PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 13 SALAK KOTA SAWAHLUNTO 1 Reflina Mesria Nofita, 2Gusmaweti, 1Erwinsyah Satria 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract This research is motivated by the lack of motivation to learn science by fifth grade students in SD Negeri 13 Salak Sawahlunto. The purpose of this research is to improve motivation of students through environmental approaches in class V SD Negeri 13 Salak. This type of research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted in two cycles. The data source is the fifth grade students in SD Negeri 13 Salak Sawahlunto totaling 26 people. The instrument used is a sheet of student learning motivation, student motivation questionnaire and student learning results. Based on the analysis sheet student learning motivation in asking in the cycle I is found that a classical average of 56.16 % has increased to a cycle II with the classical average of 75.40 %, the motivation to answer the question in the cycle I with the classical average of 54.54 % has increased to a cycle II with an classical average of 77.87 %. Motivation in responding to questions from teacher in the cycle I with an average 56.51 % has increased to the cycle II with a classical average of 75.49 %. And motivation to do a group task in the cycle I with a classical average 63.04 % has increased to the cycle II with a classical average of 81.21 %. From motivation questionnaire cycle I is found that a classical average of 73.55 % cycle I has increased to a classical average of 81.80 %. Student learning results also has increased mastery in the cycle I has increased 66.67 % to 83.33 % in the cycle II. From the resultss obtained can be concluded that there is an increased motivation to learn science by fifth grade students in SD Negeri 13 Salak Sawahlunto after using environmental approach. Keywords: Motivation, Learning Results, Environmental Approach, Science. yang dapat mendukung ketercapaian tujuan
Pendahuluan
pendidikan nasional.
Pendidikan memegang peranan yang sangat
penting
membangun Penyelenggaraan
dalam generasi
mencetak
Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dengan lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja tetapi lebih diletakkan pada proses pembinaan
berkualitas.
pendidikan
yang
berkualitas merupakan investasi
jangka
panjang, namun untuk
Sagala (2009:3) mengatakan,
dan
dapat mencapai
tujuan dari pendidikan tersebut bukanlah hal yang mudah, perlu adanya berbagai faktor
1
kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa.
belajar dapat mendorong adanya motivasi instrinsik dan ekstrinsik dalam belajar. Hamalik
(2005:108),
mengatakan
Jika ditinjau dari kondisi ril di lapangan berdasarkan hasil observasi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto pada tanggal 15 Oktober 2013, metode pembelajaran yang digunakan guru pada pembelajaran IPA masih konvensional. Maksudnya, pembelajaran masih terpusat pada guru dan interaksi yang terjadi masih satu arah yaitu hanya dari guru ke siswa, sementara
siswa
mencatat
dan
diinstruksikan
hanya
mendengarkan,
menunggu oleh
guru.
apa
yang
Guru
tidak
bahwa fungsi motivasi itu meliputi: (1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa perbuatan motivasi, maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar, (2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarah perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan, (3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi seperti mesin bagi mobil. Besar atau kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Berdasarkan
hasil
wawancara
dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk
pengamatan peneliti dengan guru kelas V Ibu
berkreativitas
pembelajaran
Yuslaini,S.Pd. pada tanggal 28 Oktober 2013
menjadi monoton, membosankan, membuat
dalam pembelajaran IPA, Informasi yang
beberapa
bermain,
diperoleh yaitu motivasi belajar siswa masih
berbicara dengan teman sebangku, dan sering
rendah, siswa sering bermain saat membuat
keluar
guru
tugas atau latihan yang diberikan guru, dan
lebih
siswa malu baik dalam bertanya, menjawab
tanpa
pertanyaan maupun
sehingga
siswa
masuk
mengantuk, kelas.
Selain
mengajarkan
pembelajaran
menekankan
pada
Itu IPA
prosedural
menanggapi jawaban
memberikan pengertian dan percobaan serta
karena takut salah dan ditertawakan oleh
observasi terhadap lingkungan sekitar.
teman-temannya. Peneliti juga melihat siswa
Motivasi merupakan kekuatan mental
ketika belajar ada yang bercanda, meribut
penggerak belajar. Kekuatan mental yang
dengan teman sebangkunya, dan bahkan ada
berupa keinginan, perhatian, kemampuan
siswa yang telah bersiap-siap keluar kelas
atau cita-cita itu disebut motivasi belajar.
sebelum guru mengakhiri pembelajaran.
Komponen utama motivasi tersebut adalah
Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap
kebutuhan,
dorongan,
hasil belajar siswa.
seseorang
anak.
dan
Dengan
tujuan ini
dari berarti
Setelah peneliti melakukan observasi
mengaktualisasikan diri dengan kesenangan
pada tanggal 28 Oktober 2013 terlihat motivasi siswa dalam bertanya sebanyak 4 2
orang jika dipersentasekan berarti 15,38%,
interaksi yang berpangkal kepada hubungan
motivasi siswa dalam menjawab pertanyaan
antara
sebanyak 6 orang jika dipersentasekan berarti
lingkungan
23,07%, motivasi siswa dalam menanggapi
lingkungan sebagai sumber belajar berarti
jawaban
siswa menampilkan contoh-contoh penerapan
sebanyak
3
orang
jika
perkembangan
fisik
sekitarnya.
Memanfaatkan
dipersentasekan berarti 11,53%, motivasi
IPA
siswa
dilingkungan sekitarnya. Dengan kata lain,
dalam
dalam
meningkatkan
mengerjakan
kemauanan
tugas
kelompok
sebanyak 13 orang jika dipersentasekan berarti 50%.
dalam
dengan
siswa
menghampiri
masalah
sehari-hari
sumber-sumber
belajarnya.” Dengan
Memperhatikan
kehidupan
menggunakan
pendekatan
tersebut,
lingkungan diharapkan dapat menjadi salah
peneliti ingin meningkatkan motivasi belajar
satu cara untuk mengatasi permasalahan yang
IPA siswa kelas V SD Negeri 13 Salak Kota
terjadi di SD Negeri 13 Salak Kota
Sawahlunto
dengan
Sawahlunto yaitu, mampu meningkatkan
pendekatan
lingkungan.
menggunakan peneliti
motivasi dalam bertanya, menjawab dan
lingkungan,
menanggapi pertanyaan yang diberikan guru,
karena memperhatikan masalah tersebut.
dalam meningkatkan kemauan mengerjakan
Pendekatan
merupakan
tugas atau latihan sehingga proses belajar
pendekatan belajar yang lakukan di luar kelas
siswa akan menjadi lebih baik dan hasil
yang
belajar siswa juga meningkat.
menggunakan
sangat
meningkatkan didik.
Dengan
Alasan
pendekatan lingkungan berperan
penting
semangat belajar kata
lain,
dalam peserta
tingginya
Berdasarkan paparan tersebut, dapat diidentifikasi
beberapa
masalah
yaitu:
motivasi siswa terhadap suatu kegiatan pembelajaran, salah satunya ditentukan oleh faktor
lingkungan
belajar. Selain itu,
pendekatan lingkungan dapat mengurangi
kurangnya keinginan siswa untuk bertanya, menjawab dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru dan kurangnya kemauan
kejenuhan dengan keadaan sekolah yang memiliki siswa yang melebihi kapasitas siswa dalam kelas, ini menjadi faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar
siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan yang diberikan guru. Oleh kerena itu peneliti melakukan
penelitian
dengan
judul:
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan pendapat peneliti tersebut, Husamah (2013:3) mengungkapkan bahwa
“Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Dengan
Pendekatan
Lingkungan
Dalam
“Pendekatan lingkungan merupakan suatu 3
Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto.”
untuk
menerima
pembaharuan
dalam
kegiatan
belajar
terutama
mengajar.
(c)
Lingkungan sekolah yang mendukung untuk Metodologi Penelitian
dilaksanakannya pendekatan lingkungan .
1. Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
digunakan
peneliti adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). PTK dilakukan oleh guru untuk mengatasi
permasalahan
yang
ada
di
kelasnya. PTK dilaksanakan dengan metode siklus, siklus tersebut terdiri dari empat komponen yaitu perancanaan (planning) berisi tentang tujuan atau kompetensi yang harus tercapai sserta perlakuan khusus yang
3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto yang jumlah siswanya 26 orang, yang terdiri dari 13 siswa dan 13 siswi. Pertimbangan peneliti dalam mengambil subjek tersebut karena materi yang peneliti laksanakan adalah materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V semester II.
akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran,
tindakan
(acting)
adalah
perlakuan yang dilakasanakan oleh guru berdasarkan
perencananan
yang
telah
disusun, pengamatan (observing) dilakukan untuk
mengumpulkan
informasi
tentang
proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan tindakan yang telah disusun, dan refleksi
(reflecting)
aktivitas
4. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
pada
tangga l 6 Januari sampai 18 Januari semester II tahun ajaran 2013/2014 di kelas V SD Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto, dengan materi yang sejalan dengan kurikulum dan silabus IPA.
melihat
berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan.
5. Prosedur Penelitian Tindakan Penelitian
ini
dilakukan
dengan
mengacu pada disain PTK yang dirumuskan 2. Lokasi Penelitian
Arikunto, dkk. (2012:16), ada empat tahap
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto. Pemilihan lokasi ini berdasarkan kepada beberapa pertimbangan sebagai berikut: (a) Kepala
sekolah
bersedia
prosedur
penelitian
yaitu:
perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. a. Perencanaan
menerima
inovasi pendidikan terutama dalam kegiatan belajar mengajar. (b) Guru tidak keberatan
Tahap perencanaan meliputi tujuh kegiatan, yaitu: (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (halaman 114), (b) 4
Memilih
buku
pegangan
Merencanakan
pembelajaran IPA sesuai dengan materi (c) Mempersiapkan materi, alat dan sumber pembelajaran
(halaman
Mempersiapkan
Lembar
(halaman
(e)
132),
116),
(d)
Kerja
Siswa
Menyusun
lembar
materi yang akan dipelajari anak dengan pengalaman yag dimilikinya anak. f. Pendidik menyampaikan tujuan materi pelajaran, peserta didik mendengarkan dan mengeluarkan buku catatan. Kegiatan Inti
evaluasi (halaman148), (f) Menyusun lembar
Eksplorasi
observasi kegiatan guru dalam mengelola
a. Pendidik menjelaskan materi
pembelajaran (halaman 173), (g) Menyusun
b. Menggali
lembar
observasi
motivasi
siswa
(halaman181), (h) Membuat angket motivasi siswa (halaman 186). ini
dan
siswa didik
pendidik
pelaksanaan/penerapan
siswa
mengaitkan materi dengan pengalaman c. Peserta
b. Tahap Pelaksanaan Tahap
pengalaman
menjawab
untuk
dapat
pertanyaan merumuskan
jawaban.
berisi rancangan mengenai tindakan kelas
Elaborasi
dapat dilihat di bawah ini:
a. Pendidik membagi peserta didik menjadi
Kegiatan Awal
4 kelompok, lalu pendidik membagikan
a. Mengkondisikan kelas dan menyiapkan
LKS kepada masing-masing kelompok.
siswa secara fisik, psikis. Kemudian siswa
mengkondisikan
ruangan
dan
menyiapkan diri untuk belajar. mengambil absen. mengatur
tempat
melakukan pengamatan, dan menjelas dilakukan dalam kelompok. c. Peserta
kebersihan duduk.
memberikan arahan sebelum
kan langkah-langkah kerja yang akan
b. Menyiapkan siswa untuk berdoa dan c. Memantau
b. Pendidik
kelas
didik
mulai
dan
pengamatan sesuai pada LKS 1. Dalam
Kemudian
bimbingan guru Tiap kelompok dapat
peserta mengambil sampah yang ada di
mengklasifikasikan
bawah tempat duduk/ dilaci merapikan
yang dilihatnya dilingkungan
tempat duduk. dan menujukan sikap kemauan belajar benda-benda
hasil
pengamatan
d. Dengan bimbingan pendidik peserta didik
d. Pendidik memberikan motivasi belajar e. Apersepsi:
melakukan
Tanya yang
jawab ada
bagaimana dilingkungan
sekitar dapat bergerak dan Mengaitkan
melakukan pengamatan pada LKS 2. e. Setelah
pengamatan
peserta
didik
diarahkan untuk kembali kedalam lokal dan duduk secara berkelompok. d. Pendidik melaporkan
membimbing hasil
kerja
dalam kelompok 5
kedepan
kelas,
meminta
tanggapan
dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
terhadap hasil diskusi yang dilaporkan.
pelaksanaan tindakan dari rencana yang telah
e. Mengamati benda-benda yang ditemukan
dibuat serta dampaknya terhadap motivasi
di lingkungan, mengklasifikasikan hasil
belajar siswa dan hasil yang dikumpulkan
pengamatan kedalam tabel yang telah di
melalui instrumen pengamatan yang dibuat
sediakan pada LKS kemudian peserta
oleh peneliti. Dalam melakukan observasi
didik termotivasi untuk mengisi lembar
dan evaluasi, peneliti dibantu oleh guru kelas
pengamatan, mencatat hasil pengamatan
sebagai observer.
Komfirmasi
d. Refleksi
a. Memberikan motivasi dan umpan balik kepada peserta didik hasil
kerja
kelompok
penyaji.
untuk
dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk
menemukan
hal-hal
yang
sudah
dirasakan memuaskan hati karena sudah
f. Pendidik pada
kegiatan
mengemukakan kembali apa yang sudah
b. Pendidik meminta kelompok lain untuk menangggapi
Merupakan
menyampaikan
kelompok
yang
penghargaan
sesuai dengan rancangan dan mencatat secara
terbaik
cermat
dan
mengenai
pemberian reword kepada peserta didik
diperbaiki.Refleksi
yang
pembelajaran.
termotivasi
untuk
bertanya,
hal-hal
yang
dilakukan
Refleksi
masih
tiap
akhir
bertujuan
untuk
menjawab pertanyaan dan menanggapi
melihat sejauh mana ketercapaian indikator
jawaban.
keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan
g. Peserta didik termotivasi untuk bertanya, menanggapi
jawaban
dan
menjawab
pertanyaan h. Peserta
sudah tercapai, maka siklus berhenti sampai siklus
pertama.
Apabila
siklus
belum
berhasil, maka dilanjutkan pada siklus kedua didik
menangggapi
termotivasi
hasil
kerja
untuk
dan seterusnya.
kelompok
penyaji.
6. Jenis
Kegiatan penutup a. Pendidik
dan
Data
dan
Sumber
Data
Penelitian peserta
didik
menyimpulkan materi pembelajaran b. Pendidik memberikan evaluasi secara
a.
Jenis Data Data
penelitian
ini
berupa
data
kualitatif yaitu data yang berkaitan dengan
individual.
aspek kualitas, nilai atau makna yang
c. Pengamatan
diungkapkan melalui bahasa atau kata-kata.
Pengamatan dilaksanakan bersamaan
Data kualitatif ini diperoleh dari proses
dengan pelaksanaan tindakan. Data yang 6
pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh dari
dalam lembar observasi . Observasi ini
hasil belajar kognitif siswa.
bertujuan unutk mengamati motivasi belajar
b. Sumber Data Penelitian
siswa. Pengamatan motivasi belajar siswa
Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran perencanaan
IPA
pembelajaran,
pembelajaran, perilaku
yang
guru
evaluasi dan
meliputi
berdasarkan lembar observasi yang dilihat dari
karakteristik
motivasi,
perhatian,
pelaksanaan
konsentrasi dan ketekunan. Selain observasi
pembelajaran,
dilakukan untuk mengamati belajar siswa,
siswa
sewaktu
observer juga mengisi lembar observasi yang
pembelajaran. Sumber data penelitian ini
digunakan
diperoleh dari:
pembelajaran yang dilakukan guru selama di
1. Data Primer: (a) Siswa kelas V SD
kelas apakah sudah sesuai dengan tahapan
Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto untuk
pembelajaran pendekatan lingkungan yang
mendapatkan data tentang motivasi dan
diterapkan.
hasil belajar siswa dalam pembelajaran
b. Angket
IPA,
(b)Mahasiswa
melihat
(peneliti)
tingkat
tahapan
Angket digunakan untuk mendapatkan
keberhasilan
informasi tentang motivasi siswa terhadap pembelajaran
Lingkungan,
pembelajaran
Guru
mengamati
untuk
pembelajaran IPA dengan Pendekatan (c)
untuk
kelas
yang
yang
dilaksanakan
dengan
yaitu
menggunakan
bersangkutan untuk melihat implementasi
pendekatan lingkungan. Di dalam angket
PTK baik dari siswa maupun guru.
terdapat item-item berupa pernyataan yang di
2. Data Sekunder
rumuskan dari indikator motivasi belajar,
Arsip nilai ujian ulangan dan ujian
yaitu keinginan siswa untuk memperoleh
semester 1 tahun ajaran 2013/2014 pada
pengetahuan, motivasi dalam belajar, sesuai
kelas V SD Negeri 13 Salak Kota
dengan minat, serta ganjaran sebagai akhir
Sawahlunto.
dari belajar, untuk setiap dari pernyataan ini siswa diminta untuk member keterangan
7. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
selalau, sering, jarang atau tidak pernah
a. Observasi
dengan cara menceklis salah satu keterangan
Observasi
dimaksudkan
untuk
mengetahui bagaimana karakteristik siswa dan bagaimana tingkah laku siswa di kelas
tersebut. c.
Dokumentasi Dokumentasi data
adalah dengan
suatu
teknik
serta cara belajar siswa. Selama penelitian
pengumpulan
menyelidiki
berlangsung, observer berusaha mengamati
sumber-sumber informasi non manusia, yaitu
semua tingkah laku siswa yang tercatat
menyelidiki berita tertulis, seperti sumber 7
yang ada di lingkungan, buku, majalah dan
dalam setiap kali pertemuan, dengan cara
lain sebagainya.
memberikan ceklis pada setiap aspek yang diamati dalam satu kali pertemuan.
8. Instrumen Penelitian
c. Lembar Angket Siswa
Pada penelitian ini instrumen utamanya
Angket adalah teknik pengumpulan
adalah peneliti sendiri, selain itu peneliti
data
mengembangkan instrumen penunjang, yaitu
pertanyaan atau pernyataan untuk diisi oleh
lembar
proses
responden. Responden dalam PTK adalah
observasi
siswa atau pihak lain yang mungkin terlibat
pengamatan
pembelajaran
pelaksanaan
guru,
lembar
dengan
cara
sebagai
daftar
motivasi siswa, dan angket motivasi siswa.
dalam
Untuk masing-masing diuraikan sebagai
Macam angket bisa berupa pertanyaan
berikut.
terbuka sehingga siswa leluasa memberikan
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru
jawaban.
Format observasi ini digunakan untuk
penelitian
mengajukan
Angket
juga
pernyataan-pernyataan
sumber
data.
bisa
berupa
dimana
siswa
mengetahui kesesuaian tindakan guru dengan
kemudian memilih jawaban yang sesuai
perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
dengan pendapatnya. Angket lebih tepat
Dengan format ini observer melakukan
untuk menjaring informasi tentang apa yang
pengamatan terhadap penampilan guru dalam
dipikirkan, dirasakan, atau diyakini oleh
proses pembelajaran. Berikut hal-hal yang
siswa.
akan diamati: (a) Ketetapan pelaksanaan
c. Lembar Tes Hasil Belajar
kegiatan awal, (b) Tindakan apersepsi, (c) Penyampaian
tujuan
pembelajaran,
(d)
Ketepatan pelaksanaan kegiatan inti (tahap
Tes hasil belajar digunakan untuk mendapat data hasil belajar pada setiap siklus.
eksplorasi tahap elaborasi tahap konfirmasi), (e) Menutup pelajaran. Setiap aspek menjadi
9. Indikator Keberhasilan Penelitian
item-item yang akan dinilai oleh observer.
Indikator keberhasilan pada penelitian
Tiap item dinilai dengan salah satu kategori
ini adalah apabila persentase motivasi belajar
ada dan tidak ada dengan cara memberikan
siswa dalam pembelajaran sudah masuk
ceklis. Selanjutnya jumlah poin dihitung dan
dalam kategori baik dan sangat baik (≥75%).
dikalkulasikan
Siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah
untuk
mendapatkan
persentase aktivitas guru.
mencapai acuan standar Kriteria Ketuntasan
b. Lembar Observasi Siswa
Minimal
(KKM)
yang ditetapkan
sekolah
tempat
penelitian
Lembar observasi digunakan untuk melihat motivasi siswa secara keseluruhan
yaitu
oleh 75.
Ketuntasan belajar secara klasikal apabila 8
sudah mencapai ≥80% dan indikator pada
mengelola pembelajaran dianggap baik. Hasil
motivasi belajar siswa adalah:
belajar dalam pembelajaran IPA dikatakan
1. Motivasi siswa dalam bertanya dapat
berhasil apabila diadakan tes hasil belajar,
meningkat menjadi 75% atau lebih. 2. Motivasi
siswa
dalam
80% siswa memperoleh nilai di atas KKM
menjawab
yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal ini
pertanyaan dapat meningkat menjadi
berarti
75% atau lebih.
meningkatkan motivasi belajar siswa pada
3. Motivasi
siswa
dalam
menanggapi
jawaban dapat meningkat menjadi 75%
pendekatan
lingkungan
dapat
kelas V dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto.
atau lebih. 4. Motivasi siswa dalam mengerjakan tugas
Hasil Penelitian dan Pembahasan
kelompok dapat meningkat menjadi 75% atau lebih.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto dengan
5. Peningkatan kognitif
rata-rata
hasil
belajar
80% siswa dapat meningkat
menjadi 75 atau lebih.
subjek penelitian kelas V terdiri dari 26 orang
siswa,
laki-laki
13
orang
dan
perempuan 13 orang. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan tentang peningkatan motivasi dan hasil belajar dengan pendekatan
10. Teknis Analisis Data Penelitian Hasil belajar dalam pembelajaran IPA
lingkungan dalam pembelajaran IPA siswa
dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata
kelas V pada semester II tahun ajaran
siswa diatas KKM. Berarti hasil belajar IPA
2014/2015. Pada bab ini akan diuraikan
siswa
tentang hasil penelitian yang telah dilakukan.
meningkat
pendekatan
dengan
lingkungan.
menggunakan guru
Pelaksanaan penelitian tindakan ini terdiri
mengelola proses pembelajaran dikatakan
dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali
baik jika guru melakukan aspek yang diamati
pertemauan yaiu pada tanggal 6 dan 8 Januari
pada
diperoleh
2014 dan dilanjutkan dengan tes hasil belajar
persentase besar atau sama dengan 80%.
berupa ulangan harian pertama pada tanggal
Setelah didapat
9 Januari 2014. Kemuadian dilanjutkan
proses
mengelola
Kegiatan
pembelajaran
persentase guru dalam
pembelajaran
pada
setiap
dengan siklus II yang dilaksanakan dua kali
pertemuan, persentase tersebut dihitung rata-
pertemuan yaitu pada tanggal
ratanya
penilaian
Januari 2014 dan dilanjutkan dengan tes hasil
kegiatan guru dalam mengelola kelas dilihat
belajar untuk berupa ulangan harian kedua
dari
pada tanggal 16 Januari 2014.
per
siklus
rata-rata
mencapai
75%
sehingga
persentase
persiklus
jika
maka
kegiatan
guru
13 dan 15
9
Data dari penelitian tindakan kelas
Pada siklus II guru telah melakukan
(PTK) ini adalah aktivitas guru,lembar
perbaikan masalah yang terjadi pada siklus I.
motivasi siswa, angket, dan nilai tes hasil
pada saat melaksanakan proses pembelajaran
belajar.
untuk
pada siklus I suara guru terlalu pelan,
melihat proses dan hasil belajar siswa dengan
sehingga siswa sedikit yang bertanya pada
pendekatan
dengan
guru. Guru menekankan kepada siswa agar
indikator yang telah ditetapkan. Penelitian ini
tidak ribut, dan memberi sangsi kepada siswa
dilaksankan pada pokok bahasan, “Gaya
yang ribut. Guru juga memberikan reward
magnet” (untuk siklus I) dan dilanjutkan
kepada siswa yang bertanya, menjawab dan
dengan topik bahasan, “Gaya gravitasi dan
menanggapi Sehingga proses pembelajaran
gaya gesek” (untuk siklus II). Untuk kegiatan
terlaksana dengan baik. Ini ditandai adanya
observasi
peneliti bertindak sebagai guru
peningkatan motivasi bertanya, menjawab
dan dibantu 2 orang observer yaitu Ibu
dan menanggapi, siswa pada siklus I dilihat
Yuslaini SP.d dan Dian Kusuma.
dari rata-rata klasikal 56,51% mengalami
Observasi
dilaksanakan
lingkungan
Penelitian
sesuai
tindakan
kelas
melalui
pendekatan lingkungan terdiri dari dua siklus
peningkatan ke siklus II dengan rata-rata klasikal 77,74%.
yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
pertemuan dan 2 kali tes hasil belajar pada
dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu
setiap
pertemuan
akhir
siklus.
Penelitian
ini
pertama
dilaksanakan
pada
menggunakan instrumen penelitian berupa
tanggal 6 Januari 2014, pertemuan kedua 8
lembar observasi siswa, lembar observasi
Januari 2014, dengan waktu 4x35 menit
proses pembelajaran oleh guru, dan lembar
untuk setiap kali pertemuan. Sedangkan
angket motivasi siswa. Pelaksanaan pada
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
siklus I terdapat masalah pada indikator
dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu
motivasi siswa yaitu kurangnya siswa yang
pertemuan
bertanya pada guru, siswa kurang termotivasi
tanggal 13 Januari 2014, pertemuan 15
untuk
timbulnya
Januari 2014, dengan waktu 4x35 menit
masalah dari guru, seperti: guru terlalu cepat
setiap kali pertemuan. Proses pembelajaran
menjelaskan
dalam
setiap kali pertemuan mengacu pada Buku
menjelaskan materi suara guru terlalu pelan,
Buku IPA SD Kelas V. Pembelajaran melalui
guru kurang memberikan penguatan. Untuk
pendekatan
itu guru memberikan perbaikan pada masalah
merasa senang dalam belajar terutama siswa
tersebut. Setelah guru merefleksi diri, guru
yang aktif dalam proses pembelajaran.
bertanya
dkarenakan
materi
pelajaran,
pertama
dilaksanakan
lingkungan
membuat
pada
siswa
dan observer berkolaborasi. 10
Dengan
pendekatan
lingkungan
siklus I dengan rata-rata 80,55% mengalami
meningkatkan kapasitas belajar siswa, siswa
peningkatan ke siklus II dengan rata-rata
dapat
84,72%.
belajar
releks
sehingga
akan
Peningkatan
pelaksanaan
mempengaruhi kejiwaan anak dalam arti
pembelajaran oleh guru disebabkan guru
pembelajaran seperti ini akan mengurangi
sudah bisa melaksanakan pembelajaran IPA
rasa jemu waktu proses belajar berlangsung.
dengan pendekatan lingkungan.
Selain itu bagi siswa yang aktif akan menambah motivasi dan siswa yang kurang
2. Motivasi
aktif akan menjadi aktif dalam proses
Siswa
dalam
Pembelajaran IPA
pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif.
Belajar
Persentase rata-rata motivasi siswa pada umumnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.
1. Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru Persentase
rata-rata
pelaksanaan
Tabel 13. Persentase Rata-rata Motivasi Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus dan Siklus II
pembelajaran aspek guru terjadi peningkatan dengan pendekatan lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat pada: Tabel 12. Persentase Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru dengan Pendekatan Lingkungan pada Siklus I dan Siklus II Siklus
Pertemuan 1. 2.
I 77,78% 83,33%
II 83,33% 86,11%
Rata-rata
80,55%
84,72%
Dari
Tabel
12
persentase
pelaksanaan pembelajaran oleh guru dapat disimpulkan
bahwa
pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat
meningkatkan
pelaksanaan
pembelajaran aspek guru. Hal ini terlihat adanya
peningkatan
rata-rata
persentase
pelaksanaan pembelajaran oleh guru dari
N Indikator o Motivasi Siswa 1 . 2 .
Bertanya pada guru Menjawab dan menanggapi pertanyaan 3. Menanggapi jawaban 4. Mengerjakan tugas kelompok Rata-rata Klasikal
Rata-rata Persentase Siklus I Siklus II 49,01%
75,40%
48,91%
77,87%
49,11%
75,49%
64,62%
82,21%
52,92%
77,74%
Berdasarkan Tabel 13 persentase ratarata motivasi siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan lingkungn di kelas V dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran IPA. a. Motivasi siswa bertanya pada guru dalam pelajaran
IPA
dengan
menggunakan 11
pendekatan lingkungan di kelas V pada siklus
I
dengan
mengalami
rata-rata
penigkatan
ke
49,01% siklus
1. Angket Motivasi Belajar Siswa dalam
II
Pembelajaran IPA
dengan rata-rata 75,40%. b. Motivasi
siswa
dalam
Persentase rata-rata angket motivasi menjawab
siswa
pada
umumnya
mengalami
pertanyaan guru dalam pembelajaran IPA
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
dengan
14.
menggunakan
pendekatan
ingkungan di kelas V pada siklus I dengan
rata-rata
48,91%
mengalami
penigkatan ke siklus II dengan rata-rata
Tabel 14. Persentase Rata-rata Angket Motivasi Siswa dalam Pembelajaran IPA pada Siklus I dan Siklus II
77,87%. c. Motivasi
siswa
dalam
menanggapi
pertanyaan guru dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan
pendekatan
lingkungan di kelas V pada siklus I dengan
rata-rata
49,11%
mengalami
penigkatan ke siklus II dengan rata-rata 75,49%. d. Motivasi siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dengan
dalam
pembelajaran
menggunakan
IPA
pendekatan
lingkungan di kelas V pada siklus I dengan
rata-rata
64,62%
mengalami
N o
Adanya hasrat dan keinginan berhasil Adanya 2. penghargaan dalam belajar Adanya lingkungan belajar kondusif 3. sehingga memungkinkan siswa belajar dengan baik Rata-rata Klasikal 1.
penigkatan ke siklus II dengan rata-rata 82,21%. pada siklus I adalah 56,51%
mengalami
71,45%
80,82%
73,54%
81,04%
75,65%
83,54%
73,55%
81,80%
Berdasarkan Tabel 14 persentase ratarata
Rata-rata motivasi siswa secara klasikal
Rata-rata Persentase Siklus Siklus I II
Angket Motivasi Siswa
angket
motivasi
siswa
dalam
pembelajaran IPA pada siklus I dan II, dapat disimpulkan
bahwa
pembelajaran
IPA
lingkungan
yang
peningkatan ke siklus II rata-rata klasikal
melalui
77,74%.
dilaksanakan dapat meningkatkan motivasi
Peningkatan
disebabkan
pada
motivasi
pembelajaran
siswa IPA
siswa
pendekatan dalam
proses
menggunakan pendekatan lingkungan. Guru
pembelajaran IPA.
dalam
a. Persentase
proses
sudah baik.
pelaksanaan
pembelajaran
keinginan
pelaksanaan siswa
untuk
berhasil dalam pelajaran IPA dengan 12
menggunakan pendekatan lingkungan di kelas V mengalami peningkatan dari siklus
I
dengan
rata-rata
mengalami peningkatan ke siklus II dengan rata-rata 80,82%. b. Persentase adanya penghargaan dalam belajar dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan lingkungan di kelas V
Tabel 15.
71,45%
dari siklus I dengan rata-
rata73,54% mengalami peningkatan ke siklus II dengan rata-rata 81,04%. c. Persentase adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Persentase Persentase dan dan Nilai Jumlah Jumlah RataSiswa Siswa Siklus rata yang yang secara Telah Belum Klasikal Mencapai Mencapai Nilai ≥ 75 Nila ≤ 75 66,67% Siklus 33,33% (16 74,37 I (8 Orang) Orang) 83,33% Siklus 16,67% (20 84 II (4 Orang) Orang)
siswa dapat belajar dengan baik dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
Berdasarkan Tabel 15 di atas, tentang
V
hasil belajar siswa dalam 2 siklus, terlihat
mengalami peningkatan dari siklus I
bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas
dengan
mengalami
belajar 66,67% dan yang belum tuntas belajar
penigkatan ke siklus II dengan rata-rata
33,33%, dengan nilai rata-rata secara klasikal
83,54%.
74,37. Sedangkan pada siklus II, siswa yang
pendekatan
lingkungan
rata-rata
di
75,65%
kelas
siswa
tuntas belajar 83,33% dan yang belum tuntas
secara klasikal pada siklus I adalah 73,55%
belajar hanya 16,67%, dengan nilai rata-rata
mengalami peningkatan ke siklus II 81,80%.
secara klasikal 84. Sedangkan untuk nilai
Peningkatan motivasi siswa disebabkan pada
rata-rata hasil belajar secara klasikal juga
pembelajaran IPA menggunakan pendekatan
mengalami peningkatan dan sudah mencapai
lingkungan. Guru dalam proses pelaksanaan
standar
pembelajaran sudah baik.
pembicaraan peneliti dengan guru setelah
Rata-rata
angket
motivasi
nilai
KKM.
Berdasarkan
selesai siklus II, bahwa guru merasa terbantu 2. Hasil Belajar
dengan
menggunakan
pendekatan
Data mengenai hasil belajar siswa
lingkungan. Guru dapat mengurangi tugasnya
diperoleh melalui tes hasil belajar di akhir
dalam menjelaskan materi pelajaran, karena
siklus. Dalam hal ini terlihat peningkatan
dengan
ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
pendektan
lingkungan
dapat
II pada Tabel 15. 13
Penerapan pendekatan lingkungan ini juga
mempunyai
pendekatan
kelemahan
lingkungan
ini
Negeri 13 Salak Kota Sawahlunto dari
dimana
siklus
sanagat
mengalami
tergantung pada keadaan kondisi lingkungan dan misim. Namun meskipun memiliki
I
dengan
rata-rata
penigkatan
49,01%
ke
siklus
II
dengan rata-rata 75,40%. 2. Motivasi
siswa
dalam
menjawab
kelemahan pendekatan lingkungan ini tetap
pertanyaan guru dalam pembelajaran IPA
dilaksanakan krena didukung oleh keadaan
dengan dengan menggunakan pendekatan
lingkungan
saat
lingkungan di kelas V SD Negeri 13
penelitian. Berdasarkan hasil analisis data
Salak Kota Sawahlunto dari pada siklus I
atau refleksi persiklus dapat disimpulkan
dengan
bahwa dengan menggunakan pendekatan
penigkatan ke siklus II dengan rata-rata
lingkungan dapat meningkatkan motivasi dan
77,87%.
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
3. Motivasi
dan
kecerahan
hari
rata-rata
siswa
48,91%
dalam
mengalami
menanggapi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
jawaban dalam pembelajaran IPA dengan
hipotesis diterima.
menggunakan pendekatan lingkungan di
Dari penelitian yang telah dianalisis, maka
hipotesis
dinyatakan
penelitian
diterima,
ini
yaitu
kelas V SD Negeri 13 Salak Kota
dapat
Sawahlunto pada siklus I dengan rata-rata
dengan
49,11% mengalami penigkatan ke siklus
menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
II dengan rata-rata 75,49%. 4. Motivasi siswa dalam mengerjakan tugas
siswa kelas V SD Negeri 13 Salak Kota
kelompok
Sawahlunto
dengan
dalam
pembelajaran
IPA.
dalam
pembelajaran
menggunakan
IPA
pendekatan
Dengan diterimanya hipotesis penelitian ini,
lingkungan di kelas V pada siklus I
maka penelitian tentang pembelajaran IPA
dengan
dengan pendekatan lingkungan yang peneliti
penigkatan ke siklus II dengan rata-rata
lakukan telah dapat diakhiri.
82,21%. Rata-rata klasikal motivasi siswa
rata-rata
64,62%
mengalami
secara keseluruhan pada siklus I 52,92% meningkat ke siklus II dengan rata-rata
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai
klasikal 73,46%. 5. Peningkatan
rata-rata
belajar
meningkat
dalam
berikut:
kognitif
1. Siswa bertanya kepada guru dalam
pembelajaran IPA dengan menggunakan
pelajaran
IPA
dengan
dapat
hasil
menggunakan
pendekatan lingkungan di kelas V pada
pendekatan lingkungan di kelas V SD
siklus I dengan nilai rata-rata secara 14
klasikal 74,37. mengalami penigkatan ke siklus II dengan rata-rata 84. Saran Sehubungan dengan hasil penilaian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan lingkungan dapat dijadikan salah
satu
alternatif
diantara
pembelajaran yang ada. 2. Guru
diharapkan
pendekatan
dapat
menerapkan
lingkungan
dalam
pembelajaran IPA dan mata pelajaran lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan 3. Guru
diharapkan
rancangan dengan
dapat
pembelajaran langkah-langkah
membuat IPA
sesuai
pendekatan
lingkungan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asy’ari Marlihah. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Yogyakarta: Sanata Dharma.
BSNP. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: BSNP. Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP. Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Out Doorlearning. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. Jufri, Wahap. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Reka Cipta Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Rajawali Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Uno, Hamzah.B. Nurdin Mohamad. 2012. Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah.B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Wardani, IGAK dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
15