PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : HURROTUL A’YUUNI NIM: 111 07 038
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
i
ii
iii
iv
MOTTO
Artinya: Belajarlah karena ilmu itu hiasan diri, kehormatan dan indikasi sifat terpuji .
(Ta’lim Muta’alim, Syaikh Azzarnuji: 10)
Berbekal Ilmu Lebih Berharga dari pada
Berbekal Harta Benda
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Puji syukur kepada Allah SWT. Sang penguasa langit dan bumi karena tanpa kehendak-Nya semua ini tidak dapat terjadi. Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan bagi umat manusia Bapak dan Ibu (bpk. Suparman dan Ibu. Amanah) , yang terhormat yang selalu memberikankan restu, dukungan baik moril maupun materiil Kakak-kakakku
(Miftahul
Hidayati
dan
Jazaul
khoiriyatul
Wahidah) yang telah mendukungku dalam segala hal Ibu Dra. Hj Maryatin, yang telah sabar dalam mengarahkan dan memberikan masukan-masukan kepada penulis Teman-teman PAI.B angkatan 2007 yang selalu memberiku dorongan dalam segala langkah menuju perbaikan Rekan-rekan yang selalu memberi dorongan dan semagat agar skripsi ini cepat terselesaikan
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulisi haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Kedisiplinan Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri di Pondok Pesantren AL-Manar Bener Tengaran Semarang Tahun 2011/2012“ Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN yang telah menyetujui pembahasan skripsi ini. 2. Dra. Hj.Maryatin yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keihlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penulisan skripsi ini. 3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai. 4. Ibu dan Bapakku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.
vii
5. Segenap keluarga yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga studi dan skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penlis sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan, bagi agama, nusa dan bangsa amin Amin – amin yarobbal 'alamin Salatiga, 29 Februari 2012 Penulis
Hurrotul A’yuuni NIM: 111 07 038
viii
ABSTRAK A’yuuni, Hurrotul, 2012. (11107038) Pengaruh Kedisiplinan Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri di pondok Pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang Tahun 2012. Skripsi Salatiga: Progam SI Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga Tahun 2012. Dosen Pembimbing: Dra Hj. Maryatin Kata Kunci :Kedisiplinan Shalat Berjamaah, Perilaku Sosial Santri Penelitian ini untuk menjawab permasalahan: (1). Bagaimana kedisiplinan shalat berjamaah para santri dipondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang (2). Bagaimana perilaku sosial santri di pondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran Semarang (3). Apakah ada pengaruh kedisiplinan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri dipondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang. Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh santri Madrasah diniyah kelas III. A dan kelas IV di pondok pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang tahun 2012 yang jumlahnya 77 santri. Adapun penelitian ini menggunakan Pendekatan kuantitatif dengan studi korasional. Pengumpulan datannya menggunakan angket, setelah data terkumpul kemudian di analisis menggunakan analisis statistic deskriptif. Pengujian hipotesisnya menggunakan kuantitatif korelasi dengan menggunakan product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedisiplinan shalat berjamaah santri di pondok pesantren Al-Manar Bener, Semarang tahun 2012 tergolong tinggi dengan skor: A dengan nilai kategori tinggi didukung data 41 responden dengan prosentase (53,25 %) sedangkan skor B: dengan kategori sedang didukung data 30 responden (38,96 %) dan skor C: dengan kategori rendah didukung data 6 responden (7,79 %). Sedangkan perilaku sosial santri di pondok pesantren AlManar Bener, Tengaran, Semarang tahun 2012 tergolong tinggi, didukung data 41 responden (53,25 %). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh kedisiplinan dalam shalat berjamaah teradap perilaku sosial, didukung nilai koefisien korelasi 0,376. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang positif antara kedisiplinan sholat berjamaah terhadap perilaku sosial santri.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
PENGESAHAN .....................................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................
iv
MOTTO ..................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ..................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................
vii
ABSTRAK ..............................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................
5
C. Tujuan Penelitian….. .........................................................
6
D. Hipotesis Penelitian ..........................................................
6
E. Kegunaan Penelitian .........................................................
7
F. Definisi Operasional .........................................................
8
G. Metode Penelitian .............................................................
11
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ........................
11
2. Lokasi dan Waktu .......................................................
12
3. Populasi
12
...................................................................
x
4. Metode Pengumpulan Data .........................................
14
5. Instrumen Penelitian ...................................................
15
6. Analisis Data ..............................................................
18
H. Sistematika Penulisan ........................................................
19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Kedisiplinan shalat berjamaah .................
21
1. Pengertian kedisiplinan ................................................
22
2. Pengertian shalat .................................................. .........
23
3. Pengertian shalat berjamaah ...........................................
27
4. Tujuan shalat berjamaah.................................................
28
5. Aturan dalam melaksanakan shalat berjamaah................
30
7. Keutamaan dalam shalat berjamaah ..............................
32
8. Kewajiban shalat berjamaah .........................................
33
9. Manfaat shalat berjamaah .............................................
33
B. Perilaku Sosial ..................................................................
38
1. Pengertian perilaku sosial ...........................................
38
2. Jenis-jenis perilaku .....................................................
41
3. Perilaku sosial .............................................................
42
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial ……
44
C. Pengaruh Kedisiplinan Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri ........................................................
xi
45
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ..............
48
1. Sejarah Singkat ............................................................
48
2. Letak Geografis ..........................................................
51
3. Profil Pondok Pesantren...............................................
52
4. Visi dan Misi Pondok Pesantren .................................
52
5. Sarana dan Prasarana ...................................................
52
6. Pembelajaran Pendidikan Madin ..................................
53
7. Kegiatan Santri ............................................................
54
8. Kegiatan Ekstrakulikuler .............................................
55
9. Keadaan Dewan Asatid Wa Asatidzah dan Struktur organisasi pengurus Putra Putri ...................................
55
10. Keadaan Santri.............................................................
59
B. Penyajian Data .................................................................
60
1. Data Tentang Jawaban Angket Kedisiplinan Shalat
BAB IV
BAB V
Berjamaah ..................................................................
63
2. Data Tentang Jawaban Angket Perilaku Sosial Santri...
66
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ............................................................
69
B. Analisis Kedua ..............................................................
78
PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................
84
B. Saran ..............................................................................
85
C. Penutup ..........................................................................
86
xii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Daftar Populasi Penelitian ……......................................
13
Tabel 1.2
Daftar Instrument Penelitian ..........................................
16
Tabel 3.1
Daftar Dewan Asatid wa asatidzah .................................
56
Tabel 3.2
Jumlah Santri Pondok Pesantren Al-Manar Bener ............
60
Tabel 3.3
Jumlah Santri Madrasah Diniyyah Kelas III.A dan Kelas IV ..
60
Tabel 3.4
Data Responden ....................................................................
61
Tabel 3.5
Jawaban Angket Kedisiplinan Shalat Berjamaah Santri ..........
64
Tabel 3.6
Jawaban Angket Perilaku Sosial Santri .................................
66
Tabel 4.1
Distribusi Frekensi Tentang Kedisiplinan Shalat Berjamaah Santri .....................................................................................
70
Tabel 4.2
Daftar Nilai Tentang Kedisiplinan Shalat Berjamaah Santri ...
70
Tabel 4.3
Prosentase Tentang KedisiplinanShalat Berjamaah Santri ......
73
Tabel 4.4
Daftar Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Sosial Santri ....
75
Tabel 4.5
Daftar nilai Perilaku Sosial Santri ..........................................
75
Tabel 4.6
Prosentase Perilaku Sosial Santri ...........................................
78
Tabel 4.7
Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara X dan Y ....................
80
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Kedisiplinan Shalat Berjamaah Lampiran 2 Angket Perilaku Sosial Lampiran 3 Surat izin Meneliti Lampiran 4 Surat Keterangan dari Pengasuh Pondok Pesantren Lampiran 5 Nota Pembimbing Lampiran 6 Lembar Konsultasi Lampiran 7 Daftar nilai SKK Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
agama
adalah
proses
yang
mengantarkan
pada
pembentukan kepribadian manusia yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam pendidikan agama banyak sekali yang harus dipelajari salah satunya adalah tentang syariat Islam seperti hal-nya shalat, karena shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Shalat juga merupakan salah satu cara bagi seorang hamba untuk berkomunikasi langsung dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Ash Shiddieqy, 2000:130). Shalat merupakan amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat kelak, sehingga shalat dijadikan induk dari seluruh ibadah, karena shalat merupakan kunci atau penentu dari berbagai amal perbuatan manusia, mendirikan sholat sama dengan mendirikan rukun Islam. “Mendirikan rukun Islam adalah merupakan tiang agama, dan merupakan amal yang paling dicintai oleh Allah SWT”. (llahi, 2004:2). Kedudukan shalat menjadi perkara yang hakiki (wajib) bagi umat Islam, shalat berjamaah sudah di tentukan waktunya, dengan melakukan shalat manusia sudah melaksanakan dua rukun Islam, diantaranya membaca sahadat dan mengerjakan shalat. Shalat adalah “Rukun Islam teragung setelah dua kalimat syahadat”. (Muqoddim, 2005:15)
2
Al-Qur‟an sebagai kitab suci umat Islam, yang mengandung hukum perintah dan larangan. Salah satunya adalah shalat, shalat menjadi sebuah kewajiban yang telah ditentukan waktunya dan seorang mukmin yang mengerjakan shalat akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Adapun dasar mengenai pelaksanaan shalat adalah sebagai berikut;
Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunnya atas orang-orang beriman.”(QS.An Nisa‟: 103)
Artinya: “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS.Al-Ankabuut: 45)
Shalat berjamaah merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam. Hasby Ash Siddiqiey berkata: “Apabila kita perhatikan ayat-ayat awamatir (ayat-ayat perintah) di dalam alqur‟an, terdapatlah diantara ayat-ayat yang memberikan pengertian bahwa kita di perintahkan melaksanakan shalat dengan berjamaah di masjid-masjid”. (Ash Shiddieqy, 1989:303). Sedangkan dalam surah (Al Baqarah: 43) sebagai berikut:
3
Artinya: “Dan dirikalah shalat, tunaikanlah zakat da ruku‟lah beserta orangorang yang ruku‟ (shalat berjamaah)”. (QS. Al-Baqarah: 43) Ayat tersebut di atas memberi landasan hukum yang jelas untuk pelaksanaan shalat secara berjamaah. Umat Islam diperintahkan ruku‟ beserta orang-orang yang ruku‟ mengandung pengertian shalat berjamaah. Ash Shiddieqy, mengatakan; “Ayat diatas memberi kesan kepada kita bahwa bersama-sama
(beramai-ramai)
adalah
berjamaah”.
(Ash
Shiddieqy,
1989:304). Kewajiban shalat pada dasarnya merupakan hubungan antara individu umat Islam dengan Tuhannya. Namun dalam hal shalat dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah, dalam pandangan Islam shalat berjamaah mempunyai nilai yang lebih tinggi yaitu 27 kali lipat dibandingkan dengan shalat sendirian. (Muhyiddin, 2006:180). Sebagaimana sabda Nabi :
Artinya : “Shalat berjamaah lebih utama dari pada Shalat sendirian 27 derajat“. (Terjemahan Shahih Bukhari : I/208 (367). Dengan shalat berjamaah manusia akan saling mengenal (ta‟aruf) akan timbul tali persaudaraan antar sesama manusia. Dengan mengenal orang lain maka diharapkan bisa mengenali dan mampu menjadi diri sendiri. Sikapsikap kerohanian semakin luntur dan kesucian pola fikir atau pola tingkah laku tidak sesui dengan keseimbangan hidup, kerugian besar jika keseimbangan tergerus sikap acuh tak acuh dan idealisme yang negatif. Menemukan perilaku sosial yang terbentuk dari shalat berjama‟ah diharapkan
4
dapat menjaga keutuhan nilai Islam yang pada akhirnya akan menciptakan masyarakat madani. Perilaku sosial adalah tingkah laku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme yang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. (Walgito, 1997:10). Pondok Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang secara fisik mempunyai sarana utama dalam melaksanakan ibadah di masjid/mushola. Pondok Pesantren dalam proses berperilaku sosialnya mempunyai karakteristik, pendidikan yang melahirkan kegotongroyongan, semangat tolong-menolong, jiwa kesatuan dalam jamaah, semangat mematuhi ketentuan peraturan pondok. Masalah yang berkembang saat ini adalah banyaknya santri yang melanggar aturan tersebut padahal dalam peraturan dan tata tertib sudah tercantum kewajiban santri untuk melaksanakan shalat berjamaah. Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam seharusnya menjadi pelopor dan penggerak gerakan shalat berjamaah dan tepat pada rujukan shalat berjamaah yang sesuai dengan tuntunan Rosullah saw. Santri yang tidak disiplin shalat berjamaah memperlihatkan sikap dan perilaku yang kurang baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga akhirnya dikeluarkan dari Pondok Pesantren. Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti seberapa jauh pondok pesantren Al-Manar Bener menegakkan syariat kedisiplian shalat berjamaah lima waktu bagi para santri serta kaitannnya dengan perilaku sosial santri di lingkungan Pondok dan diluar Pondok Pesantren,
5
penelitian ini di harapkan dapat terungkap manfaat shalat berjamaah sebagai terapi perilaku generasi muda, selanjutnya dapat memberi inspirasi dunia pendidikan
untuk
memanfaatkan
shalat
berjamaah
sebagai
metode
memperbaiki perilaku sosial santri, penulis melihat dari beberapa judul sekripsi yang ada di perpustakaan STAIN Salatiga , maka penulis tertarik dengan judul skripsi tetang shalat berjamaah terhadap perilaku sosial tetapi subyek penelitian yang penulis teliti adalah Santri dipondok pesantren AlManar Bener, Tengaran, Semarang. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengambil judul
‟‟PENGARUH
KEDISIPLINAN
SHALAT
BERJAMAAH
TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI” di Pondok Pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang, Tahun 2012
B. Rumusan Masalah Dalam melakukan penelitian ini penulis ingin mengungkapkan pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kedisiplinan shalat berjamaah santri dipondok pesantren AlManar Bener, Tengaran, Semarang? 2. Bagaimana perilaku sosial santri di pondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran Semarang? 3. Adakah
pengaruh shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri
dipondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang?
6
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui shalat berjamaah santri di pondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang? 2. Untuk mengetahui perilaku sosial santri di pondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang? 3. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri pondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang?
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 1998: 67). Secara teknis, hipotesis dapat di defisinikan sebagai peryataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang yang di peroleh dari sampel penelitian. Hipotesis awal dari penelitian ini adalah: Ada pengaruh yang positif antara kedisiplinan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang Tahun 2011.
7
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif tentang adanya pengaruh kedisiplinan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial. Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan khususnya dalam ilmu pendidikan agama Islam pada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga progdi PAI dan memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademis yang mengadakan penelitian berikutnya maupun mengadakan riset baru dalam meningkatkan wacana tentang shalat berjamaah. 2. Secara Praktis a.
Dengan penelitian ini diharapkan Pondok pesantren dapat mencetak akhlaqul karimah dan santri berkualitas dalam penerapan shalat berjamaah.
b.
Dengan penelitian ini diharapkan santri dapat menjalankan progam (shalat berjamaah) yang ada sehingga ketika di luar pondok akan terbiasa melaksanakan shalat berjamaah.
c.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang pentingnya disiplin shalat berjamaah kepada masyarakat agar dapat
8
mengetahui akan arti pentingnya kedisiplinan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalah fahaman dalam penafsiran yang berhubungan dengan judul tersebut maka penulis perlu menjelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Dani 2002:395). Pengaruh yang dimaksud adalah hubungan antara dua variabel yakni antara shalat berjamaah terhadap kedisiplinan shalat santi dengan perilaku sosial 2. Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” dibentuk kata benda, dengan awalan ke- dan akhiran –an, yaitu: kedisiplinan, yang artinya suatu hal yang membuat manusia untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kehendak-kehendak langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peratauran tata tertib (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:268). Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (Dani, 2002:134). Sedangkan yang dimaksud kedisiplinan disini adalah kedisiplinan santri dalam hal keaktifan dan kerutinan dalam shalat
9
berjamah, tepat waktu dalam melaksanakan shalat berjamaah dan juga sesuai dengan tata cara yang ditentukan. 3.
Shalat Berjamaah Secara lughawi atau arti kata shalat adalah doa, sedangkan secara terminologis adalah serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam. (Syarifuddin, 2003: 20). Shalat diwajibkan Allah atas setiap umat Islam yang sudah akil baligh sebanyak lima kali dalam sehari semalam, yaitu shalat zhuhur, ashar, magrib, isya‟ dan shalat subuh. Shalat wajib yang lima tersebut dianjurkan untuk dilakukan dengan secara berjamaah. Shalat berjamaah terdiri dari dua kata yaitu shalat dan jamaah.Shalat menurut bahasa adalah “Doa” Menurut Syara‟adalah “Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang di mulai dengan takbir, dan di akhiri dengan salam yang dengannya kita beribadat karena Allah. Berdasarkan pengertian di atas maka ketaatan menjalankan shalat berjamaah dapat diartikan keadaan dimana seseorang selalu melakukan shalat wajib dengan berjamaah sesuai syarat dan rukun yang telah ditentukan. “Ibadah yang wajib dilaksanakan sehari lima waktu berjama‟ah artinya, berkumpul atau ramai-ramai dan berasama-sama. (As-sawaf, 2007:41,303). Pengertian shalat berjama‟ah suatu perbuatan shalat yang dilaksankan bersama-sama apabila dua orang bersama-sama melakukan sholat diantaranya seorang diantara mereka mengikuti yang lainnya maka keduanya dinamakan sholat berjama‟ah. Orang yang diikuti
10
didepan disebut imam dan yang mengikuti di belakang disebut makmum. (Abdullah, 2003:39). Banyak manfaat yang bisa diambil ketika seseorang melaksanakan shalat berjamaah. Baik manfaat dunia maupun akhirat. Betapa indahnya jika shalat jamaah ditegakkan. Manusia berbondong-bondong datang kemasjid saat adzan berkumandang. Mereka bersegera menyambut seruan Allah SWT saat waktu shalat tiba. Mereka tinggalkan semua pekerjaan dunia, bertemu dengan Rabbnya dengan penuh ketundukan, ketawadhu‟an serta beribadah dengan penuh keikhlasan. Berdasarkan pengertian di atas maka kedisiplinan menjalankan shalat berjamaah dapat diartikan keadaan dimana seseorang selalu melakukan shalat wajib dengan berjamaah sesuai syarat dan rukun. Adapun indikator-indikator kedisiplinan shalat berjamaah: a. Disiplin dalam menepati untuk shalat tepat waktu b. Bila adzan dikumandangkan bergegas mengambil air wudhu c. Melaksanakan shalat sunah rawatib d. Meluruskan shaf ketika melaksanakan shalat berjamaah e. Selalu melaksanakan shalat berjamaah dalam keadaan dan situasi apapun. f. Aktif melaksanakan shalat berjama‟ah g. Berdzikir dan berdo‟a setelah selesai shalat berjamaah. 4. Perilaku Sosial
11
Perilaku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan (Poerdarminta, 2006:1141). Perilaku sosial yang dimaksud adalah bagaimana reaksi dalam hubungan sosial (menolong) santri terhadap sesama santri dilingkungan pondok pesantren Al-Manar Bener. Dengan demikian perilaku sosial adalah suatu perbuatan yang berdasarkan kesadaran untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya. Adapun Indikator-indikator perilaku sosial antara lain: a. Berperan aktif dalam kegiatan pondok b. Menghargai pendapat orang lain c. Sopan santun dalam berbicara d. Memaafkan kesalahan orang lain e. Tidak melakukan perbuatan anarkis f. Menjenguk teman yang sakit g. Menahan amarah h. Tolong menolong dengan sesama santri. i. Tolong menolong dilingkungan pondok pesantren
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan
12
studi korelasional. Sedangkan penelitian ini sendiri adalah penelitian deskriptif. Dipilihnya pendekatan kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan antara variabel kedisiplinan dalam shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri. Penyusun mencari tahu apakah ada pengaruh kedisiplinan dalam shalat berjamaah terhadap perilaku sosial. Penelitian ini mengarah pada studi korelasional bertingkat dengan tehnik angket. Variabel yang penyusun teliti adalah variabel sebab-akibat hasil eksperimen. Variabel di identifikasikan menjadi sub variabel guna menentukan hipotesis. Dalam penelitian ini penyusun mencari hubungan antara variabel x dalam hal ini kedisiplinan dalam shalat berjamaah dengan variabel y, yaitu perilaku sosial. 2. Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Al-Manar Bener adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2012 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Sedangkan menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertantu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari kemudian di ambil kesimpulannya (Sugiyono, 2007:61). Dari kedua pendapat diatas penyusun lebih condong pada pendapat sugiyono bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
13
peneliti untuk di pelajari kemudian di ambil kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh santri di pondok pesantren Al-Manar Bener. Jumlah keseluruhan santri kelas III Madrasah Diniyah di Pondok pesantren Al-Manar Bener, 120 santri yang terbagi dalam 3 kelas dan kelas IV jumlah santrinya 56. Oleh karena subyeknya besar maka populasi dalam penelitian ini yang diambil hanya kelas III.A yaitu 21 santri dan kelas IV yaitu 56 santri, jadi jumlah yang di jadikan populasi adalah 77 santri. Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap kelas. Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian No
Kelas Diniyah
Jumlah santri tiap kelas
1.
III.A
21
2.
IV
56
2
77
Jumlah
Sampel adalah bagian dari populasi yang di jadikan sarana penelitian yang di anggap mewakili populasi (Sutrisno Hadi, 2000:62). Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi (Sugiyono, 2007:62) senada dengan pendapat di atas, menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto, 2006:131).
14
Melihat jumlah santri kelas III.A dan kelas IV Madrasah Diniyah Pondok pesantren Al-Manar Bener Tengaran kurang dari 100 orang, maka sampel yang penulis ambil adalah 77 santri. 4. Metode Pengumpulan Data Demi tercapainya tujuan penelitian yang ideal, maka harus memiliki faliditas tinggi, adapun metode yang di gunakan dalam memperoleh data yang riil adalah: a. Metode Angket Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan) untuk di isi langsung oleh responden (Fathoni, 2006:111). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana kedisiplinan shalat berjamaah dan perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Al-Manar, Bener, Tengaran, Semarang. b. Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. (Fathoni, 2006:104). Metode ini digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data tentang kondisi secara umum pondok pesantren Al-Manar, Bener, seperti struktur organisasi, para ustadz, ustadzah, dan santri pondok pesantren. c. Metode Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab secara tatap muka yang dilaksakan oleh dua orang atau
15
lebih untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. (Sandjaja, 2006:144). Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi mengenai sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Manar, Bener serta data-data yang mendukung latar belakang dari penelitian ini. d. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden (Fathoni, 2006:112). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat dukumentasi, seperti biodata santri. Setelah data terkumpul, maka perlu dilakukan analisis data dengan melalui metode tertentu untuk mengambil data dengan melalui dokumen-dokumen yang ada dilokasi untuk memperoleh data tentang ponpes Al-Manar Bener Tengaran, jumlah santri dan data keadaan santri. 5. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data dan hasil penelitian yang sempurna, maka penulis menggunakan instrumen-instrumen sebagai alat pengumpul data sebagai jawaban dari masalah-masalah yang ada. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Angket atau kuosioner adalah alat pengumpulan data yang berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiono,
2007:199).
Pengumpulan angket/kuosioner
16
merupakan hal pokok untuk mengumpulkan data, hasil kuosioner terdiri atas angka, tabel-tabel, analisis statistik dan uraian serta kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, angket yang peneliti persiapkan ada dua yaitu kedisiplinan dalam shalat berjamaah dan perilaku sosial santri di pondok pesantren Al-Manar Bener. Peneliti membuat kedua angket tersebut berdasarkan indikator masing-masing variabel ke dalam beberapa pertanyaan atau soal. Adapun jumlah soal dari masing-masing angket adalah 15. Jadi dirinci dengan tabel sebagai berikut: Tabel 1.2 Daftar instrument penelitian VARIABEL
INDIKATOR
NO ANGKET
A.Kedisiplinan shalat
1. Bila
adzan
di
kumandangkan
1
bergegas mengambil air wudhu.
berjamaah 2. Datang lebih awal untuk shalat
2,3,4
tepat waktu 3. Melaksanakan
shalat
sunah
5,6
shaf
ketika
7,8
rawatib 4. Meluruskan
melaksanakan shalat berjama‟ah 5. Selalu bejamaah
melaksanakan dalam
situasi apapun
keadaan
shalat dan
9,10
17
6. Aktif
melaksanakan
shalat
11,12,13
setelah
14,15
berjamaah 7. Berdzikir
dan
berdo‟a
selesai shalat berjamaah B. Perilaku Sosial 1. Berperan Santri
aktif dalam kegiatan
1,2
pondok 2. Menghargai pendapat orang lain 3. Sopan santun dalam berbicara
3 4,5,6
4. Memaafkan kesalahan orang lain
7
5. Tidak
8
melakukan
perbuatan
anarkis 6. Menjenguk teman yang sakit
9
7. Menahan amarah
10
8. Tolong menolong dengan sesama
11,12,13
santri 9. Tolong menolong di lingkungan
14,15
pondok pesantren Jumlah soal angket
30
Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis membuat suatu instrumen penelitian yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang variabel-variabel yang ingin diteliti dan diketahui datanya.
18
Instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah berupa angket. Angket dalah salah satu instrumen penelitian nontes. Selain angket penulis juga menggunakan instrumen penelitian yang lain berupa pedoman wawancara. 6. Analisis Data a. Analisis Pertama Tahap yang dilakukan mengelompokkan data yang akan di masukkan ke kontribusi frekwensi dan di adakan pengelolaaan atau tahap pemberian nilai hasil angket dengan memberi bobot nilai sebagai berikut: I. Alternatif jawaban A di beri skor 3 II. Alternatif jawaban B di beri skor 2 III.Alternatif jawaban C di beri skor 1 Analisis ini digunakan untuk menghitung skor masing-masing variabel. Penelitian ini meliputi dua variabel kedisiplinan dalam shalat berjamaah sebagai variabel pertama (X) dan perilaku sosial sebagai variabel kedua (Y). Untuk mengetahui dari masing-masing variabel gunakan rumus: P
F X 100% N
Keterangan : P : Presentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah Responden
19
b. Analisis kedua Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan dalam shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri Pondok pesantren Al-Manar, Bener Kec.Tengaran Kab.Semarang penulis menggunakan rumus Product Moment. dengan rumus sebagai berikut:
rxy
N XY N X2
X
X 2
Y
N Y2
Y
2
Keterangan : rxy: Koefisien korelasi variable x dan variable y XY : Jumlah hasil kali variabel x dengan y X : Nilai variabel x Y : Nilai variabel y N : Jumlah subyek yang diteliti
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1: Pendahuluan Meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi
20
Operasional, Metode Penelitian
dan Sistematika Penulisan
Skripsi.
BAB11: Kajian Pustaka Berisi Kedisiplinan Shalat Berjamaah, Perilaku Sosial, Pengaruh Kedisiplinan Shalat Berjama‟ah Terhadap Perilaku Sosial. BAB111: Laporan hasil penelitian Pada Bab ini peneliti menjelaskan tentang gambaran umum keadaan pondok pesantren Al-Manar Bener Kec.Tengaran berkaitan sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan para santri. Selanjutnya menyajikan data responden dan jawaban angket tentang pengaruh kedisiplinan shalat berjamaah dan perilaku sosial. BABIV: Analisis data Meliputi analisis pertama dan kedua, untuk menjawab rumusan masalah tentang ada atau tidaknya mengetahui pengaruh kedisiplinan dalam shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri di pondok pesantren Al-Manar, Bener Kec.Tengaran Kab.Semarang, digunakan rumus statistic product moment. BABV: Penutup Yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran dan lampiran.
21
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Manusia merupakan salah satu mahluk hidup yang menghuni bumi dan menjadi kholifah di bumi menurut ajaran Agama Islam. Allah SWT adalah Tuhan dari semua mahluk di alam semesta. Manusia menjadi hamba Allah SWT, beriman kepada Allah SWT dan tunduk patuh secara total kepada-Nya, menjalankan segala larangan-Nya. Amanah yang diberikan Robb Pencipta alam semesta menjadi togak awal kehidupan manusia untuk bertakwa dan menjadi makhluk yang berkualitas dalam menghadapi kehidupan. Akan tetapi dari awal kehidupan dibumi sampai sekarang masih banyak yang lalai dan kitab merupakan fitrah kemanusiaannya. (Arief, 2002:19). Ajaran agama Islam mengandung peradaban dan sistem nilai yang universal. Segala segi kehidupan baik terlepas dari kehidupan yang teratur, mapan dan penuh penghargaan akan nilai diri dari setiap manusia. Dasar hukum untuk menjadi landasan berpijak pada perbuatan baik adalah kitab suci umat islam yaitu Al-qur‟an sebagai landasan utama, yang kedua hadist dari Nabi Muhammad SAW dan juga ijma‟ para ulama. Shalat berjamaah merupakan ajaran Islam yang terbesar setelah aqidah. (Shalihut saimin, 2003:13). Shalat berjamah menjadi pembeda antara muslim dan mukmin. Umat Islam mendirikannya secara baik akan menjadi masyarakat yang berkualitas. Kehidupan akan menjadi penuh makna dan dinamis sehingga perlu ditekankan
22
akan pentingnya shalat berjamaah dan jika meninggalkan berarti masalah besar yang akan menimpa umat Islam. (Ash Shiddieqy, 1989:103).
A. Kedisiplinan Shalat Berjama’ah 1. Pengertian kedisiplinan Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (Dani, 2002:134). Disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Salah satu ciri orang yang tertib adalah setiap adzan berkumandang maka segera mengambil air wudhu dan memenuhi panggilan Allah SWT tersebut
dengan
mengerjakan
shalat
berjamaah
(bersama-sama).
Mengerjakan shalat berjamaah akan membawa kita kepada keridhoan Allah SWT. Oleh karena itu, sedapat mungkin manusia untuk selalu mgenrjakan sholat tepat pada waktunya secara berjamaah. Kedisiplinan dalam beribadah (shalat) amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
23
Artinya: “Maka kecelakaanlah bagai orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS. Al-Ma`un:4-5) Allah SWT pada dasarnya telah mengajarkan kepada manusia tentang kedisiplinan. Sebagai contoh kita perhatikan Firman-Nya
Artinya: ”Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat-mu ingatlah Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabil kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman‟‟ ( QS. An-Nisa:103 ) 2. Pengertian shalat Shalat menurut bahasa berarti berdo‟a memohon kebaikan. Kebaikan segala perihal kehidupan, adapun menurut para ahli fiqih berarti “perkataan” dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbirotul ihrom dan di akhiri salam (Sunarto, 2002:148). Shalat merupakan rukun islam yang kedua dan yang sangat di tekankan (utamakan) sesudah dua kalimah syahadat. “Shalat adalah penghubung antara hamba dengan Robbnya.”(Shalihut Saimin, 2003:13).
24
Hamba membutuhkan sarana untuk dapat memanjatkan rasa pengabdian dan ketaatan yang berarti tunduk kepada Allah melalui shalat. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat, maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (Islam) ,Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim sehat maupun sakit. Shalat dalam pengertian bahasa arab adalah” doa memohon kebajikan dan pujian” (Aliy dan hidayat, 1996: 37). Arti ini terdapat pada beberapa tempat didalam Al-Qur‟an diantaranya sebagai berikut:
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. AtTaubah:103). Pengertian shalat secara syar‟i adalah: Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam,
25
dalam rangka beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan” (Aly dan Hidayat, 1996:37). Shalat merupakan suatu aktifitas jiwa (soul) yang termasuk dalam kajian ilmu psikologi transpersonal, karena shalat adalah proses perjalanan spiritual yang penuh makna yang dilakukan setiap manusia untuk menemui Tuhan semesta alam. “Shalat dapat menjernihkan jiwa untuk mencapai taraf kesadaran yang lebih tinggi (altered states of continous) dan pengalaman puncak (peak experience)” (Sangkan, 2006:7) Shalat adalah anugrah terbesar dari Allah kepada umat manusia, kepada siapa saja yang dengan rendah hati memiliki keinginan untuk melakukannya. Menurut Siddieqy, 1989:62, pengertian shalat ada 4 (empat) macam, yaitu: a. Ta‟rif yang menggambarkan shurotush shalat adalah rupa shalat yang lahir; perkataan shalat dalam pengertian bahasa arab adalah do‟a memohon kebaikan dan pujian. Adapun Ta‟rif yang dikehendaki syara‟ adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang di mulai dengan takbir, disudahi dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah SWT menurut syarat-syarat yang di tentukan. b. Ta‟rif menggambarkan Haqreqatush shalat atau sir (rupanya yang bathin) atau hakikatnya: hakikat shalat ialah melahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah SWT yang kita sembah, dengan perkataan dan pekerjaan.
26
c. Ta‟rif yang menggambarkan rukun shalat (jiwa shalat) Ruhush shalat adalah berharap kepada Allah SWT dengan khusu‟, ikhlas, baik dalam berdzikir, baik dalam berdo‟a maupun dalam memuji. d. Ta‟rif yang melengkapi hakikat dan jiwa shalat. Ta‟arif yang melengkapi rupa dan hakikat shalat adalah berharap hati (jiwa) kepada
Allah
SWT.
Hadap
dengan
mendatangkan
takut,
menumbuhkan rasa kebesarsn-Nya dan kekuasan-Nya dengan sepenuh khusu‟ dan ikhlas di dalam beberapa perkataan dan perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam, Umat Islam melaksanakan shalat wajib lima waktu karena hukumnya adalah fardhu‟ain, diwajibkan bagi semua muslim yang balig dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan, suci dari hadas dan najis. Shalat lima waktu dalam sehari semalam telah diwajibkan oleh Allah SWT. Kepada orang-orang Islam guna mensucikan jiwa, membersihkan hati dan menjadikan mereka selalu bersama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha besar dalam keterkaitan dan ingatan yang abadi dan kekal. Ada beberapa syarat-syarat kewajiban shalat yaitu: a. Orang Islam yang sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. b. Baliqh, artinya sudah dewasa dengan tanda-tanda sebagi berikut: 1) Telah berumur lima belas tahun. 2) Telah keluar mani atau mimpi bersetubuh. 3) Telah keluar haid bagi perempuan kira-kira umur 9 tahun.
27
c. Berakal. d. Suci dari haid dan nifas. Perintah shalat pertama kali disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, ketika beliau sedang Isro‟ dan Mi‟roj langsung dari Allah. (Abyan, 1994:53-54). 3. Pengertian shalat berjamaah Shalat berjamaah merupakan perintah Allah SWT. Umat islam yang mengerjakan termasuk manusia ciptaan Allah yang bertaqwa, yaitu melaksanakan perintah Allah SWT. Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat yang dilakukan bersama-sama berdasarkan firman Allah yang terdapat dalam Alqur‟an. Alquran menjadi dasar utama dan pertama pengambilan hukum dalam Islam. Surat Al baqoroh ayat 43 memberikan landasan hukum yang jelas untuk melaksanakan shalat berjamaah (bersama-sama).
Artinya: “Dan dirikalah shalat, tunaikanlah zakat da ruku‟lah beserta orang-orang yang ruku‟ (shalat berjamaah).”(QS. Al Baqarah: 43) Menurut Hamka dalam buku tafsir Al-Azhar “Ruku‟lah beserta orang-orang yang ruku‟, bawalah diri ke tengah masyarakat pergilah berjama‟ah.”(Amrullah, 1982:190). Dalam tafsir yang lain “Ruku‟lah beserta orang-orang yang ruku‟ dan kerjakanlah shalat dengan berjamaah.
28
Tuhan mendorong kita untuk menegakkan shalat berjamaah, karena dengan shalat berjamaah terhimpun jiwa (orang) untuk bersama-sama memunajat (berkomunikasi) kepada Allah, sekaligus untuk mewujudkan kerukunan dan sikap saling tolong menolong antara mukmin. Dengan berkumpul dan bershalat akan terbuka kesempatan unttuk melakukan musyawarah
untuk
memecahkan
permasalahan
bersama
demi
kemaslahatan dan kemajuan (Shiddieqy, 2002:98). Agama Islam akan tegak dengan dirikannya shalat berjamaah di masjid-masjid merupakan pusat aktivitas umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tempat untuk mengoptimalkan potensi-potensi positif yang dimilikinya. 4. Tujuan shalat berjamaah Menurut Al-Qathani, 2006:15, tujuan shalat berjamaah yaitu melaksanakan perintah Allah, makna agama dari syiar Islam, amalan yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan pada tepat waktu membiasakan kedisiplinan dan memperbaiki penampilan. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Melaksanakan perintah Allah. Pelaksanaan shalat berjamaah mengandung makna pelaksanaan perintah Allah, sebagai bentuk ibadah yang dilaksanakan oleh orang yang beriman. b. Makna agama demi syiar Islam.
29
Shalat berjamaah merupakan makna dari pelaksanaan agama, syiar Islam, serta bukti terbesar bagi manusia yang menunjukkan dia muslim. c. Amalan yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan tepat waktu dan selalu menjaganya. Faedah shalat berjamaah yang lain adalah menjadi penyebab terlaksanaanya shalat tepat pada awal waktu, atau paling tidak pada waktu yang semestinnya. Ini merupakan bagian dari amalan yang paling utama di sisi Allah. d. Membiasakan kedisiplinan. Faedah shalat berjamaah yang lain adalah menjaga kedisiplinan dan hidup teratur. Pelajaran ini di ambil dari sikap mengikuti imam dalam takbir dan perpindahan dari satu gerakan shalat kegerakan yang berikutnya, tidak mendahuluinya atau melambatkan diri darinya, atau bersamaan dengannya, atau mengejar gerakannya, atau mengalahkan gerakannya. Jadi seorang makmum tidak boleh mendahului imamnya. e. Memperbaiki penampilan. Pelaksanaan shalat berjamaah biasannya juga menjadikan seorang muslim memperhatikan penampilannya, sehingga berusaha untuk tampil sebaik mungkin dengan pakaian yang bersih dan aroma yang harum, sebab ia bertemu dan berkumpul dengan saudara-saudarannya, baik di waktu siang, atau malam di setiap kali melakukan kewajiban shalat menghadap sang khaliq.
30
f. Dakwah nyata kepada kebaikan dan saling berlomba dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Keluar rumah atau berangkat kemasjid untuk menghadiri shalat berjamaah merupakan dakwah alamiah yang nyata, untuk menunaikan ibadah ini dan menjaganya, demikian juga, “pelaksanaan shalat berjamaah akan mendorong para jamaah untuk saling berlomba dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, ketika di antara sesama jamaah saling memperhatikan ibadah yang dilaksanakan oleh orang lain (Al-Qothani, 2006:16-19). Maka setiap mukmin wajib mendirikan shalat berjamaah tepat pada waktunya sebagaimana yang di syariatkan Allah SWT kepada Rosul saw. 5. Aturan dalam melaksanakan shalat berjama‟ah Imam dan makmum adalah sebutan bagi orang mukmin yang mengerjakan shalat secara berjama‟ah. Shalat yang dilakukan secara bersama-sama membutuhkan tata aturan, supaya pelaksanaan sesuai dengan ajaran Islam. Umat Islam wajib mengambil hukum ibadah sesuai dengan Al-qur‟an dan Hadist yang shahih. Sabda Rasullah SAW “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (Jamil zainu, 998:66). Amal ibadah menjadi sah dan tertib jika didasarkan pada perintah ajaran dalam Islam dan sesuai tata tertib, sehingga di harapkan tujuan dan makna ibadah tesebut dapat di capai, maka tata tertib mendirikan jamaah
31
harus di ketahui, baik tata tertib sebagai imam dan makmum. Tata tertib shalat jamaah menyangkut sifat imam, adab imam dan sikap makmum. Penjelasan mengenai tata tertib tersebut yaitu: Syarat untuk menjadi Imam hendaknya mempunyai sifat-sifat di bawah ini: a. Imam jama‟ah menunaikan amanah-amanah Allah, yakni memelihara diri dari fusuq (kefasikan) b. Imam fasih, keras dalam pembacaan Al-Qur‟an (Al fatihah, surah dan dzikir) dalam menunaikan shalat berjamaah. c. Islam, baliq, berakal, laki-laki tulen, sehat, suci dari hadast dan nifas (Qhothani, 2006: 327-329) Adapun aturan atau adab imam dalam shalat berjama‟ah adalah sebagai berikut: a. Imam (laki-laki) “hendaklah berdiri di tengah shaf dan dibelakangnya orang-orang dewasa (Rahbawi, 2001:322-326) b. Berniat menjadi imam dan tidak ada dinding yang menghalangi imam dan makmum. c. Mengetahui hukum-hukum shalat antara lain mengetahui yang mengesahkan shalat dalam segala sudut karena itu tidak syah di ikuti orang-orang tidak sedikit juga mengetahui ilmu fiqih disini ialah mengetahui hukum-hukum bersuci dan hukum shalat. Adapun kriteria sebagai makmun adalah sebagai berikut:
32
a. Tidak mendahului imam dengan dua rukun yang merupakan perbuatan yang sengaja dan tahu, serta tidak ketinggalan dua rukun yaitu alfatihah dan ruku‟ dari imam tanpa ada alasan atau udzur (Rahbawi, 2004:333). b. Makmum tidak boleh didepan/ bersamaan tempatnya dengan imam. (Rahbawi, 2001:341 ). c. Mengingatkan imamnya apabila imam lupa dengan mengucapkan tasbih kepada imam. (Asymuni, 2001:67). 6. Keutamaan dalam shalat berjamaah Setiap ibadah mempunyai nilai keutamaan bagi mukmin yang mendirikannya. Bentuk pahala dan sanjungan dari Allah SWT. Shalat berjamaah mempunyai beberapa keutamaan adalah sebagai berikut: a. Shalat berjamaah akan mendapatkan pahala ibadah haji, berada dalam jaminan Allah SWT, mendapatkan jamuan dari surga setiap kali ia pergi pada pagi dan petang hari. b. Shaf yang pertama dan sebelah kanan Shaf pertama seperti shaf para malaikat. Makmum yang mengucapkan amiin bersama imam maka akan di ampuni dosanya dan dikabulkan do‟anya oleh Allah. c. Allah akan meninggikan derajatnya bagi orang yang menjalankan shalat berjamaah yaitu 27 derajat, dari pada shalat sendirian. Keutamaan shalat berjamaah antara shalat isya‟, subuh dan ashar.
33
Melaksanakan shalat isya‟ berjamaah sama nilainya dengan shalat setengah malam dan shalat subuh berjamaah sama halnya seperti shalat semalam suntuk, dan malaikat yang berkumpul di waktu asar beristighfar untuk orang yang berjamaah asar. (Ilahi, 2004:8-9). 7. Kewajiban shalat berjamaah Kewajiban shalat berjamaah berdasar pada hukum Al-Qur‟an dan hadist. Sehingga perlu di ketahui dan dikaji secara mendalam, supaya lebih jelas dan tepat. Fadhla Ilahi dalam buku “Menggugat Kesunatan Shalat Berjamaah” menyusun beberapa dasar hukum kewajiban yang berdasar dari Al-Qur‟an dan As Sunnah, beberapa kewajiban tersebut yaitu: a. Ancaman Allah sebab meninggalkan shalat berjamaah. b. Tidak adanya keringanan yang di berikan Nabi untuk meninggalkan shalat berjamaah. c. Keinginan Nabi SAW membakar rumah-rumah yang enggan menunaikan shalat berjamaah. d. Akibat buruk bagi orang “yang tidak bertanggung jawab seruan untuk sujud” (Ilahi, 2004:10). 8. Manfaat shalat berjamaah Shalat sebagai mekanisme untuk mengingat sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh sang pencipta jiwa manusia.Shalat sebagai ritual, lembaga dan komitmen besar bagi pribadi dan bersama pada ketertiban, ketepatatan waktu, perubahan dan kesatuan. Shalat berjamaah mempunyai pengaruh
34
positif. Orang muslim yang mendirikan shalat berjamaah akan menemukan makna kehidupan. Adapun pengaruh mendirikan shalat berjamaah adalah sebagai berikut: a. Pengaruh dalam aspek spiritual Aspek spiritual adalah hubungan antara hamba dengan Allah SWT. Sehingga mempunyai nilai tinggi berdasarkan firman Allah SWT. 1) Allah SWT telah mensyairatkan pertemuan bagi umat ini pada waktu-waktu tertentu diantarannya adalah yang berlangsung dalam satu hari satu malam, misalnya shalat lima waktu. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan, yaitu kebaikan, kasih sayang, dan penjagaan, juga dalam rangka membersihkan diri sekaligus dakwah kejalan Allah SWT, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. 2) Shalat berjamaah akan mendapatkan pahala 27 (dua puluh tujuh) kali lipat dari pada shalat sendiri, orang yang menjalankan shalat berjamaah akan mendapatkan pahala 27(dua puluh tujuh) kali lipat dari pahala orang yang melakukan shalat sendiri. 3) Dengan shalat berjamaah, akan memberikan perlindungan kepada pelakunnya dari syaitan. 4) Berjalan ketempat shalat berjamaah setelah menyempurnakan wudhu akan menghapuskan dosa.
35
5) Berkumpulnya kaum muslimin di masjid dengan mengharapkan berbagai hal yang ada disisi Allah yang dapat menjadi sarana turunnya berbagai macam berkah. b. Manfaat dalam aspek dakwah Islam dan pendidikan 1) Memperhatikan salah satu syiar Islam terbesar. Seandainnya umat manusia ini secara keseluruhan shalat dirumah mereka masingmasing, niscaya tidak akan diketahui bahwa disana terdapat ibadah shalat. 2) Memperhatikan kemuliaan kaum muslimin yaitu jika mereka masuk kemasjid kemudian keluar secara bersama-sama, pada yang demikian itu membuat murka (marah) orang-orang munafik dan orang-orang kafir. 3) Menberikan motivasi kepada orang yang tidak ikut shalat berjamaah sekaligus mengarahkan dan membimbingnya seraya saling mengingatkan untuk berpihak pada kebenaran dan senantiasa bersabar dalam menjalankanya. c. Manfaat dalam aspek kehidupan sosial beragama Tujuan khusus aspek religius dari dimensi shalat berjamaah menurut Haryoto, 2003:117-121, yaitu: 1) Aspek demokratis Aspek demokratis dalam shalat berjama‟ah terdapat pada aktivitas sebagai berikut: a) Memukul kentongan atau bedug
36
Dimasjid, dimushola terutama di perdesaan dan sebagaian di perkotaan ada kentongan atau bedug sebagai tanda memasuki shalat. Dalam hal ini siapa saja boleh memuku kentongan atau bedug tersebut, tentunya harus mengerti aturan atau kesepakatan didaerah tersebut. Ini berarti Islam sudah menerapkan bahwa kedudukan manusia sama, tidak dibedakan berdasarkan berbagai atribut manusia. b) Mengumandangkan adzan Adzan merupakan tanda tiba waktu shalat dan harus di kumandangkan oleh Muadzin. Siapa yang mengumandangkan adzan tidak dipersoalkan oleh Islam karena pada prinsipnya siapa saja boleh, namun perlu diingat bahwa adzan adalah bagian dari syiar Islam sehingga memang benar-benar orang yang mengerti dan di harapkan mempunyai suara yang bagus (lafal ucapannya baik dan benar). c) Melantunkan iqomat Iqamat merupakan tanda bahwa shalat berjama‟ah akan segera dimulai. Diharapkan jarak antara iqomat tidak terlalu lama, hal ini sekaligus menggambarkan masalah kedisiplinan dan penghargaan terhadap waktu. d) Pemilihan atau pengisian barisan atau shaf Pada saat seseorang masuk kemasjid maka siapa saja tidak pandang bulu, apakah ia seorang mahasiswa, dosen, guru besar
37
atau kariyawan, siapapun memperoleh hak didepan atau shaf pertama atau dengan kata lain siapa yang datang lebih dahulu maka boleh menempati shaf pertama atau dengan kata lain siapa yang lebih datang dahulu maka boleh menempati shaf paling depan. e) Proses pemilihan imam Imam adalah pemimpin dalam shalat berjama‟ah, yang sudah memiliki kriteria atau syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syarat. 2) Rasa diperhatikan dan berarti Pada shalat berjama‟ah ada unsur-unsur rasa diperhatikan dan rasa berarti bagi diri sendiri, hal ini terlihat pada beberapa aspek yakni: a) Memilih dan menempati shaff. Dalam shalat berjama‟ah, siapa saja yang datang lebih dulu berhak untuk menempati barisan atau shaff yang pertama atau terdepan. b) Imam akan memerintahkan makmum untuk mengisi shaf yang kosong dan meluruskannya. (Haryoto, 2003:128-132). c) Pada saat membaca surat Al-Fatihah makmum mengucapkan “Amin (kabulkanlah do‟a kami)”, secara serempak, juga dalam mengikuti gerakan imam, tidak boleh saling mendahului. Hal ini menunjukkan bahwa adanya unsur ketaatan kepada pemimpin.
38
d) Demikian pula saat mengakhiri shalat, jama‟ah mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Ini menunjukkan bahwa sesama manusia untuk saling mendo‟akan, saling mensejahterakan lingkungan sekitarnya. Shalat berjama‟ah mempunyai nilai terapeotik, dapat menghindarkan seseorang dari rasa terisolir, terpencil, tidak dapat bergabung dengan kelompok, tidak dierima atau dilupakan. 3) Terapi lingkungan Sebagai contoh dimasjid sering diselenggarakan pembinaan setelah selesai shalat berjama‟ah, kegiatan inilah yang ikut memberikan andil dan terapi lingkungan.
B. Perilaku Sosial 1. Pengertian perilaku sosial Perilaku sosial tersusun dari dua kata yaitu, perilaku dan sosial. Perilaku atau tingkah laku menurut walgito, 1997:10, adalah tingkah laku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme yang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. Sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan (Poerdarminta, 2006:114). Jadi perilaku sosial adalah Tingkah laku pada manusia tidak timbul dengan sendirinya, namun akibat dari adanya rangsangan atau
39
pengaruh yang datangnya dari luar, sehingga apabila pengaruh yang mengenainya itu pengaruh baik, maka baik pula apa yang dikerjakan dan sebaliknya apabila pengaruh buruk yang ia dapatkan maka buruk pula yang dikerjakan. Sedangkan sosial, menurut Fajri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkaiatan dengan masyarakat, khalayak, umum, suka menolong dan memperhatikan orang lain. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial adalah kegiatan atau aktivitas manusia yang melibatkan proses pemikiran, perasaan, sikap dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntunan sosial. Dalam Surat Al A‟raf ayat 96, Alqur‟an menggambarkan hubungan antara ketakwaan dari satu sisi dengan masyarakat disisi lain.
Artinya: “Jikalau sekirannya penduduk negri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. An-Nisaa‟: 43) Pesan utama ayat ini, disatu sisi dapat dilihat sebagai janji Allah yang menyatakan bahwa, jika suatu masyarakat beriman dan bertakwa maka mereka akan memperoleh keberuntungan. Sedangkan disisi lain,
40
pesan utama ayat ini juga mengilustrasikan hubungn kualitas antara iman dan takwa dengan kesejahteraan hidup para pemeluknya. (Ar-Rifai, 1999: 108). Taqwa dalam hal ini dapat dipahami sebagai keadaan kualitas jiwa seseorang (individu) yang membimbing dan memandu hidupnya dalam mewujudkan kondisi sosial yang makmur dan sejahtera bagi seluruh alam semesta. Kesejahteraan ini akan terwujud dengan sendirinya jika setiap individu telah melaksanakan ketentuan-ketentuan iman dan takwa secara utuh dan benar. Islam memandang bahwa perubahan individual harus bermula dari peningkatan dimensi intelektual (pengenalan akan syariat Islam), kemudian dimensi idiolegikal (berpegang pada kalimat tauhid). Dimensi ritual harus tercermin dalam dimensi sosial. Dalam islam, shalat selalu, di hubungkan dengan kehidupan bermasyarakat. Shalat harus dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Firman Allah SWT (Al-Ankabut: 45).
Artinya: “Bacalah apa yang telah di wahyukan kepadamu, yaitu Al-kitab (Al-Qur‟an )dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengigat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaanuya dari ibadah-ibadah yang
41
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S AlAnkabut.45) Ibadah shalat selalu dikaitkan dengan zakat banyak ayat al-Qur‟an; shalat di perintahkan bersama dengan tindakan yang bersifat sosial, firman Allah QS.Al Ma‟arij. 22-25
Artinya:“Kecuali orang-orang yang melakukan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)” (QS.Al Ma‟arij. 22-25) Selain itu masih banyak ayat-ayat perintah ibadah shalat (Ritual) dalam Al-qur‟an yang di hubungkan dengan perintah tentang pelaksanaan tindakan yang bersifat untuk kepentingan sosial. 2. Jenis-jenis perilaku a. Perilaku terpuji Yang termasuk perilaku terpuji adalah Ridho kepada Allah, cinta dan beriman kepada-Nya, beriman kepada malaikat, kitab, rosul, hari kiamat, takdir, taat beribadah, selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam ucapan, dan perbuatan qonaah (rela terhadap pemberian Allah), tawakal (berserah diri), sabar, syukur, tawadhu‟ (merendahkan diri) dan segala perbuatan yang baik menurut
42
ukuran atau pandangan islam adapun perilaku akhlak terpuji adalah tercermin pada sebagia berikut: a) Keimanan Ciri pokok yang terikat pada perilaku akhlak terpuji adalah keimanan karena iman merupakan landasan pokok keagamaan, artinya pelaksanaan agama seseorang sangat tegantung pada kualitas imannya, apabila kualitas iman seseorang tinggi, maka semakin tinggi pula kualitas ibadah dan ahlaknya. b) Ketakwaan Takwa merupakan tujuan pokok dari segala bentuk kehendak, perilaku, dan perbuatan keagamaan seseorang dalam mencapai kebahagiaan. Jadi apabila ciri-ciri pokok diatas dipenuhi maka perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan terpuji, menurut dirinya sendiri, orang lain dan menurut agama. (Jamhari, 1999:7779). b. Perilaku tercela Merupakan tingkah laku yang merusak iman seseorang yang menjatuhkan martabat manusia. bentuk perilaku ini dapat berkaitan dengan Allah, Rosullah, dirinya, keluarganya, masyarakat atau sama manusia dan lingkungan. (Jamhari, 1999:100). Contoh ketika ada seorang hamba melaksanakan sholat ia malah di rendahkan dengan perkataan kamu sholat buat apa,apa kamu tahu dimana tuhanmu.
43
Jadi perilaku tercela merupakan kegiatan yang merugikan baik diri sendiri atau orang lain dan perbuatan yang dilakukan bertentangan dengan norma agama. 3. Perilaku sosial a. Berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan Harus mengabdikan potensi yang kita miliki terhadap masyarakat, seperti pikiran, tenaga dan materi yang ada pada diri kita. b. Taat peraturan di masyarakat, berbangsa dan bernegara Kita wajib menaati peraturan yang telah ditetapkan demi menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat. c. Sopan dalam berbicara Kehormatan seseorang adalah mereka yang mampu menjaga perkataan dalam setiap ucapan. d. Memaafkan kesalahan orang lain Kebesaran hati seseorang tercermin pada sikap dan perilaku seseorang dalam memaafkan kesalahan orang lain. e. Menjenguk teman yang sakit Kebahagian orang sakit hanyalah mengharap do‟a orang lain. f. Tidak melakukan perbuatan anarkis Bagian terbaik dari seseorang adalah kebaikan, janganlah kamu melakukan hal-hal yang tidak baik dalam bermasyarakat g. Tolong menolong sesama
44
Kehidupan seseorang tidak harus menjadi yang terbaik namun, berusaha sebaik-baiknya bagi orang lain. h. Menahan amarah Kemarahan tidak menyelesaikan masalah, tetapi akan menimbulkan masalah yang baru, jika hati di bekali dengan amarah maka hati kita akan dipenuhi rasa dendam terhadap orang lain, lain halnya kesabaran akan meredam hawa nafsu kita terhadap tindakan karena kunci segala sesuatu adalah kesabaran.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial Manusia dalam berperilaku dan berbuat sesuatu diakibatkan oleh adanya beberapa faktor atau sebab, perkembangan individu itu akan di tentukan baik oleh faktor pembawaan (dasar) atau faktor edogen maupun oleh
faktor
keadaan
atau
lingkungan
maupun
faktor
eksogen
(Walgito,1997:46). Faktor edogen adalah faktor yang dibawa oleh luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya. Sedangkan faktor eksogen atau dari luar meliputi keluarga, masyarakat dan sebagaimana akan berpengaruh juga pada kehidupan seseorang. Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dapat di bedakan menjadi dua (2) yaitu: a. Faktor Internal
45
Faktor internal merupakan perbuatan seseorang yang di pengaruhi oleh keadaan diri sendiri, baik dari pola fikir, kondisi badan dan kecerdasannya dan lain sebagainya b. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor pembentukan perilaku seseorang yang berasal dari luar diri seseorang, baik itu berasal dari keluarga, lingkungan,
termasuk
media
di
dalamnya
dan
faktor-faktor
pembentukan perilaku seseorang dari luar lingkungan.
C. PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL SANTRI Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam dimana didalamnya terjadi interaksi antara kyai dan ustad sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat dimasjid atau dihalamanhalaman asrama (pondok) untuk mengaji dan dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama‟ masa lalu. Pada mulanya tujuan pondok pesantren adalah menyiapkan santri mendalami dan menguasai agama islam, menyebarkan agama islam dan benteng pertahanan umat dalam bidang akhlak.(Dipekapontren, 2003:2-3) Perilaku para santri dalam hal ini ini diharapkan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sekitar. Santri mukmin yang tinggal dipesantren biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab dan mengurusi kepentingan pesantren sehari-hari, mereka juga memikul
46
tanggung jawab dalam hal mengajar santri muda tentang kitab-kitab dasar menengah. (Dipekapontren, 2003:22-23). Shalat merupakan salah satu materi pokok dalam pendidikan Islam. Hal ini di karenakan shalat merupakan ibadah yang paling di utamakan bahkan di jadikan sebagai tolak ukur dari ibadah-ibadah lainnya. Sebagai realisasinya, ibadah shalat harus di kerjakan dengan benar sesuai syariat Islam (syarat dan rukunnya) sehingga dapat membentuk insan yang berdisiplin tinggi dalam kehidupan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Salah satu hikmah dan faidah shalat berjamaah adalah tumbuhnya jiwa sosial diantara sesama mukmin yang melaksanakan shalat berjamaah, jika dia mempunyai kepedulian sosial ia akan merasakan bahwa dirinya betul-betul mahluk sosial yang tidak akan mungkin dapat melepaskan rasa komitmen terhadap orang lain dan tidak melepaskan hak orang lain begitu saja. “Bukanlah setiap muslim mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kewajiban ta‟awun (saling tolong menolong dalam kebaikan) dan ketaqwaan amar ma‟ruf nahi mungkar dan memperhatikan nasib orang lain, dan itu baru akan terlaksana dan tercapai dengan baik jika mereka saling bertemu paling sedikit lima kali semalam di suat tempat khusus yaitu baitullah, yang di maksud masjid. “(Al basyuni, 1994:81) Menurut Sa‟id bin „Ali bin Wahf Al-Qahtani, 2006:559-562 Pengaruh shalat berjamaah yaitu: 1.
Menanamkan rasa saling mencintai. Dalam rangka mengetahui keadaan sebagai atas sebagaian lainnya, mereka akan menjenguk orang sakit,
47
mengantarkan jenazah dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, karena pertemuan sebagai orang dengan sebagaian lainnya akan melahirkan cinta dan kasih sayang. 2.
Ta‟aruf (mengenal). Jika sebagian orang mengerjakan shalat dengan sebagai lainnya, akan terwujud ta‟aruf. Dengan ta‟aruf ini dapat diketahui beberapa kerabat sehingga terjalin hubungan yang lebih erat sebatas kekerabatan. Darinya akan diketahui orang asing yang jauh dari negrinya sehingga orang lain akan memberikan haknya.
3.
Membiasakan umat Islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah. Sesungguhnya umat itu bersatu dalam ketaatan kepada ulil amri. Shalat berjamaah ini merupakan kekuasaan kecil karena jamaah ikut kepada satu imam dan mengikutinya secara persis. Hal ini membentuk pandangan umum terhadap Islam. Dengan shalat berjamaah santri akan saling mengenal (ta‟aruf)
akan timbul tali persaudaraan antar sesama santri. Dengan mengenal yang lain maka diharapkan santri bisa mengenali dan mampu menjadi diri sendiri. Sikap-sikap kerohanian semakin luntur dan kesucian pola fikir atau pola tingkah laku tidak sesuai dengan keseimbangan hidup, perilaku sosial yang terbentuk dari shalat berjama‟ah diharapkan dapat menjaga keutuhan nilai Islam yang akhirnya akan menciptakan masyarakat madani.
48
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-Manar Bener Al-Manar adalah sebuah Pondok Pesantren putra-putri yang terletak di Jalan Raya Solo-Semarang. Tepatnya di Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, 3 Km sebelah selatan kota Salatiga. Nama Al-Manar secara resmi muncul pada tahun 1982 oleh K.Fatkhurrohman yang
merupakan perkembangan lebih
lanjut
dari Pesantren As
Suyuthiyyah yang didirikan dan dirintis oleh al Mukarrom Simbah K.Djalal Suyuthi pada tahun 1913. Petungsari adalah sebuah desa yang sekarang bernama “Bener”. Karena penjajahan yang dialaminya, kesulitan dalam mengembangkan syiar islam dirasakan sekali oleh masyarakat desa ini. Cuma satu dua orang yang mengenal ajaran islam, bahkan masyarakat desa ini dikenal sebagai masyarakat yang rusak yang akrab dengan mo limo dan jauh dari agama serta banyak nonmuslimnya, bapak Juwahir adalah salah satu warga desa Petungsari yang memimpin sebuah mushola, yang merasa tergugah untuk memperdalam ajaran Agama Islam dengan menjadi santri dari Kyai Naim, Kyai dari Desa Cabean. Semakin hari jamaah di musholanya semakin bertambah sehingga terjadilah sebuah kesepakatan antara bapak Juwahir dengan Kyai Naim untuk mendatangkan seorang Kyai untuk mengasuh jamaah yang semakin bertambah itu. Beberapa
49
bulan kemudian, Kyai Na‟im meminta K. H. Djalal Suyuthi untuk memikul tugas tersebut. Karena mushola sudah tidak mampu menampung jamaah, maka Bapak juwahirpun mewakafkan sebagian tanahnya untuk dijadikan Masjid.
Untuk
mensyiarkan dakwah islamiyah,
beliau
mendirikan Pondok Pesantren pada tahun 1926. Pada masa kepemimpinan beliau, kondisi bangsa Indonesia berada pada masa penjajahan. Keadaan paling tragis terjadi tahun 1942-1946 di masa penjajahan Jepang. Pondok Pesantren mengalami kemacetan total karena tekanan Jepang. Baru pada tahun 1950 kehidupan kembali normal dan pada tahun itu pula K. H. Djalal suyuthi dipanggil oleh Allah SWT. Sepeninggal K. H. Djalal Suyuthi, kepemimpinan Pondok Pesantren dipegang oleh K. H. Duri (putra beliau) dan Pondok Pesantren ini diberi nama “As Suyuthiyyah”, diambil dari nama pendirinya. K. H. Duri memegang kepemimpinan hingga tahun 1963 dengan santri sekitar 50-70 orang. Setelah K. Duri meninggal pada tahun 1963, Pesantren dipimpin oleh adik beliu yang bernama K. H. Suhudi. Pada masa kepemimpinan beliau K. H. Suhudi, Pesantren banyak mengalami goncangan karena pengaruh suhu politik di Indonesia. Sebagai puncak resesi/goncangan itu, pada tahun 1975 jumlah santri tinggal 23 orang. Tetapi pada tahun itu pula didirikan TK dan fasilitas pendidikan ditambah untuk mendidik anak-anak usia TK tersebut. Kepemimpinan K. H. Suhudi berlangsung sampai tahun 1983 karena beliau meninggal dunia.
50
Pada tahun 1983, kepemimpinan pondok pesantren dipegang oleh k. Fatkhurrohman. Saat itu keadaan pondok pesantren telah normal kembali. Beliau banyak mengadakan pembaharuan. Antara lain perubahan nama pondok pesantren menjadi “Al-Manar” yang diambil dari nama group orkes gambus di Desa Bener yang saat itu ketenarannya sampai ke Jawa Timur sekitar tahun 1960-1975. Masjid lama yang dibangun oleh K.H. Djalal Suyuthi dipugar, bangunan pondok ditambah dan pendidikan formal dimasukkan ke dalam kurikulum Pondok Pesantren. Pada tahun 1985 didirikanlah Madrasah Tsanawiyah menyusul pada tahun 1989 didirikan Madrasah Aliyah. Terakhir pada tahun 1992 beliau mendirikan Yayasan Al-Manar sebagai wadah yang lebih formal. Namun beliau belum sempat melihat perkembangan Al-Manar lebih lanjut karena dipanggil oleh Allah pada tanggal 28 juli 1993. Sepeninggal K. Fatkhurrohman pada tahun 1993, kepemimpinan beliau dilanjutkan oleh menantu beliau, K. Muhammad Imam Fauzi. Pada masa ini Madrasah Aliyah diubah menjadi Madrasah Aliyah Keagamaan (1994/1995). Dan jumlah santri mencapai 537 santri dari Jawa dan Luar Jawa. Namun pada tanggal 11 Mei 2000/6 Shafar 1421 beliau meninggal dunia dalam usia 35 tahun. Sepeninggal beliau kepemimpinan dipimpin oleh K.As‟ad Haris Nasution. Yang merupakan putra dari K. Fatkhurrohman. Sampai buku ini
51
dibuat, kepemimpinan Pondok Pesantren Masih berada di tangan K. As‟ad Haris Nasution. Berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui bahwa tokoh-tokoh yang pernah mengasuh Pondok Pesantren Al-Manar adalah sebagai berikut: 1. Kyai Haji Djalal Suyuthi
: Tahun 1913-1950
2. Kyai Haji Duri
: Tahun 1950-1963
3. Kyai Haji Muh. Suhudi
: Tahun 1963-1983
4.
Kyai Fatkhurrohman
: Tahun 1983-1993
5.
Kyai M. Imam Fauzy
: Tahun 1993-2000
6.
Kyai As‟ad Haris Nasution
: Tahun 2000-sekarang
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Manar Bener dibangun di atas tanah seluas 4.500 m. Tanah tersebut diperoleh dari sesepuh desa Bener yang mewakafkan tanahnya kepada Pondok pesantren Al-Manar. Letak geografis Pondok pesantren Al-Manar Bener Tengaran terletak sebagai berikut: 1. Batas bagian barat
: Perumahan penduduk
2. Batas bagian utara
: Jalan projo
3. Batas bagian timur
: Sawah penduduk
4. Batas bagian selatan
: Sawah penduduk
52
Jadi letak Pondok Pesantren Al-Manar ini berada diantara rumah penduduk dan sebelah paling timur dari desa bener, secara jelasnya pondok pesantren Al-Manar terletak di pinggir pesawahan. 3. Profil Pondok Pesantren a. Nama
: Pondok Pesatren Al-Manar Bener
b. Alamat Pondok Pesantren : JL KH.Djalal Suyuti c. Status Pondok
: Yayasan Al-Manar (Swasta)
d. Didirikan
: Tahun 1913
4. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Manar Bener a. Visi Terbentuknya jiwa dan kepribadian generasi muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, peka dan tanggap terhadap komunitasnya serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki. b. Misi 1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. 2) Membiasakan akhlak yang mulia. 3) Menciptakan generasi yang berakhlakul karimah yang mampu menghadapi tantangan zaman modern 4) Mengenali dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara maksimal. 5. Sarana dan Prasarana Dalam upaya untuk menunjang pendidikan di Pondok pesantren Al-Manar Bener , diperlukan sarana dan prasarana yang memadai serta
53
pemanfaatanny secara optimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Pondok pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, antara lain : a) 7 Ruang untuk ruang kelas diniyyah, kelas tiga hingga Kelas tujuh. b) 1 Ruang untuk ruang kantor santri putra dan ruang perpustakaan. c) 1 Ruang untuk kantor santri putri d) 1 Ruang untuk ruang koperasi pondok pesantren e) 1 Ruang untuk ketrampilan menjahit f) 1 Ruang Aula g) 6 Ruang kamar putra h) 7 Ruang kamar putri i) 12 unit Kamar mandi j) Lapangan Sepak bola, Tenis dan bulu tangkis 6. Pembelajaran Pendidikan Madin Proses belajar mengajar berlangsung mulai jam 14.00-16.00 WIB. Dalam kurikulum yang menerapkan system klasik (sorogan dan bandongan) yang bertitik berat pada kajian-kajian kitab kuning karangan ulama syafi‟iyah. Oleh karena itu, substansi yang ditekankan adalah nahwu, sorof, fiqih, ushul fiqih, hadist, tafsir, tauhid, tasawuf dan tarikh Pembelajaran pelajaran Pendidikan Madin Al-Manar dengan kurikulum tahun pelajaran 1442/ 1423 H sebagai berikut:
54
a. Nahwu
:Jurumiyah, Matan Jurumiyah, Matan dan Syarah Al-
Imriti, Matan dan Syarah
Alfiyah, Sulam Munawaroh.sebagai dasar membaca kitab kuning b. Sorof
:QowaidulI‟lal,
Amsilatut
Tasrifiyah,
Qowaidus shorofiah c. Fiqih
:Mabadi‟ul fiqh, kasifatusaja, Safinatun najah, Fathul Qorib, Fathul Mu‟in, Fathul Wahab
d. Ushul fiqih
:Mabadi‟ul Fiqqiyah, As-Sulam, Al-Bayan, Al-
e. Hadist
Luma‟
:Arbain Nabawi, Abi Jamroh, Bulughul Marom, Masnad Syafi‟i, Jawahirul Bukhori
f.
Tafsir
:Tafsir
Juz‟amma,Tafsir
Jalalain,Tafsir Al Itqoh g. Tuhid
:Badi‟ul Amal, „Aqidatul Awam, Jawahirul Kalamiyah, As Sanusiyah
h. Etika dan Tasawuf
:Nashoikul Ibad, Ta‟lim Muta‟alim, Alfatussholawah, Bidayatul Hidayah, Irsyadul Ibad, tanbighul Ghofilin
i.
Tarikh
:Kholasoh Nurul Yaqin dan Tarikhul Islam
(Hasil Wawancara Pondok Pesantren Al-Manar Bener tgl 27 bln Januari th 2012)
55
7. Kegiatan Santri a. Mujahadah dengan Masyarakat lingkungan Pondok pesantren b. Khitobah perkamar dan kubro di masjid c. Diskusi d. Berjanji e. Musyawaroh perkamar 8. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam madrasah diniyah yang diadakan oleh pondok dalam rangka mengembangkan bakat, minat dan potensi santri yang tidak bisa di dapatkan dalam kegiatan kurikuler. Diantara kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh Pondok pesantren Al-Manar Bener adalah sebagai berikut : a. Menjahit b. Sepak bola c. Volly Ball d. Tenis meja e. Bulu tangkis 9. Keadaan Dewan Asatidz Wa Asatidzah di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Pondok Pesantren Al-Manar Bener diampu oleh 31 (tiga puluh satu) ustad, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. Tujuh ustad sebagai wali kelas, yaitu:
56
1) Kelas I11 A
: Isman Apriyanto
2) Kelas I11 B
: Munasikin
3) Kelas III C
: Arif Hidayatullah
4) Kelas IV
: Najib Syaifullah
5) Kelas V
: Abdul Aziz
6) Kelas VI
: Ahmad Musonif SPdI
7) Kelas VII
: Ahmad Mustafid A.Ma Tabel 3.1
DAFTAR DEWAN ASATID WA ASATIDZAH TH 2011/2012 No Nama 1 K As‟ad Haris Nasution 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K M Taufiqurrohman K Muhsinun K M Sodiq Makmun Santoso Prehanto Habib Sulaiman Slamet Faizin Ahmad Mustafid A.Ma
11 12 13 14 16 17 18 19
Ahmad Musonif S Pdi Dwi Mahrussalim SPdi Ahmad Rifa‟i Nasta‟in Fathul Bahri Isma‟il Sukron Nailil Huda Abdul Aziz
20 21 22 23
Asmui Hadhik Mubarok Munasikin Najib Syaifullah
Pengampu Fathul wahab, Al-fiyah Ibn Malik, Al Luma‟ Hidayatul Mustafid, Tafsir jalalain Tafsir Jalalain Tijan Durori, Jalalain Tafsir Al-Jalalain Rohabiyah Fathul Qorib, Maksud Hidayatul Mustafid Sanusiyah Fathul Mu‟in, Bulughul Marom, Mukhafadhoh Al-fiah Al-Fiyah, fathul Mu‟in Amtsilatus tasrifiyah, Maksud Kholasoh, Tahsinul Khod Sulamunajat Riyadhoh Ba,diyah Abi Jamroh Jurumiyah, fathul Qorib, As-sulam Ta‟lim Muta‟alim, Tijan Durori, Bulugul Marom Syafinatun Najah, Mabadi‟ul Fiqih Tashil, Minhatul Mughis Syifa‟ul Jinan, „Awamil Talkhis, Wasoya,Tafsir jalalain,
57
24
Panggah Setiyawan
26 27 28 29 30 31
Sobiqun Ilzam Syah Iman Apriyanto Gunawan Matori Arif Hidayatullah
Quwaidussorofiyyah Fasolatan, Juz Ama, Fathul Manan, Alala Akhlaqul banin, Badiul Mali Ta‟lim Muta‟alim, Arbain Nawawi Akidatul Awam Sulamussibyan, Kholasoh Addu‟a Mabadi awaliyah, Jawahir Kalamiyah, Qowaidul I‟lal, Mukhafadhoh Awamil
b. Struktur organisasi Pengurus Putra, Putri pondok pesantren Al-Manar Bener Tengaran Pelindung
:KH. Cholid Ulfi F
Pengasuh
:K. As‟ad Haris Nasution Nyai Fatihah Ulfah Imam Fauzi
Penasehat
:K.M.Tafiqurrahman K.Fakhurrahman
a) Ketua Pondok Putra
: Ahmad Mustafid
Skretaris
: Ahmad Rifai‟i
Bendahara
: Shobiqun, Gunawan dan Ismail
DEPARTEMEN 1. Pendidikan dan Pengajaran
:Ahmad
Musonif
dan
Najib
syaifullah 2. Dakwah Islamiyah
:Ilzam Syah dan Panggah Setiyawan
3. Hubungan Masyarakat
:Dwi Mahrussalim dan Khadiq
4. Sarana Prasarana
:Abdul Aziz dan Arif Hidayatullah
5. Kebersihan
:Munasikin dan M Matori
58
6. Kopontren
:Slamet Faizin
7. Olahraga
:Fathul Bahri dan Asmu‟i
8. Keamanan
:Sukron Nailul Huda, Nasta‟in dan Isman
b) Ketua Pondok Putri
:Siti Badriyah dan Roudhotul Jannah
Skretaris
: Sholikah Fitriyani
Bendahara
: Siti Mardiyah
DEPARTEMEN 1. Pendidikan dan Pengajaran
:Yuni
Kurniawati
dan
Ni‟matul
Istiqomah : Ulis Sa‟adah dan Sholikah F
2. Sorogan dan Bandongan 3. Fasolatan
: Ivan Fauzah dan Siti Sa‟diyah
4. Khitobah
: Roudotul jannah dan Nurjannah
5. Ta‟ziran
: Siti Badriyah dan Siti Nafisah
6. Kebersihan
: Pujiana Astuti dan Siti Affah
7. Keamanan
: Tin Qoiryyah dan Muntahanik
10. Keadaan Santri Pondok Pesantren Al-Manar Bener Pada tahun pelajaran 2011/2012 jumlah santri Pondok pesantren AlManar Bener 282 Santri, seperti terlihat dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Jumlah Santri Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tahun Pelajaran 2011/2012 Jumlah Santri No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Total
59
1 2 3 4 5
III IV V VI V11
Jumlah Santri
68 27 15 23 14
48 29 21 23 14
116 56 36 46 28
147
135
282
Keadaan santri kelas III.A dan kelas IV madrasah diniyah di pondok pesantren Al-Manar Bener Tahun Ajaran 2011/2012 yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jumlah Santri Kelas III.A dan Kelas IV Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tahun Pelajaran 2011/2012 No
Kelas
1 2
III.A IV Jumlah
Jumlah Santri Laki-laki Perempuan 11 10 27 29 38
39
Total 21 56 77
Jumlah santri Diniyah kelas III.A dan kelas IV di Pondok Pesantren AlManar Bener Tengaran Tahun 2011/2012 ada 77 santri. B. Penyajian Data Sebelum penulis sajikan dan penelitian, terlebih dahulu penulis sajikan data dan daftar nama yang menjadi responden dalam penelitian ini: 1. Daftar Nama Responden
60
Tabel 3.4 Data Responden Pondok Pesantren Al Manar Bener Tahun Pelajaran 2011/2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Nama Santri Abiyatun Ani. M Arina Siti. N Eli Nur.J Efi. S Inggar Dina Ira Sri.N Khoirul Umi Latifatun Maulida Musyayaroh Abdul Jabar Ahmad Alfian Ahmad zainu Ismail Alif .N Baidhowi Bayu. S Dani Nur. Dama Wijaya Fathurrohman M. Imam Ahmad Aziz Muhammad Giarto Abdul khamid Afif. A Ahmad Fauzi Ahmad zainudin Rian Ali Sihab Anwar Said Taufik Anwar Fajar Fathul .W Khoirul Anam Lubab Fuadi Nailul Huda Wahid Nur Rohim Zulfa Ahana Zulfa Ridho Sulistyo Aji Ahmad yusuf Burhanudin Ahmad Miftahurridho M. Habib
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Kelas III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A III.A IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV
61
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
M. Rizal Hanafi M. Sholeh M. Syarif Sudibyo Syafrizal Triyanto Ajib Mustofa Alifatun Anida Ariyani Asif Dewi Lestari Gita Akita Diana.R Dyah Maya Fitriyaningsih Hernia Eka Anis Fitriyah Sriwidarti Siti qomariyah Amalia Nadzifa Intan Silfia Lirisnawati Nur yana Putrid Novita Siti Rahmawati Umi Fajriyah Uswatun chasanah Zainul Laila Wahyu tri Ain irhatin Erni fuji Fula sari Lilatul Muna Nurusadah Rifatun Jannah
2. Hasil Angket
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV
62
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis ketengahkan, maka penulis mengumpulkan data dengan 2 metode, yaitu angket dan dokumentasi. Untuk mengumpulkan data tentang Pengaruh Kedisiplinan dalam Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Soasial Santri, penulis membagikan angket kepada responden 77 Santri di Pondok Pesantren AlManar Bener. Angket tesebut terdiri dari 30 pertanyaan, setiap pertanyaan terdiri dari tiga pilihan jawaban. Untuk memudahkan dalam menganalisa hasil jawaban angket maka penulis menentukan skor dari masing-masing jawaban dari angket, sebagai berikut : a. Jawaban A Mendapatkan skor = 3 b. Jawaban B Mendapatkan skor = 2 c. Jawaban C Mendapatkan skor = 1 Tabel 3.5 Hasil Angket tentang Kedisiplinan Shalat Berjamaah Santri No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jawaban A B 13 2 5 1 12 3 14 1 14 1 9 5 13 0 12 3 9 4 9 6 12 3 12 3 8 6 11 3 12 3 11 3 14 1
C 0 9 0 0 0 1 2 0 2 0 0 0 1 1 0 1 0
3 39 15 36 42 42 27 39 36 27 27 36 36 24 33 36 33 42
Nilai 2 4 27 6 2 2 15 0 6 8 12 6 6 12 6 6 6 2
1 0 1 0 0 0 1 2 0 2 0 0 0 1 1 0 1 0
Total 43 43 42 44 44 43 41 42 37 39 42 42 37 40 42 40 44
63
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
12 7 12 7 12 13 6 13 0 13 14 12 12 9 12 10 11 11 12 14 13 8 9 8 10 0 10 10 5 12 11 11 10 10 11 9 7 10 6 10 11 5 6 7
3 7 3 6 3 2 8 2 13 2 1 3 3 5 3 4 4 3 3 0 1 6 6 7 5 6 5 5 3 3 2 4 5 3 4 5 6 5 7 4 3 6 6 8
0 1 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 9 0 0 7 0 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 1 4 3 0
36 21 36 21 36 39 18 39 0 39 42 36 36 27 36 30 23 23 36 42 39 24 27 24 30 0 30 30 15 36 23 23 30 30 23 27 21 30 18 30 23 15 18 21
6 14 6 12 6 4 16 4 26 4 1 6 6 10 6 8 8 6 6 0 2 12 12 14 10 12 10 10 6 6 4 8 10 6 8 10 12 10 14 8 6 12 12 16
0 1 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 9 0 0 7 0 2 0 0 3 0 1 2 0 2 1 1 4 3 0
42 36 42 34 42 43 35 43 28 43 43 42 42 38 42 38 31 30 42 43 42 37 39 38 40 21 40 40 28 42 29 31 40 39 31 38 35 40 34 39 30 31 33 37
64
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
2 14 9 14 5 12 6 1 9 9 10 10 7 4 7 7 737
10 0 4 1 7 3 7 7 5 4 3 5 6 8 5 5 321
3 1 2 0 3 0 2 7 1 2 2 0 2 3 3 3 96
6 42 27 42 15 36 18 3 27 27 30 30 21 12 21 21 2151
20 0 8 2 14 6 14 14 10 8 6 10 12 16 10 10 671
3 1 2 0 3 0 2 7 1 2 2 0 2 3 3 3 88
29 43 37 44 32 42 34 24 38 37 38 40 35 31 34 34 2910
Nilai / skor tertinggi : 44 Nilai / skor trendah : 21
Tabel 3.6 Jawaban Angket tentang Perilaku Sosial Santri No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jawaban A B C 12 3 0 4 8 3 8 5 2 11 2 2 11 4 0 9 5 1 14 1 0 15 0 0 8 4 3 6 3 6 13 1 1 12 2 1 6 5 4
3 36 12 24 23 23 27 42 45 24 18 39 36 18
Nilai 2 6 16 10 4 8 10 2 0 8 6 2 4 10
1 0 3 2 2 0 1 0 0 3 6 1 1 4
Total 42 31 36 29 31 38 44 45 35 30 42 41 32
65
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
6 12 6 6 6 7 14 8 14 13 9 12 2 13 14 13 12 5 11 13 9 11 13 11 15 15 11 10 14 3 13 11 3 11 12 12 12
4 3 2 4 3 2 1 4 1 2 2 3 5 2 1 2 3 2 4 1 5 3 1 4 0 0 3 5 1 5 1 4 3 4 3 3 3
5 0 7 5 6 6 0 3 0 0 4 0 8 0 0 0 0 8 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 7 1 0 9 0 0 0 0
18 36 18 18 18 21 42 24 42 39 27 36 6 39 42 39 36 15 33 39 27 33 39 33 45 45 33 30 42 15 39 33 9 33 36 36 36
8 6 4 8 6 4 2 8 4 4 4 6 10 4 2 4 6 4 8 2 10 6 2 8 0 0 6 10 2 10 2 8 6 8 9 6 6
5 0 7 5 6 6 0 3 0 0 4 0 8 0 0 0 0 8 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 7 1 0 9 0 0 0 0
31 42 29 31 30 31 44 35 46 43 35 42 24 43 44 43 42 27 41 42 38 40 42 41 45 45 40 40 44 32 42 41 24 41 45 42 42
66
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Nilai / skor tertinggi : 46 Nilai / skor terendah : 24
14 10 9 14 13 12 13 13 3 7 5 4 11 8 15 10 9 7 2 4 10 9 11 8 7 10 9 758
1 0 42 2 0 5 0 30 10 0 3 3 27 6 3 1 0 42 2 0 2 0 39 4 0 3 0 36 6 0 1 1 39 2 1 1 1 39 2 1 7 5 9 14 5 4 4 21 8 4 7 3 15 14 3 7 4 12 14 4 4 0 33 8 0 7 0 24 14 0 0 0 45 0 0 3 2 30 6 2 4 2 27 8 2 6 2 21 12 2 5 8 6 10 8 8 3 12 16 3 5 0 30 10 0 5 1 17 10 1 4 0 33 8 0 5 2 24 10 2 7 1 21 14 1 3 2 30 6 2 4 2 27 8 2 254 143 2250 513 143
44 40 36 44 43 42 42 42 28 33 32 30 41 38 45 38 37 35 24 31 40 28 41 36 36 38 37 2906
67
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama 1. Kedisiplinan Shalat Berjamaah Santri Data yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket ke 77 responden, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya. Dari skor yang telah terekapitulasi pada tabel 3.5 (kedisiplinan shalat berjamaah santri), terlebih dulu penulis tentukan interval untuk kemudian diklasifikasi menjadi tiga kategori, yakni kategori tinggi, kategori sedang dan kategori rendah Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus : i
( xt
xr ) 1 xi
Keterangan : i
= interval
xr
= nilai terendah
xt
= nilai tertinggi
xi
= kelas interval
Dari rumus ini diperoleh : i
(44 21) 1 3
i
24 3
i
8
68
Dengan
kelas
interval
8
maka
diperoleh
penggolongan
Kedisiplinan shalat berjamaah santri atau responden yang memilih jawaban masing-masing kategori sebagai berikut: 37-44 termasuk kategori tinggi, diberi lambang A 29-36 termasuk kategori sedang, diberi lambang B 21-28 termasuk kategori rendah, diberi lambang C Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Kedisiplinan shalat berjamaah No
Shalat Berjamaah
Interval
Frekuensi
1
Tinggi
37-44
41
2
Sedang
29-36
30
3
Rendah
21-28
6 77
Tabel 4.2 Daftar Nilai tentang Kedisiplinan Shalat Berjamaah Santri
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
A 13 5 12 14 14 9 13 12 9 9 12 12 8 11 12 11 14 12 7 12 7 12
Jawaban B C 2 0 1 3 1 1 5 0 3 4 6 3 3 6 3 3 3 1 3 7 3 6 3
9 0 0 0 1 2 0 2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
3 39 15 36 42 42 27 39 36 27 27 36
Nilai 2 4 27 6 2 2 15 0 6 8 12 6
1 0 1 0 0 0 1 2 0 2 0 0
Total 43 43 42 44 44 43 41 42 37 39 42
36 24 33 36 33 42 36 21 36 21 36
6 12 6 6 6 2 6 14 6 12 6
0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
42 37 40 42 40 44 42 36 42 34 42
Nominasi A A A A A A A A B A A A B A A A A A B A B A
69
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
13 6 13 0 13 14 12 12 9 12 10 11 11 12 14 13 8 9 8 10 0 10 10 5 12 11 11 10 10 11 9 7 10 6 10 11 5 6 7 2 14 9 14 5 12 6
2 8 2 13 2 1 3 3 5 3 4 4 3 3 0 1 6 6 7 5 6 5 5 3 3 2 4 5 3 4 5 6 5 7 4 3 6 6 8 10 0 4 1 7 3 7
0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 9 0 0 7 0 2 0 0 2 0 1 2 0 2 1 1 4 3 0 3 1 2 0 3 0 2
39 18 39 0 39 42 36 36 27 36 30 23 23 36 42 39 24 27 24 30 0 30 30 15 36 23 23 30 30 23 27 21 30 18 30 23 15 18 21 6 42 27 42 15 36 18
4 16 4 26 4 1 6 6 10 6 8 8 6 6 0 2 12 12 14 10 12 10 10 6 6 4 8 10 6 8 10 12 10 14 8 6 12 12 16 20 0 8 2 14 6 14
0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 9 0 0 7 0 2 0 0 3 0 1 2 0 2 1 1 4 3 0 3 1 2 0 3 0 2
43 35 43 28 43 43 42 42 38 42 38 31 30 42 43 42 37 39 38 40 21 40 40 28 42 29 31 40 39 31 38 35 40 34 39 30 31 33 37 29 43 37 44 32 42 34
A B A C A A A A B A B B B A A A B A B A C A A C A C B A A B B B A B A B B B B C A B A B A B
70
69 70 71 72 73 74 75 76 77
69 70 71 72 73 74 75 76 77
1 9 9 10 10 7 4 7 7
7 5 4 3 5 6 8 5 5
7 1 2 2 0 2 3 3 3
3 27 27 30 30 21 12 21 21
14 10 8 6 10 12 16 10 10
7 1 2 2 0 2 3 3 3
24 38 37 38 40 35 31 34 34
C B B B A B B B B
2913
Untuk mengetahui prosentase dari masing-masing variabel penulis menggunakan rumus sebagai berikut: P
F 100% N
Keterangan: P : Presentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah Responden a. Untuk kategori tinggi mengenai kedisiplinan shalat berjamaah santri kelas III.A dan kelas IV Madrasah Diniyyah di Pondok Pesantren AlManar Bener, Tengaran, Semarang, ada 41 responden: P
41 X 100% = 53,25% 77
b. Untuk kategori sedang mengenai kedisiplinan shalat berjamaah santri kelas III.A dan kelas IV Madrasah Diniyyah di Pondok Pesantren AlManar Bener, Tengaran, Semarang, ada 30 responden: P
30 X 100% = 38,96% 77
71
c. Untuk kategori rendah mengenai kedisiplinan shalat berjamaah santri kelas III.A dan kelas IV Madrasah Diniyyah di Pondok Pesantren AlManar Bener, Tengaran, Semarang, ada 6 responden: P
6 X 100% = 7,79% 77
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai kedisiplinan shalat berjamaah santri kelas III.A dan kelas IV Madrasah Diniyyah di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran, Semarang, tahun 2012. Tabel 4.3 Prosentase Kedisiplinan Shalat Berjamaah Santri No 1 2 3
Shalat Berjamaah Tinggi Sedang Rendah
Interval 37-44 29-36 21-28
Frekuensi 41 30 6 77
Prosentase 53,25 % 38,96 % 7,79 % 100 %
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan shalat berjamaah santri kelas III.A dan kelas IV Madrasah Diniyyah di Pondok Pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang tahun 2012 Adalah 53,25 % persepsi tinggi, 38,96 % untuk persepsi sedang, dan 7,79 % untuk persepsi rendah. 2. Perilaku Sosial Santri Perolehan data mengenai Perilaku Sosial Santri penulis peroleh dengan menyebarkan angket kepada 77 santri yang mejadi responden. Dari skor yang telah terekapitulasi pada tabel 3.6 (Perilaku Sosial Santri), terlebih dulu penulis tentukan interval untuk kemudian
72
diklasifikasi menjadi tiga kategori, yakni kategori tinggi, kategori sedang dan kategori rendah. Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus : i
( xt
xr ) 1 xi
Keterangan : i
= interval
xr
= nilai terendah
xt
= nilai tertinggi
xi
= kelas interval
Dari rumus ini diperoleh : i
( 46 24) 1 3
i
23 3
i
7,67
Dengan kelas interval 7,67 maka dibulatkan menjadi 8 untuk memudahkan, maka diperoleh penggolongan Perilaku Sosial Santri sebagai berikut: 40-47 termasuk kategori tinggi, diberi lambang A 32-39 termasuk kategori sedang, diberi lambang B 24-31 termasuk kategori rendah, diberi lambang C Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Perilaku Sosial Santri No 1 2 3
Perilaku Sosial Tinggi Sedang Rendah
Interval 40-47 32-39 24-31
Frekuensi 41 19 17 77
73
Tabel 4.5 Daftar Nilai tentang Perilaku Sosial Santri
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Jawaban A B C 12 4 8 11 11 9 14 15 8 6 13 12 6 6 12 6 6 6 7 14 8 14 13 9 12 2 13 14 13 12 5 11 13 9 11
3 8 5 2 4 5 1 0 4 3 1 2 5 4 3 2 4 3 2 1 4 1 2 2 3 5 2 1 2 3 2 4 1 5 3
0 3 2 2 0 1 0 0 3 6 1 1 4 5 0 7 5 6 6 0 3 0 0 4 0 8 0 0 0 0 8 0 1 1 1
1 36 12 24 23 23 27 42 45 24 18 39 36 18 18 36 18 18 18 21 42 24 42 39 27 36 6 39 42 39 36 15 33 39 27 33
Nilai 2 6 16 10 4 8 10 2 0 8 6 2 4 10 8 6 4 8 6 4 2 8 4 4 4 6 10 4 2 4 6 4 8 2 10 6
3
Total
Nominasi
0
42
A
3
31
C
2
36
B
2
29
C
0
31
C
1
38
B
0
44
A
0
45
A
3
35
B
6
30
B
1
42
A
1
41
A
4
32
B
5
31
C
0
42
A
7
29
C
5
31
C
6
30
B
6
31
C
0
44
A
3
35
B
0
46
A
0
43
A
4
35
B
0
42
A
8
24
C
0
43
A
0
44
A
0
43
A
0
42
A
8
27
C
0
41
A
1
42
A
1
38
B
1
40
A
74
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
13 11 15 15 11 10 14 3 13 11 3 11 12 12 12 14 10 9 14 13 12 13 13 3 7 5 4 11 8 15 10 9 7
1 4 0 0 3 5 1 5 1 4 3 4 3 3 3 1 5 3 1 2 3 1 1 7 4 7 7 4 7 0 3 4 6
1 0 0 0 1 0 0 7 1 0 9 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 1 1 5 4 3 4 0 0 0 2 2 2
39 33 45 45 33 30 42 15 39 33 9 33 36 36 36 42 30 27 42 39 36 39 39 9 21 15 12 33 24 45 30 27 21
2 8 0 0 6 10 2 10 2 8 6 8 9 6 6 2 10 6 2 4 6 2 2 14 8 14 14 8 14 0 6 8 12
1
42
A
0
41
A
0
45
A
0
45
A
1
40
A
0
40
A
0
44
A
7
32
B
1
42
A
0
41
A
9
24
C
0
41
A
0
45
A
0
42
A
0
42
A
0
44
A
0
40
A
3
36
B
0
44
A
0
43
A
0
42
A
1
42
A
1
42
A
5
28
C
4
33
B
3
32
B
4
30
B
0
41
A
0
38
B
0
45
A
2
38
B
2
37
B
2
35
B C C
69
69
2
5
8
6
10
8
24
70
70
4
8
3
12
16
3
71
71
10
5
0
30
10
0
31 40
A
1
28
C
0
41
A
2
36
B
72 73 74
72 73 74
9 11 8
5 4 5
1 0 2
17 33 24
10 8 10
75
75
75
76
76
77
77
7 10 9
7 3 4
1 2 2
21 30 27
14 6 8
1
36
B
2
38
B
2
37
B
2906
Kemudian dicari prosentasi, dengan ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P
F 100% N
Keterangan: P : Presentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah Responden a. Untuk kategori tinggi mengenai Perilaku Sosial Santri Madrasah Diniyyah kelas III.A dan kelas IV di Pondok Pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang, ada 41 responden: P
41 X 100% = 53,25 % 77
b. Untuk kategori sedang mengenai Perilaku Sosial Santri Madrasah Diniyyah kelas III.A dan kelas IV di Pondok Pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang, ada 19 responden: P
19 X 100% = 24,67 % 77
c. Untuk kategori rendah mengenai Perilaku Sosial Santri Madrasah Diniyyah kelas III.A dan kelas IV di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran, Semarang, ada 6 responden:
76
P
17 X 100% = 22,08 % 77
Tabel 4.6 Prosentase Mengenai Perilaku Sosial Santri No 1 2 3
Perilaku Sosial Tinggi Sedang Rendah
Interval 40-47 32-39 24-31
Frekuensi 41 19 17 77
Prosentase 53,25 % 24,67 % 22,08 % 100 %
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa Perilaku Sosial Santri Madrasah Diniyyah kelas III.A dan kelas IV di Pondok Pesantren AlManar Bener Tengaran, Semarang tahun 2012 Adalah 53,25 % persepsi tinggi, 24,67 % untuk persepsi sedang, dan 22,08 % untuk persepsi rendah. B. Analisis Kedua Pada bagian ini, penulis melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penlis lakukan. Yaitu “ Ada Pengaruh antara kedisiplinan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial santri di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang Tahun 2012. Terlebih dahulu penulis mencari ada tidaknya pengaruh antara variabel (correlation) X dan Y dengan menggnakan rumus korelasi product moment. Hasil pehitungan menghasilkan nilai korelasi r yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemdian dikonsultasikan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 77 dan taraf signifikansi 1% yaitu pada angka 0,296. Jika r hitung > r tabel maka ada pengaruh yang positif antara varibel X dan Y. Jika r hitung = 0, maka tidak ada pengaruh sama sekali antara variabel X dan Y. Jika r hitung < r tabel maka terdapat hubungan
77
negatif antara variabel X dan Y. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan bantuan software microsoft Excel. Dengan rumus sebagai berikut :
N XY
rxy
N X2
X
X 2
Y
N Y2
Y
2
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi variable x dan variable y
XY
: jumlah hasil kali variabel x dengan y
X
: jumlah nilai variabel x
Y
: jumlah nilai variabel y
N
: jumlah subyek yang diteliti
Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan untuk mencari Pengaruh Kedisiplinan Shalat berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang Tahun 2012 2. Mencari X, Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikannya. 3. Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product moment angka kasar Tabel 4.7 Mencari Korelasi Pengaruh Kedisiplinan Shalat berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri NO 1 2 3 4 5 6
No Responden 1 2 3 4 5 6
X 43 43 42 44 44 43
Y 42 31 36 29 31 38
X2 1849 1849 1764 1936 1936 1849
Y2 1764 961 1296 841 961 1444
XY 1806 1333 1512 1276 1364 1634
78
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
41 42 37 39 42 42 37 40 42 40 44 42 36 42 34 42 43 35 43 28 43 43 42 42 38 42 38 31 30 42 43 42 37 39 38 40 21 40 40 28 42 29 31 40 39 31 38 35
44 45 35 30 42 41 32 31 42 29 31 30 31 44 35 46 43 35 42 24 43 44 43 42 27 41 42 38 40 42 41 45 45 40 40 44 32 42 41 24 41 45 42 42 44 40 36 44
1681 1764 1369 1521 1764 1764 1369 1600 1764 1600 1936 1764 1296 1764 1156 1764 1849 1225 1849 784 1849 1849 1764 1764 1444 1764 1444 961 900 1764 1849 1764 1369 1521 1444 1600 441 1600 1600 784 1764 841 961 1600 1521 961 1444 1225
1936 2025 1225 900 1764 1681 1024 961 1764 841 961 900 961 1936 1225 2116 1849 1225 1764 576 1849 1936 1849 1764 729 1681 1764 1444 1600 1764 1681 2025 2025 1600 1600 1936 1024 1764 1681 576 1681 2025 1764 1764 1936 1600 1296 1936
1804 1890 1295 1170 1764 1722 1184 1240 1764 1160 1364 1260 1116 1848 1190 1932 1849 1225 1806 672 1849 1892 1806 1764 1026 1722 1596 1178 1200 1764 1763 1890 1665 1560 1520 1760 672 1680 1640 672 1722 1305 1302 1680 1716 1240 1368 1540
79
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
rxy
40 34 39 30 31 33 37 29 43 37 44 32 42 34 24 38 37 38 40 35 31 34 34 2910
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
N XY N X2
X
X 2
= 77
X
= 2910
Y
= 2906
X2
= 112024
Y2
= 112328
XY
= 110702
1600 1156 1521 900 961 1089 1369 841 1849 1369 1936 1024 1764 1156 576 1444 1369 1444 1600 1225 961 1156 1156 112024
Y
N Y2
Diketahui : N
43 42 42 42 28 33 32 30 41 38 45 38 37 35 24 31 40 28 41 36 36 38 37 2906
Y
2
1849 1764 1764 1764 784 1089 1024 900 1681 1444 2025 1444 1369 1225 576 961 1600 784 1681 1296 1296 1444 1369 112328
1720 1428 1638 1260 868 1089 1184 870 1763 1406 1980 1216 1554 1190 576 1178 1480 1064 1640 1260 1116 1292 1258 110702
80
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
N XY
rxy
N X2
X
X 2
Y
N Y2
77 *110702 77 *112024
2910
Y
2
2910 2906 2
77 *112328
2906
2
8524054 8456460 8625848 8468100 8649256 8444836 67594 (157748)(204420 )
67594 3224684616 0 67594 179574 .069
0.376413 0.376
Dari analisis korelasi diketahui bahwa: 1. rxy
0.376
2. Nilai pada tabel r Produc Monent dengan N = 77 yang lebih mendekati dengan nilai N tersebut adalah N = 75 dengan taraf signifikan 1 % adalah 0,296 Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel X dan Y diketahui, maka
untuk
mengetahui
dapat
tidaknya
hipotesis
diterima
harus
dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat
81
dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung (0,376) dengan rtabel1 % (0,296) signifikan atau tidak. Berdasarkan data di atas dengan jumlah responden sebanyak 77 yang dalam rtabel 1 % (0,296) diperoleh hasil rxy 0.376 > rtabel 1 % (0,296) Sehingga dapat diketahui bahwa nilai rxy itu signifikan menolak, yaitu sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada pengaruh yang positif antara Kedisiplinan dalam Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri di Pondok Pesantren AlManar Bener Tengaran Semarang Tahun 2012” Ada pengaruh yang signifikan atau hipotesis dapat diterima.
82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan kemudian di analisis maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kedisiplinan shalat berjamaah santri menunjukkan hasil sebagai berikut: Skor A dengan nilai kategori Tinggi 41 Santri dengan Prosentase 53, 25 % Skor B dengan nilai kategori Sedang 30 Santri dengan Prosentase 38, 96% Skor C dengan nilai kategori Rendah 6 Santri dengan Posentase 7, 79% 2. Perilaku sosial santri menunjukkan hasil sebagai berikut : Skor A dengan nilai kategori Tinggi 41 Santri dengan Prosentase 53, 25% Skor B dengan nilai kategori Sedang 19 Santri dengan Prosentase 24,67% Skor C dengan nilai kategori Rendah 17 Santri dengan Prosentase 22, 08% 3. Hasil uji hipotesis kesimpulan ketiga membuktikan bahwa hipotesis penulis yaitu “Ada Pengaruh Kedisiplinan Shalat berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang Tahun 2012” diterima. Hal ini didukung oleh nilai koefisien korelasi (rhitung ) sebesar 0,376. Nilai tersebut lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 1 % (0,296), sehingga baik pada taraf signifikan 1 % korelasi hasil perhitungan sama-sama besar. Hal ini terlihat dari nilai yang lebih besar antara rhitung dengan rtabel. Pengaruh yang terbentuk adalah
83
positif dan kuat. Artinya ada Pengaruh Kedisiplinan Shalat berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Santri B. Saran-saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis peroleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Lembaga Pondok Pesantren Sebagai lembaga Pendikan Islam di desa Bener, Pondok Pesantren AlManar di harapkan dapat menciptakan dan mencontohkan berperilaku sosial yang baik bagi para santri dan masyarakat dilingkungan sekitar. 2.
Bagi para asatidz. Bisa memberikan suri tauladan yang baik terhadap para santri terutama dalam melaksanakan sholat berjamaah dan disiplin dalam kegiatan pondok.
3.
Bagi Santri Pondok Mengikuti aturan pondok pesantren yang sudah di tetapkan para asatid, akan tetapi prakteknya sulit, oleh sebab itu para santri untuk istiqomah dalam
mengaplikasikan
kehidupan sehari-hari.
kedisiplinan
shalat
berjamaah
dalam
84
C. Penutup Dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas terselesainya penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan sekaligus mampu mengubah dan membentuk umat manusia yang berakhlak mulia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
penulis menyadari sepenuhnya,
bahwa banyak
kekurangan dalam penulisan ini, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Atas perhatian dan partisipasi dari pembaca, penulis ucapkan terima kasih.
85
DAFTAR PUSTAKA Abdul Qadir ar-Rahbawi, 2001. Shalat Empat Madzhab,terj. Zeid Husen al Hamid dan M. Hasanudin, Cetakan. Ke 4 Jakarta: PT Pustaka Lintera Antar Nusa. Abdullah,Taufik. 2003. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Jakarta: PT Ictiar Baru Van Haoeve. Abyan, Amir, DKK.1994. Fiqih Shalat. Semarang: Karya Toha Putra Al-Ghozali. 1994. Rahasia-Rahasia Shalat.Bandung: Karisma Al-Muqoddim, Muhammad bin Ahmad bin Ismail.2005. Mengapa Kita Harus Shalat. Yogyakarta: Media Hidayah. Al-Qathani, Said bin Ali, Bin Wahf. 2006.Ensiklopedi Menurut Al-Qur‟an dan As-sunah.Jakarta: Pustaka Imam safi‟i. Al-Utsaimin, M.Bin Saleh. 2003.Sifat Shalat Nabi.Jakarta: Pustaka Al-Kutsar. Aly, Abdullah dan Samsul Hidayat. 1996. Al „ubudiyah. Surakarta : Pusat Studi Islam dan Kemuhammadiyahan UMS Amrullah, Abdul Malik. 1982. Tafsir Al-Azhar juz 1. Jakarta: Pustaka Panjimas. Arief, Armai. 2001 Pengatar Ilmu dan Metodologi pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pres. Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur penelitian.Jakarta: Rieneke Cipta.
_________________, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneke Cipta. Ar-Rifa‟i, M.Nasib.1999.Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 2.Jakarta: Gema Insani As-Sawwaf,Muhammad shalat,Panduan
Mahmud. lengkap
2007.Menaggapai Menggapai
kesempurnaan
Fadhilah
shalat
kusu‟.Yogykarta: Diva Press. Ash. Shiddieqy. Teungku Muhammad Hasbi. 2000. Kuliah Ibadah Ditinjau Dari Segi Hukum dan Hikmah. Semarang: Pustaka Rizki Putra Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi. 1989a. Pedoman Shalat. Jakarta: Bulan Bintang.
86
____________,2002b.Tafsir Alquranul Majid Jilid 1. Semarang: Pustaka Rizqi Putra. B. Sandjaja. B. & Heriyanto. Albertus. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustakarya Dani K. 2002. Kamus Lengkap Bahasa.Surabaya:Penerbit Putra Harsa Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur‟an dan Terjemahannya 30 Jus. Solo: Qomari Prima Publisher Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama. 2003 Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok Pesantren, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Fajri, Emzul. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Ratu Aprilia Senja Diva Publisher. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Cetakan ke 1. Jakarta: Rineka Cipta Hadi, sutrisno. 2000, Metodologi Reseach 11, Jogjakarta Haryoto, Sentot. 2003.psikologi shalat.Yogyakarta: Andi Offset Ilahi, Fadhla. 2004a Menggugat Kesunatan Shalat Berjamaah. Yogyakarta. Pustaka Fahima ___________,2004b Shalat Jamaah Dalam Tinjauan Nash dan Sirah Salafush Shalih. Jakarta: Najla Press. Jamhari, Muhammad, dan Zainudin A. 1996. Al-Islam 2 dan Akhlak. Bandung: Pustaka Setia. Jamil zainu Bin Muhammad. 1998.Jalan Golongan Yang Selamat.Jakarta: Darul Haq Poewardarminta, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta Sangkan, Abu. 2005. Pelatihan shalat Khusu‟ . Jakarta Selatan: Baitul Ihsan
87
Sangkan, Abu. 2006. Pelatihan Shalat Khusu.Cetakan ke 8 Jakarta Selatan : Shalat Center dan Baitul Ihsan. Sugiyono, 2007.Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sunarto, Ahmad. 2002. Pengajar Shalat.Surabaya: CV Adis. Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis besar Fiqih. Cet. Bogor: Kencana Walgito, Bimo.1997. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset
88
Angket Kedisiplinan Shalat Berjamaah A. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan teliti. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c yang Saudara anggap paling benar 3. Jawablah yang sejujurnya karena jawaban Saudara sangat membantu kelancaran penelitian ini. 4. Atas jawaban yang Saudara berikan, kami ucapkan terima kasih.
B. Biodata Responden: Nama
:………………….
L/P
:………………….
Kelas Diniyyah
:.............................
1. Apa yang Saudara lakukan ketika mendengar suara adzan? a. Bergegas mengambil air wudhu dan berangkat untuk shalat berjamaah b. Menunggu iqomat lalu berangkat untuk shalat berjamaah c. Menunggu pertengahan shalat lalu berangkat untuk shalat berjamaah 2. Apakah Saudara selalu tepat waktu dalam melaksanakan shalat berjamaah? a. Selalu tepat waktu karena mendapat pahala 27 derajat b. Sering tepat waktu c. Kadang-kadang tepat waktu 3. Pernahkah Saudara terlambat dalam melaksanakan shalat berjamaah dipondok? a. Pernah, ketika ada kegiatan ekstra di pondok b. Sering terlambat karena banyak kegiatan ekstra di pondok c. Selalu terlambat karena menunggu agar shalat jamaah sudah di mulai 4. Ketika liburan pondok tiba, apakah Saudara juga melaksanakan shalat berjamaah di rumah?
89
a. Ya, selalu mengikuti shalat berjamaah b. Kadang-kadang mengikuti shalat berjamaah c. Tidak pernah mengikuti shalat berjamaah 5. Kapan Saudara melaksanakan shalat sunah rowatib? a. Sebelum dan sesudah melaksanakan shalat wajib b. Sebelum melaksanakan shalat wajib c. Tidak pernah melaksanakan shalat sunah rowatib 6. Apakah Saudara selalu melaksanakan shalat sunah rowatib? a. Selalu melaksanakan karena untuk menyempurnakan kekurangan pada shalat wajib b. Melaksanakan tetapi mengingat waktu c. Kadang-kadang melaksanakan 7. Pada waktu shalat berjamaah Saudara memilih shaf mana? a. Paling depan apabila memungkinkan b. Ya, sesuai dengan keadaan dan kondisi c. Dimana saja yang penting dapat shaf 8. Ketika melaksanakan shalat berjamaah kemudian shaf didepan kosong apa yang Saudara lakukan? a. Mengisi kemudian meluruskan shaf b. Membuat barisan di belakangnya c. Diam saja karena ingin shaf yang belakang 9. Ketika Saudara sedang melakukan sesuatu kegiatan, kebetulan waktu shalat berjamaah tiba apa yang Saudara lakukan? a. Bergegas mengambil air wudhu, kemudian
melaksanakan shalat
berjamaah b. Sesegera mungkin menyelesaikan kegiatan kemudian melaksanakan shalat berjamaah c. Kegiatan selesai baru melaksanakan shalat berjamah 10. Apabila terjadi hujan deras, apakah Saudara tetap melaksanakan shalat berjamaah dimasjid?
90
a. Ya, selalu karena situasi memungkinkan untuk shalat berjamaah di masjid b. Kadang mengikuti tergantung kondisi c. Tidak mengikuti karena ada alasan hujan deras 11. Berapa kali Saudara melaksanakan shalat berjamaah dipondok dalam sehari semalam? a. 5-4 kali b. 3-1 kali c. Tidak pernah melaksanakan shalat berjamaah 12. Apakah Saudara juga mengerjakan shalat sunah muakad (shalat hajat, tahajud dan dhuha atau shalat sunah yang lainnya)? a. Ya, mengerjakan b. Kadang-kadang mengerjakan c. Mengerjakan apabila ingat 13. Ketika shalat berjamaah kebetulan imam lupa pada bacaanya, apa yang Saudara lakukan? a. Mengingatkan dan membetulkan bacaan yang harus di baca imam b. Sebenarnya ingin membetulkan tetapi tidak berani sehingga hanya diam saja c. Diam saja karena kemungkinan ada orang lain yang membetulkan 14. Bagaimana cara Saudara melaksanakan shalat berjamaah? a. Selalu mengikuti gerakan imam, tuma‟ninah dan tidak mendahului gerakan imam b. Mengikuti gerakan imam dengan tuma‟ninah c. Kadang-kadang tuma‟ninah kadang tidak tuma‟ninah 15. Apa yang Saudara lakukan setelah shalat berjamaah? a. Berdzikir dan berdo‟a b. Berdo‟a c. Tidak berdzikir dan berdo‟a
Angket Perilaku Sosial Santri
91
A. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan baik dan teliti. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c yang Saudara anggap paling benar 3. Jawablah yang sejujurnya karena jawaban Saudara sangat membantu kelancaran penelitian ini. 4. Atas jawaban yang Saudara berikan, kami ucapkan terima kasih.
B. Biodata Responden: Nama
:………………….
L/P
:………………….
Kelas Diiyyah
:.............................
1. Kegiatan apa saja yang Saudara ikuti ketika di pondok? a. Diskusi, khitobah dan berzanji b. Khitobah, berzanji c. Berzanji 2. Apakah Saudara selalu mengikuti kegiatan khitobah dipondok? a. Ya ikut, karena khitobah bisa menambah ilmu b. Ikut terus karena khitobah merupakan kegiatan wajib di pondok c. Ikut ketika tema-nya menarik 3. Suatu ketika dalam kegiatan diskusi ada perbedaan pendapat, apa yang Saudara lakukan? a. Menghormati pendapat orang lain b. Tetap mempertahankan pendapat saya sendiri c. Tidak menerima pendapat orang lain
4. Bagaimana jika Saudara berpapasan dengan pengasuh pondok? a. Menghormati berbicara yang baik, ramah, dan sopan b. Menghormatinya karena itu kewajiban sebagai santri
92
c. Menghormatinya apabila saya diperlakukan dengan baik 5. Bagaimana jika Saudara keluar dari pondok, kebetulan berpapasan dengan masyarakat sekitar? a. Memberi salam dan berjabat tangan b. Memberi salam c. Tidak menyapa/diam saja 6. Bagaimana perilaku Saudara terhadap sesama santri? a. Baik, ramah, dan peduli pada mereka b. Ramah dan peduli c. Cuek saja 7. Jika ada orang yang melakukan kesalahan kepada Saudara kemudian orang tersebut meminta maaf apa yang Saudara lakukan? a. Memberi maaf sebelum dia memintamaaf b. Memberi maaf ketika dia memintamaaf c. Tidak memaafkan 8. Apa yang Saudara lakukan, ketika ada teman yang berselisih? a. Mendamaikan dan memberi solusi b. Mendamaikan c. Diam saja 9. Bagaimana jika ada teman Saudara yang sakit? a. Menjenguk, menghibur, membantu dan mendoakannya b. Menjenguk dan mendoakan c. Menjenguk 10. Apabila ada teman yang mengejek Saudara, apa yang Saudara lakukan? a. Menerima dengan sabar dan mendoakan agar dia tidak melakukan perbuatan itu lagi b. Berusaha menahan amarah c. Membalas ejekan mereka 11. Apabila ada teman minta tolong, apa yang Saudara lakukan? a. Berusaha menolong karena manusia diwajibkan untuk saling tolong menolong
93
b. Berusaha menolong sesuai dengan kemampuan c. Tidak memberi pertolongan karena dia sering minta tolong 12. Apabila ada teman yang meminjam uang/meminta sesuatu, apa yang Saudara lakukan? a. Memberi pinjaman/memberi sesuatu dengan tulus ikhlas b. Memberi pinjaman/memberi sesuatu dengan terpaksa c. Tidak memberi pinjaman/memberi sesuatu karena saya tidak mempunyai kemampuan 13. Apabila ada teman yang mengalami musibah, apa yang Saudara lakukan? a. Membantu secepatnya b. Membantu jika ada kesempatan c. Tidak membantunya 14. Apakah Saudara selalu mengikuti kegiatan kerja bakti dilingkungan pondok? a. Ya, selalu mengikuti kerja bakti dengan ikhlas b. Ya ikut, karena merupakan tata tertib yang harus di ikuti c. Mengikuti kerja bakti karena kalau tidak mengikuti melanggar tata tertib pondok dan akan mendapatkan ta‟zir/hukuman 15. Apabila suatu ketika pondok mengadakan kegiatan khatmil Qur‟an apa yang Saudara lakukan? a. Membantu semua kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan b. Membantu sesuai bidang yang di amanahkan kepada saya c. Membantu jika ada waktu luang