PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BENER O2 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh Fatkhatul Fauziyah NIM : 11408166 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadoin 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Biro Skripsi STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu'alaikum, Wr, Wb Setelah kami menelaahan secara cermat dan mengadakan perbaikan seperlunya, saya menyatakan bahwa skripsi mahasiswa yang namanya tersebut di bawah ini siap untuk dimunaqosahkan. Nama
:
Fatkhatul Fauziyah
NIM
:
11408166
Judul
: PENGARUH TINGKAT KETAATAN BERAGAMA
TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BENER 02 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010. Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk bisa digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu'alaikum, wr, wb
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Fatkhatul Fauziyah
NIM
: 11408166
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsa in dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 Juli 2010 Yang menyatakan
Fatkhatul Fauziyah
MOTTO
“Orang yang sungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu pasti akan memperoleh hasil yang maksimal”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Penulis persembahkan : 1. Untuk Bapak/Ibu yang pertama kali mengajarkan saya ilmu, atas kasih sayang pengorbanan dan do’a tulus yang selalu tercurah. 2. Adikku tercinta yang selalu membantu dalam terselesainya penlisan skripsi ini. 3. Teman hidupku yang selalu memberi motivasi dalam penulisan skripsi ini 4. Teman-teman guru SDN Bener 02. 5. Teman sejawat PAI Ekstensi angkatan 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
KATA PENGANTAR
Dengan Mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmad, taufiq, dan hidayahnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Tak henti-hentinya sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh barokah. Berkat anugrah dari Allah SWT, penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai persyaratan memeroleh gelar sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan Jazakumullah khoron katsiron serta penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak H. Sidqon Maesur, Lc. MA selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran. 3. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga. 4. Bapak/Ibu guru dan karyawan SDN Bener 02 Keamatan Tengaran yang telah membantu memberikan informasi atau data penelitian. 5. Bapak/Ibuku yang selalu memberikan ruh semangat menggapai masa depan 6. Teman hidupku yang senantiasa memberikan motivasi dan dorongan hidup 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal serta kebaikan yang telah tercurakan pda penulis diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah yang mendapat balasan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi yang sederhana ini bisa memberikan manfaat, dan sebagai manusia biasa penulis menyadari akan banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Amin ya Robbalalamiin.
Salatiga, 28 juli2010 Penulis
ABSTRAK Fatkhatul Fauziyah. 2010. (11408166) Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : H. Sidqon Maesur, Lc,MA.
Kata Kunci : Ketaatan Beragama, Kedisiplinan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Adakah Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara (interview), dan angket (kuesioner). Subjek penelitian sebanyak 15 responden, menggunakan tehnik populasi.Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa. Data Penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketaatan beragama siswa SD Negeri 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tergolong sedang, didukung 2 responden (13.3%), 10 responden (66,7%) dan 3 responden (20%) menjawab kategori tinggi dan rendah. Sedangkan kedisiplinan siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengran Kabupaten Semarang tergolong sedang, didukung dengan 2 responden (13.3%), 9 responden (60%) dan 4 responden (26,7%). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh tingkat ketaatan beragama trehadap kedisiplinan siswa, didukung nilai koefisien korelasi 0,729 Data penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang kuat antara tingkat ketaatan baragama terhadap kedisiplinan siswa.
DAFTAR ISI LEMBAR LOGO ......................................................................................
i
HALAMAN JUDUL.................................................................................
ii
LEMBAR NOTA PEMBIMBING ............................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................
iv
PERNTAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................
v
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
vii
KATA PENGANTAR...............................................................................
viii
ABSTRAK................................................................................................
x
DAFTAR ISI ............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
5
C. Tujuan Penelitian ................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ................................................................
7
E. Landasan Teori.....................................................................
8
F. Hipotesis ...............................................................................
10
G. ........................................................................................ Metode Penelitian .............................................................................
10
H. ........................................................................................ Sistemat ika Penulisan Skripsi ..................................................
15
BAB II LANDASAN TEORI A. Ketaatan Beragama...............................................................
17
1. Pengertian Ketaatan Beragama. .......................................
17
2. Fungsi Agama .................................................................
20
3. Faktor-faktor Pendidikan Agama .....................................
25
4. Aspek Ketaatan Beragama...............................................
31
B. Kedisiplinan .......................................................................
36
1. Pengetian Kedisiplinan ....................................................
36
2. Tujuan Kedisiplinan ........................................................
37
3. Fungsi Disiplin ................................................................
38
4. Cara Menanamkan Disiplinan .........................................
39
5. Faktor-faktor dalam Menanamkan Disiplin......................
42
6. Aspek Disiplin di Sekolah ...............................................
43
C. Pengaruh Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan............
46
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SD Negeri Bener 02 Keamatan Tengaran .
48
1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Bener 02 .............
48
2. Letak Geografis SD Negeri Bener02 ...............................
49
3. Visi Misi SD Negeri Bener 02 .........................................
50
4. Keadaan Sarana dan Prasarana ........................................
50
5. Struktur Organisasi SD Negeri Bener 02 .........................
51
6. Keadaan Guru dan Siswa.................................................
52
7. Keadaan Karyawan .........................................................
54
B. Data tentang Responden SD Negeri Bener 02……………….
55
C. Data angket Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02…………………………………………
56
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama .................................................................
59
B. Analisis Data ........................................................................
62
C. Analisis Data pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan SD Negeri Bener 02...........................
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
69
B. Saran ....................................................................................
70
C. Penutup ................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL Tabel 1
Sarana dan Prasarana SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010
Tabel 2
49
Data Guru SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010
Tabel 3
51
Keadaan Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010
Tabel 4
52
Data Karyawan/Penjaga SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010
Tabel 5
52
Data Responden Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010
Tabel 6.1
53
Data tentang Tingkat Ketaatan Beragama Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten
54
Semarang Tahun 2010 Tabel 6.2
Data tentang Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010
Tabel 7.1
Daftar
nilai
tentang
Distribusi
Ketaatan Beragama Siswa
Frekuensi
56
Tingkat
SD Negeri Bener
02
60
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 Tabel 7.2
Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban tentang Tingkat Ketaatan Beragama
62
Tabel 7.3
Daftar nilai tentang Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran
64
Kabupaten Semarang Tahun 2010 Tabel 7.4
Prosentase
Distribusi
Frekuensi
Jawaban
tentang
Kedisiplinan Siswa Tabel 7.5
66
Persiapan untuk Mencari Korelasi Antara Tingkat Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010
67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Daftar Angket Tingkat Ketaatan Beragama Siswa SD Bener 02 Lampiran 02 Daftar Angket Kedisiplinan Siswa SD Bener 02
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan agama adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran islam. Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya dikemudian hari (Saleh, 1969 : 33). Pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya, tidak hanya membekali anak dengan pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama saja, tetapi menyangkut keseluruhan diri pribadi anak, mulai dari latihan-latihan (alamiah) sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam, serta manusia dengan dirinya sendiri ( Darajat, 1970 : 107). Melalui pendidikan agama, anak juga harus ditanamkan dalam jiwanya keimanan dan ketaqwaan yang mulai ditanamkan sejak lahir sebagaimana diajarkan oleh agama islam, yang memerintahkan supaya setiap bayi lahir harus diazankan. Supaya pengalaman pertama yang diterimanya adalah kalimah suci yang membawa kepada taqwa ( Darajat, 1997 : 42 ). Dengan cara menanamkan jiwa keimanan dan ketaqwaan akan menjadi pengendali dalam kehidupan si anak dikemudian hari. Keyakinan atau iman adalah unsur yang sangat penting di dalam agama, tanpa keyakinan dan kepercayaan akan
rutuhlah agama seseorang. Akibat dari keyakinan yang teguh akan membawa kepada ketaatan beragama ( Shaleh, 1969 : 34 ). Pendidikan agama itu akan lebih berkesan dan berhasil guna, serta berdaya guna, apabila seluruh lingkungan hidup yang ikut mempengaruhi pembinaan pribadi anak (keluarga, sekolah dan masyarakat) sama-sama mengarah kepada pendidikan (Darajat, 1970 : 107). Ide keagamaan pada anak hampir seluruhnya autoritarius maksudnya konsep keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Mereka melihat dan mengikuti apa-apa yang dikerjakan dan diajarkan orang dewasa dan orang tua mereka tentang sesuatu yang berhubungan dengan kemaslahatan agama (Jalaluddin, 2000 : 68). Orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama mendidik anaknya ( Tafsir, 2002 : 8 ). Orang tua hendaklah dapat menjadi contoh yang baik dalam segala aspek kehidupannya bagi sianak, karena anakanak terutama yang berusia dibawah 6 tahun, belum dapat memahami sesuatu pengertian ( kata-kata ) yang abstrak, seperti (benar, salah, baik dan buruk), misalnya bekum dapat digambarkan pleh anak-anak kecuali pengalamanpengalamannya sehari-hari dengan orang tua dan saudara-saudaranya (Darajat, 1997 : 42). Pendidikan agama didalam
keluarga
sangatlah perlu,
karena
keluargalah satu-satunya institusi bagi anak-anaknya. Melakukan pendidikan
agama dalam keluarga baerarti ikut berusaha menyelamatkan generasi muda dan ikut menyelamatkan bangsa agar menjadi warga negara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Tafsir, 2002 : 9). Untuk memperdalam ilmu pendidikan pada anak, maka perlu adanya tambahan pembelajaran tentang agama, yang dapat dilakukan di sekolah, pesantren, atau menggundang guru agama kerumah. Pendidikan agama di sekolah diajarkan melalui pelajaran PAI yang didalamnya terdapat materimateri, aqidah, akhlaq, sejarah, fiqih, dan lain sebagainya. Dengan adanya dasar ilmu agama yang kuat anak akan memilki rasa tanggung jawab dan kesadaran yang tinggi dalm melaksanakan perintah agama dan berperilaku sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan yang ditentukan oleh agama. Selain itu anak juga akan mudah dibina, diarahkan dan diajarkan arti kedisiplinan dan implementasi kedisiplinan dalam kehidupan (baik sekolah, keluarga maupan masyarakat). Begitu pentingnya pendidikan dan pengajaran agama di sekolah yang menjadi dasar kehidupan manusia, hal ini ternyata dengan ketetapan M.P.R.S. No. II/MPRS/thn. 1960 jo No. XXVII/MPRS/1966 yang mewajibkan mata pelajaran Agama diajarkan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi,
yang
kemudian
direalisir
oleh
Departemen
P.D.K
dengan
diciptakannya bentuk gaya baru bagi sekolah-sekolah, dimana mata pelajaran agama dijadikan kelompok dasar bagi sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai
Sekolah Menengah dan di Sekolah Tinggi dijadikan vak
tentament bagi semua tingkat ( Saleh, 1969 : 14-15 ).
Seorang anak yang normal, didalam usia tujuh tahun (jasmani) umumnya sudah matang untuk sekolah. Maksudnya diusia tersebut anak-anak yang normal sudah mampu mengikuti program sekolah. Di usia itu anak-anak sudah dapat menahan diri untuk memetuhi peraturan dan disiplin sekolah serta sudah dapat memiliki kemampuan untuk dapat mengikuti pelajaran yang diberikan kepadanya. Anak-anak yang normal memiliki perkembangan yang sejajar antara jasmani dan rohaninya (Jalaluddin, 2000 : 107). Disiplin harus sudah ditanamkan pada anak sejak usia dini. Anak harus dididik untuk dapat mengenal hak-hak diri dan orang lain didalam lingkungan sosial. Anak harus dididik untuk menguasi dirinya dalam tingkahlaku yang akan diterapkan didalam pergaulan nanti dengan orang lain. Dengan penanaman disiplin pada siswa maka akan membentuk kejiwaan pada anak untuk memeahami peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang tepat untuk melaksanakan peraturan, dan kapan pula harus mengesampingkannya (Nizar, 2009 : 22). Kedisiplinan pada anak ditanamkan tidak hanya disekolah tetapi juga dilingkungan sosial. Seorang anak dalam mengikuti pembelajaran di sekolah tidak akan terlepas dari berbagai peraturan dan tatatertib di sekolah. Sehingga anak dituntut untuk dapat berperilaku sesuai peraturan dan tata tertib di sekolah. Disiplin disekolah bukan usaha untuk membuat menahan tingkah laku yang
tidak
diterima
oleh
sekolah,
melainkan
suatu
usaha
untuk
memperkenalkan cara atau memberikan pengalaman yang akhirnya membawa
anak kepada pemilikan disiplin yang timbul dari dirinya sendiri, dengan kata lain memiliki suatu disiplin dari dalam (Hope, 1985 : 205). Banyak dijumpai kenyataan bahwa anak yang ketaatan beragamanya baik, ternyata pada umumnya mereka juga tergolong anak anak yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam melaksanakan berbagai hal terutama mentaati peratuaran dan tata tertib di sekolah.Sebaliknya anak yang mempunyai ketaatan baragama kurang baik pada umumnya mereka tergolong anak yang kurang disiplin dalam mentaati peraturan dan tata tertib di sekolah. Menyimak hal tersebut jelaslah bahwa agama mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan kedisiplinan anak, khususnya di SD Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, selain faktor-faktor lain. Orang yang taat beragama memiliki kedisiplinan yang tinggi. Berdasarkan
hal
tersebut
diatas
mendorong
peneliti
untuk
membuktikan apakah benar adanya pengaruh ketaatan beragama terhadap kedisiplinan seseorang. Maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH
TINGKAT
KEDISIPLINANSISWA
KETAATAN
SEKOLAH
BERAGAMA
DASAR
NEGERI
TERHADAP BENER
02
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh antara Tingkat Ketaatan Beragama terhadap Kadisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri
Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat ketaatan beragama Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 ? 2. Bagaimana tingkat kedisiplinan Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 ? 3. Apakah ada pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Tahun 2010 ?
C. TUJUAN PENELITIAN Suatu penelitian khususnya dalam pengetahuan empirik pada umumnya untuk menemuksn atau mengembangkan atau menguji suatu kebenaran suatu pengetahuan (Hadi, 1990 : 3). Sehubungan hal tersebut maka secara umum tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah
untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Karena agama merupakn
teori atau ajaran
manusia,
yang
menyempurnakaan
dapat
membentuk
kepribadian
dari
Tuhan
kedisiplinan
manusia.
Apakah
(Allah)
untuk
meningkat
dan
seseorang
yang
ketaatannya terhadap agama yang dianutnya tinggi memilikki kedisiplinan yang yang tingi pula. Dan sebaliknya seseorang yang tingkat ketaatan beragamanya rendah, rendah pula tingkat kedisiplinannya.
Selain secara umum, tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat ketaatan beragama siswa sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa Sekolah dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semerang tahun 2010. 3. Untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010
D. MANFAAT PENELITIAN Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan berbagai masukan yang berguna baik kepada penulis khususnya maupun kepada guru agama dan pembaca pada umumnya. Adapun manfaat – manfaat itu adalah : 1. Bagi Guru dapat memberikan masukan dan tolak ukur dalam mengajar siswa, sehingga siswa akan lebih mudah faham menerima pelajaran agar dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan sekolah. 2. Bagi Siswa akan dapat memberikan kesemangatan dalam menerima pelajaran agama dan dapat menjadi anak yang selalu tertib dan disiplin baik dalam melaksanakan perintah agama maupun perintah dari sekolah. 3. Bagi Penulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.
E. LANDASAN TEORI Dari
judul
“Pengaruh
Tingkat
Ketaatan
Beragama
terhadap
Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri Brner 02 Kecamatan Tengaran Kabupatean Semarang Tahun 2010”. perlu penulis membahas tentang beberapa istilah yaitu ketaatan beragama, dan kedisiplinan siswa. Seab pengertianpengertian itu merupakan dasar pembahasan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya. 1. Ketaatan Beragama a. Pengertian ketaatan Ketaatan, berasal dari kata taat yang berarti patuh, saleh, setia. Ketaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan. Sedangkan dalam Al-Qur’an, ketaatan adalah suatu sifat yang selalu menurut, teguh dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan (Allah, Rosul, Pemerintah atau Penguasa), yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-nisa’ ayat 59 Allah berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul dan taatilah ulil amri ( pemimpin) diantara kamu ”. b. Pengertian Beragama Menurut Assegaf ( 2005:10 ) agama adalah kepercayaan dan cara hidup. Thomas F.O.’Dea dalam bukunya The Sociology of Relegion
mendefinisikan agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra empiris. (Hendropuspito, 1983:34-35). Agama menurut Frazer adalah mencari keadaan atau kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia, yaitu kekuasaan yang disangka manusia dapat mengendalikan, menahan /menekan kelancaran dan kehidupan manusia. Sedangkan agama menurut R.H. Thouless adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu itu lebih tinggi dari pda manusia ( Darajat, 1970 : 24 ). Ketaatan beragama adalah kesungguhan dalam melaksanakan perintah agama dalam hal ini melaksanakan rukun islam, yang meliputi syahadat, sholat, puasa (aplikasinya) dan zakat serta haji sebagai pemahamannya saja. 2. Keisiplinan Menurut Moeliono (1996 :208) disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, dan lain sebagainya. Sedangkan kedisiplinan menurut Thomas Gordon adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (1996 :5).
F. HIPOTESIS Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis ini merupakan rangkuman dari kesimpulan teoritis yang diproleh dari perolehan kepustakaan. Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merpakan pernyataan mengeenai keadaan parameteryang akan diuji melalui statistik sample (Suryabrata, 1983 :69) Hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010.
G. METODE PENELITIAN Ada berbagai macam metode penelitian, tetapi dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode
penelitian
kuantitatif
untuk
mengetahui
dan
membuktikan kebenaran dalam penelitian. 1. Populasi dan Sampel a. Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti, bias berupa manusia, benda, peristiwa, dan gejala alam, gejala kejiwaan dan sebagainya.
Oleh karena itu poulasi yang akan diajukan peneliti adalah keseluruhan siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. b. Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang melewati populasi Karena yang akan penulis teliti adalah seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Semarang, maka penelitian ini disebut penelitian populasi. 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah titik perhatian pada penelitian (Alfred dan lilik, 2009 :44) Dalam Penelitian ini ada dua variabel, pertama tingkat ketaatan beragama dengan indikatornya adalah sebagai berikut, syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji. Variabel kedua adalah kedisiplinan siswa dengan indikatornya adalah sebagai berikut, tertib waktu, tertib mengikuti belajar mengajar, dan kerapian dalam berpakaian. 3. Definisi Operasional 1. Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama a. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada, yang timbul dari sesuatu. b. Tingkat Tingkat adalah tinggi rendahnya martabat (kedudukan, jabatan, kemampuan, pendapat) atau menyatukan kualitas atau keadaan yang sangat dipandang dari titik tertentu.
c. Ketaatan Ketaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan. Kepatuhan adalah sifat yang suka menurut perintah. Kesalehan adalah kesungguhan hati dalam menjalankan agama. Kesetiaan adalah kesungguhan hati dalam penghambaan dan persahabatan. (Peorwodarminto, 2006 : 1197) d. Beragama Agama adalah segenap kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan ajaran-ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan. Agama adalah kebutuhan jiwa (psykhis) manusia yang akan mengatur dan mengendalikan sikap pandangan hidup, kelakuan dan cara pandang hidup kelakuan dan cara menghadapi tiap- tiap masalah (Darajat, 1975. 47). 2. Kedisiplinan Siswa kesungguhan hati dalam penghambaan dan persahabatan (Poerwodarminto, 2006 : 865). a. Kedisiplinnan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan kedan akhiran -an yang berarti ketaatan pada peraturan yang berlaku. Disiplin adalah tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap suatu
komitmen atau kesepakatan bersama yang
berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan peoses pelaksanaan suatu kegiatan (Depdikbud, 1996 : 3)
b. Siswa Siswa adalah pelajar (murid atau anak didik). Siswa adalah sebagai obyek atau orang yang menerima pendidikan (Depdikbud, 1996 :6). 4. Metode Pengumpulan Guna memperoleh data yang benar dan valid yang berkaitan dengan masalah pendidikan, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara : a. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan denga cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Dalam penelitian ini penulisan menggunakan metode observasi untuk memperoleh data tentang keadaan lembaga. b. Wawancara (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendaptkan jawaban dari responden denga jalan Tanya jawab sepihak, kepada siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sehingga didapat informasi tentang ketatan beragama terhadap kedisiplinan siswa. c. Angket (Kuesioner) adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dalam Penelitian ini penulis menggunakan angket untuk memperoleh data mengena tingkat ketaatan beragama dan kedisiplinan siswa (Arikunto, 1995 :25-27).
5. Teknik Analisis Data Dalam mengolah data yang terkumpul, untuk menjawab permasalahan yang penulis kemukakan dan untuk mencapai tujuan penelitian seperti yang penulis paparkan diatas, penulis menggunakan cara analisis statistik dengan cara sebagai berikut : a. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan ini menggunakan teknik presentasi dengan rumus sebagai berikut : P=
F N
X 100 %
Keterangan : P = Presentase F = Frekuentasi N = Jumlah Responden b. Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesi ini menggunakan rumus korelasi product moment untuk mencari pengaruh antara beragama terhadap kedisiplinan siswa, dengan rumus sebagai berikut : rxy =
N∑XY – ( XY ) ( XY ) √ { N∑X2 – ( ∑X)2 } { N∑Y2 – ( ∑Y )2 }
Keterangan : rxy = Koefisien Korelasi antara x dan y xy = Produk dari x dan y X2 = Jumlah Kuadrat Variabel x
Y2
= Jumlah Kuadrat Variabel y
N
= Jumlah Responden
( Arikunto, 1995 : 67-69 )
H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI BAB 1
: PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi tentang, latar belakang masalah, Rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, landasan teori, hippotesis, metode penelitian serta sitematika penulisan skripsi.
BAB II
: LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan berbagai pembahasan tentang pengertian ketaatan beragama, fungsi Agama, faktorfaktor Pendidikan Agama, aspek ketaatan beragama, pengertian disiplin,
kedisplinan, cara
tujuan
menanamkan
kedisiplinan, disiplin,
fungsi
faktor-faktor
menanamkan disiplin, aspek disiplin, hubungan ketaatan beragama terhadap kedisiplinan. BAB III
: LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum SD Negeri Bener
02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang,
Sejarah berdirinya, lokasi dan sarana, keadaan guru, keadaan murid, serta struktur organisasi, dan pada bab ini
juga dimuat hasil observasi, angket dan interview tentang tingkat ketaatan beragama dan kedisiplinan siswa kelas V di SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. BAB IV
: ANALISA DATA Analisa ini terdiri dari analisa pendahuluan dan analisa statistik, tes signifikasi, dan Kesimpulan.
BAB V
: PENUTUP Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka, lampiranlampiran, riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ketaatan Beragama 1. Pengertian Ketaatan Beragama Ketaatan adalah kepatuhan, kesalehan, kesetiaan. Kepatuhan adalah sifat
yang suka menurut
perintah.
Kesalehan adalah
kesungguhan hati dalam menjalankan agama atau kebaikan hidupnya. Sedangkan kesetiaan adalah kesungguhan hati dalam penghambaan atau persahabatan (Poerwodarminto, 2006 :1197). Dalam al-qur’an al-qur’an surat annisa’ ayat 59
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu”. Dijelaskan ketaatan adalah suatu sifat yang selalu menurut, teguh dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan (Allah, Rosul, Pemerintah, Penguasa). Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW bersabda;
ﻤﺎﻨﻬﻴﺗﻜﻢﻋﻨﻪﻓﺎﺠﺗﻨﺒﻮﻩﻮﻤﺎﺍﻤﺮﺗﻜﻢﺒﻪﻓﺄﺗﻮﺍﻤﻨﻪﻤﺎﺘﻄﻌﺗﻢ “Apapun yang telah Saya larang kepada kalian maka jauhilah, dan apapun yang telah Saya suruh kepada kalian maka lakukanlah semaksimal mungkin”.(HR. Bukhori dan Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang perintah Allah SWT agar selalu mematuhi segala perintah dan larangan yang dicegahkannya oleh nabi SAW. (Alkaf ,- :9). Agama menurut M. Hasbi Ash Shidiqy adalah aturan-aturan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk petunjuk kepada manusia, agar dapat selamat dan sejahtera/bahagia hidupnya di dunia dan akhirat dengan petujuk-petunjuk serta teladan-teladan pekerjaan nabi-nabi serta beserta kitab-kitabnya. Agama adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang diciptakan Tuhan (Allah) untuk menarik dan menuntun para ummat yang berakal kuat yang suka tunduk dan patuh kepada kebaikan, supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan kejayaan kesentosaan akhirat, negeri abadi supaya dapat mendiami syurga jannatul khulud, mengecap kelezatan yang tak ada tolak bandinganya serta kekal selama-lamanya (Marimba, 1986 : 127-128). Thomas F.O, Dea dalam bukunya The Sociology of Relegion mendefinisikan agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra empiris (Hendropuspito, 1983 : 34-35). Menurut R. H. Thoules agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya bahwa sesuatu itu lebih tinggi dari pada manusia (Darajat, 1970 : 24).
Ketaatan beragama adalah sifat yang selalu menurut, teguh dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan (Allah, Rosul, Perintah, atau Penguasa). Firman Allah dalam al-qur’an surat Annisa’ ayat 131, yang berbunyi sebagai berikut:
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh kami Telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah” Taqwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah (Sunarto, 1983 : 120 ). Seseorang yang bertaqwa adalah orang yang jauh dari perbuatan congkak, takabur, durhaka, tidak sembrono dalam melakukan kewajiban dan mempergunakan hak, serta pandai menghargai kewajiban-kewajiban dan nilai-nilai luhur dengan kata lain orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu melaksanakan perintah dan melaksanakan larangan Tuhan. Karena seorang yang bertaqwa adalah seseorang yang taat beragama 2. Fungsi Agama
Agama sebagai sumber nilai merupakan petunjuk, pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya yang akhirnya menuju keridhoan Tuhan fungsi agama bagi manusia atau masyarakat pada dasarnya memberi petunjuk pedoman dan pendorong bagi manusia dalam menghadapi dan memecahkan masalah hidupnya sehingga mendapat keridhoan Tuhan dan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Menurut James (1993 : 155) fungsi agama yaitu memenuhi kebutuhan pribadi yang penting dan dalam perjuangan pribadi untuk mengembangkan kehidupan, menghalalkan keberadaanya. Sedangkan menurut Drs. D. Hendropuspito, O.C. dalam bukunya Sosiologi Agama (1983 :38-56) fungsi agama adalah sebagai berikut : a. Fungsi Edukatif Agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif bahkan dalam agama yang sakral tidak dapat salah. Tugas bimbingan bahwa pengalaman dan masa kemasa mengukuhkan dan membenarkan apa yang didapat dari pengajaran tentang agama. Sebagai orang beragama berkeyakinan bahwa akan mencapai kedewasaan pribadi yang penuh dalam kehidupannya. Keberhasilan pendidikan agama terletak pada nilai-nilai rohani yang merupakan pkokok kepercayaan agama diantaranya yaitu, makna dan tujuan hidup, hati nurani dan rasa tanggung
jawab terhadap Tuhan, hidup kekal, ganjaran atau hukuman yang setimpal atas perbuatan yang baik dan jahat. Agama memberi pengajaran dan bimbingan kepada umat manusia untuk menuju akhlaq yang mulia, untuk membentuk kepribadian yang terpuji sehingga dapat membimbing dirinya sendiri dan orang lain menuju keselamatan lahir batin dunia dan akhirat. b. Fungsi Penyelamat Bahwa
agama
memberi
jaminan
keselamatan
dan
kebahagiaan kepada pemeluknya yang taat. Ajaran-ajaran yang ada didalamnya merupakan jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. Agama sebagai penyelamat juga mempunyai fungsi yang eksklusif sebagai berikut : 1) Agama membantu manusia untuk mengenal yang “sakral” dan “makhluk
tertinggi“
atau
Tuhan,
dan
berkomunikasi
denganNya. 2) Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang “salah“ dengan Tuhan dengan jalan pengumpulan dan penyucian. Apabila dua syarat itu terpenuhi maka manusia merasa bahagia intinya tidak lain ialah menemukan (kembali) dirinya sendiri. c. Fungsi Pengawasan Sosial Agama bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang baik dilakukan atas masyarakat umumnya, maka agama
menyeleksi kaidah-kaidahsusila yang ada dan mengukuhkan yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Agama akan memberi sangsi-sangsi yang dijatuhkan kepada orang yang melanggar kaidah-kaidah atau norma agama dan juga mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaannya. Kaiadah-kaidah moral yang asli tercantum dalam hukum adat yang merupkan cetusan hati nurani masyarakat yang hidup dalam kesadaran masyarakat dinilai sebagaipustaka suci yang berasal dari para leluhur yang menerimanya dari Tuhan. Sehingga fungsi agama bagi masyarakat dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat 2) Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang dianggap baik) dan serbuan destruktif dari agama baru dan dari sistem hukum modern 3) Dimana nilai hukum adat yang baik masih dapat ditingkatkan
atau
disempurnakan
agama-agama
mengadakan inkulturasi 4) Pelanggaran terhadap hukum adat (asli) maupun hukum Negara yang berdimensi moral dikenai sangsi-sangsi.
d. Fungsi Memupuk Persaudaraan Agama mempunyai andil yang sangat besar dalam mempersatukan umat
manusia
yang
bersuku-suku
bangsa,
beraneka ragam ras menjadi golongan yang besar yaitu umat beragama, seperti umat islam, umat Kristen, umat Budha, dan umat Hindhu. Agama dapat memupuk persaudaraan sesuai firman Allah SWT dalam Al-qur’an surat Al-Imron ayat 103 :
“Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara” Nikmat yang dimaksud adalah berupa agama yang diturunkan oleh Allah kepada manusia lewat Rosulnya. Dasar dari kesatuan yang tangguh untuk mempersatukan umat manusia adalah sebagai berikut : 1) Kesatuan kuantitatif dan kesatuan organik (biologis) Kesatuan kuantitatif merupakan bentuk kesatuan yang terendah karena terdiri dari bagian-bagian homogen
(seperti kesatuan batu). Kesatuan organik seperti yang terdapat pada organ biologis missal tubuh manusia .tetapi kedua kesatuan ini tidak dapat dipakai sebagai pemersatu kesatuan karena manusia bukan atom-atom dan manusia bukan makhluk organik. 2) Kesatuan sosiologis adalah kesatuan yang menjadi pusat perhatian, yaitu : a) Kesatuan sosilogis yang tertua adalah kesatuan manusia-manusia yang didirikan diatas unsurr-unsur kesamaan darah, bahasa dan nasib yang sama b) Kesatuan persaudaraan berdasarkan biologi yang sama c) Kesatuan persaudaraan yang berdasarkan system politik yang sama d) Kesatuan atas darah pragmatis e) Kesatuan imam keagamaan. Kesatuan ini adalah kesatuan yang tertinggi yang dapat dikenal manusia di dunia ini. Di dalam islam prisip persatuan dan persaudaraan harus dibangun atas dasar keimanan yang benar, aqidah yang murni, sikap mengutamakan kepentingan sesamanya dan harus dibangun berdasarkan ilmu. e. Fungsi Transformasi
Fungsi transformasi dari agama berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru, ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanam nilai-nilai baru. Atau dengan transformatif dari agama adalah menyampaikan kaidah-kaidah yang sesuai ajaran Tuhan untuk mengubah bentuk kehidupan manusia (masyarakat) atau menambahkan nilai-nilai yang baru dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Tuhan. Melihat fungsi agama yang begitu penting kehidupan, maka agama sangat perlu untuk didiajarkan kepada anak mulai sejak dini. Pendidikan agama diajarkan melalui pedidikan formal maupun non formal, agar lebih mengena kepada anak dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Faktor-faktor Pendidikan Agama Dalam melaksanakan Pendidikan Agama, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya Pendidikan Agama tersebut. Faktor-faktor Pendidikan tersebut akan saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Anak didik Faktor anak didik merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting, karena tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu faktor anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor lain.
Tinjauan terhadap faktor anak didik dari beberapa segi akan membuktikan, bahwa anakk dalam jiwanya telah ada kesiapan untuk menerima pendidikan agama. a) Tinjauan dari segi ajaran agama Dalam Al-qur’an telah disebutkan bahwa manusia sejak lahirnya telah dibekali oleh Allah dengan adanya fitrah beragama. Seperti disebutkan dalam Al-qur’an surat Ar-Rum ayat 30 yang berbunyi:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Dari ayat diatas jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitroh beragama, dan kemudian tergantung kepada pendidikan
selanjutnya.
Kalau
mereka
mendapatkan
pendidikan Agama dengan baik, maka mereka akan menjadi orang yang taat beragama pula. Tetapi sebaliknya, bilamana benih agama yang telah dibawa itu tidak dipupuk dan dibina
dengan baik, maka anak akan menjadi orang yang tidak beragama atau jauh dari agama. b) Tinjauan dari segi Ilmu Jiwa Agama Para
psykolog
berpendapat,
bahwa
berdasarkan
hasil
penyelidikan, mereka mengatakan : dalam jiwa anak semenjak kecilnya telah tumbuh perasaan Agama, kemudian akan berkembang sesuai dengan pengaruh lingkunganya. Adapun diantara para ahli yang mengemukakan pendapat tersebut adalah : Dorothy Wilson, mengemukakan bahwa anak semenjak usia 3 tahun, telah ada kesadaran tentang adanya Tuhan. Rumke mengemukakan bahwa pada dasarnya anak sejak kecilnya telah ada kesadaran tentang Tuhan, tetapi masih sangat lemah. Barulah pada masa pubertas kesadaran tersebut mulai berkembang dan bertambah kuat dengan adanya pendidikan agama. Sedangkan menurut Dr. Zakiyah Darajat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama menyatakan bahwa : anak mulai mengenal Tuhan sejak usia 3 atau 4 tahun,dengan melalui bahasa. Mereka mulai mengenal apa yand ada disekitar mereka, kemudian sering bertanya tentang siapa Tuhan, siapa yang membuat bulan dan sebagainya.
Dari pendapat para ahli psycholog tersebut maka dapat diambil kesimpulan
bahwa
anak-anak
semenjak
kecilnya
telah
membawa benih atau potensi untuk beragama. Potensi tersebut akan berkembang sesuai dengan pendidikan yang diterimanya, dan sesuai pula dengan pengruh dari lingkungan. Disinilah pentingnya pendidikan agama dilaksanakan semenjak kecil, agar dengan demikian jiwa agama yang telah mereka miliki dapat dibina dengan baik. 2) Faktor Pendidik Pendidik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, karena pendidik itulah yang akan bertanggung jawab dalam pemebentukan pribadi anak didiknya. Terutama pendidikan agama ia mempunyai pertanggungjawaban yang lebih berat dibandingkan dengan pendidik pada umumnya, karena selain bertanggungjawab terhadap pembentukan pribadi anak yang sesuai dengan ajaran islam, ia juga bertanggungjawab terhadap Allah SWT. 3) Faktor Tujuan Pendidikan a) Tujuan pendidikan pada umumnya Tujuan pendidikan adalah merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama,
maka tujuan pendidikan itulah yang yang hendak dicapai dalam kegiatan/pelaksanaan pendidikan agama. b) Tujuan Pendidikan Agama Tujuan
Pendidikan
Pendidikan di Indonesia
Agama
di
Lembaga-lembaga
adalah mempunyai tujuan yang
pararel dengan tujuan Pendidikan Nasional disamping juga mempunyai tujuan yang pararel dengan tujuan Institusional sesuai dengan tingkat/jenjang dari sekolah-sekolah mulai dari SD. sampai dengan Perguruan Tinggi, baik swasta maupun Negeri. Tujuan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan formal dapat dibagi menjadi dua macam, yakni : 1) Tujuan Umum Pendidikan Agama Tujuan umum pendidikan Agama ialah membimbing anak agar mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlaq mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara. Tujuan
umum
pendidikan
Agama
tersebut
dengan
sendirinya tidak akan dapat dicapai dalam waktu sekaligus, tetapi membutuhkan proses atau membutuhkan waktu yang panjang dengan tahap-tahap tertentu, dan setiap tahap yang dilalui itu juga mempunyai tujuan tertentu yang disebut tujuan khusus.
2) Tujuan Khusus Pendidikan Agama Tujuan khusus pendidikan Agama ialah tujuan pendidikan Agama pada setiap tahap/tingkat yang dilalui. Adapun tujuan Pendidikan Agama di Sekolah Dasar adalah: a. Penanaman rasa agama kepada murid b. Menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rosulnya c. Mengenalkan ajaran islam yang bersifat global d. Membiasakan anak-anak berakhlaq mulia, dan melatih anak
untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat
praktis-praktis, seperti sholat, puasa dan lainnya. e. Membiasakan contoh tauladan yang baik. Dengan
adanya
diharapkan
anak
tujuan akan
pendidikan memiliki
tersebut
kemampuan
maka yang
berhubungan dengan pendidikan agama yang yeng telah diberikan.
4) Faktor Alat Pendidikan Yang dimaksud dengan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dari pada pendidikan. Dengan demikian yang dimaksud dengan alat pendidikan agama ialah segala sesuatu yang yang dipakai dalam mencapai tujuan pendidikan agama.
5) Faktor Mellieu/lingkungan Mellieu/lingkungan adalah mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan agama. karena perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif maupun pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan jiwanya, dalam sikapnya dalam akhlaqnya maupun dalam perasaan agamanya. Pengaruh tersebut terutama datang dari teman-teman sebaya dan masyarakat sekitarnya ( Zuhairini dkk, 1981 : 28) Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bilamana lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau dapatmemberikan motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal yang baik. Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan negatif, bilamana keadaan sekitarnya tidak memberi pengaruh yang baik. 4. Aspek Ketaatan Beragama Ciri-ciri dari ketaatan beragama adalah apabila seseorang dapat melaksanakan rukun islam, ada lima yaitu : mengucapkan dua kalimah syahadat,
mengerjakan
sholat
lima
waktu
sehari
semalam,
melaksanakan puasa dalam bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Hal ini berdasarkan Hadist Nabi SAW. Dari sahabat umar rodhiyallaahu anhuma, Rosullah SAW bersabda
ﺸﻬﺍﺪﺓﺍﻦﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﻦﻤﺤﻤﺪﺍﺮﺴﻮﻞﺍﷲ:ﺒﻨﻲﺍﻻﺴﻼﻢﻋﻠﻰﺨﻤﺲ
˛ﻮﺍﻴﺘﺎﺀﺍﻠﺰﻜﺎﺓ ﻮﺍﻠﺤﺞ ﻮﺼﻮﻢﺮﻤﻀﺎﻦﻮﺍﻘﺎﻢﺍﻠﺼﻼﺓ
“Islam diteakkan di atas lima dasar: kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adlah utusan Allah, mendirikan sholat,menunaikan zakat, haji dan puasa ramadhan “(HR. Bukhari). Hadist di atas dijelaskan bahwa islam menggambarkan sebagai sebuah bangunan gedung yang dilandasi lima landasan yang harus ada dan dilaksanakan setiap orang islam agar menjadi orang yang taat beragama.(Muhammad, - :29). a. Syahadattain Syahadattain artinya dua kalimat syahadat yaitu syahadat Tauhit dan Syahadat Rosul. Syahadat artinya pernyataan bahwa Allah
adalah
adalah
Tuhandan
Nabi
Muhammad
adalah
Rosulullah. Dua kalimah syahadat ialah dua perkataan pengakuan yang diucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk menjadikan diri orang islam. Lafazh kalimat syahadat ialah : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. b. Sholat Sholat adalah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya. Sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan
syara’. Saholat merupakan rukun islam yang wajib bagi setiap muslim untuk mengerjakannya. “ setiap orang islam wajib mengerjakan sholat, maka mereka wajib mengetahui mengetahui syarat-syarat dan rukun sahnya sholat. Sholat merupakan ibadah yang tujuanya mendekatkan diri kepada Allah, merupakan ibadah yang tinggi nilainya disisi Allah SWT karena dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, seperti dijelaskan dalam firman Allah qur’an surat Al-Ankabut :45.
“Dan dirikanlah shalat sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar” (Assayuthi, 1998 : 3031). Oleh karena itu setiap umat islam yang sudah akil baligh wajib mengerjakan shalat fardlu lima waktu yaitu, subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya’, dengan khusu’ dan ikhlas. c. Puasa Ramadhan Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan dari segalahal yang membatalkan puasa serta mengendalikan diri dari hawa nafsu mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa
dibulan
ramadhan
merupakan
ibadah
wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim dengan sebaik-baiknya karena termasuk salah satu rukun islam yang ketiga. Dengan melakukan
puasa ramadhan maka akan memperoleh manfaat yang sangat besar yaitu bertambahnya ketaqwaan kepada Allah, badan menjadi sehat, mempertajam akal, serta timbul rasa peka, terhadap orangorang miskin dan terhadap penderitaan yang dialami oleh orang lain (Taswin dkk, 2007 : 143-146). d. Zakat Zakat adalah memberikan sebagian harta kepada yang berhak menerimanya dengan cara dan kadar yang telah ditentukan. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan bagi setiap muslim,baik laki-laki maupun perempuan dan baik orang merdeka maupun hamba sahaya. Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi umat islam yang mampu setelah melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan. Bentuk dan macamnya bias berupa makanan pokok yang mengenyangkan atau uang yang seharga dengan makanan pokok tersebut Tujuan dari zakat fitrah adalah menyucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan tidak berguna dan juga untuk memberimakan orang-orang miskin. Antara sholat dan zakat tidak dapat dipisahkan, seperti dalam qur’an Al-Baqoroh ayat 43 :
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”(Taswin dkk, 2007: 127 & 133 ). e. Haji Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu, yang dimaksud disisni adalah sengaja mengunjungi ka’bah (rumah Allah) untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan syaratsyarat yang tertentu. Ibadah haji dilaksanakn pada bulan zulhijjah, bagi orang yang kuasa dan mampu diwajibkan haji satu kali seumur hidupnya. Firman Allah dalam al-qur’an surat Ali-Imron ayat 97.
“mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah” (Rasyid, 1998 : 247). Jadi telah jelas bahwa mengerjakan haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu untuk melaksanakannya. Karena merupakan rukun islam yang kelima. B. Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan Elizabeth B. Hurlock disiplin adalah sebagai suatu proses dari latihan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan(Gunarsa, 1995 : 81). Menurut Moeliono (1993 :208)
disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tatat tertib, aturan, dan lain sebagainya. Disiplin juga dapat diartikan sebagi semacam pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan (Semiawan, 2008 : 89). Sedangkan pengertian kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku
yang
menunjukkan
nilai-nilai
ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. tumbuh dari kebutuhan untuk
Disiplin
menjaga keseimbangan antara
kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat sesuatu yang dapat dan ingin ia peroleh dari orang lain, atau kaerna situasi kondisi teretentu dengan pembatasan peraturan yang diperlukan terhadap dirinya oleh linhgkungan dimana dia hidup. Disiplin didunia pendidikan tidak dapat dilihat terlepas dari pertumbuhan disiplin anak sejak dini dirumah, kwalitas emosional yang habitual (sudah menjadi kebiasaan) akan ikut menentukan bagaimana ia menyesuikan dirinya kemudian di sekolah dan berlanjut di masyarakat sebagai dasar yang diperoleh sebelumnya (Semiawan, 2008 : 89-90). 2. Tujuan Kedisiplinan
Menurut
Bernhad
(1964:31)
tujuan
disiplin
adalah
mengupayakan perkembangan minat anak dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat tetangga, dan warga negara yang baik. Menurut Durkheim (1990:35 ) disiplin mempunyai tujuan ganda yaitu: a. Mengembangkan suatu keturunan tertentu dalam tidak-tanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu yang sekaligus juga membatasi cakrawalanya. b. Disiplin mengembangkan sikap yang lebih mengutamakan hal-hal yang merupakan kebiasaan dan juga membatasinya c. Disiplin mengatur dan memaksa. Tujuan disiplin bukan untuk melarang kebebasan atau megadakan penekanan, melainkan memberi kebebasan dalam dalam batas kemampuannya untuk ia kelola. Disiplin membantu anak menyadari apa yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan darinya, dan membantunya bagaimana mencapai apa yang diharapkan darinya tersebut. Disiplin terjadi bila pengaruh diberikan oleh seseorang yang memberikan rasa aman dan tumbuh dari pribadi yang berwibawa serta dicintai Bagi anak disiplin bersifat abitrair, artinya suatu konfirmitas pada tututan eksternal, namun bila dilakukan dalam suatu suasana emosional yang emosional yang positif, menjadi proses pendidikan
yang menimbulkan keikhlasan dari dalam dirinya untuk berbuat sesuai peraturan tanpa merasa dirinya takut atau terpaksa. Disiplin membantu anak menyadari apa yang diharapkan dan apa apa yang tidak diharapkan dirinya, dan membantunya bagaimana mencapai apa yang diharapkan darinya (Semiawan, 2008 : 93). 3. Fungsi Disiplin Disiplin
mempunyai
kegunaan
yaitu
untuk
mencegah
perbuatan-perbuatan tertentu, diluar tindakan preventif, kegunaan disiplin sebagai
sosial dalam dan pada diri sendiri, terlepas sama
sekali dari peruatan-perbuatan yang diperintahkan. Melalui disiplin kita dapat membatasi keinginan dan mengendalikan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan
baik
disekolah
maupun
dilingkungan
masyarakat
(Durkheim, 1990 : 27 & 36). Disiplin dapat
membentuk kejiwaan pada anak untuk
memahami peraturan sehingga ia mengerti kapan saat yang tepat untuk melaksanakan peraturan, dan kapan harus mengesampingkan. Disiplin juga akan membantu anak untuk mengembangkan kontrol dirinya dan membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.( Nizar, 2009:22). 4. Cara Menanamkan Disiplin Mendisiplinkan anak bukanlah bertujuan agar anak menjadi seorang
yang
penurut,
meskipun bisa
saja
pada permulaan
memperkenalkan atau menanamkan disiplin diperlukan sikap otoriter supaya anak menurut, tetapi lambat laun apa yang ditanamkan atau ditumbuhkan itu harus menjadi sebagian dari tingkahlakunya. Tingkahlaku yang baik harus dipertahankan dan dipupuk terus sambil mengurangi dan membuang tingkah laku yang tidak diingikan karena tidak memberikan kepuasan dan tidak sesuai dengan norma di sekitarnya. Cara menanamkan disiplin pada anak adalah sebagai berikut : a. Cara otoriter Pada cara ini orangtua menentukan aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak. Anak harus patuh dan tunduk dan tidak ada pilihan lain yang sesuai dengan kemauan atau pendapatnya sendiri. Orang tua menentukan tanpa memperhitungkan keadaan anak, tanpa menyelami keinginan dan sifat-sifat khusus anak yang berbeda antara anak yang satu dengan yang lain. Anak harus patuh dan menurut semua peraturan dan kebijaksanaan orangtua. Dengan cara otoriter, ditambah dengan sikap keras, menghukum mengancam akan menjadikan anak patuh dihadapan orang tua, tetapi dibelakangnya anak akan menentang atau melawan karena anak merasa dipaksa. Cara otoriter bisa diterapkan pada permulaan penanaman disiplin, tetapi hanya bisa pada hal-hal tertentu atau ketika sianak dalam tahap perkembangan dini yang
masih sulit menyerap pengertian-pengertian. Dengan cara ini menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak. Secara umum kepribadiannya lemah, demikian pula kepercayaan diri pada anak.. b. Cara bebas Orangtua membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri
tatacara
yang
memberi
batasan-batasan
dari
tingkahlakunya. Anak telah terbiasa mengatur dan menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik. Karena harus menentukan sendiri, maka perkembangan kepribadiannya menjadi tidak terarah. Sedangkan orangtua hanya sebagai polisi yang mengawasi, menegor, dan mungkin memarahi. Akibatnya akan menimbulkan kesulitan-kesulitan kalau harus menghadapi larangan-larangan yang ada dalam lingkungan sosialnya. c. Cara demokratis Cara ini memperhatikan dan menghargai kebebasan anak namun kebebasan yang tidak mutlak dan dengan bimbingn yang penuh pengrtian anatara kedua belah pihak anak dan orangtua. Dengan cara demokratis ini pada anak tumbuh rasa tanggungjawab untuk
memperhatikan
sesuatu
tingkahlaku
dan
memupuk
kepercayaan diri. Anak mampu bertindak sesuai dengan norma dan kebebasan yang ada pada dirinya untuk memperoleh kepuasan dan menyesuaikan diri.
Penanaman disiplin pada anak dengan cara demokratis merupakan cara paling ideal namun dalam kenyataannya, dengan mengingat keadaan pribadi dan tahapan perkembangan anak, cara otoriter dan cara bebas juga perlu digunakan untuk menanamkan disiplin pada anak tapi harus lebih banyak menggunakan cara demokrasi. Menurut Haimowitz, M.L dan Haimowitz, N mengklasifikasikan mengenai penanaman disiplin sebagai berikut : a. Tehnik yang berorientasi pada kasih sayang (love oriented technique). Memberikan pujian dan menerangkan sebab-sebab sesuatu tingkahlaku yang boleh atau tidak boleh dilakukan melalui penalaran dengan dasar kasih sayang yang dirasakan oleh anak, akan memperkembangkan rasa tanggungjawab dan disiplin diri yang baik. b. Tehnik yang bersifat material. Tehnik ini mempergunakan hadiahhadiah yang benar-benar berujud atau hukuman-hukuman fisik. Tehnik ini juga dikenal dengan menanamkan disiplin dengan meyakinkan melalui kekuasaan (power-assertive discipline). Anak patuh karena takut tidak memperoleh apa yang diinginkan (hadiah) atau takut dihukum. Dari semua tehnik di atas membutuhkan peran yang aktif dari orangtua atau tokoh otoriter yang lain yang ingin menanamkan disiplin pada anak. Orangtua atau tokoh otoriter berperan pasif sebagai tokoh model
untuk diperhatikan, diamati dan kemudian ditiru sebagian atau seluruh tingkahlakunya oleh anak. Dengan disiplin yang kuat dan rasional, anak akan mampu menyaring norma-norma mana yang baik yang perlu diikuti dan yang tidak baik yang tidak perlu diikuti (Gunarsa, 1995 : 82-85). 4. Faktor-faktor menanamkan disiplin a. Menyadari adanya perbedaan tingkatan kemampuan kognitif anak sesuai dengan asas perkembangan aspek kognitif, maka cara yang digunakan perlu disesuaikan dengan tingkatan kemampuan kognitif. Menanamkan disiplin tidak lepas dari mengembangkan pengertian-pengertian dank arena itu harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan. b. Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin, yakni sejak anak mulai mengembangkan pengertian-pengertian dan mulai bisa melakukan sendiri. c. Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar mempergunakan tehnik demokratis sebanyak mungkin. Pendekatan yang berorientasi pada kasih sayang harus dipakai sebagai dasar untuk menciptakan hubungan dengan anak. d. Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen dan konsisten dengan dasar bahwa yang dihukum bukan sianak, melainkamn perbuatannya yang melanggar aturan.
e. Menanamkan disiplin bukan kegiatan sekali jadi melainkan harus berkali-kali. Melatih dan mendorong perlu dilakukan berulangrulang sampai tercapai keadaan dimana anak bisa melakukan sendiri sebagai kebiasaan (Gunarsa, 1995 : 86-87). 5. Aspek disiplin disekolah a. Tertib waktu Tertib dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan jadwal program merupakan kunci keberhasilan. Demikian pula siswa yang terlatih menepati waktu kegiatan sekolah, maka kesuksesanlah yang mereka dapatkan. Tetapi siswa yang terlatih menempati waktu tersebut kerugian dan kegagalan mereka dapatkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Al-qur’an surat Al-Ashr ayat 13:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” b. Tertib mengikuti belajar mengajar
Telah menjadi kewajiban pelajar mengikuti proses belajar mengajar dengan tekun dan secara terus menerus. Dalam proses belajar mengajar anak juga harus mentaati peraturan yang diberlakukan di sekolah. Seperti mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan
tugas
dengan
baik
dan
sungguh-sungguh,
mengumpulkan tugas tepat waktu dan lain sebagainya. Tetapi tidak semua anak mau mentaati peraturan tersebut yaitu dengan ribut di kelas, melalaikan tugas dan lain sebagainya ( Crow, 1990 : 113). Anak yang melanggar peraturan/tidak disiplin akan mendapatkan hukuman, sebagai kendali untuk dirinya tetapi bukan menggunakan kekerasan yang dapat melukai fisik anak. Pemberian hukuman itu bertujuan agar anak tidak mengulangi perbuatan yang sama dan anak dapat berdisiplin didalam mengikuti pelajaran di sekolahan. .. “Some children need guidance, not strict discipline. Othersneed both. Some exitable students must be handled after class, others can be dealt with on the spot”. “Beberapa anak memerlukan kendali bukan disiplin yang keras, yang lainnya melakukan keduanya. Beberapa kekaguman murid dapat ditangani setelah pelajaran (kelas). Yang lainnya dapat diberikan di area itu” (Davis & Tomas, : 111). Dengan belajar secara disiplin dan tekun maka, anak akan terhindar dari kebodohan. Adapun masalah ini dijelaskan dalam kitab Ta’lim Muta’alim Abu Hanifah berkata kepada Abi Yusuf, “
Kamu memang bodoh tapi itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar. Jauhilah sifat malas, sebab malas itu keburukan dan kerusakan yang amat besar”.
Juga dijelaskan dalam qur’an surat
Al-Ankabut ayat 69 :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.
c. Kerapian Memelihara kerapian dan keindahan diri, suasana dan tempat itu telah diatur oleh islam. Dari sinilah diantaranya yang dapat mendatangkan suatu kenikmatan dalam melaksanakan tugas hidup sehari-hari. Firman Allah dalam qur’an surat Al-A’raf ayat 31-32.
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” Maka dalam aturan disekolah diterapkan bahwa anak harus mengenakan pakaian sekolah dengan tertib dan rapi sesuai dengan ketentuan yang ada di sekolah. C. Pengaruh Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan Siswa Agama dalam kehidupan sehari-hari sangatlah dibutuhkn, maka disetiap sekolah-sekolah baik yang berstatus umum maupun sekolah islam agama menjadi mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa. Mengajarkan agama pada anak juga memerlukn kedisiplinan, sebab dari situ bangunan jiwa akan membentuk keteraturan (Nizar, 2009 : 21). Pendidikan agama sangat diperlukan karena dangan agama yang kuat seseorng akan dapat mengontrol dirinya untuk tidak berbuat sesuai dengan kehedaknya sendiri, selain itu akan menjadi orang yang teguh dalam berpendirin dan selalu tertib dalam melaksanakan segala sesutu, baik itu amal ibadah maupun yang bersifat keduniaan. Melihat dari berbagai aspek ketaatan beragama yang meliputi ketertiban dalam melaksanakan ibadah maka sangat berpengaruh besar terhadap kedisiplinan siswa. Agama mengajarkan tentang ketertiban dalam melaksanakan ibadah seperti shalat, apabila seseorang melaksanakan shalat tidak sesuai tata cara atau syarat dan rukunnya maka tidak akan syah orang itu dalam melaksanakan shalat. Hal itu
sangat berpengaruh besar terhadap anak didalam dunia pendidikan ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dibuktikan bahwa anak yang taat terhadap agama maka dia akan taat dalam mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan disekolah. Dia akan mudah untuk diarahkan dan dibina agar menjadi anak yang disiplin dalam melakukan berbagai hal yang dapat mengembangkan potensi dirinya sebagai siswa. Sebaliknya anak yang ketaatan agmnya kurng dia akan sulit untuk mentaati peraturan yang di berlakukan di sekolah. Anak yang ketaatan agamanya kurang akan sulit diarahkan untuk bersikap sesuai aturan (disiplin ) anak cenderung tidak mempedulikan aturan-aturan yang ada, dan akan selalu bertindak sesuka hatinya, sehingga penanganannya perlu perhatian khusus dari guru dan orangtuanya. BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri Bener 02 SD Negeri Bener 02 selaku Unit Pelaksana Teknis dari Depdiknas yang dilandasi oleh undang-undang dan peraturan yang terkait. Sebagaimana penulis ketahui bahwa SD Negeri Bener 02 letaknya di pedesaan tapi berdekatan dengan keramaian jalan raya sehingga mudah untuk dijangkau.
SD Negeri Bener 02 adalah merupakan sekolah yang didirikan pada tahun 1976 oleh Pemerintah diatas tanah Bengkok,dengan luas 1594,5 m. SD Negeri Bener 02 berdiri pada masa jabatan lurah desa Bener yaitu Bapak Wiknyo Martono. Dengan tujuan utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Desa Bener Khususnya dan masyarakat pada umumnya. Adapun menurut pengamatan penulis bahwa fisik gedung halaman maupun lingkungan sekolah di SD Negeri Bener 02 ini cukup memadai untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar, begitu pula didukung oleh para pengajar yang nampak cukup mempunyai semangat dan loyalitas yang tinggi. SD Negeri Bener 02 didirikan setelah pemerintah mendirikan SD Negeri 01. Disebabkan karena daya tampung siswa di SD Negeri Bener 01 tidak memadai maka didirikan SD Negeri 02 yang letaknya satu halaman dengan SD Negeri Bener 01, tetapi walaupun berada pada satu halaman SD tersebut memiliki Kepala Instansi yang berbeda serta memiliki program pembelajaran yang berbeda. SD Negeri Bener 02 terletak di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat strategis untuk kelangsungan proses pendidikan, khususnya di wilayah Desa Bener dan sekitarnya demi tercapainya tujuan Pendidikan Nasional. 2. Letak Geografis SD Negeri Bener 02
SD Negeri Bener 02 yang terletak di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jaw Tengah, sebagimana telah penulis kemukakan di atas bahwa SD Negeri Bener 02 terletak sangat strategis dekat dengan jalan raya Semarang-Solo. Adapun disini penulis akan memaparkan batas-batas wilayah SD Negeri Bener 02 adalah sebagai berikut : a. Batas Utara
: Gudang Rokok
b. Batas Timur
: Gudang Rokok
c. Batas Selatan
: Jalan Raya Semarang-Solo
d. Batas Barat
: Jalan Pabrik
3. Visi Misi SD Negeri Bener 02 Visi Mewujudkan sekolah yang aman, nyaman, tertib dan berprestasi tinggi berdasarkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berjiwa olahraga. Misi a. Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optiomal b. Melaksanakan pelatihan siswa secara terencana dan terprogram
c. Melaksanakan pembelajaran tambahan diluar jam efektif d. Melaksanakan Peringatan Hari Besar Agama secara rutin No
Nama/Jenis barang
Jumlah
Keadaan
e. Melaksanakan pelatihan Atlit secara berkelanjutan. 4. Keadaan Sarana dan Prasarana Dalam proses belajar mengajar akan belajar dengan lancar bilamana didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Keadaan sarana dan prasarana di SD Negeri Bener 02 cukup memadai, walaupun masih banyak kekurangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini :
Tabel. 1 Sarana dan Prasarana
1.
Kantor dan Ruang Guru
1 lokal
Baik
2.
Kelas
1 lokal
Baik
3.
Mushola
1 lokal
Baik
4.
Perpustakaan
1 lokal
Baik
5.
Ruang UKS
1 lokal
Baik
6.
WC guru
1 lokal
Baik
7.
WC murid
3 lokal
Baik
8.
Meja Kepala Sekolah
1 buah
Baik
9.
Kursi dan meja guru
13 buah
Baik
10.
Kursi dan meja murid
100/200 buah
Baik
11.
Papan tulis
7 buah
Baik
12.
Alat peraga IPA
1 set
Baik
13.
Mesin ketik dan laptop
1 buah
Baik
5. Struktur Organisasi SD Negeri Bener 02 Dalam sebuah lembaga tidak akan lepas dari struktur organisasi kelembagaan untuk kelangsungan dan tujuan dari lembaga tersebut. Untuk itu sekolah harus mempunyai struktur organisasiyang jelas dan sesuai dengan job description tertentu. Berikut ini adalah strutur organisasi SD Negeri Bener 02 tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :
KEPALA SEKOLAH MUHLASIN, S.Ag
Guru Kelas I
Guru Kelas II
Guru Kelas III
ENDANG S.
FATKHATUL F
SITI ISTIANAH
Guru Kelas IV
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
JAKA S.
SRI UTAMI
Dra.NURWATI
Guru Agama
Guru Olahraga
Guru Mapel
ABDUL K.
A. SRIANTO
Y. ERNI P.
6. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru Keadaan Guru yang mengajar di SD Negeri Bener 02 terdiri dari S1 2 orang, DII 7 orang, SPG 2 orang, SMOA 1 orang, yang semuanya berjumlah 12 orang, 4 laki-laki, dan 7 perempuan Status kepegawaian mereka bebeda-bada, ada Guru tetap/PNS, CPNS dan Wiyata Bhakti. Untuk mengetahui lebih rinci tentang data keadaan Guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel. 2 Data Guru Tahun 2009/2010 No
Nama
Pendidikan
Jabatan
1.
Muhlasin S. Ag
SI
Kepala sekolah
2.
Endang Suprapti
D II
Guru
3.
Jaka Suratna
SPG
Guru
4.
Y. Erni Pujianti
SPG
Guru Mapel
5.
A. Srianto
SMOA
Guru Mapel
6.
Dra. Nurwati
SI
Guru
7.
Abdul Kholiq
D II
Guru Mapel
8.
Sri Utami
D II
Guru
9.
Siti Istianah
D II
Guru
10.
Fatkhatul Fauziyah
D II
Guru
11.
Endang SW
D II
Guru Mapel
b. Keadan Siswa Sesuai dengan tujuan utama didirikannya SD Negeri Bener 02 untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Desa Bener khususnya dan masyarakat kota umumnya, maka siswa SD Negeri Bener 02 mayoritas berasal dari wilayah kecamatan Tengaran. Keadaan siswa SD Negeri Bener 02 tahun 2009/2010 berjumlah 142 siswa, 71 siswa laki-laki dan 69 siswa perempuan. Tentang keadaan siswa dapat dilihat pada tabeldibawah ini :
Tabel. 3 Keadaan Siswa SD Negeri Bener 02 Tahun 2009/2010 No
Kelas
1.
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
I
11
11
22
2.
II
12
11
23
3.
III
8
10
18
4.
IV
8
14
22
5.
V
12
11
23
6.
VI
20
12
32
7. Keadaan Karyawan / Penjaga Dalam sebuah lembaga pendidikan perlu adanya penjaga, untuk menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan sekolahan. Maka di SD Negeri Bener 02 ada seorang pejaga yang akan menjaga lingkungan kebersihan dan keamanan sekolah. Berikut ini adalah data penjaga SD Negeri Bener 02 Tabel. 4 Keadaan Karyawan / Penjaga No
Nama
Pendidikan
Jabatan
1.
Abdul Rahman
SMA
Penjaga
B. Data tentang Responden Siswa SD Negeri Bener 02 Tahun 2009 / 2010 Tabel. 5 Data Responden Siswa SD Negeri Bener 02 Tahun 2009 / 2010 No Nama Responden Kelas 1 Melani V 2 Bowo V 3 Setiawan V 4 Wahyu Fitriyanti V 5 Taufik R V 6 Endah Fajar L V 7 Vergiawan V 8 Nanang Priyandi V 9 Adi Rahmad M V 10 Mahendra V 11 Alwi Ikhsan A V 12 Listia April V 13 Pribadi Nur H V 14 Febiana Wina Sari V 15 Barliana Saharany V C. Data Tentang Angket Tingkat Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan SD Negeri Bener 02 Tahun 2009 / 2010. Untuk memperoleh data tentang pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa maka penulis menyebarkan angket sebanyak 10 pertanyaan kepada 15 dengan menggunakan 3 alternatif jawaban. Adapun ketentuan yang penulis pakai adalah sebagai berikut : 1. untuk jawaban a, mendapat skor 3 2. untuk jawaban b, mendapat skor 2 3. untuk jawaban c, mendapat skor 1 Adapun hasil angket angket yang diberikan responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6.1 Data Tentang Tingkat Ketaatan Beragama Siswa SD Negeri Bener 02 Tahun 2009 / 2010 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Siswa
Melani Bowo Setiawan Wahyu Fitriyanti Taufik R Endah Fajar L Vergiawan Nanang Priyandi Adi Rahmad M Mahendra Alwi Ikhsan A Listia April Pribadi Nur H Febiana Wina Sari Barliana Saharany
Jawaban a 5 5 5 7 5 7 5 4 5 7 5 6 4 5 5
b 5 5 4 3 5 1 3 4 4 1 5 4 6 3 5
c 0 0 1 0 0 2 2 2 1 2 0 0 0 2 0
Nilai 3 15 15 15 21 15 21 15 12 15 21 15 18 12 15 15
2 10 10 8 6 10 2 6 8 8 2 10 8 12 6 10
Jumlah 1 0 0 1 0 0 2 2 2 1 2 0 0 0 2 0
25 25 24 27 25 25 23 22 24 25 25 26 24 23 25
Demikian angket tentang kedisiplinan siswa SD Negeri Bener 02 yang penulis himpun dari 15 siswa dengan cara menyebarkan angket.
Tabel 6.2 Data Tentang Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02 Tahun 2009 / 2010 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Siswa
Melani Bowo Setiawan Wahyu Fitriyanti Taufik R Endah Fajar L Vergiawan Nanang Priyandi Adi Rahmad M Mahendra Alwi Ikhsan A Listia April Pribadi Nur H Febiana Wina Sari Barliana Saharany
Jawaban a 5 5 5 8 6 7 5 5 7 6 5 7 7 5 5
b 5 5 4 2 4 1 3 3 1 4 5 3 1 4 5
c 0 0 1 0 0 2 2 2 2 0 0 0 2 1 0
Nilai 3 15 15 15 24 18 21 15 15 21 18 15 21 21 15 15
2 10 10 8 4 8 2 6 6 2 8 10 6 2 8 10
Jumlah 1 0 0 1 0 0 2 2 2 2 0 0 0 2 1 0
25 25 24 28 26 25 23 23 25 26 25 27 25 24 25
Demikian angket tentang kedisiplinan siswa SD Negeri Bener 02 yang penulis himpun dari 15 siswa dengan cara menyebarkan angket.
BAB IV ANALISIS DATA
Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana tercatat di bawah ini: 1. Untuk mengetahui tingkat ketaatan beragama siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. 3. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa
Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P
F 100% N
Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah Responden
Sedangkan
untuk
mengetahui
dari
tujuan
yang
ketiga,
penulis
menggunakan rumus product moment, yaitu :
rxy
NX
NXY X Y 2
X NY 2 Y 2
2
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi variable x dan variable y XY: Jumlah hasil kali variabel x dengan y X : Jumlah nilai variabel x Y : Jumlah nilai variabel y N : Jumlah subyek yang diteliti
A. Analisis Pertama
Penulis menyajikan analisis data untuk mengetahui sejauh mana Tinggkat ketaatan beragama pada siswa kelas V SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus interval untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat ketaatan beragama siswa. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut i=
( xt – xr ) + 1 ki
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
i= i= = = =
( xt – xr ) + 1 ki ( 27 – 22 ) + 1 3 5 +1 3 6 3 2
Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : 1. Untuk kategori tinggi dengan nominasi A mendapat nilai 26 - 27 2. Untuk kategori sedang dengan nominasi B mendapat nilai 25 - 24 3. Untuk kategori rendah dengan nominasi C mendapat nilai 23 - 22
Tabel 7.1 Daftar Nilai Tentang Distribusi Frekuensi Tingkat Ketaatan Beragama SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Senarang Tahun 2010
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
No Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015
Skor 25 25 24 27 25 25 23 22 24 25 25 26 24 23 25
Nilai Nominasi B B B A B B C C B B B A B C B
Dari tabel diatas dapat diketahui variabel tingkat ketaatan beragama siswa kelas V SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010, kategori tinggi (A) ada 2 responden, kategori sedang (B) ada 10 responden, kategori (C) ada 3 responden. Kemudian dicari prosentasi frekuensi tingkat ketaatan beragama siswa. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P=
F N
X 100%
1. Untuk kategori tinggi tentang tingkat ketaatan beragama siswa kelas V SD Negeri Bener 02, ada 2 responden : P=
2 15
x 100% = 13,3%
2. Untuk kategori sedang tentang tingkat ketaatan beragama siwa kelas V SD Negeri Bener 02, ada 10 responden : P=
10 15
x 100% = 66,7%
3. Untuk kategori rendah tentang tingkat ketaatan beragama siwa kelas V SD Negeri Bener 02, ada 3 responden : P=
3 15
x 100% = 20%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang tingkat ketaatan beragama siswa SD Nrgeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010.
Tabel 7.2 Interval Ketaatan Beragama Siswa Kelas V SD Negeri Bener 02Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jumlah No Kriteria Interval presentasi Responden 1 Tinggi 26-27 2 13,3 % 2 Sedang 25-24 10 66,7 % 3 Rendah 23-22 3 20 % 15 100 % Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat ketaatan beragama siswa SD Negeri Bener 02 kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 adalah 1,3% persepsi tinggi, 66,7% untuk persepsi sedang, dan 20% untuk persepsi rendah. B. Analisis Data Dalam analisis ini penulis menggunakan analisis data
untuk
mengetahui tingkat kedisiplinan siswa kelas V SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010. Penulis menggunakan 3 kategori yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Analisis ini dilakukan denan mengunakan rumus interval sebagai berikut : i
Xt Xr 1 Ki
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
i= = = = =
( xt – xr ) + 1 ki ( 28 – 23 ) + 1 3 5 +1 3 6 3 2
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : 1. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 28 - 27 2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 26 - 25 3.
Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 24 - 23
Tabel 7. 3 Daftar Nilai Tentang Distribusi Frekuensi Tentang kedisiplinan siswa SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Senarang Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
No Responden 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015
Skor 26 25 24 26 27 23 25 27 25 26 25 24 25 26 26
Nilai Nominasi B B C B A C B A B B B C B B B
Dari tabel diatas dapat diketahui variabel kedisiplinan siswa kelas V SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010, kategori tinggi ( A ) ada 2 responden, kategori sedang ( B ) ada 9 responden, kategori (C) ada 4 responden. Kemudian dicari prosentasi frekuensi kedisiplinan siswa. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P
F 100% N
1. Untuk kategori tinggi tentang kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri Bener 02 , ada 2 responden : P=
2 15
x 100% = 13,3%
2. Untuk kategori sedang tentang kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri Bener 02, ada 9 responden : P=
9 45
x 100% = 60%
3. Untuk kategori rendah tentang kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri Bener 02, ada 4 reponden: P=
4 45
x 100% = 26,7%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang kedisiplinan siswa.
Tabel 7. 4 Interval Kedisiplinan Siswa Kelas V SD Negeri Bener 02Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jumlah No Kriteria Interval Prosentase Responden 1 Tinggi 27 - 28 2 13,3 % 2 Sedang 25 -26 9 60 % 3 Rendah 23 -24 4 26.7 % 15 100 % Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 adalah 13,3% untuk tingkat tinggi, 60% untuk tingkat sedang, dan 26,7% untuk tingkat rendah. C. Analisis Data
Pengaruh
Tingkat
Ketaatan
Beragama
Terhadap
Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. Analisis ketiga untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui tujuan yang ketiga untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010. Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment angka kasar dengan langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan untuk mencari pengaruh antara tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran, kabupaten semarang tahun 2010. 2. Mencari X, Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikannya. 3. Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product moment.
Tabel 7. 5 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Tingkat Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa SDN Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010 No 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 Jumlah
X 25 25 24 27 25 25 23 22 24 25 25 26 24 23 25 343
Diketahui : N
= 15
X
= 343
Y
= 376
X2
= 9050
Y2
= 9450
XY
= 9846
Y 25 25 24 28 26 25 23 23 25 26 25 27 25 24 25 376
X² 625 625 576 729 625 625 529 484 576 625 625 676 576 529 625 9050
Y² 625 625 576 784 676 625 529 529 625 676 625 729 625 576 625 9450
XY 625 625 576 756 650 625 529 506 600 650 625 702 600 552 625 9846
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut: rxy = = = = = = =
N. ΣXY – ( ΣX ) ( ΣY ) 2 √{ N. ΣX - (ΣX)2} { N. ΣY2- ( ΣY )2} 15 . 9846 – ( 343 ) ( 376 ) √{15. 9050-(343)2} {15. 9450-(376)2} 147690 - 128968 √{(135750-117649)} {(141750-141376)} 18722 √{18101}{374} 18722 √ 6769,8 18722 26019 0,729
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel X dan Y diketahui, maka
untuk
mengetahui
dapat
tidaknya
hipotesis
diterima
harus
dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung dengan rtabel signifikan atau tidak. Sesuai dengan responden sebanyak 15 dapat dilihat dalam tabel nilainilai r product moment adalah sebagai berikut : a. Pada taraf signifikan 5 %, r = 0,514 b. Pada taraf signifikan 1 %, r = 0,641 Berdasarkan nilai dalam tabel tersebut dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang diperoleh sbb : a. 0,729 > 0,514 pada taraf signifikan 5 % b. 0,729 > 0,641 pada taraf signifikan 1 %
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui ada pengaruh yang signifikan antara tingkat Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010. Dengan kata lain hipotesis diterima.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan analisis data yang terkumpul tentang pengaruh tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat ketaatan beragama siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010, kategori tinggi tentang tingkat ketaatan beragama, dinyatakan dengan 2 siswa (40%), sedangkan kategori sedang berjumlah 10 siswa (66,7%) dan kategori rendah berjumlah 3 siswa (20%) sehingga mayoritas adalah kategori sedang. 2. Tingkat kedisiplinan siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2010, kategori tinggi tentang tingkat kedisiplinan siswa, dinyatakan dengan 2 siswa (13,3%), sedangkan kategori sedang berjumlah 9 siswa (60%) dan kategori rendah berjumlah 4 siswa (26,7%) sehingga mayoritas adalah kategori sedang. 3. Pengaruh Tingkat Ketaatan Beragama Terhadap Kedisiplinan Siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2010, dan berdasar hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistik dan diperoleh hasil akhir yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat ketaatan beragama tehadap kedisiplinan siswa SD Negeri Bener 02 Kecamatan tengaran Kabupaten Semarang tahun2010.
Berdasarkan nilai dalam tabel dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang diperoleh sbb : a. 0,729 > 0,514 pada taraf signifikan 5 % b. 0,729 > 0,641 pada taraf signifikan 1 % Dengan demikian hipotesis yang telah penulis ajukan dapat diterima, karena siswa yang memiliki ketaaatan beragama yang tinggi maka tingkat kedisiplinannya juga tinggi, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat ketaatan beragama terhadap kedisiplinan siswa di SD Negeri Bener 02. B. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, kiranya penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Hendaknya dapat menerapkan ilmu agama Islam yang telah dimiliki dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam melaksanakan perintah Allah, harus dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dan dilaksanakan tepat pada waktunya. Begitu juga dalam melaksanakan peraturan di dalam sekolah, agar menjadi anak yang tertib baik dalam melaksanakan perintah agam maupun perintah dalam sekolah.
2. Bagi Guru Guru harus menambah pengetahuan agamanya agar apa yang disampaikan kepada siswa tidak hanya monoton, tetapi mengajarkan pelajaran agama kepada anak lebih luas dan dapat bervariasi atau menggunakan tehnik yang menyenangkan agar siswa mudah menangkap pelajaran dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. C. Penutup Dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas terselesainya penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada Rosulullah Muhammad SAW yang menjadi tauladan sekaligus mampu mengubah dan membentuk umat menuju ahlak yang mulia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesaikanya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini terdapat kekurangan, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya. Atas perhatian dan partisipasi dari pembaca, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Darajat, Zakiyah.1970. Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang : Jakarta. Darajat, Zakiyah. 1975. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Bulan Bintang : Jakarta. Shaleh. Abd Rahma. 1969. Didaktik Pendidikan Agama di Sekolah Dasar dan Petunjuk Mengajar Bagi Guru Agama. Peladjar : Bandung. Jalaluddin. 2000. Psikologi Agama dalam Keluarga. PT Raja Grafido Persada : Jakarta. Tafsir, Ahmad. 2002. Pendidikan Agama Dalam Keluarga. PT Remaja RosdaKarya. : Bandung. Ibnu Nazir, Imam Ahmad. 2009. Membentuk & Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini. Diva Press : Yogyakarta. Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya.CV Rajawali : Jakarta. Assegaf, Rahman. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Hendropuspito. 1983. Sosiologi Agama. Kansius : Yogyakarta. Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta. Hadi, Sutrisno. 1995. Metode Research II. Andhi Offset Yogyakarta.
Alfred dan Lilik. 2009. Penulisan Karya Ilmiah. STAIN Salatiga :Salatiga. -----------1996. Petunjuk Teknis Disiplin dan Tata Tertib Sekolah Dasar. Depdikbud : Jakarta Poerwodarmino. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta. . Shohib, Muhammad. 2005. Al-qur’an dan Terjemah . CV Penerbit J-Art : Jakarta. Poerwodarminto.2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta. Darajat. Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang : Jakarta. Hendropuspito. 1983. Sosiologi Agama. Kansius : Yogyakarta. D.Marimba. Ahmad. 1986. Pengatar Filsafat Islam. Alma’arif : Bandung. Taswin.Bashori dkk. 2006. Pendidikan Agama Islam Aku Anak Muslim kelas 1-6. Cempaka Putih : Macanan Baru. Assayuti. Imam Bashori. 1998. Bimbingan Ibadah Sholat Lengkap. Mitra Umat : Surabaya. Noor. MohSholeh. 1985. Pelajaran Bahasa Arab.
IAIN Walisongo :
Semarang Rasjid. Sulaiman. 1998. Fiqh Islam. Sinar Baru Algensindo : Bandung. D.Gunarsa. Singgih. 1995. Psikologi. Perkembangan Anak dan Remaja. BPK Gunung Mulia : Jakarta. Az-zumji. Syaihk. 1995. Terjemah Ta’lim Muta’alim. Mutiara Ilmu : Surabaya.
Zuhairini dkk. 1981. Methodik Khusus Pendidikan Agama. Usana Offset. Printing : Surabaya. Ibnu Nizar. Imam Ahmad. 2009. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin pada Anak Sejak Dini. Diva Perss : Yogyakarta. Durkheim. Emile. 1990. Pendidikan Moral. Erlangga : Jakarta. Suanarto. 1983. Tuntunan Da’wah dan Pembina Pribadi Muslim. Pustaka Amani : Jakarta. R. Semiawan. Conny. 2008. Peneraapan Pembelajaran Pada Anak. PT Indeks : Jakarta. Noor. MohSholeh. 1985. Pelajaran Bahasa Arab.
IAIN Walisongo :
Semarang. Crow & Crow. 990. Pengantar Ilmu Pendidikan. Rake Sarasin : Yogyakarta.
Angket Siswa Ketaatan Beragama terhadap Kedisiplinan Siswa
Nama
:
Kelas
:
A. Petunjuk Pengisian a. Pilihlah salah satu alternatif jawaban (a, b, c) dari tiap-tiap pertanyaan yang sesuai dengan keadaan Anda. b. Berilah tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban yang paling sesuai c. Kesungguhan dan kejujuran Anda dalam menjawab pertanyaan ini sangat membantu dalam penelitian penulis B. Soal Ketaatan Beragama 1. Apakah Anda hafal bacaan dua kalimah syahadat? a. Ya hafal b. Kurang hafal c. Tidak hafal 2. Apakah Anda selalu mengerjakan sholat lima waktu ? a. Selalu sholat lima waktu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah sholat lima waktu
3. Apakah Anda selalu melaksanakan sholat tepat waktu ? a. Selalu tepat waktu b. Kadang-kadang c. Tidak melaksanakn tepat waktu 4. Apakah Anda selalu mengerjakan saholat lima waktu berjama’ah ? a. Selalu jama’ah b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5.
Apakah Anda selalu melaksanakan puasa dibulan Ramadhan ? a. Selalu melaksanakan puasa ramadhan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah melaksanakan puasa Ramadhan
6. Apakah Anda selalu melaksanakan puasa sunnah ( senin, kamis ) ? a. Selalu melaksanakan puasa sunnah (senin, kamis) b. Kadang-kadang c. Tidak pernah melaksanakan puasa sunnah (senin, kamis) 7. Apakah Anda selalu mengeluarkan zakat fitrah ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Apakah Anda penah tidak mengeluarkan zakat fitrah tanpa sebab apapun ? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu tidak mengeluarkan zakat 9. Apakah Anda mengetahui waktu untuk Zakat fitrah? b. Ya,mengetahui c. Kurang mengetahui d. Tidak mengetahui 10. Apakah Anda mengetahui tata cara melaksanakan haji? a. Ya, mengatahui b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui
C. Soal Kedisiplinan Siswa 1. Apakah Anda datang ke sekolah 10 menit sebelum jam 07.00 ? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Apakah Anda datang dan pulang pada waktunya ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pada waktunya 3. Apakah Anda rajin mengikuti pelajaran di sekolah ? a. Selalu rajin b. Kadang-kadang c. Tidak rajin 4. Apakah Anda selalu memperhatikan saat Guru menjelaskan pelajaran ? a. Selalu memperhatikan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah memperhatikan 5. Apakah Anda selalu mengumpulkan tugas yang diberikan Guru tepat waktu ? a. Selalu tepat waktu b. Kadang-kadang c. Tidak tept waktu
6. Apakah Anda selalu menyagerakan diri masuk kelas ketika mendengar tanda bel masuk? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7. Apakah Anda selalu mengikuti Upacara Bendera dengan tertib ? a. Selalu mengikuti dengan tertib b. Kadang-kadang c. Tidak pernah mengikuti dengan tertib 8. Apakah Anda selalu mengenakan seragam sekolah dengan rapi ? a. Selalu rapi b. Kadang- kadang c. Tidak pernah rapi 9. Apakah Anda memakai seragam sekolah yang telah ditentukan ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10. Apakah Anda memberi surat ijin kepada walikelas jika tidak dapat mengikuti kegiatan sekolah ? a. Selalu ijin b. Kadang-kadang c. Tidak pernah ijin
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: FATKHATUL FAUZIYAH
2. Tempat dan Tanggal lahir : Kab. Semarang, 15 Oktober 1987 3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Nobowetan RT.01/ 6 Noborejo, Kec. Argomulyo, Kodya. Salatiga
7. Riwayat Pendidikan: a. MI Noborejo lulus tahun1999 b. SMP N 2 Tengaran lulus tahun 2002 c. MAN 1 Salatiga lulus tahun 2005 d. D2 STAIN Salatiga lulus tahun 2007 e. S1 STAIN Salatiga lulus tahun 2010 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 28 Juli 2010 Penulis
Fatkhatul Fauziyah NIM : 11408166