PENGARUH PERLAKUAN ORANG TUA DI RUMAH TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh DEWI PUSPITORINI NIM 11107077
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
tx.sŒuρ tÅzFψ$# tΠöθu‹ø9$#uρ ©!$# (#θã_ötƒ tβ%x. yϑÏj9 ×πuΖ|¡ym îοuθó™é& «!$# ÉΑθß™u‘ ’Îû öΝä3s9 tβ%x. ô‰s)©9 ∩⊄⊇∪ #ZÏVx. ©!$# Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
PERSEMBAHAN Karya sederhana ini penulis persenbahkan untuk : 1. Orang tua tercinta 2. Adikku tersayang 3. Sahabat-sahabat seperjuangan 4. Kekasihku yang selalu memberikan semangat 5. Pembaca yang budiman
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. Wb. Alhamdulilah dengan rendah hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PENGARUH PERLAKUAN ORANG TUA DI RUMAH TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN 2011”. Skripsi ini telah di susun dengan sebaik-baiknya berdasarkan teori yang diperoleh selama masa kuliah maupun literatur-literatur yang mendukung. Walaupun demikian, penulis tidak akan menutup diri atas munculnya kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku ketua jurusan tarbiyah. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku ketua program studi PAI. 4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku dosen pembimbing yang penuh perhatian, semangat dan kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
5. Ibu Peni susapti, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik. 6. Ibu Dra. Hj. Zayinatun, M.Pd, selaku kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga, atas bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 7. Seluruh staf pengajar dan administrasi, khususnya jurusan tarbiyah, program studi pendidikan agama islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang turut memperlancar penulisan skripsi ini. 8. Kekasihku dan sahabat-sahabatku yang telah mendukung dan memperlancar terselesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak tersebut di atas besar kemungkinan tidak akan terwujud skripsi ini. Dan tidak lupa penulis panjatkan do’a kepada Allah SWT semoga amal beliau diterima Allah SWT dan mendapat balasan yang sesuai amalnya. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca yang budiman, Amin.... Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Salatiga, 19 September 2011
Penulis
viii
ABSTRAK Puspitorini, Dewi.Pengaruh Perlakuan Orang Tua di RumahTerhadap Konsentrasi Belajar di Sekolah pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.Program Studi Pendidikan Agama Islam.Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Sti Asdiqoh, M.Si. Kata kunci: Perlakuan orang tua dan konsentrasi belajar Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui perlakuan orang tua di rumah dan konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011. Maka pertanyaan utama yang ingin di jawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011? (2) Bagaimanakah konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011? (3) Adakah pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitati. Adapun jumlah populasinya 269 siswa dengan sampel sebanyak 68 responden. Adapun penelitiannya dilakukan pada bulan juli 2011. Berdasarkan penelitian yang sudah di lakukan, di dapat beberapa temuan yaitu (1) perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrash Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 termasuk dalam kategori cukup di dukung dengan data 32 responden (47%) menjawab pada kategori cukup, sedangkan 30 responden (44%) menjawab pada kategori baik dan 6 responden (9%) menjawab pada kategori kurang. (2) konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 berada dalam kategori baik, di buktikan dengan 36 responden (53%) menjawab pada kategori baik, sedangkan 29 responden (43%) menjawab pada kategori cukup dan 3 responden(4%) menjawab pada kategori kurang. (3) ada pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011, dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi product moment yaitu r hitung sebesar 0,739 berada di atas koefisien korelasi (r tabel), baik pada taraf 5% yaitu 0,244 maupun taraf 1% yaitu 0,317. Dari penelitian ini di hasilkan rekomendasi bagi orang tua di rumah agar lebih memberikan perlakuan yang baik sehingga siswa dapat mengoptimalkan konsentrasi siswa dalam belajarnya di sekolah karena terbukti terdapat pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii ABSTRAK ..................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan penelitian ............................................................................ 4
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 5
E. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 5
F. Definisi Operasional ....................................................................... 6
G. Metode Penelitian ........................................................................... 8
x
H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perlakuan Orang Tua di Rumah ..................................................... 16 1. Pengertian Perlakuan Orang Tua di Rumah ............................. 16 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perlakuan Orang Tua di Rumah ...................................................................................... 17 3. Bentuk-bentuk Perlakuan Orang Tua ....................................... 19 B. Konsentrasi Belajar di Sekolah ...................................................... 20 1. Pengertian Konsentrasi Belajar ............................................... 20 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar.......... 23 3. Sebab-sebab Siswa tidak dapat Berkonsentrasi dalam Belajar 32 4. Mengembangkan Kemampuan Konsentrasi Belajar ................ 33 C. Pengaruh Perlakuan Orang Tua di Rumah terhadap Konsentrasi Belajar di Sekolah .......................................................................... 36
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga ............ 38 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga ..... 38 2. Letak Geografis ........................................................................ 39 3. Profil Sekolah ........................................................................... 39 4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga ............. 39 5. Keadaan Guru dan Karyawan .................................................. 40
xi
6. Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga ................. 42 7. Kegiatan Ekstrakurikuler ......................................................... 42 8. Sarana dan Prasarana................................................................ 43 9. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga .... 44
xii
B. Penyajian Data Hasil Penelitian ..................................................... 44 1. Daftar Nama Responden .......................................................... 44 2. Data tentang Jawaban Angket Perlakuan Orang Tua di Rumah ...................................................................................... 45 3. Data tentang Jawaban Angket Konsentrasi Belajar ................. 48
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif ......................................................................... 51 1. Analisis Data Perlakuan Orang Tua di Rumah ........................ 52 2. Analisis Data Konsentrasi Belajar di Sekolah ......................... 57 B. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 63 C. Pembahasan .................................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 72 B. Saran ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
1.1 Daftar populasi penelitian................................................................ .........
9
1.2 Data populasi dan sampel..........................................................................
11
3.1 Daftar guru dan karyawan Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga ..........
40
3.2 Data siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga ..................................
42
3.3 Daftar Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga ......
43
3.4 Daftar nama responden .............................................................................
45
3.5 Jawaban angket perlakuan orang tua dirumah ..........................................
47
3.6 Jawaban angket Konsentrasi Belajar di Sekolah .......................................
48
4.1 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang perlakuan orang tua dirumah .....
52
4.2 Distribusi frekuensi jawaban perlakuan orang tua dirumah ......................
55
4.3 Prosentase distribusi frekuensi jawaban perlakuan orang tua dirumah ....
57
4.4 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang konsentrasi belajar disekolah ....
58
4.5 Distribusi frekuensi jawaban konsentrasi balajar disekolah .....................
61
4.6 Prosentase distribusi frekuensi jawaban konsentrasi belajar disekolah ....
62
4.7 Tabel koefisien pengaruh perlakuan orang tua dirumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 .......................................................................
xiv
64
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Rumah adalah lingkungan pertama dimana lingkungan-lingkungan terkecil tumbuh, inilah lingkungan yang di situ kecenderungan, sikap dan kepribadian anak-anak di bentuk (Muhammad Ali Al-Hasyimi, 2003:130). Tujuan esensial pendidikan umum adalah mengupayakan subjek didik menjadi pribadi yang utuh dan terintegrasi (Moh Shocib, 1998:1). Untuk mencapai tujuan itu, maka tugas dan tanggung jawab keluarga (orang tua) adalah menciptakan situasi dan kondisi yang dapat dimengerti, dipahami, dan bisa diterapkan oleh anak-anak. Adapun Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1991:313) memaparkan bahwa tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik. Keluarga merupakan persekutuan terkecil dari masyarakat yang luas. Keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup saja bukan saja, melainkan lebih dari itu, yakni dapat berperan sebagai motivator yang ikut memberikan andil bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika keluarga itu tidak baik dan tidak bahagia maka akan berimbas pada anak juga. Pada hakekatnya, orang tua merupakan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Merekalah yang mula-mula menerima kewajiban dan tanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan putra-
1
2
putranya. Berhasil tidaknya, baik buruknya anak, sangat tergantung pada orang tua dalam mendidik dan mengarahkannya. Perlakuan orang tua sangat berpengaruh terhadap konsentrasi belajar anak, maka dari itu ia wajib memberikan perlakuan yang baik, serta waktu yang cukup untuk mendidiknya. Orang tua merupakan pembina pribadi yang utama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur yang dengan sendirinya masuk ke dalam pribadi yang tumbuh. Orang tua akan selalu berusaha untuk membantu kesulitan anak, agar anak merasa nyaman berada di tengah-tengah keluarga. Hal ini juga akan berdampak pada jiwa anak untuk selalu termotivasi melakukan aktivitas-aktivitas belajar yang dapat meningkatkan kemampuan atau potensinya secara optimal. Semua manusia pada hakekatnya adalah pengemban amanat, baik yang berhubungan dengan dirinya maupun dengan Allah SWT dan sesama mahkluk. Anak merupakan salah satu wujud amanat dari Allah AWT yang diberikan kepada orang tua, sehingga wajib untuk dipelihara dan didik baik dari segi pendidikan jasmani maupun rohani. Pendidikan pada hakekatnya adalah kesadaran untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang berlangsung seumur hidup yang dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang pada hakekatnya merupakan lembaga yang mendapat kepercayaan dari orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan tanggung jawab terbatas sesuai dengan fungsi dan tujuan lembaga pendidikan tersebut. Keterpaduan dari pendidik baik keluarga, sekolah dan masyarakat sangat menentukan keberhasilan dalam dunia pendidikan.
3
Perlakuan orang tua di rumah yang terlalu keras, tidak banyak mempedulikan kepentingan si anak, suka membandingkan dengan anak lain, terlalu banyak campur tangan dan sebagainya, menyebabkan hilangnya ketenangan atau konsentrasi belajar anak di sekolah. Banyak sekali anak-anak menjadi malas belajar dan bodoh di sekolah, karena orang tuanya sering bertengkar atau tidak ada pengertian antara ibu dan bapak. Contoh yang menarik adalah seorang anak laki-laki berumur 11 tahun, anak kedua dari 6 orang bersaudara. Kesukaran yang di deritanya, disamping ia bodoh di sekolah, pemalas,tidak mau belajar yaitu keras kepala dan sering berkelahi, walaupun ia pendiam tapi dalam bergaul dengan teman-temannya atau adik-adiknya sering terjadi perkelahian. Karena bodohnya di sekolah, ia di paksa belajar tambahan di rumah yang diberikan oleh guru khusus tiap hari. Tiap tahun ia naik kelas, tetapi selalu dengan angka yang rendah. Latar belakang dari anak ini ialah ibu bapaknya kurang saling menghargai, perlakuan yang diterimanya terlalu keras, sering di pukul oleh bapaknya, karena ia malas belajar dan sering kali merobek bukunya. Ibunya sering kali memukulnya karena kenakalannya juga. Di samping itu si anak merasa dibedakan dari kakaknya yang menjadi kebanggan keluarga, karena pandai, rajin dan selalu menjadi bintang kelas. Suasana rumah tangga dan perlakuan orang tuanya yang sangat menekan perasaan itu, menyebabkan ia kebingungan dan benci melihat orang, ingin berbuat apa yang tidak disukai oleh orang tuanya (secara tidak sadar). Ia menjadi anak yang pemalas, bodoh di sekolah dan nakal.
4
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba mengadakan penelitian secara ilmiah dengan judul “PENGARUH PERLAKUAN ORANG TUA DI RUMAH TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN 2011”.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011? 2. Bagaimanakah konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011? 3. Adakah pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011. 2. Untuk mengetahui konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011.
5
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya. Dalam pembahasan ini yang penulis maksud dengan hipotesis adalah pendapat yang kebenarannya masih bersifat sementara sehingga perlu di buktikan lebih lanjut tentang kebenarannya dengan bukti-bukti ilmiah. Dalam skripsi ini penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut: Bahwa ada pengaruh positif antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011”.
E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritik a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu. b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah. 2. Manfaat praktis a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah secara optimal. b. Sebagai pendidik maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada peserta didik maupun pada masyarakat
6
luas pada umumnya.
F. Definisi Operasional 1. Pengaruh Pengaruh berarti yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Poerwadarminta,2006:849 ). Yang dimaksud dengan pengaruh dalam penelitian ini adalah adanya kekuatan atau daya akibat dari perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah. 2. Perlakuan Orang Tua : Perlakuan : perbuatan yang dikenakan kepada atau terhadap sesuatu atau orang. (Poerwadarminta, 2006: 651). Orang tua : orang yang dianggap cerdik, pandai dan orang yang dihormati, disegani dan dijadikan sebagai suri tauladan bagi anak. Jadi menurut penulis yang di maksud dengan perlakuan orang tua adalah perbuatan orang tua yang diberikan pada anak. Adapun indikator perlakuan orang tua sebagai berikut : a. Menanyakan besok pelajarannya apa b. Memberi hukuman c. Memberikan kebebasan anak untuk berpendapat d. Mengontrol waktu bermain anak e. Memberi hadiah f. Bersikap cuek terhadap prestasi anak g. Bersalaman sebelum berangkat sekolah
7
h. Berkomunikasi dengan anak secara terbuka 3. Konsentrasi: Pemusatan perhatian atau pikiran dalam belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan pada pengetahuan, mencakup waktu belajar, materi pelajaran dan menyelesaikan tugas guru. (Tim Redaksi, 2007 : 588). Jadi menurut penulis yang di maksud dengan konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran terhadap sesuatu objek. 4. Belajar : Sebagai suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam
interaksi
aktif
dengan
lingkungannya
yang
menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, perubahan ini bersifat konstan dan berbekas. (W. S. Winkel, 1987: 36). Jadi maksud konsentrasi belajar adalah perhatian atau pikiran sebagai suatu aktivitas yang berlangsung dan menghasilkan perubahanperubahan pada pengetahuan. Adapun indikator dari konsentrasi dalam belajar sebagai berikut : a. Memperhatikan materi pelajaran. b. Tidak gaduh di dalam kelas. c. Selalu mengerjakan tugas. d. Mendengarkan keterangan guru. e. Bertanya apabila belum faham. f. Mencatat materi pelajaran secara lengkap. g. Menghindari gangguan- gangguan suara keras. h. Semangat terhadap mata pelajaran. Jadi menurut penulis yang di maksud dengan judul skripsi ini adalah perlakuan orang tua di rumah akan mempengaruhi konsentrasi belajar anak di
8
sekolah.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi korelasional. Sedangkan penelitian ini sendiri adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif, Dipilihnya pendekatan kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan antara variabel perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah. Penyusun mencari tahu apakah ada pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah. Penelitian ini mengarah pada studi korelasional bertingkat dengan teknik angket. Variabel yang penyusun teliti adalah variabel sebab – akibat hasil eksperimen. Variabel di identifikasikan menjadi sub variabel guna menentukan hipotesis. Dalam penelitian ini penyusun mencari hubungan antara variabel x dalam hal ini perlakuan orang tua di rumah dengan variabel y, yaitu konsentrasi belajar di sekolah. 2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga, pada bulan juli 2011 sampai dengan selesai. 3. Populasi dan sampel Populasi
adalah
keseluruhan
subyek
penelitian
(Suharsimi
Arikunto, 2006:130). Sedangkan menurut Sugiyono populasi adalah
9
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2007:61). Dari kedua pendapat di atas penyusun lebih condong pada pendapat Sugiyono bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011. Jumlah keseluruhan siswa kelas VIII adalah 269 siswa yang terbagi dalam 7 kelas. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah 269 siswa. Berikut ini adalah sebaran populasi pada setiap kelas : Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian No
Kelas
Jumlah Siswa Tiap kelas
1
VIII A
42
2
VIII B
42
3
VIII C
41
4
VIII D
40
5
VIII E
32
6
VIII F
40
7
VIII G
32
Jumlah
7
269
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian yang dianggap mewakili populasi (Hadi, 2000:70). Menurut
10
Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007:62). Senada dengan pendapat di atas, menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Sampel yang diambil oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan tehnik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan tehnik proportsional random sampling, yaitu: proses pemilihan sampel dengan cara diacak secara proporsional. Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2007:64). Maksudnya, porsi sampel tiap kelas sama (proporsional) berdasarkan jumlah populasi masing-masing kelas. Adapun untuk menentukan jumlah sampel perkelas digunakan rumus sebagai berikut : Sampel perkelas =
∑ populasi tiap kelas x ∑ sampel ∑ populasi total
Suharsimi Arikunto berpendapat, bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan apabila lebih dari seratus orang, maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2006:134). Merujuk dari pendapatnya Suharsimi Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah 25% dari 269 siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga (populasi). Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik
proportsional random sampling adalah sebagai berikut: Kelas VIII A =
42 x 67 = 10,5 = 11 siswa 269
11
Kelas VIII B =
42 x 67 = 10,5 = 11 siswa 269
Kelas VIII C =
41 x 67 = 10,25 = 10 siswa 269
Kelas VIII D =
40 x 67 = 9,9 = 10 siswa 269
Kelas VIII E =
32 x 67 = 7,9 = 8 siswa 269
Kelas VIII F =
40 x 67 = 9,9 = 10 siswa 269
Kelas VIII G =
32 x 67 = 7,9 = 8 siswa 269
Berdasarkan penghitungan awal seharusnya sampel 25% dari 269 didapatkan 67 responden, namun setelah dilakukan perhitungan sampel perkelas sebagaimana diuraikan di atas maka diperoleh sampel sejumlah 68 responden karena adanya pembulatan. Adapun data tentang populasi sampel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel Jumlah Siswa Tiap
Sampel Tiap
Kelas
Kelas
VIII A
42
11
2
VIII B
42
11
3
VIII C
41
10
4
VIII D
40
10
5
VIII E
32
8
6
VIII F
40
10
7
VIII G
32
8
No
Kelas
1
12
Jumlah
7
269
68
4. Metode pengumpulan data a. Metode angket Angket
adalah
suatu
daftar
yang berisikan
rangkaian
pertanyaan suatu bidang atau hal. (Suharsimi Arikunto, 1998: 107). Digunakan untuk mengumpulkan data tentang perlakuan orang tua dan konsentrasi belajar di sekolah pada siswa MTs N Salatiga. b. Metode dokumentasi Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen rapat dan lain-lain. (Suharsimi Arikunto, 1998: 197). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum sekolah, jumlah siswa, guru dan karyawan. 5. Instrumen penelitian Instrument pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah berupa daftar pertanyaaan-pertanyaan sesuai dengan indikator yang di rangkum menjadi angket. 6. Analisis data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga.
13
1. Analisis pendahuluan Yaitu teknik analisis data dengan rumus : P=
F x 100% N
Keterangan : P = angka persentase F = frekuensi yang sedang di cari persentasenya N = jumlah frekuensi atau banyaknya individu 2. Analisis lanjutan Rumus yang akan digunakan untuk analisis lanjut adalah
r = xy
{NΣX
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
− (ΣX ) 2 }{NΣY 2 − (ΣY ) 2 }
Keterangan : rxy = koefisien korelasi X = jumlah skor total variabel x Y = jumlah skor total variabel y X² = jumlah kuadrat x Y² = jumlah kuadrat y N = jumlah sampel atau objek yang di teliti
H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memahami skripsi ini agar lebih mudah, maka penulis susun sistematika sebagai berikut:
14
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perlakuan Orang Tua di Rumah 1. Pengertian perlakuan orang tua 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlakuan orang tua. 3. Bentuk-bentuk perlakuan orang tua di rumah. B. Konsentrasi Belajar di Sekolah 1. Pengertian konsentrasi belajar 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar. 3. Sebab-sebab siswa tidak dapat konsentrasi belajar. 4. Mengembangkan kemampuan konsentrasi belajar C. Pengaruh Perlakuan Orang Tua di Rumah Terhadap Konsentrasi Belajar di Sekolah. BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga
15
1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga 2. Letak Geografis 3. Profil Sekolah 4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga 5. Keadaan Guru dan Karyawan 6. Keadaan Siswa 7. Kegiatan Ekstrakurikuler 8. Sarana dan Prasarana B. Penyajian Data 1. Data nama responden dan kelas responden siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2011. 2. Data hasil angket tentang perlakuan orang tua di rumah 3. Data hasil angket konsentrasi belajar di sekolah BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif 1. Analisis data perlakuan orang tua di rumah. 2. Analisis data konsentrasi belajar di sekolah. B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perlakuan Orang Tua di Rumah 1. Pengertian Perlakuan Orang Tua Lingkungan pertama yang mempunyai peran penting adalah lingkungan keluarga. Disinilah, anak dilahirkan, dirawat dan dibesarkan. Disini juga proses pendidikan berawal. Orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua adalah guru agama, bahasa dan sosial pertama bagi anak. Orang tua (ayah) adalah orang yang pertama kali mengajarkan anak berbahasa dengan mengajari anak mengucapkan kata ayah, ibu, nenek, kakek, dan anggota keluarga lainnya. Orang tua adalah orang yang pertama mengajarkan anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya
memberikan
kemungkinan
alami
membangun
situasi
pendidikan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Setelah anak diberikan pendidikan dasar oleh orang tua, selanjutnya anak diserahkan pada sekolah secara formal. Di sekolah anak dididik dan
17
dibimbing oleh seorang guru. Kalau di rumah orang tua dituntut dan diharuskan mampu menjadi guru pertama bagi anak. Di sekolah seseorang semestinya juga mampu menjadi orang tua kedua bagi anak. Antara orang tua dan guru harus mempunyai hubungan dan komunikasi yang baik demi terapainya tujuan pendidikan yang sesungguhnya, sehingga anak bisa merasakan rumah seperti sekolah dan sekolah bagaikan rumah, karena di rumah anak bisa menemui sosok seorang ibu dan seorang guru. Perlakuran orang tua adalah perbuatan dari orang tua yang diberikan kepada anak. Anak adalah cerminan keluarga, yang didalamnya ada yang baik dan ada pula yang buruk, dan segala yang didengar atau dilihat oleh anak tertanam pada jiwanya, maka dari itu usaha ibulah yang paling penting dalam mendidik anak-anaknya. (Arifin, 1977 : 109). Jadi keluarga tidak hanya sebagai persekutuan hidup antara orang tua dan anak, tetapi juga menjadi arena dimana anak mendapatkan pendidikan pertama baik rohani maupun jasmani. Pendidikan masa ini sangat mempengaruhi jalan hidup anak di masa depannya (masa dewasa). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlakuan orang tua di rumah a. Pendidikan Faktor pendidikan meliputi : 1) Wawasan; wawasan orang tua yang berbeda mengakibatkan cara pandang mereka dalam mendidik anaknya berbeda pula. 2) Cita-cita; terkadang cita-cita orang tua yang belum sempat tercapai mempengaruhi pola asuh mereka terhadap anaknya.
18
b. Ekonomi Keadaan ekonomi orang tua yang berkecukupan dan kurang mempengaruhi perlakuan orang tua terhadap anaknya. c. Psiko-sosial Psiko-sosial atau individu orang tua dan lingkungan juga mempengaruhi perlakuan orang tua di rumah. d. Pola asuh Pola asuh berasal dari kata pola dan asuh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, 885) kata pola mempunyai arti gambar yang dipakai untuk contoh batik, sedangkan asuh berarti menjaga, merawat dan mendidik anak. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh adalah kegiatan dalam rasa mendidik, membimbing dan mengarahkan anak, baik secara fisik maupun mental, macam-macam pola asuh diantaranya : 1) Otoriter yaitu komunikasi satu arah dari orang tua ke anak. Akibatnya
anak
jadi
pasif,
tidak
kreatif,
tidak
berani
mengemukakan pendapat daripada kena marah. 2) Demokratis : komunikasi dua arah (paling ideal), sehingga anak punya keberanian berpendapat, memiliki inisiatif dalam melakukan sesuatu. 3) Persuasif : anak bebas melakukan apa saja, orang tua mengikuti saja. Akibatnya anak jadi berani mengemukakan pendapat, inisiatif tinggi tetapi tidak tahu mana yang boleh dilakukan, mana yang tidak (ngawur).
19
Jadi menurut penulis dalam hal ini perlakuan orang tua selalu menjadi tolak ukur anak dalam proses pendidikan dalam keluarga. Sejak dilahirkan ke dunia, anak akan meniru orang tua dalam bersikap dan berperilaku baik hal tersebut disadari ataupun tidak. 3. Bentuk-bentuk perlakuan orang tua Orang tua berperan sebagai seorang guru pertama bagi seorang anak. Cara berpikir dan berbuat seorang anak sangat dipengaruhi oleh cara berpikir dan berbuat orang tua. Sikap orang tua akan membentuk sikap mental anak. Bentuk-bentuk perlakuan orang tua diantaranya: 1. Overprotection (terlalu melindungi) Perilaku orang tua diantaranya: kontak yang berlebihan dengan anak, Perawatan/pemberian bantuan kepada anak yang terus-menerus, meskipun anak sudah mampu merawat dirinya sendiri, Mengawasi kegiatan anak secara berlebihan, memecahkan masalah anak 2. Permissiviness (pembolehan) Perilaku orang tua diantaranya: memberikan kebebasan untuk berfikir atau berusaha, menerima gagasan atau pendapat, membuat anak merasa diterima dan merasa kuat, toleran dan memahami kelemahan anak, cenderung lebih suka memberi dari pada yang menerima. 3. Rejection (penolakan) Perilaku orang tua diantaranya: bersikap masa bodoh, bersikap kaku, kurang memperdulikan kesejahteraan anak, menampilkan sikap permusuhan atau dominasi terhadap anak.
20
4. Acceptance (penerimaan) Perilaku orang tua diantaranya: memberikan perhatian dan cinta kasih yang tulus kepada anak, menempatkan anak dalam posisi yang penting di dalam rumah, mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak, bersikap respek terhadap anak, mendorong anak untuk menyatakan perasaan atau pendapatnya, berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya. 5. Domination (dominasi) Perilaku orang tuanya mendominasi anak sehingga anak menjadi pemalu dan penurut. 6. Submission (penyerahan) Perilaku orang tua diantaranya: senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak, membiarkan anak berperilaku semaunya di rumah 7. Punitiveness/overdicipline (terlalu disiplin) Perilaku orang tua diantaranya: mudah memberikan memberikan hukuman, menanamkan kedsiplinan secara keras. (Yusuf, 2001 : 49) Jadi dapat ditarik kesimpulan dari ke tujuh sikap atau perlakuan orang tua itu, tampak bahwa sikap ”acceptance” merupakan yang baik untuk dimiliki atau dikembangkan oleh orang tua.
B. Konsentrasi Belajar di Sekolah 1. Pengertian konsentrasi belajar Belajar merupakan bagian hidup bagi setiap orang. Di samping itu, belajar merupakan
rangkaian aktivitas
yang mencakup
berbagai
21
persyaratan dari belajar, agar studinya berhasil yaitu konsentrasi. Kesabaran dalam berkonsentrasi sering menjadi problem bagi kebanyakan siswa (Ahmadi, 1991 : 105). Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek, misalnya konsentrasi pikiran, konsentrasi perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2002 : 15). Konsentrasi dalam pengertian umum adalah kemampuan untuk menaruh perhatian pada sesuatu, gagasan atau orang (Anderson, 2008 : 135). Dalam belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat. Pemusatan perhatian tertuju pada suatu objek tertentu dengan mengabaikan masalah-masalah lain yang tidak diperlukan. Ketika membaca suatu topik dari sebuah buku dengan membiarkan topik-topik lain adalah suatu upaya memusatkan perhatian terhadap apa yang akan dibaca. Tindakan ini merupakan langkah nyata untuk meningkatkan daya konsentrasi dalam membaca. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran. Jadi kebiasaan untuk memusatkan pikiran ini mutlak perlu dimiliki oleh setiap siswa yang belajar. Dalam belajar, orang yang tidak dapat berkonsentrasi jelas tidak akan berhasil menyimpan atau menguasai bahan pelajaran. Oleh karena
22
itu, setiap siswa berusaha dengan keras agar mempunyai konsentrasi yang tinggi dalam belajar. Cukup banyak siswa yang kurang mampu berkonsentrasi ketika belajar dalam waktu yang relatif lama. Mereka sedih, mereka putus asa dan mereka minder karena tidak mampu menguasai bahan pelajaran. Mereka iri dengan keberhasilan teman-teman mereka yang dapat berkonsentrasi, sehingga dapat menguasai bahan pelajaran. Konsentrasi dalam belajar memegang peranan penting bagi seseorang. Sebab seseorang yang tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar berarti dia tidak akan mendapatkan sejumlah kesan yang diinginkan dari hasil bacaan. Senjata yang sangat ampuh untuk dapat menguasai sejumlah besar materi pelajaran adalah konsentrasi. Sungguhpun demikian, tidak semua orang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam waktu yang relatif lama. Bagi orang-orang tertentu hanya dapat berkonsentrasi dalam rentangan waktu sedikit, sementara bahan pelajaran yang harus dikuasai masih banyak. Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar kecilnya kemampuan itu berbeda-beda (Slameto, 1991 : 88). Jadi yang dimaksud penulis dengan konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian atau fikiran terhadap sesuatu objek dalam suatu aktivitas yang berlangsung dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan.
23
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang berkonsentrasi belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. a. Faktor intern Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 1) Faktor jasmaniah a) Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, tidur, makan, olahraga dan rekreasi. b) Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat
24
dapat berupa buta, tuli, patah kaki atau tangan, lumpuh, dan lain-lain. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaklah belajar pada lembaga pendidikan khusus/diusahakan alat bantu agara dapat menghindari/ mengurangi kecacatannya itu. 2) Faktor psikologis Yang tergolong ke dalam faktor psikologis, yaitu intelegensi, minat, bakat, motif dan sikap. a) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengerti relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Jadi pada umumnya kecerdasan atau kecakapan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. b) Minat Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi minat besar pengaruhnya
25
terhadap konsentrasi belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. c) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar. Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah ia akan lebih giat lagi dalam belajar. d) Motif Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari/tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik/padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian. e) Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan
26
cara yang relatif tetap terhadap objek, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Jadi dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh sikap atau perasaan senang atau tidak senang pada penampilan gurunya, pelajaran atau lingkungan sekitarnya. 3) Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelalahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi. b. Faktor ekstern Dalam bukunya Slameto (1991) faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 1) Faktor keluarga a) Cara orang tua mendidik Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama betapa pentingnya peranan
keluarga di dalam
27
pendidikan anak. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya. b) Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anak. Perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga, yaitu hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang demi kelancaran belajar dan keberhasilan anak. c) Suasana rumah Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut juga mengganggu belajar anak, terutama untuk berkonsentrasi. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. d) Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku, dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat tercukupi jika keluarga mempunyai cukup uang.
28
e) Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang konsentrasi belajar, jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Orang tua wajib membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Jadi
faktor
atau
lingkungan
keluarga
sangat
mempengaruhi kegiatan belajar seorang anak, yaitu sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga serta hubungan antara anggota keluarga. 2) Faktor sekolah a) Metode mengajar Metode
mengajar
guru
yang
kurang
baik
akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan setepat, efisien dan efektif. b) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyampaikan bahan menguasai
dan
pelajaran agar siswa menerima,
mengembangkan
bahan
pelajaran
itu.
29
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. c) Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajarannya. d) Relasi siswa dengan siswa Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap konsentrasi belajar siswa. e) Disiplin sekolah Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. f) Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa.
Jika
siswa
mudah
menerima
pelajaran
dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. g) Waktu sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.
30
h) Standar belajar diatas ukuran Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. i) Keadaan gedung Keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang karena jumlah siswa yang luar biasa. Dengan demikian keadaan gedung mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. j) Tugas rumah Waktu belajar adalah di sekolah. Waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas. k) Lingkungan alamiah Yaitu seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau terlalu gelap serta suasana sejuk dan tenang (Baharuddin, Wahyuni, 2008:27). Sehingga kondisi di atas akan mempengaruhi aktivitas belajar anak. Jadi lingkungan sekolah yang nyaman serta hubungan yang harmonis dengan guru, teman-teman sekolah serta staf administrasi akan membuat anak termotivasi untuk belajar.
31
3) Faktor masyarakat a) Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya, tetapi jangan terlalu banyak ambil dalam kegiatan masyarakat. Perlulah kiranya membatasi kegiatan dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. b) Mass media Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh
jelek
terhadap
siswa
dan
juga
terhadap
belajarnya. c) Teman bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik. d) Bentuk kehidupan masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Jadi perlu untuk mengusahakan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
32
Jadi di dalam lingkungan masyarakat seorang anak harus dapat menyesuaikan
situasi dan kondisi serta dapat mengatur
waktu belajarnya. Sehingga tidak mengganggu konsentrasi belajar. 3. Sebab-sebab siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar Seorang siswa yang tidak dapat berkonsentrasi ketika belajar bukanlah tanpa sebab. Diakui ada hal-hal lain yang ikut mempengaruhi lama pendeknya daya konsentrasi seseorang ketika sedang belajar. Menurut Abu Ahmadi (1991: 40) sebab-sebab anak tidak dapat berkonsentrasi, antara lain sebagai berikut: a. Kurang minat terhadap mata pelajaran. Tidak adanya minat mengakibatkan siswa sukar mengerti isi pelajaran tersebut. Akhirnya pikirannya melayang-layang kepada hal-hal lain. b. Banyak urusan-urusan yang sering mengganggu perhatian, baik urusan luar maupun urusan pribadi. c. Adanya gangguan-gangguan suara keras seperti radio, tape, dan lainlain. Begitu juga udara yang sangat panas dan meja yang tidak enak dapat mempengaruhi/mengganggu konsentrasi. d. Adanya gangguan kesehatan atau terlalu lelah. Berbeda menurut analisa Hasbullah Thabary (1994: 49) faktor penyebab seorang anak tidak dapat berkonsentrasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gangguan dari dalam (internal) dan gangguan dari luar (eksternal). Gangguan dari dalam itu misalnya tekad yang kurang kuat untuk belajar, sifat emosi, sifat mudah marah dan benci, haus, lapar,
33
kurang sehat badan, target kerja yang tidak realistis, masalah pribadi dengan pacar, orang tua atau guru. Gangguan dari luar misalnya suara gaduh, tidak tersedianya alat keperluan belajar, foto pacar, foto bintang film, kondisi kamar, meja, kursi, suhu kamar, ruangan belajar, cara penyusunan jadwal belajar dan urutan belajar. Jadi berbagai penyebab anak tidak dapat berkonsentrasi antara lain berasal dari faktor dalam (internal) yaitu kurang minat atau senang dengan mata pelajaran karena masalah pribadi dan gangguan kesehatan, sedangkan faktor dari luar (eksternal) yaitu banyak urusan-urusan yang mengganggu, kondisi tempat belajar dan gangguan-gangguan suara keras atau gaduh. 4. Mengembangkan kemampuan konsentrasi belajar Berbagai faktor yang menjadi penyebab seorang siswa tidak dapat berkonsentrasi itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, sebab akan menyulitkan dalam mengembangkan atau memperbesar konsentrasi. Oleh karena itu, perlu dicari jalan keluarnya. Dibawah ini cara bagaimana mengatasi dan mengembangkan kemampuan konsentrasi, antara lain sebagai berikut: a. Harus berminat terhadap mata pelajaran. Jangan sampai membenci terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Sebab suka atau benci, semua mata pelajaran harus ditempuh dalam ujian. Karena itu sikap membenci terhadap suatu mata pelajaran tidak ada manfaatnya. Yang baik adalah bersikap positif dengan berusaha menyukai semua mata pelajaran.
34
b. Harus mempunyai ruang khusus untuk belajar. Bila sudah dibiasakan setiap masuk ruang itu berarti belajar, maka suasana kejiwaan seseorang siswa telah siap dan tertuju kepada belajar setiap kali ia menghadapi mejanya. Dengan demikian, pikirannya tidak mudah melayang dan melihat ini dan itu, kecuali siap untuk belajar. c. Meja belajar hendaklah bersih dari segala benda yang tidak bersangkut paut dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari. Misalnya, belajar matematika, hendaklah di atas meja hanya ada buku dan alat-alat yang berhubungan dengan matematika. Demikian pula untuk mata pelajaran yang lain. Gambar-gambar, foto pacar perlu dijauhkan dari pandangan mata. d. Hilangkan urusan-urusan kecil yang selalu mengganggu pikiran, sehingga bebas dari ketegangan-ketegangan kecil yang selalu mengganggu. Konsentrasi memerlukan perhatian yang serius dan menghapuskan semua pikiran yang beraneka ragam. e. Alat tulis dan kertas merupakan alat yang sangat berguna untuk membantu menciptakan konsentrasi. Sewaktu seorang siswa membaca buku, kutiplah bagian-bagian penting di tepi pagina buku atau menggaris bawahi kalimat-kalimat yang dipandang penting, lebih jelas tanda-tanda itu dengan menggunakan pensil berwarna. f. Adakan istirahat sebentar jika sudah terasa jemu dan letih, agar pikiran jernih kembali. Atau dapat juga berganti mata pelajaran yang sama sekali berlainan.
35
g. Usahakan agar badan selalu sehat. Gangguan kesehatan walaupun kecil harus segera diusahakan penyembuhannya agar dapat belajar dengan pikiran yang tenang dan terang. Jika suatu saat pikiran gelisah, sedang badan sehat, obat yang baik adalah menutup buku dan tidur sampai badan segar kembali (Ahmadi, 1991 : 41). Demikianlah beberapa cara untuk mengembangkan kemampuan konsentrasi. Bagi siswa yang telah biasa melakukan konsentrasi, ia akan dapat belajar baik dengan cara dan dalam keadaan bagaimanapun. Bagi yang belum biasa, perlulah melatih diri agar memiliki kemampuan konsentrasi yang besar (Gie, 1977 : 56). Jadi kemampuan berkonsentrasi merupakan salah satu kunci untuk berhasil dalam belajar. Sukses dalam studi tidak semata-mata bergantung pada banyaknya waktu belajar yang dipergunakan, melainkan juga pada intensitas konsentrasi yang dapat diciptakan. Belajar dengan penuh konsentrasi selama 1 jam misalnya, akan memberikan hasil yang lebih banyak daripada belajar 2 atau 3 jam dengan pikiran yang tidak mantap. Jadi menurut penulis cara mengembangkan kemampuan konsentrasi belajar haruslah dimulai dari diri kita sendiri mulai dari suka pada mata pelajaran, menghilangkan urusan-urusan yang mengganggu, menciptakan suasana yang nyaman untuk belajar serta menjaga kesehatan agar sehat dan dapat berkonsentrasi.
36
C. Pengaruh Perlakuan Orang Tua di Rumah Terhadap Konsentrasi Belajar di Sekolah Seorang anak tentunya tidak langsung dapat mengenal alam sekitar, mengerti dan memahami segalanya dengan sendirinya, melainkan dibutuhkan pendidikan kelembagaan dan pendidikan di masyarakat. Keluarga sebagai komunitas pertama memiliki peran penting dalam pembangunan mental dan karakteristik sang anak. Sebagaimana firman Allah :
Ÿ≅uΗùår& ÷βr&uρ £“t$Î!≡uρ 4’n?tãuρ ¥’n?tã |Môϑyè÷Ρr& ûÉL©9$# y7tFyϑ÷èÏΡ tä3ô©r& ÷βr& ûÍ_ôãΗ÷ρr& Éb>u‘ ( ûÉL−ƒÍh‘èŒ ’Îû ’Í< ôxÎ=ô¹r&uρ çµ9|Êös? $[sÎ=≈|¹ Artinya :"Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. (Al Ahqaf : 15) Kehidupan keluarga yang senantiasa dibingkai dengan lembutnya cinta kasih nuansa islami, dari sana akan hadirlah individu-individu dengan tumbuh kembang yang wajar sebagaimana diharapkan. Sebaliknya keluarga yang dinding kehidupannya dipahat dengan sentakan-sentakan, broken home, perlakuan sadis dan kekejaman tercerai berainya benang-benang kasih sayang dan jalinan cinta, maka keluarga beginilah yang menjadikan anak sebagai limbah-limbah kehidupan sosial dan sampah-sampah masyarakat yang menyedihkan. Gilbert Hisghest dalam Jalaludin mengatakan bahwa: kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak
37
dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga (Gilbert Highest, 1961: 78). Dari apa yang diungkapkan Gilbert, kita dapat mengetahui memang pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dari keluarga, bagaimana orang tua berperilaku akan selalu menjadi perhatian anak dan akan ditanamkan di benaknya. Konsentrasi dalam pembelajaran sangat penting. Konsentrasi belajar siswa dapat diartikan sebagai pemusatan pikiran seorang siswa untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan belajar di sekolah. Setiap siswa yang sedang menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi dalam belajarnya. Tanpa konsentrasi tidak mungkin ia berhasil menguasai pelajarannya. Di sekolah sewaktu seorang siswa sedang membaca buku pelajarannya, walaupun buku telah terbentang dan pandangan ke arah buku, tapi ternyata yang terlihat adalah gambaran berbagai peristiwa yang muncul silih berganti, diantaranya perlakuan orang tua tadi pagi saat anak pergi ke sekolah, dimarahi karena bangun kesiangan. Peristiwa di atas menunjukkan tidak adanya konsentrasi. Jadi menurut penulis perlakuan orang tua di rumah akan mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah. Bahwa jika perlakuan di rumah itu baik, anak akan mempunyai konsentrasi yang baik, sebaliknya jika perlakuan orang tua di rumah itu tidak baik, anak tidak dapat berkonsentrasi karena terbayangbayang terus. Maka dari itu orang tua di rumah harus lebih mengerti keadaan dan kondisi anaknya di rumah maupun di sekolah.
38
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga 1. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga Dengan adaya keputusan Menteri Agama RI tanggal 16 Maret 1978 No. 16 Th 1978 tentang susunan organisasi dan tata kerja Madrasah Tsanawiyah Negeri, maka sejak tahun pelajaran 1978/1979 tepatnya tanggal 1 Januari 1978 PGAN 6 tahun Salatiga diubah menjadi : a. MTs N Salatiga, dengan siswa kelas I, II, III PGAN 6 th b. PGAN Salatiga, dengan siswa kelas IV, V, VI PGAN 6 th Pada saat awal perubahan tersebut hingga tanggal 1 januari 1980, kepala MTs N dan PGAN Salatiga masih dirangkap oleh Bpk. Sofwan Achmadi, BA. Sebagai tindak lanjut, maka berdasarkan SK kepala kantor wilayah Departemen Agama Provinsi Jateng, tanggal 28 Januari 1980 No.WK/I.6/93a/1980, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1980 Bpk. Endro Parwono diangkat sebagai kepala MTs N Salatiga. Meskipun MTs N dan PGAN Salatiga secara resmi telah berpisah statusnya, dan masing-masing telah memiliki kepala sekolah yang berbeda, namun kedua sekolah ini masih dalam satu atap sejak tahun 1980 s.d. 1986 dengan alamat Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga. Setelah MTs N Salatiga memiliki gedung sendiri, maka sejak tahun pelajaran 1986/1987 MTs N Salatiga menempati gedung baru dengan alamat Jl. Tegalrejo I Salatiga hingga sekarang.
39
Perkembangan MTs N Salatiga telah mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah, yaitu : 1. Bapak Endro Parwono 2. Drs. H. Istichan 3. Drs. Mustaidz 4. Drs. H. Asroni, M.Ag 5. Dra. Hj. Zayinatun, M.Pd 2. Letak Geografis Jumlah tanah yang dimiliki 5.810 m2 dan luas banguan seluruhnya 2598 m2 dengan letak bangunannya sebagai berikut : -
Sebelah utara
: dibatasi oleh gedung TC
-
Sebelah selatan
: dibatasi oleh pemukiman penduduk
-
Sebelah barat
: dibatasi oleh Jl. Tegalrejo I
-
Sebelah timur
: dibatasi oleh pemukiman penduduk
3. Profil Sekolah Nama Madrasah
: MTs Negeri Salatiga
No. Statistik Madrasah
: 21.1.33.73.01.001
Alamat
: Jl. Tegalrejo I Salatiga telp 0298 – 323950
Tahun berdiri
: 1978
Tahun penegrian
: 1978
4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga - Visi : “Terwujudnya generasi yang unggul dalam prestasi berpijak pada budaya bangsa dan nilai-nilai Islami”.
40
- Misi : - Menyelenggarakan
pendidikan
yang
profesional
dan
bertanggung jawab - Meningkatkan keimana, ketaqwaan dan akhlaqul karimah - Meningkatkan kualitas pendidikan - Meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berkemampuan - Memberikan bekal life skill pada siswa - Meningkatkan sarana dan prasaran pendidikan - Menjalin kerjasama yang baik, diantaranya : stake holder, instansi lain dan masyarakat. 5. Keadaan Guru dan Karyawan Seorang guru/pendidik merupakan salah satu faktor yang penting dalam lembaga, khususnya dalam proses belajar engajar. MTs N Salatiga mempunyai tenaga pengajar/guru dan karyawan sebanyak 58 orang. Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan MTs N Salatiga NO 1 2 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NAMA Dra. Hj. Zayinatun, M.Pd Siti Maimunah, S.Pd Syafe’i, S.Pd Nur Hidayati, S.Ag Ainy Dharyati, BA Supangat, S.Pd Drs. Widodo Mulyo Drs. Faisal Bahar S, M.Ag Indri Astuti DS, S.Pd Eko Firatno, A.Md Suyanto, S.Pd Dra. Nur Laila
JABATAN Kepala Madrasah, Koord. Guru BK Waka sarana prasarana Waka kurikulum guru BK Pembina perpustakaan Wali kelas 7D Waka humas Pembina OSIS, wali kelas 9B Waka kesiswaan Guru Pembantu sarana prasarana, wali kelas 9C Pembina koperasi, wali kelas 9D Pembina UKS/PMR, wali kelas 8D
41
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36. 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Abdul Latif Muslich, S.Pd Munjayanah, S.Pd Sri Hidayati, S.Pd Dra. Arini Dra. Nunuk Samiasih Umar Faruq, S.PdI Miftah Syarifudin, S.Si Dra. Dihliz Zuna’im Mutiah Setyowati, S.Ag Triyanto, S.Pd Heni Haswarini, S.Pd Rita Budiarti, S.Pd Sri Sugiyanti Muhammad Taufiq, S.Pd Nida Usholha, S.Pd Muhammad Shabirun, S.Pd Siti Riayah, S.Pd Ida Widminingsih, S.Ag Nova Zeni. N, S.PdI Munawar, S.Ag Sri Haryati Drs. Syariful Hadi Dra. Mulyani Feviana Sofia I, S.Pd Lis Arifah, S.Ag Budi Latiful T, SE Atik Prasetyowati, S.Pd Nuning Widyani, S.Pd Zahara Lu’luah, S.Pd Ismiyati, S.PdI Zuli Kurniawa, S.PdI Dra. Ernawati Susanti Henry Johan Sutanti, SH Shofiyah Sulimah Erniyati M. Arif Rahman Yuliastuti, P. SE Siti Sufrotun
Pembina lab. IPA, wali kelas 9D Pembina keterampilan, wali kelas 8A Pembina olahraga, wali kelas 8F Wali kelas 8C Pembantu kurikulum, guru BK Pembina pramuka, wali kelas 9F Wali kelas 9A Wali kelas 8G Guru Pembina kesenian, wali kelas 7B Guru Guru BK Guru Guru BK, wali kelas 7G Pembina pramuka Pembina pramuka Wali kelas 7F Wali kelas 7C Guru Wali kelas 7° Wali kelas 8B Pembina lab. Komputer, wali kelas 9B Wali kelas 8E Guru BK Guru Guru Pembina lab. Bahasa Wali kelas 7E Guru Guru Guru Pembina pramuka Ka. Urs. Tata Usaha Bendahara pengeluaran Petugas koperasi siswa Pembantu urs kepegawaian dan administrasi umum (ATK) Urs. Kepegawaian, inventaris barang Pembantu bend. Komite/BOS, pembuat daftar gaji Petugas adms. Umum kerasipan, pengajaran
42
52 53 54 55 56 57 58
Wachyu Nuseno Pemb. Bend. Peng, SPM, SAKPA, USK PB Zahroni Petugas perpustakaan, jaga malam dan kebersihan Syarufuddin Sena A,S.Hi Pemb. Bend. Komite/BOS, pemb. Adms. Umum Ari Suryani Petugas koperasi Khundori Pemb. Umum, kebersihan dan penjaga malam Sugeng Purnomo Petugas perpustakaan, jaga malam dan kebersihan Suparno Satpam dan jaga malam 6. Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 Tabel 3.2 Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas
L 20 20 20 16 20 22 18
VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G Jumlah 8 VIII A 14 9 VIII B 24 10 VIII C 16 11 VIII D 20 12 VIII E 14 13 VIII F 22 14 VIII G 14 Jumlah 15 IX A 13 16 IX B 15 17 IX C 20 18 IX D 24 19 IX E 16 20 IX F 17 21 IX G 18 Jumlah Jumlah Keseluruhan
Jumlah Siswa P Jumlah 21 41 22 42 20 40 24 40 20 40 18 40 14 32 275 28 42 18 42 25 41 20 40 18 32 18 40 18 32 269 22 35 20 35 16 36 12 36 20 36 18 35 19 27 240 784
43
7. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak wajib untuk diikuti, karena hanya merupakan tambahan dan waktu pelaksanaannya di luar jam belajar, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah kegiatan ekstrakurikuler di Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga : -
Kepramukaan
-
PMR
-
Kesenian
-
Olahraga
-
Ketrampilan atau menjahit
-
Komputer
8. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat penting dan utama, fasilitas di MTs N Salatiga cukup lengkap, yaitu : Tabel 3.3 Daftar sarana dan prasarana MTs N Salatiga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Ruang Kelas Ruang Kantor/TU Ruang Kepala Ruang Guru Ruang Perpustakaan Ruang Lab. Komputer Ruang Lab. IPA Ruang Lab. Bahasa Ruang Keterampilan Ruang Aula
Lokal 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
44
11 12 13 14 15 16 17
Ruang Mushola Ruang UKS Ruang/Upacara Ruang Musik Ruang Koperasi Ruang Kantin Ruang Satpam
1 1 1 1 1 2 1
9. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga Struktur organisasi MTs Negeri Salatiga berdiri diri dari kepala sekolah, terletak paling atas menduduki jabatan sebagai pemimpin. Kepala sekolah berkoordinasi dengan komite sekolah, selain itu dalam menjalankan tugas akademiknya, kepala sekolah dibantu oleh beberap wakil kepala sekolah (wakasek) yang bekerja sesuai bidangnya masingmasing. Seorang koordinator BK, Wakasek Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga terbagi kedalam 4 wakasek yaitu wakasek kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan humas. Sedangkan untuk tugas administrasi, kepala sekolah dibantu oleh koordinator administrasi atau tata usaha. Adapun mengenai bagan struktur berada dalam lampiran.
B. Penyajian Data Dalam pengumpulan data pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah. Penulis menggunakan teknik angket, jumlah pertanyaan dalam angket yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, terdiri dari 20 pertanyaan dengan rincian sebagai berikut :
45
a. 10 pertanyaan untuk perlakuan orang tua di rumah b. 10 pertanyaan untuk konsentrasi belajar di sekolah Untuk memudahkan penganalisisan dari 20 item pertanyaan, maka setiap dari 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A diberi nilai 3 b. Alternatif jawaban B diberi nilai 2 c. Alternatif jawaban C diberi nilai 1 Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan data mentah sebagai berikut : 1. Daftar nama responden Dalam daftar responden yang dijadikan objek penelitian adalah siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga kelas VIII. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 Daftar Nama Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Sholeh Nur Udin Joko Susanto Safira Yuniar Kiranadewi Indah Hermawati Fachrida Destiana Wardani Siti Fathimatuz Zahrot Muhammad Sofi’udin Eki Supriyati Zulfi Restu Nugraini Fitri Rohmah Nur Fauzi Evanda Y.A Amalia Latifatuzzahro Febriana Novia Dewi Amalia Fitri Damayanti
Kelas VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII B VIII B VIII B VIII B
46
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Dina Alisa Kamala Nur Ilya Silviana Dinia Sari Ivan Widya Pratama Umi Nurjanah Arifin Yuni Sariningsih Prameswari Ayu M.D Rahma Danik Siwi Rahayu Sukri Hidayati Reyna Surya Maulidina Elfina Ermawati Ahla Wulan Farihah Wahyu Aji Fatma Dewi Maryam Bilqis Anjani Dita Ayu Fitriany Noviya Sari Sausan Aida Kurnia Melinda Aliffia Ayunina Nurul Fatimah Nadia Sela Awalina Lorena Rosita Sari Grifma Lilin Nihayati Johan Al Akbar Muhammad Haidar Aqimudin Cholista Aulia Firdha Trimurti Bella Rosita Wardhani Deni Ulin Naim Erlin Fidahunafa Rina Widia Ningrum Desti Rosida Dewi Utami Ahmad Zuhuri Nur Adkhatul Saudah Aindana Zulfa Fatwa Putri Mahardika Putrilia Puspitasari Freski Nugroho
VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII B VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII C VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII E VIII F VIII F VIII F VIII F
47
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Dina Hidayati Maulida Pangastuti Mei Vita Hasti Liana Fikri Hakim Alif Malik Budiyono Heri Purnomo Zakaria Siregar Anna Zilda Rosa Nurul Mazaya Al Husna Fadhila Surya Layli Maulida Nauli Rizgy Nurul Huda Ifan Risky Anugera Bagus Pratama
VIII F VIII F VIII F VIII F VIII F VIII F VIII G VIII G VIII G VIII G VIII G VIII G VIII G VIII G
2. Data tentang jawaban angket perlakuan orang tua di rumah Adapun hasil penyebaran angket perlakuan orang tua di rumah dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.5 Jawaban Angket Perlakuan Orang Tua di Rumah No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 A B A B A A B B A A B B A
2 A A B A A A B B A B A B A
3 A B B B B B B B C B A A B
Nomor Item 4 5 6 B A A A C B A A B B C B A C A A C C A C A A A A A C C A B A A A C A C B A A A
7 A A A A A A A A A A A A A
8 A C A B A B A C A A B A A
9 A A B A B A A B C B B A B
10 A A A A A A A A A A A A A
48
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
A B A B B A A B B A A B A B A B B B A A B B B B B B A B B B A B B B B B B B A
A A A A A B A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A B B B A B A A A B A A A
B B B B B A B A A A B B A B B B B A B A B B B A B B B B B B B B B B B B B B B
C A A A A A A A A A B B C A A A A A A A A A B A B A A A A A A A A A A A A A A
C C C C A B A B B A C C A C A A C A A B A A A C A A A A C A A C C A A C A C C
C C B A A A A A A A A A C B B A A C A B A C A A A A A C A C C C C A A C C A A
A A A A B A B A A B A A A C B A A A A A A A A A A B A A C A A C A A A A C C A
C A A B A A A A A A B B A B A B C A A A B B B A A A A B A A A B B B A B C C A
B A A B A B B A A B A A A B A A A A B A A B B A B A A A B B A B B B B B B A B
A C A A A A A B B A C C B A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A C A A A
49
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
B B B B B B B A B A B B A A A A
A A C A A A A B A B A A A B B A
B B B A B B B A B B B B B B A B
A A C A A A A A A A A A A B C A
C C C C C C A B A C C C A A C B
B A A B A B A A B A B A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A B
A B B A A A A A A A A C B B B A
B A B A A A B A A B B B A A A A
C A A C C A A A A A A A B B A A
3. Data tentang jawaban angket konsentrasi belajar Adapun hasil penyebaran angket tentang konsentrasi belajar di sekolah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.6 Jawaban Angket Konsentrasi Belajar di Sekolah No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 A A A A A A A A A A A
2 B A A A B B A B B A A
3 B B A A B A A B B B B
Nomor Item 4 5 6 A A A B A A A A A B A A B A A B A A B A A B A A B A A A A A A B A
7 A A A A A A A A A B B
8 A A B A B B B B B A A
9 A A A A A A A A A A A
10 B B A B A B A A B A A
50
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
A A A A A A A A A A A A B A A B B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A B B B A A B B A B A B B A A A B B B B B B B B A B B A B B A A A B B B B B B
A A B B B B B B B B A B B A B A B B B B B B A A B B A A B A B B C A B A B B B
A A A A B A B A A B B B A A A A B B B A A B B A A B A A A B B B A B B A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A B A A A A A A A
B A A A A A A A A A A A A A A A A C C A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A B B A A A B A B A B B A B A B A B A A B A A A A A A A B B B B A B B B B A
A A A A A A A A B A B A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A B A A A A
A A A B B B B A A A A B B B B A B A A B A A B A B A A B B B B B B A B B B B B
51
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
B B A A A A A A A A A A A A A A A A
B B B A B B B B A A B A B B B A B A
B B B B B B A B B B A B A B A B B A
B B B B B B A B A A A B A B B B A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A B A A A A B A A B
A A A C A A A A A A A A A A A A A A
B B A A B B A B B B B A A B A B B B
C A A A A A A A A B A A A A A A B B
B B B A B B A B A A B B B B A A A A
52
BAB IV ANALISA DATA
A. Analisis Deskriptif Setelah seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengkalsifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana di bawah ini : 1. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 2. Untuk mengetahui bagaimana konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri tahun 2011 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011. Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus persentase sebagai berikut : P=
F x 100% N
Keterangan : P = persentase F = frekuensi N = jumlah sampel
51
53
Sedangkan untuk tujuan yang ketiga penulis menggunakan rumus proportional product moment, sebagai berikut :
rxy =
{N ∑ x
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y ) 2
}{
− (∑ x ) N ∑ y 2 − (∑ y ) 2
2
}
Keterangan : rxy = koefisien korelasi x2 = jumlah kuadrat x y2 = jumlah kuadrat y ∑ x = jumlah skor total x ∑ y = jumlah skor total y N
= jumlah sampel yang diteliti
1. Analisis data perlakuan orang tua di rumah Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket perlakuan orang tua di rumah b. Mempresentasikan jawabannya c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden. Di bawah ini adalah tabel Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang perlakuan orang tua di rumah.
Tabel 4.1 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Perlakuan Orang Tua di Rumah No.Responden 1
Jawaban A B C 9 1 -
3 7
Nilai 2 2
1 -
Total Nominasi 29
A
54
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
5 6 5 7 6 6 5 6 6 6 6 8 4 5 7 5 7 7 7 5 7 8 5 6 7 3 7 7 6 8 7 8 7 5 5 8 6 7 9
3 4 4 2 2 3 4 4 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 5 3 2 3 3 1 5 3 3 2 1 3 2 3 4 5 1 4 3 1
2 1 1 2 1 1 4 1 1 4 3 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 -
15 18 15 21 18 18 15 18 18 18 18 24 12 15 21 15 21 21 21 15 21 24 15 18 21 9 21 21 18 24 21 24 21 15 15 24 18 21 27
6 8 8 4 4 6 8 8 6 6 4 4 4 4 8 6 6 6 10 6 4 6 6 2 10 6 6 4 2 6 4 6 8 10 2 8 6 2
2 1 1 2 1 1 4 1 1 4 3 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 -
23 26 24 26 24 25 24 2 26 25 25 28 20 22 26 24 27 27 27 25 27 28 23 25 25 21 27 27 24 27 27 28 27 24 25 27 26 27 29
B A B A B B B B A B B A C B A B A A A B A A B B B C A A B A A A A B B A A A A
55
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
5 4 5 8 1 4 6 7 2 4 5 7 4 6 3 6 6 6 7 8 7 6 5 5 5 5 6 7
4 4 4 1 6 4 4 3 5 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 5 2 3
1 2 1 1 3 2 3 3 3 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 -
15 12 15 4 3 12 18
8 8 8 2 12 8 8
6 12 15 21 12 18 9 18 18 18 23 24 21 18 15 15 15 15 18 21
10 6 4 4 8 6 8 4 4 6 6 4 6 6 8 6 6 10 4 6
1 2 1 1 3 2 3 3 3 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 -
24 22 24 27 18 22 26 27 21 21 22 26 22 25 20 24 24 25 27 28 27 25 24 23 27 25 24 27
A B B A C B A A C C B A B B C B B B A A A B B B A B B A
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus : i=
(X t − X r ) + 1 Ki
Keterangan : i
= interval
56
Xt = nilai tertinggi Xr = nilai terendah Ki = kelas interval Dari data hasil angket perlakuan orang tua di rumah dapat diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 18 dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu : i=
=
(X t − X r ) + 1 Ki
(29 − 18) + 1 3
=
11 + 1 3
=
12 3
= 4 Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau dikategorikan dalam variasi baik, cukup dan kurang yaitu sebagai berikut : 1. Untuk kategori baik dengan nominasi B, mendapat nilai antara 26–29 2. Untuk kategori cukup dengan nominasi B, mendapat nilai antara 22–25 3. Untuk kategori kurang dengan nominasi B, mendapat nilai antara 1821 Untuk lebih jelsnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :
57
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Perlakuan Orang Tua di Rumah Kategori perlakuan orang tua 1. Baik 2. Cukup 3 Kurang Jumlah responden No
Interval
Nominasi
Frekuensi
26 – 29 22 – 25 18 – 21
A B C
30 32 6 68
Kemudian di cari tingkat persentase pada perlakuan orang tua di rumah, dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut : P=
F x 100% N
Keterangan : P = persentase F = frekuensi N = jumlah responden 1. Untuk kategori baik tentang perlakuan orang tua di rumah, ada 3 responden : P=
F x 100% N
=
30 x 100% 68
= 44,1% = 44% 2. Untuk kategori cukup tentang perlakuan orang tua di rumah, ada 32 responden : P=
F x 100% N
58
=
32 x 100% 68
= 47% 3. Untuk kategori kurang tentang perlakuan orang tua di rumah, ada 6 responden : P=
F x 100% N
=
6 x 100% 68
= 8,8% = 9% Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Perlakuan Orang Tua di Rumah Kategori No perlakuan orang tua 1. Baik 2. Cukup 3 Kurang Jumlah responden
Interval
Nominasi
Frekuensi
Prosentase
26 – 29 22 – 25 18 – 21
A B C
30 32 6 68
44% 47% 9% 100%
Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwa perlakuan orang tua di rumah mempunyai 3 kategori, yaitu kategori baik, 44% dengan jumlah 30 responden, kategori cukup 47% dengan jumlah 32 responden dan kategori kurang 9% dengan jumlah 6 responden.
59
Dengan demikian, pernyataan di atas menjawab tujuan yang pertama yaitu ”untuk mengetahui bagaimana perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011”. 2. Analisis data konsentrasi belajar di sekolah Untuk mengetahui tentang konsentrasi belajar di sekolah, maka langkah yang diambil adalah sebagai berikut : a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket konsentrasi belajar di sekolah b. Mempresentasikan jawaban c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden Di bawah ini adalah tabel daftar nilai distribusi frekuensi tentang konsentrasi belajar di sekolah. Tabel 4.4 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Konsentrasi Belajar di Sekolah No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A 6 7 9 8 6 6 8 5 5 8 7 9 9
Jawaban B C 4 3 1 2 4 4 2 5 5 2 3 1 1 -
3 18 21 27 24 18 18 24 15 15 24 21 27 27
Nilai 2 8 6 2 4 8 8 4 10 10 4 6 2 2
1 -
Total Nominasi 26 27 29 28 26 26 28 25 25 28 27 29 29
B A A A B B A B B A A A A
60
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
7 6 7 8 6 7 8 6 8 5 5 9 7 8 4 6 5 7 8 6 7 9 8 7 9 8 6 6 6 5 7 8 3 7 6 4 7 3 5
3 4 3 2 4 3 2 4 2 5 5 1 3 2 6 3 4 3 2 4 3 1 2 3 1 2 4 4 4 5 2 2 6 3 4 3 3 6 5
1 1 1 1 3 1 -
21 18 21 4 18 21 24 18 24 15 15 27 21 24 12 18 15 21 24 18 21 27 24 21 27 24 18 18 18 15 21 24 21 18 12 21 9 15
6 8 6 4 8 6 4 8 4 10 10 2 6 4 12 6 8 6 4 8 6 2 4 6 2 4 8 8 8 10 4 4 12 6 8 6 6 12 10
1 1 1 1 3 1 -
27 26 27 28 26 27 28 26 28 25 25 29 27 28 24 24 24 27 28 26 27 29 28 27 29 28 26 26 26 25 26 28 22 27 26 21 27 22 25
A B A A B A A B A B B A A A B B B A A B A A A A A A B B B B B A C A B C A C B
61
53 6 4 18 8 26 B 54 7 2 1 21 4 1 26 B 55 5 5 15 10 25 B 56 5 5 15 10 25 B 57 1 27 2 29 A 58 5 5 15 10 25 B 59 8 2 24 4 28 A 60 6 4 18 8 26 B 61 7 3 21 6 27 A 62 7 3 21 6 27 A 63 8 2 24 4 28 A 64 5 5 15 10 25 B 65 7 3 21 6 27 A 66 7 3 21 6 27 A 67 6 4 18 8 26 B 68 7 3 21 6 27 A Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus : i=
(X t − X r ) + 1 Ki
Keterangan : i
= interval
Xt = nilai tertinggi Xr = nilai terendah Ki = kelas interval Dari data di atas hasil angket konsentrasi, belajar di sekolah dapat diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 21 dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu :
62
i=
(X t − X r ) + 1
=
=
Ki
(29 − 2) + 1 3 8 +1 3
=3 Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau dikategorikan dalam variasi baik, cukup dan kurang, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk kategori baik dengan nominasi A, mendapat nilai antara 27–29 2. Untuk kategori cukup dengan nominasi B, mendapat nilai antara 24–26 3. Untuk kategori kurang dengan nominasi C, mendapat nilai antara 21– 23 Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Konsentrasi Belajar di Sekolah Kategori konsentrasi belajar 1. Baik 2. Cukup 3 Kurang Jumlah responden No
Interval
Nominasi
Frekuensi
27 – 29 24 – 26 21 – 23
A B C
26 29 3 68
Kemudian dicari tingkat persentase pada konsentrasi belajar di sekolah, dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut : P=
F x 100% N
63
Keterangan : P = persentase F = frekuensi N = jumlah responden 1. Untuk kategori baik tentang konsentrasi belajar di sekolah, ada 36 responden : P=
F x 100% N
=
36 x 100% 68
= 52,91% = 53% 2. Untuk kategori cukup tentang konsentrasi belajar di sekolah, ada 29 responden : P=
F x 100% N
=
29 x 100% 68
= 42,65% = 43% 3. Untuk kategori kurang tentang konsentrasi belajar di sekolah, ada 3 responden : P=
F x 100% N
=
3 x 100% 68
64
= 4,4% = 4% Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Konsentrasi Belajar di Sekolah Kategori No perlakuan orang tua 1. Baik 2. Cukup 3 Kurang Jumlah responden
Interval
Nominasi
Frekuensi
Prosentase
27 – 29 24 – 26 21 – 23
A B C
36 29 3 68
53% 43% 4% 100%
Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwa konsentrasi belajar di sekolah mempunyai 3 kategori, yaitu kategori baik 53% dengan jumlah 36 responden, kategori cukup 43% dengan jumlah 29 responden dan kategori kurang 4% dengan jumlah 3 responden. Dengan demikian, pernyataan di atas menjawab tujuan yang kedua yaitu ”untuk mengetahui bagaimana konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga”.
B. Pengujian Hipotesis Pada bagian ini, penyusun melakukan data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya yaitu ”ada pengaruh yang positif antara perlakuan orang tua di rumah terhadap
65
konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011”. Terlebih dahulu penyusun mencari ada tidaknya pengaruh antar variabel x dan y dengan menggunakan rumus korelasi produck moment. Hasil perhitungan akan menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) yang menunjukkan kuat lemahnya pengaruh antar variabel. Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikorelasikan dengan rtabel. Nilai rtabel untuk sampel 68 dan taraf signifikan 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,244 dan 0,317. Jika rhitung > rtabel, berarti ada pengaruh positif antara variabel x dan y. Jika rhitung = 0 maka dikatakan bahwa antara variabel x dan y tidak ada pengaruh sama sekali. Jika rhitung < rtabel, maka pengaruh bersifat negatif. Adapun variabel x dalam penelitian ini adalah perlakuan orang tua di rumah, sedangkan variabel y adalah konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahuh 2011. Di bawah ini merupakan rumus korelasi product moment :
rxy =
{N ∑ x
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y ) 2
}{
− (∑ x ) N ∑ y 2 − (∑ y ) 2
Keterangan : rxy = koefisien korelasi x2 = jumlah kuadrat x y2 = jumlah kuadrat y ∑ x = jumlah skor total x ∑ y = jumlah skor total y N
= jumlah sampel yang diteliti
2
}
66
Untuk menganalisis data dengan rumus tersebut, maka digunakanlah tabel penolong koefisien korelasi sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 4.7 Tabel Koefisien Pengaruh Perlakuan Orang Tua di Rumah terhadap Konsentrasi Belajar di Sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
X 29 23 26 24 26 24 25 24 22 26 25 25 28 20 22 26 24 27 27 27 25 27 28 26 25 25 21 27
Y 26 27 29 28 26 26 28 25 25 28 27 29 29 27 26 27 28 26 27 28 26 28 25 25 29 27 28 24
x2 841 529 676 579 676 576 625 484 484 676 625 625 784 400 484 676 576 729 729 729 625 729 784 529 625 625 441 729
y2 729 729 841 784 676 676 784 625 625 784 729 841 841 729 676 729 784 676 729 784 676 784 625 625 841 729 781 576
xy 754 621 754 672 676 624 700 600 550 728 675 725 812 540 572 702 672 702 729 756 650 756 700 575 725 675 616 576
67
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
27 24 27 27 28 27 24 25 27 26 27 29 24 22 24 27 18 22 26 27 19 21 22 26 22 25 20 24 24 25 27 28 27 25 24 23 27 25 24
25 24 27 28 26 27 29 28 27 29 28 26 26 26 25 26 28 22 27 26 21 27 22 25 26 26 25 25 29 25 28 26 27 27 28 25 27 27 26
729 576 729 729 784 729 576 628 729 676 729 841 576 484 576 729 324 484 676 729 361 441 484 676 784 625 400 576 576 625 729 784 729 625 576 529 729 625 576
625 576 729 784 676 729 841 784 729 841 784 676 676 676 625 676 784 484 729 729 441 729 484 625 676 670 625 625 841 625 784 676 729 729 784 625 729 729 676
675 576 729 756 728 729 696 700 729 754 756 754 624 572 600 702 507 484 702 702 399 567 484 650 572 750 500 600 696 625 756 728 729 675 672 575 729 675 624
68
68 Jumlah
27 1694
27 1803
729 42588
729 47995
Dari tabel di atas diketahui ∑ x = 1.694 ∑ y = 1.803 ∑ x2 = 42.588 ∑ y2 = 47.995 ∑ xy = 45.116 N
= 68
Kemudian dimasukkan rumus :
rxy =
=
=
=
=
=
{N ∑ x
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y ) 2
}{
− (∑ x ) N ∑ y 2 − (∑ y ) 2
2
}
68.45.166 − (1694)(1803)
{68.42.588 − (1.694) }{68.47.995 − (1.803) } 2
3.067.888 − 3.054.282
2
(2.895.984 − 2.869.636)(3.263.660 − 3.250.809) 13.606
(26.348)(. 12.851) 13.606 338.598.148 13.606 18401,0366
= 0,7394149 = 0,739
729 45116
69
Dari hasil perhitungan korelasi product moment tersebut menghasilkan rhitung sebesar 0,739. Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan rhitung dengan rtabel. Harga rtabel untuk jumlah responden 68 dan taraf signifikan 5% dan 1% berturut-turut 0,244 dan 0,317. Angka 68 memang tidak tercantum dalam tabel, namun angka tersebut mendekati 65, jadi nilai r product momentnya dianalogikan dan diikut sertakan dengan nilai r product moment dengan jumlah responden 65. Dari uraian di atas terlihat bahwa harga rxy hitung lebih besar dari rxy tabel pad taraf signifikan 5% maupun 1%. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh yang positif antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011” dapat diterima.
C. Pembahasan 1. Perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa kategori variabel perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011, berturut-turut adalah baik (44%) terletak pada interval 26 – 29 dengan responden sejumlah 30 orang, cukup (47%) terletak pada interval 22 – 25 dengan jumlah responden 32 orang
70
dan kurang (9%) terletak pada interval 18 -21 dengan responden sejumlah 6 orang. Dari uraian di atas tentang prosentase masing-masing kategori, terlihat bahwa mayoritas responden berada dalam kategori cukup yakni sebanyak 32 responden (47%) terletak pada interval 22 – 25. Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 berada dalam kategori cukup. Kategori cukup untuk perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 menurut penulis kurang begitu pas sebenarnya, karena keluarga merupakan tempat untuk pertama kalinya seorang anak memperoleh pendidkan dan mengenal nilai-nilai maupun peraturan-peraturan yang harus diikutinya yang mendasari anak untuk melakukan hubungan sosial dengan lingkungan yang lebih luas. Namun dengan adanya perbedaan latar belakang, pengalaman pendidikan dan kepentingan dari orang tua maka terjadilah cara mendidik anak yang berbeda-beda. Seharusnya orang tua lebih memberikan perlakuan yang baik di rumah karena orang tua telah menitipkan anaknya di suatu lembaga yang berlandaskan iman dan taqwa seperti Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga. Menurut penulis, kategori cukup tersebut bisa diperoleh karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang seriusnya sebagian responden dalam mengisi angket perlakuan orang tua di rumah. Meskipun
71
demikian, hasil perhitungan skor angket perlakuan orang tua di rumah tetap bisa membuktikan hipotesis yang telah penulis ajukan. 2. Konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 Mengenai kategori konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 berturut-turut adalah sebagai berikut : baik (53%) terletak pada interval 27 – 29 dengan jumlah responden sebanyak 36 orang, cukup (43%) terletak pada interval 24 – 26 dengan jumlah responden sebanyak 29 orang dan kurang (4%) terletak pada interval 21 – 23 dengan jumlah responden sebanyak 3 orang. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden berada dalam kategori baik, yaitu 53% atau sebanyak 36 responden. Ini berarti bahwa konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 dapat disimpulkan berada dalam kategori baik. Kategori konsentrasi belajar di sekolah ini, menurut penulis sangat wajar, karena dalam dilihat dari jawaban angket konsentrasi belajar di sekolah, siswa menjawabnya dengan perasaan semangat. Faktor yang lain adalah mereka aktif dalam mengikuti pelajaran, mendapat pengaruh yang baik dari teman-temannya serta lingkungan sekolah yang mendukung siswa untuk berkonsentrasi. Jadi sangat wajar kalau konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salataga ini dalam kategori baik.
72
3. Pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011 Telah ditentukan sebelumnya bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan akan dikonsultasikan dengan rtabel. Jika rxy > rtabel, berarti hasil perhitungan korelasi antara variabel x dan y bernilai positif, yaitu ada pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Dari analisis korelasi diketahui sebagai berikut : 1. rxy = 0,739 2. Nilai r product moment pada tabel dengan responden sejumlah 68 orang dan taraf signifikansi 5% adalah sama dengan nilai r product moment dengan responden 65 yaitu 0,244, karena jumlah responden 68 lebih dekat dengan 65 daripada 70 3. Nilai r product moment dengan responden sejumlah 68 orang dan taraf signifikansi 1% adalah sama dengan nilai r product moment dengan responden 68 yaitu 0,317 karena jumlah responden lebih dekat dengan 65 daripada 70. Penulis kemudian mengkonsultasikan nilai rxy dengan nilai r pada tabel. Dari hasil konsultasi tersebut terlihat bahwa rhitung untuk taraf signifikansi 5% maupun 1% lebih besar dari rtabel. Maka dari itu hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua
73
di rumah dengan konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011” dapat diterima. Dengan demikian jelaslah bahwa antara perlakuan orang tua di rumah dan konsentrasi belajar di sekolah itu ada hubungannya yang dapat saling mempengaruhi. Apabila perlakuan orang tua di rumah itu baik, akan baik pula konsentrasi belajarnya.
74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bahwa perlakuan orang tua di rumah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011, dalam kategori cukup dengan nilai antara 2225 mencapai prosentase 27% terdapat 32 siswa, kategori baik dengan nilai antara 26-29 mencapai prosentase 44% terdapat 30 siswa dan kategori kurang dengan nilai antara 18-21 mencapai prosentase 9% terdapat 6 siswa. 2. Kemudian konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011, dalam kategori baik dengan nilai antara 27-29 mencapai prosentase 53% terdapat 36 siswa, kategori cukup dengan nilai antara 24-26 mencapai prosentase 43% terdapat 29 siswa dan kategori kurang dengan nilai antara 21-23 mencapai prosentase 4% terdapat 3 siswa. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua di rumah (variabel X) terdapat konsentrasi belajar di sekolah (variabel Y) pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011.
75
Dari hasil penelitian yang telah dianalisis dengan teknik statistik diperoleh hasil akhir yaitu 0,738 > 0,244 untuk taraf signifikansi 5% dan 0,739 > 0,317 untuk taraf signifikansi 1% yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga.
B. Saran Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh perlakuan orang tua di rumah terhadap konsentrasi belajar di sekolah pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tahun 2011. Maka penulis akan memberikan sumbangan pemikiran berupa saran-saran sebagai berikut: 1. Guru Agar semua guru bekerja sama dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar. 2. Orang Tua Siswa Agar orang tua siswa memperlakukan anaknya dengan cara yang baik dan penuh kasih sayang 3. Siswa Agar siswa meningkatkan prestasi belajarnya dengan cara berkonsentrasi pada pelajarannya.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: Rineka Cipta. Anderson, Roy. 2008. Langkah Pertama Membuat Siswa Berkonsentrasi. Jakarta: PT. Indeks. Arifin. 1977. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: rineka Cipta. Baharudin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar Ruzza Media. Barnadib, Sutari Imam. 1982. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: IKIP. Daradjat, Zakiah. 1979. Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Gunung Agung. Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gie,
The Liang. 1977. Cara Belajar yang Efisien. Yogykarta: Gajah Mada University.
Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Moh Roqib, Nurfuadi. 2009. Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta.
77
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tim Redaksi. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
78
ANGKET PENELITIAN
NAMA
:
KELAS
:
I. PETUNJUK PENGISIAN 1. Angket ini ditujukan kepada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga kelas VIII. 2. Di mohon kepada siswa untuk mengisi (menjawab), benar-benar sesuai dengan keadaan dirinya. 3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a, b atau c).
II. DAFTAR PERTANYAAN A. Perlakuan orang tua di rumah: 1. Setiap malam hari, apakah orang tua anda menanyakan besok pelajarannya apa? a. Menanyakan b. Terkadang menanyakan c. Acuh tak acuh 2. Bagaimana sikap orang tua anda, saat anda pulang sekolah terlambat? a. Memberi hukuman b. Ditanya, kemudian menyuruh istirahat c. Membiarkan saja 3. Saat ada perbedaan pendapat di dalam rumah, apa yang dilakukan orang tua pada anda? a. Memberi kesempatan untuk berpendapat b. Harus ikut pendapat orang tua c. Menyuruh saya diam
79
4. Ketika anda pulang sekolah, kemudian anda pergi bermain, bagaimana sikap orang tua anda? a. Menasehati menyuruh istirahat di rumah b. Mengizinkan anda bermain c. Diam saja 5. Melihat nilai anda bagus, apa yang dilakukan orang tua anda? a. Memberi hadiah b. Diberitakan kepada tetangga c. Diam saja 6. Bagaimana sikap orang tua anda menerima surat panggilan dari sekolah karena prestasi anda kurang baik? a. Membiarkan saja b. Dimarahi c. Memenuhi undangannya 7. Apakah sebelum berangkat ke sekolah anda bersalaman dengan orang tua anda? a. Ya b. Bersalaman kalau tidak tergesa-gesa c. Tidak 8. Bagaimana sikap orang tua anda ketika anda menemui masalah? a. Membantu mengatasinya b. Menyuruh menyelesaikannya sendiri c. Diam saja 9. Bagaimana sikap orang tua anda, saat melihat seragam anda kotor? a. Mencucinya b. Menyuruh anda mencucinya c. Membiarkan saja 10. Apabila nilai anda jelek, bagaimana sikap orang tua anda? a. Memberikan semangat untuk lebih giat belajar b. Biasa saja c. Memarahi
80
B. Konsentrasi belajar di sekolah: 1. Bagaimana sikap anda, pada waktu pembelajaran berlangsung? a. Memperhatikan b. Mengantuk c. Membuat gaduh 2. Bagaimana sikap anda ketika guru anda menyampaikan materi? a. Memperhatikan b. Tetap memperhatikan guru meskipun agak bosan c. Bicara dengan teman 3. Apakah yang anda lakukan ketika belum faham terhadap materi yang disampaikan guru? a. Bertanya pada guru b. Bertanya pada teman c. Acuh tak acuh 4. Jika ada pertanyaan dari guru, apa yang anda lakukan? a. Menjawab dengan percaya diri b. Menjawab dengan ragu-ragu c. Tidak menjawab 5. Jika guru anda memberikan tugas, apa yang anada lakukan? a. Mengerjakan dengan sungguh-sungguh b. Mencontek milik teman c. Tidak mengerjakan
81
6. Apakah anda selalu mencatat materi yang diberikan oleh guru anda? a. Mencatat poin-poin penting b. Meminjam catatan teman c. Tidak pernah mencatat. 7. Jika guru anda keluar kelas sebentar, apa yang anda lakukan? a. Tidak gaduh di kelas b. Mengganggu kelas yang lain c. Tidur 8. Apa yang anda lakukan kalau mendengar suara-suara gaduh? a. Bersikap tenang b. Membiarkan saja c. Ikut membuat suara-suara juga 9. Bagaimana sikap anda, jika guru anda menasehati anda? a. Memahami nasehatnya b. Mendengarkan saja c. Diam pura-pura mendengarkan 10. Bagaimana perasaan anda, saat menghadapai pelajaran hari ini? a. Bersemangat b. Biasa saja c. Malas
82
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Dewi Puspitorini
Jurusan/Progdi :
Tarbiyah PAI NIM
: 11107077
PA
:
Peni
Susapti, M.Si Nama Kegiatan
No
Tanggal Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
1
OSPEK
31 Agustus 2007
Peserta
3
2
Pendidikan dan Latihan Calon
21 September
Peserta
3
Pembina
2007
Sarasehan Bela Negara dan Buka
24 September
Peserta
2
Bersama
2007
Seminar Nasional “Kepemimpinan
23 April 2008
Peserta
6
17 September
Peserta
2
Peserta
2
17 Oktober 2008
Peserta
6
17 November
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
6
3
4
Demokrasi dan Politik Pendidikan untuk Kesejahteraan Rakyat” 5
Publik Hearing I
2008 6
Dialog interaktif “Bela Negara
23 September
untuk Mahasiswa dan Buka
2008
Bersama” 7
Seminar Nasional dan Sarasehan Gubenur Jateng
8
MAPABA PMII
2008 9
Bedah buku “Kaum Muda Mantap
27 November
Masa Depan Indonesia”
2008
10 Seminar dan Silaturahmi Nasional Forum Mahasiswa Syariah seIndonesia
16 Desember 2008
83
11 Seminar Nasional : Pemberontakan
24 Januari 2009
Peserta
6
10 Februari 2009
Peserta
2
14 Februari 2009
Peserta
3
25 Maret 2009
Peserta
2
Perempuan “Kajian Gender dalam Perspektif Islam, Demokrasi dan Budaya” 12 Kuliah Umum dan Dialog “Perkembangan Kerjasama ASEAN bersama Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri Republik Indonesia” 13 Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) 14 Seminar Pembiayaan Pendidikan Kota Salatiga No
Nama Kegiatan
15 Bedah Film “Laskar Pelangi” dan
Tanggal Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
4 April 2009
Peserta
2
22 April 2009
Peserta
6
7 September
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
2
penggalangan dana untuk korban Situ Gintung 16 Seminar Nasinal “Demokrasi, Kepemimpinan Nasional dan Masa Depan Indonesia” 17 Pra DM KAMMI
2009 18 Sarasehan Pendidikan Keagamaan “Peran Pendidikan Keagamaan
9 September 2009
dalam Meningkatkan Spiritualitas, Intelektual dan Moralitas Bangsa” 19 Sarasehan Keagamaan “Optimalisasi Peran Badan Amil Zakat sebagai Upaya Pengentasan
14 September 2009
84
Kemiskinan” 20 Pendidikan dan Latihan Calon
20 Oktober 2009
Panitia
4
12 November
Peserta
2
2 Desember 2009
Peserta
2
3 Desember 2009
Peserta
4
24 Bimbingan baca tulis Al Qur’an
20 Maret 2010
Peserta
3
25 Seminar Nasional “Peran Lembaga
22 Maret 2010
Peserta
6
24 April 2010
Peserta
2
20 Agustus 2010
Peserta
3
Pramuka Pandega ke 17 (PLCPP XIX) 21 Bedah Buku “Perjalanan Panjang Menggapai Iman” 22 Seminar Kebangsaan
2009
“Memperkokoh Kepeloporan Mahasiswa dalam Pembangunan Menuju Kejayaan Indonesia di Pentas Global” 23 Seminar Regional “Modernisasi Pendidikan Islam Berbasis IPTEK”
Publik sebagai Alat Kontrol Pemerintah demi terciptanya Good Governance” 26 Bedah buku “Jalan Cinta Para Pejuang” 27 Praktikum Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam No
Nama Kegiatan
28 Piagam Lomba Cerdas Cermat dan
Tanggal Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
29 Agustus 2010
Panitia
3
20 Februari 2011
Peserta
3
Outbond 29 Praktikum Pelatihan ILAIK Jumlah
95
85
Salatiga, 12 September 2011 Pembantu Ketua
86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Dewi Puspitorini
Tempat/Tgl lahir
: Wonogiri, 13 Desember 1988
Nim
: 11107077
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Warga Negara
: Indonesia
Alamat
: Tegal Jeruk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali
Riwayat Pendidikan : 1. SD N Susiloharjo : Lulus tahun 2001 2. MTs N 1 Boyolali : Lulus tahun 2004 3. MA N 1 Boyolali : Lulus tahun 2007