PENGARUH STRATEGI MEANS-ENDS ANALYSIS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di kelas VIII SMP Negeri 39 Bekasi)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Anton Hilmansyah (1110017000008)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pengaruh Strategi Means-Ends Analysis terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif
Matematis
Siswa”
disusun
oleh
Anton
Hilmansyah,
NIM.1110017000008, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Jakarta, 27 Maret 2017
Yang mengesahkan, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud NIP. 19610926 198603 2 004
Khairunnisa, M.Si NIP. 19810404 200901 2 013
ABSTRAK Anton Hilmansyah (1110017000008). Pengaruh Strategi Means-Ends Analysis (MEA) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menyelesaikan masalah matematika dengan solusi yang bervariasi dan rinci dalam menguraikan langkah-langkah penyelesaiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan penerapan strategi means-ends analysis dan yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 39 Bekasi Tahun Ajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Posttest-Only Control Design. Pengumpulan data setelah perlakuan dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan penerapan strategi means-ends analysis lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar dengan menggunakan Strategi Means-Ends Analysis berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kata kunci: Strategi Means-Ends Analysis, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa, Quasi Eksperimen.
i
ABSTRACT Anton Hilmansyah (1110017000008). The influence of Means-Ends Analysis strategy toward students’ mathematical creative thinking. Skrispsi of Department of Mathematics Education Faculty of Tarbiya and Teaching Training Mathematical creative thinking is defined as the ability to solve mathematical-related problem by using a various, new, flexible, and elaborative solution. The aim of this research is to analyze the difference of mathematical creative thinking between students exposed with mean-ends analysis strategy and those taught using a conventional method. The research was conducted in SMP Negeri 39 Bekasi in academic year of 2016/2017. The method utilized in this research is quasi-experimental and the research design is posttest-Only Control Design. Data collection was conducted after both participant classes were given the treatments. The result of the research shows that the average mathematical creative thinking skill of students taught using means-end analysis is higher than those exposed with a conventional method during teaching-learning process in a classroom. The conclusion of this research is that the use of means-end strategy on teaching plyhedron significantly influences the ability of students’ mathematical creative thinking. Keywords: Means-Ends analysis strategy, mathematical creative thinking, Quasiexperimental.
ii
KATA PENGANTAR ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan kemudahan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih-Nya, Nabi Muhammad SAW dan keluarga, sahabat, serta para pengikutnya. Penyelamat umat, pemberi syafaat hingga akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun, berkat dukungan, arahan serta masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, sebagai Dosen Pembimbing I dan ibu Khairunnisa, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, arahanarahan, motivasi, untuk penulis. Semoga ilmu yang telah diberikan menjadi pahala kebaikan disisi Allah SWT. 2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Ali Hamzah, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan, saran, pengarahan, waktu, nasihat dan semangat dalam penulisan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
iii
6. Bapak Prof. Dr. Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan sebagai pendukung skripsi ini. 8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan. 9. Ibu Yuli, S.Pd., selaku guru pamong tempat penulis mengadakan penelitian. 10. Siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 39 Bekasi, khususnya kelas VIII-3 dan VIII-5 yang telah bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian. 11. Keluarga tercinta Ayahanda Heri dan Ibunda Sumirah yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Nenek Liah dan Adik Anjar Andriansyah, serta semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. 12. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan ’10, kelas A, B dan C terutama teman seperjuangan Hafizh Nizam, Febri Indrawan, Rodial, Naufal Subagio, Imam Khasbany, dan Sopyan Hady yang selalu memberikan motivasi, memberikan bantuan, doa dan semangat selama penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang diberikan kepada penulis.
iv
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih belum mendekati sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi kesempurnaan penulis dimasa datang. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi yang membacanya.
Jakarta,
2017
Penulis Anton Hilmansyah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i ABSTRACT .............................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x DAFTAR BAGAN.................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii BAB 1
BAB II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B.
Identifikasi Masalah .............................................................. 5
C.
Pembatasan Masalah… ......................................................... 5
D.
Rumusan Masalah… ............................................................. 6
E.
Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F.
Manfaat Penelitian… ............................................................ 6
LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.
Deskripsi Teoritik 1.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .................. 7
2.
Indikator Berpikir Kreatif Matematis ....................... 11
3.
Strategi Means-Ends Analysis ................................... 13
vi
4.
BAB III
B.
Hasil Penelitian yang Relevan. ............................................. 17
C.
Kerangka Berpikir… ............................................................. 18
D.
Hipotesis Penelitian… .......................................................... 20
METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian…………………………..
21
B.
Metode dan Desain Penelitian…………………………..
21
C.
Populasi dan Sampel Penelitian………………………...
22
D.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data.…………………...
22
1.
Uji Validitas ……………………..……………..
25
2.
Uji Reliabilitas …...……………………………..
25
3.
Uji Taraf Kesukaran……………………..………
27
4.
Daya Pembeda…………………………………..
38
Teknik Analisis Data…………………………………....
30
1.
Uji Normalitas…………………………………..
30
2.
Uji Homogenitas………………………………..
31
3.
Uji Hipotesis…………………………………….
32
Hipotesis Statistik……………………………………….
34
E.
F. BAB IV
Pembelajaran Konvensional...................................... 16
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Data ....................................................................... 35 1.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen ....................................................................... 35
2.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol….......................................................................... 36
3.
Perbandingan
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol….......................................................................... 37
vii
B.
BAB V
Pengujian Persyaratan Analisis ............................................. 40 1.
Hasil Uji Normalitas… .................................................. 40
2.
Hasil Uji Homogenitas… .............................................. 41
3.
Pengujian Hipotesis… ................................................... 41
C.
Pembahasan…....................................................................... 42
D.
Keterbatasan Penelitian ......................................................... 53
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan……………………………………………..
55
B.
Saran……………………………………………………
55
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
57
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
59
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Desain Penelitian.........................................................................
21
Tabel 3.2
Kisi-kisi tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis…............
23
Tabel 3.3
Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ….
24
Tabel 3.4
Kriteria Reabilitas Instrumen………………………..…………
26
Tabel 3.5
Kriteria Taraf Kesukaran………………………………………
27
Tabel 3.6
Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis …………………………………………………….
28
Tabel 3.7
Kriteria Daya Pembeda……………………………………….
29
Tabel 3.8
Hasil Uji Daya Pembeda…………..………………………….
29
Tabel 3.9
Rekapitulasi Perhitungan Instrumen……..…………………...
30
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen………………….. …………………
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol…...………………….. …………………
Tabel 4.3
36
Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…………………
Tabel 4.4
36
37
Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis …………………………………………………….
38
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen……………………...
40
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol………………………….
41
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan
Tabel 4.8
Kelas Kontrol…………………………………………………
41
Hasil Uji-t (Independent Sample Test)……………………………
42
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Perbandingan Penyebaran Data Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………………..……………......
38
Gambar 4.2
Persentase Ketercapaian Indikator Berpikir Kreatif Matematis..
40
Gambar 4.3
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Lancar.….....
43
Gambar 4.4
Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Lancar ………....
44
Gambar 4.5
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Lancar……..
45
Gambar 4.6
Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Lancar ….……...
45
Gambar 4.7
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Rinci……….
47
Gambar 4.8
Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Rinci …………...
47
Gambar 4.9
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Rinci……….
49
Gambar 4.10 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Rinci ……………
49
Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan Siswa pada Tahap Identifikasi Goal State dan Initial State……………………………………………………...
51
Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Siswa pada Tahap Pembentukan Subgoal dan Pemilihan Solusi………………………………………………..
52
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir Means-Ends Analysis ………………..……
20
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RPP Kelas Eksperimen……………………..…………………
59
Lampiran 2
RPP Kelas Kontrol…...……………………..…………………
102
Lampiran 3
Bahan Ajar Kelas Eksperimen.……………..…………………
126
Lampiran 4
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis..
152
Lampiran 5
Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis …….
153
Lampiran 6
Pembahasan Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis …..
156
Lampiran 7
Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis….
163
Lampiran 8
Hasil Uji Validitas…...……………………..………………….
164
Lampiran 9
Hasil Uji Reliabilitas…...……………………..……………….
165
Lampiran 10 Hasil Uji Taraf Kesukaran…...…………………...……………
166
Lampiran 11 Hasil Uji Daya Pembeda…...………………..…………………
167
Lampiran 12 Hasil Posttest Kelas Eksperimen…...………..…………………
168
Lampiran 13 Hasil Posttest Kelas Kontrol…..…...………..…………………
169
Lembar Uji Referensi Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Perubahan yang begitu cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
menuntut pendidikan di Indonesia agar mampu mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik dalam menghadapi persoalan-persoalan di masa mendatang secara kreatif dan inovatif. Paradigma baru pendidikan di era global ini lebih menekankan kepada peserta didik sebagai manusia aktif dan kreatif yang memiliki potensi untuk selalu berkembang mengikuti perubahan zaman yang menuntutnya untuk cepat dan tanggap dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, pendidikan di sekolah harus bisa membekali peserta didik dengan kemampuan yang dapat melatih dan mengembangkan kreativitas peserta didiknya. Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan. Dengan kreativitasnya seseorang dapat mewujudkan dirinya melalui berbagai karya, baik berupa gagasan, ide, maupun suatu produk. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan menjadi pribadi yang unggul di kehidupannya, tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam bermasyarakat. Kemampuan berpikir kreatif inilah sebagai alat yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya terutama dalam era pembangunan seperti sekarang ini, kesejahteraan masyarakat dan negara kita bergantung pada sumbangan kreatif, baik berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari masyarakatnya. Matematika memiliki peranan penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan berpikir kreatif peserta didik. Davis menjelaskan terdapat enam alasan mengapa pembelajaran matematika perlu menekankan pada kreativitas:1
1
Tatag Yuli Eko, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h.2
1
2
1. Matematika sangatlah komplek dan luas untuk diajarkan dengan hapalan 2. Siswa dapat menemukan solusi-solusi yang original ketika memecahkan masalah 3. Guru perlu membangkitkan pemikiran siswa yang asli dan fleksibel 4. Pembelajaran matematika dengan hapalan dan masalah rutin membuat siswa tidak termotivasi dan mengurangi kemampuan kreativitasnya 5. Keaslian merupakan sesuatu pembelajaran yang perlu diajarkan, seperti membuat pembuktian asli dari teorema-teorema 6. Kehidupan sehari-hari sangatlah membutuhkan matematika dan masalah sehari-hari memerlukan kreativitas dalam menyelesaikannya. Berpikir kreatif dalam matematika tentu berbeda pemaknaannya dengan bidang lain seperti seni dan sastra. Menurut Haylock kemampuan berpikir kreatif matematis dapat menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah dengan memperhatikan jawaban siswa dalam memecahkan masalah yang proses kognitifnya dianggap sebagai proses berpikir kreatif. Pendekatan kedua adalah menentukan kriteria bagi sebuah produk yang diindikasikan sebagai hasil dari berpikir kreatif atau produk-produk divergen.2 Dari pendapat Haylock ini, berpikir kreatif matematis dapat dilihat dari proses siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematik yang dia hadapi serta produk-produk baru yang dihasilkan dari pemecahan masalah matematik tersebut. Saat ini kemampuan berpikir kreatif telah menjadi salah satu fokus pembelajaran yang penting untuk dikembangkan dalam matematika. Dalam pembelajaran matematika siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang rumit atau permasalahan yang tidak rutin. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif sangat dibutuhkan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan soal – soal yang rumit tersebut. Seorang siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, memunculkan suatu ide gagasan baru dalam memecahkan masalah matematika. Dengan demikian, kemampuan berpikir kreatif matematis sangat dibutuhkan oleh setiap siswa, demi mewujudkan prestasi belajar matematika siswa yang lebih baik.
2
Derek Haylock, Recognising Mathematical Creativity in Schoolchildren, diunduh dari http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a2.pdf, pada 2 juni 2016, p. 68
3
Pembelajaran matematika yang seharusnya berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, terutama dalam menyelesaikan masalah sehari-hari, tapi kenyataannya masih belum berkembang. Kenyataan ini dibuktikan dalam survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015, penelitian tersebut menunjukan Kemampuan matematika siswa Indonesia masih sangat rendah, rata-rata skor matematik siswa Indonesia adalah 386 berada pada urutan 63 dari 70 negara.3 Penilaian yang dilakukan oleh PISA melibatkan kemampuan komunikasi, representasi, penalaran dan memberi alasan, berpikir tingkat tinggi, serta pemecahan masalah.4 Penelitian lain tentang kemampuan berpikir kreatif matematis dilakukan oleh Nurmalianis di salah satu SMP negeri di Tangerang pada tahun 2014 terhadap siswa kelas IX. Hasil penelitian menunjukan 25,63% siswa dapat berpikir lancar dengan memberikan banyak jawaban dan 43,33% siswa dapat memperinci detail suatu objek.5 Selain itu, sebelum penulis melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis memberikan dua soal kemampuan berpikir kreatif matematis yang memuat indikator lancar dan rinci. Hasilnya pada indikator lancar persentase pencapaiannya sebesar 33,2%, sedangkan pada indikator rinci persentase pencapaiannya hanya sebesar 26,8%. Hal ini menunjukan masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soalsoal matematika non rutin. Ketika menemukan soal-soal non rutin, siswa tidak bisa untuk memahami masalah yang terdapat dalam soal dengan baik, siswa terbiasa mengerjakan secara langsung pada proses pengerjaannya tanpa menuliskan terlebih dahulu tujuan utama dan informasi-informasi yang diketahui dari soal. Pada akhirnya, siswa akan kesulitan untuk memecahkan permasalahan yang terdapat dalam soal yang diberikan. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa tidak dapat berkembang dengan baik apabila dalam proses pembelajaran guru jarang
3
PISA 2015, Results : What Student Know and Can Do, 2014, p. 5 Ibid, p. 68 5 Nurmalianis, “Pengaruh Strategi Konflik Kognitif terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”, Skripsi Uin Jakarta, 2014. h. 3. Tidak dipublikasikan 4
4
memberikan soal-soal non rutin kepada siswa dan tidak melibatkan siswa secara aktif dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Pembelajaran
matematika
secara
umum
masih
terbiasa
dengan
menggunakan langkah-langkah pembelajaran seperti guru menjelaskan materi, siswa mendengarkan penjelasan gurunya, mencatat tulisan guru yang ada dipapan tulis, kemudian mengerjakan soal latihan yang soal dan penyelesaiannya tidak berbeda jauh dengan apa yang dicontohkan oleh guru dipapan tulis. Dengan pembelajaran seperti ini akan sulit bagi guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, Siswa hanya dapat mengerjakan soal-soal matematika berdasarkan apa yang dicontohkan guru, jika diberikan soal yang berbeda maka mereka akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Apalagi ketika guru memberikan soal-soal non rutin, siswa tidak mampu untuk mengerjakannya Menghadapi realita seperti yang diuraikan, maka dalam pembelajaran matematika diperlukan suatu strategi yang dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatkan dan melatih kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Strategi yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika non rutin. Sehingga siswa tidak akan merasa kesulitan lagi dalam menyelesaikan soal-soal non rutin tersebut. Salah satu strategi penyelesaian masalah yang dapat melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah strategi Means-Ends Analysis. Strategi Means-Ends Analysis merupakan strategi penyelesaian masalah yang membagi permasalahan ke dalam masalah yang lebih sederhana atau dari masalah yang khusus ke masalah yang lebih umum, melalui pembentukan sub-sub tujuan sehingga tujuan akhir dari permasalahan tersebut akan dicapai dan dimengerti. Dalam strategi Means-Ends Analysis siswa tidak hanya akan dinilai berdasarkan hasil saja, namun berdasarkan proses pengerjaan. Selain itu siswa dituntut untuk mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai atau masalah apa yang hendak diselesaikan dan memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan dan kemudia dikerjakan berturut-turut pada masing-masing subtujuan
5
tersebut. Dengan strategi penyelesaian masalah Means-Ends Analysis ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Berdasarkan uraian yang telah dismpaikan maka penulis akan melakukan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Means-Ends Analysis terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”.
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan yang
dapat diidentifikasi yaitu: 1. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 2. Siswa sulit menerapkan konsep yang dipelajari kedalam soal-soal matematika yang berbasis masalah. 3. Pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru, dimana guru lebih aktif daripada siswa dan siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
C.
Pembatasan Masalah Penelitian ini perlu diadakan pembatasan fokus penelitian agar pengkajian
masalah dalam penelitian ini terfokus dan terarah. Adapun pembatasan fokus penelitian ini adalah: 1. Strategi penyelesaian masalah yang diterapkan dalam penelitian ini adalah strategi Means-Ends Analysis, strategi Means-Ends Analysis ini diterapkan ketika siswa mengerjakan soal-soal berbasis masalah yang diberikan. 2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dibatasi pada aspek kelancaran (Fluency) yaitu kemampuan siswa untuk memberikan banyak jawaban dan Keterperincian (elaboration) yaitu kemampuan untuk menguraikan masalah dengan langkah-langkah yang terperinci. 3. Materi matematika yang diajarkan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar pada kelas VIII semester ganjil D.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan masalah,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah kemampuan berpikir
6
kreatif matematis siswa yang menerapkan strategi Means-Ends Analysis lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional”? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menerapkan strategi Means-Ends Analysis. 2. Untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional. 3. Untuk membandingkan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang menerapkan strategi Means-Ends Analysis dan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.
F.
Manfaat penelitian Tentunya penelitian ini dapat memberikan manfaat baik bagi sekolah, guru,
peserta didik, maupun peneliti, manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data sekolah yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika. 2. Bagi guru Penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu referensi strategi penyelesaian masalah matematika yang dapat dimanfaatkan sebagai variasi pembelajaran matematika. 3. Bagi siswa Penelitian ini dapat melatih kreativitas siswa dalam meningkatkan kemampuan matematikanya dan menjauhkan kejenuhan dalam proses pembelajaran. 4. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi penelitian terkait Means-Ends Analysis.
dengan strategi
BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Matematis Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. “Ruggiero (1998) mengartikan berpikir sebagai suatu aktifitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingin tahuan (fulfill a desire to understand)”.1 Sedangkan “menurut Gilmer (1970) berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau lambang-lambang pengganti suatu aktifitas yang tampak secara fisik”.2 Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah kegiatan yang melibatkan proses mental seseorang dalam memecahkan masalah yang memerlukan kemampuan mengingat dan memahami. Dalam membahas berpikir kreatif tentunya tidak akan lepas dengan kata kreativitas. Pada awalnya kreativitas dipandang sebagai berkah khusus bagi sejumlah kecil orang-orang diluar sana. Orang-orang kreatif lahir dilengkapi kekuatan untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak bisa dibayangkan oleh orang biasa. Masyarakat pada umumnya menganggap kreativitas adalah pembawaan dari lahir, suatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, di mana hanya mereka yang jenius saja yang bisa menjadi kreatif. Seperti yang diungkapkan Weisberg bahwa kreativitas dipandang hanya dimiliki oleh orang jenius yang tanpa memerlukan usaha keras dan cepat dalam proses berpikir yang luar biasa3.
1
Tatag Yuli Eko, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 13 2 Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.2 3 Edward A. Silver, Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing, diunduh dari http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a3.pdf, pada 2 juni 2016, p. 75.
7
8
Saat ini pandangan tersebut sudah tergantikan oleh kesadaran bahwa semua orang kreatif. Seperti yang diungkapkan oleh Jonhson setiap manusia memiliki kapasitas untuk menggunakan pikiran dan imajinasi mereka secara konstruktif untuk menghasilkan sesuatu yang baru.4 Pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi kreatif. Hanya saja dalam perjalanan hidupnya ada yang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi kreatifnya, adapula yang kehilangan potensi kreatifnya karena tidak mendapatkan kesempatan atau tidak menemukan lingkungan yang memfasilitasi berkembangnya potensi kreatif. Kreativitas tidak langsung dapat dicapai dalam waktu yang singkat, memerlukan perjuangan keras tanpa mengenal rasa putus asa. Manusia adalah makhluk yang jenius dan kreatif karena manusia diberi bekal intelektual, kecerdasan, bakat, minat maupun kecerdasan-kecerdasan khusus agar apat digunakan untuk menjalani kehidupannya. Berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang pesat berkat kemampuan, kecerdasan, dan kreativitas manusia. Mengenai definisi kreativitas atau berpikir kreatif, terdapat beberapa ahli yang mendefinisikannya dengan sudut pandang berbeda. Menurut Munandar Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data dan informasi yang tersedia.5 Sedangkan Menurut The (2003) berpikir kreatif adalah rangkaian tindakan yang dilakukan seseorang dengan menggunakan akal budinya untuk menciptakan buah pikiran baru dari kumpulan ingatan yang berisi berbagai ide, konsep, pengalaman, dan pengetahuan.6 Hal ini berarti kemampuan berpikir kreatif memiliki peranan penting dalam memecahkan masalah. kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu menunjukan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah yang dapat dilatih dengan menggali
pengetahuan-
pengetahuan yang ada di dalam dirinya, serta mengungkapkan kemungkinankemungkinan yang ada sehingga menghasilkan ide-ide dalam memecahkan masalah. 4 Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Menjadi Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center, 2007), h. 68 5 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 1999) h. 48 6 Tatag Yuli Eko, op. cit, h. 14
9
Menurut Puccio dan Mudock ada dua aspek penting dalam berpikir kreatif, yaitu, aspek keterampilan kognitif dan metakognitif. Diantaranya mengidentifikasi masalah, menyusun masalah, mengidentifikasi data yang relevan dan tidak relevan, produktif, serta dapat menghasilkan banyak ide-ide yang berbeda dan baru.7 Berpikir kreatif juga sering disebut dengan berpikir divergen karena seseorang akan dituntut untuk menghasilkan ide-ide dan ilmu pengetahuan secara luas. Ketika seseorang dihadapkan pada pemecahan masalah, maka kemampuan berpikir divergen ini akan terlihat berguna dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dalam matematika berpikir kreatif merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dengan mengembangkan ide-ide yang berbeda. Pehkonen mengemukakan bahwa berpikir kreatif dalam matematika dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi seseorang tetapi masih dalam kedaan sadar.8 Pengertian ini menunjukan ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah, maka pemikiran divergen akan menghasilkan banyak ide dalam pemecahan masalah. Tetapi ide tersebut harus didasarkan kepada logika yang terarah dengan berdasarkan informasi yang diketahui serta pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Haylock kemampuan berpikir kreatif matematis dapat menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah dengan memperhatikan jawaban siswa dalam memecahkan masalah yang proses kognitifnya dianggap sebagai proses berpikir kreatif. Pendekatan kedua adalah menentukan kriteria bagi sebuah produk yang diindikasikan sebagai hasil dari berpikir kreatif atau produk-produk divergen.9 Dari pendapat Haylock ini, berpikir kreatif matematis dapat dilihat dari proses siswa kemungkinan yang ada sehingga menghasilkan ide-ide dalam memecahkan masalah.
7 La Moma, Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 2012, h. 507 8 Erkki Pehkonen, The State-of-Art in Mathematical creativity, diunduh dari http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a1.pdf, pada 2 juni 2016, p. 65 9 Derek Haylock, Recognising Mathematical Creativity in Schoolchildren, diunduh dari http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a2.pdf, pada 2 juni 2016, p. 68
10
Krutetskii mendefinisikan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel.10 Ia mengatakan bahwa kreativitas dalam matematik merupakan kemampuan dalam merumuskan masalah matematik secara bebas, menemukan jalan dan cara-cara dalam memecahkan masalah, penemuan bukti-bukti teorema, dan menemukan metode baru dalam memecahkan masalah-masalah nonrutin.11 Pendapat ini menunjukan bahwa berpikir kreatif matematis lebih menekankan kepada menemukan berbagai cara atau ide untuk menjadi solusi dalam memecahkan masalah-masalah matematik secara mudah dan fleksibel. Sedangkan menurut Livne berpikir kreatif matematis merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematik yang bersifat terbuka.12 Menurut Balka (1974) ada beberapa kriteria untuk mengukur berpikir kreatif matematis individu, diantaranya: a) kemampuan memformulasi hipotesis matematika yang berkaitan dengan sebab dan akibat dari suatu situasi masalah matematis; b) kemampuan menentukan pola-pola dalam masalah matematis; c) kemampuan memecahkan kebuntuan pikiran dengan mengajukan solusi baru dari masalah matematis; d) kemampuan mengemukakan ide matematika yang tidak biasa dan dapat mengevaluasi konsekuensi yang ditimbulkannya; e) kemampuan mengidentifikasi informasi yang hilang dari masalah yang diberikan; f) kemampuan merinci masalah umum kedalam sub-sub masalah yang lebih spesifik.13 Dari pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah matematika yang dapat menghasilkan banyak jawaban dan rinci dalam menguraikan langkah-langkah penyelesaiannya. Berpikir kreatif di dalam matematika merupakan hal yang penting untuk dikembangkan bukan hanya kemampuan prosedural atau analitis semata. Siswa yang memiliki kemempuan berpikir kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, memunculkan suatu ide dan gagasan baru dalam memecahkan masalah matematika.
10
Ali Mahmudi, Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Makalah Konferensi Nasional matematika XV, UNIMA Manado 2010, h. 3 11 V.A. Krutetskii, The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren, (Chicago: The University of Chicago Press, 1976), p. 68 12 Ali Mahmudi, op. cit. h. 3 13 Yogesh Sharma, Mathematical Giftedness a Creative Scenario, Journal Mathematic Ramgarhia College of Education, Phagwara India, 2013, p. 16
11
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, diperlukan ketentuan penilaian pada kemampuan berpikir kreatif matematis tersebut. Indikator merupakan sebuah ketentuan penilaian. Banyak ahli mengungkapkan aspek-aspek untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif. Balka menerapkan tiga aspek berpikir kreatif matematis yaitu fluency, flexibility, and novelty. Fluency ditunjukan dengan jumlah masalah yang diajukan atau pertanyaan yang dihasilkan dan flexibility menghasilkan jumlah kategori yang berbeda-beda dari suatu masalah.14 Senada dengan pendapat tersebut, menurut Haylock karakterisitik dari berpikir kreatif matematik adalah kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan orisinalitas (originality). Holland menambahkan aspek keterperincian (elaboration) dan sensitif (sensitivy) dalam karakteristik berpikir kreatif matematis tersebut.15 Untuk mengukur kreativitas matematika dalam hal fluency, flexibility dan originality dapat dilihat dari tanggapan murid-murid terhadap masalah matematik yang disajikan atau dari perkembangan pemahaman murid-murid tersebut terhadap masalah yang ada.16 Dari pendapat para ahli terlihat ada berberapa indikator yang sama dalam pengukuran kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan keterperincian. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang indikator kemampuan berpikir kreatif matematis, Munandar memeperjelas dengan menguraikan definisi dari setiap indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu:17 1. Keterampilan berpikir lancar Mencetuskan banyak gagasan, penyelesaian masalah atau pertanyaan. Memberikan banyak saran untuk melakuakan berbagai hal. Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. 2. Keterampilan berpikir luwes Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
14
Edward A. Silver, op. cit, p. 76 Eric L. Mann, Mathematical Creativity and School Mathematics: Indicator of Mathematical Creativity in Middle School Students, (University of Connecticut, 2005), p. 7 16 Ibid. p. 8 17 Utami Munandar, op. cit, h. 88-91 15
12
Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. Mampu merubah cara pendekatan atau pemikiran. 3. Keterampilan berpikir orsinil Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur.
4. Keterampilan memperinci Mampu mengembangkan dan memperkaya suatu gagasan atau produk Menambahkan atau memprinci detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. 5. Keterampilan menilai Menentukan patokan penilaian sendiri Menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka dan tidak hanya mencetuskan gagasan, tapi juga melaksanakannya. Berdasarkan pada indikator berpikir kreatif yang dikemukakan para ahli, pada penelitian ini penulis akan mengambil dua indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu: 1. Keterampilan berpikir lancar : Menghasilkan kemungkinan banyak jawaban. 2. Keterampilan memperinci : Menguraikan masalah dengan langkah-langkah yang terperinci. Pertimbangan penulis untuk memilih indikator lancar dan rinci karena fokus utama pada penelitian ini adalah melatih siswa dalam menyelesaikan soal-soal berbasis masalah yang dapat memberikan banyak jawaban dan dapat memperinci setiap langkah-langkah pengerjaannya.
13
2.
Strategi Means-Ends Analysis (MEA) Secara etimologis, Means-Ends Analysis terdiri dari tiga unsur kata, yakni.
Mean yang berarti cara, End berarti tujuan, dan Analysis berarti menyelidiki secara sistematis’. Secara keseluruhan Means-Ends Analysis dapat diartikan sebagai strategi untuk menganalisis permasalahan melalui berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.18 Miftahul Huda mendefinisikan Means-Ends Analysis adalah strategi yang memisahkan permasalahan yang diketahui (initial state) dan tujuan yang akan dicapai (goal state) yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan berbagai cara untuk mereduksi perbedaan yang ada di antara permasalahan dan tujuan.19 Senada dengan pendapat tersebut, Menurut Robert E. Slavin Means-Ends Analysis adalah strategi penyelesaian masalah yang mendorong identifikasi sasaran (tujuan) yang akan dicapai, situasi saat ini, dan apa aja yang perlu dilakukan (sarana) untuk mengurangi perbedaan antara kedua kondisi tersebut.20 Dari penjelasan tersebut, Strategi Means-Ends Analysis ini merupakan strategi yang membantu siswa dalam menemukan cara penyelesaian masalah melalui penyederhanaan masalah yang berfungsi sebagai petunjuk dalam menetapkan cara yang paling efektif dan efisien untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Fokus utama dalam strategi Means-Ends Analysis ini adalah membagi permasalahan menjadi sub-sub masalah tertentu untuk mencapai goal state yang diinginkan. Menurut Davies ada dua komponen penting dalam strategi Means-Ends Analysis yang pertama membagi permasalahan utama menjadi beberapa bagian masalah (subproblems) atau masalah yang lebih kecil, kedua mengurangi perbedaan antara initial state dan goal state dari tiap-tiap bagian masalah (subproblems)21. Sedangkan menurut Miftahul Huda ada beberapa tahapan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan utama dalam suatu masalah (goal state), yaitu mengidentifikasi perbedaan antara kondisi saat ini (Current state) dan tujuan (goal state), menyusun sub tujuan (subgoal) untuk mengurangi perbedaan tersebut, dan 18 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), h.294 19 Ibid, h. 295 20 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h.30. 21 Margaret W. Matlin, Cognitive Psychology, (Asia: WILEY, 2009), p. 368
14
memilih operator yang tepat serta mengaplikasikannya dengan benar sehingga subgoal yang telah disusun dapat dicapai.22 Initial state merupakan informasi yang terdapat dalam masalah yang diberikan. Goal state merupakan tujuan utama permasalahan atau hasil akhir yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan. Penentuan goal state dan intial state ini merupakan tahap awal dalam strategi means-ends analysis, dengan mengidentifikasi perbedaan antara intial state dan goal state akan mempermudah siswa dalam pembentukan subgoal. Subgoals atau subtujuan merupakan pertengahan antara keadaan awal dan keadaan akhir yang menjadi tujuan. Schunk dalam bukunya mengatakan “Subgoal ditentukan untuk mengurangi perbedaan”23. Menggunakan subgoal memudahkan dalam penyelesaian masalah karena subgoal berada diantara kedaan awal dan akhir dalam suatu permasalahan sehingga bisa membantu untuk meneyelesaikan tujuan utama dengan beberapa tahap subgoal. Hayes mengungkapkan dengan menggunakan subgoal, membantu siswa memecahkan bagian dari masalah yang muncul.24 Peneliti melaksanakan serangkaian proses subgoal tersebut secara terus menerus sampai goal state dapat dicapai. Berdasarkan penjelasan dari para ahli dapat disimpulkan bahwa Means-Ends Analysis adalah strategi penyelesaian masalah yang membagi permasalahan ke dalam masalah yang lebih sederhana dengan mengurangi perbedaan antara initial State dan goal state melalui pembentukan subgoal. Strategi ini lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam memecahkan soal-soal berbasis masalah. Strategi Means-Ends Analysis bisa diterapkan dengan mengikuti langkahlangkah berikut ini:25 1. Identifikasi perbedaan antara Goal state dan Initial state Pada tahap ini, siswa dituntut untuk memahami masalah sehingga dapat mengidentifikasi informasi-informasi yang terdapat dalam masalah dan mengetahui konsep-konsep dasar matematika yang terkandung dalam permasalahan yang
22
Miftahul Huda, op. cit, h. 295 Schunk, Learning Theories An Educational Perspective, (Boston: The University of North Carolina, 2012), h.304 24 Stephen K. reed, Kognisi: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 319 25 Miftahul Huda, Op.cit., h.296. 23
15
disuguhkan. Bermodalkan pemahaman terhadap konsep, siswa dapat melihat perbedaan yang terdapat antara initial state dan goal state. 2. Pembentukan Subtujuan (Subgoals) Pada tahap ini, siswa diharuskan untuk membentuk dan menyusun subgoal dalam rangka menyelesaikan sebuah masalah. Pembentukan subgoal ini dimaksudkan agar siswa lebih fokus dalam memecahkan masalahnya secara bertahap dan terus berlanjut sampai akhirnya goal state dapat tercapai. 3. Memilih operator atau solusi Pada tahap ini, setelah subgoal tebentuk, siswa dituntut untuk memikirkan bagaimana konsep dan operator yang efektif dan efisien untuk memecahkan subgoal tersebut. Terpecahkannya subgoal akan menuntun pemecahan goal state yang sekaligs juga bisa menjadi solusi utama. Kelebihan dari strategi Means-Ends Analysis ini adalah siswa diberikan permasalahan terlebih dulu dan soal-soal yang diberikan diselesaikan secara bertahap dengan diuraikan mulai dari yang sederhana sampai permasalahan tersebut mendapatkan solusi yang cocok. Dengan demikian siswa tidak langsung berpikir keras dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan serta dapat memahami konsep matematika dari yang sederhana. Means-Ends Analysis memotivasi siswa untuk aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika. Siswa mengelaborasi masalah menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, tentunya siswa dituntut untuk memahami soal atau masalah yang dihadapi. kemudian, mengidentifikasi perbedaan antara informasi yang diketahui dengan tujuan yang ingin dicapai. Setelah itu siswa menyusun subsub masalah agar terjadi konektivitas atau hubungan antara sub masalah yang satu dengan sub masalah yang lain sehingga membentuk satu kesatuan yang akan dikerjakan oleh siswa secara berturut-turut. Strategi Means-Ends Analysis ini memberikan kesempatan kepada siswa belajar matematika dengan aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, dan dapat membantu siswa untuk dapat memahami dan menyelesaikan masalah matematis. Dalam keberlangsungan siswa tidak akan dinilai berdasarkan hasil saja, namun berdasarkan proses pengerjaan. Selain itu siswa juga dituntut untuk mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai atau masalah apa yang hendak diselesaikan dan
16
memecahkan masalah ke dalam dua atau lebih subtujuan dan kemudian dikerjakan berturut-turut pada subtujuan tersebut. 3.
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini masih
banyak diterapkan oleh guru ketika mengajar. Pembelajaran yang digunakan disekolah tempat peneliti melakukan penelitian adalah menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, Strategi Pembelajaran ekspositori pada umumnya pembelajaran seperti ini lebih mengutamakan hafalan dari pada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil dari pada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika, metode ini hanya menekankan kepada siswa menghafal rumus-rumus tanpa mengetahui darimana rumus tersebut diperoleh. Hal ini berakibat pada penguasaan siswa terhadap konsep matematika cenderung bersumber dari hafalan bukan pemahaman. Pembelajaran
konvensional
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan strategi ekspositori. Strategi pembelajaran ini menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.26 Jadi dalam strategi pembelajaran ekspositori guru memberikan materi secara langsung kepada siswa, dan siswa menerima materi tanpa harus menemukan menggali pengetahuan mereka. Beberapa ciri-ciri strategi ekspositori diantaranya adalah sebagai berikut:27 1) Penyampaian materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini. 2) Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang. 3) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahami materi pelajaran dengan benar.
26 27
Wina Sanjaya, op, cit,, h.179. Ibid, h.179.
17
Secara garis besar, tahapan pembelajaran dengan strategi ekspositori adalah sebagai berikut:28 a. Persiapan (Preparation) b. Penyajian (Presentation) c. Korelasi (Correlation) d. Menyimpulkan (Generalization) e. Mengaplikasikan (Application)
B. 1.
Hasil Penelitian yang Relevan Ririn Sispiyati (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis siswa SMP antara yang memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning” kesimpulan penelitian tersebut yaitu pemebelajaran dengan menggunakan Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
2.
Rahmadiyah (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Strategi Means-Ends Analysis terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa” kesimpulan penelitian tersebut yaitu rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menerapkan strategi Means-Ends Analysis (MEA) lebih tinggi
dibandingkan
dengan
siswa
yang
menerapkan
pembelajaran
konvensional. 3.
Lucyana (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Open Inquiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Kesimpulan penelitian tersebut yaitu pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Open Inquiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreeatif matematis siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
28
Ibid, h.185.
18
Pada penelitian Ririn Sispiyati persentase ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menerapkan strategi means-ends analysis adalah sebesar 64,33%, Pada penelitian Rahmadiyan persentase ketercapaian indikator kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menerapkan strategi means-ends analysis adalah sebesar 66%. Pada penelitian Lucyana persentase ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menerapkan strategi Open Inquiry adalah sebesar 72,4%. Sedangkan pada penelitian ini persentase ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen yang menerapkan strategi means-ends analysis adalah sebesar 68,3%.
C.
Kerangka Berpikir Salah satu kompetensi matematis yang perlu dikembangkan
dan
dilatih
seorang pendidik adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan Berpikir kreatif matematis adalah kemampuan memberikan gagasan atau ide untuk menyelesaikan suatu masalah matematika, berdasarkan pada data dan informasi dalam suatu masalah serta pengetahuan yang dimiliki. Untuk mengajarkan dan melatih kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika, perlu dicari strategi yang sesuai. Pada penelitian ini akan diterapkan strategi penyelesaian masalah yang diharapkan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal berbasis masalah dan dapat melatih kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Strategi yang digunakan peneliti yaitu strategi Means-Ends Analysis (MEA). Strategi Means-Ends Analysis (MEA) merupakan strategi penyelasaian masalah yang menganalisis permasalahan melalui penyederhanaan masalah dengan mengurangi perbedaan antara informasi yang diketahui (initial state) dan tujuan yang akan dicapai (goal state) melalui pembentukan sub-sub tujuan (subgoals). Dalam proses pembelajaran dikelas guru memerintahkan siswa berdiskusi dalam sebuah kelompok untuk menyelesaikan masalah matematika yang diberikan, dengan adanya diskusi kelompok siswa diharapkan dapat bertukar pendapat
satu
19
sama lain. Dalam proses tersebut guru akan berperan sebagai pembimbing untuk mengarahkan siswa ke tujuan pembelajaran. Ada tiga langkah utama dalam strategi pembelajaran Means-Ends Analysis ini, yaitu mengidentifikasi perbedaan antara initial state dan goal state, pada langkah pertama ini, siswa harus bisa memahami situasi permasalahan dengan baik, sehingga ia mampu untuk menuliskan berbagai informasi yang ada dalam permasalahan dan tujuan utama dari permasalan tersebut. Bermodalkan intial state dan goal state tersebut, siswa diharapkan mampu untuk mengeluarkan ide-idenya untuk memudahkan ia mengidentifikasi perbedaan diantara keduanya. Langkah pertama ini mengembangkan kemampuan siswa untuk menuangkan berbagai ide atau gagasannya dalam memahami masalah yang diberikan. Dengan demikian langkah pertama ini sesuai dengan indikator kelancaran (fluency). langkah kedua yaitu pembentukan dan penyusunan subgoals, pada tahapan ini siswa harus bisa menuangkan berbagai gagasan dan idenya untuk membentuk beberapa sub-sub tujuan yang dibutuhkan agar bisa menjawab tujuan utama dari permasalahan yang diberikan. Disamping itu, siswa juga diharapkan mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan yang terdapat di dalam masalah yang diberikan, untuk mempermudah ia dalam penentuan dan penyusunan sub tujuan. Dengan demikian, langkah kedua ini sesuai dengan indikator kelancaran (Fluency) dan Rinci (Elaboration). Langkah terakhir yaitu pemilihan solusi. Setelah sub-sub tujuan terbentuk dan tersusun, langkah selanjutnya adalah mengerjakan sub-sub tujuan tersebut dengan tepat, pemahaman dan pengetahuan konsep sangat dibutuhkan pada tahapan ini, siswa diharapkan mampu untuk mengkonstruksikan pemahaman-pemahaman konsep yang dimilikinya agar dapat mengerjakan sub-sub tujuan tersebut dengan baik dan benar. langkah terakhir ini dapat melatih kemampuan siswa dalam mengerjakan soal dengan baik, mampu memperinci setiap soal-soal yang diberikan. Dengan demikian indikator yang sesuai dengan tahapan ini adalah rinci (elaboration). Setiap langkah-langkah strategi Means-Ends Analysis diharapkan dapat mengembangkan dan melatih kemampuan berpikir kreatif siswa pada aspek kelancaran (fluency) dan keterperincian (elaboration). Berikut ini adalah kerangka berpikir yang akan dilakukan.
20
Rendahnya Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Means-Ends Analysis
Identifikasi Tujuan dan Keadaan Awal Rinci Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Pembentukan Subtujuan Lancar
Pemilihan Solusi
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Means-Ends Analysis
D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis untuk penelitian ini adalah “Kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang menerapkan Strategi Means-Ends Analysis lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.”
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 39 Kota Bekasi yang beralamat
di Jalan Asabri, Jatiluhur, Jati Asih, kota Bekasi. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, yang berlangsung pada bulan November - Desember
B.
Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen).
Quasi eksperimen adalah suatu desain eksperimen yang mempunyai keterbatasan peneliti dalam mengendalikan seluruh variabel terkait situasi pembelajaran terhadap sampel penelitian. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi seluruhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaa eksperimen.1 Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk PosttestOnly Control Design. Dalam rancangan penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Means-Ends Analysis dan kelompok kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Desain Penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
1
Kelompok
Perlakuan
Posttest
(R) E
XE
(Y)
(R) C
XC
(Y)
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.
114
21
22
Keterangan: (R)
: Proses pemilihan subjek secara acak
E
: Kelompok eksperimen
C
: Kelompok kontrol : Perlakuan dengan strategi Means-Ends Analysis : Perlakuan dengan pembelajaran konvensional
Y
C.
: Tes kemampuan berpikir kreatif
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri
39 Bekasi pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Pada penelitian ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran dengan strategi pembelajaran Means-Ends Analysis dan kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Dari seluruh kelas VIII SMP Negeri 39 Bekasi, maka peneliti mengambil dua kelas secara acak untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Teknik cluster random sampling adalah pengambilan dua unit kelas dari seluruh kelas yang ada.2 Diperoleh kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-3 sebagai kelas kontrol D.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berupa teknik tes.
Penulis akan melakukan tes yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah perlakuan selesai diberikan. Tes yang diberikan adalah instrumen yang berbentuk soal uraian dengan bentuk soal yang sama. Soal yang diberikan
2
Ibid, h. 121
23
sesuai dengan indikator yang dipilih oleh peneliti yaitu Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan indikator fluency dan elaboration. Sebelum pembuatan instrumen, penulis terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal beserta indikator kemudian membuat rubrik penskoran untuk menilai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrument beserta indikator dan rubrik penskorannya. Tabel 3.2 Kisi-kisi tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa No
Aspek
1
Indikator Soal Membuat banyak kemungkinan susunan balok Membuat banyak kemungkinan luas permukaan balok
Fluency (Kelancaran)
2
Elaboration (Rinci)
Nomor Butir Soal 1a
1b
Membuat banyak kemungkinan ukuran kubus yang dapat memenuhi volume balok yang sama
2
Membuat banyak kemungkinan lebar dan tinggi balok
3
Memperinci suatu gagasan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan prisma Memperinci suatu gagasan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan prisma dan limas Memperinci suatu gagasan dalam menyelesaikan masalah perbandingan volume prisma Jumlah butir soal
Jumlah Soal
3
4
5
3
6
6
24
Tabel 3.3 Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Aspek yang diukur
Respon Siswa terhadap Masalah
Tidak menjawab atau memberikan ide yang tidak relevan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan Memberikan satu jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah tetapi pengungkapannya kurang jelas Memberikan satu jawaban yang relevan Kemampuan penyelesaian masalah dan Berfikir Lancar dengan pengungkapannya lengkap serta jelas (Fluency) Memberikan dua jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap serta jelas Memberikan lebih dari dua jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap serta jelas Tidak memberikan jawaban Terdapat kesalahan dalam memahami masalah tanpa disertai perincian Kemampuan Memberikan sebagian jawaban yang benar Memperinci dan tidak rinci (Elaboration) Memberikan jawaban yang benar tetapi belum rinci Memberikan jawaban yang benar dan rinci
Skor
0
1
2
3
4 0 1 2 3 4
Instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu kepada subjek di luar subjek penelitian. Instrumen tes ini sudah diujicobakan pada siswa kelas IX-3 SMP Negeri 39 Kota Bekasi. Setelah hasil uji coba diperoleh, kemudian tiap butir soal dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan uji pebeda instrumen.
25
1.
Uji Validitas Untuk mengukur ketepatan dan kecermatan soal-soal uraian yang dibuat
maka digunakan validitas butir soal atau validitas item pada tes pemahaman konsep matematik dengan korelasi product moment: 3
N
rxy N
XY
X2
X
2
X
Y
N
Y2
Y
2
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N
: Jumlah responden
X
: Skor butir soal
Y
: Skor total Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan dengan
pada taraf signifikansi 5%, dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of
freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Dengan kriteria pengujian: Jika rhitung > r
, maka soal tersebut valid
Jika rhitung ≤ r
, maka soal tersebut tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan validitas dari 7 butir soal yang diujicobakan, diperoleh hasil bahwa ke-7 soal tersebut dinyatakan valid. Soal nomor 1a, 1b, 2 dan 3 mewakili indikator kelancaran dan soal nomor 4, 5 dan 6 mewakili indikator rinci.
2.
Uji Reliabilitas Untuk mengukur apakah soal yang dibuat mempunyai hasil yang relatif
sama (konsisten atau terpercaya) apabila dilaksanakan beberapa kali
3
pengukuran
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),Edisi.II, Cet.I, h. 87
26
pada subjek yang sama maka dilakukan uji reliabilitas. Untuk menentukan reliabilitas instrumen tes penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu: 4 2
n
r1 1 n
1
i 2
1
t
5
Dengan Varians :
2
=
∑ 2− (∑NX)
2
N
Keterangan: r1
: reliabilitas yang dicari
n
: banyaknya item pertanyaan yang valid 2 i 2 t
: jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : varians total
X
: skor tiap soal
N
: banyaknya siswa
Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut Tabel 3.4 Kriteria Realibitas Instrumen Interval
Kriteria
0,80 <
11 ≤
1,00
Sangat tinggi
0,60 <
11 ≤
0,80
Tinggi
0,40 <
11
≤ 0,60
Cukup
0,20 <
11 ≤
0,40
Rendah
0,00 <
11 ≤
0,20
Sangat rendah
Setelah dilakukan perhitungan uji reliabilitas instrumen, diperoleh nilai 0,941, maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki
4 5
Ibid., h. 122 Ibid., h. 123
koefisien
27
reliabilitas yang sangat tinggi dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketepatan jika digunakan.
3. Uji Taraf Kesukaran Untuk mengetahui apakah soal test yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, maka dilakukan uji taraf kesukaran dengan menggunakan rumus. P=
B Js
Keterangan : P = indeks kesukaran B = jumlah skor yang diperoleh siswa Js = jumlah skor maksimum6
Kriteria indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:7 Tabel 3.5 Kriteria Taraf Kesukaran Interval
Kriteria
0,00 - 0,30
Sukar
0,31 - 0,70
Sedang
0,71 - 1,00
Mudah
Berdasarkan perhitungan uji taraf kesukaran didapat 1 soal dengan kriteria mudah yaitu nomor 2, 5 soal dengan kriteria sedang yaitu nomor 1a, 1b, 3, 4 dan 5, dan 1 soal dengan kriteria sukar yaitu nomor 6. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.
6 7
Ibid.,h. 223 Ibid.,h. 225
28
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis No. Soal
Tingkat
Indikator
Kesukaran
1a
0,69
Sedang
1b
Kemampuan berpikir
0,57
Sedang
2
lancar (Fluency)
0,76
Mudah
0,54
Sedang
3
4.
Keterangan
4
Kemampuan
0,44
Sedang
5
memperinci
0,43
Sedang
6
(Elaboration)
0,29
Sukar
Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 8
D=
BA
BB = P − P A B JA − JB
Keterangan: D
= Daya pembeda butir
JA
= Jumlah maksimum skor peserta kelompok atas
JB
= Jumlah maksimum skor peserta kelompok bawah
BA
= Skor maksimal peserta kelompok atas.
BB
= Skor maksimal peserta kelompok bawah.
PA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
8
Ibid., h. 228
29
Kriteria daya pembeda:9 Tabel 3.7 Kriterian Daya Pembeda Interval
Kriteria
0,00 – 0,20
Jelek
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik sekali
Berdasarkan perhitungan uji daya pembeda, diperoleh hasil berikut ini.
Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda No. Soal
Indikator
1a
Skor Daya Pembeda
Keterangan
0,26
Cukup
1b
Kemampuan berpikir
0,29
Cukup
2
lancar (Fluency)
0,22
Cukup
0,23
Cukup
3 4
Kemampuan
0,48
Baik
5
memperinci
0,32
Cukup
6
(Elaboration)
0,26
Cukup
Berikut adalah hasil rekapitulasi perhitungan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
9
Ibid., h. 232
30
Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda. Nomor Soal
Kriteria Pengujian Indikator
1a 1b
Fluency
Daya
Kesukaran
pembeda
Valid
Sedang
Cukup
Valid
Sedang
Cukup
Mudah
Cukup
Sedang
Cukup
Reliabilitas
2
Valid
3
Valid
4
Valid
Sedang
Baik
Valid
Sedang
Cukup
Valid
Sukar
Cukup
5
Elaboration
6
E.
Taraf
Validitas
Sangat Tinggi
Teknik Analisis Data Setelah semua data terkumpul, maka data tersebut akan dianalisis untuk
menjawab hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk menganalisis data digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan teknik uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Uji-t digunakan untuk menguji kesamaan atau perbedaan dua rata-rata sampel yang saling bebas (independent) dengan asumsi bahwa kedua varians sama besar. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka harus dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat analisis data ini menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas data untuk mengetahui apakah kedua sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan apakah kedua sampel memiliki varians yang sama besar (homogen). a. Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
31
H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. 10 Dengan analisis menggunakan SPSS 22 menggunakan rumus dari Kolmogorov-Smirnov dengan pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Untuk syntax atau proses pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS 22 adalah sebagai berikut : Analyze Pilih Nonparametric Tests Pilih Legacy Dialogs Pilih I-Sample K-S Input nilai posttest pada kolom Test Variable List Centang pada test distribution Normal Klik OK 11 Untuk output SPSS dapat dilihat dari nilai signifikansi (sig.) atau p-value untuk masing-masing kelas. Dengan taraf signifikasi 5% maka pengujian normalitas dapat diputuskan dengan kriteria: Jika hasil sig. = p-value lebih besar dari taraf signifikasi 5% ( sig. > 0,05 ). Maka data berdistribusi normal yang berarti H0 diterima (retain the null hypothesis) Jika hasil sig. = p-value lebih kecil atau sama dengan dari taraf signifikasi 5% ( sig. ≤ 0,05 ). Maka data berdistribusi tidak normal yang berarti H0 ditolak (reject the null hypothesis). 12
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians setiap kelompok penelitian. Populasi dengan varians yang sama besar
10
Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2015) Cet.ke-1,.h.147 Ibid,.h.155 12 Ibid,.h.156 11
32
dinamakan populasi dengan varians yang homogen, sedangkan populasi dengan varians yang berbeda dinamakan populasi dengan varians yang heterogen. Rumus penguji homogenitas menggunakan uji-F sebagai berikut: 13 2 1
F=
2
Keterangan: 2 1 :
Varians yang besar
2 1 :
Varians yang kecil. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan
SPSS 22. Dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : varians data kedua kelompok sama atau homogen H1 : varians data kedua kelompok berbeda atau heterogen.14 Output dari pengujian ini berupa nilai sig. atau yang disebut juga pvalue pada uji homogenitas dari statistic Levane. Kriteria pengujian homogenitasnya adalah sebagai berikut: 15 Jika hasil sig. = p-value lebih besar dari taraf signifikasi 5% (sig. > 0,05). Maka varians data kedua kelompok sama atau homogen. Jika hasil sig. = p-value lebih kecil atau sama dengan taraf signifikasi 5% ( sig. ≤ 0,05 ). Maka varians data kedua kelompok berbeda atau heterogen.
c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata dalam kemampuan komunikasi matematika. Setelah dilakukan uji prasyarat populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk menguji data yang diperoleh digunakan rumus uji-t, yaitu: 16
13
Ibid,.h.162 Ibid,.h.167 15 Ibid,.h.170 16 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005) h. 239 14
33
=
1− 2 1 1 √ + 1 2
Dengan
1
( 1−1) 12 + ( 2−1) 22 2−2
dengan 1s−= √
∑ 1 1
dan
2
=
∑ 2 2
dengan derajat kebebasan =
1−
2−
2
Keterangan: 1
: rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen
2
: rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol
s
: simpangan baku gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol
1
: banyaknya data kelas eksperimen
2
: banyaknya data kelas kontrol Keputusan dalam memilih hipotesis statistik yang akan diterima
berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan adalah dengan SPSS 22 menggunakan pengujian independent sample test dengan taraf signifikan yang digunakan adalah α = 0,05 dan nilai thitung dari output SPSS 22 diambil dari kolom equal variances assumed. Berikut adalah hipotesis statistik yang digunakan : H0
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen kurang atau sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol.
H1
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol. melihat hasil output SPSS melalui independent sample test yaitu dengan melihat nilai signifikasi (p) yang ditunjukkan oleh sig. (2tailed) pada baris equal variances assumed. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Jika signifikasi (p) < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol.
34
Jika signifikasi (p) > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen kurang atau sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol.
F.
Hipotesis Statistika Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Ho
: ≤
H1
: ˃ Keterangan: = rata – rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen = rata – rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 39 Bekasi di kelas VIII, yaitu kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII.5 sebagai kelas Eksperimen. Sampel yang digunakan sebanyak 74 siswa, 36 siswa di kelas eksperimen dan 38 siswa di kelas kontrol. Kelas VIII.5 sebagai kelas eksperimen melakukan pembelajaran matematika dengan penerapan strategi Means-Ends Analysis dan kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran secara konvensional. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan materi pembahasan bangun ruang sisi datar. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian pada akhir pembelajaran diberikan posttes berupa tes uraian yang terdiri dari 5 soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelompok. Tes kemampuan berpikir kreatif matematis tersebut telah di uji cobakan terlebih dulu di kelas IX.3 SMP Negeri 39 Bekasi, dan telah dianalisis karakteristiknya berupa uji validitas, uji realibilitas, uji taraf kesukaran dan uji daya pembeda soal. Berikut hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dari kedua kelompok.
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen Data hasil tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang, memperoleh nilai rata-rata 68,33 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 33. Untuk lebih lengkapnya, data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
35
36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen Frekuensi No. Interval fi fi(%) fk 1 2 3 4 5 6
33-42 43-52 53-62 63-72 73-82 83-92 Jumlah
3 1 5 11 11 5 36
8.33 2.78 13.89 30.56 30.56 13.89 100.00
3 4 9 20 31 36
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai terbanyak terdapat pada interval 63 - 72 dan 73 – 82 sebanyak 11 siswa dengan persentase 30,56% dan siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 33 - 42 sebanyak 3 siswa dengan persentase 8,33%, sedangkan nilai tertinggi berada pada interval 83 – 92 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13,89%. 2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol Data hasil tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang, memperoleh nilai rata-rata 59,74 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 29. Untuk lebih lengkapnya, data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol Frekuensi No. Interval fi fi(%) fk 1 2 3 4 5 6
29-38 39-48 49-58 59-68 69-78 79-88 Jumlah
2 3 14 10 6 3 38
5.26 7.89 36.84 26.32 15.79 7.89 100.00
2 5 19 29 35 38
37
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai terbanyak terdapat pada interval 49 – 58 sebanyak 14 siswa dengan persentase 36,84% dan siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada interval 29 - 38 sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,26%, sedangkan nilai tertinggi berada pada interval 79 – 88 sebanyak 3 siswa dengan persentase 7,89%.
3. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perbandingan data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan penerapan strategi Means-Ends Analysis dengan kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas
Statistik Deskriptif Jumlah Siswa Rata-rata Kemiringan Varians Simpangan Baku (S)
Eksperimen 36 68,33 -0,86 134,52 11,59
Kontrol 38 59,74 -0,28 181,88 13,48
Tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada siswa kelas kontrol dengan nilai rata-rata 68,33 pada kelas eksperimen dan 59,74 pada kelas kontrol. Jika dilihat dari tingkat kemiringannya, besar tingkat kemiringan pada kelas eksperimen adalah negatif (-0,86) sedangkan kelas kontrol memiliki kemiringan negatif (-0,28), yang artinya distribusi data kedua kelas landai kekiri, hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar data kelas eksperimen dan kontrol berada di atas rata-rata. Secara visual perbedaan penyebaran data hasil posttest siswa untuk kemampuan berpikir kreatif matematis dari kedua kelas dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut:
38
16 14
FREKUENSI
12 10 8 6 4 2 0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
NILAI KONTROL
EKSPERIMEN
Gambar 4.1 Perbandingan Penyebaran Data Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan kurva pada Gambar 4.1 terlihat bahwa perbandingan nilai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan pada jumlah siswa yang memperoleh nilai di antara 70 dan 85 dari kedua kelas tersebut. Perolehan nilai pada rentangan tersebut didominasi oleh siswa kelas eksperimen dengan frekuensi siswa yang lebih banyak. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dapat terlihat berdasarkan indikator berpikir kreatif matematis yang peneliti gunakan yaitu indikator lancar dan rinci. Berikut diberikan perbandingan skor dan persentase rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol: Tabel 4.4 Perbandingan Data Kelas eksperimen dan Kontrol Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
No
Indikator
1 2
Lancar Rinci Rata-rata
Skor Ideal 12 12
Kelas Eksperimen Skor (%) Siswa 325 9,03 75,2 265 7,46 61,34 295 8,24 68,3
Kelas Kontrol Skor Siswa 305 238 271
(%) 8,02 6,26 7,13
66,9 52,2 59,7
39
Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari dua indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang diukur memiliki perbedaan skor. Tiap-tiap indikator diwakili oleh 3 butir soal, dengan skor maksimum 4 dari tiap-tiap butir soal sehingga kedua kelas memiliki skor ideal yang sama yaitu 12. Pada indikator kelancaran (Fluency), persentase pencapaian indikator siswa kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 75,2% Berbanding 66,9%, sedangkan skor rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 9,03 dan untuk kelas kontrol sebesar 8,02. Hal ini menunjukan bahwa siswa kelas eksperimen lebih mampu memberikan banyak ide, jawaban, dan gagasan dalam menyelesaikan masalah dibandingkan siswa kelas kontrol. Pada indikator rinci (Elaboration), persentase pencapaian indikator siswa kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 61,34% untuk kelas eksperimen dan 52,2% untuk kelas kontrol, sedangkan skor rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 7,46 dan untuk kelas kontrol sebesar 6,26. Hal ini menunjukan bahwa siswa kelas eksperimen lebih mampu menguraikan suatu masalah dengan langkah-langkah yang terperinci dibandingkan siswa kelas kontrol. Dalam Tabel 4.4 juga dapat dilihat bahwa persentase terbesar dari pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen ada pada indikator kelancaran yaitu sebesar 75,2% sedangkan persentase pada indikator elaborasi adalah sebesar 61,34%. Begitupun pada kelas kontrol persentase terbesar dari pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematis ada pada indikator kelancaran yaitu sebesar 66,9% sedangkan persentase pada indikator elaborasi adalah sebesar 52,2%. Hal ini disebabkan butir soal pada indikator kelancaran memiliki tingkat kesukaran sedang, sedangkan pada indikator Rinci terdapat salah satu soal yang tingkat kesukarannya sukar. Pencapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat digambarkan dalam diagram perbandingan ketercapaian indikator sebagai berikut:
40
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Lancar
Rinci
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 4.2 Persentase Ketercapaian Indikator Berpikir Kreatif Matematis
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Hasil Uji Normalitas Hasil uji normalitas dari kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
N
Mean
36
68,33
0,05
Sig
Kesimpulan
0,102
Normal
Tabel 4.5, menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) adalah 0,102. Oleh karena itu, dengan membandingkan nilai signifikansi dengan α yang telah ditetapkan sebesar 0,05. maka dapat dilihat bahwa 0,102 > 0,05 atau hasil sig. > , sehingga kesimpulan hipotesis untuk kelas eksperimen adalah terima
0
(retain the
null hypothesis) yang berarti bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dari kelas kontrol disajikan dalam tabel 4.6 sebagai berikut :
41
N
Mean
38
59,74
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol Kesimpulan Sig 0,05
Normal
0,2
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) adalah 0,2. Oleh karena itu, dengan membandingkan nilai signifikansi dengan α yang telah ditetapkan sebesar 0,05. maka dapat dilihat bahwa 0,2 > 0,05 atau hasil sig. > , kesimpulan hipotesis untuk kelas kontrol adalah
terima
0
sehingga
(retain the null
hypothesis) yang berarti bahwa kelas kontrol berdistribusi normal.
2. Hasil Uji Homogenitas
Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 22 menggunakan uji One Way ANOVA adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
Jumlah Sampel
Varians (s2)
Eksperimen
36
134,52
Kontrol
38
Sig
α
Kesimpulan
0,377
0,05
Homogen
181,88
Berdasarkan Tabel 4.7, dengan menggunakan uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) adalah 0,377. Oleh karena itu,dengan membandingkan nilai signifikansi dengan α yang telah ditetapkan sebesar 0,05. maka dapat dilihat bahwa 0,377 > 0,05 atau hasil sig. > , maka kesimpulan dari data diatas adalah varians data kedua kelas sama atau homogen.
3. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan prasyarat menunjukan bahwa data hasil kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, sehingga tahap pengujian hipotesis bisa dilakukan dalam tahap selanjutnya untuk menyimpulkan hipotesis awal yang telah
42
ditentukan dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata kedua kelas tersebut dengan analisis independent sample t- test. Data hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kontrol ditunjukan dalam tabel berikut. Tabel 4.8 Hasil Uji t (Independent Sample Test) Levene’s Test t-test for Equality of Means for Equality of Variances
Equal Variances
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
0.789
0.377
2.945
72
0.004
2.933
69.127
0.005
assumed NILAI
Equal Variances not assumed
Dari hasil pengujian diperoleh nilai sig.(2-tailed) adalah 0,004. Untuk uji 1sisi maka nilai sig.(2-tailed) tersebut haruslah dibagi 2 terlebih dahulu, sehingga nilai signifikansi = 0,002. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka nilai signifikansi = 0,002 < α, yaitu 0,002 < 0,05, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tolak
0
yang berarti bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol. C. Pembahasan Pada penelitian ini diketahui terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis antara kelas Eksperimen yang menerapkan strategi means-ends analysis dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kemampuan berpikir kreatif yang digunakan penulis terdiri dari dua indikator yaitu kelancaran dan kerincian. Untuk lebih jelasnya kemampuan berpikir
kreatif
43
siswa pada setiap indikator dideskripsikan dalam hasil jawaban post tes siswa berikut ini: a. Lancar (Fluency) Indikator lancar yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengemukakan banyak gagasan atau jawaban dalam penyelesaian masalah. Dalam salah satu soal post tes siswa diminta untuk memberikan banyak ide dalam membuat beberapa susunan kotak cokelat, kemudian dapat menghitung luas permukaan susunan-susunan kotak cokelat tersebut. Sebagai gambaran umum berikut disajikan soal dan jawaban siswa kelas eksperimen serta kelas kontrol pada soal nomor satu yang memuat indikator lancar. Paman membeli 12 kotak cokelat untuk hadiah anaknya yang sedang berulang tahun, kotak cokelat tersebut berbentuk balok yang berukuran panjang 6 cm, lebar 5 cm, dan tinggi, 10 cm. Rencananya paman akan membungkus 12 kotak cokelat tersebut dengan kertas kado yang sudah paman beli. Jika kertas kado yang paman beli berukuran (50 cm x 30 cm). a. Buatlah beberapa kemungkinan susunan kotak cokelat yang akan dibungkus dengan kertas kado b. Hitunglah luas permukaan susunan kotak cokelat yang sudah kalian buat c. Susunan manakah yang dapat terbungkus rapi dengan kertas kado yang sudah disediakan
Gambar 4.3 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Lancar
44
Gambar 4.4 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Lancar
Pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 terlihat bahwa siswa kelas eksperimen lebih mampu mencetuskan ide-ide dan gagasannya secara benar dalam membuat beberapa susunan kotak cokelat dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen mampu memberikan banyak variasi jawaban dalam membuat susunan kotak cokelat tersebut, ia mampu memberikan 3 buah susunan yang berbeda disertai dengan uraian jawaban yang tepat dan benar. Sedangkan siswa kelas kontrol tidak bisa memberikan ide-idenya dengan baik, yang pada akhirnya terdapat kesalahan dalam menguraikan jawabannya. Setelah susunan kotak cokelat terbentuk, siswa kelas eksperimen juga mampu menentukan panjang, lebar dan tinggi tiga buah susunan kotak cokelat tersebut dengan benar, sedangkan siswa kelas kontrol kebanyakan dari mereka tidak dapat menentukan panjang, lebar, dan tingginya, sehingga tidak sedikit dari jawaban mereka yang keliru dalam menentukannya. Setelah panjang, lebar, dan tingginya di tentukan, langkah selanjutnya adalah menghitung luas permukaan susunan kotak cokelat yang sudah dibuat, pada tahapan ini kebanyakan dari siswa kelas eksperimen ataupun kelas kontrol mampu menjawabnya dengan benar sesuai dengan panjang, lebar, dan tinggi yang sudah mereka tentukan.
45
Soal yang kedua dalam indikator lancar yaitu membuat kerangka balok, siswa diperintahkan untuk mencari beberapa kemungkinan lebar dan tinggi sebuah balok, jika panjangnya sudah ditentukan terlebih dahulu. Berikut disajikan soal dan jawaban siswa kelas eksperimen serta kelas kontrol pada soal nomor dua yang memuat indikator lancar. Dimas mempunyai kawat sepanjang 72 cm. Dia akan membuat sebuah kerangka balok yang memiliki panjang 8 cm. tentukanlah beberapa kemungkinan ukuran lebar dan tinggi sebuah balok yang dapat Dimas buat
Gambar 4.5 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Lancar
Gambar 4.6 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Lancar
46
Pada Gambar 4.5 dan 4.6 memperlihatkan jawaban siswa kelas eksperimen dan kontrol, siswa dari kedua kelas tersebut mampu memberikan jawaban dengan benar, hal tersebut dapat dilihat dari jawaban siswa dalam menguraikan rumus kerangka baloknya. Hal ini menunjukan bahwa siswa dari kedua kelas mampu untuk memahami situasi permasalahan dengan baik. tetapi dalam menentukan beberapa kemungkinan ukuran lebar dan tingginya, jawaban siswa kelas eksperimen lebih lengkap dibandingkan dengan jawaban siswa kelas kontrol, siswa kelas eksperimen mampu memberikan seluruh kemungkinan jawaban sedangkan siswa kelas kontrol hanya memberikan 5 kemungkinan jawaban. Perbedaan jawaban dari siswa kelas eksperimen dan kontrol disebabkan oleh bedanya perlakuan yang diberikan terhadap kedua kelas tersebut. Siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan menerapkan strategi means-ends analysis dilatih untuk selalu mencetuskan ide-ide dan gagasannya dalam memahami suatu permasalahan yang diberikan. Tahapan mengidentifikasi goal state dan initial state serta tahapan pembentukan dan penyusunan subgoal, adalah dua tahapan strategi means-ends analysis yang melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis pada indikator kelancaran. Dari jawaban tersebut juga menunjukan bahwa rata-rata nilai siswa kelas eksperimen pada indikator lancar lebih tinggi dari pada siswa kelas kontrol. Dari hasil post test diperoleh bahwa skor rata-rata kemampuan berpikir lancar pada kelas eksperimen sebesar 9,03 dengan persentase 75,2 sedangkan pada kelas kontrol skor rata-rata kemampuan berpikir lancar sebesar 8,02 dengan persentase 66,9.
b. Rinci (Elaboration) Indikator rinci yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menguraikan masalah dengan langkah-langkah yang terperinci. Dalam salah satu soal post tes siswa diminta untuk menghitung perbandingan volume prisma segitiga dengan prisma jajar genjang yang tergabung dalam sebuah prisma trapesium. Sebagai gambaran umum berikut disajikan soal dan salah satu jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada soal nomor lima yang memuat indikator rinci.
47
Diketahui sebuah prisma yang dibentuk oleh bidang-bidang sisi berupa dua trapesium yang kongruen ABFE dan DCGH. Jika AB sejajar EF, panjang AE = panjang BF, panjang AB = 2kali panjang EF, panjang AP = panjang PB = panjang DQ = panjang QC, AD ⊥ AB dan EH⊥EF. Maka perbandingan volume prisma APE.DQH dan prisma PBFE.QCGH adalah…
Gambar 4.7 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Rinci
Gambar 4.8 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Rinci
48
Gambar 4.7 adalah contoh dari jawaban siswa kelas eksperimen, ia mampu memahami masalah yang diberikan dengan tepat, terbukti dengan mengetahui adanya dua buah prisma yang tergabung dalam satu bentuk prisma trapesium, yaitu prisma segitiga dan prisma jajar genjang. Namun ia tidak mampu untuk lebih memperincinya, terlihat dari jawaban siswa yang langsung menghitung masingmasing volume dari kedua prisma tersebut, tanpa memberikan pemisalannya terlebih
dahulu,
sehingga
diakhir
jawaban
siswa
kebingungan
untuk
membandingkan kedua volumenya. Pada gambar 4.8 terlihat kekeliruan dari jawaban siswa kelas kontrol dalam memahami permasalahan yang diberikan, ia kesulitan dalam memperinci dan mengembangkan masalah yang diberikan. Sehingga, ia hanya menuliskan apa yang diketahui sesuai petunjuk dari soal dan menggambarkan kembali bentuk prisma trapesium tersebut. Soal kedua dalam indikator rinci yaitu menghitung luas permukaan kolam renang yang terbentuk dari dua buah prisma, siswa diperintahkan untuk menghitung total biaya pembuatan kolam renang tersebut. Sebagai gambaran umum berikut disajikan soal dan salah satu jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memuat indikator rinci.
Gambar berikut ini merupakan sketsa kolam renang untuk dewasa yang akan dibuat disebuah water park. Rencananya bagian dalam kolam renang tersebut akan dipasang keramik yang berukuran 25 cm x 40 cm. Jika satu dus berisi 10 buah keramik dengan harga Rp 70.000. Berapakah total biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli keramik?
49
Gambar 4.9 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Rinci
Gambar 4.10 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Rinci
Pada Gambar 4.9 dan 4.10 menunjukan perbedaan jawaban siswa kelas eksperimen dan kontrol. Siswa kelas eksperimen mampu memahami dan mengembangkan permasalahan yang diberikan dengan benar, hal ini terlihat dari jawaban siswa yang membagi bentuk kolam renang tersebut menjadi dua buah prisma yaitu prisma persegi panjang dan prisma trapesium. Sedangkan jawaban
50
siswa kelas kontrol keliru dalam membagi bentuk kolam renang tersebut, siswa membaginya menjadi prisma persegi panjang dan prisma segitiga. Langkah selanjutnya adalah menghitung luas kedua prisma yang sudah ditentukan, jawaban dari siswa eksperimen ataupun kontrol keduanya keliru dalam menghitung luas bentuk prismanya. Mereka langsung menuliskan dan menghitung rumus luas kedua prisma tersebut tanpa memperhatikan bentuk kolam renangnya terlebih dahulu. Sehingga perhitungan akhir mereka tidak tepat. Perbedaan jawaban dari siswa kelas eksperimen dan kontrol disebabkan oleh bedanya perlakuan yang diberikan. Siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan menerapkan strategi means-ends analysis sudah terlatih dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik. Mereka mampu mengembangkan gagasan atau ideidenya dan dapat memperinci suatu masalah melalui beberapa tahapan yang mereka kembangkan untuk mempermudahnya mencapai tujuan utama dari permasalahan tersebut. Tahapan pembentukan dan penyusunan subgoal serta tahapan pemilihan solusi adalah dua tahapan strategi means-ends analysis yang melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis pada indikator rinci. Dari jawaban tersebut juga menunjukan bahwa rata-rata nilai siswa kelas eksperimen pada indikator rinci lebih tinggi dari pada siswa kelas kontrol. Dari hasil post test diperoleh bahwa skor rata-rata kemampuan memperinci pada kelas eksperimen sebesar 7,46 dengan persentase 61,34 sedangkan pada kelas kontrol skor rata-rata kemampuan berpikir rinci sebesar 6,26 dengan persentase 52,2.
2. Penerapan Strategi Means-Ends Analysis Dalam menerapkan strategi penyelesaian masalah means-ends analysis di kelas eksperimen, memanfaatkan LKS yang berisi soal-soal berbasis masalah dan terdiri dari tahap mengidentifikasi perbedaan antara goal state dan initial state, pembentukan subgoal, dan memilih operator atau solusi. Tahap pertama dalam penerapan strategi means-ends analysis yaitu mengidentifikasi perbedaan goal state dan initial state. Berikut ini ilustrasi yang disajikan dalam LKS beserta hasil pengerjaan siswa pada tahapan ini.
51
Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan Siswa pada Tahap identifikasi goal state dan initial state
Pada Gambar 4.11 siswa mampu memahami masalah dengan baik, sehingga ia dapat mengidentifikasi masalah yang diberikan dengan cara mencari apa saja yang diketahui dan tujuan apa yang hendak dicapai dari permasalahan tersebut. Bermodalkan goal state dan initial state yang sudah ia tulis, selanjutnya siswa harus bisa menggunakan pemahaman konsep yang ia miliki agar dapat mengidentifikasi perbedaan di antara initial state dan goal state. tahap pertama ini melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk dapat mengungkapkan situasi yang terdapat dalam permasalahan yang diberikan serta mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan banyak gagasan terhadap masalah tersebut, sehingga tahapan pertama ini sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif lancar (fluency). Tahapan kedua dan ketiga yaitu membentuk dan menyusun sub tujuan (subgoal). pemilihan solusi. Berikut ini hasil pengerjaan siswa pada tahapan pembentukan subgoal dan pemilihan solusi.
52
Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Siswa pada Tahap Pembentukan Subgoal dan Pemilihan Solusi
Gambar 4.12 menunjukan tahapan siswa dalam mengerjakan soal yang disajikan. Bermodalkan hasil identifikasi perbedaan antara initial state dan goal state, siswa mulai memahami tahapan-tahapan apa saja yang harus dia kerjakan terlebih dahulu agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian terbentuk dan tersusunlah sub tujuan (subgoal) dari permasalahan tersebut. Tahapan ini melatih siswa dalam menuangkan berbagai gagasan dan idenya untuk membentuk beberapa sub-sub tujuan yang dibutuhkan agar bisa menjawab tujuan utama dari permasalahan yang diberikan. Disamping itu, siswa juga diharapkan mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan yang terdapat di dalam masalah yang diberikan. Dengan demikian, tahapan kedua ini sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis kelancaran (Fluency) dan Rinci (Elaboration). Setelah sub-sub tujuan tersusun siswa mulai memikirkan solusi yang tepat untuk mengerjakan dan mengisi masing-masing sub tujuan tersebut. Gambar 4.6 juga menunjukan cara-cara siswa dalam mengerjakan setiap sub-sub tujuan yang sudah terbentuk. pemahaman dan pengetahuan konsep sangat dibutuhkan pada tahapan ini, siswa diharapkan mampu untuk mengkonstruksikan pemahaman-pemahaman konsep yang dimilikinya agar dapat mengerjakan sub-sub tujuan tersebut dengan baik dan benar. langkah terakhir ini dapat melatih kemampuan siswa dalam
53
mengerjakan soal dengan baik, mampu memperinci setiap soal-soal yang diberikan. Dengan demikian indikator yang sesuai dengan tahapan ini adalah rinci (elaboration). Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan penulis, menunjukan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol. Hal ini membuktikan bahwa penerapan strategi means-ends analysis pada pokok pembahasan bangun ruang sisi datar memberikan pengaruh positif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmadiyah, yang menerapkan strategi means-ends analysis terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP. Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menerapkan strategi Means-Ends Analysis (MEA) lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian tersebut menunjukan rata-rata nilai hasil post tes siswa kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menerapkan strategi means-ends analysis yaitu sebesar 65,63 dengan persentase ketercapaian indikator kemampuan bepikir kritisnya sebesar 66%. Sedangkan pada hasil penelitian yang penulis lakukan, ratarata nilai hasil post tes siswa kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menerapkan strategi means-ends analysis yaitu sebesar 68,33 dengan persentase ketercapaian indikator kemampuan bepikir kreatifnya sebesar 68,4%. Dari uraian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran yang menerapkan strategi means-ends analysis dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan belum maksimal. Berbagai upaya telah penulis lakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar memperoleh hasil yang optimal. Walaupun demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.:
54
1. Penelitian ini hanya digunakan pada pokok pembahasan bangun ruang sisi datar saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain 2. Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran berbasis masalah yang diajarkan dengan penerapan strategi means-ends analysis, sehingga peneliti harus lebih membimbing setiap kelompok agar dapat menerapkan dengan baik strategi means-ends analysis. 3. Pengontrolan variabel pada penelitian ini hanya pada aspek kemampuan berpikir kreatif matematis siswa saja, sedangkan untuk aspek lain tidak dilakukan pengontrolan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menerapkan strategi Means-Ends Analysis lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi Means-Ends Analysis lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukan dari ketercapaian indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol, dengan persentase 68,3% untuk kelas eksperimen dan 59,54% untuk kelas kontrol dan
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi sekolah dan pihak guru khususnya guru matematika, hendaknya menggunakan strategi Means-Ends Analysis sebagai alternatif dalam proses pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 2. Bagi yang akan menerapkan strategi Means-Ends Analysis selanjutnya diharapkan memperhatikan alokasi waktu dan bahan ajar, agar tidak menjadi kendala pada proses penelitian dan siswa diingatkan kembali tentang materi/konsep dasar yang mendukung materi yang akan di teliti. 3. Pengontrolan variabel yang diukur dalam penelitian ini hanya pada aspek kemampuan berpikir kreatif matematis, sedangkan aspek lain tidak dikontrol. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melihat pengaruh penggunaan strategi Means-Ends Analysis terhadap kemampuan matematik lainnya dan
55
dapat
56
mempertimbangkan aspek-aspek disposisi matematik seperti minat, sikap, persepsi, dan intelegensi siswa. 4. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, untuk penelitian selanjutnya disarankan dilakukan pada pokok bahasan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Edisi.II, Cet.I, 2012. Eko, Tatag E “Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif”, Surabaya: Unesa University Press, 2008. Hamzah, Ali dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014. Haylock, Derek, “Recognising Mathematical Creativity in Schoolchildren, diunduh dari http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a2.pdf, pada 2 juni 2016. Huda, Miftahul, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Menjadi Mengasyikan dan Bermakna, Bandung: Mizan Learning Center, 2007. Kadir, Statistika Terapan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. I, 2015 Krutetskii, V.A, The Psychology of Mathematical Abilities in Schoolchildren, Chicago: The University of Chicago Press, 1976. La Moma, “Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Pembelajaran Generatif Siswa SMP”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 2012. Mahmudi, Ali, “Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis”, Makalah Konferensi Nasional matematika XV, UNIMA Manado, 2010. Mann, Eric L, “Mathematical Creativity and School Mathematics: Indicator of Mathematical Creativity in Middle School Students”, University of Connecticut, 2005. Matlin, Margaret W, Cognitive Psychology, Asia: WILEY, 2009. Munandar, Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009. Munandar, Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT Grasindo, 1999. Pehkonen, Erkki, “The State-of-Art in Mathematical creativity”, diunduh dari http://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a1.pdf, pada 2 juni 2016.
57
58
PISA 2015, Results: What Student Know and Can Do, OECD Publishing: tt.p, 2015. Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Reed, Stephen K, Kognisi: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2011. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Jakarta: KENCANA Prenadamedia Group, 2014.
Pendidikan,
Schunk, Learning Theories An Educational Perspective, Boston: The University of North Carolina, 2012. Sharma, Yogesh, “Mathematical Giftedness a Creative Scenario”, Journal Mathematic Ramgarhia College of Education, Phagwara India, 2013. Silver, Edward A, “Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing”, diunduh dari http://www.emis.de /journals/ZDM/zdm973a3.pdf, pada 2 juni 2016. Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek, Jakarta: PT Indeks, 2011. Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2011. Sunaryo, Wowo, Taksonomi Berpikir, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
59 Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
1
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung luas permukaan kubus, 2. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan kubus yang berkaitan dengan masalah sehari-hari dengan langkah-langkah yang terperinci D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran menggunakan strategi MEA siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus luas permukaan kubus 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan kubus.
60
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
:
Strategi
: Means Ends Analysis
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (60 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Eksplorasi 1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Setiap kelompok diberikan LKK dan diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya bersama dengan teman sekelompok. 3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengamati
dan
permukaan kubus.
menemukan
kembali
rumus
luas
61
4. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) dalam permasalahan yang terdapat di LKK 5. Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
untuk
mengidentifikasi perbedaan antara initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) sehingga terbentuk current state (keadaan sekarang) 6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun dan melengkapi subgoals yang dibutuhkan dalam permasalahan tersebut sampai tercapainya goal state Elaborasi 1. Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan
dengan
mengikuti
langkah-langkah
penyelesaian dalam LKK dengan arahan dan bimbingan dari guru. 2. Siswa memilih solusi dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok. 3. Siswa membuat kesimpulan mengenai luas permukaan kubus dengan arahan dari guru.
Konfirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Siswa lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. 3. Guru membimbing jalannya diskusi dan
memotivasi
siswa yang lain untuk terlibat akif dalam pembelajaran.
62
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penutup
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya 3. Guru memberikan PR jika terdapat soal dalam Lembar Kerja yang belum diselesaikan.
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VIII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol. 2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen
:
Indikator 1. Menghitung luas permukaan kubus
Soal Keliling alas sebuah kubus adalah 36 cm, tentukanlah luas permukaan kubus tersebut?
63
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan kubus.
Pada acara ulang tahun adik, kaka membeli 6 kotak kue mochi yang dimasukan dalam kerangka bambu berbentuk kubus, dengan panjang rusuk 8 cm. kaka akan membungkus kue mochi tersebut dengan kertas kado agar kelihatan lebih menarik. Ada banyak cara yang dapat kaka lakukan untuk menyusun kuekue mochi dan membungkusnya dengan kertas kado. Buatlah beberapa susunan kue mochi tersebut, dan hitung luas permukaan susunan yang kalian buat ? Susunan manakah yang membutuhkan kertas kado paling hemat ?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
64
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Kota Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
2
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung luas permukaan balok, 2. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan balok yang berkaitan dengan masalah sehari-hari dengan langkah-langkah yang terperinci. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran menggunakan strategi MEA siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus luas permukaan balok 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan balok.
65
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
:
Strategi
: Means Ends Analysis
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (60 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Eksplorasi 1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Setiap kelompok diberikan LKK dan diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya bersama dengan teman sekelompok. 3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengamati
dan
permukaan balok
menemukan
kembali
rumus
luas
66
4. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) dalam permasalahan yang terdapat di LKK 5. Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
untuk
mengidentifikasi perbedaan antara initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) sehingga terbentuk current state (keadaan sekarang) 6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun dan melengkapi subgoals yang dibutuhkan dalam permasalahan tersebut sampai tercapainya goal state
Elaborasi 1. Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan
dengan
mengikuti
langkah-langkah
penyelesaian dalam LKK dengan arahan dan bimbingan dari guru. 2. Siswa memilih solusi dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok. 3. Siswa membuat kesimpulan mengenai luas permukaan balok dengan arahan dari guru.
Konfirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Siswa lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. 3. Guru membimbing jalannya diskusi dan
memotivasi
siswa yang lain untuk terlibat akif dalam pembelajaran.
67
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penutup
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya 3. Guru memberikan PR jika terdapat soal dalam Lembar Kerja yang belum diselesaikan.
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VIII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol. 2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen
:
Indikator 1. Menghitung luas permukaan balok
Soal Perbandingan panjang, lebar, dan tinggi sebuah balok adalah 4 : 3 : 2. Jika luas alas 2. Maka hitunglah balok tersebut 108 luas permukaan balok tersebut?
68
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan balok
Sebuah pabrik minuman akan mengirimkan 1248 minuman kemasan berbentuk balok yang masing-masing berukuruan panjang 7 cm, lebar 6 cm, dan tinggi, 13 cm. minuman kemasan tersebut akan dikemas ke dalam kotak yang lebih besar dan tiap kotak dapat menampung 24 minumam. Karena kotak-kotak besar itu akan dikirim, maka semua kotak besar itu akan dilapisi dengan kertas. Ada beberapa cara untuk menyusun minuman tersebut. Bantulah pegawai pabrik menyusun minuman ke dalam kotak besar dan hitunglah berapa luas permukaan kertas yang dibutuhkan untuk melapisi kotakkotak besar, sesuai dengan susunan minuman yang kalian buat?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Kota Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
3
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung luas permukaan prisma, 2. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan prisma yang berkaitan dengan masalah sehari-hari dengan langkah-langkah yang terperinci. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran menggunakan strategi MEA siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus luas permukaan prisma, 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan prisma.
70
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
:
Strategi
: Means Ends Analysis
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (60 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Eksplorasi 1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Setiap kelompok diberikan LKK dan diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya bersama dengan teman sekelompok. 3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengamati
dan
permukaan prisma.
menemukan
kembali
rumus
luas
71
4. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) dalam permasalahan yang terdapat di LKK 5. Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
untuk
mengidentifikasi perbedaan antara initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) sehingga terbentuk current state (keadaan sekarang) 6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun dan melengkapi subgoals yang dibutuhkan dalam permasalahan tersebut sampai tercapainya goal state
Elaborasi 1. Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan
dengan
mengikuti
langkah-langkah
penyelesaian dalam LKK dengan arahan dan bimbingan dari guru. 2. Siswa memilih solusi dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok. 3. Siswa membuat kesimpulan mengenai luas permukaan prisma dengan arahan dari guru.
Konfirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Siswa lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. 3. Guru membimbing jalannya diskusi dan
memotivasi
siswa yang lain untuk terlibat akif dalam pembelajaran.
72
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penutup
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya 3. Guru memberikan PR jika terdapat soal dalam Lembar Kerja yang belum diselesaikan.
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VIII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol. 2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen
:
Indikator 1. Menghitung luas permukaan prisma
Soal Sebuah prisma alasnya berbentuk belah ketupat yang memiliki keliling 40 cm dan salah satu diagonalnya 16 cm. tentukan tinggi prisma jika luas permukaannya adalah 672 2.
73
2. Menyelesaikan masalah Gambar dibawah ini merupakan sketsa kolam matematika yang berkaitan renang yang akan di buat pak Rahmat. Kolam dengan luas permukaan Prisma renang tersebut mempunyai ukuran panjang 10 m, lebar 4 m, bagian terdalam 2 m, serta bagian paling dangkal 1 m. Bagian dalam kolam renang akan dilapisi keramik yang berukuran 25 cm x 40 cm. Jika tiap dus berisi 10 buah keramik, berapa dus keramik yang dibutuhkan pak rahmat?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Kota Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
4
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung luas permukaan limas, 2. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan limas yang berkaitan dengan masalah sehari-hari dengan langkah-langkah yang terperinci. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran menggunakan strategi MEA siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus luas permukaan limas, 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan limas.
75
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
:
Strategi
: Means Ends Analysis
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (60 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Eksplorasi 1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Setiap kelompok diberikan LKK dan diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya bersama dengan teman sekelompok. 3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengamati
dan
permukaan limas.
menemukan
kembali
rumus
luas
76
4. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) dalam permasalahan yang terdapat di LKK 5. Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
untuk
mengidentifikasi perbedaan antara initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) sehingga terbentuk current state (keadaan sekarang) 6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun dan melengkapi subgoals yang dibutuhkan dalam permasalahan tersebut sampai tercapainya goal state
Elaborasi 1. Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan
dengan
mengikuti
langkah-langkah
penyelesaian dalam LKK dengan arahan dan bimbingan dari guru. 2. Siswa memilih solusi dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok. 3. Siswa membuat kesimpulan mengenai luas permukaan limas dengan arahan dari guru.
Konfirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Siswa lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. 3. Guru membimbing jalannya diskusi dan
memotivasi
siswa yang lain untuk terlibat akif dalam pembelajaran.
77
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penutup
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya 3. Guru memberikan PR jika terdapat soal dalam Lembar Kerja yang belum diselesaikan.
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VIII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol. 2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen
:
Indikator 1. Menghitung luas permukaan limas
Soal Gambar dibawah ini menunjukan sebuah kubus dengan panjang rusuk 5 cm yang dipotong sehingga salah satu bagiannya berbentuk limas segitiga. Tentukan luas luas permukaan kedua bangun hasil perpotongannya
78
2. Menyelesaikan masalah matematika Joni bekerja di perusahaan arsitek ternama yang berkaitan dengan luas di Jakarta, ia mendapat proyek sebuah permukaan limas bangunan berbentuk limas segiempat. Seluruh bangunan tersebut terbuat dari kaca tebal dengan beralaskan keramik, dari pemesan menginginkan tinggi bangunan tersebut adalah 30 meter sedangkan lantai nya memiliki ukuran panjang rusuk 32 meter. Rencananya bangunan tersebut akan dikeramik dengan keramik persegi berukuran 80 cm x 80 cm. Jika harga kaca tebal adalah Rp. 200.000,-/m2 dan harga keramik Rp. 240.000,-/8 buah. Berapakah biaya yang dibutuhkan Joni?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Kota Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
5
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung volume kubus, 2. Menyelesaikan soal-soal volume kubus yang berkaitan dengan masalah seharihari dengan langkah-langkah yang terperinci. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran menggunakan strategi MEA siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus volume kubus, 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume kubus.
80
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
:
Strategi
: Means Ends Analysis
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (60 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Eksplorasi 1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Setiap kelompok diberikan LKK dan diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya bersama dengan teman sekelompok. 3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengamati dan menemukan kembali rumus volume kubus.
81
4. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) dalam permasalahan yang terdapat di LKK 5. Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
untuk
mengidentifikasi perbedaan antara initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) sehingga terbentuk current state (keadaan sekarang) 6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun dan melengkapi subgoals yang dibutuhkan dalam permasalahan tersebut sampai tercapainya goal state
Elaborasi 1. Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan
dengan
mengikuti
langkah-langkah
penyelesaian dalam LKK dengan arahan dan bimbingan dari guru. 2. Siswa memilih solusi dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok. 3. Siswa membuat kesimpulan mengenai volume kubus dengan arahan dari guru.
Konfirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Siswa lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. 3. Guru membimbing jalannya diskusi dan
memotivasi
siswa yang lain untuk terlibat akif dalam pembelajaran.
82
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penutup
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya 3. Guru memberikan PR jika terdapat soal dalam Lembar Kerja yang belum diselesaikan.
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VIII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol. 2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen
:
Indikator 1. Menghitung volume kubus
Soal Hitunglah volume awal kubus jika perbandingan rusuk kubus awal dan akhir sebesar 3:5, dan besar volume akhir 3.375 3!
83
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume kubus
Pak Andi ingin memperbesar bak mandi yang berbentuk kubus agar dapat menampung air lebih banyak. Bak mandi semula dapat menampung 1728 liter air. Pak Andi memperbesar ukuran masingmasing bagian dalam bak mandi menjadi 1 1 2
kali dari ukuran semula. Berapakah
voume air bak mandi yang baru ?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Kota Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
6
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung volume balok, 2. Menyelesaikan soal-soal volume balok yang berkaitan dengan masalah seharihari dengan langkah-langkah yang terperinci. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran menggunakan strategi MEA siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus volume balok, 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume balok.
85
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
:
Strategi
: Means Ends Analysis
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (60 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Eksplorasi 1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Setiap kelompok diberikan LKK dan diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya bersama dengan teman sekelompok. 3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengamati dan menemukan kembali rumus volume balok.
86
4. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) dalam permasalahan yang terdapat di LKK 5. Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
untuk
mengidentifikasi perbedaan antara initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) sehingga terbentuk current state (keadaan sekarang) 6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun dan melengkapi subgoals yang dibutuhkan dalam permasalahan tersebut sampai tercapainya goal state
Elaborasi 1. Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan
dengan
mengikuti
langkah-langkah
penyelesaian dalam LKK dengan arahan dan bimbingan dari guru. 2. Siswa memilih solusi dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok. 3. Siswa membuat kesimpulan mengenai volume balok dengan arahan dari guru.
Konfirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Siswa lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. 3. Guru membimbing jalannya diskusi dan
memotivasi
siswa yang lain untuk terlibat akif dalam pembelajaran.
87
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penutup
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya 3. Guru memberikan PR jika terdapat soal dalam Lembar Kerja yang belum diselesaikan.
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VIII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol. 2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen
:
Indikator 1. Menghitung volume balok
Soal Jika sebuah balok memiliki volume 100 3, berapakah ukuran panjang, lebar dan tinggi balok yang mungkin dengan panjang > lebar > tinggi. Dan tentukanlah
88
ukuran balok tersebut yang memiliki luas permukaan terbesar ? 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume balok
Hari ini di Kota Bekasi akan ada pemadaman listrik secara bergilir. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Anjar telah membeli lilin berbentuk balok yang tingginya 15 cm, bagian bawah lilin tersebut berbentuk persegi dengan ukuran 2 cm dan lilin tersebut akan terbakar habis 3 tiap 2 menit. Jika pemadaman itu 1 berlangsung selama 6 jam. Berapakah lilin yang dibutuhkan Anjar sampai listrik menyala kembali ?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Kota Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
7
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung volume prisma, 2. Menyelesaikan soal-soal volume prisma yang berkaitan dengan masalah seharihari dengan langkah-langkah yang terperinci. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran menggunakan strategi MEA siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus volume prisma, 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume prisma.
90
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
:
Strategi
: Means Ends Analysis
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (60 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Eksplorasi 1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Setiap kelompok diberikan LKK dan diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya bersama dengan teman sekelompok. 3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengamati dan menemukan kembali rumus volume prisma.
91
4. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) dalam permasalahan yang terdapat di LKK 5. Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
untuk
mengidentifikasi perbedaan antara initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) sehingga terbentuk current state (keadaan sekarang) 6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun dan melengkapi subgoals yang dibutuhkan dalam permasalahan tersebut sampai tercapainya goal state
Elaborasi 1. Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan
dengan
mengikuti
langkah-langkah
penyelesaian dalam LKK dengan arahan dan bimbingan dari guru. 2. Siswa memilih solusi dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok. 3. Siswa membuat kesimpulan mengenai volume prisma dengan arahan dari guru.
Konfirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Siswa lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. 3. Guru membimbing jalannya diskusi dan
memotivasi
siswa yang lain untuk terlibat akif dalam pembelajaran.
92
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penutup
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya 3. Guru memberikan PR jika terdapat soal dalam Lembar Kerja yang belum diselesaikan.
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VIII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol. 2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen
:
Indikator 1. Menghitung volume prisma
Soal Volume prisma tegak segitiga siku-siku 3. Tentukanlah beberapa adalah 64 kemungkinan ukuran alas dan tinggi prisma tersebut ?
2. Menyelesaikan masalah matematika Sebuah tangki berbentuk prisma tegak yang berkaitan dengan volume prisma dengan alas berupa belah ketupat yang
93
memiliki panjang sisi 50 cm dan panjang salah satu diagonalnya 60 cm, tinggi tangki tersebut 150 cm. tangki tersebut akan diisi penuh dengan bensin yang harga per liternya Rp 6.000. tentukan total biaya yang harus dikeluarkan untuk mengisi penuh tangki tersebut ?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Kota Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
8
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung volume limas, 2. Menyelesaikan soal-soal volume limas yang berkaitan dengan masalah seharihari dengan langkah-langkah yang terperinci. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran menggunakan strategi MEA siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus volume limas, 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume limas.
95
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
:
Strategi
: Means Ends Analysis
Metode
: Diskusi kelompok, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti (60 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Eksplorasi 1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. 2. Setiap kelompok diberikan LKK dan diperintahkan oleh guru untuk mengerjakannya bersama dengan teman sekelompok. 3. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengamati dan menemukan kembali rumus volume limas.
96
4. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menentukan initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) dalam permasalahan yang terdapat di LKK 5. Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
untuk
mengidentifikasi perbedaan antara initial state (keadaan awal) dan goal state (tujuan) sehingga terbentuk current state (keadaan sekarang) 6. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyusun dan melengkapi subgoals yang dibutuhkan dalam permasalahan tersebut sampai tercapainya goal state.
Elaborasi 1. Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan
dengan
mengikuti
langkah-langkah
penyelesaian dalam LKK dengan arahan dan bimbingan dari guru. 2. Siswa memilih solusi dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok. 3. Siswa membuat kesimpulan mengenai volume limas dengan arahan dari guru.
Konfirmasi 1. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Siswa lain mendengarkan dan menanggapi hasil pekerjaan temannya. 3. Guru membimbing jalannya diskusi dan
memotivasi
siswa yang lain untuk terlibat akif dalam pembelajaran.
97
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Fase/ Tahapan
Kegiatan Pembelajaran 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penutup
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya 3. Guru memberikan PR jika terdapat soal dalam Lembar Kerja yang belum diselesaikan.
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VIII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan Tulis dan Spidol. 2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen
:
Indikator 1. Menghitung volume limas
Soal Suatu limas yang alasnya berbentuk 3. persegi mempunyai volume 729 Buatlah beberapa kemungkinan ukuran alas dan tinggi limas tersebut?
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume limas
Andi mempunyai alat peraga limas belah ketupat dengan panjang diagonal-
98
diagonalnya 10 cm dan 15 cm. tinggi limas adalah 18 cm. jika diagonal-diagonal alasnya maupun tingginya diperbesar 3 kali, tentukan perbandingan volume limas sebelum dan sesudah diperbesar ?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
Lampiran 2
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
1
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung luas permukaan kubus, 2. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan kubus yang berkaitan dengan masalah sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus luas permukaan kubus 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan kubus.
100
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar F. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan mengenai penurunan rumus luas permukaan kubus. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menentukan luas permukaan kubus dengan memberikan contoh soal. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 2. Siswa bersama dengan guru melakukan pembahasan soal-soal yang sudah dikerjakan dengan meminta beberapa perwakilan siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya didepan kelas.. Konfirmasi 1. Siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 2. Guru memberikan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan pemahaman siswa. c. Kegiatan Akhir (10 menit)
101
1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru memberikan PR dari buku pegangan siswa. H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTskelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011) I. Media dan Alat Pembelajaran Papan Tulis dan Spidol. J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tertulis
Bentuk Instrumen
: Uraian
Indikator 1. Menghitung luas permukaan kubus
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan kubus.
Soal Keliling alas sebuah kubus adalah 24 cm, tentukanlah luas permukaan kubus tersebut? ayah akan mengecat bak kamar mandi dirumahnya, bak tersebut berbentuk kubus dengan panjang sisi 1 m. berapakah luas permukaan bak yang harus ayah cat?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
2
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung luas permukaan balok, 2. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan balok yang berkaitan dengan masalah sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus luas permukaan balok 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan balok.
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
103
F. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan mengenai penurunan rumus luas permukaan balok. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menentukan luas permukaan balok dengan memberikan contoh soal. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 2. Siswa bersama dengan guru melakukan pembahasan soal-soal yang sudah dikerjakan dengan meminta beberapa perwakilan siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya didepan kelas.. Konfirmasi 1. Siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 2. Guru memberikan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan pemahaman siswa. c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
104
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru memberikan PR dari buku pegangan siswa. H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTskelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran Papan Tulis dan Spidol.
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tertulis
Bentuk Instrumen
: Uraian
Indikator 1. Menghitung luas permukaan balok
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan balok.
Soal panjang, lebar, dan tinggi sebuah balok berturut-turut adalah 10 cm, 6 cm, dan 8 cm. tentukanlah luas permukaan balok tersebut? Budi akan membungkus sebuah kue cokelat buat hadiah adiknya. Kue cikelat tersebut dimasukan kedalam dus yang berukuran panjang 32 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 12 cm. hitunglah kertas kado yang dibutuhkan Budi
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
3
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung luas permukaan prisma, 2. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan prisma yang berkaitan dengan masalah sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus luas permukaan prisma 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan prisma.
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
106
F. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan mengenai penurunan rumus luas permukaan prisma. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menentukan luas permukaan prisma dengan memberikan contoh soal. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 2. Siswa bersama dengan guru melakukan pembahasan soal-soal yang sudah dikerjakan dengan meminta beberapa perwakilan siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya didepan kelas.. Konfirmasi 1. Siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 2. Guru memberikan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan pemahaman siswa. c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
107
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru memberikan PR dari buku pegangan siswa. H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTskelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran Papan Tulis dan Spidol.
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tertulis
Bentuk Instrumen
: Uraian
Indikator 1. Menghitung luas permukaan prisma
Soal Diketahui prisma segiempat dengan panjang alas 8 cm, dan tinggi prisma 16 cm. hitunglah luas prisma tersebut?
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan prisma.
Atap sebuah rumah berbentuk prisma segitiga, jika ukuran alas dan tinggi segitiga berturut-turut 12 cm dan 5 cm. dan tinggi prisma tersebut 16 cm. hitunglah luas permukaan atap rumah tersebut?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
108
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
4
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung luas permukaan limas, 2. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan limas yang berkaitan dengan masalah sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus luas permukaan limas 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan limas.
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
109
F. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyiapkan diri untuk siap menerima pelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan mengenai penurunan rumus luas permukaan limas. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menentukan luas permukaan limas dengan memberikan contoh soal. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 2. Siswa bersama dengan guru melakukan pembahasan soal-soal yang sudah dikerjakan dengan meminta beberapa perwakilan siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya didepan kelas.. Konfirmasi 1. Siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 2. Guru memberikan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan pemahaman siswa. c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
110
2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru memberikan PR dari buku pegangan siswa. H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTskelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011) I. Media dan Alat Pembelajaran Papan Tulis dan Spidol. J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tertulis
Bentuk Instrumen
: Uraian
Indikator 1. Menghitung luas permukaan limas
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas permukaan limas.
Soal Diketahui limas segiempat, dengan tinggi bidang tegak 4 cm, panjang alas 6 cm, dan tinggi limas 14 cm. hitunglah luas permukaan limas tersebut? Atap sebuah pendopo berbentuk limas segiempat, jika tinggi atap pendopo tersebut 80 cm, panjang alasnya 8 cm dan tinggi bidang tegaknya 6 cm. hitunglah luas permukaan atap pendopo tersebut?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
5
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung volume kubus, 2. Menyelesaikan soal-soal volume kubus yang berkaitan dengan masalah seharihari. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus volume kubus 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume kubus
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
112
G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan mengenai penurunan rumus volume kubus. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menentukan volume kubus dengan memberikan contoh soal. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 2. Siswa bersama dengan guru melakukan pembahasan soal-soal yang sudah dikerjakan dengan meminta beberapa perwakilan siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya didepan kelas.. Konfirmasi 1. Siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 2. Guru memberikan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan pemahaman siswa. c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru memberikan PR dari buku pegangan siswa.
113
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTskelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran Papan Tulis dan Spidol.
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tertulis
Bentuk Instrumen
: Uraian
Indikator 1. Menghitung volume kubus
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume kubus.
Soal Diketahui luas sebuah kubus adalah 96 cm. hitunglah volume kubus tersebut? sebuah bak kamar mandi yang berbentuk kubus, akan diisi penuh air. Jika ukuran panjang bak tersebut 89 cm. hitunglah volume air yang dapat ditampung oleh bak tersebut?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
6
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung volume balok, 2. Menyelesaikan soal-soal volume balok yang berkaitan dengan masalah seharihari. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus volume balok 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume balok
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
115
G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan mengenai penurunan rumus volume balok. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menentukan volume balok dengan memberikan contoh soal. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 2. Siswa bersama dengan guru melakukan pembahasan soal-soal yang sudah dikerjakan dengan meminta beberapa perwakilan siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya didepan kelas.. Konfirmasi 1. Siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 2. Guru memberikan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan pemahaman siswa. c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru memberikan PR dari buku pegangan siswa.
116
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTskelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran Papan Tulis dan Spidol.
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tertulis
Bentuk Instrumen
: Uraian
Indikator 1. Menghitung volume balok
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume balok.
Soal Diketahui luas sebuah balok adalah 108 cm. jika tingi dan lebar balok tersebut berturut-turut 4 cm dan 3 cm. hitunglah volume balok tersebut? sebuah bak kamar mandi yang berbentuk balok, akan diisi penuh air. Jika ukuran panjang, lebar, dan tinggi bak berturutturut 80 cm, 40 cm, dan 99 cm. hitunglah volume air yang dapat ditampung oleh bak tersebut?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
7
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung volume prisma, 2. Menyelesaikan soal-soal volume prisma yang berkaitan dengan masalah seharihari. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus volume prisma 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume prisma
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
118
G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan mengenai penurunan rumus volume prisma. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menentukan volume prisma dengan memberikan contoh soal. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 2. Siswa bersama dengan guru melakukan pembahasan soal-soal yang sudah dikerjakan dengan meminta beberapa perwakilan siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya didepan kelas.. Konfirmasi 1. Siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 2. Guru memberikan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan pemahaman siswa. c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru memberikan PR dari buku pegangan siswa.
119
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTskelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran Papan Tulis dan Spidol.
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tertulis
Bentuk Instrumen
: Uraian
Indikator 1. Menghitung volume prisma
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume prisma.
Soal Diketahui alas sebuah prisma trapesium sama kaki mempunyai ukuran panjang garis sejajar 14 cm dan 19 cm, tinggi trapesium 10 cm, dan tinggi prisma tersebut 24 cm. hitunglah volume prisma tersebut? Ayah akan membuat sebuah kolam renang untuk anaknya, kolam renang tersebut berbentuk prisma segi empat. Jika kolam renang tersebut mempunyai kedalaman 1 m dengan panjang 5 m, dan lebar nya 3 m. hitunglah volume air yang dapat ditampung kolam tersebut?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
SEKOLAH
: SMP Negeri 39 Bekasi
MATA PELAJARAN
: Matematika
KELAS/ SEMESTER
: VIII (Delapan)/Ganjil
TAHUN AJARAN
: 2016/ 2017
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 menit
PERTEMUAN
A. Standar Kompetensi
8
:
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
:
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
:
1. Menghitung volume limas, 2. Menyelesaikan soal-soal volume limas yang berkaitan dengan masalah seharihari. D. Tujuan Pembelajaran
:
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan rumus volume limas 2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume limas.
E. Materi Ajar Bangun ruang sisi datar
F. Metode Pembelajaran
: Ekspositori
121
G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit) 1. Guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Siswa diberikan motivasi oleh guru dengan diberitahukan manfaat dari materi pelajaran yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi 1. Guru memberikan penjelasan mengenai penurunan rumus volume limas. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai cara menentukan volume limas dengan memberikan contoh soal. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 2. Siswa bersama dengan guru melakukan pembahasan soal-soal yang sudah dikerjakan dengan meminta beberapa perwakilan siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya didepan kelas.. Konfirmasi 1. Siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami 2. Guru memberikan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan pemahaman siswa. c. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi, dan mereview kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru memberikan PR dari buku pegangan siswa.
122
H. Sumber Belajar 1. Dame Rosida Manik. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2009) 2. J. Dris Tasari. Matematika Untuk SMP dan MTskelas VII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta, 2011)
I. Media dan Alat Pembelajaran Papan Tulis dan Spidol.
J. Penilaian Teknik Instrumen
: Tertulis
Bentuk Instrumen
: Uraian
Indikator 1. Menghitung volume limas
2. Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan volume limas.
Soal Diketahui alas sebuah limas persegi dengan panjang sisi 17 cm. jika tinggi limas tersebut 34 cm. hitunglah volume limas tersebut? Atap sebuah pendopo berbentuk limas segitiga, jika alas dan sisi bidang tegaknya berukuran 10 cm cm dan 13 cm. serta tinggi limasnya 32 cm. hitunglah volume atap pendopo tersebut?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Anton Hilmansyah
Lampiran 3
123
LEMBAR KERJA KELOMPOK 1
Tujuan Pembelajaran: a. Menentukan
rumus
luas
permukaan
kubus, b. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan kubus yang berkaitan dengan masalah sehari-hari.
Kel : 1. 2. 3. 4. 5.
Menemukan Rumus Luas Permukaan Kubus Untuk dapat menentukan rumus luas permukaan kubus, perhatikan langkah-langkah berikut ini! Perhatikan kubus ABCD.EFGH, dan salah satu jaring-jaringnya di bawah ini!
Dari jaring-jaring kubus di atas, kita bisa mengetahui bidang sisi kubus itu berbentuk , kubus memeiliki
sisi yang sama besar.
Oleh karena itu, luas permukaan kubus adalah ……………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
124
Jika dimisalkan panjang sisi kubus ABCD.EFGH adalah s, maka: Luas persegi 1 =
s
x
s = ………
Luas persegi 4 = …………x………….= ……..
Luas persegi 2 = …………x…… = ………
Luas persegi 5 = …………x………….= ……..
Luas persegi 3 = …………x…… = ………
Luas persegi 6 = …………x………….= ……..
Luas permukaan kubus = Luas persegi 1 + Luas persegi 2 + Luas persegi 3 + Luas persegi 4 + Luas persegi 5 + Luas persegi 6 =.........+.........+.........+.........+.........+......... = .......... x .........
RUMUS LUAS PERMUKAAN KUBUS = …… X ……
Masalah Pada acara ulang tahun adik, kaka membeli 6 kotak kue mochi
yang
dimasukan
dalam
kerangka
bambu
berbentuk kubus, dengan panjang rusuk 8 cm. kaka akan membungkus kue mochi tersebut dengan kertas kado agar kelihatan lebih menarik. Ada banyak cara yang dapat kaka lakukan untuk menyusun kue-kue mochi dan membungkusnya dengan kertas kado. Buatlah beberapa susunan kue mochi tersebut, dan hitung luas permukaan susunan yang kalian buat ?
125 Solusi
TUJUAN
Permasalahan apa yang ingin dipecahkan dalam soal yang diberikan ? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… Informasi apa yang kalian dapatkan dari permasalahan tersebut ?
DIKETAHUI
………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. Identifikasi perbedaan antara Tujuan Masalah dan Informasi yang diketahui ?
Susunan Kotak mochi belum diketahui Sub Tujuan
1. Sub Tujuan 1
: Membuat susunan kotak mochi
Tujuan
: …………………………………………………………….
Perbedaan
: Luas permukaan susunan kotak mochi belum diketahui
2. Sub Tujuan 2
: Menghitung Luas permukaan susunan kotak mochi
Tujuan
: Menghitung Luas permukaan susunan kotak mochi
Perbedaan
: …………………………………………
TUJUAN AKHIR
:
Latihan 1. Ayah ingin melapisi bagian dalam bak kamar mandi dengan sebuah keramik, bak kamar mandi tersebut berbentuk sebuah kubus dengan panjang sisi 1 m, jika keramik
yang
126 digunakan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm x 20 cm, dengan harga Rp. 12.000 per keramik. Hitunglah biaya yang harus dikeluarkan ayah untuk membeli keramik tersebut? 2. Deni diberi tugas oleh gurunya untuk membuat alat peraga kubus, Ia berencana membuat alat peraga seperti gambar disamping dengan ukuran panjang rusuk 20 cm, alat peraganya terbuat dari batang alumunium dan kertas karton, Deni akan membuat 3 buah alat peraga tersebut. Deni memiliki karton yang luas nya 0,5 m x 1 m, dan batang alumunium dengan panjang 5 m. Berapakah total karton dan batang alumunium untuk membuat 3 buah alat peraga tersebut? Cukupkah persediaan karton dan batang alumunium yang Deni miliki?
127
LEMBAR KERJA KELOMPOK 2 Tujuan Pembelajaran: a. Menentukan rumus luas permukaan balok
1.
b. Menyelesaikan permukaan
Kel :
balok
soal-soal yang
dengan masalah sehari-hari
luas
berkaitan
2. 3. 4.
Menemukan Rumus Luas Permukaan Balok Untuk dapat menentukan rumus luas permukaan balok perhatikan langkah-langkah berikut ini! Perhatikan balok ABCD.EFGH, dan salah satu jaring-jaringnya di bawah ini!
128
Perhatikan jaring-jaring balok tersebut. Jika p = Panjang balok, l = lebar balok, dan t = tinggi balok, maka Luas persegi panjang 1 = p x …….= p l
Luas persegi panjang 4 =……………
Luas persegi panjang 2 = …… x t =……….
Luas persegi panjang 5 =……………
Luas persegi panjang 3 = …....x..... .= p t
Luas persegi panjang 6 =……………
Luas Permukaan Balok
= L1 + L2 + L3 + L4 + L5 + L6 =…..……+…..……+…..……+…..……+…..……+…..…… = 2 (…………) + 2(…………..) + 2(…………..) = 2 (………….+…………..+……………)
Sebuah pabrik minuman akan mengirimkan 1248 minuman kemasan berbentuk balok yang masing-masing berukuruan panjang 7 cm, lebar 6 cm, dan tinggi, 13 cm. minuman kemasan tersebut akan dikemas ke dalam kotak yang lebih besar dan tiap kotak dapat menampung 24 minumam. Karena kotak-kotak besar itu akan dikirim, maka semua kotak besar itu akan dilapisi dengan kertas. Ada beberapa cara untuk menyusun minuman tersebut. Bantulah pegawai pabrik menyusun minuman ke dalam kotak besar dan hitunglah berapa luas permukaan kertas yang dibutuhkan untuk melapisi kotak-kotak besar, sesuai dengan susunan minuman yang kalian buat?
TUJUAN Permasalahan apa yang ingin dipecahkan dalam soal yang diberikan ? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… DIKETAHUI Informasi apa yang kalian dapatkan dari permasalahan tersebut ? ………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………..
129
Identifikasi perbedaan antara Tujuan Masalah dan Informasi yang diketahui ? …………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………….. Sub Tujuan
1. Sub Tujuan 1
: Membuat susunan minuman
Tujuan
: ……………………………………………………………..
Perbedaan
: luas permukaan susunan minuman belum diketahui
2. Sub Tujuan 2
: ………………………………………………………………….
Tujuan
: ………………………………………………………………….
Perbedaan
: ………………………………………………………………..
TUJUAN AKHIR
:
Latihan 1. Perbandingan panjang, lebar, dan tinggi sebuah balok adalah 4 : 3 : 2. Jika luas alas balok tersebut 108
2. Maka hitunglah luas permukaan balok tersebut?
2. Paman akan membuat kolam renang berbentuk balok. Panjang dan lebar kolam renang berturut-turut adalah 10 m dan 4 m. kolam renang tersebut memiliki kedalaman 2 meter. Bagian dalam kolam renang akan dilapisi keramik berukuran 25 cm x 40 cm. jika tiap dus berisi 5 buah keramik, dan harga 1 dus keramik Rp 65.000. Hitunglah jumlah biaya yang diperlukan paman ?
130
LEMBAR KERJA KELOMPOK 3
Tujuan Pembelajaran: a. Menentukan
rumus
luas
Kel :
permukaan
1.
prisma,
2.
b. Menyelesaikan soal-soal luas permukaan prisma yang berkaitan dengan masalah
3.
sehari-hari.
4.
Menemukan Rumus Luas Permukaan Prisma Untuk dapat menentukan rumus luas permukaan prisma perhatikan langkah-langkah berikut ini! Perhatikan prisma segitiga siku-siku dan salah satu jaring-jaringnya di bawah ini!
L2
L3
L4
L5
L1 Jaring-jaring tersebut terbentuk dari 3 buah persegi panjang dan 2 buah segitiga sikusiku. Tentukanlah luas masing-masing bidang tersebut
Luas 1 = ……
Luas 3 =…… x t
Luas 2 = ……
Luas 4 = a x ….
Luas 5 = ….x…… Luas permukaan prisma =……….…. +……..……+ ( b x…..) + (…...x t ) + ( c x..…) = 2 x luas
+ ( a + b + c ) x t
= (2 x ………..……..) + (keliling alas x ………….. prisma)
131
Masalah 1 Pada acara perkemahan nusantara, Adi dan Budi bertugas untuk mendirikan sebuah tenda, jika tenda tersebut Berukuran tinggi 2 m, panjang 4 m, dan lebar 3 m. Hitunglah luas permukaan kain yang menutupi tenda?
TUJUAN Permasalahan apa yang ingin dipecahkan dalam soal yang diberikan ? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… Informasi apa yang kalian dapatkan dari permasalahan tersebut ?
DIKETAHUI
………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. Identifikasi perbedaan antara Tujuan Masalah dan Informasi yang diketahui ?
Sisi segitiga belum diketahui Sub Tujuan
1. Sub Tujuan 1
: ………………………………………………………………….
Tujuan
: ………………………………………………………………….
Perbedaan
: luas permukaan tenda belum diketahui
2. Sub Tujuan 2
Tujuan
: Menghitung luas permukaan tenda
:
132 Perbedaan
:
TUJUAN AKHIR
:
Latihan 1. Sebuah prisma alasnya berbentuk belah ketupat yang memiliki keliling 40 cm dan salah satu diagonalnya 16 cm. tentukan tinggi prisma jika luas permukaannya adalah 672 2
2. Gambar disamping merupakan sketsa kolam renang yang akan di buat pak Rahmat. Bagian dalam kolam renang tersebut akan dilapisi keramik yang berukuran 25 cm x 40 cm. Jika
2m
tiap dus berisi 10 buah keramik, berapa dus
1m
keramik yang dibutuhkan pak rahmat? 4m
10 m
133
LEMBAR KERJA KELOMPOK 4
Tujuan Pembelajaran:
Kel :
a. Menentukan rumus luas permukaan
1.
limas,
2.
b. Menyelesaikan soal-soal luas
3.
permukaan limas yang berkaitan
4.
dengan masalah sehari-hari.
5.
Menemukan Rumus Luas Permukaan Limas Untuk dapat menentukan rumus luas permukaan Limas perhatikan langkah-langkah berikut ini! Perhatikan Limas persegi dan salah satu jaring-jaringnya di bawah ini!
D
t C
D A
L5
L1
L4
L2 B
A
B
C
L3 jaring-jaring limas persegi di atas, terbentuk dari satu ………………. dan empat……………………. Luas permukaan limas
= Luas 1 + Luas 2 + Luas 3 + Luas 4 + Luas 5
**Luas 1 = luas
ABCD
**luas 4 = ………………..
**Luas 2 = luas
……….
**luas 5 = …………………
**Luas 3 = ……………………… Luas permukaan limas = luas alas + (luas
……. + luas
………+ luas
= ………………. + jumlah luas semua segitiga tegak
………+ luas
…….)
134
Masalah
Joni bekerja di perusahaan arsitek ternama di Jakarta, ia mendapat proyek sebuah bangunan berbentuk limas segiempat. Seluruh bangunan tersebut terbuat dari kaca tebal dengan beralaskan keramik, dari pemesan menginginkan tinggi bangunan tersebut adalah 30 meter sedangkan lantai nya memiliki ukuran panjang rusuk 32 meter. Rencananya bangunan tersebut akan dikeramik dengan keramik persegi berukuran 80 cm x 80 cm. Jika harga kaca tebal adalah Rp. 200.000,-/m2 dan harga keramik Rp. 240.000,-/8 buah. Berapakah biaya yang dibutuhkan Joni?
TUJUAN Permasalahan apa yang ingin dipecahkan dalam soal yang diberikan ? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… Informasi apa yang kalian dapatkan dari permasalahan tersebut ?
DIKETAHUI
………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. Identifikasi perbedaan antara Tujuan Masalah dan Informasi yang diketahui ? …………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………….
Sub Tujuan
1. Sub Tujuan 1
: ………………………………………………………………….
135 Tujuan
:
Perbedaan
:
2. Sub Tujuan 2: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
3. Sub Tujuan 3: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
TUJUAN AKHIR
= ………………………………………………………………….
Latihan 1. Gambar disamping menunjukan sebuah kubus dengan panjang rusuk 5 cm yang dipotong sehingga salah satu bagiannya berbentuk limas segitiga. Tentukan luas luas permukaan kedua bangun hasil perpotongannya
136 2. Sebuah tenda berbentuk bangun seperti gambar di samping. Berapakah luas kain yang digunakan untuk membuat sebuah tenda tersebut, bila alasnya berbentuk persegi dengan ukuran (8 x 8) m2 , tinggi total tenda 6 meter, dan tinggi bagian tenda yang berbentuk limas 3 meter?
6m
137
LEMBAR KERJA KELOMPOK 5
Tujuan Pembelajaran:
Kel :
a. Menentukan rumus volume kubus,
1.
b. Menyelesaikan soal-soal volume kubus
2.
yang
berkaitan
dengan
masalah
3.
sehari-hari.
4. 5.
Menemukan Rumus Volume Kubus Untuk dapat menentukan rumus volume kubus perhatikan langkah-langkah berikut ini! Perhatikan susunan kubus-kubus kecil di bawah ini !
(d)
(c)
Gambar di atas merupakan kubus-kubus satuan yang disusun dan memiliki volume yang berbeda. Dari gambar di atas isilah tabel di bawah ini untuk mengetahui volume kubuskubus tersebut. kubus
Panjang Rusuk
Banyak Kubus Satuan
Volume Kubus
(a)
1 satuan
1
1 = 13
(b)
2 satuan
…………………….
(c)
…………………….
…………………….
8 = 23 ………………..
(d)
…………………….
…………………….
………………..
: .
: .
…..
S satuan
………….
………………..
138 Dari tabel tersebut, kita bisa mengetahui bahwa volume satu sisi kubus dengan panjang rusuk “s” satuan, dapat di tentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk tersebut sebanyak tiga kali, sehingga Volume Kubus
= panjang rusuk x panjang rusuk x panjang rusuk
V
= ……… x ……… x …………
V
= ……3
S
S
Rumus Volume Kubus = …………
S
Masalah Pak Andi ingin memperbesar bak mandi yang berbentuk kubus agar dapat menampung air lebih banyak. Bak mandi semula dapat menampung 1728 liter air. Pak Andi memperbesar ukuran masing-masing bagian dalam bak mandi menjadi 1 Berapakah voume air bak mandi yang baru ?
1
2
kali dari ukuran semula.
TUJUAN Permasalahan apa yang ingin dipecahkan dalam soal yang diberikan ? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… Informasi apa yang kalian dapatkan dari permasalahan tersebut ?
DIKETAHUI
………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. Identifikasi perbedaan antara Tujuan Masalah dan Informasi yang diketahui ? …………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………..
Sub Tujuan
1. Sub Tujuan 1
: ………………………………………………………………….
139
Tujuan
:
Perbedaan
:
2. Sub Tujuan 2
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
3. Sub Tujuan 3
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
TUJUAN AKHIR
= ………………………………………………………………….
Latihan 1. Hitunglah volume awal kubus jika perbandingan rusuk kubus awal dan akhir sebesar 3:5, dan besar volume akhir 3.375 3 ! 2. Dirumah Anis terdapat sebuah bak mandi berbentuk kubus dengan luas alas 4 2. Jika Anis ingin mengisi penuh bak tersebut dengan air yang mengalir dengan kecepatan rata-rata 2 liter per detik, berapa lamakah bak mandi tersebut akan terisi penuh ?
140
LEMBAR KERJA KELOMPOK 6
Tujuan Pembelajaran:
Kel :
a. Menentukan rumus volume balok,
1.
b. Menyelesaikan soal-soal volume balok
2.
yang
berkaitan
dengan
masalah
3.
sehari-hari.
4. 5.
Menemukan Rumus Volume Balok Untuk dapat menentukan rumus volume Balok perhatikan langkah-langkah berikut ini! Lengkapilah tabel di bawah ini untuk mengetahui rumus volume balok. Balok
p
. .
p
l
t
Banyak Kubus
Volume (
…….. …….. ……..
…….. = …….. x......... x ……..
……..
…….. …….. ……..
…….. = …….. x......... x ……..
……..
…….. …….. ……..
…….. = …….. x......... x ……..
……..
…….. …….. ……..
…….. = …….. x......... x ……..
……..
. .
. .
…….. = …….. x......... x ……..
……..
. .
t
l
. .
. .
…….. …….. ……..
)
141
Memperhatikan langkah-langkah pengerjaan tabel di atas, kita bisa mengetahui bahwa volume balok dengan panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t, dapat di tentukan dengan cara mengalikan panjang x lebar x tinggi, sehingga Volume balok
= panjang x ………….. x …………….. V
t
= ……… x ………... x …………...
p
l
Rumus Volume Balok = …………
Masalah Hari ini di Kota Bekasi akan ada pemadaman listrik secara bergilir. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Anjar telah membeli lilin berbentuk balok yang tingginya 15 cm, bagian bawah lilin tersebut berbentuk persegi dengan ukuran 2 cm dan lilin tersebut akan 3 terbakar habis 1 tiap 2 menit. Jika pemadaman itu berlangsung selama 6 jam. Berapakah lilin yang dibutuhkan Anjar sampai listrik menyala kembali ?
TUJUAN Permasalahan apa yang ingin dipecahkan dalam soal yang diberikan ? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… Informasi apa yang kalian dapatkan dari permasalahan tersebut ?
DIKETAHUI
………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. Identifikasi perbedaan antara Tujuan Masalah dan Informasi yang diketahui ? …………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………..
Sub Tujuan
1. Sub Tujuan 1
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
2. Sub Tujuan 2
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
3. Sub Tujuan 3
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
TUJUAN AKHIR
142
= ………………………………………………………………….
Latihan 1. Jika sebuah balok memiliki volume 100
3,
berapakah ukuran panjang, lebar dan tinggi
balok yang mungkin dengan panjang > lebar > tinggi. Dan tentukanlah ukuran balok tersebut yang memiliki luas permukaan terbesar ?
143 2. Suatu perusahaan susu cair mengemas produknya dalam kotak berbentuk balok dengan ukuran panjang x cm, lebar 4 cm dan tinggi (2x – 6) cm. jika volume tersebut 320 ml. berapa panjang dan tinggi sebenarnya dari kemasan susu cair tersebut ?
144
LEMBAR KERJA KELOMPOK 7
Tujuan Pembelajaran:
Kel :
a. Menentukan rumus volume prisma
1.
b. Menyelesaikan
2.
prisma
yang
soal-soal
volume
berkaitan
dengan
3.
masalah sehari-hari.
4. 5.
Menemukan Rumus Volume Prisma Untuk dapat menentukan rumus volume Prisma perhatikan langkah-langkah berikut ini! Kita bisa menemukan rumus volume prisma segitiga dari hasil penurunan volume balok. Perhatikanlah gambar di bawah ini
Jika balok ABCD.EFGH pada gambar di atas dibagi menjadi dua bagian, maka akan diperoleh dua buah prisma segitiga sama besar, yaitu prisma ABD.EFH dan prisma BCD.FGH. Sehingga Volume Prisma segitiga sama dengan setengah kali volume balok. Volume prisma segitiga dapat dirumuskan: Volume prisma
=
volume balok ABCD.EFGH
=
x p x ……. x …….
= (
x p x
= ( luas Volume prisma
l)
x t
ABD) x t
= Luas Alas x …………. Prisma
145
Masalah Sebuah tangki berbentuk prisma tegak dengan alas berupa belah ketupat yang memiliki panjang sisi 50 cm dan panjang salah satu diagonalnya 60 cm, tinggi tangki tersebut 150 cm. tangki tersebut akan diisi penuh dengan bensin yang harga per liternya Rp 6.000. tentukan total biaya yang harus dikeluarkan untuk mengisi penuh tangki tersebut ?
TUJUAN Permasalahan apa yang ingin dipecahkan dalam soal yang diberikan ? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… Informasi apa yang kalian dapatkan dari permasalahan tersebut ?
DIKETAHUI
………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. Identifikasi perbedaan antara Tujuan Masalah dan Informasi yang diketahui ? …………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………..
Sub Tujuan
1. Sub Tujuan 1
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
2. Sub Tujuan 2
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
146
3. Sub Tujuan 3
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
TUJUAN AKHIR
= ………………………………………………………………….
Latihan 1. Volume prisma tegak segitiga siku-siku adalah 64 kemungkinan ukuran alas dan tinggi prisma tersebut?
3.
Tentukanlah beberapa
2. Sebuah kolam renang mempunyai ukuran panjang 25 m dan lebar 6 m. kedalaman air pada ujung yang dangkal 1,2 m dan terus melandai sampai 2,8 m pada ujung yang paling dalam. Berapa liter volume air dalam kolam renang tersebut ?
147
LEMBAR KERJA KELOMPOK 8
Tujuan Pembelajaran:
Kel :
a. Menentukan rumus volume limas,
1.
b. Menyelesaikan soal-soal volume limas
2.
yang
berkaitan
dengan
masalah
sehari-hari.
3. 4. 5.
Menemukan Rumus Volume Limas Untuk dapat menentukan rumus volume limas perhatikan langkah-langkah berikut ini! Kita bisa menemukan rumus volume limas persegi dari hasil penurunan rumus volume kubus. Perhatikanlah gambar di bawah ini
Dari gambar di atas kita bisa melihat sebuah kubus dengan panjang rusuk 2a dibagi menjadi enam bagian, sehingga bagian-bagian dari kubus tersebut membentuk sebuah limas. Oleh karena itu volume Limas persegi sama dengan Volume limas persegi dapat dirumuskan: Volume limas
Volume limas
=
volume kubus
=
x 2a x …….. x .…….
=
x (2a)2 x ………..
=
x (2a)2 x a
=
x Luas Alas x …………. limas
volume Kubus persegi
148
Masalah Andi mempunyai alat peraga limas belah ketupat dengan panjang diagonal-diagonalnya 10 cm dan 15 cm. tinggi limas adalah 18 cm. jika diagonal-diagonal alasnya maupun tingginya diperbesar 3 kali, tentukan perbandingan volume limas sebelum dan sesudah diperbesar ?
TUJUAN Permasalahan apa yang ingin dipecahkan dalam soal yang diberikan ? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… Informasi apa yang kalian dapatkan dari permasalahan tersebut ?
DIKETAHUI
………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. Identifikasi perbedaan antara Tujuan Masalah dan Informasi yang diketahui ? …………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………..
Sub Tujuan
1. Sub Tujuan 1
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
2. Sub Tujuan 2
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
149 3. Sub Tujuan 3
: ………………………………………………………………….
Tujuan
:
Perbedaan
:
TUJUAN AKHIR
= ………………………………………………………………….
Latihan 3. Jika 1. Volume limas persegi di samping 48.000 2, maka berpakah panjang luas alasnya 3600
garis PE ?
2. Suatu limas yang alasnya berbentuk persegi mempunyai volume 729 beberapa kemungkinan ukuran alas dan tinggi limas tersebut ?
3.
Buatlah
Lampiran 4
150
Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Ganjil
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagianbagiannya serta menentukan ukuran-ukurannya No
Aspek
1
Indikator Soal
Nomor Butir Soal
Membuat banyak kemungkinan susunan balok
1a
Membuat banyak kemungkinan luas permukaan balok Fluency (Kelancaran)
2
Elaboration (Rinci)
1b
Membuat banyak kemungkinan ukuran kubus yang dapat memenuhi volume balok yang sama
2
Membuat banyak kemungkinan lebar dan tinggi balok
3
Memperinci suatu gagasan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan prisma Memperinci suatu gagasan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan prisma dan limas Memperinci suatu gagasan dalam menyelesaikan masalah perbandingan volume prisma Jumlah butir soal
Jumlah Soal
3
4
5
3
6
6
Lampiran 5
151
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR
Nama : Kelas : Waktu: 90 Menit
Petunjuk pengerjaan Bacalah soal dengan teliti. Kerjakanlah penyelesaiannya dengan rapih dan benar ! Tidak diperkenankan menggunakan alat bantu hitung Kerjakanlah terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah
SOAL 1. Paman membeli 12 kotak cokelat untuk hadiah anaknya yang sedang berulang tahun, kotak cokelat tersebut berbentuk balok yang berukuran panjang 6 cm, lebar 5 cm, dan tinggi, 10 cm. Rencananya paman akan membungkus 12 kotak cokelat tersebut dengan kertas kado yang sudah paman beli. Jika kertas kado yang paman beli berukuran (50 cm x 30 cm). a. Buatlah beberapa kemungkinan susunan kotak cokelat yang akan dibungkus dengan kertas kado b. Hitunglah luas permukaan susunan kotak cokelat yang sudah kalian buat c. Susunan manakah yang dapat terbungkus rapi dengan kertas kado yang sudah disediakan
2. Sebuah balok yang memiliki volume 3072
3
akan diisi penuh dengan
kubus- kubus yang ukurannya sama besar. Jika kubus-kubus tersebut mempunyai
152
ukuran 2 cm, 3 cm, 4 cm, 5 cm, 6 cm, 7 cm dan 8 cm, Tentukanlah ukuran kubus mana saja yang dapat mengisi penuh balok?
3. Dimas mempunyai kawat dengan panjang 72 cm. Dia akan membuat sebuah kerangka balok yang memiliki panjang 8 cm. tentukanlah beberapa kemungkinan ukuran lebar dan tinggi sebuah balok yang dapat Dimas buat?
4. Gambar berikut ini merupakan sketsa kolam renang untuk dewasa yang akan dibuat disebuah water park. Rencananya bagian dalam kolam renang tersebut akan dipasang keramik yang berukuran 25 cm x 40 cm. Jika satu dus berisi 10 buah keramik dengan harga Rp 70.000. Berapakah total biaya yang harus dikeluarkan
untuk
membeli
keramik?
Tuliskan
langkah-langkah
penyelesaiannya?
1m
6m
20 m
8m
5. Dimas ingin membuat sangkar burung dengan rancangan seperti gambar di bawah. Sangkar burung tersebut rencananya akan dicat dengan warna coklat muda kecuali pintunya. Jika setiap 0,5
2
menghabiskan satu kaleng cat kecil.
Berapa kaleng cat yang dibutuhkan untuk mengecat sangkar burung tersebut? tuliskan langkah-langkah penyelesaiannya?? 27 cm
153
6. Diketahui sebuah prisma yang dibentuk oleh bidang-bidang sisi berupa dua trapesium yang kongruen ABFE dan DCGH. Jika AB sejajar EF, panjang AE = panjang BF, panjang AB = 2kali panjang EF, panjang AP = panjang PB = panjang DQ = panjang QC, AD ⊥ AB dan EH⊥EF. Maka perbandingan volume prisma APE.DQH dan prisma PBFE.QCGH adalah? Tuliskan langkah-langkah penyelesaiannya?
Lampiran 6
154
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
1. Ditanyakan : a. membuat beberapa kemungkinan susunan kotak cokelat, b. menghitung luas permukaan kertas kado dari susunan yang dibuat, c. Susunan manakah yang dapat terbungkus rapi dengan kertas kado yang sudah disediakan Dik
: 12 kotak cokelat dengan ukuran p = 6 cm, l = 5 cm, t = 10 cm Karton yang berukuran 50 cm x 30 cm
a. Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
b. Solusi 1 Susunan kotak cokelat yang dibuat
Dari susunan tersebut di dapat p = 36 cm, l = 10 cm, t = 10 cm Luas permukaan kertas kado
= 2 (pl + pt + lt) = 2 (360 + 360 + 360) = 2 x 820 = 1640
155
Solusi 2 Susunan kotak cokelat yang dibuat
Dari susunan tersebut di dapat p = 24 cm, l = 15 cm, t = 110 cm Luas permukaan kertas kado = 2 (pl + pt + lt) = 2 (360 + 240 + 150) = 2 x 750 = 1500 Solusi 3 Susunan kotak cokelat yang dibuat
Dari susunan tersebut di dapat p = 18 cm, l = 20 cm, t = 10 cm Luas permukaan kertas kado
= 2 (pl + pt + lt) = 2 (360 + 180 + 200) = 2 x 740 = 1480
c. susunan kotak cokelat yang dapat terbungkus rapi dengan kertas kado yang sudah disediakan adalah Dan
156
2. Ditanyakan : menentukan beberapa ukuran kubus yang dapat memenuhi balok Dik
: volume balok = 3072
3, kubus yang berukuran 2 cm sampai
a. Solusi 1 Jika sisi kubus = 2 cm Maka Vkubus = 2 cm x 2 cm x 2 cm = 8
3
Banyaknya kubus = Vbalok : Vkubus = 3072 : 8 = 384 kubus b. Solusi 2 Jika sisi kubus = 4 cm Maka Vkubus = 4 cm x 4 cm x 4 cm = 64
3
Banyaknya kubus = Vbalok : Vkubus = 3072 : 64 = 48 kubus c. Solusi 3 Jika sisi kubus
= 8 cm
Maka Vkubus
= 8 cm x 8 cm x 8 cm = 512
3
Banyaknya kubus = Vbalok : Vkubus = 3072 : 512 = 6 kubus
3. Ditanyakan : mencari ukuran lebar dan tinggi balok Dik
Jawab
: kawat sepanjang 72 cm dan panjang balok = 8 cm
:
8 cm
157
Jumlah panjang rusuk balok 72
= 4 ( p + l + t) =4(8+l +t)
72 4
= 8 +l +t
18
= 8 +l +t
10
=
l+
t
Jadi ukuran lebar dan tinggi yang mungkin adalah P (cm)
l (cm)
t (cm)
8
1
9
8
2
8
8
3
7
8
4
6
8
5
5
8
9
1
8
8
2
8
7
3
8
6
4
4. Ditanyakan Dik
: Total biaya pembelian keramik : Kolam renang yg terbentuk dari prisma persegi panjang dan prisma
trapesium.
Ukuran permukaan keramik 25 cm x 40 cm, satu dus berisi 10 buah keramik dengan harga Rp. 70.000
158
Jawab : Perhatikan gambar berikut ini
6m
1m
20 m
L1
L2
8m Dari gambar di atas kita bisa mengetahui sketsa kolam renang tersebut terbentuk dari 2 buah prisma, yaitu, prisma persegi panjang dan prisma trapesium.
=(2xpt)+pl+lt = (2 x 8) + 56 + 7 = 79 =(2x
)+ x )
( = (2x
(6+1) 12 2
) + ( (13 + 6) x 7)
= 84 + 133 = 217
Dengan demikian, luas bagian dalam kolam renang tersebut adalah 79
+ 217
= 296
= 2960000
159
jumlah keramik yang dibutuhkan =
(25
)
40
= 2960 keramik
harga pembelian keramik
=
x Rp 70.000
10
= Rp. 20.720.000 Jadi,
biaya
total
pembelian
keramik
adalah
Rp.20.720.000
5. Ditanyakan : Berapa kaleng cat yang di perlukan untuk mengecat sangkar burung Dik : Panjang prisma Lebar prisma Tinggi prisma Setiap 0,5
= 80 cm
panjang limas = 80 cm
= 80 cm
lebar limas
= 80 cm
= 50 cm tinggi bidang tegak limas = 27cm
2 menghabiskan 1 kaleng cat
Jawab : Luas permukaan prisma = 2 Luas alas + (Keliling alas x Tinggi prisma) = keliling alas x tinggi prisma = 4 x 80 cm x 50 cm = 16000
2
Luas permukaan Limas
= Luas Alas x (4 x luas sisi tegak) = 4 x luas sisi tegak 80
=4(
= 4320
27 2 2
)
160
Luas Pintu
= panjang x lebar = 16 cm x 20 cm = 320
2
Jadi, luas permukaan sangka r yang akan di cat adalah luas permukaan prisma + luas permukaan limas – luas pintu 16000
2+4320
2–320
2=20000
=
=2
Jadi, banyaknya kaleng cat yang dibutuhkan =
2 0,5
= 4 kaleng cat
6. Ditanyakan : Perbandingan volume prisma APE.DQH dan prisma PBFE.QCGH Dik
: AB sejajar EF AB = 2 . EF
AE = BF AP = PB = DQ = QC = EF
AD ⊥ AB dan EH ⊥ EF Jawab : Perhatikan gambar berikut : Misalkan :
=
=t
AP = PB = EF = a dan BC = FG = b Perhatikan prisma APE.DQH .
= Luas alas x tinggi
161
1
=(
2
=
a x t) x b
abt
Perhatikan prisma PBFE.QCGH .
= Luasalasxtinggi =(axt)xb = abt
Dengan demikian
. .
=
=
Jadi, perbandingan volume prisma APE.DQH dan prisma PBFE.QCGH adalah 1 : 2
Lampiran 7
162
Rubrik Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Aspek yang diukur
Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency)
Kemampuan Memperinci (Elaboration)
Respon Siswa terhadap Masalah Tidak menjawab atau memberikan ide yang tidak relevan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan Memberikan satu jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah tetapi pengungkapannya kurang jelas Memberikan satu jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap serta jelas. Memberikan dua jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap serta jelas Memberikan lebih dari dua jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap serta jelas Tidak memberikan jawaban atau jawaban salah Terdapat kesalahan dalam memahami masalah tanpa disertai perincian Memberikan sebagian jawaban yang benar dan tidak rinci Memberikan jawaban yang benar tetapi belum rinci Memberikan jawaban yang benar dan rinci
Skor 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Lampiran 8
163
HASIL UJI VALIDITAS
No Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27
Jumlah r hitung r tabel Kriteria
SKOR TIAP BUTIR SOAL X1a X1b X2 X3 X4 X5 X6 3 3 4 2 0 0 1 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 2 0 0 4 4 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 1 1 0 0 2 1 3 2 3 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 3 3 4 2 0 1 2 3 2 3 3 0 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 2 3 3 4 2 3 2 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 3 3 4 3 0 1 2 3 2 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 0 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 0 1 3 3 3 3 2 2 2 75 62 83 59 48 47 40 0.868 0.854 0.817 0.788 0.780 0.577 0.628 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Skor Total Y 13 20 19 19 23 21 17 12 19 21 7 9 3 15 14 1 6 18 17 20 16 16 19 16 20 15 18 414
Lampiran 9
164
HASIL UJI RELIABILITAS Identitas No Siswa 1 S1 2 S2 3 S3 4 S4 5 S5 6 S6 7 S7 8 S8 9 S9 10 S10 11 S11 12 S12 13 S13 14 S14 15 S15 16 S16 17 S17 18 S18 19 S19 20 S20 21 S21 22 S22 23 S23 24 S24 25 S25 26 S26 27 S27 ∑ Varians Item ∑ varians Item Varians Total Realibilitas Kriteria
X1a 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 0 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 1.179 7.954 32.154 0.941 Sangat Tinggi
X1b 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 1 2 0 3 2 0 0 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 62 1.140
Skor Soal X2 X3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 0 3 0 1 1 4 2 3 3 0 0 1 1 4 2 3 2 4 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 83 59 1.225 1.003
X4 0 3 3 2 3 3 2 2 2 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 0 3 3 3 2 2 48 1.795
X5 0 3 2 2 3 2 3 0 2 3 2 1 0 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 0 2 47 0.892
X6 1 2 2 2 3 2 1 0 2 2 1 0 1 2 1 0 2 1 2 2 1 2 2 0 3 1 2 40 0.721
Skor Total Y 13 20 19 19 23 21 17 12 19 21 7 9 3 15 14 1 6 18 17 20 16 16 19 16 20 15 18 414
Lampiran 10
165
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN Identitas No Siswa 1 S1 2 S2 3 S3 4 S4 5 S5 6 S6 7 S7 8 S8 9 S9 10 S10 11 S11 12 S12 13 S13 14 S14 15 S15 16 S16 17 S17 18 S18 19 S19 20 S20 21 S21 22 S22 23 S23 24 S24 25 S25 26 S26 27 S27 ∑ Rata-rata Tingkat Kesukaran Kriteria
SKOR SOAL X1a X1b X2 X3 X4 3 3 4 2 0 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3 2 1 1 0 0 3 2 3 0 0 0 0 1 1 0 3 3 4 2 0 3 2 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 0 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 75 62 83 59 48 2.77777 2.29629 3.07407 2.18518 1.77777
X5 X6 0 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 1 0 0 2 2 3 2 2 1 1 0 0 1 1 2 2 1 1 0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 0 2 3 0 1 2 2 47 40 1.74074 1.23123
0.69444 0.57407 0.76851
0.54629
0.44444
0.43518 0.29029
SEDAN G
SEDAN G
SEDAN G
SEDAN G
SEDAN G
MUDAH
SUKAR
Lampiran 11
166
HASIL UJI DAYA BEDA Identitas
23 21 21 20 20 20 19 19 19 19 18 18 17 17
KELOMPOK BAWAH
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Skor Total
KELOMPOK ATAS
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
SKOR TIAP BUTIR SOAL Siswa Kelompok X1a X1b X2 X3 X4 X5 X6 4 4 4 2 3 3 3 S5 4 3 4 3 3 2 2 S6 4 3 3 3 3 3 2 S10 3 2 4 3 3 3 2 S2 3 3 4 3 3 2 2 S20 3 3 3 3 3 2 3 S25 3 3 3 3 3 2 2 S3 3 3 4 3 2 2 2 S4 4 4 3 2 2 2 2 S9 3 2 4 2 3 3 2 S23 3 3 4 2 3 2 1 S18 3 3 3 3 2 2 2 S27 3 2 3 3 2 3 1 S7 3 2 3 2 3 2 2 S19 ∑ 46 40 49 37 38 33 28 3 2 3 2 3 2 1 S21 3 3 4 3 0 1 2 S22 3 2 3 3 3 2 0 S24 3 3 4 2 0 1 2 S14 3 2 4 3 2 0 1 S26 3 2 3 3 0 2 1 S15 3 3 4 2 0 0 1 S1 3 2 3 2 2 0 0 S8 3 2 3 0 0 1 0 S12 2 1 1 0 0 2 1 S11 0 0 1 1 0 2 2 S17 0 0 1 1 0 0 1 S13 0 0 0 0 0 1 0 S16 ∑ 29 22 34 22 10 14 12 0.2637 0.2912 0.2211 0.2376 0.4862 0.3200 0.2692 Daya pembeda CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP BAIK CUKUP CUKUP Kriteria
16 16 16 15 15 14 13 12 9 7 6 3 1
Lampiran 12
167
Hasil Post Test Kelas Eksperimen No E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23 E24 E25 E26 E27 E28 E29 E30 E31 E32 E33 E34 E35 E36
X1a 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3
X1b 3 4 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3
Butir Soal X2 X3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 1 4 3 3 2 3 4 3 2 3 1 3 1 3 1 4 3 3 2 4 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 1 3 3 3 2 3 3 4 3
X4 2 2 2 3 1 4 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 2 3 4 3
X5 2 3 2 2 1 3 3 3 2 4 1 3 1 2 1 3 2 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 3 3
Total
Nilai
15 19 14 16 8 20 18 21 16 19 14 17 10 18 14 21 15 13 12 16 19 16 19 17 18 14 19 18 19 15 20 9 17 15 20 19
63 79 58 67 33 83 75 88 67 79 58 71 42 75 58 88 63 54 50 67 79 67 79 71 75 58 79 75 79 63 83 38 71 63 83 79
Lampiran 13
168
Hasil Post Test Kelas Kontrol No K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30 K31 K32 K33 K34 K35 K36 K37 K38
X1a 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3
Butir Soal X1b X2 X3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 3 2 2 4 1 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 1 3 1 2 3 3 3 2 1 2 3 2 1 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 3 4 3 2 3 1 2 3 2 3 3 2 2 4 3 1 3 1 2 4 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 1 1 3 2 3 4 2 1 1 1 2 3 2
X4 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 4 2 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 3
X5 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 1 2 3 1 2 1 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2
Total
Nilai
12 13 15 13 15 13 12 14 11 15 19 15 16 14 13 17 13 15 9 20 12 17 16 18 10 15 14 17 11 19 15 13 17 14 13 16 7 15
50 54 63 54 63 54 50 58 46 63 79 63 67 58 54 71 54 63 38 83 50 71 67 75 42 63 58 71 46 79 63 54 71 58 54 71 29 63