PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SDN KOTA DEPOK Dwi Sanderayanti Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta
[email protected] Abstract : This study aimed to determine the effect of achievement motivation and ability to think critically about result of learn mathematic at elementary school. The research was conducted in the elementary school fifth grade Beji 6, Depok, on June of the school year 2013/2014. The research method with a survey method using path analysis. In this study, it can be concluded that there is a direct effect between achievement motivation toward mathematic learning outcomes of 0,802, there is a direct influence of critical thinking on mathematic learning outcomes at 0,163 and there is a direct influence between achlevement motivation on critical thingking at 0,588 Keywords : Achievement motivation, critical thinking. Mathematics, elementary school Abstrak: studi ini dilakukan untuk mengetahui efek pencapaian motivasi dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar mathematika di sekolah dasar. Penelitian dilakukan di sekolah dasar kelas lima Beji 6 Depok, pada juni tahun ajaran 2013/2014. Metode penelitian menggunakan path analisis. Dalam studi ini , dapat disimpulkan bahwa ada efek langsung antara prestasi motivasi tehadap hasil belajar matematika sebesara 0,802 , ada pengaruh langsung dari berpikir kritis terhadap hasil belajar di 0,163 dan ada pengaruh langsung antara motivasi 0,588. Kata Kunci : motivasi belajar, berpikir kritis. matematika, sekolah dasar
ilmu yang mendasari ilmu lainnya yang akan
perbedaan antara seorang anak yang telah
menjadi penguat, sangat penting diberikan
diajarkan
pada anak mulai usia dini. Dengan diajarkan
dibanding anak yang belum bahkan yang tidak
seseorang dasar ilmu matematika sejak dini,
diajarkan sama sekali. Sehingga tidak jarang
maka secara tidak langsung telah melatih
seseorang melihat kejeniusan seorang anak itu
kemampuan seseorang itu untuk berpikir
berdasarkan kepintaran ilmu matematikanya.
rasional, kritis, logis, analitis, dan sistematis. Berpikir
Rasional
diperlukan
dasar-dasar
ilmu
matematika
Berdasarkan pengamatan di kelas V di
untuk
SDN Beji 6 rata-rata nilai murni Ujian
menghadapi dan memecahkan permasalahan
Kenaikan Kelas matematika siswa sebesar
yang kita hadapi sehari-hari. Jadi matematika
63,60 dan nilai tertinggi adalah 96 dan nilai
merupakan pokok landasan dalam kehidupan
terendah sebesar 16, maka terdapat perbedaan
ini. Pola pikir ini mengakibatkan adanya
(gap) nilai sebesar 80.
222
Dengan kriteria
Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif
Dwi Sanderayanti ketuntasan minimal (KKM) 70 dan 43,3 %
dan
siswa tuntas dan sisanya 56,7% tidak tuntas.
komponen
tersebut.
Berkaitan
Dengan melihat angka siswa yang tidak
pandangan
tersebut,
maka
memenuhi KKM 70 yaitu 56,7%, maka bisa
matematika harus disesuaikan dengan tingkat
dikatakan kemampuan siswa kelas V dalam
perkembangan mental anak melalui tiga
mata pelajaran matematika yang tergolong
tahapan, yaitu: 1) enaktif, 2) ikonik, dan 3)
rendah masih tinggi. Banyak cara yang bisa
simbolik.
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
mencari
Enaktif
hubungannya
adalah
cara
diantara
dua
dengan
pengajaran
penyajian
yang
matematika siswa khususnya siswa kelas V
menggunakan objek-objek secara langsung
SDN Beji 6 Depok diantaranya dengan
melalui tindakan atau perbuatan (permainan)
meningkatkan keterampilan berpikir kritis
karena itu bersifat manipulatif. Ikonik adalah
serta memberikan dan meningkatkan motivasi
cara penyajian yang mendasarkan pikiran
kepada siswa untuk berprestasi kepada siswa.
internal
Menurut Suriasumantri matematika adalah bahasa
yang
melambangkan
yang
merupakan
menyangkut
gambaran
mental
dari
yang
objek-objek
serangkaian
sehingga siswa tidak perlu memanipulasi
makna dari pernyataan-pernyataan yang ingin
langsung terhadap objek tersebut, misalnya
disampaikan. Lambang-lambang matematika
melalui
bersifat artifisial baru mempunyai arti setelah
simbolik
makna diberikan kepadanya, selain sebagai
memanipulasi simbol-simbol secara langsung
bahasa matematika juga sebagai alat berpikir.
dan tidak terkait dengan objek tersebut,
Suriasumantri mengatakan ada tiga pendekatan
dimana penyajian dengan bahasa lisan atau
(kaum logistik, kaum formalis dan kaum
tulisan.
intuisionis) dalam matematika sebagai sarana berpikir
deduktif.
atau
grafik.
Sedangkan
adalah
cara
penyajian
dengan
Belajar menurut Gagne dalam Herman
Herman
mengatakan belajar merupakan proses yang
mengatakan matematika berkenaan dengan
memungkinkan manusia memodifikasi tingkah
ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang
laku secara permanen. Ketika belajar terjadi
tersusun secara hirarkis dan penalarannya
peristiwa-peristiwa
deduktif, hal tersebut menyebabkan bagaimana
berlangsung. Gagne membuat Fase suatu
matematika dipelajari.
kegiatan belajar yaitu fase motivasi, fase
Brunner
dalam
Sedangkan
gambar
Herman,
eksternal
dan
internal
berpendapat
pemahaman, fase penguasaan, fase ingatan,
bahwa belajar matematika adalah belajar
fase menungkap kembali, fase generalisasi,
tentang konsep-konsep dan stuktur-struktur,
fase perbuatan, dan fase umpan balik.
223
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
Kemampuan yang diperoleh seseorang
Atkinson
menyatakan
bahwa
perilaku
setelah melakukan kegiatan belajar dinamakan
berprestasi berasal dari komplik emosional
hasil belajar. Gagne dan Briggs menyebutnya
antara harapan pada kesuksesan dan ketakutan
dengan kapabilitas. Oleh karena itu dapat
pada kegagalan. Menurut McClelland motivasi
dikatakan bahwa hasil belajar matematika
berprestasi
adalah tujuan dari belajar matematika.
something difficult. To master, manipulate, or
Menurut
Jamaris
didefinisikan sebagai
didefinisikan:
to
accomplish
motivasi
dapat
organized physical objects, human beings, or
suatu tenaga
yang
ideas. To do this as rapidly and as
mendorong dan mengarahkan prilaku manusia
independently
untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya.
obstacles and attain a high standard.To excel
Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa
oneself.To rival and surpass others. To
motivasi adalah suatu kekuatan atau tenaga
increase self –regard by the successful
yang membuat individu bergerak dan memilih
exercise or talent.
untuk
melakukan
suatu
kegiatan
dan
as
possible.To
overcome
Menurut McClelland dan Atkinson dalam
mengarahkan kegiatan tersebut kearah tujuan
Slavin
yang akan dicapai.
berprestasi adalah “the generalized tendency
David McClelland (1958), Atkinson dan
bahwa
motivasi
to strive for success and to choose goal-
Feather (1966), dan Alschuler, Tabor, dan
oriented,
McIntyre
(1970),
mengungkapkan
success/failure
activities”,
menyatakan
orang
merupakan kecenderungan bekerja keras untuk
bertindak
dan
sukses dan memilih orientasi tujuan. Menurut
menginvestasikan energi untuk mendapatkan
Slavin motivasi berprestasi adalah “ the desire
tiga hasil, yaitu: prestasi, afliasi, dan pengaruh.
to experience success and to participate in
Ketika
oleh
activities in which success is dependent on
kegiatan di kelas dan di sekolah, siswa
personal effort and abilities” merupakan
menjadi kurang terlibat disekolah. Motif
hasrat untuk sukses dan berpartisipasi dalam
berprestasi
aktifitas,
termotivasi
untuk
keadaan
emosi
digagalkan
menyelesaikan
tugas-tugasnya
dimana
kesuksesan
tersebut
dengan baik dan diatas standar rata-rata orang
tergantung pada usaha dan kemampuan dari
lain. Menurut Murray motivasi berprestasi
masing-masing individu. Menurut Woolfolk
merupakan hasrat atau kecenderungan untuk
motivasi berprestasi adalah hasrat untuk
mengatasi
berhasil;
hambatan,
melatih
kekuatan,
dorongan
bekerja
keras
untuk
berusaha keras mengerjakan sesuatu yang sulit
mencapai keberhasilan atau kesuksesan. Dari
sebaik dan secepat mungkin. Sedangkan
tiga pendapat para ahli, maka motivasi
224
Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif
Dwi Sanderayanti berprestasi adalah hasrat untuk bekerja keras
Terdapat tujuh kemampuan intelektual
untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan
berpikir kritis yaitu:
dan memilih orientasi tujuan.
a) Kemampuan identifikasi dan rekognisi.
Menurut
Larsen
dan
Buss
motivasi
Elemen
pemahaman
terdiri
atas
berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan
kemampuan menemukan tujuan, menggali
hal-hal yang lebih baik untuk mengatasi
permasalahan, menentukan sudut pandang,
hambatan dalam upaya mencapai tujuan.
memahami asumsi, menarik kesimpulan,
Sedangkan
dalam
penilaian, interferensi, dan implikasi, serta
Pintrich dan Schunck mengatakan bahwa
menggali sumber-sumber informasi dari
tingkah laku berprestasi ditentukan oleh
suatu fenomena yang sedang diangkat.
Eccless
dan
Wigfield
harapan dan nilai. Harapan merujuk pada
b) Kemampuan
keyakinan sesorang tentang keberhasilannya.
kemampuan
Harapan terdiri dari dua komponen, yaitu
persamaan dan perbedaan mengenai suatu
konsep diri yang berkaitan dengan tugas
hal secara signifikan.
tertentu, dan persepsi tentang kesulitan tugas.
komprehensi untuk
c) Kemampuan
terdiri
dari
mengungkapkan
aplikasi,
terdiri
atas
Orang yang berkerja keras untuk sukses dalam
kemampuan membandingkan situasi yang
suatu pekerjaan demi sebuah prestasi atau
sejalan
tidak mengharapkan imbalan, adalah orang-
wawasan kedalam konteks yang baru.
orang yang memiliki kebutuhan untuk prestasi
Kemampuan aplikasi seseorang dalam
yang tinggi.
menggunakan
Berpikir kritis menurut Elaine merupakan
sehingga
memecahkan
sebuah proses yang terarah dan jelas yang
dapat
menjadikan
kemampuan berbagai
masalah
dalam yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
digunakan dalam kegiatan mental seperti
d) Kemampuan
analisis,
terdiri
dari
memecahkan masalah, mengambil keputusan,
kemampuan menjelaskan dan menganalisa.
membujuk dan menganalisa asumsi, dan
Kemampuan
melakukan penelitian ilmiah. Fahruddin Faiz
mengevaluasi
mendefinisikan berpikir kritis adalah proses
keyakinan, atau teori.
mental untuk menganalisis atau mengevaluasi
menganalisis argumen,
dan
interpretasi,
e) Kemampuan sintesis adalah kemampuan
informasi, informasi tersebut bisa didapatkan
seseorang
dalam
mengaitkan
dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat,
menyatukan berbagai elemen dan unsur
atau melalui media-media komunikasi..
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
225
dan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
f) Kemampuan
evaluasi,
kemampuan
terdiri
untuk
atas
Adapun rumusan masalah dalam penelitian
mengevaluasi
ini
adalah
Apakah
motivasi
berprestasi
kredibilitas dari sumber-sumber informasi.
berpengaruh secara langsung terhadap hasil
Kemampuan lain
belajar
yang dikembangkan
matematika?
Apakah
kemampuan
adalah untuk membuat dan menilai solusi.
berpikir kritis berpengaruh secara langsung
Kemampuan
dengan hasil belajar matematika? Apakah
untuk
mencipta
dan
membangun adalah kemampuan untuk
motivasi
berprestasi
berpengaruh
secara
mampu membuat dan melaksanakan uji
langsung terhadap kemampuan berpikir kritis?
konsep, teori, hipotesis. Menurut berpikir
Fahruddin
kritis
Faiz
Metode yang digunakan adalah metode
Keterampilan
survey dengan teknik analisis jalur. Di dalam
menganalisa, (2) Keterampilan melakukan
penelitian terdapat empat variabel penelitian
sintesa, (3) Keterampilan memahami dan
yaitu motivasi berprestasi (X1), Berpikir kritis
memecahkan
Keterampilan
(X2) dan hasil belajar Matematika (X3).
Keterampilan
Populasi target dalam penelitian ini adalah
yaitu
:
masalah,
menyimpulkan,
(5)
(1)
(4)
lima
METODE
jenis
keterampilan,
mempunyai
kemampuan
mengevaluasi dan menilai.
seluruh siswa SDN Beji 6 Kota Depok, dan
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
populasi terjangkau adalah kelas V SDN Beji
tertarik untuk melakukan suatu studi guna
6 Kota Depok.
mengkaji faktor-faktor yang berdampak pada
Sampel penelitian dengan menggunakan
keberhasilan peserta didik. Khususnya dalam
teknik random sampling. Menurut William
penelitian
studi
Wiersma dan Stephen G.Jurs teknik ini tetap
dan
dapat diandalkan untuk menjaga keterwakilan
kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar
populasi. Sampel penelitian adalah kelas V,
matematika. Penelitian ini diharapkan dapat
yaitu kelas Va, Vb, dan Vc sebanyak 105
memberikan masukan positif bagi rekan
siswa, dari 105 siswa terpilih 100 siswa.
pengaruh
ini,
peneliti
motivasi
melakukan berprestasi,
sejawat, khususnya bagi para pengajar dalam
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan
ini adalah dengan menggunakan instrumen
lebih jauh lagi untuk memperbaiki mutu
berbentuk
pendidikan
berprestasi, dan kemampuan berpikir kritis
melalui
pendekatan
motivasi
berprestasi dan kemampuan berpikir kritis.
kuesioner
mengenai
motivasi
dengan pilihan berganda, sedangkan data hasil
226
Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif
Dwi Sanderayanti belajar matematika dilakukan tes pilihan
Lhitung
0,089
sehingga
kemampuan
berganda.
berpikir kritis (X2), motivasi berprestasi (X1), dan hasil belajar matematika (X3) terdistribusi
HASIL
normal.
Data hasil belajar matematika sebagai berikut: nilai tertinggi yaitu:
Hasil uji normalitas sisaan regresi X2 atas
90 dan nilai
X1 0,0466 dan ini lebih kecil dari
terendah sebesar 21. Rata-rata 54,04; median
0,089
sehingga data sisaan regresi X3 atas X1 dan X2
sebesar 54; modus sebesar 38; variansi sebesar
adalah 0,0565 dan ini lebih kecil dari 0,089
254,64 simpangan baku sebesar 15,96 dan
sehingga memiliki nilai absolute atau Lhitung <
rentang skor sebesar 69.
Ltabel pada tabel Lilliefors untuk α = 0,05 dan α
Data motivasi berprestasi diperoleh skor
= 0,01 untuk n = 100. Dengan demikian dapat
rata-rata motivasi berprestasi sebesar 154,71
disimpulkan data kedua sisaan regresi berasal
dengan skor tertinggi 181 dan skor terrendah
dari populasi yang terdistribusi normal.
125, median sebesar 156, modus sebesar 163,
Uji homogenitas dengan uji Barlett adapun
simpangan baku sebesar 13,19 dan varian
hasil uji homogenitas terhadap kelompok X2
sebesar 173,90.
dan X1 memiliki X2hitung 0,0260 lebih kecil
Data mengenai kemampuan berpikir kritis,
X2tabel pada α = 0,05 dan α = 0,01 dan hasil uji
diperoleh dari pengisian soal berbentuk pilihan
homogenitas kelompok X1, X2, dan X3
ganda yang terdiri dari 26 butir soal. Dari data
memiliki X2hitung 3,945 lebih kecil dari X2tabel
tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 51,25
pada α = 0,05 dan α = 0,01 sehingga data dapat
dengan skor tetinggi sebesar 77 dan skor
disimpulkan semua kelompok data memiliki
terrendah sebesar 23, median sebesar 50,
varians yang homogen.
modus sebesar 46, simpangan baku 13,88, dan
Uji Linieritas dan Signifikansi Regresi dan
varian sebesar 192,69.
Korelasi
Uji Prasyarat Analisis Hasil
Uji
normalitas
Regresi kemampuan berpikir kritis (X2) atas hasil
belajar
motivasi berprestasi (X1) dihasilkan Fhitung
matematika (X3), motivasi berprestasi (X1) dan
Regresi
kemampuan berpikir kritis (X2) dengan Uji
sebesar 51,848 sedangkan Ftabel dengan
dk pembilang 1 dan penyebut 98 pada taraf
Liliefors. Didapat hasil uji normalitas untuk
signifikansi 0,05 sebesar 6,901. Karena 0,05
variabel kemampuan berpikir kritis (X2)
maka koefisien arah regresi Kemampuan
0,0601, motivasi berprestasi (X1) 0,0627,
Berpikir Kritis (X2) atas motivasi berprstasi
sedangkan hasil belajar metematika (X3)
(X1) berarti atau dengan kata lain kemampuan
0,0730. Ketiga variabel tersebut mempunyai 227
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
berpikir kritis (X2) atas motivasi berprestasi
dengan hasil belajar matematika adalah 0,898,
(X1) secara sangat signifikan dengan 0,05.
dan korelasi antara kemampuan berpikir kritis
Harga tuna cocok dari hasil perhitungan
dengan hasil belajar matematika adalah 0,635.
diperoleh Fhitung tuna cocok sebesar 1,107 dan
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
harga Ftabel dengan dk pembilang 41 dan
semua korelasi antar variabel lebih besar dari
penyebut 57 pada taraf signifikansi α = 0,05
rtabel dengan tingkat signifikasi 5% dengan
sebesar 1.601. Dengan demikian Fhitung < Ftabel,
derajat kebebasan 100 sebesar 0,178. Hal ini
maka
menunjukkan bahwa hubungan antar variabel
dapat
disimpulkan
bentuk
regresi
berpikir kritis (X2) atas motivasi berprestasi
penelitian
(X1) adalah linier.
kemampuan berpikir kritis (X2), dan hasil
Regresi X3 atas X1 dan X2 diperoleh harga Fhitung
Regresi
sebesar 225,996
motivasi
berprestasi
(X1),
belajar matematika (X3), mempunyai keeratan
dengan dk
hubungan secara sangat nyata.
pembilang 2 dan penyebut 97 pada taraf
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini di
signifikansi sebesar 4,831. Karena maka
buat dua struktur model analisis jalur, yaitu:
koefisien arah regresi Kemampuan Berpikir
struktur satu adalah kemampuan berpikir kritis
Kritis (X2) atas
(X2) atas motivasi berprestasi (X1), sedangkan
motivasi berprstasi (X1)
berarti atau dengan kata lain kemampuan
struktur
dua
adalah
hasil
belajar
berpikir kritis (X2) atas motivasi berprestasi
matematika(X3) atas motivasi berprestasi (X1)
(X1) mempengaruhi hasil belajar matematika
dan kemampuan berpikir kritis (X2). Untuk
(X3) secara sangat signifikan dengan.
mengetahui pengaruh dari masing-masing
Harga tuna cocok dari hasil perhitungan
variabel dilakukan analisis hipotesis dengan
diperoleh Fhitung tuna cocok sebesar 23,189
cara mencari koefisien tiap lintasan dari
dan harga Ftabel dengan dk pembilang 96 dan
variable Eksogen ke variable Endogen. Nilai
penyebut 1 pada taraf signifikansi α = 0,05
R2 sebesar 0,339 menggambarkan kontribusi
sebesar 252,988. Dengan demikian Fhitung <
motivasi berprestasi (X1) terhadap kemampuan
Ftabel, maka dapat disimpulkan bentuk regresi
berpikir kritis (X2) sebesar 33,9% sisanya
berpikir kritis (X2) atas motivasi berprestasi
66,1% tidak masuk dalam model. Dari tabel
(X1) adalah linier.
4.10 diatas dapat diketahui koefisien jalur
Pengujian Model
motivasi berprestasi (X1) terhadap kemampuan
Korelasi antara motivasi berprestasi (X1)
berpikir
kritis
(X2)
sebesar
0,588
dan
dengan kemampuan berpikir kritis (X2) adalah
mempunyai nilai thitung > ttabel dengan α = 0,01
0,588, korelasi antara motivasi berprestasi
atau 7,201 > 2,627. Karena thitung > ttabel, maka
228
Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif
Dwi Sanderayanti dapat disimpulkan tolak H0 dan terima H1
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
yang artinya ada pengaruh yang signifikan
untuk mengetahui besarnya pengaruh tidak
antara motivasi berprestasi (X1) terhadap
langsung pengambilan motivasi berprestasi
kemampuan berpikir kritis (X2).
(X1) terhadap hasil belajar matematika (X3),
Struktur 2: Hasil Belajar Matematika
kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap hasil
(X3) atas Motivasi Berprestasi (X1) dan
belajar
Kemampuan Berpikir Kritis (X2)
pengaruh tidak langsung motivasi berprestasi
2
matematika
(X3)
dan
besarnya
Nilai R sebesar 0,823 menggambarkan
(X1) terhadap kemampuan berpikir kritis (X2)
konstribusi motivasi berprestasi (X1), dan
perlu menggabungkan Analisis Jalur 1 dan
kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap hasil
Jalur dapat diketahui motivasi berprestasi (X1)
belajar matematika (X3) sebesar 82,3% dan
mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap
sisanya 17,7% tidak masuk dalam model. Dari
hasil belajar matematika (X3) sebesar 0,096.
tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa:
Pengaruh langsung motivasi berprestasi (X1)
1) Koefisien jalur motivasi berprestasi (X1)
terhadap kemampuan berpikir kritis (X2)
terhadap hasil belajar matematika (X3)
0,588,
sebesar 0,802 dan mempunyai thitung > ttabel
kemampuan berpikir kritis (X2) terhadap hasil
dengan α = 0,01 atau 15,195 > 2,627.
belajar matematika (X3) 0,163.
Karena
thitung
>
ttabel,
maka
motivasi
berprestasi
Dari hasil analisis data diatas diperoleh
(X1)
terhadap hasil belajar matematika (X3).
pengaruh
secara
0,802 dan mempunya nilai thitung > ttabel dengan
disimpulkan tolak H0 terima H1 yang mempunyai
baik
terhadap hasil belajar matematika (X3) sebesar
dapat
artinya kemampuan berpikir kritis
kritis
berpikir
Koefisien jalur motivasi berprestasi (X1)
ttabel dengan α = 0,01 atau 3,097 > 2,627. maka
kemampuan
belajar matematika.
(X3) sebesar 0,163 dan mempunyai thitung > ttabel,
motivasi berprestasi,
memiliki pengaruh positif terhadap hasil
(X2) terhadap hasil belajar matematika
>
bahwa antara variabel
bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri
2) Koefisien jalur kemampuan berpikir kritis
thitung
langsuh
PEMBAHASAN
mempunyai pengaruh yang signifikansi
Karena
pengaruh
dapat
disimpulkan tolak H0 terima H1 yang artinya
sedangkan
α = 0,01 atau 15,195 > 2,627. Karena thitung >
(X2)
ttabel maka dapat disimpulkan, menolak H0 dan
yang signifikan
menerima H1 yang artinya motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar matematika (X3)
(X1)
mempunyai
pengaruh
yang
sangat
signifikan terhadap hasil belajar matematika 229
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
(X3), atau dengan kata lain semakin tinggi
Suatu
kebenaran
matematika
motivasi berprestasi siswa maka semakin
dikembangkan berdasarkan alasan logis, kerja
tinggi pula hasil belajar matematika siswa
matematika
tersebut.
menebak, menduga, membuat dan menduga
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
antara
hipotesis,
mencari
McClelland dan Atkinson bahwa motivasi
koneksi,
dan
yang
representasi,
terpenting
dalam
pendidikan
ialah
lain
mengobservasi,
analogi,
melakukan
komunikasi,
membuat
membuat
motivasi berprestasi, karena seseorang yang
membuktikan
memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung
masalah, oleh sebab itu dalam matematika
berjuang untuk mencapai sukses atau memilih
diperlukan kemampuan berpikir kritis.
kegiatan yang berorientasi untuk tujuan hasil
teorema
generalisasi,
dan
memecahkan
Siswa yang kemampuan berpikir kritisnya
belajar yang lebih baik.
baik, maka hasil belajar matematikanya juga
Koefisien jalur kemampuan berpikir kritis
tinggi dikarenakan dalam kemampuan berpikir
terhadap hasil belajar matematika sebesar
kritis, di dalamnya terdapat beberapa aspek
0,163 dan mempunyai thitung > ttabel dengan α =
seperti
0,01 atau 3,097 > 2,627. Karena thitung > ttabel
menyimpulkan serta mengevaluasi. Semua
maka dapat disimpulkan menolak H0 dan
aspek tersebut merupakan aspek-aspek yang
menerima H1 yang artinya bahwa kemampuan
dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran
berpikir kritis mempunyai pengaruh yang
matematika. Dibutuhkan kemampuan berpikir
signifikan terhadap hasil belajar matematika
kritis dalam matematika karena menurut
artinya semakin tinggi kemampuan berpikir
Thompson (1997) dan Krulik & Rudnick
kritis siswa maka semakin tinggi juga hasil
(NCTM, 1999) dalam matematika diperlukan
belajar matematika.
kemampuan
Hasil
pengujian
hipotesis
di
atas
menganalisis,
antara
mempertanyakan,
membandingkan,
lain:
menguji,
menghubungkan,
memberikan informasi agar siswa memperoleh
mengevaluasi semua aspek yang ada dalam
hasil belajar matematika yang maksimal maka
suatu
siswa harus memiliki kemampuan berpikir
matematika.
kritis
yang
menunjukkan
baik
pula.
bahwa
Hal semakin
tersebut
situasi
ataupun
suatu
masalah
Rendahnya koefisien jalur kemampuan
baik
berpikir
kritis
terhadap
hasil
belajar
kemampuan berpikir kritis siswa maka akan
matematika sebesar 0,163 diduga karena
semakin baik pula hasil belajar matematika.
dalam pembelajaran di SDN Beji 6 Kota Depok siswa tidak terbiasa berpikir kritis
230
Motivasi berprestasi dan kemampuan berfikiri kreatif
Dwi Sanderayanti sehingga kemampuan berpikir kritisnya siswa
Eggen,
Paul dan Don Kauchak. 2007. Educational Psychology:Windows on Classroom, 7th Edition. USA: Pearson Merrill Prentice Hall.
Faiz,
Fahruddin. 2012. Thinking Skill: Pengantar Menuju Berpikir Kritis.Yogyakarta: Suka Press.
juga rendah. Siswa tidak dilatih untuk membandingkan, menganalisis,
menyimpulkan,
mengevaluasi,
tetapi
siswa
hanya diberikan latihan-latihan (Drill) untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan, diperoleh temuan penelitian sebagai
Jamaris, Martini. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penama Murni.
berikut: 1. Motivasi berprestasi mempunyai pengaruh langsung yang sangat nyata terhadap hasil
MacClelland David C. 1987. Human Motivation. Cambridge: The Press Syndicate of The University of Cambridge.
belajar matematika, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula hasil belajar
Paul, Richard W. 1995. Critical Thinking How to prepare Student for a Rapidly Ching World. CA: Foundation For Critical Thinking.
matematika. 2. Kemampuan berpikir kritis mempunyai pengaruh langsung yang sangat nyata
Paul, Richard. 2002. Critical Thinking: Tool for Taking Charge of Your Professional and Personal Life. New Jersey: Pearson Education.
terhadap hasil belajar matematika, hal ini menunjukan
bahwa
semakin
tinggi
kemampuan berpikir kritis maka semakin tinggi pula hasil belajar matematika.
Suriasumantri, Jujun S. 1993. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
3. Motivasi berprestasi mempunyai pengaruh langsung yang sangat nyata terhadap kemampuan
berpikir
kritis,
menunjukan
bahwa
semakin
hal
Suwangsih. 2006. Model Pembelajaran Matematika. Bandung:UPI Press.
ini
tinggi
motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula kemampuan berpikir kritis. DAFTAR RUJUKAN Atkinson, John W. 1864. An Introduction To Motivation. New Jersey: D. Van Nostrand Company. 231