PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO
SKRIPSI
Oleh: ARDAN ABIDIN 921 409 095
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI 2013
ABSTRACT Ardan Abidin. 2013. “ Accountings System Implemented influence Institution to Financial Statement quality on General Election Commission Gorontalo's province ”, Paper, Studi's program Strata 1 Accounting, Accounting majors, Economic faculty and Business, Gorontalo's Country university. Led by lecturer Sahmin Noholo, SE., MM my interrupts i. Counsellor and lecturer Lukman Pakaya, S. Pd., MSA my interrupts Counsellor II. This research intent to test Accounting System Implement Influence Institution to Financial Statement quality on General Election Commission Gorontalo's province. There is even that as research sample bases sample take tech Purposive sampling as much 18 clerks / respondents. Analisis is research data by use of alasis regression non parametrik (analisis's tech ordinal's regression). Result observationaling to point out that influential institution accounting system implement signifikan to financial statement quality on Province General Election Commission Gorontalo. This appears from respondent estimation result hit Institution Accounting System Implement at General Election Commission (KPU) Gorontalo's province that reaches 87,22%. Such too for Financial Statement quality that at makes for General Election Commission Gorontalo's province that reaches (84,14%). And point Pseudo r Square for ordinal's regression model already dianalisis beginning of 0,277 - 0,384. So influence of Institution Accounting System implement to financial statement quality reaches 38,4%. Meanwhile its rest as big as 61,6% financial statement quality variations are still to be regarded by other variables as internal control and management control. Key word: Institution accounting system, financial statement quality.
ABSTRAK Ardan Abidin. 2013. “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo”, Skripsi, Program Studi Strata-1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibimbing oleh Bapak Sahmin Noholo, SE., MM selaku Pembimbing I dan Bapak Lukman Pakaya, S.Pd., MSA selaku Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo. Adapun yang menjadi sampel penelitian berdasarkan teknik pengambilan sampel Purposive sampling sebanyak 18 pegawai/responden. Analisis data penelitian dengan menggunakan alasis regresi non parametrik (teknik analisis regresi ordinal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem akuntansi instansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo. Ini terlihat dari hasil penilaian responden mengenai Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo yang mencapai 87,22%. Demikian pula untuk Kualitas Laporan Keuangan yang di buat untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo yang mencapai (84,14%). Dan nilai Pseudo R-Square untuk model regresi ordinal yang telah dianalisis mulai dari 0,277-0,384. Sehingga pengaruh dari penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap kualitas laporan keuangan mencapai 38,4%. Sedangkan sisanya sebesar 61,6% variasi kualitas laporan keuangan masih dipengaruhi oleh variabel lain seperti pengendalian intern dan pengendalian manajemen. Kata Kunci:
Sistem akuntansi instansi, kualitas laporan keuangan.
I.
PENDAHULUAN Tata kelola keuangan yang baik merupakan prinsip pokok yang harus
diberlakukan di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Untuk menciptakan tata kelola keuangan yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan UndangUndang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran
2012,
Menteri/Pimpinan
Lembaga
sebagai
Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum merupakan akuntansi
dibawah
Kementerian
Negara/Lembaga
salah satu entitas
yang
berkewajiban
menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksaan anggaran pendapatan belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No 24 tahun 2005, 2005) laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan untuk satu periode pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif yang dikehendaki, adapun karakteristik kualitas laporan keuangan yang perlu diwujudkan dalam memenuhi tujuannya yaitu Dapat dimengerti, relevance, materiality, reliability, faithful representation, subtance over form, neutrality, produence, completeness, dan Comparability. Untuk memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan tersebut di atas, maka Pemerintah Pusat mengembangkan sebuah Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang hasil laporan keuangannya terlebih dahulu akan diperiksa oleh BPK sebelum diserahkan ke DPR. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem Akuntansi Pusat (SAP) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada kementrian negara/lembaga menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK. 05/2007. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian Negara/Ketua Lembaga Teknis yang melakukan pemrosesan data transaksi keuangan baik arus uang maupun barang untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan catatan atas Laporan keuangan. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari dua sub bagian, yaitu Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo khususnya pada Bagian Keuangan dituntut dapat memberikan pelayanan administrasi keuangan kepada seluruh satuan sekretariat dalam lingkungan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo. Apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka akan memberikan dukungan terhadap penyusunan laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) di tingkat KPU Provinsi Gorontalo yang akuntabel dalam mewujudkan Good Governance. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut, sub Bagian Keuangan, Umum dan Logistik mempunyai fungsi: 1. Menghimpun, memahami peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain untuk menunjang pelaksanaan tugas keuangan. 2. Melakukan penghimpunan dan penyimpanan surat-surat keputusan otorisasi, daftar isian penggunaan anggaran (DIPA), petunjuk operasional dan petunjuk teknis pengelolaan keuangan serta bekerjasama dengan Badan Keuangan Provinsi Gorontalo. 3. Melaksanakanya surat-menyurat menyangkut pengelolaan keuangan. 4. Menyiapkan bahan usulan dan proses penghapusan barang/kekayaan milik negara bekerjasama dengan urusan rumah tangga. 5. Menyiapkan bahan penyelesaian masalah perbendaharaan/tuntutan ganti rugi.
6. Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran anggaran. 7. Menyiapkan/menyusun laporan keuangan di tingkat provinsi melalui sistem akuntansi setiap bulan, triwulan, semester dan laporan tahunan. 8. Membuat laporan realisasi anggaran setiap bulan serta mengecek perkembangan kas. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah dijelaskan di atas selama ini sudah berjalan dengan baik, tetapi masih ada kendala dalam penggunaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyajian laporan keuangan. Adapun kendala-kendala yang terjadi adalah keterlambatan dalam proses pembuatan, penyampaian laporan keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) ke KPPN. Hal ini disebabkan karena informasi dan data yang kurang akurat, selain itu juga sering terjadi kesalahan pengimputan data, serta masalah pada Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini adalah administrator yang masi kurang memahami dan kurang menguasai aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) karena tidak berlatar belakang akuntansi. Dengan adanya penerapan Sistem Akuntansi Instansi, maka dalam kualitas laporan keuangan diharapkan sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), akan membantu setiap permasalahan yang biasanya terjadi dan tidak ada lagi keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan maupun kesalahan dalam pengimputan data serta akan membantu mempermudah administrator yang tidak berlatar belakang akuntansi dalam memahami dan menguasai sistem akuntansi instansi pada saat mengoperasikannya. Hal ini dijelaskan dalam keputusan Menteri Keuangan RI No.476/KMK.01/1991 bahwa Sistem Akuntansi Pemerintah adalah sistem akuntansi yang mengolah semua transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah pusat, yang menghasilkan informasi keuangan dan keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun oleh lembaga tingkat manajemen pada pemerintah pusat. Oleh karena itu perlu adanya pemgembangan secara berkelanjutan terhadap sistem yang diterapkan. Bertolak dari kondisi riil tersebut, maka sudah sewajarnya dan merupakan
suatu keharusan bagi sub Bagian Keuangan, Umum dan Logistik Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo untuk memberikan solusi praktis atas kesenjangan tersebut berupa peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia terutama para Pegawai Pengelolaan Keuangan dengan memberikan bimbingan teknis tentang Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) agar menghasilkan Kualitas Laporang Keuangan yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peran Sumber Daya Manusia (SDM) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan pekerjaan, dimana Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten merupakan salah satu asset penting bagi lembaga untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan Sumber Daya Manusia dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan Laporan Keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah. (Warisno, 2008). Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka judul dari proposal penelitian ini adalah
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI
INSTANSI
(SAI)
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO. II. Metode Penulisan Populasi dan Sampel Sugiyono (2012: 215), mengemukan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sumber suatu penyimpulan atas suatu fenomena. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja pada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo dengan jumlah sebanyak 36 orang, sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 3: Daftar Populasi Penelitian No
Bagian
Jumlah (orang)
1
Sekretaris
1
2
Bagian Program, Data, Organisasi dan SDM
10
3
Bagian Hukum, Teknis, dan Hupmas
10
4
Bagian Keuangan
15
Jumlah
36
Sumber : KPU Provinsi Gorontalo, 2013 Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 36 orang maka penulis melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling digunakan karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti (Desi dan Ertambang 2008). Dengan demikian, maka yang menjadi sampel penelitian ini adalah: 1. Sekretaris
1 Orang
2. Kabag Program, Data, Organisasi dan SDM
1 Orang
3. Kabag Hukum, Teknis, dan Hupmas
1 Orang
4. Kabag Keuangan, Umum dan Logistik dan staf pegawai
15 Orang
Jumlah
18 orang
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian maka jumlah responden yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 18 orang dari jumlah keseluruhan populasi. Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk mengetahui data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu ditentukan perlu mengoperasikan variabel-variabel seperti yang telah disebutkan pada latar belakang masalah dan kerangka pemikiran dengan maksud
untuk menentukan indikator-indikator dari variabel-variabel yang bersangkutan sekaligus menentukan instrumen atau pengukuran variabel. Sesuai dengan judul yang di ambil oleh peneliti yaitu Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan, maka terdapat dua variabel yang akan di gunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI), Variabel (X) Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah serangkaian prosedur
manual
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada kementrian negara/lembaga menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK. 05/2007. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). 2) Kualitas Laporan Keuangan, Variabel (Y) Kualitas Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No.71/2010 pasal 6 adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Tabel 2: Operasional Variabel X dan Y Variabel Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (X)
Dimensi 1. Manual
2. Komputerisasi
1. Dokumen penerimaan 2. Dokumen pengeluaran 3. Dokumen persediaan 4. Dokumen kontruksi pengerjaan (Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK. 05/2007.)
Ordinal
Kualitas Laporan keuangan (Y)
Karakteristik Laporan Keuangan
1. Dapa dimengerti 2. Relevance 3. Materiality 4. Reliability 5. Faithful Representation 6. Subtance Over Form 7. Neutrality 8. Produence 9. Completeness 10. Comparability (Sumber: International Public Sector Accounting Standar (IPSAS) No. 1 tahun 2005)
Ordinal
1. 2. 3.
Indikator Tahap Pencatatan Tahap Pengikhtisaran Tahap Pelaporan
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013
Skala Ordinal
Untuk melakukan test masing-masing variabel, maka akan diukur dengan memakai instrumen kuisioner dengan skala Likert. Skala Likert merupakan metode pengukuran sikap terhadap subjek, obyek, atau kejadian tertentu. Teknik skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini memberikan nilai skor pada item pertanyaan. Pemberian skor untuk setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada responden penelitian ini akan mengacu kepada pernyataan Sugiyono (1999: 86-87) bahwa jawaban dari setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif sampai negatif yang dapat berupa kata-kata, kuisioner disusun dengan menyiapkan 5 pilihan. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Survei Dalam teknik ini, peneliti akan melakukan pengamatan langsung ke obyek penelitian untuk mendapatkan dan mencatat data yang diperlukan; 2. Wawancara Suatu teknik yang digunakan dalam memperoleh data dengan memberikan pertanyaan kepada subjek peneliti yaitu Sub Bagian Keuangan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo; 3. Kuesioner Suatu daftar pertanyaan secara tertulis yang disediakan oleh peneliti dan diminta untuk dijawab oleh responden yaitu pegawai pada Sub Bagian Keuangan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo. Metode Analisis Data Regresi nonparametrik merupakan suatu metode statistika yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel respon terhadap variabel prediktor yang tidak diketahui bentuk fungsinya, hanya diasumsikan fungsi smooth (mulus) dalam arti termuat dalam suatu ruang fungsi tertentu, sehingga regresi nonparametrik memiliki fleksibilitas yang tinggi (Eubank, 1988).
Model regresi nonparametrik secara umum dapat disajikan sebagai berikut (Eubank, 1988): Yi=b0 +b1X1+ Ɛi Keterangan: b0
= adalah intercept (titik potong)
b1
= adalah slope (kemiringan) dari garis tersebut
Xi
= adalah peubah bebas
Yi
=
adalah nilai teramati dari peubah Y (Hines dan Montgomery, 1990).
Untuk Mendapatkan Model Regresi non-parametrik meggunakan teknik analisis regresi ordinal. Teknik ini merupakan salah satu jenis analisis statistika nonparametrik. Pemilihan analisis regresi non-parametrik ini didasarkan pada pertimbangan yakni: 1. Skala data penelitian yang berupa skala ukur ordinal (Likert) 2. Jumlah data sampel penelitian yang terlibat hanya sedikti sehingga tidak memenuhi jumlah data minimal untuk penggunaan statistika parametrik Untuk membangun model regresi ordinal yang perlu diperhatikan adalah variabel mana yang harus dimasukkan kedalam model dan memilih fungsi hubungan (misal. logit link atau complemeary link) yang menunjukkan kesesuaian model. Dalam melakukan estimasi model regresi ordinal, terdapat beberapa model yang dapat digunakan. Perbedaan dari model tersebut terletak pada link function yang akan digunakan. Paling tidak terdapat lima jenis link function yang lazim digunakan dalam mengestimasi persamaan regresi ordinal yakni: 1.
Logit Link function yang paling banyak digunakan dalam mengestimasi dan digunakan secara otomatis dalam SPSS disaat melakukan analisis data. Model estimasi untuk link function logit adalah:
( ) = ln
1−
III. Hasil dan Pembahasan Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah sekretari; kepala bagian program, data, organisasi dan SDM; kepala bagian hukum, teknis dan hupmas; dan kepala bagian keuangan, umum dan logistik serta anggotanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan/pernyataan (kuesioner) yakni sebanyak 18 kuesioner yang telah disebarkan langsung pada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo mulai dari tanggal 28 Mei 2013 sampai dengan batas akhir pengambilan koesioner yakni pada tanggal 31 Mei 2013. Data demografi responden
pada tabel 5 di bawah ini
menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan. Adapun rincian informasi umum yang disajikan antara lain usia, jenis kelamin dan pendidikan. Tabel 5: Demografi Responden No 1
2
3
Data responden Jenis kelamin: 1. Laki-Laki 2. Perempuan Usia/Umur: 1. > 50 tahun 2. 40-50 tahun 3. 30-40 tahun 4. < 30 tahun Pendidikan: 1. S2 2. S1 3. D3 4. SMA
Jumlah responden
Presentase %
10 Orang 8 Orang
55,56 % 44,44 %
1 Orang 2 Orang 12 Orang 3 Orang
5,56 % 11,11 % 66,66 % 16,67 %
6 Orang 8 Orang 1 Orang 3 Orang
33,33 % 44,44 % 5,56 % 16, 67 %
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk masing-masing variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Variabel Penerapan Sistem Akuntansi Instansi
Jumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur penerapan sistem akuntansi instansi dalam penelitian ini sebanyak sepuluh pertanyaan. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas seluurh pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 6: Hasil pengujian validitas dan reliabilitas Varibel X Pertanyaan
Nilai r
Keterangan
Item 1
0.517
Valid
Item 2
0.875
Valid
Item 3
0.741
Valid
Item 4
0.785
Valid
Item 5
0.618
Valid
Item 6
0.491
Valid
Item 7
0.754
Valid
Item 8
0.347
Valid
Item 9
0.808
Valid
Item 10
0.834
Valid
Koefisien Reliabilitas
0.874
Reliabel
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013 Berdasarkan 10 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur hal-hal yang berkaitan dengan variabel sistem akuntansi instansi, semuanya telah memiliki koefisien korelasi > 0.3. Adapun untuk koefisien reliabilitas adalah sebesar 0.874. Nilai koefisien reliabilitas ini sudah diatas standar minimal sebesar 0,6. Dengan demikian seluruh pertanyaan yang digunakan telah menunjukkan konsistensi hasil pengukuran.
2. Variabel Kualitas laporan keuangan Untuk variabel kualitas laporan keuangan, jumlah pertanyan yang digunakan sebanyak 11 pertanyaan. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kesepuluh pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 7: Hasil pengujian validitas dan reliabilitas Variabel Y Pertanyaan
Nilai r
Keterangan
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11
0.570 0.636 0.518 0.716 0.737 0.730 0.612 0.740 0.516 0.365 0.760
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Koefisien Reliabilitas
0.827
Reliabel
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013 Berdasarkan 11 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas laporan keuangan, semuanya telah memiliki koefisien korelasi > 0.3. Sedangkan untuk koefisien reliabilitas adalah sebesar 0.827. Nilai koefisien reliabilitas ini menunjukkan hasil pengukuran yang dihasilkan oleh instrumen yang digunakan menunjukkan konsistensi yang cukup baik pada setiap responden. Atau dengan kata lain, persepsi responden mengenai pertanyaan yang digunakan sudah homogen. Deskripsi Variabel 1. Deskripsi Variabel Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Rekapitulasi jawaban responden untuk variabel penerapan sistem akuntansi instansi di KPU Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:
Tabel 8: Deskripsi Variabel Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Variabel
Item
Penerapan Sistem Akuntansi Instansi
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah Skor 2 3 4 0 0 8 0 0 8 1 1 9 1 0 11 0 2 8 0 0 8 0 2 7 0 2 8 0 2 6 0 2 10
5 10 10 6 6 8 10 9 8 10 6
Total Skor Variabel Penerapan Sistem Akuntansi Instansi
Total Skor 82 82 72 76 78 82 79 78 80 76
Skor Ideal 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
91.11 91.11 80.00 84.44 86.67 91.11 87.78 86.67 88.89 84.44
785
900
87.22
%
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013 Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, terlihat bahwa rata-rata pencapaian skor untuk penerapan sistem akuntansi instansi mencapai 87,22%. Ini menunjukkan bahwa responden menilai penerapan sistem akuntansi instansi di kantor KPU Provinsi Gorontalo secara keseluruhan sudah dilaksanakan secara baik. Demikian pula penilaian responden terhadap setiap pernyataan menunjukkan nilai yang sangat baik (di atas 80%). Dengan demikian responden menilai pelaksanaan aspek-aspek yang berkaitan dengan penerapan sistam akuntansi instansi di KPU sudah sangat baik. 2. Deskripsi Variabel Kualitas laporan keuangan Rekapitulasi jawaban responden untuk variabel kualitas laporan keuangan KPU Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:
Tabel 9: Deskripsi Variabel Kualitas laporan keuangan Variabel
Item
Kualitas Laporan Keuangan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah Skor 2 3 4 0 0 10 0 0 10 0 1 10 2 6 6 2 2 11 2 0 10 0 2 6 0 4 7 0 3 7 0 0 12 0 1 12
5 8 8 7 4 3 6 10 7 8 6 5
Total Skor Variabel Kualitas Laporan Keuangan
Total Skor
Skor Ideal
%
80 80 78 66 69 74 80 75 77 78 76
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
88.89 88.89 86.67 73.33 76.67 82.22 88.89 83.33 85.56 86.67 84.44
833
990
84.14
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013 Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, terlihat bahwa rata-rata pencapaian skor untuk kualitas laporan keuangan mencapai 84,14%. Ini menunjukkan bahwa responden menilai kualitas laporan keuangan yang dibuat oleh KPU Provinsi Gorontalo secara keseluruhan sudah sangat baik. Namun demikian, jika dilihat lebih detail lagi, dari 11 pernyataan yang digunakan dalam mengukur kualitas laporan keuangan masih terdapat beberapa pernyataan yang mempunyai skor pencapaian relatif agak rendah (dibawah 80%). Pernyataan yang masih memiliki skor relatif rendah adalah pernyataan nomor 4 mengenai “Informasi yang disusun bebas bias dan kesalahan material” dengan skor pencapaian sebesar 73,33% dan pernyataan nomor 5 mengenai “Informasi mengenai transaksi atau kejadian lainnya disajikan sesuai dengan substansi transaksi dan kejadian lainnya” dengan skor pencapauan sebesar 76,67%.
Analisis Regresi Non Parametrik Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan sistem akuntansi instansi terhadap kualitas laporan keuangan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo digunakan teknik analisis regresi ordinal. Teknik ini merupakan salah satu jenis analisis statistika non-parametrik. 1. Estimasi Model Regresi Non Parametrik Hasil analisis regresi ordinal dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 10: Hasil analisis regresi ordinal Parameter Estimates Estimate Threshold Location
[Y = 4.00] 13.029 X 2.708
Std. Error
Wald
6.026 1.282
4.675 4.460
Link function: Logit.
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013 Berdasarkan hasil analisis di atas maka model regresi antara penerapan sistem informasi keuangan daerah dengan kualitas laporan keuangan adalah sebagai berikut: =
,
+ ,
Berdasarkan model regresi di atas diketahui bahwa koeifisien regresi untuk variabel penerapan sistem akuntansi instansi bertanda positif, ini menunjukkan terdapat pengaruh penerapan sistem akuntansi instansi terhadap kualitas laporan keuangan. Dengan kata lain jika penerapan sistem akuntansi instansi semakin baik maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih baik pula. 2. Pengujian Model Regresi Analisis regresi selain digunakan untuk melihat pengaruh juga digunakan untuk membuat model prediksi dari variabel-variabel yang diamati. Untuk itu sebelum digunakan dalam pengambilan keputusan, model yang diperoleh terlebih dahulu harus diuji kebaikannya (goodness of fit). Untuk analisis regresi ordinal, pengujian model regresi dimaksudkan untuk menguji apakah model link function
yang dipilih telah sesuai dengan data atau tidak. Tahapan pengujian kebaikan model regresi adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Hipotesis Ho
: 0 1 0 (seluruh koefisien regresi dalam model tidak
signifikan
(model tidak cocok dengan data) H1
: Minimal satu koefisien regresi signifikan (model cocok dengan data)
2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji Dalam melakukan uji kebaikan model regresi ordinal digunakan test parallel lines dengan uji Chi-Square 4. Penentuan Kriteria uji Penentuan kriteria uji didasarkan pada perbandingan antara nilai Chi-Square hitung yang diperoleh dengan Chi-Square tabel. Jika nilai Chi-Square hitung lebih besar dari Chi-Square tabel maka Ho ditolak, dan jika nilai Chi-Squae hitung lebih kecil dari nilai Chi-Square tabel maka Ho diterima. Kriteria pengujian juga bisa menggunakan perbandingan antara nilai signifikansi dengan nilai alpha yang digunakan. Jika nilai siginifikansi yang diperoleh lebih besar dibandingkan nilai alpha maka Ho diteria. 5. Kesimpulan Hasil pengujian dengan menggukan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 11: Hasil pengujian model regresi Model Fitting Information Model
-2 Log Likelihood
Intercept Only
10.259
Final
4.431
Link function: Logit.
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013
Chi-Square
df
Sig.
5.828
1
.016
Berdasarkan hasil di atas didapat nilai Chi-Square hitung sebesar 5,828. Adapun nilai Chi-Square tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas pembilang (df1) sebesar k =1 adalah sebesar 3,841. Jika nilai Chi-Square hitung yang diperoleh dibandingkan dengan kedua nilai Chi-Square, maka nilai Chi-Square hitung lebih besar dari nilai Chi-Square tabel pada tingkat signifikansi 5%. sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemilihan model link function telah cocok dengan data. Atau dengan kata lain model regresi yang diperoleh telah signifikan. 3. Pengujian Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Setelah pengujian model dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan pengujian signfikansi pengaruh dari variabel X (penerapan sistem akuntansi instansi) terhadap variabel Y (kualitas laporan keuangan). Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Hipotesis Ho : β = 0 (penerapan sistem akuntansi instansi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo) H1 : β ≠ 0 (penerapan sistem akuntansi instansi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo) 2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji Pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik wald yang berdistribusi chisquare. 4. Penentuan Kriteria uji Kriteria pengujiaannya adalah tolak Ho jika nilai Wald lebih besar dari nilai chisquare pada tingkat kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) sebesar 1. 5. Kesimpulan
Hasil pengujian dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 12: Pengujian pengaruh variabel X terhadap Y Parameter Estimates
Estimate Std. Error Wald Df Sig. 95% Confidence Internal
Lower Bound Upper Bound
Threshold [Y=4.00] 13.029 6.026 4.675 1 .031 1.219 24.840
Location X 2.708 1.282 4.460 1 .035 .195 5.221
Link function: Logit
Sumber: Hasil Olahan Data, 2013 Berdasarkan hasil analisis sebelumnya diketahui nilai Wald untuk variabel X (penerapan sistem akuntansi instansi) adalah sebesar 4,460. Sedangkan nilai chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat bebas sebesar 1 adalah sebesar 3,841. Karena nilai chi-square hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan chi-square tabel maka Ho ditolak. Atau dengan kata lain penerapan sistem akuntansi instansi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. 4. Interpretasi Koefisien Determinasi Setelah dilakukan pengujian baik pengujian model maupun pengujian signfikansi pengaruh bebas (penerapan sistem akuntansi instansi) terhadap variabel tak bebas (kualitas laporan keuangan) selanjutnya akan dilakukan penilaian terhadap kebaikan dan keakuratan model yang diperoleh (Goodness of Fit). Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan indikator Pseudo R-Square. Indikator yang lazim digunakan dalam melihat nilai pseudo R-Square terdiri atas Cox and Snell, Nagelkerke dan Mc-Fadden Pseudo R-Square. Nilai Pseudo R-Square yang diperoleh dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 13: Nilai Pseudo R-Square Pseudo R-Square Cox and snell Nagelkerke Mc Fadden
.277 .384 .254
Link function: Logit Sumber: Hasil Olahan Data, 2013 Berdasarkan output di atas terlihat bahwa nilai Pseudo R-Square untuk model regresi ordinal yang telah dianalisis sebelumnya bervariasi mulai dari 0,277 hingga 0,384. Ini berarti variasi nilai variabel dependen (kualitas laporan keuangan) sebesar 38,4% dipengaruhi oleh penerapan sistem akuntansi instansi sedangkan sisanya sebesar 61,6% dipengaruhi oleh variabel lain. Pembahasan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada kementrian negara/lembaga menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK. 05/2007. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian Negara/Ketua Lembaga Teknis yang melakukan pemrosesan data transaksi keuangan baik arus uang maupun barang untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan catatan atas Laporan keuangan. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari dua sub bagian, yaitu Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Penyusunan Standar Akuntansi Instansi inu merupakan produk turunan yang dibuat sebagai tindak lanjut dari Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No 24 tahun 2005, 2005). Dimana dalam Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut dicantumkan bahwa laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan untuk satu periode pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari laporan
keuangan harus memenuhi karakteristik kualitaf yang dikehendaki, adapun karakteristik kualitas laporan keuangan yang perlu diwujudkan dalam memenuhi tujuannya yaitu Dapat dimengerti, Relevance, Materiality, Reliability, Faithful Representation, Subtance Over Form, Neutrality, Produence, Completeness, dan Comparability. Untuk memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan tersebut diatas, maka Pemerintah Pusat mengembangkan sebuah Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang hasil laporan keuangannya terlebih dahulu akan diperiksa oleh BPK sebelum diserahkan ke DPR. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem Akuntansi Pusat (SAP) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Dengan
diterapkannya
Sistem
Akuntansi
Instansi
ini
pemerintah
mengharapkan kualitas laporan keuangan dari setiap lembaga pemerintah akan sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Selain itu dengan adanya Sistem Akuntansi Instansi (SAI) ini akan membantu setiap permasalahan yang biasanya terjadi dan tidak ada lagi keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan maupun kesalahan dalam pengimputan data serta akan membantu mempermudah administrator yang tidak berlatar belakang akuntansi dalam memahami dan menguasai sistem akuntansi instansi pada saat mengoperasikannya. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo sebagai salah satu lembaga negara juga sejak lama telah menerapkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dalam penyusunan laporan keuangannya. Hasil penelitian menunjukkan penilaian responden mengenai penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo sudah sangat baik. Ini dilihat dari skor penilaian responden yang mencapai 87,22%. Demikian pula untuk kualitas laporan keuangan yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo, responden menilai sudah sangat baik (84,14%).
Hasil pengujian secara statistika menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan yang dihasilkan. Koeifisien regresi dari penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dapat diinterpretasikan jika penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) semakin baik maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan juga akan semakin meningkat. Adapun besar pengaruh dari penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap kualitas laporan keuangan mencapai 38,4%. Sedangkan sisanya sebesar 61,6% variasi kualitas laporan keuangan masih dipengaruhi oleh variabel lain seperti keakuratan data, ketepatan penggunaan dan alokasi anggaran. Hasil penelitian sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh beberapa penelitian sebelumnya yakni Nento (2012) bahwa penerapan sistem akuntansi instansi (SAI) berpengaruh terhadap kualitas laporan keungan pada dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Provinsi Gorontalo. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien determinasi (r2) = 0.642 atau 64,2%. Selain itu pula hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Putri (2011) bahwa penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan Sistem Akuntansi Intansi (SAI) berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan dapat diterima. Dengan demikian Kualitas Laporan Keuangan pada Satuan Kerja
dapat dijelaskan oleh penerapan Sai dengan kontribusi total
sebesar 0,413 % artinya jika SAI diterapkan, maka Laporan Kuangan berkualitas sebesar 41,3 %. IV. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regerisi non parametrik bahwa penerapan sistem akuntansi instansi (SAI) mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Provinsi Gokorontalo. Hal ini terlihat dari hasil penilaian responden mengenai Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo sudah sangat baik, Ini dilihat dari skor penilaian responden yang mencapai 87,22%. Demikian pula untuk Kualitas Laporan Keuangan yang di buat untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo, responden menilai sudah sangat baik (84,14%). Dan nilai Pseudo R-Square untuk model regresi ordinal yang telah dianalisis mulai dari 0,277-0,384. Sehingga pengaruh dari penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terhadap kualitas laporan keuangan mencapai 38,4%. Sedangkan sisanya sebesar 61,6% variasi kualitas laporan keuangan masih dipengaruhi oleh variabel lain seperti pengendalian intern dan pengendalian manajemen. Saran Berdasarkan simpulan yang di jelaskan di atas, maka penulis menyarankan beberapa hal yaitu sebagai berikut: 1. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkuailats diharapkan agar Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo khususnya pada Bagian Keuangan, umum, dan
logistik
dapat
meningkatkan
pemahaman
dalam
menyusun
dan
mengelompokan data Laporan Keuangan pada pengaplikasian Sistem Akuntansi Instansi sehingga pegawai yang tidak berlatar belakang akuntansi dapat memahami dengan lebih baik lagi dalam menangani aplikasi keuangan dengan sistem akuntansi, dan hasil laporan keuangan dapat di sampaikan tepat waktu. 2. Untuk menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka dalam upaya untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) diharapkan agar lebih meningkatkan pemberian pendidikan dan pelatihan karena sangat dibutuhkan dalam ketidaksesuaian latar belakang pendidikan tim SAI terutama bagi mereka yang berlatarbelakang non akuntansi.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan beberapa variabel lain selain sistem akuntansi instansi yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan di antaranya pengendalian intern dan pengendalian manajemen.
DAFTAR PUSTAKA Agresti, A. 2007. An Introduction to Categorical Data Analysis. 2nd Ed. John Wiley and Sons, Inc. Andayani, (2007), Akuntansi Sektor Publik, Malang: Penerbit Bayumedia. Arikunto, Suharsim (2001), Metodologi Penelitian, Jakarta: Penerbit Gramedia. Bastian, (2009), Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia, Yogyakarta: Penerbit: BPFEYogyakarta. Choirunisah, Fariziah, (2008), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh Sistem Akuntansi Instansi (Studi Kasus KPPN Malang), Malang. Daniel, (1989). Statistika Nonparametrik Terapan, Jakarta: Penerbit Gramedia. Dullah, Abdul Thalib (2012), Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuanga. Skripsi Universitas Negeri Gorontalo. Eka Putri, Sastia, (2011), Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan, Skripsi Universitas Negeri Gorontalo. Fatmawati, (2010:16), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia, (2007), Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan, tentang Modul Sistem Akuntansi Instansi.
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah, (2004), Draft Standar Akuntansi Pemerintahan. Nento, Mutiun, (2012), Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi (SAI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Gorontalo), Skripsi Universitas Negeri Gorontalo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007. Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusa. Purwanto dan Sulistyawati, (2007), Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Masalah Publik da Masalah-Masalah Sosial, Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Sugiyono (1999), Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Penerbit Alfabeta. ---------------(2004), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Penerbit Alfabeta. ---------------(2007), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Penerbit Alfabeta. ---------------(2012), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Penerbit Alfabeta. Standar Akuntansi Pemerintahan, (2005), Peraturan Pemerintah tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Bandung: Penerbit Fokus Media. Universitas Negeri Gorontalo, (2010), Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo: UNG Zeileis, A; C.Kleiber and S.Jackman. 2008. Regression Models for Count Data in R. Department of Statistics and Mathematics, Wirtschaftsuniver-sitat Wien, Austria.