PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN IBU PREMENOPAUSE DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG
ABSTRAK
Syahadat Yuliana, Faridah Aini M.Kep. Sp. KMB., Zumrotul Choiriyyah M.Kes Program studi ilmu keperawatan stikes ngudi waluyo ungaran Perimenopause is a woman's condition to enter menopausal period The simptoms of menopause it’s because decreasing estrogen and progesteron degree. The anxiety appears because the women having the syndromes of perimenopause is often connected with the anxiety in facing a new situation. Yoga or meditation can be one of the solutions to face the anxiety in entering perimenopousal condition. Yoga causes the body to relax and concentrate. The aim of this research was to analyze The Influence Of Yoga to reduce the anxiety degree of perimenopasal women at Leyangan East Ungaran, Semarang Regency. The research design used quasi experimental design with the research design of pretestpostest control group design. The population in accurate is perimenopausal woman’s There were 34 samples of perimenopausal women. Those samples were taken from perimenopausal women in Leyangan, Semarang regency by using purposive sampling technique. The data collecting used questionnaires of Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). The result showed p value 0,001< (0,05), so the conclusion of this study is that there are effects of Yoga To Reduce The Anxiety Degree Of Perimenopausal Women At Leyangan East Ungaran, Semarang Regency. For the health institution (puskesmas), it may apply yoga as one the interventions to decrease the anxiety of women during perimenopausal period. Keywords: Menopause, Anxiety, Yoga 1. PENDAHULUAN Menopause adalah berhentinya menstruasi secara menetap berturutturut selama 12 bulan. Biasanya dibarengi dengan penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Gejala menopause akibat menurunnya kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan para wanita, bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga. Gejala menjadi sangat serius jika tidak ditangani karena dapat menimbulkan
perubahan yang menyebabkan kecemasan pada wanita. Gejala yang menyertai sindroma menopause, meliputi Hot Flushes (semburan panas dari dada hingga wajah), Night Sweat (keringat di malam hari), Dryness Vaginal (kekeringan vagina), penurunan daya ingat, Insomnia (susah tidur), Depresi (rasa cemas), Fatigue (mudah capek), penurunan libido, Drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) dan Incontinence Urinary (beser). Gejala ini dapat mengakibatkan kecemasan
(Proverawati, 2010). Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang, dan karena itu berlangsung tidak lama. Penting sekali untuk mengingat bahwa kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Ramaiah,2003) Intervensi untuk mengurangi cemas dapat dilakukan dengan pengobatan farmakologi dan non farmakologi, dimana obat-obatan psikofarmakologi menggunakan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) berupa jenis antidepresan. Obat-obatan yang lazim digunakan untuk mengatasi kecemasan adalah kelompok benzodiazepin, lorazepa, benzodiazepin, dan alprazolam. Selain pengobatan diatas intervensi untuk mengurangi kecemasn juga dapat dilakukan dengan cara tehnik relaksasi. Tehnik relaksasi yang sering digunakan adalah relaksasi otot progresif, relaksasi dengan imajinasi terbimbing, dan tehnik relaksasi lainnya seperti meditasi, tehnik pernafasan, terapi sentuhan, masase, terapi humor, terapi musik (suara), dan senam yoga (Ramaiah, 2003). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal 23 Oktober 2013 dari 9 wanita didapatkan 7 wanita pre menopause Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dengan rentang usia 40-55 tahun. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa 2 ibu mengalami menstruasi yang tidak teratur, 3 ibu mengalami semburan
panas yang biasanya menyerang wajah dan leher, 2 ibu mengalami keringat di malam hari dan 2 ibu mengalami jantung berdebar-debar. Ibu-ibu mengalami sulit tertidur pulas, mereka sering terbangun di tengah malam dan sulit meneruskan tidur, ibu mengalami kecemasan karena akan mengalami hal-hal yang belum pernah dialaminya. Untuk mengurangi rasa cemasnya kadang hanya membiarkannya saja, ibu-ibu belum mengetahui cara untuk mengurangi cemasnya. Ibu-ibu mengatakan tidak mengetahui bahwa senam yoga bisa menurunkan kecemasan. Yoga adalah salah satu filsafat hidup yang dilatar belakangi oleh ilmu pengetahuan yang universal, yakni pengetahuan tentang seni pernafasan, anatomi tubuh manusia, pengetahuan tentang bagaimana cara mengatur pernafasaaan yang disertai senam gerak atau gerak anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi, menyatukan fikiran dan lain sebagainya. Yoga yang paling banyak dipraktikkan saat ini adalah Hatta Yoga. Hatta yoga berfokus pada tehnik asana (postur), pranayama (olah napas), bandha (kuncian), mudra (gestur), serta relaksasi yang mendalam. (Sani 2012) 2. METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah suatu penelitian dengan melakukan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul,
sebagai akibat dari adanya perlakuan atau eksperimen tersebut (Notoatmodjo, 2010) Populasi dan sample Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu premenopause Di Desa Leyangan yang usianya antara 40-55 tahun yang berjumlah 254 orang. Pada penelitian ini sampel berjumlah 34 orang dimana 17 kelompok intervensi dan 17 kelompok kontrol. Instrumen penelitian Alat yang digunakan untuk senam yoga adalah, musik slow, tikar atau karpet kecil. Instrumen yang digunakan untuk perlakuan ini adalah senam yoga dimana gerakan yang dilakukan tehnik pranayama, dimana pranayama terdiri dari 4 gerakan sederhana, masing-masing gerakan berdurasi antara 7 menit diberikan selama 3 kali dalam seminggu. Kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), alat ini merupakan alat untuk mengukur tingkat kecemasan terdiri dari 14 poin pertanyaan dengan pilihan jawaban 0 jika tidak ada gejala atau keluhan, 1 jika gejala ringan (1 gejala dari pilihan yang ada), 2 jika gejala sedang (separuh dari gejala yang ada), 3 jika gejala berat (lebih dari separuh yang ada), 4 jika gejala sangat berat (semua gejala ada) Prosedur pengumpulan data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi kegiatan observasi dan wawancara. Adapun tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu: wawancara peneliti menggunakan kuesioner
hamilton rating scale for anciety (HRS-A) Adapun tahap yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu mengajukan surat ijin melakukan penelitian ke kesbangpol dan kantor desa leyangan, kemudian setelah mendapatkan ijin, ibu-ibu akan diberi penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan kepasa ibu premenopause serta menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi responden penelitian, dan kemudian melakukan wawancara kepada ibu premenopause dengan menggunakan kuesioner HRS-A. Ibu premenopause akan yang mengalami kecemasan tingkat ringan, sedang, dan berat dan terpilih akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol Analisis antara kecemasan tiap kelompok sebelum dan sesudah diberikan perlakuan akan menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji t test dependen (p-value ≤ α 0,05). Analisis antara selisih tingkat kecemasan kelompok intervensi dan kontrol setelah diberikan digunakan uji t test independen (p-value ≤ α 0,05) (sugiyono, 2011). 3. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian terhadap 17 responden sebelum dilakukan senam yoga didapatkan bahwa ibu pada kelompok intervensi yaitu: 4 ibu (23,5%) yang mengalami cemas ringan, 6 ibu (35,3%) mengalami cemas sedang dan 7 ibu (41,2%) yang mengalami cemas berat sedangkan setelah dilakukan senam yoga pada kelompok intervensi didapatkan bahwa 6 ibu (35,3%) mengalami cemas ringan, 10 ibu (58,8%) mengalami
cemas sedang dan 1 ibu (5,9%) ibu mengalami cemas berat. Hasil uji t-test dependen didapatkan nilai t hitung sebesar 4,163 dengan p-value sebesar 0,001. terlihat bahwa p-value 0,001 < α (0,005), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause sebelum dan sesudah melakukan senam yoga pada kelompok intervensi Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Dari hasil penelitian terhadap 17 responden kelompok kontrol sebelum perlakuan didapat hasil yaitu 4 ibu (23,5%) mengalami cemas ringan, 5 ibu (29,4%) mengalami cemas sedang, dan 8 ibu (47,1%) ibu mengalami cemas berat. Sedangkan setelah perlakuan didapat bahwa 2 ibu (23,5%) ibu mengalami cemas ringan, 8 ibu (47,1%) ibu mengalami cemas ringan dan 7 ibu (41,2%) mengalami cemas berat Berdasar uji t-test dependen didapat nilai t hitung sebesar 0,136 dengan p-value sebesar 0,894. Terlihat bahwa p-value 0,894 > α (0,05) ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan ibu premenopause sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. 4. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan responden yang mengalami kecemasan ringan, sedang dan berat dengan skor yang berbeda-beda untuk setiap responden. Kecemasan pada ibu
premenopause disebabkan karena adanya beberapa faktor diantaranya faktor biologis dan faktor fisik. Faktor biologis seperti perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan dan perasaan depresi. Sedangkan faktor fisik meliputi gejala somatik, sensorik, otot, gejala kardiovaskuler dan sebagainya (Hawari, 2001). Hasil uji t-test dependen didapatkan nilai t hitung sebesar 4,163 dengan p-value sebesar 0,001. terlihat bahwa p-value 0,001 < α (0,005), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause sebelum dan sesudah melakukan senam yoga pada kelompok intervensi Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Senam yoga yang diberikan pada kelompok intervensi dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks dan meningkatkan konsentrasi sehingga kecemasan ibu premenopaus bisa berkurang. Hal yang sama diperkuat oleh teori yang menunjukkan bahwa latihan yoga dihubungkan dengan adanya peningkatan Gamma Amino Butyric Acis (GABA) (Streeter et al, 2010). GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejala-gejala gangguan jiwa. Fungsi utama GABA adalah menurunkan aurosal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi (Subu,2011). Brown et al (2005) menyatakan bahwa yoga merupakan suatu metode yang unik untuk menyeimbangkan sistem saraf otonom dan memberikan pengaruh pada gangguan fisik dan gangguan
gangguan yang berhubungan dengan stress. Tehnik pernafasan yoga menyebabkan teradinya peningkatan kerja saraf parasimpatis, memberikan efek relaksasi, merangsang pelepasan oksitoksin dan disebut juga dengan latihan pernafasan yoga. Dihipotalamus, oksitoksin dibuat di magneocelullar neurosecretory cells di supratopik dan nucleus paraventrikular. Oksitoksin dapat menginduksi anti stress serta memberikan efek dalam menurunkan kadar kortisol (Psychosom,2005). Tingkat oksitosin endogen berhubungan dengan kecemasan dan stress secara dua arah, yaitu oksitosin memberikan efek ansiolotik, tetapi oksitosin juga dirilis dalam respon terhadap stress. Pemberian senam yoga dapat meningkatkan kadar oksitoksin dalam darah, sehingga efek ansiolitik yang dikeluarkan dapat menurunkan kecemasn. Yoga juga meningkatkan produksi endorfin yang merupakan hormon ansietas yang tentunya juga menurunkan kecemasan (Neuman dan landgraf, 2008). 5. KESIMPULAN DAN SARAN a. Tingkat kecemasan ibu premenopause pada kelompok intervensi sebelum dilakukan senam yoga mengalami kecemasan berat yaitu 7 ibu (41,2%) dan setelah senam yoga turun menjadi kecemasan sedang yaitu 10 ibu (58,8%) b. Tingkat kecemasan ibu premenopause sebelum perlakuan pada kelompok kontrol sebagian besar mengalami kecemasan berat yaitu 8 ibu (47,12%) dan setelah perlakuan menjadi kecemasan sedang yaitu 8 ibu (47,12%)
c. Ada perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause sebelum dan sesudah melakukan senam yoga pada kelompok intervensi Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang (p-value 0,001 < α (0,05) d. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan ibu premenopause sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang (p-value 0,894 > α (0,05). e. Ada perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan ibu premenopause sesudah melakukan senam yoga antara kelompok intervensi dan kontrol Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang p-value 0,045 < (α 0,05) Dengan mengetahui pengaruh senam yoga dalam menurunkan tingkat kecemasan, diharapkan a) bagi puskesmas: dapat menerapkan senam yoga sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi kecemasan ibu premenopause, b) Bagi masyarakat: dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi menopause dengan senam yoga. c) Bagi peneliti lain: dalam penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh senam yoga dapat mengendalikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti: persepsi, pendidikan dan lingkungan. 6. DAFTAR PUSTAKA Andira,Dita. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta: A Plus Books.
Arikunto. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Brasher, V.L. 2008. Aplikasi klinis patofisiologi “perawatan dan menejemen”. Jakatra: Buku kedokteran EGC. Edisi 2 Dempsey P.A & Arthur D. 2002. Riset keperawatan buku ajar &latihan. Edisi 4. Jakarta. EGC Hawari, Dadang. 2001 Manajemen Stress Cemas Dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI Kartono, K. 2006. Psikologi Wanita 2 : Mengenal Wanita sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju Kasdu, D.2002Kiat Sukses Pasangan Memperoleh Keturunan. Jakarta : Puspa Swara.
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Proverawati, Atikah & Emi Sulistyawati. 2010 .Menopause dan Sindrome Premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika. Purwaningsih, 2012. Pengaruh Pemberian Hatha Yoga Dan Jogging Terhadap Kecemasan Pada Mahasiswa Semester VII Psik Fk Universitas Udayana: jurnal PSIK universitas udayana Ramaiah,Safitri.2003. Konsep Dasar Cemas. Jakarta: Gunung Mulia Rianto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:Nuha Medika Sani, Rachmat. 2012. Yoga Untuk Kesehatan. Semarang: Dahara Prize
Lebang, Erikar.2013Olahraga Dan Shindu, Pujiastuti. 2013. Yoga Untuk Yoga.Jakarta: PT Kompas Media Hidup Sehat. Bandung:PT Mizan Nusantara Pustaka Notoatmojo,
Soekidjo. 2002. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoadmodjo, S. 2010 Metodologi
Stuart, Gail W. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC Sugiyono.
2003.
Statistika
untuk
penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Penelitian. Bandung : CV. Alfa Beta. Cipta Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Kualitatif. Bandung:CV. Alfa Beta Sugiyono.
2003.
Statistika
untuk
Penelitian. Bandung : CV. Alfa Beta. Suryanto.2011. Peranan olahraga dalam mengurangi stress, (online), (http://staff.uny.ac.id/sites/de fault/files/131808680/4.%20 Peranan%20Olahraga%20D alam%20Mengurangi%20Str es%20(%20WUNY,%20Mei %202011%20%20).pdf, diakses: 25 februari 2012).
Waluyo,Srikandi. 2010. 100 Question & Answer Mengenai Menopause. Jakarta: Gunung Mulia. Wirakusumah, emma S. 2004. Agar tetap sehat cantik dan bahagia dimasa menopause dengan terapi estrogen alami. Jakarta: PT gramedia pustaka utama