PENGARUH INTENSITAS IBADAH MAHDLAH TERHADAP PERILAKU IHSAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAM (PPTI) AL FALAH SALATIGA TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: Shofa Nurul Huda 111 08 153 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
KE MENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp Hal
: 4 Eksemplar : Naskah Skripsi Saudara Shofa Nurul Huda Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama NIM Jurusan / Progdi Judul
: : : :
Shofa Nurul Huda 111 08 153 Tarbiyah/PAI Pengaruh Intensitas Ibadah Mahdlah Terhadap Perilaku Ihsan Santri Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012.
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 30 Juli 2012 Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si NIP. 19680812 199403 2 003
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara Shofa Nurul Huda dengan Nomor Induk Mahasiswa 111 08 153 yang berjudul Pengaruh Intensitas Ibadah Mahdlah Terhadap Perilaku Ihsan Santri Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal …………….dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Salatiga, ………………………………. Panitia Sidang Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dosen Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. NIP. 19680812 199403 2 003
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Shofa Nurul Huda
NIM
: 111 08 153
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: PAI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis, benarbenar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau karya orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau karya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Salatiga, 30 Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Shofa Nurul Huda NIM : 111 08 153
MOTTO
4Ìs3 YßJ ø9$# Ç` tã tb öqyg÷Ztƒur Å$ rã÷èpRùQ$Î/ tb rããBù'tƒur ÎŽösƒø:$# ’n<Î) tb qãã ô‰ tƒ ×p¨Bé& öN ä3 YÏiB ` ä3 tFø9ur ÇÊÉÍÈ šc
qßs Î=øÿßJ ø9$#ãN èd y7 Í´¯»s9'ré&ur
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.
Jika kebahagiaan adalah mentari dan kesedihan adalah hujan, maka kita butuh keduanya untuk dapat melihat pelangi.
Demi cintaku pada Tuhanku, selama nyawa masih di rizkikan padaku, aku tak kan menyerah dengan peliknya liku kehidupan, Insya Allah....
PERSEMBAHAN Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Ibu dan bapak tercinta yang selalu memberikankan restu, dukungan baik moril maupun materiil; 2. Bpk. KH. Zoemri RWS dan Ibu Nyai Hj. Lathifah, yang telah mengajarkan banyak ilmu selama penulis di pesantren. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. yang telah sabar dalam mengarahkan
dan
memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini; 4. Seluruh Bpk dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga, yang dengan ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis. 5. Saudara-saudaraku (Dek Isnaeni Mauludah, Dek Shohib Assalam, seluruh Kel. Besar Bani H. Abdul Khamid) yang telah mendukungku. 6. Teman-teman PPTI Al Falah (Joe-Ina, Agus, Qodir, Kang Soim, Shofiyana, Anis-Habib, Mas Ali, Mas Edi, Mas Faruq, Briyan-Ida, Fais, Shulton, Syukur, Fatkhur, Khudori, Fitri, Ana, Zizah, Okta, Joko, Najib, Arina, Umi Ros, Kaif) yang selalu menemani dan memberi semangat. 7. Teman-teman PAI E 2008 (Ghoni, Ugi, Hadi, Fuad, Hasan, Rowi, Slam, Miftah, Arifah, Yuni, Atika, Sri, Mum, Isma ) dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu; 8. Teman-teman PPL dan KKN (Ulil, Ani, Fina, Nisa, Hafiz, Puput, Vina, Muna, Galuh, Andi, Wahyu) teman perjuangan. 9. Teman-teman jejaring sosial facebook, teman bercanda dalam dunia maya.
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,
hidayah
dan
taufiqnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Pengaruh Intensitas Ibadah Mahdlah Terhadap Perilaku Ihsan Santri Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN yang telah menyetujui pembahasan skripsi ini; 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keihlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penulisan skripsi ini; 3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai;
4. Kepada Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga, Bapak KH. Zoemri RWS dan Ibu Hj. Nyai Lathifah yang telah memberi ijin pada penelitian ini; 5. Kepada segenap pengurus serta santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga, yang telah memberikan informasi-informasi dalam menyusun skripsi ini; 6. Ibu dan Bapakku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita; 7. Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan, bagi agama, nusa dan bangsa, amin. Salatiga, 30 Juli 2012 Penulis
Shofa Nurul Huda NIM: 111 08 153
ABSTRAK Huda, Shofa Nurul. 2012. 111 08 153. Pengaruh Intensitas Ibadah MahdlahTerhadap Perilaku Ihsan Santri Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata Kunci : Intensitas Ibadah Mahdlah dan Perilaku Santri. Latar belakang penelitian ini bertolak pada kewajiban manusia di dunia yaitu Ibadah Mahdlah kepada Allah SWT, yang dalam implementasi kehidupan sosial masyarakat meliputi perilaku yang baik (ihsan). Dalam penerapan ibadah kepada anak seringkali orang tua menjadikan pesantren sebagai wadah pendidikan. Objek dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga tahun 2012. Pertanyaan utama yang ingi dijawab dalam penelitian ini antara lain (1) Bagaimanakah intensitas Ibadah Mahdlah santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga? (2) Bagaimanakah perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga ? (3) Adakah pengaruh intensitas Ibadah Mahdlah terhadap perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga ?. Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah pendekatan korelasional kuantitatif Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Adakah Pengaruh Intensitas Ibadah Mahdlah Terhadap Perilaku Ihsan Santri Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode angket. Subyek penelitian sebanyak 70 responden (50% dari jumlah santri putra dan 50% dari umlah santri putri), dipilih secara acak (random) menggunakan teknik populasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen dokumentasi dan angket untuk menjaring data Pengaruh Intensitas Ibadah Mahdlah Terhadap Perilaku Ihsan Santri. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik (pendahuluan dan lanjut). Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intensitas Ibadah Mahdlah santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga tahun 2012 berada pada kategori baik adalah 41,42 % dengan jumlah 29 santri, intensitas Ibadah Mahdlah cukup sebanyak 32 jama’ah dengan persentase 45,71 %, intensitas Ibadah Mahdlah dengan kategori kurang 12,85 % dengan jumlah 9 santri. Sedangkan Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga tahun 2012 berada pada kategori kategori baik mencapai angka frekuensi 44 responden dengan persentase 62,85 %, kategori cukup mencapai angka frekuensi 17 responden dengan persentase 24,28 %. Sedangkan kategori rendah hanya terjadi pada 9 responden dengan persentase 12,85 %. Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh positif antara intensitas Ibadah Mahdlah dengan perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga
tahun 2012, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rhitung ) sebesar (0,463) lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1 % (0,306) dan. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara intensitas Ibadah Mahdlah dengan perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga tahun 2012.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................
iii
PENGESAHAN ..................................................................................
iv
MOTTO ...............................................................................................
v
PERSEMBAHAN ................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .........................................................................
vii
ABSTRAK ...........................................................................................
ix
DAFTAR ISI ........................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................
6
C. Tujuan Penulisan ..............................................................
7
D. Hipotesis Penelitian ...........................................................
7
E. Kegunaan Penelitian .........................................................
8
F. Definisi Operasional .........................................................
8
G. Metodologi Penelitian .......................................................
13
1. Pendekatan Penelitian .................................................
13
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................
13
3. Populasi dan Sampel ...................................................
13
4. Metode Pengumpulan Data .........................................
14
5. Analisis Data ...............................................................
15
H. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Intensitas Ibadah Mahdlah ...............................................
19
1. Pengertian Intensitas Ibadah Mahdlah ..........................
19
2. Pembagian Ibadah ........................................................
22
B. Perilaku Ihsan Santri..........................................................
30
1. Pengertian Perilaku Ihsan Santri...................................
30
2. Amal saleh implementasi perilaku ihsan.......................
33
C. Pesantren ...........................................................................
38
1. Pengertian Pesanren .....................................................
38
2. Metode Pembelajaran di Pesantren...............................
39
D. Intensitas Ibadah Mahdlah Kaitanya dengan Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah. .........
42
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah..................................................................................
45
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah ............
45
2. Letak Geografis Pesantren ...........................................
47
3. Dasar dan Tujuan Pesantren .........................................
47
4. Visi dan Misi Pesantren ...............................................
49
5. Program Pendidikan dan Pengajaran ............................
51
6. Susunan Organisasi Pesantren ......................................
52
7. Tata Tertib Santri.........................................................
53
8. Kurikulum Pesantren ..................................................
53
9. Jadwal Kegiatan Pesantren ...........................................
55
10. Data Santri Putra .........................................................
55
11. Data Santri putri ..........................................................
57
B. Penyajian Data .................................................................
61
1. Daftar Responden ........................................................
61
2. Data Tentang Jawaban Angket Intensitas Ibadah
BAB IV
BAB V
Mahdlah Santri ...........................................................
63
3. Data Tentang Jawaban Angket Perilaku Ihsan Santri ...
65
ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ......................................................
67
B. Analisis Pengolahan Data ...............................................
78
C. Analisis Uji Hipotesis .....................................................
83
PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................
84
B. Saran ..............................................................................
85
C. Penutup ..........................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kurikulum Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga ..................................................................................
Tabel 2
Jadwal Kegiatan
Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al
Falah Salatiga ........................................................................ Tabel 3
55
Data Santri Putri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga ........................................................................
Tabel 5
55
Data Santri Putra Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga ........................................................................
Tabel 4
53
57
Daftar Responden Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga....................................................................
61
Tabel 6
Hasil Angket Tentang Intensitas Ibadah Mahdlah Santri.........
63
Tabel 7
Hasil Angket Tentang Perilaku Ihsan Santri ...........................
65
Tabel 8
Data Nilai Angket Intensitas Ibadah Mahdlah Santri ..............
68
Tabel 9
Interval Intensitas Ibadah Mahdlah Santri...............................
71
Tabel 10
Persentase Intensitas Ibadah Mahdlah Santri ..........................
72
Tabel 11
Data Nilai Angket Perilaku Ihsan Santri .................................
73
Tabel 12
Interval Perilaku Ihsan Santri .................................................
76
Tabel 13
Persentase Perilaku Ihsan Santri .............................................
77
Tabel 14
Koefisien Korelasi Intensitas Ibadah Mahdlah Terhadap Perilaku Ihsan Santri ..............................................................
80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Intensitas Ibadah Mahdlah .......................................
89
Lampiran 2 Angket Perilaku Ihsan Santri ...............................................
91
Lampiran 3 Surat izin Meneliti..................................................................
92
Lampiran 4 Surat dari Pondok Pesantren Al-Falah ....................................
93
Lampiran 5 Nota Pembimbing...................................................................
94
Lampiran 6 Keterangan SKK ....................................................................
95
Lampiran 7 Lembar Konsultasi .................................................................
96
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup ............................................................
97
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kaidah kehidupan manusia di tuntut untuk berbudi pekerti luhur yakni dapat di terima dalam masyarakat, yang artinya bahwa setiap tingkah laku perbuatan dan perkataan mempunyai nilai positif sehingga lingkungan masyarakat menilai baik. Dengan membawa nama baik manusia akan selalu diterima dimanapun dia tinggal. Sebagai manusia yang memposisikan diri sebagai orang baik, maka tidak terlepas dari ajaran agama yang dianut. Agama diyakini akan memproduksi kearifan sosial masyarakat. Islam itu sendiri sebagai rahmatan lil `alamin, mengajarkan hidup bermasyarakat, bersosial, dan berbudaya selalu dilandasi dengan akhlakul karimah. Sebagai agama wahyu terakhir, agama islam merupakan suatu sistem akidah dan syari’ah serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia. Memberi bimbingan kepada manusia mengenai semua aspek kehidupan, dapat diibaratkan seperti jalan raya yang lurus dan menanjak, memberikan peluang kepada manusia untuk menuju tempat yang tinggi (mulia) di sisi Allah SWT. Jalan raya tersebut lebar dan lapang dan berpagar dua sisi yaitu Al quran dan Al hadist, siapa saja yang masuk dalam gerbang jalan tersebut tentunya tidak akan melanggar apalagi sampai keluar dari pagar yang telah ditentukan.
Nilai – nilai keagamaan hendaklah ditanamkan sejak dini sebagai wujud tantangan degradasi moral seiring perkembangan zaman. Diatas pundak agama inilah harapan agar terciptanya tatanan kehidupan, harkat, derajat dan martabat yang lebih berkesinambungan sebagaimana hadist riwayat muslim:
ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮَ رَﺿِﻲَ اﷲُ ﻋَﻨْﮫُ أَﯾْﻀﺎً ﻗَﺎلَ :ﺑَﯿْﻨَﻤَﺎ ﻧَﺤْﻦُ ﺟُﻠُﻮْسٌ ﻋِﻨْﺪَ رَﺳُﻮْلِ اﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ اﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ذَاتَ ﯾَﻮْمٍ إِذْ ﻃَﻠَﻊَ ﻋَﻠَﯿْﻨَﺎ رَﺟُﻞٌ ﺷَﺪِﯾْﺪُ ﺑَﯿَﺎضِ اﻟﺜﱢﯿَﺎبِ ﺷَﺪِﯾْﺪُ ﺳَﻮَادِ اﻟﺸﱠﻌْﺮِ ،ﻻَ ﯾُﺮَى ﻋَﻠَﯿْﮫِ أَﺛَﺮُ اﻟﺴﱠﻔَﺮِ ،وَﻻَ ﯾَﻌْﺮِﻓُﮫُ ﻣِﻨﱠﺎ أَﺣَﺪٌ ،ﺣَﺘﱠﻰ ﺟَﻠَﺲَ إِﻟَﻰ اﻟﻨﱠﺒِﻲﱢ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﻓَﺄَﺳْﻨَﺪَ رُﻛْﺒَﺘَﯿْﮫِ إِﻟَﻰ رُﻛْﺒَﺘَﯿْﮫِ وَوَﺿَﻊَ ﻛَﻔﱠﯿْﮫِ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﺨِﺬَﯾْﮫِ وَﻗَﺎلَ: ﯾَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪ أَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦِ اْﻹِﺳْﻼَمِ ،ﻓَﻘَﺎلَ رَﺳُﻮْلُ اﷲِ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ :اْﻹِﺳِﻼَمُ أَنْ ﺗَﺸْﮭَﺪَ أَنْ ﻻَ إِﻟَﮫَ إِﻻﱠ اﷲُ وَأَنﱠ ﻣُﺤَﻤﱠﺪًا رَﺳُﻮْلُ اﷲِ وَﺗُﻘِﯿْﻢَ اﻟﺼﱠﻼَةَ وَﺗُﺆْﺗِﻲَ اﻟﺰﱠﻛﺎَةَ وَﺗَﺼُﻮْمَ رَﻣَﻀَﺎنَ وَﺗَﺤُﺞﱠ اﻟْﺒَﯿْﺖَ إِنِ اﺳْﺘَﻄَﻌْﺖَ إِﻟَﯿْﮫِ ﺳَﺒِﯿْﻼً ﻗَﺎلَ :ﺻَﺪَﻗْﺖَ ،ﻓَﻌَﺠِﺒْﻨَﺎ ﻟَﮫُ ﯾَﺴْﺄَﻟُﮫُ وَﯾُﺼَﺪﱢﻗُﮫُ ،ﻗَﺎلَ :ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦِ اْﻹِﯾْﻤَﺎنِ ﻗَﺎلَ :أَنْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﷲِ وَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﮫِ وَﻛُﺘُﺒِﮫِ وَرُﺳُﻠِﮫِ وَاﻟْﯿَﻮْمِ اﻵﺧِﺮِ وَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَرِ ﺧَﯿْﺮِهِ وَﺷَﺮﱢهِ .ﻗَﺎلَ ﺻَﺪَﻗْﺖَ ،ﻗَﺎلَ ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦِ اْﻹِﺣْﺴَﺎنِ ،ﻗَﺎلَ :أَنْ ﺗَﻌْﺒُﺪَ اﷲَ ﻛَﺄَﻧﱠﻚَ ﺗَﺮَاهُ ﻓَﺈِنْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺗَﺮَاهُ ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ﯾَﺮَاكَ .ﻗَﺎلَ :ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦِ اﻟﺴﱠﺎﻋَﺔِ ،ﻗَﺎلَ :ﻣَﺎ اﻟْﻤَﺴْﺆُوْلُ ﻋَﻨْﮭَﺎ ﺑِﺄَﻋْﻠَﻢَ ﻣِﻦَ اﻟﺴﱠﺎﺋِﻞِ .ﻗَﺎلَ ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦْ أَﻣَﺎرَاﺗِﮭَﺎ ،ﻗَﺎلَ أَنْ ﺗَﻠِﺪَ اْﻷَﻣَﺔُ رَﺑﱠﺘَﮭَﺎ وَأَنْ ﺗَﺮَى اﻟْﺤُﻔَﺎةَ اﻟْﻌُﺮَاةَ اﻟْﻌَﺎﻟَﺔَ رِﻋَﺎءَ اﻟﺸﱠﺎءِ ﯾَﺘَﻄَﺎوَﻟُﻮْنَ ﻓِﻲ اﻟْﺒُﻨْﯿَﺎنِ ،ﺛُﻢﱠ اﻧْﻄَﻠَﻖَ ﻓَﻠَﺒِﺜْﺖُ ﻣَﻠِﯿﺎ ،ﺛُﻢﱠ ﻗَﺎلَ :ﯾَﺎ ﻋُﻤَﺮَ أَﺗَﺪْرِي ﻣَﻦِ اﻟﺴﱠﺎﺋِﻞِ ؟ ﻗُﻠْﺖُ :اﷲُ وَرَﺳُﻮْﻟُﮫُ أَﻋْﻠَﻢَ .ﻗَﺎلَ ﻓَﺈِﻧﱠﮫُ ﺟِﺒْﺮِﯾْﻞُ أَﺗـَﺎﻛُﻢْ ﯾُﻌَﻠﱢﻤُﻜُﻢْ دِﯾْﻨَﻜُﻢْ . ]رواه ﻣﺴﻠﻢ[
Arti hadits / ﺗﺮﺟﻤﺔ اﻟﺤﺪﯾﺚ: “Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami dudukduduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau ibadah mahdlah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (An-Nawawi, 1984:6) Ajaran yang mendasar ini syarat akan makna dalam ketauhidan, aqidah, dan akhlak. Islam dan iman menjadi satu kesatuan yang utuh dalam mengajarkan tauhid dan aqidah seperti halnya punggung dan perut yang tidak dapat di pisahkan. Sedangkan ihsan itu sendiri mengolah ahlak.
Oleh karena itu ihsan mengajarkan ibadah mahdlah seolah – olah dilihat Allah swt, setiap tingkah laku perbuatan selalu di awasi sehingga selalu berhati – hati dalam menjalani kehidupan. Hal ini dilakukan agar selamat fi dunnya wal akhirat. Ibadah mahdlah (Darajat, 1987: 89), yaitu dengan menjalankan segala ketentuan perbuatan yang harus dilakukan manusia di dalam rangka berhubungan dengan Allah SWT (syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji) dan perbuatan yang harus dilakukan manusia dalam rangka berhubungan dengan manusia yang lain dan alam semesta yang tujuan akhirnya dilakukan dalam rangka ibadah dengan niat yang ikhlas. Dimensi ibadah dalam islam meliputi ubudiyah dan muamalah. Ubudiyah ibadah secara vertikal yakni hubungan setiap individu kepada Allah swt, sedangkan Muamallah ibadah secara horizontal yaitu hubungan setiap individu terhadap individu lain atau hidup sosial bermasyarakat. Memberikan pendidikan sesuai dengan nilai – nilai agama dalam berperilaku akan menumbuhkan akhlak dengan wujud perilaku ihsan dalam masyarakat. Perilaku ihsan merupakan unsur kepribadian yang tumbuh menjadi pengendali akhlak dikemudian hari. Begitu pentingnya perilaku ihsan terlebih pada anak pada masa remaja. Bagi sebagian orang tua memilih memondokkan anak mereka di pesantren dengan tujuan agar dapat menumbuh kembangkan perilaku ihsan dalam diri anak. Masa remaja yang notabene merupakan masa labil diharapkan dapat tertata dengan baik setelah menjadi santri di pesantren.
Santri adalah orang yang mendalami pengajiannya dalam agama Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang
jauh seperti pesantren dan
sebagainya); orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh (Poerwadarminta, 2006:1032) Santri dibedakan menjadi dua yaitu (Dhofier, 1983:51-52): 1) Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. 2) Santri kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren Perilaku ihsan pada remaja yang dicita – citakan orang tua perlu diwujudkan. Lingkungan keluarga menjadi tempat pendidikan yang pertama bagi anak sebelum masa pada lembaga pendidikan lainnya. Dan secara tidak langsung orang tua adalah bagi mereka. Dikatakan sebagai tempat pendidikan yang pertama karena pada masa balita hingga menginjak sekolah. Pada usia ini cenderung untuk meniru secara tidak langsung orang tua adalah tauladan bagi mereka. Dan pada umumnya pendidikan dalam keluarga bukan pangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Lembaga pendidikan menjadi tempat pendidikan ketiga setelah keluarga dan lingkungan sekitar. Lembaga pendidikan baik formal maupun non formal juga akan mengambil peranan dalam pembentukan karakteristik remaja.
Lembaga
pendidikan
formal
akan
cenderung
kepada
ilmu
pengetahuan secara umum, sebagai bekal didunia. Sedangkan non formal yang penulis maksud disini adalah Pondok Pesantren yang akan membekali remaja sebagai bekal diakhirat melalui perwujudan akhlakul karimah. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah adalah salah satu pesantren di kota Salatiga. Para santri yang rata – rata adalah remaja tingkat SMP, SMA, dan Mahasiswa. Selanjutnya akan penulis jadikan objek penelitian yang memberikan gambaran pembentukan perilaku ihsan remaja, melalui nilai-nilai islam yang diajarkan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian tentang perilaku ihsan santri, dengan judul. “ PENGARUH INTENSITAS IBADAH MAHDLAH TERHADAP PERILAKU
IHSAN
SANTRI
DI
PONDOK
PESANTREN
TARBIYATUL ISLAM (PPTI) AL FALAH SALATIGA TAHUN 2012 “
B. Rumusan Masalah Bertolak dari hal tersebut diatas, suatu pokok permasalahan berkaitan dengan judul tersebut adalah : 1. Bagaimanakah intensitas ibadah mahdlah santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga ? 2. Bagaimanakah perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga ?
3. Adakah pengaruh intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga ? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Ingin mengetahui intensitas ibadah mahdlah santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga. 2. Untuk mengetahui perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga. 3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam
( PPTI ) Al-Falah
Salatiga.
D. Hipotesis Untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, maka perlu dirumuskan hipotesis. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti dengan adanya data – data hasil penelitian. (Wahyu, 1987: 33)
Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan dan perlu diteliti kebenarannya adalah:
“ada pengaruh positif antara intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga tahun 2012”
E. Kegunaan Penlitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri. Informasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat baik secara sosial maupun ilmiah : 1. Secara ilmiah, apabila ada hubungan antara intensitas ibadah mahdlah dengan perilaku ihsan maha diharapkan para santri menyadari arti penting ibadah mahdlah. Untuk itu ibadah ubudiyah maupun muamalah mempunyai korelasi yang sangat luas. 2. Secara
sosial,
penelitian
ini
hendaknya
bermanfaat
bagi
pengembangan pendidikan terkait sebagai upaya pembantuan ihsan kamil dan dapat memperkaya teoritik keilmuan serta pengetahuan.
F. Definisi Operasional Untuk menhindari interpretasi yang salah dalam membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini perlu di jelaskan istilah yang terkandung dalam judul penelitian. Judul diatas terdiri dari dua variabel, yaitu sebagai berikut :
1. Pengaruh intensitas ibadah mahdlah. Pengaruh adalah daya yang ada timbul dari sesuatu yang berkuasa / berkekuatan (benda). (Poerwadarminto, 1978: 731) Intensitas menurut (Poerwadarminto, 1978: 437) ialah Ukuran kekuatan keadaan tingkatan seseorang. Tolak ukur yang kemudian menjadi kebiasaan-kebiasaan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam aspek-aspek tertentu intensitas seseorang dapat bernilai positif atau negatif. Ibadah berasal dari kata abada-ya’budu-ibadatan yang berarti menyembah. Seperti yang dikemukakan di depan ibadah ialah menyembah kepada Allah atau tunduk kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika tidak bisa maka seolah-olah kamu dilihat-Nya. Ibadah menurut bahasa artinya taat, tunduk, turut, ikut dan do’a. (Ali, 1997: 244). Ibadah yaitu bakti manusia kepada Allah swt karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Imbuhan ber- dalam tata bahasa berarti melakukan/ mengerjakan sesuatu. Jadi ibadah mahdlah adalah melakukan atau mengerjakan sebagai wujud ketaatan kepada Allah swt. (Rozak, 1994: 44) Ibadah mahdlah, juga disebut sebagai ibadah khassah, yaitu: ibadah yang ketentuan pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya, (Ali, 1997: 247) Dalam pengertian lain ibadah mahdlah merupakan ibadah yang berhubungan langsung dengan Yang Maha Kuasa. Sehingga aktifitas ibadah mahdlah ialah segala akitifitas yang ditunjukkan hanya kepada Allah SWT
Adapun pengrtian Intensitas ibadah mahdlah adalah kebiasaankebiasaan seseorang yang bernilai positif dalam mengerjakan sesuatu yang berupa ibadah kepada Allah SWT sebagi wujud pengabdian dan ketaatan dalam rangka mendekatkan diri. Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi ibadah secara mahdah (murni), yang mencakup; shalat, puasa, zakat dan haji. Dan dikarenakan objek penelitian adalah santri maka ibadah haji tidak penulis ikut sertakan dalam kategori indikator intensitas ibadah mahdlah, antara lain: a. Mengerjakan sholat wajib. b. Mengerjakan sholat-sholat sunnah. c. Menjalankan puasa ramadhan. d. Menjalankan puasa sunnah. e. Membaca al quran secara rutin. f. Membayar zakat (fitrah).
2. Perilaku Ihsan Santri Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang dimaksud perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. (Poerwadarminto, 1978: 758) Ihsan brasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsan(nan) yang berarti, berbuat baik bagus kebijakan atau saleh. (Kaelany,2000:54) Sedangkan Ihsan meurut (Asmaran ,1994: 88) adalah berbuat baik / perbuatan baik.
Etimologi santri dari bahasa sansekerta (sastri) dan tamil (sattri) yang berarti terpelajar/learned (Woodward, 1999:113). Santri adalah murid atau orang yang belajar dari pondok pesantren (Poerwadarminto, 1978: 758). Jadi di sini yang di maksud perilaku Ihsan santri adalah reaksi individu pada usia remaja / menginjak dewasa terhadap rangsangan dari lingkungan pesantren yang mencerminkan perbuatan baik dan mengandung nilai positif. Kaitannya dengan agama Mapiere, (1982:115 ) menyebutkan bahwa remaja seringkali mengalami “ambivalensi” dalam agama yaitu : “kadang – kadang amat rajin ibadah mahdlah namun kadang dan bahkan dan seakan-akan tidak percaya lagi Tuhan. Disatu pihak dia memerlukan agama untuk mengendalikan diri, tetapi dari dorongan – dorongan yang kurang baik, di sudut lain , merasakan adanya ketentuan dan hukum agama yang membani dan memberatkan.” Adapun indikator perilaku ihsan menurut Syahrur, (2002:147) terkandung dalam surat an-nisa’ ayat 36:
4’n1öà)ø9$#“ É‹ Î/ur $YZ»|¡ ôm Î)Èûøït$Î!ºuqø9$Î/ur ($\«ø‹x© ¾ÏmÎ/ (#qä.ÎŽô³ è@Ÿw ur ©! $#(#r߉ ç6ôã $#ur * É= Ïm $¢Á 9$#ur É= ãYàf ø9$# Í‘$pgø:$#ur 4’n1öà)ø9$# “ ÏŒ Í‘$pgø:$#ur ÈûüÅ3 »|¡ yJ ø9$#ur 4’yJ »tGuŠø9$#ur tb %Ÿ2
` tB = Ïtä† Ÿw ©! $#¨b Î)3öN ä3 ãZ»yJ ÷ƒr&ôM s3 n=tB $tBur È@ ‹Î6¡ 9$# Èûøó$#ur É= /Zyf ø9$Î/ ÇÌÏÈ #·‘qã‚ sù Zw $tFøƒèC
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. An-Nisa’: 36) Beberapa aspek dalam perilaku ihsan terkandung di dalamnya, antara lain: a. Ibadah mahdlah kepada Allah SWT dan jangan menyekutukan-Nya. b. Berbuat baik (ihsan) kepada orang tua (walidain). c. Berbuat baik kepada kerabat. d. Berbuat baik kepada anak yatim. e. Berbuat baik kepada orang miskin. f. Berbuat baik kepada tetangga jauh dan dekat. g. Berbuat baik kepada sahabat karib. Selanjutnya penulis juga membatasi perilaku ihsan hanya dalam lingkup pesantren; hubungan antar santri, hubungan santri dengan kyai (pengasuh pesantren), dan hubungan santri dengan masyarakat sekitar pesantren. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 variabel yang terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel dependent atau variabel bebas yaitu variabel pertama intensitas ibadah mahdlah (X). sementara variabel kedua perilaku ihsan (Y) merupakan variabel independent atau variabel terikat. Sehingga variabel (X) atau variabel bebas, memiliki pengaruh terhadap variabel (Y) atau variabel terikat.
G. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode, antara lain ; 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian. Pendekatan yang diguanakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini untuk mengetahui pengaruh intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku Ihsan Santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam ( PPTI ) Al-Falah Salatiga tahun 2012. 2. Lokasi dan waktu a. Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) AL FALAH kota Salatiga yang beralamat di Jl. Bima no 2 rt/rw 02/02 kel. Dukuh kec. Sidomukti, Salatiga 50722. b. Waktu Penlitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli – 30 Juli 2012. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah seluruh subjek penelitian atau dengan kata lain populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan – kenyataan yang diperolah dari sampel digeneralisasikan. (Hadi, 1977:86) Setelah peneliti mengadakan surve awal ternyata jumlah santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI)
AL FALAH Salatiga
berjumlah 140 santri, dengan rincian sebagai berikut :
a. Santri Putra : 53 b. Santri Putri : 87 b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Mengenai besar kecilnya sampel untuk memprolah data yang representatif, peneliti mengambil pendapat Suharsimi Arikunto. “…sekedar ancer – ancer maka apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil , sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 30 % . Karena populasi yang di teliti lebih dari 100 persen”. (Arikunto, 1987: 131) Maka penulis menetapkan sampel 50% yaitu 70 santri. Dari sampel 70 santri, peneliti akan mengmbil sampel 26 santri putra, yang di dapat dari 50%x 53 (jumlah santri putra) dan 44 santri putri, yang di dapat dari 50%x 87 (jumlah santri putri) Adapun teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah random sampling yaitu, pengambilan secara acak. 4. Metode Pengumpulan Data Agar penelitian sesuai yang diharapkan maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu ; a. Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang di gunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti kuparan pribadi atau hal – hal yang di ketahui. (Arikunto, 1987: 107)
Metode ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang intensitas ibadah mahdlah dan perilaku ihsan santri di pondok pesantren tarbiyatul islam Al Falah. b. Metode Dokumentasi Untuk memproleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dapat juga diambil dari metode dokumentasi. Dokumentasi, yaitu kumpulan data mengenai hal-hal berupa catatan buku, surat kabar notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. (Arikunto, 1987: 236) 5. Analisis Data Setelah data terkumpul, pada tahap ini dilakukan perhitungan melalui presentase dan analisis tiap –tiap item. Analisa dilakukan dua tahap yaitu tahap pendahuluan dan tahap lanjutan. Untuk memperoleh hasil dari penelitian agar bisa digeneralisasikan, setiap data yang masuk.
Dalam tahap pendahuluan peneliti menggunakan rumus:
=
100%
Keterangan: P= presentase F= frekuensi
N= jumlah total sampel Dan dalam tahap lanjutan untuk mengetahui pengaruh intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri menggunakan rumus statistik product moment, yaitu: (Arikunto, 1995:425-426). (∑ )(∑ )
∑
rxy = (∑
)
(∑ )
(∑
)
(∑ )
Keterangan: = koefisien korelasi antara pengaruh intensitas ibadah mahdlah terehadap perilaku ihsan santri. = nilai pengaruh intensitas ibadah mahdlah = nilai perilaku ihsan santri = product dari pengaruh intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri. N= jumlah sampel yang diteliti
H. Sistematika Penulisan Untuk memper mudah pokok permsaalahan, maka penulis menyusun skripsi ini dengan sistematika yang terdiri dari tiga bagian. Adapun sistematikanya sebagai berikut: 1. Bagian muka 2. Bagian isi Bagian ini terdiri dari lima bab: BAB I
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini memberi gambaran tentang isi skripsi yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II
: Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang intensitas ibadah mahdlah (pengertian, pembagian ibadah, shalat, puasa, zakat dan haji), perilaku ihsan santri (pengertian, ayat yang berkaitan dengan
ihsan,
macam-macam
santri),
amal
saleh
imlementasi perilaku ihsan (pengertian, hakikat manusia, orentasi dan nilai) pesantren (pengertian, macam-macam dan metode pembelajaran), dan intensitas ibadah mahdlah kaitanya dengan perilaku ihsan santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah. BAB III
: Laporan Hasil Penelitian Bab ini berisi tentang gambaran umum Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga (sejarah berdirinya, sarana dan fasilitas, program pendidikan dan pengajaran, susunan organisasi, jadwal kegiatan, visi, misi, tata tertib, keadaaan obyek responden atau populasi) serta data tentang pengaruh intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri yang terdiri dari data tentang jawaban angket pengaruh intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri.
BAB IV
: Analisis Data
Bab ini meliputi adanya pengelolaan data (analisis pendahuluan dan analisis lanjutan) yang telah diperoleh dari penelitian lapangan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan statistik melalui analisis pendahuluan dan analisis lanjut. BAB V
: Penutup Berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Intensitas Ibadah mahdlah 1. Pengertian Intensitas Ibadah Mahdlah Intensitas adalah Ukuran kekuatan keadaan tingkatan sesorang (Poerwadarminto, 1978: 437). Tolak ukur yang kemudian menjadi kebiasaankebiasaan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam aspek-aspek tertentu intensitas seseorang dapat bernilai positif atau negatif. Ibadah brasal dari kata abada - ya’budu – ibadat (un) yang berarti menyembah. Seperti yang dikemukakan di depan ibadah ialah menyembah kepada Allah atau tunduk kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika tidak bisa maka seolah-olah kamu dilihat-Nya. Ibadah ejaan aslinya ibadat (un) jamak dari kata ibadat yang diabil dari bahasa arab. Pokok katanya adalah abada yang berarti memuja, menyembah, hidmad, mengabdi. Orang yang melakukan abada disebut “abid” sedang yang disembah disebut “ma’bud”. Kata benda dari kata abada adalah “abdun” yang berarti budak. Menurut ulama akhlak mengartikan ibadah dengan:
اﻟﻌﻤﻞ ﺑﻄﻌﺘﻲ ﺑﺪﻧﯿﺖ و اﻟﻘﯿﻢ ﺑﺴﺮع “mengerjakan sagala ta’at badaniyah dan menyelenggarakan segala syari’at (hukum)” (Shiddieqy, 1994: 3)
Dalam pengertian ini ahlak (budi pekerti) dan masuk pula tugas hidup (kewajiban-kewajiban atas diri pribadi), baik mengenai diri sendiri, maupun mengenai keluarga dan masyarakat bersama. Sedangkan menurut Goleman, (1999:513) ibadah yaitu bakti manusia kepada Allah SWT karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Secara eksklusif ibadah lebih berdimensi pada hubungan vertikal yang polaya telah digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Sedangkan ibadah dalam pengertian luas atau universal adalah segala kegiatan manusia beriman yang dilakukan dengan ikhlas dan bertujuan untuk mendapat ridha Allah SWT. Dengan demikian ibadah setelah mendapat imbuhan ber- (melakukan pekerjaan) adalah perbuatan muslim dengan niat dan tujuan tertentu sebagai wujud pemujaan, penyembahan, berhidmad kepada Allah SWT dalam rangka mendekatkan diri. (Yasin 1999 :80) Sedangkan ibadah mahdlah itu sendiri menurut ahli tasawuf (Shiddieqy, 1994: 4) dibagi menjadi tiga: Pertama, ibadah mahdlah kepada Allah karena mengharap benar memperoleh pahala-Nya atau karena siksaanNya. Kedua, ibadah mahdlah kepada Allah karena memandang bahwa ibadah itu perbuatan mulia, dilakukan orang yang mulia jiwanya. Ketiga, ibadah mahdlah kepada Allah karena memandang bahwa Allah berhak disembah (diibadahi), dengan tidak memperdulikan apa yang akan diterima, atau diperoleh dari pada-Nya.
Sementara dalam syara’ ibadah mempunyai tiga dimensi , tapi maknanya sama, yaki: Pertama, adalah taat kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintahnya melalui lisan para rasul. Kedua, ibadah adalah merendahkan diri pada Allah SWT yaitu tingkat tunduk paling tinggi disertai dengan rasa mahabah yang paling tinggi. Ketiga, sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhoi Allah SWT, baik berupa ucapan ataupun perbuatan dhohir maupun batin (Sholeh, 1995: 169) Ibadah mahdlah,
itu sendiri adalah
ibadah yang ketentuan
pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh Allah dan dijelaskan oleh RasulNya, (Ali, 1997: 247) Dalam pengertian lain ibadah mahdlah merupakan ibadah yang berhubungan langsung dengan Yang Maha Kuasa. Sehingga aktifitas ibadah mahdlah ialah segala aktifitas yang ditujukan hanya kepada Allah SWT dan dalam pelaksanaannya telah ditentukan oleh aturan-aturan hukum agama (syari’). Menurut Umay M. Dja’far Shiddieq, (2010: 2) ibadah mahdlah adalah penghambaan yang murni hanya hubungan antara hamba dan Allah SWT secara langsung. Sehingga pengrtian Intensitas ibadah mahdlah dapat kami simpulkan kebiasaan-kebiasaan seseorang yang bernilai positif dalam mengerjakan sesuatu yang berupa ibadah kepada Allah SWT sebagi wujud pengabdian dan
ketaatan dalam rangka mendekatkan diri sesuai dengan ketentuan hukum/ syari’. Dalam hubungan vertikal, ibadah mahdlah memiliki 4 prinsip, antara lain: a. Keberadaanya harus berdasarkan dalail perintah baik dari Al qur’an maupun Al hadist. Bukan hanya dari akal dan logika. b. Tata caranya harus berpola kepada contoh Rasul. Hal ini sesuai dengan diutusnya Rasul sebagai pembawa risalah Allah Swt. c. Bersifat supra rasional. Berarti bukan ukuran logika, karena tidak masuk dalam wilayah akal, melainkan wahyu. Fungsi akal dalam ibadah mahdlah hanya sebagai alat untuk memahami rahasia dan hikmah dibalik ibadah mahdlah. d. Berasaskan taat, ibadah mahdlah diperuntukkan bagi hamba dan hamba dituntut untuk patuh dan taat. Dilihat dari segi pelaksanaannya ibadah dibagi menjadi tiga, yakni: 1. Ibadah jasmaniah-rohaniah; yaitu ibadah yang merupakan perpaduan antara jasmani dan rohani, seperti misalnya, shalat dan puasa. 2. Ibadah rohaniah dan maliah; yaitu ibadah yang merupakan perpaduan antara rohani dan harta, seperti misalnya, zakat. 3. Ibadah jasmaniah-rohaniah-maliah; yaitu ibadah yang merupakan perpaduan dari tiga aspek jasmani, rohani dan harta, seperti misalnya haji.
Dilihat dari segi dan sifatnya ibadah dapat dibagi menjadi lima kategori, antara lain: 1. Ibadah dalam bentuk bi qauliah (dengan perkataan/lisan), seperti; tasbih, tahmid, tahlil, takbir, berdzikir dalam rangka menginggat Allah, berdo’a, bersykur dengan mengucap alkhamdulillah, membaca al quran. 2. Ibadah dalam bentuk bi fi’liah (dengan bentuk perbuatan) yang ditentukan, misalnya; shalat, puasa, zakat dan haji. 3. Ibadah dalam bentuk bi fi’liah (dengan bentuk perbuatan) yang tidak ditentukan, misalnya; menolong dan membantu orang yang sedang susah, merawat jenazah, menjenguk orang sakit. 4. Ibadah yang cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri, misalnya: puasa, i’tikaf (berdiam diri dalam masjid dengan niat ibadah), ihram (siap dalam keadaan suci untuk melaksanakan ibadah haji). 5. Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, misalnya; memaafkan orang lain yang telah melakukan kesalahan, membebaskan orang yang berhutang dari kewajiban membayarnya. Dalam hubungan ini perlu dipahami bahwa hakikat ibadah adalah menumbuhkan kesadaran pada diri manusia sebagai insan yang diciptaka Allah SWT khusus untuk mengabdi kepada-Nya, hal ini sesuai dengan Al quran surat Adz dzariaat ayat 56:
ÇÎÏÈ Èb r߉ ç7÷èu‹Ï9 žw Î)}§ RM} $#ur £` Ågø:$#àM ø)n=yz $tBur Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (ibadah mahdlah) kepada-Ku”. (QS. Adz dzariaat 56)
Menurut agama Islam ibadah dibagi menjadi dua: 1. Ibadah khassah (khusus) Ibadah khassah ini juga disebut sebagai ibadah mahdlah, yaitu: ibadah yang ketentuan pelaksanaanya sudah pasti ditetapkan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya, (Ali, 1997: 247). Seperti shalat, puasa, zakat dan haji.
a. Shalat Shalat secara bahasa adalah do’a, sedangkan secara istilah adalah berhadap hati kepada Allah sebagai bentuk ibadah, dalam bentuk perbuatan dan perkataan, yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syaratsyarat yang telah ditentukan syara’ (Rifa’i, 1976: 34).
ÇÍÌÈ tûüÏèÏ.º§9$#yì tB (#qãèx.ö‘$#ur no4qx.¨“9$#(#qè?#uäur no4qn=¢Á 9$# (#qßJ ŠÏ%r&ur Artinya: “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.”
Shalat dengan gerakan-gerakan yang meliputi berdiri, ruku’sujud, dan duduk adalah sejenis olahraga yang apabila
dijaga dan dilaksanakan oleh manusia, maka akan bermanfaat bagi kesehatan (Al-khuli, 2007: 103). Shalat mempunyai kedudukan yang istimewa dalm agama Islam, hal ini dikarenakan beberapa sebab antara lain: 1) Shalat diperintahkan langsung oleh Allah kepada nabi Muhammad. Melalui peristiwa isra’ mi’raj:
ÏQ #tys ø9$# ω Éf ó¡ yJ ø9$# šÆ
ÏiB Wx ø‹s9 ¾Ínω ö7yèÎ/ 3“ uŽó r& ü“ Ï%©!$# z` »ys ö6ß™
4!$oYÏG»tƒ#uä ô` ÏB ¼çmtƒÎŽã\Ï9 ¼çms9öqym $oYø.t»t/ “ Ï%©!$# $|Á ø%F{ $# ω Éf ó¡ yJ ø9$# ’n<Î) ÇÊÈ çŽÅÁ t7ø9$#ßì ŠÏJ ¡ 9$# uqèd ¼çm¯RÎ) Artinya: “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya,agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.
2) Ibadah shalat diwajibkan lima kali dalam sehari. Beda halnya dengan haji yang dilaksanakan` seumur hidup sekali (bagi yang mampu), sholat wajib dikerjakan lima kali dalam sehari. Dengan tujuan agar manusia mampu mencegah perbuatan keji dan munkar.
žc
Î) (no4qn=¢Á 9$# ÉO Ï%r&ur É= »tGÅ3 ø9$# šÆ
ÏB y7 ø‹s9Î) zÓÇr ré& !$tB ã@ ø?$#
3çŽt9ò2 r& «! $# ãø.Ï%s!ur 3Ìs3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$# ÇÆ
tã 4‘ sS ÷Zs? no4qn=¢Á 9$#
ÇÍÎÈ tb qãèoYóÁ s? $tB ÞO n=÷ètƒ ª! $#ur Artinya: “ bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
b. Puasa (saum) Puasa atau saum menurut bahasa dari bahasa arab, saum atau siyam yang berarti menahan diri. Sedangkan secara istilah ialah menahan diri dari makan dan minum, mengucap perkataan dan melakukan perbuatan yang tidak baik sejak fajar hingga matahari terbenam, (Ali, 1998: 276)
’n?tã |= ÏGä. $yJ x. ãP$u‹Å_Á 9$# ãN à6 ø‹n=tæ |= ÏGä. (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# $yg•ƒr'¯»tƒ ÇÊÑÌÈ tb qà)Gs? öN ä3 ª=yès9 öN à6 Î=ö7s% ` ÏB šú
ïÏ%©!$#
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS Al Baqarah: 183) c. Zakat Dipandang dari segi keyakinan, perintah zakat dalam agama Islam sebagai wujud keimanan seseorang dan wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
(#qßJ ‹É)ãƒur uä!$xÿuZãm tûïÏe$!$# ã&s! tûüÅÁ Î=øƒèC ©! $# (#r߉ ç6÷èu‹Ï9 žw Î) (#ÿrâÉDé& !$tBur ÇÎÈ ÏpyJ ÍhŠs)ø9$# ß` ƒÏŠ y7 Ï9ºsŒur 4no4qx.¨“9$# (#qè?÷sãƒur no4qn=¢Á 9$# Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (QS: Al Bayyinah: 5) d. Haji Menurut hukum Islam haji adalah berkunjung ke baitullah untuk berziarah pada waktu tertentu dengan maksud sengaja melakukan amal ibadah.
¬! ur 3$YYÏB#uä tb %x. ¼ã&s#yz yŠ ` tBur (zO ŠÏd ºtö/Î) ãP$s)¨B ×M »uZÉit/ 7M »tƒ#uä ÏmŠÏù txÿx. ` tBur 4Wx ‹Î6y™ Ïmø‹s9Î) tí $sÜ tGó™ $# Ç` tB ÏM øt7ø9$# k Ïm Ĩ $¨Z9$# ’n?tã ÇÒÐÈ tûüÏJ n=»yèø9$#Ç` tã ;ÓÍ_xî ©! $# ¨b Î*sù Artinya: “ padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS Ali Imran: 97)
2. Ibadah ’ammmah (umum) Ibadah ’ammmah yakni semua perbuatan manusia yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain yang disertai dengan niat dan rasa ikhlas lillahi ta’ala (karena Allah). Seperti
menuntut ilmu, mencari nafkah, menolong atau membantu orang yang susah dan lain sebagainya. Ibadah ’ammmah dalam Islam sering disebut dengan istilah mu’amalah/mu’amalat
(ghoiru
mahdloh).
Mengenai
bidang
mu’amalah/mu’amalat ini merupakan ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan tata kehidupan sosial manusia (Ali, 1997: 243). Ketetapan
ini
bersifat
terbuka
yang
artinya
bahwa
boleh
dikembangkan atau dapat dimodernisasi melalui ijtihad oleh manusia, dengan tidak keluar dari koridor Al quran dan Al Hadist. Sekedar contoh; larangan membunuh, mencuri, berzina, menuduh berzina tanpa saksi, meminum khamer (yang memabukkan) memakan harta anak yatim, riba dan lain sebagainnya. Syari’at mu’amalah dalam al quran dibagi menjadi dua sifat, yaitu: a. Zanni Zanni yakni mengandung berbagai kemungkinan arti dan dapat dikembangkan manusia melalui ijtihad. Dengan ijtihad metodenya, mampu menampung permasalahan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang berubah dari masa ke masa. Mengatasi masalah yang tidak ada tidak dapat dipecahkan dan ditentukan hukumnya, misalnya; bayi tabung, donor ginjal dan lain-lain. b. Qath’i
Sedangkan qath’i yakni yang sudah jelas artinya, tidak mungkin diartikan lain, selain dari makna ayat al quran tersebut. Misalnya syari’at yang mengatur tentang perkawinan dan kewarisan. Dan kaidah asal mu’amalah adalah ibahah atau ja’iz, yang artinya boleh saja dilakukan asal tidak bertentangan dengan ketetapan Allah dan Rasul-Nya yang sudah qath’i. Apabila amal kebaikan dilakukan semata-mata karena Allah, maka akan muncul rasa ikhlas. Rasa ikhlas akan menumbuhkan disiplin yang kuat dalam bekerja. Diberi balasan oleh manusia atau tidak, Allah menjanjikan balasan berlipat ganda bagi orang yang berbuat kebaikan:
ÇÐÈ ¼çnttƒ #\ø‹yz >o§‘sŒ tA $s)÷WÏB ö@ yJ ÷ètƒ ` yJ sù Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan) nya”. (Q.S. Al-Zalzalah: 7)
Sehingga
setiap
perbuatan
yang
dikerjakan
bertujuan
untuk
memperoleh keridhaan Allah SWT. Allah-lah yang akan membalas perbuatan baik manusia, nanti di dunia ataupun di akhirat. Apabila direnungkan setiap ibadah dalam Islam pasti mengandung hikmah. Oleh karena itu prinsip-prinsip ibadah menurut (Tono, 1998: 8) meliputi; yang berhak disembah hanya Allah, ibadah tanpa perantara, ikhlas sendi ibadah yang akan diterima, ibadah sesuai dengan tuntunan, keseimbangan jasmani dan rohani, mudah dan meringankan.
Arti penting ibadah bagi manusia sebagai wujud ketaqwaan kepada Allah SWT, bagi manusia kodrat pembawaan jiwa yang rindu akan kemuliaan. Kemuliaan manusia dihadapan Allah SWT dapat diukur dengan kuat atau lemahnya ketaqwaan manusia, sedangkan tawa itu sendiri dapat diperoleh sepenuhnya dengan ibadah mahdlah.
B. Perilaku Ihsan Santri 1. Pengertian perilaku ihsan santri. Secara terminologi yang dimaksud perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. (Poerwadarminto, 1978: 758) Ihsan secara etimologi berasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsan(nan) yang berarti, berbuat baik bagus kebijakan atau saleh. (Kaelany,2000:54) Sedangkan Ihsan menurut Asmaran , (1994: 88) adalah berbuat baik / perbuatan baik. Orang yang berihsan akan menghindari hal-hal yang buruk, keji dan munkar, meyakini Allah maha melihat dan membalas atas segela perbuatan.
ÇÑÈ ¼çnttƒ #vx© ;o§‘sŒ tA $s)÷WÏB ö@ yJ ÷ètƒ ` tBur Artinya: “dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Az Zalzalah: 8)
Dengan ihsan diharapkan semua perilaku dan aktivitas seorang muslim, tidak hanya sekedar keindahan dan kebikan secara lahir, melainkan sungguh-sungguh didasari iman dan taqwa.
Di dalam Al quran kata ihsan terdapat pada surat an-nahl ayat 90:
4† n1öà)ø9$# “ ÏŒ Ç› !$tGƒÎ)ur Ç` »|¡ ôm M} $#ur ÉA ô‰ yèø9$Î/ ããBù'tƒ ©! $# ¨b Î) * öN à6 ¯=yès9 öN ä3 Ýà Ïètƒ 4ÄÓøöt7ø9$#ur Ìx6 YßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$# Ç` tã 4‘ sS ÷Ztƒur ÇÒÉÈ šc
rã©.x‹ s?
Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An-nahl: 90)
dan dalam surat ar-rahman ayat 60:
ÇÏÉÈ ß` »|¡ ôm M} $# žw Î)Ç` »|¡ ôm M} $# âä!#t“y_ ö@ yd Artinya: “tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula”). (QS. Ar-Rahman:60) Baik kebajikan maupun kebaikan (perilaku ihsan), erat kaitannya dengan ahlak, yaitu keadaan yang melekat pada manusia yang melahirkan perbuatan, tingkah lakuperangai, tabia’at, mungkn baik mungkin juga buruk (Ali, 2008:345-346). Perilaku ihsan mengandung makna yang ideal, yaitu yang termasuk dalam segala tingkah laku, tabi’at, watak dan perangai yang sifatnya baik. Hal ini tidak bisa lepas dari norma agama dan juga norma kebiasaan (adat) yang baik pula. Etimologi santri dari bahasa sansekerta (sastri) dan tamil (sattri) yang berarti terpelajar/learned (Woodward, 1999:113)
Santri adalah murid atau orang yang belajar dari pondok pesantren. (Poerwadarminto, 1978: 758). Dari pemaparan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan santri adalah orang-orang yang mendalami ilmu agama Islam dengan cara pergi berguru ke suatu pesantren. Sedangkan pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan serta menyebarkan ilmu agama Islam. Macam-macam santri Santri dibedakan menjadi dua yaitu (Dhofier, 1983:51-52): 3) Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. 4) Santri kalong adalah murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren. Jadi di sini yang di maksud perilaku Ihsan santri adalah reaksi individu pada usia remaja / menginjak dewasa terhadap rangsangan dari lingkungan pesantren yang mencerminkan perbuatan baik dan mengandung nilai positif sesuai dengan syari’at agama Islam. 2. Amal saleh implementasi perilaku ihsan Sebelum melangkah lebih jauh tentang amal saleh, terlebih dahulu penulis akan memaparkan sedikit tentang hakikat manusia. Konsep tentang
hakikat
Albaqarah:30) :
manusia
sudah
jelas
diterangkan
dalam
(QS.
$pkŽÏù ã@ yèøgrBr& (#þqä9$s% (Zpxÿ‹Î=yz ÇÚ ö‘F{ $# ’Îû ×@ Ïã %y` ’ÎoTÎ) Ïps3 Í´¯»n=yJ ù=Ï9 š•/u‘ tA $s% øŒÎ)ur þ’ÎoTÎ)tA $s% (y7 s9 ⨠Ïd‰ s)çRur x8 ω ôJ pt¿2 ßx Îm7|¡ çR ß` øtwUur uä!$tBÏe$!$# à7 Ïÿó¡ o„ur $pkŽÏù ߉ Å¡ øÿム` tB ÇÌÉÈ tb qßJ n=÷ès? Ÿw $tB ãN n=ôã r& Artinya:” ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Namun jika kita kaitkan dengan ibadah menurut Islam hakikat manusia adalah jasmani dan ruhani. (Gazalba, 1969: 160) Tidak ada dikotomi antara keduanya, jasmani yang bernilai materi dan ruhani
yang abstrak saling
berkaitan.
Keduanya
seimbang
berkesinambungan dalam hal kebutuhan, jasmani membutuhkan materi di dunia agar tetap hidup dan ruhani membutuhkan yang abstrak untuk nanti di akhirat. Karena dalam Islam mempercayai ada kehidupan setelah kematian (jasad/jasmani), sehingga jika mengginginkan kehidupan yang layak di akhirat maka kebutuhan ruhani harus dipenuhi. Agama Islam meliputi kebudayaan dan agama. Kebudayaan akan mengatur dan merawat dalam hal jasmaniah sedangkan agama mengatur dan merawat dalam hal ruhaniah. Demikianlah hukum kesinambungan antara jasmani dan ruhani, tidak sekedar tentang hakikat manusia melainkan juga mengenai cara hidup, kebutuhan hidup dan sikap hidup.
Dengan ajaran itu Islam mengajarkan kepada umatnya berprilaku baik, budi pekerti luhur, akhlak yang mulia. Hidup di dunia hanyalah pangkalnya dan akirat menjadi ujungnya, jika berangkat dari pangkal adalah norma yang buruk maka di akirat juga akan mendapat ujung kehidupan yang buruk pula, demikian juga berlaku pada norma-norma kebaikan yang di bawa dari dunia akan berujung kebiakan diakhirat. a. Pengertian Amal saleh Amal saleh berasal dari bahasa arab, dalam bahasa indonesia dapat diartikan: perbuatan baik (ihsan). dalam kata lain perbuatan yang sungguhsungguh dalam menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama seperti perbuatan baik sesama manusia b. Orientasi Amal Saleh Amal saleh adalah refleksi dari iman, yang mencakup ibadah ubudiyyah. Pada hakikatnya mencakup ibadah secara luas, dengan demikian seluruh kegiatan hidup orang beriman akan bernilai amal saleh jika bermotivasi dan bertendensi ikhlas mencapai ridha Allah. c. Nilai Amal Saleh Orang yang beramal saleh akan diberikan kehidupan yang layak di dunia dan pahala yang berlipat ganda:
Zo4qu‹ym ¼çm¨ZtÍ‹ós ãZn=sù Ö` ÏB÷sãB uqèd ur 4Ós\Ré& ÷rr& @Ÿ2 sŒ ` ÏiB $[s Î=»|¹ Ÿ@ ÏJ tã ô` tB ÇÒÐÈ tb qè=yJ ÷ètƒ (#qçR$Ÿ2
$tB Ç` |¡ ôm r'Î/ Nèd tô_ r& óO ßg¨YtƒÌ“ôf uZs9ur (Zpt6ÍhŠsÛ
Artinya:” Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. An Nahl: 97)
Orang yang beramal saleh akan diberi kemudahan: 18:88
ô` ÏB ¼çms9 ãA qà)uZy™ ur (4Óo_ó¡ çtø:$# ¹ä!#t“y_ ¼ã&s#sù $[s Î=»|¹ Ÿ@ ÏHxå ur z` tB#uä ô` tB $¨Br&ur ÇÑÑÈ #ZŽô£ ç„$tRÌøBr& Artinya: “ Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami". (Q.S. Al Khafi: 88)
Orang yang beramal saleh akan memperoleh kesuksesan dan keuntungan:103:1-3
(#qè=ÏJ tã ur (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# žw Î) ÇËÈ AŽô£ äz ’Å"s9 z` »|¡ SM} $# ¨b Î) ÇÊÈ ÎŽóÇ yèø9$#ur ÇÌÈ ÎŽö9¢Á 9$$Î/ (#öq|¹ #uqs?ur Èd, ys ø9$Î/ (#öq|¹ #uqs?ur ÏM »ys Î=»¢Á 9$# Artinya: “1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (Q.S. Al Ashr:1-3) Orang yang beramal saleh dekat dengan Allah : 34:37
z` tB#uä ô` tB žw Î) #’s"ø9ã— $tRy‰ ZÏã ö/ä3 ç/Ìhs)è? ÓÉL©9$Î/ /ä.߉ »s9÷rr& Iw ur ö/ä3 ä9ºuqøBr& !$tBur ’Îû öN èd ur (#qè=ÏHxå $yJ Î/ É# ÷èÅeÒ 9$# âä!#t“y_ öN çlm; y7 Í´¯»s9'ré'sù $[s Î=»|¹
Ÿ@ ÏJ tã ur
ÇÌÐÈ tb qãZÏB#uä ÏM »sùãäóø9$# Artinya:” dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka Itulah yang memperoleh Balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga)”. (Q.S. As Saba 37)
Orang yang beramal saleh akan berjumpa dengan Allah: 18:110
tb %x. ` yJ sù (Ó‰ Ïn ºur ×m»s9Î) öN ä3 ßg»s9Î) !$yJ ¯Rr& ¥’n<Î)#Óyr qムö/ä3 è=÷WÏiB ׎|³ o0O$tRr& !$yJ ¯RÎ) ö@ è% ÿ¾ÏmÎn/u‘ ÍoyŠ$t7ÏèÎ/ õ8 ÎŽô³ ç„ Ÿw ur $[s Î=»|¹ Wx uKtã ö@ yJ ÷èu‹ù=sù ¾ÏmÎn/u‘ uä!$s)Ï9 (#qã_ ötƒ ÇÊÊÉÈ #J‰ tn r& Artinya:” Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (Q.S. Al kahfi 110)
Dengan amal saleh manusia dapat menentukan tinggi rendahnya taqwa
Ÿ@ ͬ!$t7s%ur $\/qãèä© öN ä3 »oYù=yèy_ ur 4Ós\Ré&ur 9x.sŒ ` ÏiB /ä3 »oYø)n=yz $¯RÎ) ⨠$¨Z9$# $pkš‰r'¯»tƒ ÇÊÌÈ ×ŽÎ7yz îLìÎ=tã ©! $# ¨b Î)4öN ä3 9s)ø?r&«! $#y‰ YÏã ö/ä3 tBtò2 r& ¨b Î)4(#þqèùu‘$yètGÏ9 Artinya:” Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujarat: 13)
Konsekuensi pengakuan iman kita kepada Allah SWT, penguasa tunggal alam semesta dan terhadap Rasul-Nya, ialah penerimaan kita
secara mutlak dan sadar atas segala perintah dan larangannya. Kewajiban setiap muslim dan muslimat ini merupakan sumber energi ibadah baik secara vertikal maupun horizontal.
C. Pesantren 1. Pengertian Pesantren Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di tanah air. Menurut Dhofier (1986:18), bahwa pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe- dan akhhiran –an, berarti tempat tinggal para santri. Lebih lanjut beliau mengutip pendapat Johns dalam Islam in South Asia, bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru ngaji. Sedang menurut C.C Berg, bahwa istilah santri berasal dari istilah shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan. Menurut Nasir (2005:80), pondok pesantren adalah lembaga keagamaan,
yang
memberikan
pendidikan
dan
pengajaran
serta
mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Sedangkan santri adalah orang yang mendalami pengajiannya dalam agama Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan sebagainya); orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh (Poerwadarminta, 2006:1032).
Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya, pendidikan
di
pesantren
meliputi
pendidikan
Islam,
dakwah,
pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri. Tempat di mana para santri menetap, di lingkungan pesantren, disebut dengan istilah pondok. Dari sinilai timbul istilah pondok pesantren (Depag, 2003:1). 2. Metode pembelajaran dalam pesantren Metode pembelajaran di pondok pesantren salafiyah ada yang bersifat tradisional, yaitu metode pembelajaran yang diselenggarakan menurut kebiasaan yang telah lama dilaksanakan pada peseantren atau dapat juga disebut sebagai metode pembelajaran asli (original) pondok pesantren. Di samping itu ada pula metode pembelajaran modern (tajdid). Metode pembelajaran modern merupakan metode pembelajaran hasil pembaharuan kalangan pondok pesantren dengan memasukkan metode yang berkembang pada masyarakat modern, walaupun tidak selalu diikuti dengan menerapkan sistem modern, yaitu sistem sekolah atau madrasah. Pondok pesantren salafiyah sebenarnya telah pula menyerap sistem klasikal, tetapi tidak dengan batas-batas fisik yang tegas sebagaimana sistem klasikal pada persekolahan modern. Berikut ini beberapa metode pembelajaran tradisional yang menjadi ciri utama pembelajaran di pondok pesantren salafiyah (Depag, 2003:38-47):
a) Metode sorogan Sorogan berasal dari kata sorog (bahasa Jawa), yang berarti menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di hadapan kyai atau pembantunya (badal, asisten kyai) b) Metode wetonan/bandongan Istilah weton berasal dari kata wektu (bahasa Jawa), yang berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum dan atau sesudah melaksanakan shalat wajib. Metode weton ini merupakan metode kuliah, dimana para santri mengikuti pelajaran
dengan
duduk
di
sekeliling
kyai
yang
menerangkan pelajaran secara kuliah, santri menyimak kitab masingmasing dan membuat catatan padanya. Istilah wetonan di Jawa Barat disebut dengan bandongan.
c) Metode musyawarah/bahtsul masa’il Metode musyawarah atau dalam istilah lain bahtsul masa’il merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu membentuk halaqah yang dipimpin langsung oleh kyai atau ustadz, atau mungkin juga oleh santri senior, untuk membahas atau mengkaji suatu
persoalan
yang
telah
ditentukan
sebelumnya.
Dalam
pelaksanaannya para santri dengan bebas mengajukan pertanyaanpertanyaan atau pendapatnya. d) Metode pengajian pasaran Metode pengajian pasaran adalah kegiatan belajar para santri melalui pengkajian materi (kitab) tertentu pada seorang kyai atau ustadz yang dilakukan oleh sekelompok santri dalam kegiatan yang terus menerus (maraton) selama tenggang waktu tertentu. e) Metode hafalan (muhafazhah) Metode hafalan ialah metode belajar santri dengan cara menghafal suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan kyai atau ustadaz. Para santri diberi tugas untuk menghafal bacaanbacaan dalam jangka waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki santri ini kemudian dihafalkan di hadapan kyai atau ustadz secara periodik atau insidental tergantung kepada kyai atau ustadz yang bersangkutan.
f) Metode demonstrasi/praktek ibadah Metode ini adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan memperagakan (mendemonstrasikan) suatu ketrampilan dalam hal pelaksanaan ibadah tertentu yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan kyai atau ustadz.
D. Intensitas Ibadah Mahdlah Kaitanya dengan Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah. Ibadah sebagai sarana pembentukan amal saleh (ihsan) dalam kehidupan sehari-hari, dengan beramal saleh akan memperkuat iman seseorang. Sehingga amal saleh tanpa didampingi dengan iman akan sia-sia (Kaelany, 2000: 103) Intensitas ibadah mahdlah erat kaitannya dengan pembentukan kepribadian yang beriman dan bertaqwa. Dengan demikian kesadaran akan pengawasan Allah akan tumbuh kembang dalam pribadi, kesadaran akan pengawasan ini sebagai kontrol diri dalam segala aspek kehidupan. Hidup menurut konsep Islam bukan hanya kehidupan duniawi saja, akan tetapi juga berkelanjutan hingga uhrawi (akhirat). Hidup di dunia merupakan masa bakti, dan kehidupan di akhiraterat sekali hubungannya dengan kualitas hidup di dunia. Apa yang dipetik di akhirat adalah hasil dari apa yang ditanam di dunia. Seorang muslim sadar benar bahwa hidup di dunia merupakan terminal dari perjalanan hidup manusia yang panjang; mulai dari alam arwah, alam arham, alam dunia, dan alam akhirat.di dalam dunia manusia mengemban tugas sekaligus menentukan pilihan, menjadi penghuni surga atau penghuni neraka. Sebagai seorang santri tentu akan mengerti akan perjalanan kehidupan kelak, sehingga santri dituntut untuk dapat membawa bekal demi kehidupan dikemudian hari. Artinya bahwa santri harus memperbanya ibadah dengan
tujuan agar dapat menumbuhkan norma yang baik, sebagaimana Al quran mengajarkan melalui surat an-nisa’ 36:
“ É‹ Î/ur $YZ»|¡ ôm Î) Èûøït$Î!ºuqø9$Î/ur ($\«ø‹x© ¾ÏmÎ/ (#qä.ÎŽô³ è@ Ÿw ur ©! $# (#r߉ ç6ôã $#ur * É= ãYàf ø9$# Í‘$pgø:$#ur 4’n1öà)ø9$# “ ÏŒ Í‘$pgø:$#ur ÈûüÅ3 »|¡ yJ ø9$#ur 4’yJ »tGuŠø9$#ur 4’n1öà)ø9$# Ÿw ©! $# ¨b Î) 3öN ä3 ãZ»yJ ÷ƒr& ôM s3 n=tB $tBur È@ ‹Î6¡ 9$# Èûøó$#ur É= /Zyf ø9$Î/ É= Ïm $¢Á 9$#ur ÇÌÏÈ #·‘qã‚ sù Zw $tFøƒèC tb %Ÿ2
` tB = Ïtä†
Artinya: “ sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (QS. An-Nisa’: 36)
Beberapa aspek dalam perilaku ihsan terkandung didalamnya: 1) Ibadah
mahdlah
kepada
Allah
SWT
dan
jangan
menyekutukan-Nya. 2) Berbuat baik (ihsan) kepada orang tua (walidain) 3) Berbuat baik (ihsan) kepada kerabat 4) Berbuat baik (ihsan) kepada anak yatim 5) Berbuat baik (ihsan) kepada orang miskin 6) Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga jauh dan dekat 7) Berbuat baik (ihsan) kepada sahabat karib (syahrur,2002: 147) Santri atau murid yang mempelajari agama dengan seorang kyai atau syaikh
di
pondok
pesantren (Nasir,
2005:80)
memiliki
hubungan
kekeluargaan yang erat dengan gurunya, dalam hal ini yaitu kyai. Sosok seorang kyai dipesantren sangat urgen selain sebagai leadership juga sebagai panutan. Bagi seorang santri kyai adalah orang tua, dan sebagaimana disebutkan di atas salah satu wujud perilaku ihsan seorang santri dapat dicerminkan melalui patuh terhadap orang tua (kyai) atau birrul walidain. Hubungan pemimpin pesantren (kyai) dengan santrinya tidak hanya sebatas guru dan murid. Akan tetapi, lebih dari itu yaitu hubungan timbal balik dimana santri menganggap kyai sebagai orang tuanya sendiri, sementara itu kyai menganggap santrinya sebagai titipan Tuhan yang senantiasa harus dilindungi (Galba, 1995: 63). Seorang murid hendaknya selalu meminta keridaan gurunya. Menjauhi kemurkaannya, melaksanakan perintahnya (kecuali perintah maksiat). Termasuk memuliakan guru, ialah menghormati dan memuliakan anak serta familinya. (shiddiq, _:26) Karena sesungguhnya orang yang mengajarkanmu satu huruf, yang hal itu (masalah agama)
memang kamu perlukan, maka dia termasuk
(dihukumi) sebagai orang tuamu. (Zarnuji, 1963: 63) Dengan demikian status kyai dihadapan santri adalah sebagai orang tua yang wajib ditaati, dihormati agar memperoleh keridhaannya.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah
Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah adalah sebuah lembaga pendidikan yang beralamat di jl. Bima no. 02 rt/rw 02/02 dsn. Ngemplak, kel. Dukuh, Kota Salatiga 50722. Sebagai sebuah pondok pesantren, lembaga ini memiliki sejarah, visi, misi dan tujuan yang tidak jauh berbeda dengan pondok pesantren yang lain. Dalam penyelenggaraan seluruh kegiatan serta dalam menetapkan seluruh peraturan, Pondok Pesantren AlFalah memiliki pedoman ajaran agama Islam yaitu Al-Qur’an dan AsSunnah. 1. Sejarah Berdirinya Pon. Pes Al- Falah Salatiga Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah berdiri pada tahun 1986 oleh Bapak KH. Muhammad Zoemri RWS bersama isteri tercinta yaitu ibu Nyai Hj Latifah Zoemri yang sekaligus sebagai pengasuh sampai sekarang. Ponpes tersebut berdiri di atas tanah pribadi dan wakaf yang mendapat dukungan dan dorongan dari masyarakat sekitar dan pemerintah setempat. KH. M. Zoemri RWS pada awalnya menampung para sntri di rumah ( dhalem ) beliau mengasuh karena memang belum ada lokal untuk mereka. Seiring dengan berkembangan zaman, Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah dituntut pula untuk menampung aspirasi masyarakat yang membutuhkan pendidikan lebih mapan lagi. Untuk itu pada tahun 1990, KH. Zoemri RWS mendirikan madrasah diniyah dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama. Adapun frekuensi pendidikan adalah 6 tahun, pendidikan ini diwajibkan bagi santri putra maupun putri. Melihat keadaan
santri Al Falah yang mayoritas berpendidikan formal, maka pengajian medrasah Diniyah dimulai ba’da Ashar (15.30 WIB), ba’da Magrib sampai ba’da Isya’ (+ jam 21.00), dan ba’da Subuh sampai jam 6 pagi. Dengan sarana prasarana bereupa satu gedung pon-pes dua lantai ( lantai satu untuk aula dan tempat jamaah para santri, sedang lantai dua untk asrama santri dengan 4 kamar dan satu kantor ) pada tahun yang sama. Sejak itulah dengan rahmat Allah SWT, PPTI Al Falah berkembang dengan agak pesat dengan 5 lokal 2 dn 3 lantai dengan 30 kamar 2 aula dan 3 kantor serta kamar mandi dan tempat wudhu. Lima tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1995 pendidikan Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah menambah kurikulum pembelajaran berupa ekstra pesantren antara lain : Kaligrafi, Khitobah, Qiro’atul Qur’an, Bahasa Arab, dan Menjahit. Pendidikan ekstra ini didirikan dengan dasar, santri mampu berkreasi dan mempunyai skill untuk terjun di masyarakat. Dan mampu mengubah masyarakat yang terbelakang menjadi masyarakat yang berkembang Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005 karena melihat tantangan zaman yang semakin menggejolak dan bahkan santri dituntut untuk bisa mensikapinya maka pada tahun tersebut didirikan SMK Al Falah dengan dua jurusan Otomotif dan Tata Busana. Yang sampai sekarang masih dalam taraf pengembangan dan pembangunan. 2. Letak Geografis PPTI Al-Falah Salatiga
PPTI Al- Falah terletak di ujung kota salatiga yang berdekatan dengan Kab. Semarng tepatnya di Jl. Bima No. 02 rt/rw 02/02 dsn. Ngemplak, kel. Dukuh, Kota Salatiga 50722. 3. Dasar dan Tujuan a. Dasar Al Qur’ an dan As Sunah merupakan landasar oleh PPTI Al- Falah dalam menyelenggarakan pendidikan da pengajaran sehingga hasilnya akan lebih terarah, fitrah yang dimilikiya akan lebih terjaga dari sebagai kemungkinan dalam perjalanan peradabat umat manusia dewasa ini. Pemahaman terhadap Al Qur’ an dan As sunah tersebut dijabarkan dengan sikap dan perilaku santri, maka dasar tersebut adalah sebagai berikut. b. Tujuan Pada dasarnya tujuan Pondok Pesantren tarbiyatul islam ( PPTI ) AlFalah mempunyai tujuanyang sangat segnifikan. 1) Tujuan umum Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribad islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaliq islam dalam masyarakat sekitar melalui Ilmu dan amalanya. 2) Tujuan Khusus a) Pembinaan suasana hidup dalam pondok Pesantren sebaik mungkin sehingga berkesan pada jiwa anak didiknya ( santri )
b) Memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran ilmu Agama Islam c) Mengembngkan sikap beragama praktek-praktek ibadah mahdlah d) Mwujdkan Ukhuwah Islamiyah daam pondok pesantren dan sekitarnya e) Meberikan pendidikan dan keterampian civic dan kesehatan olah raga kepada anak ddik f) Mengusahakan perwujudan segala aktivitas dalam pesantren yang mungkin mencapai tuuan uum tersebut g) Membantu sumber daya santri yang memiliki nilai dan sikap agamis , pngetahuan, kecerdasan, keteramplan, kemampuan komuniasi dan kesadaran akan ekologi linkungan h) Melahirkan dan menciptakan alumni pesantren yang figure keilmuan
yang
begitu
tangguh
dan
mampu
memainkan
propertinya pada masyakat secara umum i) Meniptakan para santri berbasis IMTAQ .
4. Visi dan Misi Visi Mewujudkan PPTI Al- Falah salatiga sebagai pencetak sumber daya manusia professional yang bermoral, beriman, dan bertaqwa, serta sebagai
pusat dakwahtul islamiah bagi masyarakat yang berlandasan pada asasasas ajaran islam Misi 1) Menyiapkan alumni yang mengu. cwasai ilmu pengetahuan umum maupun agama yang mempunyai iman dan taqwa berdasarkan hukum islam. 2) Membantu tamatan yang tangguh dan kepribadian unggul bagi pengembangan diri yang islami. 3) Menyiapkan para pengajar berbasis persantren yang profisional di bidang keahlian agama ( islam ). 4) Mendidik, melatih, dan menyiapkan dakwahtul islamiah. 5) Meningkatkan mutu pondok pesantren menuju era globalisasi maupun modern. 6) Sebagai sumber layanan informasi dan tempat pelatihan di bidang kehlian keagamaan.
Tujuan 1) Tujuan umum a) Menyiapkan para santri untuk memasuki daerah yang masih minim tentang ilmu keagamaan ( islam ) b) Menyipkan para santri agar mampu memilih karier, berkompetensi, dan mengembangkan diri.
c) Menyiapkan tenaga kerja tingkat pesantren untuk mengisi kebutuhan usaha dan pengajar yang profisional dan berkompeten. d) Menyiapkan tenaga agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. 2) Tujuan khusus a) Menambah dan melengkapai media pembelajaran sesuai dengan perkembangan tegnologi yang mengacu pada standar kopetensi. b) Meningkatkan keterampilan asatidz dan santri dalam mengantisipasi pekembangan di era globalisasi ini. c) Meningkatkan profesionalisme asatidz dan santri dalam mengantisipasi perkembangan di era globalisasi. d) Menambah peralatan praktek atau sarana pendukung yang belum dimiliki oleh Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam alfalah Salatiga. 5. Program Pendidikan dan Pengajaran a) Metode Pelaksanaan
pendidikan
dan
pengajaran
akan
berhasil
manakala metode yang diterapkan efektif dan terarah dengan baik. Untuk itu pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga memakai metode antara lain: 1) Metode weton
Metode weton atau biasa disebut juga bandongan atau halaqah, yaitu di mana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai atau dalam ruangan (kelas) dan kyai menerangkan pelajaran secara kuliah. Para santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan atau ngesahi (Jawa, mengesahkan), dengan memberi catatan pada kitabnya, untuk mensahkan bahwa ilmu itu telah diberikan oleh kyai (Nasir, 2005:113). Sistem ini digunakan ketika mengaji kitab di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga. Kyai atau nyai duduk di depan untuk membacakan dan menjelaskan isi dari kitab yang dipelajari, sedangkan para santri duduk di depan beliau untuk menyimak, mendengarkan sambil ngesahi. 2) Metode sorogan Istilah sorogan berasal dari kata sorog (Jawa) yang berarti menyodorkan (Nasir, 2005: 110). Di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga, sistem ini dipakai ketika mengaji Al-Qur’an. Para santri secara bergilir satu-persatu untuk mengaji Al-Qur’an dan disimak oleh kyai atau nyai.
6. Susunan organisasi pesantren Adapun susunan organisasi Pondok Pesantren Al Falah terdiri dari pengasuh/pelindung dan penasihat yang membawahi secara langsung
pengurus harian. Pengurus harian ini bertugas melaksanakan kebijaksanaan yang digariskan oleh pengasuh. Personalia pengurus dipilih melalui rapat tahunan dan melalui votting oleh semua santri, untuk kemudian diminta persetujuan dari pengasuh/pelindung dan penasihat. Pengurus tersebut terdiri dari; ketua (lurah), sekretaris, bendahara serta dilengkapi dengan seksi-seksi. Adapun susunan kepengurusan di Pondok Pesantren Al Falah adalah sebagai berikut: Pengasuh: KH. Zoemri RWS dan Ibu. Hj Latifah
Dewan Keamanan: Nur Ahmad Al faruqi
Ketua I: Gunawan Laksono Aji
Ketua II: Khusnul Khotimah
Sekretaris I: Cecep Priyatna
Sekretaris II: Erma Nadliyatul
Bendahara I: Dayu M
Bendahara II: Nadiroh
Seksi-seksi
Diklat: 1. M. Arifin 2. Subhan M 3. Imama 4. Nida vitria 5. 7. Indah Z tertib Tata
Keamanan: 1. Ali Mustain 2. Adib Fauzan 3. Umami 4. Umi pesantrenMualimah
Kebersihan: 1. Ahdian 2. Wiyanto 3. Malikhah 4. hanifah
Perlengkapan: 1. Fatkhur Rohman 2. Endarti
Kewajiban Santri ü
Berakhlaqul Karimah
ü
Mengikuti pelajaran sesuai kelas masing-masing
ü
Mengikuti sholat Jama’ah
ü
Mengikuti semua kegiatan yang diadakan
ü
Izin bila meninggalkan pondok atau pulang
ü
Menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, dan keindahan Pondok
ü
Menjaga almamater pondok
Larangan Bagi Santri ü
Santri putra memasuki komplek santri putri dan sebaliknya
ü
Menggunakan barang milik orang lain tanpa ijin
ü
Menggunakan barang elektronik
ü
Keluar di malam hari
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum menjadi hak dan wewenang Pengurus Harian dan Dewan Keamanan. 8. Kurikulum pesantren Tabel I Kurikulum Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga No
Kelas
Pelajaran Aqidatul Awwam Sifaul Jinan
1
1 Ula
Fasholatan Risalatul Quro' Alala Al Qur'an
Ta'lim Muta'alim Aswaja 2
2 Ula
Safinatun Najah Risalatul Makhid Al Qur'an Arba'in Nawawi
3
3 Ula
Al Jurumiyah Shorof Sulam Taufiq Qowa'idul I'rob
4
1 Wustho
Al Imrithi Fatkhul Qorib I Matnul Ghoyah
5
II Wustho
Al Fiyah I Fatkhul Qorib II Fatkhul Mu'in I
6
III Wustho
7
Umum
Al Fiyah I Riyadlus Sholihin
9. Jadwal kegiatan pesantren
Tabel II Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga No
Jenis Kegiatan Harian
Mingguan
Tahunan
1.
Kegiatan Belajar Mengajar Mujahadah
Peringatan maulid Nabi SAW
2.
Sholat Jama’ah
Al Barjanji
Peringatan Isro’ Mi’roj
3.
Sorogan Al Qur’an
Tahlilan
Haflah
4.
Khutbah jum’at Ziarah Walisongo
5.
Ziaroh kubur
Khoul
6.
Kultum
Peringatan Kemerdekaan RI
7.
Ro’an Kubro
8.
Qiro’ah
9.
Praktek ibadah
10.
Rebana
10. Data santri putra Tabel III Data Santri Putra Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga No
Nama
Jenjang Pendidikan
1
Adi Nugroho
SMP
2
Adib Wahyu.M
SMP
3
Dedi Setiawan
SMP
4
Ikhsanuddin
SMP
5
M.Aqil Al Bieruni
SMP
6
M.Fatkhullah
SMP
7
M.Imron Hari.R
SMP
8
M.Sholikhul Huda
SMP
9
M.Ilham Ganda
SMP
10
Mahfud Masyhudi
SMP
11
Nur Fuad Gandi
SMP
12
Nur Khakim
SMP
13
Aan Muftikhan
SMA/SMK
14
Afan Muladi
SMA/SMK
15
Ahmad Faozi
SMA/SMK
16
Ahmad Fauzi
SMA/SMK
17
Ahmad Lazim
SMA/SMK
18
Alfan
SMA/SMK
19
Dedi Irawan
SMA/SMK
20
Fattachul Gufron
SMA/SMK
21
Habib Kurniawan
SMA/SMK
22
Imam Hendi Susanto
SMA/SMK
23
Imam Tabroni
SMA/SMK
24
Irvana Afid S
SMA/SMK
25
Jihan Abdillah
SMA/SMK
26
Joni Fathurrahman
SMA/SMK
27
M.Khoerul Anam
SMA/SMK
28
M.Mufid
SMA/SMK
29
M.Salim.K
SMA/SMK
30
Mega Aji P
SMA/SMK
31
Miftakhuddin
SMA/SMK
32
Mustofa
SMA/SMK
33
Nur Ahdian
SMA/SMK
34
Puja Kresno.P
SMA/SMK
35
Syaiful Anas
SMA/SMK
36
Tri Wahono
SMA/SMK
37
Turmudzi
SMA/SMK
38
Nurul Huda
SMA/SMK
39
Mohtar Syarif
SMA/SMK
40
Farid Anami
SMA/SMK
41
Agus Ristiyanto
SMA/SMK
42
Irkham Muta’alimin
SMA/SMK
43
Aufa Sidiq
SMA/SMK
44
Adib Fauzan
MAHASISWA
45
Ahmad Dayu.M
MAHASISWA
46
Ali Mustain
MAHASISWA
47
Gunawan Laksono A
MAHASISWA
48
M. Fatkhurrahman
MAHASISWA
49
M.Arifin
MAHASISWA
50
M.Munawir
MAHASISWA
51
M.Rohman.A
MAHASISWA
52
Rahmat Yuli.S
MAHASISWA
53
Subkhan.M
MAHASISWA
11. Data santri putri Tabel IV Data Santri Putri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga No
Nama
Jenjang Pendidikan
1
Af idatun Nisa
SMP
2
Aina Nur Lailyta
SMP
3
Amalia.Y
SMP
4
Anis Syarofah
SMP
5
Fryda Pradita
SMP
6
Mafaza C.P
SMP
7
Maslikhatul.W
SMP
8
Saniatul Khoiriyah
SMP
9
Lutfiyah Damayanti
SMA/SMK
10
Ulfa Puji A
SMA/SMK
11
Khoirum M
SMA/SMK
12
Nur Hayati
SMA/SMK
13
Asna Aulia R
SMA/SMK
14
Peggy Citra A
SMA/SMK
15
Mufidatul L
SMA/SMK
16
Indah Futicha R
SMA/SMK
17
Cindy Claudia G
SMA/SMK
18
Amalya Puji.L
SMA/SMK
19
Siti Maysaroh
SMA/SMK
20
Ani Nurfiana
SMA/SMK
21
Anis Nurur.R
SMA/SMK
22
Asna Nafisah
SMA/SMK
23
Asti Wijayanti
SMA/SMK
24
Dina Fatmawati
SMA/SMK
25
Eka Rini
SMA/SMK
26
Fida Zulfatun.M
SMA/SMK
27
Fina.I
SMA/SMK
28
Ichtamilu.W
SMA/SMK
29
Indri Susilo.A
SMA/SMK
30
Istikhomah
SMA/SMK
31
Lutfiyatul Azizah
SMA/SMK
32
Mia Setyorini
SMA/SMK
33
Miftachul Nur.DH
SMA/SMK
34
Miftakhussa’adah
SMA/SMK
35
Muntafiah
SMA/SMK
36
Musyayidah
SMA/SMK
37
Nur Hidayah
SMA/SMK
38
Nur Zulfa.M
SMA/SMK
39
Rodliyatus.S
SMA/SMK
40
Sa’adatur Rohmah
SMA/SMK
41
Siti Munawaroh
SMA/SMK
42
Umi Jami’atus.S
SMA/SMK
43
Uswatun.K
SMA/SMK
44
Widha Indrati
SMA/SMK
45
Winarni Anisa.P
SMA/SMK
46
Nur Fitriyati
SMA/SMK
47
Ana Malia
SMA/SMK
48
Ely Ismawanti
SMA/SMK
49
Ana Maesaroh
SMA/SMK
50
Tri Rahayu
SMA/SMK
51
Nur Arifah
SMA/SMK
52
Salis Fauziah
SMA/SMK
53
Nurul Wahidah
SMA/SMK
54
Diah Ayu
SMA/SMK
55
Ummu Alimatil Q
SMA/SMK
56
Triyani Yuliana
SMA/SMK
57
Ani Murtofiah
SMA/SMK
58
Ana Malia
MAHASISWA
59
Ana Masykuroh
MAHASISWA
60
Anisa Nandya
MAHASISWA
61
Ariyana
MAHASISWA
62
Endarti
MAHASISWA
63
Eni Iswanti
MAHASISWA
64
Erma Nahdliyatul F
MAHASISWA
65
Evie Yunianti
MAHASISWA
66
Indah Ziyadatul.A
MAHASISWA
67
Imama Q.A
MAHASISWA
68
Khanifah
MAHASISWA
69
Khayaulin Najah
MAHASISWA
70
Khusnul Khotimah
MAHASISWA
71
Kunti Masykuroh
MAHASISWA
72
Luthfi Walida
MAHASISWA
73
Muslikhatun.U
MAHASISWA
74
Nazdiroh Nur.C
MAHASISWA
75
Nida Vitria Utami
MAHASISWA
76
Nur Hasanah
MAHASISWA
77
Riska Nely.F
MAHASISWA
78
Riyana
MAHASISWA
79
Siti Malikah NS
MAHASISWA
80
Siti Marfu’ah
MAHASISWA
81
Siti Munadliroh
MAHASISWA
82
Umi Mu’alimah
MAHASISWA
83
Rindawati
MAHASISWA
84
Rokhmatul.U
MAHASISWA
85
Siti Manzilah
MAHASISWA
86
Yanti Nurhayati
MAHASISWA
87
Zakiyyah Magfur
MAHASISWA
88
Uswatun.Khasanah
MAHASISWA
B. Penyajian Data 1. Daftar Responden Tabel V Daftar Responden Santri Putri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Responden Eni Iswati Rindawati Maslikhatul Wijayanti Yanti Nurhayati Tri Rahayu Anis Syarofah Uswatun Khasanah Afidatun Nisa Fryda Pradita Fira Idatur Rohmah Khanifah Kunti Masykuroh
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Nadziroh Nur Cahyati Endarti Ema Nahdiyatul F Ichtamilu Wakhidah Siti Munadliroh Indah Ziyadatul Amaliya Ana Masykuroh Dina Fatmawati Widha Triyani Yuliana Miftahul Nur Rodziatus Solikhah Nafasa Vardista P Ana Nur Lailyta Lutfiyatul Azizah Aini Murtofiah Amalia YS Istikhomah Umi Jam'atus Syukur Siti Maysaroh Eka Umi Mia Setyorini Amalya Puji L Lutfiah Damayanti Cindy Anis Nurur R Nur Zulfa F Nur Hidayah Fida Z M Musyayidah Ariyana Miftahussa'adah Mohtar Syarif Masrokan M. Khoirul Anam Deni Pradana M. Samsuri M. Ilham Ganda Ahmad Fauzi
52 Nur Ahdian 53 Nur Fuad Gandi 54 Irvana Atid Setyawan 55 M. Fathullah 56 F. Ghufron 57 Mustofa 58 A. Lazim 59 Mahfudz Masyhudi 60 Aofa Sidiq 61 M. Salim Khoir 62 Aan Mutihan 63 Miftahuddin 64 Avan Muladi 65 Nur Khakim 66 Imam T 67 Adib Wahyu 68 M. Munawir 69 Dedi Irawan 70 Jihan Abdillah 2. Hasil Angket Tentang Intensitas Ibadah Mahdlah Santri TABEL VI Hasil Angket Tentang Intensitas Ibadah Mahdlah Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga Nomor Item Soal No Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 1 Eni Iswati A B A B B A A 2 Rindawati A B A B B B A 3 Maslikhatul Wijayanti A B A B B A A 4 Yanti Nurhayati A B A B B A A 5 Tri Rahayu A A A B C B C 6 Anis Syarofah A B A B C B A 7 Uswatun Khasanah A B A A B B C 8 Afidatun Nisa A A A B C A C 9 Fryda Pradita A B A B C A A 10 Fira Idatur Rohmah A B A B B A A 11 Khanifah A B A B B A A 12 Kunti Masykuroh A B A C B A A 13 Nadziroh Nur Cahyati A B B B B A A 14 Endarti A B A B A A B
8 A B B C B A C B B A B C C A
9 B A B B A C B C B A C C C A
10 C B B C C C C C B C B A C B
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
Ema Nahdiyatul F Ichtamilu Wakhidah Siti Munadliroh Indah Ziyadatul Amaliya Ana Masykuroh Dina Fatmawati Widha Triyani Yuliana Miftahul Nur Rodziatus Solikhah Nafasa Vardista P Ana Nur Lailyta Lutfiyatul Azizah Aini Murtofiah Amalia YS Istikhomah Umi Jam'atus Syukur Siti Maysaroh Eka Umi Mia Setyorini Amalya Puji L Lutfiah Damayanti Cindy Anis Nurur R Nur Zulfa F Nur Hidayah Fida Z M Musyayidah Ariyana Miftahussa'adah Mohtar Syarif Masrokan M. Khoirul Anam Deni Pradana M. Samsuri M. Ilham Ganda Ahmad Fauzi Nur Ahdian Nur Fuad Gandi
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A A A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B A B B B B B B B A A A A A A A B A
A A A A B A A A A A A A A A B A A A A B C C B A A A A A A A B A A B B A A A A
B A B B B B B B A B B B A B A B B B B B A C C A B B B B B B A B B A A B B B B
B B A B B B C B B B B B A C B B B C C C C C C C B B B C B B C B B C C B C B C
A B A A A B A A A A A A B B A A A A A B B B B B B B B A B B A A A A A A A A A
C A A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A C A A A A A A A B A A B B B C A C
B B A C C B B A C B B B B C B B B B C B C C C C B A B B B B A B B A A A C A B
A B A A A A C A C B C B B B B B B A B C C C B C C B C C C C A C B A A A A C A
C A A C C B B C B A C A B C B B B C B B B B C B C A B C C B B A B B B C C A B
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
Irvana Atid Setyawan M. Fathullah F. Ghufron Mustofa A. Lazim Mahfudz Masyhudi Aofa Sidiq M. Salim Khoir Aan Mutihan Miftahuddin Avan Muladi Nur Khakim Imam T Adib Wahyu M. Munawir Dedi Irawan Jihan Abdillah
A A A A A A A A A A A A A A A A A
B B B B A A B B B B B B B B A A B
A A A A A A A A A A A A A A B A B
B B C B B B B B B B B B A B A B B
C B C B C C C C B C C C C B C C C
A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A C C C C C A A A A A A A B A A
B A C A A A A A B B B B B C A A B
C B B A B B C C A B B C B B A B C
B A C A B B B B A C C C C A B B C
TABEL VII Hasil Angket Tentang Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga Nomor Item Soal No Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 1 Eni Iswati A A C A A A A 2 Rindawati A A A A A B B 3 Maslikhatul Wijayanti A A A A A B B 4 Yanti Nurhayati A A C A A B A 5 Tri Rahayu A A A A A A A 6 Anis Syarofah A A A A A A B 7 Uswatun Khasanah A A C A A B B 8 Afidatun Nisa A B A A A B B 9 Fryda Pradita A A C B A B B 10 Fira Idatur Rohmah A A A A A B A 11 Khanifah A A A A A A A 12 Kunti Masykuroh A A A A A B B 13 Nadziroh Nur Cahyati A A A A A A A 14 Endarti A A A A A A B
8 A A A B A A A A A A A A A A
9 A A A A A A B A A A A A A A
10 A A A A B B B A B A A A A A
3. Hasil Angket Tentang Perilaku Ihsan Santri
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
Ema Nahdiyatul F Ichtamilu Wakhidah Siti Munadliroh Indah Ziyadatul Amaliya Ana Masykuroh Dina Fatmawati Widha Triyani Yuliana Miftahul Nur Rodziatus Solikhah Nafasa Vardista P Ana Nur Lailyta Lutfiyatul Azizah Aini Murtofiah Amalia YS Istikhomah Umi Jam'atus Syukur Siti Maysaroh Eka Umi Mia Setyorini Amalya Puji L Lutfiah Damayanti Cindy Anis Nurur R Nur Zulfa F Nur Hidayah Tida Z M Musyayidah Ariyana Miftahussa'adah Mohtar Syarif Masrokan M. Khoirul Anam Deni Pradana M. Samsuri M. Ilham Ganda Ahmad Fauzi Nur Ahdian Nur Fuad Gandi
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A B C A A A A A A A A A A A A A A A B B A B A A A A A A A A A A A A A A A
A A C A A A C A A A A A A C C B B C A A C C C C C C C C C C C A C C B A B B B
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A B A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A B A A B B A B A B
B A B A B B A B B A B A A B B B B B A A B B C B A A A A A A B A B B B A A A B
A A A B C A A A A A A A A B A A A A B B B B B B A A B A A B A A B A A B A A B
A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A C A A A A A A A A A C C C C A A A A A A A A A A A C A A A
A A A B A B A A C A B A A C B A A A B C C C C C A A A A A A A A B A A A A A C
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
Irvana Atid Setyawan M. Fathullah F. Ghufron Mustofa A. Lazim Mahfudz Masyhudi Aofa Sidiq M. Salim Khoir Aan Mutihan Miftahuddin Avan Muladi Nur Khakim Imam T Adib Wahyu M. Munawir Dedi Irawan Jihan Abdillah
A A A A B B B B A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A
B A C A A A A A A A A A A B A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A B A A A A A A A A B B B B A A
A A A A A A A A A A A A A A B A A
B B A A A A A A A A B B A B A A B
A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A
BAB IV ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah membuktikan ada tidaknya pengaruh antara intensitas ibadah mahdlah dengan perilaku ihsan santri di pondok pesantren Tarbiyatull Islam Al Falah Tahun 2012. Dengan kata lain semakin baik intensitas ibadah mahdlah, semakin baik pula perilaku ihsan santri di pondok pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah melalui analisis data, karena data lapangan dan landasan teori belum dapat menunjukkan atau membuktikan sendiri suatu kebenaran hipotesis. A. Analisis Pendahuluan Dalam analisis ini didiskripsikan tentang intensitas ibadah mahdlah santri di pondok pesantren Tarbiyatull islam Al Falah yang datanya diperoleh dari responden. 1. Intensitas Ibadah Mahdlah. Untuk mengetahui tingkat intensitas ibadah mahdlah pada santri di pondok pesantren Tarbiyatull islam Al Falah berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yang terdiri dari 10 soal, masing-masing soal berbobot dengan nilai : 1) Santri yang menjawab A memiliki bobot nilai 3. 2) Santri yang menjawab B memiliki bobot nilai 2. 3) Santri yang menjawab C memiliki bobot nilai 1.
TABEL VIII Data Nilai Angket Intensitas Ibadah Mahdlah Santri Pondok Pesantren Tarbiyatull Islam Al Falah Salatiga Tahun 2012 Nomor Item Soal No Jumlah Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 2 3 2 2 3 3 3 2 1 24 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 24 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 24 4 3 2 3 2 2 3 3 1 2 1 22 5 3 3 3 2 1 2 1 2 3 1 21 6 3 2 3 2 1 2 3 3 1 1 21 7 3 2 3 3 2 2 2 1 2 1 21 8 3 3 3 2 1 3 2 2 1 1 21 9 3 2 3 2 1 3 3 2 2 2 23 10 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 25 11 3 2 3 2 2 3 3 2 1 2 23 12 3 2 3 1 2 3 3 1 1 3 22 13 3 2 2 2 2 3 3 1 1 1 20 14 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 26 15 3 2 3 2 2 3 1 2 3 1 22 16 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 25 17 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 26 18 3 2 3 2 2 3 3 1 3 1 23 19 3 2 2 2 2 3 3 1 3 1 22 20 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 24 21 3 2 3 2 1 3 3 2 1 2 22 22 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 25 23 3 2 3 3 2 3 3 1 1 2 23 24 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 25 25 3 2 3 2 2 3 3 2 1 1 22 26 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 25 27 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 25 28 3 2 3 2 1 2 3 1 2 1 20 29 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 24 30 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 24 31 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 24 32 3 2 3 2 1 3 3 2 3 1 23 33 3 2 3 2 1 3 1 1 2 2 20 34 3 2 2 2 1 2 3 2 1 2 20
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2
1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2
1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 1 3 3 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 2
1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 2 3 3 3 3 1 3 1 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 1 2 2 3 2 1
2 2 1 2 1 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 3 2 2 3 1 3 2 2 2 2 3 1 1 1 1 3 2 2 1
19 18 18 21 21 25 22 21 21 22 25 25 25 25 25 25 21 25 23 22 26 18 25 23 23 21 23 26 22 22 21 23 24 25 25 20
Kemudian di intervalkan dengan rumus sebagai berikut: dengan 10 item diketahui nilai tertinggi 30 dan nilai terendah10, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut :
li =
( Ba - Bb) + 1 Ji
Keterangan : Li
: Lebar interval
Ba
: Batas atas
Bb
: Batas bawah
Ji
: Jumlah interval
Sehingga :
li =
(30 - 10) + 1 3
li =
21 =7 3 Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa
banyak santri yang intensitas ibadah mahdlahnya baik, cukup, kurang.
TABEL IX Interval Intensitas Ibadah mahdlah Santri Pondok Pesanren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga Li Jumlah Santri Nilai Nominasi Keterangan 24-30
29
A
Baik
17-23
41
B
Cukup
10-16
0
C
Kurang
Setelah diketahui berapa banyak santri yang mempunyai ketekunan dalam menjalankan ibadah baik, cukup, kurang kemudian dipersentasekan sebagai berikut :
P=
F ´100% N
a. Untuk intensitas ibadah mahdlah santri yang memperoleh nilai baik mendapat nilai A sebanyak 29 santri.
P=
F ´100% N
P=
29 ´ 100% 70
= 41,42 % b. Untuk intensitas ibadah mahdlah santri yang memperoleh nilai cukup mendapat nilai B sebanyak 32 santri.
P=
F ´100% N
P=
41 ´100% 70
= 58,57 % c. Untuk intensitas ibadah mahdlah santri yang memperoleh nilai kurang mendapat nilai C sebanyak 0 santri.
P=
F ´100% N
P=
0 ´100% 70
=0% TABEL X Persentase Intensitas Ibadah mahdlah Santri Pondok Pesanren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
24-30
29
41,42 %
2
Cukup
17-23
41
58,57 %
3
Kurang
10-16
0
0%
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa intensitas ibadah mahdlah yang termasuk dalam kategori baik adalah 41,42 % dengan jumlah 29 santri, intensitas ibadah mahdlah cukup sebanyak 41 jama’ah dengan persentase 58,57 % intensitas ibadah mahdlah dengan kategori kurang 0 % dengan jumlah 0 santri. Dengan demikian intensitas ibadah mahdlah santri pondok pesanren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga adalah cukup.
2. Perilaku Ihsan Santri. Data tentang perilaku ihsan santri diperoleh dari angket yang penulis bagikan kepada responden. Terdiri dari 10 pertanyaan, masingmasing pertanyaan terdiri dari tiga opsi jawaban, dengan bobot nilai sebagai berikut: 1) Santri yang menjawab A memiliki bobot nilai 3; 2) Santri yang menjawab B memiliki bobot nilai 2; 3) Santri yang menjawab C memiliki bobot nilai 1.
TABEL XI Data Nilai Angket Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesantren Tarbiyatull Islam Al Falah Salatiga Tahun 2012 Nomor Item Soal No Jumlah Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 28 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 4 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 26 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 6 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 28 7 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 24 8 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 27 9 3 3 1 2 3 2 2 3 3 2 24 10 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 12 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 13 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 14 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 15 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 17 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 27 18 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 27 19 3 1 3 3 3 2 1 2 3 3 24
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3
2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3
28 28 29 27 30 26 30 30 24 25 28 28 27 28 27 22 22 22 22 28 28 27 28 28 27 26 30 25 26 27 27 28 29 24 28 29 27 30 29
59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 29 29 30 30 29 28 29 28 28 30 29
Kemudian di intervalkan dengan rumus sebagai berikut: dengan 10 item diketahui nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut :
li =
( Ba - Bb) + 1 Ji
Keterangan : Li
: Lebar interval
Ba
: Batas atas
Bb
: Batas bawah
Ji
: Jumlah interval
Sehingga :
li =
(30 - 10) + 1 3
li =
21 =7 3 Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa
banyak santri yang perilaku ihsan baik, cukup, kurang. TABEL XII Interval Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesanren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga Li Jumlah Santri Nilai Nominasi Keterangan 24-30
66
A
Baik
17-23
4
B
Cukup
10-16
0
C
Kurang
Setelah diketahui berapa banyak santri yang mempunyai intensitas dalam menjalankan ibadah baik, cukup, kurang kemudian dipersentasekan sebagai berikut :
P=
F ´100% N
a. Untuk perilaku ihsan santri yang memperoleh nilai baik mendapat nilai A sebanyak 44 santri.
P=
F ´100% N
P=
66 ´100% 70
= 94,28 % b. Untuk perilaku ihsan santri yang memperoleh nilai cukup mendapat nilai B sebanyak 17 santri.
P=
F ´100% N
P=
4 ´100% 70
= 5,71 % c. Untuk perilaku ihsan santri yang memperoleh nilai kurang mendapat nilai C sebanyak 0 santri.
P=
F ´100% N
P=
0 ´100% 70
=0%
TABEL XIII Persentase Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesanren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
24-30
66
94,28 %
2
Cukup
17-23
4
5,71 %
3
Kurang
10-16
0
0%
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik suatu informasi bahwa tingkat perilaku ihsan santri Pondok Pesanren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1) Perilaku ihsan santri dalam kategori baik yaitu 94,28 %
2) Sementara 5,71 %perilaku ihsan santri berada pada kategori cukup. 3) Sedangkan perilaku ihsan santri yang berada pada kategori kurang, sebanyak 0 %. Dengan demikian tingkat perilaku ihsan santri Pondok Pesanren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga pada tahun 2012, adalah baik.
B. Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel mengikuti intensitas ibadah mahdlah dan perilaku ihsan santri untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment. Hasil pehitungan menghasilkan nilai korelasi r yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 70 dengan taraf signifikansi 1% yaitu 0,306. Jika r hitung > r tabel maka ada hubungan yang positif antara varibel x dan y. Jika r hitung = 0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x dan y. Jika r hitung < r tabel maka terdapat hubungan negatif antara variabel x dan y. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut : (∑ )(∑ )
∑
rxy = (∑
)
Keterangan:
(∑ )
(∑
)
(∑ )
rxy : nilai koefisien korelasi antara x dan y xy : produk dari x dan y x : nilai variabel 1 y : nilai variabel 2 N : banyaknya subjek pemilik nilai ∑ : sigma
Analisis ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara nilai intensitas ibadah mahdlah dan perilaku ihsan santri. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel intensitas ibadah mahdlah diberi nama variabel X (variabel pengaruh) dan perilaku ihsan santri diberi nama variabel Y. Selanjutnya
kedua
variabel
tersebut
didistribusikan
kedalam
koefisiensi dan perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membuat tabel untuk mencari hubungan antara intensitas ibadah mahdlah dengan perilaku ihsan santri pondok pesantren Tarbiyatull islam Al Falah salatiga tahun 2012. 2) Mencari x, y, x2, y2 dan xy dengan cara mengalikannya. 3) Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product moment angka kasar.
TABEL XIV Koefisien Korelasi Pengaruh Intensitas Ibadah Mahdlah Terhadap Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesantren Tarbiyatull Islam Al Falah Salatiga Tahun 2012. Nomor X Y x2 y2 Xy Responden 1 576 784 672 24 28 2 576 784 672 24 28 3 576 784 672 24 28 4 484 676 572 22 26 5 441 841 609 21 29 6 441 784 588 21 28 7 441 576 504 21 24 8 441 729 567 21 27 9 529 576 552 23 24 10 625 841 725 25 29 11 529 900 690 23 30 12 484 784 616 22 28 13 400 784 560 20 28 14 676 841 754 26 29 15 484 841 638 22 29 16 625 900 750 25 30 17 676 729 702 26 27 18 529 729 621 23 27 19 484 576 528 22 24 20 576 784 672 24 28 21 484 784 616 22 28 22 625 841 725 25 29 23 529 729 621 23 27 24 625 900 750 25 30 25 484 676 572 22 26 26 625 900 750 25 30 27 625 900 750 25 30 28 400 576 480 20 24 29 576 625 600 24 25 30 576 784 672 24 28
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
24 23 20 20 19 18 18 21 21 25 22 21 21 22 25 25 25 25 25 25 21 25 23 22 26 18 25 23 23 21 23 26 22 22 21 23 24 25 25
28 27 28 27 22 22 22 22 28 28 27 28 28 27 26 30 25 26 27 27 28 29 24 28 29 27 30 29 29 29 29 30 30 29 28 29 28 28 30
576 529 400 400 361 324 324 441 441 625 484 441 441 484 625 625 625 625 625 625 441 625 529 484 676 324 625 529 529 441 529 676 484 484 441 529 576 625 625
784 729 784 729 484 484 484 484 784 784 729 784 784 729 676 900 625 676 729 729 784 841 576 784 841 729 900 841 841 841 841 900 900 841 784 841 784 784 900
672 621 560 540 418 396 396 462 588 700 594 588 588 594 650 750 625 650 675 675 588 725 552 616 754 486 750 667 667 609 667 780 660 638 588 667 672 700 750
70 20 29 jumlah 1597 1925 Dari tabel di atas diketahui:
400 36735
841 53243
580 44058
∑x : 1597 ∑y : 1925 ∑x2: 36735 ∑y2: 53243 ∑x.y: 44058 N : 70 Data-data yang telah diketahui kemudian dimasukkan dalam rumus product moment: {(∑
{(
) (
{(
)
) (∑ ) / } )(
) /
)/
}{(
) (
}
) /
/
rxy=
/
}{(
)
/
,
rxy=
{
}{
, ,
rxy=
rxy=
) (∑ ) / }{(∑ (
rxy=
rxy=
(∑ )(∑ )/
∑
rxy=
{
}{
,
,
}
, ,
√ , ,
rxy=0,463
C. Analisis Uji Hipotesis
,
}
}
Setelah data dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r, dengan jumlah responden 70 santri dengan taraf signifikansi 1% diperoleh nilai sebesar 0,306, maka jika dibandingkan dengan nilai rxy hitung (0,463) lebih besar dari nilai r tabel. Bila dibandingkan 0,463>0,306, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak/ tidak diterima dan hipotesis kerja/hipotesis alternatif (Ha) yang penulis ajukan tidak ditolak/ diterima. Dengan demikian berdasarkan perhitungan product moment terdapat hasil yang cukup signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan atau ada pengaruh antara intensitas ibadah mahdlah terhadap perilaku ihsan santri di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, pengolahan data serta analisis data maka penulis selanjutnya dapat menarik kesimpulan dari penelitian berjudul Pengaruh Intensitas Ibadah Mahdlah Terhadap Perilaku Ihsan Santri Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012, sebagai berikut : 1. Pada variabel x yaitu Intensitas Ibadah Mahdlah Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012 pada kategori baik adalah 41,42 % dengan jumlah 29 santri, intensitas ibadah mahdlah cukup sebanyak 41 santri dengan persentase 58,57 %, intensitas ibadah mahdlah dengan kategori kurang 0 % dengan jumlah 0 santri. 2. Pada variabel y yaitu perilaku ihsan santri putri Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012 kategori baik mencapai angka frekuensi 66 responden dengan persentase 94,28%, kategori cukup mencapai angka frekuensi 4 responden dengan persentase 5,71 %. Sedangkan kategori rendah hanya terjadi pada 0 responden dengan persentase 0 %. 3. Hasil perhitungan analisis data membuktikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu ada pengaruh antara Intensitas Ibadah mahdlah dengan perilaku ihsan santri putri Di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al
Falah Salatiga Tahun 2012 diterima atau tidak ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rhitung ) sebesar (0,463) lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1 % (0,306). B. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi
Lembaga Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah
Salatiga: a) Sebagai lembaga pendidikan Islam di Salatiga, Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah merupakan dambaan umat Islam dalam membentuk perilaku insan yang baik. Mengacu pada hal tersebut,
penulis
mengharap
kepada
lembaga
untuk
lebih
memperhatikan masalah intensitas ibadah mahdlah santri di pondok pesantren sehingga harapan mampu menciptakan perilaku ihsan santri dapat terwujud; b) Sebagai lembaga pendidikan Islam, eksistensi Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah sebagai wahana untuk menjaga kemurnian
ajaran
Islam
harus
berdasarkan Al Quran dan Al Hadist.
senantiasa
diperhatikan
yang
2. Bagi Pengurus Pondok Pesantrten Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga: Dalam rangka meningkatkan pendidikan santri, penulis mengharapkan agar pengurus lebih meningkatkan tata tertib santri. Dengan harapan mampu meningkatkan perilaku ihsan santri. 3. Bagi santri putri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah Salatiga: a) Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap semua santri semakin meningkatkan intensitas ibadah mahdlah baik di dalam lingkungan pesantren ataupun di luar pesantren. b) Kepada santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah, setelah mengetahui hasil uji penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh antara intensitas ibadah mahdlah dengan perilaku ihsan santri, maka tingkatkan dalam ibadah mahdlah karena amal ibadah yang diterima tidak hanya fi dunnya melainkan juga fi akhiroh . c) Sebagai seorang santri yang mempunyai beberapa kewajiban, maka taatilah semua peraturan pondok yang ada karena untuk kebaikan bersama yaitu keberhasilan dan teraturnya tata tertib pesantren.
C. Penutup Dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan sekaligus mampu mengubah dan membentuk umat manusia yang berakhlak mulia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa banyak kekurangan dalam penulisan ini, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Atas perhatian dan partisipasi dari pembaca, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, sholeh bin Fauzan. 1995. Kitab Tauhid I. Jakarta: Darul Hak Ali, Muhammad Dauly. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Al-khuli, Hilmi. 2007. Menyingkap Rahasia Gerakan Sholat. Jogjakarta: Diva Pers. Al-Ustaimin, Muhammad bin Sholih. 2005. Syarah Tsalatsatulushul/ Mengenal Allah Rosul & Dinul Islam. Solo: Al Qowam. Asmaran As. 1994. Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Puja Grafindo Persada. Ash Shiddieqy, Hasbi. 1994. Kaidah Ibadah-ibadah ditinjau Dari Segi Hukum dan Hikmah. Jakarta: Bulan Bintang. Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Darajat, Zakiyah. 1987. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bulan Bintang. Darajat, Zakiyah. 1990. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. 2005. Bandung: Diponegoro. Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. 2003. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI. Dhofier, Zamakhsyari. 1983. Tradisi Pesantren Studi TentangPandangan Hidup Kyai, LP3ES. Gazalba, Sidi. 1969. Ilmu & Islam, Djakarta: CV. Mulya. Gazalba, Sidi. 1995. Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak. Hadi, Sutrisno. 1977. Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikolog UGM. Kaelany. 2000. Islam & Aspek-aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara. Mapiere, Andy. 1982. Psikolog Remaja, Surabaya: Usaha Nasional. Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal (Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Poerwadarminta, W.J.S. 1978. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Qutb, Sayid. 1979. Masyarakat Islam, Bandung: PT. Ma’arif. Rahman Tohir. 2005. Terjemah Hadis Arbain Annawawiyah, Surabaya: AlHidayah.
Rifa’i. Moh. 1976. Risalah tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: Thoha Putra. Rozak, Nasrudin.1994. Dilema Islam, Bandung : PT Al-Ma’arif. Syahrur, Muhammad. 2002. Islam & Iman Aturan-aturan pokok, Jogjakarta: Jendela. Tono, Sidik dkk. 1998. Ibadah dan Akhlak Dalam Islam. Yogjakarta: UII Perssindo Wahyu Ms. 1987. Petunjuk Praktis Pembuatan Skripsi, Surabaya: Usaha Nasional. Woodward, Mark R (Damardjati Supadja). 1999. Islam Jawa Kesalehan Normatif vs Kebatinan. Yogyakarta: LKIS. Yasin, Sholeh. 1999. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Zarnuji. 1963. Ta’lim al-Muta’alim, Kudus: Menara Kudus.
Lampiran 1
Angket Intensitas Beribadah Santri Pondok Pesantren (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012 Biodata Responden Nama
:
Kelas Mengkaji : Petunjuk Pengisian 1. Sebelum mengisi angket, isilah biodata responden terlebih dahulu. 2. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan cara memberi silang (X) pada jawaban yang tepat menurut Anda. 3. Jawablah dengan sejujurnya karena jawaban Anda sangat membantu kelancaran penelitian ini. 4. Atas jawaban yang Anda berikan, saya ucapkan terima kasih. Intensitas Beribadah Santri 1. Bila mendengar adzan di masjid pesantren, apa yang anda lakukan? a. Bergegas persiapan shalat berjamaah di masjid. b. Menunggu jamaah selesai, kemudian sholat sendiri. c. Tetap melanjutkan kesibukan diri. 2. Berapa kali anda melaksanakan shalat berjamaah di pesantren dalam satu hari satu malam? a. 5-4 kali b. 3-2 kali c. 1 kali 3. Pada hari ahad siang anda dan teman-teman sedang kerja bakti (ro’an) pesantren. Mengecat tembok gedung pesantren, tak lama berselang tibalah masuk waktu shalat. Apa yang anda lakukan? a. Berhenti sejenak untuk mengerjakan shalat, setelah selesai kemudian melanjutkan pekerjaan. b. Menyuruh teman untuk shalat terlebih dahulu kemudian bergantian. c. Menyelesaikan pekerjanan dahulu kemudian shalat. 4. Apa yang anda lakukan setelah shalat wajib? a. Shalat sunnah rawatib. b. Berdzikir dan berdoa. c. Bergegas melanjutkan aktifitas.
5. Shalat sunnah apa yang sering anda kerjakan? a. Hampir seluruh shalat sunnah. b. Shalat sunnah duha c. Shalat sunnah idul fitri dan idul adha. 6. Setiap bulan ramadhan tiba, bagaimana puasa ramadhan anda di pesantren? a. Sebulan penuh. b. Kadang tidak berpuasa. c. Asal-asalan karena tidak ada (orang tua) yang mengawasi. 7. Puasa sunnah apa yang sering anda kerjakan? a. Puasa sunnah senin kamis. b. Puasa sunnah syawal c. Puasa sunnah tarwiyah dan arofah (8 dan 9 dzulhidjah) 8. Suatu hari anda sakit (masuk angin) kemudian ada jadwal ngaji al quran dari ba’da isya hingga pikul 21:00. Apa yang anda lakukan? a. Tetap berangkat meskipun badan terasa lemah. b. Meminta izin kepada pengurus (dewan keamanan) dan ustadz/zah yang bersangkutan. c. Meminta tolong kepada teman untuk menyampaikan kepada ustaz/zah yang bersangkutan bahwa sedang sakit. 9. Berapa kali anda mampu mengkhatamkan al quran 30 jus dalam kurun waktu 1 tahun? a. 3 kali b. 2 kali c. 1 kali 10. Jika tiba waktu membayar zakat fitrah, apa yang anda lakukan? a. Membayar dengan uang tabungan sendiri, melalui panitia zakat fitrah di pesantren. b. Meminta uang orang tua dan membayarkan di pesantren. c. Meminta agar orang tua membayarkan zakat, meski di rumah.
Lampiran 2 Angket Perilaku Ihsan Santri Pondok Pesantren (PPTI) Al Falah Salatiga Tahun 2012 Biodata Responden Nama
:
Kelas Mengkaji : Petunjuk Pengisian 1. Sebelum mengisi angket, isilah biodata responden terlebih dahulu. 2. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan cara memberi silang (X) pada jawaban yang tepat menurut Anda. 3. Jawablah dengan sejujurnya karena jawaban Anda sangat membantu kelancaran penelitian ini. Atas jawaban yang Anda berikan, saya ucapkan terima kasih. Perilaku Ihsan Santri 1. Di tengah jalan anda bertemu pengasuh pesantren. Apa yang anda lakukan? a. Menyapa terlebih dahulu. b. Menyapa, jika pengasuh menyapa terlebih dahulu. c. Menghindar, agar pengasuh tidak tahu. 2. Suatu hari anda melihat ibu nyai pulang berbelanja dan membawa bahan belanjaan yang banyak. Apa yang anda lakukan? a. Membantu membawakan hingga ke dapur. b. Membantu membawakan barang yang sekiranya lebih ringan. c. Menghindar dan bersembunyi di kamar. 3. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang mengajarkan kita bermasyarakat. Bagaimana cara bicara anda dengan teman pesantren? a. Halus. b. Bahasa formal. c. Bahasa sehari-hari. 4. Bagaimana sikap anda terhadap teman yang lebih tua dan yang lebih muda? a. Menghormati yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda. b. Menghormaati yang tua saja. c. Hanya menghormati pengurus pesantren. 5. Jika teman anda minta bantuan untuk meminjam uang dan anda memilikinya, apa yang anda lakukan? a. Meminjamkan.
b. Meminjamkan hanya separuh. c. Menyarankan untuk meminjam kepada teman lain. 6. Ketika melihat halaman pesantren kotor, apa yang anda lakukan? a. Membersihkan meski bukan jatah piket. b. Mencari teman jatah piket kemudaian menyuruh membersihkan. c. Membiarkan karena bukan jatah piket. 7. Jika melihat teman yang sedang bersusah payah mengerjakan pekerjaan pesantren, apa yang anda lakukan? a. Membantu sebisa mungkin hingga selesai. b. Membantu walau sebentar. c. Membiarkan dan pura-pura tidak melihat. 8. Suatu ketika dimusim hujan anda melihat jemuran teman yang kehujanan, apa yang anda lakukan? a. Menggangkat agar tidak kehujanan. b. Hanya menggangkat jemuran milik teman dekat. c. Pura-pura tidak tahu karena sedang di kamar. 9. Bilamana anda mendapat cerita teman yang merupakan aib dari orang lain. Apa yang anda lakukan? a. Menjaga dan menyimpan rahasia tersebut. b. Menambah nilai-nilai yang baik jika diminta bercerita teman lain. c. Membiarkan karena itu bukan menjadi wewenang pribadi. 10. Idul fitri telah tiba, kemudian anda masih mempunyai waktu libur yang longgar. Apa yang anda lakukan? a. Berkunjung ke pesantren dan masyarakat sekitar pesantren. b. Hanya berkunjung ke pesantren saja. c. Di rumah saja dan berkunjung ke teman-teman.
Lampiran 3
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Shofa Nurul Huda
2. Tempat dan Tanggal lahir : Batang, 06 Juli 1987 3. Jenis kelamin
: Laki-laki
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Ngaliyan 09/02, Pelem, Simo, Boyolali
7. Riwayat Pendidikan: a. TK Kasih Ibu Wonosegoro lulus tahun 1993 b. SD N 1 Wonosegoro lulus tahun 1999 c. SLTP N 1 Arrosyidin Pancuranmas lulus tahun 2002 d. SMK N 2 Salatiga lulus tahun 2005 e. S1 STAIN Salatiga lulus tahun 2012
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 30 Juli 2012 Penulis
Shofa Nurul Huda NIM : 111 08 153