PENGARUH PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
Ega Pratiwi Mandasari 109017000038
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul "Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual,
Intellectunl) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa" disusun oleh
EGA PRATIWI MANDASARI, NIM. 109017000038, Jurusan
Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Februari 2015
Yang mengesahkan,
Pembimbing
I
fii, Lia Kurniawati. M.Pd NIP. 19760521 200801 2 008
Pembimbing
II
W
Dr. Tita Khalis Marvati. M.Kom NrP"t969024t 99943 2 003
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
disusun oleh EGA PRATIWI MANDASARI Nomor Induk Mahasiswa 109017000038, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 17 Februan 2015
di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana
Sl
(S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Matematika. Jakarta, 17 Februari 201
5
Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. Kadir, M.Pd NIP. 19670812 199402
I
2q -b - 20ts
001
Sekretaris (Sekretans JurusanlProgram Studi)
Abdul Mu'in, M.Pd j.iIP. 19751201 200604 Penguji
2.1
1 003
-
I
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd NIP. 19790601 200604 2 004 Penguji
-'5
(-2015
tt
^a
-bt>
II
Eva Musyrifah, S.Pd, M.Si NIP. 19820528201101 2 011
Zs-3_e46 Mengetahui,
Dekan F
Ilmu Tarbivah
Dr NrP. 1955
198203 1 007
SURAT PERI\TYATAAI\ KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: EGA PRATIWI MANDASARI
NIM
:
Jurusan
Angkatan Tahun
: PendidikanMatematika : 2009
Alamat
: Pondok Ungu Permai Blok
109017000038
A
15 No. 3, RT 006/009,
Kelurahan Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, 17125
MEI\TYATAKAN DENGAN SESUNGGUIINYA Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1.
Nama Pembimbing
I
:
Lia Kurniawati. M Pd. t976052t 200801 2 008
Dosen
Jurusan
:
Pendidikan Matematika
Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom.
NIP Dosen
Jurusan
:
t969024t 99903 2003
:
Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, Februari 2015 Yang Menyatakan,
Ega Pratiwi Mandasari
NrM. 109017000038
ABSTRAK EGA PRATIWI MANDASARI (109017000038). Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan SAVI dan siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan tahun ajaran 2013/2014 pada bulan April-Mei 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomized Subjects Posttest Only Control Group. Penelitian ini melibatkan 84 siswa sebagai sampel yang terdiri dari 42 siswa untuk kelas eksperimen dan 42 siswa untuk kelas kontrol. Penentuan sampel menggunakan teknik cluster random sampling pada siswa kelas VII. Pengumpulan data setelah perlakuan dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang berbentuk uraian. Hasil penelitian menyatakan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang signifikan antara kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI dengan kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional. Kata kunci : Pendekatan SAVI, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa.
i
ABSTRACT EGA PRATIWI MANDASARI (109017000038). The Effect of SAVI Approach (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) to the Student’s Mathematical Creative Thinking Skills. Thesis of Department of Mathematics Education Faculty of Tarbiyah and Teaching Science State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The purpose of this study is for analyzing the difference of mathematical creative thinking skills among students who were applied SAVI approach and students who were applied conventional approach. This research was conducted at SMPN 13 South Tangerang academic years 2013/2014 on April-May 2014. The method that is used in this research is a quasi experimental method with Randomized Subjects Posttest Only Control Group design. 84 students were obtained as the samples, 42 students were given the SAVI approach as the experimented class and other students were given the conventional approach as the controlled class. The samples were obtained by Randomized Cluster sampling technique. The data is collected from the result of mathematical creative thinking skills test. The result shows that the average score of student’s mathematical creative thinking skills which is given the SAVI approach is higher than student which is given the conventional approach. The conclusion of this research is that there is a significant difference of student’s mathematical creative thinking skills between students that were given SAVI approach and conventional approach. Keywords: SAVI Approach, Student’s Mathematical Creative Thinking Skills.
ii
KATA PENGANTAR ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat, hidayat, dan hikmah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dialami, namun berkat kesungguhan hati, perjuangan, doa, dan semangat dari berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini maka semua dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Kadir, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Lia Kurniawati, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini. Terimakasih atas segala kebaikan yang telah diberikan, semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaan-Nya. 5.
Bapak Otong Suhyanto, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini.
6.
Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. iii
iv
7.
Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.
Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Bapak Rohman, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10.
Seluruh guru SMP Negeri 13 Tangerang Selatan, khususnya Ibu Lina, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini, serta siswa/i SMP Negeri 13 Tangerang Selatan khususnya kelas VII-6 dan VII-7.
11.
Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Mochammad Sana, S.Sos dan Ibunda Sri Rejeki yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, dan memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis, serta kepada kedua adik tersayang Niken Riana Dewi dan Joelian Aryo Saki Sagala yang menjadi motivasi bagi penulis untuk memberikan contoh yang baik bagi keduanya.
12.
Keluarga besar penulis yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan, serta mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
13.
Suami tercinta Ian Refiyanto, S.T yang selalu sabar untuk memberikan dukungan, motivasi, semangat, dan doanya kepada penulis untuk meraih cita-cita, serta kepada buah hati tersayang Dalisha Az-Zahra Refiannisa yang selalu membuat penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
14.
Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2009, khususnya teman-teman PMTK kelas B. Terimakasih untuk doa dan dukungannya, semoga rasa kekeluargaan tetap terjalin dengan baik.
15.
Kakak kelas angkatan 2007 dan 2008 yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi dan adik kelas angkatan 2010 dan 2011 yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
v
membangun agar penulisan di masa yang akan datang bisa lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta, Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAK ..............................................................................................................i ABSTRACT ............................................................................................................ii KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii DAFTAR ISI .........................................................................................................vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xi
BAB I:
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................7 C. Pembatasan Masalah .......................................................................7 D. Perumusan Masalah .........................................................................8 E. Tujuan Penelitian .............................................................................9 F. Manfaat Penelitian ...........................................................................9
BAB II:
LANDASAN
TEORITIK,
KERANGKA
BERPIKIR,
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS A. LandasanTeoritik .........................................................................11 1. Pendekatan SAVI ....................................................................11 a. Pengertian Pendekatan SAVI ..............................................11 b. Karakteristik Pendekatan SAVI ..........................................12 c. Penggunaan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika ...................................................16 d. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI.................................................................17 2. Berpikir Kreatif Matematis ......................................................18 a. Pengertian Berpikir Kreatif .................................................18 b. Berpikir Kreatif Matematis ..................................................21 vi
vii
c. Indikator Berpikir Kreatif ....................................................22 B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................25 C. Kerangka Berpikir ........................................................................26 D. Pengajuan Hipotesis .....................................................................29
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................30 B. Metode dan Desain Penelitian .....................................................30 C. Populasi dan Sampel ....................................................................32 D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................32 E. Instrumen Penelitian ....................................................................33 1. Validitas ...................................................................................35 2. Reliabilitas ...............................................................................36 3. Taraf Kesukaran .......................................................................37 4. Daya Pembeda ..........................................................................37 F. Teknik Analisis Data ....................................................................40 1. Uji Prasyarat Analisis ...............................................................40 a. Uji Normalitas .....................................................................40 b. Uji Homogenitas ..................................................................41 2. Uji Hipotesis .............................................................................42 G. Hipotesis Statistik .........................................................................45
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ...............................................................................47 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen .............................................................47 2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol ....................................................................49 B. Pengujian Persyaratan Analisis .....................................................52 1. Uji Normalitas ..........................................................................53 a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ...............................53
viii
b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol ......................................53 2. Uji Homogenitas .......................................................................54 C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ...........................................55 1. Pengujian Hipotesis ..................................................................55 2. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................56 a. Aspek Kefasihan (fluency) ...................................................65 b. Aspek Fleksibilitas (flexibility) ............................................68 c. Aspek Kebaruan (novelty) ....................................................69 D. Keterbatasan Penelitian .................................................................72
BAB V:
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................73 B. Saran ..............................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................75 LAMPIRAN ........................................................................................................77
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Aktivitas-aktivitas dalam Pembelajaran SAVI .............................16
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................30
Tabel 3.2
Desain Penelitian Eksperimen ......................................................31
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa............................................................................33
Tabel 3.4
Panduan Pemberian Skor Holistic Scoring Rubrics Mertler ........34
Tabel 3.5
Makna Koefisien Korelasi Product Moment ................................35
Tabel 3.6
Kategori Taraf Kesukaran .............................................................37
Tabel 3.7
Kesimpulan Hasil dan Perhitungan Uji Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ...........................39
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen .....................................48
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol ............................................49
Tabel 4.3
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...........................50
Tabel 4.4
Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .................54
Tabel 4.5
Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .................55
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ....................................................56
Tabel 4.7
Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif .........................................58
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..............................................................29 Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen ........................................................48 Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol ..............................................................50 Gambar 4.3 Kurva Tingkat Kemiringan Positif ................................................51 Gambar 4.4 Kurva Ketajaman Platikurtik .........................................................52 Gambar 4.5 Kurva Ketajaman Lepokurtik ........................................................52 Gambar 4.6 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif .........................................60 Gambar 4.7 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Kelompok .......................................61 Gambar 4.8 Aktivitas Siswa Saat Berkelompok Mengerjakan dan Mendiskusikan LKS ...............................................................62 Gambar 4.9 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Hasil Diskusi Kelompok ............63 Gambar 4.10 Aktivitas Siswa Ketika Mencatat dan Mengerjakan Soal .............65 Gambar 4.11 Butir Soal Nomor 4 pada Aspek Kefasihan ..................................66 Gambar 4.12 Jawaban Siswa Kelompok Ekperimen (Aspek Kefasihan) . .........66 Gambar 4.13 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Kefasihan) ................67 Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen (Aspek Fleksibilitas)........68 Gambar 4.15 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Fleksibilitas) .............69 Gambar 4.16 Butir Soal Nomor 6 pada Aspek Kebaruan ...................................70 Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen (Aspek Kebaruan) ..........70 Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Kebaruan) .................71
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Pra Penelitian ...............................................................77 Lampiran 2 Nilai Pra Penelitian .......................................................................78 Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru ..........................................................80 Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru .................................................................81 Lampiran 5 Pedoman Wawancara Siswa .........................................................84 Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa ...............................................................85 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ....88 Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol .........119 Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa .............................................................149 Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ...........................................................................................190 Lampiran 11 Panduan Pemberian Skor Holistic Scoring Rubrics Mertler ......191 Lampiran 12 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa .......193 Lampiran 13 Kunci Jawaban Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa .........................................................................196 Lampiran 14 Hasil Uji Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa .........................................................................200 Lampiran 15 Hasil Uji Validitas ......................................................................201 Lampiran 16 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................202 Lampiran 17 Hasil Uji Taraf Kesukaran ..........................................................203 Lampiran 18 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................204 Lampiran 19 Perhitungan Uji Instrumen .........................................................206 Lampiran 20 Kesimpulan Hasil Uji Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa .............................................................209 Lampiran 21 Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen ................................................................210 Lampiran 22 Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol .......................................................................212 xi
Lampiran 23 Perhitungan Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen ......................214 Lampiran 24 Perhitungan Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol .............................219 Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ..................224 Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol .........................225 Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................................................227 Lampiran 28 Perhitungan Uji Hipotesis ...........................................................229
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Standar Kompetensi (2003), dalam kurikulum 2004 menyebutkan bahwa untuk menghadapi tantangan perkembangan IPTEK dan informasi diperlukan sumber daya yang memiliki keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir tersebut harus dikembangkan melalui pendidikan matematika. Kemudian pada salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba, sedangkan dalam salah satu prinsip kegiatan belajar mengajarnya juga menyebutkan tentang mengembangkan kreativitas siswa. Dengan demikian kurikulum tersebut mengisyaratkan pentingnya kreativitas, aktivitas kreatif, dan pemikiran (berpikir) kreatif dalam pembelajaran matematika. 1 Dalam belajar matematika, siswa seringkali menemukan soal yang tidak dengan segera dapat dicari solusinya, sementara siswa diharapkan dapat menyelesaikan soal tersebut. Untuk itu, siswa perlu berpikir atau bernalar, menduga atau memprediksi, mencari rumusan yang sederhana, kemudian membuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, siswa perlu memiliki keterampilan berpikir agar dapat menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan keterampilan berpikir, diantaranya adalah berpikir kreatif. 1
Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi, Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika, (Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika “Peranan Matematika dan Terapannya dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA Unesa, 28 Februari 2005), h. 1.
1
2
Kemampuan berpikir kreatif menjadi penentu keberhasilan individu dalam mengahadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks. Bahkan kreativitas juga menjadi penentu keunggulan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh seberapa sumber daya yang dimiliki oleh bangsa itu, melainkan seberapa kreatif masyarakat suatu negara. Jepang misalnya, meskipun tidak memiliki sumber daya alam yang memadai, tetapi karena memiliki sumber daya manusia kreatif yang melimpah maka Jepang telah menjadi pioner dalam banyak bidang kehidupan.2 Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita memunculkan suatu ide baru. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide-ide. Hal ini akan berguna dalam menemukan penyelesiannya. Dalam berpikir kreatif dua bagian otak akan sangat diperlukan. Keseimbangan antara logika dan kreativitas sangat penting. Jika salah satu menempatkan deduksi logis terlalu banyak, maka kreativitas akan terabaikan. Dengan demikian, untuk memunculkan kreativitas diperlukan kebebasan berpikir, artinya tidak di bawah suatu kontrol atau tekanan.3 Berbeda dengan pandangan klasik yang memposisikan kemampuan berpikir kreatif sebagai kemampuan khusus yang hanya dimiliki oleh individu luar biasa dan tidak dapat dikembangkan, tetapi pandangan terkini menempatkan kemampuan berpikir kreatif sebagai kemampuan yang dapat dimiliki oleh setiap individu dan dapat dikembangkan melalui aktivitas pembelajaran,
termasuk
pembelajaran
matematika.
Bahkan
saat
ini,
pengembangan kemampuan berpikir kreatif telah menjadi kecederungan pembelajaran matematika.4 Indikator
kemampuan
berpikir
kreatif
dalam
penelitian
ini
menggunakan teori Silver yang terdiri dari tiga komponen, yaitu kefasihan 2
Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Topik Pecahan, (Seminar Nasional “Aljabar, Pengajaran, dan Terapannya” di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 31 Januari 2009), h. 1. 3 Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi, Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika .........., h. 2. 4 Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif ..........., h. 1.
3
(fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Menurut peneliti, kefasihan (fluency) adalah kemampuan siswa dalam menjawab satu jawaban dengan benar dan tepat, fleksibilitas (flexibility) adalah kemampuan siswa dalam mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda, dan kebaruan (novelty) adalah kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas. Ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif tersebut akan diukur dalam penelitian ini dengan materi pokok bangun datar segiempat yang merupakan materi kelas VII semester genap. Berdasarkan hasil pra penelitian kelas VII di SMPN 13 diperoleh nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada materi bangun datar segiempat adalah 40,08. Persentase skor rata-rata siswa tiap indikator adalah 54,76% untuk kefasihan (fluency), 33,93% untuk fleksibilitas (flexibility), dan 31,55% untuk kebaruan (novelty). Bila dilihat dari perolehan nilai rata-rata dan persentase skor rata-rata siswa tiap indikator maka kemampuan berpikir kreatif tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini bisa saja terjadi di beberapa sekolah lainnya dan harus diteliti lebih lanjut penyebab rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Oleh karena itu, peneliti telah melakukan wawancara dengan salah satu guru matematika dan beberapa siswa kelas VII di SMPN 13. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh kenyataan di lapangan bahwa pembelajaran matematika di sekolah masih terpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran matematika. Selain itu kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran matematika disebabkan oleh motivasi belajar matematika siswa yang rendah, misalnya malu bertanya dan sebagainya, sehingga banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Penyebab lainnya adalah gaya mengajar guru di sekolah yang masih konvensional, serta dalam pembelajaran matematika guru jarang menggunakan media yang memadai sebagai alat untuk mengkonkretkan materi pelajaran, bila menggunakan media pun hanya menggunakan alat seadanya serperti busur, jangka, dan penggaris.
4
Pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan pemahaman konsep siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif. Siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang sudah dikerjakan guru karena guru kurang mengembangkan cara berpikir kreatif siswa dengan memberikan permasalahan rutin yang bersifat tertutup, hal ini dilakukan guru untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep terlebih dahulu. Kenyataan lainnya di lapangan bahwa perangkat pembelajaran yang menekankan berpikir kreatif dalam matematika belum tersedia, sehingga dengan adanya keterbatasan sumber belajar seperti ini tidak mendorong pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas. Dengan demikian siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah. Prinsip utama dalam pembelajaran matematika saat ini adalah untuk memperbaiki dan menyiapkan aktivitas-aktivitas belajar yang bermanfaat bagi siswa yang bertujuan untuk beralih dari mengajar matematika ke belajar matematika. Siswa bukan objek pembelajaran yang hanya melakukan aktivitas 3D (duduk, diam, dengar). Paradigma baru pendidikan lebih menekankan kepada peserta didik sebagai manusia aktif dan kreatif yang memiliki potensi untuk selalu belajar dan berkembang. Guru tidak lagi berperan sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam sebuat pembelajaran melainkan sebagai fasilitator dan motivator yang membimbing siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Dengan adanya paradigma tersebut, diharapkan siswa dapat lebih kreatif dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh Maulana bahwa matematika adalah aktivitas manusia (human activity) dan oleh karenanya matematika dapat kita pelajari dengan baik bila disertai dengan mengerjakannya (doing mathematics). Sehingga, pembelajaran matematika hendaknya disertai dengan berbagai aktivitas siswa sebagai upaya untuk mengkonstruksi pengetahuannya agar tercapai suatu makna atas materi yang diterimanya dan pengetahuan yang mereka peroleh pun akan melekat kuat pada struktur kognitifnya.
5
Penelitian Dr. Vernon Magnesen dari Universitas Texas tentang ingatan (persentase daya ingat), memberikan gambaran
yang dapat
diilustrasikan sebagai berikut:5
Membaca (20%) Mendengar (30%) Melihat
(40%)
Mengucap (50%) Melakukan (60%) Melihat, mengucap, mendengarkan, dan melakukan (90%)
Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan yang dapat diingat seseorang bergantung pada indra yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan tersebut, baik secara visual, auditori, somatis, maupun kombinasi ketiganya. Pada hakikatnya siswa memiliki berbagai modalitas yang harus dioptimalkan dalam pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Beberapa modalitas tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh DePorter, Reardon, dan Nourine, yaitu modalitas visual, modalitas auditorial, dan modalitas kinestetik (somatis), yang dikenal dengan VAK. Ketiga modalitas tersebut adalah faktor yang mempengaruhi gaya belajar masing-masing siswa. Selain ketiga gaya belajar tersebut, Dave Meier menambahkan satu lagi gaya belajar siswa yaitu gaya belajar intelektual, sehingga dikenal dengan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Menurut Meier pembelajaran
dengan
pendekatan
SAVI
adalah
pembelajaran
yang
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Unsur-unsur SAVI antara lain Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), Auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar), Visual (belajar dengan mengamati 5
Roebyarto, Pendekatan SAVI, (Artikel Pendidikan, 2008) diakses 17 Desember 2012 pukul 22:45 dari http://roebyarto.multiply.com/journal/item/21.
6
dan menggambarkan), dan Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung). 6 Pendekatan SAVI merupakan suatu pendekatan pembelajaran, dimana siswa dilibatkan tidak hanya sekedar mendapatkan penjelasan dari guru dan menyelesaikan soal, tetapi pada proses belajar siswa bergerak bebas aktif, mendengarkan apa yang dijelaskan guru, dan mengekspresikannya. Siswa yang belajar dengan aktif biasanya ditandai dengan gerakan fisik, sedangkan gerakan fisik dapat meningkatkan proses mental. Bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh (korteks motor) terletak tepat di sebelah bagian otak yang digunakan untuk berpikir dan memecahkan masalah.7 Ditambah lagi dengan aspek intelektual yang merupakan salah satu unsur SAVI dapat mengajak pembelajar untuk terlibat dalam aktivitas seperti, diantaranya memecahkan masalah dan melahirkan gagasan kreatif. Sehingga pendekatan SAVI dapat melatih berpikir kreatif siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan berusaha belajar secara aktif, pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Penerapan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) pada pembelajaran matematika dianggap penting untuk diterapkan karena dengan pendekatan SAVI dapat mengoptimalkan seluruh panca indera dalam pembelajaran secara langsung dalam satu peristiwa, tidak hanya mendengar dan melihat penjelasan guru, tetapi ada media visual untuk dilihat, siswa berusaha untuk menerangkan dan mempraktekkan pelajaran, diskusi sesama teman, serta bertanya sesama teman dan guru sehingga pembelajaran siswa menjadi lebih aktif. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pendekatan SAVI tidak hanya membuat siswa menjadi aktif, tetapi dengan keaktifan siswa tersebut dapat melahirkan siswa yang dapat berpikir kreatif. Oleh karena itu, pendekatan SAVI dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa pada pelajaran matematika.
6
Dave Meier, The Accelereted Learning Handbook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2002), h. 91-92. 7 Ibid., 90-91.
7
Dengan menggunakan pendekatan SAVI pembelajaran tidak lagi hanya menguntungkan salah satu kelompok siswa saja, melainkan semua siswa dengan berbagai gaya belajar mampu untuk menerima materi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan “Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka timbul pernyataan yang mendasari penelitian ini antara lain : 1. Pembelajaran masih terpusat pada guru, siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran matematika. 2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah. 3. Masih banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. 4. Pembelajaran tersebut hanya menggunakan media seadanya sebagai alat untuk mengkonkretkan materi pelajaran dan untuk mengembangkan keterampilan. 5. Guru kurang mengembangkan cara berpikir kreatif siswa karena guru hanya memberikan permasalahan rutin yang bersifat tertutup.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut: 1. Kemampuan berpikir kreatif matematis yang dimaksud adalah kemampuan berpikir kreatif berdasarkan pendapat Silver, yaitu kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Menurut peneliti, kefasihan (fluency) adalah kemampuan siswa dalam menjawab satu jawaban dengan benar dan tepat, fleksibilitas (flexibility) adalah kemampuan siswa dalam
8
mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda, dan kebaruan (novelty) adalah kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas. 2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) menurut Meier yaitu pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Unsur-unsur SAVI antara lain Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), Auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar), Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan), dan Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung). 3. Pokok bahasan yang digunakan sebagai bahan penelitian, yaitu bangun datar segiempat pada kelas VII semester genap. Materi pokok pada penelitian ini disesuaikan dengan waktu penelitian yang dilakukan pada waktu semester genap dan juga pada kemampuan berpikir kreatif matematis yang akan diteliti.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang diajukan sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI? 2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional? 3. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional?
9
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI. 2. Mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional. 3. Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI dan pendekatan konvensional.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tentang penerapan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. b. Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan yang relevan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti 1. Dapat memunculkan sikap peka terhadap permasalahan pendidikan sehingga dapat memotivasi peneliti untuk masalah-masalah lain dengan dunia pendidikan. 2. Dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai pendekatan SAVI dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar. b. Bagi Guru dan Sekolah 1. Pendekatan SAVI diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang akan membantu guru dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
10
2. Jika hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan SAVI dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa maka sekolah dapat merekomendasikan penggunaan pendekatan SAVI ini pada materi yang lain atau bahkan pada mata pelajaran lainnya. c.
Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dengan menggunakan pendekatan SAVI.
BAB II LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teoritik Pada landasan teoritik ini akan dikemukakan bahasan mengenai berpikir kreatif dalam matematika, pendekatan SAVI, serta tahapan-tahapan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 1. Pendekatan SAVI Gaya belajar menurut Dave Meier dikenal dengan sebutan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) dalam bukunya The Accelerated Learning Handbook. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat, menyenangkan, dan memuaskan. a. Pengertian Pendekatan SAVI Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar harus memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Menurut Meier, pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran dengan pendekatan somatic, auditory, visual, dan intellectual. Somatis dimaksudkan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat). Auditori adalah learning by talking and hearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan sebagai learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan menggambarkan). Intelektual maksudnya adalah learning by problem solving and reflecting (belajar dengan memecahkan
11
12
masalah dan merenung).1 Proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan optimal jika keempat gaya belajar tersebut digunakan secara simultan.
b. Karakteristik Pendekatan SAVI Sesuai dengan singkatan dari SAVI yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan Intektual, di bawah ini diberikan perincian keempat bagian tersebut: 1) Somatis ”Somatis” berasal dari bahasa Yunani yaitu tubuh – soma (seperti dalam psikosomatis). Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatis adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung). Pengertian somatis pada pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) sama dengan kinestetik pada pembelajaran VAK (Visual, Auditori, Kinestetik). Menurut DePorter dkk, siswa yang belajar secara somatis (kinestetik) sering:2 Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak. Belajar dengan melakukan, menunjukkan tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik. Mengingat sambil berjalan dan melihat. Ciri-ciri tipe somatis (kinestetik) menurut DePorter dkk adalah:3 a) Berbicara dengan perlahan. 1
Dave Meier, The Accelereted Learning Handbook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2002), h. 91-92. 2 Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2004), h. 85. 3 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2005), h. 118-120.
13
b) Menanggapi perhatian fisik. c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka. d) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang. e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak. f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar. g) Belajar melalui memanipulasi dan praktik. h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. i) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca. j) Banyak menggunakan isyarat tubuh. k) Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama. l) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika memang telah pernah berada di tempat itu. m) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. n) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot – mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. o) Kemungkinan tulisannya jelek. p) Ingin melakukan segala sesuatu. q) Menyukai permainan yang menyibukkan. Belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestetik,
praktis
melibatkan
fisik,
dan
menggunakan
serta
menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Menghalangi pembelajar somatis menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar berarti kita menghalangi fungsi mereka sepenuhnya. Pembelajar fisik (somatis) senang dengan pembelajaran praktis supaya bisa langsung mencoba sendiri. Mereka suka berbuat saat belajar, misalnya menggarisbawahi, mencorat-coret, serta menggambarkan. Para pelajar somatis atau kinestetik suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Banyak pelajar somatis menjauhkan diri dari bangku karena mereka lebih suka duduk di lantai dan menyebarkan pekerjaan di sekeliling mereka.
14
2) Auditori Belajar auditori adalah cara belajar dengan menggunakan pendengaran. Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak adanya manusia. Pikiran auditori kita lebih kuat dari pada yang kita sadari. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari seseorang mampu membuat beberapa area penting di dalam otak menjadi aktif.4 Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut:5 Perhatiannya mudah terpecah. Berbicara dengan pola berirama. Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara saat membaca. Berdialog secara internal dan eksternal. Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam pikiran pembelajar dapat dilakukan dengan cara mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Guru dapat menyuruh siswa menerjemahkan pengalaman mereka dengan suara, membaca dengan keras atau secara dramatis jika mereka mau, ajak mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana
kerja,
menguasai
keterampilan,
membuat
tinjauan
pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. Pembelajaran auditori dengan mendengar informasi baru melalui penjelasan lisan, komentar, dan kaset. Mereka senang membaca teks kunci untuk merekamnya di kaset. 3) Visual Di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada indra yang lain, sehingga 4 5
Dave Meier, The Accelereted........, h. 95. Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching......., h. 85.
15
ketajaman visual lebih menonjol pada sebagian orang. Ilmuwan syaraf mengatakan bahwa 90% masukan indra untuk otak berasal dari sumber visual dan otak mempunyai tanggapan cepat dan alami terhadap simbol, ikon, dan gambar yang sederhana dan kuat. Seseorang yang sangat visual bercirikan sebagai berikut:6 Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan. Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyuluruh dan menangkap detail: mengingat apa yang dilihat. Teknik lain yang bisa dilakukan orang-orang dengan keterampilan visual yang kuat adalah dengan mengamati situasi dunia nyata
lalu
memikirkan
serta
membicarakan,
kemudian
menggambarkan proses, prinsip, atau makna yang dicontohkan situasi tersebut. 4) Intelektual Menurut Dave Meier, intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk “berpikir”, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru, dan belajar. Ia menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional, dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman yang diharapkan menjadi kearifan.7 Di bawah ini adalah beberapa contoh bagaimana membuat aktivitas sesuai dengan cara belajar atau gaya belajar siswa :
6
7
Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching......., h. 85. Dave Meier, The Accelereted........, h. 99.
16
Tabel 2.1 Aktivitas-aktivitas dalam Pembelajaran SAVI Gaya Belajar
Aktivitas
Somatis
1. Membuat model dalam suatu proses atau prosedur. 2. Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar, dan lain-lain). 3. Menulis, menggambar, dan membicarakan tentang apa yang dipelajari.
Auditori
1. Ajaklah pembelajar membaca keras-keras dari buku panduan. 2. Mintalah
pembelajar
untuk
berpasang-
pasangan membincangkan secara terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka akan menerapkannya. 3. Mintalah pembelajar berkelompok dan bicara non stop saat sedang menyusun pemecahan masalah. Visual
1. Presentasi yang hidup. 2. Pengamatan lapangan. 3. Dekorasi berwarna-warni. 4. Media belajar sebagai alat bantu.
Intelektual
1. Memecahkan masalah. 2. Memilih gagasan kreatif. 3. Merumuskan pertanyaan. 4. Menerapkan gagasan baru.
c. Penggunaan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika Menurut Meier ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan SAVI dalam kegiatan belajar sehari-hari
17
khususnya belajar matematika antara lain dapat menciptakan lingkungan yang positif (lingkungan yang tenang dan menggugah semangat), keterlibatan siswa sepenuhnya (aktif dan kreatif), adanya kerjasama di antara siswa, menggunakan metode mengajar yang bervariasi, dapat menggunakan pembelajaran kontekstual, serta dapat menggunakan alat peraga. Contoh penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran matematika misalnya : siswa dapat belajar sedikit dengan melihat, mengamati, menggambar, melukis, menciptakan, mendemonstrasikan media belajar dan alat peraga (V) tetapi mereka dapat belajar dengan jauh lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu ketika sedang belajar (S), misalnya memeragakan konsep sambil mempelajarinya selangkah semi selangkah, membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A), dan memikirkan cara menetapkan informasi yang mereka dapat (I). Jika keempat unsur
SAVI ada dalam suatu peristiwa
pembelajaran matematika maka proses belajar bisa lebih optimal dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Jadi, menurut peneliti pendekatan SAVI adalah bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar yang menjadikan
pembelajaran
itu
dapat
berlangsung
secara
cepat,
menyenangkan, dan memuaskan sehingga dapat memberikan pengaruh besar pada proses belajar serta meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. d. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI Strategi pendekatan SAVI ini dilaksanakan dalam siklus pembelajaran empat tahap:8 1) Persiapan. Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat para pembelajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman 8
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 373-374.
18
belajar yang akan datang, dan menetapkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. (Pengelompokkan siswa: membentuk kelompok diskusi dan unjuk kerja pada kelompok-kelompok kecil yang heterogen). 2) Penyampaian. Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajaran menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar. (Pembelajaran menekankan pada penggunaan berbagai media dengan melakukan manipulasi terhadap media benda konkret). 3) Pelatihan.
Tujuan
tahap
ini
adalah
membantu
pembelajar
mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. (Mendiskusikan tiap langkah yang harus dikerjakan dan juga melatih siswa berpikir kreatif dengan cara memecahkan suatu masalah secara berkelompok). 4) Penampilan
hasil.
Tujuan
tahap
ini,
membantu
pembelajar
menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus meningkat. (Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok diskusi dan tanya jawab).
2. Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Suryabrata berpendapat bahwa berpikir merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya. Proses berpikir itu pada pokoknya terdiri dari 3 langkah, yaitu pembentukan
pengertian,
pembentukan
pendapat,
dan
penarikan
19
kesimpulan.9 Ruggiero mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah,
membuat
suatu
keputusan,
atau
memenuhi
hasrat
keingintahuan.10 Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan, merupakan proses yang “dialektis” yang berarti bahwa selama berpikir, pikiran dalam keadaan tanya jawab untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan. Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain; berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Berpikir kritis dan berpikir kreatif perwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher order thinking).11 Kompetensi berpikir kritis dan kreatif dikalangan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam cara persaingan global, karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan produktif tergolong kompetensi tingkat tinggi (high order competencies) dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kompetensi dasar (basic skills) dalam pembelajaran matematika. Berpikir kreatif pada hakikatnya adalah berhubungan dengan penemuan sesuatu mengenai hal yang menghasilkan sesuatu baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. The memberi batasan bahwa berpikir kreatif (pemikiran kreatif) adalah suatu rangkaian tindakan yang dilakukan orang dengan menggunakan akal budinya untuk menciptakan buah pikiran baru dari kumpulan ingatan yang berisi berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan. Evans menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (conections) yang terus menerus (kontinu), sehingga ditemukan 9
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 12. 10 Ibid., h. 13. 11 Ibid., h. 13.
20
kombinasi yang benar atau sampai seseorang itu menyerah. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya. Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan.12 Berpikir kreatif merupakan suatu aktivitas mental yang memperhatikan kesulitan dan wawasan (ide).13 Lebih lanjut Isaken, Doral & Trefingger mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk mengkonstruksi atau menghasilkan berbagai respon yang mungkin, ideide, opsi-opsi, atau alternatif-alternatif untuk suatu permasalahan atau tantangan. Penggunaan istilah berpikir kreatif dan kreativitas seringkali tertukar. Kedua istilah tersebut berelasi secara konseptual, namun keduanya tidak identik. Kreativitas merupakan konstruk payung sebagai produk kreatif dari individu yang kreatif, memuat tahapan proses berpikir kreatif, dan lingkungan yang kondusif untuk berlangsungnya berpikir kreatif. Berpikir kreatif memuat aspek keterampilan kognitif, afektif, dan metakognitif.14 Kreativitas sering diasosiasikan dengan suatu produk kreatif. Meskipun demikian, menurut Dickhut, kreativitas dapat pula ditinjau dari prosesnya. Dihasilkannya suatu produk kreatif, apapun jenisnya pasti didahului oleh konstruksi ide kreatif. Ide kreatif ini dihasilkan melalui proses berpikir kreatif. Menurut McGregor, berpikir kreatif merupakan salah satu jenis berpikir (thinking) yang mengarahkan diperolehnya wawasan (insight) baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu. Biasanya berpikir kreatif terjadi ketika dipicu 12
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika ................, h. 14. Ibid., h. 15. 14 Utari Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik, (Bandung: FMIPA UPI, 2010), h. 10. 13
21
oleh tugas-tugas atau masalah yang menantang. Krutetski mendefiniskan kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan solusi terhadap suatu masalah matematika secara mudah dan fleksibel.15 Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal.16 Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan – berdasarkan data atau informasi yang tersedia – menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.17 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru secara fasih dan fleksibel. Ide dalam pengertian di sini adalah ide dalam memecahkan atau mengajukan masalah matematika dengan tepat atau sesuai dengan permintaan.18
b. Berpikir Kreatif Matematis Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum. Bishop menjelaskan bahwa seseorang memerlukan 2 model berpikir berbeda yang komplementer dalam matematika, yaitu berpikir kreatif yang bersifat intuitif dan berpikir analitik yang bersifat logis. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif tidak didasarkan pada pemikiran yang logis tetapi lebih sebagai pemikiran yang tiba-tiba muncul, tak terduga, dan diluar kebiasaan.19
15
Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif............., h. 2-3. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 1999) cet . ke-3, h. 45. 17 Ibid., h. 48. 18 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika ................., h. 24. 19 Ibid., h. 20. 16
22
Pehkonen memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. Krulik dan Rudnick menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat asli, reflektif, dan menghasilkan suatu produk yang kompleks. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif dipandang sebagai satu kesatuan atau kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru tersebut merupakan salah satu indikasi dari berpikir kreatif dalam matematika. Indikasi yang lain dikaitkan dengan kemampuan berpikir logis dan berpikir divergen.20 Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan kegiatan atau aktivitas mental untuk memecahkan masalah matematika secara tepat atau sesuai permintaan (pertanyaan) dengan penemuan yang menghasilkan sesuatu yang baru dari sesuatu yang telah ada, seperti ide, keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan.
c. Indikator Berpikir Kreatif Olson menjelaskan bahwa untuk tujuan riset mengenai berpikir kreatif, kreativitas (sebagai produk berpikir kreatif) sering dianggap terdiri dari dua unsur, yaitu kefasihan dan keluwesan (fleksibilitas):21 - Kefasihan ditunjukkan dengan kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat. - Keluwesan mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah. Williams menunjukkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu kefasihan, fleksibilitas, orisionalitas, dan elaborasi:22
20
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika ............, h. 20-21. Ibid., h. 18. 22 Ibid., h. 18-19. 21
23
- Kefasihan adalah kemampuan untuk menghasilkan pemikiran atau pertanyaan dalam jumlah yang banyak. - Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak macam pemikiran dan mudah berpindah dari jenis pemikiran tertentu pada jenis pemikiran lainnya. - Orisionalitas adalah kemampuan untuk berpikir dengan cara baru atau dengan ungkapan yang unik dan kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang tidak lazim daripada pemikiran yang jelas diketahui. - Elaborasi adalah kemampuan untuk menambah atau merinci hal-hal yang detil dari suatu objek, gagasan, atau situasi. Aspek-aspek itu banyak digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif yang bersifat umum dan penekanannya pada produk kreatif. Alvino menyatakan bahwa berpikir kreatif memuat empat komponen, yaitu: kelancaran (fluency), fleksibel (flexibility), keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration).23 Isaken et al., mendefinisikan berpikir kreatif sebagai proses diperolehnya ide yang menekankan pada aspek kefasihan (fluently), fleksibilitas (flexibility), keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration) dalam berpikir. Krutetskii mengidentikkan berpikir kreatif matematis dengan pembuatan soal atau problem formation
(problem
finding),
penemuan
(invention),
kebebasan
(independence), dan keaslian (originality), sedangkan menurut Holland berpikir kreatif matematis mempunyai beberapa komponen, yaitu kelancaran (fluently), fleksibilitas (flexibility), keaslian (originality), elaborasi (elaboration), dan sensitivitas (sensitivity).24 Silver menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan “The Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), 23 24
Utari Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik ........, h. 11. Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif............, h. 2-3.
24
fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika merespon perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah. Gagasan ketiga aspek berpikir kreatif tersebut diadaptasi oleh beberapa ahli dalam matematika.25 Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam penelitian ini diukur dengan menggunkan tiga aspek berpikir kreatif, yaitu kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Kefasihan mengacu pada banyaknya solusi benar yang dihasilkan siswa. Aspek kefasihan meliputi kemampuan: - menyelesaikan masalah dan memberikan banyak jawaban terhadap masalah tersebut, atau - memberikan banyak contoh atau pernyataan terkait konsep atau situasi matematis tertentu. Fleksibilitas mengacu pada kemampuan dalam mengajukan berbagai cara dalam pemecahan masalah (ragam ide). Aspek fleksibilitas meliputi kemampuan: - menggunakan beragam strategi penyelesaian masalah. Kebaruan mengacu pada sesuatu yang tidak biasa menurut siswa, hal ini berkaitan dengan keunikan jawaban siswa. Aspek kebaruan meliputi kemampuan: - menggunakan strategi yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa untuk menyelesaikan masalah, atau - memberikan contoh atau pernyataan yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa. Menurut peneliti, kefasihan (fluency) adalah kemampuan siswa dalam menjawab satu jawaban dengan benar dan tepat, fleksibilitas (flexibility) adalah kemampuan siswa dalam mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda, dan kebaruan 25
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika ..................., h. 23.
25
(novelty) adalah kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) merupakan hasil karya Dave Meier yang merupakan pengembangan dari VAK (Visual, Auditori, Kinestetik). Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh Pendekatan SAVI terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa” adalah sebagai berikut: 1) Angelina Komara Dewi (2009) dengan judul penelitian “Penerapan Pendekatan
SAVI
(Somatis,
Auditori,
Visual,
Intelektual)
untuk
Meningkatkan Hasil Belajar pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII pada Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Manusia”. Subjek penelitiannya yaitu kelas VII SMP Negeri 1 Jatinom Kabupaten Klaten tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu mencari pasangan jawaban, bermain peran, dan diskusi mengenai wacana dan diakhiri dengan postes pada tiap siklus. Penelitian ini meliputi dua ranah yaitu kognitif dan afektif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI dapat memperbaiki proses belajar mengajar, hal ini didukung dengan peningkatan hasil belajar biologi siswa. 2) Fatkhu Rokhma Diana (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Pendekatan SAVI melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta”. Subjek Penelitiannya yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only non-equivalent control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian, lembar observasi, dan dokumen
26
sekolah. Penelitian ini menyimpulkan pendekatan SAVI melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VII SMPN 14 Surakarta. 3) Dian Novitasari (2011) dengan judul penelitian “Penerapan Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa”. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tangerang II Pamulang tahun ajaran 2011/2012 pada bulan SeptemberNovember 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan penalaran induktif, lembar observasi aktivitas pembelajaran matematika, dan wawancara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dan hasil belajar matematika. Pada penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa” memiliki perbedaan dengan hasil penelitian relevan yang telah disebutkan di atas. Salah satu perbedaannya adalah kemampuan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Penelitian ini akan digunakan untuk menentukan apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI lebih tinggi dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
C. Kerangka Berpikir Kurikulum
2004
matapelajaran
matematika
mengisyaratkan
pentingnya kreativitas siswa, berpikir kreatif, maupun aktifitas kreatif. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengisyaratkan agar tiap pembelajaran matematika di sekolah dimulai dengan memberikan soal-soal kontekstual dengan solusi atau strategi penyelesaian tidak tunggal. Tapi pada umumnya,
27
guru hanya memberikan permasalahan rutin yang bersifat tertutup (memiliki jawaban atau cara penyelesaian tunggal) dan kebanyakan siswa mengerjakan tugas atau latihan soal yang tidak jauh berbeda dengan cara yang diajarkan oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas dan produktivitas berpikirnya. Proses pembelajaran matematika seharusnya memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan. Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa dapat dilakukan dengan memberikan soal-soal cerita open-ended, yaitu soal yang memiliki banyak jawaban benar sehingga memungkinkan siswa untuk memperlihatkan proses berpikir divergennya melalui tugas-tugas mengenai pemecahan masalah dan pengajuan masalah. Oleh karena itu, proses pembelajaran matematika seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan dalam upaya memecahkan masalah. Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Pada pemecahan masalah matematika akan memberikan peserta didik kesempatan untuk melakukan investigasi masalah matematika yang mendalam sehingga dapat mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya secara kritis dan kreatif. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya agar percaya diri terhadap kemampuan siswa untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru. Dalam suasana pembelajaran yang demikian, kemampuan kreatif siswa dapat tumbuh subur. Siswa yang tadinya dituntut mengerjakan tugas yang sangat terstruktur, tugas yang hanya memiliki satu jawaban benar, dan tugas yang membutuhkan pemikiran yang reproduktif dapat diminta untuk melakukan proses pemikiran divergen dan imajinatif. Berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau ide-ide baru dalam mengahadapi suatu masalah. Sadar
28
akan pentingnya kreativitas dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari, guru diharapkan dapat merancang metode pembelajaran maupun pendekatanpendekatan yang dapat mengembangkan kreativitas siswa. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran yang membuat siswa melakukan proses berpikir kreatif. Pendekatan yang relevan dengan kemampuan berpikir kreatif adalah pendekatan SAVI. Pembelajaran dengan pendekatan SAVI hampir sama dengan pembelajaran aktif, hanya saja
pendekatan SAVI tidak hanya
mengutamakan gerakan fisik saja tetapi juga menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra, sehingga dapat berpengaruh besar pada pembelajaran matematika. Unsur-unsur SAVI mudah diingat, yaitu: somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar), visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan), dan intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, SAVI merupakan pengembangan dari VAK. Pada pendekatan SAVI ditambahkan gaya belajar intelektual yang membedakan antara SAVI dan VAK. Perbedaannya terletak pada Intelektual dimana VAK (tanpa intelektual) hanya digunakan sebagai cara termudah dalam penyerapan informasi, tanpa ada proses berpikir di dalamnya sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti, pemecahan masalah, berpikir kritis, maupun berpikir kreatif. Aspek intelektual dalam belajar melalui pendekatan SAVI akan terlatih jika mengajak pembelajar terlibat dalam aktivitas seperti, di antaranya memecahkan masalah dan melahirkan gagasan kreatif. Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Artinya, bahwa pembelajaran yang dilaksanakan telah mampu merangkum semua gaya belajar tersebut. Dengan menggunakan pendekatan SAVI pembelajaran tidak lagi hanya menguntungkan salah satu kelompok siswa saja, melainkan semua siswa dengan berbagai gaya belajar
29
mampu untuk menerima materi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Secara garis besar pengaruh pendekatan SAVI terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa terangkum dalam bagan kerangka berpikir berikut ini :
D. Pengajuan Hipotesis Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan landasan teori yang telah diuraikan di atas maka rumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada
siswa
konvensional”.
yang
pembelajarannya
menggunakan
pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMPN 13 yang beralamat di Jalan Beruang II Peladen, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Waktu
Kegiatan
24 Maret 2014
Permohonan izin observasi
7 April 2014
Permohonan izin penelitian Pra penelitian, wawancara guru matematika, dan
8 April 2014
wawancara siswa-siswi
14 April 2014
Uji Instrumen
15 April – 21 Mei 2014
Penelitian
22 Mei 2014
Pemberian posttest
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian
ini
mengunakan
metode
eksperimen
semu
(quasi
eksperimen) yang diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau
30
31
eksperimen semu.1 Metode eksperimen semu (quasi eksperimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.2 Pada penelitian ini sampel akan dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok diberikan dua perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok eksperimen dengan menggunakan pendekatan SAVI dan kelompok kontrol dengan pendekatan konvensional. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized subjects posttest only control group yang artinya pengontrolan secara acak dengan tes hanya dilakukan diakhir perlakuan. Desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut: Tabel 3.2 Desain Penelitian Eksperimen Perlakuan
Tes Akhir
(Treatment)
(Posttest)
E
XE
Y
K
XK
Y
Kelompok
Keterangan: E
: Kelompok eksperimen
K
: Kelompok kontrol
XE : Perlakuan dengan menggunakan pendekatan SAVI XK : Perlakuan dengan menggunakan pendekatan konvensional Y
: Test akhir yang sama pada kedua kelompok Desain penelitian ini terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Kedua kelompok tersebut dilakukan tes akhir setelah 1
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h. 36. 2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2008), cet. IV, h. 59.
32
diberi perlakuan, kemudian membandingkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI dan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi a. Populasi Target Populasi target adalah seluruh siswa SMPN 13 yang terdaftar pada tahun ajaran 2013-2014. b. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau diambil dari dua kelas yang kemampuan siswanya homogen, yaitu kelas VII.6 dan kelas VII.7 di SMPN 13 yang terdaftar pada tahun ajaran 2013-2014. Dalam penelitian ini kelas VII.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.7 sebagai kelas kontrol. 2. Sampel Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 42 siswa-siswi SMPN 13 di kelas VII.6 dan 42 siswa-siswi SMPN 13 di kelas VII.7. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling (sampel acak kelompok).
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan pemberian tes yang dilakukan pada akhir pokok bahasan materi yang telah dipelajari. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut sebagai berikut: 1. Variabel yang diteliti Penerapan pendekatan SAVI dan tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran matematika. 2. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian dan guru mata pelajaran matematika.
33
E. Instrumen Penelitian Instrument tes berpikir kreatif digunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal uraian sebanyak 6 butir soal yang diberikan dalam bentuk post test. Instrumen tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan segiempat. Tes dengan soal uraian yang sama diberikan kepada kedua kelas tersebut. Indikator yang akan diukur melalui tes uraian akan dijelaskan pada tabel berikut ini : Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa No
Pokok Bahasan Jenis-jenis segiempat
1
berdasarkan sisi atau sudutnya Menggunakan
2
konsep luas dan
Menggambar setiap bangun datar segiempat
4
Indikator Kemampuan
No
Kemampuan
Berpikir Kreatif
Soal
Fleksibilitas (flexibility)
Menghitung keliling dan luas segiempat
Menggolongkan hal-hal menurut pembagian kategori yang
Tepat dalam memberikan suatu
(fluency)
gagasan.
(flexibility)
Kefasihan (fluency)
penafsiran terhadap suatu
5
gambar, cerita, atau masalah. Tepat dalam memberikan suatu gagasan.
Tepat dalam memberikan suatu
(fluency)
gagasan.
(novelty)
2
Memberikan bermacam-macam
Kefasihan
Kebaruan
3
berbeda.
Kefasihan
keliling bangun datar Fleksibilitas segiempat
3
Jenis
1
4
Memberikan jawaban baru, unik, dan berbeda dari yang sudah dipelajari di kelas.
6
34
Untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, diperlukan penskoran terhadap jawaban siswa pada tiap butir soal. Kriteria penskoran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.4 Panduan Pemberian Skor Holistic Scoring Rubrics Mertler Kemampuan Berpikir Kreatif yang Diukur
Kefasihan (fluency)
Fleksibilitas (flexibility)
Kebaruan (novelty)
Respon Siswa terhadap Soal
Skor
Tidak memberikan jawaban Memberikan sebuah jawaban yang tidak relevan Memberikan sebuah jawaban yang relevan tetapi perhitungan dan penyelesaiannya salah Memberikan sebuah jawaban yang relevan dan perhitungannya benar tetapi penyelesaiannya kurang lengkap atau kurang jelas Memberikan sebuah jawaban yang relevan serta perhitungan dan penyelesaiannya benar, lengkap, dan jelas Tidak memberikan jawaban Memberikan jawaban dengan satu cara atau lebih tetapi penyelesaiannya salah Memberikan jawaban dengan satu cara dan penyelesaian perhitungan serta hasilnya benar Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya ada yang salah Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) dan penyelesaian perhitungan serta hasilnya benar Tidak memberikan jawaban Memberikan jawaban yang biasa-biasa saja, kurang unik, atau sudah umum serta penyelesaiannya perhitungan dan hasilnya salah Memberikan jawaban yang biasa-biasa saja, kurang unik, atau sudah umum serta penyelesaiannya perhitungan dan hasilnya benar Memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya ada yang salah Memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa serta penyelesaian perhitungan dan hasilnya benar
0 1 2 3
4 0 1 2 3 4 0 1
2
3 4
35
Tes berpikir kreatif menggunakan tes essay (uraian) diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan dengan maksud untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. 1. Validitas Untuk mengetahui instrument berpikir kreatif dalam mengukur sesuai yang dharapkan pada penelitian ini, maka diadakan uji validitas yaitu dengan menguji cobakan instrument penelitian sebelum data sebenarnya dikumpulkan. Validitas yang digunakan adalah validitas butir soal dengan menggunakan rumus product moment 3:
rxy
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Keterangan: rxy
:
indeks korelasi X danY (indeks korelasi butir soal yang dicari)
N
: jumlah responden
X
: skor item
Y
: skor total Koefisien korelasi umumnya dibagi ke dalam lima bagian seperti
pada tabel 3.1 berikut ini:4 Tabel 3.5 Makna Koefisien Korelasi Product Moment
3
Angka Korelasi
Makna
0.800 – 1.000
Sangat tinggi
0.600 – 0.800
Tinggi
0.400 – 0.600
Cukup
0.200 – 0.400
Rendah
0.000 – 0.200
Sangat rendah
H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), h. 119-120. 4 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. IV, h. 59.
36
2. Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Alpha sebagai berikut:5 2 n si r11 1 2 st n 1
Keterangan: r11
: reliabilitas instrumen
n
: banyaknya butir pernyataan yang valid
s
2 i
: jumlah varians skor setiap item
s t2
: varians skor total
Rumus varians skor (si2) yang digunakan adalah: ∑
∑
∑
∑
Keterangan: si 2
: varians skor soal setiap item
x
: skor item
n
: jumlah responden
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J.P Guilford sebagai berikut ini:6 r11 ≤ 0,20
: derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40
: derajat reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11 < 0,70
: derajat reliabilitas sedang
0,70 ≤ r11 < 0,90
: derajat reliabilitas tinggi
0,90 ≤ r11 < 1,00
: derajat reliabilitas sangat tinggi
5 6
H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika,..................., h. 153-154. H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika,..................., h. 139.
37
3. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran dapat dinyatakan melalui beberapa cara, salah satunya adalah proporsi menjawab benar (p). Proporsi menjawab benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat kesukaran yang paling umum digunakan. Persamaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar adalah:7 ∑ Keterangan: p
: proporsi menjawab benar atau taraf kesukaran
Σx
: jumlah skor peserta tes
Sm
: skor maksimum
N
: jumlah peserta tes
Taraf kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori seperti pada tabel 3.2 di bawah ini:8 Tabel 3.6 Kategori Taraf Kesukaran Nilai p
Kategori
p < 0.3
Sukar
0.3 ≤ p ≤ 0.7
Sedang
p > 0.7
Mudah
4. Daya Pembeda Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda (item discrimination).9 7 8
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas............., h. 12. Ibid., h. 21.
38
Daya pembeda pada soal uraian dapat ditentukan dengan mengurutkan seluruh peserta tes berdasarkan perolehan skor total dari yang tinggi ke perolehan skor yang rendah. Seluruh peserta tes dibagi menjadi 50% kelompok atas, yaitu kelompok yang memiliki skor total tinggi dan 50% kelompok bawah, yaitu kelompok peserta tes yang memperoleh skor total rendah. Kemudian, baik kelompok atas maupun kelompok bawah dihitung taraf kesukarannya, sehingga daya pembeda (D) dapat ditentukan dengan menghitung selisih antara taraf kesukaran kelompok atas dengan taraf kesukaran kelompok bawah. DP = p kelompok atas – p kelompok bawah Keterangan: DP
: daya pembeda
p
: taraf kesukaran
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah :10 DP ≤ 0,00
: sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20
: jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
: cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
: baik
0,70 < DP ≤ 1,00
: sangat baik
Dari 26 responden dengan taraf signifikan 5% dan rtabel 0,388; serta dari 6 butir soal dengan skor maksimal masing-masing butir adalah 4, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
9
Ibid., h. 23. H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika,..................., h. 161.
10
39
Tabel 3.7 Kesimpulan Hasil dan Perhitungan Uji Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Uji Instrumen Butir Soal
Validitas
Reliabilitas
Taraf
Daya
Kesukaran
Pembeda
X1
0,4154
0,5769
0,1154
Keterangan
Valid
Sedang
Jelek
X2
0,5509
0,5000
0,1923
Keterangan
Valid
Sedang
Jelek
X3
0,7022
0,6058
0,2885
Keterangan
Valid
Sedang
Cukup
X4
0,6546
0,3654
0,1538
Keterangan
Valid
Sedang
Jelek
X5
0,7850
0,7981
0,2885
Keterangan
Valid
Mudah
Cukup
X6
0,7299
0,2789
0,5577
Keterangan
Valid
Sukar
Baik
0,7229
Baik
Dari Tabel 3.3 berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas yang dilakukan, dari 6 butir soal yang diuji coba diperoleh 6 butir soal yang valid dengan reliabilitas soal sebesar 0,7229. Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran, dari 6 butir soal yang valid diperoleh 1 butir soal dengan kriteria mudah, 4 butir soal dengan kriteria sedang, dan 1 butir soal dengan kriteria sukar. Sedangkan hasil perhitungan uji daya pembeda, dari 6 butir soal yang valid diperoleh 3 butir soal dengan kriteria jelek, 2 butir soal dengan kriteria cukup, dan 1 butir soal dengan kriteria baik.
40
F. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan. Penganalisisan dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas yang diajar dengan pendekatan SAVI dan kelas yang diajar dengan pendekatan konvensional. Dari data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan statistik dan melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk mengetahui pengaruh pendekatan SAVI terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Sebelum dilakukan perhitungan statistik dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:11 1) Menentukan hipotesis H0 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2) Menentukan rata-rata. 3) Menentukan standar deviasi. 4) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi. a) Rumus banyak kelas: (aturan Struges) K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek b) Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
11
M. Subana, M. Rahadi, dan Sudrajat, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), cet. I, h. 124 – 127.
41
c) Panjang kelas (P) =
R K
5) Cari 2 hitung dengan rumus:
2
hitung
Oi Ei 2 Ei
6) Cari 2 tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K) – 3 dan taraf kepercayaan 95 % atau taraf signifikansi α = 5%. 7) Kriteria pengujian: Jika 2 hitung < 2 tabel maka H0 diterima
2 tabel maka H0 ditolak
Jika 2 hitung b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher (F). Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:12 1) Menentukan hipotesis H0 : 1 2
2
H1 : 1 2
2
2
2
2) Cari Fhitung dengan rumus: F
12
Varians terbesar Varians terkecil
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rosemata Sampurna, 2010), Cet. III, h. 118.
42
3) Menentukan Derajat Bebas (db) dan Taraf Signifikasi (α) Taraf Signifikasi (α) = 5% = 0,05 db
=n–1
dbpembilang
= n1 – 1
dbpenyebut
= n2 – 1
Keterangan : n1
= Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2
= Jumlah sampel kelompok kontrol
4) Hitung Ftabel dengan rumus: Ftabel = F(α)(n1 – 1; n2 – 1) 5) Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu: Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima. Jika Fhitung
Ftabel maka H0 ditolak.
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0
: Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama.
H1
: Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang berbeda.
2. Uji Hipotesis Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus Uji ”t” yang satu sama lain tidak mempunyai hubungan. Rumus yang digunakan, yaitu: a. Untuk sampel yang homogen:13 t
X1 X 2 s gab
13
1 1 n1 n2
dengan X 1
X1 X2 dan X 2 n1 n2
M. Subana, M. Rahadi, dan Sudrajat, Statistik Pendidikan,..........., h. 171-173.
43
n1 1s1 2 n2 1s 2 2
Sedangkan s gab
n1 n2 2
n X 2 X nn 1
dan st
2
Keterangan: t
:
harga t hitung
X 1 dan X 2
:
nilai rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2
:
varians data kelompok 1 dan 2
sgab
:
simpangan baku kedua kelompok
n1 dan n2
:
jumlah kelompok 1 dan 2
2
s1 dan s 2
2
Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung (thitung) dan t tabel (ttabel), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus: df atau db = (n1 + n2) – 2 dengan diperolehnya df atau db, maka dapat dicari harga ttabel pada taraf signifikansi 5%. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, tetapi jika thitung
ttabel maka H0 diterima.
b. Untuk sampel yang tak homogen (heterogen): 1) Mencari nilai t dengan rumus: t
X1 X 2 2
2
s1 s 2 n1 n2
44
2) Menghitung df:
Rumusnya: df
s1 2 s 21 2 n n 1 2
2
2
s1 2 s2 2 n1 n 2 n1 1 n2 1
2
Kriteria pengujian hipotesisnya: Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak. Jika thitung
ttabel maka H0 diterima.
Jika dalam perhitungan uji normalitas diperoleh bahwa kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka untuk menguji hipotesis menggunakan uji non parametrik. Adapun jenis uji non parametrik yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Mann-Whitney (Uji ”U”) untuk sampel besar dengan taraf signifikasi α = 0,05. Adapun langkah-langkah dalam tes U Mann-Whitney adalah sebagai berikut: a. Tentukan harga-harga n1 dan n2. n1 untuk jumlah siswa yang lebih sedikit dan n2 untuk jumlah siswa yang lebih banyak. b. Berilah ranking bersama skor-skor kedua kelompok itu. c. Tentukan harga U dengan rumus:14
14
153.
U1
n 1n 2
U2
n 1n 2
n 1 (n 1 1) 2 n 2 (n 2 1) 2
R1
dan
R2
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 21, h.
45
Dimana: n1 = jumlah sampel kelas eksperimen n2 = jumlah sampel kelas kontrol U1 = jumlah peringkat kelas eksperimen U2 = jumlah peringkat kelas kontrol R1 = jumlah rangking pada sampel kelas eksperimen R2 = jumlah rangking pada sampel kelas kontrol d. Metode untuk menetapkan signifikansi harga U observasi dengan rumus: Z
Z
U - U
U n1 n 2 2 (n1 ) (n 2 ) (n 1 n 2 1) 12 U-
e. Jika harga observasi U mempunyai kemungkinan yang sama besar dengan atau lebih kecil dari α maka tolak H0 dan terima H1. f. kriteria pengujian: Jika p ≤ α maka tolak H0 Jika p > α maka terima H0
G. Hipotesis Statistik Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H0
:
1 2
H1
:
1 2
46
Keterangan:
1
:
rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI.
2
:
rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian tentang pengaruh pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di SMP Negeri 13 ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan terhadap dua kelompok siswa, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen terdiri dari 42 orang siswa pada kelas VII.6 yang diajarkan dengan pendekatan SAVI, sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 42 orang siswa pada kelas VII.7 yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah bangun datar segiempat. Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelompok, setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kedua kelompok tersebut diberikan tes berbentuk soal uraian. Sebelum tes tersebut diberikan, dilakukan uji instrumen terlebih dahulu terhadap 6 butir soal. Uji instrumen dilakukan pada 26 orang siswa di kelas VIII.2. Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian yang merupakan hasil perhitungan akhir. Data pada penelitian ini berupa data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilaksanakan sesudah proses pembelajaran selesai (posttest). Data pada penelitian ini merupakan data yang terkumpul dari tes yang telah diberikan kepada siswa SMP Negeri 13.
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis dari 42 orang siswa pada kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI, diperoleh nilai terendah 54,17 dan nilai tertinggi 91,70. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan
47
48
berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram batang sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen Frekuensi No. Nilai Titik Tengah Absolut Range f (%) Kumulatif 1.
54 – 60
57
5
11,90
5
2.
61 – 67
64
11
26,19
16
3.
68 – 74
71
15
35,72
31
4.
75 – 81
78
6
14,29
37
5.
82 – 88
85
3
7,14
40
6.
89 – 95
92
2
4,76
42
Dari Tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa nilai siswa pada kelas eksperimen dikelompokkan menjadi 6 kelas dengan interval masing-masing kelas adalah 7. Nilai yang paling banyak diperoleh siswa pada kelas eksperimen terletak pada interval 68-74 yaitu sebesar 35,72%, sedangkan nilai yang paling sedikit terletak pada interval 89-95 sebesar 4,76%. Secara visual penyebaran data hasil tes kemampunan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada histogram berikut ini:
20
Absolut
15 10 5 0 54 – 60
61 – 67
68 – 74
75 – 81
82 – 88
89 – 95
Nilai
Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen
49
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis dari 42 orang siswa pada kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional, diperoleh nilai terendah 41,67 dan nilai tertinggi 79,17. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram batang sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol No.
Nilai
Titik Tengah
1.
40 – 46
2.
Frekuensi Absolut
Range f (%)
Kumulatif
43
5
11,90
5
47 – 53
50
12
28,57
17
3.
54 – 60
57
17
40,48
34
4.
61 – 67
64
4
9,53
38
5.
68 – 74
71
3
7,14
40
6.
75 – 81
78
1
2,38
42
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai siswa pada kelas kontrol dikelompokkan menjadi 6 kelas dengan interval masing-masing kelas adalah 7. Nilai yang paling banyak diperoleh siswa pada kelas kontrol terletak pada interval 54-60 yaitu sebesar 40,48%, sedangkan nilai yang paling sedikit terletak pada interval 75-81 sebesar 2,38%. Secara visual penyebaran data hasil tes kemampunan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol dapat dilihat pada histogram berikut ini:
50
18 16 14
Absolut
12 10 8 6 4 2 0 40 – 46
47 – 53
54 – 60
61 – 67
68 – 74
75 – 81
Nilai
Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat dilihat tabel statistik deskriptif hasil penelitian berikut: Tabel 4.3 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah Sampel
42
42
Nilai Tertinggi
91,70
79,17
Nilai Terendah
54,17
41,67
Mean
70,50
55,50
Median
69,83
55,15
Modus
69,65
55,44
Varians
79,82
65,82
Simpangan Baku
8,93
8,11
Kemiringan
0,23
0,13
Ketajaman (kurtosis)
2,86
3,21
51
Dari Tabel 4.3 terlihat perbedaan statistika pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Berdasarkan tabel tersebut dijelaskan bahwa jumlah sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masingmasing terdiri dari 42 siswa, dimana pada kelompok eksperimen nilai tertinggi adalah 91,70 dan nilai terendah adalah 54,17, sedangkan pada kelompok kontrol nilai tertinggi adalah 79,17 dan nilai terendah adalah 41,67. Nilai ratarata yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan selisih nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 15,00. Begitu pula dengan nilai median (Md) dan nilai modus (Mo), pada kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol. Jika dilihat dari simpangan baku, skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen lebih merata dan menyebar dibandingkan pada kelompok kontrol. Tingkat kemiringan pada kelompok eksperimen adalah 0,23, sedangkan pada kelompok kontrol adalah 0,13. Karena tingkat kemiringan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berharga positif, maka distribusi data miring positif atau landai kanan atau dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata seperti pada gambar kurva berikut ini :
Gambar 4.3 Kurva Tingkat Kemiringan Positif
52
Tingkat ketajaman (kurtosis) pada kelompok eksperimen adalah 2,86 yang berarti ketajaman kurang dari 3 dengan kurva berbentuk platikurtik (agak datar) dan nilai-nilai datanya tersebar secara merata sampai jauh dari rataratanya seperti pada gambar kurva berikut ini :
Gambar 4.4 Kurva Ketajaman Platikurtik Pada kelompok kontrol, tingkat ketajaman (kurtosis) adalah 3,21 yang berarti ketajaman lebih besar dari 3 dengan kurva berbentuk leptokurtik (agak runcing) dan nilai-nilai datanya terpusat disekitar nilai rata-rata seperti pada gambar kurva berikut ini :
Gambar 4.5 Kurva Ketajaman Lepokurtik
B. Pengujian Persyaratan Analisis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan uji-t. Untuk dapat melakukan uji hipotesis dengan uji-t persyaratan untuk analisis tersebut harus dipenuhi. Persyaratan analisis yang dimaksud adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian kedua persyaratan analisis tersebut adalah sebagai berikut:
53
1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada kedua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria pengujian yang diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Pengujian normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji kai kuadrat (chi square). Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Dari hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok eksperimen diperoleh nilai 2 hitung = 3,56 (Lampiran 25) dan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat (chi square) diperoleh 2tabel untuk jumlah sampel 42 pada taraf signifikansi (α) = 5% adalah 7,81. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa nilai 2hitung lebih kecil dari 2tabel, yaitu 3,56 < 7,81 sehingga H0 diterima. Artinya, data pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol Dari hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol diperoleh nilai 2 hitung = 4,17 (Lampiran 26) dan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat (chi square) diperoleh 2tabel untuk jumlah sampel 42 pada taraf signifikansi (α) = 5% adalah 7,81. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa nilai 2hitung lebih kecil dari 2tabel, yaitu 4,17 < 7,81 sehingga H0 diterima. Artinya, data pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji normalitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
54
Tabel 4.4 Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Jumlah
2
2tabel
Sampel
hitung
(α = 5%)
42
3,56
42
Kesimpulan Sampel berasal dari
7,81 Kontrol
Dk
4,17
3
populasi yang berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varians yang sama (homogen) atau berbeda (heterogen). Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan uji Fisher (F). Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila
yang diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0
: 1 2 2 2
H1
: 12 2 2
Keterangan : = Varians kelompok eksperimen = Varians kelompok kontrol
Varians untuk kelompok eksperimen adalah 79,82 dan varians untuk kelompok kontrol diperoleh 65,82. Dari hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,21 (Lampiran 27) dan nilai Ftabel = 1,67 pada taraf signifikasi (α) = 5% dengan derajat bebas (db) pembilang 41 dan derajat bebas (db) penyebut 41. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
55
bahwa nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel, yaitu 1,21 < 1,67 sehingga H0 diterima. Artinya, kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Varians Kelompok
Kelompok
Ekperimen
Kontrol
n
Fhitung
Ftabel (α = 5%)
Kesimpulan
Kedua kelompok sampel 79,82
65,82
42
1,21
1,67
mempunyai varians yang sama atau homogen
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh bahwa kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama (homogen). Selanjutnya data dianalisis dengan melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen yang diajar dengan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol yang diajar dengan pendekatan konvensional. Untuk pengujian tersebut perumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: H0
:
1 2
H1
:
1 2
56
Keterangan: µ1
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen
µ2
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol Pengujian hipotesis tersebut diuji menggunakan uji-t, karena kedua
kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) maka uji-t digunakan menggunakan rumus untuk sampel yang homogen. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh thitung sebesar 8,06 (Lampiran 28) dan ttabel sebesar 1,67 dengan derajat bebas (db) = 82 dan taraf signifikansi (α) 5%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yaitu 8,58 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji hipotesis dengan uji-t dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis db
thitung
82
8,06
ttabel (α = 5%) 1,67
Kesimpulan Tolak H0
2. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh thitung sebesar 8,06 dan ttabel sebesar 1,67 dengan derajat bebas (db) = 82 dan taraf signifikansi (α) 5%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yaitu 8,58 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan
57
pendekatan SAVI lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran penelitian
dengan
tersebut
pendekatan
dapat
konvensional.
disimpulkan
bahwa
Berdasarkan terdapat
hasil
perbedaan
kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI dan pendekatan konvensional. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan SAVI berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga terlihat dari perolehan nilai rata-rata kedua kelompok, yaitu 70,50 untuk kelompok eksperimen dan 55,50 untuk kelompok kontrol. Artinya, nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menunjukan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI lebih baik dibandingkan dengan pendekatan konvensional, dikarenakan pembelajaran dengan pendekatan SAVI lebih menekankan bahwa belajar harus memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Pendekatan SAVI tidak hanya mengutamakan gerakan fisik saja tetapi juga menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra, sehingga dapat berpengaruh besar pada pembelajaran matematika. Melalui pembelajaran dengan pendekatan SAVI, guru tidak lagi menjadi pusat pada proses pembelajaran tetapi juga sebagai fasilitator yang membimbing proses pembelajaran di kelas sehingga melatih siswa untuk berpikir kreatif. Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensional, dimana dalam proses pembelajaran ini kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru, sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru sehingga kemampuan berpikir kreatifnya kurang berkembang. Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini didasarkan pada tiga indikator, yaitu kefasihan (fluency) adalah kemampuan
58
siswa dalam menjawab satu jawaban dengan benar dan tepat, fleksibilitas (flexibility) adalah kemampuan siswa dalam mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda, dan kebaruan (novelty) adalah kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas. Skor kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan indikator disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif
No.
1.
2.
3.
Indikator
Skor Ideal
Kefasihan (fluency) Fleksibilitas (flexibility) Kebaruan (novelty)
Tabel
4.4
Eksperimen Skor Siswa
Kontrol
̅
%
Skor Siswa
̅
%
12
314
7,48
62,30
243
5,79
48,21
8
314
7,48
93,45
264
6,29
78,57
4
80
1,90
47,62
51
1,21
30,36
menunjukkan
bahwa
terdapat
perbedaan
skor
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditinjau dari tiga indikator kemampuan berpikir kreatif. Setiap indikator berpikir kreatif memiliki skor ideal yang berbedabeda,
karena setiap indikator diwakili oleh jumlah soal yang berbeda.
Untuk indikator pertama, yaitu kefasihan (fluency) yang diwakili oleh 3 soal, yaitu butir soal nomor 1, 2, dan 4 dengan skor maksimum tiap soal adalah 4, sehingga skor ideal per siswa untuk indikator kefasihan (fluency) adalah 12, sedangkan skor ideal seluruh siswa adalah 12 x 42 siswa = 504 untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk perhitungan skor
59
ideal pada indikator fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (novelty) sama dengan perhitungan indikator kefasihan (fluency). Siswa yang mampu mencapai indikator pertama, yaitu kefasihan (fluency) pada kelompok eksperimen sebesar 62,30% dari seluruh siswa, sedangkan pada kelompok kontrol persentasenya lebih rendah dari kelompok eksperimen, yaitu sebesar 48,21%. Hal ini mengartikan bahwa siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu dalam menjawab satu jawaban dengan benar dan tepat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Untuk indikator kedua, yaitu fleksibilitas (flexibility) pada kelompok eksperimen memperoleh persentase skor rata-rata siswa sebesar 93,45% yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu sebesar 78,57%. Artinya, siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu dalam mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Persentase skor ratarata siswa untuk indikator ketiga, yaitu kebaruan (novelty) pada kelompok eksperimen sebesar 47,62%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 30,36%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada kelompok eksperimen dalam memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol. Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa indikator fleksibilitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan indikator kefasihan dan indikator kebaruan. Untuk lebih jelasnya, persentase skor rata-rata siswa berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam diagram batang berikut ini:
60
100 90 80
Persentase
70 60 50
Eksperimen
40
Kontrol
30 20 10 0 1
2
3
Indikator
Gambar 4.6 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif Pendekatan SAVI dalam penelitian ini terdiri dari empat unsur, yaitu somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar), visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan), dan intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung).
Keempat
unsur
tersebut
harus
terlibat
dalam
setiap
pembelajarannya. Pada penelitian ini, untuk memenuhi keempat unsur tersebut setiap siswa pada kelas yang diajar dengan pendekatan SAVI membentuk kelompok diskusi yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang, seperti terlihat pada gambar berikut ini:
61
Gambar 4.7 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Kelompok Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun siswa dalam melakukan diskusi kelompok. LKS tersebut memuat materi
pokok
bangun
datar
segiempat
yang
dirancang
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang meliputi kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Setiap siswa pada masing-masing kelompok yang mengerjakan dan mendiskusikan LKS secara tidak langsung sedang menerapkan bagian dari unsur SAVI, yaitu somatis, auditori, dan visual. Unsur somatis dalam proses diskusi terlihat ketika siswa menggerakkan anggota tubuhnya untuk mengerjakan LKS, misalnya seperti menggambar serta mengukur bangun datar segi empat, sedangkan unsur auditori terlihat ketika siswa pada setiap kelompok ada yang berbicara untuk mengungkapkan gagasannya dan siswa yang lainnya mendengarkan gagasan dari siswa tersebut. Tetapi ada sedikit hambatan yang terjadi di kelas eksperimen, yaitu kondisi siswa yang belum terbiasa belajar dengan cara berdiskusi kelompok membuat sebagian
62
kelompok ada yang tidak dapat bekerja sama dengan baik (masih bekerja secara individual). Unsur visual terjadi ketika siswa memahami gambar bangun datar segiempat yang ada di dalam LKS, kemudian mengisi jawaban pada tempat yg telah disediakan. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang berkembang pada tahap ini adalah kefasihan. Terdapat kelemahan antara perpaduan unsur somatis, auditori, dan visual pada tahap ini, yaitu pada saat memahami soal bergambar (bangun datar segiempat) dengan ukuran-ukuran yang diketahui pada uraian soal untuk menghitung luasnya, beberapa siswa salah menafsirkan ukuran gambar yang terdapat pada soal tersebut. Siswa tersebut mengartikan bahwa ukuran yang digunakan dalam perhitungan adalah ukuran gambar yang disajikan tanpa memperhatikan uraian soalnya sehingga siswa tersebut mengukur ukuran gambar yang tersedia menggunakan penggaris untuk dihitung luasnya. Proses diskusi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.8 Aktivitas Siswa Saat Berkelompok Mengerjakan dan Mendiskusikan LKS
63
Selama proses diskusi berlangsung guru berkeliling memantau jalannya diskusi, serta membantu sekaligus mengarahkan siswa pada kelompok tertentu yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan atau memahami isi LKS. Setelah masing-masing kelompok selesai berdiskusi pada waktu yang telah ditentukan, sebanyak dua kelompok pada setiap pertemuan dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan menuliskan dan menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompoknya mengenai materi bangun datar segiempat yang telah didiskusikan di papan tulis, unsur SAVI yang terlibat pada saat presentasi adalah somatis dan visual. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang berkembang pada tahap ini adalah fleksibilitas. Salah satu kegiatan presentasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.9 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Hasil Diskusi Kelompok Kelompok lain yang tidak presentasi diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan tanggapan, dimana unsur auditori dapat terlihat di sini karena siswa yang bertanya dan siswa yang memberikan tanggapan saling berbicara, mendengar, serta menyimak secara bergantian sehingga ada unsur auditori di dalamnya. Guru bertugas memberikan jawaban yang
64
benar dan tepat disertai dengan penjelasan mengenai materi yang didiskusikan. Sementara itu, untuk mengecek pemahaman siswa, pada setiap pertemuan guru mengadakan kuis secara individu dengan memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang telah didiskusikan. Unsur SAVI yang terlibat di sini adalah intelektual, dimana siswa berpikir untuk mengerjakan dan memecahkan masalah pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang berkembang pada tahap ini adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan sehingga semua kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui pendekatan SAVI dapat berkembang dan meningkat. Proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI pada pembahasan sebelumnuya diberikan pada kelas eksperimen, sedangkan sebagai pembandingnya dilakukan pada kelas kontrol melalui pembelajaran dengan pendekatan konvesional. Pendekatan konvensional ini dalam proses pembelajarannya masih didominasi oleh guru. Selama proses pembelajaran berlangsung di kelas kontrol, peran guru adalah menyampaikan materi pelajaran dari awal sampai akhir, sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat hal-hal penting yang ditulis guru di papan tulis. Setelah guru selesai menjelaskan dan siswa selesai mencatat, guru memberikan beberapa soal yang harus diselesaikan oleh seluruh siswa. Pada proses pembelajaran seperti ini, dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut siswa hanya mengikuti langkah-langkah yang ditulis guru di papan tulis kemudian menghapalkan langkah-langkahnya. Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol tidak dapat berkembang dengan baik karena siswa hanya terpaku pada cara guru dalam mengajar sehingga siswa tidak bisa mengembangkan kemampuannya sendiri, selain itu masih banyak siswa yang kurang menguasai operasi bilangan bulat serta rendahnya kemampuan berhitung siswa sehingga menghambat proses pembelajaran di kelas kontrol. Adapun kegiatan belajar mengajar di kelas kontrol dapat lihat pada gambar berikut ini:
65
Gambar 4.10 Aktivitas Siswa Ketika Mencatat dan Mengerjakan Soal Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka kedua kelompok tersebut diberikan tes akhir dengan instrumen soal yang sama pada pertemuan terakhir yang dibagi dalam tiga aspek berpikir kreatif yaitu, kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Dalam hal ini, yang membedakan hanyalah perlakuan pendekatan pada kedua kelompok tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dapat dilihat dari jawaban yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan cara menjawab soal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk masing-masing indikator berpikir kreatif matematis dideskripsikan sebagai berikut: a. Aspek Kefasihan (fluency) Aspek ini meliputi kemampuan siswa dalam menjawab satu jawaban dengan benar dan tepat. Instrumen yang mengukur aspek kefasihan (fluency) salah satunya adalah butir soal nomor 4. Berikut ini adalah soal dan contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
66
Soal : Sebuah rumah seperti pada Gambar 4.8 mempunyai halaman berbentuk trapesium sama kaki, sedangkan alas bangunan rumahnya berbentuk persegi. Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 4.11 Butir Soal Nomor 4 pada Aspek Kefasihan Jika panjang sisi alas rumah adalah 6 meter, panjang halaman depan sama dengan sisi alas rumah sedangkan panjang halaman belakang adalah 18 meter, dan jarak antara halaman depan dan belakang adalah 8 meter, maka hitunglah luas dan keliling halaman rumah tersebut! Gambarkan denahnya beserta ukuran-ukurannya! Jawaban :
Gambar 4.12 Jawaban Siswa Kelompok Ekperimen (Aspek Kefasihan)
67
Gambar 4.13 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Kefasihan) Untuk dapat menyelesaikan soal ini siswa harus mampu melihat gambar (visual) secara seksama serta membaca keterangan pada soal (auditori) secara teliti, kemudian mengidentifikasi hubungan antara yang diketahui
dengan
pertanyaan
dan
bagaimana
penyelesaiannya
(intelektual). Berdasarkan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut terlihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis pada aspek kefasihan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10, bahwa pada kelompok eksperimen siswa dapat menyelesaikan soal dengan cara mencari sisi miring trapesium dengan menggunakan konsep phitagoras, sedangkan pada kelompok kontrol tidak dapat menemukan sisi miring pada bangun datar trapesium untuk menjawab pertanyaan keliling sehingga jawaban yang dihasilkan kurang tepat. Ini menujukkan bahwa pada kelas kontrol siswa kurang dapat berpikir kreatif untuk mencari sisi miring trapesium dengan menggunakan phitagoras. Berdasarkan hasil perhitungan, persentase skor rata-rata siswa untuk indikator berpikir kreatif pada aspek kefasihan di kelas eksperimen sebesar 62,30% dan di kelas kontrol sebesar 48,21%. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek kefasihan di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa di kelas kontrol kurang bisa
68
mengidentifikasi hubungan antara gambar, penyataan, serta pertanyaan. Berdasarkan Gambar 4.10, banyak siswa di kelas kontrol yang salah dalam mencari keliling halaman rumah tersebut serta ada beberapa siswa yang kurang tepat dalam menghitung hasil akhir, karena banyak siswa yang kurang menguasai operasi bilangan bulat serta rendahnya kemampuan berhitung siswa. Berbeda dengan jawaban siswa di kelas eksperimen yang dapat dilihat pada Gambar 4.9, sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
b. Aspek Fleksibilitas (flexibility) Aspek ini meliputi kemampuan siswa dalam mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda. Instrumen yang mengukur aspek fleksibilitas (flexibility) salah satunya adalah butir soal nomor 3. Berikut ini adalah soal dan contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Soal : Bentuklah tiga buah gambar bangun datar dengan ukuran berbeda-beda yang terbentuk dari 24 batang korek api dengan cara meletakkan batang-batang korek api pada setiap sisi bangun datar yang dibentuk! Jawaban :
Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen (Aspek Fleksibilitas)
69
Gambar 4.15 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Fleksibilitas) Untuk dapat menyelesaikan soal ini siswa harus mampu menggambar (somatik dan visual) bentuk-bentuk bangun datar secara baik dan benar sesuai dengan yang diperintahkan soal tersebut. Selain itu siswa juga harus berpikir (intelektual) dalam menghitung jumlah korek api pada setiap bangun datar supaya tepat 24 batang. Berdasarkan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah memahami macam-macam bentuk bangun datar. Berdasarkan Gambar 4.12, pada kelas kontrol masih terdapat beberapa kesalahan karena jumlah batang korek api pada salah satu bangun datar, atau dua bangun datar, ataupun ketiga bangun datar tidak tepat berjumlah 24 batang. Selain itu siswa di kelas kontrol kurang rapi dan kreatif dalam menggambarkan batang korek api untuk membentuk tiga bangun datar. Berbeda dengan siswa di kelas eksperimen yang lebih kreatif dalam menggambar yang dapat dilihat pada Gambar 4.11. Dari hasil perhitungan persentase skor rata-rata siswa untuk indikator berpikir kreatif pada aspek fleksibilitas di kelas eksperimen sebesar 93,45% dan di kelas kontrol sebesar 78,57%
c. Aspek Kebaruan (novelty) Aspek ini meliputi kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas. Instrumen yang mengukur aspek kebaruan (novelty)
70
salah satunya adalah butir soal nomor 6. Berikut ini adalah soal dan contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Soal : Di bawah ini terdapat dua persegi besar yang berukuran sama dengan panjang sisi 7 satuan dan empat persegi kecil yang berukuran sama dengan panjang sisi 3 satuan. Jika bangun yang diarsir dalam salah satu persegi besar adalah sebuah persegi pula, maka berapa satuan kuadrat luas bangun persegi yang diarsir tersebut?
Gambar 4.16 Butir Soal Nomor 6 pada Aspek Kebaruan Jawaban :
Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen (Aspek Kebaruan)
71
Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Kebaruan) Untuk dapat menyelesaikan soal ini siswa harus mampu melihat gambar (visual) secara seksama serta membaca keterangan pada soal (auditori) secara teliti, kemudian mengidentifikasi hubungan antara yang diketahui
dengan
pertanyaan
dan
bagaimana
penyelesaiannya
(intelektual). Berdasarkan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut terlihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis pada aspek kebaruan. Pada kelompok eksperimen (Gambar 4.14) dapat menjawab pertanyaan secara tepat dengan cara yang unik, sedangkan pada kelompok kontrol (Gambar 4.15) belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Dari hasil perhitungan persentase skor rata-rata siswa untuk indikator berpikir kreatif pada aspek kebaruan di kelas eksperimen sebesar
47,62%,
sedangkan
di
kelas
kontrol
sebesar
30,36%.
Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek kebaruan di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI yang diterapkan dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan baik, namun terdapat kendala atau kelemahan dari pendekatan SAVI yang dihadapi selama penelitian berlangsung, yaitu ketika siswa memahami soal bergambar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kemampuan berpikir
72
kreatif matematis siswa yang paling berpengaruh adalah pada indikator pertama, yaitu aspek kefasihan. Pada indikator kedua dan ketiga, yaitu aspek fleksibilitas dan aspek kebaruan juga berpengaruh meskipun pengaruhnya tidak sebesar pada aspek kefasihan. Dengan demikian, siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis yang lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna dan belum memberikan kesimpulan yang diharapkan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian, ada beberapa hal yang tidak dapat dikontrol dan tidak dapat dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan bangun datar segiempat saja, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan pelajaran matematika yang lainnya. 2. Variabel yang diukur dalam penelitian ini terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel pendekatan SAVI, kemampuan berpikir kreatif matematis, dan hasil belajar matematika siswa, sedangkan variabel lain seperti minat, motivasi, inteligensi, lingkungan belajar, dan lain-lain tidak dikontrol. Oleh karena itu, hasil penelitian ini bisa saja dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) memiliki rata-rata sebesar 70,50. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa ditunjukkan dalam materi bangun datar segiempat dimana telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya bahwa siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi gambar sesuai dengan pernyataan sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Siswa yang diajar menggunakan pendekatan SAVI juga lebih kreatif dalam membuat gambar, serta dapat memberikan jawaban yang unik. 2. Kemampuan
berpikir
kreatif
matematis
siswa
yang
mengunakan
pembelajaran dengan pendekatan konvensional memiliki rata-rata sebesar 55,50. Rata-rata siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional lebih rendah daripada siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI karena pendekatan konvensional masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol tidak dapat berkembang dengan baik. 3. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh thitung sebesar 8,06 dan ttabel sebesar 1,67 dengan derajat bebas (db) = 82 dan taraf signifikansi 5% atau ( = 0,05), sehingga thitung lebih besar dari ttabel, yaitu 8,58 > 1,67.
73
74
Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulakan bahwa kemampuan
berpikir
kreatif
matematis
siswa
yang
mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Hal tersebut juga didukung oleh hasil persentase skor untuk tiap indikator kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI menunjukan hasil persentase yang lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika dengan materi bangun datar segiempat dan pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya kemampuan berpikir kreatif, sedangkan aspek lainnya tidak dikontrol. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian pada pokok bahasan materi matematika yang lain serta melihat pengaruh penggunaan pendekatan SAVI terhadap kemampuan matematis lainnya. 2. Bagi peneliti selanjutmya yang akan menggunakan metode SAVI hendaknya membuat soal bergambar dengan ukuran yang sebenarnya sesuai dengan uraian soal yang diketahui untuk menghindari kesalahan penafsiran. 3. Bagi guru, khususnya guru matematika, hendaknya menggunakan pendekatan SAVI sebagai alternatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. 4. Sebaiknya proses pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI lebih sering diterapkan di sekolah, yaitu pada materi pelajaran matematika yang lain atau bahkan pada mata pelajaran lainnya sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dapat meningkat karena siswa memperoleh suasana belajar yang baru serta lain dari biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. DePorter, Bobbi. 2004. Quantum Teaching (Terjemahan). Bandung: Kaifa. DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2005. Quantum Learning (Terjemahan). Bandung: Kaifa. Kadir. 2010. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Rosemata Sampurna. Mahmudi, Ali. 2009. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Topik Pecahan. Yogyakarta: Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran, dan Terapannya di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta. Meier, Dave. 2002. The Accelereted Learning Handbook (Terjemahan). Bandung: Kaifa. Munandar, Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia. Roebyarto. 2008. Pendekatan SAVI. Artikel Pendidikan diakses 17 Desember 2012 pukul 22:45 dari http://roebyarto.multiply.com/journal/item/21 Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Siswono, Tatag Yuli Eko dan Abdul Haris Rosyidi. 20005. Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika. Surabaya: Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Peranan Matematika dan Terapannya dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia di Jurusan Matematika FMIPA Unesa. Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press. Subana, M. Rahadi, dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
75
76
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suherman, Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: FMIPA UPI.Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: FMIPA UPI. Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
77
Lampiran 1
INSTRUMEN PRA PENELITIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA (Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat)
Diketahui persegi panjang sebagai berikut: 12
9
a)
Berapakah panjang diagonal bangun persegi panjang di atas?
b)
Apakah ada bangun datar lain yang luasnya sama dengan bangun datar itu? Gambarkan dua bangun datar itu dan tunjukkan ukuran-ukurannya!
c)
Buatlah dua soal berbeda tentang persegi panjang itu dan berikan penyelesaian soal yang kamu buat!
78
Lampiran 2
NILAI PRA PENELITIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Indikator No.
Kode Siswa
Kefasihan
Fleksibilitas
Kebaruan
a
b
c
Jumlah
Nilai
1.
X. 001
4
3
1
6
50
2.
X. 002
3
0
3
5
41,67
3.
X. 003
4
2
0
5
41,67
4.
X. 004
3
0
3
5
41,67
5.
X. 005
3
0
3
5
41,67
6.
X. 006
4
0
0
3
25
7.
X. 007
3
3
1
6
50
8.
X. 008
2
0
1
2
16,67
9.
X. 009
4
2
1
6
50
10.
X. 010
3
2
3
7
58,33
11.
X. 011
2
0
1
2
16,67
12.
X. 012
2
0
1
2
16,67
13.
X. 013
3
1
3
6
50
14.
X. 014
4
0
1
4
33,33
15.
X. 015
2
0
1
2
16,67
16.
X. 016
4
2
0
5
41,67
17.
X. 017
3
0
0
2
16,67
18.
X. 018
4
3
1
6
50
19.
X. 019
2
0
2
2
16,67
20.
X. 020
3
0
0
2
16,67
21.
X. 021
4
3
1
6
50
22.
X. 022
4
1
2
6
50
23.
X. 023
3
0
0
2
16,67
24.
X. 024
4
4
1
9
75
79
25.
X. 025
3
1
3
6
50
26.
X. 026
3
0
0
2
16,67
27.
X. 027
4
2
2
7
58,33
28.
X. 028
2
0
1
2
16,67
29.
X. 029
2
0
1
2
16,67
30.
X. 030
4
4
1
9
75
31.
X. 031
1
0
1
1
8,33
32.
X. 032
4
0
0
3
25
33.
X. 033
4
0
1
4
33,33
34.
X. 034
3
0
0
2
16,67
35.
X. 035
3
3
1
6
50
36.
X. 036
4
4
3
11
91,67
37.
X. 037
4
3
1
7
58,33
38.
X. 038
4
3
3
8
66,67
39.
X. 039
2
2
1
3
25
40.
X. 040
4
3
1
7
58,33
41.
X. 041
4
3
1
7
58,33
42.
X. 042
4
3
2
9
75 1683,33
Jumlah Rata-rata
92
57
53
202
2,19
1,36
1,26
Nilai
Persentase
54,76%
33,93%
31,55%
Ratarata
40,08
80
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA GURU
1.
Bagaimana proses pembelajaran matematika yang Ibu ajarkan di kelas? Apakah masih terpusat pada guru atau sudah terpusat pada siswa?
2.
Apakah siswa-siswi yang Ibu ajarkan cukup aktif ketika mengikuti pelajaran matematika di kelas?
3.
Jika kurang aktif, menurut Ibu, apakah penyebab kurang aktifnya siswa dalam menghadapi pelajaran matematika?
4.
Metode apa yang Ibu gunakan ketika mengajar pelajaran matematika?
5.
Apakah dalam proses pembelajaran matematika Ibu sering menggunakan media sebagai alat untuk mengkonkretkan materi pelajaran? Mengapa?
6.
Apakah Ibu sudah melibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap pembelajaran matematika di kelas?
7.
Bagaimana cara Ibu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap pembelajaran matematika di kelas?
8.
Apakah Ibu sering memberikan soal yang bersifat terbuka kepada siswa?
9.
Apakah
Ibu
memperbolehkan
siswa
mengkonstruk
pendapat
atau
pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep matematika? 10.
Apakah sekolah sudah memfasilitasi perangkat pembelajaran atau sumber belajar matematika yang menekankan pada kemampuan berpikir kreatif siswa?
81
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA GURU
Wawancara ini dilakukan pada salah satu guru matematika kelas VII di SMPN 13. Berikut ini adalah daftar pertanyaan peneliti serta jawaban guru matematika tersebut: 1.
Bagaimana proses pembelajaran matematika yang Ibu ajarkan di kelas? Apakah masih terpusat pada guru atau sudah terpusat pada siswa? Jawaban Guru : Proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, serta metode dan pendekatan yang dilakukan dalam setiap pokok bahasan yang berbeda disesuaikan dengan kondisi siswa. Ada beberapa kelas yang masih terpusat pada guru, tetapi ada juga sebagian kelas yang dapat berjalan dengan sedikit bimbingan dari guru.
2.
Apakah siswa-siswi yang Ibu ajarkan cukup aktif ketika mengikuti pelajaran matematika di kelas? Jawaban Guru : Pada kelas tertentu ada siswa yang aktif, bahkan ada juga siswa yang telah mempelajari materi yang akan diajarkan sebelum pertemuan berlangsung. Hal ini terlihat pada saat kegiatan apersepsi.
3.
Jika kurang aktif, menurut Ibu, apakah penyebab kurang aktifnya siswa dalam menghadapi pelajaran matematika? Jawaban Guru : Siswa yang kurang aktif disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah siswa tidak menguasai konsep dasar sehingga dibenak siswa sudah terbentuk istilah bahwa matematika itu sulit. Contohnya, ada siswa di kelas VII yang belum bisa perkalian dan pembagian.
82
4.
Metode apa yang Ibu gunakan ketika mengajar pelajaran matematika? Jawaban Guru : Metode yang dipakai dalam mengajar matematika cukup beragam, kadang dalam satu pokok bahasan pada setiap kelas menggunakan metode yang berbeda, karena yang paling utama dalam menentukan metode yang akan dipakai adalah penyesuaian kondisi siswa dan pokok bahasan yang sedang dipelajari.
5.
Apakah dalam proses pembelajaran matematika Ibu sering menggunakan media sebagai alat untuk mengkonkretkan materi pelajaran? Mengapa? Jawaban Guru : Sering, karena sudah terbukti bahwa dengan media penguasaan siswa dalam memahami konsep menjadi lebih mudah.
6.
Apakah Ibu sudah melibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap pembelajaran matematika di kelas? Jawaban Guru : Belum sepenuhnya, karena hanya beberapa siswa yang bisa diajak berpikir kreatif terhadap pembelajaran matematika. Bila ada waktu luang biasanya siswa diberikan pengayaan.
7.
Bagaimana cara Ibu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap pembelajaran matematika di kelas? Jawaban Guru : Secara umum di setiap kelas, saya sudah berusaha agar siswa terbiasa berpikir kreatif dengan cara memberi pertanyaan yang menuntut jawaban yang mengarah pada kemampuan berpikir keratif.
83
8.
Apakah Ibu sering memberikan soal yang bersifat terbuka kepada siswa? Jawaban Guru : Saya jarang memberikan soal yang bersifat terbuka, karena untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep terlebih dahulu.
9.
Apakah
Ibu
memperbolehkan
siswa
mengkonstruk
pendapat
atau
pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep matematika? Jawaban Guru : Beberapa
kali
siswa
diperbolehkan
mengkonstruk
pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep matematika, tapi tentu dengan bimbingan guru.
10.
Apakah sekolah sudah memfasilitasi perangkat pembelajaran atau sumber belajar matematika yang menekankan pada kemampuan berpikir kreatif siswa? Jawaban Guru : Fasilitas di sekolah ini belum lengkap, sehingga untuk mamahami konsep matematika saja masih menggunakan perangkat pembelajaran yang seadanya, akan tetapi siswa tetap diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.
84
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA SISWA 1.
Apakah kamu cukup aktif ketika mengikuti pelajaran matematika di kelas? Mengapa?
2.
Menurutmu, bagaimana proses pembelajaran matematika di sekolah? Jelaskan dengan singkat!
3.
Apakah pelajaran matematika terasa sulit bagimu? Mengapa?
4.
Apakah guru mata pelajaran matematika di sekolahmu sering menggunakan media sebagai alat bantu untuk belajar? Sebutkan!
5.
Apakah guru matematika membolehkanmu menjawab soal dengan cara yang berbeda dari yang sudah dikerjakan guru?
6.
Apakah guru matematika membolehkanmu mengungkapkan pendapat sendiri mengenai materi matematika yang sedang dipelajari?
85
Lampiran 6
HASIL WAWANCARA SISWA
Wawancara ini dilakukan pada siswa-siswi kelas VII di SMPN 13 sebanyak 42 siswa. Berikut ini adalah daftar pertanyaan peneliti serta jawaban beberapa siswa tersebut: 1.
Apakah kamu cukup aktif ketika mengikuti pelajaran matematika di kelas? Mengapa? Jawaban Siswa : - Aktif (cukup aktif) Sebanyak 27 siswa (64,29%) menjawab aktif (cukup aktif) dengan berbagai macam alasan, diantaranya adalah karena siswa tersebut suka dengan pelajaran matematika, sebagian lain beralasan karena faktor guru matematika yang baik dalam mengajar, teliti, serta tegas, sehingga membuat beberapa siswa merasa harus aktif dalam pembelajaran matematika. - Tidak aktif Sebanyak 15 siswa (35,71%) menjawab tidak terlalu aktif ketika mengikuti pelajaran matematika di kelas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena kelas terlalu berisik sehingga membuat siswa tersebut memilih untuk tidak aktif, karena malu ketika diminta untuk mengerjakan soal di papan tulis serta malu dalam bertanya, selain itu karena siswa tidak menyukai pelajaran matematika yang banyak hitung-hitungan sehingga siswa tersebut merasa tidak cocok dalam bidang matematika.
86
2.
Menurutmu, bagaimana proses pembelajaran matematika di sekolah? Jelaskan dengan singkat! Jawaban Siswa : Sebagian besar siswa menjawab bahwa proses pembelajaran matematika sudah cukup efektif, walaupun begitu masih ada siswa yang merasa proses pembelajaran
matematika
membingungkan.
Beberapa
berlangsung siswa
ada
biasa yang
saja
bahkan
sedikit
menjelaskan
proses
pembelajaran matematika di kelas, yaitu pertama, guru menulis materi baru di papan tulis, kemudian siswa dipersilahkan untuk mencacat di buku catatan serta memahami terlebih dahulu materi baru tersebut. Setelah itu, guru menerangkan dan memberikan beberapa contoh sebelum memberikan latihan soal kepada siswa.
3.
Apakah pelajaran matematika terasa sulit bagimu? Mengapa? Jawaban Siswa : - Tidak sulit Sebanyak 17 siswa (40,48%) menjawab tidak sulit, karena menurut mereka
matematika
merupakan
pelajaran
yang
mereka
sukai.
Menurutnya matematika hanya pelajaran yang sekedar berhitung dan cukup dengan mengahfalkan rumusnya saja mereka sudah bisa mengerjakan soal matematika. Selain itu, ada juga yang menjawab bahwa matematika itu tidak sulit karena faktor guru yang menjelaskan materi pelajaran matematika dengan cara yang mudah dipahami siswa. - Sulit Sebanyak 25 siswa (59,52%) menjawab sulit dengan alasan bahwa pada pelajaran matematika banyak rumus yang harus diingat, belum lagi bagi mereka yang kesulitan dalam berhitung, sehingga membuat mereka berasumsi bahwa cara-cara penyelesaian pada soal matematika terasa sulit. Sebagian siswa lain ada yang menjawab karena tidak suka dan tidak tertarik dengan pelajaran matematika.
87
4.
Apakah guru mata pelajaran matematika di sekolahmu sering menggunakan media sebagai alat bantu untuk belajar? Sebutkan! Jawaban Siswa : Hampir seluruh siswa menjawab bahwa guru mata pelajaran matematika di sekolah mereka menggunakan media sebagai alat bantu untuk belajar berupa busur, jangka, dan penggaris.
5.
Apakah guru matematika membolehkanmu menjawab soal dengan cara yang berbeda dari yang sudah dikerjakan guru? Jawaban Siswa : Sebagian besar siswa menjawab guru matematika memperbolehkan mereka menjawab soal dengan cara yang berbeda asalkan jawaban yang dihasilkan benar dan sesuai dengan jawaban guru. Menurut pengakuan salah satu siswa sampai saat ini belum ada yang mencoba untuk menjawab soal matematika dengan cara yang berbeda dari yang diajarkan guru, biasanya mereka selalu mengerjakan soal menggunakan cara sesuai dengan yang dicontohkan guru.
6.
Apakah guru matematika membolehkanmu mengungkapkan pendapat sendiri mengenai materi matematika yang sedang dipelajari? Jawaban Siswa : Rata-rata siswa menjawab bahwa guru matematika memperbolehkan mereka untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri mengenai materi matematika yang sedang dipelajari, tetapi pada akhirnya mereka tetap harus mengikuti apa yang telah dijelaskan oleh guru. Salah satu siswa berpendapat bahwa sampai saat ini belum pernah ada siswa yang berani mencoba untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri mengenai materi matematika yang sedang dipelajari.
88
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut sifatnya. 2. Menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda disekitar yang berbentuk bangun datar segiempat.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat : 1.
Menjelaskan pengertian persegi, persegi panjang, dan jajargenjang menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2.
Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang berdasarkan definisi.
3.
Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, jajargenjang berdasarkan sifatnya.
II.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
89
III. Materi Ajar Pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode
: Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru memberikan cerita pendek untuk memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat mempelajari bangun datar segiempat dalam kehidupan sehari-hari. 4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti 1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan jajargenjang pada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory). 3. Guru
berkeliling
memantau
jalannya
diskusi
dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Siswa mempersentasikan hasil
diskusinya
dengan
menulis
dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis (Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan (Auditory). 5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan guru mengenai pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
90
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara individu dengan beberapa pertanyaan mengenai pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya (Intelectual). 7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan. 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi. 3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
91
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Menjelaskan pengertian
1. Sebutkan perbedaan antara
persegi panjang, persegi,
bangun datar persegi,
dan jajargenjang
persegi panjang, dan
menurut sifatnya ditinjau
jajargenjang berdasarkan
dari sisi, sudut, dan diagonalnya. 2. Menyebutkan sebanyak
Tes Tertulis
sifatnya! Uraian 2. Buatlah sebanyak mungkin
mungkin benda-benda
gambar benda-benda di
disekitar yang berbentuk
sekitarmu yang berbentuk
bangun datar segiempat.
persegi panjang dan berikan nama benda tersebut!
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1.
Menjelaskan pengertian belah ketupat, layanglayang, dan trapesium menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda disekitar yang berbentuk bangun datar segiempat belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat : 1.
Menjelaskan pengertian belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2.
Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium berdasarkan definisi.
3.
Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium berdasarkan sifatnya.
II.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
93
III. Materi Ajar Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode
: Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, pengertian bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang menurut sifatsifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. 4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti 1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium pada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory). 3. Guru
berkeliling
memantau
jalannya
diskusi
dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Siswa mempersentasikan hasil
diskusinya
dengan
menulis
dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis (Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan (Auditory). 5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan guru mengenai Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
94
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara individu dengan beberapa pertanyaan mengenai Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya (Intelectual). 7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan. 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi. 3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
1. Menjelaskan pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut
Instrumen 1. Perhatikan sifat-sifat
Tes Tertulis
Uraian
segiempat berikut: 1) Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
95
sifat-sifatnya ditinjau
2) Sepasang sisi yang
dari sisi, sudut, dan
berhadapan sejajar.
diagonalnya.
3) Memiliki dua sudut sikusiku. 4) Memiliki sepasang sisi sama panjang. Di antara keempat sifat di atas manakah yang merupakan sifat dari trapesium sama kaki? Jelaskan jawabanmu!
2. Menyebutkan sebanyak
2. Sebutkan sebanyak mungkin
mungkin benda-benda
benda-benda disekitarmu
disekitar yang berbentuk
yang berbentuk bangun
bangun datar segiempat
datar segiempat belah
belah ketupat, layang-
ketupat, layang-layang, dan
layang, dan trapesium.
trapesium!
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas persegi panjang. 2. Menentukan sisi-sisi bangun datar persegi panjang dengan luas yang telah diketahui.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas persegi panjang.
2.
Menghitung keliling persegi panjang.
3.
Menghitung luas persegi panjang.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas persegi panjang.
97
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode
: Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, pengertian bangun datar persegi, persegi panjang, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. 4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti 1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas persegi panjang pada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory). 3. Guru
berkeliling
memantau
jalannya
diskusi
dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Siswa mempersentasikan hasil
diskusinya
dengan
menulis
dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis (Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan (Auditory). 5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan guru mengenai keliling dan luas persegi panjang. 6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas persegi panjang (Intelectual). 7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
98
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan. 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi. 3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
Instrumen 1. Diketahui luas persegi
yang berkaitan dengan
panjang adalah 24 m2 dan
menghitung keliling dan
panjang salah satu sisinya 8
luas persegi panjang.
meter, hitunglah keliling Tes
2. Menentukan sisi-sisi
Tertulis
persegi panjang tersebut! Uraian 2. Luas suatu persegi panjang
bangun datar persegi
adalah 616 cm2 dan
panjang dengan luas
kelilingnya 100 cm.
yang telah diketahui.
Tentukan panjang dan lebar persegi panjang tersebut!
99
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas persegi.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas persegi.
2.
Menghitung keliling persegi.
3.
Menghitung luas persegi.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar persegi.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran Pendekatan
: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode
: Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
101
V.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang. 4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti 1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun datar persegi pada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory). 3. Guru
berkeliling
memantau
jalannya
diskusi
dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Siswa mempersentasikan hasil
diskusinya
dengan
menulis
dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis (Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan (Auditory). 5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan guru mengenai keliling dan luas bangun datar persegi. 6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas bangun datar persegi (Intelectual). 7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan. 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi. 3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
102
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan
Instrumen
Instrumen
1. Tentukan luas dan keliling Tes Tertulis
Uraian
persegi dengan panjang sisi 12 cm!
luas persegi.
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas jajargenjang.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
2.
Menghitung keliling jajargenjang.
3.
Menghitung luas jajargenjang.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar jajargenjang.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran Pendekatan
: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode
: Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
104
V.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang dan persegi. 4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti 1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun datar jajargenjang pada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory). 3. Guru
berkeliling
memantau
jalannya
diskusi
dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Siswa mempersentasikan hasil
diskusinya
dengan
menulis
dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis (Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan (Auditory). 5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan guru mengenai keliling dan luas bangun datar jajargenjang. 6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas bangun datar jajargenjang (Intelectual). 7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan. 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi. 3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
105
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan
Instrumen
Instrumen
1. Tentukan keliling dan luas Tes Tertulis
Uraian
jajargenjang dengan alas 9 cm dan tinggi 4 cm!
luas jajargenjang.
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas belah ketupat. 2. Menggambar sebanyak mungkin bangun datar segiempat dari bangun datar belah ketupat yang telah tersedia.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat.
2.
Menghitung keliling belah ketupat.
3.
Menghitung luas belah ketupat.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar belah ketupat.
107
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode
: Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang, persegi, dan jajargenjang. 4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti 1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun datar belah ketupat pada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory). 3. Guru
berkeliling
memantau
jalannya
diskusi
dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Siswa mempersentasikan hasil
diskusinya
dengan
menulis
dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis (Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan (Auditory). 5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan guru keliling dan luas bangun datar belah ketupat. 6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara individu dengan beberapa pertanyaan keliling dan luas bangun datar belah ketupat (Intelectual). 7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
108
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi. 3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
109
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
1. Pada belah ketupat ABCD,
yang berkaitan dengan
panjang diagonal AC = 24
menghitung keliling dan
cm dan diagonal BD = 18
luas belah ketupat.
cm. Tentukanlah: a) Panjang setiap sisi belah ketupat. b) Keliling belah ketupat ABCD. c) Luas belah ketupat ABCD
2. Menggambar sebanyak
2.
mungkin bangun datar
Tes
segiempat dari bangun
Tertulis
Uraian
datar belah ketupat yang telah tersedia.
Buatlah sebanyak mungkin potongan-potongan kecil bernomor untuk membuat bangun datar lain yang dapat dibentuk dari gambar belah ketupat di atas!
110
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas layang-layang.
2.
Menyusun
bangun
layang-layang
dengan
menggunakan 16 batang korek api yang tersedia.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas layang-layang.
2.
Menghitung keliling layang-layang.
3.
Menghitung luas layang-layang.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar layang-layang.
112
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode
: Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, dan belah ketupat. 4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti 1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun datar layang-layang pada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory). 3. Guru
berkeliling
memantau
jalannya
diskusi
dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Siswa mempersentasikan hasil
diskusinya
dengan
menulis
dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis (Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan (Auditory). 5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan guru mengenai keliling dan luas bangun datar layang-layang. 6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas bangun datar layang-layang (Intelectual). 7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
113
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi. 3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
Instrumen 1. Tentukan luas layang-
yang berkaitan dengan
layang, jika diketahui
menghitung keliling dan
panjang diagonal-
luas layang-layang.
diagonalnya masing-masing adalah 7,5 cm dan 40 cm!
2. Menyusun bangun layang-layang dengan menggunakan 16 batang korek api yang tersedia.
2. Susunlah sebanyak Tes Tertulis
Uraian
mungkin bangun datar layang-layang dengan menggunakan 16 batang korek api berikut!
114
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
115
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas trapesium. 2. Menggambar bangun-bangun datar dengan cara mengkombinasikan beberapa bangun datar yang tersedia.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas trapesium.
2.
Menghitung keliling trapesium.
3.
Menghitung luas trapesium.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar trapesium.
116
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode
: Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang. 4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti 1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun datar trapesium pada setiap kelompok. 2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory). 3. Guru
berkeliling
memantau
jalannya
diskusi
dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. 4. Siswa mempersentasikan hasil
diskusinya
dengan
menulis
dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis (Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan (Auditory). 5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan guru mengenai keliling dan luas bangun datar trapesium. 6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas bangun datar trapesium (Intelectual). 7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
117
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan. 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi. 3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
1. Hitunglah luas daerah
yang berkaitan dengan
trapesium dengan tinggi 10
menghitung keliling dan
cm dan panjang sisi-sisi
luas trapesium.
yang sejajar adalah 12 cm dan 18 cm!
2. Menggambar banyaknya objek benda yang dapat
Tes Tertulis
Uraian
2.
dibentuk dengan cara mengkombinasikan beberapa bangun datar
Terdapat hubungan antara
yang tersedia.
beberapa bangun datar dan garis di atas. Buatlah objek
118
sebanyak mungkin dan berilah nama objek tersebut dengan cara mengkombinasikan gambar bangun datar dan garis tersebut!
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
119
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut sifatnya. 2. Menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda disekitar yang berbentuk bangun datar segiempat.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat : 1.
Menjelaskan pengertian persegi, persegi panjang, dan jajargenjang menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2.
Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang berdasarkan definisi.
3.
Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, jajargenjang berdasarkan sifatnya.
II.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
120
III. Materi Ajar Pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: Konvensional
Metode
: Tanya jawab, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru memberikan cerita pendek untuk memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat mempelajari bangun datar segiempat dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan catatan mengenai pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan jajargenjang di papan tulis. 2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas. 3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. 4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. 5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. 6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk menuliskan jawaban di depan papan tulis. 7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya. 8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat. 9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum dipahami.
121
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
122
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Menjelaskan pengertian
1. Sebutkan perbedaan antara
persegi panjang, persegi,
bangun datar persegi,
dan jajargenjang
persegi panjang, dan
menurut sifatnya ditinjau
jajargenjang berdasarkan
dari sisi, sudut, dan diagonalnya. 2. Menyebutkan sebanyak
Tes Tertulis
sifatnya! Uraian 2. Buatlah sebanyak mungkin
mungkin benda-benda
gambar benda-benda di
disekitar yang berbentuk
sekitarmu yang berbentuk
bangun datar segiempat.
persegi panjang dan berikan nama benda tersebut!
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1.
Menjelaskan pengertian belah ketupat, layanglayang, dan trapesium menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda disekitar yang berbentuk bangun datar segiempat belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat : 1.
Menjelaskan pengertian belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2.
Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium berdasarkan definisi.
3.
Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium berdasarkan sifatnya.
II.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
124
III. Materi Ajar Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: Konvensional
Metode
: Tanya jawab, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, pengertian bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang menurut sifatsifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan catatan mengenai Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium di papan tulis. 2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas. 3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. 4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. 5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. 6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk menuliskan jawaban di depan papan tulis. 7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya. 8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat. 9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum dipahami.
125
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
1. Menjelaskan pengertian
Instrumen 1. Perhatikan sifat-sifat
bangun datar belah
segiempat berikut:
ketupat, layang-layang,
1) Sepasang sudut yang
dan trapesium menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
berhadapan sama besar. Tes Tertulis
Uraian
2) Sepasang sisi yang berhadapan sejajar. 3) Memiliki dua sudut sikusiku. 4) Memiliki sepasang sisi sama panjang.
126
Di antara keempat sifat di atas manakah yang merupakan sifat dari trapesium sama kaki? Jelaskan jawabanmu! 2. Menyebutkan sebanyak
2. Sebutkan sebanyak mungkin
mungkin benda-benda
benda-benda disekitarmu
disekitar yang berbentuk
yang berbentuk bangun
bangun datar segiempat
datar segiempat belah
belah ketupat, layang-
ketupat, layang-layang, dan
layang, dan trapesium.
trapesium!
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas persegi panjang. 2. Menentukan sisi-sisi bangun datar persegi panjang dengan luas yang telah diketahui.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas persegi panjang.
2.
Menghitung keliling persegi panjang.
3.
Menghitung luas persegi panjang.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas persegi panjang.
128
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: Konvensional
Metode
: Tanya jawab, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, pengertian bangun datar persegi, persegi panjang, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan catatam mengenai keliling dan luas persegi panjang di papan tulis. 2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas. 3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. 4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. 5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. 6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk menuliskan jawaban di depan papan tulis. 7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya. 8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat. 9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum dipahami.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas.
129
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
130
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
1. Diketahui luas persegi
yang berkaitan dengan
panjang adalah 24 m2 dan
menghitung keliling dan
panjang salah satu sisinya 8
luas persegi panjang.
meter, hitunglah keliling Tes
2. Menentukan sisi-sisi
Tertulis
persegi panjang tersebut! Uraian 2. Luas suatu persegi panjang
bangun datar persegi
adalah 616 cm2 dan
panjang dengan luas
kelilingnya 100 cm.
yang telah diketahui.
Tentukan panjang dan lebar persegi panjang tersebut!
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
131
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas persegi.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas persegi.
2.
Menghitung keliling persegi.
3.
Menghitung luas persegi.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar persegi.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran Pendekatan
: Konvensional
Metode
: Tanya jawab, latihan soal.
132
V.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar persegi di papan tulis. 2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas. 3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. 4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. 5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. 6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk menuliskan jawaban di depan papan tulis. 7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya. 8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat. 9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum dipahami.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
133
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan
Instrumen
Instrumen
1. Tentukan luas dan keliling Tes Tertulis
Uraian
persegi dengan panjang sisi 12 cm!
luas persegi.
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas jajargenjang.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
2.
Menghitung keliling jajargenjang.
3.
Menghitung luas jajargenjang.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar jajargenjang.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran Pendekatan
: Konvensional
Metode
: Tanya jawab, latihan soal.
135
V.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang dan persegi.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar jajargenjang di papan tulis. 2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas. 3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. 4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. 5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. 6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk menuliskan jawaban di depan papan tulis. 7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya. 8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat. 9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum dipahami.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
136
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan
Instrumen
Instrumen
1. Tentukan keliling dan luas Tes Tertulis
Uraian
jajargenjang dengan alas 9 cm dan tinggi 4 cm!
luas jajargenjang.
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
137
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas belah ketupat. 2. Menggambar sebanyak mungkin bangun datar segiempat dari bangun datar belah ketupat yang telah tersedia.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat.
2.
Menghitung keliling belah ketupat.
3.
Menghitung luas belah ketupat.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar belah ketupat.
138
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: Konvensional
Metode
: Tanya jawab, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang, persegi, dan jajargenjang.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar belah ketupat di papan tulis. 2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas. 3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. 4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. 5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. 6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk menuliskan jawaban di depan papan tulis. 7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya. 8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat. 9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum dipahami.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
139
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
1. Pada belah ketupat ABCD,
yang berkaitan dengan
panjang diagonal AC = 24
menghitung keliling dan
cm dan diagonal BD = 18
luas belah ketupat.
cm. Tentukanlah: a) Panjang setiap sisi belah ketupat. b) Keliling belah ketupat Tes Tertulis
2. Menggambar sebanyak mungkin bangun datar segiempat dari bangun datar belah ketupat yang telah tersedia.
ABCD. Uraian
c) Luas belah ketupat ABCD 2.
140
Buatlah sebanyak mungkin potongan-potongan kecil bernomor untuk membuat bangun datar lain yang dapat dibentuk dari gambar belah ketupat di atas!
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
141
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas layang-layang.
2.
Menyusun
bangun
layang-layang
dengan
menggunakan 16 batang korek api yang tersedia.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas layang-layang.
2.
Menghitung keliling layang-layang.
3.
Menghitung luas layang-layang.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar layang-layang.
142
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: Konvensional
Metode
: Tanya jawab, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, dan belah ketupat.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar layang-layang di papan tulis. 2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas. 3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. 4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. 5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. 6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk menuliskan jawaban di depan papan tulis. 7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya. 8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat. 9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum dipahami.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. 2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
143
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
Instrumen 1. Tentukan luas layang-
yang berkaitan dengan
layang, jika diketahui
menghitung keliling dan
panjang diagonal-
luas layang-layang.
diagonalnya masing-masing adalah 7,5 cm dan 40 cm!
2. Menyusun bangun layang-layang dengan menggunakan 16 batang korek api yang tersedia.
2. Susunlah sebanyak Tes Tertulis
Uraian
mungkin bangun datar layang-layang dengan menggunakan 16 batang korek api berikut!
144
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
145
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
: Memahami
konsep
segiempat
dan
menentukan
ukurannya. Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
Indikator
:
1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas trapesium. 2. Menggambar bangun-bangun datar dengan cara mengkombinasikan beberapa bangun datar yang tersedia.
I.
Tujuan Pembelajaran Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
II.
1.
Menemukan rumus keliling dan luas trapesium.
2.
Menghitung keliling trapesium.
3.
Menghitung luas trapesium.
Karakter Siswa yang Diharapkan Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar Keliling dan luas bangun datar trapesium.
146
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
V.
Pendekatan
: Konvensional
Metode
: Tanya jawab, latihan soal.
Langkah-langkah Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. 2. Guru mengabsen siswa. 3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar trapesium di papan tulis. 2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas. 3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. 4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa. 5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. 6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk menuliskan jawaban di depan papan tulis. 7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya. 8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat. 9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum dipahami.
Penutup 1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas.
147
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar Alat : Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Bahan dan Sumber : 1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA Kelas VII. 2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Instrumen
Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
1. Hitunglah luas daerah
yang berkaitan dengan
trapesium dengan tinggi 10
menghitung keliling dan
cm dan panjang sisi-sisi
luas trapesium.
yang sejajar adalah 12 cm dan 18 cm!
2. Menggambar banyaknya objek benda yang dapat dibentuk dengan cara
2. Tes Tertulis
Uraian
mengkombinasikan beberapa bangun datar
Terdapat hubungan antara
yang tersedia.
beberapa bangun datar dan garis di atas. Buatlah objek sebanyak mungkin dan berilah nama objek tersebut dengan cara
148
mengkombinasikan gambar bangun datar dan garis tersebut!
Jakarta,
April 2014
Mengetahui, Guru Mapel Matematika
_________________
Peneliti
Ega Pratiwi Mandasari
149
Lampiran 9
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Pengertian Bangun Datar Persegi Panjang, Persegi, dan Jajargenjang menurut Sifat-sifatnya Ditinjau dari Sisi, Sudut, dan Diagonalnya
Tanggal
:
Kelas
:
Kelompok
: Nama Anggota Kelompok
150
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengertian persegi, persegi panjang, dan jajargenjang menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. 2. Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang berdasarkan definisi. 3. Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang berdasarkan sifatnya.
Petunjuk: Setiap anggota kelompok diharuskan membawa perlengkapan alat tulis, terutama penggaris dan busur.
PERSEGI Ditinjau dari sisinya: Sisi AB = .... cm Sisi BC = .... cm Sisi CD = .... cm Sisi AD = .... cm Sehingga sisi .... = .... = .... = .... = .... cm Sisi .... sejajar dengan sisi .... dan Sisi .... sejajar dengan sisi ....
151
Ditinjau dari sudutnya:
Ditinjau dari diagonalnya :
DAB = .... °
Diagonal AC = .... cm
ABC = .... °
Diagonal BD = .... cm
BCD = .... °
Sehingga diagonal .... = .... = .... cm
CDA = .... ° Sehingga
.... =
.... =
.... =
.... = .....°
KESIMPULAN Persegi adalah _____________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
152
PERSEGI PANJANG
Ditinjau dari sisinya: ________________________________ ________________________________ ________________________________ Ditinjau dari sudutnya:
________________________________
_________________________________
Sehingga sisi .... = .... = .... cm dan
_________________________________
sisi .... = .... = .... cm
_________________________________
Sisi .... sejajar dengan sisi .... dan
_________________________________
Sisi .... sejajar dengan sisi ....
Sehingga dan
.... =
.... =
.... = .....°
.... = .....°
Ditinjau dari diagonalnya : _______________________________ _______________________________ _______________________________
KESIMPULAN Persegi Panjang adalah ______________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
153
JAJARGENJANG
Tentukan sisi, sudut, dan diagonalnya berdasarkan gambar bangun jajargenjang di atas!
154
KESIMPULAN Jajargenjang adalah ________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
SELAMAT MENGERJAKAN
155
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Pengertian Bangun Datar Belah Ketupat, Layang-layang, dan Trapesium menurut Sifat-sifatnya Ditinjau dari Sisi, Sudut, dan Diagonalnya
Tanggal
:
Kelas
:
Kelompok
: Nama Anggota Kelompok
156
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengertian belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. 2. Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium berdasarkan definisi. 3. Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium berdasarkan sifatnya.
Petunjuk:
Setiap anggota kelompok diharuskan membawa perlengkapan alat tulis, terutama/ penggaris dan busur.
Untuk dapat memahami pembelajaran hari ini, ikuti langkah-langkah kegiatan di bawah ini :
I. 1) Perhatikan gambar di bawah ini:
157
2) Gambarkan kedua bangun datar di atas dan berikan nama bangun datar tersebut!
3) Tentukan sisi, sudut, dan diagonal kedua bangun datar tersebut!
158
4) Buatlah kesimpulan dari kedua bangun datar tersebut! a. _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________
b. _______________________________________________________ _______________________________________________________ ____________________________________________________
5) Tuliskan perbedaan antara kedua bangun datar tersebut!
159
II. 1) Perhatikan gambar di bawah ini:
2) Gambarkan kedua bangun datar di atas dan berikan nama bangun datar tersebut!
3) Tentukan sisi, sudut, dan diagonal kedua bangun datar tersebut!
160
4) Buatlah kesimpulan dari kedua bangun datar tersebut! a. _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________
b. _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________
5) Tuliskan perbedaan antara kedua bangun datar tersebut!
SELAMAT MENGERJAKAN
161
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas PERSEGI PANJANG
Tanggal
:
Kelas
:
Kelompok
: Nama Anggota Kelompok
162
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat: 1. 2. 3.
Menemukan rumus keliling dan luas persegi panjang. Menghitung keliling persegi panjang. Menghitung luas persegi panjang.
KELILING PERSEGI PANJANG Petunjuk : Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut. Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun persegi panjang di atas.
2.
Tentukan sisi-sisi pada bangun persegi panjang di atas : Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
3.
Keliling = sisi ..... + sisi ..... + sisi ..... + sisi .....
163
4.
Jika
: panjang ( p ) = sisi AB lebar ( l )
5.
= sisi ....
= sisi ....
= sisi ....
Berdasarkan langkah no 3 dan 4, maka : Keliling = ...........................................
6.
Kesimpulan : Rumus keliling persegi panjang K = ............................................................
LUAS PERSEGI PANJANG
Petunjuk : Bangun datar persegi dengan panjang sisi 1 (satu) satuan panjang merupakan 1 (satu) satuan luas. Jadi, jika panjang sisi persegi 1 cm maka luas daerah persegi tersebut adalah 1 cm2, jika panjang sisi persegi 1 m maka luas daerah persegi tersebut adalah 1 m2, dan seterusnya. Atau dapat digambarkan sebuah ubin persegi sebagai 1 (satu) satuan luas. 1
= 1 ubin persegi = 1 satuan luas
1 = 2 ubin persegi = 2 satuan luas
= 3 ubin persegi = 3 satuan luas
164
A
B
C
D
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan persegi panjang ABCD diatas.
2.
Banyak ubin yang membentuk bangun ABCD ada ..... ubin.
3.
Banyaknya baris pada persegi panjang ABCD ada ..... baris.
4.
Banyaknya ubin pada setiap baris ada ..... ubin.
5.
Sehingga banyaknya ubin pada persegi panjang ABCD dapat dihitung dengan cara : ...................................................................................................................
6.
Sisi AB terdiri dari ..... ubin, sisi BC terdiri dari ..... ubin, sisi CD terdiri dari ..... ubin, sisi AD terdiri dari ..... ubin.
7.
Misalkan : panjang ( p ) = sisi ..... = sisi ..... lebar ( l )
8.
= sisi ..... = sisi .....
Berdasarkan langkah no 5, 6, dan 7, jika banyaknya ubin pada persegi panjang ABCD sama dengan luas persegi panjang ABCD, maka cara mencari luas persegi panjang adalah : Luas
9.
= .........................................................................................................
Kesimpulan : Rumus luas persegi panjang L = ............................................................
165
LATIHAN SOAL
1.
Sebuah persegi panjang ABCD dengan panjang AB = (5x + 3) cm dan AD (2x – 3) cm. Bila luasnya 196 cm2 maka keliling persegi panjang ABCD tersebut adalah .....
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
166
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas PERSEGI
Tanggal
:
Kelas
:
Kelompok
: Nama Anggota Kelompok
167
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat: 1. Menemukan rumus keliling dan luas persegi. 2. Menghitung keliling persegi. 3. Menghitung luas persegi.
KELILING PERSEGI
Petunjuk : Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
168
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun persegi di atas.
2.
Tentukan sisi-sisi pada bangun persegi panjang di atas : Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
3.
Berdasarkan sifat bangun datar persegi, bila ditinjau dari sisinya maka persegi memiliki panjang sisi yang ......................................, sehingga: Panjang sisi persegi ( s ) = sisi AB = sisi ..... = sisi ..... = sisi .....
4.
Keliling = sisi .... + sisi .... + sisi .... + sisi ....
5.
Berdasarkan langkah no 3 dan 4, maka : Keliling = ...........................................
6.
Kesimpulan : Rumus keliling persegi K = ............................................................
LUAS PERSEGI
Petunjuk : Lihat LKS 3 ( Keliling dan Luas Persegi Panjang) A
B
C
D
169
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan persegi ABCD diatas.
2.
Banyak ubin yang membentuk bangun ABCD ada ..... ubin.
3.
Banyaknya baris pada persegi ABCD ada ..... baris.
4.
Banyaknya ubin pada setiap baris ada ..... ubin.
5.
Sehingga banyaknya ubin pada persegi ABCD dapat dihitung dengan cara : ............................................................................................................................
6.
Sisi AB terdiri dari ..... ubin, sisi BC terdiri dari ..... ubin, sisi CD terdiri dari ..... ubin, sisi AD terdiri dari ..... ubin.
7.
Misalkan : panjang sisi persegi ( s ) = sisi ..... = sisi ..... = sisi ..... = sisi .....
8.
Berdasarkan langkah no 5, 6, dan 7, jika banyaknya ubin pada persegi ABCD sama dengan luas persegi ABCD, maka cara mencari luas persegi adalah : Luas
9.
= .........................................................................................................
Kesimpulan : Rumus luas persegi L = ............................................................
LATIHAN SOAL
1.
Diketahui keliling persegi ABCD = 64 cm, maka luas persegi tersebut adalah ....
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
170
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas JAJARGENJANG
Tanggal
:
Kelas
:
Kelompok
: Nama Anggota Kelompok
171
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat: 4. 5. 6.
Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang. Menghitung keliling jajargenjang. Menghitung luas jajargenjang.
KELILING JAJARGENJANG Petunjuk : Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun jajargenjang di atas.
2.
Tuliskan sisi-sisi pada bangun jajargenjang tersebut: Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
172
3.
Tentukan cara mencari keliling jajargenjang tersebut : Keliling = ........................................................................................................
4.
Kesimpulan : Rumus keliling jajargenjang K = .................................................................
LUAS JAJARGENJANG Petunjuk : A
B
A
B
C
D
C
O
D
(Gambar 1) A
B
O
D (Gambar 3)
C
(Gambar 2)
173
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun jajargenjang ABCD diatas (Gambar 1).
2.
Alas jajargenjang ( a ) = sisi AB = sisi .....
3.
Potong bagian ujung jajargenjang sehingga membentuk segitiga siku-siku dimana salah satu sisi tegaknya (sisi AO) adalah tinggi ( t ) jajargenjang (Gambar 2).
4.
Pindahkan potongan segitiga siku-siku tersebut ke bagian ujung yang lain (Gambar 3), sehingga membentuk bangun ........................................................
5.
Bangun seperti Gambar 3 memiliki rumus luas L = .....................................
6.
Perhatikan Gambar 3 : Alas ( a ) jajargenjang menjadi sisi panjang persegi panjang. Tinggi ( t ) jajargenjang menjadi sisi lebar persegi panjang.
7.
Sehingga rumus luas jajargenjang berdasarkan petunjuk di atas (langkah no 5 dan 6) :
8.
Luas persegi panjang
= ................................................................................
Luas jajargenjang
= ................................................................................
Kesimpulan : Rumus luas jajargenjang L = ........................................................................
LATIHAN SOAL
174
Jika diketahui alas jajargenjang ABCD adalah 5 cm, tingginya 4 cm, dan panjang sisi AD adalah 5 cm. Hitunglah! a.
Luas jajargenjang
b.
Keliling jajargenjang
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
175
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas BELAH KETUPAT
Tanggal
:
Kelas
:
Kelompok
: Nama Anggota Kelompok
176
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat: 1. 2. 3.
Menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat. Menghitung keliling belah ketupat. Menghitung luas belah ketupat.
KELILING BELAH KETUPAT
Petunjuk : Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
177
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun belah ketupat di atas.
2.
Tuliskan sisi-sisi pada bangun belah ketupat tersebut: Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
3.
Berdasarkan
sifatnya,
belah
ketupat
memiliki
sisi-sisi
yang
............................., sehingga: Panjang sisi belah ketupat (s) = sisi ..... = sisi ..... = sisi ..... = sisi ..... 4.
Tentukan cara mencari keliling belah ketupat tersebut : Keliling = ........................................................................................................
5.
Kesimpulan : Rumus keliling belah ketupat K = .................................................................
LUAS BELAH KETUPAT
Petunjuk : B
B
C A
A
D
C
D d2
(Gambar 1)
(Gambar 2)
C d1
178
½ d1 d2 (Gambar 3)
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun belah ketupat ABCD diatas (lihat Gambar 1).
2.
Diagonal sisi pada belah ketupat ABCD adalah sisi ..... dan sisi ..... yang saling tegak lurus (lihat Gambar 2).
3.
Misalkan d1 adalah salah satu diagonal sisi pada bangun belah ketupat, yaitu sisi ..... dan d2 adalah diagonal sisi yang lain pada bangun belah ketupat, yaitu sisi ..... (lihat Gambar 2).
4.
Kedua diagonal tersebut (d1 dan d2) saling berpotongan tegak lurus, sehingga membagi belah ketupat menjadi empat bagian segitiga sama besar (lihat Gambar 2).
5.
Keempat bagian segitiga tersebut disusun menjadi bangun ............................... dan rumus luas bangun tersebut adalah: L = ..........................(lihat Gambar 3).
6.
Perhatikan Gambar 3 : Yang menjadi sisi panjang pada Gambar 3 adalah ..... Yang menjadi sisi lebar pada Gambar 3 adalah .....
7.
Sehingga rumus luas belah ketupat berdasarkan petunjuk di atas (langkah no 6 dan 7) :
8.
Luas persegi panjang
= ..... x .....
Luas belah ketupat
= ..... x .....
Kesimpulan : Rumus luas belah ketupat L = .......................................................................
179
LATIHAN SOAL
Jika diketahui keliling belah ketupat adalah 20 cm dan panjang salah satu diagonalnya adalah 8 cm maka luas belah ketupat tersebut adalah ....
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
180
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas LAYANG-LAYANG
Tanggal
:
Kelas
:
Kelompok
: Nama Anggota Kelompok
181
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat: 1. 2. 3.
Menemukan rumus keliling dan luas layang-layang. Menghitung keliling layang-layang. Menghitung luas layang-layang.
KELILING LAYANG-LAYANG
Petunjuk : Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
182
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun layang-layang di atas.
2.
Tuliskan sisi-sisi pada bangun layang-layang tersebut: Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
3.
Tentukan cara mencari keliling layang-layang tersebut : Keliling = ........................................................................................................
4.
Kesimpulan : Rumus keliling layang-layang K = ...............................................................
LUAS LAYANG-LAYANG
Petunjuk :
d1
(Gambar 1)
d2 (Gambar 2)
½ d1 d2 (Gambar 3)
183
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun layang-layang ABCD diatas (lihat Gambar 1).
2.
Diagonal sisi pada layang-layang ABCD adalah sisi ..... dan sisi ..... yang saling tegak lurus (lihat Gambar 2).
3.
Misalkan d1 adalah salah satu diagonal sisi pada bangun layang-layang, yaitu sisi ..... dan d2 adalah diagonal sisi yang lain pada bangun layang-layang, yaitu sisi ..... (lihat Gambar 2).
4.
Kedua diagonal tersebut (d1 dan d2) saling berpotongan tegak lurus, sehingga membagi layang-layang menjadi empat bagian segitiga (lihat Gambar 2).
5.
Keempat bagian segitiga tersebut disusun menjadi bangun ............................... dan rumus luas bangun tersebut adalah: L = ..........................(lihat Gambar 3).
6.
Perhatikan Gambar 3 : Yang menjadi sisi panjang pada Gambar 3 adalah ..... Yang menjadi sisi lebar pada Gambar 3 adalah .....
7.
Sehingga rumus luas layang-layang berdasarkan petunjuk di atas (langkah no 6 dan 7) :
8.
Luas persegi panjang
= ..... x .....
Luas layang-layang
= ..... x .....
Kesimpulan : Rumus luas layang-layang L = .....................................................................
LATIHAN SOAL
184
Pada gambar di atas, ABCD adalah layang-layang yang luasnya 300 cm2. Jika panjang AC = 24 cm dan BC = 20 cm maka panjang adalah .....
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
185
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas TRAPESIUM
Tanggal
:
Kelas
:
Kelompok
: Nama Anggota Kelompok
186
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat: 1. 2. 3.
Menemukan rumus keliling dan luas trapesium. Menghitung keliling trapesium. Menghitung luas trapesium.
KELILING TRAPESIUM Petunjuk : Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan bangun trapesium di atas.
2.
Tuliskan sisi-sisi pada bangun trapesium tersebut: Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
187
3.
Tentukan cara mencari keliling trapesium tersebut : Keliling = ........................................................................................................
4.
Kesimpulan : Rumus keliling trapesium K = ......................................................................
LUAS TRAPESIUM Petunjuk : A
B
A
S1
B
C
D
½t
C
S2
(Gambar 1)
(Gambar 2)
½t S2
S1 (Gambar 3)
D
188
Langkah – langkah : 1.
Perhatikan trapesium ABCD diatas.
2.
Sisi-sisi yang sejajar pada bangun trapesium tersebut adalah sisi ..... dan sisi ..... (Gambar 1).
3.
Misalkan S1 adalah salah satu sisi sejajar pada bangun trapesium, yaitu sisi .... dan S2 adalah salah satu sisi sejajar pada bangun trapesium, yaitu sisi .... (Gambar 2).
4.
Bangun trapesium dipotong secara horizontal sehingga tinggi trapesium terbagi menjadi dua sama panjang (Gambar 2).
5.
Potongan-potongan tersebut dipindahkan ke berbagai sisi seperti pada Gambar 3, sehingga membentuk bangun ...........................................................
6.
Bangun seperti Gambar 3 memiliki rumus luas L = .....................................
7.
Perhatikan Gambar 3 : Yang menjadi sisi panjang pada Gambar 3 adalah ..... + ..... Yang menjadi sisi lebar pada Gambar 3 adalah .....
8.
Sehingga rumus luas trapesium berdasarkan petunjuk di atas (langkah no 6 dan 7) :
9.
Luas persegi panjang
= ..... x .....
Luas trapesium
= ( ..... + ..... ) x .....
Kesimpulan : Rumus luas trapesium L = ........................................................................
189
LATIHAN SOAL
1.
Luas trapesium di bawah ini adalah .... 7 cm
10 cm
10 cm
19 cm
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
190
Lampiran 10
KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Sekolah
: SMP Negeri 13
Kelas / Semester
: VII / II (dua)
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan ukurannya Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, belah ketupat, layang-layang, jajargenjang, dan trapesium
No
Pokok Bahasan Jenis-jenis segiempat
1
berdasarkan sisi atau sudutnya
Menggunakan konsep 2
luas dan keliling bangun datar segiempat
Jenis
Indikator Kemampuan
No
Kemampuan
Berpikir Kreatif
Soal
Fleksibilitas (flexibility)
Menggolongkan hal-hal menurut pembagian
3
kategori yang berbeda.
Kefasihan
Tepat dalam memberikan
(fluency)
suatu gagasan.
2
Memberikan bermacamFleksibilitas
macam penafsiran
(flexibility)
terhadap suatu gambar,
5
cerita, atau masalah. 3
4
Menggambar setiap
Kefasihan
Tepat dalam memberikan
bangun datar segiempat
(fluency)
suatu gagasan.
Kefasihan
Tepat dalam memberikan
(fluency)
suatu gagasan.
Menghitung keliling dan luas segiempat
1
4
Memberikan jawaban Kebaruan
baru, unik, dan berbeda
(novelty)
dari yang sudah dipelajari di kelas.
6
191
Lampiran 11
Panduan Pemberian Skor Holistic Scoring Rubrics Mertler
Kemampuan Berpikir Kreatif
Respon Siswa terhadap Soal
Skor
yang Diukur Tidak memberikan jawaban
0
Memberikan sebuah jawaban yang tidak relevan
1
Memberikan sebuah jawaban yang relevan tetapi perhitungan dan penyelesaiannya salah Kefasihan (fluency)
2
Memberikan sebuah jawaban yang relevan dan perhitungannya benar tetapi penyelesaiannya kurang
3
lengkap atau kurang jelas Memberikan sebuah jawaban yang relevan serta perhitungan dan penyelesaiannya benar, lengkap, dan
4
jelas Tidak memberikan jawaban Memberikan jawaban dengan satu cara atau lebih tetapi penyelesaiannya salah Memberikan jawaban dengan satu cara dan penyelesaian Fleksibilitas (flexibility)
perhitungan serta hasilnya benar
0 1
2
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan
3
sehingga hasilnya ada yang salah Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) dan penyelesaian perhitungan serta hasilnya benar Tidak memberikan jawaban Kebaruan
Memberikan jawaban yang biasa-biasa saja, kurang unik,
(novelty)
atau sudah umum serta penyelesaiannya perhitungan dan hasilnya salah
4 0
1
192
Memberikan jawaban yang biasa-biasa saja, kurang unik, atau sudah umum serta penyelesaiannya perhitungan dan
2
hasilnya benar Memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa tetapi terdapat kekeliruan dalam proses
3
perhitungan sehingga hasilnya ada yang salah Memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa serta penyelesaian perhitungan dan hasilnya benar
4
193
Lampiran 12
Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat)
1. Berapa banyak persegi yang dapat dibentuk pada gambar di bawah ini?
2. 3. 4. 5. 6.
2. Diberikan gambar seperti di bawah ini :
Tentukan perbandingan luas daerah yang diarsir dengan luas persegi yang paling besar sesuai gambar tersebut!
3. Bentuklah tiga buah gambar bangun datar dengan ukuran berbeda-beda yang terbentuk dari 24 batang korek api dengan cara meletakkan batang-batang korek api pada setiap sisi bangun datar yang dibentuk!
4. Sebuah rumah mempunyai halaman berbentuk trapesium sama kaki, sedangkan alas bangunan rumahnya berbentuk persegi.
194
Perhatikan gambar di bawah ini:
Jika panjang sisi alas rumah adalah 6 meter, panjang halaman depan sama dengan sisi alas rumah sedangkan panjang halaman belakang adalah 18 meter, dan jarak antara halaman depan dan belakang adalah 8 meter, maka hitunglah luas dan keliling halaman rumah tersebut! Gambarkan denahnya beserta ukuran-ukurannya!
5. Perhatikan gambar di bawah ini :
Berilah dua buah garis pada bangun di atas sehingga membentuk empat bagian bangun datar yang sama besar. Gambarkan sebanyak dua buah kemungkinan!
6. Di bawah ini terdapat dua persegi besar yang berukuran sama dengan panjang sisi 7 satuan dan empat persegi kecil yang berukuran sama dengan panjang sisi 3 satuan. Jika bangun yang diarsir dalam salah satu persegi besar adalah sebuah
195
persegi pula, maka berapa satuan kuadrat luas bangun persegi yang diarsir tersebut?
196
Lampiran 13
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA (Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat)
1) Kotak persegi 1 x 1
= 8 buah
Kotak persegi 2 x 2
= 1 buah
Kotak persegi 3 x 3
= 4 buah
Kotak persegi 4 x 4
= 1 buah
Jadi, jumlah banyak persegi yang dapat dibentuk pada gambar tersebut adalah 14 buah.
2)
Perbandingan luas daerah yang diarsir dengan luas persegi besar adalah ¼ .
197
3) a.
b. +
c.
e.
+
d.
198
4)
6m 6m
8m
6m
6m
6m
6m
18 m = Luas trapesium – Luas persegi
Luas halaman
= (1/2 x jumlah sisi sejajar x tinggi) – (sisi x sisi) = (1/2 x (6 + 18) x 8) m2 – (6 x 6) m2 = 96 m2 – 36 m2 = 60 m2 Panjang sisi miring trapesium
=√
m
=√
m
=√
m
= 10 m Keliling halaman
= 6 m + 10 m + 18 m + 10 m = 44 m
Jadi, luas halaman rumah tersebut adalah 96 m2 dan kelilingnya adalah 44 meter.
5)
A
B
C
199
6) Cara I : 7
7 5
7
5
3
3
1
2
3
3
3 3
3
3
7 satuan – 3 satuan – 3 satuan
= 1 satuan
3 satuan – 1 satuan
= 2 satuan
3 satuan + 2 satuan
= 5 satuan
3
Berdasarkan gambar dan perrhitungan di atas dapat terlihat bahwa panjang sisi persegi yang diarsir adalah 5 satuan, sehingga luas persegi yang diarsir adalah 5 x 5 = 25 satuan kuadrat.
Cara II : 14 7
7 7-x
7
x
x
x
7
x 7–x=2
3
3
3
3
12 -
Persegi kecil ada empat, jadi : 4 x 3 = 12
-
14 – 12 = 2
-
7 – x = 2, jadi x = 5
-
Luas persegi yang diarsir adalah : L = x2 = 52 = 25 satuan kuadrat
200
Lampiran 14
NILAI HASIL UJI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kode Siswa A.001 A.002 A.003 A.004 A.005 A.006 A.007 A.008 A.009 A.010 A.011 A.012 A.013 A.014 A.015 A.016 A.017 A.018 A.019 A.020 A.021 A.022 A.023 A.024 A.025 A.026
X1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4
X2 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 1 4 2 0 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2
Butir Soal X3 X4 0 0 1 1 3 1 2 1 3 1 3 1 4 1 1 2 2 1 4 2 0 0 1 1 4 1 1 1 4 1 3 1 4 2 4 2 3 0 4 4 3 2 2 2 1 3 1 3 2 2 3 2
X5 0 4 4 0 4 4 1 4 4 4 0 2 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
X6 0 0 0 0 4 0 3 0 2 2 0 0 1 0 0 0 0 2 2 4 2 2 0 1 2 2
Jumlah
Nilai
3 9 12 6 16 11 14 12 14 16 3 10 15 5 13 11 13 17 14 21 16 15 13 14 15 17
12,5 37,5 50 25 66,7 45,8 58,3 50 58,3 66,7 12,5 41,7 62,5 20,8 54,2 45,8 54,2 70,8 58,3 87,5 66,7 62,5 54,2 58,3 62,5 70,8
201
Lampiran 15
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
Kode Siswa A.001 1 A.002 2 A.003 3 A.004 4 A.005 5 A.006 6 A.007 7 A.008 8 A.009 9 10 A.010 11 A.011 12 A.012 13 A.013 14 A.014 15 A.015 16 A.016 17 A.017 18 A.018 19 A.019 20 A.020 21 A.021 22 A.022 23 A.023 24 A.024 25 A.025 26 A.026 Jumlah Σ X2 Σ XY r hitung r tabel Keterangan
No.
Butir Soal X1 X2 X3 X4 X5 X6 2 1 0 0 0 0 2 1 1 1 4 0 2 2 3 1 4 0 2 1 2 1 0 0 2 2 3 1 4 4 2 1 3 1 4 0 2 3 4 1 1 3 2 3 1 2 4 0 3 2 2 1 4 2 2 2 4 2 4 2 2 1 0 0 0 0 2 4 1 1 2 0 3 2 4 1 4 1 2 0 1 1 1 0 2 2 4 1 4 0 2 2 3 1 3 0 2 1 4 2 4 0 2 3 4 2 4 2 3 2 3 0 4 2 3 2 4 4 4 4 2 3 3 2 4 2 2 3 2 2 4 2 3 2 1 3 4 0 3 2 1 3 4 1 2 3 2 2 4 2 4 2 3 2 4 2 60 52 63 38 83 29 146 124 197 78 319 75 781 716 893 546 1170 467 0,4154 0,5509 0,7022 0,6546 0,7850 0,7299 0,3880 0,3880 0,3880 0,3880 0,3880 0,3880 VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Y
(Y)2
3 9 12 6 16 11 14 12 14 16 3 10 15 5 13 11 13 17 14 21 16 15 13 14 15 17 325
9 81 144 36 256 121 196 144 196 256 9 100 225 25 169 121 169 289 169 441 256 225 169 196 225 289 4543
202 Lampiran 16
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Kode Siswa 1 A.001 2 A.002 3 A.003 4 A.004 5 A.005 6 A.006 7 A.007 8 A.008 9 A.009 10 A.010 11 A.011 12 A.012 13 A.013 14 A.014 15 A.015 16 A.016 17 A.017 18 A.018 19 A.019 20 A.020 21 A.021 22 A.022 23 A.023 24 A.024 25 A.025 26 A.026 Jumlah Si Si2 Σ Si2 St St2 r11
No.
X1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 60 0,5491 0,3015 7,6415 4,3841 19,2200 0,7229
X2 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 1 4 2 0 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 52 0,8944 0,8000
Butir Soal X3 X4 0 0 1 1 3 1 2 1 3 1 3 1 4 1 1 2 2 1 4 2 0 0 1 1 4 1 1 1 4 1 3 1 4 2 4 2 3 0 4 4 3 2 2 2 1 3 1 3 2 2 3 2 63 38 1,3319 0,9479 1,7738 0,8985
X5 0 4 4 0 4 4 1 4 4 4 0 2 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 1,4702 2,1615
X6 0 0 0 0 4 0 3 0 2 2 0 0 1 0 0 0 0 2 2 4 2 2 0 1 2 2 29 1,3062 1,7062
Y 3 9 12 6 16 11 14 12 14 16 3 10 15 5 13 11 13 17 14 21 16 15 13 14 15 17 325
203
Lampiran 17
HASIL UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
Kode Siswa A.001 1 A.002 2 A.003 3 A.004 4 A.005 5 A.006 6 A.007 7 A.008 8 A.009 9 10 A.010 11 A.011 12 A.012 13 A.013 14 A.014 15 A.015 16 A.016 17 A.017 18 A.018 19 A.019 20 A.020 21 A.021 22 A.022 23 A.023 24 A.024 25 A.025 26 A.026 Jumlah P Keterangan No.
X1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 60 0,5769 Sedang
X2 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 1 4 2 0 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 52 0,5000 Sedang
Butir Soal X3 X4 0 0 1 1 3 1 2 1 3 1 3 1 4 1 1 2 2 1 4 2 0 0 1 1 4 1 1 1 4 1 3 1 4 2 4 2 3 0 4 4 3 2 2 2 1 3 1 3 2 2 3 2 63 38 0,6058 0,3654 Sedang Sedang
X5 0 4 4 0 4 4 1 4 4 4 0 2 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 0,7981 Mudah
X6 0 0 0 0 4 0 3 0 2 2 0 0 1 0 0 0 0 2 2 4 2 2 0 1 2 2 32 0,2789 Sukar
204 Lampiran 18
HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
KELOMPOK ATAS
No.
A.020 A.018 A.026 A.005 A.010 A.021 A.013 A.022 A.025 A.007 A.009 A.019 A.024 Jumlah Tingkat Kesukaran
20 18 26 5 10 21 13 22 25 7 9 19 24
No.
KELOMPOK BAWAH
Kode Siswa
Kode Siswa
A.015 A.017 A.023 A.003 A.008 A.006 A.016 A.012 A.002 A.004 A.014 A.001 A.011 Jumlah Tingkat Kesukaran
15 17 23 3 8 6 16 12 2 4 14 1 11
X1 3 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 33
X2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 31
0,6346
0,5962
X1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
X2 2 1 2 2 3 1 2 4 1 1 0 1 1 21
0,5192
0,4039
Butir Soal X3 X4 4 4 4 2 3 2 3 1 4 2 3 2 4 1 2 2 2 2 4 1 2 1 3 0 1 3 39 23 0,7500
0,4423
Butir Soal X3 X4 4 1 4 2 1 3 3 1 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 0 24 15 0,4615
0,2885
X5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 49
X6 4 2 2 4 2 2 1 2 2 3 2 2 1 29
0,9423
0,5577
X5 4 4 4 4 4 4 3 2 4 0 1 0 0 34
X6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,6538
0
Jumlah 21 17 17 16 16 16 15 15 15 14 14 14 14 204
Jumlah 13 13 13 12 12 11 11 10 9 6 5 3 3 121
205
Daya Pembeda Kriteria
0,1154
0,1923
0,2885
0,1538
0,2885
0,5577
Jelek
Jelek
Cukup
Jelek
Cukup
Baik
206
Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Validitas Contoh perhitungan uji validitas butir soal nomor 1: rxy =
rxy =
rxy =
( (
√(
)(
) )(
(
) (
) ) )
)(
) (
)(
) ][(
)(
√[(
)(
) (
√(
)(
)
) (
) ]
rxy = rxy =0,4154 Dengan N = 26 dan α = 0,05, diperoleh r tabel = 0,388. Kesimpulan : Karena rxy > r tabel, maka butir soal nomor 1 valid.
Reliabilitas Contoh perhitungan varians skor butir soal nomor 1:
s12 =
(
s12 =
( )
)
s12 = 5,6154 – 5,3254 s12 = 0,2899
207
Jumlah varians skor setiap soal
= si2
= 7,6415
Varians skor total
= s t2
= 19,2200
Sehingga derajat reliabilitasnya diperoleh:
r11 = ( r11 =(
)(
)
)(
r11 =( ) (
) )
r11 =(1,2)(0,6024) r11 =0,7229 Kesimpulan : r11 = 0,7229 masuk ke dalam kategori 0,70 ≤ r11 < 0,90 dengan derajat reliabilitas tinggi.
Taraf Kesukaran Contoh perhitungan uji taraf kesukaran butir soal nomor 1:
( )(
)
208
Kesimpulan: berada pada interval 0,3 ≤ p ≤ 0,7 sehingga butir soal nomor 1 memiliki taraf kesukaran dengan kategori sedang.
Daya Pembeda Contoh perhitungan uji daya pembeda butir soal nomor 6: DP = p kelompok atas – p kelompok bawah DP =
( )(
)
( )(
)
DP = 0,5577 – 0 DP = 0,5577 Kesimpulan: DP = 0,5577 berada pada interval 0,40 < DP ≤ 0,70 sehingga butir soal nomor 6 memiliki daya pembeda dengan kategori baik.
209
Lampiran 20 KESIMPULAN HASIL DAN PERHITUNGAN UJI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
Dari 26 responden dengan taraf signifikan 5% dan rtabel 0,388; serta dari 6 butir soal dengan skor maksimal masing-masing butir adalah 4, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: Uji Instrumen Butir Soal
Validitas
Reliabilitas
Taraf
Daya
Kesukaran
Pembeda
X1
0,4154
0,5769
0,1154
Keterangan
Valid
Sedang
Jelek
X2
0,5509
0,5000
0,1923
Keterangan
Valid
Sedang
Jelek
X3
0,7022
0,6058
0,2885
Keterangan
Valid
Sedang
Cukup
X4
0,6546
0,3654
0,1538
Keterangan
Valid
Sedang
Jelek
X5
0,7850
0,7981
0,2885
Keterangan
Valid
Mudah
Cukup
X6
0,7299
0,2789
0,5577
Keterangan
Valid
Sukar
Baik
0,7229
Baik
210
Lampiran 21
Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen No.
Kode Siswa
1.
Butir Soal
Jumlah
Nilai
1
15
62,50
4
1
13
54,17
3
4
1
17
70,83
3
1
4
1
14
58.30
3
2
2
4
2
15
62,50
2
1
4
2
4
0
13
54,17
E. 007
3
2
4
1
4
1
15
62,50
8.
E. 008
2
3
3
3
4
1
16
66,70
9.
E. 009
3
2
2
1
4
2
14
58,30
10.
E. 010
1
3
4
1
4
2
15
62,50
11.
E. 011
2
3
4
1
4
2
16
66,70
12.
E. 012
2
2
3
1
4
4
16
66,70
13.
E. 013
2
4
3
1
4
1
15
62,50
14.
E. 014
2
3
4
3
4
1
17
70,83
15.
E. 015
2
2
4
2
4
2
16
66,70
16.
E. 016
2
3
3
2
4
2
16
66,70
17.
E. 017
2
4
4
1
4
2
17
70,83
18.
E. 018
2
3
3
3
4
1
16
66,70
19.
E. 019
2
3
4
2
4
2
17
70,83
20.
E. 020
3
3
2
3
4
2
17
70,83
21.
E. 021
2
2
3
1
4
1
13
54,17
22.
E. 022
3
2
4
2
4
2
17
70,83
23.
E. 023
2
4
4
4
4
4
22
91,70
24.
E. 024
1
3
4
3
4
2
17
70,83
25.
E. 025
2
3
3
3
4
2
17
70,83
X1
X2
X3
X4
X5
X6
E. 001
2
3
2
3
4
2.
E. 002
2
4
1
1
3.
E. 003
2
3
4
4.
E. 004
2
3
5.
E. 005
2
6.
E. 006
7.
211
26.
E. 026
2
3
4
3
4
1
17
70,83
27.
E. 027
3
3
3
3
4
2
18
75,00
28.
E. 028
3
2
4
4
4
4
21
87,50
29.
E. 029
2
3
4
2
4
2
17
70,83
30.
E. 030
2
3
4
3
4
1
17
70,83
31.
E. 031
3
3
4
4
4
3
21
87,50
32.
E. 032
2
3
3
3
4
2
17
70,83
33.
E. 033
2
3
4
4
4
4
21
87,50
34.
E. 034
3
3
4
2
4
2
18
75,00
35.
E. 035
3
4
4
4
4
3
22
91,70
36.
E. 036
1
3
4
4
4
2
18
75,00
37.
E. 037
3
3
4
2
4
2
18
75,00
38.
E. 038
1
3
4
3
4
2
17
70,83
39.
E. 039
3
3
3
3
4
2
18
70,83
40.
E. 040
2
3
4
2
4
2
17
75,00
41.
E. 041
1
3
4
4
4
2
18
75,00
42.
E. 042
1
3
4
3
4
2
17
70,83
212 Lampiran 22
Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol No.
Kode Siswa
1.
Butir Soal
Jumlah
Nilai
0
12
50,00
4
0
13
54,17
1
3
1
10
41,67
1
1
4
1
11
45,83
3
2
3
3
0
12
50,00
1
1
3
1
4
0
10
41,67
G. 007
2
3
3
0
4
0
12
50,00
8.
G. 008
2
2
2
0
4
1
11
45,83
9.
G. 009
2
2
2
1
4
1
12
50,00
10.
G. 010
2
1
3
1
2
1
10
41,67
11.
G. 011
2
3
3
0
4
0
12
50,00
12.
G. 012
2
3
1
2
4
0
12
50,00
13.
G. 013
2
3
3
1
1
3
13
54,17
14.
G. 014
2
2
3
1
4
0
12
50,00
15.
G. 015
2
3
1
2
4
0
12
50,00
16.
G. 016
2
3
4
1
1
3
14
58,30
17.
G. 017
2
2
3
1
4
0
12
50,00
18.
G. 018
2
4
1
1
2
3
13
54,17
19.
G. 019
1
3
2
3
3
0
12
50,00
20.
G. 020
2
2
1
2
4
2
13
54,17
21.
G. 021
2
3
3
0
4
0
12
50,00
22.
G. 022
3
2
3
0
4
2
14
58,30
23.
G. 023
2
1
4
2
4
0
13
54,17
24.
G. 024
2
3
3
0
4
0
12
50,00
25.
G. 025
2
2
1
2
4
2
13
54,17
X1
X2
X3
X4
X5
X6
G. 001
2
2
3
1
4
2.
G. 002
2
1
4
2
3.
G. 003
2
0
3
4.
G. 004
2
2
5.
G. 005
1
6.
G. 006
7.
213
26.
G. 026
2
4
3
1
4
1
15
62,50
27.
G. 027
2
2
2
2
4
2
14
58,30
28.
G. 028
1
3
4
3
3
1
15
62,50
29.
G. 029
3
2
3
0
4
2
14
58,30
30.
G. 030
3
2
2
1
4
2
14
58,30
31.
G. 031
2
3
4
2
4
2
17
70,83
32.
G. 032
2
3
4
1
1
3
14
58,30
33.
G. 033
2
4
4
2
4
3
19
79,17
34.
G. 034
3
0
3
3
4
1
14
58,30
35.
G. 035
2
3
4
3
4
1
17
70,83
36.
G. 036
2
3
3
1
4
1
14
58,30
37.
G. 037
2
4
2
1
4
2
15
62,50
38.
G. 038
2
2
2
2
4
2
14
58,30
39.
G. 039
2
4
4
1
4
2
17
70,83
40.
G. 040
3
2
2
1
4
2
14
58,30
41.
G. 041
3
2
4
1
4
1
15
62,50
42.
G. 042
2
3
4
1
1
3
14
58,30
214
Lampiran 23
PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN
I. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi 1) Nilai Kelompok Eksperimen 54,17
62,50
66,70
70,83
70,83
70,83
75,00
54,17
62,50
66,70
70,83
70,83
75,00
87,50
54,17
62,50
66,70
70,83
70,83
75,00
87,50
58,30
62,50
66,70
70,83
70,83
75,00
87,50
58,30
66,70
70,83
70,83
70,83
75,00
91,70
62,50
66,70
70,83
70,83
70,83
75,00
91,70
2) Banyak data atau siswa (n)
= 42
3) Range atau Jangkauan (R) R
= Xmax – Xmin
Keterangan:
R
= Range atau jangkauan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi) = 91,70 Xmin R
= Nilai minimum (terendah) = 54,17
= 91,70 – 54,17 = 37,53
4) Banyak Kelas (K) K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 42 = 1 + (3,3 x 1,62) = 1 + 5,36 = 6,36
6 (pembulatan ke bawah)
215
5) Panjang Kelas (P) P
= = = 6,255
7 (pembulatan ke atas)
Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen Frekuensi
Titik No.
Nilai
Tengah Absolut
Range
Kumulatif
(xi)
(fi)
fi (%)
(fk)
xi - ̅
(xi - ̅)2
fi(xi - ̅)2
fi(xi - ̅)4
1.
54 – 60
57
5
11,90
5
-13,5
182,25
911,25
166.075,31
2.
61 – 67
64
11
26,19
16
-6,5
42,25
464,75
19.635,69
3.
68 – 74
71
15
35,72
31
0,5
0,25
3,75
0,94
4.
75 – 81
78
6
14,29
37
7,5
56,25
337,50
18.984,38
5.
82 – 88
85
3
7,14
40
14,5
210,25
630,75
132.615,19
6.
89 – 95
92
2
4,76
42
21,5
462,25
924,50
427.350,13
42
100
3272,50
764.661,63
Jumlah Mean
70,50
Median
69,83
Modus
69,65
Varians
79,82
Simpangan Baku
8,93
216
II. Perhitungan Statistik Deskriptif 1) Mean atau Nilai Rata-rata (Me) ̅
Keterangan : ̅
= Mean = Jumlah dari hasil perkalian nilai tengan dengan frekuensinya = Jumlah frekuensi ( ̅
)( )
(
)(
)
(
)(
)
(
)( )
̅ ̅
2) Median atau Nilai Tengah (Md) [
]
Keterangan : = Tepi bawah kelas median = Jumlah frekuensi = Frekuensi kumulatif di atas kelas median = Frekuensi kelas median = Panjang kelas
[
]
(
)( )
(
)( )
217
3) Modus (Mo) [
]
Keterangan : = Tepi bawah kelas modus = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelumnya = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelahnya = Panjang kelas
[
]
4) Varians (s2) (
̅)
5) Simpangan Baku (s) √
√
6) Kemiringan (sk) (̅
)
(
)
218
7) Ketajaman atau Keruncingan (Kurtosis) (
̅)
(
) (
)
219
Lampiran 24
PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELOMPOK KONTROL
I. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi 1) Nilai Kelompok Kontrol 41,67
50,00
50,00
54,17
58,30
58,30
62,50
41,67
50,00
50,00
54,17
58,30
58,30
62,50
41,67
50,00
50,00
54,17
58,30
58,30
70,83
45,83
50,00
50,00
54,17
58,30
58,30
70,83
45,83
50,00
50,00
54,17
58,30
62,50
70,83
50,00
50,00
54,17
58,30
58,30
62,50
79,17
2) Banyak data atau siswa (n)
= 42
3) Range atau Jangkauan (R) R
= Xmax – Xmin
Keterangan:
R
= Range atau jangkauan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi) = 79,17 Xmin R
= Nilai minimum (terendah) = 41,67
= 79,17 – 41,67 = 37,50
4) Banyak Kelas (K) K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 42 = 1 + (3,3 x 1,62) = 1 + 5,36 = 6,36
6 (pembulatan ke bawah)
220
5) Panjang Kelas (P) P
= = = 6,25
7 (pembulatan ke atas)
Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol Frekuensi
Titik No.
Nilai
Tengah Absolut
Range
Kumulatif
(xi)
(fi)
fi (%)
(fk)
xi - ̅
(xi - ̅)2
fi(xi - ̅)2
fi(xi - ̅)4
1.
40 – 46
43
5
11,90
5
-12,5
156,25
781,25
122.070,31
2.
47 – 53
50
12
28,57
17
-5,5
30,25
363,00
10.980,75
3.
54 – 60
57
17
40,48
34
1,5
2,25
38,25
86,06
4.
61 – 67
64
4
9,53
38
8,5
72,25
289,00
20.880,25
5.
68 – 74
71
3
7,14
40
15,5
240,25
720,75
173.160,19
6.
75 – 81
78
1
2,38
42
22,5
506,25
506,25
256.289,06
42
100
2698,50
583.466,63
Jumlah Mean
55,50
Median
55,15
Modus
55,44
Varians
65,82
Simpangan Baku
8,11
221
II. Perhitungan Statistik Deskriptif 1) Mean atau Nilai Rata-rata (Me) ̅
Keterangan : ̅
= Mean = Jumlah dari hasil perkalian nilai tengan dengan frekuensinya = Jumlah frekuensi ( ̅
)( )
(
)(
)
(
)(
)
(
)( )
̅ ̅
2) Median atau Nilai Tengah (Md) [
]
Keterangan : = Tepi bawah kelas median = Jumlah frekuensi = Frekuensi kumulatif di atas kelas median = Frekuensi kelas median = Panjang kelas
[
]
(
)( )
(
)( )
222
3) Modus (Mo) [
]
Keterangan : = Tepi bawah kelas modus = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelumnya = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelahnya = Panjang kelas
[
]
4) Varians (s2) (
̅)
5) Simpangan Baku (s) √
√
6) Kemiringan (sk) (̅
)
(
)
223
7) Ketajaman atau Keruncingan (Kurtosis) (
̅)
(
) (
)
224
Lampiran 25
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN
Kelas Interval
Batas Kelas (xi) 53,50
Z Batas
Luas Z
Kelas
Tabel
0,2355
9,8910
11
0,1243
0,3067
12,8814
15
0,3483
0,2171
9,1182
6
1,0663
0,0876
3,6792
3
0,1254
0,0191
0,8022
2
1,7885
2,02
89 – 95 95,50
0,1093
1,23
82 – 88 88,50
5
0,45
75 – 81 81,50
4,3134
-0,34
68 – 74 74,50
0,1027 -1,12
61 – 67 67,50
)
Oi
-1,90
54 – 60 60,50
(
Ei
2,80
2hitung
3,5622
2tabel
7,81
Rata-rata (̅)
70,50
Simpangan Baku (SD)
8,93
2hitung < 2tabel Kesimpulan : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
225 Lampiran 26
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELOMPOK KONTROL
Kelas Interval
Batas Kelas (xi) 39,50
Z Batas
Luas Z
Kelas
Tabel
0,2678
11,2476
12
0,0503
0,3311
13,9062
17
0,6883
0,1982
8,3244
4
2,2465
0,0598
2,5116
3
0,0950
0,0089
0,3738
1
1,0490
2,34
75 – 81 81,50
0,0381
1,48
68 – 74 74,50
5
0,62
61 – 67 67,50
4,5822
-0,25
54 – 60 60,50
0,1091 -1,11
47 – 53 53,50
)
Oi
-1,97
40 – 46 46,50
(
Ei
3,21
2hitung
4,1672
2tabel
7,81
Rata-rata (̅)
55,50
Simpangan Baku (SD)
8,11
2hitung < 2tabel Kesimpulan : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
226
Penjelasan Perhitungan Uji Normalitas : 1) Z batas kelas
=
̅
2) Luas Z tabel (gunakan Daftar Tabel Z) = Z batas kelas bawah – Z batas kelas atas
Luas Z tabel
3) Frekuensi Ekspektasi (Ei) = n x luas Z tabel 4) Frejuensi Observasi (Oi)
5) 2hitung =
(
= Frekuensi tiap interval
)
6) 2tabel dengan Derjat Kebebasan (dk) = banyaknya kelas (K) – 3 dan Taraf Signifikansi (α) = 5%.
227
Lampiran 27
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Langkah-langkah Prosedur Pengujian : 1) Menentukan Hipotesis H0 : 1 2 2
2
H1 : 1 2 2
2
Keterangan : = Varians kelompok eksperimen = Varians kelompok kontrol
2) Menentukan Fhitung menggunakan uji Fisher Fhitung
=
Keterangan : Varians terbesar
= 79,82 (Kelompok Esperimen)
Varians terkecil
= 65,82 (Kelompok Kontrol)
Jadi, Fhitung
=
= 1,21
3) Menentukan Derajat Bebas (db) dan Taraf Signifikasi (α) Taraf Signifikasi (α) = 5% = 0,05 db
=n–1
dbpembilang
= n1 – 1 = 42 – 1 = 41
dbpenyebut
= n2 – 1 = 42 – 1 = 41
Keterangan : n1
= Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2
= Jumlah sampel kelompok kontrol
228
4) Menentukan Ftabel Ftabel = F(α)(n1 – 1; n2 – 1) = F(0,05)(41; 41) = 1,67 5) Menentukan Kriteria Pengujian a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang artinya kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen). b. Jika Fhitung
Ftabel, maka H0 ditolak, yang artinya kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang berbeda (tidak homogen).
6) Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel, yaitu 1,21 < 1,67 sehingga H0 diterima. Artinya, kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau homogen.
229
Lampiran 28
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS Langkah-langkah Prosedur Pengujian : 1) Menentukan Hipotesis H0
:
1 2
H1
:
1 2
Keterangan: µ1 : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen µ2 : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol
2) Menentukan thitung Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
(1)
(2)
Rata-rata (̅)
70,50
55,50
Varians (s2)
79,82
65,82
Jumlah Sampel (n)
42
42
Statistik
sgabungan
8,53
thitung
8,06
( √
)
( √
)( ̅ √
(
)
)
(
̅ √
)(
)
230
3) Menentukan ttabel Taraf Signifikasi (α)
= 5% = 0,05
Derajat Bebas (db)
= n1 + n2 – 2 = 42 + 42 – 2 = 82
Keterangan : n1
= Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2
= Jumlah sampel kelompok kontrol
ttabel
= 1,67
4) Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yaitu 8,58 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol.
TABEL I LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVE NORMAL DARI O SID Z z 0r0 0r1
0123456789
@
ol,2o
019
03,9g 04,38 04,78 05,17 w g3 08,32 08,71 09,10 ll,7g. 12,17 12,55 17,93 15,54 15,91 16,28 16,64 19,85 20,19 19,50 19,15 23,24 23,57 22,91 2257 26,42 26,73 26,11 25,80 29,39 29,67 29,10 28,81 32,12 32,38 31,86 3159
1r0
34,13
02 0J 014
05 0'6
0;l 0r8
49,89 49,89 49,92 49,92 49,94 49,95 49,96 49,96
49,n
49,97
49,98 49,98 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,?9 50,00 50,00
49,98 49,99 49,99 49,99
49,98 49,99 49,99 49,99
50,m
50,00
2r0
4t32
47,78
47,83
2rl 22
48,21
48,?fi 48,@ 48,96
\7
49,65
2$ 29
4034
49,7.5
49,81
49,92
49,41 44,43 49,56 49,57 49,67 49,68 49,76 49,77 49,82 40,83
3ro
49,n
49,w
49,n
311
49,90
49,91
3l
49,93 49,95 49,97
4993
35 3$
49,98 49,98
3;7 3"8
49,w 49,w
3p
50,00
12 3r3
49,88
49,95
49,91 49,91 49,94 49,94 49,95 49,96
49,n
49,n
49,97
49,98
49,99
49,98 49,98 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99
50,00
50,00
49gS 49,w
33,89
49,88 49,89 49,92 49,y2 49,94 49,94 49,96 49,96 49,97 49,97
46,49 47,19
495s 49,ffi
31,33
49,51 49,63
47,13
4e53
2852
49,48 49,49
46,41
216
3196 33$5
49,45 49,46 49,59 49,60 49,69 49,70 49,77 49,78
45,54
1"8
u,74
45,73 46,56 47,26
49,40
30,51 33,15
25,49
48,30 48,34 48,68 48,71 48,98 49,01 49,22 44,25
L;t
44,63 45,64
49,38
n,g
48,12 48,17 48,54 4857 48,87 48,90 49,13 49,16 49,34 4936
4452
2S
22,24
24,86 27,94 30,78 33,40-
48,03 48,08 48,46 48,50 48,81 48,84 49,09 49,1I 49,31 49,32
l16
49,?n
21,90 25,17 28,23
21,57
47,93 47,98 48,38 48,42 48,75 48,78 40,04 49,W 49,27 49,29
47,88
43,57
2r4
29,95 32,64
21,23 24,54
45,15 45,25 46,08 46,16 46,86 46,93 47,50 47,56
43A5
48,61
2793
24,22 27,34 30,23 32,89
15,17 18,79
44,29 45,35 46,25 46,99 47,61
43,32
48,98 49,18
20,88
14,80 18,44
44,A6 44,19
r5
23
2054
23,89
43,82 43,94 44,95 45,05 45,91 45,99 46,71 46,78 47,38 4'1,44
42,W
t9
17,00
13,68 17,36
43,74 44,84 45,82 46,64 47,32
LA
38,49
09,87
u3,ly uJ,)y 07,14 07,53 I 1,03 I l,4l
35,99 38,10
4049
13
36A3
I3,31
4739 tJZ,'19 06,36 06,75 10,26 10,64 14,06 14,43 17,72 18,08
35,54 35,77 37,7A 37,90 39,62 39,80 41,31 41,47 42,79 42,y2
40,32 41,92
lrl t?
05,57 09,48
01,99 05,96
35,08 35,31 37,29 37,49 39,25 39,M
34,61 34,85 36,86 37,08 38,88 39,U 40,66 4iA,82 42,22 42,36
34,38 36,65 38,69
0l,60
'
50,00
4099
42,51
49,U
41,15 42,65
49,84
49,6t 4939
49,71 49,85
49,6? 49,72 49,79
49,85
36,21
38,30
39,n 40,15 41,62 4137 43,6 43,19
49J3
44Al 45,45 46,33 47,06 47,67
49,52
49,U 49,74
49,80 49,81 49,86 49,W
49,m
49,W
49,93 49,95 49,y7 49,y1 49,98 49,93 49,95 49,97
49,98 49,98 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 49,99 50,00 50,00
TABEL II NILAI-NILAI DALAM DISTFIIBUSI t s untuk uji dua fihak
I
i
0,50
0,20 cr untuk
dk I 2 3
4 5 6 7 8 9 10
0,25 1,000 0,816
0,765 0,741 0,727 0,718 0,71 1
o,706
12
0,703 0,700 0,697 0,695
13
0,692
t4
0,691 0,690 ,0,689 0,698 0,699 0,697 0,697 0,686 0,686 0,685 0,685 0,684 0,694 0,684 0,693 0,683 0,683 0,681 a,679 0,677 0,67 4
1l
15
t6 t7 18 19
20
2l 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120 oo
0,10 3,078 1,886 1,638 1,533 1,476 1,440 1,415 1,397 1,383 L,372
1,363 1,356 1,350 1,345 1,341 1,337 1,333 1,330 1,328 1,325 1,323
I
0,05
0,05
6,314 2,924 2,353 2,132 2,015 1,943 1,895 1,860 1,833 1,812 1,796 1,782 1,771,
1,761 1,753 1,746 1,740 1,734 1,729 1,725
0,025 12,706
4,303 3,182 2,7',16
2,57r 2,447 2,365
2,306 ,2,262 2,228 2,241 2,179 2,160 2,145 2,131 2,124
0,01
0,01
0,005 63,657 9,925 5,841
2,,539
z,lal
1,319
7,714
l8
1,7ll
2,.A64
1,316
1,708 1,706
2,464 2,056 2,052 2,048 2,445 ?,042 2,021 2,000
1,701 1,699 1,697 1,684 1,671 1,658 1,645
1,980 1,960
4,604 4,032 3,707 3,499 3,355
3,250 3,169 3,106 3,055
3,012 2,9.77
2,947
2,58,3
2,567 2,552
.1,321
1,7a3'
31,821 6,965 4,541 3,747 3,365 3,143 2,998 2,996 2,821 2,7 64 2,718 2,681 2,65A 2,624 2,602
2JrA
1,721 1,7L7
1,315 L,314 1,313 1,311 1,310 1,303 1,296 1,289 1,282
0,02
uji satu fihak (one tail test)
2,493 2,086 2,080 2,47 4 2,069
1,3 I
0,10
(trvo tail test)
2,528 2,518 2,508
2,500 2,492 2,485 2,479 2,473 2,467 2,462 2,457 2,423
2394 2,358 2,326
I
2,921 ?,898 2,878 2,861 2,845 2,831 2,819 2,807 2,797 2,787 2,779 2,771
2,763 2,7 56 2,7 50
2,70t4
2,664 2,617 2,57 6
rABEL NILAI-NILAI
N
Taraf Signifikan 5Vo
l.{
LVo
0,ggg '0,990
T
III
PODUCT MOMEhIT
Taraf Signifikan 57a
17o
27
0,391
4,487
28
437 4
N
Taraf Signifikan 5Vo
lVo
55
0,266
a34s
0,418
60
0,254
0,330
3
0,997
4
0,950
5
0,878
0;9s9
29
0,367
0,470
65
a,2M
0i,317
6
0,811
0,917
30
0,361
4,463
70
4,235
0,306
7
0,7 54
4,874
3l
0,355
0,456
75
0,221
0,296
8
4,707
0,834
32
0,349
0,449
80
0,22A
0,286
9
0,666
0,798
33
0,344
0,442
85
0,213
0,27 g
10
0,632
4,765
34
0,339
0,436
90
0,2a7
0,270
0,602
0,735
35
0,334
0,430
95
0,242
0,263
[;
0,576
0,709
36
0,329
0,424
100
0,195
0,256
1,,
0,553
0,684
37
0,325
0,418
125
0,176
0,230
0,532
0,661
38
0,320
0,413
150
0,159
0,210
0,5t4
0,647,
39
0,316
0,408
175
0,148
0,194
ll:
0,497
0,623
40
0,3L2
4,403
2A0
0,138
0,181
L,,
0,482
0,6q6
4t
0,30g
0,399
0,113
0,149
l,' ilg
300 ;'
0,468
0;590
42
0,304
0,393
400
0,099
4,128
0,456
0,575
43
0,301
0,389
500
0,089
0,115
20
0,4M
0,561
M
0,297
0,384
600
0,090
0,105
2t
0,433
4,549
45
0,294
0,380
7AA
4,07 4
0,a97
22
4,423
0,537
46
0,291
0,316
800
0,070
0,091
23
0,413
4,526
47
0,288
0,372
900
0,065
0,086
24
4,444
0,515
48
0,284
0,368
1000
0,a62
0,081
25
0,396
0,505
49
0,281
0,364
26
0,388
0,496
50
0,279
0,361
-
TABEi- \'i NILAI-NILAJ CHI KUADRAT Taraf si,enifikansi
dk 507o
2
0,455 1,386
3
2,366
4
3,357
5
4,351
6
5,348
7 8
6,346 7,344 8,343
1
,9
30Vo
l,a7 4
2,448 3,665 4,878 6,464 7,231 8,383
9,524 10,656 I I,781
l0
9,342
11
t2
10,341 11,340
13
12344
t4 l5
L3,339, 14,339
t6 t7
15,338 16,339 17,338 18,338 19,337
20,601 21,689 22,775
.20,337 21,337 22,337 23,337 24,337
73,859 24,939 26,018 27,A96 28,172
25,336
29,246 30,319
18 19
20 21
22 23 24 25
26 27 28 29 30
?,6,336
27,336 28,336 29,336
20Vo
1,642 3,219 4,642 5,989
7,289 8,558 9,803 I 1,030 12,242 13,442
57o,
l7o
2,706 4,605 6,251 1,779 9,236
3,841 5,991 1,815 9,488 11,070
6,635 9,214 11,341 13,271 15,086
10,fl5
12,592
16,812
12,017 13,362 14,684 15,987
14,067 15,507 16,919 18,307
18,475
17,275 18,549 19,8L2
19,675
l0Vo
121899 14,011 15, I 19 16,222 17,322
14,631 15,8L2 16,985 18, l5 1
18,418 19,5I 1
20,465 27,6L5 22,76A 23,90A 25,039
23,542 24,769 25,989
26,296
27,2M
30,144 3l,4LA
26?171
27,301 28,429 29,553 34,675
29,615 30,813 32,407 33,196 34,382
31,795 32,912 34,027 35,139 36,250
35,563 36,741 37,916 39,087 40,256
31,391
32,467 33,530
19,311
24,090 2L,666 23,209 24,725 26,217
21,426 22,362 23,685 24,996
21,064 22,307
27,688 29,141 30,578 32,000 33,409 34,805 36,191 37,566
27,587 28,869
28,412
32,67
|
33,924 35,172 35,415 37,652
I
38,932 40,289 41,638 42,990
I I I
44,3t4 45,642 46,963 48,278 49,588 50,892
38,885 40,1 13 41,337 42,557 43,773
-\-
NILAI.NILAI UNTUK DISTRIBUSI F Baristtas untuk
5% 1%
Baris bawah untuk
1
161
234
4,052 2
5.859
18,51
98,49
19,25
99,00 30,81
4
7,71
6,94
21,20
5.
7
5,99 13,74 5,59 12,25
I
5,41
5,14 10,92
4,26 8,02 4,96 10,04
11
4,W 9,65
9,01
8,94
28,24
27,91
6,26 15,52
4,'t0 7.56
242 6,056
99,34
99,38 8,81
27,67
27,U
10,97 4,39
14,66
4,88
4,82
10,45
10,27
4,21
4,1 5
8,10
3,50
6,37
6,19
3,37 5,80
3,29 5,62
5,391
s,osl s.ozl
8,78 27,23
4,74 1
0,15
4,10
6,106 19,41
8,76 27,13
8,74 27,05
14,45
249 6,169
19,42
8,71
26.92
4,70
19,44
't9,46
19,47
99.47
99,48
8,69 26,83
8,66
5,87
2,961 4,541
8,64 26,60
5,77 14:02
4,U
4,56
9,77 7,72
13 93
2s3 6,334
19,47 99,48
19,48
19,49
99,49
99,49
26,41
26,35
8,57 26,27
26,23
5,71
5,70 13,61
5,66 13,57
8,60 5,74 13,83
253 6,323
13,74
4,46
4,92 2,82
4,52 2,70
q,ztl
99,49 8,54 s,65 11EO
4,42
4,38
9,1 7
9,07
3,75 7,09
3,72 7,02
Q2a
3,29
19,s01 19 99,501 9e,s0
8,s41
8,s3
s,64l
5,
13,481 13,46
|
4,37
4,36
3,68l
3,67
6.s0
6.BB
|
3.';!41 5,75
254
26,141 26,12
4.44
3.03
2,98
2541
9,24
5,85
3,34 5,82
2,57 4,85
6,258
99,45
3,97 6,47
3,13 5,26
6,234
99,44
14,24
10,05
4,06 7,87
245 6,142
99,41
5,91
14,&
3,79 7,00
3,58
3,22
99,40
6,00
't5,21
4,95
2U 6,082 19,4
6,09
8,19 8,65
10
5,19 1 1,39
99,33
4,74 4,46
9
6,39 16,69
6,6i 13.27
o
28,71
239 5,981
't9,36
99,25
3
237 5,928
5,67
|
|
3,
s,tis
2,98
2,s4
5,00
4,96
4,88I
2,77 4,45
2,76
2,721
2.71
4,41
4,331
4.31
1
2,s4
|
3,60
2,e3 4.86
2,61
2,5s
4,05
3,931 3.91 2,411 2,40 3,62
/
Vz= dk
Vr = dk pembilang
Penyebut 1
12
13
14
ll
4,75 9,33 4,67
17
1B
20
3,88 6,93
3,49 5,95
3,80
3,41
4
5
6
7
8
3,26
3,11
2,80
5,06
2,92 4,65
2,85
5,41
3,00 4,82
4,50
4,39 2,72 4,19
3,18
3,02
22 23 24 25 26
4A
50
75
2,76
2,72
2,54 3,86
2,46 3,70
2,42
2,4A
4,05
2,60 3,98
2,5A
4,22
2,69 4,16
2,4
4,30
2,36
3,61
3,56
3,49
2,67 4,10
2,63
2;60
2,51
3;96
2,46 3,67
2,42 3,59
2,38
4,02
2,55 3,85
3,51
2,34 3,42
2,32 3,37
2,56
2,48
2,39
2,35
2,31
2,27
2,24
3,51
3,43
3,78
200
100
2,35 3,46
2,32
2,28 3,30
2,26
2,24
3,27
3,21
2,21
2,19
2,16
3,41
3,94
3,86
2,53 3,80
3,70
2.44 3,62
3,34
3,26
3,21
3,14
2,70
3,1'l
3,06
2,64 4,00
2,59
2,55
2,51
2,48
2,43
2,39
2,33
2,29
2,25
,
aa
3,89
2,21
3,80
2,15
3,73
2,12
3,67
3,56
3,48
3,36
3,29
3,20
3,12
3,00
,
o'7
2,10 2,92
2,42 3,55
2,37 3,45
2,33
2,24
2,20
2,16
3,37
2,28 3,25
3,07 a ao
3,1 8
3,10
3,01
2,96
2,09 2,89
2,07 2,86
2,44 2,80
2,38 3,45
2,33
4,2e 3,27
2,23 3,16
2,19 3,08
2,15 3,00
2,11
2,08 2,86
2,04 2,79
2,,02
-1 00
I,to
2,700
3,06 4,89
2,90 4,56
2,79 4,32
4,14
3,78
4,49
3,63
3,24
3,01
2,85
2,49
2,45
5,29
4,77
4,44
2,66 4,03
2,54
6,23
2,74 4,20
2,59
8,53
3,89
3,78
3,69
3,61
3,20 5,18
2,96 4,67
2,81
2,70
2,55 3,79
2,45 3,59
2,41
4,10
2,62 3,93
2,50
4,U
2,58 3,85
2,51
2,46 3,60
2,41
2,37
2,19 3,07
2,11
2,00
1,98
1,95
3,00
2,91
2,07 2,83
2,04
3,27
2,25 e to
2,15
3,:44
2,34 3,07
2,29
3,51
2,78
2,63
2,71
2,55
2,68
2,48
2,62
2,34
2;31
2,26
2,21
2,15
2,11
3,63
3,43
1,94
3,30
1,91
3,19
3,12
3,00
2,92
2,02 2,76
2,00
3,36
2,07 2,84
loA
3,77
2,43 3,52
2,38
3,94
c,tu
2,63
2,60
2,54
2,401
2,35 3,37
2,31
2,28 3,23
2,29 3,13]
2,18
2,12
2,04 2,77
1,96
1,92
1,90
1,87
?,s4
2,08 2,86
1,99
3,05
2,69
2,63
2,56
2,53
2,47
2,32
2,2e1
g,241
2,25 3,17
2,201
2,15 2,99
2,09
2,05
2,001
1,89
2,88
2,80
2,721
1,96 2,63]
10e
3,31
2,58
2,51
't,87 2,47
2,42l,
4,45
3,59
8,40
6,11
4,41
3,55 6,01]
3,16 5,09
2,93 4,58
4,38
3,52
3,13
2,90
8,18
5,e31
5,01
4,50
4,35 8,10
3,49 i
5,8s
3,10 4,e4]
2,77 4,25
2,66 4,01
2,74 4,17
2,87
2,71
4,43
4,1
2,60 3,87
3,68
3,71
2,52
2,45 3,56]
3,71
3,45
|
I
21
30
2,60
4,46
5,42
24
2,65 4,03
5,03
6,36
20
2,70 4,14
2,96 4,69
3,29
16
2,77 4,28
4,86
6,51
14
4,44
5,20 3,11
3,68
12
2,85
5,74
8,86
11
2,77 4,30
3,74
4,54
10
2,U
6,71
3,34 5,56
9
2,92 4,62
4,60
8,28 19
3
9,07
8,68 16
2
4,32
3,471
3,071
2,U
8,021
5,781
4,871
4,37]
4,301
3,441
3,051
7,e4l
5,721
4,821
2,821 4,31i
2,68 4,04]
2,57) 3,811
2,4g 3,65l
2,421 3,51
?,371 3,401
3,52
3,301
3,35
3,071
2,55
2,471
2,401
2.351
2,30
2,26,|
2,13
1
3,4s1
1,91
3.351
3,26
,981
1,e31
3,59
1,87
1,841
3,181
1,81
3,021
2,94
2,07 2,83
2,03
3,761
2,23 3,12
2,181
3,991
2,75
2,671
2,58i
z,cJ
2,46
2,42]|
237l
2,00 2,70
,961
1,91
2,62ll
2,53
|
|
3,421
3,031
2,801
2,el
2,531
2,451
2,381
23zl
2,281
2,24l.
4,761
4,261
2,20)
5,661
2,14l|
2,10
2,04
3,941
3,711
3,54
3,41
3,301
3,21
3.141
3,071
2,g7|
2,89]
2,78
I
I
|
3.01
r82l
s,611
4,721
I
2,78ll 4,22]'
2,62:l 3,e01
2,s1
I
3,671
1
2,$l
2,361
2,301
2,261
2,22.
2,181
2,nl
2,09]
2,A2
1,98
1
3,501
3,361
3,25
3.17
3,091
3,031
2,e31
2,851
2,74
2,66
2,ss
t
I
|
,941
1,88
1,U
1,S21
1,791
|
2,48
2,411
2371
x2l
,891
1,86
1,82l
2,49l|
2,44
2,36
,871
1,84
1,80
2.451
2,40
1
l
1,801
3,381
2;991
2,761
2,601
2,4g1
2,411
2,ul
2.281
?,24]|
2,201
7,771
2,16
2,11l|
2,061
5,571
2,oo]
4,181
1,96
1
4,681
3,861
3,631
3,461
3.321
3,21
3,131
3,051
2,99
2,891
2,811
2,701
2,62
2,541
2321
2,271
2,22|i
2,181
2,15 2,96
2,101
2,05
I
1,95 2,58
1,sol
1
,851
1,82
1
2.50I
2,411
2,36
2,281
3,37
|
2,s81
2,741
2,591
2,471
2,39
5,531
4,641
4.141
3,s2
3,591
3.421
|
|
3.2e
1
I
3,1 71
3.oe l
3,021
I
2,771
|
1
:|,t::lt
I
|
2,321
2.29l.
l
OOl
|
2,861
,921
2,661
|
I
4.241 4,221 7,721
1,84
2,661
7,881
3,401
l
|
4,281
4,261
2,92
,781
1
,761
2.251
1,761
2,27li 1,74l'
2,nl 1,721
alsl
Vz= dk
Vr = dk pembilang
Penyebut 27
1
2
3
4
5
6
7
8
I
l0
11
4,21
3,35 5,49
2,96 4,60
2,73
2,57 3,79
2,46
2,37 3,39
2,30 3,26
2,25 2,14
2,20
2,16
3,06
2,98
3,34 5,45
2,9s 4,57
2,71
2,56 3,76
2,44
2,36 3,36
2,29 3,23
2,24
2,19 3,03
3,33
2,93
2,70
4,M
3,50
2,35 3,33
2,28
4,54
2,54 3,73
2,43
5,42
3,20
2,22 3,08
7,68 28
4,20
7,il 29 30 32
*r/+
4,18 7,60
40
*
50 55
2,03 2,74
2,15 2,95
2,12
2,06 2,80
2,02
1,96
1,91
r,riz
1,81
2,9A
2,71
2,60
2,52
2,44
2,35
2,18
2j4
1,90
1,85
1,80
2,77
2,00 2,68
1,94
2,92
2,10 2,87
2,05
3,00
2,57
2,49
2,41
2,32
2,16 2,98
2,12
2,09
2,U
1,99
1,93
1,89
1,84
1,79
1,76
1,72
2,90
2,W
2,74
2,66
2,55
2,47
2,38
2,29
2,24
2,16
2,14 2,94
2,10
2,07 2,80
2,,02
1,97
1,91
2,51
?,34
1.74 2,20
1
2,62
1,76 2,25
1,69
2,70
1,86 2,42
1,82
2,86
2,12
2,08
2,08 2,82
2,05 2,76
2,.00
1,95
1,84
1,80
1,74
1,71
1,67
2,66
2,58
1,89 2,47
2,38
2,30
2,21
2,15
2,08
1,97 2,63
1,93 2,55
30
1,84
2,47
2,38
2,69
2,53
2,42
2,U
2,27
2,21
4,02
3,70
3,47
3,30
3,17
3,06
4,15 7,50
3,30 5,34
2,90
2,67 3,97
2,51
2,40
2,32
2,25
2,19
J,OO
3,42
3,25
3,12
3,01
+rtJ
3,28
2.88 4,42
2,65 3,93 o a.,
2,49
2,30
2,23
. 2,17
3,6t1
2,38 3,38
3,21
3,08
2,97
2,12 2,89
2,48
Z,JO
2,28
2,21
1,93
1,78
3,18
3,04
.1.,87
1,82
3,35
2,06 2,78
1,98
3,58
2,10 2,86
2,03
3,89
2,15 2,94
2,72
2,62
2,54
2,13
2,35
2,26
2,35 3,32
2,26 3,15
2,19 3,02
2,14
2,05 2,75
2,02 2,69
1,96 2,59
1,92
1,85
2,91
2,09 2,82
2,51
2,40
1,80 2,32
1,76 2,22
2,34 Q'O
2,25 3,12
2,18 2,99
2,12 2,88
2,07 2,80
2,04 ?,73
2,00 2,66
1,95 2,56
1,90 2,49
1,84
1,79
1,74
2,37
2.29
2,20
2,32
2,24
2,11
2,02 2,70
1,94
1,89
1,82
1,78
3,10
2,06 2,77
1,99
3,26
2,17 2,96
2,U
2,54
2,46
2,35
2,31
2,23 3,07
2,16 2,94
2,10 2,84
2,05
2,01
1,98
2,6.8
2,62
1,88 2,44
1,81
2,75
1,92 2,52
a,01
2,14 2,92
2,09 2,82
2,U
2,00 2,66
1,97
1,91
2,60
2,50
1,87 2,42
2,30
4,11
(ro
4,46
40
1,88
2,92
50
75 '1,76
1,71
1,78 2,30
1,75
1,72|
2,22
1,77 2,27
1,73
?:]il
1,68
1,65
1,&
2,19
e,rsl
2,10
2,06
2,03
1,66
1,64
1,62
l:?:l
2,07
2,03
2,01
2,62
5,21
J,50
1,10 3,54
4,09 /..,
3,23
2.84
2,61
2,45
5,1
4,31
3,83
3,51
4,07 7,27
3,22 5,15
2,83 4,29
2,59
3,80
2,44 3,49
4,06
J,Z I E ID
2,82 4,26
2,58
2,43
3,78
J,4O
3,24
3,20 5,10
2,81
2,57 3,76
2,42
2,30
3,44
3,22
2,22 3,05
4,04 7,19
3,19
2,80
2,30
2,21
2,14
2,08
2,03
1,99
1,96
1,90]
1,86
1,79
1,74
1,70
4,22
2,56 3,74
2,41
5,08
1,64
3,42
3,20
3,04
2,90
2,80
2,71
2,64
2,58
2,48)
2,40
2,28
2,20
2,11
2,02
4,03 7,17
3,1 8
2,79 4,20
2,56
2,40
2,29
2,20
2,13
2,07
2,02
1,98
1,95
1,90i
1,85
1,78
1,74
1,69
1,63
1,60
1,55
3,72
3,41
3,18
3,02
2,88
2,78
2,70
2,62
2,56
2,461
2,39
2,26
2,18
2,10
2,00
1,94
1,86
2p0 466
1,97
1,93
1,S81
1,83
1,76
1,72
1,67
1,61
1,58
2.59
2,53
2,$l
2,35
2.23
2,15
2,06
1,96
1,90
5,06
0
2,16
2,85 4,34
4,24
500
,741
J,Z)
tn\
200
2,211
4,10 7,35
.
I
2,25
2,86 4,38
I
100
1,80 2,33
3,26 5,25
7,21 4B
2,08] 2,83
24
4,51
I ,1.+
46
3,11
2,13 2,93
20
3,32
I
42
3,53
16
5,39
7,39 1A
4,07
3,56
14
4,17 7,56
7,M 36
4,11
't2
1
1,68 2,12
1,67 2,1C1
1,69
1,67
1,65
2,13
2,09
?,06
1,64
1,6'l
1,59
2,02
1,98
1,96
r,ocl
1,61
1(o
1,57
z,oa
1,98
1,94
1,St1
,671 |
I
1,72 2,17
1,69
1,65
1
2,12
2,04
z,oo
1,71
1,67
1,63
I ,61
2,'14
2,08
2,00
1,69
1,61
2,11
1,66 2,05
1,73
1,68
1,64
1,6
2,26
2,17
2,08
2,02
1,94
r,sr
1,76 2,24
1,72
1,63
1,58
,,sol
2,15
1,66 2,06
2,00
1,92
1,75 2,?2
1,71
1,65
1,62
1;52
2,13
2,U
1,98
1,90
1,61
1,56
1,96
1,88
1,59
1,56
1.51r
1,94
1,9
t,B/
1,54
'1,53
r,szl
1,57 1,90
r,86
1,84
r,ssl
1,55
1
1,51
1,BB
,53 1,&r
1,54
1,51
1,49
1,85
1,80
I
1
r^a
r,50
r,4t.)
1,82
1,78
tfil
\ ,'7',)
1,51
I ,4B
1,,16
1,861
1,80
l,/f)
1,7?_
r,ssl
1,50 1,78
1,47 17'1
1,45
1,48
1,40
1,44
;:331
1,76
1
1,68
1,52
1,501
1,46
1,43
1
1,82
1 7Bl
1.11
1,66
r,oa
,621 I
2,86
4,02
3,17
2,78
2,54
2,38
2,?7
2,18
2,11
2,05
7,12
5,01
4,16
3,68
J,,7
t
3,15
2,98
2,85
2,75
2,73
1,80
1,97
',e4l 1
,571 I
,,*l
1,81
,78
1,70
I
,71
,41 l
4,00 7,08
2,17
65
3,99 7,04
2,15 2,93
2,701
2,14
2,01
2,91
2,67J
2,12
1,99
2,95
70 80 100
125 150
3,92 6,84
200 400
6,70 1000
oo
3,85 6,66
2,08
2,01
3,17
2,79
2,65
2,43 3,44
2,27 3,14
2,07 2.76
2,00
2,41
2,26
3,41
3,11
3,471
3,89 6.76
4,66
1,95 2,56
2,17
2,29
6,81
1,97 2,59
2,82
2'Ml
3,91
2,64
2,03 2,69
3,07
2,39 3,36 2,38 3,34
3,06 2,22 3,04
1,39 1
2,09
1,37
1,67 2,07
|
2,74 2,10
3,511
1,63
1,68
2,19 2,99
3,09 4,82
1,41
1,70 2,12
60
1,74
1,62
1,45 1,70
1,38 1,57
1,35
1,57 1,89
1,42
1,34
1,30
1,64
1,51
1,46
1,55 1,85
1,39 1,59
1,31
1,27
1,54 1,83
1,37
1.65 't,94
1,94
2,62
1,49 1,74
1,42 1,64
'1,65
1,47
1,41
1,1
1,71
1,61
1,19
2,69
2,10
2,02
1,84
2,66
2,U
2,01 1,64
6,64
3,02
2,U
2,32
,37
1.22
1,67 2,04
1,85 2,37
1,83
1
1,45 1,qe
2,03
2,01
1rr.
1,79
2,12 2,85
2,21
,40
1
2,09
1,52
3,84
(,
I
114 1
,16
\,24
1,1'l
1,00
1.15
1,00
IJJI REFERENSI
Nama NIM Jurusan /
Judul
. Ega
Pratiwi Mandasari
10e017000038
Fakultas
Skripsi
. Pendidikan .
Matematika
/
FITK
Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, Intelektual) terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa Paraf Judul Buku dan Nama Pengarang
BAB 1)
Pembimbing
Pembimbing
I
II
I
Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi, Menilai Kreativitas Slsr+,a dalam Matematika, (Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
fr-
fv
b
f,
U"
tv
"Peranan Matematika dan Terapannya dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia" di Jurusan Matematika FMIPA IJnesa, 28 Februari 2005), h. l.
Ali
2\
Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Sisv,a Melalui Pembelajaran Topik Pecahan, (Seminar Nasional "Aljabar, Pengajaran, dan Terapannya" di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 31 Januari 2009), h. 1.
3)
Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi, Menilai Kreativitas .$.$a,a dalam Matematika, (Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika "Peranan Matematika dan Terapannya dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia" di Jurusan Matematika FMIPA IJnesa, 28 Februari 2005), h. 2.
4)
5)
A"
fr
W
fv
b
ft fr
Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Sisw'a Melalui Pembelajarart Topik Pecchant, (Seminar Nasional "Aljabar, Pengajaran, dan Terapannya" di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 31 Januari 2009), h" l. Roebyarto, Pendekatan SAVI, (Artikel Pendidikan, 2008) diakses 17 Desember 2Ol2 pukul 22'.45 dari htip-,,1-rce-i:-"1:iitt:-': tl:r"11!ii:l:
6)
:triiri"liiiir-ititl'i1!:1r:
:
i
Dave Meier, The Accelereted Learnilrg Handbook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2002),h.91-92.
7)
Dave Meier, The Accelereted l-eaning Hanelbook (Terjemahan), (Bandung. Kaifa, 2002), h.90-91. BAB
,i
II
Learning (Terjemahan), (Bandung: Handhook Kaifa, 2A04.h. et-ez
k
2) Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching (Terjemahaty', (Bandung. Kaifa, 2004), h. 85.
)t-
ft fr
3) Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2005), h 118-120
+
@
Dave Meier, The Accelereted Leaning
A,
1)
Dave Meier, The Accelereted
6) Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2004), h. 85.
b
a r, ft
Dave Meier, The Accelereted Learning Handbook (Terjemahan). (Bandung. Kaifa,
k
M
4)
Handbook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2002), h.95.
s) Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2004), h. 85.
7)
2A02\. h.99.
*,
8) Rusman, Model-Model
Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta. PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 373-374.
9)
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pemhelajaran Matematika Berbasis Penga.juan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuatt Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 12.
10)Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatrf, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 13.
11) Tatag
Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 13.
L2)Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelalaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah unluk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir
Kreatif,
(Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 14.
13)Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematilm Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan
Berpihr Kreatd, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 15.
Kemampuan
14)
Utari
Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik, (Bandung: FMIPAUPI,20I0), h. 10.
15)Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpihr Kreatif Sisw'a Melalui Pembelajaran Topik Pecahan, (Seminar Nasional "Aljabar, Penqaiaran. dan TeraDannva" di Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA LINY Yogyakarta, 31 Januari 2009), h. 2-3.
16)Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 1999) cet . ke-3,
h
45.
l7)Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 1999) cet . ke-3, h. 48.
l8) Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuart Berpikir Kreatif, (Surabaya. Unesa University Press, 2008), h.24.
19)Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematiko Berbasis Pengajuan dnn Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan
Berpihr Kreatif, (Surabaya. Unesa University Press, 2008), h 20.
Kemampuarr
20) Tatag
Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h.20-21. 21) Tatag
Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah ttntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatrf, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 18.
22)Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengaiuan dnn Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan
Berpihr Kreatif, (Surabaya. Unesa University Press, 2008), h. l8-19.
Kemampuan
Z3)Utai Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik, (Bandung. FMIPAuPI,201o), h. 11.
h M tu
ft
ft 4:
24)
Ni
Mahmudi, Mengembangkant Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Topik Pecahan, (Seminar Nasional "Aljabar, Pengajaran, dan Terapannya" di Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA
N
p'
A"
r,
I-INrY
Yogyakarta, 31 Januari 2009), h. 2-3. 25) Tatag
Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 23.
BAB
III
l) Hamid Darmadi, Metode
Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 36.
2) Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, @andung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2008), cet. IV, h. 59. 3)
H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), h I l9-120
4) Sumarna Surapranata,
Analisis,
L'aliditas,
Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil
Tes,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. IV, h. s9. s)
H. Erman S. Ar Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), h. 153-154.
6)
H. Erman S. Ar, Etaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), h. 139
7)
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes,
LW
k ? b
8)
# A"
fl
b
fr
l-n
12.
Sumarna Surapranata, Analisis, lhliditas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes.
@
a k
&^
(Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.
IV, h.
P
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.
IV, h 2t
9) Sumarna Surapranata, Analisis, l/aliditas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes,
fv
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. rY. h. 23.
q>
10)H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran
Matematilm, (Bandung:
Universitas
Pendidikan Indonesia, 2003), h. I 6 1.
r,
ll)M.
Subana, M. Rahadi, dan Sudralat, Statistikl /l n Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), | /.Y' cet. I, h. 124 - 127.
h
r,
Sratisrikl t{V
@
'::?!:""'l fu
r,
")5:i'i; (Jakarta:"::o PT !:::*': Sosial,'i?':,::::: Rosemata !':::!::l Sampurna, 2010), Cet. IIL h. 118
l3)M.
Subana,
M. Rahadi. dan
Sudrajat.
Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2000), cet. I. h.l7l-173.
I lX
n, h. 153. 'ol fJ::r,:i": (Bandung: Alfabeta, 2012),Cet.2l, ^,:::2"Y,,n,"'|'!.k
Iakarta, Februari
2015
Mengetahui,
Pembimbing
I
Lia Kurniawati. M.Pd NrP. 19760521 200801 2 008
Pembimbing
fI
Dr. Tita Khalis Marryati. M.Kom NIP.19690241 99903 2 003
,f,& tt;fi i-Hl!.I
KEMENTERIAN AGAMA UtN JAKARTA
: Tgl. Terbit : No. Revisi: : No.
FoRM (FR)
FtrK Jt tt H. JuandaNogsctputatl54l2trdonesia
Dokumen
FITK-FR-AKD-085
'l Maret 2010 01
I
Hal
PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor Larnpiran Perihal
29 -9- )-b(3
Iakarta,
:lstimewa : Satu berkas Proposal : Binrbingan Skripsi
Kepada Yth. Ka. Subbag Akadeniik & Kemahasisrvaan Fakultas Ihnu Tarbir,ah dan Kequruan di Tempat
As sal anru'
alaikum wr. wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama NIM
:
EGA ?RnTwt
:
rc9o11aa6o 3Z
Jurusan/Prodi
:
Semester
:
Mac
lurk s0
Dengan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu syarat menyelesaikan program S- 1 (Strata 1) UIN Syarif Hida.vatuliah
f\Aatemq
h
erhado
nh[ek Fq
tts- a
Berrzi
Dosen Pembimbing Skri osi yans-hcr, diusulkan: t
'ffi
i
7 U
tci
r
keah
M.aet
t l\4"tur\
Sebagai bahan pertirnbangan saya lampirkan proposal.
Denrikian pennohonan ini saya san-ip.aikan. atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Was
s
alamu' alaikum y,r.
Mengetahui, Ketua Juru
tg160s 2b Ter-nbusan: 1. Dosen Penasehat Akademik
v,
b.
lil'ib""
Ma,lerro{iEa
", M. TJ
I
9Lo3z ooL
(.aa Prakwi l\4 NIM. 10go17oooo3A
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FORM (FR)
FITK A. k. H. Jwrr&
No
Cipr-M 15!12
No. Tgl.
Dokumen
Terbit
: FITK-FR-AKDOB1 : 1 Maret 20.10
ffi,Esa
SURAT BIIIEBIHGAN SKRIPSI Nornor : Un.0 iiF. 1/KM.01 .it..,. li).?.tZOU
Jakarta, 25 Septernber 2013
:-
Lamp.
Hal
;
Bimbingan Skripsi
Keyard* 1't!r-
. LiaKunriar',,ati, M.PC z. l)r. Tita Khalis N{ary'ati, N{.Korn
1
Pen:bimbiugr, Skripsi FakuIEs Ilnrrr Tarti;'ah dac Kegur*an UIN Syalif Hidayarullah Jakarta.
Assalamu' al a ihtm
v' r.
**ga:r ;ni
v,h.
diliarapkan kesediaax Sarrd*ra untuli menjadi penrhinrbing IiII
Qnateri/tekni s) penuli san skripsi mahasiswa:
Narna NIM lirn:-tao Sernester Judul
: Ega pratiu.i Mandasari
:109017000033 : pe,odidikaa iHatematika
: 9 (sernbilan)
Stcripsi : Pengaruh ter
Pendekatan
hadap Kern ampuan
B
SAVI (Somatis, Auditori. Visual, Intelekrual) erpikir Kreatif lr,{atematika
Si
su,a
Jr:dul terset::t telah rliset*jr{ eteh Jr:r*se yar:g bersscgketan pade tanggal ? Agustus ZA13 , abstraksi/oatline terlanpir Saudzua dapat rnelakukan p"*buhu, iedatsioiit pada jirdul tersebut.
Apabila perubahan substansial dianggap perlu, moiron pembimbing menghubungi Jurus:1
terlebih dahulu.
Bit*bi*gau skripsi hri diharapkaa selesai dalarir wsktrr 6 {enani} btlarl dan dapat diperpanjang {enm} bularl beikutnya t-drpa sErat paptnjangm-
s€tsnra 6
Atas perhatian dan ke,rja sama saudar4 kami ucapkan terirna kasih.
Wassal*mu' aia ihtm wr.trb. a.n.
tuI.Pd
1s503 2 002 Ternbusan:
I. 2.
DelianFITK Mahasiswa ybs
ffii, tffiww"P-i
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
J!. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 tndonesia
No. Dokumen Tgl. No. Revisi:
:
Terbit :
Hal
;
FITK-FR-AKD-066
1 Maret 2010 01
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.Ol/Ft./KM .01 3 I "29L.t2014 I-amp" : -
Hal
Iakarta,
Maret
2014
: Observasi
Kepada Yth.
Kepala SMP Negeri
13
Di Tempat
Assalamu' alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama
Ega Pratiwi Mandasari
NIM
1
Jurusan /Prodi
Pendidikan Matematika
Semester
X (Sepuluh)
090 1 700003 8
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian skripsi, mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. lYas s al amu'
alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
Tembusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
ffi.
rrypEr' lrtrni s#--l."r
,n. fr. H. Juanda No 95 Ciputat
No.
Dokumen
:
FITK-FR-AKD-082
Tgl.Terlcit :1Maret2010 No. Revisi: : 01
FORM (FR)
1il12 lndo.nxia
1t1
Hal
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Jakarta, 14Maret2014
Nomor : Un.01 /F. 11KM.01 .31..........1201 4 Lamp. : Outline/Proposal :Permohonan lzin Penelitian
Hal
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SMP N 13 Tangerang Selatan di
Tempat Assala m u' ala iku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
: Ega Pratiwi Mandasari
NIM
:109017000038
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Semester
:10 (sepuluh)
Judul Skripsi : Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, lntelektual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa adalah benar mahasiswali Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset)
di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan
mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassala
m
u' a I a i ku m wr.wb.
a.n. Dekan
aifahnda
NIP. ie70052 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
ra,lV{.Pd r996C3
2402
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 13 I(OTA TANGERANG SELATAN Jl. Beruang
II
Peladen Pd. Ranji cipr"rtat Tirnur Tangerang Selatan 15412, Telp. 021-73 54472
SURAT KETERANGAN No :424ltl FS.I(etlsmpn. I 3 tangsel/20 I 4
Yang bertanda tangan di bawah ini, I(epala SMP Negeri
l3 I(ota Tangerang Selatan, menerangkan
bahwa:
Nama
EGA PRATIWI MANDASARI
NIM
I 090
Prograrn Studi
Pendidikan Matematika
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan Universitas Islarn Negeri (UIN) Jakarta
Semester
X (Sepuluh)
1
700003 8
Benar nama tersebut di atas telah rnelal<sanakan Penelitian (Riset) pacla sekolah yang kami pimpin se.ialctanggal l5
April-21 Mei 2014, gLrnapenyelesaian
penyusurlan Skripsiybs. dengan judul
Pengarulr Penclekatan SAVI(Somntik, Auditori, Visual, clon Intelektual) terhaclop Kemapuan B e rp i k ir
i{re
at
if l,iritentr ti k t,Sisr.;n "
Demikian surat keterangan ini di buat untuk digunakan pada keperluannya.
Cipu!a! Timur, 21
, , '-
Mei
2014
Kgp4{.a S.ekolah 'i
ll
198003 1 012
,,