PENGUATAN PENANAMAN NILAI DEMOKRATIS PADA SISWA-SISWI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PECANGAAN DI BAWU JEPARA
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh ERLINA SAFITRI NIM. 3301411004
JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al-Insyiroh 6-8). Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis (Aristoteles).
Persembahan: Alhamdulillah, karya sederhana ini saya persembahkan kepada : Kedua orang tua saya tercinta “Bapak H.Muhdi dan Ibu
Hj. Sulastri”. Terimakasih atas keringat dan doa yang engkau curahkan selama ini, serta kasih sayang yang tak mungkin tergantikan. Kedua adik saya “Denny Saifun Nuha dan M. Robby
Agus Setiawan”. Terimakasih atas semangat dan motivasi yang diberikan.
v
PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penguatan Penanaman Nilai Demokratis Pada Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Pecangaan Di Bawu Jepara”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2.
Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
3.
Drs. Slamet Sumarto, M.Pd., Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
4.
Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc., Dosen pembimbing I, yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.
5.
Dr. Eko Handoyo, M.Si., Dosen pembimbing II, yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan petunjuk serta dorongan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6.
Kepala MTs N Pecangaan di Bawu Jepara yang telah berkenan memberikan izin untuk bisa mengadakan penelitian di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara.
7.
Wakil kepala madrasah, Guru PPKn, Pembina OSIS, Pembina PMR dan siswasiswi MTs N Pecangaan di Bawu Jepara yang telah membantu, dan memfasilitasi selama penelitian berlangsung.
8.
Orang tua saya serta kedua adik saya yang telah memotivasi dan mendoakan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. vi
vii
SARI Safitri, Erlina. 2015. “Penguatan Penanaman Nilai Demokratis Pada Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyan Negeri Pecangaan Di Bawu Jepara”. Skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc. Pembimbing II Dr. Eko Handoyo, M.Si. 102 halaman. Kata kunci: Penguatan, Penanaman, Nilai demokratis Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamatkan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang harus menjiwai semua bidang pembangunan. Dalam ranah demokrasi, nilai-nilai demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia merupakan penegasan dari sila-sila yang terdapat dalam pancasila. Namun, kini nilai-nilai demokratis mulai memudar dalam diri masyarakat. Masyarakat Indonesia yang terbiasa sopan dan santun dalam berperilaku dan melaksanakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan masalah, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi homogen kelompok-kelompok yang saling mengalahkan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan. Tujuan penelitian : 1) untuk mengetahui bentukbentuk penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara, 2) untuk mengetahui penguatan penanaman niali demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. Subjek penelitian adalah kepala madrasah, pengurus OSIS, pengurus PMR, guru PPKn dan para siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah adalah observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: bentuk penguatan penanaman nilai demokratis di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara melalui dua kegiatan yaitu intrakurikuler (PPKn) dan ekstrakurikuler (OSIS, PMR). Dalam kegiatan intrakurikuler (PPKn) guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran serta menanamkan nilai-nilai demokratis dalam pembelajaran, meliputi (1) nilai komitmen dan tanggung jawab, (2) nilai kerjasama, (3) nilai bebas berpendapat dan menghormati kebebasan, (4) nilai memahami keanekaragaman. Dalam kegiatan ektrakurikuler OSIS yaitu kegiatan menabung suara dan kitobah, sedangkan dalam kegiatan PMR dengan adanya seminar. Penguatan penanaman nilai demokratis dalam
viii
hal perencanaan dengan guru membuat perencanaan pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan media. Dalam pelaksanaan kegiatan intrakurikuler guru mengimplementasikan RPP yang di buat. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Dalam kegiatan ekstrakurikuler OSIS adanya pemilihan umum ketua OSIS secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Evaluasi pembelajaran guru menggunakan penilaian sikap selama proses belajar mengajar dan penilaian dalam ulangan baik lisan maupun tertulis. Saran yang dapat peneliti berikan terkait hasil penelitian (1) Untuk kepala Madrasah sebagai supervisi diharapkan dapat lebih mengecek kelengkapan perangkat pembelajaran guru terkait dengan penanaman nilai demokratis di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. (2) Untuk guru diharapkan dapat mengatur dan melaksanakan penanaman nilai-nilai demokratis baik di dalam kelas maupun di luar kelas. (3) Bagi madrasah diharapkan dapat lebih memfasilitasi siswa-siswi dalam melakukan kunjungan ke gedung DPRD terkait dengan penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa.
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………………
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
ii
PENGESAHANKELULUSAN ..................................................................
iii
PERNYATAAN ...........................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
v
PRAKATA....................................................................................................
vi
SARI..............................................................................................................
viii
DAFTAR ISI................................................................................................
x
DAFTAR BAGAN…………………………………………………….......
xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
7
E. Batasan Istilah ....................................................................
8
LANDASAN TEORI A. Nilai Demokratis ..................................................................
10
1. Nilai………. ...................................................................
11
2. Pengertian Demokratis…………… ...............................
12
B. Nilai-Nilai demokrasi ...........................................................
16
C. Prinsip Demokrasi ................................................................
23
D. Konsep Pendidikan Demokrasi……………………………
27
E. Menanamkan Nilai Demokrasi Dalam pembelajaran……. .
29
x
F. Konsep Pembelajaran ...........................................................
32
1. Perencanaan Proses Pembelajaran…………………….
32
2. Pelaksanaan Pembelajaran……………………… .........
34
3. Evaluasi Pembelajaran………………………………. ..
36
G. Kerangka Berpikir…………………………………………. BAB III
BAB IV
37
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ..........................................................
40
B. Lokasi Penelitian ..................................................................
40
C. Fokus Penelitian ...................................................................
41
D. Sumber Data Penelitian ........................................................
41
1. Data Primer .....................................................................
42
2. Data Sekunder .................................................................
43
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ....................................
43
1. Metode Observasi...........................................................
43
2. Wawancara .....................................................................
44
3. Dokumentasi ..................................................................
45
F. Keabsahan Data ....................................................................
46
G. Metode Analisis Data ...........................................................
47
H. Prosedur Penelitian…………………………………………
50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................
51
1. Gambaran Lokasi Penelitian ..........................................
51
2. Gambaran Umum Subjek Penelitian ..............................
61
3. Bentuk-Bentuk Penguatan Penanaman Nilai Demokratis Pada Siswa-Siswi MTs N Pecangaan di Bawu Jepara…………………………………………
xi
62
a.
Intrakurikuler (PPKn)…………………………
63
b.
Ekstrakurikuler (OSIS, PMR)…………….......
71
4. Penguatan Penanaman Nilai Demokratis Pada Siswa-Siswi MTs N Pecangaan di Bawu Jepara dalam Hal Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi……… .......................................................
75
a. Perencanaan Penguatan Penanaman Nilai Demokratis……… .................................................
75
b. Pelaksanaan Penguatan Penanaman Nilai Demokratis……………………………………… .
79
1) Pelaksanaan penguatan penanaman nilai demokratis dalam pembelajaran PPKn ...........
79
2) Pelaksanaan penguatan penanaman nilai demokratis dalam ekstrakurikuler OSIS…….
85
c. Evaluasi Penguatan Penanaman Nilai
B.
Demokratis……………………………… .............
90
Pembahasan ..........................................................................
91
BAB V PENUTUP A. Simpulan ..............................................................................
98
B. Saran .....................................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
100
LAMPIRAN .................................................................................................
102
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1: Kerangka Berpikir…………………………………………..........
39
Bagan 2 :Tahap Analisis Data Miles dan Huberman…………………… ....
49
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1: Daftar Jumlah Peserta Didik MTs N Pecangaan di Bawu Jepara…
xiv
59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat penetapan dosen pembimbing skripsi Lampiran 2 Surat permohonan survey awal Lampiran 3 Surat ijin penelitian Lampiran 4 Surat keterangan selesai penelitian Lampiran 5 Instrumen Penelitian Lampiran 6 Pedoman wawancara dan hasil wawancara Lampiran 7 Kisi-kisi lembar observasi dan hasil observasi Lampiran 8 Silabus Lampiran 9 RPP Lampiran 10 Media Power Point
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Membahas demokrasi berarti menghadapkan pada suatu kompleksitas permasalahan klasik, fundamental, namun tetap aktual. Dikatakan klasik karena masalah demokrasi sudah menjadi fokus perhatian dalam wacana filsafati semenjak zaman Yunani Kuno, dan telah diterapkan di Polish Atena. Fundamental karena hakikat demokrasi menyentuh nilai-nilai dasar kehidupan tentang apa dan bagaimana sistem kehidupan itu akan dipergunakan dimana manusia sendiri menjadi subjek dan sekaligus dijadikan objeknya. Aktual karena dewasa ini demokrasi menjadi setiap dambaan setiap bangsa dan negara untuk menerapkannya, termasuk bangsa Indonesia dalam era reformasi ini (Suyahmo, 2014: 1). Demokrasi memang merupakan suatu kerja kultural, sosial, dan politik sekaligus, tetapi demokrasi juga merupakan perkara membangun sikap mental, spirit, yang merupakan nilai dari demokrasi itu sendiri semisal kesamaan, toleransi, dan kebebasan. Demokrasi memang bersangkutan dengan nilai kebebasan, tetapi kebebasan yang berlandaskan dengan sesuai peraturan yang telah berlaku.
1
2
Negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang menekankan pada kepentingan rakyat, seperti halnya konsep demokrasi menurut Abraham Lincoln. Hakikat demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Government of the people, by the people, and for the people) (Zamroni, 2013 : 11). Hal tersebut juga tercantum dalam konstitusi negara Indonesia yaitu pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “ Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang”. Konsep tersebut sudah jelas bahwa rakyat mempunyai kedaulatan dan pemerintahlah yang menjalankan apa yang menjadi kehendak atau keinginan rakyat. Disamping itu, corak khas demokrasi di Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yang dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar. Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamatkan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang harus menjiwai semua bidang pembangunan. Dalam ranah demokrasi, nilai-nilai demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia merupakan penegasan dari sila-sila yang terdapat dalam pancasila. Namun, kini nilai-nilai demokratis mulai memudar dalam diri masyarakat. Masyarakat Indonesia yang terbiasa sopan dan santun dalam berperilaku dan melaksanakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan masalah, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi homogen kelompok-kelompok yang saling mengalahkan.
3
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan. Selama ini pendidikan masih terjebak pada pandangan praktik yang tidak membangun pembelajaran yang memperkaya nilai-nilai kemanusiaan, keluhuran, kejujuran, dan keadaban. Hal itu terbukti dengan masih banyaknya permasalahan-permasalah di negeri ini yang berkaitan dengan nilai karakter (Hanun, 2013). Menurut Zamroni (2013: 33) pendidikan harus mampu melahirkan manusia-manusia yang demokratis. Tanpa manusia-manusia yang memegang teguh nilai-nilai demokrasi, masyarakat yang demokratis hanya akan merupakan impian belaka. Kehidupan masyarakat yang demokratis harus didasarkan pada kesadaran warga bangsa atas ide dan cita-cita demokrasi yang melahirkan kesadaran dan keyakinan bahwa hanya dalam masyarakat yang demokratislah dimungkinkan warga bangsa untuk memaksimalkan kesejahteraan dan kebebasan. Penanaman nilai demokrasi salah satunya dapat dilakukan dengan pendidikan demokrasi pada siswa misalnya melalui pembelajaran di kelas yaitu melalui pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Namun itu dirasa tidaklah cukup, oleh karena itu untuk melengkapi adanya pengaplikasian nilai demokrasi sekolah memberikan wadah adanya organisasi. Organisasi tersebut sebagai tempat bagi para siswa dalam belajar menerapkan perilaku demokrasi seperti yang telah diajarkan di sekolah.
4
Pada prinsipnya, pendidikan demokrasi adalah suatu proses, di mana siswa berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi kehidupan sekolah. Lewat partisipasi ini, para siswa akan berinteraksi dengan guru dan pendidik yang lain untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih baik (Zamroni, 2013: 20). Dalam lingkup nasional, pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana tersurat dalam Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Kementerian Pendidikan Nasional, 2003: 8). Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Pecangaan di Bawu Jepara merupakan lembaga formal yang merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran berbasis agama. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan visi misi yang ditetapkakan. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Pecangaan di Bawu Jepara merupakan salah satu sekolah jenjang menengah pertama yang menonjolkan aspek agama.
5
MTs N Pecangaan di Bawu Jepara terdiri dari kelas reguler dan kelas unggulan. Kelas unggulan merupakan kelas yang benar-benar siswa pilihan, sedangkan kelas reguler merupakan kelas biasa pada umumnya. Tidak dapat dipungkiri, masih ditemukan sebagian siswa MTs N Pecangaan di Bawu Jepara terutama siswa kelas reguler yang perlu mendapatkan penguatan penanaman nilai demokratis. Kenyatannya memang masih dijumpai, misalnya dalam pembelajaran di dalam kelas-kelas tertentu kebebasan berpendapat serta kepercayaan pada siswa masih dibilang rendah, masih dijumpai adanya pengelompokanpengelompokan siswa berdasarkan status sosial, di dalam kegiatan diskusi masih dijumpai adanya siswa yang ingin memaksakan kehendak, serta kerjasama dalam pembelajaran yang masih kurang. Terutama pada siwa kelas VII yang merupakan peralihan dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama. Siswa cenderung masih takut untuk berbicara di depan kelas, kepercayaan diri masih kurang, serta takut untuk menyampaikan pendapatnya karena salah (hasil wawancara dengan guru PPKn, tanggal 7 Januari 2015). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, tidak terlihat adanya kotak saran bagi siswa sebagai tempat menampung aspirasi bagi siswa, sehingga siswa kurang bisa berperan aktif dalam menyampaikan pendapatnya pada madrasah. Dari fakta-fakta di atas, dapat dikatakan bahwa penguatan penanaman nilai demokratis sangat perlu ditanamkan pada siswa MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. MTs N Pecangaaan di Bawu Jepara berusaha menanamkan nilai-nilai religi pada siswa, kemudian membangun fasilitas sekolah yang memadai guna
6
menunjang kegiatan pembelajaran siswa sehingga mencetak lulusan yang berprestasi. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Pecangaan di Bawu Jepara menunjukkan bahwa ketaatan pada agama dan Tuhan sangat penting, namun untuk tanpa mengesampingkan yang menjadi latar negara ini bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, selain mengajarkan materi pembelajaran, nilai-nilai agama yang kuat, dan juga nilai demokratis yang juga penting untuk ditanamkan pada siswa-siswi agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu menunjukkan adanya keseimbangan antara agama dan negara. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan penguatan penanaman nilai demokratis siswa sehingga mendorong saya untuk mengangkat suatu judul “PENGUATAN PENANAMAN NILAI DEMOKRATIS PADA SISWA-SISWI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTs N) PECANGAAN DI BAWU JEPARA”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara? 2. Bagaimanakah penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi?
7
C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Bentuk-bentuk penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. 2. Penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa-siswi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. D. MANFAAT PENELITIAN 1) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai penanaman nilai demokratis di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pecangaan di Bawu Jepara. Berkaca pada teori demokrasi yang sudah ada yang terkait dengan nilai-nilai demokrasi (Suyahmo, 2012: 9-10), penelitian ini dapat menjelaskan cara penguatan penanaman nilai demokratis yang dilakukan oleh MTs N Pecangaan di Bawu
yang diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan. 2) Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, dapat memberikan informasi dan gambaran kepada semua warga sekolah tanpa terkecuali tentang penguatan penanaman nilai demokratis di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pecangaan di Bawu Jepara. b. Bagi guru, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya penanaman nilai demokratis dan mengintegrasikan nilai
8
demokratis dalam kegiatan intrakurikuler yaitu belajar mengajar maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam kaitannya ini adalah OSIS. c. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan dan dapat dijadikan pengalaman sebagai calon pendidik sehingga dapat digunakan bekal saat menjadi pendidik kelak. E. BATASAN ISTILAH Ruang lingkup permasalahan perlu dipertegas agar penelitian lebih terarah, maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini perlu diberi batasan: 1. Penguatan Penguatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menguati atau menguatkan (KBBI, 2008: 746). Yang dimaksud penguatan dalam penelitian ini adalah suatu mempertahankan atau menguatakan yang dilakukan oleh MTs N Pecangaan di Bawu dalam menguatkan nilai demokratis pada siswa. 2. Penanaman Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penanaman adalah proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan (KBBI, 2008: 1392). Yang dimaksud penanaman dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan oleh MTs N Pecangaan di Bawu dalam menanamkan nilai demokratis dalam rangka menumbuhkan dan membentuk kepribadian yang baik pada peserta didik.
9
3. Nilai Nilai adalah (1) harga; (2) angka kepandaian; (3) banyak sedikitnya isi, kadar, mutu; (4) sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan; (5) suatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakikatnya (KBBI, 2008: 963). 4. Demokratis Demokratis adalah bersifat demokrasi, berciri demokrasi (KBBI, 2008: 310). Yang dimaksud demokratis dalam penelitian ini adalah suatu usaha mengetahui kehidupan dalam sehari-hari yang bersifat dan bercirikan demokrasi di MTs N Pecangaan di Bawu Jepara. Penelitian ini mengkaji tentang penguatan penanaman nilai demokratis pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Pecangaan di Bawu. Penguatan dalam hal ini dimaknai sebagai tingkah laku individu yang perlu diperkuat. Penanaman dalam hal ini merupakan proses, dan cara dalam rangka menumbuhkan nilai-nilai demokrasi berdasarkan pada nilai-nilai demokrasi sesuai dengan teori yang ada. Sedangkan demokratis adalah kehidupan yang bersifat demokrasi yang dikaitkan dengan perilaku siswa baik dalam kegiatan pelajaran PPKn (intrakurikuler) dan kegiatan OSIS (ekstrakurikuler). Madrasah Tsanawiyah Negeri Pecangaan di Bawu Jepara merupakan lembaga formal yang merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran berbasis agama.