e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) I Wayan Arnaya, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga secara simultan terhadap kinerja operasional, (2) pertumbuhan dana pihak ketiga secara parsial terhadap pertumbuhan kredit, (3) pertumbuhan kredit secara parsial terhadap kinerja operasional, dan (4) pertumbuhan dana pihak ketiga secara parsial terhadap kinerja operasional pada LPD Desa Adat Sibetan tahun 2010-2013. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif kausal. Subjek penelitian adalah LPD Desa Adat Sibetan dan sebagai objeknya adalah pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga, dan kinerja operasional dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Jenis data adalah data kuantitatif. Data dikumpulkan dengan pencatatan dokumen serta dianalisis dengan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh signifikan dari pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga secara simultan terhadap kinerja operasional, (2) ada pengaruh positif dan signifikan dari pertumbuhan kredit secara parsial terhadap pertumbuhan dana pihak ketiga, (3) ada pengaruh negatif dan signifikan dari pertumbuhan kredit secara parsial terhadap kinerja operasional, dan (4) ada pengaruh positif dan signifikan dari pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional pada LPD Desa Adat Sibetan tahun 2010-2013. Kata Kunci: pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga, kinerja operasional. Abstract This research aims to know and analyze: (1) growth of credit and loan funds simultaneously on operational performance, (2) growth of loan funds partially on growth of credit, (3) growth of credit partially on operational performance, and (4) growth of loan funds partially on operational performance on the LPD Desa Adat Sibetan years 2010 to 2013. This study uses quantitative causal design. Subjects were LPD Desa Adat Sibetan and the object is the growth of credit, loan funds, and operational performance from 2010 to 2013. The type of data is quantitative data. Data were collected with documentation technique and it’s analyzed by path analysis. Results of this study showed (1) there is significant effect on the growth of credit and loan funds simultaneously to operational performance, (2) there is a positive and significant effect on the growth of loan funds partially to growth of credit, (3) there is negative and significant effect on the growth of credit partially to operational performance, and (4) there is a positive and significant effect on the growth of loan funds partially to operational performance on the LPD Desa Adat Sibetan years 2010 to 2013.
Key words: growth of credit, loan funds, and operational performance.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) PENDAHULUAN Di Bali mungkin tidak asing lagi mendengar kata Lembaga Perkreditan Desa atau sering disingkat dengan nama LPD. Lembaga Perkreditan Desa merupakan badan usaha milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa, menegaskan bahwa LPD merupakan lembaga perkreditan desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan untuk krama desa yang ada di Bali. Setiap badan usaha termasuk juga LPD dalam usahanya tentu menginginkan suatu keuntungan. Tapi selain keuntungan tersebut, pihak LPD juga diharapkan bisa mengelola keuangan LPD dengan efektif dan efisien agar kedepannya keuntungan dan kinerja keuangan LPD bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Salah satu untuk mengukur tingkat efisensi LPD yaitu dengan menggunakan rasio BOPO (biaya operasional pendapatan operasional). Rasio BOPO yaitu rasio perbandingan antara biaya operasional yang dikeluarkan dalam menghasilkan pendapatan operasional. Dalam rasio BOPO ini maka kita akan menghubungkan pendapatan LPD yang bersumber dari pemberian kredit, serta biaya yang dihubungkan dengan dana pihak ketiga (biaya bunga atas tabungan dan depsoito). Biaya operasional yang terlalu tinggi dari pada pendapatan tidak akan baik bagi kinerja operasional LPD karena akan meningkatkan rasio BOPO sehingga LPD tidak efisien dalam mengelola manajemennya. Sehingga diharapkan pihak LPD bisa menekan rasio BOPO sehingga kinerja operasionalnya bisa berjalan dengan baik, efektif dan efisien. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di LPD Desa Adat Sibetan, didapatkan data berupa laporan kegiatan bulanan yang menjabarkan tentang jumlah kredit, dana pihak ketiga, dan rasio BOPO bulanan dari tahun 2010-2013. Pada tahun
2010 ke 2011 rasio BOPO mengalami penurunan sebesar 3%, kemudian pada tahun 2012 ke 2013 rasio BOPO mengalami kenaikan sebesar 3%. Kenaikan rasio BOPO ini diduga terjadi karena biaya operasional yang besar seperti biaya tenaga kerja, penyusutan, serta jumlah dana pihak ketiga yang tidak disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Pada tahun 2010 ke 2011 jumlah kredit mengalami pertumbuhan sebesar 6,79%, kemudian pada tahun 2012 ke 2013 kembali mengalami kenaikan sebesar 5,81%. Kenaikan kredit ini diduga karena bunga yang ditetapkan LPD dirasa rendah, persyaratan mudah dan banyaknya masyarakat yang ingin meminjam dana untuk keperluan investasi, konsumsi dan pendidikan. Pada tahun 2010 ke 2011 terjadi kenaikan dana pihak ketiga sebesar 10,14%, kemudian pada tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan sebesar 10,41%. Penurunan dana pihak ketiga diduga terjadi karena bunga yang ditetapkan dirasa rendah oleh masyarakat sehingga masyarakat lebih memilih untuk menyimpan dananya di bank. Temuan Rosdyana (2005) mengungkapkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan kredit, dengan catatan kredit macet sedikit maka semakin rendah pula rasio BOPO sehingga kinerja operasional LPD menjadi baik. Pernyataan tersebut sesuai dengan kenaikan yang terjadi pada tahun 2010 ke 2011, namun data pada tahun 2012 ke 2013 tidak sesuai dan tidak memenuhi asumsi sebelumnya, sebab pernyataan yang diungkapkan tidak konsisten karena terjadi kesenjangan antara teori dengan kenyataan di lapangan, sehingga perlu dikaji ulang. Selain itu menurut Mahayana (2013), mengungkapkan bahwa dana pihak ketiga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio BOPO. Semakin besar dana pihak ketiga maka rasio BOPO akan meningkat, begitu pula sebaliknya semakin kecil dana pihak ketiga maka semakin kecil pula rasio BOPO. Namun pernyataan tersebut tidak sesuai dengan tahun 2010 ke
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) 2011 yang dimana dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan tapi rasio BOPO malah mengalami penurunan sehingga tidak sejalan dengan teori dan temuan yang ada. Begitu juga pada tahun 2012 ke 2013 terjadi penurunan dana pihak ketiga tapi tidak diikuti penurunan rasio BOPO, rasio BOPO malah mengalami peningkatan. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori dan temuan yang ada karena antara teori dan kenyataan di lapangan berbeda sehingga perlu dikaji ulang. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut. (1) pengaruh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga secara simultan terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan tahun 2010-2013, (2) pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga secara parsial terhadap pertumbuhan kredit pada LPD Desa Adat Sibetan tahun 20102013, (3) pengaruh pertumbuhan kredit secara parsial terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan tahun 2010-2013, dan (4) pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga secara parsial terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan tahun 2010-2013. Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dan wawasan untuk mengembangkan ilmu manajemen keuangan pada LPD dan dapat memberikan masukan dan solusi untuk pemecahan masalah bagi LPD Desa Adat Sibetan yang terkait dengan pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga, dan kinerja operasional (rasio BOPO). Istilah kredit didefinisikan sebagai semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara peminjam (debitur) dengan pihak yang memberikan pinjaman (kreditur) Hasibuan (2006). Secara sederhana pertumbuhan kredit dapat diartikan sebagai pertumbuhan dari penyediaan uang berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara kreditur dengan debitur. Pertumbuhan kredit dapat diukur atau diperoleh dari perbandingan antara periode pemberian kredit saat ini (periode pembanding) dengan jumlah kredit yang diberikan pada periode sebelumnya yang dinyatakan dalam persentase (%). Istilah dana pihak ketiga, menurut pendapat Riyadi (2006) diungkapkan sebagai bentuk simpanan dari masyarakat (simpanan tabungan dan deposito) yang penarikannya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Menurut Siamat (1995) mendifinisikan sumber dana pihak ketiga sebagai dana yang berasal dari masyarakat biasa. Secara sederhana pertumbuhan dana pihak ketiga yaitu simpanan dana dari masyarakat yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati bersama. Pertumbuhan dana pihak ketiga dapat diukur atau diperoleh dari perbandingan antara periode jumlah dana pihak ketiga periode saat ini (periode pembanding) dengan jumlah dana pihak ketiga periode sebelumnya yang dinyatakan dalam persentase (%). Istilah kinerja operasional menurut Riyadi (2006) diartikan prestasi yang dicapai suatu perusahaan dalam hal ini adalah LPD dalam periode tertentu. Kinerja operasional ini dihubungkan dengan rasio BOPO. Rasio BOPO yaitu perbandingan antara biaya operasional yang dikeluarkan dalam menghasilkan pendapatan operasional (Riyadi, 2006). Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang benarbenar diterima. Adapun hasil pendapatan tersebut seperti hasil bunga kredit, kas, dan pendapatan operasional lainnya. Sedangkan biaya operasional yaitu semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan dalam hal ini adalah LPD. Adapun biaya tersebut seperti biaya bunga atas tabungan dan deposito, biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan dan perbaikan dan biaya operasional lainnya. Pertumbuhan rasio BOPO dapat diukur atau diperoleh dari perbandingan BOPO periode
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) tahun ini (periode pembanding) dengan rasio BOPO periode sebelumnya yang dinyatakan dalam persentase (%). METODE Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Desa Adat Sibetan dan yang menjadi objek penelitian adalah pertumbuhan kredit (X 1), pertumbuhan dana pihak ketiga (X 2), dan kinerja operasional (rasio BOPO) (Y). jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk persentase (rasio) berupa persentase pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga, dan
rasio BOPO perbulan yang bersumber dari laporan kegiatan bulanan LPD Desa Adat Sibetan. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis jalur. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari analisis jalur dengan bantuan program aplikasi Statistik Product and Service Solution (SPSS 16), dan diperoleh Ringkasan output SPSS seperti Nampak pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengujian Hipotesis Parameter Koefisien P-Value Alpha Ryx1x2 0,593 0,000 0,05
Keputusan Menerima Ha
Kesimpulan Ada pengaruh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional (rasio BOPO)
R2yx1x2
0,352
0,000
0,05
Px1x2
0,424
0,003
0,05
Menerima Ha
Ada pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap pertumbuhan kredit
Pyx1
-0,574
0,000
0,05
Menerima Ha
Ada pengaruh pertumbuhan kredit terhadap kinerja operasional (rasio BOPO)
Pyx2
0,529
0,000
0,05
Menerima Ha
Ada pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap terhadap kinerja operasional (rasio BOPO)
Ρyε
0,648
Besar pengaruh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) adalah 35,2%
Sumber: Output SPSS Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan dari hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pertumbuhan kredit dan
Ada pengaruh lain terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) sebesar 64,8%
dana pihak ketiga berpengaruh terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan. Pengaruh masing
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) masing variabel Gambar 1
seperti
nampak
pada
Ρyε=0,648 Pyx1 = -0,574
X1 2
R yx1x2 = 0,352 Px1x2= 0,424
Y Pyx2 = 0,529
X2
Gambar 1. Struktur Pengaruh Variabel Pertumbuhan Kredit (X1) dan Dana Pihak Ketiga (X2) terhadap Kinerja Operasional (rasio BOPO) (Y). Keterangan : X1= Pertumbuhan Kredit X2= Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Y = Kinerja Operasional (rasio BOPO) ε = Variabel Lain Besarnya sumbangan pengaruh langsung dan tidak langsung dari X 1 dan X2 terhadap Y dalam penelitian ini, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Sumbangan Pengaruh variabel Pertumbuhan Kredit (X1) dan Dana Pihak Ketiga (X2) Terhadap Kinerja Operasional (rasio BOPO) (Y). Keterangan Besar pengaruh langsung X1 terhadap Y Besar pengaruh total X1 terhadap Y
Besar Sumbangan 0,32 0,32
Persentase 32% 32%
Besar pengaruh langsung X2 terhadap Y
0,27
27%
Besar pengaruh tidak langsung X 2 terhadap Y melalui X1 Besar pengaruh total X2 terhadap Y
-0,24 0,03
-24% 3%
Berdasarkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga berpengaruh terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan. Hal tersebut ditunjukkan oleh koefisien Ryx1x2 sebesar 0,593 dengan nilai p-value Ryx1x2 < alpha (α). Besar pengaruh secara bersama-sama dari pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) adalah 0,35. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebesar ini menyatakan bahwa variabel kinerja operasional (rasio BOPO) dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga sebesar 35% sedangkan 65% dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel lain yang diduga mempengaruhi kinerja operasional (rasio
BOPO) adalah biaya tenaga kerja, biaya perbaikan, biaya pemeliharan dan biaya penyusutan (Sudirman, 2000). Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa ada pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap pertumbuhan kredit pada LPD Desa Adat Sibetan. Hasil tersebut ditunjukkan dengan nilai p-value Px1x2 < alpha (α). Besar sumbangan pengaruh dari pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap pertumbuhan kredit yaitu 0,18%. Artinya semakin tinggi pertumbuhan dana pihak ketiga maka akan semakin meningkat pertumbuhan kredit sebesar 0,18% sedangkan pengaruh faktor lain terhadap pertumbuhan kredit sebesar 0,82% dan koefisien Px1x2 sebesar 0,424% dengan nilai p-value Px1x2 < alpha (α).
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa ada pengaruh pertumbuhan kredit terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan. Besar sumbangan pengaruh dari pertumbuhan kredit terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) adalah 0,32% dan koefisien Pyx1 sebesar -0,574% dengan nilai p-value Pyx1 < alpha (α). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan kredit maka rasio BOPO akan semakin rendah (berlawanan arah). Begitu pula sebaliknya semakin rendah pertumbuhan kredit maka semakin tinggi rasio BOPO. Temuan yang dapat dilihat pada Tabel 1 adalah ada pengaruh dari pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan. Besar sumbangan pengaruh dari pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) adalah 0,27% dan koefisien Pyx2 sebesar 0,529% dengan nilai p-value Pyx2 < alpha (α). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan dana pihak ketiga (biaya bunga atas tabungan dan deposito) maka rasio BOPO akan semakin tinggi pula. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa pertumbuhan kredit dan Dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan. Hasil ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga berpengaruh terhadap kinerja operasional (rasio BOPO). Hasil penelitian ini didukung oleh Mahayana (2013) yang menyatakan bahwa hasil pengujian secara simultan aktiva produktif (kredit yang diberikan) dan dana pihak ketiga (tabungan dan deposito) berpengaruh dan signifikan pada kinerja operasional BPR di Denpasar. Hasil penelitian ini juga mendukung dan sesuai dengan temuan Nila dan Suartana (2007) yang menyatakan bahwa hasil pengujian secara simultan membuktikan bahwa variabel bebas yaitu pertumbuhan aktiva
Produktif (kredit yang diberikan) dan dana pihak ketiga (tabungan dan deposito) secara simultan berpengaruh dan signifikan pada kinerja operasional (BOPO) LPD di Kabupaten Badung periode 2003-2007. Hasil penelitian Wahyundari (2008) juga menyatakan bahwa secara simultan kredit yang diberikan, tabungan dan deposito secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap rasio BOPO pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali periode 2003-2007. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan temuan Yuliani (2006) yang menyatakan bahwa hasil pengujian secara simultan membuktikan bahwa secara bersama-sama pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap rasio BOPO pada PT Bank Mega. Pada pengujian hipotesis yang kedua diperoleh hasil bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga memilki pengaruh positif terhadap pertumbuhan kredit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan semakin meningkat pertumbuhan dana pihak ketiga maka pertumbuhan kredit juga akan meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh Kasmir (2008) menyatakan bahwa dana pihak ketiga memiliki kontribusi dalam mempengaruhi penyaluran kredit, semakin besar dana pihak ketiga yang dihimpun, maka semakin besar kemampuan untuk menyalurkannya dalam bentuk kredit. Penelitian ini didukung juga dari pernyataan Renawati (1994) bahwa semakin besar dana pihak ketiga maka semakin besar pula kredit yang tersalurkan kemasyarakat. Hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja Operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Semakin tinggi pertumbuhan kredit maka akan menurunkan rasio BOPO sehingga meningkatkan kinerja operasionalnya. Hasil penelitian ini didukung oleh Budiawati (2012) menyatakan bahwa hubungan antara pertumbuhan kredit dengan kinerja operasional (rasio BOPO) yaitu ketika
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) pertumbuhan kredit mengalami pertumbuhan maka rasio BOPO akan mengalami penurunan sehingga meningkatkan kinerja operasional. Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Rosdyana (2005), Rahyuda dan Prawita (2003), dan Mahayana (2013). Hasil pengujian hipotesis keempat bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan dana pihak ketiga (biaya bunga atas tabungan dan deposito) maka akan semakin tinggi pula rasio BOPO sehingga menurunkan kinerja operasional. Hasil penelitian ini didukung oleh Budiawati (2012) menyatakan bahwa ketika dana pihak ketiga (biaya bunga atas tabungan dan deposito) mengalami kenaikan maka akan diikuti kenaikan rasio BOPO sehingga menurunkan kinerja operasional. Hasil ini didukung juga dari hasil penelitian Mahayana (2013) bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja operasional (rasio BOPO). Dalam penelitian ini, tentunya ada beberapa keterbatasan atau kelemahan dari hasil penelitian ini diantaranya (a) subyek yang diteliti hanya pada LPD Desa Adat Sibetan (b) jumlah variabel operasional terbatas, yaitu variabel pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga, dan kinerja operasional dalam hal ini rasio BOPO, meskipun secara teoritis dan empiris masih terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja operasional. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian serupa, agar bisa menambahkan obyek yang diteliti dan tempat penelitian lainnya. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya: (1) ada pengaruh signifikan dari pertumbuhan kredit dan dana pihak
ketiga terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan, (2) ada pengaruh positif dan signifikan dari pertumbuhan dana pihak ketiga terhadap pertumbuhan kredit pada LPD Desa Adat Sibetan, (3) ada pengaruh negatif dan signifikan dari pertumbuhan kredit terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan, dan (4) ada pengaruh positif dan signifikan dari pertumbuhan kredit terhadap kinerja operasional (rasio BOPO) pada LPD Desa Adat Sibetan. Berdasarkan pembahasan dan simpulan, maka dapat diajukan beberapa saran, yaitu: (1) bagi pihak LPD Desa Adat Sibetan, agar lebih selektif dalam mengelola manajemen keuangannya khususnya dalam memberikan kredit kepada masyarakat. Selain itu dana oihak ketiga agar lebih dimanfaatkan atau disalurkan dalam bentuk kredit untuk menghindari terjadinya dana yang mengendap karena akan menambah biaya operasional. Dengan itu pihak LPD akan dapat menjalankan manajemennya dengan efektif dan efisien. (2) bagi para peneliti, khususnya yang tertarik dan berminat untuk mendalami tentang pengaruh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga terhadap kinerja operasional (rasio BOPO), diharapkan menambah subyek penelitian agar menjadi lebih luas, serta bisa menambah variabel lain yang berhubungan dengan penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Budiawati, Winda. 2012. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Dana Pihak Ketiga terhadap Kinerja Operasional pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jurusan Manajemen, Universitas Hassanudin. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keenam. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Krisna, Nila Dkk. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif dan DPK pada Kinerja Operasional LPD
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) di Kabupaten Badung. Unud, volume 4. Mahayana, I Dewa Made. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Dana Pihak Ketiga pada Kinerja Operasional BPR di Denpasar Bali. Politeknik Negeri Bali. Volume 9. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3, Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 8, Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 8, Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa. Rahyuda, Ketut dan Prawita, Eka. 2003. ” Kontribusi Pertumbuhan Earning Assets dan Dana Pihak Ketiga terhadap Rasio BOPO Bank Pembangunan Daerah Bali”. Dalam Buletin Studi Ekonomi, 8 (2): h: 4965. Renawati. 1994. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Kedua. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets And Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rosdyana, I Gede Apong. 2005. ”Pengaruh Pertumbuhan Earning Assets dan Dana Pihak Ketiga terhadap Rasio BOPO serta Implikasinya terhadap Kesehatan PT BPR Pedungan”. Tesis Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sudirman, I Ketut. 2000. Manajemen Perbankan Suatu Aplikasi Dasar. Denpasar: PT BP. Wahyundari, Putu Eka. 2008. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif dan dana Pihak ketiga Terhadap Rasio BOPO pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali Periode 2003-2007. Skripsi Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi Unud. Yuliani, Indah. 2006. ”Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Dana Pihak Ketiga terhadap Rasio Biaya Operasional yang Dikeluarkan untuk Menghasilkan Pendapatan Operasional (BOPO) pada PT Bank Mega Tbk.” Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.