PENGARUH TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR TERHADAP AKHLAK STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AN NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2009
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh Nur Salim NIM 11105057 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
M. Gufron, M. Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lampiran
: 3 (tiga) eks.
Hal
: Naskah Skripsi Saudara Nur Salim Kepada Yth. Ketua STAIN SALATIGA Di tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama
: Nur Salim
NIM
: 11105 057
Jurusan
: Tarbiyah
Progam Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:
PENGARUH SANTRI
TINGKAT
TENTANG
PENGHAYATAN
TA’ZIR
TERHADAP
AKHLAK (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AN NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2009). Dengan ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian Wassalamu’alaikum Wr. Wb .
alatiga, 5 Maret 2010 Pembimbing
M.Gufron, M.Ag NIP 197208142003121001
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706/Fax.323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.a.c.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara : NUR SALIM dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11105057 yang berjudul : PENGARUH TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR TERHADA P AKHLAK STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AN NIDA SALATIGA TAHUN 2009. Telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 13 Maret 2010 M dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Salatiga, 27 Rabiul Awal 1430 H 13 Maret 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Drs. Imam Sutomo, M.Ag NIP 19580827 198303 1 002
Dr. Muh. Saerozi, M.Ag NIP 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Drs. H. M. Zulfa Machasin, M.Ag NIP 19520430 197703 1 001
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag NIP 19570812 198802 2 001
Pembimbing
M. Gufron. M.Ag NIP 197208142003121001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nur Salim
NIM
: 111 05 057
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 5 Maret 2010 Yang Menyatakan
Nur Salim
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Berlakulah sopan terhadap siapa saja, bahkan kepada mereka yang kasar dan pernah menyakiti Anda bukan karena mereka pantas diperlakukan baik, tetapi anda adalah orang yang baik.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Ayahanda tercinta (Sutamin) dan Ibunda terkasih (Supiyah), adikku tersayang (Nur Ayni) dan semua keluarga di rumah 2. Almamaterku Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 3. Pengasuh Pondok Pesantren An Nida Salatiga K.H. Syamsudin serta segenap pengurus dan Asatidz Ponpes dan TPQ, serta santri putra putri Pondok Pesantren AnNida Salatiga 4. Semua rekan-rekan Pondok Pesantren An Nida (Mahfur, Mbak Ratih, Jamal, Mas Bayu) 5. Calon ibu dari anak-anakku besuk, Insya Allah
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosululloh saw, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga, beserta para staf-stafnya yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif. 2. Bapak dosen pembimbng tercinta M. Gufron, M.Ag. yang tulus, ikhlas dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pemikiran, serta waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Ayahanda tercinta (Sutamin) dan Ibunda terkasih (Supiyah) yang selalu tulus dan ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis serta adiku tersayang (Nur Ayni) dan semua keluarga (Mbah Mukinah, Bapak Syaeful Amri, ibu Daryati, Nanang, Ayu, Nur Yanti, Ratna, Sigit, Anwar, Ning dan Nisa).
4. Almarhum Pengasuh Pondok Pesantren An Nida Drs K.H Ahmad Nuh Muslim dan kakek yang tercinta (Sukeri) semoga Allah memberikan tempat terindah di alam keabadian. 5. Pengasuh Pondok Pesantren An Nida Salatiga K.H. Syamsudin dan segenap dewan Asatidz Pondok Pesantren dan TPQ yang selalu memberi semangat dalam menuntut ilmu. 6. Pengurus Pondok Pesantren An Nida yang telah memberikan perhatian lebih dan fasilitas yang memadai kepada penulis. 7. Keluarga besar Bapak Syaeful Amri dan Ibu Daryati yang berkenan menjadikan penulis bagian dari keluarga. 8. Sahabat-sahabatku satu atap, senasib dan seperjuangan Mahfur, Jamal, Mas Bayu, Faisal dan adik adik santriwan santriwati Pondok Pesantren An Nida yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dek Ayni yang senantiasa memberikan semangat serta motivasi kepada penulis hingga terselesainya skripsi ini. Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang setimpal, baik di kehidupan dunia maupun di kehidupan yang akan datang. Demikian kiranya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana keilmuan baru bagi para pembaca yang budiman. Salatiga, 20 Februari 2010 Penulis
Nur Salim
ABSTRAK
Salim, Nur. 2010. Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir Terhadap Akhlak (Studi Kasus Pada Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Gufron, M.Ag. Kata kunci: tingkat penghayatan santri tentang ta’zir dan akhlak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara tingkat penghayatan santri tentang ta’zir dengan akhlak. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana tingkat penghayatan santri tentang ta’zir di Pondok Pesantren An Nida ?, (2) bagaimana akhlak santri Pondok Pesantren An Nida ?, (3) adakah keterkaitan antara tingkat penghayatan santri tentang ta’zir dengan akhlak ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Temuan hasil dari penelitian setalah data berhasil diuji, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r, dengan jumlah responden 45 santri dengan taraf signifikansi 5 % dipeoleh nilai sebesar 0,294 dan pada taraf signifikansi 1 % diperoleh nilai sebesar 0,380. maka jika dibandingkan dengan nilai rxy hitung (0,868) lebih besar dari nilai r tabel = (0,294), (0,380) atau dapat dikatakan 0,294<0,868>0,380. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga rxy itu signifikan menolak, yaitu berarti ada pengaruh positif antara tingkat penghayatan santri tentang ta’zir terhadap akhlak santri Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga Tahun 2009.
DAFTAR ISI
Sampul ……………..…………………………………………………………... i Lembar Berlogo …….. …..…………………………………………………….. ii Judul …………..………………………………………………………………... iii Persetujuan Pembimbing………………………………………………………... iv Pengesahan Kelulusan ………………………………………………………..... v Pernyataan Keaslian ... ………………………………………………………..... vi Motto dan Persembahan ......………………………………………………….....vii Kata Pengantar ............……………………………………………………….....viii Abstrak …………….....………………………………………………………… x Daftar Isi ….. …………………………………………………………………… xi Daftar Tabel . …………………………………………………………………... xii BAB 1
: PENDAHULUAN ………..…………………………………… 1 A. Latar Belakang …………………………………………… 1 B. Penjelasan Istilah ………….……………………………... 4 C. Rumusan Masalah ………..………………………………. 11 D. Tujuan Penelitian …………...……………………………. 11 E. Hipotesis …………………………………………………. 11 F. Metode Penelitian ………..……………………………….12 G. Analisis Data …………….………………………………..14 H. Sistematika Penulisan Skripsi …...………………………..15
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA …………………………………………17 A. Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir……………....17 1. Pengertian Tazir .…….………………………………..17 2. Bentuk Hukuman di Pesantren ……...………………..18 3. Hukuman dalam Pendidikan ………...………………..22 B. Akhlak………………… ………… ………………………27 1. Pengertian Akhlak ……..…………………………......27 2. Akhlak Santri …………………………………………34 C. Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri tentang Tazir terhadap Akhlak …………………………………………………….40
BAB III
: HASIL PENELITIAN …………………………………….... 41 A. Gambaran Umum Pondok Pesantren An-Nida …………...41 1. Sejarah Pondok Pesantren ……….…………………....41 2. Dasar dan Tujuan …………………………………......47 3. Susunan Organisasi ………………………...................48 4. Program Pendidikan dan Pengajaran …………………50 5. Visi dan Misi …………………………………………58 6. Tata Tertip Santri ……………………………..............59 7. Keadaan Obyek Responden dann Sampel ………….....61
BAB IV
: ANALISIS DATA …………………………………………....69 A. Analisis Pendahuluan ……………………………..............69 B. Data tentang Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir....69 C. Data tentang Akhlak …………………………...….............79
D. Analisis Lanjutan ……………………………………….... 89 E. Interpretasi Data …………………………………………. 93
BAB
: V PENUTUP ………………………………………………….94 A. Kesimpulan ………………………………………………. 94 B. Saran ……………………………………………………... 96 C. Penutup …………………………………………………... 98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
I
Populasi dan Sampel …………………………………………………….12
II
Daftar Pengajar …………………………………………………………,,51
III
Daftar Santri Pondok Pesantren An Nida ………………………………..53
IV
Jadwal Kegiatan Santri…………………………………………………...58
V
Data Responden ………………………………………………………….61
VI
Jawaban Angket Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir …………..64
VII
Jawaban Angket Tentang Akhlak ……………………………………….66
VIII
Jawaban Angket Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir …………..70
IX
Nilai Angket Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir …………...….72
X
Interval Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir ……………………75
XI
Nilai Nominasi Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir ……………76
XII
Nilai Persentase Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir …………..79
XIII
Jawaban Angket Tentang Akhlak ……………………………………….80
XIV
Nilai Angket Akhlak ……………………………………….……………82
XV
Interval Akhlak ………………………………………………………….85
XVI
Nilai Nominasi Akhlak ………………………………………………….85
XVII Nilai Persentase Akhlak …………………………………………………89 XVIII Koefisien Korelasi Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir (VX) Terhadap Akhlak (VY) ……………………………………………90
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu poses pembentukan dan pengembangan kepribadian
manusia
secara
menyeluruh,
yakni
pembentukan
dan
pengembangan potensi alamiah yang ada pada diri manusia. Dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa tidak cukup hanya dengan memiliki kecerdasan berfikir dan kemampuan intelektual saja. Dalam Undang Undang RI No 20 Tahun 2003, pemerintah telah mengatur tujuan dan fungsi daripada
pendidikan nasional.
Pendidikan nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradadan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Tujuan pendidikan di atas mengandung pengertian bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan mampu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, ketrampilan serta tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Dalam hal ini kita telah mengetahui ada dua lembaga pendidikan yang dapat mewujudkan cita-cita itu, yaitu lembaga pendidikan sekolah (formal) dan
lembaga pendidikan luar sekolah (non formal). Pondok Pesantren merupakan jalur lembaga pendidikan di luar sekolah (Depag, 2003:1). Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang mementingkan tradisi keislaman di tengah-tengah kehidupan manusia. Pada dasarnya fungsi utama Pondok Pesantren adalah sebagai lembaga yang bertujuan mencetak muslim agar memiliki dan menguasai ilmuilmu agama islam secara mendalam serta menghayati dan mengamalkannya dengan ikhlas semata-mata ditujukan kepada Allah SWT (Depag, 2003:20). Dengan kata lain, tujuan utama didirikan Pondok Pesantren adalah untuk mencetak ulama (ahli agama) yang mengamalkan ilmunya serta menyebarkan dan mengajarkan ilmu-ilmu itu kepada orang lain (Depag, 2003:20). Penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren antara satu dengan yang lainnya berbeda. Hal ini disebabkan karena perkembangan pendidikan di Indonesia dan tuntutan dari masyarakat lingkungan Pondok Pesantren (Depag, 2003:41). Keunggulan pendidikan di Pondok Pesantren terletak pada prinsip memanusiakan manusia dalam proses pembelajarannya dan lebih menekankan pada pembinaan akhlak. Sedangkan pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada pencapaian akademik dan materi semata. Di samping itu, dalam dunia Pondok Pesantren terdapat istilah ta’zir, yang artinya hukuman yang bersifat pendidikan atas pelaku pelanggaran. Ta’zir diberikan kepada santri yang nakal atau sering melanggar tata tertib Pondok Pesantren. Penerapan ta’zir di Pondok Pesantren mempunyai tujuan yang jelas yaitu sebagai tuntunan dan perbaikan bukan sebagai hardikan atau
alat untuk balas dendam. Tujuan itulah yang harus diperhatikan oleh seksi keamanan ketika memberi hukuman kepada santri yang melanggar, jangan menghukum santri hanya karena ingin menyakiti atau membalas dendam. Tujuan jangka pendek dari pemberian ta’zir adalah menghentikan tingkah laku yang salah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah mengajarkan dan mendorong santri untuk menghentikan sendiri tingkah laku mereka yang salah dengan jalan mengarahkan dirinya sendiri. Maka dalam menghadapi fenomena-fenomena yang sering terjadi di Pondok Pesantren, santri-santri yang nakal atau sering melanggar tata tertib, oleh seksi keamanan diberikan ta’zir. Seksi keamanan Pondok Pesantren dituntut untuk dapat mencegah dan berupaya untuk menumbuhkan kesadaran pada diri santri. Seksi keamanan di Pondok Pesantren juga berperan sebagai bimbingan dan konseling. Adapun upaya pemecahan dari sering melanggarnya santri di Pondok Pesantren antara lain dengan diterapkannya tata tertib Pondok Pesantren dan kewajiban-kewajiban lain yang dapat menumbuhkan kesadaran pada diri santri. Ta’zir tidak mungkin dihilangkan dalam sistem pendidikan di Pondok Pesantren, karena ta’zir merupakan sesuatu yang penting yang digunakan untuk mengubah perilaku seseorang. Ta’zir di Pondok Pesantren dibuat untuk membentuk kualitas akhlak santri.
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, perlu kiranya dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan obyektif dengan memakai pendekatan ilmiah. Untuk itu penulis mencoba mengkaji persoalan di atas secara kritis dan analisis, dengan membuat skripsi yang berjudul : PENGARUH TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR TERHADAP AKHLAK (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AN NIDA SALATIGA TAHUN 2009).
B. Penjelasan Istlah 1. Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir a. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang berkuasa atau yang berkekuatan (W.J.S. Poerwadarminta, 2005:865). b. Ta’zir adalah cara menghukum yang menyimpang dari sesuatu yang telah ditentukan, dengan perkataan, dengan diperlihatkan kepada umum (W.J.S. Poerwadarminta, 2005:1186). Adapun indikator-indikator tingkat penghayatan santri tentang ta’zir di Pondok Pesantren An Nida antara lain : 1) Tertib Tertib Santri Tata tertib santri Pondok Pesantren An Nida terbagi menjadi dua yaitu kewajiban dan larangan santri.
Kewajiban Santri : a. Semua santri wajib menganut aqidah islam yang berdasarkan pada Alqur’an dan As Sunnah. b. Menaati semua perintah Allah SWT dan Rasulnya. c. Menaati semua peraturan yang berlaku di Pondok Pesantren. d. Semua santri wajib melaksanakan shalat fardhu secara berjama’ah di masjid. e. Semua santri wajib menggunakan busana yang sopan, sesuai dengan budaya islam. f. Tidak memakai kaos oblong lengan pendek pada saat melaksanakan shalat berjam’ah di masjid dan pada saat mengaji. g. Untuk santri putri dilarang memakai pakaian yang tidak menutup aurat atau yang menampakkan lekuk tubuh. h. Semua santri wajib mengamalkan adab makan dan minum. i.
Semua santri wajib menghormati orang yang lebih tua, serta menyayangi yang lebih muda.
j.
Santri wajib mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
k. Santri wajib membayar syahri’ah paling lambat tanggal sepuluh setiap bulannya. l.
Santri wajib mengamalkan akhlak yang terpuji.
m. Santri wajib menjaga nama baik almamater Pondok Pesantren.
n. Santri wajib meminta ijin kepada seksi keamanan atau pengurus lain, jika pulang atau berpergian jauh atau menginap. Larangan Santri : a. Santri dilarang memakai pakaian atau berpenampilan yang mencerminkan budaya jahiliyah. b. Untuk santri putra dilarang memakai anting, kalung, rambut dicat dan aksesoris yang tidak mencerminkan budaya islami. c. Untuk putri dilarang menampakkan aurat dan memakai pakaian yang menampakkan lekuk tubuh atau ketat ketika keluar dari Pondok Pesantren. d. Santri dilarang mengkonsumsi segala jenis makanan dan minuman yang dilarang oleh agama. e. Santri dilarang bermain judi. f. Santri dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa seijin dari yang punya. g. Santri dilarang bergaul bebas antara putra dan putri yang melanggar batasan agama. h. Santri dilarang tidur di luar kompleks pondok tanpa seijin pengurus. i.
Santri dilarang meninggalkan kegiatan yang telah ditentukan oleh pengurus tanpa seijin dari pengurus.
j.
Santri dilarang keluar dan pulang malam melebihi jam 21.000 tanpa kepentingan yang jelas.
k. Santri dilarang main Playstation. l.
Santri dilarang mengotori berbagai fasilitas baik di dalam maupun di luar lingkungan pondok
2) Ta’zir di Pondok Pesantren An Nida a. Tidak Jama’ah Shalat Fardhu 1) Peringatan (1x). 2) Membersihkan aula dan kaca (2x). 3) Menguras kamar mandi dan wc (3x). 4) Membersihkan masjid (4x). b. Tidak Mengaji 1) Peringatan (1x). 2) Menguras kamar mandi dan wc (2x). 3) Membersihkan masjid (3x). 4) Menulis ayat Al Qur’an (4x). c. Pulang Tidak Ijin 1) Peringatan (1x). 2) Membersihkan aula dan masjid (2x). 3) Membaca Al Qur’an 1 juz (3x). d. Berkholwat 1) Peringatan dan membersihkan masjid (1x). 2) Membuat surat pernyataan (2x). e. Penampilan Jahiliyah 1) Peringatan (1x).
2) Penyitaan (2x). 3) Pengamanan (3x). 4) Pemusnahan (4x). f. Menggosob 1) Peringatan (1x). 2) Membersihkan kamar mandi (2x). g. Bermain Playstation 1) Peringatan (1x). 2) Surat pernyataan (2x). Dalam hal ini pengaruh tingkat penghayatan santri tentang ta’zir merupakan variabel bebas atau variabel X (VX) dalam rangka untuk memudahkan penjabarannya. 2. Akhlak a. Akhlak Secara etimologis (lughatan) akhlak dalam bahasa Arabnya adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat (Yanuar Ilyas, 1999:1). Sedangkan secara istilah adalah seperangkat nilai yang dijadikan landasan dalam pergaulan oleh pribadi atau masyarakat (Muhammad Dewantara dan Umi Musa, 2002:99). b. Santri dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) Santri mukim adalah para santri yang datang dari tempat yang jauh sehingga ia tinggal dan menetap di asrama Pondok Pesantren.
2) Santri kalong adalah para santri yang berasal dari wilayah sekitar Pesantren sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap di Pondok Pesantren, mereka cukup bolak balik dari rumahnya masing-masing. Adapun indikator-indikator yang penulis gunakan untuk mengukur akhlak memiliki 2 dimensi yaitu : 1) Dimensi ubudiyah yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT dengan cara menjalankan kewajiban syariat yang telah ditentukan. a. Selalu melaksanakan shalat fardhu. b. Membiasakan shalat sunnah. c. Puasa ramadhan. d. Membiasakan puasa sunnah. e. Senantiasa berdzikir. f. Rajin membaca dan mendalami Alqur’an. 2) Dimensi muamalah yaitu hubungan manusia dengan manusia dalam mengamalkan ajaran islam. a. Selalu memberi dan menjawab salam. b. Jujur. c. Amar ma’ruf nahi mungkar. d. Memupuk sikap persaudaraan. e. Menggunakan sopan santun. f. Menghargai pendapat orang lain. g. Bersikap tawadhu’.
h. Semangat dalam belajar. i.
Semangat dalam mengikuti pembelajaran baik di sekolah maupun di Pondok Pesantren Akhlak merupakan variabel Y (VX) atau variabel terikat
untuk menjabarkan langkah selanjutnya. Oleh karena itu untuk memberikan penafsiran selanjutnya terdapat intensitas tinggi rendahnya kedua variabel tersebut yaitu VX dan VY, maka penulis menggunakan skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut : a. Baik b. Cukup c. Kurang 3. Pondok Pesantren An Nida Pondok Pesantren An Nida adalah Pondok Pesantren yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.239 Salatiga, Desa Ngaglik, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Proponsi Jawa Tengah, Negara Republik Indonesia.
C. Rumusan Masalah Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir di Pondok Pesantren An Nida ? 2. Bagaimana Akhlak Santri Pondok Pesantren An Nida ?
3. Apakah Ada Pengaruh Antara Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir Terhadap Akhlak ?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir di Pondok Pesantren An Nida ? 2. Mengetahui Akhlak Santri Pondok Pesantren An Nida ? 3. Mengetahui Pengaruh Antara Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir Terhadap Akhlak ?
E. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, (1999:67) hipotesis dapat diartikan sebagai "suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul". Dalam penelitian ini, penulis mempunyai asumsi bahwa ada keterkaitan antara tingkat penghayatan santri tentang ta’zir terhadap akhlak. F. Metode Penelitian 1. Populasi Menurut
Suharsimi
Arikunto,
(1999:115)
populasi
adalah
keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah santri Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga, yang berjumlah 45 santri. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto, (1999:117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk menentukan berapa besar yang akan dijadikan sampel dalam populasi tidak ada ketentuan yang pasti (Sutisno Hadi, 1981:73). Untuk sekedar kira-kira maka apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga Yaitu : TABEL I POPULASI DAN SAMPEL No
Jenjang Pendidikan
Jumlah Sampel
1
SMP
8
2
SMA
9
3
MAHASISWA
28
4
Total
45
3. Teknik Sampling Menurut Sugiyono, (2006:56) teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk melakukan penelitian ini, teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah teknik sampel berstrata atau sampling
bertingkat (stratified sampling), karena didalam populasi terdapat kelompok-kelompok subyek yang mana antara satu kelompok dengan kelompok lain tampak adanya strata atau tingkatan (Suharsimi Arikunto, 200:96). a. Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2008:30). Observasi yang penulis ambil adalah observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan peneliti, tetapi peneliti memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati (Suharsimi Arikunto, 2008:32). Observasi ini digunakan untuk memperoleh data sampel, keadaan Pondok Pesantren, data-data lapangan, catatan, dan data historis. b. Angket Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden (Suharsimi Arikunto, 2008:28). Setelah diisi responden kemudian dikembalikan lagi kepada peneliti Dengan angket ini orang dapat diketahui tentang keadaan data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya. Model angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang disusun menyediakan pilihan
jawaban lengkap sehingga tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih (Suharsimi Arikunto, 2008:28).
G. Analisis Data Untuk memperoleh hasil dari penelitian agar bisa digeneralisasikan, setiap data yang masuk harus dianalisis. 1. Analisis Pendahuluan Yaitu teknik analisis data dengan menggunakan rumus : P=
F x100% N
Keterangan : P
= Persentase Perolehan
F
= Frekuensi
N
= Jumlah Sampel Analis ini untuk mengetahui variabel penerapan ta’zir akan
membawa pengaruh terhadap pembentukan kualitas akhlak santri Pondok Pesantren An Nida Salatiga. 2. Analis Lanjut Sedangkan analisis lanjut, penulis menggunakan rumus Product Moment.
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara x dan y X
= Variabel tingkat penghayatan santri tentang ta’zir
Y
= Variabel terpengaruh (akhlak).
N
= Jumlah responden.
∑X = Nilai hasil variabel tingkat penghayatan santri tentang ta’zir ∑Y = Nilai hasil variabel akhlak. Analisis ini merupakan jawaban benar atau tidak benar terhadap hipotesis yang diajukan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
: Pendahuluan Berisi tentang atas alasan pemilihan judul, penjelasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, analisis data dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka Pada bab ini berisi tentang tingkat penghayatan santri tentang ta’zir (pengertian ta’zir, bentuk hukuman, hukuman dalam pendidikan), akhlak (pengertian akhlak, akhlak santri), pengaruh tingkat penghayatan santri tentang ta’zir terhadap akhlak. BAB III : Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menyajikan mengenai gambaran umum Pondok Pesantren An Nida Salatiga (sejarah berdirinya, visi misi,
tujuan, susunan organisasi, program pendidikan), serta penyajian data penelitian. BAB IV : Analisis Data Pada bab ini berisi tentang analis data yang telah terkumpul, untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik melalui tahapan analisis pendahuluan, analisis hipotesis dan analisis lanjut. BAB V : Penutup Pada bab ini memuat tentang penutup, kesimpulan, saran, dan lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ta’zir 1. Pengertian Ta’zir Secara bahasa (lughatan) ta’zir berasal dari kata ‘azaro ( )عزرyang sinonimnya sama dengan kata منع وردyang artinya mencegah dan menolak. Secara istilah ta’zir juga dinamakan hukuman. Istilah nama ta’zir biasanya dipakai dalam lingkup Pondok Pesantren. Akan tetapi pada dasarnya ta’zir berarti juga hukuman. Adapun pengertian hukuman adalah sebagai berikut : a. Hukuman menurut Achmadi (1983:52) Hukuman adalah suatu tindakan
yang
mengakibatkan
penderitaan bagi yang terhukum. b. Hukuman menurut Ngalim Purwanto (2007:186) Hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (guru, orang tua dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran. c. Hukuman menurut Abu Ahmadi (1978:47) Hukuman adalah suatu perbuatan secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada seseorang, baik dari segi jasmaniah maupun rohaniah.
d. Hukuman menurut Kartini Kartono (1992:261) Hukuman adalah perbuatan yang secara intensional diberikan sehingga menyebabkan penderitaan lahir batin, diarahkan untuk menggugah hati nurani dan penyadaran si penderita akan kesalahannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hukuman merupakan alat pendidikan yang berfungsi untuk menghentikan tingkah laku yang tidak benar, membantu santri menjadi dewasa, bertanggung jawab dan berdiri secara moril. Selain itu hukuman bertujuan untuk merubah santri kepada kebajikan dan supaya tidak mengulangi lagi tindakannya yang salah. 2. Bentuk Hukuman di Pesantren Hukuman secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hukuman fisik dan non fisik. Namun demikian, hukuman dalam bentuk apapun tujuannya lebih mengarah kepada psikis atau agar santri menyadari kesalahan yang telah diperbuat bukan karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh hukuman. a. Bentuk Hukuman Menurut Abu Ahmadi (1978:50) bentuk hukuman dibagi menjadi 4 yaitu : 1) Hukuman Isyarat Hukuman ini cukup dilakukan dengan cara pandangan mata, gerakan anggota badan dan sebagainya.
2) Hukuman Perkataan Hukuman ini diberikan dengan cara memberikan teguran, perhatian dan ancaman. 3) Hukuman Perbuatan Hukuman ini diberikan dengan cara memberikan tugas kepada santri yang melakukan pelanggaran. 4) Hukuman Badan Hukuman ini diberikan dengan cara menyakiti badan santri, baik dengan alat maupun tidak. b. Macam-macam Hukuman Menurut
Ngalim Purwanto
(2007:189)
macam-macam
hukuman ada 2 yaitu : 1) Hukuman Preventif Hukuman preventif adalah hukuman yang dilakukan dengan maksud agar tidak terjadi pelanggaran. Hukuman ini bermaksud untuk mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukan sebelum terjadi pelangaran. 2) Hukuman Represif Hukuman refresif yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena adanya pelanggaran yang telah diperbuat. Jadi hukuman ini dilakukan setelah terjadi pelanggran atau kesalahan.
Wiliam Stern membagi hukuman menjadi 3 macam yang disesuaikan dengan perkembangan anak dalam menerima hukuman (Ngalim Purwanto, 2007:190). 1) Hukuman Asoiatif Umumnya orang mengasosiasikan antara hukuman dan kejahatan atau pelanggaran penderitaan yang diakibatkan oleh hukuman dengan
perbuatan
pelanggaran
yang
dilakukan.
Untuk
menyingkirkan perasaan tidak enak (hukuman) itu, biasanya orang atau anak menjauhi perbuatan yang tidak baik atau yang dilarang. 2) Hukuman Logis Hukuman ini dipergunakan terhadap santri yang telah agak besar. Dengan hukuman ini, santri mengerti bahwa hukuman itu adalah akibat yang logis dari perbuatan yang tidak baik. Santri mengerti bahwa ia mendapat hukuman karena kesalahan yang telah diperbuat. 3) Hukuman Normatif Hukuman normatif adalah hukuman yang bermaksud memperbaiki moral santri. Hukuman ini dilakukan terhadap pelanggaranpelanggaran mengenai norma norma atau etika. c. Teori Hukuman Menurut Abu Ahmadi (1978:190) teori hukuman ada 4 macam yaitu :
1) Teori Memperbaiki Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk membasmi kejahatan.
Jadi
maksud
dari
pemberian
hukuman
ialah
memperbaiki si pelanggar agar tidak melakukan kesalahan yang sama. 2) Teori Perlindungan Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk melindungi santri dari perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya hukuman ini, maka santri dapat dilindungi dari kejahatan kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar. 3) Teori Pembalasan Menurut teori ini, hukuman diadakan sebagai tindakan balas dendam terhadap pelanggaran yang telah dilakukan oleh santri. Santri melakukan pelanggaran terhadap tata tertib Pondok Pesantren maka harus dibalas dengan hukuman. 4) Teori Mengejutkan Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk menakut-nakuti atau untuk menyerahkan si pelanggar agar secara sadar bersedia meninggalkan perbuatan melanggar itu.
3. Hukuman dalam Pendidikan a. Tujuan Hukuman Peringatan dan perbaikan terhadap santri bukanlah merupakan tindakan balas dendam melainkan suatu metode pendidikan yang didasari rasa cinta dan kasih sayang. Masa anak-anak adalah masa terbaik bagi suatu pendidikan. kita sering mendengar atau mendapati sebagian anak mudah dibina tetapi juga ada sebagian yang sulit dibina. Sifat-sifat buruk yang timbul dalam diri anak bukanlah fitrah mereka, sifat-sifat tersebut muncul karena kurangnya peringatan sejak dini dari orang tua dan para pendidik. Semakin dewasa usia anak maka semakin sulit pula baginya untuk meninggalkan sifat-sifat buruk. Karena sifat-sifat buruk tersebut sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkannya. Hukuman diberikan supaya anak menyadari akan kesalahannya, kemudian merasakan akibat dari perbuatan yang telah dilakukan. Hukuman diberikan memang ada orang yang berbuat salah dengan tujuan agar si pelaku menghentikan perbuatan atau kebiasaan yang buruk. Menurut Kartini Kartono (1992:261-262) hukuman akan positif sifatnya, apabila pelaksanaannya berlangsung bijak dan mengandung tujuan sebagai berikut : 1) Memperbaiki
individu
yang
bersangkutan
agar
kekeliruannya dan tidak akan mengulanginya lagi.
menyadari
2) Melindungi pelakunya agar tidak melanjutkan pola tingkah laku yang menyimpang, buruk serta tercela. 3) Melindungi masyarakat luar dari perbuatan-perbuatan salah (nakal, jahat, asusila, kriminal, abnormal, dan sebagainya) yang dilakukan oleh anak. b. Prinsip Pemberian Hukuman 1) Prinsip Psikologis Pendekatan ini dilakukan ketika hendak memberikan hukuman kepada santri yang melakukan pelanggaran.
Karena
sesungguhnya setiap anak itu merupakan masalah yang berdiri sendiri, artinya mungkin suatu hukuman cocok untuk seorang santri tetapi tidak cocok untuk santri yang lain. 2) Prinsip Keadilan Yang dimaksud dengan prinsip keadilan yaitu prinsip untuk menyesuaikan antara bentuk pelanggaran serta siapa yang melakukan pelanggaran. Artinya hukuman yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan macam dan besar kecilnya, serta siapa yang melakukan pelanggaran. Apabila ada 2 santri yang melakukan pelanggaran sama, maka tidak serta merta memberikan hukuman yang sama. Sebab apabila jenis kelamin, usia ataupun motivasi terhadap pelanggaran itu berbeda maka hukuman yang diberikan harus berbeda.
3) Prinsip Kasih Sayang Hukuman dalam pendidikan bukan bertujuan untuk menyakiti, menyiksa atau sebagai sarana bagi seseoarng untuk menumpahkan kekesalan. Penerapan hukuman harus berlandaskan kasih sayang. Oleh karena itu pemberian hukuman harus menjamin cinta kasih. 4) Prinsip Berorientasi Kepada Tuhan Hukuman dalam penerapannya harus selalu memperhatikan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Hukuman tidak boleh diberikan tanpa mempedulikan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Maksud dan tujuan dari pemberian hukuman adalah sebagai tuntutan dan perbaikan, bukan sebagai hardikan atau alat untuk balas dendam. c. Cara Mengaplikasikan Hukuman Prinsip pokok dalam mengaplikasikan pemberian hukuman yaitu bahwa hukuman adalah jalan yang terakhir dan harus dilakukan secara terbatas tanpa menyakiti santri yang melakukan pelanggaran. Beberapa cara yang digunakan Rasulullah Saw dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi pada anak antara lain. a. Melalui Teguran Imam Az-Zabidi (2002:934 ) : "Umar bin Abi Salamah r.a berkata ; Dulu aku menjadi pembantu di rumah Rasullullah saw. Ketika makan, biasanya aku mengulurkan tanganku ke berbagai penjuru. Melihat itu beliau berkata : hai ghulam, bacalah basmalah,
makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang didekatmu". Riwayat di atas mengandung beberapa nilai tarbiyah yang dapat diterapkan dalam mendidik santri yaitu : 1) Rasulullah Saw senantiasa membiasakan diri untuk makan bersama anak-anak. Cara ini dapat mempererat keterikatan batin antara seorang seksi keamanan dengan santri. Dengan demikian maka berbagai kekeliruan santri dapat diluruskan melalui dialog dan diskusi. 2) Rasulullah saw menegur kesalahan Umar bin Abi Salamah karena kesalahan itu terjadi secara berulang-ulang sehingga apabila tidak ditegur maka akan menjadi kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan. 3) Rasullah
saw
menegur
anak
dengan
panggilan
yang
menyenangkan seperti "wahai ghulam". Cara ini cukup efektif untuk menarik perhatian anak sehingga mereka tidak kesulitan untuk menerima nasihat. b. Melalui Sindiran Imam Az-Zabidi (2002 : 994 ) : "Rasulullah Saw bersabda apa keinginan kaum yang mengatakan begini dan begitu ? sesengguhnya aku shalat dan aku tidur, aku berpuasa dan aku berbuka, dan aku menikahi wanita. Barang siapa yang tak senang dengan sunnahku berarti dia bukan golonganku".
Dari sabda beliau ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam pendidikan. 1) Mengatasi kesalahan santri melalui sindiran dapat menjaga wibawa santri, sehingga dia tidak merasa rendah diri. Hal ini mengisyaratkan bahwa upaya meluruskan santri jangan dilakukan dengan cara menjatuhkan mentalnya karena itu dapat mengakibatkan kelainan mental pada santri. 2) Ketika
memperbaiki kesalahan santri
melalui sindiran,
diharapkan tali kasih sayang dan rasa percaya diri selalu membentang diantara mereka. Sehingga seksi keamanan merasakan ketenangan dan kerelaan hati ketika meluruskan santri tanpa menyebutkan kesalahannya. Dengan demikian, seksi keamanan memiliki kesiapan pikiran dan konsentrasi dalam meluruskan kekeliruan santri. c. Melalui Pemukulan Cara mengatasi kekeliruan yang cukup besar diantaranya melalui pemukulan yang tidak berbekas. Namun jangan diartikan sebagai tindakan pukul memukul. Dalam cara ini terdapat kode etik pendidikan secara syar’i yang melindunginya antara lain. 1) Seksi keamanan tidak boleh memukul kecuali jika seluruh sarana peringatan dan ancaman tidak berguna lagi. 2) Tidak
boleh
memukul
dalam
keadaan
dikhawatirkan membahayakan diri santri.
marah
karena
3) Pemukulan tidak boleh dilakukan pada tempat-tempat yang berbahaya. 4) Disarankan agar pukulan tidak terlalu keras dan tidak menyakitkan. 5) Hukuman pemukulan harus dilakukan oleh seksi keamanan sendiri tidak boleh diwakilkan. 6) Seksi keamanan harus menepati waktu yang sudah ditetapkan untuk mulai memukul yaitu langsung ketika santri melakukan kesalahan. Tidak dibenarkan apabila seksi keamanan memukul santri yang bersalah berselang dua hari dari perbuatan salahnya. 7) Jika cara memukul masih belum membuahkan hasil yang diingikan,
maka
seksi keamanan harus
mencari
jalan
pemecahan yang lain.
B. Akhlak 1. Pengertian Akhlak Menurut Yanuar Ilyas (1999:10) akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari dalam hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu sehingga membentuk suatu kesatuan tindak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan ini maka lahir perasaan moral yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah. Menurut Zakiah Daradjat (1994:10) akhlak memiliki cakupan yang luas yaitu mencakup akhlak kepada Allah dan akhlak kepada manusia. Menurut Fathiyakan
(2006:55-56) ada sepuluh sifat yang seyogyanya harus terdapat pada diri seseorang agar ia berakhlak islami yaitu bersikap wara’ (hati-hati) terhadap syubhat, menahan pandangan (gadhul bashar), menjaga lidah, malu (haya’), pemaaf dan sabar, jujur, rendah hati, menjauhi prasangka, dermawan dan menjadi suri tauladan yang baik. Ahmadi (1992:83) berpendapat “akhlak ialah segala tuntutan dan ketentuan Allah yang membimbing watak, sikap dan tingkah laku manusia agar bernilai luhur sesuai dengan fitrahnya. Menurut Zainuddin (1999:102) akhlak bercirikan sebagai berikut : a. Perbuatan itu harus konstan yaitu dilakukan berulang kali, dalam bentuk yang sama sehingga dapat menjadi kebiasaan. b. Perbuatan yang konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud refleksi dari jiwanya tanpa pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan-tekanan, paksaan-paksaan dari orang lain atau pengaruh-pengaruh dan bujukan-bujukan yang indah dan sebagainya. Dengan demikian maka tidak semua perbuatan manusia dinamakan akhlak, karena perbuatan-perbuatan manusia itu harus dapat diukur. Alat ukur akhlak adalah akal pikiran manusia yang bersifat relative, Alqur’an dan As Sunnah yang bersifat mutlak. Akal pikiran manusia yang bersifat relatif maksudnya adalah setiap saat bisa berubah. Sedangkan mutlak maksudnya adalah tidak bisa berubah.
Akhlak yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat agama islam dinamakan akhlak mulia. Sedangkan akhlak yang tidak sesuai dengan akal pikiran dan syariat islam dinamakan akhlak buruk dan hanya menyesatkan manusia. Adapun istilah-istilah lain dari akhlak adalah sebagai berikut : a. Etika Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu kata ethos yang berarti watak, kesusilaan atau adat. Jadi etika adalah segala kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia terutama masalah tingkah laku. b. Moral Moral mengandung pengertian tingkah laku yang baik atau buruk, sopan santun dan sebagainya. c. Budi Pekerti Secara etimologi budi pekerti terdiri dari dua kata yaitu budi dan pekerti. Budi dalam bahasa Sansekerta berarti kesadaran, pengertian, pikiran dan kecerdasan. Kata pekerti berarti aktualisasi, penampilan, pelaksanaan atau perilaku. Dengan demikian budi pekerti berarti kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam berperilaku. Secara umum ibadah mencakup perilaku dalam semua aspek kehidupan, yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Mansur Isna (2005:264) berpendapat jika peribadatan dilaksanakan dengan benar maka akan berpengaruh terhadap akhlak : "peribadatan seperti shalat, puasa, zakat dan haji perlu dibiasakan atau diadakan latihan.
Apabila latihan peribatan itu benar-benar dikerjakan dan ditaati, akan lahirlah akhlak islam pada diri orang yang mengerjakannya". Akhlak setiap orang merupakan gambaran dari keistimewaan pribadinya, agar setiap orang dapat bersikap bijaksana dalam berperilaku, mengembangkan diri dengan akhlak dan mengontrol setiap tindak tanduknya. Pengetahuan dan pemahaman manusia akan segala nilai-nilai kehidupan mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku santri di Pondok Pesantren, sekolah dan masyarakat akan terpengaruh oleh motivasi dalam diri dan kebiasaan menaati tata tertib di Pondok Pesantren. Tingkah laku dapat terpelihara dengan berbagai macam metode. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam pemeliharaan akhlak manusia. Faktorfaktor yang mempengaruhi akhlak adalah dari diri sendiri dan lingkungan. Diri individu menjadi sadar akan keberadaannya setelah berinteraksi dengan segala potensi yang dimiliki. Seorang anak didik akan membawa bakat kodrati dimana akan memerlukan perhatian, pembinaan dan pembentukan dari pihak pendidik baik informal (keluarga), formal (sekolah) dan non formal (masyarakat). Oleh karena itu pada dasarnya pembentukan akhlak mulia telah dimulai sejak anak dalam kandungan. Adapun lingkungan pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Lingkungan Keluarga Menurut Mansur Isna (2005:234) keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum dan undangundang yang syah. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
utama dan pertama. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik. Jika tidak, tentu akan terlambatlah pertumbuhan anak tersebut. Sejak masa bayi hingga usia prasekolah anak mempunyai lingkungan tunggal yaitu keluarga. Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua. Orang tua yang baik adalah orang tua yang senantiasa mendorong anaknya untuk selalu belajar agama. Karena agama senantiasa memberikan kekayaan batin, mengatur dan mengendalikan tingkah laku. Oleh karena itu pendidikan akhlak dalam keluarga sangat penting bagi keharmonisan dan kebahagian suatu keluarga. Untuk menciptakan suatu keluarga yang harmonis dan bahagia, maka unsur-unsur individu yang terkait harus mengerti dan memahami hak dan kewajiban masing-masing. Maka pertama-tama yang harus diperhatikan adalah kerukunan hubungan antara bapak dengan ibu, sehinga pergaulan dan kehidupan mereka menjadi suri tauladan bagi anak-anak. Penerapan pendidikan akhlak pada anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin sebagai bekal bagi anak. Pendidikan akhlak pada anak dilakukan dengan jalan melatih anak untuk membiasakan hal-hal yang baik, menghormati kedua orang tua, bertingkah laku yang sopan baik
dalam perilaku keseharian maupun dalam bertutur kata (Bambang Trim, 2006:7). Disamping itu pendidikan akhlak tidak hanya memberikan pengertian yang baik dan mana yang dianggap salah oleh akhlak, tetapi juga harus disertai degan contoh yang nyata. b. Lingkungan Sekolah Menurut Zakiah Daradjat (1995:77) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. Dengan kata lain sekolah
menyelenggarakan
proses
belajar
mengajar
untuk
membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti dan luhur. Pendidikan di sekolah berfungsi sebagai pelanjut dari pendidikan keluarga. Pendidikan anak merupakan tanggung jawab orang tua. Hanya karena keterbatasan kemampuan orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya, terutama dalam mengajarkan berbagai ilmu dan keterampilan yang selalu berkembang dan dituntut pengembangannya bagi kepentingan manusia. Maka orang tua menyerahkan pendidikan yang selanjutnya ke sekolah sehingga peran orang tua nantinya digantikan oleh guru. Guru adalah pendidik yang profesional, karena secara implisit guru telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua (Zakiah Daradjat, 2009:39). Guru-guru yang melaksanakan tugas
pembinaan dan pendidikan,
telah diberi
pengetahuan tentang anak didik sehingga ia memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas tersebut. Perilaku dan pribadi guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku anak. Guru yang berlaku negatif dan berkepribadian belum matang akan mengakibatkan anak melakukan hal yang sama karena selama bersekolah terjadi interaksi yang terus menerus antara anak didik dan guru dengan cara peniruan, identifikasi dan penyesuaian (Oemar Hamalik, 2009:113). c. Lingkungan Masyarakat Menurut Zakiah Daradjat (2009:113) masyarakat dapat diartikan sebagai individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai
macam pendidikan,
profesi,
keahlian,
suku
bangsa,
kebudayaan, agama maupun lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat majemuk. Menurut Al- Ghazali akhlak itu ibarat sifat atau keadaan dan perilaku yang konstan dan menetap dalam jiwa, dari padanya tumbuh perbuatan-perbuatan yang wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan (Zainuddin, 1999:103). Pendidikan agama
merupakan unsur
terpenting dalam
pembianaan moral, untuk itu pendidikan agama harus dilakukan secara intensif di keluarga, sekolah dan masyarakat. Apabila kemajuan dan perkembangan masyarakat disertai dengan keteguhan dan ketekunan dalam menjalankan syariat agamanya, maka akan tercipta kebahagian yang harmonis, karena agama akan memberikan kekayaan batin,
mengatur dan mengendalikan tingkah laku, sikap dan peraturanperaturan tiap individu kearah yang diridhoi Allah dan merasa takut jika melanggar aturan agama. 2. Akhlak Santri Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang menyediakan asrama atau pondok sebagai tempat tinggal bersama sekaligus tempat belajar para santri di bawah bimbingan kyai (Depag, 2003:8). Pada mulanya tujuan utama didirikan Pondok Pesantren adalah menyiapkan santri mendalami dan menguasai ilmu agama islam, dakwah menyebarkan agama islam dan benteng pertahanan umat dalam bidang akhlak (Depag, 2003:2). Asrama untuk para santri berada didalam komplek lingkungan Pondok Pesantren, dimana kyai beserta keluarga bertempat tinggal serta adanya masjid sebagai tempat untuk beribadah dan mengaji para santri. Penyelenggaraan sistem pendidikan dan pengajaran Pondok Pesantren berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada keseragaman dalam peyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada sebagian Pondok Pesantren, sistem peyelenggaraan pendidikan dan pengajaran semakin lama semakin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di Indonesia serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan Pondok Pesantren (Depag, 2003:26). Pesantren
memiliki
beberapa
keunggulan
tertentu
dalam
peyelenggaraan pendidikan. Salah satu yang paling menonjol adalah Pesantren telah lama dikenal mampu menanamkan watak kemandirian
untuk para santri dan mereka memiliki ketrampilan sosial yang tinggi (Abdul Khalid dan Achmad Sudrajad, 200:26). Para santri Pondok Pesantren lebih mampu terjun di tengah-tengah masyarakat dan peran mereka sejalan dengan harapan masyarakat khususnya dalam bidang sosial keagamaan. Santri memiliki arti seseorang yang mendalami agama secara mendalam dengan bertempat tinggal di asrama Pondok Pesantren dalam jangka waktu tertentu. Santri yang paling lama tinggal di Pesantren biasanya merupakan kelompok tersendiri yang memegang dan mengurusi kepentingan Pesantren sehari-hari. Mereka juga memikul tanggung jawab dalam hal mengajar santri-santri muda tentang kitab dasar dan menengah. Akhlak santri mencakup 4 hal yaitu akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap Rasulullah, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak keluarga dan akhlak dalam bermasyarakat. a. Akhlak terhadap Allah 1) Taqwa Alqur’an surah Al Baqarah ayat 177 : "Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan,
peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa (Syaamil, 2005:27)". Dari uraian ayat di atas dapat disimpulkan bahwa taqwa adalah amal perbuatan dalam rangka ketaatan kepada Allah swt dan tidak melakukan maksiat kepada-Nya (Mustofa Dieb Al-Bugha Muhyiddin Mitsu, 2008:126). 2) Cinta dan Ridho Alqur’an surah Al Baqarah ayat 165 : "Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (Syaamil, 2005:25)". Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mencintai Allah tentu dia akan senantiasa berusaha untuk melakukan segala sesuatu yang dicintainya. b. Akhlak terhadap Rosululloh saw Akhlak terhadap Rosululloh meliputi : 1) Mengikuti dan menaati Rosul Alqur’an surah An Nisa’ ayat 80 :
"Barang
siapa
yang
menaati
rosul
(Muhammad),
maka
sesungguhnya dia telah menaati Allah (Syaamil, 2005:92)".
Dari uraian ayat di atas dapat disimpulkan bahwa mengikuti Rasulullah saw merupakan salah satu bukti kecintaan seorang hamba kepada Allah dan Rosulnya. 2) Mengucapkan shalawat dan salam Alqur’an surah Al Ahzab ayat 56 : "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi saw. Wahai orang-orang yang beriman ! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam dengan penuh penghormatan kepada-Nya (Syaamil, 2005:426)". Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ucapan shalawat dan salam merupakan bukti penghormatan kepada beliau. c. Akhlak kepada diri sendiri Akhlak kepada diri sendiri meliputi : 1) Sabar Alqur’an surah Al Baqarah ayat 45 : "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat (Syaamil, 2005:7)". 2) Pemaaf
Pemaaf adalah sikap yang suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada keinginan untuk membalas. Alqur’an surah Al-Imran ayat 133-134 :
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Syaamil, 2005:67)". 3) Amanah Amanah adalah menyimpan rahasia orang, menjaga kehormatan orang lain dan sebagainya. Alqur’an surah Al Ahzab ayat 72 :
"Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat). Lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh (Syaamil, 2005:427)". d. Akhlak terhadap Keluarga Akhlak terhadap keluarga meliputi : 1) Berbakti kepada kedua orang tua
Kedua orang tua merupakan manusia yang paling berjasa kepada kita, sehingga perlu sekali kedua orang tua dihormati. Alqur’an surah Luqman ayat 14 : "Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlak kepada-Ku dan kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (Syaamil, 2005:416)". 2) Akhlak bermasyarakat. Alqur’an surah An Nisa’ ayat 36 : "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri (Syaamil, 2005:84)". 3. Pengaruh Penerapan Ta’zir terhadap Pembentukan Kualitas Akhlak Hukuman pada hakikatnya ialah suatu penderitaan yang sengaja dilakukan guna memberikan suatu asosiasi dengan perbuatan yang tidak baik, yang dilakukan oleh seorang santri. Dengan memberikan hukuman berarti menolong santri untuk memahami batas-batas mereka dan dengan demikian dapat membangun dan mengembangkan pengendalian diri pada santri. Supaya efektif, maka hukuman diberikan setelah santri melakukan
pelanggaran dengan tujuan supaya santri melihat hubungan antara hukuman dengan kesalahan yang dilakukannya. Dalam hal ini hukuman berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas akhlak santri.
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren An Nida Pondok Pesantren An Nida merupakan salah satu Pondok Pesantren di Kota Salatiga, yang berlokasi di Jalan Jederal Sudirman Nomor 239, Ngaglik, Kelurahan Ledok. Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, Jawa Tengah. Pada
tanggal 1 Januari 1980 secara resmi Pondok Pesantren An Nida berdiri dengan penataan dan pengembangan yang lebih baik dan teratur. Sebagai sebuah Pondok Pesantren, lembaga ini memiliki sejarah, visi, misi, tujuan dan jati diri yang berbeda dari Pondok Pesantren yang lain. Demikian pula dalam penyelenggaraan seluruh aktivitas ajaran islam, lembaga ini juga memiliki aturan dan pedoman sendiri yang berdasarkan pada Alqur’an dan As Sunnah. 1. Sejarah Pondok Pesantren Pondok Pesantren An Nida merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran islam dimana didalamnya terjadi interaksi antara kyai dan ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid. Eksistensi Pondok Pesantren An Nida Salatiga dengan perkembangan dan kemajuan yang hadir di tengah-tengah masyarakat merupakan suatu usaha yang membutuhkan proses waktu yang panjang dan melelahkan. Dalam perspektif historis, Pondok Pesantren ini tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam masyarakat, dimana terdapat implikasi-implikasi politis dan kultural yang menggambarkan sikap ulama islam dalam sejarah berdirinya. Untuk merealisasikan berdirinya lembaga pendidikan yang berupa Pondok Pesantren ini, suatu keprihatinan dan penderitaan merupakan hal yang sudah tidak asing melekat pada pendirinya, sehingga hal tersebut tak akan diperoleh melainkan hanya kepada orang-orang yang berjiwa ikhlas semata karena Allah SWT. Mengacu pada hal tersebut dalam rangka mengetahui sejarah berdirinya Pondok Pesantren An Nida
Salatiga, Penulis mengklasifikasikanya menjadi 2 tahap yaitu tahap perintisan dan tahap pengembangan. a. Tahap Perintisan Secara etimologi kata An Nida berasal dari kata Nadawa yang berarti panggilan. Sedangkan secara terminologinya mengandung makna ajakan kepada seseorang atau masyarakat untuk mengaji. Munculnya nama An Nida merupakan hasil perenungan K.H Ali As’ad dalam sebuah mimpi. Dalam alur mimpinya beliau bertemu dengan gurunya yaitu K.H. Chumedi Saleh agar mengalirkan air dari sumber air Senjoyo ke Salatiga dan K.H Ali As’ad dipanggil oleh K.H Chumedi
Saleh
dengan
panggilan
"….Ali,,,,Mari…."
sambil
melambaikan tangannya. Dengan petunjuk inilah maka nama Pondok Pesantren merupakan obsesi K.H. Ali As’ad untuk direalisasikan. Lokasi Pondok Pesantren An Nida Salatiga terletak di atas tanah seluas = 3500m2 di Desa Ledok, Kecamatan Argomulyo, Salatiga. Pada tahap perintisan ini, pelaksanaan kegiatan mengaji belum bisa dikatakana teratur dan masih terbatas pada keluarga dan masyarakat sekitar Langgar/Musholla di Dusun Ngaglik. Dengan mengharap ridho Allah SWT. K.H. Ali As’ad berjalan kaki sekitar 2 Km dari rumahnya desa Klumpit untuk mengajar agama dan menjadi imam shalat shubuh. Hal ini dilaksanakan secara rutin setiap hari. Riwayat
panjang
mengiringi
proses
pendirian
Pondok
Pesantren An Nida ini. Kuatnya obsesi untuk menyebarkan agama
islam melalui Pondok Pesantren sudah ada dalam benak hati K.H. Ali As’Ad sejak beliau mendalami ilmu agama islam di Ma’ahid Krapyak Kudus, dengan asuhan K.H. Muchid alumni Al Azhar Mesir sekitar tahun 1930. Nama kecil K.H. Ali As’ad adalah Ali Suwandi yang merupakan nama pemberian ayahnya. Kemudian namanya diganti setelah naik haji tahun 1982. Beliau menginjakan kaki di Pondok Pesantren ketika itu sudah berusia 17 Tahun, suatu usia yang tergolong tidak kecil lagi bagi seorang yang akan mendalami ilmu di Pondok Pesantren. Niat yang kuat itu ditunjukan beliau dengan belajar selama 17 tahun. Selama kurun waktu itu beliau melakukan pencarian dan pengembangan ilmu diberbagai Pondok Pesantren seperti di Krapyak Yogyakarta untuk mendalami Ilmu Shorof, Menara Kudus untuk mendalami Qiroatil Qur’an, Lasem untuk mendalami Ilmu Nahwu. Memasuki usia dewasa, tingkat kepedulian beliau terhadap agama semakin tinggi, dengan iktikat yang baik beliau memberikan pengajian seminggu sekali langsung dari Kudus. Hal ini merupakan niat ikhlas beliau dalam membina agama islam semata-mata karena Allah SW, kemampuan untuk mengaji juga tinggi ketika suatu saat beliau dipanggil oleh kakak perempuanya untuk segera menikah mengingat usianya yang sudah tergolong tua. Namun beliau menolaknya dengan halus karena ingin memperdalam ilmunya di Kudus.
Dengan seiring kemajuan dan perkembangan zaman, maka kurang lebih sepuluh tahun sepulangnya beliau dari Ma’ahid Kudus yaitu tahun 1979, beliau mengadakan musyawarah untuk membentuk panitia pembangunan Pondok Pesantren. Dalam rapat itu selain beliau hadir pula K.H Muslim Jawahir, Drs. K.H. Ahmad Nuh Muslim, Bapak Rosyidi dan Bapak Damami yang kesemuanya adalah alumni santri Pondok Ma’ahid Kudus. Mereka menjadi tulang punggung dalam mengembangkan eksistensi Pondok Pesantren An Nida Salatiga. Adapun tujuan didirikan Pondok Pesantren An Nida yang pokok, sebagaimana hasil musyawarah tersebut adalah 1) Sebagai rasa tanggung jawabnya untuk menyampaikan amanat Allah SWT. 2) Upaya untuk menanggulangi umat dari pengaruh kristenisasi di Salatiga. 3) Untuk menolong para pelajar yang sekolah di Salatiga yang ingin memperdalam ilmu agama.
b. Tahap Pengembangan Pada tanggal 1 Januari 1980 secara resmi Pondok Pesantren An Nida Salatiga berdiri dengan penataan dan pengembangan yang lebih baik dan teratur. Pada permulaan tahun ajaran jumlah santri ada 26 santri. Untuk menopang kelangsungan Pondok Pesantren An Nida
banyak didukung dari dana dan finansialnya secara pribadi oleh K.H. Ali As’ad yang berwiraswasta dalam jual beli rempah-rempah. Hal ini sangat mendukung dalam pembangunan sarana dan prasarana Pondok Pesantren An Nida seperti masjid berlantai tiga yang megah, asrama putri yang berlantai dua dan aula Pondok Pesantren dengan tanpa mengurangi keikhlasan dari para dermawan yang membantunya. Dalam perkembangan selanjutnya jumlah santri bertambah menjadi 300 orang pada tahun 1995. Hal ini seiring dengan perkembangan sarana dan prasarana yang dimiliki lebih presentatif seperti air dari PAM, asrama putra dan putri yang berlantai dua, penerangan listrik dan sebagainya. Untuk menjalankan aktifitas keseharianya para pengasuh dibantu oleh para pengurus Pondok Pesantren yang diketuai oleh lurah, hingga saat ini telah berganti beberapa Lurah Pondok mulai dari Muhammad, Abdul Hamid, Drs. Mustofa, Drs. M. Syahri, Drs. BPH. Pramusinta, Drs. Syaifudin, Drs. Ngaliyadi, Muh Zuhri, Toyibi, Slamet Adiyoko, Amin Nur Baedi, Abdul Ghofur, Abdul Putranto, Ghofar, Johan Arifin, Rofin Nawawi, Sahal Abdillah, Agus Salim Anwar, Ali Mustofa, Nur Hadi, S.Pdi, Mohammad Jamaludin Mustofa. Sedangkan untuk Pondok Putri mulai dari Dra. Zulfiyah, Dra. Umi Jamimah, Dra. Umi Fadhilah, Dra. Anis Roch, Dra. Nunuk Masrurah, Dra. Munawarah, Dra. Mega Rahayu, Dina Hidayat, Istini, Pawiyyah, Siti Nur Khayati, Siti Maryani, Rinda AJKW, Yunik P,
Romilatun, A.Ma, Susi Supriyanti, Sofwatul Qomari’ah, Siti Aliyah. Pelaksanaan kepengurusan ini berganti setiap setahun sekali. Mengacu pada realitas tersebut di atas, akan menjadi nilai sejarah tersendiri keberadaan Pondok Pesantren An Nida Salatiga. Dari situlah tidak aneh jika Pondok Pesantren tersebut menjadi sorotan tajam dan tumpuan harapan masyarakat Salatiga dan sekitarnya dalam mencetak kader-kader islam yang tangguh dalam menghadapi tantangan umat yang pluralisme, dan khususnya agama lain yang sudah melekat dengan Kota Salatiga. Wawasan dasar untuk mendirikan lembaga pendidikan yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat Salatiga, mengharuskan Pesantren ini untuk membina kebersamaan dalam menapak dan melangkah dengan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian Pondok Pesantren ini menjadi milik umat, dari dan untuk umat. Pada tanggal 21 Desember 2003 keluarga besar Pondok Pesantren An Nida berduka karena pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren An Nida Salatiga yaitu K.H. Ali As’ad tutup usia. Sehingga pengasuh Pondok Pesantren An Nida Salatiga mulai 2003 sampai 2009 di asuh oleh K.H. Ahmad Nuh Muslim. Pada tanggal 31 Juni 2009 keluarga besar Pondok Pesantren An Nida kembali berduka, karena K.H. Ahmad Nuh Muslim tutup usia sehingga pengasuh Pondok Pesantren An Nida mulai 2009 sampai sekarang di asuh oleh K.H. Syamsudin.
2. Dasar dan tujuan a. Dasar Alqur’an dan As Sunah merupakan landasan yang dipakai oleh Pondok Pesantren An Nida dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sehingga hasil yang akan tercapai lebih terarah dan fitrah yang dimilikinya akan lebih terjaga dari berbagai kemungkinan dalam perjalanan peradaban umat manusia dewasa ini. Pemahaman terhadap Alqur’an dan As Sunah tersebut dijabarkan lagi agar mampu tercermin dalam sikap dan perilaku santri, maka dasar tersebut adalah sebagai berikut : 1) Dasar atau asas yang akan memberikan roh di Pondok Pesantren An Nida Salatiga adalah Alqur’an dan As Sunah. 2) Alqur’an dan As Sunah digunakan sebagai neraca dan ukuran segala pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. 3) Dengan dasar pengertian tersebut di atas, maka sikap dan perilaku sehari-hari yang dilaksanakan di Pondok Pesantren An Nida Salatiga harus mencerminkan suatu pelaksanaan yang dimulai dan dinilai mendapat rido dari Allah. b. Tujuan Pada dasarnya tujuan Pondok Pesantren An Nida adalah memberi bekal kepada para anak didiknya berupa penanaman dan peningkatan aqidah islam dalam kehidupan sehari-hari. 3. Susunan Organisasi
SUSUNAN ORGANISASI PONDOK PESANTREN PUTRA PUTRI AN NIDA KOTA SALATIGA Pengasuh
Direktur Kepondokan
Direktur Pendidilan
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Keamanan
Bendahara
Seksi Seksi
Kebersihan
Olah Raga
Humas
Pendidikan Pengajaran
Keterangan : Pengasuh Pondok Pesantren An Nida
: K.H. Syamsudin
Direktur Kepondokan
: Muhammad Syarifuddin
Direktur Pendidikan
: Drs. H. Rosyidi A.K
Pengurus Harian Pondok Pesantren Putra Ketua
: Nur Salim
Sekretaris
: Bob Zeusa
Bendahara
: Muh. Jamaludin Mustofa
Seksi seksi : Pendidikan dan Pengajaran
: Mahfur
Keamanan
: Aly Barokah
Kebersihan
: Imam Sujarwo
Pengurus Harian Pondok Putri Ketua
: Asri Dwi Wijayanti
Wakil Ketua
: Nafisatus Zumroh
Sekretaris
: Siti Zuhriyah
Bendahara
: Shofiyah
Seksi Seksi : Pendidikan dan Pengajaran
: Siti Aliyah
Keamanan
: M. Muflikhah. A
Kebersihan
: Mita Anggraeni
Olah Raga
: Mita Anggraeni
Humas
: Ratih Ika Pujiyanti
4. Pogram Pendidikan dan Pengajaran a. Metode Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran akan berhasil jika manakala metode yang diterapkan efektif dan terarah dengan baik. Untuk itu pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di PondokPesantren An Nida Salatiga memakai metode antara lain : 1) Metode Wetonan
Yaitu suatu metode pembelajaran dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekelilingnya dan kyai menerangkan pelajaran secara kuliah dan para santri menyimak kitabnya masingmasing dan membuat catatan yang diperlukan. Istilah wetonan berasal dari kata wektu (Jawa) yang berarti waktu. Sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu tertentu yaitu sesudah dan sebelum shalat fardhu. Di Pondok Pesantren An Nida metode ini digunakan pada waktu sebelum dan sesudah shalat magrib. Istilah lain dari metode ini adalah Bandongan, Halaqoh dan Balaghah. 2) Metode Sorogan Yaitu santri menghadap guru seorang demi seorang, dengan membawa kitab yang akan dipelajari. Pelaksanaan metode ini pada waktu sesudah shalat subuh. Istilah sorogan berasal dari kata sorong (Jawa) yang berarti menyodorkan kitab.
3) Metode Klasikal Yaitu semua santri berkumpul baik putra maupun putri untuk mendengarkan pelajaran sesuai dengan kelasnya masing-masing. 4) Metode Khitobah Yaitu metode latihan khitobah dimana santri berdiri di depan untuk berpidato. Kegiatannya dilaksanakan seminggu sekali pada malam
senin. Para santri mendapatkan giliran untuk khitobah, dan pelaksanaanya dipandu oleh pengurus khususnya seksi pengajaran. b. Pengajar dan Santri Pondok Pesantren An Nida sebagai lembaga pendidikan islam, untuk menunjang kegiatan pembelajaran mempunyai tenaga pengajar sebagai berikut : TABEL II DAFTAR PENGAJAR PONDOK PESANTREN AN NIDA TAHUN 2009 No
Nama
Jabatan
1
K.H. Syamsudin
Pengasuh dan Pengajar
2
Muhammad Toha, B. A
Pengajar
3
Ahmad Abdul Ghani
Pengajar
4
Sukedi
Pengajar
5
Masyhudi
Pengajar
6
Muhammad Syarifuddin
Pengajar
7
Abdul Hamid
Pengajar
8
Ismanuddin, S. Ag
Pengajar
9
Lutfi Chakim, L. C
Pengajar
10
Muhammad Yastrib, A. Ma
Pengajar
11
Ahmad Suyuti, A. MdE.I
Pengajar
12
Nur Hadi, S. Pd.I
Pengajar
13
Dakhori, S. PdI
Pengajar
14
Aly Barokah
Pengajar
15
Wasono Wibowo
Pengajar
16
Magfur
Pengajar
17
Nur Salim
Pengajar
18
Muh. Jamaludin Mustofa
Pengajar
19
Nafisatus Zumroh
Pengajar
20
Noor Qomari’ah
Pengajar
21
Siti Aliyah
Pengajar
22
Ridwan
Pengajar
23
Ratih Ika Pujiyanti
Pengajar
24
May Muflikhah
Pengajar
c. Santri yang mukim di Pondok Pesantren An Nida TABEL III DAFTAR SANTRIWAN SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AN NIDA TAHUN 2009 No
Nama
Jenis kelamin Pendidikan
1
Asri Dwi Wijayanti
P
Mahasiswa
2
Anawati
P
Mahasiswa
3
Agus Yulis
L
SMK PGRI
4
Agus Prasetyo
L
Mahasiswa
5
Agus Tiono
L
Mahasiswa
6
Ainun Nuha
P
MTs N Salatiga
7
Aprilia Hardini
P
MTs N Salatiga
8
Arifah
P
Mahasiswa
9
Bob Zeusa
L
Mahasiswa
10
Bayu Punto
L
11
Dedy Setiadi
L
12
Erwin
L
13
Fani Farida
P
Mahasiswa
14
Faiz Baedowi
L
SMK Saraswati
15
Hima
P
Mahasiswa
16
Henry Budiyanti
P
Mahasiswa
17
Imam Fauzi
L
MTs N Salatiga
18
Hartono
L
SKB Salatiga
19
Irham
L
Mahasiswa
20
Jamaludin Mustofa
L
Mahasiswa
21
Kiswara Penta
P
MAN I Salatiga
22
Khabibah
P
Mahasiswa
Qoriyah Toyibah
23
Likwantoro
L
MAN I Salatiga
24
Mahfur
L
Mahasiswa
25
M. Faizah
P
Mahasiswa
26
Mahliyatul Umami
P
MTs N Salatiga
27
Marfu’ah
P
Mahasiswa
28
Muflikhah
P
Mahasiswa
29
Mita Anggraeni
P
Mahasiswa
30
M. Faisal Akbar
L
SMA N 3 Salatiga
31
Nawang Cahya N
P
SMP N 8 Salatiga
32
Nafisatus Zumroh
P
Mahasiswa
33
Noor Qomariyah
P
Mahasiswa
34
Ratih Ika Pujiyanti
P
Mahasiswa
35
Siti Aliyah
P
Mahasiswa
36
Siti Zuhriyah
P
Mahasiswa
37
Sofiyan
L
SKB Salatiga
38
Suni Fa’atun
P
Mahasiswa
39
Suryo Nakulo
L
MAN 1 Salatiga
40
Sausan Nabila
P
SMA N 1 Salatiga
41
Sofiyah
P
Mahasiswa
42
Raras Pudyastuti
P
MTs N Salatiga
43
Wakhidatul Nurul
P
SMA N 3 Salatiga
44
Wildan Rafif
L
MTs N Salatiga
45
Imam Fahroni
L
Mahasiswa
d. Materi dan Kurikulum Materi dan kurikulum di Pondok Pesantren An Nida adalah sebagai berikut : 1) Kelas SMP/MTs Materi dan kurikulum yang diberikan kepada kelas SMP/MTs adalah sebagai berikut : a) Alqur’an b) Akhlak c) Aqidah d) Bahasa Arab e) Hadist f) Fiqh g) Nahwu h) Sorof i) Tartil Alqur’an j) Do’a Harian k) Mukhaddatsah l) Hadist Arba’in 2) Kelas SMA/MAN Materi dan kurikulum yang diberikan kepada kelas SMA/MAN adalah sebagai berikut :
a) Akhlak b) Alqur’an c) Hadist Arba’in d) Tafsir Ayat Pilihan e) Tartil Alqur’an f) Siroh Nabi g) Fiqh h) Aqidah i) Bahasa Arab j) Hafalan Alqur’an 3) Kelas New STAIN Merupakan kelas yang terdiri dari Mahasiswa maupun Mahasiswi Baru. Adapun materi pembelajarannya adalah sebagai berikut : a) Ushul Fiqh b) Tafsir Jalalain c) At-Tajriid Ash-Shariih li Ahaadist Al-Jaami’ Ash-Shahih d) Riyadhus Sholikhin e) Nahwu f) Aqidah g) Hadist Arba’in h) Fiqih i) Bahasa Arab 4) Kelas STAIN
Merupakan kelas yang terdiri dari Mahasiswa maupun Mahasiswi lama. Adapun materi pembelajarannya adalah sebagai berikut : a) Ushul Fiqh b) Tafsir Jalalain c) At-Tajriid Ash-Shariih li Ahaadist Al-Jaami’ Ash-Shahih d) Riyadhus Sholikhin e) Nahwu f) Aqidah g) Diskusi h) Fiqih Wanita i) Bahasa Arab
e. Aktifitas Pondok Pesantren An Nida Pada dasarnya aktifitas yang diselenggarakan di Pondok Pesantren An Nida Salatiga yaitu : TABEL IV JADWAL KEGIATAN HARIAN SANTRI No
Waktu
Kegiatan
1
04.00 – 06.00
Bangun tidur, shalat shubuh berjama’ah, mengaji pagi
2
06.00 – 17.00
Kegiatan pribadi, persiapan ke sekolah, istirahat siang
3
15.00 – 17.00
Shalat jama’ah ashar, Mengaji sore
4
17.00 – 18.30
Kegiatan pribadi, persiapan shalat maghrib, jama’ah shalat maghrib, membaca Alqur’an
5
18.30 – 19.30
Mengaji malam
6
19.30 – 20.30
Shalat jama’ah isya dan kegiatan pribadi
7
20.30 – 21.30
Belajar di kamarnya masing-masing
8
21.00- 04.00
Istirahat
5. Visi dan Misi Visi dan misi Pondok Pesantren An Nida sebagai berikut : "Membumikan ajaran islam serta syari’at yang sesuai dengan Alqur’an dan As Sunnah". Dengan visi tersebut, maka misi yang diemban Pondok Pesantren An Nida diuraikan sebagai berikut : a. Mengadakan pendidikan non formal baik dibidang agama, bakat, minat, fikir, keilmuan dan pengabdian masyarakat. b. Memadukan fikir, dzikir dan amal. c. Mempererat ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah. 6. Tata Tertib Santri
Tata tertib santri Pondok Pesantren An Nida terbagi menjadi 2, yaitu kewajiban dan larangan santri. Kewajiban santri : a. Semua santri wajib menganut aqidah islam yang berdasarkan pada Alqur’an dan As Sunnah. b. Menaati semua perintah Allah SWT dan Rosulnya. c. Menaati semua peraturan yang berlaku di Pondok. d. Semua santri wajib melaksanakan shalat fardhu secara berjama’ah di masjid. e. Semua santri wajib menggunakan busana yang sopan, sesuai dengan budaya islam. f. Tidak memakai kaos oblong lengan pendek pada saat melaksanakan shalat berjam’ah di masjid dan pada saat mengaji. g. Untuk putri dilarang memakai pakaian yang tidak menutup aurat atau yang menampakkan lekuk tubuh. h. Semua santri wajib mengamalkan adab makan dan minum. i.
Semua santri wajib menghormati orang yang lebih tua, serta menyayangi yang lebih muda.
j.
Santri wajib mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
k. Santri wajib membayar syahri’ah paling lambat tanggal sepuluh setiap bulannya. l.
Santri wajib mengamalkan akhlak yang terpuji.
m. Santri wajib menjaga nama baik almamater Pondok Pesantren An Nida. n. Santri wajib meminta ijin kepada seksi keamanan atau pengurus lain, jika pulang atau berpergian jauh atau menginap. Larangan Santri : a. Santri
dilarang
memakai
pakaian
atau
berpenampilan
yang
mencerminkan budaya jahiliyah. b. Untuk putra di larang memakai anting, kalung, rambut dicat dan aksesoris yang tidak mencerminkan budaya islami. c. Untuk putri dilarang menampakkan aurat dan memakai pakaian yang menampakkan lekuk tubuh atau ketat ketika keluar dari Pondok Pesantren. d. Santri dilarang mengkonsumsi segala jenis makanan dan minuman yang dilarang oleh agama. e. Santri dilarang bermain judi. f. Santri dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa seijin dari yang punya (ghosob atau mencuri). g. Santri dilarang bergaul bebas antara putra dan putri yang melanggar batasan agama. h. Santri dilarang tidur di luar komplek Pondok Pesantren tanpa seijin pengurus. i.
Santri dilarang meninggalkan kegiatan yang telah ditentukan oleh pengurus tanpa seijin dari pengurus.
j.
Santri dilarang keluar dan pulang malam melebihi jam 21.000 tanpa kepentingan yang jelas.
k. Santri dilarang main Playstation. l.
Santri dilarang mengotori berbagai fasilitas baik di dalam maupun di luar lingkungan pondok.
7. Keadaan Obyek Responden dan Sampel Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 45 orang santri, yaitu SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, dan Perguruan Tinggi. Untuk jenjang SMP ada 8 orang, jenjang SMA ada 9 orang, dan jenjang Perguruan Tinggi ada 28 orang. Untuk daftar nama santri yang dijadikan sampel dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : TABEL V DATA RESPONDEN No
Nama Responden
Jenjang Pendidikan
1
Asri Dwi Wijayanti
Mahasiswa
2
Anawati
Mahasiswa
3
Agus Yulis
SMK PGRI
4
Agus Prasetyo
Mahasiswa
5
Agus Tiono
Mahasiswa
6
Ainun Nuha
Mts N Salatiga
7
Aprilia Hardini Sarasanti
MTs N Salatiga
8
Arifah
Mahasiswa
9
Bob Zeusa
Mahasiswa
10
Bayu Punto Aminarso
11
Dedy Setiadi
12
Erwin
13
Fani Farida
Mahasiswa
14
Faiz Baedowi
SMK Saraswati
15
Hima
Mahasiswa
16
Henry Budiyanti
Mahasiswa
17
Imam Fauzi
MTs N Salatiga
18
Hartono
SKB Salatiga
19
Irham
Mahasiswa
20
Jamaludin Mustofa
Mahasiswa
21
Kiswara Penta Elsa Vetina
MAN I Salatiga
22
Khabibah
Mahasiswa
23
Likwantoro
MAN I Salatiga
24
Mahfur
Mahasiswa
25
M. Faizah
Mahasiswa
26
Mahliyatul Umami
MTs N Salatiga
27
Marfu’ah
Mahasiswa
28
Muflikhah
Mahasiswa
29
Mita Anggraeni
Mahasiswa
30
M. Faisal Akbar
SMA N 3 Salatiga
Qoriyah Toyibah
31
Nawang Cahya Nastiti
SMP N 8 Salatiga
32
Nafisatus Zumroh
Mahasiswa
33
Noor Qomariyah
Mahasiswa
34
Ratih Ika Pujiyanti
Mahasiswa
35
Siti Aliyah
Mahasiswa
36
Siti Zuhriyah
Mahasiswa
37
Sofiyan
SKB Salatiga
38
Suni Fa’atun
Mahasiswa
39
Suryo Nakulo
MAN 1 Salatiga
40
Sausan Nabila
SMA N 1 Salatiga
41
Sofiyah
Mahasiswa
42
Raras Pudyastuti
MTs N Salatiga
43
Wakhidatul Nurul Istiqomah
SMA N 3 Salatiga
44
Wildan Rafif Rabbani
MTs N Salatiga
45
Imam Fahroni
Mahasiswa
B. Data Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir Terhadap Akhlak 1. Data jawaban angket tingkat penghayatan santri tentang ta’zir dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VI
JAWABAN ANGKET TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR Nomor Item
Jumlah Skor
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a
b
c
1
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
9
1
2
a
c
a
b
b
a
a
a
b
a
6
3
1
3
b
c
b
b
b
a
b
b
b
1
7
1
4
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
5
a
b
b
a
a
a
a
a
a
a
8
2
6
b
b
a
a
b
a
a
b
a
a
6
4
7
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
8
a
b
b
a
a
a
a
b
a
a
7
3
9
b
c
a
b
b
a
b
c
b
b
2
6
10
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
8
2
11
a
a
b
b
a
a
a
b
a
a
7
3
12
c
c
c
b
b
b
b
c
b
b
13
a
c
b
b
c
a
b
a
a
a
14
b
b
b
b
a
a
b
a
a
15
a
c
b
b
c
a
b
a
16
a
b
a
a
a
a
a
17
a
c
b
b
a
a
18
b
c
b
b
b
b
10
2
6
4
5
3
2
a
5
5
a
b
4
4
b
b
b
6
4
a
a
a
a
7
2
1
b
b
b
b
9
1
2
19
a
c
c
a
a
a
a
a
a
a
8
2
20
a
b
b
b
b
a
a
a
a
a
6
4
21
b
b
b
b
b
a
a
b
b
b
2
8
22
b
c
b
a
b
a
a
a
a
b
5
4
23
b
b
b
b
b
a
a
a
a
b
4
6
24
b
b
c
b
b
b
a
b
b
a
2
7
1
25
c
c
c
c
b
a
b
b
b
b
1
5
4
26
a
b
b
b
a
a
a
a
a
a
7
3
27
b
c
a
a
a
a
a
b
a
a
7
2
28
b
b
a
a
a
a
a
a
b
a
7
3
29
b
c
b
b
b
a
a
b
a
b
3
6
1
30
b
c
b
a
c
b
c
b
a
b
2
5
3
31
b
c
b
b
b
a
b
b
b
b
1
8
1
32
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
33
b
c
a
a
b
b
a
a
b
a
5
4
1
34
a
c
a
a
b
a
a
a
a
a
8
1
1
35
b
c
b
b
b
b
a
b
b
a
2
7
1
36
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
37
b
c
a
a
b
a
a
a
b
a
6
3
1
38
a
b
c
b
a
a
a
b
a
b
5
4
1
39
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
9
1
40
b
b
b
b
b
b
a
a
b
b
2
8
1
1
41
a
b
a
a
a
a
a
b
a
a
8
2
42
b
b
b
b
b
a
a
b
a
b
3
7
43
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
44
b
c
a
b
b
b
a
b
b
b
2
45
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
7
1
2. Data jawaban angket tentang akhlak dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL VII JAWABAN ANGKET AKHLAK Nomor Item
Jumlah Skor
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a
b
1
a
a
a
a
b
a
b
a
a
a
8
2
2
a
a
a
a
b
a
b
b
b
b
5
5
3
a
b
b
b
b
b
b
b
a
b
2
8
4
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
5
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
6
a
b
b
b
b
a
a
b
a
b
4
7
b
b
b
b
b
b
b
b
c
b
8
b
b
b
a
b
a
a
b
a
a
5
5
9
a
a
a
b
b
a
b
b
a
a
6
4
10
a
b
b
a
b
a
a
b
a
a
6
4
11
a
b
b
a
a
a
a
b
a
a
7
3
c
6 9
1
12
a
b
b
b
b
b
b
c
b
b
1
8
1
13
a
a
a
b
b
a
b
b
c
b
4
5
1
14
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
15
a
a
a
a
b
a
b
b
c
b
5
4
1
16
a
a
a
a
b
a
b
b
a
a
7
3
17
a
b
a
a
a
a
a
b
a
b
7
3
18
a
b
b
b
b
b
b
b
a
b
2
8
19
a
a
a
b
b
b
b
b
a
a
5
5
20
a
b
b
b
b
a
b
b
a
b
3
7
21
a
a
a
b
b
a
a
b
a
c
6
3
22
a
a
a
b
b
a
a
b
b
b
5
5
23
a
a
b
a
b
a
b
b
a
b
5
5
24
a
b
b
b
b
b
b
b
a
a
3
7
25
a
b
b
a
b
b
b
b
b
c
2
7
26
a
b
b
a
b
a
a
b
a
a
6
4
27
a
b
a
b
b
a
a
b
a
a
6
4
28
a
a
a
a
a
a
b
b
a
a
8
2
29
a
a
b
b
b
a
a
b
a
b
5
5
30
b
b
a
a
a
a
b
a
a
a
7
3
31
a
b
a
b
b
b
a
b
b
b
3
7
32
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
33
a
a
a
a
b
a
b
b
a
a
7
3
1
1
34
a
a
a
a
b
a
b
a
c
a
7
2
35
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
9
1
36
a
a
b
a
b
a
a
a
a
b
7
3
37
a
b
a
a
b
a
b
b
b
a
5
5
38
a
a
b
a
b
a
a
b
b
b
5
5
39
a
b
a
a
b
a
b
b
a
b
5
5
40
a
a
a
b
b
a
a
b
a
b
6
4
41
a
a
a
a
b
a
b
b
a
a
7
3
42
a
b
b
b
b
a
a
b
c
b
3
6
1
43
a
b
a
b
b
a
a
b
c
c
4
4
2
44
a
a
a
a
b
a
a
b
a
a
8
2
45
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan
1
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tingkat penghayatan santri tentang ta’zir dengan akhlak, maka setelah data terkumpul langkah selanjutnya yaitu menganalisis data tersebut. Adapun rumus statistik yang digunakan dalam menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut : P=
F x100% N
Keterangan : P = Persentase Perolehan F = Frekuensi N = Jumlah Sampel Langkah selanjutnya dalam analisis ini adalah menyajikan tabel nilai tingkat penghayatan santri tentang ta’zir, akhlak, dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel tingkat penghayatan santri tentang ta’zir dan akhlak. 1. Data Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir Data tingkat penghayatan santri tentang ta’zir diperoleh dari angket yang penulis bagikan kepada responden. Terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan tersedia 3 opsi jawaban, dengan bobot nilai sebagai berikut :
a. Santri yang menjawab a memiliki bobot nilai 3 b. Santri yang menjawab b memiliki bobot nilai 2 c. Santri yang menjawab c memiliki bobot nilai 1
Berikut ini merupakan tabel dari penyebaran angket tingkat penghayatan santri tentang ta’zir : TABEL VIII JAWABAN ANGKET TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR Nomor Item
Jumlah Skor
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a
b
c
1
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
9
1
2
a
c
a
b
b
a
a
a
b
a
6
3
1
3
b
c
b
b
b
a
b
b
b
1
7
1
4
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
5
a
b
b
a
a
a
a
a
a
a
8
2
6
b
b
a
a
b
a
a
b
a
a
6
4
7
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
8
a
b
b
a
a
a
a
b
a
a
7
3
9
b
c
a
b
b
a
b
c
b
b
2
6
10
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
8
2
11
a
a
b
b
a
a
a
b
a
a
7
3
12
c
c
c
b
b
b
b
c
b
b
13
a
c
b
b
c
a
b
a
a
a
14
b
b
b
b
a
a
b
a
a
15
a
c
b
b
c
a
b
a
a
10
2
6
4
5
3
2
a
5
5
b
4
4
2
16
a
b
a
a
a
a
a
b
b
b
6
4
17
a
c
b
b
a
a
a
a
a
a
7
2
1
18
b
c
b
b
b
b
b
b
b
b
9
1
19
a
c
c
a
a
a
a
a
a
a
8
20
a
b
b
b
b
a
a
a
a
a
6
4
21
b
b
b
b
b
a
a
b
b
b
2
8
22
b
c
b
a
b
a
a
a
a
b
5
4
23
b
b
b
b
b
a
a
a
a
b
4
6
24
b
b
c
b
b
b
a
b
b
a
2
7
1
25
c
c
c
c
b
a
b
b
b
b
1
5
4
26
a
b
b
b
a
a
a
a
a
a
7
3
27
b
c
a
a
a
a
a
b
a
a
7
2
28
b
b
a
a
a
a
a
a
b
a
7
3
29
b
c
b
b
b
a
a
b
a
b
3
6
1
30
b
c
b
a
c
b
c
b
a
b
2
5
3
31
b
c
b
b
b
a
b
b
b
b
1
8
1
32
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
33
b
c
a
a
b
b
a
a
b
a
5
4
1
34
a
c
a
a
b
a
a
a
a
a
8
1
1
35
b
c
b
b
b
b
a
b
b
a
2
7
1
36
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
37
b
c
a
a
b
a
a
a
b
a
6
3
1
2
1
1
38
a
b
c
b
a
a
a
b
a
b
5
4
39
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
9
1
40
b
b
b
b
b
b
a
a
b
b
2
8
41
a
b
a
a
a
a
a
b
a
a
8
2
42
b
b
b
b
b
a
a
b
a
b
3
7
43
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
44
b
c
a
b
b
b
a
b
b
b
2
7
45
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
9
1
1
1
TABEL IX NILAI ANGKET TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR Nomor Item
Jumlah Skor
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a
b
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
27
2
2
3
1
3
2
2
3
3
3
2
3
18
6
1
3
2
1
2
2
2
3
2
2
2
3
14
1
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
5
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
24
4
6
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
18
8
7
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
20 21
6
c
9
2
1
3
2
2
3
2
1
2
2
6
12
10
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
24
4
11
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
21
6
12
1
1
1
2
2
2
2
1
2
2
13
3
1
2
2
1
3
2
3
3
3
14
2
2
2
2
3
3
2
3
3
15
3
1
2
2
1
3
2
3
16
3
2
3
3
3
3
3
17
3
1
2
2
3
3
18
2
1
2
2
2
19
3
1
1
3
20
3
2
2
21
2
2
22
2
23
2
12
4
15
6
2
3
15
10
3
2
12
8
2
2
2
18
8
3
3
3
3
21
4
1
2
2
2
2
2
18
1
3
3
3
3
3
3
24
2
2
3
3
3
3
3
18
8
2
2
2
3
3
2
2
2
6
16
1
2
3
2
3
3
3
3
2
15
8
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
12
12
24
2
2
1
2
2
2
3
2
2
3
6
14
1
25
1
1
1
1
2
3
2
2
2
2
3
10
4
26
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
21
6
27
2
1
3
3
3
3
3
2
3
3
21
4
28
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
21
6
29
2
1
2
2
2
3
3
2
3
2
9
12
1
30
2
1
2
3
1
2
1
2
A
2
6
10
3
2
2
1
1
31
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
3
16
1
32
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
33
2
1
3
3
2
2
3
3
2
3
15
8
1
34
3
1
3
3
2
3
3
3
3
3
24
2
1
35
2
1
2
2
2
2
3
2
2
3
6
14
1
36
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
37
2
1
3
3
2
3
3
3
2
3
18
6
1
38
3
2
1
2
3
3
3
2
3
2
15
8
1
39
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
27
2
40
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
6
16
41
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
24
4
42
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
9
14
43
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
44
2
1
3
2
2
2
3
2
2
2
6
14
45
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
27
2
1
Setelah diketahui nilai jawaban dari masing-masing responden, maka ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan: i
: Interval
xt : Nilai tertinggi xr : Nilai terendah ki : Kelas interval Untuk angket tingkat penghayatan santri tentang ta’zir, dengan jumlah 10 pertanyaan, maka diperoleh hasil nilai tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 30, sedangkan nilai terendahnya adalah 16. sesuai dengan rumus di atas maka,
Jadi intervalnya adalah 5 TABEL X INTERVAL TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR Interval
Tingkat Penerapan
Keterangan
Ta’zir 26 – 30
A
Baik
21 – 25
B
Cukup
16 – 20
C
Kurang
TABEL XI
NILAI NOMINASI TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR No Responden
Skor
Nilai Nominal
1
29
A
2
25
B
3
18
C
4
30
A
5
28
A
6
26
A
7
20
C
8
27
A
9
20
C
10
28
A
11
27
A
12
16
C
13
23
B
14
25
B
15
22
B
16
26
A
17
26
A
18
19
C
19
26
A
20
26
A
21
22
B
22
24
B
23
24
B
24
21
B
25
17
C
26
27
A
27
26
A
28
27
A
29
22
B
30
19
C
31
20
C
32
30
A
33
24
B
34
27
A
35
21
B
36
30
A
37
25
B
38
24
B
39
29
A
40
22
B
41
28
A
42
23
B
43
30
A
44
21
B
45
29
A
Setelah
diketahui
masing-masing
kategori,
maka
langkah
selanjutnya adalah menentukan persentase dari masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut : P=
F x100% N
Diketahui : F : santri (responden) yang memperoleh nilai A pada jawaban angket tingkat penghayatan santri tentang ta’zir sebanyak 21 santri N : banyaknya sampel 45 santri Maka, P =
F x100% N
F : santri (responden) yang memeperoleh nilai B pada jawaban angket tingkat penghayatan santri tentang ta’zir sebanyak 16 santri Maka, P =
F x100% N
F : santri (responden) yang memeperoleh nilai C pada jawaban angket tingkat penghayatan santri tentang ta’zir sebanyak 8 santri Maka, P =
F x100% N
TABEL XII NILAI PERSENTASE TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR Tingkat Penghayatan No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Santri Tentang Ta’zir 1
Baik (A)
26- 30
21
46,66%
2
Cukup (B)
21-25
16
35,55%
3
Kurang C
16-20
8
17,77%
45
100%
Jumlah
2. Data Tentang Akhlak
Data tentang akhlak diperoleh dari angket yang penulis bagikan kepada responden. Terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan tersedia 3 opsi jawaban, dengan bobot nilai sebagai berikut : a. Santri yang menjawab a memiliki bobot nilai 3 b. Santri yang menjawab b memiliki bobot nilai 2 c. Santri yang menjawab c memiliki bobot nilai 1 Berikut ini merupakan tabel dari penyebaran angket tentang akhlak. TABEL XIII JAWABAN ANGKET AKHLAK Nomor Item
Jumlah Skor
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a
b
1
a
a
a
a
b
a
b
a
a
a
8
2
2
a
a
a
a
b
a
b
b
b
b
5
5
3
a
b
b
b
b
b
b
b
a
b
2
8
4
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
5
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
6
a
b
b
b
b
a
a
b
a
b
4
7
b
b
b
b
b
b
b
b
c
b
8
b
b
b
a
b
a
a
b
a
a
5
5
9
a
a
a
b
b
a
b
b
a
a
6
4
10
a
b
b
a
b
a
a
b
a
a
6
4
11
a
b
b
a
a
a
a
b
a
a
7
3
12
a
b
b
b
b
b
b
c
b
b
1
8
c
6 9
1
1
13
a
a
a
b
b
a
b
b
c
b
4
5
1
14
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
15
a
a
a
a
b
a
b
b
c
b
5
4
1
16
a
a
a
a
b
a
b
b
a
a
7
3
17
a
b
a
a
a
a
a
b
a
b
7
3
18
a
b
b
b
b
b
b
b
a
b
2
8
19
a
a
a
b
b
b
b
b
a
a
5
5
20
a
b
b
b
b
a
b
b
a
b
3
7
21
a
a
a
b
b
a
a
b
a
c
6
3
22
a
a
a
b
b
a
a
b
b
b
5
5
23
a
a
b
a
b
a
b
b
a
b
5
5
24
a
b
b
b
b
b
b
b
a
a
3
7
25
a
b
b
a
b
b
b
b
b
c
2
7
26
a
b
b
a
b
a
a
b
a
a
6
4
27
a
b
a
b
b
a
a
b
a
a
6
4
28
a
a
a
a
a
a
b
b
a
a
8
2
29
a
a
b
b
b
a
a
b
a
b
5
5
30
b
b
a
a
a
a
b
a
a
a
7
3
31
a
b
a
b
b
b
a
b
b
b
3
7
32
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
33
a
a
a
a
b
a
b
b
a
a
7
3
34
a
a
a
a
b
a
b
a
c
a
7
2
1
1
1
35
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
9
1
36
a
a
b
a
b
a
a
a
a
b
7
3
37
a
b
a
a
b
a
b
b
b
a
5
5
38
a
a
b
a
b
a
a
b
b
b
5
5
39
a
b
a
a
b
a
b
b
a
b
5
5
40
a
a
a
b
b
a
a
b
a
b
6
4
41
a
a
a
a
b
a
b
b
a
a
7
3
42
a
b
b
b
b
a
a
b
c
b
3
6
1
43
a
b
a
b
b
a
a
b
c
c
4
4
2
44
a
a
a
a
b
a
a
b
a
a
8
2
45
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
10
TABEL XIV NILAI ANGKET AKHLAK Nomor Item
Jumlah Skor
No 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
a
b
1
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
24
8
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
15
10
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
6
16
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
6
3
2
2
2
2
3
3
2
3
2
12
12
c
7
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
18
1
8
2
2
2
3
2
3
3
2
3
3
15
10
9
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
18
8
10
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
18
8
11
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
21
6
12
3
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
16
1
13
3
3
3
2
2
3
2
2
c
b
12
10
1
14
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
15
3
3
3
3
2
3
2
2
1
2
15
8
1
16
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
21
6
17
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
21
6
18
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
6
16
19
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
15
10
20
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
9
14
21
3
3
3
2
2
3
3
2
3
1
18
6
22
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
15
10
23
3
3
2
3
2
3
2
2
3
2
15
10
24
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
9
14
25
3
2
2
3
2
2
2
2
2
1
6
14
26
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
18
8
27
3
2
3
2
2
3
3
2
3
3
18
8
28
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
24
4
1
1
29
3
3
2
2
2
3
3
2
3
2
15
10
30
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
21
6
31
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
9
14
32
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
33
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
21
6
34
3
3
3
3
2
3
2
3
1
3
21
4
35
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
2
36
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
21
6
37
3
2
3
3
2
3
2
2
2
3
15
10
38
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
15
10
39
3
2
3
3
2
3
2
2
3
2
15
10
40
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
18
8
41
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
21
6
42
3
2
2
2
2
3
3
2
1
2
9
12
1
43
3
2
3
2
2
3
3
2
1
1
12
8
2
44
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
24
4
45
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
1
Setelah diketahui nilai jawaban dari masing-masing responden, maka ditentukan dengan rumus sebagai berikut
Keterangan:
i
: interval
xt : nilai tertinggi xr : nilai terendah ki : kelas interval Untuk angket tentang akhlak, dengan jumlah 10 pertanyaan, maka diperoleh hasil nilai tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 30, sedangkan nilai terendahnya adalah 19. sesuai dengan rumus di atas maka,
Jadi nilai intervalnya adalah 4 TABEL XV INTERVAL AKHLAK
Interval
Tingkat Akhlak
Keterangan
27 – 30
A
Baik
23 – 26
B
Cukup
19 – 22
C
Kurang
TABEL XVI
NILAI NOMINASI AKHLAK No Responden
Skor
Nilai Nominal
1
28
A
2
25
B
3
22
C
4
30
A
5
30
A
6
24
B
7
19
C
8
25
B
9
26
B
10
26
B
11
27
A
12
20
C
13
23
B
14
30
A
15
24
B
16
27
A
17
27
A
18
22
B
19
25
B
20
23
B
21
25
B
22
25
B
23
25
B
24
23
B
25
21
C
26
26
A
27
26
A
28
28
A
29
25
B
30
27
A
31
23
B
32
30
A
33
27
A
34
26
B
35
29
A
36
27
A
37
25
B
38
25
B
39
25
B
40
26
B
41
27
A
42
22
C
43
22
C
44
28
A
45
30
A
Setelah
diketahui
masing-masing
kategori,
maka
langkah
selanjutnya adalah menentukan prosentase dari masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut : P=
F x100% N
Keterangan : P = Prosentase Perolehan F = Frekuensi N = Jumlah Sampel
Diketahui : F = Santri (responden) yang memeperoleh nilai A pada jawaban angket tentang akhlak sebanyak 18 santri N = Banyaknya sampel 45 santri Maka, P =
F x100% N
F = Santri (responden) yang memeperoleh nilai B pada jawaban angket tentang akhlak sebanyak 20 santri Maka, P =
F x100% N
F = Santri (responden) yang memeperoleh nilai c pada jawaban angket tentang akhlak sebanyak 7 santri Maka, P =
F x100% N
TABEL X NILAI PERSENTASE AKHLAK No
Tingkat Akhlak
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Baik (A)
27 – 30
18
40%
2
Cukup (B)
23 – 26
20
44, 5%
3
Kurang (C)
19 – 22
7
15, 6%
45
100%
Jumlah
B. Analisis Lanjutan Analisis pengaruh tingkat penghayatan santri tentang ta’zir terhadap akhlak. Dalam penyajian data dalam bab ini akan dikorelasikan dalam tabel koefisien korelasi dimana tingkat penghayatan santri tentang ta’zir sebagai variabel X dan akhlak sebagai variabel Y.
TABEL XI KOEFISIEN KORELASI PENGARUH TINGKAT PENGHAYATAN SANTRI TENTANG TA’ZIR (VX) TERHADAP AKHLAK (VY) (STUDI KASUS PADA PONDOK PESANTREN AN NIDA KOTA SALATIGA TAHUN 2009) No
x
y
x.y
1
29
28
841
784
812
2
25
25
625
625
625
3
18
22
324
484
396
4
30
30
900
900
900
5
28
30
784
900
840
6
26
24
676
576
624
7
20
19
400
361
380
8
27
25
729
625
675
9
20
26
400
676
520
10
28
26
784
676
728
11
27
27
729
729
729
12
16
20
256
400
320
13
23
23
529
529
529
14
25
30
625
900
750
15
22
24
484
576
528
16
26
27
676
679
702
17
26
27
676
679
702
18
19
22
361
484
418
19
26
25
676
625
650
20
26
23
676
529
598
21
22
25
484
625
550
22
24
25
576
625
600
23
24
25
576
625
600
24
21
23
441
529
483
25
17
21
289
441
357
26
27
26
729
676
702
27
26
26
676
676
676
28
27
28
729
784
756
29
22
25
484
625
550
30
19
27
361
729
550
31
20
23
400
529
460
32
30
30
900
900
900
33
24
27
576
729
648
34
27
26
729
676
702
35
21
29
441
841
609
36
30
27
900
729
810
37
25
25
625
625
625
38
24
25
576
625
600
39
29
25
841
625
725
40
22
26
484
676
572
41
28
27
784
729
756
42
23
22
529
484
506
43
30
22
900
484
660
44
21
28
441
784
588
45
29
30
841
900
870
Jumlah
1099
1146
27 463
29 508
28 244
Dari tabel di atas diketahui : ∑x
= 1099
∑y
= 1146 = 27463 = 29508
∑x.y
= 28244 = 1207801 = 1313316
N
= 45
Data-data yang telah diketahui kemudian dimasukan dalam rumus product moment : rxy =
rxy =
rxy =
rxy = rxy =
rxy = rxy = 0, 8679 rxy = 0,868
C. Intepretasi Data Setalah data berhasil diuji, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r, dengan jumlah responden 45 santri dengan taraf signifikansi 5 % dipeoleh nilai sebesar 0,294 dan pada taraf signifikansi 1 % diperoleh nilai sebesar 0,380. maka jika dibandingkan dengan nilai rxy hitung (0,868) lebih besar dari nilai r tabel = (0,294), (0,380) atau dapat dikatakan 0,294<0,868>0,380 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga rxy itu signifikan menolak, yaitu berarti ada pengaruh positif antara Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir terhadap Akhlak.
BAB V PENUTUP
Berdasarkan
penelitian
yang
penulis
lakukan
melalui
tahapan
pengumpulan data, pengolahan data serta analisis data, maka penulis selanjutnya dapat menarik kesimpulan dari penelitian yang berjudul. Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir Terhadap Akhlak sebagai berikut :
A. Kesimpulan Dari uraian dan kesimpulan analisis di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir a. Tingkat penghayatan santri tentang ta’zir yang mendapat nilai baik kategori A sebanyak 21 santri dengan persentase 46,66%. b. Tingkat penghayatan santri tentang ta’zir yang mendapat nilai cukup kategori B sebanyak 16 santri dengan persentase 35,55% c. Tingkat penghayatan santri tentang ta’zir yang mendapat nilai kurang kategori C sebanyak 8 santri dengan persentase 17,77% 2. Akhlak a. Untuk santri yang tingkat akhlak mendapat nilai baik kategori A sebanyak 18 santri dengan persentase 40 % b. Untuk santri yang tingkat akhlak mendapat nilai sedang kategori B sebanyak 20 santri dengan persentase 44, 4%
c. Untuk santri yang tingkat akhlak mendapat kurang kategori C sebanyak 7 santri dengan persentase 15, 6% 3. Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment, diperoleh nilai rxy sebesar 0,868 dan selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 45, pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,294 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh nilai 0,380 Dan ternyata nilai rxy hitung lebih besar daripada nilai r tabel atau ( 0,294<0,868>0,380 ) jadi, ada pengaruh yang positif antara tingkat penghayatan santri tentang ta’zir terhadap akhlak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara variabel X (tingkat penghayatan santri tentang ta’zir) dan variabel Y (akhlak), maka Ho ditolak, karena harga r hitung lebih besar daripada r tabel. Yaitu setelah dikonsultasikan dengan tabel, dengan jumlah responden sebanyak 45 santri dengan taraf signifikansi 5% diperoleh tabel 0,294 dan signifokansi 1% diperoleh tabel 0,380. Maka diperoleh hasil 0,294<0,868>0,380. Dengan demikian hasilnya signifikan. Maka kesimpulannya adalah Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir Berpengaruh Terhadap Akhlak Santri Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga Tahun 2009.
B. Saran Setelah melakukan penelitian di Pondok Pesantren An Nida Salatiga, ada beberapa fenomena-fenomena yang akan penulis uraikan pada bagian ini dalam wujud saran-saran 1. Bagi Pondok Pesantren a. Sebagai lembaga pendidikan islam non formal, eksistensi Pondok Pesantren An Nida Salatiga sebagai wahana untuk menjaga keharmonisan ajaran islam harus senantiasa diperhatikan. Untuk itu penulis mengharapkan aqidah dan akhlak bisa ditanamkan secara optimal baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis dengan mengkaji dan mengajarkan ilmu-ilmu aqidah dan akhlak. Sedangkan secara praktis mengharapkan seluruh santri dan pengurus untuk menjadi suri tauladan bagi masyarakat. b. Sebagai lembaga pendidikan islam non formal, Pondok Pesantren An Nida Salatiga merupakan tempat/wadah yang membentuk manusia menjadi insan yang berakhlak mulia. 2. Bagi Ustadz/Ustadzah a. Perkembangan arus informasi pada masa ini begitu deras sehingga akan mempengaruhi pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran islam dan perilaku. Oleh karena itu penulis mengaharapkan agar ustadz/ustadzah lebih meningkatkan cakrawala tentang ajaran islam yang benar dan mengantisipasi perkembangan dunia luar.
b. Dalam rangka membina dan mewujudkan insan yang faham dan kamil tentang
ajaran
islam
yang
benar.
Oleh karena
itu
penulis
mengharapkan agar ustadz/ustadzah memberi motivasi dan meciptakan lingkungan yang inovatif dan kreatif bagi santri. 3. Bagi Santri Pondok a. Kepada para santri Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga, pada hakikatnya ta’zir merupakan alat pendidikan yang bertujan untuk menghindarkan santri dari kesalahan yang sama sehingga dengan diberikan ta’zir diharapkan santri menjadi lebih baik. Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada para santri untuk selalu istiqomah dalam mematuhi tata tertib yang ada di Pesantren. b. Pada era kehidupan modern cenderung memiliki sikap, pemikiran dan perilaku yang serba bebas dan terbuka. Oleh karena itu penulis mengharapkan agar santri mengatasinya dengan jalan terus belajar, membaca dan mengamalkan ilmu yang benar dan menanamkan akhlakul karimah yang sesuai dengan Alqur’an dan As Sunah.
C. Penutup Segala puji hanyalah milik Allah, dzat yang memiliki segala keagungan dan kesempurnaan, yang menciptakan sekaligus menjadi penguasa tunggal semesta alam.
Sholawat dan salam selalu Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing umat manusia kepada agama yang lurus yaitu agama tauhid. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesaikannya skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah berusaha untuk bersikap obyektif dalam melaporkan dan menganalisa. Akan tetapi kebenaran mutlak hanyalah milik Allah SWT, maka bila skripsi ini masih perlu dilengkapi dan diberi saran yang membangun. Maka penulis mengharapkan kepada para pembaca yang budiman untuk memberi kritik dan saran sebagai kajian lebih lanjut secara dialogis. Sehingga skripsi ini mendekati kebenaran dan kesempurnaan sebagai sebuah karya ilmiah. Akhirnya ridha Allah semata yang senantiasa penulis harapkan sehingga skripsi ini menjadi salah satu sumbangan khasanah keilmuan islam dan berguna bagi penulis maupun pembaca. Atas perhatian dan partisipasi dari pembaca, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1983. Ilmu Pendidikan. Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Adytia Media Algesindo. Ahmadi, Abu. 1978. Didaktik Metodik. Semarang: Toha Putra. Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Athiyah Al – Abrasyi. 1970. Mohd, Dasar Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, Az-Zabidi, Imam. 2002. Ringkasan Hadist Shahih Al-Bukhori. Jakarta: Pustaka Amani Daradjat, Zakiah. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Zakiah. 1994. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Ruhama. Darmawangsa, Darmadi. 2008. Champion. Jakarta: Kompas Gramedia. Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Islam. 2003. Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok Pesantren. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Islam. 2003. Pola Pembelajaran Di Pesantren. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Islam. 2003. Pola Pengembangan Pondok Pesantren.
Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Islam. 2003. Pola Penyelenggaraan Pesantren Kilat. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Dewantara, Muhammad dan Ummi Musa. 2002. Agenda Muslim Membentuk Pribadi Muslim Berkualitas. Solo: Hidayatul Insan. Fathiyakan. 2006. Komitmen Muslim Sejati. Solo: Intermedia. Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Ilyas, Yanuar. 1999. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI UMY. Isna, Mansur. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Pelajar. Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung. Mandar Maju. Kholid, Abdul & Achmad Sudrajad. 2005. Salam. Jakarta: Pusat Pengkajian Islam Dan Masyarakat. Mistru Muhyiddin, dan Musafa Dieb Al-Bugha. 2008. AL WAFI Menyelami Makna 40 Hadist Rosululloh Saw. Jakarta Timur: Al-I’tishom.
Muthohar, Ahmad. 2007. Ideologi Pendidikan Pesantren. Semarang: Pustaka Rizqi Putra. Nashih Ulwan, Abdullah. 1992. Kaidah Kaidah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Poerwadarminta, W.J.S. , 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka. Pribadi, Sikun. 1987. Mutiara Mutiara Pendidikan. Jakarta: Erlangga. Purwanto, M. Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Rosdakarya. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutrisno, Hadi. 1981. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: , PT Remaja Rosdakarya. Trim, Bambang. 2006. Menginstall Akhlak Mulia. Bandung: MQS Publishing. Yayasan Penyelenggara penerjemah/penafsir Alquran Revisi terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Alquran Departemen Agama RI. 2005. Alquran dan terjemahnya. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Zainudin dkk. 1999. Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara.