HUBUNGAN SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD I.Gst.A. Wulan Kartika Dewi1, A. A. Gede Agung2, Ni Wyn. Rati3 1,3
Jurusan PGSD2, JurusanTP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Permasalahan yang terjadi di sekolah dan sering terlihat pada siswa khususnya pada mata pelajaran IPA yaitu kurangnya sikap ilmiah dan motivasi berprestasi pada siswa, maka penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengetahui kesignifikanan hubungan sikap ilmiah dengan hasil belajar IPA, (2) mengetahui kesignifikanan hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA, dan (3) mengetahui kesignifikanan hubungan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana tahun ajaran 2013/2014.Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Populasi penelitian ini adalah kelas V di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 75 orang. Sampel penelitian ini yaitu ini adalah siswa kelas V SD No. 1 Dangintukadaya, siswa kelas V SD No. 3 Dangintukadaya, dan SD No. 4 Batuagung. Data sikap ilmiah dan motivasi berprestasi siswa dikumpulkan dengan instrumen berbentuk kuesioner. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan sikap ilmiah dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan garis regresi = 71,177 + 0,059X1 dengan persentase sebesar 14%, terdapat hubungan yang signifikan motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan garis regresi = 79,297 + 0,024X2 dengan persentase 18,7%. Dan terdapat hubungan yang signifikan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan garis regresi = 1,041 + 0,380X1 + 0,453X2 dengan persentase sebesar 97,59%.
Kata kunci: sikap ilmiah, motivasi berprestasi, hasil belajar Abstract Problem in school and is often seen in students, especially in science subjects, namely the lack of scientific attitude and achievement motivation in students, this study aims to, (1) determine its significance relationship with the scientific attitude of science learning outcomes , ( 2 ) determine its significance relationship of achievement motivation to learn science results , and ( 3 ) determine its significance and relationship of scientific attitude and achievement motivation together with the learning outcomes IPA in class V Cluster II Admiral Jembrana school year 2013/2014.Jenis this study is an ex post facto research . The study population was a class V in Cluster II Admiral Jembrana academic year 2013/2014 , amounting to 75 people . The sample of this study is that the fifth grade students of elementary school No. . 1 Dangintukadaya , No. elementary fifth grade students 3 Dangintukadaya , and SD No. . 4 Batuagung . The data of scientific attitudes
and achievement motivation of students gathered in the form of a questionnaire instrument . The data collected were analyzed using analysis deskriptif.Hasil this study found that there is a significant relationship with the scientific attitude of science learning outcomes in elementary school fifth grade students in Cluster II Admiral Jembrana indicated by the regression line equation X1 = 71.177 + 0.059 with a percentage of 14 % , there is a significant relationship with achievement motivation in science learning outcomes fifth grade elementary school students in Cluster II Admiral Jembrana indicated by the regression line equation X2 = 79.297 + 0.024 with a percentage of 18.7 % . And there is a significant relationship scientific attitude and achievement motivation together with the results of science learning in fifth grade elementary school students in Cluster II Admiral Jembrana indicated by the regression line equation = 1.041 + 0.380 X1 + 0.453 X2 with a percentage of 97.59 %. Key words: scientific attitude, achievement motivation, learning outcomes.
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari hari ke hari semakin pesat. Derasnya arus globalisasi semakin hebat. Dengan adanya fenomena ini akan berdampak antara lain munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas tinggi dengan tujuan dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas (Yasdika, 2008). Upaya tersebut meliputi pengadaan perpustakaan, penyempurnaan kurikulum, melengkapi alat-alat laboratorium, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik. Kegiatan pembelajaran di sekolahpun mengalami perubahan, dari kegiatan mengajar menjadi kegiatan yang membelajarkan siswa. Dengan kata lain, sekolah sebagai tempat pendidikan formal dituntut untuk mampu menciptakan dan merancang kegiatan pembelajaran yang membuat siswa belajar. Sejalan dengan keadaan tersebut, hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal individu yang belajar. Faktor ini akan dapat menunjang kegiatan pembelajaran maupun menghambat kegiatan pembelajaran. Salah satu faktor internal individu yang berpangaruh pada hasil belajar IPA adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah pada dasarnya
merupakan sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuan. Dengan kata lain, sikap ilmiah merupakan kecenderungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkahlangkah ilmiah. Sikap ilmiah meliputi sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap objektif, sikap tekun, sikap ingin menemukan dan sikap terbuka. Sikap ilmiah perlu ditanamkan pada diri individu dalam kegiatan pembelajaran secara umum dan kegiatan pembelajaran IPA khususnya. Menumbuhkembangkan sikap ilmiah siswa ada tiga jenis peranan utama guru yakni: memperlihatkan contoh, memberikan penguatan dengan pujian dan persetujuan, serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan sikap (Harlen, 1992). Semasih siswa menunjukkan keinginan untuk berbuat, maka harus diberikan kesempatan untuk beraktivitas. Keterlibatan siswa secara aktif baik fisik maupun mental dalam kegiatan pembelajaran akan membawa pengaruh terhadap pembentukan pola tindakan siswa yang selalu didasarkan pada hal-hal yang bersifat ilmiah. Inilah yang perlu disadari dan dilaksanakan oleh guru khususnya guru IPA di SD, karena mayoritas guru saat ini lebih menekankan pada produk IPA dan kurang memperhatikan proses IPA. Selain sikap ilmiah, motivasi berprestasi juga memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melalukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi hasil belajar yang dicapainya rendah, akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya tidak/kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal adalah adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya. “Motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan” (Donald dalam Wasty Sumanto, 1998: 203). Motivasi merupakan bagian dari belajar. Dari pengertian motivasi tersebut tampak tiga hal, yaitu: 1) motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, 2) motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif yang kadang tampak dan kadang sulit diamati, 3) motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Siswa akan berusaha sekuat tenaga apabila dia memiliki motivasi yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh tanpa paksa, bila memiliki motivasi yang besar dan dengan demikian diharapkan akan mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Adanya motivasi berprestasi yang tinggi dalam diri siswa merupakan syarat agar siswa terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan belajar yang dihadapinya, dan lebih lanjut siswa akan sanggup untuk belajar mandiri. Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah: 1) menyukai pekerjaan yang menuntut kemampuan dan usaha diri sendiri, 2) memiliki antisipasi yang baik terhadap aktivitas yang dilakukan, 3) selalu memperhitungkan dahulu setiap aktivitas apakah ia mampu atau tidak, dan 4) selalu ingin mengetahui hasil dari usaha yang dilakukan. Jika guru dapat memotivasi siswa dan menanamkan sikap ilmiah dalam kegiatan pembelajaran, maka akan terjadi
perubahan hasil belajar. Akan tetapi, sejauh mana sikap ilmiah dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap hasil belajar IPA belum dapat diketahui. Maka dari itu, permasalahan ini perlu di angkat melalui penelitian yang berjudul “Hubungan Sikap Ilmiah dan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V Gugus II Laksamana Jembrana Tahun Ajaran 2013/2014” Sikap ilmiah merupakan dorongan perasaan dan keyakinan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu pada suatu objek dengan berpedoman pada prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah yang meliputi, mengidentifikasi dan menyatakan masalah, merumuskan hipotesis, mendesain dan melaksanakan suatu eksperimen, mengobservasi, mengumpulkan dan menganalisis data, mengulang kembali eksperimen untuk membuktikan kebenaran data, serta menarik kesimpulan. Menurut Gega (dalam Siwardani, 2011) terdapat empat ciri-ciri pokok yang termasuk dalam aspek ilmiah adalah (1) rasa ingin tahu, (2) berpikir kritis, (3) ketekunan, (4) budaya temu, dan (5) terbuka. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya sikap ilmiah yaitu, (1) Sikap mencintai kebenaran, (2) Sikap tidak purbasangka, (3) Menyadari kebenaran ilmu tidak mutlak, (4) Keyakinan bahwa tatanan alam bersifat teratur, dan (5) Bersifat toleran terhadap orang lain. Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivation yang mengandung makna atau arti sebagai dorongan. Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak atau pendorong yang telah menjadi aktif. Irwanto (1989: 207) mengatakan ”pengertian motivasi berprestasi adalah menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab secara pribadi dan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
terbuka untuk umpan balik guna memperbaiki prestasi inovatif kreatif”. Di pihak lain, Nolker (1985) berpendapat bahwa motivasi berprestasi timbul bila peranan pengukuhan mempengaruhi proses belajar-mengajar, yang terjadi bila pihak siswa yang belajar dapat melihat bahwa upayanya membawa hasil baik. Motivasi berprestasi termasuk dalam kategori motivasi instrinsik. Lima aspek belajar yang mempunyai motivasi intrinsik yaitu (1) belajar dimotivasi oleh rasa ingin tahu, (2) intensif bekerja untuk memuaskan diri sendiri, (3) memilih pekerjaan yang menantang, (4) keinginan kerja secara mandiri, dan (5) memakai kriteria internal untuk mentukan sukses dan gagal (Ambile, 1983) Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk mampu mencapai hasil belajar siswa yang optimal tidaklah mudah, karena guru harus mengetahui dengan baik faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar itu sendiri. Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan jasmani, psikologi, dan kelelahan diri individu yang belajar. Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam kegiatan pembelajaran saat ini, guru cenderung lebih memperhatikan faktor eksternal siswa dalam menyusun kegiatan pembelajaran dan cenderung tidak memperhatikan faktor internal dari siswa itu sendiri. Faktor-faktor internal seperti motivasi berprestasi dan sikap ilmiah sering kali kurang diperhaitkan bahkan tidak terjamah oleh guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran. Padahal, jika dikaji
lebih mendalam sikap ilmiah dan motivasi berprestasi juga memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sikap ilmiah merupakan kecenderungan individu untuk berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah ini meliputi sikap jujur, sikap terbuka, sikap toleran, sikap optimis, sikap pemberani,dan sikap kreatif. Selain sikap ilmiah, motivasi berprestasi juga perlu mendapat perhatian dari guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Motivasi berprestasi merupakan dorongan baik dari dalam individu atau luar individu yang membuat siswa mau belajar atau melakukan sesuatu sehingga mencapai tujuan yang dikehendaki. Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas V pada SD yang akan dilakukan untuk penelitian. Dan ditemukan gambaran bahwa siswa masih memiliki sikap ilmiah dan motivasi berprestasi yang kurang dalam proses pembelajaran. Hal ini juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa nantinya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesignifikanan hubungan sikap ilmiah dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana tahun ajaran 2013/2014, mengetahui kesignifikanan hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2013/2014, mengetahui kesignifikanan hubungan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2013/2014. METODE Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Kerlinger (dalam Hamid, 2011) menyatakan penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabelvariabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas dengan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
variabel bebas, maupun antarvariabel bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi factor penyebabnya.
Populasi penelitian ini adalah seluh siswa kelas V sekolah dasar gugus II Laksamana di Kecamatan Jembrana yang berjumlah 75 orang, terdiri dari SD No. 1 Dangintukadaya (sebagai SD inti), SD No. 2 Dangintukadaya, SD No. 3 Dangintukadaya, SD No. 1 Batuagung, SD No. 2 Batuagung, SD No.3 Batuagung, SD No. 4 Batuagung, SD No. 5 Batuagung, dan SD No. 6 Batuagung (sebagai SD imbas). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD No. 1 Dangintukadaya (SD inti), siswa kelas V SD No. 3 Dangintukadaya (SD imbas), dan SD No. 4 Batuagung (SD imbas). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling yaitu “proses pemilihan sampel sedemikian rupa sehingga semua orang dalam populasi mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang sikap ilmiah, motivasi berprestasi, dan hasil belajar. Untuk memperoleh data tersebut digunakan teknik pengumpulan data dengan non tes. Dalam pengumpulan data sikap ilmiah dan motivasi berprestasi digunakan kuesioner. Sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar dilakukan dengan pencatatan dokumen. Sumber yang digunakan untuk memperoleh data sikap ilmiah, motivasi berprestasi, dan hasil belajar berpusat pada siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner sikap ilmiah dan kuesioner motivasi berprestasi. Untuk mendapatkan data
tentang sikap ilmiah dan motivasi berprestasi siswa digunakan kuesioner dengan penskoran skala Likert 1 sampai 5 (Koyan, 2011). Sikap ilmiah siswa yang diukur meliputi aspek jujur, teliti, tanggungjawab, disiplin, rasa ingin tahu. Sedangkan motivasi berprestasi aspek yang dinilai meliputi adanya usaha untuk mencapai keberhasilan dan berhasil, berorientasi kepada keberhasilan, kreatif, inovatif, bertanggungjawab, mengantisipasi kegagalan. Jumlah pilihan jawaban untuk kuesioner sikap ilmiah dan motivasi berprestasi terdiri dari lima pilihan dengan penjenjangan dari yang positif sampai negatif. Pemberian skor terhadap jawaban responden dilakukan sesuai dengan arah pernyataan yang akan dijawab, yakni apabila arah pernyataannya positif maka nilai yang diberikan adalah sebagai berikut: sangat tidak setuju bernilai 1, tidak setuju bernilai 2, ragu-ragu bernilai 3, setuju bernilai 4, sangat setuju bernilai 5. Sedangkan jika arah pernyataan negative maka nilainya adalah sebagai berikut: sangat tidak setuju bernilai 5, tidak setuju bernilai 4, ragu-ragu bernilai 3, setuju bernilai 2, sangat setuju bernilai 1. Setelah melakukan uji validitas, diperoleh untuk kuesioner sikap ilmiah terdapat 30 butir pernyataan yang valid, sedangkan untuk kuesioner motuvasi berprestasi terdapat 30 butir pernyataan yang valid. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : (1) Modus, (2) Median, (3) Mean. Untuk uji prasyarat dilakukan uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Deskripsi umum hasil penelitian memaparkan rata-rata, median, modus, standar deviasi, varian, minimum, maksimum, dan rentangan dari data sikap ilmiah, motivasi berprestasi, dan hasil belajar IPA siswa. Distribusi data sikap ilmiah, motivasi berprestasi, dan hasil belajar IPA dapat dilihat pada Tabel 1.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Tabel 1. Distribusi Data Sikap Ilmiah, Motivasi Berprestasi, dan Hasil Belajar IPA Statistik Variabel Sikap Ilmiah Motivasi Berprestasi Hasil Belajar IPA
Skor min 59 58
Skor max 140 114
Mean
Mo
Md
SD
Varian Range
99,43 84,56
100 86
100 85
16,74 12,62
280,1 81 159,27 56
64
95
77,13
75
76
7,10
50,55
Sebaran data sikap ilmiah dapat ditunjukkan melalui grafik yang disajikan pada Gambar 1.
Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa skor sikap ilmiah siswa dengan nilai tengah 101,5 paling banyak diperoleh siswa yaitu 20 orang responden (26,7%) dari 75 orang responden. Sebaran data motivasi berprestasi dapat ditunjukkan melalui grafik yang disajikan pada Gambar 2.
31
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa skor motivasi berprestasi siswa dengan nilai tengah 85,5 paling banyak diperoleh siswa yaitu 27 orang responden (36%) dari 75 orang responden. Sebaran data hasil belajar IPA dapat ditunjukkan melalui grafik yang disajikan pada Gambar 3.
Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa skor hasil belajar IPA siswa dengan nilai tengah 77 paling banyak diperoleh siswa yaitu 22 orang responden (29,3%) dari 75 orang responden. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data kuesioner sikap, motivasi berprestasi, dan hasil belajar IPA pada Tabel 2.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian Sikap Ilmiah (X1) Motivasi Berprestasi (X2) Hasil Belajar IPA (Y)
Kolmogorov-Smirnov Z 0,633 1,094 0,964
Setelah sampel yang didapatkan berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji linieritas uantuk mengetahui hubungan antar variabel terikat dan variabel bebas.
Nilai Sig. 0,818 0,183 0,311
Kesimpulan Normal Normal Normal
Hasil uji linieritas sikap ilmiah dan hasil belajar IPA, motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Linieritas Pasangan Variabel Bebas Terikat X1 Y X2 Y
F.Dev. From Linierity Hitung Sig. 0,655 0,900 1,054 0,432
Setelah masing-masing variabel terikat dan waviabel bebas berpola linier, selanjutnya dilakukan analisis multikolinieritas yang bertujuan untuk
Keterang an Linier Linier
mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup tinggi atau tidak diantara variabel-variabel bebas. Hasil uji multikolinieritas disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Multikolinieritas Model Sikap Ilmiah (X1) Motivasi Berprestasi (X2)
Collinearty Statistic Tolerance VIF 0,993 1,007 0,993 1,007
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah antara masingmasing variabel bebas dan variabel Variabel Bebas Sikap Ilmiah (X1) Motivasi Berprestasi (X2)
terikat terdapat masalah autokorelasi atau tidak. Hasil uji autokorelasi disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Autokorelasi Variabel Terikat DW Keterangan Tidak ada Hasil Belajar IPA 1,714 masalah (Y) autokorelasi
Untuk mencari hubungan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA menggunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai F hitung(regresi) 12,727 , sedangkan nilai Ftabel 3, 97 ini berarti harga F regresi lebih besar dari harga F tabel sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ilmiah dan
hasil belajar IPA. Untuk mencari hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar menggunakan regresi sederhana. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai F hitung(regresi) 17, sedangkan nilai F tabel 3, 97. Ini berarti harga F regresi lebih besar dari harga F tabel sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
berprestasi dan hasil belajar. Untuk mencari hubungan secara bersama-sama antara sikap ilmiah dan motivasi berprestasi. Dengan hasil belajar IPA menggunakan analisis regresi ganda. Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai F hitung(regresi) 1447,34, sedangkan nilai F tabel 3,12. Ini berarti harga F regresi lebih besar dari harga F tabel sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ilmiah dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. PEMBAHASAN Pembahasan pada penelitian ini memaparkan hubungan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA siswa kelas V. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan sikap ilmiah dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan regresi = 71,177 + 0,059X1 dengan persentase hubungan sebesar 14%. Semakin tinggi skor sikap ilmiah yang dicapai siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa tersebut. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh wijaya (2001) yang menuntukkan bahwa sikap ilmiah sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA. Selanjutnya terdapat hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan regresi = 79,297 + 0,024X2 dengan persentase hubungan sebesar 18,7%. Karena semakin tinggi skor motivasi yang dicapai siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar yang dimiliki oleh siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ambile (1983) yang menyatakan bahwa motivasi berprestasi sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar, dimana motivasi berprestasi termasuk dalam kategori motivasi instrinsik. Dan terdapat hubungan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi secara bersamasama dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan regresi = 1,041 + 0,380X1 + 0,453X2 dengan persentase hubungan sebesar 97,6%. Sehingga semakin tinggi skor sikap ilmiah dan motivasi berprestasi yang dicapai oleh siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar IPA yang dimiliki oleh siswa tersebut Jadi dapat disimpulkan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap hasil belajar IPA. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, (1) terdapat hubungan yang signifikan sikap ilmiah dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan garis regresi = 71,177 + 0,059X1 dengan persentase sebesar 14%, (2) terdapat hubungan yang signifikan motivasi berprestasi dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan garis regresi = 79,297 + 0,024X2 dengan persentase 18,7%, (3) dan terdapat hubungan yang signifikan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD di Gugus II Laksamana Kabupaten Jembrana yang ditunjukkan melalui persamaan garis regresi = 1,041 + 0,380X1 + 0,453X2 dengan persentase sebesar 97,59%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka diajukan saran: 1) siswasiswa disekolah dasar agar terus meningkatkan sikap ilmiah dan motivasi berprestasinya dengan cara ikut serta berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung seperti aktif bertanya dan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, 2) guru-guru di sekolah dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran guna meningkatkan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi siswa khususnya pada mata pelajaran IPA, 3) peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hubungan sikap ilmiah dan motivasi berprestasi agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede 2011. Metodologi PenelitianPendidikan. Singaraja: Undiksha. Arsiani,
I.G.A. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Hasil Belajar, dan Sikap Ilmiah Siswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha.
Candiasa, I M. 2004. Statistik Multivariat Disertai Aplikasi dengan SPSS. Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Negeri Singaraja.
dan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar Sosiologi pada Siswa Kelas II Sekolah Menengah Atas Unggulan di Kota Amlapura. Tesis Program Pascasarjana, IKIP Singaraja Goeroendeso. 2009. “Belajar dan Hasil Belajar”. Tersedia pada http://goeroendeso.wordpress.com /2009/11/09/belajar-dan-hasilbelajar/ (diakses tanggal 28 November 2013). Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hamzah. 2009. Teori Motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Harlen, W. 1992. The Teaching of Science. Britain : Davis Fulton Publishers. McClelland, D. C. 1987. Human Motivation. New York : Cambrigde University Press. Nur, M. Dkk. 1999. Teori Belajar. Surabaya: University Press. Nurkencana.2001. Perkembangan Jasmani dan Kejiwaan. Surabaya: Usaha Nasional. Koyan,
I W. 2007. Statistik Terapan (Tekhnik Analisis Data Kualitatif). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Djamara, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Koyan,
I. W. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Dossuwanda. 2008. “Penggunaan Metode Tutor Sebaya (contoh Proposal PTK)”. Tersediapada http://dossuwanda.wordpress.com/ 2008/03/11/penggunaan-metodetutor-sebaya-contoh-proposal-ptk/ (diakses taggal 28 November 2013).
Pradnyani, T. S. 2011. Pengaruh EPembelajaran dengan Menu Hierarkis terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam Mempelajari Materi Berbahasa Inggris pada Pembelajaran Matematika Bilingual di SMA RSBI. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Konstektual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas.
Dwija, I Wayan. 2004. Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi Berprestasi
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Riduwan. 2007. Metode dan Tekhnik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Siwardani, N.W. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berorientasi NOS terhadap Kinerja Ilmiah dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 1 Baturiti. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, N.1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana, N.1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, N.2002. Metode Bandung: Tarsito.
Statistika.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Surajiyo. 2008. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara. Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Winkel. 1996. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. Bandung: Jammars. Winkel.
1996. Jakarta:
Psikologi Pt.
Pengajaran. Grasindo.