Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3 Halaman 16-28
September 2012
PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN DIAGRAM V (Vee) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA THE INFLUENCE OF GUIDED INQUIRY MODELS WITH DIAGRAM V (Vee) ON BIOLOGY LEARNING TOWARD CRITICAL THINKING SKILLS AND LEARNING ACHIEVEMENT OF STUDENTS Dwi Pertiwi Hapsari1), Suciati Sudarisman2), Marjono3) 1)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
2)
ABSTRACT – The purpose of this research are: 1) to ascertain the influence of guided inquiry models with diagram V (Vee) on biology learning toward critical thinking skills of th 10 grade students at SMA Negeri Gondangrejo in academic year 2011/2012, 2) to ascertain the influence of guided inquiry models with diagram V (Vee) on biology learning toward th learning achievement of 10 grade students at SMA Negeri Gondangrejo in academic year 2011/2012. The research was quasi experiment research using quantitative approach. The research was designed using posttest only control design. The populations of this research th were all of 10 degree students at SMA Negeri Gondangrejo Karanganyar in academic year 2011/2012. The sample of this research was established by cluster random sampling. The th th samples of this research were the students of 10 -1 as experiment group and 10 -2 as control group. Experimental group applied guided inquiry models with diagram V (Vee). Control group applied conventional learning models specifically speech varies with experiment accompanied a simple summary. The data was collected by document, test, observation form, and questionnaire. The hypothesis analyzed by t-test with help of SPSS 16. The research concluded that the influence of guided inquiry models with diagram V (Vee) on biology th learning had significant effect toward critical thinking skills of 10 grade students at SMA Negeri Gondangrejo in academic year 2011/2012 with significant value is 0,041. The influence of guided inquiry models with diagram V (Vee) on biology learning had significant th effect toward learning achievement of 10 grade students at SMA Negeri Gondangrejo in academic year 2011/2012 with significant value cognitive domain is 0,013; psychomotor domain is 0,000 by observation form and 0,001 by questionnaire; affective domain is 0,000 by observation form and 0,005 by questionnaire. Keywords: Guided Inquiry Models, Diagram V (Vee), Critical Thinking Skills, Biology Learning Achievement Peningkatan kualitas sumber daya manusia
PENDAHULUAN Sumber memiliki
daya
kemampuan
manusia
yang
yang
memiliki
berpikir
kritis
kritisperlu
terus
kemampuan
berpikir
ditumbuhkembangkan
memegang peranan yang sangat penting
melalui penyelenggaraan
dalam menghadapi tantangan globalisasi
Pendidikan merupakan salah satu usaha
terhadap
menumbuhkembangkan potensi sumber
permasalahan
yang
ada.
pendidikan.
Dwi Pertiwi Hapsari – Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Diagram Vee 17
daya
manusia
pengajaran.
melalui
kegiatan
Menurut Slameto (1995),
pengetahuan
yang berupa
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja,
dalam keseluruhan proses pendidikan di
tetapi
sekolah,
penemuan (Astuti, 2009).
kegiatan
belajar
mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini menunjukkan
bahwa
berhasil
fakta-fakta,
juga
merupakan
suatu
proses
Biologi sebagai salah satu cabang IPA dalam pembelajarannya berpatokan
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
pada pembelajaran IPA seperti
tergantung pada bagaimana proses belajar
tertuang
mengajar yang dialami oleh siswa sebagai
pembelajaran
peserta didik.
hakikat IPA yang meliputi produk,proses,
Pembelajaran sains atau IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai bagian dari
dalam
pendidikan,
peningkatan
mutu
khususnya
menghasilkan
peserta
dalam didik
yang
dalam kurikulum 1994, yaitu yang
berorientasi
pada
dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses (Rustaman, dkk., 2005).
pendidikan, umumnya memiliki peranan penting
yang
Hasil
observasi
lapangan
empiriks
di
mengidentifikasikan
pembelajaran Biologi melalui penemuan kurang melibatkan peran aktif
siswa,
berkualitas yaitu manusia yang mampu
karena
berpikir kritis, kreatif, dan logis. Tujuan
kurang
pembelajaran IPA atau sains di sekolah
Pembelajaran Biologi masih didominasi
(SMA)
dengan penggunaan
adalah
untuk memperoleh
proses pembelajaran
Biologi
memberdayakan
siswa.
metode
ceramah
siswa
hanya
kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
bervariasi
teknologi serta membudayakan berpikir
mendengarkan
ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri
penjelasan dari guru tanpa melibatkan
sesuai dengan Permendiknas No. 22 tahun
siswa secara keseluruhan. Siswa masih
2006
mengalami
melalui
proses
inkuiri
ilmiah
dan dan
kesulitan
memperhatikan
dalam
proses
(BSNP, 2006). Berkaitan dengan hal
pengorganisasian materi pelajaran. Hal ini
tersebut,
Biologi
terlihat pada catatan siswa yang masih
sebagai bagian dari sains atau IPA
belum sistematis. Guru menjelaskan sains
dilakukan
tahu
hanya sebatas produk dan sedikit proses.
(inquiry) tentang alam secara sistematis
Rasa ingin tahu peserta didik kurang dan
daripada menghafal konsep, fakta, dan
rendahnya
algoritma, sehingga IPA bukan hanya
siswa, sehingga siswa masih mengalami
sebagai
kesulitan dalam proses pengorganisasian
maka
pembelajaran
dengancara
penguasaan
mencari
kumpulan
kemampuan
berpikir
kritis
18 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 16-28
terhadap pemecahan permasalahan yang
Penerapan
model
pembelajaran
ada dan sebagian besar siswa belajar hanya
inkuiri terbimbing dalam pembelajaran
dengan hafalan yang berakibat belajar
Biologi yangdipadukan dengan teknik
kurang bermakna dan hasil belajar Biologi
diagram V (Vee) sangat efektif untuk
yang rendah (dibawah batas KKM mata
mengkonstruksi
pelajaran Biologi).
melalui kegiatan penemuan. Kuhlthau, et
pengetahuan
siswa
seharusnya
al., (2007) menyatakan bahwa, “Inkuiri
pembelajaran Biologi merupakan suatu
adalah pendekatan pembelajaran dimana
proses penemuan dan menekankan pada
siswa mencari dan menggunakan macam-
pemberian
secara
macam sumber informasi dan gagasan
mengembangkan
untuk meningkatkan pemahaman mereka
Fakta
yang
ada
pengalaman
langsung
dengan
belajar
keterampilan proses sains.Berpijak pada
terhadap masalah, topik, atau isu.
kenyataan tersebut, maka perlu dicari
Pembelajaran
dengan
alternatif pembelajaran Biologi berbasis
menggunakan model inkuiri terbimbing
keterampilan proses sains.
dengan diagram V (Vee) menjadikansiswa
Model
pembelajaran
inkuiri
belajar bermakna. Pembelajaran sains yang
terbimbingmerupakan salah satu model
bermakna
pembelajaran
pemecahan
berbasis
keterampilan
tidak
dapat
terlepas
masalah.
dari
Pembelajaran
proses sains, yang menempatkan siswa
ditekankan untuk berpikir, pemecahan
sebagai
masalah, dan kebiasaan berpikir yang
subjek
belajar,
sehingga
pembelajaran lebih berpusat pada siswa
mendorong
(student centered learning).
Menurut
eksplorasi, menemukan konsep secara
model
bermakna, dan mengembangkan sikap
Eggen
& Kauchack
(1996),
siswa
ilmiah
sintaks
membangun rasa ingin tahu, berhati
masalah,
meliputi: merumuskan
merumuskan
hipotesis,
merancang
percobaan,
percobaan,
mengumpulkan
menganalisis
data,
dan
belajar
dari
upaya
untuk
kesalahan
dan
tekun.Guru mengajak siswa terlibat aktif baik secara fisik dan mental dalam
membuat
belajarnya.
kesimpulan memberikan perhatian besar
mengenali
pada aktivitas aktif siswa, baik fisik
mencari jawaban terhadap masalah yang
maupun
dihadapi
mental
dan
melakukan
terbuka,
mencakup
melakukan
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan yang
yang
untuk
dalam
proses
pembelajaran (Amri & Ahmadi, 2010).
Siswa
diajak
berpikir
masalah, menyelidiki untuk
sampai
pada
penyusunan
kesimpulan. Hal tersebut akan membuat
Dwi Pertiwi Hapsari – Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Diagram Vee 19
siswa terlatih untuk berpikir kritis dan
Teknik pengumpulan data menggunakan
meningkatkan hasil belajar baik dari segi
teknik dokumentasi, tes, observasi, dan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
angket. Tes
METODE PENELITIAN Penelitian inidilaksanakan di SMA
instrumen
uji
coba (try out) pada
penelitian
dilakukan
Negeri Gondangrejo pada semester II
mengetahui
tahun pelajaran 2011/2012.Penelitian ini
reliabilitas, daya beda, dan taraf kesukaran
merupakan penelitian eksperimen semu
butir soal. Selain validasi produkmoment,
(quasi exsperimental
instrumen juga divalidasi isi dan konstruk
menggunakan design.
research) dengan
posttest
Kelas
only control
eksperimen
validitas
untuk
produkmoment,
olehahli.
dengan
Uji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan model pembelajaran inkuiri
menggunakan uji-t (t-test)yang didahului
terbimbing dengan diagram V (Vee),
uji
sedangkan
Kolmogorov-Smirnov
kelas
kontrol
menggunakan
model
konvensional
yaitu ceramah
dengan
pembelajaran bervariasi
normalitas
menggunakan dan
uji uji
homogenitas menggunakan uji Levene’s. Pengujian
dilakukan
menggunakan
dengan eksperimen disertai rangkuman
bantuan SPSS 16 dengan taraf signifikansi
sederhana.
5%.
Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah semua siswa kelas X semester II
HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Berpikir Kritis
SMA Negeri Gondangrejo tahun pelajaran
Hasil analisis data pengaruh model
2011/2012. Teknik pengambilan sampel
inkuiri terbimbing dengan diagram
dilakukan dengan cara cluster random
(Vee) terhadap kemampuan berpikir kritis
sampling. Sampel dalam penelitian ini
siswa disajikan pada Tabel 1dan Tabel 2.
adalah kelas X.2 yang berjumlah 33 siswa
Tabel 1. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir
sebagai kelas kontrol dan kelas X.1 yang
Kritis
berjumlah
Hasil Statistik RataRata
34
siswa
sebagai
kelas
eksperimen.
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
76,162
81,961
V
Variabel bebas dalam penelitian ini
Tabel 2. Hasil Analisis Pengaruh Model
adalah model inkuiri terbimbing dengan
Inkuiri Terbimbing dengan Diagram
diagram V (Vee). Variabel terikat dalam
V
penelitian ini adalah kemampuan berpikir
Berpikir Kritis Siswa.
kritis dan hasil belajar
biologi
siswa.
Variabel
(Vee) terhadap Kemampuan
T
Df
Sig.
Keputusan
20 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 16-28
Kemampuan Berpikir Kritis
2,090
65
pembelajaran dengan menggunakan model
Uji Sig. < 0,05 H0 ditolak
0,041
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan diagram V (Vee) meliputi: a) merumuskan
Tabel 1 menunjukkan rata-rata nilai kemampuan
berpikir
kelompok
eksperimen
kritis
siswa
lebih
tinggi
daripada siswa kelompok kontrol. Tabel 2 menunjukkan bahwa sig. < 0,05 sehingga H0
ditolak,
hal
ini
berarti
model
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan diagram V (Vee) berpengaruh nyata terhadap kemampuan berpikir kritis. Rata-rata
nilai
berpikir kritis siswa yang diperoleh kelas eksperimenlebih tinggi kelas kontrol.Hal tersebut dikarenakan kelas eksperimen inkuiri
terbimbing dengan diagram V (Vee), siswa terlibat aktif baiksecara fisik dan mental dalampembelajaran
sehingga
berpikir kitis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
proses
pencarian atau penemuan melalui proses berpikir secara sistematis (Sa’ud, 2008). utama
inkuiri
adalah
mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kitis, dan mampu memecahkan masalah
secara
ilmiah
(Dimyati
&
Mudjiono, 2006). Bentuk
darimasalah
merancang
yang
ada,c)
percobaan
dengan
menentukan tujuan, alatdan bahan, cara kerja,
dan
sketsa
gambar
rancangan
percobaan, d) melakukan percobaan sesuai dengan rancangan percobaan yang telah e)
mengumpulkan
dan
menganalisis data dengan cara melakukan investigasi
pengamatan
pada
percobaan,
memasukkan
objek
data
hasil
percobaan dalam bentuk tabel, kemudian menganalisis data hasil percobaan, g) membuat
kesimpulan
dalam
bentuk
diagram V (Vee). Siswa belajar dalam kelompokkelompok.
Mereka
saling
bertukar
pendapat, saling berbagi pengetahuan, dan menyumbangkan gagasan atau ide untuk
inkuiri merupakan
pembelajaran berdasarkan pada
Tujuan
hipotesis
mampu
mengembangkan keterampilan intelektual,
Pembelajaran
yang telah dibagikan, b) merumuskan
dibuat,
kemampuan
melalui model pembelajaran
masalah berdasarkan wacana pada LKS
merumuskan
dalam
merumuskan
hipotesis, maupun merancang percobaan guna menyelesaikan permasalahan yang ada. Kegiatan yang dilakukan anggota dalam
kelompok
menunjukkan
ketika
salah
satu
diskusi aspek
kemampuan berpikir kritis yaitu penjelasan (explanation) kelompok
kegiatan
masalah,
dimana
tersebut
anggota-anggota
akan
menjelaskan
gagasan atau ide yang dimiliki.
Dwi Pertiwi Hapsari – Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Diagram Vee 21
Penyelidikan merupakan
(eksperimen)
kegiatan
siswa
dalam
membangun konsep pengetahuan sendiri
ilmiah
tersebut
dapat
membantu
mengarahkan kemampuan berpikir kritis siswa.
(konstruktivisme). Konsep pengetahuan
Penggunakan
model
inkuiri
siswa dibangun dari masalah-masalah yang
terbimbing dengan diagram V (Vee) dalam
dekat dengan kehidupan
pembelajaran sesuai dengan teori belajar
sehari-hari.
Setelah melakukan kegiatan eksperimen
konstruktivisme.Siswa
siswa akan melakukan interpretasi data
mengkonstruksi
kemudian
sendiriketika siswa belajar dengan mencari
menganalisis
data
hasil
ekperimen. Hal ini menunjukkan salah satu
permasalahan
aspek kemampuan berpikir kritis yaitu
kehidupan
analisis
jawaban
(analysis)
dan
interpretasi
(interpretation).
akan pengetahuannya
yang
relevan
dengan
kemudian
mencari
permasalahan
tersebut
nyata, atas
melalui penyelidikan. Hal tersebut sesuai
Hasil penyelidikan yang diperoleh
dengan pernyataan Mudjiman (2006),
melalui kegiatan praktikum selanjutnya
bahwa dalam pembelajaran
diikuti
konstrutivis
tahapevaluasi
(evaluation) dan
penambahan pengetahuan baru dilakukan
membuat kesimpulan
(inference) dalam
oleh siswa sendiri, melalui pemberian
bentuk diagram
(Vee),
rangsangan berupa masalah-masalah dari
V
kemudian
dipresentasikan di depan kelas, sehingga
dunia
siswa akan mendapatkan pengetahuan
kebutuhan siswa.
secara konstruktif. Siswa akan tahu materi
nyata
yang
relevan
dengan
Pembelajaran dengan model inkuiri
mana yang belum dipahami dan belum
terbimbing
dipahami,
tahap
sebagai pemikir, bukan hanya sebagai
pengaturan diri (self regulation) dan guru
penerima pasif pengetahuan. Pengenalan
sebagai fasilitatornya.
dan pemberian masalah yang relevan
disini
merupakan
menjadikan
siswa
belajar
Tahap-tahap pembelajaran seperti
dengan kehidupan sehari-hari pada siswa,
penjelasan di atas merupakan tahapan atau
analitis untuk mencari dan menemukan
sintaks model inkuiri terbimbing dengan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang
diagram V (Vee), dimana dalam tahapan
dipertanyakanyang
didasarkan
tersebut terdapat aspek-aspek kemampuan
observasi
siswa
berpikir
menjadikan siswa sebagai pembangun
kritis
kesimpulan, pengaturan
(interpretasi,
evaluasi, diri).
analisis,
penjelasan,
Penggunaan
yang
atas lakukan,
dan
konsep secara ilmiah. Siswa nantinya
metode
mampu menemukan sendiri konsep materi
22 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 16-28
yang dipelajari melalui kegiatan inkuiri.
dan hafal(memorizing) tentang
Hal ini sesuai dengan
konsep IPA, melainkan harus menjadikan
teori
belajar
penemuan Bruner.
konsep-
siswa untuk mengerti dan memahami
Terkait keterampilan sosial, model
konsep-konsep
tersebut
dan
pembelajaran inkuiri terbimbing mampu
menghubungkan keterkaitan suatu konsep
melatih kerja sama siswa dalam kelompok
dengankonsep lain (Wahyudi, 2002).Hasil
ketika
belajar dalam penelitian ini mencakup tiga
memecahkan
Keterampilan
siswa
masalah. yang
belajar
berkelompok akan lebih baik dibanding
ranah,
yaitu:
ranah
kognitif,
ranah
psikomotor, dan ranah afektif.
siswa yang belajar mandiri. Siswa akan
Hasil analisis data pengaruh model
memperoleh banyak informasi dari orang
inkuiri terbimbing dengan diagram V
lain ketika melakukan kerja kelompok.
(Vee)terhadap hasil belajar siswa disajikan
Teori
pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Vygotsky
keterampilan
melandasi
sosial
adanya
dalam
proses
pembelajaran ini. Kemampuan
berpikir
Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Hasil Statistik
Kelas Kontrol
Kognitif Psikomotor (LO) Psikomotor (Angket) Afektif (LO) Afektif (Angket)
73,333
76,799
38,030
80,441
76,273
81,147
45,034
82,271
75,515
80,235
kritis
termasuk ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggiyang dapat dicapai melalui model pembelajaran inkuiri. Tahapantahapan berpikir kritis sama dengan tahaptahap pelaksanaan metode ilmiahdalam model pembelajaran inkuiri, sehingga
Rata-Rata
Tabel 4. Hasil Analisis Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Diagram
dengan melatih menerapkan metode ilmiah dalam
pembelajaran
dapat
V (Vee) terhadap Hasil Belajar
melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kelas Eksperimen
Siswa. Variabel
T
Df
Sig.
Kognitif
2,558
65
0,013
Psikomotor (LO) Psikomotor (Angket) Afektif (LO) Afektif (Angket)
29,813
65
0,000
3,436
65
0,001
17,516
65
0,000
2,926
65
0,005
Hasil Belajar Siswa Hakikat adalah
untuk
menguasai
hasil
belajar
Biologi
menghantarkan
konsep-konsep
IPA
siswa dan
keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah
dalam kehidupan
sehari-hari.
Kata menguasai di sini mengisyaratkan bahwa siswa tidak sekedar tahu (knowing)
Keputusan Uji Sig. < 0,05 H0 ditolak Sig. < 0,05 H0 ditolak Sig. < 0,05 H0 ditolak Sig. < 0,05 H0 ditolak Sig. < 0,05 H0 ditolak
Tabel 3 menunjukkan semua nilai
Dwi Pertiwi Hapsari – Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Diagram Vee 23
rata-rata hasil belajar siswa ranah kognitif,
bervariasi
dan eksperimen
psikomotor,
rangkuman
sederhana.
dan
afektif
kelompok
disertai
Siswa
hanya
eksperimen lebih tinggi daripada siswa
cenderung
mendengarkan
dan
kelompok kontrol. Tabel 4 menunjukkan
memperhatikan penjelasan dari guru tanpa
bahwa Sig. < 0,05 sehingga H0 ditolak,
melibatkan siswa secara keseluruhan.
hal ini berarti model pembelajaran inkuiri
Keterlibatan aktif siswa dalam
terbimbing dengan diagram V (Vee)
pembelajaran, menjadikan siswa belajar
berpengaruh nyata terhadap hasil belajar
bermakna.Siswa
siswa.
dengan cara menghafal akan tetapi siswa
a. Hasil Belajar Ranah Kognitif Ranah
kognitif
(cognitive
membangun
tidak
hanya
belajar
dan memahami konsep itu
sendiri.
domain) melibatkan proses yang rasional
Pembelajaran
diawali
dengan
dan analitis, serta cara-cara yang dipakai
pemberian masalah yang relevan dengan
siswa
proses
kehidupan
Tujuan
merumuskan sendiri masalah tersebut dan
secara
aktif
mengkonstruksikan
dalam makna.
kognitif berorientasi kepada kemampuan
juga
berpikir (Anderson & Krathwohl, 2010).
(merumuskan
Hasil tes menujukkan bahwa ratarata
hasil
belajar
eksperimen
lebih
kognitif kelompok baik
dibanding
nyata,
mencari
kemudian
siswa
jawaban
sementara
hipotesis).
Pencarian
jawaban terhadap permasalahan yang ada dilakukan melalui proses inkuiri yang diawali dengan merancang percobaan.
kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan
Ketika
pada
mereka akan mengemukakan gagasan atau
kelompok eksperimen dengan
siswa
merancang
percobaan,
menggunakan model inkuiri terbimbing
ide sehingga
dengan diagram V (Vee), siswa terlibat
terlatih. Selanjutnya siswa melakukan
aktif dalam
pembelajaran,
seperti:
percobaan guna penggumpulan data untuk
merumuskan
masalah,
merumuskan
dianalisis dan juga ditarik kesimpulan
hipotesis,
merancang
percobaan,
dalam bentuk diagram V (Vee). Proses
melakukan
percobaan, mengumpulkan
pembelajaran tersebut mampu mengajak
dan menganalisis data, kemudian menarik
siswa untuk terlibat aktif baik secara fisik
kesimpulan dalam bentuk diagram V
dan mental dalam
(Vee). Sedangkan pada kelompok kontrol
dapat mengoptimalkan kemampuan yang
pembelajaran menggunakan pembelajaran
dimiliki untuk menemukansebuah konsep
konvensional
dari materi yang diajarkan. Hal itu sesuai
yaitu model
ceramah
kemampuan
belajarnya.
kognitif
Siswa
24 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 16-28
dengan teori belajar konstruktivisme dan
bermakna.Trianto
teori belajar penemuan Bruner.
bahwasanya belajar akan lebih bermakna
Menurut
teori
konstruktivisme, konstrutivis
dalam
belajar pembelajaran
penambahan
pengetahuan
baru dilakukan oleh siswa sendiri, melalui
jika
anak
(2010)
mengalami
menyatakan,
apa
yang
dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Hal tersebut
sesuai
dengan
teori
belajar
Ausubel.
pemberian rangsangan berupa masalah-
Belajar bermakna pada penelitian
masalah dari dunia nyata yang relevan
ini terjadi saat penarikan kesimpulan
dengan
dengan teknik diagram V (Vee). Tingkat
kebutuhan
siswa
(Mudjiman,
2006). Siswa belajar sebagai pemikir,
pertama
bukan hanya sebagai penerima pasif
informasi
pengetahuan.
Mereka
berusaha
siswa dalam bentuk belajar penemuan,
mengkonstruksi
pengetahuan
tentang
dimana bentuk ini mewajibkan siswa
materi yang sedang dipelajari.
Bruner,
proses
belajar
bermakna,
dapat dikomunikasikan pada
untuk menemukan sendiri sebagian atau
Kaitannya dengan teori belajar penemuan
dalam
inkuiri
seluruh materi
yang akan dipelajari.
Kemudian pada tingkat kedua, siswa
memungkinkan siswa menemukan sendiri
menghubungkan
pengetahuannya
(konsep) tentang apa
informasi itu dengan pengetahuan (berupa
yang dipelajari melalui kegiatan-kegiatan
konsep-konsep) yang telah dimilikinya.
ilmiah. Melalui belajar penemuan siswa
Siswa
mendapat
konsep baru yang didapatkan selama
kebebasan
dalam
batasan
atau
mengaitkan
akan menghubungkan konsep-
tertentu untuk menyelidiki secara individu
proses
atau melalui tanya jawab dengan guru dan
kognitif yang telah dimilikinya pada saat
siswa-siswa
untuk memecahkan
pembuatan diagram V(Vee), karena kedua
masalah yang diberikan oleh guru atau
sisi diagram V (Vee) menekankan dua
oleh guru dan siswa secara bersama-
aspek belajar sains yang saling bergantung,
sama.Dahar (2011) menyatakan, secara
yaitu teori (thinking) dan praktik (doing).
khusus
Diagram
lain
belajar
keterampilan
penemuan kognitif
siswa
menemukan dan memecahkan
melatih untuk masalah
tanpa pertolongan orang lain.
pembelajaran
V
rnerupakan
(Vee) metode
dengan
struktur
pada
dasarnya
untuk
membuat
hubungan antara thinking dan doing yang terjadi selama dilaboratorium (Novak &
Keterlibatan aktif siswa dalam
Gowin, 2008).
pembelajaran, menjadikan siswa belajar
Model
pembelajaran
inkuiri
Dwi Pertiwi Hapsari – Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Diagram Vee 25
terbimbing dengan diagram V (Vee)
kelas eksperimenmelalui model inkuiri
merupakan
model
terbimbing dengan diagram V (Vee)
pembelajaran yang sesuai dengan teori
melibatkan siswa secara aktif dan juga
belajar perkembangan kognitif Piaget.
menekankan pada keterampilan proses
Menurut Piaget kegiatan belajar terjadi
sainsseperti:
sesuai
merumuskan
salah
satu
dengan
perkembangan
pola
tahap-tahap
tertentu
dan
umur
merumuskan hipotesis,
percobaan,
melakukan
masalah, merancang percobaan,
seseorang yang bersifat hirarkis. Siswa
mengumpulkan
kelas X SMA telah memasuki tahap
kemudian
operasi formal yang memiliki kemampuan
melaluidiskusi. Pembelajaran pada kelas
pemikiran abstrak dan murni simbolis.
kontrol,
Masalah-masalah
mendengarkan
melalui
dapat
penggunaan
dipecahkan eksperimentasi
sistematis.
membuat
efektifitas
data,
kesimpulan
siswa
penjelasan
sebatas
dari
guru,
meskipun divariasi dengan diskusi, namun guru
Berdasarkan hasil analisis data
dan menganalisis
masih
mendominasi
dalam
pembelajaran
sehingga
belum
penelitian dapat diketahui bahwa model
melibatkanperan
aktif
siswa
secara
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
keseluruhan
kegiatan
belajar
diagram V (Vee) berpengaruh positif
berlangsung. Kegiatan yang berhubungan
terhadap hasil belajar Biologi siswa pada
dengan gerak anggota tubuh hanya terdiri
ranah kognitif.
dari aktivitas panca indera seperti melihat
b. Hasil Belajar Ranah Psikomotor Ranah psikomotorik (psychomotor domain) berkenaan dengan keterampilan (skill)
dan
individu. dalam
kemampuan
Fungsi
ranah
mengembangkan
utama
kekuatan
dan mendengarkan serta kegiatan saat di laboratorium. Keterampilan
bertindak
keterampilan
tujuan-tujuan
pembelajaran
psikomotorik
untuk otot
dan
koordinasi (Jacobsen et al., 2009).
ketika
berupaya
fisik
intelektual diperlukan
Biologi
untuk
ketika
menerapkan
dan dalam siswa
gagasan
mereka pada situasi baru. Keterampilan merumuskan masalah terlihatpada saat
Nilai rata-rata hasil belajar siswa
siswa merumuskan masalah yang ada
ranah psikomotor kelas eksperimen lebih
dalam wacana pada LKS yang telah
tinggi dari kelas kontrol baik melalui
dibagikan.
lembar observasi dan angket. Hal ini
kemampuan
terjadi karena proses pembelajaran pada
pertanyaan-pertanyaan mereka dengan ide-
Siswa untuk
mengembangkan mengidentifikasi
26 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 16-28
ide dan konsep-konsep ilmiah, serta
dan
hubungan-hubungan
yang
berdasarkan pada bukti dan argumen
penyelidikan.
logis.Selain itu, siswa juga terampil dalam
kuantitatif
mengarah
pada
Keterampilan
merumuskan
menyusun
hubungan
membuat kesimpulan dalam
bentuk
terlihat ketika siswa merumuskan hipotesis
diagram
dalam
dari masalah yang telah dirumuskan siswa
mengkomunikasikan terlihat
sebelumnya.
merancang
siswa mempresentasikan hasil percobaan
percobaan terlihat saat siswa merancang
dan kesimpulan dalam bentuk diagram
percobaan
(Vee).
Keterampilan
dengan
hipotesis
mampu
menentukan tujuan,
(Vee).
Terampil pada
Selain
saat
mampu
alat dan bahan, dan cara kerja sekaligus
mengkomunikasikan
membuat
rancangan
siswajuga
melakukan
penjelasan-penjelasan yang diajukan siswa
percobaanterlihat ketika siswa melakukan
lain.Keterampilan sosial siswa pun akan
percobaan
terlatih pada saat siswa terlibat dalam
sketsa
gambar
percobaan.Keterampilan
berdasarkan
rancangan
dengan
berlatih
untuk
baik,
menghargai
percobaan yang telah mereka buat. Selain
keterampilan proses dalam pembelajaran.
itu, siswa juga akan terampil dalam
c. Hasil Belajar Ranah Afektif
mengamati.
Siswa
akan
mengamati
Ranah afektif (affective domain)
perubahan-perubahan yang terjadi saat
adalah ranah yang berkaitan dengan sikap,
percobaan
siswa
minat,
perhatian,
merancang dan melakukan penyelidikan
proses
internalisasi,
ilmiah, siswa mampu mengembangkan
karakteristik diri. Fokus utama
kemampuan-kemampuan
seperti:
afektif adalah pengembangan sikap-sikap
melakukan
dan nilai-nilai. Model inkuiri terbimbing
berlangsung.
pengamatan
Saat
sistematik,
emosi, penghargaan, dan
pembentuk
pengukuran cermat, dan mengidentifikasi
mampu
serta mengontrol variabel. Keterampilan
mengembangkan sikap ilmiah seperti:
interpretasi terlihat saat siswa melakukan
teliti, tanggung jawab, disiplin, dan kerja
investigasi
sama melalui kegiatan pembelajaran yang
pengamatan
percobaan.
pada
Siswa
objek akan
dan
mengembangkan
pada
saat
dan
menekankan pada metode ilmiah.
menjelasanberdasarkan apa yang mereka amati,
menumbuhkan
ranah
Amri
&
Ahmadi
(2010)
mereka
menyatakan bahwa proses pembelajaran
keterampilan-
melalui kegiatan inkuiri dapat memotivasi
keterampilan kognitif, mereka akan dapat
siswa
untuk
mengembangkan
membedakan penjelasan dan penelitian
keterampilan-keterampilan
inkuiri
atau
Dwi Pertiwi Hapsari – Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Diagram Vee 27
keterampilan proses sehingga akhirnya
sesuai dengan teori
dapat menghasilkan sikap ilmiah seperti:
Model pembelajaran inkuiri terbimbing
menghargai gagasan orang lain, terbuka
mampu melatih kerja sama siswa dalam
terhadap gagasan baru, berpikir kritis,
kelompok
jujur,disiplin,
berlangsung.
teliti,tanggungjawab,
bekerjasama, dan kreatif. Proses
pembelajaran
megoptimalkan
Vygotsky.
proses pembelajaran
Keterampilan
dan
sikap
siswa yang belajar berkelompok akan lebih melalui
kegiatan inkuiri sangat penting karena dapat
ketika
belajar
keterlibatan
baik dibanding siswa yang belajar mandiri. KESIMPULAN Berdasarkan pada
analisis
dan
pengalaman langsung siswa dalam proses
pembahasan hasil penelitian yang telah
pembelajaran dan
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
juga menumbuhkan
kemampuan kerja dan sikap ilmiah pada
1. Ada
pengaruh
secara
signifikan
model
inkuiri
diri siswa. Kemampuan kerja dan sikap
penggunaan
ilmiah yang dikembangkan melalui model
terbimbing
dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
(Vee)dalam
pembelajaran
diagram V (Vee) diantaranya adalah: teliti
terhadap kemampuan berpikir kritis
dalammerumuskan masalah, merumuskan
siswa.
hipotesis,
merancang
melakukan proses
percobaan:
percobaan, disiplin
pembelajaran,
dalam
melakukan
2. Ada
pengaruh
penggunaan
diagram
V
biologi
secara
signifikan
model
inkuiri
terbimbing
dengan
diagram
percobaan: keterbukaan terhadap pendapat
(Vee)dalam
pembelajaran
orang lain selain guru: bertanggung jawab
terhadap hasil belajar siswa.
V
biologi
terhadap tugas yang diberikan oleh guru
DAFTAR PUSTAKA
serta mempresentasikan materi: serta kerja
Amri, S. & Ahmadi, I.K. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
sama kelompok yang baik memecahkan permasalahanyang ada. Pengorganisasian
siswa
dalam
kelompok memberikan kesempatan kepada siswa
untuk
membangun
bekerja
sama
pemahaman
dalam dan
keterampilannya melalui interaksi dengan lingkungan sosial seperti: teman, guru, dan sumber-sumber belajar lainnya. Hal ini
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Astuti, P. (2009). Kefektifan Pendekatan Discovery Inquiry dalam Meningkatkan Kemampuan Menerapkan Konsep Biologi pada
28 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 3, hal 16-28
Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kudus. Jurnal Didaktika, 1(1), 121-133. Diperoleh 25 Februari 2012, darihttp://isjd.pdii.lipi.go.id/admi n/jurnal/1109121134_20859791.pdf BSNP. (2006). Standar Isi Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas. Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Jacobsen, D.A, Eggen, P., & Kauchak, D.(2009). Methods For Teaching: Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TKSMA Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Penerbit Pustaka Pelajar. Kuhlthau, C.C., Maniotes, L.K., & Caspari, A.K. (2007). Guided Inquiry Learning In The 21th Century. London: Libraries Unlimited. Mudjiman, H. (2006). Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press. Novak, J.D. & Gowin, D.B. (2008). Learning How To Learn. New York: Cambridge University Press. Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., & Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FP MIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Sa’ud, U.S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Trianto.
(2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Penerbit Kencana.
Wahyudi. (2002). Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(36), 389. Diperoleh 5 Februari 2012, dari http://perpustakaan.bappenas.go.i d