e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH MODEL TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOVARIABEL KEMAMPUAN NUMERIK PADA SISWA KELAS V K. A. Darmayanti1, N. Dantes1, D. P. Parmiti2 1Jurusan
PGSD, 2Jurusan BK, 3Jurusan TP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournament terhadap hasil belajar matematika dengan mengendalikan kemampuan numerik pada siswa kelas V SD gugus II Semeru. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu menggunakan desain post-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD di Gugus II Semeru, dengan jumlah siswa sebanyak 108 orang. Sampel penelitian ini dipilih dengan teknik random sampling, dimana siswa kelas V SD Negeri 7 Melaya yang berjumlah 20 orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SD Negeri 4 Melaya yang berjumlah 22 orang sebagai kelompok kontrol. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes kemampuan numerik dan tes hasil belajar matematika. Data dianalisis menggunakan uji-t, anakova satu jalur, dan analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS 17 For Windows dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Teams Games Tournament dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional, 2) terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, setelah kemampuan numerik dikendalikan 3) terdapat kontribusi yang signifikan kemampuan numerik terhadap hasil belajar matematika. Kata kunci: model TGT, hasil belajar matematika, kemampuan numerik Abstract This study aimed to determine the effect of Teams Games Tournament learning model towards the students’ learning outcomes by controlling the ability of numerical mathematics in class V of elementary schools in sub-district II Semeru. This study is a quasi-experimental research design using post-test only control group design. The population was all students of class V of elementary schools in sub-distrct II Semeru, with the number of students as many as 108 students. The research samples were selected by using random sampling technique in which 20 people of fifth grade students of SD Negeri 7 Melaya was determined as the experimental group and 22 people of fifth grade students of SD Negeri 4 Melaya was determined as the control group. The data collection instrument were the tests of numerical ability and mathematics achievement test. The data were analyzed using t-test, one-way Anacova, and simple regression analysis using SPSS 17 For Windows with the significance level of 5%. The results showed that 1) there were differences on the learning outcomes of mathematics between the group of students which was treated by using teams games tournament learning model and the group which was treated by using conventional learning model, 2) there were differences in learning outcomes of mathematics between the group of students which was treated by using teams games tournament learning model and the group which was treated by using conventional learning model, after the numerical ability was controlled 3) there was a
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 significant contribution on the results of numerical ability towards mathematics learning achievement.. Keywords : TGT model, learning outcomes of mathematics, numerical ability
kegiatan belajar matematika”. Hal ini berarti pembelajaran yang berlangsung harus berpusat pada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki khususnya kemampuan berpikir, kemampuan numerik, serta kemampuan bekerja sama. Sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai. Namun, kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih menggunakan pembelajaran konvensional yang berupa ceramah. Hal ini mengakibatkan pembelajaran yang diberikan oleh guru menjadi kurang menarik, dan mengakibatkan siswa tidak berpikir kritis untuk menyelesaikan suatu masalah, atau dalam menjawab soal. Model pembelajaran konvensional yang menggunakan metode ceramah, menyebabkan terjadinya komunikasi satu arah dari guru terhadap siswa yang menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan hanya menerima informasi dari guru saja. Penguasaan materi matematika diukur dengan tes hasil belajar dan merupakan prestasi siswa dalam mempelajari matematika. Akan tetapi prestasi dan hasil belajar matematika siswa belum seperti yang diharapkan. Kenyataan sekarang ini, banyak dijumpai permasalahan matematika yang tidak dapat diselesaikan dengan baik karena terbentur pada kemampuan siswa dalam memahami persoalan yang diajukan. Sering terjadi, siswa tidak dapat membedakan antara apa yang ditayakan dan apa yang diketahui dalam suatu pertanyaan matematika. Hal ini terjadi dikarenakan dalam proses belajarmengajar berlangsung, guru hanya menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada guru, dan guru selalu memulai pembelajaran dengan menjelaskan materi kemudian memberikan contoh, dan dilanjutkan
PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi ini. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara tingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas dan faktor menentukan kualitas kehidupan bangsa. Kualitas bangsa Indonesia dihasilkan melalui penyelenggaran pendidikan yang bermutu. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah manusia yang mampu menghadapi persaingan yang semakain ketat dengan bangsa lain di dunia. Menurut Susanto (2012:165), “salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah”. Hal ini terjadi hampir pada semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Matematika. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam pendidikan. Penguasaan pelajaran Matematika bagi siswa akan menunjang keberhasilan pada mata pelajaran yang lain. Aisyah, dkk. (2008:1.3) berpendapat bahwa “matematika merupakan ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia”. Oleh karena itu, untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Japa (2012:2) memaparkan bahwa “dalam pembelajaran matematika, guru harus dapat menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dengan latihan soal. Hal ini sangat berpengaruh pada kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan, terlihat kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran matematika. Hal tersebut memunculkan permasalahan yang perlu diatasi. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berwawasan konstruktivisme yang dapat menciptakan suasana belajar aktif pada siswa melalui belajar kelompok. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sangat sesuai dengan karakteristik pembelajaran matematika, karena dalam pembelajaran matematika, siswa sering dihadapkan pada latihanlatihan soal atau pemecah masalah. Bagi siswa tertentu, bertanya kepada teman sebaya untuk mendapatkan penjelasan terhadap apa yang telah dijelaskan oleh guru akan lebih mudah dipahami oleh siswa karena mereka biasanya menggunakan bahasa dan ungkapan yang biasa digunakan oleh anak sebaya dan secara psikologis mereka dalam berkomunikasi tidak ada beban (Haryadi dalam Putra, 2014:4). Menurut Rusman (2011:224) “model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran kooperatif dengan membentuk kelompokkelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas 3-5 siswa yang heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis”. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktiitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Komponen-komponen yang terdapat pada model pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT) adalah penyajian materi, tim, game, turnamen, dan penghargaan kelompok. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT, memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung
jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Menurut Shoimin (2014:205) Kelebihan model pembelajaran TGT, sebagai berikut. 1) model pembelajaran TGT tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang berkemampuan akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting dalam kelompoknya. 2) model pembelajaran TGT, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya. 3) model pembelajaran TGT, membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan pada peserta didik atau kelompok terbaik. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika yaitu dengan memperhatikan kemampuan yang dmiliki oleh siswa. Salah satu kemampuan yang dimiliki siswa yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan numerik siswa. Menurut Hariwijaya (dalam Sumada, 2013) Kemampuan numerik adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam melakukan operasi hitung secara manual yang meliputi operasional penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, penarikan akar, dan sebagian, yang memungkinkan untuk berkembang dan berprestasi di bidang matematika. Wibowo (2013) menyatakan bahwa “Kemampuan numerik adalah kemampuan untuk bekerja dalam angka-angka untuk memahami konsepkonsep yang berkaitan dengan angkaangka (numerik), sehingga kemampuan numerik mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal matematika”. Jadi kemampuan numerik yaitu kemampuan berhitung, kemampuan menalar angkaangka, menggunakan atau memanipulasi angka dan menguraikan secara logis. Dalam memperoleh hasil belajar yang baik ditentukan oleh banyak faktor, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa siswa atau peserta didik, memperoleh nilai yang baik 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
atau buruk hanya karena satu faktor. Jadi dalam penelitan ini dilakukan pengendalian terhadap kemampuan numerik siswa, melalui pengendalian tersebut, dapat diketahui kontribusi antara kebiasaan belajar siswa dan kemampuan numerikal siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Teams Games Tournament (TGT) dan siswa yang mengikuti pembelajaran secara Konvensional, (2) menganalisis perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Teams Games Tournament (TGT) dan siswa yang mengikuti pembelajaran secara Konvensional setelah kemampuan numerik dikendalikan, (3) menganalisis kontribusi kemampuan numerik terhadap hasil belajar matematika.
dalam peneltian ini adalah SD N 7 Melaya sebagai kelompok eksperimen, dan SD N 4 Melaya sebagai kelompok kontrol. Peneltian ini melibatkan tiga variabel yaitu. Variabel bebas, variabel terikat, variabel moderator. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran TGT. Variabel terikat adalah hasil belajar, dan variabel moderator adalah kemampuan numerik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) yang meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu variabel pada kelompok eksperimen dan membandingkannya dengan kelompok kontrol, namun tidak semua variabel dalam kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat, dengan kata lain tidak mungkin memanipulasi semua variabel yang relevan (Nazir dalam Ardika, 2014:43). Eksperimen dilakukan pada kelompok belajar (kelas) yang sudah ada. Peneliti tidak mengubah kelas dalam menentukan subjek sebagai kelompok eksperimen atau kontrol. Berdasarkan jenis penelitian tersebut, rancangan penelitian ini mengikuti desain penelitian eksperimen post test only control group design. Post test only control group design merupakan desain penelitian eksperimen kuasi yag bertujuan menyelidiki perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Desain penelitian dapat disajikan pada tabel 1.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus II Semeru Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana dengan rentang waktu semester II (genap) Tahun Ajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD di Gugus II Semeru Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun jumlah SD di Gugus II Semeru Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana terdiri dari 6 SD yaitu SD N 1 Melaya, SD N 2 Melaya, SD N 3 Blimbingsari, SD N 4 Melaya, SD N 7 Melaya, dan SD K Maranatha. Pada Gugus II Semeru, terdapat 2 sekolah menerapkan Kurikulum 2013 yaitu SD N 1 Melaya, dan SD N 3 Blimbingsari, sehingga populasi yang dipilih pada penelitian ini adalah 4 sekolah yag masih menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memerhatikan starata yang ada dalam populasi tersebut dan menganggap semua anggota populasi homogen. Sampel
Tabel 1 Desain Penelitan Kelompok Perlakuan Post-test Eksperimen X O1 Kontrol O2 Keterangan: X = Treatment pembelajaran dengan model pembelajaran TGT. = Kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional O = Pengamatan akhir (posttest)
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yatu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir eksperimen. Data dalam penelitian ini terdiri dari data mengenai kemampuan numerik siswa dan hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan jenis data tersebut, maka data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan numerik digunakan tes kemampuan numerik, sedangkan data mengenai hasil belajar matematika siswa dikumpulkan dengan tes hasil belajar matematika. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya kualitas dua variabel yaitu model pembelajaran TGT dan model konvensional. Nilai rata-rata dan simpangan baku yang akan dideskripsikan adalah rata-rata (Mean), median (Md), Modus (Mo), dan simpangan baku (SD) hasil belajar matematika dengan mengontrol kemampuan numerik setelah melakukan perlakuan (posttest). Penelitian ini memaparkan tiga hipotesis yang akan diuji. Untuk pengujian ketiga hipotesis ini digunakan uji-t kelompok tidak berkorelasi, analisis kovarian satu jalur dengan 1 kovariabel dan uji product moment.
tersebut. Perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Statistik Deskriptif Variabel Y1
X1
Y2
X2
Statistik N
20
20
Mean
72.65
76.35
22 60.09
22 70.91
Median
73.00
76.00
60.00
73.00
Modus
76
76a
Standar
6.029
Varians
60a
73
4.283
7.237
5.887
36.345
18.345
52.372
34.658
Rentangan
20
17
23
20
Skor
63
66
50
60
83
83
73
80
1453
1527
1322
1560
Deviasi
minimum Skor Maksimum Jumlah
Keterangan : Y1 = hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. X1 = kemampuan numerik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Y2 = hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. X2 = kemampuan numerik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data dalam penelitian ini dikelompokan menjadi: 1) hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament, 2) kemampuan numerik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament, 3) hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional, 4) kemampuan numerik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya dilakukan perhitungan dari masing-masing data untuk mencari mean, median, modus, serta standar deviasi dari tiap-tiap kelompok data
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model TGT (Y1) adalah 72,65. Berdasarkan pedoman konversi analisis hasil belajar matematika, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam klasifikasi sedang/cukup dan rata-rata skor hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional (Y2) adalah 60,09. Berdasarkan pedoman konversi 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
analisis hasil belajar matematika, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V dengan pembelajaran konvensional dalam klasifikasi sedang/cukup. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa pembelajaran menggunakan model TGT lebih baik daripada model konvensional. Rata-rata nilai siswa yang dibelajarkan dengan model TGT lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional. Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji normaltas, linieritas, dan uji homogenitas. Dalam melakukan uji prasyarat ini menggunakan bantuan SPSS 17 For Windows. Hasil yang diperoleh setelah melakukan uji normalitas, linieritas, dan homogenitas terlihat bahwa nilai-nilai signifikansi data pada uji prasyarat tersebut memiliki angka lebih besar dari 0,05. Dengan demikian semua sebaran data berdistribusi normal, regersi bersifat linier, dan berasal dari varians yang sama (homogen). Perhitungan uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Uji-t sampel independent (tidak berkorelasi), ANACOVA, dan product moment. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis diperoleh (1) terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) setelah kemampuan numerik dikendalikan, terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (3) terdapat kontribusi kemampuan numerik terhadap hasil belajar matematika siswa di SD N 7 Melaya dan SD N 4 Melaya. Untuk pembuktian ketiga hipotesis dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 17 For Windows. Adapun hasil pengujian tersebut tersaji pada tabel 3 dan tabel 4, dan tabel 5.
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Pertama dengan Bantuan SPSS 17 For Windows Sampel
N
Mean
S2
Db
thitung
Sig.
Eksperimen Kontrol
20 22
72,65 60,09
6,029 7,237
41
46,728
0,000
Total
42
66,07
9,164
Kesim pulan H1 Diteri ma
Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dan model konvensional terdapat angka signfikansi 0,000. Angka signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa “ terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional” diterima. Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Kedua dengan Bantuan SPSS 17 For Windows
Sumber
Type III
Rata-
Jumlah
rata df
kuadrat
F
Sig.
1939.240
2
969.620
25.151
.000
Hambatan
158.958
1
158.958
4.123
.049
A
773.202
1
773.202
20.056
.000
X
286.823
1
286.823
7.440
.010
Error
1503.546
39
38.552
Total
186791
42
Total
3442.786
41
Model
Kuadrat a
perbaikan
perbaikan
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 yaitu sebesar 0,010. Hal ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis satu (H1) yang menyatakan bahwa “setelah kemampuan numerik dikendalikan, terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional” diterima. Hasil ini membuktikan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) memang lebih baik dari siswa yang belajar dengan model konvensional meskipun kemampuan numeriknya dikendalikan.
Games Tournament dengan skor rata-rata 72,65 lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional dengan skor rata-rata 60,09. Hal ini membuktikan terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament terhadap hasil belajar matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament terbukti lebih baik dan efektif dibandngkan dengan model pembelajaran konvensioanal. Hasil peneltian ini sejalan dengan hasil penelitian Nopiani (2013) “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournamet dan Berbantuan permainan ular tangga Pada Siswa Kelas IV gugus VIII sukawati”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di Gugus VIII Sukawati, sebagian besar skor yang diperoleh siswa cenderung rendah, (2) hasil belajar Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT sebagian besar skor yang diperoleh siswa cenderung tinggi, dan (3) hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menggunakan uji-t ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT berbantuan permainan ular tangga dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa adalah proses belajar. Proses belajar yang menyenangkan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Pada dasarnya siswa SD masing senang bermain, sehingga sangat tepat menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament karena model pembelajaran ini mengajak anak bermain sambil belajar. Suasana kegembiraan dan
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Ketiga dengan Bantuan SPSS 17 For Windows Std. Error R
Adjusted
of the
Model
R
Square
R Square
Estimate
1
0, 590
0, 348
0, 315
4.814
Dari data perhitungan di atas menunjukkan kontribusi kovariabel kemampuan numerik terhadap hasil belajar matematika. Hal tersebut ditunjukkan dengan melihat harga rhitung sebesar 0,590 yang lebih besar dari rtabel 0,304. Keselarasan r2 sebesar 0,315 yang berarti 31,5% perubahan pada hasil belajar matematika dapat dipengaruhi oleh kemampuan numerik siswa. Dengan demikian, kemampuan numerik memang berkontribusi positif terhadap hasil belajar matematika. Pembahasan Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama, hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan model konvensional diperoleh angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa “terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional” diterima. Hasil ini diperkuat dengan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournament terhadap hasil belajar matematika akan dipengaruhi oleh faktor kemampuan numerik. Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournament tetap lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional, walaupun diadakan pengendalian kemampuan numerik. Uji hipotesis ketiga, data perhitungan menunjukkan kontribusi kovariabel kemampuan numerik terhadap hasil belajar matematika siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan melihat harga rhitung sebesar 0,590 yang lebih besar dari rtabel 0,304. Keselarasan r2 sebesar 0,348 yang berarti 34,8%. Perubahan pada hasil belajar matematika dapat dipengaruhi oleh kemampuan numerik siswa. Dengan demikian, kemampuan numerik memang berkontribusi positif terhadap hasil belajar matematika.Semakin tinggi kemampuan numerik siswa, memungkinkan untuk berkembang, mendaptkan hasil belajar matematika yang baik, bahkan mampu berprestasi di bidang matematika. Siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi, cenderung aktif dalam kegiatan pembelajaran, memiliki kemampuan memecahkan masalah, dan melakukan perhitungan matematika yang kompleks. Siswa tersebut biasanya menunjukkan perhatian yang lebih saat pembelajaran matematika berlangsung dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah. Siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah cenderung pasif dalam mengerjakan tugas, dan kurang percaya diri akan jawabannya sendiri, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut. Penelitian tentang kemampuan numerik pernah dilakukan Pica (2015), dalam penelitiannya menyatakan bahwa: terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan matematika realistik dan siswa yag mengikuti pembelajaran konvensional, setelah kovariabel kemampuan numerik dikendalikan, terdapat perbedaan hasil
semangat belajar akan tumbuh dalam proses pembelajaran, serta kerjasama antar siswa terwujud dengan dinamis. Komponen-komponen yang terdapat pada model pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT) adalah penyajian materi, tim, game, turnamen, dan penghargaan kelompok. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT, memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Berdasarkan Uji hipotesis kedua menggunakan anakova, tampak bahwa nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 yaitu 0,010. Hasil ini sekaligus membuktikan bahwa hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament memang lebh baik dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional, sekalipun kemampuan numeriknya dkendalikan.Kemampuan numerik juga harus diperhatikan dalam kaitannya dengan hasil belajar matematka yang akan dicapai oleh siswa. Kemampuan numerik adalah kemampuan yang berhubungan dengan angka dan kemampuan untuk berhtung. Kemampuan numerik lebih menekankan pada kemampuan yang dimiliki siswa dalam melakukan operasi hitung secara manual yang meliputi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, dan penarikan akar yang disesuaikan dengan materi dan kurikulum di kelas V SD. Kemampuan numerik juga mencangkup kemampuan mengaplikasikan dalm hitung – menghtung, kecekatan, ketelitian, dan ketepatan . kemampuan numerik siswa perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika, mengingat matematika banyak melibatkan pengerjaan operasi hitung. Oleh karena itu, kemampuan numerik sangat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, maka dalam penelitian ini kemampuan numerik perlu dikendalikan secara statistik. Jika pengendalian pengaruh dari faktor kemampuan numerik ini dilakukan, maka 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
belajar matematika antara siswa yang mengikuti pendekatan matematika realistik dengan siswa yag mengikuti model pembelajaran konvensional. Hal itu terlihat dengan nilai signifikan lebih kecil daripada 0,05, dan terdapat konstribusi kemampuan numerik terhadap hasil belajar matematika. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan numerik memang berkontribusi terhadap hasil belajar matematika siswa.
pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional, walaupun diadakan pengendalian kemampuan numerik. Hasil ini sekaligus membuktikan bahwa hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament memang lebh baik dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional, sekalipun kemampuan numeriknya dkendalikan. Dari data perhitungan menunjukkan kontribusi kovariabel kemampuan numerik terhadap hasil belajar matematika siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan melihat harga rhitung sebesar 0,590 yang lebih besar dari rtabel 0,304. Keselarasan r2 sebesar 0,348 yang berarti 34,8%. Perubahan pada hasil belajar matematika dapat dipengaruhi oleh kemampuan numerik siswa. Dengan demikian, kemampuan numerik memang berkontribusi positif terhadap hasil belajar matematika. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD walaupun diadakan pengendalian kemampuan numerik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut (1) Guru hendaknya menjadi fasilitator dan mediator pembelajaran supaya suasana pembelajaran menjadi kondusif dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament, siswa akan belajar dalam suasana menyenangkan, dan tidak merasa tertekan dalam belajar karena diselingi dengan permainan yang tentunya berhubungan dengan materi yang diajarkan, dan adanya turnamen dan reward antar kelompok akan memacu siswa untuk belajar lebih giat dan lebih termotivasi dalam belajar. Tentu hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa, (2) dalam pembelajaran matematika hendaknya guru memperhatikan aspek-aspek penting yang turut mempengaruhi prestasi belajar
Penutup Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan skor rata-rata 72,65 lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional dengan skor rata-rata 60,09. Hal ini membuktikan terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament terhadap hasil belajar matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament terbukti lebih baik dan efektif dibandngkan dengan model pembelajaran konvensioanal. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan anakova, tampak bahwa nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 yaitu 0,010. kemampuan numerik sangat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, maka dalam penelitian ini kemampuan numerik perlu dikendalikan secara statistik. Jika pengendalian pengaruh dari faktor kemampuan numerik ini dilakukan, maka pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournament terhadap hasil belajar matematika akan dipengaruhi oleh faktor kemampuan numerik. Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournament tetap lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
seperti faktor kemampuan numerik dan inteligensi, serta memanajemen faktorfaktor tersebut untuk mengoptimalkan potensi siswa dan keberhasilan belajar siswa. (3) penelitian ini dapat dijadikan acuan ataupun referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai model TGT, (4) bagi peneliti lain yang ingin melaksanakan penelitian yang sejenis diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan melibatkan sampel yang lebih luas.
Kemampuan Numerikal Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri 2 Seraya Timur”. Tesis (tidak diterbitkan). Singaraja: Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Ganesha.
Daftar Pustaka Aisyah,Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Japa, I Gusti Ngurah, dkk. 2011. Seri Bahan Ajar Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Matematika I. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Nopiani, Ni Made. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran teams games tournamet dan Berbantuan permainan ular tangga Pada Siswa Kelas IV gugus VIII sukawati”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Pica,
I Wayan. 2015. “Pengaruh Penerapan Pendidikan Matematika Realistik terhadap Hasil Belajar Matematika dengan Kovariabel Kemampuan Numerik”. Tesis (tidak diterbitkan). Program Studi Penelitan dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Rajawali Pers. Sumada, I Komang. 2013. “Kontribusi Kebiasaan Belajar dan 10