PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA Nashar, M.Pd.1 Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jln. Raya Ciwaru No. 25 Serang Banten. Hp. 0852795520265
[email protected]
1
Abstract This study aimed to determine the effect of learning methods and critical thinking skills toward the students’ outcomes in the learning of history. This research is quantitative research using treatment design by level 2x2. The research data was taken from the observation, tests and questionnaires. The results showed that (1) learning of the history’s outcomes of students using investigative group learning are better than learning of the history’s outcomes using conventional teaching methods, (2) there is interaction between learning method and critical thinking ability toward learning of the history’s outcomes of students; (3) learning of the history’s outcomes of students using learning methods investigation group with high critical thinking skills are better than learners who learn using conventional learning methods, (4) learning of the history’s outcomes of students using conventional teaching methods with low critical thinking skills are better than students using the investigative group learning method with the ability to think critically low. Theoretically, the results of this study can be used as a reference for developing teaching methods in teaching history in the high school. Furthermore, there is research that is expected to use different teaching methods with other independent variables that influence student learning of history’s outcomes. Keyword: learning method, critical thinking skills, history learning outcomes. pengembangan watak dan sikap siswa. Maka
1. PENDAHULUAN Dunia pendidikan dewasa ini mengalami
pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran
banyak kemajuan. Hal ini tidak terlepas dari
yang penting dalam dunia pendidikan. Selama
perkembangan teknologi pengetahuan
ilmu
informasi. dan
pengetahuan
dan
ini pembelajaran sejarah di sekolah kurang
Kemajuan
ilmu
begitu diminati oleh siswa. Pelajaran sejarah
teknologi
informasi
dianggap
sebagai
pelajaran
yang
menyebabkan arus informasi menjadi cepat
membosankan karena seolah-olah cenderung
dan
berdampak
hafalan. Bukan hanya itu, bahkan kebanyakan
langsung dalam berbagai bidang kehidupan,
siswa menganggap bahwa pelajaran sejarah
termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu
tidak membawa manfaat karena kajiannya
bagian bidang pendidikan adalah pembelajaran
adalah masa lampau serta tidak memberikan
sejarah.
sumbangan yang berarti bagi diri siswa
tanpa
batas.
Sehingga
Pembelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang mengemban fungsi
sendiri. Tidak mengherankan jika siswa bersikap
Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015
mengenyampingkan
atau
menganggap pendidikan sejarah tidak terlalu
kemampuan berpikir kritis siswa. Dinyatakan
penting, sehingga hasil belajar sejarah siswa
dalam kurikulum standar isi bahwa salah satu
juga cenderung kurang memuaskan.
tujuan pendidikan sejarah adalah melatih daya
Berdasarkan observasi yang dilakukan
kritis siswa untuk memahami
secara benar
pada SMA Negeri 1 Bangun Rejo Lampung
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah
Tengah, ditemukan banyaknya siswa yang
dan metodologi keilmuan.
malas mengikuti proses pembelajaran sejarah,
Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti
siswa beranggapan bahwa pelajaran sejarah
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
bukan pelajaran yang menyenangkan dan
pengaruh
pelajaran sejarah tidak terlalu penting dalam
kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
kehidupan
untuk
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.
kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Sehingga, dapat terlihat manakah metode
Hal ini diperparah dengan rendahnya sarana
pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan
prasarana
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
sehari-hari,
terlebih
penunjang dalam pembelajaran
sejarah.
metode
pembelajaran
dan
sejarah pada siswa SMA.
Selain masih rendahnya sarana prasarana dan sikap siswa yang kurang antusias terhadap pelajaran
sejarah,
pemilihan
metode
2. METODE PENELITIAN Metode
yang
digunakan
pembelajaran juga sangat penting agar tujuan
melaksanakan
pembelajaran
Metode
eksperimen, adapun rancangan eksperimen
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
yang diterapkan adalah desain treatment by
jalan atau cara yang ditempuh oleh guru dan
level 2x2.
siswa untuk mengondisikan suasana kelas
penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu
yang memungkinkan adanya pembelajaran.
metode pembelajaran sejarah terdiri dari
Supaya pembelajaran sejarah dapat berhasil
metode pembelajaran kelompok investigasi
secara optimal, hendaknya guru harus pandai
(A1) dan metode pembelajaran konvensional
memilih metode pembelajaran yang mampu
(A2), dan kemampuan berpikir kritis siswa
melibatkan siswa berperan aktif dalam proses
terdiri dari kemampuan berpikir kritis tinggi
pembelajaran.
(B1) dan kemampuan berpikir kritis rendah
dapat
tercapai.
Selain dipengaruhi metode pembelajaran, rendahnya
hasil
belajar
sejarah
siswa
dimungkinkan juga karena faktor lain yang
penelitian
ini
untuk adalah
Pada penelitian ini, variabel
(B2), serta satu variabel terikat yaitu Y = hasil belajar sejarah siswa. Desain Treatment by level 2x2 dapat digambarkan sebagai berikut:
ikut mempengaruhi. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil belajar sejarah adalah Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Kemampuan Berpikir Kritis (B) Tinggi Metode
(B1)
Rendah
dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
(B2)
2010: 117). Jadi, populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau
Pembelajaran (A) Kelompok investigasi (A1)
A1B1
A1B2
Konvensional (A2)
A2B1
A2B2
subyek yang diteliti, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah,
Keterangan: A1B1
A1B2
A2B1
:Hasil belajar sejarah pada siswa
Populasi terjangkau adalah siswa kelas XI
yang diberikan metode pem-
IPA yang terdiri dari 3 kelas sebanyak 98
belajaran kelompok investigasi
siswa. Teknik pengambilan sampel yang
dan
digunakan yaitu teknik Random Sampling
memiliki
kemampuan
berpikir kritis tinggi.
dengan mengambil secara acak 2 kelas yang
:Hasil belajar sejarah pada siswa
terdiri
yang diberikan metode pem-
perlakuan pembelajaran, siswa diberikan
belajaran kelompok investigasi
kuesioner untuk mendapatkan data skor
dan
kemampuan berpikir kritis siswa. Hasilnya
memiliki
kemampuan
siswa.
Sebelum
diberi
kemudian di urutkan masing-masing dari skor
:Hasil belajar sejarah pada siswa
tertinggi sampai skor terendah. Kemudian di
yang diberikan metode pem-
bagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
belajaran
dan
skor kemampuan berpikir kritis tinggi (27%)
berpikir
dan kelompok skor kemampuan berpikir
konvensional kemampuan
kritis rendah (27%).
kritis tinggi. :Hasil belajar sejarah pada siswa
Data dalam penelitian ini meliputi data
yang diberikan metode pem-
hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPA yang
belajaran
dan
diambil dengan menggunakan instrumen tes
berpikir
hasil belajar berupa pilihan ganda dan data
memiliki
konvensional kemampuan
kritis rendah.
kemampuan berpikir kritis yang diambil menggunakan
a.
65
berpikir kritis rendah.
memiliki
A2B2
dari
Populasi dan sampel
instrumen
angket
dengan
bentuk skala empat.
Populasi sebagai wilayah generalisasi
Berdasarkan hasil pengujian validitas soal
yang terdiri atas: objek atau subjek yang
tes hasil belajar sejarah menunjukkan bahwa
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
dari keseluruhan 50 butir soal tes dinyatakan
Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015
valid sebanyak 42 butir soal, butir soal dengan
hipotesis nol (H0) untuk setiap kelompok
tingkat kesukaran sedang 42 butir soal dan
diterima. Semua sampel berasal dari populasi
daya beda tes hasil belajara dengan kriteria
yang
minimal cukup sebanyak 42 soal. Sedangkan
variansi
hasil uji reliabilitas menunjukkan indeks
selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis
reliabilitas
0,92696 yang berarti reliabilitas
dengan menggunakan analisis variansi dua
soal sangat tinggi. Kemudian untuk instrumen
jalur. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
kemampuan berpikir kritis dari 45 angket yang
mengetahui
diujikan, hasil pengujian validitas dinyatakan
pengaruh
valid
Sedangkan
kemampuan berpikir kritis, dan interaksinya
menunjukkan
terhadap hasil belajar sejarah siswa. Bila
0,92766 yang berarti reliabilitas instrumen
perhitungan menunjukkan terjadi interaksi
sangat tinggi.
dilakukan uji lanjut dengan uji Tuckey.
sebanyak
penghitungan
40
butir.
reliabilitas
berdistribusi yang
normal
sama
apakah antara
dan
(homogen),
terdapat metode
maka
perbedaan
pembelajaran,
Hasil perhitungan uji Tuckey b.
memiliki
hipotesis
satu sampai dengan empat menunjukkan
Teknik Analisis Data Pengujian hipótesis dalam penelitian ini
bahwa Ho ditolak sedangkan H1 diterima.
menggunakan teknik análisis variansi dua
Berikut ini disajikan tabel ringkasan hasil uji
jalur (Anava 2x2), karena jumlah n/sel sama
Tuckey:
maka perhitungan uji lanjut memakai uji
Kelompok
Tukey. Sebelum dianalisis menggunakan
dibandingkan
Anava
terlebih
persyaratan
dahulu
análisis
dilakukan
uji
A1 dan A2
3,22
2,97
Signifikan
meliputi
uji
A1B1 dan A2B2
4,86
3,95
Signifikan
A1B1 dan A2B1
13,32
3,95
Signifikan
A1B2 dan A2B2
6,87
3,95
Signifikan
yaitu
normalitas data dan uji homogenitas variansi. Untuk
melihat
yang Qhitung Qtabel Kesimpulan
normalitas
data
akan
digunakan uji Lilifors, sedangkan untuk melihat homogenitas variansi dengan uji
Hasil
penghitungan
uji
Tuckey
menunjukkan, hasil belajar sejarah siswa yang
Bartlet.
diberikan pembelajaran menggunakan metode 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan uji persyaratan
analisis,
dan
hasil
analisis
perhitungan
menunjukkan bahwa bahwa nilai Lmaks untuk setiap kelompok kurang dari nilai Ltabel. Hal ini berarti bahwa pada taraf signifikansi 0,05
pembelajaran
kelompok
investigasi
lebih
tinggi daripada siswa yang diberi metode pembelajaran konvensional disebabkan karena pembelajaran kelompok investigasi menuntut siswa untuk bertanggung jawab individual dengan
Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015
adanya
pembagian
tugas.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya metode pembelajaran dan kemampuan
4.
KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil perhitungan pada
berpikir krtitis dapat mempengaruhi hasil
pengujian
belajar
disimpulkan bahwa:
sejarah
siswa.
Sehingga
dapat
hipotesis
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari
Pertama: hasil penelitian menunjukkan
metode pembelajaran dan kemampuan berpikir
hasil belajar sejarah siswa yang diberikan
kritis terhadap hasil belajar sejarah siswa.
metode pembelajaran kelompok investigasi
Pada
lebih tinggi dari siswa yang diberi metode
siswa
yang
memiliki
kategori
kemampuan berpikir kritis tinggi, hasil belajar sejarah
siswa
yang
metode
Kedua: terdapat pengaruh interaksi antara
pembelajaran kelompok investigasi lebih baik
metode pembelajaran dan kemampuan berpikir
daripada
kritis terhadap hasil belajar sejarah siswa
siswa
diberikan
pembelajaran konvensional.
yang
diberi
metode
pembelajaran konvensional. Hal ini karena
SMA.
metode pembelajaran kelompok investigasi
Ketiga: hasil penelitian menunjukkan
lebih menuntut adanya kemampuan berpikir
hasil belajar sejarah siswa yang memiliki
kritis siswa sehingga setiap siswa terlibat aktif
kemampuan
dalam
mampu
diberikan pembelajaran menggunakan metode
pemahamannya
kelompok investigasi lebih tinggi daripada
berdiskusi
mengkonstruksi
sehingga
sendiri
melalui diskusi kelompok. Pada siswa yang
berpikir
kritis
tinggi
dan
siswa yang diberi metode konvensional.
memiliki kategori kemampuan berpikir kritis
Keempat: hasil penelitian menunjukkan
rendah, hasil belajar sejarah siswa yang
hasil belajar sejarah siswa yang memiliki
diberikan pembelajaran menggunakan metode
kemampuan
pembelajaran
diberikan pembelajaran menggunakan metode
rendah
kelompok
daripada
siswa
investigasi diberi
lebih metode
pembelajaran konvensional. Hal ini karena
kelompok
berpikir
investigasi
kritis
tidak
rendah
lebih
daripada diberi metode konvensional.
metode pembelajaran kelompok investigasi lebih menuntut adanya kemampuan berpikir kritis siswa sehingga setiap siswa dengan kemampuan berpikir krtitis rendah tidak mampu menyerap pelajaran dengan baik.
Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015
dan
tinggi
DAFTAR PUSTAKA Barry, Kevin and Len King. 2004. Beginning Teaching,
A
development
Text
Wilcox, Lynn. 2012. Psikologi Kepribadian, terjemahan Kumalahudi P. Jogjakarta: IRCiSoD.
for
Effective Teaching. New York: Social Science Press. Hardini
dan
Puspitasari.
Pembelajaran
2012.
Startegi
Terpadu:
Teori,
Konsepdan Implementasi. Yogyakarta: Familia. Hartono, dkk. 2012. PAIKEM: Pembelajaran Aktif
Inovatif
Kreatif
Efektif
dan
Menyenangkan. Riau: Zanafa Publishing. Neil, Moore B. dan Parker R. 2010. Critikal Thinking Evaluating and Argumentsin Everyday
Life.
University.
California
California:
State Mayfield
Publishing Company. Sharan,
Shlomo.
2012.
Handbook
Of
Cooperative Learning, terjemahan Sigit Prawoto. Yogyakarta: Familia. Slavin, Robert.E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek, terjemahan Nurulita. Bandung: Nusa Media. Stine, Jean Maria. 2003. Mengoptimalkan Daya Berpikir. Jakarta: Delaparsa. Sugiyono.
2010.
Pendidikan:
Metode
Penelitian
Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teoridan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: PustakaPelajar. Trianto.
2007.
Inovasi-Inovasi
dalam
Pembelajaran Kreatif. Jakarta: Rineka Cipta. Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015