PENGARUH MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Thomas Adi Tri Nugroho NIM 11108244081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2015
Pengaruh Penggunaan Media … (Thomas Adi Tri Nugroho) 1
PENGARUH MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA THE EFFECT OF INSTRUCTIONAL VIDEOS TO SCIENTIFIC PROCESS SKILL AND SCIENCE LEARNING OUTCOMES FOR STUDENTS OF GRADE V SD NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA Oleh: Thomas Adi Tri Nugroho, mahasiswa pgsd fip uny,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap: 1) keterampilan proses IPA, 2) hasil belajar IPA, 3) mengetahui hubungan antara keterampilan proses dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitianQuasi Eksperimental Design dengan desain penelitian Nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini seluruh kelas V SD Negeri Rejowinangun 1, dengan sampel kelas VC sebagai kelas eksperimen dan VB sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes keterampilan proses dan hasil belajar IPA dan observasi keterampilan proses IPA. Hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen 62,14, kelas kontrol 53,86, sedangkan post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen 80,00, kelas kontrol 71,86. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPA siswa, dan terdapat hubungan positif sangat kuat antara keterampilan proses dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta. Kata Kunci: Media video pembelajaran, keterampilan proses IPA, hasil belajar IPA.
Abstract This research aims to know the effect of using instructional videos to : 1) to scientific process skill, 2) science learning outcomes , 3) to know the relation between scientific process skill and learning outcomes. This research is a Quasi Experimental Design Method with the design of nonequivalent control group. The population of this research was all the class of grade V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta, with the sample class V C as experimental class group and class V B as the control group class. The data collecting used test by the instrument of scientific process skill test and learning outcomes test and observational sheets of scientific process skill. The post-test result of scientific process skill experimental class was 62,14; the control class was 53,while the learning outcomes post-test result of experimental class group was 80,00, control group class was 70,86. So that, it can be conclude that there is an effect of using instructional videos to scientific process skill and science learning outcomes, and there is a strong positive relation between scientific process skill and science learning outcomes to the students of grade V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta. Keywords: Instructional videos, scientific process skill, science learning outcomes.
keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya,
PENDAHULUAN
masyarakat dan bangsa” (Arif Rohman, 2008: Menurut
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah
usaha
sadar
mewujudkan
suasana
pembelajaran
agar
dan
terencana
belajar siswa
dan secara
untuk proses aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
10). Berdasarkan UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 diatas, salah satu tujuan pendidikan
adalah
untuk
mengembangkan
potensi dan keterampilan siswa sehingga potensi dan
keterampilan
siswa
juga
semakin
berkembang. Dengan berkembangnya potensi dan keterampilan siswa, maka berbagai bidang
2
Jurnal Pendidikan Guru SekolahDasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
dalam kehidupan juga ikut berkembang. Dunia
dan sikap ilmiah. Dengan demikian IPA
informasi
bukanlah
mata
berkembang pesat dan paling berpengaruh di
kumpulan
materi
berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk
pembelajaran IPA perlu didesain sebaik mungkin
aspek pendidikan. Saat ini banyak teknologi
tidak hanya bertujuan menyampaikan materi,
modern yang sering digunakan oleh masyarakat.
namun juga dapat menumbuhkan kemampuan
Baik itu televisi, radio, tape recorder, VCD,
berpikir, bekerja, dan dapat mengembangkan
bahkan LCD dan komputer. Pada awalnya
keterampilan proses siswa.
adalah salah satu bidang yang
pelajaran saja.
yang
Oleh
berisikan
karena
itu,
teknologi seperti VCD, LCD, komputer adalah
Pada proses pembelajaran saat ini terutama
barang mewah yang jarang dimiliki masyarakat,
pada materi tentang IPA, pembelajaran juga
tetapi saat ini telah menjadi barang yang umum
menekankan pada keterampilan proses pada
digunakan.
untuk
siswa. Menurut Usman Samatowa (2010: 3&93)
konsumsi pribadi, hiburan atau digunakan kantor
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan
perusahaan, kini produk teknologi modern juga
cara mencari tahu mengenai alam. Sedangkan
telah merambah di dunia pendidikan.
keterampilan
Tidak
hanya
digunakan
proses
IPA
merupakan
Dari pengertian pendidikan jelas bahwa
keterampilan intelektual yang dimiliki para
pelaksanaan pendidikan itu pada umumnya
ilmuan dan digunakan oleh para ilmuan dalam
adalah mengembangkan mutu dan potensi
meneliti fenomena alam. Dilihat dari pengertian
sumber daya manusia untuk membangun bangsa
diatas keterampilan proses IPA dimaksudkan
yang lebih maju. Adanya perkembangan ilmu
untuk memberikan pemahaman kepada siswa
pengetahuan
dalam
berpengaruh pembelajaran
dan
teknologi
terhadap di
sekolah.
kehadiran teknologi
juga
kualitas Artinya,
akan sistem dengan
yang modern sekolah
mengenal
dan
memahami
materi
menggunakan pendekatan ilmiah. Harlen (dalam Patta
Budnu,
2006:
keterampilan
proses
48)
mengungkapkan
dalam
kurikulum
dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat
hakekatnya bertumpu pada empat komponen
pembelajaran menjadi menarik dan efektif, baik
utama, yaitu observasi, planning, interpretasi,
dalam proses pembelajaran maupun media
dan komunikasi.
pembelajaran sehingga siswa akan menjadi senang
dan
tidak
bosan
selama
Proses
pembelajaran
pada
umumnya
proses
menuntut setiap guru untuk bisa membuat
pembelajaran berlangsung dan memperoleh hasil
suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan
belajar maksimal.
saat proses pembelajaran berlangsung sehingga
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan
dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan
dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)
yang telah ditetapkan. Salah satu cara yang dapat
adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada
digunakan guru adalah dengan menggunakan
dasarnya IPA memiliki tiga komponen utama
media pembelajaran yang menarik dan efektif.
seperti yang diungkapkan Patta Bundu (2006: 9),
Cecep Kustandi (2013: 8) menyatakan bahwa
yaitu komponen proses ilmiah, produk ilmiah,
media pembelajaran adalah alat yang dapat
Pengaruh Penggunaan Media … (Thomas Adi Tri Nugroho) 3
membantu proses belajar mengajar dan berfungsi
komputer, dan media hasil gabungan teknologi
untuk
cetak dan komputer (Azhar Arsyad, 2011: 29).
memperjelas
makna
pesan
yang
disampaikan guru, sehingga dapat mencapai
Setelah memperhatikan manfaat media
tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan
pembelajaran
sempurna.
pembelajaran, maka peneliti akan menggunakan
Adanya pelatihan yang lebih intensif bagi
dan
macam-macam
media
media pembelajaran audio-visual yang berupa
guru mengenai pemanfaatan media pembelajaran
video
dan fungsi media pada proses pembelajaran,
Sukiman (2012: 187-188) menyatakan media
diharapkan guru lebih sering menggunakan
video
media pembelajaran karena penggunaan media
komponen
pembelajaran akan sangat bermanfaat bagi siswa
menampilkan gambar sekaligus suara dalam
dalam memahami materi pelajaran. Seperti yang
waktu bersamaan. Media video yang digunakan
diungkapkan Sudjana & Rivai (dalam bukunya
dalam proses belajar mengajar memiliki banyak
Azhar Arsyad, 2011: 24) bahwa banyak sekali
manfaat dan keuntungan, diantaranya adalah
manfaat dalam penggunaan media pembelajaran
video merupakan pengganti alam sekitar dan
dalam proses belajar siswa, diantaranya yaitu:
dapat menunjukkan objek yang secara normal
pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
tidak dapat dilihat siswa seperti materi proses
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar,
pencernaan makanan dan pernafasan, video
bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya
dapat menggambarkan suatu proses secara tepat
sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
dan dapat dilihat secara berulang-ulang, video
memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan
juga mendorong dan meningkatkan motivasi
pembelajaran, metode mengajar akan lebih
siswa untuk tetap melihatnya (Azhar Arsyad,
bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
2011: 49).
pembelajaran
dalam
pembelajaran atau
penelitian
adalah
media
ini.
seperangkat
yang
mampu
melalui penuturan kata-kata oleh guru, siswa
Pada waktu peneliti melakukan observasi
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar
dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SD
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta, peneliti
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
mengamati siswa kelas V, baik kelas VA, VB
melakukan mendemonstrasikan, memamerkan
dan VC. Ada beberapa permasalahan yang
dan lain-lain.
ditemukan peneliti, diantaranya pembelajaran
Dengan perkembangan teknologi, media
yang berlangsung masih menggunakan buku
pembelajaran pun sekarang bervariasi, ada
siswa dan buku guru saja. Media pembelajaran
beberapa
yang
kelompok
media
pembelajaran.
digunakan
juga
kurang
bervariasi.
Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut,
Sehingga siswa terlihat tidak antusias dalam
media
dikelompokkan
belajar dan tidak memperhatikan guru. Siswa
media hasil
juga merasa kesulitan memahami materi yang
pembelajaran
dapat
menjadi 4 kelompok, yaitu:
teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual,
media
hasil
teknologi
berdasarkan
disampaikan.
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
Ketika dilakukan wawancara dengan guru
dikuasai
siswa
meliputi:
keterampilan
kelas 5 di SD Negeri Rejowinangun 1, mayoritas
mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan,
guru kelas 5 belum pernah mendapatkan
mengkomunikasikan. Dalam penelitian ini fokus
pelatihan
dan
keterampilan prosesIPA yang akan diteliti yaitu
berbasis
mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan
elektronik. Akibatnya, guru merasa kesulitan
dan mengkomunikasikan. Peneliti memilih fokus
dalam membuat maupun menggunakan media
keterampilan
pembelajaran
elektronik
disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan.
khususnya pada materi IPA. Guru juga merasa
Pada kurikulum 2013 terdapat beberapa aspek
masih
media
yang ditekankan dalam pembelajaran yaitu aspek
pembelajaran berbasis elektronik seperti video
mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan
pembelajaran, video interaktif, dan power point.
dan mengkomunikasikan.
mengenai
penggunaan
belum
media
yang
bisa
pemanfaatan pembelajaran
berbasis
mengoperasikan
proses
IPA
tersebut
karena
Hal itu menyebabkan guru lebih memilih
Permasalahan lainnya adalah banyak siswa
menggunakan media seadanya di sekolah atau
yang masih menganggap materi IPA itu sulit
cukup menggunakan buku saja. Akibatnya,
dipahami. Anggapan seperti itu yang membuat
selama
proses pembelajaran siswa terlihat
beberapa siswa kelas 5 SD Negeri Rejowinangun
kurang antusias dan kurang aktif. Tidak banyak
1 Yogyaarta merasa sulit dalam mengerjakan tes
siswa yang mau bertanya kepada guru, dan pada
dan
saat mengerjakan tugas kelompok LKS banyak
berkaitan dengan IPA sehingga hasil belajar IPA
siswa yang bermain sendiri, akibatnya ketika
siswa kurang memuaskan. Terbukti dengan data
melakukan presentasi LKS hanya beberapa siswa
hasil UTS siswa kelas 5 tentang tema Peristiwa
saja mampu melaporkan hasil LKS dengan jelas
dalam
dan baik serta bisa menyimpulkan dengan benar.
Peristiwa Alam yang diikuti oleh 56 siswa nilai
Dilihat dari situasi tersebut menunjukan bahwa
rata-ratanya masih rendah yaitu 58,04.
sulit
memahami
Kehidupan,
materi-materi
subtema
Manusia
yang
dan
keterampilan proses IPA pada siswa juga masih
Purwanto (2010: 44) menyatakan bahwa
rendah. Kebanyakan siswa tidak mengerti dan
hasil belajar merupakan perubahan perilaku
tidak tahu apa itu keterampilan proses. Sehingga
siswa akibat belajar. Dalam kegiatan belajar
siswa tidak begitu memahami dan tidak begitu
mengajar, setelah mengalami belajar siswa
menguasai keterampilan proses IPA.
berubah perilakunya dibandingkan sebelumnya.
Keterampilan
proses
merupakan
Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam
keterampilan intelektual yang dimiliki para
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor,
ilmuan dan digunakan oleh para ilmuan dalam
tergantung dari tujuan pengajarannya.
meneliti fenomena alam (Usman Samatowa,
Hal tersebut perlu mendapat perhatian
2010: 93). Keterampilan proses IPA juga
yang lebih oleh setiap guru, agar selalu berusaha
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
menciptakan suasana kelas yang kondusif,
Seperti yang diungkapkan Daryanto (2014: 59-
menarik dan tidak membosankan untuk siswa
80), keterampilan proses
sehingga siswa menjadi lebih antusias dan aktif
yang seharusnya
Pengaruh Penggunaan Media … (Thomas Adi Tri Nugroho) 5
dalam pembelajaran. Salah satu caranya yaitu
pembelajaran dapat mewujudkan visualisasi
menggunakan media video pembelajaran.
materi
Daryanto (2010: 88), mengungkapkan media
video
adalah
memungkinkan
segala
sinyal
sesuatu audio
system
pencernaan
dan
pernafasan
tersebut. Oleh karena itu media video dapat
yang
digunakan sebagai media pembelajaran untuk
dapat
mengoptimalkan proses belajar mengajar pada
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara
materi
IPA,
sehingga
dapat
berpengaruh
sekuensal. Program video dapat dimanfaatkan
terhadap keterampilan proses IPA dan hasil
dalam program pembelajaran, karena dapat
belajar IPA siswa.
memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video
METODE PENELITIAN
dapat dikombinasikan dengan animasi dan
Jenis Penelitian
pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu.
pembelajaran,
maka
guru
mengajar untuk menarik perhatian siswa dan dalam
menyampaikan
menggunakan Eksperimental
metode Design
(penelitian eksperimen semu).
dapat
memanfaatkan media video dalam proses belajar
memudahkan
ini
penelitianQuasi
Dengan banyaknya manfaat dari media video
penelitian
materi
kepada siswa.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 bulan januari 2015 di kelas V SD Negeri Rejowinangun 1
Salah satu materi yang diajarkan pada materi IPA kelas V adalah mengenai sistem
yang terletak di Rejowinangun, Kota Gede, Yogyakarta.
pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan. Pada materi pencernaan dan pernafasan guru
Populasi dan Sampel Penelitian
kesulitan menghadirkan media benda asli. Materi
Populasi
ini sulit apabila disampaikan menggunakan
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas
benda
agar
V di SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta
pembelajaran dapat berlangsung secara efisien
pada semester genap tahun ajaran 2014/2015
adalah menggunakan media video pembelajaran.
yang berjumlah 84 siswa.
Peneliti memilih media video pembelajaran
Sampel
karena video pembelajaran dapat menampilkan
Pengambilan sampel penelitian ini dengan teknik
informasi yang tidak bisa dilihat secara langsung
random
oleh indra penglihatan siswa. Siswa dapat
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
melihat organ dalam pada tubuh manusia dan
kelas VC sebagai kelas eksperimen dan VB
hewan tanpa harus membedah objek aslinya,
sebagai
dengan video siswa juga akan melihat langsung
Rejowinangun
proses pencernaan dan pernafasan pada manusia
2014/2015.
aslinya.
Salah
satu
alternatif
dan hewan melalui sebuah animasi. Media video
menggunakan
kelas
kontrol 1
cara
di
Yogyakarta
undian.
Yang
SD
Negeri
tahun
ajaran
6
Jurnal Pendidikan Guru SekolahDasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
Prosedur
bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang
Bentuk desain penelitian quasi experiment yang
terjadi pada keterampilan proses IPA dan hasil
digunakan
belajar IPA siswa setelah adanya perlakuan pada
dalam
penelitian
ini
adalah
Nonequivalent control group design. Bentuk
kelompok
kelas.
Teknik
desain penelitian tersebut dapat digambarkan
digunakan
adalah
menggunakan
dalam tabel berikut.
lembar observasi keterampilan proses IPA.
observasi
yang
instrumen
Tabel 1. Bentuk desain penelitian PrePerlakuan test X Eksperimen O1 O3 Kontrol (Sumber: Sugiyono, 2010: 116)
Teknik Analisis Data
Posttest O2 O4
Kelompok
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji-t (t-test) dan analisis korelasi. Sebelum
Keterangan: O1 & O3
dilakukan
uji-t,
terlebih
dahulu
dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan : Kedua kelompok diberi pre-test
untuk mengetahui keadaan awal
uji homogenitas sebagai syarat agar bisa dilakukan penelitian. Uji prasyarat, uji-t dan
O2
: Post-test pada kelompok eksperimen
analisis
O4
: Post-test pada kelompok kontrol
menggunakan bantuan software SPSS 16 for
X
: Perlakuan pada kelas eksperimen
windows.
-
: Kelompok kelas kontrol diberikan
Uji Normalitas
pembelajaran yang biasa dilakukanoleh guru yaitu menggunakan media gambar sederhana.
Uji
korelasi
normalitas
Teknik Pengumpulan Data yang
digunakan
ini
untuk
berasal
dari
populasi
yang
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam
ini menggunakan One-sample Kolmogorov-
penelitian ini adalah data keterampilan proses
Smirnov pada software SPSS 16 for windows.
IPA siswa dan data hasil belajar IPA siswa,
Data dikatakan berdistribusi normal jika pada
untuk
output Kolmogorov- Smirnov harga koefisien
itu
ingin
penelitian
mengetahui apakah sampel yang digunakan pada penelitian ini
Data
dalam
dalam
diperoleh
penelitian
ini
akan
menggunakan teknik tes dan observasi. Teknik
Asymptotic
tes dalam penelitian ini adalah tes keterampilan
ditentukan, yaitu 5% (0,05). Sebaliknya jika
proses IPA dan hasil belajar IPA yang digunakan
harga koefisien Asymptotic Sig < 0,05 makadata
selama dua kali yaitu sebelum diberikan
dinyatakan tidak berdistribusi normal.
perlakuan
Uji Homogenitas
(pre-test)
dan
setelah
diberikan
perlakuan (post-test). Tes yang diberikan berupa
Uji
Sig
>dari
homogenitas
nilai
alpha
digunakan
yang
untuk
soal uraian, soal pada pre-test dan post-test
mengetahui apakah sampel yang digunakan pada
merupakan soal yang sama untuk menghindari
penelitian ini memiliki variansi yang sama
adanya pengaruh perbedaan kualitas instrumen
(homogen) atau tidak. Uji homogenitas ini
dari perubahan pengetahuan dan pemahaman
menggunakan Uji Levene padasoftware SPSS 16
siswa
for windows. Data dikatakan homogen jika pada
setelah
adanya
perlakuan.
Tes
ini
Pengaruh Penggunaan Media … (Thomas Adi Tri Nugroho) 7
outputUji Levene > nilai tabel, atau harga
0,30 – 0,49
: Hubungan korelasi moderat
koefisien Sig >dari nilai alpha yang ditentukan,
0,50 – 0,70
: Hubungan korelasi sedang
yaitu 5% (0,05). Sebaliknya jika Uji Levene<
> 0,70
: Hubungan korelasi sangat kuat
nilai tabel, atau harga koefisien Sig < 0,05 makadata dinyatakan tidak homogen.
HASIL PENELLITIAN
Uji Hipotesis
Data Pre-test Keterampilan Proses IPA
Uji
hipotesis
yang
dilakukan
pada
Hasil penelitian ini terdiri dari data nilai pre-
penelitian ini menggunakan uji-t (t-test), dengan
test dan nilai post-test yang dilakukan pada kelas
ketentuan sebagai berikut:
eksperimen
maupun
kelas
kontrol.
Data
a.
Taraf Signifikansi ( α ) = 0,05 atau 5%
pembandingan hasil pre-test keterampilan proses
b.
Kriteria yang digunakan dalam Uji-t adalah :
IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
Ho diterima apabila Sig > 0,05, atau thitung< ttabel
dilihat di bawah ini.
Ho ditolak apabila Sig < 0,05 atau thitung> ttabel
Tabel 2. Perbandingan Nilai Pre-Test Keterampilan Prses IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Analisis Korelasi Analisis korelasi yang dilakukan pada
Kriteria
Eksperimen
Kontrol
Frekuensi 0 0 1 11 16 28 35,57 56 16
Frekuensi 0 0 0 10 18 28 32,71 52 12
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran hubungan antar dua variabel. Analisis korelasi penelitian ini menggunakan korelasi pearson dengan software SPSS 16 for Windows. Untuk menentukan apakah besarnya hubungan itu signifikan atau tidak dengan menyimpulkan nilai signifikansi value sebagai berikut: Ho ditermia apabila nilai sig. > 0,05
Sangat Baik ( 85-100) Baik ( 70-84) Cukup (55-69) Kurang (40-54) Sangat Kurang ( 0-39) Total Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Ha ditolak apabila nilai sig. < 0,05 Kriteria yang digunakan dalam analisis korelasi ini mengacu pada
Sofyan Yamin &
Heri Kurniawan (2009: 70) yang menyatakan bahwa nilai korelasi berkisar antara -1 hingga 1, dimana nilai -1 berarti hubungan antara dua variabel
tersebut
adalah
hubungan negatif
sempurna, nilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel, dan nilai 1 berarti ada hubungan positif sempurna antara dua variabel. Interpretasi dari besarnya nilai korelasi antara variabel diklasifikasikan sebagai berikut. 0,00 – 0,09
: Hubungan korelasi diabaikan
0,10 – 029
: Hubungan korelasi rendah
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas kedua sampel kelas dinyatakan berdistribiusi normal dan homogen. Data uji-t pre-test
keterampilan
proses
IPA
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh thitung 0,983 <
kelas nilai
ttabel 2,004 dan nilai sig. (2-
tailed)0,330 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol.
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
Data Pre-test Hasil Belajar IPA
73,21% dan kelas kontrol 66,29% dengan. Rata-
Tabel 3. Perbandingan Nilai Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
rata ketermpilan proses IPA tertinggi pada aspek
Sangat Baik ( 85-100) Baik ( 70-84) Cukup (55-69) Kurang (40-54) Sangat Kurang ( 0-39) Total Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Eksperimen
Kontrol
Untuk rata-rata terendah yaitu pada aspek
Frekuensi 0 1 11 10 6 28 48,86 76 24
Frekuensi 0 0 10 11 7 28 46,71 68 20
menanya yaitu sebesar 6,61% pada kelas kontrol. Data tersebut bila disajikan dalam diagram batang adalah sebagai berikut: Presentase
Kriteria
mengamati yaitu 87,28% pada kelas eksperimen.
100 80 60 40 20 0
Eksperimen Kontrol
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas kedua sampel kelas dinyatakan
Aspek
berdistribiusi normal dan homogen. Data uji hipotesis diperoleh nilai t sebesar 0, 626 < ttabel 2,004 dan nilai sig. (2- tailed)0,534 > dari 0,05.
Gambar 1. Diagram Batang Persentase Observasi Keterampilan Proses Kelas Eksperimen-Kontrol
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre-test hasil
Data Post-test Keterampilan Proses IPA Post-test keterampilan proses IPAkelas
belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol.
kontrol dilakukan pada tanggal 23 Januari 2015. Persentase Observasi Keterampilan Proses
Data
yang
diperoleh
kemudian
diolah
IPA Kelas Eksperimen-Kontrol
menggunakan bantuan software SPSS 16 for hasil
Windows, untuk mengetahui data distribusi
observasi keterampilan proses IPA pada kelas
frekuensi post-test keterampilan proses IPA pada
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
kelas kontrol.
tabel berikut.
Tabel 5. Perbandingan Nilai Post-Test Keterampilan Prses IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan persentase
Tabel 4. Rata-Rata Persentase (%) Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas EksperimenKontrol Aspek Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Rata-Rata
Eksperimen Kontrol 87,28 82,59 46,65 36,61 85,94 81,48 77,01 74,56 69,20 56,25 73.21 66.29
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa rata-rata keseluruhan persentase
keterampilan
proses IPA kelas eksperimen yaitu sebesar
Kriteria Sangat Baik ( 85-100) Baik ( 70-84) Cukup (55-69) Kurang (40-54) Sangat Kurang ( 0-39) Total Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Eksperimen
Kontrol
Frekuensi 0 2 23 3 0 28 62,14 72 48
Frekuensi 0 3 8 16 1 28 53,86 72 36
Pengaruh Penggunaan Media … (Thomas Adi Tri Nugroho) 9
Data uji hipotesis diperoleh nilai t sebesar 4,155 > ttabel 2,004 dan nilai sig. (2- tailed)0,000
Tabel 6. Perbandingan Nilai Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
< dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Perbedaan
tersebut
juga
ditunjukkan berdsarkan nilai rata-rata hasil posttest keterampilan proses IPA kelas eksperimen sebesar 62,14 dan nilai rata-rata post-test keterampilan proses IPA kelas kontrol sebesar 53,86. Dari data tersebut kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata keterampilan proses IPA lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu selisih
8,28.
Berdasarkan
pada
uji-t
dan
perbedaan nilai rata-rata post-test keterampilan proses IPAkelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa.
kontrol yang menggunakan media gambar sederhana juga mengalami peningkatan nilai keterampilan
peningkatan
tersebut
proses tidak
IPA,
namun
signifikan
bila
dibandingkan dengan nilai rata-rata keterampilan proses
IPA
di
Sangat Baik ( 85-100) Baik ( 70-84) Cukup (55-69) Kurang (40-54) Sangat Kurang ( 0-39) Total Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Eksperimen
Kontrol
Frekuensi 6 19 3 0 0 28 80,00 92 64
Frekuensi 2 13 11 2 0 28 70,86 92 52
Berdasarkan tabel 6, diperoleh nilai ratarata kelas ekperimen 80,00 dengan nilai tertinggi 92 dan terendah 64, rata-rata kelas kontrol 70,86 dengan nilai tertinggi 92 dan terendah 52. Data uji hipotesis diperoleh nilai t sebesar 3,915 > ttabel 2,004 dan nilai sig. (2- tailed)0,000 < dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara post-test hasil
Meskipun dalam pembelajaran di kelas
rata-rata
Kriteria
kelas
eksperimen
yang
menggunakan media video pembelajaran
belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut juga ditunjukkan berdasarkan nilai rata-rata post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen sebesar 80,00 dan nilai rata-rata post-test kelas kontrol sebesar 70,86. Dari data tersebut kelas eksperimen memiliki nilai ratarata hasil belajar IPA lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu selisih 9,14. Berdasarkan pada uji-t dan perbedaan nilai rata-rata post-test
Data Post-test Hasil Belajar IPA Post-test hasil belajar IPAkelas kontrol dilakukan pada tanggal 23 Januari 2015. Setelah diadakan post-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi post-test pada kelas kontrol.
hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa. Meskipun dalam pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan media gambar sederhana juga mengalami peningkatan nilai
10 Jurnal Pendidikan Guru SekolahDasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
rata-rata hasil belajar, namun peningkatan tersebut tidak signifikan bila dibandingkan
Tabel 8. Rangkuman korelasi antara keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA kelas kontrol
dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA di kelas
Keterampila Post-test n Proses IPA Hasil Belajar Kontrol IPA Kontrol
eksperimen yang menggunakan media video pembelajaran.
Analisis
Korelasi
Post-test
Keterampilan
Proses IPA dan Post-test Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Eksperimen-Kontrol Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah
ada
hubungan
antara
variabel
Keterampil Pearson 1 .944** an Proses Correlation IPA Sig. (2.000 Kontrol tailed) Pearson Posttest .944** 1 Correlation Hasil Belajar IPA Sig. (2.000 Kontrol tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
keterampilan proses IPA dengan hasil belajar
Berdasarkan tabel 7 dan 8, diperoleh
IPA. Uji korelasi ini menggunakan bantuan
besarnya nilai Sig. (2-tailed) antara post-test
software SPSS 16 for Windows. Rangkuman
keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan
hasil analisis korelasi antara keterampilan proses
post-test hasil belajar kelas eksperimen sebesar
IPA dan post-test hasil belajar IPA kelas
0,000 <
eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut.
keterampilan proses IPA kelas kontrol dan post-
Rangkuman korelasi antara Tabel 7. keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA kelas esperimen
test hasil belajar kelas kontrol sebesar 0,000 <
Keterampila Post-test Hasil n Proses Belajar IPA IPA Eksperimen Eksperimen Keterampil Pearson 1 .945** an Proses Correlation IPA Eksperime Sig. (2.000 tailed) n Posttest Pearson .945** 1 Hasil Correlation Belajar IPA Sig. (2.000 Eksperime tailed) n **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
0,05 dan Sig. (2-tailed) antara
0,05 sehingga disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berati ada hubungan antara keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA pada siswa. Sedangkan nilai korelasi antara keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA pada kelas eksperimen sebesar 0,945 dan kelas kontrol sebesar 0,944 yang berarti ada hubungan positifi sangat kuat. Dari hasil analisis korelasi diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif sangat kuat antara keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA siswa. Berdasarkan
data
hasil
penelitian
keterampilan proses IPA menunjukkan nilai hasil rata-rata
post-test
dan
hasil
observasi
keterampilan proses IPA kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, diperoleh
hasil
bahwa
terdapat
pengaruh
penggunaan media video pembelajaran terhadap
Pengaruh Penggunaan Media … (Thomas Adi Tri Nugroho) 11
keterampilan proses IPA siswa. Hal tersebut
secara
sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudjana &
informasi awalnya lebih besar melalui indra
Rivai (2011: 24), bahwa dengan media video
pendengaran dan penglihatan, dalam hal ini
pembelajaran
adalah video pembelajaran. Dengan media video
siswa
dapat
lebih
banyak
signifikan jika
pesan
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
perhatian, perhatian inilah yang penting dalam
lain
melakukan,
proses belajar, karena adanya perhatian akan
mendemonstrasikan, dan memamerkan. Hamzah
timbul rangsangan/motivasi belajar. Gambaran
B. Uno & Nina Lamatenggo (2011: 135)
visual dapat mengkomunikasikan pesan dengan
mengungkapkan
cepat
mengamati,
manfaat
dalam
peggunaan
dan
disampaikan
pemerolehan
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
seperti
yang
proses
nyata,
oleh
lebih
karena
menarik
itu
dapat
media video pembelajaran, yaitu kemampuan
mempercepat pemahaman pesan secara lebih
media video juga dapat diandalkan pada bidang
komprehensif. Pesan visual lebih efektif dan
studi yang mempelajari keterampilan motorik
efisien dalam arti penyajian visual dapat
dan melatih kemampuan kegiatan.
membuat anak didik lebih berkonsentrasi. Berdasarkan hasil penelitian analisis
Berdasarkan data penelitian hasil belajar IPA menunjukkan nilai rata-rata post-test hasil
korelasi,
belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi bila
keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA
dibandingkan dengan kelas kontrol. Setelah
diperoleh nilai korelasi sebesar 0,945 untuk kelas
dilakukan analisis data hasil penelitian, dperoleh
eksperimen dan 0,944 kelas kontrol yang berarti
hasil bahwa terdapat pengaruh penggunaan
ada hubungan positif sangat kuat. Sehingga
media video pembelajaran terhadap hasil belajar
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
IPA siswa. Hal tersebut sesuai dengan yang
positif sangat kuat antara keterampilan proses
diungkapkan
IPA dan hasil belajar IPA siswa. Hal tersebut
oleh
Wuri
Fathurrohman
(2012:
mengungkapkan
bahwa
Wuryandani 77-76),
penggunaan
& yang
sesuai
hasil
dengan
analisis
yang
korelasi
diungkapkan
antara
Hendro
media
Darmodjo (1992: 52), bahwa betapa pentingnya
pembelajaran juga dapat mempertinggi proses
keterampilan proses yang dapat diartikan sebagai
dan hasil pengajaran berkenaan dengan taraf
proses untuk mendapatkan ilmu itu diajarkan
berpikir siswa. Pendapat tersebut juga sejalan
kepada siswa. Sehingga, di masa yang akan
dengan yang diungkapkan Sudjana & Rivai
datang bangsa tidak hanya pandai menggunakan
(2011: 24), yang menyatakan bahwa dengan
IPA tetapi juga memproduksi IPA.
media video pembelajaran bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh
siswa
dan
memungkinkan
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Daryanto (2010: 87) juga mengungkapkan bahwa tingkat daya serap dan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke IV April 2015
1.
Terdapat pengaruh penggunaan media video
keterampilan proses IPA setiap siswa menjadi
pembelajaran terhadap keterampilan proses
lebih baik lagi.
IPA siswa. Hal ini ditunjukkan pada
Siswa
perbedaan
2.
3.
nilai
rata-rata
post-test
juga
berpartisipasi
perlu aktif
lebih
aktif
dalam
dan
mengikuti
keterampilan proses IPA siswa pada kelas
pembelajaran di kelas agar dapat menciptakan
eksperimen yaitu 62,14 lebih besar dari nilai
kondisi belajar yang kondusif. Bagi Sekolah
rata-rata kelas kontrol yaitu 53,86.
sebaiknya
Terdapat pengaruh penggunaan media video
dukungan dalam mengembangkan keterampilan
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA
proses IPA dan hasil belajar IPA, bisa dengan
siswa. Hal ini ditunjukkan pada perbedaan
pengadaan LCD Proyektor atau alat pendukung
nilai rata-rata post-test hasil belajar IPA
untuk memutar video pembelajaran.
siswa pada kelas eksperimen 80,00 lebih
Bagi
besar dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu
penelitian mengenai penggunaan media video
70,86.
terhadap keterampilan proses IPA dan hasil
Terdapat hubungan positif sangat kuat
belajar
antara keterampilan proses dengan hasil
memperhatikan
belajar IPA. Hal ini ditunjukkan pada
sehingga lebih maksimal dalam mengamati
koefisien korelasi Sig. (2-tailed) antara
siswa.
lebih
Peneliti
IPA,
memberikan
Lainyang
akan
disarankan siswa
fasilitas
pada
dan
melakukan
agar saat
lebih observasi
keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan post-test hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,000 < 0,05 dan koefisien korelasi Sig. (2-tailed) antara keterampilan proses IPA kelas kontrol dan post-test hasil belajar kelas
kontrol
sebesar
0,000
<
0,05.
Sedangkan nilai korelasi kelas eksperimen sebesar 0,945 dan kelas kontrol sebesar 0,944. Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
diatas
menunjukkan bahwa media video pembelajaran dapat mempengaruhi keterampilan proses dan hasil belajar siswa, untuk itu disarankan bagi guru untuk menggunakan media video dalam pembelajaran
IPA.
Guru
hendaknya
perlu
memberikan perhatian yang lebih terhadap keterampilan
proses
IPA
siswa
agar
DAFTAR PUSTAKA Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama Yogyakarta. Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujaun Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Daryanto. (2014).Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Hamzah B. Uno&Nina Lamatenggo. (2011). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Pengaruh Penggunaan Media … (Thomas Adi Tri Nugroho) 13
Hendro Darmodjo & Jenny R. E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sofyan Yamin & Heri Kurniawan. (2009). SPSS Complete Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek. Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta: Pedagogia. Usman Samatowa. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Wuri Wuryandani. (2012). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.