e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH PENDEKATAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DENGAN KOVARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI SISWA Dw. A. Fionitha Arimas Wulantika1, I Md. Suarjana2, I Wyn. Widiana3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional, (2) mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional setelah kovariabel motivasi berprestasi dikendalikan, (3) mengetahui seberapa besar kontribusi motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar IPA siswa. Jenis penelitian ini merupakan kuasi eksperimen, dengan rancangan non-equivalent post-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah kelas V di SD Gugus I Kecamatan Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 385 siswa dan sampel penelitian yang digunakan adalah 98 siswa. Dua instrumen pokok penelitian yaitu kuesioner motivasi berprestasi dan tes hasil belajar IPA. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif, uji anava satu jalur, uji anakova satu jalur, dan uji korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan hasil sebagai berikut. Pertama, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional (Fhitung=255,33; ttabel=3,94; taraf signifikansi 5% sehingga thitung > ttabel). Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional setelah kovariabel motivasi berprestasi dikendalikan (Fhitung = 123,38;Ftabel = 3,94; taraf signifikansi 5%) sehingga Fhitung > Ftabel). Ketiga, terdapat kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPA siswa sebesar 49%. Kata kunci: pendekatan SAVI, hasil belajar, motivasi berprestasi Abstract This research aims to (1) knowing the differences learning result of science students between student who following the SAVI approach and students who following the conventional approach, (2) knowing the differences learning result of science students between students who following the SAVI approach and students who following the conventional approach after the achievement motivation covariable has controlled, (3) knowing how huge the achievement motivation contribution of students to the science learning result of the student. This research type is quasi experiment research by the device of non equivalent post test only control group design. The research populations th are 5 grades in elementary school in cluster I Gianyar district in 2013/2014 school year which amount to 385 students and the sample research used are 98 students. Two fundamental research instrument are the achievement motivation quesionare and the learn result of the science test. The data obtained to be analyzed using descriptive statistic analyzed, anava one band test, the anacova one band test, and the correlations
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) test of product moment. The result of the study shows that. First, there are signiican differences of the student learning between group of students who following following the SAVI approach and students who following the conventional approach (Fcount=255,33; Ftable=3,94;the significan level is 5% so that Fcount > Ftable). Second, there are s significan differences of the student learning result between student who following the SAVI approach and students who following the conventional approach after covariable achievement motivation has controlled (Fcount=123,38;Ftable=3,94; significan level 5% so that Fcount > Ftable). Third, there are contribution of achievement motivation to the result learning of science student is 49%. Keywords: SAVI approach, learning result, achievement motivation
PENDAHULUAN Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara tingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003, Bab II pasal 3, yaitu sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka seharusnya penyelenggaraan pembelajaran mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk siswa yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Menurut Susanto (2012:165), “salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksaanaan proses pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah”. Kondisi seperti ini terjadi hampir pada semua mata pelajaran, termasuk IPA. IPA merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah dasar. Dengan pembelajaran IPA,
diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi. Pada pelajaran IPA sering dilupakan bahwa keterlibatan siswa secara aktif adalah merupakan bagian yang esensial dari suatu proses pembelajaran. Sering kali jalan yang guru tempuh dalam menyampaikan pembelajaran IPA adalah dengan cara memberi ceramah kepada siswa tentang segala sesuatu yang ada di dalam buku (tekstual). Hal inilah yang menyebabkan sedikitnya ketertarikan siswa dalam belajar IPA, sehingga berdampak pada hasil belajar IPA. Siswa seharu nya ikut berbuat sesuatu untuk memperoleh ilmu yang mereka cari dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, peranan guru sangatlah penting untuk memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menggali dan menyusun fakta-fakta yang berlimpah dari alam sekitar sehingga menjadi sesuatu yang bermakna. Berdasarkan hasil studi dokumen pada daftar nilai ulangan IPA tengah semester siswa kelas V semester satu di SD Gugus I Kecamatan Gianyar pada tanggal 28-29 November 2013, didapatkan rata-rata nilai ulangan IPA tengah semester IPA di SD Gugus I Kecamatan Gianyar hasilnya masih di bawah nilai standar minimal yang ditetapkan sekolah. Jika dikonversikan terhadap skala PAP, nilai tersebut berada pada interval 63–69 dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28-29 Nopember 2013, terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V di Gugus I Kecamatan Gianyar. Pertama,
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered), sehingga pengetahuan siswa tentang IPA bersifat verbal. Proses pembelajaran yang berpusat kepada guru membuat siswa menjadi pasif dalam belajar karena hanya mendengarkan dan mencatat informasi dari guru, tanpa ada aktivitas lain yang menggerakkan tubuh sewaktu belajar sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif yang akan berpengaruh pada hasil belajar kognitif IPA siswa. Kedua, guru kurang memberikan penguatan kepada siswa. Penguatan yang dimaksud yaitu pemberian respons positif oleh guru baik secara verbal atau non verbal terhadap tingkah laku yang tampak dari siswa dalam proses pembelajaran, seperti siswa menjawab dengan benar pertanyaan guru, siswa membuat tugas dengan baik, dan lain sebagainya. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketiga, kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah. Guru hanya berpatokan pada buku paket dan buku LKS sebagai sumber belajar. Guru belum mengaitkan materi IPA dengan fenomena nyata sehari-hari dan guru belum menggunakan media pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan materi yang dibahas. Hal ini membuat siswa kurang memahami materi pelajaran, sehingga berdampak pada hasil belajar kognitif IPA yang rendah. Untuk mengatasi permasalahanpermasalahan tersebut, diperlukan suatu solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif siswa. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah guru harus melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa belajar dengan rileks, tetapi aktivitas intelektual juga berjalan dengan baik. Salah satunya yaitu pembelajaran yang memanfaatkan alat indra dan membuat seluruh tubuh atau pikiran terlibat langsung dalam proses pembelajaran (Meier, 2002). Dalam menerima pembelajaran, seharusnya tidak hanya melalui mendengar atau melihat saja, tetapi juga menggerakkan fisik (tubuh) dan aktivitas intelektual dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dan aktivitas intelektual dengan memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa dan membuat seluruh tubuh atau pikiran terlibat dalam proses belajar dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Pendekatan pembelajaran semacam ini disebut dengan pendekatan SAVI. Pendekatan SAVI memiliki empat komponen, yaitu Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual. Meier (2002) menyatakan bahwa belajar dapat optimal jika keempat komponen SAVI ada dalam satu peritiwa pembelajaran. Pendekatan SAVI dilandasi oleh teori belaja konstruktivisme. Hal ini tampak dari proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI sangat mengutamakan peran aktif siswa. Siswa dituntut untuk belajar dengan menggunakan semua indra yang dimiliki dan juga siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Selain pendekatan dalam pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru, faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa salah satunya adalah motivasi berprestasi siswa. Motivasi merupakan hal yang terpenting dalam proses belajar karena motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi dalam belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Motivasi yang sesungguhnya adalah timbul dari dalam diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk memperoleh keterampilan tertentu, memperoleh informasi, keinginan untuk diterima orang lain, dan lain sebagainya. Namun, pemberian motivasi dari luar diri siswa tetap diperluka, sebab tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa, dan siswa sering kali belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah (Hamalik, 2001). Untuk itu, guru juga perlu meningkatkan motivasi berprestasi pada diri siswa. Motivasi berprestasi sangat diperlukan agar siswa terdorong untuk mau dan ingin berprestasi sehingga hasil belajar dapat meningkat. Jadi, variabel motivasi
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) berprestasi merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam penelitian ini. Maka dari itu, akan dilakukan penelitian tentang pengaruh pendekatan SAVI terhadap hasil belajar IPA dengan kovariabel motivasi berprestasi siswa kelas V di SD Gugus I Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE Penelitian ini tergolong dalam penelitian eksperimen semu atau quasi experiment karena tidak memungkinkan semua variabel dapat dikendalikan atau dikontrol dalam penelitian. Rancangan Penelitian ini menggunakan rancangan non equivalent post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Gugus I Kecamatan Gianyar Semester Genap. Jumlah SD di Gugus I Kecamatan Gianyar adalah sebanyak 7 sekolah dengan jumlah kelas sebanyak 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 385 orang. Dari sembilan kelas tersebut akan diambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik group random sampling untuk memilih kelas eskperimen dan kelas kontrol. Dari sembilan kelas yang terdapat pada populasi, diperoleh tiga puluh enam pasangan kelas yang nantinya akan dijadikan sebagai sampel, tetapi yang layak dijadikan sampel hanya enam belas pasangan kelas saja karena pasangan kelas lainnya memiliki selisih jumlah siswa lebih dari lima orang. Kelas yang digunakan sebagai sampel, terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan. Uji kesetaraan ini dilakukan dengan menggunakan uji–t. Sebelum melakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan penghitungan varians pada setiap kelas dan dilanjutkan dengan uji homogenitas. Semua pasangan kelas yang homogen maupun tidak homogen, selanjutnya dilakukan perhitungan uji kesetaraan dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan menunjukan bahwa thitung < ttabel hanya pada sebelas pasangan kelas. Sehingga hanya sebelas pasangan kelas yang dinyatakan setara. Langkah selanjutnya setelah pasangan kelas atau sampel dikatakan setara yaitu
mengundi atau mengambil secara acak pasangan kelas yang digunakan sebagai sampel. Langkah selanjutnya setelah pasangan sampel dikatakan setara yaitu mengundi atau mengambil secara acak pasangan kelas yang digunakan sebagai sampel. Berdasarkan hasil pengundian, diperoleh sampel yaitu siswa kelas V SD Negeri 5 Gianyar yang berjumlah 48 orang dan siswa kelas V SD Negeri 6 Gianyar yang berjumlah 50 orang. Setelah pengundian pertama, selanjutnya dilakukan pengundian tahap kedua untuk menentukan kelas eksperimen dan kontrol, sehingga diperoleh sampel yaitu siswa kelas V SD Negeri 5 Gianyar sebagai kelas kontrol dan siswa kelas V SD Negeri 6 Gianyar sebagai kelas eksperimen. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 1) motivasi berprestasi dengan menggunakan kuesioner, dan 2) hasil belajar IPA dengan menggunakan tes obyektif bentuk pilihan ganda. Untuk mengetahui motivasi berprestasi siswa digunakan kuesioner dengan jumlah soal 30 butir dengan alternatif jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS), dan jumlah item tes hasil belajar yang dibuat adalah 30 butir soal pilihan ganda yang disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap item soal akan diberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan benar (jawaban dicocokan dengan kunci jawaban) serta skor 0 bila siswa menjawab salah. Untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur, maka akan dilakukan uji pakar dan dilakukan uji coba instrumen. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara empirik apakah instrumen layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah dilaksanakannya uji coba, data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan validitas dan reliabilitasnya. Langkah validasi untuk instrumen penelitian berupa tes hasil belajar dan kuesioner motivasi berprestasi ini yaitu validitas isi (content validity). Dalam penelitian ini, langkah yang digunakan untuk menguji validitas isi tes adalah melalui pertimbangan dua orang ahli yaitu dari dosen pembimbing atau dari dosen pakar IPA. Hasil pertimbangan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) kedua ahli dianggap representatif sebagai dasar memutuskan bahwa tes hasil belajar IPA dan kuesioner motivasi berprestasi telah memenuhi syarat validitas isi. Setelah itu, dilakukan validitas butir tes untuk menunjukkan seberapa jauh butir soal dapat mengukur secara konsisten apa yang seharusnya diukur. Rumus korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir tes hasil belajar yang datanya berbentuk dikotomi, menggunakan teknik Korelasi Point Biserial. Tes dikatakan valid jika rpbi rtabel pada taraf signifikansi 5%.
baik adalah tes yang memiliki tingkat kesukaran antara 0,25 – 0,75. Selanjutnya, untuk metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis kovarian. Pada deskripsi data dicari nilai Mean (M), Median (Md), Modus (Mo), Standar Deviasi (Sd), dan Varians pada setiap variabel yang diteliti. Sebelum melakukan uji hipotesis, lebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat yaitu meliputi uji normalitas dengan teknik Liliefors, uji homogenitas varians dengan uji F, dan untuk mengetahui persamaan garis regresi antara variabel motivasi berprestasi terhadap variabel hasil belajar, dilakukan uji linieritas dan keberartian arah regresi. Selanjutnya, analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian pertama pada penelitian ini menggunakan analisis anava satu jalur, uji hipotesis kedua dengan teknik analisis kovarian (anakova), dan untuk uji hipotesis ketiga menggunakan analisis korelasi product moment.
Sedangkan rumus korelasi yang digunakan untuk menguji validitas kuesioner motivasi berprestasi, menggunakan teknik Korelasi Product Moment. Tes dikatakan valid jika rxy rtabel pada taraf signifikansi 5%. reliabilitas tes berhubungan dengan kepercayaan dan keajegan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan tes yang reliabel apabila tes tersebut menunjukkan hasilhasil yang mantap. Untuk menghitung reliabilitas instrumen hasil belajar digunakan Formula Kuder Richadson 20 (KR-20), dan untuk menghitung reliabilitas instrument kuesioner motivasi berprestasi digunakan Alpha-Kronbach karena data yang diperoleh merupakan data politomi. Daya beda perangkat tes dilaksanakan untuk mengetahui rata-rata kemampuan tiap butir tes untuk membedakan antara tes hasil belajar kelompok atas dengan tes hasil belajar kelompok bawah. Jika “D” negatif, soal tersebut sangat buruk dan harus dibuang. Tes yang baik, apabila memiliki D antara 0,15 – 0,20 atau lebih. Pengujian tingkat kesukaran tes dilakukan untuk menunjukan rata-rata proporsi testee yang dapat menjawab seluruh (perangkat) tes tersebut. Kriteria tingkat kesukaran tes yaitu sukar, sedang, dan mudah. Tes yang
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Data yang terkumpul dalam penelitian ini disusun sesuai dengan keperluan analisis. Data diperoleh dari penelitian yang berjumlah 98 orang siswa. Sampel ini terdiri dari 50 orang siswa kelas V SD Negeri 6 Gianyar sebagai kelas eksperimen dan 48 orang siswa kelas V SD Negeri 5 Gianyar sebagai kelas kontrol. Objek dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi dan hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen (pendekatan SAVI) maupun kelompok kontrol (pendekatan konvensional). Adapun deskripsi pada kedua kelompok disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Mean Median Modus
Motivasi Berprestasi Kelompok Eksperimen 132,86 134,17 136,97
Kelompok Kontrol 117,90 116,5 113,83
Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen 26,46 26,95 28,50
Kelompok Kontrol 18,10 17,83 17,36
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata motivasi berprestasi siswa pada kelompok eksperimen = 132,86 lebih besar daripada kelompok kontrol = 117,90, dan skor rata-rata hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen = 26,46 juga lebih besar daripada kelompok kontrol = 18,10. Untuk mengetahui kualitas dari variabel motivasi berprestasi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional, skor rata-rata motivasi berprestasi siswa dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Dari hasil perhitungan Xi dan SDi maka diperoleh hasil konversi bahwa skor ratarata motivasi berprestasi siswa kelompok eksperimen dengan M = 132,86 tergolong kriteria sangat tinggi, sedangkan skor ratarata motivasi berprestasi siswa kelompok kontrol dengan M = 117,90 tergolong kriteria tinggi. Sedangkan untuk mengetahui kualitas dari variabel hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional, skor rata-rata hasil belajar IPA siswa dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Dari hasil perhitungan Xi dan SDi maka diperoleh hasil konversi bahwa skor ratarata motivasi berprestasi siswa kelompok eksperimen dengan M = 26,46 tergolong kriteria sangat tinggi, sedangkan skor ratarata hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol dengan M = 18,10 tergolong kriteria tinggi. Sebelum melakukan pengujian hipotesis melalui metode statistika dengan formula ANAKOVA satu jalur, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa uji prasyarat. Uji prasyarat tersebut adalah uji normalitas sebaran data, uji homogenitas varians, dan uji linieritas dan keberartian regresi. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji liliefors pada keempat kelompok data. Uji normalitas sebaran data dilakukan karena jika data tidak normal maka uji ANAKOVA satu jalur tidak bisa dilakukan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh L0 < Lt (0,096 < 0,125) pada data motivasi berprestasi kelompok eksperimen,
L0 < Lt (0.111 < 0,128) pada data motivasi berprestasi kelompok kontrol, L0 < Lt (0,105 < 0,125) pada data hasil belajar IPA kelompok eksperimen, dan. L0 < Lt (0,113 < 0,128) pada data hasil belajar IPA kelompok kontrol. Hasil uji normalitas dengan uji liliefors menyatakan bahwa L0 lebih kecil daripada Lt pada keempat kelompok data, ini berarti semua kelompok data dinyatakan normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians antar kelompok yang bertujuan untuk memeriksa kesamaan varians antar kelompok perlakuan. Dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dan kontrol. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhitung < Ftabel. Berdasarkan hasil analisis dengan uji-F, diketahui bahwa Fhitung < Ftabel (1,54<1,63) dengan taraf signifikansi 5% pada data motivasi berprestasi siswa, hal ini berarti varians data motivasi berprestasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Kemudian untuk data hasil belajar IPA, dapat diketahui bahwa Fhitung < Ftabel (1,01<1,63) dengan taraf signifikansi 5%, hal ini berarti varians data hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Uji linieritas dilakukan guna mengetahui hubungan antara variabel motivasi berprestasi dengan variabel hasil belajar IPA bersifat linier atau tidak. Berdasarkan hasil analisis data pada kelompok eksperimen, diperoleh Fhitung untuk keberartian arah regresi adalah 102,19 sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah 4,18. Hasil yang diperoleh yaitu F hitung< F tabel (102,19 > 4,18) sehingga Ho ditolak yang berarti koefisien arah regresi bersifat nyata (signifikan). Pada linieritas regresi diperoleh F hitung sebesar 1,14 sedangkan harga F tabel dengan pada taraf signifikansi 5% adalah 1,62. Hasil yang diperoleh yaitu F hitung< F tabel (1,14 < 1,62) sehingga H1 ditolak dan H0 diterima. Ini berarti data memiliki bentuk regresi linier. Uji hipotesis pertama dilakukan dengan anava satu jalur kriteria jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) Rangkuman hasil uji hipotesis pertama
dengan uji-t disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Varians Satu Jalur Sumber Variasi JKantar JKdal Total
JK
db
RJK
Fhitung
1709,876 642,899 2352,775
1 96 97
1709,876 6,697 --
255,33 ---
Berdasarkan Tabel 2 di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 255,32 sedangkan nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% adalah 3,94. Hal ini berarti nilai thitung lebih besar dari ttabel (235,33 > 3,94), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
Ftabel (5%) 3,94 ---
Kesimpulan Signifikan
pendekatan SAVI dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Uji Hipotesis kedua dianalisis dengan menggunakan uji F ANAKOVA, dengan kriteria jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Rangkuman hasil uji F ANAKOVA disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rangkuman Hasil ANAKOVA Sumber Variasi Antar Dalam (error) Total (residu)
JK
db
RK
FA*
663,36 510,79 1174,15
1 95 96
663,36 5,38 -
123,38 -
Berdasarkan Tabel 3 di atas, diperoleh nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel (Fhitung Ftabel ), ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus I Kecamatan Gianyar antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional setelah kovariabel motivasi berprestasi siswa dikendalikan. Uji hipotesis ketiga dianalisis menggunakan korelasi product moment dengan kriteria jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh rxy = 0,704 dan r2 = 0,49. Dengan taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel = 0,195. Ternyata rhitung > rtabel (0,49 > 0,195) yang ternyata signifikan. Hasil perhitungan menunjukkan terdapat kontribusi motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar IPA pada siswa sebesar 49% sedangkan 51% sisanya adalah kontribusi dari variabel-
F tabel 5% 3,94 -
Keterangan Signifikan
variabel lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. PEMBAHASAN Untuk hipotesis pertama, hasil pengujian hipotesis telah berhasil menolak H0 yang artinya bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pendekatan SAVI dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi 5%, yaitu Fhitung = 255,33 lebih besar dari Ftabel = 3,94 sehingga H0 ditolak. Selain itu, rata-rata skor hasil belajar IPA yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI sebesar 26,46 pada kategori sangat tinggi dan rata-rata skor hasil belajar IPA yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional sebesar 18,10 pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) pendekatan SAVI lebih tinggi dibandingkan dengan kolompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan ini dapat dijelaskan karena pembelajaran dengan pendekatan SAVI memberikan peluang besar kepada siswa untuk berperilaku aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan SAVI menggabungkan gerakan fisik ketika belajar dengan memanfaatkan alat indra, dan membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam suatu proses pembelajaran. Sehingga pada saat proses pembelajaran, tercipta suasana yang efektif dan menyenangkan untuk dapat membantu siswa memahami materi pelajaran. Siswa berusaha menggunakan seluruh indra dan keterampilan yang dimiliki untuk mencari informasi sebanyakbanyaknya. Siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang ada di lingkungan belajaranya, sehingga ketertarikan dan antusiasme siswa dalam memperoleh informasi guna memecahkan permasalahan yang diajukan sangat tinggi. Setelah memperoleh informasi yang dianggap cukup, selanjutnya siswa diberikan kesempatan bekerja secara kelompok melakukan percobaan untuk memecahkan pemasalahan yang ada. Dengan bekerja secara berkelompok maka siswa akan dapat mengembangkan sikap sosialnya dengan sesama teman untuk dapat saling bertukar pikiran dan saling memberikan masukan untuk mendapatkan pemecahan yang diinginkan dari permasahan yang diberikan. Kemudian, setelah berdiskusi dengan anggota kelompok, siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil kerjanya. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Dalam pembelajaran ini, guru hanya berfungsi menjadi fasilitator, mediator, dan motivator, sehingga siswalah yang harus aktif dalam membangun pengetahuannya. Berbeda halnya dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensional, proses
pembelajaran di dominasi oleh guru. Guru berperan sebagai pemberi informasi kepada siswa, sedangkan siswa menjadi individu pasif yang bertugas mendengarkan, mencatat, dan menghafalkan informasi yang diberikan guru. Pembelajaran yang demikian kurang memberikan pengalaman kepada siswa sehingga siswa cepat merasa bosan karena rendahnya ketertarikan siswa untuk belajar, dan daya serap siswa menjadi rendah dan cepat hilang karena pembelajaran bersifat hafalan. Pada akhirnya juga akan mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Hasil uji hipotesis pertama telah menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI lebih baik daripada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Dengan demikian, sangatlah tepat pendekatan SAVI akan meningkatkan hasil belajar IPA siswa, karena merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bersumber pada teori kontruktivisme yang mengharapkan siswa sendiri yang mengkontruksi pengetahuannya, sedangkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional bersumber pada teori behavioristik yaitu siswa memperoleh informasi yang bersumber dari guru dan buku saja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Maharani (2012) yang meneliti tentang implementasi pendekatan SAVI untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa Kelas III Semester II Di SD No. 1 Sembiran Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. Penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa skor ratarata persen aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus I, skor rata-rata persen aktivitas belajar siswa yaitu 70,8% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85,8%. Sedangkan perbandingan skor rata-rata persen hasil belajar pada siklus I yaitu 68,75% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,29%. Berdasarkan penelitian tersebut, menunjukkan bahwa melaui implementasi pendekatan SAVI dapat meningkatkan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas III di SD No. 1 Sembiran. Penelitian lain juga dilakukan oleh Kusmayuda (2013) yang meneliti tentang Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Berorientasi Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil belajar Siswa Kelas V Semester Genap Di SD Gugus V Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. Berdasarkan hasil penenlitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang dicapai dengan penggunaan model pembelajaran SAVI berbeda dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Secara deskriptif, kelompok yang belajar menggunakan model pembelajaran SAVI memperoleh skor ratarata belajar sebesar 26,35, sedangkan kelompok yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional memperoleh skor rata-rata hasil belajar sebesar 23,30. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran SAVI. Hasil analisis data pada hipotesis kedua telah berhasil menolak H0 yang berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional setelah variabel motivasi berprestasi dikendalikan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada kedua kelompok. Meskipun siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, namun tidak disertai dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa, tetap saja tidak akan mampu mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil anakova satu jalur yaitu diperoleh nilai Fhitung = 123,38 dan dengan dengan taraf signifikansi 5% diperoleh Ftabel = 3,94 sehingga (Fhitung > Ftabel ). Dapat disimpulkan bahwa setelah motivasi berprestasi siswa dikendalikan, tetap terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa antara kedua kelompok. Perbedaan hasil belajar IPA secara signifikansi dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.
Hasil hipotesis ketiga menunjukkan bahwa, secara bersama-sama untuk kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional, diperoleh kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPA siswa yaitu rxy = 0,704 dan r2 = 0,49 (49%). Dengan taraf signifikansi 5% dan df = 98, diketahui bahwa r tabel = 0,195 Ini menunjukkan bahwa rhitung lebih besar daripada r tabel (0,704 > 0,195) yang berarti signifikan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa motivasi berprestasi siswa memiliki kontribusi positif terhadap hasil belajar IPA siswa sebesar 49% sedangkan 51% sisanya adalah kontribusi dari variabelvariabel lain yang tidak diikutkan pada penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi memberikan kontribusi positif dan signifikan siswa terhadap hasil belajar IPA siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat McClelland (dalam Djaali, 2008:109), yang mengungkapkan bahwa “motivasi berprestasi dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya yang mengacu kepada standar keunggulan”. Berdasarkan pendapat tersebut, motivasi berprestasi lebih menitik beratkan pada pencapaian suatu ukuran keberhasilan yang dapat dilihat berdasarkan tugas-tugas yang berhasil dikerjakan. Perbedaan hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor motivasi berprestasi. Hal ini terbukti dalam penelitian ini bahwa motivasi berprestasi berkontribusi sampai 49% terhadap hasil belajar IPA. Berdasarkan temuan-temuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan SAVI berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa baik sebelum maupun sesudah dilakukan pengendalian terhadap motivasi berprestasi, dan terdapat kontribusi yang positif dan signifikan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPA siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) (1) Penelitian ini membuktikan bahwa hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dengan hasil belajar IPA siswa pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari analisis dengan uji-t menunjukkan bahwa harga Fhitung = 255,32 dan Ftabel dengan taraf signifikansi 5% = 3,94. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (255,32 > 3,94). Lebih lanjut perbedaan yang signifikan dapat dilihat pada rata-rata skor hasil belajar IPA siswa. Rata-rata skor hasil belajar IPA yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI yaitu 26,46 dan rata-rata skor hasil belajar IPA yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional yaitu 18,10. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI lebih tinggi dibandingkan dengan kolompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. (2) Setelah diadakan pengendalian terhadap motivasi berprestasi, diperoleh nilai Fhitung = 123,44 dan dengan dengan taraf signifikansi 5% Ftabel = 3,94 sehingga (Fhitung > Ftabel ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah motivasi berprestasi siswa dikendalikan, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. (3) Kontribusi yang diberikan variabel pengendali terhadap hasil belajar IPA siswa memberikan kontribusi yang positif yaitu sebesar 49%. sedangkan 51% sisanya adalah kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak diikutkan pada penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut. (1) Siswasiswa sekolah dasar agar selalu terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran agar dapat mengembangkan pemahaman dan mendapatkan pengetahuan baru melalui pengalaman yang ditemukan sendiri. (2) Guru hendaknya melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan cara memilih dan menggunakan pendekatan dalam mengajar yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan sesuai dengan karakter siswa. (3) Penelitian ini dapat dijadikan acuan atau refrensi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan SAVI dengan memperhatikan kendalakendala yang dialami sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan pelaksanaan penelitian selanjutnya. DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung. Bumi Aksara. Kusmayuda,Gede Nova. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Berorientasi Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil belajar Siswa Kelas V Semester Genap Di SD Gugus V Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PGSD, Undiksha. Maharani, Intan Ni Kadek. 2012. Implementasi Pendekatan SAVI Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester II di SD No. 1 Sembiran Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PGSD, Undiksha. Meier,
Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook Panduan Kreatifdan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Terjemahan Rahmani Astuti. The Accelerated Learning Handbook.2000. Bandung: Kaifa.
Rasana, I Dewa Putu R. 2009. ModelModel Pembelajaran. Singaraja. Undiksha
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) Susanto, Ahmad.2013.Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Uno,
Hamzah. B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Akasara.