PENGARUH PENERAPAN FUNGSI PENGAWASAN TERH ADAP DIS IPLIN K ERJA PEGAWAI PADA K ANTOR K ECAMATAN GALELA K ABUPATEN HALMAHERA UTARA Linda gosan go 070811026 Abstract : Research in the preparation of the thesis Tahir degree ( S1 ) departs from the observation that the employees at the District Office Galela North Halmahera has not shown that the optimal behavior of labor discipline , it is something to do with the application fungsinpengawasan by the leader ( Head ) are less strict . Thus , this study aimed to analyze the effect of the application of the oversight function of the discipline employee working at the district office Galela North Halmahera . Methods and approaches used in this study is a quantitative and explanatory , where the data were collected through questionnaires distributed instruments to 30 employees at the district office Galela , after the data is collected , then analyzed dngan applying simple regression analysis techniques and product moment correlation . The results showed that the average implementation oversight functions performed by the leadership , especially in the sub-district office Galela North Halmahera district has not been optimal . Not optimal implementation oversight by district Galela and this is a negative effect of the limited scope of authority that led to an attitude of doubt in taking action . The conclusion that can be drawn from these results is that the oversight function by Head penerapn very significant or noticeable effect on employee discipline at the district office Galela North Halmahera district . For that to district needs to improve oversight , especially effective monitoring instruments attached . In addition, the instrument needs to diefektifkn rewards , both pemeberian awards for employees who commit disciplinary offenses. Keyword : controlling, working discipline pemerintahan dan sangat sulitnya dalam
PENDAHULUAN Kebijakan
reformasi
birokrasi
sebagaimana ditetapkan dalam Perpres No.
mencari solusi perbaikan. Demikian pula, masih tingginya tingkat penyalahgunaan
7 Tahun 2005 diarahkan pada perubahan
kewenangan, banyaknya praktek KKN dan
kelembagaan,
masih lemahnya pengawasan terhadap
sistem
ketatalaksanaan
pemerintah, kualitas sumber daya manusia aparatur
dan
sistem
pengawan
pemeriksaan
yang
Permasalahannya
adalah
dan
efektif. reformasi
birokrasi selam ini belum berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Hal ini terkait dengan
tingginya
kompleksitas
permasalahan yang dihadapi birokrasi
kinerja
aparatur
cerminan pemerintahan
dari yang
negara
merupakan
kondisi masih
birokrasi jauh
dari
harapan masyarakat. Kata mempunyai
“Pengawasan” konotasi
yang
sering kurang
menyenangkan, karena dianggap akan mengancam
kebebasan
dan
otonmi
Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
individu
pegawai
maupun
kelompok
Koontz
(1984:123)
pegawai. Padahal organisasi memerlukan
bahwa
pengawasan untuk menjamin tercapainya
sibernetik dan sistem masukan balik”.
tujuan organisasi. Sehingga tugas manejer/
Setiap sistem mempunyai naluri untuk
kepala
hidup, dan mengontrol dirinya sendiri
unit
adalah
menemukan
“kontrol
berpendapat sistem
keseimbangan anatar pengawasan dan
melalui
kebebasan pribadi pegawi atau mencari
mentransfer informasi masukan balik agar
tingkat
bahaya dapat diketahui dengan segera
pengawasan
yang
Pengawasan
yang
menimbulkan
birokratisme,
tepat.
berlebihan
kan
sistem
merupakan
komunikasi
yang
dapat diambil.
mematikan
Secara
ringkas
dapat
dikatakan
kreativitas, inovasi dan sebagainya yang
bahwa pengawasan adalah proses untuk
akhirnya merugikan organisasi itu sendiri.
menjamin agar tujuan organisasi dan
Pengawasan
merupakan
fungsi
manajemen tercapai. Dengan demikian
keempat dari proses manajemen, Handoko
tujuan dan urgensi pengawasan meliputi :
(1984:359) mendefinisikan pengawasan
1).
sebagai “proses untuk menjamin agar
kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai
tujuan
manajemen
dengan rencana yang telah ditetapkan; 2).
dasarnya
Apakah pelaksanaan visi, misi, tugas dan
membandingkan
fungsi organisasi telah sesuai dengan
kondisi yang ada dengan kondisi yang
kebijaksanaan, pengarahan, prosedur, dan
seharusnya terjadi. Bila ternyata ditemukan
pedoman-pedoman yang telah ditetapkan;
adanya
3).
organisasi
tercapai”.
dan
Pengawasan
merupakan
aktivitas
penyimpangan
pada
atau
hambatan
Untuk
mengetahui
Untuk
mengetahui
apakah
apakah
hasil
ada
segera diambil tindakan koreksi. Agar
kesulitan-kesulitan,
dapat
tujuannya,
tantangan, peluang dan potensi-potensi
pengawasan tidak dilakukan hanya pada
yang penting diketahui untuk keberhasilan
saat akhir proses manajemen saja, akan
pencapain tujuan dan bilamana perlu
tetapi berada pada setiap tingkatan proses
melaksanakan
manajemen. Dengan demikian pengawasan
Apakah pelaksanaan kegiatan tersebut
akan
dapat berjalan secara efisien, efektif dan
efektif
mencapai
memberikan
peningkatan organisasi.
nilai
pelayanan
tambah atau
bagi
kinerja
produktif
tindakan
dilihat
perlengkapan/
hambatan-hambatan,
dari
peralatan
koreksi;
4).
tenaga,
biaya
dan
saran
Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
prasarana yang ada; 5) untuk mengambil
Disiplin
adalah
melakukan
bila
tujuan
pegawai yang melanggar ketentuan atau
organisasi serta ketidak beresan dalam
prosedur yan telah ditetapkan organisasi.
pelaksanaan rencana dan program; 6).
Disiplin merupakan bentuk pengendalian
Dengan adanya pengawasan dapat dicegah
agar pelaksanaan pekerjaan pegawai selalu
terjadinya penyimpangan, pemborosan dan
berada dalam koridor peraturan perundang-
kegagalan yang tidak perlu.
undangan yang berlaku.
penyimpangan
Berdasarkan uraian diatas, dapat
Menurut
atau
untuk
tindakan koreksi dan meluruskan kembali terjadi
koreksi
kondisi
menghukum
Nitisemito
(1992:199)
diketahui bahwa salah satu urgensi dan
kedisiplinan diartikan sebagai suatu sikap,
tujuan pengawasan adalah untuk mencegah
tingkah laku dan perbuatan yang sesuai
terjadinya
dan
dengan peraturan dari perusahaan, bauk
penyelewengan dari aturan dan perundang-
yang tertulis maupun tidak. Dilingkungan
undangan yang berlaku dalam pelaksanaan
pegawai negeri, dalam rangka menjamin
tugas dan fungsi manajemen. Dengan
tata tertib dan kelancaran pelaksanaan
melakukan pengawasan yang baik, maka
tugas
diharapkan para pegawai negeri sipil tidak
ketentuan
melakukan
negeri
penyimpangan
pelanggaran
disiplin,
atau
pekerjaan,
telah
peraturan
sipil,
dibuat
disiplin
sebagai
suatu
pegawai
peraturan
yang
dengan kata lain dapat mendorong pegawai
memuat keharusan, larangan dan sanksi
untuk meningkatkan disiplin kerja mereka.
apabila keharusan tidak dilaksanakan atau
Ndraha sebagai
(2003:197)
proses,
Pengawasan
berlangsung
dibawah
larangan dilanggar (Anonimous, 1980). Seseorang
yang
telah
diangkat
empat prinsip pengawasan yang juga
sebagai pegawai negeri sipil, berarti yang
adalah
(1)
bersangkutan secara hukum telah terikat
koordinasi sebagai hubungan timbal balik
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku
semua faktor di dalam suatu situasi, (2)
bagi seluruh pegawai negeri sipil. Di
koordinasi dengan kontak langsung antar
samping memiliki sejumlah hak tertentu,
manusia
(3)
pegawai negeri sipil yang bersangkutan
koordinasi pada tahap awal setiap kegiatan
juga harus tunduk terhadap sejumlah
dan (4) koordinasi sebagai sebuah proses
kewajiban
yang berjalan terus menerus.
sepanjang masa karirnya
prinsip
yang
organisasi,
yaitu
berkepentingan,
yang
harus
diperhatikan
Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
Sebagai unsur aparatur negara yang
dengan disiplin kerja pegawai, namun
secara langsung menjalankan kegiatan
apabila dilihat dari tujuan dan urgensi
kepemerintahan dan pembangunan serta
pengawasan
itu
sendiri,
pelayanan masyarkat, Pegawai negeri sipil
pengawasan
di
maksudkan
memiliki kewajiban yang lebih banyak dan
menghindarkan pegawai dari tindakan dan
lebih
perilaku yang menyimpang dari ketentuan
strategis
dibandingkan
dangan
kewajiban pegawai perusahaan swasta Pegawai negeri sipil pada kantor kecamatan galela Kabupaten Halmahera
di
pengawasa
merupakan
feedback
bagi
pimpinan untuk melakukan pembinaan kepada
tingkat kecamatan menjalankan fungsi
meningkatkan disiplin kerja mereka.
pelayanan kepada masyarakat, sesuai hasil
pegawai/
bawahan
dalam
Dalam konteks ini, dapat dikatakan
memperlihatkan
bahwa pengawasan sangat penting bahkan
optimalnya
berpengaruh terhadap peningkatan disiplin
penerapan peraturan disiplinkerja pegawai,
kerja pegawai, sehingga dengan demikian,
terutama berkaitan dengan disiplin dalam
maka penerapan fungsi pengawasan punya
menggunakan waktu kerja. Kondisi ini
hubungan kontributis dengan disiplin kerja
diindikasikan dengan perilaku sebagian
pegawai itu sendiri.
kecenderungan
awal
untuk
dan peraturan yang berlaku serta outcome
Utara sebagai salah satu birokrasi publik di
pengamatan
mana
belum
pegawai yang cenderung mengabaikan
METODE PENELITIAN
pemanfaatan waktu kerja yang lebih efisien dan efektif. Salah satu contoh klasik adalah bahwa sebagian pegawai sering datang dan pulang kerja kurang tepat waktu serta melakuan kegiatan lain pada saat jam kerja, seperti menjemput anak sekolah, berjalan-jalan/ makan siang diluar kantor, tertama dipusat-pusat perbelanjaan.
1.
Metode yang digunakan Metode
dan
pendekatan
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan eksplanatoris survei. Vredenbreght (1981) mengemukakan bahwa metode eksplanatoris survei adalah metode yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis atau lebih
Secara teoritis, belum ditemukan pendapat para ahli tentang hubungan
umum lagi menjelaskan hubunganhubungan antar variabel.
secara langsung antara faktor pengawasan Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
2.
kerja secara efisien. Variabel ini diamati
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
melalui beberapa indikator seperti:
Variabel yang diteliti dalam penelitian
a. Masuk dan pulang kerja tepat waktu b. Tingkat absensi rata-rata dalm tiga bulan terkhir c. Tingkat loyalitas pegawai pegawai kepada pimpinan d. Tingkatan ketaatan pegawai terhadap aturan-aturan yang berlaku dalam proses pelaksanaan tugas.
ini terdiri dari dua(2) variabel yakni variabel bebas (independent variabel) atau
variabel
pengawasan,
berpengaruh dan
yakni
variabel
terikat
(dependent variabel) atau variabel terpengaruh
yakni
disiplin
kerja
pegawai. Adapun definisi operasional masing-masing
variabel
dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pengawasan
Populasi dan Sampel Populasi
dalam
penelitian
ini
dimaksudkan ialah semua karekteristik
sebagai
pengamatan,
3.
kegiatan pemantauan,
yang
menyangkut
penerapan
fungsi
pengawasan dan pengaruhnya terhadap
pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi
disiplin
terhadap pelaksanaan tugas pokok dan
Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera
fungsi
pegawai.
Utara. Sudjana (1989:6) yang menyatakan
dimaksud
ialah pengawasan yang
Pengawasan
kerja
pegawai
pada
bahwa, Populasi merupakan
kantor
totalitas
dilakukan baik oleh pejabat-pejabat
semua
yang berwenang maupun oleh atasan
menghitung
langsung.
kuantitatif maupun kualitatif; daripada
Variabel ini diukur melalui beberapa
karekteristik
indikator, sebagai berikut :
sekumpulan objek yang lengkap dan jelas,
nilai
yang
mungkin,
maupun
hasil
pengukuran,
tertentu
mengenai
a. Personalia petugas yang dilibatkan dalm melakukan pengawasan b. Metode atau sistem prosedur c. Sarana yang digunakan d. Tindak lanjut hasil pengamatan, evaluasi.
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dengan
Disiplin kerja didefinisikan sebagai
Galela Kabupaten Halmahera Utara, sesuai
suatu sikap dan perilaku pegawai yang
data terakhr berjumlah 32 orang.
berorientasi pada penggunaan waktu
demikian yang dijadikan populasi dalam penelitian ini ialah seluruh pegawai negeri yang bekerja pada Kantor Kecamatan
Sampel menurut arikunto(1989) yaitu totalitas atau sebagian atau wakil dari Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
populasi yang hendak diteliti. Lebih lanjut
c.
Survei lapangan, digunakan untuk
ditambahkan arikunto (1986) bahwa jika
menjaring data sekunder, yaitu data
anggota populasi kurang dari 100, maka
statistik
bisa dijadikan sampel penelitian, sehingga
Kantor Kecamatan Galela Kabupaten
jadi penelitian popolasi, dan jika anggota
Halmahera Utara, seperti : data
populasi lebih dari 100, maka bisa diambil
kepegawain, absensi, DP3. Daftar
antara 10-15 % atau 20 -25 % dan
hadir,dll.
seterusnya.
Mengingat
besar
populasi
5.
kurang dari 100, maka penelitian ini
yang
diperoleh
melalui
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang sesuai untuk
mengambil seluruh anggota populasi untuk
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
dijadikan
a.
anggota
sampel
sehingga
penelitian ini disebut sebagai penelitian
Untuk
menidentifikasi
variabel
–
variabel penelitian digunakan analisis
populatif dengan besar sampel responden
tabel(tabel frekuensi) dan dilanjutkan
sebanyak 30 orang pegawai.
dengan analisis rata-rata hitung (mean
4.
test).
Instrumen Penelitian dan teknik pengumpulan data Untuk
mendapatkan
data
b.
Untuk
menguji
hipotesis
tentang
yang
pengaruh variabel bebas terhadap
dibutuhkan dalam penelitian ini, baik data
variabel tak bebas digunakan teknik
primer maupun data sekunder, maka akan
analisis
digunakan beberapa alat/ instrumen dan
menyelesaikan persamaan :¥ = 𝑎 +
cara/ teknik pengumpulan data sebagai
𝑏𝑋 (Sudjana, 1983).
berikut : a.
c.
sederhana
dengan
Untuk menaksir besarnya pengaruh
Kuesioner, digunakan untuk menjaring
variabel bebas terhadap variabel ta
data
bebas,
primer
langsung
b.
regresi
yang
kepada
didistribusikan
harga
koefisien
responden
eterminasi (𝑟 2 ) dari hasil analisis
pegawai di Kantor Kecamatan Galela
korelasi korelasi sederhana (korelasi
Kabupaten Halmahera Utara
product moment) dengan langkah-
Wawancara,
langkah analisis sebagai berikut :
dengan
30
digunakan
menggunakan
interview guide (pedoman wawancara) digunakan untuk melengkapi data
(1) Menghitung
koefisien
korelasi
digunakan rumus r-Pearson yang
primer Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
Tabel 1 Distribusi frekuensi skor variabel Pengawasan (X1)
dimodifikasi oleh sudjana (1983), sebagai berikut :
Kategori
𝑟=
𝑛∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌) 𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌)2
(2) Untuk mengetahui derajad deterinasi (daya
penentu)
atau
pengaruh
dari
terhadap
variabel
diperoleh
bebas
tak
mengkuadratkan
Rendah
17- 20
5
16.7
16.7
Sedang
21-24
13
43.3
60.0
Tinggi
25-29
12
40.0
100.0
30
100
berada pa kelas interval 21-24 dengan
nilai
jumlah
koefisien korelasi, yaitu((𝑟 2 ). d.
f-kum
sebaran skor variabel pengawasan
cara
harga/
f-rel
Distribusi tabel menunjukkan bahwa
bebas,
dengan
fabs
Jumlah
besarnya
variabel
Kelas Interval
frekuensi
responden
Untuk uji signifikan hubungan antara
atau
sebanyak 43,3%
dari
13 30
responden. Realitas ini menunjukkan
variabel, maka nilai r-hitung langsung
bahwa hamper separuh dari responden
dikonsutasikan dengan nilai r-tabel
menyatakan bahwa penerapan fungsi
pada taraf uji 1% dengan dk = n.
pengawasan
oleh
pimpinan
pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kantor Kecamatan Galela Kabupaten
1.
Halmahera Utara berada pada kategori
Variabel Pengawasan Hasil
analisis
data
“sedang” cenderung “tinggi”. Hal ini
menunjukkan (X)
diindikasikan dengan skor rata-rata
teoritik
variabel pengawasan mencapai 23.7
antara 8 – 40 dan rentang skor empiric
atau sebesar ± 78.9 % dari skor
(R) anatara 17 – 29), dengan rata-rata
maksimum teoritik sebesar 40
bahwa
variabel
mempunyai
pengawasan
rentang
skor
(M)=23,7 simpangan baku(SD)
=
2.
Variabel Disiplin kerja pegawai
4,46, median (me) = 24, dan modus
Hasil
(Mo) =21. Dengan menggunakan kelas
bahwa variabel Disiplin kerja pegawai
interval (bki) sebanyak 3 kelas dan 3
(Y) mempunyai rentang skor teoritik
kategori, dengan panjang interval (P)
antara 8 – 40 dan rentang skor empiric
sebesar 4, maka selnjutnya dapat
(R) antara 17 – 30), dengan rata-rata
disusun
(M)=25, simpangan baku(SD) = 3.86,
distribusi
fekuensi
variabel Pengawasan (X1)
skor
analisis
data
menunjukkan
median (me) = 25.5, dan modus (Mo) Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
=30.
Dengan
menggunakan kelas
interval (bki) sebanyak 3 kelas dan 3 kategori, dengan panjang interval (P)
Uji
signifikansi
dengan
cara
mngkosultasi nilai koefisien korelasi hasil
disusun
penelitian (r-hitung) dengan nilai r-tabel,
distribusi
fekuensi
skor
ternyata sangat signifikan pada taraf uji 1
Tabel 1 Distribusi frekuensi skor variabel Disiplin kerja pegawai (Y) Kelas
f-
Interval
abs
Rendah
17- 20
Sedang Tinggi
Kategori
dari rtabel = 0.463 pada taraf signifikansi 1 % dengan dk = 30. Jadi koefisi korelasi
f-kum
7
23.3
23.3
22 - 26
13
43.3
66.7
dapat diberlakukan untuk populasi yang
27 - 31
10
33.3
100.0
berjumlah 30 orang dengan taraf kesalahan
30
100
sebaran skor variabel Disiplin kerja pegawai berada pada kelas interval 2226 dengan jumlah frekuensi sebanyak 13 responden atau 43,3% dari 30 responden. Hal ini mengindikasikan bahwa Disiplin kerja pegawai. berada kategori
“sedang”
sebesar 0. adalah sangat signifikansi dan
1 %. Ini berari dapat disimpulkan bahwa
Distribusi tabel menunjukkan bahwa
pada
%, dimana rhitung = 0.788 jau lebih besar
f-rel
Jumlah
atau
terdapat
hubungan
yang
positif
dan
signifikan sebesar 0.788 antara penerapan fungsi pengawasan dengan disiplin kerja peawai,
khususnya
pada
Kantor
Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara. Koefisien korelasi sebesar 0.788 tersebut kemudian dikuadratkan untuk mendapatkan harga koefisien determinasi
“menengah”. B.
korelasi (r) sebesar 0.788.
sebesar 5, maka selanjutnya dapat
variabel Pengawasan (X1).
3.
versi 12.0 for windows, diperoleh koefisien
atau koefisien penentu (𝑟 2 ) yaitu sebesar
PEMBAHASAN
0.620. hal ini bermakna bahwa variasi
Pengaruh Penerapan Fungsi Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja
yang terjadi pada variabel disiplin kerja pegawai sebesar ± 62 % ditentukan oleh
Setelah dilakukan analisis dengan menerapkan
rumus
korelasi
product
moment atau korelasi sederhana dari rPearson dan dibantu dengan program SPSS
variasi
yang
terjadi
pada
variabel
penerapan fungsi pengawasan terhadap disiplin kerja pegawai 62 %, sedangkan sisanya sebesar 38 % ditentukan oleh
Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
Unstandars
faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Model
Setelah diketahui adanya korelasi positif
antara
penerapan
ized
Standars
coefficients
ized
fungsi
B
Std.
coefficie
erro
nts
(consta
4.07
3.1
maka selanjutnya dilakukan analisis regresi
1
nt)
3
26
sederhana untuk melihat kecenderungan
X
0.88 4
pola hubungan fungsional antara kedua sekaligus
penelitian
yang
1.3
0.2
03
03
0.1
6.7
0.0
31
62
00
0.788
hipotesis
Hasil uji statistic diatas menunjukkan
dikemukakan
bahwa nilai koefisien regresi b, ternyata
menguji telah
.
r
pengawasan dengan disiplin kerja pegawai,
variabel
Sig
1
sangat
sebelumnya. Dari hasil uji kergaman regresi sederhana, diperoleh rhitung
= 45,722
siginfikan
pada
taraf
uji
1
%,sedangkan koefisien konstanta a tidak signifika walaupun pada taraf uji 5%. Hal
ternyata jauh lebih besar bila disbanding
ini
dengan rtabel = 7.64 pada taraf signifikansi
menunjukkan signifikan bahwa baik uji
1 % dengan dk pembilang 1 dan dk
model
penyebut 28. Hal ini ditafsirkan bahwa
koefisien regresi menunjukkan signifikansi
variabel penerapan fungsi pengawasan
pengaruh penerapan fungsi pengawasan
berpengaruh signifikan terhadap disiplin
terhadap disiplin kerja pagawai.
kerja.
Dengan
“penerapan
regresi
koefisien
maupun
regresi
keberartian
hipotesis
Hal ini berarti bahwa naik turunya
pengawasan
disiplin kerja pegawai karena pengaruh
demikia, fungsi
mengindikasikan
signifikan
penerapan
fungsi
pengawasan
dapat
terhadap disiplin kerja pagawai pada
diprediksi
melalui
persamaan
regresi
kantor
kabupaten
tersebut. Persamaan Ý = 4.073 + 0.884(30)
Halmahera utara” secara empiric dapat
= 30,59. Ternyata jika penerapan fungsi
diterima
pengawasan ditingkatkan hingga maksimal
berpengaruh
positif
kecamatan
dan
Galela
keberlakuannya
pada
tingkat
(30), maka disiplin kerja pegawai akan
kepercayaan 99%. Untuk
mengetahui
koefisien regresi
keberartia
b dan kostanta
digunakan statistic “t”
a,
naik dari rata-rata 25 menjadi 30,59. Dengan demikian dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa apabila penerapan fungsi pengawasan ditingkatkan sampai maksimal Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
(100%), maka disiplin kerja pegawai akan
atau nyata terhadap disiplin kerja
mengalami peningkatan melebihi 100%.
pegawai pada kantor
Hal ini diindikasikan pula dengan harga
Galela kabupaten Halmahera utara.
koefisien kostanta a yang hanya sebesar 4.073,
yag
berarti
bahwa
2. SARAN
tanpa
Berdasarkan
keseluruhan
diterapkannya fungsi pengawasan oleh
temuan
pimpinan, maka disiplin kerja pegawai
dipandang
hanya sebesar 4.073 atai 13.57%.
beberapa saran, antara lain: 1.
KESIMPULAN Dan SARAN
kecamatan
dalam
penelitian
perlu
Untuk
ini,
untuk
hasi maka
memberikan
mendorong
peningkatan
disiplin kerja pegawai, khususnya
1. KESIMPULAN Mengacu pada hasil-hasil penelitian
pada
kantor
kecamatan
Galela
sebagaimana telah diuraikan pada bagian
kabupaten Halmahera utara, maka
sebelumnya, maka pada bagian ini akan
camat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai
pengawasan,
berikut :
mengefektifkan istrumen pegawasan
1.
terutama
2.
Diperlukan instrument ganjaran perlu
pengawasan yang dilakukan oleh
diefektifkan,
pimpinan, khususnya camat di kantor
penghargaan bagi pegawai yang
kecamatan
berprestasi
Galela
kabupaten
baik
maupun
pemeberian
pemberian
Halmahera utara belum optimal.
sanksi/hukuman bagi pegawai yang
Belum optimalnya penerapan fungsi
melakukan pelanggaran disiplin.
pengawasan oleh camat galela dan
2.
meningkatkan
melekat.
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa rata-rata penerapan fungsi
perlu
DAFTAR PUSTAKA
ini merupakan efek negative dari
Anonymous. 1980. Peraturan Pemerintah
ruang lingkup kewenangannya yang
Nomor. 30 Tahun 1980 Tentang
terbatas
sehingga
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
sikap
keragu-raguan
memunculkan dalam
Atmosudirdo,
P.
1986.
Dasar-dasar
mengambil tindakan.
Administrasi Manajemen dan Office
Penerapan fungsi pengawasan oleh
Management.
camat berpengarh sangat signifikan
Reptak Jantop.
Jakarta
:
Pustaka
Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT
Arikunto, S. 1986. Prosedur Penelitian.
Sudjana. 1983. Teknik Analisis Regresi
Bina Aksara. Jakarta
Dan
Dessler garry. 1987. Human Resource Management. Terjemahan: Benjamin Molan.
Manajemen
1986.
Organization,
behavior,
structural and process. Teremahan:
para
----------.1989. Metode Statistika, Edisi ke6. Bandung:tarsito Terry
Gibson, john ivacevich, james h.donelly.
(bagi
peneliti).Bandung :Tarsito
Sumberdaya
Manusia. Jakarta: Prehallindo
Korelasi
George.
1961.
Principles
of
Management. New York: Richard d. Irwin,inc. Wijono,
Djoko.
1997.
Manajemen
abdul rosyid. Jakarta : pustaka
Kepemimpinan
pressindo
Kesehatan. Surabaya : Airlangga
Hadi, S.1989. Metodologi Research. Jilid III.Yogyakarta: Andi Offset
Edisi kedua. Jakarta : gunung agung Koontz, Harold J And Cyril O’donnel. 1984. Management. Eight Edition. Mcgraw-Hill, Kogakusha,ltd. Lembaga
Administrasi
Organisasi
University Press. Winardi,
Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen.
Dan
J.
2000.
Perencanaan
Pengawasan
Dalam
Manajemen.
Bandung
dan
Bidang :
Mandar
Maju. Inpres
No.1
Tahun
1989
Pedoman
Pelaksanaan Pegawasan Melekat
Negara(LAN).
Kepmen PAN NO.KEP/46/M.PAN/4/2004
2003. Sistem Administrasi Negara
Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan
Kesatuan
Melekat
Republik
Indonesia
(SANKRI). Jakarta: Sti Press.
dalam
Pemerintah
Ndraha, t. 2003. Kybernology (Ilmu
Penyelenggaraan
sebagai
pengganti
Kepmen PAN No. 93/Menpan/1989
Pemerintahan Baru). Jakarta: PT.
tentang
Rineka cipta
Pengawasan Melekat sebagaimana
Nitisemito,A
,
Personalia,
S.
1992. Jakarta
Petunjuk
Pelaksanaan
Manajemen
telah diubah denga n Kepmen PAN
:
No.30 Tahun 1994
Ghalia
Indonesia
Jurnal Administrasi Publik Jurusan Ilmu Administrasi FISPOL - UNSRAT