Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
PENGARUH PERTUMBUHAN SIMPANAN DANA PIHAK KETIGA DAN PEMBIAYAAN TERHADAP LABA OPERASIONAL Siti Fatimah
[email protected] Sapari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT PT BPRS Baktimakmur Indah is one of alternative banking institutions that is used to expand the provision of funds that is needed by the community by using syariah principle in its management. Third-party funds deposit is the largest source of funding for banking whereas financing is one of the sources of income of BPRS which has been obtained from profit sharing/margin. The purpose of this research is to test the influence of third-party funds deposit and financing to the operating profit of PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah from 2008 to 2013. The data collection is performed by using documentation technique whereas the data analysis method is carried out by using descriptive analysis, statistics analysis and multiple linear regressions analysis. The SPSS program version 16 is used in conducting data processing. The result of the research shows that (1) savings has no influence to the operating profit. (2) Deposits have no influence to the operating profit. (3) Financing has no influence to the operating profit. Keywords:
Savings, Deposits, Financing, and Operating Profit
ABSTRAK PT BPRS Baktimakmur Indah merupakan salah satu lembaga perbankan alternatif yang digunakan untuk memperluas penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat dengan menggunakan prinsip syari’ah dalam pengelolaannya. Simpanan DPK merupakan sumber dana terbesar bagi perbankan, sedangkan pembiayaan merupakan salah satu sumber pendapatan BPRS yang diperoleh dari bagi hasil/marjin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis statistik dan analisis regresi linier berganda. Dalam melakukan pengolahan data digunakan program SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tabungan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. (2) Deposito tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. (3) Pembiayaan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Kata kunci:
Tabungan, Deposito, Pembiayaan, dan Laba Operasional
PENDAHULUAN Saat ini pembangunan di Indonesia sedang berkembang pesat, untuk menjaga kesinambungan pembangunan tersebut memerlukan dana yang sangat besar. Oleh karena itu sarana penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang pembangunan tersebut disediakan oleh lembaga perbankan. Bila dicermati dalam perkembangannya keberadaan lembaga perbankan tidak mencukupi kebutuhan akan dana tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya alternatif pembiayaan lainnya selain bank, mengingat akses untuk mendapatkan 1
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
2
dana dari bank sangat terbatas. Mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah pada tahun 1988 melalui Keppres No. 61 Tahun 1988 membuka peluang bagi berbagai badan usaha untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai alternatif lain untuk menyediakan dana, guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia tersebut. Dua fungsi utama dari perbankan adalah pengumpulan dana dan penyaluran dana. Penyaluran dana yang terdapat di bank konvensional dengan yang terdapat di bank syariah mempunyai perbedaan yang esensial, baik dalam hal nama, akad, maupun transaksinya. Dalam perbankan konvensional penyaluran dana ini dikenal dengan nama kredit sedangkan diperbankan syariah adalah pembiayaan. Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga yang namanya lembaga pembiayaan. Melalui lembaga pembiayaan dimaksud para pelaku bisnis bisa mendapatkan dana atau modal yang dibutuhkan. Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena fungsinya hampir mirip sama dengan bank. Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis ketika membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan perusahaan. Salah satu sumber pendanaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah diperoleh dari penghimpunan dana pihak ketiga. Simpanan dana pihak ketiga adalah dana nasabah yang disalurkan kepada bank dan menjadi aset terbesar yang dimiliki oleh perbankan. Semakin tinggi simpanan DPK yang dimiliki perbankan makan akan semakin banyak jumlah dana yang akan disalurkan bank kepada mayarakat dalam pentuk pembiayaan. Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat merupakan suatu fasilitas dalam dunia bisnis, dan bisa digunakan untuk membantu seseorang atau badan usaha yang memerlukan dana tambahan guna memperbesar usahanya. Pembiayaan merupakan suatu pinjaman dengan syarat-syarat tertentu, yang pengembaliannya dapat dilakukan dengan angsuran. Tujuan utama didirikan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Salah satu aspek yang dapat digunakan untuk menaksir kinerja perusahaan adalah informasi laba. Dengan berbagai produk penghimpunan maupun pembiayaan yang ditawarkan kepada masyarakat, yang merupakan kegiatan pokok perusahaan menghasilkan pendapatan operasional dan akan mencerminkan nilai laba suatu perusahaan setelah dikurangkan dengan biaya operasional. Laba operasional merupakan salah satu faktor penting untuk keberlangsungan suatu perusahaan. Laba operasional akan menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasionalnya.
Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Simpanan DPK, Pembiayaan dan Laba Operasional
Pratami (2011) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh dana pihak ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing (NPF) dan Return on Asset (ROA) terhadap pembiayaan pada perbankan syariah pada Bank Muamalat Indonesia menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan. Akan tetapi secara simultan semua variabel independen tersebut berpengaruh terhadap pembiayaan. Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Maula (2008)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
3
menunjukkan modal sendiri dan margin keuntungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan simpanan (dana pihak ketiga) dan NPF (Non Performing Financing) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya tersebut menunjukkan bahwa simpanan dana pihak ketiga mempengaruhi pembiayaan dan pembiayaan mempengaruhi laba perusahaan, sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara simpanan dana pihak ketiga, pembiayaan, dan laba operasional pada perbankan syari’ah. Besarnya sumber dana yang diperoleh dari dana pihak ketiga dan pembiayaan yang disalurkan dapat mempengaruhi laba, tetapi persentase pertumbuhan simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan yang ditunjukkan pada gambar 1 terus mengalami peningkatan, namun tidak selaras dengan kenaikan laba operasional yang diterima. Untuk itu penulis mencoba menganalisa bagaimana praktek akuntansi perbankan syariah khususnya tentang simpanan dana pihak ketiga, pembiayaan dan laba operasional pada PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah sebagai salah satu BPRS dengan tingkat kesehatan yang baik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah simpanan dana pihak ketiga, yang terdiri dari tabungan dan deposito, serta pembiayaan berpengaruh terhadap laba operasional PT BPRS Baktimakmur Indah. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal waktu pengambilan sampel yang lebih panjang yaitu antara 20082013. Penambahan periode pengamatan dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih banyak dan hasil penelitian ini mempunyai daya komparabilitas yang lebih baik. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Tinjauan Teoritis Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPR Syari’ah) adalah salah satu lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syariah ataupun muamalah islam. BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR, BPRS wajib menerapkan prinsip Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya yang meliputi: (1) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berdasarkan prinsip wadi’ah dan mudharabah; (2) melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah, istishna’, ijarah, salam, jual beli lainnya; (3) pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah, musyarakah dan bagi hasil lainnya; (4) melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPRS sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional. Dalam hal ini, secara teknis BPR Syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah terutama bagi hasil. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Bunga Bank adalah tambahan yang dikenakan untuk transaksi pinjaman uang yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu dan diperhitungkan secara pasti dimuka berdasarkan persentase yang ditentukan oleh pihak yang memberikan pinjaman. Adanya kesamaan antara praktek bunga dengan riba yang diharamkan dalam AlQur’an dan Hadist sulit dibantah, apalagi secara nyata aplikasi sistem bunga pada perbankan lebih banyak dirasakan mudharatnya dari pada manfaatnya. Islam mendorong praktik bagi hasil serta mengharamkan riba. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
4
terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. Keduanya sama-sama memberikan keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Berikut dibawah ini, dapat dijelaskan perbedaannya sebagai berikut: Tabel 1 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil BUNGA
BAGI HASIL
a.
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.
a.
b.
Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
b.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang ”booming”. e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk islam. Sumber: Antonio, 2001: 61
d.
c.
d.
c.
e.
Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
Pengertian Simpanan Dana Pihak Ketiga Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Simpanan dana pihak ketiga yang dijelaskan dalam UU Perbankan RI No. 10 tahun 1998 adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Akan tetapi, kegiatan operasional yang dapat dilakukan BPR syariah lebih terbatas. Sebagaimana diatur dalam SK Direktur BI No.32/36/KEP/DIR/1999, BPR syari’ah tidak diijinkan untuk menerima dana simpanan dalam bentuk giro sekalipun hal ini dilakukan dalam bentuk wadi’ah. Begitu juga, BPR syariah dilarang untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal, dan melakukan usaha peransurasian. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini. Dana masyarakat tersebut dihimpun oleh pihak bank dengan produk-produk simpanan sebagai berikut: Tabungan Menurut Herli (2013: 19) tabungan (saving account) adalah simpanan pihak ketiga dalam bentuk rupiah pada BPR, yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut sistem tertentu dari masing-masing BPR pengelola rekening. Tabungan merupakan sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek. Sedangkan Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam Fatwa Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 yaitu produk tabungan yang dibenarkan atau diperbolehkan secara syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah, sehingga kita mengenal tabungan mudharabah dan tabungan wadi’ah”.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
5
Deposito Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 atas perubahan UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’ah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah yang dirumuskan dalam Fatwa DSN No 03/DSN-MUI/IV/2000. Pembiayaan Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar kata kredit yang sering diartikan memperoleh barang dengan membayar cicilan atau angsuran dikemudian hari. Kredit adalah pinjaman yang berbentuk barang atau berbentuk uang. Kredit adalah istilah pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional, sedangkan istilah pembiayaan digunakan oleh bank yang berdasarkan prinsip syari’ah. Pembiayaan secara luas diartikan sebagai pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (Muhammad, 2006: 260). Jenis-jenis Pembiayaan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam, dan istishna’; d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Tujuan Pembiayaan Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (Yusuf dan Aziz, 2009: 68). Fungsi Pembiayaan Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya : a. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur. b. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
c.
6
Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan (Yusuf dan Aziz, 2009: 68).
Unsur - Unsur Pembiayaan Pembiayaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan didasarkan atas beberapa faktor. Sehingga lembaga pembiayaan akan memberikan pembiayaan jika ia benar-benar yakin bahwa calon nasabah akan mengembalikan pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Adapun unsur - unsur yang terkandung dalam pembiayaan menurut Kasmir (2003: 75) adalah sebagai berikut : a. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu yang sudah diberikan. Kepercayaan yang diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu pembiayaan berani dikucurkan. b. Kesepakatan Kesepakatan antara nasabah dengan pihak bank. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing - masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masingmasing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad pembiayaan dan ditandatangani kedua belah pihak. c. Jangka Waktu Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. d. Risiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian pembiayaan akan memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu pembiayaan. Semakin panjang jangka waktu pembiayaan maka semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko disengaja, maupun risiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga tidak mampu melunasi pembiayaan yang diperoleh. e. Balas Jasa Dalam Bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. Prinsip - Prinsip Pemberian Pembiayaan Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan prinsip penilaian dikenal dengan 5 C, yaitu : a. Character Character adalah sifat atau watak sesorang calon nasabah peminjam dengan tujuan untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberikan pinjaman benar-benar dapat dipercaya. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar pinjamannya. b. Capacity Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya mencari laba. Sehingga terlihat kemampuannya dalam
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
7
mengembalikan pinjaman yang diberikan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar pinjaman. c. Capital Nasabah yang mengajukan peermintaan pembiayaan harus menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri, dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumbersumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. d. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan dan harus diteliti keabsahannya. Fungsi jaminan adalah sebagai lindung bank dari risiko kerugian. e. Condition Dalam menilai pembiayaaan hendaknya dinilai juga kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Bank pembiayaan harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifikmelihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan (Kasmir, 2003: 91) Laba Operasional Laba operasional merupakan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha utama setelah di kurangi dengan biaya operasional pada periode tertentu. Laba operasi merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung. Soemarso (2004: 227) mengemukakan bahwa selisih antara laba kotor dan beban usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (operating income). Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Sumber pendapatan (laba) operasional bank syariah dapat diperoleh dari : 1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan musyarakah 2. Keuntungan atas kontrak jual beli 3. Hasil sewa atas kontrak ijarah 4. Fee dan administrasi atas jasa-jasa lainnya (Muhammad, 2005: 276) Laba sering digunakan sebagai indikator tentang profitabilitas suatu perusahaan. Laba juga merupakan ukuran usaha dan prestasi manajemen, dimana mereka diberi imbalan atas dasar kinerja pekerjaannya. Laba juga merupakan petunjuk untuk melakukan investasi dan merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu memperoleh laba adalah tujuan utama setiap badan usaha. Informasi mengenai laba perusahaan merupakan informasi yang sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut Harahap (2002: 146) laba mempunyai peran yang sangat penting antara lain : 1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak 2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran deviden kepada pemegang saham 3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan 4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya. 5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi Hubungan Simpanan DPK , Pembiayaan, dan Laba Operasional Sumber dana terbesar yang diperoleh berasal dari masyarakat luas atau simpanan dana pihak ketiga. Sumber dana tersebut merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber tersebut. Semakin banyak dana yang dimiliki oleh bank, makan semakin besar pembiayaan bagi hasil baik pembiayaan mudharabah maupun
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
8
musyarakah yang disalurkan, maka besarnya laba operasional pun akan terpengaruh. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad (2005: 243) bahwa: “Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dan penyaluran dana (pembiayaan mudharabah dan musyarakah) dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk mendapatkan laba operasional yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan dananya dalam bentuk pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) lebih efisien dan efektif.” Dari kegiatan penghimpunan dana dan pembiayaan, pihak bank akan menerima imbalan yang berupa bagi hasil. Semakin besar pendapatan bagi hasil yang diterima, akan semakin besar pula laba yang diperoleh. PERUMUSAN HIPOTESIS Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba Operasional Pada penelitian ini yang menjadi variabel simpanan dana pihak ketiga adalah tabungan (X1) dan deposito (X2). Tabungan adalah simpanan dana pihak ketiga yang merupakan sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan sebagai cadangan dalam jangka pendek, dilakukan berdasarkan prinsip wadi’ah dan mudharabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati. Sedangkan deposito adalah produk simpanan berjangka yang berdasarkan pada prinsip syari’ah mudharabah, dimana pemilik dana memberi kebebasan penuh kepada bank untuk mengelola investasinya dan hasil atau keuntungan dari pengelolaan dana investasi tersebut akan diperoleh sesuai nisbah/porsi yang telah disepakati bersama sebelumnya dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati. Semakin banyak masyarakat yang menyimpan pendapatannya dalam bentuk tabungan ataupun deposito, maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah dari perolehan bagi hasil atas jasa yang diberikan. Kedua belah pihak akan diuntungkan sesuai nisbah/porsi yang telah disepakati. Hal ini dibuktikan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fauzi (2008) pada PT Bank Jabar Syariah Bandung menunjukkan bahwa simpanan dana pihak ketiga mempunyai pengaruh terhadap laba operasional bank, artinya bahwa apabila ada peningkatan simpanan dana pihak ketiga dengan demikian laba operasional akan meningkat pula. Berdasarkan pada uraian diatas dapat ditarik jawaban sementara (hipotesis) yang akan diuji kebenarannya. Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut : H1 :
Tabungan berpengaruh psitif terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah
H2 :
Deposito berpengaruh Baktimakmur Indah
psitif
terhadap
laba
operasional
PT
BPR
Syari’ah
Pengaruh Pembiayaan Terhadap Laba Operasional Kegiatan usaha yang dilakukan BPR adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan melakukan penyaluran dana melalui transaksi jual beli dan bagi hasil berdasarkan prinsip syari’ah serta melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPRS sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional. Atas penyaluran tersebut akan diperoleh pendapatan dari prinsip jual beli lazim yang disebut dengan margin atau keuntungan. Selain itu, pendapatan bank juga berasal dari pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang mana akan menghasilkan bagi hasil.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
9
Menurut Muhammad (2005: 243) laba bank syari’ah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dan penyaluran dana (pembiayaan mudharabah dan musyarakah) dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk mendapatkan laba operasional yang optimal, bank syari’ah dituntut untuk melakukan pengelolaan dananya dalam bentuk pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) lebih efisien dan efektif. Oleh karena itu penulis menarik jawaban sementara (hipotesis) dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut : H3 :
Pembiayaan berpengaruh psitif terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah
Pengaruh Tabungan, Deposito, dan Pembiayaan Terhadap Laba Operasional Penelitian yang dilakukan oleh Pratami (2011) pada Bank Muamalat mengenai analisis pengaruh dana pihak ketiga (DPK) capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF) dan return on asset (ROA) terhadap pembiayaan pada perbankan Syariah menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan. Sedangkan penelitian Maula (2008) pada Bank Syari’ah Mandiri menunjukkan bahwa marjin keuntungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Berdasarkan pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara simpanan dana pihak ketiga, pembiayaan, dan laba sehingga penulis menarik jawaban sementara (hipotesis) yang akan diuji kebenarannya. Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut : H4 :
Simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan secara simultan berpengaruh terhadap laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Adapun populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah data yang berisi data mengenai sumber dana perusahaan, pendapatan operasional dan biaya operasional yang terkait dengan laba operasional selama periode 2008-2013. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Terikat (Dependent Variable) Laba Operasional Laba operasional merupakan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha utama setelah di kurangi dengan biaya operasional pada periode tertentu. Laba operasional merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasional yang masih berlangsung. Indikator yang digunakan untuk mengukur laba operasional adalah pendapatan operasional dan biaya operasional. Laba operasional PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah diperoleh dari selisih antara pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dengan beban operasional. LO = Pendapatan operasional - Bagi hasil - Biaya operasional Variabel Bebas (Independent Variable) a. Tabungan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
10
Tabungan adalah simpanan dana pihak ketiga yang merupakan sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan tetapi disimpan sebagai cadangan dalam jangka pendek. Indikator yang digunakan untuk mengukur tabungan adalah tabungan wadi’ah dan tabungan mudharabah. TBG = Tabungan wadi’ah + Tabungan mudharabah b. Deposito Deposito adalah produk simpanan berjangka yang berdasarkan pada prinsip syari’ah mudharabah, dimana pemilik dana memberi kebebasan penuh kepada bank untuk mengelola investasinya. Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’ah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah yang dirumuskan dalam Fatwa DSN No 03/DSN-MUI/IV/2000. c. Pembiayaan Pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana (berupa uang atau barang modal) untuk mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Indikator yang digunakan untuk mengukur pembiayaan adalah seluruh pembiayaan yang ditawarkan oleh PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah. PBY = P.Murabahah + P.Musyarakah + P.Qardhul Hasan + P.Ijarah + P.Transaksi Multijasa Teknik Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Analisis regresi berganda menguji pengaruh dua variabel atau lebih variabel independen dengan rasio dalam suatu persamaan linier. Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: LO = α + β1TBG+ β2DPST+ β3PBY + e Keterangan: LO = Laba operasional α = Konstanta/nilai Y jika X=0 β1,2,3 = Koefisien arah regresi TBG = Variabel independen 1, yaitu tabungan DPST = Variabel independen 2, yaitu deposito PBY = Variabel independen 3, yaitu pembiayaan e = Term of error, faktor-faktor lain yang berdampak terhadap variabel LO HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Data yang diperoleh dari simpanan dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan yang disalurkan terhadap perolehan laba operasional pada PT BPR Syariah Baktimakmur Indah dari tahun 2008 sampai dengan 2013 dapat dianalisis dengan melihat jumlah dan rata-rata dari simpanan dana pihak ketiga (deposito dan tabungan) dan pembiayaan yang disalurkan dengan perolehan laba. Dimana simpanan dana pihak ketiga yang terdiri dari deposito sebesar Rp83.159.878 dengan rata-rata selama 6 (enam) tahun sebesar Rp13.859.979,67,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
11
tabungan sebesar Rp176.536.215 dengan rata-rata selama 6 (enam) tahun sebesar Rp29.422.702,5, dan pembiayaan yang disalurkan oleh PT BPR Syariah Baktimakmur Indah sebesar Rp308.851.581 dengan rata-rata selama 6 (enam) tahun sebesar Rp51.475.263,5. Sedangkan untuk perolehan laba operasional PT BPR Syariah Baktimakmur Indah, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 berjumlah Rp14.973.442 dengan rata-rata selama 6 (enam) tahun sebesar Rp2.495.573,67. Simpanan dana pihak ketiga merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dari masyarakat baik perseorangan maupun badan usaha yang mempunyai dana berlebih pada PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah yaitu bersumber dari tabungan dan deposito. Simpanan dana pihak ketiga merupakan salah satu modal bagi bank pembiayaan rakyat dalam mendorong aktivitas kegiatan usaha, sehingga PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah selalu memberikan perhatian dalam upaya penghimpunan dana dari pihak ketiga dengan menawarkan berbagai produk kepada masyarakat. Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah pertumbuhan tabungan yang dihimpun oleh PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah menunjukkan peningkatan yang fluktuatif setiap tahunnya. Presentasenya jumlah tabungan yang terbesar terdapat pada tahun 2009 dengan tingkat persentase 37,22%, sedangkan jumlah tabungan yang terkecil terjadi pada tahun 2010 dengan tingkat persentase 16,70%. Bila kita lihat pertumbuhannya tidak menunjukkan selisih yang signifikan di setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tabungan yang dihimpun PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah tetap stabil, artinya kepercayaan terhadap BPRS dan kemampuan ekonomi masyarakat juga terus mengalami peningkatan. Tabel 2 Peningkatan/Penurunan Simpanan Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan dan Laba Operasional PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Baktimakmur Indah Tahun 2008 - 2013 (dalam ribuan rupiah) Tahun
Simpanan Dana Pihak Ketiga Tabungan
Pembiayaan
Deposito
Laba Operasional
2008
15.642.893
-
4.143.900
-
19.265.354
-
972.852
-
2009
21.464.532
37,22%
8.541.960
106,13%
26.968.086
39,98%
1.524.089
56,66%
2010
25.048.137
16,70%
11.738.375
37,42%
30.243.771
12,15%
2.300.000
50,91%
2011
29.513.395
17,83%
12.060.910
2,75%
47.230.134
56,16%
2.392..764
4,03%
2012
37.766.838
27,97%
20.601.510
70,81%
80.529.547
70,50%
2.896.490
21,05%
2013
47.100.420
24,71%
26.073.223
26,56%
104.614.689
29,91%
4.887.247
68,73%
Jumlah 176.536.215 83.159.878 Rata29.422.702,5 13.859.979,67 rata Sumber : Laporan keuangan PT BPRS Baktimakmur Indah
308.851.581
14.973.442
51.475.263,5
2.495.573,67
Begitu pula dengan jumlah deposito yang diperoleh dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam hal ini jumlah selisih deposito terkecil diperoleh pada tahun 2011 sebesar 2,75%, sedangkan deposito terbesar diperoleh pada tahun yang sama seperti pada tabungan, yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp4.398.060 (106,13%). Hal ini disebabkan besarnya tingkat bagi hasil deposito yang diberikan bank pada produk ini, sehingga nasabah akan semakin tertarik untuk menginvestasikan uangnya, maka akan semakin besar pula jumlah deposito yang dapat dihimpun oleh PT BPRS Baktimakmur Indah. Penyaluran pembiayaan merupakan salah satu kegiatan pokok pada bank pembiayaan dan merupakan kegiatan yang memberikan keuntungan paling besar bagi pendapatan perusahaan. Pada periode tahun 2008 sampai 2013 pembiayaan yang disalurkan oleh PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah sebesar Rp308.851.581.000. Penyalurkan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
12
pembiayaannya dikelompokkan kedalam empat penyaluran pembiayaan, yaitu Probiya Modal Kerja (Program Pembiayaan iB Modal Kerja), Probiya Sekolah (Program Pembiayaan iB Sekolah), Probiya Properti (Program Pembiayaan iB Rumah & Toko), dan Probiya Haji & Umroh (Program Pembiayaan iB Haji & Umroh). Persentasenya pembiayaan yang disalurkan oleh PT BPRS Baktimakmur Indah yang terkecil pada tahun 2010 dengan tingkat persentase sebesar 12,15% (Rp3.275.685) dari tahun sebelumnya. Tingginya kebutuhan ekonomi masyarakat, mendorong mereka untuk mencari sumber pendanaan lain dari BPRS untuk mencukupi kebutuhannya. Hal tersebut bisa kita lihat, pembiayaan yang disalurkan terus mengalami peningkatan sehingga pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang sangat tinggi dengan selisih sebesar Rp33.299.413 (70,50% ). Simpanan dana pihak ketiga, pembiayaan dan laba operasional yang diperoleh dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Akan tetapi besarnya pembiayaan yang diberikan tidak memberikan perubahan peningkatan yang signifikan terhadap laba operasional yang diperoleh. Seperti halnya pada tahun 2011, pembiayaan mengalami peningkatan 56,16 % akan tetapi laba operasional hanya mengalami kenaikan Rp 97.746.000,- atau 4,03% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2012 pembiayaan yang kenaikannya mencapai 70,50% laba yang diperoleh pada tahun tersebut hanya 21,05% dari tahun 2011. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Tujuan pengujian normalitas ini adalah untuk melihat apakah dalam model regresi variabel independen (simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan) dan variable dependen (laba operasional) memiliki distribusi normal atau tidak, yaitu dengan cara melihat grafik histogram dan penyebaran dari data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan uji One Sample Kolmogorov Sminorv. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji pada gambar 2 dapat disimpulkan pada tampilan histogram terlihat bahwa kurva dependen dan regression standardized residual membentuk gambar seperti lonceng, sedangkan pada grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
13
Tabel 3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N Normal Parameters
24 0,0000000 0,93250481 0,106 0,102 -0,106 0,520 0,949
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: output SPSS
Berdasarkan tabel 3 di atas, nilai signifikansi (asymp.Sig 2-tailed) sebesar 0,949. Karena signifikansi lebih dari 0,05 (0,949 > 0,05), maka nilai residual tersebut telah normal. 2.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak.
Model
R
1
0,813
Model 1
Tabel 4 Uji Multikolinieritas dengan Korelasi Parsial R Square Adjusted R Square 0,660
Zero-Order 0,775 0,795 0,798
Tabungan Deposito Pembiayaan
Std. Error of Estimate
0,609
0,19698 Partial -0,184 0,258 0,280
Part -0,109 0,155 0,170
Sumber: Output SPSS
Hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan bahwa dengan melihat koefisien determinasi R2 secara keseluruhan sebesar 0,660 lebih besar dari koefisien korelasi parsial tabungan (-0,184), deposito (0,258) dan pembiayaan (0,280), artinya tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi. 3.
Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini: Tabel 5 Uji Durbin-Watson Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of Estimate
Durbin-Watson
1
0,813
0,660
0,609
0,19698
1,921
Sumber: Output SPSS
Model summary pada tabel 5 menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,921. Tabel Durbin-Watson dengan n=24, K=2 dan signifikansi 5% akan diperoleh dL=1,101 dan dU=1,656, sehingga nilai 4-dU sebesar 4-1,656=2,344 sedangkan nilai 4-dL sebesar 4-1,206= 2,899. Karena nilai Durbin-Watson (1,921) antara dU dengan 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
14
4.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman, dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Uji Rank Spearman No 1 2 3
Variabel Bebas Tabungan (TBG) Deposito (DPST) Pembiayaan (PBY)
Koefisien korelasi Rank Spearman 0,274 0,233 0,165
Tingkat signifikansi 0,097 0,136 0,221
Sumber: Output SPSS
Pada tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa nilai korelasi ketiga variabel independen dengan residual memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model pada penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi model yang baik karena merupakan model yang homoskedastisitas atau tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 5. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan dengan melihat scatterplot antara standar residual dengan prediksinya. Pengujian linieritas dengan Ramsey Reset Test juga digunakan dalam penelitian ini untuk meyakinkan persamaan model adalah linier. Tabel 7 Hasil Uji Ramsey Reset Test R Square Adjusted R Square
Model
R
1
0,813
0,660
0,609
Std. Error of Estimate 0,19698
a. Predictor: (constant), Pembiayaan, Deposito, Tabungan Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of Estimate
1
0,972
0,945
0,933
0,08151
a. Predictor: (constant), DFFIT, Pembiayaan, Deposito, Tabungan Sumber: Output SPSS
Gambar 3 Hasil Uji Scatterplot Graph
Berdasarkan hasil uji metode Ramsey pada tabel 7, pada persamaan regresi pertama diperoleh R2 old sebesar 0,660, sedangkan pada persamaan regresi yang kedua diperoleh nilai R2 new sebesar 0,945. Karena Fhitung (103,6364) > Ftabel (4,351) dan Scatterplot Graph
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
15
memperlihatkan bahwa plot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi adalah linier. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi (R2) ini bertujuan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan hubungannya terhadap variabel dependen, yang dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8 Uji Koefisien Determinasi Model
R
1 0,813 Sumber: Output SPSS
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
0,660
0,609
0,19698
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa R square mempunyai nilai sebesar 0,660 atau 66%, artinya tabungan, deposito dan pembiayaan mempengaruhi laba operasional sebesar 66% sedangkan sisanya yaitu 34% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengujian Secara Simultan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) = 5% jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ha diterima, artinya ada pengaruh signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 9 Hasil Uji secara Simultan (Uji F) Model 1
Regression Residual Total
Sum of Square
df
Mean Square
F
Sig.
1,509 0,776 2,285
3 20 23
0.503 0.039
12,961
0,000
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan pada tabel 9 diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai Fhitung (12,961) > Ftabel (3,10) mengindikasikan bahwa H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari tabungan, deposito, dan pembiayaan terhadap laba operasional pada PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah. Pengujian Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Xi) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) = 5% jika nilai thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika nilai thitung > ttabel maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
16 Tabel 10 Uji secara Parsial (Uji t)
Model 1
(Constant) Tabungan Deposito Pembiayaan
B
Std. Eror
Beta
t
Sig.
3,029 -1,213 0,915 0,741
4,476 1,452 0,768 0,568
-0,648 0,756 0,705
0,677 -0,835 1,192 1,303
0,506 0,414 0,247 0,207
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil uji secara parsial pada tabel 10 diperoleh bahwa: 1. Tabungan (X1) tehadap Laba Operasional (Y) Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. 0,116. Nillai Sig. lebih besar dari probabilitas 5% atau nilai 0,414 > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel tabungan mempunyai nilai thitung (-0,835) yang lebih kecil dari ttabel (2,08596), artinya bahwa tabungan tidak memiliki kontribusi terhadap laba operasional. Nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel tabungan mempunyai hubungan yang berlawanan dengan laba operasional. Jadi dapat disimpulkan tabungan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba operasional. 2. Deposito (X2) tehadap Laba Operasional (Y) Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. 0,247. Nilai Sig. lebih besar dari probabilitas 5% atau nilai 0,247 > 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel deposito mempunyai thitung (1,192) yang lebih kecil dari ttabel (2,08596), artinya bahwa deposito tidak memiliki kontribusi terhadap laba operasional. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel deposito mempunyai hubungan searah dengan laba operasional. Jadi dapat disimpulkan deposito tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba operasional. 3. Pembiayaan (X3) tehadap Laba Operasional (Y) Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. 0,207. Nillai Sig. lebih besar dari probabilitas 5% atau nilai 0,207 > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima. Variabel pembiayaan mempunyai thitung (1,296) yang lebih kecil dari ttabel (2,08596), artinya bahwa pembiayaan tidak memiliki kontribusi terhadap laba operasional. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel pembiayaan mempunyai hubungan yang searah dengan laba operasional. Jadi dapat disimpulkan pembiayaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laba operasional. Analisis Regresi Linier Berganda Adapun hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini: Tabel 11 Uji Regresi Linier Berganda Model 1
(Constant) Tabungan (TBG) Deposito (DPST) Pembiayaan (PBY)
Koefisien Regresi
Sig.
3,029 -1,213 0,915 0,741
0,506 0,414 0,247 0,207
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang ditunjukkan pada tabel 11 di atas, dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka diperoleh persamaan berikut: Persamaan Regresi: LABA OPERASIONAL
= 3,029 – 1,213 TBG + 0,915 DPST + 0,741 PBY + e
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
17
Pembahasan Uji Hipotesis Pengaruh Tabungan Terhadap Laba Operasional Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa tabungan tidak berpengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dapat dilihat dari uji koefisien regresi yang dihasilkan sebesar -1,213 dengan tingkat signifikansi lebih dari 5% (0,414 > 0,05), artinya tabungan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat lebih mengenal Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah sebagai suatu lembaga yang hanya memberikan jasa pinjaman/kredit, padahal BPRS juga menerima dan membutuhkan dana pihak ketiga guna memenuhi kebutuhan pengelolaan pembiayaan. Belum tersedianya sistem pendukung seperti ATM (anjungan tunai mandiri) yang bisa mempermudah nasabah untuk menarik tabungannya sewaktu-waktu juga menjadi kendala.Sehingga masyarakat akan lebih mempercayakan sisa dana dari pendapatannya tersebut untuk disimpan pada perbankan lainnya, baik bank umum konvensional maupun bank umum syariah. Pada hasil uji regresi, koefisien tabungan menunjukkan arah negatif. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa tabungan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap laba operasional, artinya bahwa peningkatan tabungan akan menurunkan laba operasional perusahaan. Arah hubungan negatif pada variabel tabungan terhadap laba operasional dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara penghimpunan dana dengan pengelolaan dana yang dilakukan, yaitu penyaluran pembiayaan. Ketika penghimpunan dana yang dilakukan oleh BPR syari’ah tidak tersalurkan dengan maksimal, maka pendapatan bagi hasil, margin dan/atau fee yang diperoleh BPR syari’ah dari nasabah pembiayaan pun tidak maksimal. Berarti hal ini tidak sejalan dengan teori dan hipotesis penelitian. Namun, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Susanti dan Lestari (2009) dimana setiap kenaikan dana pihak ketiga akan direspon dengan menurunnya laba perbankan syariah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan tabungan tidak secara otomatis meningkatkan laba, karena juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Pengaruh Deposito Terhadap Laba Operasional Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa deposito tidak berpengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dapat dilihat dari uji koefisien regresi yang dihasilkan sebesar 0,915 dengan tingkat signifikansi lebih dari 5% (0,247 > 0,05), artinya deposito tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal itu menunjukkan bahwa besar kecilnya deposito yang terhimpun oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap laba operasional tetapi tidak signifikan atau peningkatan deposito tidak akan meningkatkan secara tajam terhadap laba operasional. Hal ini dimungkinkan karena pangsa pasar Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah adalah usaha mikro, kecil dan menengah, sedangkan setoran minimum yang ditetapkan untuk deposito sebesar Rp1.000.000 sulit dijangkau oleh mereka. Dengan modal yang cukup besar bagi UMKM dan sangat bisa digunakan untuk menambah perputaran usaha, mereka akan berpikir ulang untuk menginvestasikan dananya. Sementara itu sebagian besar pola pikir masyarakat adalah berapa besarnya keuntungan yang akan diperoleh dari investasinya, ditambah lagi dengan adanya persaingan dari bank-bank besar yang mulai merambah pangsa pasar usaha mikro, kecil dan menengah. Berarti hal ini tidak sejalan dengan teori dan hipotesis penelitian. Namun, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nurdin (2005) bahwa deposito tidak mempunyai pengaruh terhadap laba. Pada hasil uji regresi, koefisien deposito menunjukkan arah positif. Hal ini dimungkinkan karena bagi hasil dari deposito lebih besar dari tabungan. Meskipun dalam deposito, nasabah tidak dapat mengambil dananya sewaktu-waktu dikarenakan memenuhi karakteristik pengambilan dana dalam jangka waktu tertentu.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
18
Pengaruh Pembiayaan Terhadap Laba Operasional Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa pembiayaan tidak berpengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dapat dilihat dari uji koefisien regresi yang dihasilkan sebesar 0,741 dengan tingkat signifikansi lebih dari 5% (0,207 > 0,05), artinya pembiayaan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal itu menunjukkan bahwa besar kecilnya pembiayaan yang terhimpun oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap laba operasional tetapi tidak signifikan atau peningkatan pembiayaan tidak akan meningkatkan secara tajam terhadap laba operasional. Hal ini diduga karena adanya pembiayaan yang disalurkan bermasalah, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Pembiayaan yang bermasalah tersebut menyebabkan kegiatan usaha yang dilakukan PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah tidak bisa optimal dan pendapatan yang diperoleh juga tidak bisa maksimal. Hasil penelitian ini tidak didukung oleh Lestari (2009) yang menyatakan bahwa pembiayaan yang disalurkan kepada pihak ketiga sebagai modal kerja dan akan mendapatkan return atas kinerja yang dijalankan dan return ini digunakan pihak ketiga untuk melunasi pembiayaan kepada bank sehingga bank memperoleh laba. Pembiayaan pada penelitian ini adalah total dari pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, Ijarah dan Qardh. Pada penelitian ini tidak ada pembiayaan istisna’, artinya penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurdin (2005) yang menyatakan bahwa hanya pembiayaan istisna’ yang mempunyai pengaruh signifikan, sedangkan pembiayaan lainnya tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba. Struktur pembiayaan yang disalurkan perbankan syari’ah masih di dominasi pembiayaan berprinsip jual beli (murabahah), namun tidak menutup kemungkinan terjadi peningkatan pada struktur pembiayaan yang lain. Perkembangan pembiayaan perbankan yang mengalami peningkatan cukup pesat dapat memberi kontribusi secara optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor riil, selain itu dengan pembiayaan ini pula perbankan syari’ah mampu meningkatkan efisiensi dan profitabilitas sehingga mampu mendukung perkembangan operasional perusahaannya. Pengaruh Tabungan, Deposito, dan Pembiayaan Terhadap Laba Operasional Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan terhadap laba operasional pada PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah dilakukan pengujian menggunakan uji F. Dari hasil perhitungan, diperoleh Fhitung sebesar 12,961 dengan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak, artinya simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Pada bank pembiayaan rakyat sumber pendapatan paling besar berasal dari penyaluran pembiayaan, sedangkan salah satu modal dalam penyaluran pembiayaan bersumber dari dana pihak ketiga, sehingga jika kedua faktor tersebut dapat optimal maka dimungkinkan laba operasional yang diperoleh perusahaan akan lebih optimal. Dengan demikian semakin baik dana pihak ketiga dan pembiayaan yang disalurkan maka akan meningkatkan perolehan laba operasional perusahaan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad (2005: 243) bahwa laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dan penyaluran dana (pembiayaan mudharabah dan musyarakah) dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk mendapatkan laba operasional yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan dananya dalam bentuk pembiayaan (mudharabah dan musyarakah) lebih efisien dan efektif. Jika simpanan dana pihak ketiga yang diperoleh tidak sebanding dengan pembiayaan yang disalurkan maka PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah harus menyiapkan dana tambahan yang diperoleh dari Bank lain. Untuk memperoleh dana dari Bank lain akan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
19
mengeluarkan beban tambahan (beban bunga) bagi bank yang nantinya akan mengurangi pendapatan operasional. Jika pendapatan operasional berkurang dan beban operasional meningkat, maka laba operasional akan menurun. Disamping itu pembiayaan juga merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama bank menghadapi masalah besar. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa usaha bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mereka dalam mengelola pembiayaan. Usaha bank yang berhasil mengelola pembiayaannya akan berkembang, sedangkan usaha bank yang selalu terkait dengan pembiayaan bermasalah akan mundur. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian dan analisis data mengenai pengaruh pertumbuhan simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan terhadap laba operasional pada PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tabungan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat lebih mengenal Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah sebagai suatu lembaga yang hanya memberikan jasa pinjaman/kredit, padahal BPRS juga menerima dan membutuhkan dana pihak ketiga guna memenuhi kebutuhan pengelolaan pembiayaan. Belum tersedianya sistem pendukung seperti ATM (anjungan tunai mandiri) yang bisa mempermudah nasabah untuk menarik tabungannya sewaktuwaktu juga menjadi kendala. Sehingga masyarakat akan lebih mempercayakan sisa dana dari pendapatannya tersebut untuk disimpan pada perbankan lainnya, baik bank umum konvensional maupun bank umum syari’ah. 2. Deposito tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal ini dimungkinkan karena pangsa pasar BPRS adalah usaha mikro, kecil dan menengah, sedangkan setoran minimum yang ditetapkan untuk deposito sebesar Rp1.000.000 sulit dijangkau oleh mereka. Dengan modal yang cukup besar bagi UMKM dan sangat bisa digunakan untuk menambah perputaran usaha, mereka akan berpikir ulang untuk menginvestasikan dananya. Sementara itu, sebagian besar pola pikir masyarakat adalah berapa besarnya keuntungan yang akan diperoleh dari investasinya, ditambah lagi dengan adanya persaingan dari bank-bank besar yang mulai merambah pangsa pasar usaha mikro, kecil dan menengah. 3. Pembiayaan tidak mempunyai pengaruh terhadap laba operasional. Hal ini diduga karena adanya pembiayaan yang disalurkan bermasalah, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Pembiayaan yang bermasalah tersebut menyebabkan kegiatan usaha yang dilakukan PT BPR Syari’ah Baktimakmur Indah tidak bisa optimal dan pendapatan yang diperoleh juga tidak bisa maksimal. 4. Berdasarkan hasil uji F, menunjukkan bahwa tabungan, deposito, dan pembiayaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa simpanan dana pihak ketiga dan pembiayaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba
operasional terbukti. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat diajukan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi BPR Syari’ah Baktimakmur Indah: a. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam hal menabung, perlunya BPRS menyediakan fasilitas layaknya bank umum menyusul semakin banyaknya UMKM dan masyarakat yang merasakan manfaat dari BPRS. Produk berbasis TI seperti ATM
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
b.
c.
2.
3.
20
(anjungan tunai mandiri), sms banking, atau online banking, diperlukan untuk memperluas pelayanan BPRS, meningkatkan daya saing, serta efisiensi BPRS agar mampu menawarkan produk yang kompetitif. Perlunya menurunkan ketetapan setoran minimum untuk deposito yang sulit dijangkau oleh masyarakat, karena tingginya jumlah kebutuhan ekonomi masyarakat saat ini. Penyesuaian dengan kondisi perekonomian masing-masing calon nasabah mungkin perlu dipertimbangkan dalam penetapan setoran minimum deposito. Dalam menjalankan bisnis syari’ah ini supaya mengedepankan nilai-nilai syari’ah agar tidak sama dengan bisnis konvensional, terutama dalam mensosialisasikan produk-produk kepada nasabah. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia PT BPR Syari’ah Baktimakmur sehingga lebih menguasai dan memadai dalam menangani pembiayaan bagi usaha mikro, lebih berhati-hati dalam menilai dan menganalisa nasabah / calon nasabah yang mengajukan pembiayaan agar tidak menyebabkan permasalahan dikemudian hari, serta meningkatkan lagi pengawasan terhadap nasabah yang melakukan penunggakan pembayaran angsuran dari pembiayaan yang telah diterimanya, sehingga laba yang diperoleh dapat maksimal dan sesuai dengan target yang dicapai. Bagi nasabah, agar dapat lebih memahami sistem perbankan dan informasi mengenai bank pembiayaan rakyat syari’ah. Informasi sangat diperlukan oleh nasabah, baik dari perbankan itu sendiri maupun dari pengalaman orang lain sebelum memutuskan untuk menabung, investasi, ataupun mengambil pembiayaan. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat mengembangkan analisisnya dengan menambah penggunaan sampel dan variabel, memperpanjang periode pengamatan sehingga dapat lebih menajamkan hasil penelitian. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi tambahan literatur penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta. Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan. Fatwa DSN-MUI No. 03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Deposito. Fauzi, T.H. 2008. Manajerialisasi Dana Pihak Ketiga terhadap Peningkatan Laba Operasional pada PT (Persero) Bank Jabar Syariah Bandung. Jurnal Aplikasi Manajemen 9(3): 852860. Harahap, S.S. 2002. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Herli, A.S. 2013. Buku Pintar Pengelolaan BPR & Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro. C.V Andi Offset. Yogyakarta. Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 61 Tahun 1988. Tentang Lembaga Pembiayaan. Lestari, P. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Pembiayaan terhadap Laba Bank Umum Syariah di Indonesia (periode Januari 2004 - Juni 2008). Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. Maula, K.H. 2008. Pengaruh Simpanan (Dana Pihak Ketiga). Modal Sendiri, Marjin Keuntungan dan NPF (Non Performing Financing) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Edisi revisi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. _______. 2006. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah. UII Press. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
21
Nurdin, U.H. 2005. Analisis Penghimpun Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan terhadap Pembentukan Laba Bersih Perbankan Syariah di Indonesia Periode Des 2000 - Juni 2005. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. Pratami, W.A.N. 2011. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Return On Asset (ROA) terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Soemarso SR. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku I. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta. Susanti, E. 2009. Pengaruh Penghimpunan Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan dan Non Performing Financing terhadap Pertumbuhan Laba Bersih Perbankan Syariah di Indonesia periode Januari 2005 - Desember 2007. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR. Tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008. Tentang Perbankan Syariah. Yusuf, A.A. dan A. Aziz. 2009. Manajemen Operasional Bank Syariah. STAIN Press. Cirebon. ●●●