalahan, karena kebun Ujan Mas memiliki banyak sumber air. Susun janjangan kosong. Dalam pekerjaan susun janjangan kosong penulis diberi tanggung jawab menjadi mandor. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan apel pagi karyawan, pengabsenan karyawan, menghitung jumlah tumpukan janjangan kosong di lapangan, dan pengawasan di lapangan. Setelah
selesai kegiatan menghitung sisa tumpukan janjangan kosong di lapangan, menghitung gaji yang diperoleh karyawan, mengisi absen karyawan, buku laporan tenaga, laporan hasil, serta mengisi buku kerja mandor (BKM). Krani buah. Tugas krani buah adalah menjamin pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik kelapa sawit dan melakukan pengawasan terhadap kualitas buah. Kegiatan yang dilakukan adalah koordinasi dengan mandor panen hanca yang dipanen, menentukan jalur yang harus diambil oleh pemuat, menentukan buah sample dan buah larangan, melakukan apel pagi dan mejelaskan peraturan yang berlaku. Kegiatan di lapangan adalah melakukan pengawalan mobil untuk menjamin jumlah buah yang telah diangkut di nota muat buah, membuat surat pengantar buah (SPB), dan mengisi buku kontrol TBS untuk mengetahui keberadaan buah yang belum terangkut. Kesalahan yang terjadi dalam pengangkutan buah adalah tertinggalnya brondolan di TPH.
Pengelolaan Karyawan Staf Karyawan staf adalah karyawan yang memiliki pangkat supervisor ke atas. Karyawan staf ditingkat afdeling terdiri atas asisten afdeling, supervisor afdeling, supervisor pemeliharaan, dan supervisor panen. Karyawan staf dengan pangkat Senior Supervisor memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab antara lain memiliki disiplin dan loyalitas kerja yang tinggi, melaksanakan perintah atasan, menguasai pekerjaan mandor, hasil kerja sesuai standar, memiliki inisiatif yang menjadi tanggung jawabnya (pengawasan, data produksi dan realisasi kerja, inventaris alat, bahan, dan karyawan, membuat program kerja, target realisasi per hari, pemakaian tenaga kerja per hari, memberikan penilaian hasil kerja terhadap bawahan, membimbing bawahan, membuat laporan keuangan, membuat laporan kemajuan kerja, membuat program prioritas kerja, memberikan solusi dan pemecahan masalah), serta membina hubungan kerja sama dalam tim kerja dan lingkungan tempat tinggal.
Asisten Afdeling Perkebunan PT Cipta Futura Plantation terdiri atas empat orang asisten afdeling yang terdiri dari afdeling 1, 6, 7, dam 8. Setiap asisten afdeling bertanggung jawab terhadap afdeling yang dipimpinnya. Dalam kegiatan teknis lapangan asisten afdeling melaksanakan fungsi-fungsi manajemen antara lain : Fungsi perencanaan. Perencanaan yang dilaksanakan oleh seorang asisten afdeling antara lain merencanakan jadwal pekerjaan setiap hari berdasarkan program prioritas yang dibuat oleh manajer kebun. Selain itu bersama supervisor afdeling membuat program kerja tahunan yang meliputi RUKB (Rencana Kerja Uang Bulanan) dan RKH (Rencana Kerja Harian). Fungsi pengorganisasian. Dalam satu afdeling asisten memimpin organisaasi afdeling. Asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling, supervisor panen, supervisor perawatan, krani afdeling, mandor lapangan, dan lain-lain. Fungsi pengorganisasian terwujud dalam apel pagi yang diikuti oleh seluruh personil. Fungsi pengarahan. Asisten afdeling memberikan pengarahan pada apel pagi yang dimulai pukul 05.30 WIB selama 30 menit mengenai pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada seluruh personil. Pengarahan dilaksanakan melalui pemberian instruksi kerja dan memberikan teguran serta motivasi kepada supervisor dan mandor serta karyawan untuk menempatkan prestasi kerjanya. Asisten afdeling juga harus bersedia menampung aspirasi dari karyawan. Fungsi pengendalian. Asisten afdeling setiap hari melakukan kontrol pekerjaan di lapangan dan memeriksa laporan hasil pekerjaan serta mengevaluasi hasil kerja yang telah direncanakan.
PEMBAHASAN
Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Pengelolaan tenaga kerja perkebunan PT Cipta Futura Plantation meliputi pembagian kerja, pendelegasian wewenang, rentang pengawasan, kesatuan perintah, waktu kerja, hubungan kerja, koordinasi, dan fleksibilitas. Hubungan kerja yang dimaksud meliputi hubungan antar orang-orang dalam afdeling maupun perusahaan mulai dari staf maupun karyawan. Pembagian kerja bertujuan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih suatu pekerjaan. Pembagian kerja yang dilakukan berdasarkan fungsi yaitu fungsi perawatan, pemanenan, dan administrasi. Untuk pembagian kerja KHL disesuaikan dengan kegiatan di lapangan. Untuk mempermudah pekerjaan, setiap karyawan memiliki program yang harus dilaksanakan. Koordinasi merupakan tindakan untuk menciptakan keselarasan dalam pekerjaan. Untuk menghindari terjadinya konflik, tumpang tindih pekerjaan, kekosongan pekerjaan, dan lepas tanggung jawab satu sama lain sangat diperlukan koordinasi yang menjamin kesatuan sikap, tindakan, kebijakan, dan implementasi. Pendelegasian
wewenang
merupakan
penyerahan
sebagian
kekuasaan/wewenang oleh seorang pimpinan kapada bawahannya untuk mengambil keputusan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab tetap dijalankan dengan baik. Pendelegasian wewenang di tingkat afdeling dilakukan oleh asisten afdeling kepada para bawahannya. Asisten afdeling mendelegasikan wewenang kepada supervisor/mandor besar, dan supervisor mendelegasikan wewenang
kepada
mandor.
Mandor
sebagai
pelaksana
di
lapangan
mendelegasikan kepada bawahannya. Rentang pengawasan adalah jumlah karyawan yang dapat dipimpin langsung secara efektif oleh atasan. Pengawasan di lapangan merupakan tanggung jawab mandor untuk pekerjaan dan luasan tertentu. Untuk tingkat afdeling merupakan tanggung jawab asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling. Perintah dalam pekerjaan hendaknya hanya mendapat perintah dan bertanggung jawab kepada satu atasan. Apabila lebih dari satu perintah akan terjadi tumpang
tindih pekerjaan dan akan menimbulkan kebingungan dan keraguan kepada para bawahannya. Pengaturan waktu kerja sangat mendukung kelancaran suatu pekerjaan. Meskipun bersifat borongan, waktu kerja KHL dimulai dari apel pagi pukul 06.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Pengaturan waktu kerja sangat bergantung kepada kondisi di lapangan. Waktu kerja untuk tingkat karyawan staf dan non staf merupakan salah satu ukuran prestasi kerja. Kebijakan maupun sistem yang telah ditetapkan dan dijalankan hendaknya dapat diubah untuk disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Tujuannya untuk memperlancar suatu pekerjaan tanpa mengurangi aktivitas pekerjaan yang sedang berjalan. Kebijakan maupun sistem yang telah ditetapkan dapat diubah misalnya sanksi/denda kepada karyawan, penentuan tandan buah masak, sistem panen maupun rotasi panen, dan sistem muat buah.
Manajemen Organisasi Program kerja tahunan yang meliputi RUKB (Rencana Kerja Uang Bulanan) dan RKH (Rencana Kerja Harian) di tingkat afdeling merupakan pedoman dan pegangan setiap tahun anggaran afdeling. Program kerja tahunan di tingkat afdeling dibuat oleh asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling atas persetujuan manajer kebun. Program kerja merupakan perencanaan untuk mengendalikan seluruh kegiatan afdeling. Pembuatan program kerja tahunan harus disusun secara rasional dan berdasarkan kondisi di lapangan. Setiap bulan jadwal pekerjaan setiap harinya berdasarkan program prioritas yang dibuat oleh manajer kebun sesuai dengan rotasinya. Pekerjaan di lapangan dilaksanakan berdasarkan target yang dibuat setiap afdeling, sehingga mandor harus menggerakkan pekerja agar target yang telah ditentukan dapat tercapai dengan standar kualitas yang baik. Penilaian dilakukan oleh asisten afdeling melalui Buku Kerja Mandor (BKM). BKM merupakan laporan kegiatan harian
yang harus sesuai dengan hasil di lapangan. Hasil
pekerjaan di lapangan setiap harinya dicatat oleh krani afdeling dalam buku realisasi afdeling.
Asisten afdeling di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation membawahi areal yang sangat luas. Agar pengawasan berjalan dengan efektif dan efisien asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling yang bertindak sebagai wakil asisten afdeling apabila asisten afdeling berhalangan. Seluruh karyawan di tingkat afdeling merupakan pelaksana atas program kerja yang telah disusun. Pengendalian di tingkat afdeling dilakukan dengan melakukan kontrol pekerjaan di lapangan dan pemeriksaan laporan hasil pekerjaan serta mengevaluasi hasil kerja yang telah direncanakan.
Ketenagakerjaan Tenaga kerja yang bekerja di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan dan berbagai daerah di Indonesia. Untuk masyarakat dari luar daerah banyak berasal dari NTT dan Jawa. Menurut sejarahnya mereka didatangkan langsung dari tempat asalnya saat konflik di Timor dan yang berasal dari pulau Jawa merupakan transmigran. Karyawan harian lepas sangat dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan di kebun dari kegiatan pemeliharaan sampai pemanenan. Masalah yang sedang dihadapi perkebunan saat ini adalah sulitnya mendapatkan tenaga kerja terutama di bagian pemanenan. Untuk mengatasi masalah tersebut pihak kebun melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Sumatera untuk mencari tenaga kerja yang bersedia direkrut perusahaan. Untuk pemeliharaan tidak banyak kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja, karena tenaga kerja pemeliharaan sebagian besar merupakan tenaga kerja yang tinggal di sekitar perkebunan yaitu dari Desa Ulak Bandung dan Muara Enim. Tanggung jawab mencari tenaga kerja diserahkan kepada supervisor atau mandor pada pekerjaan yang bersangkutan. Jenis pekerjaan yang ditangani oleh karyawan harian lepas tidak membutuhkan pendidikan secara formal. Pekerja yang bekerja di bagian pemanenan akan diberi kesempatan untuk mendapatkan pelatihan selama satu bulan yang terdiri dari dua minggu pruning dan dua minggu panen. Untuk bagian pemeliharaan dapat menguasai pekerjaan melalui instruksi mandor maupun melihat dan bertanya kepada teman yang telah menguasai. Tenaga kerja harian
lepas diwajibkan memiliki kartu tanda penduduk apabila ingin diterima sebagai karyawan. Penerimaan tenaga kerja harian lepas merupakan tanggung jawab afdeling masing-masing. Sistem kerja borongan yang diterapkan bagi KHL memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari sistem kerja borongan biasanya dapat memacu pekerja untuk mendapatkan prestasi kerja, sedangkan kekurangan biasanya adalah mutu kerja yang kurang baik. Untuk mencegah pekerjaan dengan mutu yang kurang baik/substandar perkebunan menerapkan sistem penalti pada semua bagian pekerjaan. Penalti yang diberikan oleh perusahaan/afdeling kepada karyawan berupa pemotongan gaji atau gaji pada hari tersebut tidak dibayar. Karena sistem yang diterapkan adalah borongan, untuk mengetahui dan mengendalikan mutu/kualitas pekerjaan yang dilakukan setiap afdeling dilakukan inspeksi harian, mingguan, bulanan, dan triwulan yang dilakukan oleh tim inpeksi kebun. Karyawan staf dan non staf
harus mendapatkan bimbingan terlebih
dahulu. Karyawan yang masih dalam masa bimbingan disebut kadet. Bimbingan dan pelatihan khusus efektif dilakukan selama empat bulan. Karyawan dalam masa bimbingan telah memiliki pangkat namun belum memiliki jabatan. Penempatan kadet ke posisi jabatan di perkebunan merupakan kebijaksanaan dari pihak perkebunan dengan waktu yang tidak ditentukan. Pendidikan karyawan staf dan non staf baru diselenggarakan oleh pihak PT Cipta Futura Plantation yang berpusat di Afdeling VII. Peningkatan pangkat karyawan tetap bulanan (non staf dan staf) dilakukan tidak secara berkala, namun melalui promosi yang dilakukan atasan. Karyawan dengan pangkat mandor dipromosikan oleh asisten afdeling, sedangkan karyawan dengan pangkat operator dipromosikan oleh supervisor yang bersangkutan. Syarat kenaikan pangkat di PT Cipta Futura Plantation harus melalui beberapa tahapan antara lain tes fisik yaitu tes lari dengan jarak 5 km dari gerbang G2 sampai posko blok 95 dan harus ditempuh dalam waktu 30 menit untuk laki-laki dan 35 menit untuk perempuan, tes kesehatan, psikotes, pembuatan makalah pekerjaan yang telah dilakukan, dan presentasi makalah dihadapan manager kebun. Penerimaan gaji yang diperoleh karyawan staf dan non staf berdasarkan pangkat yang dimiliki dan bukan berdasarkan jabatan yang merupakan
kebijaksanaan perusahaan. Pemberian gaji karyawan staf dan non staf dilakukan melalui transfer rekening bank yang ditunjuk oleh perusahaan. Perbedaan pangkat berdasarkan gaji yang diberikan. Karyawan PT Cipta Futura Plantation tidak memiliki perhimpunan serikat pekerja yang dapat menampung aspirasi dan keluhan dari karyawan.
Pengelolaan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Pengendalian gulma. Permasalahan yang terjadi dalam dongkel anak kayu yaitu piringan yang tidak memenuhi standar (< 2 m) dan masih terdapat anak kayu berukuran kecil tidak didongkel. Hal tersebut dikarenakan pekerja ingin mendapatkan hasil yang tinggi sehingga tidak mempedulikan kualitas kerja. Mandor dongkel harus lebih melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan mengenai kualitas kerja yang sesuai standar. Selain itu untuk ukuran piringan agar seragam, masing-masing pekerja perlu dibekali alat ukur piringan. Pada kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi secara umum dilaksanakan dengan baik. Pekerja memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dan telah menguasai kondisi areal yang disemprot. Namun pada semprot pasar 2:1 masih ditemukan gulma yang tidak mati. Kekurangan dalam kegiatan penyemprotan adalah pekerja tidak dilengkapi pakaian pelindung ataupun dihimbau untuk memakai pakaian pelindung. Dalam kasus tertentu pernah terjadi keracunan akibat penyemprotan. Solusi yang dapat dilakukan adalah kebun seharusnya memberikan perhatian terhadap kesehatan pekerja dengan memberikan perlengkapan pelindung, susu untuk penetralisir racun, dan ekstrapudding. Apabila terjadi keracunan pekerja seharusnya mendapatkan perawatan dari pihak kebun. Untuk menghindari pencurian kebun telah menerapkan cara yang tepat yaitu dengan mencampur bahan dengan air dengan perbandingan 1:1. Namun demikian perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencegah pencurian pestisida oleh pekerja. Pemupukan. Permasalahan yang sering terjadi dalam pemupukan adalah dosis yang diberikan per pokoknya tidak sesuai dengan rekomendasi. Hal ini disebabkan oleh pemupuk yang tergesa-gesa dan distibusi pemupukan yang tidak
merata. Selain itu disebabkan pupuk yang tercecer dan tidak dilakukan pengerukan. Keterlambatan pendistribusian pupuk dari gudang ke lapangan yang disebabkan kondisi jalan yang rusak, keterlambatan tersebut menjadikan proses bekerja menjadi terganggu. Permasalahan yang dilakukan tenaga kerja adalah pemupukan yang dilakukan di tengah pelepah maupun di piringan. Pengarahan terhadap pelaksanaan teknis pemupukan harus dilakukan setiap hari agar pelaksanaan pemupukan dilakukan dengan baik. Serta perlengkapan pemupukan harus tersedia dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Peningkatan kualitas pemupukan dapat dilakukan dengan pelatihan tentang prinsip pemupukan yang baik dan benar. Mandor pupuk harus selalu berada di tengah areal untuk memastikan pemupukan dilaksanakan dengan baik. Untuk menjaga tidak terulang kembalinya kesalahan, penerapan penalti substandard harus dilaksanakan dengan efektif. Pencegahan terhadap pencurian yaitu dengan pemeriksaan tas pemupuk setelah kegiatan dilaksanakan. Penunasan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis menunjukkan penunasan menggunakan sistem songgo dua. Namun mutu pekerjaan penunasan belum stabil karena masih terdapat songgo yang tidak melingkar yaitu di satu sisi songgo dua dan di sisi lain songgo tiga. Selain itu masih terdapat tanpa songgo, songgo satu, dan songgo tiga. Permasalahan dalam pemotongan pelepah adalah potongan pelepah yang kurang rapat dengan pangkal pelepah yang dikhawatirkan brondolan masih dapat tersangkut di ketiak pelepah. Mandor panen harus melakukan pengarahan tentang penunasan yang memenuhi standar dan melakukan pengawasan dan pengecekan. Apabila terjadi sering kesalahan, sistem penalti perlu dilaksanakan untuk menjaga kualitas penunasan. Rata-rata pekerjaan penunasan telah selesai pada pukul 11.30 WIB. Pemanenan. Permasalahan yang sedang dihadapi oleh afdeling VII adalah kekurangan tenaga kerja akibat pemanen yang mengundurkan diri. Meskipun dengan jumlah sekarang realisasi panen telah memenuhi target. Penambahan tenaga kerja panen bertujuan untuk mengurangi pengeluaran premi perusahaan dan untuk menjaga tingkat kehadiran pemanen agar tidak mempengaruhi rotasi
panen. Penambahan tenaga kerja panen dapat dilakukan antara lain dengan menjadikan kenek (pembantu) pemanen menjadi pemanen, mencari pemanen baru, menghubungi kembali pemanen yang sudah berhenti untuk menjadi pemanen kembali, dan perlu untuk menpertahankan tenaga kerja panen yang ada. Kesalahan pemanen yang dikenai sanksi paling banyak adalah buah tinggal di pokok sawit. Faktor yang menyebabkan buah tinggal adalah pohon yang terlalu tinggi, pohon terletak di tepi sungai/parit atau daerah rendahan, infrastruktur hanca, dan pemanen yang kurang teliti melihat buah yang telah membrondol. Dalam hal ini mandor panen harus aktif dalam pengawasan buah dan harus selalu di tengah areal sehingga semua buah matang tidak ada yang tertinggal. Pemberian sanksi kepada pemanen kadang-kadang kurang efektif karena terdapat pemanen yang melakukan kesalahan yang sama. Penggunaan tenaga kerja
pembantu sangat memudahkan dalam
pelaksanaan pemanenan. Pemanen yang menggunakan tenaga kerja pembantu akan memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan pemanen yang tidak membawa tenaga kerja pembantu. Tenaga kerja pembantu terdiri dari pengumpul TBS ke TPH dan pengutip brondolan. Namun pada akhirnya pemanen sangat bergantung kepada tenaga pembantu sehingga apabila tidak memiliki tenaga pembantu mereka akan absen bekerja. Pemanenan yang dilakukan menggunakan sistem borongan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas. Untuk menjaga kualitas pemanenan dilakukan inspeksi harian, mingguan, bulanan, dan triwulan. Untuk menjaga mutu hanca mandor panen harus melakukan kontrol hanca setiap hari sehingga apabila ditemukan masalah dapat teratasi secepatnya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis ditemukan brondolan yang tidak dikutip terutama di piringan dekat gawangan mati dan pasar 2:1 maupun brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah tidak dilakukan penyogrokan. Hal tersebut merupakan kategori brondolan tinggal yang dapat dikenai penalti. Menghindari brondolan yang tidak dikutip harus dilakukan kontrol hanca dengan baik oleh mandor panen dan penerapan penalti brondolan dijalankan sesuai aturan. Permasalahan lainnya adalah tidak diterapkannya songgo
dua, hal tersebut disebabkan penerapan penalti songgo belum dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan pemanenan agar berjalan efektif perlu koordinasi yang baik antara mandor panen dan krani buah agar komunikasi berjalan dengan baik. Motivasi terhadap pemanen perlu dilaksanakan setiap pagi karena secara tidak langsung sangat menentukan tingkat keberhasilan pemanenan dengan indikator hasil yang diperoleh lebih tinggi. Pengangkutan hasil panen. Permasalahan dalam pengangkutan hasil panen adalah brondolan yang tidak dikutip di TPH. Hal ini disebabkan pemuat yang tergesa-gesa karena sistem muat bebas yang diberlakukan. Selain itu penerapan penalti brondolan tinggal belum dijalankan dengan baik. Permasalahan lainnya penyusunan TBS di TPH yang tidak disusun rapi dan dikhawatirkan mengganggu perhitungan. Apabila TBS tidak disusun tetap diangkut namun tidak termasuk dalam hasil panen.
Indeks Tenaga Kerja Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dilakukan melalui analisis kebutuhan tenaga kerja yang salah satu metodenya yaitu menggunakan indeks tenaga kerja (ITK). Nilai ITK dapat mencerminkan apakah jumlah tenaga kerja pada suatu perusahaan efisien atau tidak. Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII memiliki 330 orang karyawan dan 311 di antaranya adalah Karyawan Harian Lepas. Jika luas areal yang dipelihara adalah 1885.17 ha maka akan diperoleh Indeks Tenaga Kerja Afdeling VII sebesar 0.18 orang per ha. Di bawah ini rumus perhitungan Indeks Tenaga Kerja (ITK) :
ITK = =
Jumlah Karyawan Luasan Areal dipelihara 330 1 885.17
= 0.18 orang/ha
Penggunaan tenaga kerja Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation bulan Mei 2009 sudah efisien tetapi tidak efektif. Nilai ITK tersebut tidak konstan, ketersediaan tenaga kerja yang berkurang disebabkan musim panen padi dan hari setelah gajian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Pengelolaan tenaga kerja lapangan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation menggunakan sistem borongan. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja pada setiap jenis pekerjaan sangat bergantung kepada kehadiran tenaga kerja dan standar kerja. Standar kerja yang berlaku harus dimengerti oleh semua pelaksana pekerjaan di lapangan untuk menghasilkan prestasi dan kualitas kerja yang baik. Realisasi pekerjaan di lapangan telah dilaksanakan sesuai dengan target yang direncanakan dan dengan kualitas kerja yang baik. Peningkatan kualitas dan prestasi kerja dilakukan dengan pengawasan dan disiplin terhadap karyawan serta penerapan sanksi yang efektif. Permasalahan yang sedang dihadapi Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation adalah kekurangan tenaga kerja pemanenan. Berdasarkan pengamatan penulis masih ditemukan kegiatan yang tidak memenuhi standar dalam berbagai kegiatan diantaranya pemanenan, pemupukan, penunasan, dongkel anak kayu, dan transportasi tandan buah segar. Proyeksi Indeks Tenaga Kerja (ITK) perkebunan Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation bulan Mei 2009 adalah sebesar 0.18 orang/ha. Penggunaan tenaga kerja tersebut sudah efisien tetapi tidak efektif. Nilai ITK tersebut tidak konstan, ketersediaan tenaga kerja yang berkurang disebabkan musim panen padi dan hari setelah gajian.
Saran Berdasarkan
kegiatan
magang
yang
telah
dilaksanakan,
penulis
menyampaikan beberapa saran kepada pihak manajemen perkebunan PT Cipta Futura Plantation. 1. Penambahan tenaga kerja pemanenan perlu dilaksanakan secepat mungkin untuk menjamin tingkat kehadiran pemanen yang dapat mengganggu rotasi panen. 2. Penambahan mandor panen, krani buah, dan mandor pupuk harus terealisasi agar pengawasan di lapangan berjalan dengan efektif.
3. Peningkatan pengelolaan tenaga kerja agar perkebunan berjalan dengan efektif dan efisien. 4. Peningkatan kemampuan mandor baik teknis dan manajemen, serta peningkatan pengawasan kegiatan di lapangan. 5. Penerapan sanksi harus dijalankan dengan efektif guna menjamin kualitas kerja yang sesuai dengan standar. 6. Pemberian insentif kepada karyawan yang berprestasi sangat diperlukan untuk memberikan semangat dan motivasi. 7. Permasalahan yang dihadapi di lapangan harus diselesaikan dengan baik dengan mencari solusi yang tepat untuk menjaga kualitas suatu pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Informasi Pertanian. 1990. Pedoman Budidaya Kelapa Sawit. Departemen Pertanian. Medan. 32 hal. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Statistika Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta. Ginting, D. 2005. Pengelolaan Tenaga Kerja Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) di PT. Agrowiyana Jambi. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 89 hal. Hartopo, M. 2005. Pengelolaan Tenaga Kerja pada Pemeliharaan dan Pemetikan Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Tambi Unit Perkebunan Bedakah Wonosobo, Jawa Tengah. Skripsi. Program studi Agronomi, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 72 hal. Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Bandar Kuala. 435 hal. Pahan, I. 2006. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Prestasi kerja Buruh Standar 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 10 m 10 m 3 ton 3 ton 10 m 10 m 10 m 10 m 3 ton 3 ton 200 tan 200 tan 3 ton 3 ton 5 ton 3 ton
Tanggal
Uraian Kegiatan
12 Februari 2009 13 Februari 2009 14 Februari 2009 15 Februari 2009 16 Februari 2009 17 Februari 2009 18 Februari 2009 19 Februari 2009 20 Februari 2009 21 Februari 2009 22 Februari 2009 23 Februari 2009 24 Februari 2009 25 Februari 2009 26 Februari 2009 27 Februari 2009
Rawat Parit Rawat Parit Rawat Parit Libur Rawat Parit Rawat Parit Rawat Parit Pembuatan Parit Susun Janjangan Kosong Pembuatan Parit Libur Pembuatan Parit Susun Janjang Kosong Tanam Bunga Pukul Delapan Susun Janjang Kosong Susun Janjang Kosong
Penulis 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 10 m 0,6 ton 5m 8m 2 ton 160 tan 1 ton 1.2 ton
28 Februari 2009
Tapak Timbun
0.4 pokok
2 pokok
2 pokok
95 P
30 m 200 tan
-
-
69 B 103 A
1 Maret 2009 2 Maret 2009 3 Maret 2009
Libur Pembuatan Bedengan Stek Bunga Pukul Delapan
Lokasi
Keterangan
83 P 83 P 83 P 83 P 83 P 93 C 70 P 107 D 70 P 82 B 107 D 81 107 D 104 A 107 D
Masa Pengenalan Kebun Kendala : Parit Berlumpur Kendala : Cuaca Hujan Kendala : Cuaca Terik 3 ton/5 orang = 0.6 ton Kendala : Kerusakan Alat 6 ton/3 orang = 2 ton 3 ton/3 orang = 1 ton 6 ton/5 orang = 1.2 ton 2 pokok/5 orang = 0.4 pokok 60 m/ 2 orang = 30 m
Lampiran 1 . (Lanjutan) Tanggal 4 Maret 2009 5 Maret 2009 6 Maret 2009 7 Maret 2009 8 Maret 2009 9 Maret 2009 10 Maret 2009 11 Maret 2009 12 Maret 2009 13 Maret 2009 14 Maret 2009 15 Maret 2009 16 Maret 2009 17 Maret 2009 18 Maret 2009 19 Maret 2009 20 Maret 2009 21 Maret 2009 22 Maret 2009 23 Maret 2009
Uraian Kegiatan Deteksi Hama Susun Janjang Kosong Susun Janjang Kosong Penerimaan Gaji Libur Maulid Nabi Muhammad SAW Susun Janjang Kosong Susun Janjang Kosong Deteksi Hama Deteksi Hama Deteksi Hama Libur Penanaman bunga pukul 8 Pemanenan Pemanenan Pemanenan Penunasan (Pruning) Pemanenan Penunasan (Pruning) Libur Pemanenan
Penulis 2 ton 2 ton -
Prestasi kerja Buruh Standar 3 ton 3 ton 3 ton -
1 ton 2 ton
1 ton 3 ton
3 ton 3 ton
340 tan 16 TBS 26 TBS 26 TBS 0.4 Ha 29 TBS 0.58 Ha 49 TBS
-
400 tan 75 TBS 75 TBS 75 TBS 2 Ha 75 TBS 2 Ha 75 TBS
-
Lokasi 67 106 A 106 A Kantor Afdeling 7 106 A 106 A 83 A B C D P 93 A B C D 94 A B C D 95 D 69 A 69 A 81 A 81 A 93 94 A 94 A
Keterangan 6 ton/3 orang = 2 ton 6 ton/3 orang = 2 ton 3 ton/ 3 orang = 1 ton 6 ton/3 orang = 2 ton
1 RK = 5 Orang 1 RK = 5 Orang 1 RK = 5 Orang 1 RK = 5 Orang 1 RK = 5 Orang 1 RK = 5 Orang
Lampiran 1. (Lanjutan) Tanggal 24 Maret 2009 25 Maret 2009 26 Maret 2009 27 Maret 2009 28 Maret 2009 29 Maret 2009 30 Maret 2009 31 Maret 2009 01 April 2009 02 April 2009 03 April 2009 04 April 2009 05 April 2009 06 April 2009 07 April 2009 08 April 2009 09 April 2009 10 April 2009 11 April 2009
Uraian Kegiatan Penunasan (Pruning) Pemanenan Penunasan (Pruning) Susun Janjang Kosong Nyepi Susun Janjang Kosong Semprot Hama (Knapsack Sprayer) Libur Semprot Hama (EPS) Semprot Hama (EPS) Semprot Hama (EPS) Semprot Hama (EPS) Semprot Hama (EPS) Penerimaan Gaji Libur Semprot Hama (EPS) Semprot Hama (EPS) Semprot Hama (EPS) Pemilu Legislatif Wafat Yesus Kristus Pemupukan MOP
Prestasi kerja Penulis Buruh Standar 0.97 Ha 2 Ha 17 TBS 75 TBS 0.375 Ha 2 Ha 1.2 ton 3 ton 1.2 ton 3 ton 5 keep 72 pokok 204 pokok 239 pokok 262 pokok 247 pokok 227 pokok 269 pokok 279 pokok 250 Kg
-
5 keep -
-
-
525 Kg
525 Kg
Lokasi
Keterangan
94 A
1 RK = 5 Orang
107 D 106 A
6 ton/5 org = 1.2 ton 6 ton/5 org = 1.2 ton
62 A P 68 C 94 C 94 C 94 B 69 B 69 B 103 A 69 B 94 A 94 A 109 C
1 RK = 4 orang 1 RK = 4 orang 1 RK = 4 orang 1 RK = 4 orang 1 RK = 4 orang 1 RK = 4 orang 1 RK = 4 orang 1 RK = 4 orang 5 krg x 50 kg=250 kg
Lampiran 1. (Lanjutan) Tanggal 12 April 2009 13 April 2009 14 April 2009
Uraian Kegiatan Libur Semprot Pasar 2:1 Dongkel Anak Kayu (DAK)
Penulis 5 Keep 0.03 ha
Prestasi kerja Buruh Standar 0.15 ha
0.14 ha
Lokasi
Keterangan
107C 70P
-
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
Tanggal
15 April 2009 16 April 2009 17 April 2009 18 April 2009 19 April 2009 20 April 2009 21 April 2009 22 April 2009 23 April 2009 24 April 2009
Uraian Kerja Apel Pagi Susun Janjangan Kosong Apel Pagi Semprot Lain-Lain Apel Pagi Pemupukan CIRP Apel Pagi Pemupukan CIRP Libur Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Susun Janjangan Kosong Apel Pagi Susun Janjangan Kosong
Prestasi Kerja Penulis Jumlah Luasan Lama KH yang Areal yang Kegiatan diawasi diawasi (jam) 8
Lokasi
8
107 C
Keterangan Hasil 7 tumpuk x 3 ton = 21 ton
14
7 ha
9,5
66 B C
Smart 19.5 l Gulmaxon 14.5 l 214 Karung
29
36,51 ha
9,5
70 C D
28
49, 24 ha
9,5
67 A P 68 D
245 Karung
3
5 ha
10
69 D
Hanca 48, 49
2
7,5 ha
11
69 D
Hanca 49, 50
2
7,5 ha
12
83 D
26
8
107 C
27
8
107 C
Hanca 72,73, 74 Hasil 11 tumpuk x 3 ton = 33 ton Hasil 16 tumpuk x 3 ton = 48 ton
Lampiran 2. (Lanjutan)
Tanggal
25 April 2009 26 April 2009 27 April 2009 28 April 2009 29 April 2009 30 April 2009 01 Mei 2009 02 Mei 2009 03 Mei 2009 04 Mei 2009 05 Mei 2009
Uraian Kerja Apel Pagi Susun Janjangan Kosong Libur Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Semprot Lain-Lain Apel Pagi Susun Janjangan Kosong Apel Pagi Pemupukan CIRP Apel Pagi Pemupukan CIRP Libur Apel Pagi Pemupukan CIRP Apel Pagi Supervisi PKS
Prestasi Kerja Penulis Jumlah Luasan Lama KH yang Areal yang Kegiatan diawasi diawasi (jam)
Lokasi
Keterangan
-
8 -
107 C -
Hasil 19 tumpuk x 3 ton = 57 ton -
6
15 ha
12
104 D
6 Hanca
3
7,5 ha
12
107 C
26
12 ha
9
66 C
10
107 C
Hanca 85, 87, 89 Smart 22.5 l Gulmaxon 13.5 l Hasil 11 tumpuk x 3 ton = 33 ton
25 -
14 12
62,26
10
95 D P
16 188 kg
30 -
49,45 -
12 -
94 A B -
12 858 kg
34
66,73
12
93 A B C
9
PKS
18 923.5 kg
Lampiran 2. (Lanjutan)
Tanggal
06 Mei 2009 07 Mei 2009 08 Mei 2009 09 Mei 2009 10 Mei 2009 11 Mei 2009 12 Mei 2009 13 Mei 2009 14 Mei 2009 15 Mei 2009
Uraian Kerja Apel Pagi Pemupukan CIRP Apel Pagi Pemupukan CIRP Apel Pagi Penerimaan Gaji Hari Raya Waisak Libur Apel Pagi Pemupukan CIRP Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan
Prestasi Kerja Penulis Jumlah Luasan Lama KH yang Areal yang Kegiatan diawasi diawasi (jam)
Lokasi
Keterangan
34
74,67
10
95 P
13 326 kg
37
91,26
11
95 D
17 795 kg
-
-
-
-
15
23,91
10
102 A
2
5
12
104 B C
Hanca 34 dan 35
11
73,96
11
109 C D
Cek TBS
20
108,86
12
109 A B A/P
Cek TBS
5
12.5
11
68 A B C
Cek TBS
6216.6 kg
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten Afdeling di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
Tanggal
16 Mei 2009 17 Mei 2009 18 Mei 2009 19 Mei 2009
20 Mei 2009 21 Mei 2009 22 Mei 2009
23 Mei 2009 24 Mei 2009
Uraian Kerja Apel Pagi Cek TBS di TPH Libur Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Semprot Lain-Lain Laporan Kerja Apel Pagi Semprot Lain-Lain Laporan Kerja Libur Apel Pagi Pemupukan ZA Laporan Kerja Apel Pagi Pemupukan ZA Laporan Kerja Libur
Jumlah KHL yang diawasi 10 6
Prestasi Kerja Penulis Luasan Lama Areal yang Kegiatan diawasi (jam) 25 10 15
10
Lokasi 70 A B P1 P2
Keterangan Cek TBS di TPH
Afdeling VI 52 53 Transfer ke Afdeling VI
25
11
80 D
24
10
81 D
10
10
67 C
23
42,84
10
68 A B
-
-
-
-
-
Lampiran 3 . (Lanjutan)
Tanggal
25 Mei 2009
26 Mei 2009
27 Mei 2009
28 Mei 2009
29 Mei 2009
30 Mei 2009 31 Mei 2009
Uraian Kerja Apel Pagi Susun Janjang Kosong Laporan Kerja Apel Pagi Susun Janjang Kosong Laporan Kerja Apel Pagi Pemupukan ZA Laporan Kerja Apel Pagi Transportasi Buah Laporan Data Muat Buah Apel Pagi Susun Janjang Kosong Laporan Kerja Apel Pagi Transportasi Buah Laporan Data Muat Buah Libur
Prestasi Kerja Penulis Jumlah Luasan Lama KH yang Areal yang Kegiatan diawasi diawasi (jam) 14 10
Lokasi
Keterangan
107 C
Hasil 11 tumpuk x 3 ton = 33 ton
10
107 C
Hasil 23 tumpuk x 3.5 ton = 80.5 ton
10
82 C D
4
13
108
8
10
107 C
2
13
66 67 68
-
-
35
25
-
75
-
Pengawalan 4 mobil
Hasil 3 tumpuk x 3.5 ton = 10.5 ton Pengawalan 2 mobil
-
Lampiran 3 . (Lanjutan)
Tanggal
01 Juni 2009 02 Juni 2009 03 Juni 2009 04 Juni 2009 05 Juni 2009 06 Juni 2009 07 Juni 2009 08 Juni 2009
09 Juni 2009 10 Juni 2009
Uraian Kerja Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Apel Pagi Pemanenan Penerimaan Gaji Libur Apel Pagi Pemanenan Laporan Kerja Apel Pagi Susun Janjang Kosong Laporan Kerja Apel Pagi Susun Janjang Kosong
Jumlah KH yang diawasi 5
Prestasi Kerja Penulis Luasan Lama Areal yang Kegiatan diawasi (jam) 12,5 10
Lokasi 70 A P1 P2
Keterangan Hanca 66, 67, 68, dan 69
6
15
10
70 B C D
No 69, 104, 55, 103, 93, dan 74
9
22,5
10
82 A B
10
25
10
83 B C D
10
25
10
95 P dan 94 B
No 58, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 13, 58, dan 69 No 38, 73, 53, 94, 34, 97, 76, 74, dan 93 No 92, 76, 15, 69, 107, 86, dan 7
13
32,5
10
103 B C D
No 110, 103, 100, 109, 111, 112, 106, 105, 95, 97, dan 108
11
10
107 C
Hasil 11 tumpuk x 3 ton = 33 ton
15
10
107 C
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Lampiran 4. Peta Areal Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII
Lampiran 5. Keadaan Curah Hujan dan Hari Hujan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total BB BK
1999 CH 396 189 306 3 183 228 53 56 51 472 260 448 2645
2000
HH CH HH 14 311 16 15 188 6 14 400 10 1 275 6 10 99 6 4 102 6 2 162 6 4 155 4 5 148 6 18 128 10 12 287 12 17 104 8 116 2359 96 8 11 4 0
2001 CH 221 262 157 219 242 214 27 91 229 244 496 525 2928 10 1
2002
HH CH 14 362 14 333 14 522 15 255 11 171 10 118 4 162 9 44 11 85 16 87 22 346 13 382 153 2868
2003
2004
HH CH HH 17 362 18 17 397 21 22 331 17 16 312 20 9 139 10 9 13 14 12 152 7 2 219 6 9 147 9 8 522 17 22 422 14 18 635 19 161 3651 172 9 11 1 1
CH 733 640 246 582 260 140 207 35 131 166 282 397 3823 11 1
HH 23 25 16 22 12 5 11 4 8 14 12 24 176
2005 CH HH 507 21 238 20 511 20 215 13 195 10 43 7 96 7 140 10 220 9 169 12 429 19 43 8 2805 157 9 2
2006 CH 251 324 251 169 185 89 119 5 66 139 247 327 2172
2007
2008
HH CH HH CH HH 20 277 17 444 20 22 321 19 161 13 17 218 15 434 15 11 473 21 348 15 8 171 10 229 8 9 117 8 155 7 7 77 7 19 5 0,67 94 7 116 11 5 208 9 160 13 4 161 12 273 16 16 250 16 284 18 18 448 17 406 20 142 2813 158 3027 162 9 10 11 1 1
Sumber : Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
Kriteria Curah Hujan Schmidth – Ferguson : Bulan Basah ( > 100 mm) BK : Bulan Kering
( < 60 mm)
Rata-rata Bulan Kering Rata-rata Bulan Basah
Tipe Iklim
=
Tipe Iklim
= A
x 100%
1.2 9.9 = 12.21% =
BB :
Lampiran 6. Rekapitulasi Populasi Tanaman di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII TM Blok
Petak Pokok
66
Tanaman Jul s/d Jun 07
Tanaman Jul s/d Des 07
Tanaman Jan s/d Juni 08
Tanaman Jul s/d Des 08
Ha. Ukur Pokok
Ha
Ha. Ukur
185
1.42
1.42
Pokok
Ha
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Ha
Ha
Tanam
Stment
7.51
7.23
Ha. Ukur
5.81
B
1 655
12.73
14.93
12.73
14.93
C
1 153
8.87
8.63
8.87
8.63
3 600
27.69
29.37
29.11
30.79
A
2 330
17.92
18.75
17.92
18.75
B
2 718
20.91
19.79
20.91
19.79
C
330
2.53
2.04
2.53
2.04
D
828
6.37
7.12
6.37
7.12
P
1 495
11.49
11.49
11.49
11.49
7 701
59.22
59.19
59.22
59.19
A
2 270
17.45
16.03
17.45
16.03
B
2 856
21.97
21.59
21.97
21.59
C
3 201
24.63
24.31
24.63
24.31
D
2 577
19.83
22.98
19.83
22.98
AP
445
3.42
6.04
3.42
6.04
11 349
87.30
90.95
87.30
90.95
A
2 514
19.34
21.18
19.34
21.18
B
4 032
31.02
32.74
31.02
32.74
C
2 668
20.52
23.84
20.52
23.84
D
3 875
29.81
30.04
29.81
30.04
13 089
100.69
107.80
100.69
107.80
A
1 408
10.83
8.47
10.83
8.47
B
2 647
20.36
23.00
20.36
23.00
C
2 643
20.33
22.50
20.33
22.50
Sub Total 70
TBM 1
6.09
Sub Total 69
TBM 1
792
Sub Total 68
TBM 2
A
Sub Total 67
Ha
TBM 3
Lampiran 6. (Lanjutan)
185
1.42
1.42
TM Blok
Petak Pokok
Ha
TBM 3
TBM 2
TBM 1
TBM 1
Tanaman Jul s/d Jun 07
Tanaman Jul s/d Des 07
Tanaman Jan s/d Juni 08
Tanaman Jul s/d Des 08
Ha. Ukur Pokok
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Tanam
Stment
16.18
13.00
Ha. Ukur
13.00
P
7 589
58.38
57.49
660
5.08
5.08
1 220
9.38
10.05
72.84
72.62
16 391
126.08
124.46
660
5.08
5.08
1 220
9.38
10.05
140.54
139.59
A
3 401
26.17
27.27
26.17
27.27
AP
660
5.08
5.08
546
4.20
4.20
9.28
9.28
4 061
31.25
32.35
546
4.20
4.20
35.45
36.55
A
2 773
21.33
14.31
21.33
14.31
B
1 925
14.81
20.39
14.81
20.39
C
1 165
8.97
14.92
8.97
14.92
D
3 397
26.13
28.73
26.13
28.73
DP
80
0.62
0.62
0.52
0.62
9 340
71.86
78.97
71.86
78.97
A
2 847
21.90
21.46
21.90
21.46
B
4 234
32.57
29.99
32.57
29.99
C
2 076
15.97
18.98
15.97
18.98
D
1 622
12.48
17.07
12.48
17.07
10 779
82.92
87.50
82.92
87.50
A
3 720
28.62
19.75
28.62
19.75
B
2 307
17.75
20.28
17.75
20.28
C
3 019
23.22
21.85
23.22
21.85
D
3 228
24.83
24.82
24.83
24.82
AP
11 607
89.28
94.76
530
4.08
4.08
93.36
98.84
23 881
183.70
181.46
530
4.08
4.08
187.78
185.54
Sub Total 83
Ha
16.18
Sub Total 82
Pokok
2 104
Sub Total 81
Ha. Ukur
Ha
D
Sub Total 80
Ha
Ha
Sub Total
Lampiran 6. (Lanjutan) TM Blok
Petak Pokok
Ha
TBM 3
TBM 2
TBM 1
TBM 1
Tanaman Jul s/d Jun 07
Tanaman Jul s/d Des 07
Tanaman Jan s/d Juni 08
Tanaman Jul s/d Des 08
Ha. Ukur Pokok
93
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Tanam
Stment
Ha. Ukur
21.28
16.09
21.28
B
4 201
32.32
28.63
32.32
28.63
C
2 382
18.32
20.71
18.32
20.71
D
2 923
22.48
25.58
22.48
25.58
DP
1 451
11.16
11.16
11.16
11.16
13 049
100.37
107.36
100.37
107.36
A
3 401
26.16
28.54
26.16
28.54
B
3 028
23.29
25.80
23.29
25.80
C
3 377
25.98
25.74
25.98
25.74
D
2 893
22.25
23.79
22.25
23.79
12 699
97.68
103.87
97.68
103.87
A
3 473
26.72
29.74
26.72
29.74
B
3 191
24.55
25.93
24.55
25.93
C
3 211
24.70
24.96
24.70
24.96
D
3 437
26.44
26.26
26.44
26.26
AP
6 423
49.41
53.49
240
1.85
1.85
51.26
55.34
19 735
151.82
160.38
240
1.85
1.85
153.67
162.23
3 108
23.91
23.91
23.91
23.91
3 108
23.91
23.91
23.91
23.91
A
2 964
22.80
25.67
22.80
25.67
B
3 367
25.90
25.01
25.90
25.01
C
3 368
25.91
26.21
25.91
26.21
D
1 058
8.14
7.88
8.14
7.88
10 757
82.75
84.77
82.75
84.77
A
Sub Total 103
Ha
16.09
Sub Total 102
Pokok
2 092
Sub Total 95
Ha. Ukur
Ha
A
Sub Total 94
Ha
Ha
Sub Total
Lampiran 6. (Lanjutan) TM Blok
Petak Pokok
Ha
TBM 3
TBM 2
TBM 1
TBM 1
Tanaman Jul s/d Jun 07
Tanaman Jul s/d Des 07
Tanaman Jan s/d Juni 08
Tanaman Jul s/d Des 08
Ha. Ukur Pokok
104
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Tanam
Stment
Ha. Ukur
31.53
28.80
31.53
B
3 247
24.98
27.65
24.98
27.65
C
3 089
23.76
21.05
23.76
21.05
D
3 239
24.92
26.19
24.92
26.19
AP
870
6.69
6.69
160
1.23
1.23
7.92
7.92
14 189
109.15
113.11
160
1.23
1.23
110.38
114.34
400
3.08
3.08
3.08
3.08
400
3.08
3.08
3.08
3.08
A
3 099
23.84
22.32
23.84
22.32
B
2 913
22.41
23.66
22.41
23.66
C
2 451
18.85
19.67
18.85
19.67
D
1 402
10.78
13.01
10.78
13.01
9 865
75.88
78.66
75.88
78.66
A
5 795
44.58
38.60
44.58
38.60
B
3 025
23.27
20.19
23.27
20.19
C
3 063
23.56
23.24
23.56
23.24
D
3 072
23.63
24.00
23.63
24.00
14 955
115.04
106.03
115.04
106.03
A
4 195
32.27
26.61
32.27
26.61
B
5 177
39.82
33.32
39.82
33.32
C
3 368
25.91
22.75
25.91
22.75
D
4 165
32.03
31.86
32.03
31.86
P1 A
678
5.22
8.34
5.22
8.34
P1 C
237
1.82
1.82
1.82
1.82
A
Sub Total 108
Ha
28.80
Sub Total 107
Pokok
3 744
Sub Total 106
Ha. Ukur
Ha
A
Sub Total 105
Ha
Ha
Lampiran 6. (Lanjutan) TM Blok
Petak Pokok
Ha
TBM 3
TBM 2
TBM 1
TBM 1
Tanaman Jul s/d Jun 07
Tanaman Jul s/d Des 07
Tanaman Jan s/d Juni 08
Tanaman Jul s/d Des 08
Ha. Ukur Pokok
108
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Ha. Ukur
Pokok
Ha
Ha
Tanam
Stment
Ha. Ukur
P2 A
594
4.57
4.57
4.57
4.57
P2 B
320
2.46
2.46
2.46
2.46
P2 C
80
0.62
0.62
0.62
0.62
18 814
144.72
132.35
144.72
132.35
A
5 558
42.76
33.00
42.76
33.00
B
4 525
34.80
26.90
34.80
26.90
C
4 502
34.63
33.67
34.63
33.67
D
4 143
31.87
31.21
31.87
31.21
P2 A
2 424
18.64
21.60
18.64
21.60
P2 B
1 646
12.66
13.38
12.66
13.38
P2 C
226
1.74
1.74
1.74
1.74
P2 D
744
5.72
8.45
5.72
8.45
23 768
182.82
169.95
241 530
1 857.93
1 875.52
182.82 1 885.17
169.95 1 903.43
Sub Total 109
Ha
Ha
Sub Total Grand Total
1 131
8.70
8.70
530
4.08
4.08
660
5.08
5.08
1 220
9.38
10.05
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII
Ha Pengukuran : 1 903.43
Pada bulan Sept s/d Nov ada penumbangan Sawit untuk pelebaran jalan,
Ha TM
: 1 857.93
untuk TM 438 pk <3.37 ha> (Blok 80,81,82,83,93,94,95,103,104,106,107,
Ha TBM
:
108, dan 109) dan TBM II 18 pk <0.14 ha> diblok 108 P1 A dan 109 P2 A.
8.70
Blok 66 C ditambah 0.73 Blok 103 B penumbangan 93 pokok untuk lapangan sekolah (0.72 Ha). Total Ha Tanam
: 1 885.17
Lampiran 7. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Manager Kebun
Asst. Afdeling
Supv. Afdeling
Supv. Perawatan
Supv. Panen
Mdr. Panen I
Krani Buah I
Mdr. Panen II
Krani Buah II
Mdr. Mdr.Panen Panen III I
Krani Buah III
Mdr. Panen IV
Krani Buah IV
Mdr. Mdr. Panen Panen V V
Krani Buah V
Krani Afdeling
Mandor Dongkel
Mdr. Hama dan Penyakit
Mandor Infrastruktur
Mandor Semprot
Mandor Pemupukan
Lampiran 8. Blanko Deteksi Hama Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
DETEKSI HAMA DIVISI
:
DETEKTOR : NB
NP
BLOK
:
BULAN
:
AKSI
:
TANAM
:
TANGGAL :
TOTAL HA :
UK MC
MP
UB CP
SN
DT
L DT
TM
RAT
JPSB
DETEKSI : RINGAN. Ulat 1-5 per pohon ; SEDANG, Ulat 6-10 per pohon ; BERAT > 10 per pohon. DETEKSI Row 1/10 pada areal tidak ada serangan : DETEKSI Row 1/5 serangan ringan : DETEKSI Row ½ serangan sedang-berat. Serangan Ringan > 5% deteksi 1x sebulan. Serangan tahun lalu, deteksi 1x 2 bulan. Serangan tidak ada lebih dari 2 tahun, deteksi @ 3 bulan. NB : Nomor Baris
NP : Nomor Pokok UK : Ulat Kantong
UB : Ulat Biasa
TM : Tirathaba
MC : Mahasena corbetti MP : Metisa plana SN : Setora nitens
CP
: Cremastopsyche pendula
DT : Darna trima
TA : Thosea asigna RAT : Tikus
JPSB : Jumlah Pokok Sebaris
Lampiran 9. Rekomendasi Pemupukan Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation
Blok 66 67 68 68 69 69 70 70 70 80 81 81 82 82 83 83 83 93 93 94 94 95 95
Petak ABC ABCDP ABP CD AB CD AB CD P AP AB CD AB CD AB CD AP AB CDP AB CD AB CD
Ha 29.11 59.22 42.84 44.46 50.36 50.33 31.19 36.51 58.38 35.45 36.14 35.72 54.47 28.45 46.37 48.05 89.28 48.41 51.96 49.45 48.23 51.27 51.14
KG PUPUK PER POHON
Jumlah Pohon 3785 7701 5571 5778 6546 6543 4055 4747 7589 4607 4698 4642 7081 3698 6027 6247 11607 6293 6756 6429 6270 6664 6648
ZA Feb/Mart 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Juni 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Sept/Okt 1 1 1 1 1 1 1.25 1.25 1.25 1 1 1 1.25 1.25 1 1 1 1 1 1 1.25 1 1
MOP Total 4 4 4 4 4 4 4.25 4.25 4.25 4 4 4 4.25 4.25 4 4 4 4 4 4 4.25 4 4
Feb/Mart 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Juni 1.5 1.5 1.5 1.25 1.5 1.5 1.25 1.25 1.5 1.25 1.25 1.25 1.5 1.5 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25 1.25 1.5 1.25 1.25
Sept/Okt 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total 4 4 4 3.75 4 4 3.75 3.75 4 3.75 3.75 3.75 4 4 3.75 3.75 3.75 3.75 3.75 3.75 4 3.75 3.75
Egyp-RP
KIES
HGFB
April 2.25 2.25 2.25 2 2 2 2.25 2.25 2 2.25 2.25 2.25 2 2 2 2.25 2 2.25 2 2 2 2 2
Juni/Juli 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.5 1 1.5 1.5 1 1 0.5 1 1 1 0.5 1 1
Agust 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
Total 11.33 11.33 11.33 10.83 11.08 11.08 11.33 11.33 11.33 11.08 11.58 11.08 11.83 11.83 10.83 11.08 10.33 11.08 10.83 10.83 10.83 10.83 10.83
Lampiran 9. (Lanjutan) KG PUPUK PER POHON Blok
Petak
Ha
Jumlah Pohon
ZA
MOP
Egyp-RP
KIES
HGFB
Feb/Mart
Juni
Sept/Okt
Total
Feb/Mart
Juni
Sept/Okt
Total
April
Juni/Juli
Agust
Total
95
AP
51.26
6663
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
0.5
0.08
10.33
102
AP
23.91
3108
1.5
1.5
1.25
4.25
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
11.08
103
AB
48.7
6331
1.5
1.5
1.25
4.25
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
11.08
103
CD
34.05
4426
1.5
1.5
1.25
4.25
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
11.08
104
ABP
61.7
8021
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
104
CD
48.68
6328
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2.25
1
0.08
11.08
105
A
3.08
400
1.5
1.5
1.25
4.25
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
11.08
106
A
23.84
3099
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
106
BCD
52.04
6766
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
107
A
44.58
5795
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
107
BC
46.83
6088
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
107
D
23.63
3072
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
108
ABP
84.34
10964
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
108
CDP
60.38
7850
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
109
AP
61.4
7982
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2.25
1
0.08
11.08
109
BP
47.46
6171
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
109
CDP
73.96
9615
1.5
1.5
1
4
1.5
1.25
1
3.75
2
1
0.08
10.83
1.5
1.0625
4.06
1.5
1.31
1
3.81
2.075
1
0.08
11.0238
Total 1866.63 242661 1.5 Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Lampiran 10. Surat Pengantar Buah Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
PT. Cipta Futura Plantation
SURAT PENGANTAR BUAH
Divisi :
Diangkut dengan truk No. Pol. .............
Tanggal
Blok
HK
Ha
TBS
Rata2 Per TBS
Kg TBS
Brondolan
Supir : Total Kg
Tanda Afkir
Dibuat oleh
Diperiksa oleh
Krani Buah
Asisten Divisi
Kg
Lampiran 11. Bon Gudang Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
Tanggal ...................... No. : .............................
BON GUDANG Minta :
Model PB. 001 A
Banyaknya
Satuan
Nama Barang
Untuk : No. Rek
Perincian
Yang Menerima
Asisten
Manager
Manager Kepala