PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO
Oleh Nama
: Dodi Paneo
Jurusan
: Pendidikan Ekonomi
Program Studi : S1. Pendidikan Ekonomi
ABSTRAK DODI PANEO “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo”. Dibawah bimbingan Ibu Dra. Irina Popoi, S.Pd, M.Pd dan Ibu Badriyyah Djula, S.Pd, M.Pd). Program Studi Pendidikan Ekonomi Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo. 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor camat bongomeme kabupaten gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode penelitian Kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukan bahwa antara Variabel X (Disiplin Kerja) dan Variabel Y (Kinerja Pegawai) memiliki pengaruh sehingga hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu "Terdapat pengaruh positif antara disipli kerja dengan kinerja pegawai " dapat diterima. Hal ini berarti Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo, Memiliki pengaruh yang positif yang mencapai 0.23 atau 36%, ini berarti bahwa sebesar 36% variasi yang terjadi pada peningkatan Kinerja Pegawai dipengaruhi oleh Disiplin Kerja Sedangkan sisanya 64% dipengaruhi oleh variabel lain seperti, motivasi kerja, gaya kepemimpinan, budaya organisasi. Kata kunci : Disiplin kerja, Kinerja pegawai
PENDAHULUAN Latar Belakang Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan organisasi. Disiplin kerja pegawai merupakan hal yang penting karena dengan ditegakkannya disiplin, pegawai dapat melakukan pekerjaanya sesuai dengan prosedur dan aturan yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan. Apabila peraturan telah di patuhi, maka berarti pula para pegawai tersebut memberikan dukungan yang positif terhadap organisasi dalam melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sehingga akan lebih mudah dalam mencapai tujuan organisasi. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi. Disiplin yang baik dari pegawai juga akan menunjukkan bahwa organisasi dapat memelihara serta menjaga loyalitas dan kualitas pegawainya, dari disiplin juga dapat diketahui nilai kinerja dari para pegawainya. Disiplin kerja merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur serta menunjukan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah instansi ataupun organisasi. Disiplin kerja yang baik menunujukan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Penerapan disiplin kerja bagi pegawai bertujuan untuk mendorong pegawai agar mengikuti berbagai standar ataupun aturan yang berlaku pada instansi tersebut, sehingga penyelewengan-penyelewengan kerja dapat di atasi. Untuk itu, seorang pemimpin kiranya sedapat mungkin menyelenggarakan tindakan indisipliner agar pegawai dapat mengemban tugasnya sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan cara ini pegawai akan menjalankan disiplin kerja mereka bukan semata-mata karena dipaksa tetapi sudah menjadi suatu keharusan.
Jalan keluar yang dilakukan oleh fungsinya terhadap kinerja pegawai adalah kepemimpinan,selain kepemimpinan ada juga faktor lain yang harus di perhatikan dalam mencapai kinerja organisasi yang baik yaitu disiplin kerja pegawai. Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan yang ada di suatu organisasi. Hasil dari kinerja pegawai merupakan pekerjaan yang di lakukan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan, sehingga para pegawai tersebut memberikan dukungan yang positif terhadap organisasi dalam melaksanakan program-program yang telah di tetapkan sehingga akan lebih mudah dalam mencapai tujuan organisasi. Di siplin yang baik dari pegawai juga akan menunjukkan bahwa organisasi dapat memelihara serta menjaga loyalitas dan kualitas pegawainya, dari disiplin juga dapat di ketahui nilai kinerja dari para pegawainya. Kinerja pegawai yang rendah akan menjadi sutau permasalahan bagi sebuah organisasi atau lembaga, karena kinerja yang dihasilkan pegawai tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh kantor camat bongomeme, kabupaten gorontalo. Untuk memberikan gambaran tentang kinerja pegawai, berikut ini adalah beberapa penjelasan yang berkaitan dengan kinerja pegawai di kantor camat bongomeme, kabupaten gorontalo. Dikatakan bahwa kinerja merupakan : 1. sesuatu yang dicapai 2. prestasi yang diperlihatkan 3. Kemampuan kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau karyawan dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Berdasarkan lingkup fenomena pola kerja pegawai yang ada di atas, di siplin terutama di tinjau dari perspektif organisasi, dapat di rumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang baik sehingga
tercipta keteraturan,keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan baik lainnya. Kantor kecamatan merupakan salah satu organisasi dilingkungan pemerintah yang
tanggung
jawab
utamanya
adalah
menyelenggarakan
tugas-tugas
pemerintahan, pengaturan, dan pemberian pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan di butuhkan adanya disiplin kerja yang maksimal. Berdasarkan fenomena dilapangan peneliti mendapatkan masaalah seperti, masih ada pegawai yang kurang disiplin dalam menjalankan tugas pokoknya, seperti tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas yang diemban, minimnya rapat evaluasi atas hasil-hasil kerja dalam periode waktu tertentu pada setiap unit kerja, terdapat sebagian pegawai menunda-nunda pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Disamping itu juga ada sebagian pegawai yang kurang mentaati aturan jam kantor. Adanya pegawai yang dating tidak tepat waktu, mengunakan waktu istirahat melebihi jam yang telah ditetapkan. Bahkan ada yang pulang sebelum jam kerja berakhir. Landasan Teori Seperti telah di jelaskan pada uraian sebelumnya bahwa keberhasilan suatu institusi atau organisasi di tentukan oleh dua faktor utama yakni sumber daya manusia dan sarana prasarana pendukung/fasilitas kerja. Dari kedua faktor utama tersebut, sumber daya manusia sangat penting ketimbang sarana dan prasarana pendukung. Secanggih dan selengkap apapun fasilitas pendukung yang di miliki suatu organisasi tanpa adanya sumber daya yang memadai, baik jumlah (kuantitas) maupun kemampuan (kualitas), maka niscaya organisasi tersebut tidak akan dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasinya. Kualitas sumber daya manusia dalam hal ini adalah pegawai di nilai dari kinerjanya (performance) atau produktivitasnya, (Notoatmodjo, 2009:124).
Pegawai bekerja sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisasi/perusahaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik, untuk itu diperlukan suatu usaha agar setiap pegawai mempunyai kinerja seperti yang diharapkan. Para ahli manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi menjelaskan konsep kinerja dengan menggunakan ungkapan bahasa dan tinjauan sudut pandang yang berbeda-beda, namun makna yang terkandung Pada hakekatnya sama, yaitu kinerja adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama satu periode waktu tertentu. Kinerja menurut Wibowo (2012:8 ) berasal dari pengertian“performance ” yang memberikan pengertian sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Amstrong dan Baron (dalamWibowo, 2007:10) menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Menurut Sedarmayanti (2011:202) kinerja adalah sarana untuk mendapatkan hasil lebih baik dari organisasi, tim, dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam kerangka tujuan dan standar, dan persyaratan atribut yang di sepakati. Kinerja menurut Maier adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang di bebankan kepadanya. Sementara kinerja menurut Gilbert adalah apa yang dapat di kerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya (Notoatmodjo, 2009:124). Kinerja menurut Robbins (2005:246) adalah “Effective and efficient work, wich also considers personel data such as measures of accidents, absence and tardinees”. Jadi keefektifan dan keefisienan kerja, dapat mempertimbangkan data pribadi seperti pengukuran dari kesalahan, kecelakaan, ketidak hadiran dan keterlambatan kerja.
Mathis dan Jackson (2002:78) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Kinerja menurut Gibson & Ivancevich (1997:251) adalah: “Degree of accomplishment of the task that make up an employee job”. Dengan demikian pada intinya kinerja adalah tingkat atau derajat penyelesaian tugas yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan pegawai. Sedangkan Bernandin, H. John dan Russell, Joyce E.A (1993:379) mengatakan kinerja sebagai ” Performance is the record of outcome produced on a specified job fuction or activity during a specified time period”, dimana menurut pengertian tersebut mengungkapkan bahwa kinerja sebagai hasil yang bersifat output yang dihasilkan selama periode tertentu. Ada enam kriteria utama yang dapat dinilai atas kinerja, yaitu : (1) kualitas. (2) Kuantitas, (3) ketepatan waktu (4) Efektifitas biaya (5) Kebutuhan pengawasan dan (6) Pengaruh interpersonal. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh pegawai. Kinerja juga dapat dijabarkan sebagai prestasi kerja (performance), pencapaian kerja atau penampilan kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau kelompok kerja dari suatu organisasi yang dapat diukur secara kualitas dan kuantitas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berbicara masalah disiplin kerja pada organisasi atau instansi, maka sasarannya tertuju pada proses pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh para karyawan. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan manfaat dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Kata disiplin dan kerja dapat di artikan sebagai berikut : disiplin adalah tata tertib yang berupa ketaatan, kepatuhan pada peraturan (tata tertib). Sedangkan pengertian kerja yaitu kegiatan untuk melakukan sesuatu. Hodges (dalam Yuspratiwi, 2001:34) mengatakan bahwa “disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah di tetapkan”. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian
disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi. Niat untuk mentaati peraturan menurut Suryohadiprojo (2000:86) “merupakan suatu kesadaran bahwa tanpa disadari unsur ketaatan untuk tujuan organisasi tindakan tercapai”. Hal ini berarti bahwa sikap dan perilaku didorong adanya control diri yang kuat , artinya sikap dan perilaku untuk mentaati peraturan organisasi muncul dari dalam dirinya. Nitisemito (1986:199) bahwa masalah kedisiplinan kerja merupakan “masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan adanya kedisiplinan dapat mempengaruhi efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan organisasi”. Siagian (2002:305) mengemukakan bahwa“disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mematuhi berbagai ketentuan tersebut “. Selanjunya chistina (www.geoogle) mengungkapkan bahwa ”displin adalah ketaatan dan kepatuhan yang sungguh terhadap peraturan yang berlaku”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat di artikan bahwa disiplin kerja merupakn sikap perbuatan tingkah laku dalam melakukan sesuatu yang berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar terhadap peraturan yang berlaku. Dengan disiplin orang dapat mengatur segala aktivitasnya secara efektifdan efisien dengan di sadari rasa tanggung jawab dalam dirinya, maka ia akan bekerja dengan kesungguhan dan tanggung jawab. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja Pegawai pada Kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo tersebut. Metode Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Observasi
Untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu penelitian, maka sebagai langkah awal yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi. Dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dapat melihat langsung keadaan lokasi penelitian serta dapat mengetahui kinerja Pegawai Kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo. 2) Wawancara Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dalam hal untuk memperoleh data dan informasi dari obyek yang diteliti atau pihak lain yang berkompoten, sehingga informasi yang diperoleh tidak diragukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 3) Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk menjaring disiplin kerja dalam meningkatkan kinerja Pegawai Kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo, dimana: a. Variabel X terdiri dari 14 soal dengan menggunakan 5 option b. Variabel Y tetdiri dari 12 soal dengan menggunakan 5 option Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen angket sebagai alat untuk mengumpulkan data. Setelah jawaban terkumpul dari
responden
kemudian
diperiksa dengan memberikan skor 5, 4, 3, 2, dan 1 dari masing-masing soal. Perbaikan skor dapat dilakukan sebagai berikut : apabila responden memberikan jawaban (a) akan memperoleh skor 5, jawaban (b) akan memperoleh skor 4, jawaban (c) akan memperoleh skor 3, jawaban (d) akan memperoleh skor 2, dan jawaban (e) akan memperoleh skor 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan
Bongomeme
terbentuk
pada
tahun
2001
berdasarkan Perda Kabupaten Gorontalo No. 26 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kecamatan Bongomeme tanggal 20 Desember 2001. Kecamatan Bongomeme adalah salah satu dari 19 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo yang terdiri dari 15 desa dan 56 dusun
dengan jumlah penduduk hingga bulan Desember 2012 adalah 19.341 jiwa yang terletak di : -
0.30° Lintang Utara
-
1.21° Lintang Selatan
-
123.30° Bujur Timur
-
123.30° Bujur Barat
Luas wilayah Kecamatan Bongomeme 128.87 Ha dengan batas-batas sebagai berikut -
Sebelah Utara berbatasan Kecamatan Limboto Barat, Tibawa
-
dan Kec. Pulubala
-
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada kerangka pemikiran pada bab sebelumnya, Jika pegaewai memiliki disiplin yang tinggi maka dapat dipastikan bahwa kinerjanya dapat memberikan kontribusi yang baik bagi organisasi atau kantor tempat berkerja.. Jadi kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh disiplin yang ditunjukkan oleh para pegawai. Pada hipotesis penelitian dikemumkakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo.
Sedangkan untuk melakukan pengujian secara empirik atas
pengaruh teoritis variabel disiplin kerja peneliti melakukan penelitian mengenai kedua variabel dan mengidentifikasi seberapa besar pengaruh disiplin kerja (X) terhadap kinerja pegawai pada Kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo. -
Tinggi rendahnya kinerja pegawai tergantung ada atau tidaknya disiplin kerja yang ditunjukkan para pegawai. Dari analisis uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada prinsipnya sesuai dengan konsep teoritis sebagaimana dikemukakan oleh Brays and Rue (1995:357): bahwa kriteria utama yang dapat dinilai atas kinerja adalah (1) ketepatan waktu yaitu berupa ketepatan waktu dalam masuk kerja sesuai jam kerja yang telah ditetapkan juga ketepatan waktu dalam menjalankan tugas rutin yang diemban sampai
kepada ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas dan laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan dalam suatu organisasi pemerintahan; (2) kepatuhan terhadap atasan yaitu patuh atas perintah yang diberikan atasan selama perintah itu tidak menyimpang dari norma dan aturan yang berlaku; (3) peraturan terhadap prilaku terlarang menghindar dari perilaku dan perbuatan misalnya perilaku penyelewengan yang dapat merugikan baik diri sendiri maupun orang lain serta instansi tempat bekerja; (4) ketertiban terhadap peraturan yang berhubungan langsung dengan produktifitas kerja berupa tertib waktu dan tertib dalam menyelesaikan pekerjan yang dibebabankan. Hal ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Nitisemito (1986:199) bahwa masalah kedisiplinan kerja merupakan “masalah yang
perlu
diperhatikan,
sebab dengan
adanya
kedisiplinan dapat
mempengaruhi efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan organisasi” Dari kedua konsep teori ini menunjukkan bahwa disiplin yang ditunjukkan oleh para pegawai akan berpengaruh kepada peningkatan kinerja pegawai. -
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji koefisien regresi variable disiplin kerja sebesar 2,96. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% dan derajat bebas sebesar n-k-1=29-1-1=27 adalah sebesar 2,05. Karena nilai t-hitung yang diperoleh untuk variabel disiplin kerja lebih besar dari nilai t-tabel maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi untuk variabel disiplin kerja telah signifikan. Atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang berarti dari disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Data tersebut didukung dengan nilai koefisien determinasi diperoleh nilai R-Square sebesar 0.36. Nilai ini berarti bahwa sebesar 36 % variabilitas mengenai kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo
dipengaruhi oleh disiplin kerja yang dimiliki pegawai, sedangkan sisanya sebesar 64 % dipengaruhi oleh variabel lain seperti; motivasi kerja, gaya kepemimpinan, budaya organisasi. -
Berdasarkan analisis data emprik dan pemikiran teoritik, hendaknya diupayakan perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai yang nantinya memberi dampak pada peningkatan kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Sebagaimana dikemukakan oleh Werther Jr, menyatakan bahwa: ”Disiplin adalah upaya manajemen untuk mengusahakan agar karyawan/pegawai mentaati standar/peraturanperaturan dalam organisasi. Ia menganggap bahwa disiplin sebagai suatu latihan untuk mengubah dan mengoreksi pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga karyawan/pegawai akan berusaha untuk bekerja sama dan meningkatkan kinerjanya bagi perusahaan/organisasi”
-
Pentingnya peranan disiplin juga dikemukakan oleh Musanef bahwa: ”Disiplin juga tidak kalah pentingnya dengan prinsip-prinsip lainnya artinya disiplin setiap pegawai selalu mempengaruhi hasil prestasi kerja (kinerja). Oleh sebab itu dalam setiap organisasi perlu ditegaskan disiplin pegawaipegawainya. Melalui disiplin yang tinggi produktivitas kerja pegawai pada pokoknya dapat ditingkatkan. Oleh sebab itu perlu ditanamkan kepada setiap pegawai disiplin yang sebaik-baiknya”.
-
Mengacu pada hasil analisis statistik yang diperoleh menunjukkan terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo, Pemberian disiplin kerja kepada para pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo selama ini lebih dititik beratkan pada pemberian gaji, insentif, bonus, dan komisi atas penghargaan yang mereka kerjakan serta mengikut sertakan para pegawai pada pendidikan dan pelatihan guna peningkatan kemampuan dan ketrampilan dengan tidak mengesampingkan kebutuhan para karyawan akan rasa aman
dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, serta kebutuhan akan aktualisasi diri para karywan. -
Berdasarkan analisis sebagaimana dikemukakan pada pembahasan di atas peneliti berkesimpulan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti dan dapat diterima.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian berupa pengujian dan analisis statistic maupun pembahasan data yang diperoleh dari lapangan penelitian tentang pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo diperoleh nilai hasil uji koefisien regresi variabel disiplin kerja sebesar 2,96, dengan nilait-tabel pada tingkat kepercayaan 95% dan derajat bebas sebesar n-k-1=29-1-1=27 adalah sebesar 2.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi untuk variabel disiplin kerja telah signifikan. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa disiplin kerja pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo kepada pegawai berada pada kategori kuat. Data tersebut didukung dengan nilai koefisien determinasi diperoleh nilai R-Square sebesar 0.36. Nilai ini berarti bahwa sebesar 36 % variabilitas mengenai kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo dipengaruhi oleh disiplin kerja yang dimiliki, sedangkan sisanya sebesar 64 % dipengaruhi oleh variabel lain seperti, motivasi kerja, gaya kepemimpinan, budaya organisasi. Saran Memperhatikan disiplin para yang ditunjukkan oleh para pegawai itu merupakan aspek dalam memacu peningkatan kinerja yang baik, sehingganya peneliti dapat menyarankan disiplin yang sudah ada dapat dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi dengan memperhatikan aspek-aspek lain yang nantinya dapat memberi dampak pada peningkatan kinerja pegawai pada kantor Camat Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Disamping juga disiplin yang baik akan dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masayarakat dan keberhasilan organisasi Pemerintahan Kecamatan dalam melaksanakan pembangunan bisa tercapai sesuai dengan dengan harapan masyarakat. Selanjutnya untuk aspek lainnya yang belum sempat diteliti oleh peneliti dapat dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2002. ” Perilaku dan Budaya Organisasi”. PT. Refika Aditama. Bandung. Bray and Rue. (1995:357). Nilai-ninal dalam Disiplin Karja. Dunia Pusta Jaya :Jakarta. Bringham, J.C.1994. Social Psycology Edisi 2 : Harper Collins Publishers. NewYork. Bernardin, H. John and Russell, Joyce E.A. 1993. “Human Resource Management An Experiential Approach”.McGraw-Hill.Inc. De Cenzo dan Robbins.(1994:451). Tipe Permasalahan Kedisiplinan. Bumi Aksara : Jakarta Greenberg dan Baron. (1993:104) Prilaku Keorganisasian. Gramadia, Jakarta Gibson, J., Ivancevich, J., Donnelly. J. 1997. “Organisasi (Perilaku, struktur, proses)”.Edisi Bahasa Indonesia Jilid II. Binarupa Aksara. Jakarta. Hasibuan, Malayu S.p. 2000. Manajemen sumber daya manusia, Edisi revisi. PT. bumi aksara. Jakarta Jassin, A.2002. Peningkatan Pembinaan Disiplin Nasional dalam Sistem dan pola Pendidikan Nasional. Sinar Harapan, Jakarta Mathis, L. Robert & John H. Jackson, (2002:78). “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Buku edisi kedua Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.
Notoatmodjo, soekidjo.( 2009:124). “Pengembangan sumber daya manusia”. P.T Rineka cipta. Jakarta. Nainggolan, H. 1995. Pembinaan Pegawai Negri Sipil.Jakarta : PT.Pertjo Jakarta, Nunnaly dalam Fandy Tjiptono, Marketing Scale, hal 19; 2004 Robbins, Stephen. P. (2005:246).“Perilaku organisasi”.Edisi Bahasa Indonesia.PT Indeks Kelompok GRAMEDIA. Jakarta. Suryohadiprojo, S.2000. Peranan Kepemimpinan dalam menegakkan Disiplin Masyarakat dalam analisis CSIS. Bumi AKsara, Jakarta Sondang P Siagian, (2002:305). “ Manajemen Sumber Daya Manusia”. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Sugiono. 2004. Pemahaman Penelitian. Jogjakarta : Gajah Mada University Press. Sedarmayanti, (2011:202). “Membangun dan mengembangkan kepemimpinan serta meningkatkan kinerja untuk meraih keberhasilan ”. P.T Refika Aditama. Bandung. Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, 1997: hal. 158 Yuspratiwi. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Perusahaan. Remaja Rosdakarya, Bandung Walidun Husain, 2011. “participative leadership”. MQS publishing. Bandung. Wibowo, 2007, “Manajemen Kinerja” . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Werther Jr., W.B. and Davis, K., Human Resources and Personal Management, Fifth
Edition, Mc Graw-Hill, United States of America, 1996