PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI DAN KEPERCAYAAAN MASYARAKAT TERHADAP PERTUMBUHAN PERUSAHAAN ( Sensus Pada Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya )
NASKAH SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Oleh : ANGGI WAHYU REJEKI 113403015
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2015
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Karya tulis/skripsi ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di Universiliwangi maupun di perguruan tinggi lain. 2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri , tanpa bantuan orang lain kecuali arahan pihak pembimbing. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Tasikmalaya, Agustus 2015 Yang Membuat Pernyataan, Materai Rp. 6.000,-
ANGGI WAHYU REJEKI 113403015
ABSTRAC
EFFECT OF COMPETENCE AND TRUST PUBLIC OFFICIALS ON THE GROWTH COMPANIES (Census Cooperative BMT in Tasikmalaya)
By : ANGGI WAHYU REJEKI 113403015
Guided by : Dr. Jajang Badruzaman, SE., M.Si., Ak.CA. Rita Tri Yusnita, SE,. M.M.
This research is motivated employee competence and confidence of the public is an important part of the company's growth. The aim of this study was to determine the effect of employee competence and public confidence in the growth of the company BMT in Tasikmalaya. The object of this research is the employee competence, public trust and the company's growth in the Cooperative - Cooperative BMT in Tasikmalaya. The method used in this research is a quantitative method of analysis with case study approach. Primary data in this study was obtained from the results of questionnaires distributed to customers Cooperative BMT Tasikmalaya. Data collection methods consisted of observation, questionnaires, interviews and literature. The results showed that: 1) There is a partial influence of employee competence to growth companies in the Cooperative BMT Tasikmalaya. 2) There is a partial influence of public trust towards the company's growth in the Cooperative BMT Tasikmalaya. 3) There is the influence of employee competence and public confidence simultaneously to BMT Cooperative Tasikmalaya Keywords: competence of employees, public confidence and the growth of the company
ABSTRAK PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI DAN KEPERCAYAAAN MASYARAKAT TERHADAP PERTUMBUHAN PERUSAHAAN ( Sensus Pada Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya )
Oleh : ANGGI WAHYU REJEKI 113403015 Dibimbing oleh : Dr. Jajang Badruzaman, SE., M.Si., Ak.CA. Rita Tri Yusnita, SE,. M.M.
Penelitian ini dilatarbelakangi dari kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat merupakan bagian terpenting dari pertumbuhan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat terhadap pertumbuhan perusahaan BMT di Kota Tasikmalaya. Objek Penelitian ini adalah kompetensi pegawai, kepercayaan masyarakat dan pertumbuhan perusahaan pada Koperasi – Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif analisis dengan pendekatan studi kasus. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang disebarkan kepada para nasabah Koperasi BMT Kota Tasikmalaya. Metode pengumpulan data terdiri dari observasi, kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Terdapat pengaruh kompetensi pegawai secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan pada Koperasi BMT Kota Tasikmalaya. 2) Terdapat pengaruh kepercayaan masyarakat secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan pada Koperasi BMT Kota Tasikmalaya. 3) Terdapat pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan terhadap Koperasi BMT Kota Tasikmalaya Kata kunci: kompetensi pegawai, kepercayaan masyarakat dan pertumbuhan perusahaan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul "Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pertumbuhan Perusahaan." Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya pengetahuan, kemampuan serta pengalaman yang penulis miliki. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi yang memerlukan informasi terkait dengan masalah di atas. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan pengarahan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tua penulis tercinta, yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran dalam mendidik dan membesarkan serta mendoakan dalam setiap langkah dan usaha untuk mewujudkan setiap harapan. Serta keluarga besar penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan semangatnya.
2. Guru – guru baik di sekolah formal maupun informal terutama di Pondok Pesantren Al – Munawar Jarnauziyah Pasir Bokor. 3. Bapak Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir, MS. Selaku Rektor Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya 4. Bapak H. Beben Bahren S.E.,M.S. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi 5. Bapak Dr. Jajang Badruzaman, SE., M.Si., Ak.CA. Selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing I Akuntansi Universitas Negeri Siliwangi. 6. Ibu Rita Tri Yusnita, SE,. M.M. Selaku Pembimbing II yang telah sabar memberikan bimbingan, saran serta pengarahan kepada penulis sampai terselesaikannya skripsi ini. 7. Bapak Iman Pirman Hidayat, SE., M.Si., Ak.CA. Selaku dosen wali kelas A angkatan 2011 yang telah memberikan dorongan moril selama penulis menjalani perkuliahan. 8. Seluruh staf dosen pengajar serta segenap karyawan, di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya yang telah banyak membantu penulis selama studi serta keperluan-keperluan akademik. 9. Pak Aang, Bu Eunin, Bu Ai yang telah memberikan banyak pelajarannya di PINBUK Indihiang. 10. Seluruh para pengurus Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya yang telah membantu penulis selama pelaksanaan skripsi.
11. Seluruh
rekan-rekan
akuntansi
angkatan
2011,
terutama
rekan
seperjuangan kelas A semoga kesuksesan tergenggam ditangan kita. 12. Sahabat terbaik yang sudah 4 tahun kurang terakhir ini selalu membantu dan ada setiap saat baik duka maupun senang Khasmi Khoerul Umam, Tia Agustiana, Devi Asri Ratnasari dan Winda Purnama Dewi. 13. Teman – teman dari BLM Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. 14. Teman – teman KKN 33 angkatan 2011 Desa Nangelasari Cipatujah. Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam bagi semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala dukungan dan do’anya, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis. Amin. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Tasikmalaya, Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAC ........................................................................................................i ABSTRAK ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ......................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian............................................................... 1 1.2. Identifikasi Masalah ....................................................................... 9 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9 1.4. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................... 10 1.4.1. Bagi Pengembangan Ilmu .................................................. 10 1.4.2. Bagi Kegunaan Operasional .............................................. 10 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12 2.1.1 Kompetensi Pegawai .......................................................... 12 2.1.2 Landasan Teori Kepercayaan ............................................. 18 2.1.3 Landasan Teori Pertumbuhan Perusahaan .......................... 22
2.2 Kerangka Pemikiran .................................................................... 25 2.3 Hipotesis ...................................................................................... 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ............................................................................... 29 3.1.1. Sejarah Singkat Koperasi BMT Wira Mandiri ...................... 29 3.1.2. Produk Koperasi BMT Wira Mandiri .................................... 30 3.2. Metode Penelitian ........................................................................... 32 3.2.1. Metode Penelitian Yang di Gunakan .................................... 32 3.2.2. Operasionalisasi Variabel ..................................................... 32 3.2.3. Definisi Operasionalisasi Variabel ....................................... 33 3.3. Populasi dan Sampel ....................................................................... 35 3.3.1. Populasi ................................................................................. 35 3.3.2. Sampel ................................................................................... 37 3.4. Jenis Data dan Sumber Data ........................................................... 39 3.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 40 3.6. Metode Analisis Data ...................................................................... 41 3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................. 41 3.6.2. Uji Methode of Successive Interval ....................................... 42 3.6.3. Uji Kualitas Data ................................................................... 43 3.6.3.1. Uji Validitas .............................................................. 43 3.6.3.2. Uji Reliabilitas .......................................................... 43 3.6.4. Tekhnik Data dan Pengujian Hipotesis ................................ 44 3.6.4.1. Analisis Regresi Berganda ........................................ 44
3.6.4.2. Analisis Koefesien Determinasi ................................ 44 3.6.4. Pengujian Hipotesis ................................................... 45 3.6.4.3.1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan ..... 45 3.6.4.3.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial ......... 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Peneiltian .............................................................................. 48 4.1.1. Kompetensi Pegawai Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya.......................................................................... 48 4.1.2. Kepercayaan Masyarakat Terhadap Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya ............................................................ 57 4.1.3. Pertumbuhan Perusahaan Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya ............................................................ 68 4.1.4. Uji Validitas dan Realibilitas Data ...................................... 75 4.1.4.1. Uji Validitas ........................................................... 75 4.1.4.2. Uji Realibilitas ....................................................... 76 4.1.5. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 77 4.2. Pembahasan .................................................................................. 79 4.2.1.
Kompetensi Pegawai, Kepercayaan Masyarakat dan Pertumbuhan Perusahaan Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya ................................................ 79 4.2.1.1. Kompetensi Pegawai Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya ................................................. 79 4.2.1.2. Kepercayaan Masyarakat terhadap
Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya ....... 80 4.2.1.3. Pertumbuhan Perusahaan pada Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya ................................ 82 4.2.2. Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Kepercayaan Masyarakat Secara Simultan Terhadap Pertumbuhan Perusahaan pada Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya ........................................................ 83 4.2.3. Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Kepercayaan Masyarakat Secara Parsial Terhadap Pertumbuhan Perusahaan ....................................................................... 84
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ................................................................................ 89 5.2. Saran ...................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 91
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Halaman
1.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
7
2.1
Operasionalisasi Variabel
33
3.1
Struktur BMT Kota Tasikmalaya
36
4.1
Data Pendidikan Karyawan dan Pengelola
49
koperasi Syariah BMT Kota Tasikmalaya 5.1
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Kompetensi Pegawai
51
5.2
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kompetensi Pegawai 1
52
5.3
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kompetensi Pegawai 1
52
5.4
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kompetensi Pegawai 1
53
5.5
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kompetensi Pegawai 1
53
5.6
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kompetensi Pegawai 1
54
5.7
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kompetensi Pegawai 1
54
5.8
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kompetensi Pegawai 1
55
5.9
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kompetensi Pegawai 1
55
6.1
Rekapitulasi Kompetensi Pegawai
56
7.1
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Kompetensi Pegawai Secara Keseluruhan
57
8.1
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Kepercayaan Masyarakat
60
8.2
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 1
61
8.3
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 2
61
8.4
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 3
62
8.5
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 4
62
8.6
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 5
63
8.7
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 6
63
8.8
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 7
64
8.9
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 8
64
8.10
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 9
65
8.11
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 10
65
8.12
Tanggapan Mengenai Pernyataan Kepercayaan Masyarakat 11
66
9.1
Rekapitulasi Kepuasaan Masyarakat
66
10.1
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Kepercayaan Masyarakat Secara Keseluruhan
68
11.1
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Pertumbuhan Perusahaan
69
11.2
Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 1
69
11.3
Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 2
70
11.4
Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 3
70
11.5
Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 4
71
11.6
Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 5
71
11.7
Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 6
72
11.8
Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 7
72
11.9
Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 8
73
11.10 Tanggapan Mengenai Pernyataan Pertumbuhan Perusahaan 9
73
12.1
Rekapitulasi Pertumbuhan Perusahaan
74
13.1
Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Pertumbuhan Perusahaan Secara Keseluruhan
75
14.1
Hasil Uji Validitas Kusioner
76
15.1
Hasil Uji Reliabiliatas Kusioner
77
16.1
Hasil Uji Normalitas Kompetensi Pegawai BMT di Kota Tasikmalaya dan Pertumbuhan Perusahaan
17.1
78
Hasil Uji Linieritas Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
79
18.1
Hasil Uji SPSS Summary
83
19.1
Hasil Uji SPSS Coefficienta
83
DAFTAR GAMBAR
No.
1.1
Judul
Halaman
Hubungan Kompetensi dan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pertumbuhan Perusahaan
27
2.1
Struktur Organisasi Koperasi BMT Wira Mandiri
31
3.1.
Paradigma Penelitian
34
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Lampiran
Keterangan
1.
Lampiran I
Surat Keterangan Penelitian
2.
Lampiran II
Kuisoner
3.
Lampiran III
Data Ordinal
4.
Lampiran IV
Uji Correlation
5.
Lampiran V
Outpus SPSS
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi para pelaku ekonomi Indonesia di tuntut untuk segera menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis finansial yang di alami sebagian masyarakat Indonesia menjadi suatu masalah yang sampai sekarang menjadi perhatian pemerintah dan sebagian masyarakat yang peduli akan kemajuan perekonomian masyarakat sekitar. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah dan masyarakat para pelaku ekonomi di tuntut untuk inovatif, kreatif dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang terus terjadi. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama demi membangun ekonomi masyarakat yang makmur dan sejahtera. Atas dasar uraian tersebut di atas dan sejalan dengan UU No. 25 tahun 1992 bahwa KBMT/Koperasi Pola Syariah sebagai Koperasi Primer dapat membentuk wadah Koperasi Skunder dan ditindaklanjuti dengan hasil musyawarah pada tanggal 15 Mei 2009 dengan nomor pengesahan : 518/Kep.74Diskop.UMKM Perindag/2009 pada tanggal 17 Juni 2009 yang bertempat di Kantor PINBUK Tasikmalaya dan sepakat untuk membentuk Koperasi Skunder yang diberi nama ”PUSKOPSYAH BMT” Tasikmalaya, dengan anggota 8 Koperasi BMT/ Koperasi pola syariah mitra PINBUK Tasikmalaya dengan total simpanan pokok Rp. 68.000.000,00; total simpanan wajib Rp. 45.300.000,00; Total aset Rp. 566.931.326,00; Total aset anggota Rp. 27.734.594.542,00.
Adapun fungsi dan peran dari PUSKOSYAH. Fungsi PUSKOPSYAH sendiri adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan ekonomi yang berdasarkan syari’ah dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan keadilan di muka bumi. Sedangkan peran dari PUSKOPSYAH sebagai berikut : 1. Sebagai penggerak perekonomian masyarakat 2. Sebagai mediator antara penyandang dana dengan pengguna dana sehingga tercapainya optimalisasi manfaat harta. 3. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja 4. Menumbuhkembangkan usaha-usaha produktif anggota. Namun dalam menjalankan usahanya, BMT mengalami beberapa permasalahan yang membuat BMT beroperasi kurang baik. Diantaranya kompetensi pegawai dan kepercayaan dari masyarakat yang masih kurang terhadap Koperasi Syariah BMT. Kompetensi pegawai yang kurang baik merupakan salah satu permasalahan yang banyak dihadapi oleh perusahaan di banyak daerah begitupun dengan yang dihadapi oleh Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya. Kurangnya pegawai yang kompeten di bidangnya membuat banyak perusahaan menjadi kurang berkembang. Ini merupakan permasalah yang harus segera di selesaikan oleh koperasi dalam hal kaitannya untuk mencapai kemajuan perusahaan dan tujuan perusahaan yang telah di tetapkan.
Kompetensi menurut Spencer & Spencer dalam Palan (2007) : “adalah sebagai karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan. Kompetensi
mengandung
aspek-aspek
pengetahuan,
keterampilan
(keahlian) dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja. Kompetensi seseorang dapat menentukan tumbuh berkembangnya perusahaan tersebut. Bayangkan yang terjadi jika kompetensi karyawan suatu perusahaan tidak bisa memenuhi standar yang diinginkan perusahaan tersebut, maka lambat laun perusahaan tersebut akan mengalami kemunduruan. Selain dari permasalah kompetensi pegawai, permasalahan lain yang di hadapi koperasi BMT adalah masalah kepercayaan masyarakat. Kepercayaan merupakan pondasi dari suatu hubungan. Suatu hubungan antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Di dunia ekonomi, kepercayaan telah dipertimbangkan sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual dan pembeli agar kepercayaan konsumen dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Dari tahun ke tahun ada peningkatan dari jumlah anggota, masalah kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi masih di rasa kurang baik oleh pihak koperasi. Ini di lihat dari masih sedikitnya minat masyarakat terhadap kerja sama dengan koperasi BMT baik dari segi penyelesaian kebutuhan rumah tangga maupun dari penyelesaian masalah keuangan. Ini merupakan suatu hal
yang menjadi pekerjaan bagi koperasi dalam meningkatkan mutu dan kualitas demi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang tinggi terhadap pihak koperasi. Seiring dengan pekerjaan untuk mengatasi masalah tersebut, diharapkan dapat mempengaruhi terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan pertumbuhan perusahaan yang semakin meningkat, diharapkan perusahaan dapat banyak membantu memajukan perekonomian masyarakat. Seperti yang dilakukan Koperasi - Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya untuk pendorong kemajuan perekonomian masyarakat di Kota Tasikmalaya. Adapun pengertian BMT menurut Prof. H A. Djazuli (2002:58) : “Baitul mal dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usahausaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infak dan shodaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan dan penyaluran dana komersial.” Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi oleh aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu peran BMT agar mampu lebih aktif dalam memperbaiki kondisi tersebut. Seiring dengan hal terkait tersebut dalam tujuannya membangun perekonomian masyarakat yang lebih baik, maka muncullah Koperasi – Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya sebagai berikut : Adapun beberapa Fungsi BMT, yaitu : 1. Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak
yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana). 2. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan. 3. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan kepada para pegawainya. 4. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut. Baik kompetensi pegawai maupun kepercayaan masyarakat erat kaitannya dengan kinerja pegawai. Oleh karena dua hal itu harus menjadi perhatian perusahaan, karena baik kometensi pegawai mauun keercyaaan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan tersebut. Peneliti mengambil judul ini selain ketertarikan penulis terhadap BMT, dimana BMT merupakan badan usaha yang menerut penulis unik karena ada kaitannya dengan nilai-nilai syariah. Sedangkan mengambil kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat karena dengan penelitian ini peneliti ingin memberikan gambaran bahwa kedua faktor tersebut harus menjadi perhatian perusahaan agar perusahaan dapat lebih maju ke depan. Adapun studi empirik terdahulu yang mendukung terhadap penelitian yang akan dilakukan penulis sebagai berikut : Buddy Utama Ramdhani ( 2010 ), Skripsi Universitas Siliwangi dengan judul “Pengaruh Kemampuan Pegawai, Lingkungan Fisik dan Hasil Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan “ penelitian pada Sekolah Menengah Atas Negeri 8
Tasikmalaya. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kemampuan pegawai, lingkungan fisik, serta hasil kerja yang baik di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tasikmalaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh sekolah. Saraya Amalina Luthfi ( 2014 ), Skripsi Universitas Siliwangi dengan judul “ Pengaruh Motivasi, Persepsi, Kepercayaan dan Sikap Terhadap Loyalitas Pelanggan “ pada Minimarket Alfamart di Jalan BKR Tasikmalaya. Hasil dari penelitian menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dari motivasi , persepsi, kepercayaan dan sikap yang baik terhadap loyalitas pelanggan Minimarket Alfamart. Hasil ini didapat dari kuisoner yang diberikan kepada 60 responden pelanggan Alfamart yang menunjukkan klasifikasi penilaian yang cukup baik. Dinda Ayu Wandira ( 2012 ), dengan judul “ Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Intern Terhadap Kualitas Laporan Audit Intern “ pada perusahaan skala menengah besar di Tasikmalaya. Hasil dari penelitian menyatakan kompetensi dan independensi auditor intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit intern. Dimana hasil dari responden menunjukan auditor intern pada perusahaan skala menengah besar di Tasikmalaya berada dalam klasifikasi penilaian baik bahwa auditor intern memiliki keahlian dan pengetahuan tentang prinsip – prinsip dan tekhnik – tehknik akuntansi dalam melakukan pemeriksaan dengan baik.
Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Penulis No
Peneliti,tahun, Tempat
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
Sumber
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kemampuan pegawai, lingkungan fisik, serta hasil kerja yang baik di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tasikmalaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh sekolah. Hasil dari penelitian menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dari motivasi , persepsi, kepercayaan dan sikap yang baik terhadap loyalitas pelanggan Minimarket Alfamart. Hasil ini didapat dari kuisoner yang diberikan kepada pelanggan Alfamart yang menunjukkan
Skripsi, Universitas Siliwangi
1
Buddy Utama Ramdhani (2010), SMAN 8 Kota Tasikmalaya
Pengaruh Kemampu an Pegawai
Pengaruh Lingkungan Fisik dan Hasil Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan
2
Saraya Amalina Luthfi ( 2014 ), Minimarket Alfamart BKR Kota Tasikmalaya
Pengaruh Kepercaya an
Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Terhadap Loyalitas Pelanggan
Skripsi, Universitas Siliwangi
No
3
Peneliti,tahun, Tempat
Dinda Ayu Wandira(2012),Per usahaan Skala Menengah Besar di Kota Tasikmalaya
Persamaan
Pengaruh Kompeten si
Perbedaan
Pengaruh Independen si Auditor Intern Terhadap Kualitas Laporan Audit Intern
Hasil Penelitian
klasifikasi penilaian yang cukup baik. Hasil dari penelitian menyatakan kompetensi dan independensi auditor intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit intern. Dimana hasil dari responden menunjukan auditor intern pada perusahaan skala menengah besar di Tasikmalaya berada dalam klasifikasi penilaian baik bahwa auditor intern memiliki keahlian dan pengetahuan tentang prinsip – prinsip dan tekhnik – tehknik akuntansi dalam melakukan pemeriksaan dengan baik.
Sumber
Skripsi, Universitas SIliwangi
1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana
kompetensi
pegawai,
kepercayaan
masyarakat
dan
pertumbuhan perusahaan pada Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya 2. Bagaimana pengaruh kompetensi pegawai secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan 3. Bagaimana pengaruh kepercayaan masyarakat secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan 4. Bagaimana pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan terhadap pertumbuhan perusahaan pada BMT di Kota Tasikmalaya.
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk
mengetahui
pengaruh
kompetensi
pegawai,
kepercayaan
masyarakat dan pertumbuhan perusahaan pada Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya 2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pegawai secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan 3. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan masyarakat secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan 4. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan terhadap pertumbuhan perusahaan pada BMT di Kota Tasikmalaya.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 1.4.1
Bagi Pengembangan Ilmu
1.4.1.1 Bagi Peneliti Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan mengenai bagaimana kompetensi SDM dan kepercayaan masyarakat terhadap pertumbuan perusahaan. 1.4.1.2 Bagi pembaca Sebagai bahan referensi dan bacaaan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan memperluas jaringan dan tambahan informasi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat pengembangan ilmu pengetahuan. 1.4.2
Bagi Kegunaan Operasional
1.4.2.1 Bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya Penelitian ini dapat memberikan sumber pemikiran atas informasi yang bersifat positif sebagai bahan masukan dalam menentukan tindakan dan langkah – langkah selanjutnya yang harus diambil untuk peningkatan dan perbaikan pada kegiatan pemerintahan. 1.4.2.2 Bagi Pihak Luar Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan masukan sesuai kebutuhan dalam penyelesaian masalah yang sama. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1
Lokasi Penelitian Penelilitan ini di laksanakan di Kantor Pusat Inkubasi
Kecil ( PINBUK ) dan BMT di Kota Tasikmalaya.
Bisnis Usaha
1.5.2
Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis yaitu selama lima bulan, yaitu dari
bulan Maret 2015 sampai Juli 2015.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kompetensi Pegawai 2.1.1.1. Pengertian Kompetensi Pegawai Setiap perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu demi tercapai keberhasilan yang diinginkan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut salah satunya dalam suatu perusahaan adalah harus dimilikinya kompetensi dari setiap pegawai yang menjalankan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan harus melakukan pengembangan SDM berbasis kompetensi agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan target perusahaan dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Berikut beberapa pengertian kompetensi menurut para ahli : Menurut Amstrong dalam Dharma (2005:102) : “Kompetensi mengacu pada dimensi perilaku dari sebuah peran perilaku yang diperlukan seseorang untuk dapat melaksanakan pekerjaanya secara memuaskan”. Sementara menurut McAshan dalam Sutrisno (2011:203) : “Kompetensi diartikan sama dengan kemampuan, maka dapat diartikan pengetahuan memahami tujuan bekerja, pengetahuan dalam melaksanakan kiat-kiat jitu dalam melaksanakan pekerjaan yang tepat dan baik, serta memahami betapa pentingnya disiplin dalam organisasi agar semua aturan dapat berjalan dengan baik. “
Menurut Finch dan Crunkilton dalam Sutrisno (2011:204) : “Kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh SDM organisasi untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pekerjaan sesuai dengan yang dibebankan oleh organisasi.“ Kompetensi terdiri dari 5 tipe karakteristik, yaitu pengetahuan (informasi
dalam
bidang
tertentu),
keterampilan
(kemampuan
untuk
melaksanakan tugas), konsep diri (gambaran diri), motivasi (kemauan untuk tetap konsisten sekaligus menjadi sebab dari tindakan), dan faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten). Hal ini sejalan dengan pendapat Becker and Ulrich dalam Suparno (2005:24) bahwa : “Competency is aspect to an individual’s knowledge, skill, self concept, motivation, ability or personality characteristics that directly influence job performance. Artinya, kompetensi adalah aspek-aspek pengetahuan, keterampilan (keahlian), konsep diri, motivation dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja”. Berbeda
dengan
Fogg
(2004:90)
yang
membagi
Kompetensi
kompetensi menjadi 2 (dua) kategori yaitu kompetensi dasar dan yang membedakan kompetensi dasar (Threshold) dan kompetensi pembeda (differentiating) menurut kriteria yang digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi
dasar (Threshold competencies)
adalah
karakteristik utama, yang biasanya berupa pengetahuan atau keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca, sedangkan kompetensi differentiating adalah kompetensi yang membuat seseorang berbeda dari yang lain.
Menurut Spencer and Spencer dalam Prihadi (2004:38-39) terdapat 5 (lima) karakteristik kompetensi, yaitu : 1. Motif (Motive) adalah hal-hal yang seseorang pikir atau inginkan secara konsisten yang menimbulkan tindakan. 2. Sifat (Traits) adalah karakteristik fisik dan respons-respons konsisten terhadap situasi atau informasi.. 3. Konsep diri (Self – Concept) adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. 4. Pengetahuan (Knowledge), adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan (knowledge) merupakan kompetensi yang kompleks 5. Keterampilan (Skill). adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Sedangkan menurut Spencer and Spencer yang dikutip oleh Surya Dharma (2003:17) : “Konsep diri (Self-concept), watak/sifat (traits) dan motif kompetensi lebih tersembunyi (hidden), dalam (deeper) dan berbeda pada titik sentral keperibadian seseorang. Kompetensi pengetahuan (Knowledge Competencies) dan keahlian (Skill Competencies) cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berbeda di permukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki manusia.” Kompetensi dapat dihubungkan dengan kinerja dalam sebuah model alir sebab akibat yang menunjukkan bahwa tujuan, perangai, konsep diri, dan kompetensi pengetahuan yang kemudian memprakirakan kinerja kompetensi mencakup niat, tindakan dan hasil akhir. Misalnya, motivasi untuk berprestasi, keinginan kuat untuk berbuat lebih baik dari pada ukuran baku yang berlaku dan untuk mencapai hasil yang maksimal, menunjukkan kemungkinan adanya perilaku kewiraswastaan, penentuan tujuan, bertanggung jawab atas hasil akhir dan pengambilan resiko yang diperhitungkan.
Sedangkan pada Kunandar (2007:41), kompetensi dapat dibagi 4 (empat) bagian yakni: 1. Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada pada diri individu yang diperlukan untuk menunjang kinerja 2. Kompetensi fisik, yakni perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas 3. Kompetensi pribadi, yakni perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan diri, transformasi diri, identitas diri dan pemahaman diri. 4. Kompetensi sosial, yakni perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial. Masih mengenai kategori atau klasifikasi kompetensi, Talim (2003:7) mengatakan : “Kompetensi dapat meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku karyawan. Dalam arti luas, kompetensi ini akan terkait dengan strategi organisasi dan pengertian kompetensi ini dapatlah kita padukan dengan keterampilan dasar (soft skill), keterampilan baku (hard skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mental (mental skill). Keterampilan baku (hard skill mencerminkan pengetahuan dan keterampilan fisik SDM, keterampilan dasar (soft skill) menunjukkan intuisi, kepekaan SDM; keterampilan sosial (social skill) menunjukkan keterampilan dalam hubungan sosial SDM, keterampilan mental (mental skill) menunjukkan ketahanan mental SDM. Di dalam perkembangan manajemen SDM, saat ini sedang ramai dibicarakan mengenai bagaimana mengelola SDM berbasis kompetensi.” Berdasarkan uraian tentang jenis kompetensi di atas, kompetensi diklasifikasikan kedalam 2 (dua) jenis, pertama kompetensi profesional, yaitu
kompetensi yang berhubungan dengan peran yang kita pilih. Kedua adalah kompetensi umum, yaitu kompetensi yang harus kita miliki sebagai seorang manusia. Misalnya kompetensi untuk menjadi suami atau istri yang baik. Proses perolehan kompetensi dikembangkan untuk meningkatkan tingkat kompetensi yang meliputi : 1. Pengakuan (Recognition). suatu simulasi atau studi kasus yang memberikan kesempatan peserta untuk mengenali satu atau lebih kompetensi yang dapat memprediksi individu berkinerja tinggi di dalam pekerjaannya sehingga seseorang dapat berjalan dari pengalaman simulasi tersebut. 2. Pemahaman (Understanding). instruksi kasus termasuk modeling perilaku tentang apa itu kompetensi dan bagaimana penerapan kompetensi tersebut. 3. Pengkajian (Assessment). umpan balik kepada peserta tentang berapa banyak kompetensi yang dimiliki peserta (membandingkan skor peserta). Cara ini dapat memotivasi peserta mempelajari kompetensi sehingga mereka sadar adanya hubungan antara kinerja yang aktual dan kinerja yang ideal. 4. Umpan
balik
(Feedback).
suatu
latihan
dimana
peserta
dapat
mempraktekkan kompetensi dan memperoleh umpan balik bagaimana peserta dapat melaksanakan pekerjaan tertentu dibanding dengan seseorang yang berkinerja tinggi.
5. Permohonan kerja (Job Application) agar dapat menggunakan kompetensi didalam kehidupan nyata. Kompetensi pegawai sangat diperlukan setiap organisasi terutama untuk meningkatkan kinerja. Manfaat kompetensi adalah : 1. Prediktor kesuksesan kerja. Model kompetensi yang akurat akan dapat menentukan dengan tepat pengetahuan serta keterampilan apa saja yang dibutuhkan
untuk
berhasil
dalam
seseorang
pemegang
posisi
mampu
suatu memiliki
pekerjaan.
Apabila
kompetensi
yang
dipersyaratkan pada posisinya maka ia dapat diprediksikan akan sukses. 2. Merekrut karyawan yang andal. Apabila telah berhasil ditentukan kompetensi- kopentensi apa saja yang diperlukan suatu posisi tertentu, maka
dengan mudah dapat dijadikan kriteria dasar dalam rekrutmen
karyawan baru 3. Dasar penilaian dan pengembangan karyawan. Indentifikasi kompetensi pekerjaan yang akurat juga dapat dipakai sebagai tolak ukur kemampuan seseorang. Dengan demikian, berdasarkan sistem kompetensi ini dapat diketahui apakah seseorang telah bagaimana mengembangkannya, dengan pelatihan dan pembinaan atau perlu dimutasikan kebagian lain. Pentingnya kompetensi dalam mendorong suatu organisasi mencapai posisi kompetitif juga ditekankan bahwa suatu organisasi perlu memperhatikan keberhasilannya di masa depan sebagai persiapan untuk pengembangan dan kerjasama. Menurutnya kompetensi seseorang dapat ditunjukkan dalam bentuk
kemampuan individu untuk menerapkan pengetahuan ke dalam bentuk tindakan Dalam penerapan kompetensi ini, tentunya tiap organisasi memiliki perspektif berbeda berdasarkan nilai strategisnya bagi organisasi bersangkutan. Karakteristik individu mencakup pengetahuan teknis dan keterampilan (knowledge technical and skills) kinerja, serta kompetensi penyumbang individu. Menurut Mathis and Jackson (2002:99) : “Kompetensi keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang dimiliki manusia. Kompetensi pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya dengan program pelatihan untuk meningkatkan tingkat kemampuan sumber daya manusia.” Oleh karena itu, kompetensi dalam penelitian ini dibatasi kedalam dua variabel yakni pengetahuan dan keterampilan kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Palan (2007:12) bahwa ada dua unsur kompetensi yang menonjol yakni pengetahuan dan keahlian atau keterampilan. Kedua kompetensi ini biasanya mudah untuk dikembangkan dan tidak memerlukan biaya pelatihan yang besar untuk menguasainya sedangkan kompetensi konsep diri, karakteristik pribadi dan motif sifatnya tersembunyi dan karena itu lebih sulit untuk dikembangkan atau dinilai. 2.1.2. Landasan Teori Kepercayaan Kepercayaan (trust) merupakan pondasi dari suatu hubungan. Suatu hubungan antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak
lain, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Di dunia ekonomi, kepercayaan telah dipertimbangkan sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual dan pembeli agar kepercayaan konsumen dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Kepercayaan adalah perilaku individu, yang mengharapkan seseorang agar
memberi manfaat positif. Adanya kepercayaan karena individu yang
dipercaya dapat memberi manfaat dan melakukan apa yang diinginkan oleh individu yang memberikan kepercayaan. Sehingga, kepercayaan menjadi dasar bagi kedua pihak untuk melakukan kerjasama. Menurut Kusmayadi (2007:158) : “Kepercayaan adalah suatu keyakinan bahwa seseorang akan menemukan apa yang diiinginkan pada mitra pertukaran. Kepercayaan melibatkan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang pada umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya. “ Menurut
Kusmayadi
(2007:159)
beberapa
elemen
penting dari
kepercayaan adalah 1. Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan di masa lalu, watak yang diharapkan dari mitra dapat dipercaya. 2. Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko. 3. Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri mitra. Membangun kepercayaan pada orang lain merupakan hal yang tidak mudah. Kepercayaan terbentuk melalui rangkaian perilaku antara orang yang memberikan kepercayaan dan orang yang dipercayakan tersebut. Kepercayaan muncul dari pengalaman dua pihak yang sebelumnya bekerja sama atau berkolaborasi dalam sebuah kegiatan atau organisasi. Pengalaman ini
memberikan kesan positif bagi kedua pihak sehingga mereka saling mempercayai dan tidak berkhianat, yang dengan itu dapat merusak komitmen. Dari sudut pandang pemasaran, hal ini menyatakan bahwa perkembangan kepercayaan dan khususnya keyakinan seharusnya menjadi komponen fundamental dari strategi pemasaran yang ditujukan untuk mengarah pada penciptaan hubungan nasabah sejati. Nasabah harus mampu merasakan bahwa dia dapat mengandalkan perusahaan, bahwa perusahaan dapat dipercaya. Akan tetapi untuk membangun kepercayaan membutuhkan waktu lama dan hanya dapat berkembang setelah pertemuan yang berulangkali dengan nasabah. Lebih penting, kepercayaan berkembang setelah seorang individu mengambil risiko dalam berhubungan dengan mitranya. Hal ini menunjukkan bahwa membangun hubungan yang dapat dipercaya. akan lebih mungkin terjadi dalam sektor industri tertentu – terutama yang melibatkan pengambilan risiko oleh pelanggan dalam jangka pendek atau membutuhkan obligasi jangka panjang. Peppers and Rogers (dikutip oleh Wijaya dan Thio 2007:69) menyatakan bahwa kepercayaan adalah suatu keyakinan yang mengandung komponenkomponen kepercayaan sebagai berikut : 1.
Kredibilitas. Kredibilitas berarti bahwa karyawan jujur dan kata-katanya dapat dipercaya. Kredibilitas harus dilakukan dengan kata-kata, “ saya dapat mempercayai apa yang dikatakannya mengenai ….” bentuk lain yang berhubungan adalah believability dan truthfulness.
2.
Reliabilitas. Reliabilitas berarti sesuatu yang bersifat reliable atau dapat dihandalkan. Ini berari berhubungan dengan kualitas individu atau organisasi. Realibilitas harus dilakukan dengan tindakan “ saya dapat memepercayai tindakan yang akan dilakukanya.”
3.
Intimacy. Kata yang berhubungan adalah integritas yang berarti karyawan memiliki kualitas sebagai karyawan yang memiliki prinsip moral yang kuat. Integritas menunjukkan adanya internal consistency, ada kesesuaian antara apa yang dikatakan dan dilakukan, ada konsistensi antara pikiran dan tindakan. Apabila
pelanggan
mempercayai
perusahaan,
perusahaan
akan
mendapatkan keuntungan. Karena dengan pelanggan percaya kepada perusahaan, maka pelanggan akan lebih loyal kepada perusahaan. Meskipun banyak perusahaan pesaing, apabila pelanggan sudah percaya terhadap suatu perusahaan, maka pelanggan akan tetap setia kepada perusahaan. Tetapi apabila perusahaan mencoba untuk mendapatkan laba dengan menggunakan kepercayaan sebagai self-serving tactic, ini tidak akan terjadi. Perusahaan secara nyata harus memperhatikan hal ini karena pelanggan dapat melihat perbedaan tersebut. Kepercayaan merupakan hal penting bagi kesuksesan relationship. Benefit relationhip yang didasarkan pada kepercayaan adalah signifikan dan menggambarkan hal - hal berikut : 1.
Cooperation. Kepercayaan dapat meredakan perasaaan ketidakpastian dan resiko. Dengan meningkatnya tingkat kepercayaan, anggota belajar bahwa
kerjasama memberikan hasil yang melebihi hasil yang lebih banyak dibandingkan apabila dikerjakan sendiri. 2.
Komitmen. Komitmen merupakan komponen yang dapat membangun relationship dan merupakan hal yang mudah hilang yang akan dibentuk hanya dengan pihak – pihak yang saling percaya.
3.
Relationship duration. Kepercayaan mendorong anggota relationship bekerja untuk menghasilkan relationship dan untuk menahan godaan untuk tidak mengutamakan hasil jangka pendek dan atau bertindak secara oportunis. Kepercayaan dari penjual secara positif dihubungkan dengan kemungkinan bahwa pembeli akan terlibat dalam bisnis pada masa yang akan datang, oleh karena itu memberikan kontribusi untuk meningkatkan durasi relationship.
4.
Kualitas. Pihak yang percaya lebih mungkin untuk menerima dan menggunakan informasi dari pihak yang dipercaya, dan pada gilirannya menghasilkan benefit yang lebih besar dari informasi tersebut. Akhirnya, adanya kepercayaan memungkinkan perselisihan atau konflik dapat di pecahkan dengan efisien dan damai.
2.1.3. Landasan Teori Pertumbuhan Perusahaan Menurut Taswan (2003:102) : “Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset diamana pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang akan datang.”
Sedangkan menurut Saidi (2004:90) : “Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya.” Jadi, dapat disimpulkan pertumbuhan perusahaan merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu tahun) atau dengan kata lain pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaan karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara tetatur. Oleh karena itu mendorong perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan tinggi untuk lebih mengandalkan pendanaan yang bersumber pada hutang. Hal ini sesuai dengan teori pecking order oleh Mahmud (2004:209) : “Menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk mengunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir.Semakin besar pertumbuhan perusahaan akan semakin besar dana yang dibutuhkan dan semakin besar pula hutang yang digunakan. “
Dalam hal kaitannya dengan pertumbuhan perusahaan. Ada ukuran perusahaan untuk mengukur pertumbuhan suatu perusahaan. Menurut Riyanto (1995:89) “Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan.” Disini yang dimaksud dengan ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva. Semakin besar total aktiva maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin besar modal yang ditanam. Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin
besar
ukuran
suatu
perusahaan,
maka
kecenderungan
menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi. Sebagaimana menurut Smith (1996) dalam Mulianti (2009:258) : “Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti fleksibilitas bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek juga lebih besar daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar juga lebih dipercaya oleh kreditur karena semakin besar ukuran perusahaan akan lebih transparan dalam mengungkapkan kinerja keuangannya. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar merupakan sinyal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Selain itu, Perusahaan besar memiliki keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga kebutuhan hutang perusahaan yang besar akan lebih tinggi dari perusahaan kecil.”
2.2. Kerangka Pemikiran Perekonomian merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan ini. Baik dari golongan bawah, menengah maupun atas semua dipengaruhi oleh hal yang namanya ekonomi. Banyak orang yang setelah lulus sekolah ingin lulus dengan baik dan memiliki kompetensi dalam suatu bidang yang diharapkan nanti dapat bekerja dalam suatu perusahaan yang besar dan mendapatkan penghasilan yang cukup besar untuk membiayai hidupnya. Akan tetapi, seiring dengan kemajuan zaman yang semakin berkompetensi, baik dalam hal kemampuan, pengetahuan maupun tekhnologi, sekarang masyarakat dihadapkan pada suatu hal persaingan dimana setiap orang harus memiliki kompetensi yang lebih dibanding yang lainnya agar mereka dapat mendapatkan apa yang mereka ingin raih. Untuk itu, mengasah kemampuan inidividual masing – masing dalam persaingan ekonomi di era global ini menjadi sangat penting karena hanya orang – orang yang berkompeten yang mampu memenangkan persaingan dengan yang lain. Menurut Untung Sriwidodo (2010:238) mengatakan : “Bahwa indikator dari kompetensi pegawai yang baik adalah mampu menjalankan tugas sesuai standar pekerjaan, memiliki pengetahuan yang luas, mampu menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, mampu menyusun laporan dengan akurat dan sistematis, memiliki kemampuan menguasai emosinya dengan baik.“ Hal ini sangat berkaitan erat dimana kompetensi pegawai yang baik sangat mempengaruhi terhadap seberapa besar pertumbuhan perusahan yang akan dicapai.
Tidak lepas dari itu, untuk mencapai kemajuan dalam pertumbuhan perusahaan dibutuhkan kepercayaan dari masyarakat yang tinggi agar perusahaan dapat berkembang lebih besar dan lebih dekat dengan masyarakat. Untuk mengatas hal ini, maka perusahaan perlu kepercayaan dari masyarakat dalam meningkatkan kualitas baik dari segi pelayanan maupun penjualan demi tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Doney dan Cannon (dikutip oleh Kusmayadi 2007:197) mengatakan : “indikator kepercayaan
masyarakat
yaitu kehandalan,
kejujuran,
dan
kepedulian.” Dalam hal pertumbuhan perusahaan , ini merupakan impian yang dimiliki setiap perusahaan yang berdiri. Dimana diharapkan perusahaan yang mereka kelola dapat tumbuh berkembang semakin besar dan mendapatkan laba yang terus meningkat begitupun dengan Koperasi - Koperasi BMT di Wilayah Kota Tasikmalaya. Akan tetapi, dalam mencapai harapan tersebut, perusahaan dihadapkan dengan permasalahan yaitu kompetensi pegawai yang masih harus dikembangkan dan kepercayaan dari masyarakat yang masih kurang dimana ke dua masalah ini harus segera diselesaikan demi tercapainya pertumbuhan perusahaan yang semakin baik. Pertumbuhan perusahaan merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu tahun) atau dengan kata lain pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size.”
Disinilah kompetensi yang dimiliki pegawai dan kepercayaan dari masyarakat akan berpengaruh terhadap maju mundurnya sebuah perusahaan yang sedang berdiri.
Kompetensi Pegawai dengan indikatornya kemampuan dalam menjalankan tugas, keterampilan dan pengetahuan dalam bekerja. Kepercayaan Masyarakat dengan berbagai indikatornya yaitu menjaga hubungan dengan perusahaan, terbuka dalam komunikasi, loyalitas terhadap perusahan.
Pertumbuhan Perusahaan dengan indikatornya, peningkatan kinerja perusahan yang baik, volume penjualan meningkat dan laba yang semakin meningkat.
Gambar 1.1 Hubungan Kompetensi Pegawai dan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pertumbuhan Perusahaan. 2.3. Hipotesis Menurut Suharsimi, 2010:109) : “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat
pengaruh
kompetensi
pegawai
secara
parsial
terhadap
pertumbuhan perusahaan. 2. Terdapat pengaruh kepercayaan masyarakat secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan. 3. Terdapat pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan terhadap pertumbuhan perusahaan.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian Objek Penelitian ini adalah kompetensi pegawai, kepercayaan masyarakat dan pertumbuhan perusahaan pada Koperasi – Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya. Penelitian pada Koperasi – Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya ini dilakukan karena ingin mengetahui secara pasti di lapangan seberapa besar pengaruh dari kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat terhadap pertumbuhan perusahaan yang nantinya data ini juga diharapkan oleh pihak PUSKOPSYAH dimana sebagai pusat koperasi syariah yang beralamat di Jl. Indihiang Kota Tasikmalaya dapat di jadikan sebagai salah satu acuan demi tercapainya kemajuan perusahaan yang lebih baik di masa yang akan datang. 3.1.1. Sejarah Singkat Koperasi BMT di KotaTasikmalaya. Koperasi Syariah BMT merupakan sebuah lembaga keuangan yang terbentuk karena dorongan keinginan untuk memajukan ekonomi masyrakat sekitar. Pembinaan dan Pengembangan KBMT/Koperasi Pola Syariah khususnya
di
Tasikmalaya
harus
berjalan
secara
komprehensif
dan
berkesinambungan. Selain mendapatkan pembinaan dari dinas terkait, KBMT/Koperasi Pola Syariah di Tasikmalaya memiliki wadah yang menghimpun KBMT/Koperasi Pola Syariah di Tasikmalaya sehingga keberadaannya lebih memiliki kekuatan
daya tawar terutama dalam hunting fund baik dari lembaga keuangan Bank maupun Non Bank. Atas dasar uraian tersebut di atas dan sejalan dengan UU No. 25 tahun 1992 Bahwa KBMT/Koperasi Pola Syariah sebagai Koperasi Primer dapat membentuk wadah Koperasi Skunder dan ditindaklanjuti dengan hasil musyawarah pada tanggal 15 Mei 2009 bertempat di Kantor PINBUK Tasikmalaya, sepakat untuk membentuk Koperasi Skunder yang diberi nama ”PUSKOPSYAH BMT” Tasikmalaya dan berdirilah Koperasi – Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya dengan yang sampai dengan tahun 2015 ini telah berdiri 8 Koperasi BMT. 3.1.2. Produk Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya menyediakan layanan yang dapat diakses oleh nasabah. Produk Layanan Tersebut diantaranya: 3.1.2.1.
SIMPANAN Simpanan Umum , yaitu simpanan umum dimana nasabah dapat
melakukan setor dan tarik tunai kapan saja saat kas di kantor Koperasi BMT Kota Tasikmalaya yang dimana nasabah dapat keuntungan sesuai prinsip syari’ah berdasarkan besarnya keuntungan dari penyaluran dana ke sentra usaha. 3.1.2.2. 1.
PEMBIAYAAN
Pembiayaan Modal Kerja (Mudharabah), yaitu adalah bentuk kerjasama antara BMT dan anggota dimana BMT (shahibul maal) menyediakan
seluruh (100%) modal, sedangkan anggota menjadi pengelola (mudharib) dengan pembagian hasil sesuai kesepakatan. 2.
Pembiayaan Jual Beli (Murabahah), yaitu akad jual beli antara BMT dan anggota, dimana BMT membeli barang yang dibutuhkan oleh anggota dan menjualnya kepada anggota sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang
3.1.2.3.
disepakati.
PEMBAYARAN
1. Listrik 2. Telepon 3. Kartu Kredit 4. Asuransi 5. Isi Ulang Pulsa
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Koperasi BMT
3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Menurut Ferdinand dalam Danang (2009:95) : “Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kebenaran atau fakta, yang dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data secara teliti, jelas, serta sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan atau dapat diuji kebenarannya.” Untuk itu dalam proses penelitian perlu menggunakan metode yang biasa disebut metode penelitian. Pada bab ini akan dideskripsikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian dalam penulisan skripsi ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2011:175) : “Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupunsuatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.”
3.2.2. Operasionalisasi Variabel Variabel penelitian adalah ubahan yang memiliki variasi nilai. Ubahan disini ialah konsep abstrak yang telah diubah dengan menyebutkan dimensi tertentu yang dapat diukur. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu: 1. Variabel Terikat ( Dependent Variabel ) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi varibel terikat adalah pertumbuhan perusahaan (Y).
2. Variabel Bebas ( Independent Variabel ) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik itu secara positif atau negatif, serta sifatnya dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas ialah kompetensi kerja (X1), dan kepercayaan masyarakat (X2). 3.2.3. Definisi Operasionalisasi Variabel Definisi operasional variabel memperlihatkan gambaran variabel-variabel yang akan diteliti oleh peneliti. Variabel-variabel itu terdiri dari variabel beas yaitu kompetensi karyawan dan kepercayaan masyarakat dan variabel terikat yaitu pertumbuhan perusahaan. Berikut ini disajikan datanya secara lengkap. Tabel 2.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel Kompetensi Pegawai X1
Definisi Variabel
Skala
Menurut Becker and Ulrich dalam Suparno (2005:24), Competency is aspect to an individual’s knowledge, skill, self concept, motivation, ability or personality characteristics that directly influence job performance. Artinya, kompetensi adalah aspek-aspek pengetahuan, keterampilan (keahlian), konsep diri, motivasi dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja
Ordinal
Indikator -
Pengetahuan Keterampilan Konsep Diri Motivasi Faktor Bawaaan
Variabel
Definisi Variabel
Skala
Kepercayaan
Menurut Peppers and Rogers (dikutip oleh Wijaya dan Thio 2007:69) menyatakan bahwa kepercayaan adalah suatu keyakinan yang mengandung komponen-komponen kepercayaan sebagai berikut : kredibilitas, realibilitas dan intimacy.
Ordinal
-
Kredibilitas Realibilitas Intimacy
Menurut Taswan (2003:102), Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang.
Ordinal
-
Pertumbuhan asset
X2
Pertumbuhan Perusahaan Y
Indikator
3.2.4. Paradigma Penelitian Untuk mengetahui gambaran umum mengenai pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat terhadap pertumbuhan perusahaan disajikan paradigma penelitian berdasarkan kerangka pemikiran sebagai berikut : Kompetensi Pegawai (X1)
Pertumbuhan Perusahaan (Y)
Kepercayaan Masyarakat (X2) Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2007:235) : “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah dari Koperasi BMT Kota Tasikmalaya.
Elis Nuraisyah
Anwar Sidik
Enin Tursini
Jl. Bantar No. 3
Pasar Induk Cikurubuk
H.
Wira Mandiri
Al – Ittihad
Mitra Kita
Al - Bina
Mitra Muamalat
4.
5.
6.
7.
8.
Jumlah
Ade Komaludin
Jl. Siliwangi No. 24
An - Nahl
3.
Jl. Rumah Sakit No. 9
Jl. Cipedes I No. 15
Jl. Ir. Djuanda
Teguh Heri Widodo
HZ. Jl. Mustofa No.190
Al – Muawanah
2.
518/Kep.539DiskopUKM/20 06 518/Kep.177.Di skpUMKM Perindag/2009
Yan Hardiana
518/Kep.106DissopUKM/20 07
224/BH/KWK.1 0.15/XII/1994
480/BH/PAD/K DK.10/15/IX/19 99
07/BH/KDP/III/ 2002
55/PEND/KUK M/IV/2008
114/BH/KDK10.15/II/1999
Legalitas
Dudung Durahman
Iwan Gunawan
Cibeuti Jl. No. 68
Al - Hidayah
Manajer
1.
Alamat
Nama BMT
No.
Rp. 93.000.000
Rp. 10.000.000
Rp. 18.000.000
Rp. 10.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 6000.000
Rp. 8.000.000
Rp. 15.000.000,0 0
Rp.12.000.00 0,00
Modal Awal
24
3
3
3
5
3
3
-
4
Jumlah Pengurus
15
-
-
3
3
3
3
-
3
Jumlah Pengawas
33
3
3
3
4
4
4
6
6
Jumlah Pengelola
Tabel 3.1. Struktur BMT di Kota Tasikmalaya
9.119
85
1.034
102
1.432
429
1.650
1.997
2.390
N ( Populasi )
Rp. 30.167.472.068
Rp. 273.086.241,00
Rp. 535.472.271,00
Rp. 234.232.400,00
Rp. 5.289.855.517,00
Rp. 3.057.057.250,00
Rp. 761.262.565,00
Rp. 700.725.236,00
Rp. 19.315.980.588,0 0
Total Asset
384
4
43
4
61
18
69
84
101
n( Sa mpe l)
Jumlah populasi dari Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya adalah 9119 nasabah. Ini diambil dari perhitungan sebagai berikut sesuai dengan data diatas. N = Jumlah Nasabah BMT no.1 + Jumlah Nasabah BMT no.2 + Jumlah Nasabah BMT no.3 + Jumlah Nasabah BMT no.4 + Jumlah Nasabah BMT no.5 + Jumlah Nasabah BMT no.6 + Jumlah Nasabah BMT no.7 + Jumlah Nasabah BMT no.8 N = 2390 + 1997 + 1650 + 429 + 1432 + 102 + 1034 + 85 N = 9119 3.3.1 Sampel Menurut Sugiyono (2007:220) : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. “Sampel yang diambil dari populasi harus dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah salah satu teknik dari non probability sampling
yaitu
teknik
pengambilan
sampel
yang
tidak
memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi. Jenis sampel ini adalah Judgment sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian : a). Para nasabah dari Koperasi BMT Kota Tasikmalaya. Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006:139) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel : 1.
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian
2.
Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 adalah tepat
3.
Tingkat kesalahan atau error dalam penelitian sosial adalah 5% Tekhnik dalam pengabilan sampel ini adalah menggunaka rumus solvin.
Dimana rumus tersebut adalah
n = 9119 x 0,0025 +1 = 23,79 → 23,8
n = 383,15
384 sampel
Keterangan : N = Populasi n = Sampel e = Tingkat kesalahan ( error ) Jadi, jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 384 nasabah. Proporsi sampel yang diambil tiap Koperasi BMT adalah sebagai berikut 1.
101 sampel (Al-Hidayah)
2.
x 383 = 83,449
84 sampel (Al-Muawanah)
3.
x 383 = 68,94
69 sampel (An-Nahl)
4.
x 383 = 18,001
18 sampel(Wira Mandiri)
5.
x 383 = 60.31
61 sampel (Al-Ittihad)
6.
x 383 = 4,213
4 sampel (Mitra Kita)
7.
x 383 = 42, 513
43 sampel (Al-Bina)
8.
x 383 = 3.447
4 sampel +(Mita Muamalat) 384 sampel
3.4. Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis : 1. Data Primer Menurut Sugiyono (2007:281) : “Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang disebarkan kepada para nasabah Koperasi BMT Kota Tasikmalaya. 2. Data Sekunder Menurut Uma Sekaran (2006:162) : “Data yang diperoleh secara tidak langsung, mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada diluar responden.” Data sekunder dalam penelitian ini : a. Melalui pustaka teori, yakni dari buku-buku yang ada kaitannya dengan variabel penelitian, dan masalah yang diteliti. b. Melalui pustaka hasil penemuan, yaitu dari skripsi, tesis, artikel jurnal-jurnal dan internet.
3.5. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian untuk mengumpulkan data yaitu : 1. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung secara sistematis mengenai apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. 2. Kuesioner Kuesioner (angket) ialah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data, baik yang dilakukan melalui bertatap muka. 3. Studi Pustaka Metode pencarian informasi dari buku-buku yang relevan dan sumber – sumber lain yang membahas masalah dalam penelitian ini. 4. Wawancara Mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada responden untuk memperoleh informasi yang berguna bagi penelitian. Metode pengolahan data yaitu sebagai berikut : a.
Pengeditan Pengeditan adalah proses yang bertujuan agar data yang dikumpulkan dapat memberikan kejelasan, mudah dibaca, konsisten, dan lengkap.
b.
Pemberian Kode
Pemberian kode merupakan suatu cara untuk memberikan kode tertentu terhadap berbagai macam jawaban kuesioner untuk dikelompokkkan pada kategori yang sama. c.
Proses Pemberian Skor Setiap pilihan jawaban responden diberi skor nilai atau bobot yang disusun secara bertingkat berdasarkan skala Likert. Untuk angket Kompetensi kerja, lingkungan kerja fisk, dan pertumbuhan perusahaan skor yang diberikan adalah sebagai berikut : 1) A = 5 2) B = 4 3) C = 3 4) D = 2 5) E = 1
3.6. Metode Analisis Data 3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian. Penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. (Indriantoro dan Bambang Supomo (1999:59) menyatakan :
“Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden.”
3.6.2 Uji Methode of Successive Interval Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval” Hays dalam Umi Narimawati (2010:47). Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi. Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut: a) Ambil data ordinal hasil kuesioner b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori
jawaban
dan hitung proporsi kumulatifnya c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal. d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal. e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval Dimana: Means of Interval = Rata-Rata Interval Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah 3.6.3.
Uji Kualitas Data
3.6.3.1 Uji Validitas Tujuan pengukuran validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya yaitu agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut. Menurut Imam Ghozali (2006:75) : “Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sah / valid tidaknya suatu kuisioner, suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur.” Adapun caranya adalah dengan menghubungkan atau mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masingmasing item pertanyaan dengan skor total individu. Uji validitas dianalisis dengan cara membandingkan nilai r hitung (pada kolom Correlated Item-Total Correlation) dengan r tabel (df = n-k). Jika r hitung > r tabel maka dinyatakan valid, dan jika r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas tiap item pertanyaan dilakukan dengan menghitung korelasi pearson product moment antara skor item dengan skor total.
3.6.3.2 Uji Reliabilitas
Tujuan dari reabilitas adalah untuk mengetahui atau menunjukkan keteraturan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda.
Menurut Imam Ghozali (2006:81) : “Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel, jika nilai Cronbach Alpha > 0,60.” 3.6.4.
Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.6.4.1 Analisis Regresi Berganda Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen. Dalam analisis ini teknik mencari regresi berganda dengan menggunakan out put program SPSS (statistical package for social sciences) pada tabel coefficients.
3.6.4.2 Analisis Koefesien Determinasi ( R2) Menurut Sugiyono (2007:290) : “Koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (r2). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam persentase.” Rumus yang digunakan adalah:
Kd = r2 x 100% Keterangan: Kd = koefisien determinasi r2 = koefisien korelasi dikuadratkan Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan proporsi variabel terikat yang mampu dijelaskan oleh variasi variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < R2 < 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat.
3.6.4.3 Pengujian Hipotesis 3.6.4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan Pengujian secara simultan dilakukan dengan Uji - F yang membandingkan antara variasi variabel dependen yang dijelaskan didalam model dengan variasi yang dijelaskan oleh variabel diluar model. Menurut Mudrajad Kuncoro (2001:138) : “Mengatakan bahwa uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.” Perhitungan data menggunakan program SPSS. Menentukan derajat kepercayaan 95% (α = 0.05). Dengan Pengujian Hipotesis :
1.
H0 = 0 : Kompetensi pegawai dan Kepercayaan masyarakat secara simultan tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan perusahaan. H1 ≠ 0 : Kompetensi pegawai dan Kepercayaan masyarakat secara simultan berpengaruh terhadap Pertumbuhan perusahaan.
Menentukan tingkat signifikansi (α), 5%
2.
Kekeliruan (α) adalah peluang menolak H0 yang seharusnya diterima, atau disebut juga dengan taraf signifikansi. Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5%. 3.
Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan H0, yakni dengan melihat : a. Terima H0 jika Fh ≤ Ft Terima Ha jika Fh ≥ Ft. Atau dengan melihat kriteria nilai signifikan : b. Jika probabilitas sig < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Jika probabilitas sig > 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak.
3.6.4.3.2Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji hipotesis dilakukan dengan uji statistik t yang bertujuan untuk mengetahui
apakah
masing-masing
variabel
independen
secara
parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis Nol
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara signifikan terdapat hubungan dengan variabel tidak bebas dilakukan uji t-statistik dengan melakukan hipotesis sebagai berikut: a. Kompetensi Kerja H0 : = 0 : kompetensi pegawai secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. H1 : > 0 : kompetensi pegawai secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. b. Kepercayaan masyarakat. H0 : = 0 : kepercayaan masyarakat secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. H1 : > 0 : kepercayaan masyarakat secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. 2. Menentukan Tingkat Signifikansi Kekeliruan (α) adalah peluang menolak H0 yang seharusnya diterima, atau disebut juga dengan taraf signifikansi. Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5% (0,05). 3. Jika probabilitas sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika probabilitas sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima.
Uji signifikan parameter individual (uji statistik t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini bisa dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing variabel. Apabila p-
value < 5% maka hipotesis diterima dan apabila p-value > 5% maka hipotesis ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai kompetensi karyawan Koperasi BMT di Tasikmalaya, kepercayaan masyarakat terhadap Koperasi BMT di Tasikmalaya yang dilihat pengaruhnya terhadap perkembangan perusahaan tersebut. Seluruh Koperasi BMT yang berada di Tasikmalaya dijadikan populasi sedangkan sampelnya mengambil beberapa nasabah yang aktif di BMT tersebut. Berikut ini dijelaskan mengenai pembahasannya: 4.1.1
Kompetensi Pegawai Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya Kompetensi pegawai merupakan bagian terpenting yang harus menjadi
perhatian setiap instansi perusahaan. Hal ini dikarenakan kopetensi pegawai memegang peranan penting dalam keberlangsungan perusahaan tersebut.
Kompetensi pegawai diharapakan dapat memberikan layanan terbaik kepada nasabahnya, sehingga nasabah tidak berpindah kepada perusahaan lain. Hal ini berlaku juga di perusahaan Koperasi BMT di Tasikmalaya.
Tabel 4.1 Data Pendidikan Karyawan dan Pengelola Koperasi Syariah BMT Kota Tasikmalaya No
Nama BMT
SMA
S1
S2
S3
1 2 3 4 5 6
Al – Hidayah Wira Mandiri Al – Itihad An – Nahl Al – Bina Al – Muawanah Mitra Kita Mitra Muamalat
7/1/1 4/3/-/2 4/-
3/3 5/2 2/3 -/3 3/1 2/3
-
-
3/-
3/3 3/-
-
-
7 8
Jumlah Jumlah Karyawan Pengurus 7 3 6 3 6 3 3 3 3 3 6 3 3 3
3 3
Kompetensi pegawai yang dimiliki oleh tiap BMT terus ditingkatkan melalui program-program yang dilakukan oleh pihak BMT sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengrusu BMT langkah yang dilaukan terhadap karyawan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan hak-hak karyawan dengan baik Pengurus dalam hal ini selalu memberikan hak karyawan dengan baik, karena di samping pihak BMT menagih kewajiban maka hak-hak terhadap karywan pun
perlu diberikan secara penuh. Salah satu yang terpenting adalah memberikan gaji sesuai dengan kesepakatan yang diberikan selalu tepat waktu. Selain itu ada bebera BMT yang memberikan asuransi kesehatan kepada seluruh karyawannya. Dengan pemberian hak yang dengan baik karyawan merasa semangat untuk lebih giat lagi bekerja. 2. Pengurus menerapkan penilaian kinerja yang efektif Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap karyawan adalah adanya mekanisme penilaian kinerja sesuai dengan standar perusahaan, dengan adanya penilaian kinerja yang sesuai dengan prosedur maka tidak ada karyawan ayng merasa di rugikan atas penilaian tersebut. 3. Menerapkan jenjang karir yang jelas Selain hak karyawan dan penilaian kerja yang efektif, menerapkan jenajang karier yang jelas dapat juga meningkatkan keloyalan terhadap perusahaannya. Jenjang karier yang jelas ini akan meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja dengan baik sehingga dia bisa fokus untuk bekerja. 4. Memberikan bonus Aspek yang tidak kalah penting adalah memberikan bonus terhadap karyawan yang memiliki prestasi yang baik. Hampir semua BMT memberikan bonus baik merupakan penghargaan secara benda maupun materil kepada karyawan yang memiliki loyalitas yang baik sehingga kinerja karyawan dapat lebih ditingkatkan 5. Memberikan atau mengikutsertakan pelatihan kepada karyawan Salah satu aspek yang dapat menunjang peningkatan kompetensi karyawan adalah memberikan atau mengikutsertakan beberapa staf untuk mengikuti
pelatihan mengenai pengelolaan keuangan secara syariah. Sehingga peahaman karyawan dapat lebih baik ketika mereka sudah melaksanakan pelatiahan tersebut. Hasil rekapitulasi dari kusioner dapat dilihat sebagai berikut: Untuk mengetahui hasil dari tanggapan nasabah mengeani kompetensi pegawai BMT Kota Tasikalaya dapat dilihat dari hasil jawaban nasabah melalui penyebaran kusioner, yang terdiri dari 8 pernyataan. Daftar pernyataan tersebut disebarkan kepada 384 nasabah. Kusioner tersebut telah diuji dengan menggunakan uji valididtas dan reliabilitas dengan hasil valid dan reliable. Untuk mengetahui nilai setiap indikator dari Kompetensi Pegawai BMT Kota Tasikmalaya, maka dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi setiap indikator Kompetensi Pegawai : 384 x 5 = 1920 Nilai terendah setiap indikator Kompetensi Pegawai : 384 x 1 = 384 Jumlah kriteria pernyataan: 5
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Kriteria Pernyataan
1920 384 1536 307 5 5
Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Kompetensi Pegawai
384 691 998 1305 1612
Nilai - 690 - 997 - 1304 - 1611 - 1918
Klasifikasi Penilaian Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kusioner yang disebarkan kepada 384 orang nasabah BMT Kota Tasikmalaya diperoleh hasil mengenai kompetensi pegawai BMT Kota Tasikmalaya. Secara lengkap hasil hasil analisa tanggapan nasabah mengenai kompetensi pegawai dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.2 Tanggapan responden mengenai “Apakah nasabah merasa nyaman dengan pelayanan pegawai selama di kantor” Alternatif Jawaban SN N KN TN STN Jumlah Skor
Jumlah 110 147 93 29 5 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 550 588 279 58 5 1480
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1480. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik yang berarti bahwa nasabah merasa nyaman dengan pelayanan pegawai. Tabel 5.3 Tanggapan mengenai”Apabila ada keluhan nasabah terkait dengan perusahaan, apakah dapat teratasi dengan baik sehingga menimbulkan kenyamanan anda menjadi nasabah perusahaan” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 116 150 95 22 1 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 580 600 285 44 1 1510
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1510. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik yang berarti bahwa keluhan nasabah dapat teratasi dengan baik sehingga menimbulkan kenyamanan menjadi nasabah di perusahaan tersebut. Tabel 5.4 Tanggapan mengenai “Apakah respon pegawai terhadap nasabah cukup baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 108 127 126 20 3 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 540 508 378 40 3 1469
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1469. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik yang berarti bahwa respon pegawai terhadap nasabah baik. Tabel 5.5 Tanggapan mengenai “Bagaimana karakter pegawai selama bekerja di kantor” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 107 147 111 18 1 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 535 588 333 36 1 1493
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1493. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik yang berarti bahwa karakter pegawai selama di kantor tergolong baik.
Tabel 5.6 Tanggapan mengenai “Bagaimana kesabaran pegawai selama menghadapi masalah dengan nasabah selama bekerja di kantor” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 90 142 122 25 4 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 450 568 366 50 4 1438
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1438. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik yang berarti bahwa pegawai bersikap sabar selama menghadapi masalah dengan nasabah selama bekerja di kantor. Tabel 5.7 Tanggapan mengenai “Bagaimana sikap pegawai terhadap keluhan nasabah dalam hal kaitannya dengan perusahaan” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 93 137 124 27 3 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 465 548 372 54 3 1442
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1442. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik yang berarti bahwa pegawai bersikap baik terhadap nasabah dalam hal kaitanya dengan perusahaan.
Tabel 5.8 Tanggapan mengenai “Apakah pengetahuan pegawai mengenai produk – produk perusahaan cukup baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 75 130 132 41 6 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 375 520 396 82 6 1379
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1379. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik yang berarti bahwa pengetahuan yang dimiliki pegawai mengenai produk – produk perusahaan tergolong baik. Tabel 5.9 Tanggapan mengenai “Apakah keterampilan yang dimiliki pegawai cukup menunjang selama bekerja di kantor” Alternatif Jawaban SM M KM TM STM Jumlah
Jumlah 109 114 126 30 5 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 545 456 378 60 5 1444
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1444. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik yang berarti bahwa keterampilan yang dimiliki pegawai menunjang dengan baik selama di kantor.
Tabel 6.1 Rekapitulasi Kompetensi Pegawai No
Uraian
1.
Apakah nasabah merasa nyaman dengan pelayanan pegawai selama di kantor Apabila ada keluhan nasabah terkait dengan perusahaan, apakah dapat teratasi dengan baik sehingga menimbulkan kenyamanan anda menjadi nasabah perusahaan Apakah respon pegawai terhadap nasabah cukup baik Bagaimana karakter pegawai selama bekerja di kantor Bagaimana kesabaran pegawai selama menghadapi masalah dengan nasabah selama bekerja di kantor Bagaimana sikap pegawai terhadap keluhan nasabah dalam hal kaitannya dengan perusahaan Apakah pengetahuan pegawai mengenai produk – produk perusahaan cukup baik Apakah keterampilan yang dimiliki pegawai cukup menunjang selama bekerja di kantor Total Skor
2.
3. 4. 5.
6.
7.
8.
Skor yang Ditargetkan
Skor yang Dicapai
Kritria
1918
1480
Baik
1918
1510
Baik
1918
1469
Baik
1918
1493
Baik
1918
1438
Baik
1918
1442
Baik
1918
1379
Baik
1918
1444
Baik
15344
11655
Baik
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban nasabah mengenai kompetensi pegawai BMT di Kota Tasikmalaya, kemudian direkap untuk dilihat skor total nasabah sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
: 384 x 8 x 5 = 15360
Nilai terendah secara kseluruhan
: 384 x 8 x 1 = 3072
Jumlah kriteria pernyataan: 5
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Kriteria Pernyataan
15360 3072 12288 2458 5 5
Klasifikasi penilaian untuk indikator kompetensi pegawai BMT Kota Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel 7.1 Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Kompetensi Pegawai Secara Keseluruhan
3072 5530 7988 10446 12904
Nilai -
Klasifikasi Penilaian Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
5529 7987 10445 12903 15361
Nilai kumulatif skor yang diperoleh mengenai kompetensi pegawai adalah sebesar 11655. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kompetensi pegawai BMT di kota Tasikmalaya sudah baik dalam melayanai nasabah yang melaksanakan transaksi di BMT tersebut. 4.1.2
Kepercayaan Masyarakat Terhadap Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya Kepercayaan
masyarakat
terhadap
perusahaan
merupakan
bagian
terpenting dalam berjalannya roda perusahaan tersebut. Setiap perusahaan termasuk BMT selalu memberikan pelayanan-pelayanan yang maksimal agar kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dapat meningkat. Hasil wawancara dengan pengurus didapat usaha-usaha yang dilakukan oleh BMT untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan citra perusahaan dan memberikan perhatian lebih kepada masyarakat mengenai koperasi BMT Beberapa BMT selalu
melakukan
perubahan agar citra perusahaan
dimasyarakat dapat dipandang menjadi lebih baik. Beberapa perusahaan mengadakan workshop mengenai perkoprasian syariah ke daerah-daerah yang ada di Kota Tasikmalaya. 2. Mendekati
masyarakat
sekitar
dengan
memberikan
pelayanan
yang
memuaskan Aspek pelayanan merupakan yang terpenting dalam berjalannya roda perusahaan. Bahkan beberapa tokoh manajemen memberikan poin tertinggi mengenai pelayanan kepada masyarakat. Jika pelayanan baik, maka masyarakat dapat memberitahu kepada masyarakat lain sehingga citra perusahaan dapat terus membaik seiring dengan pelayanan yang diberikan memuaskan 3. Memberikan Kepercayaan kepada nasabah Salah satu hal yang terpenting dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
adalah memberikan kepuasaaan terhadap nasabah.
Kepercayaan tersebut dibuktik dengan memberikan pelayanan yang prima. Hasil wawancara dengan pengurus BMT memberikan gambaran bahwa setiap BMT selalu berusaha untuk memberikan kepercayaan kepada nasabah. 4. Memenuhi harapan nasabah BMT selalu berusaha untuk memnuhi harapan nasabah. Harapan Nasabah bisa terpenuhi jika seluruh komponen baik pengurus maupun staf memberikan yang terbaik bagi nasabah.
5. Memberikan apa yang diinginkan nasabah Terkadang ada beberapa nasabah yang ingin dilayani mengenai fasiitas yang diberikan oleh BMT. Pihak BMT selalu berusaha sekuat mungki memberikan apa yang diinginkan oleh nasabah 6. Menjaga kepercayaan masyarakat yang sudah ada Ketika nasabah sudah ada maka pihak BMT selalu berusaha untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang diberikan. Kepercayaan masyarakat yang ada sebagai bahan pertimbangan untuk menjadikan BMT lebih baik kedepannya 7. Memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menabung Keamanan dalam menabung juga merupakan bagian terpenting dari komitmen BMT terhadap kepercayaan pelanggan. Kalau pelayanan menabung sudah maksimal dan masyarakat puas maka ini akan menjadi investiasi untuk promosi yang berasal dari masyarakat ke masyarakat lagi 8. Memberikan keuntungan kepada nasabah Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan terhadap nasabah adalah memberikan keuntungan kepada nasabah dalan setiap pelayanan yang diberikan. Keuntungan tersebut bisa berbentuk penghargaan dalam bentuk barang ataupun uang Untuk mengetahui hasil dari tanggapan nasabah mengeani kepercayaan masyarakat terhadap BMT Kota Tasikalaya dapat dilihat dari hasil jawaban nasabah melalui penyebaran kusioner, yang terdiri dari 11 pernyataan. Daftar pernyataan tersebut disebarkan kepada 384 nasabah. Kusioner tersebut telah diuji
dengan menggunakan uji valididtas dan reliabilitas dengan hasil valid dan reliable. Untuk mengetahui nilai setiap indikator dari kepercayaan masyarakat BMT Kota Tasikmalaya, maka dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi setiap indikator kepercayaan masyarakat
: 384 x 5 = 1920
Nilai terendah setiap indikator kepercayaan masyarakat
: 384 x 1 = 384
Jumlah kriteria pernyataan: 5
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Kriteria Pernyataan
1920 384 1536 307 5 5
Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 8.1 Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Kepercayaan Masyarakat
384 691 998 1305 1612
Nilai - 690 - 997 - 1304 - 1611 - 1918
Klasifikasi Penilaian Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kusioner yang disebarkan kepada 384 orang nasabah BMT Kota Tasikmalaya diperoleh hasil mengenai kepercayaan masyarakat terhadap BMT Kota Tasikmalaya. Secara lengkap hasil hasil analisa tanggapan nasabah mengenai kompetensi pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8.2 Tanggapan mengenai “Apakah pegawai selalu menepati janji dengan nasabah dengan cukup baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 99 153 109 21 2 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 495 612 327 42 2 1478
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1478. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pegawai selalu menepati janji dengan nasabahnya dengan baik. Tabel 8.3 Tanggapan mengenai “Apakah kejujuran pegawai dalam bekerja selama berhubungan dengan nasabah terjaga dengan baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 89 146 115 28 6 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 445 584 345 56 6 1436
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1436. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa kejujuran pegawai delama berhubungan dengan nasabah terjaga dengan baik.
Tabel 8.4 Tanggapan mengenai “Apakah apa yang dikatakan pegawai mengenai produk perusahaan sesuai dengan yang ada di perusahaan” Alternatif Jawaban SS S KS TS STS Jumlah
Jumlah 96 136 119 32 1 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 480 544 357 64 1 1446
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1446. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa apa yang dikatakan pegawai mengenai produk perusahaan sesuai dengan yang ada di perusahaan. Tabel 8.5 Tanggapan mengenai “Apakah pegawai dapat menyelesaikan pekerjaanya dengan baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 107 130 110 34 3 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 535 520 330 68 3 1456
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1456. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pegawai dapat menyelesaikan pekerjaanya dengan baik di perusahaan.
Tabel 8.6 Tanggapan mengenai “Apakah perusahaan cukup bisa diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh nasabah terkait dengan produk dari perusahaan” Alternatif Jawaban SBD B KB TB STB Jumlah
Jumlah 87 127 133 33 4 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 435 508 399 66 4 1412
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1412. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa perusahaan bisa diandalkan dengan baik dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh nasabah terkait dengan produk dari perusahaan” Tabel 8.7 Tanggapan mengenai “Apakah pegawai memiliki tingkah laku yang cukup baik selama berhubungan dengan nasabah” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 94 122 130 36 2 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 470 488 390 72 2 1422
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1422. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pegawai memiliki tingkah laku yang baik selama berhubungan dengan nasabah.
Tabel 8.8 Tanggapan mengenai “Apakah pegawai pernah berlaku tidak baik saat waktu jatuh tempo pembayaran cicilan nasabah” Alternatif Jawaban STP TK TP P S Jumlah
Jumlah 115 127 115 24 3 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 575 508 345 48 3 1479
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1479. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pegawai selalu bertingkah baik saat waktu jatuh tempo pembayaran cicilan dari nasabah. Tabel 8.9 Tanggapan mengenai “apakah pegawai dapat menjaga sikapnya dengan baik terhadap nasabah” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 109 122 122 29 2 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 545 488 366 58 2 1459
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1459. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pegawai dapat menjaga sikapnya dengan baik terhadap nasabah.
Tabel 8.10 Tanggapan mengenai “Apakah pegawai cukup baik dalam menjalin komunikasi dengan nasabah” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 88 132 128 32 4 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 440 528 384 64 4 1420
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1420. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pegawai bertingkah baik dalam menjalin komunikasi dengan nasabah Tabel 8.11 Tanggapan mengenai “Apakah bahasa pegawai saat berkomunikasi dengan nasabah cukup baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 84 136 121 38 5 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 420 544 363 76 5 1408
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1408. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pegawai berbahasa baik saat berkomunikasi dengan nasabah .
Tabel 8.12 Tanggapan mengenai “Apakah dalam berkomunikasi terkadang ada bahasa yang tidak sengaja diucapkan kurang enak kepada nasabah” Alternatif Jawaban SR ADA TK SJ TA Jumlah
Jumlah 94 132 121 33 4 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 470 528 363 66 4 1431
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1431. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pegawai berkomunikasi dengan baik dengan nasabah.
Tabel 9.1 Rekapitulasi Kepercayaan Masyarakat No
Uraian
1.
Apakah pegawai selalu menepati janji dengan nasabah dengan cukup baik Apakah kejujuran pegawai dalam bekerja selama berhubungan dengan nasabah terjaga dengan baik Apakah apa yang dikatakan pegawai mengenai produk perusahaan sesuai dengan yang ada di perusahaan Apakah pegawai dapat menyelesaikan pekerjaanya dengan baik Apakah perusahaan cukup bisa diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh nasabah terkait dengan produk dari perusahaan Apakah pegawai memiliki tingkah laku yang cukup baik selama berhubungan dengan nasabah Apakah pegawai pernah berlaku tidak
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Skor yang Ditargetkan
Skor yang Dicapai
Kritria
1918
1478
Baik
1918
1436
Baik
1918
1446
Baik
1918
1456
Baik
1918
1412
Baik
1918
1422
Baik
1918
1479
Baik
No
8.
9. 10.
11.
Uraian baik saat waktu jatuh tempo pembayaran cicilan nasabah Apakah pegawai dapat menjaga sikapnya dengan baik terhadap nasabah Apakah pegawai cukup baik dalam menjalin komunikasi dengan nasabah Apakah bahasa pegawai saat berkomunikasi dengan nasabah cukup baik Apakah dalam berkomunikasi terkadang ada bahasa yang tidak sengaja diucapkan kurang enak kepada nasabah Total Skor
Skor yang Ditargetkan
Skor yang Dicapai
Kritria
1918
1459
Baik
1918
1420
Baik
1918
1408
Baik
1918
1431
Baik
21098
15847
Baik
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban nasabah mengenai kepercayaan masyarakat terhadap BMT di Kota Tasikmalaya, kemudian direkap untuk dilihat skor total nasabah sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
: 384 x 11 x 5 = 21120
Nilai terendah secara kseluruhan
: 384 x 11 x 1 = 4224
Jumlah kriteria pernyataan: 5
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Kriteria Pernyataan
21120 4224 16896 3379 5 5
Klasifikasi penilaian untuk indikator kompetensi pegawai BMT Kota Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Tabel 10.1 Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Kepercayaan Masyarakat Secara Keseluruhan
4224 7603 10982 14361 17740
Nilai -
7602 10981 14360 17739 17739
Klasifikasi Penilaian Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Nilai kumulatif skor yang diperoleh mengenai kepercayaan masyarakat adalah sebesar 15847. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kepercayaan masyarakat terhadap BMT di Kota Tasikmalaya berada pada kategori baik. Kategori baik menunjukan bahwa masyarakat cukup puas terhadap pelayanan yang diberikan BMT terhadap para nasabah. Pelayanan yang prima tersebut menyebabkan para nasabah menjadi lebih puas terhadap BMT tersebut. 4.1.3
Pertumbuhan Perusahaan Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya Untuk mengetahui pertumbuhan perusahaan koperasi syariah (BMT) yang
ada di kota Tasikmalaya, dapat dilihat dari indikator peningkatan laba, kinerja operasional yang baik, volume penjualan perusahaan meningkat, peningkatan kinerja, dan peningkatan laba. Untuk mengetahui nilai setiap indikator dari pertumbuhan perusahaan BMT Kota Tasikmalaya, maka dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi setiap indikator pertumbuhan perusahaan
: 384 x 5 = 1920
Nilai terendah setiap indikator pertumbuhan perusahaan
: 384 x 1 = 384
Jumlah kriteria pernyataan: 5
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Kriteria Pernyataan
1920 384 1536 307 5 5
Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 11.1 Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Pertumbuhan Perusahaan
384 691 998 1305 1612
Nilai - 690 - 997 - 1304 - 1611 - 1918
Klasifikasi Penilaian Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kusioner yang disebarkan kepada 384 orang nasabah BMT Kota Tasikmalaya diperoleh hasil mengenai pertumbuhan perusahaan BMT Kota Tasikmalaya. Secara lengkap hasil hasil analisa tanggapan nasabah mengenai pertumbuhan perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11.2 Tanggapan mengenai “Apakah volume penjualan produk perusahaan mengalami peningkatan dengan baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 112 114 125 31 2 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 560 456 375 62 2 1455
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1455. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa volume penjualan produk perusahaan mengalami peningkatan dengan baik. Tabel 11.3 Tanggapan mengenai “Apakah peningkatan jumlah nasabah koperasi tumbuh dengan baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 108 122 132 22 0 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 540 488 396 44 0 1468
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1468. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa jumlah nasabah koperasi tumbuh dengan baik. Tabel 11.4 Tanggapan mengenai “Apakah pendapatan tiap tahun meningkat dengan baik” Alternatif Jawaban SB B KB TB STB Jumlah
Jumlah 123 111 121 26 3 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 615 444 363 52 3 1477
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1477. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pendapatan perusahaan tiap tahun meningkat dengan baik.
Tabel 11.5 Tanggapan mengenai “Apakah nasabah banyak ikut serta dalam kegiatan peningkatan pertumbuhan perusahaan” Alternatif Jawaban IYA TT T STS STIS Jumlah
Jumlah 86 151 114 32 0 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 430 604 342 64 0 1440
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1440. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa keikutsertaan nasabah dalam kegiatan peningkatan pertumbuhan perusahaan tergolong baik. Tabel 11.6 Tanggapan mengenai “Seberapa besar pengaruh tetangga anda dalam peningkatan pertumbuhan perusahaan dalam hal kaitanya dengan peningkatan jumlah nasabah koperasi” Alternatif Jawaban B LB SD ST TAP Jumlah
Jumlah 103 129 118 32 2 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 515 516 354 64 2 1451
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1451. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa pengaruh tetangga dalam peningkatan pertumbuhan perusahaan dalam hal kaitanya dengan peningkatan jumlah nasabah koperasi berpengaruh baik.
Tabel 11.7 Tanggapan mengenai “Apakah nasabah mengetahui mengenai pertumbuhan perusahaan yang terjadi” Alternatif Jawaban IM LM SM SSM TM Jumlah
Jumlah 102 129 118 32 3 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 510 516 354 64 3 1447
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1447. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa nasabah mengetahui mengenai pertumbuhan perusahaan dengan baik. Tabel 11.8 Tanggapan mengenai “Bagaimana nasabah mengetahui pertumbuhan perusahaan yang terjadi” Alternatif Jawaban LRA LIPB LSKI LI SSTIT Jumlah
Jumlah 101 125 129 25 4 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 505 500 387 50 4 1446
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1446. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa nasabah mengetahui dengan baik bagaimana perusahaan mengalami pertumbuhan.
Tabel 11.9 Tanggapan mengenai “Bagaimana anda mengetahui koperasi yang bersangkutan berjalan cukup baik” Alternatif Jawaban LRA LIPB LSKI LI SSTIT Jumlah
Jumlah 82 137 125 35 5 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 410 548 375 70 5 1408
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1408. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya bahwa nasabah mengetahui dengan baik bagaimana perusahaan berjalan baik itu kepada posisi penurunan tingkat pertumbuhan perusahaan maupun terhadap perningkatan pertumbuhan perusahaan. Tabel 11.10 Tanggapan mengenai “Apa anda berminat ikut mengembangkan perusahaan selain hanya menjadi nasabah. Misal dengan ikut melakukan promosi dan penambahan jumlah nasabah” Alternatif Jawaban SB B KB TM STB Jumlah
Jumlah 100 130 128 22 4 384
Skor 5 4 3 2 1
Hasil 500 520 384 44 4 1452
Berdasarkan hasil tersebut terlihat jumlah skor rata- rata sebesar 1452. Artinya bahwa pernyataaan di atas termasuk klasifikasi baik. Artinya minat nasabah dalam mengembangkan perusahaan selain hanya menjadi nasabah
tergolong baik. Misal dengan ikut melakukan promosi dan penambahan jumlah nasabah. Tabel 12.1 Rekapitulasi Pertumbuhan Perusahaan No
Uraian
1.
Apakah volume penjualan produk perusahaan mengalami peningkatan dengan baik Apakah peningkatan jumlah nasabah koperasi tumbuh dengan baik Apakah pendapatan tiap tahun meningkat dengan baik Apakah nasabah banyak ikut serta dalam kegiatan peningkatan pertumbuhan perusahaan Seberapa besar pengaruh tetangga anda dalam peningkatan pertumbuhan perusahaan dalam hal kaitanya dengan peningkatan jumlah nasabah koperasi Apakah nasabah mengetahui mengenai pertumbuhan perusahaan yang terjadi Bagaimana nasabah mengetahui pertumbuhan perusahaan yang terjadi Bagaimana anda mengetahui koperasi yang bersangkutan berjalan cukup baik Apa anda berminat ikut mengembangkan perusahaan selain hanya menjadi nasabah. Misal dengan ikut melakukan promosi dan penambahan jumlah nasabah Total Skor
2. 3. 4.
5.
6. 7. 8.
9.
Skor yang Ditargetkan
Skor yang Dicapai
Kritria
1918
1455
Baik
1918
1468
Baik
1918
1477
Baik
1918
1440
Baik
1918
1451
Baik
1918
1447
Baik
1918
1446
Baik
1918
1408
Baik
1918
1452
Baik
17262
13044
Baik
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban nasabah mengenai pertumbuhan perusahaan BMT di Kota Tasikmalaya, kemudian direkap untuk dilihat skor total nasabah sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
: 384 x 9 x 5 = 17280
Nilai terendah secara kseluruhan
: 384 x 9 x 1 = 3456
Jumlah kriteria pernyataan: 5
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Kriteria Pernyataan
17280 3456 13824 2765 5 5
Klasifikasi penilaian untuk indikator kompetensi pegawai BMT Kota Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Tabel 13.1 Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Pertumbuhan Perusahaan Secara Keseluruhan Nilai Klasifikasi Penilaian 3456 6220 Tidak Baik 6221 8985 Kurang Baik 8986 11750 Cukup Baik 11751 14515 Baik 14516 14515 Sangat Baik Nilai kumulatif skor yang diperoleh mengenai pertumbuhan perusahaan adalah sebesar 13044. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan pertumbuhan perusahaan BMT di Kota Tasikmalaya berada pada kategori baik. Kategori baik menunjukan bahwa BMT di Kota Tasikmalaya secara mengalami peningkatan pertumubuhan yang cukup baik.
4.2 Pembahasan 4.2.1
Uji Kualitas Data
4.2.1.1 Uji Validitas Data Instrumen yang digunakan terlebih dahulu diuji kelayakan datanya, yaitu dengan menguji validitas dan reliabilitas dari kusioner yang dibuat oleh peneliti.
Angket sebanyak 28 buah di uji validitas dan reliabilitasnya, hasil dari perhitungan uji validitas menggunakan SPSS hasilnya sebagai berikut: Tabel 14.1 Hasil Uji Validitas Kusioner Pernyataan Ke1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai Signifikansi 0.022 0.002 0.015 0.001 0.006 0.011 0.008 0.010 0.001 0.001 0.000 0.001 0.005 0.002 0.000 0.007 0.004 0.007 0.011 0.025 0.000 0.005 0.002 0.000 0.006 0.001 0.000 0.010
Interpretasi Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
4.2.1.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas hasil belajar dengan rumus conbrach alpha menggunakan SPSS 21 menghasilkan 0,701 ini berarti termasuk kriteria tinggi. Hasil Lengkapnya sebagai berikut:
Tabel 15.1 Hasil Uji Reliabiliatas Kusioner Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,701
4.2.2
31
Uji Asumsi Klasik Salah satu syarat menggunakan uji paramterik dalam statistik adalah uji
klasik yang terdiri dari uji normalitas dan linieritas. Data dari variabel penelitian diuji normalitas sebenarnya dengan menggunakan program SPSS 20 for windows yaitu menggunakan teknik one-sample kolmogorov – smirnov test . Uji tersebut dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi variabel-variabel penelitian. Kaidah yang digunakan dalampenentuan s ebenarnya adalah normal atau tidaknya adalah jika (p>0.05) maka sebenarnya adalah normal, namun jika (p>0.05) maka sebenarnya tidak normal. Jika (p>0.05) dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang sangat signifikan antara frekuensi teoritis dan kurva normal sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran untuk variabel tergantung adalah normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 16.1 Hasil Uji Normalitas Kompetensi Pegawai BMT di Kota Tasikmalaya dan Pertumbuhan Perusahaan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kompetensi_Kar Kepercayaan_M Perkembangan_ yawan asyarakat Perusahaan N a Normal Parameters Most Extreme Differences
384 28.6462 5.09101 .104 .073 -.104 2.039 .070
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
384 37.7022 5.84116 .045 .042 -.045 .887 .411
Kaidah yang digunakan dalam penentuan sebenarnya adalah normal atau
tidaknya
adalah
jika
(p>0.05)
maka
sebenarnya
adalah normal,
namun jika (p>0.05) maka sebenarnya tidak normal. Jika (p>0.05) dapat diartikan
bahwa
tidak
ada
perbedaan
yang
sangat signifikan antara
frekuensi teoritis dan kurva normal sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran untuk variabel tergantung adalah normal Berdasarkan uji normalitas terhadap kompetensi karyawan diperoleh nilai KS-Z=2,039 dengan taraf signifikan 0.070 (p>0.05). Hasil tersebut menunjukan bahwa sebaran data kompetens pegawai memiliki distribusi yang normal. Uji normalitas
terhadap
perkembangan perusahaan diperoleh KS-Z=887 dengn
taraf signifikan 0.411 (p>0.05), sedangkan untuk pertubuhan perusahaan KSZ=887 dengan taraf signifikan 0.423 (p>0.05). Hasil tersebut bahwa normal.
sebaran
data
menunjukan
perkembangan perusahaan memiliki distribusi yang
384 30.1712 6.12757 .045 .037 -.045 .878 .423
Selain uji normalitas, uji asumsi klasik yang digunakan yaitu uji linieritas, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 17.1 Hasil Uji Linieritas Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Variabel X1 Y X2 Y X 1 dan X 2 Y
4.2.3
Nilai Signifikansi 0,000 0,000 0,000
Interpretasi Linear Linear Linear
Kompetensi Pegawai, Kepercayaan Masyarakat dan Pertumbuhan Perusahaan Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya
4.2.3.1 Kompetensi Pegawai Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya Berdasarkan Tabel 6.1 Rekapitulasi Kompetensi Pegawai, dapat dilihat nilai skor total sebesar 11655, yang menunjukkan bahwa variabel kompetensi pegawai termasuk ke dalam klasifikasi baik. Artinya secara umum, kompetensi pegawai BMT di kota Tasikmalaya sudah baik dalam melayani nasabah yang melakukan transaksi di BMT tersebut. Skor total kompetensi pegawai yang baik tersebut dihasilkan dari indikator-indikatornya yang seluruhnya masuk kriteria baik. Indikator yang pertama yaitu pengetahuan. Dari indikator pengetahuan dengan 1 item pertanyaan, jumlah skor itemnya sebesar 1379. Kemudian dari indikator keterampilan dengan 1 item pertanyaan, mendapatkan jumlah skor 1444. Dari indikator konsep diri dengan 2 item pertanyaan, masing – masing mendapatkan jumlah skor 1438 dan 1442. Kemudian dari indikator motif dengan 2 item pertanyaan yang masing – masing mendapatkan jumlah skor 1480 dan 1510. Kemudian yang terakhir dari
indikator faktor bawaan dengan 2 item pertanyaan yang masing – masing mendapatkan jumlah skor 1469 dan 1493. Dengan 8 item pertanyaan kuesioner yang masuk kriteria baik tersebut, skor tertinggi sebesar 1510 dari item pertanyaan mengenai apabila ada keluhan nasabah terkait dengan perusahaan apakah dapat teratasi dengan baik, sehingga menimbulkan kenyamanan bagi nasabah. Item pertanyaan tersebut mewakili indikator motif (kemauan untuk tetap konsisten). Maka dapat dikatakan bahwa kompetensi pegawai dari sisi kemauan untuk konsisten dalam menjalankan pekerjaannya memliki skor paling tinggi dibandingkan item yang lainnya dalam indikator kompetensi pegawai. Sedangkan skor terendah sebesar 1379 dari item pertanyaan mengenai apakah pengetahuan pegawai mengenai produk-produk perusahaan cukup baik. Item pertanyaan tersebut mewakili indikator pengetahuan, maka dapat dikatakan bahwa kompetensi pegawai dari sisi pengetahuan merupakan item terendah dalam indikator kompetensi pegawai.
4.2.3.2 Kepercayaan Masyarakat terhadap Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya Berdasarkan Tabel 9.1 rekapitulasi kepercayaan masyarakat, dapat dilihat nilai skor total sebesar 15847, yang menunjukkan bahwa variabel kepercayaan masyarakat termasuk ke dalam klasifikasi baik. Artinya secara umum, kepercayaan masyarakat BMT di kota Tasikmalaya sudah baik terhadap perusahaan.
Kepercayaan masyarakat yang baik tersebut didapatkan dari hasil indikator-indikatornya yang seluruhnya masuk kriteria baik. Indikator yang pertama yaitu kredibilitas dengan 3 item pertanyaan yang jumlah skor masing – masing 1478, 1436 dan 1446. Kemudian dari indikator realibilitas dengan 2 item pertanyaan yang masing – masing mendapatkan jumlah skor 1456 dan 1412. Dan yang terakhir dengan indikator intimacy dengan 6 item pertanyaan yang jumlah skor item masing – masing sebesar 1422, 1479, 1459 ,1420, 1408 dan 1431. Dari 11 item pertanyaan kuesioner yang masuk kriteria baik tersebut, skor tertinggi sebesar 1479 dari item pertanyaan mengenai apakah pegawai pernah berlaku tidak baik saat waktu jatuh tempo pembayaran. Item pertanyaan tersebut mewakili indikator intimacy yang berarti karyawan memiliki kualitas sebagai karyawan yang memiliki prinsip moral yang baik. Maka dapat dikatakan bahwa kepercayaan masyarakat dari sisi kualitas moral tingkah laku terhadap nasabah memiliki skor paling tinggi dibandingkan item yang lainnya dalam indikator kepercayaan masyarakat. Sedangkan skor terendah sebesar 1408 dari item pertanyaan mengenai apakah bahasa pegawai saat berkomunikasi dengan nasabah cukup baik. Item pertanyaan tersebut mewakili indikator intimacy. maka dapat dikatakan bahwa kepercayaan masyarakat dari sisi bahasa merupakan skor terendah dari indikator kepercayaan masyarakat.
4.2.3.3 Pertumbuhan Perusahaan pada Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya Berdasarkan Tabel 13.1 rekapitulasi pertumbuhan perusahaan, dapat dilihat nilai skor total sebesar 13044, yang menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan termasuk ke dalam klasifikasi baik. Artinya secara umum, pertumbuhan perusahaan sudah tumbuh dengan baik. Pertumbuhan perusahaan yang baik tersebut didapatkan dari hasil indikator-indikatornya yang seluruhnya masuk kriteria baik. Hasil tersebut didapat dari indikator pertumbuhan asset dengan 9 item pertanyaan yang masing mendapatkan jumlah skor 1455, 1468, 1477, 1440, 1451, 1447, 1446, 1408 dan 1452. Dari 9 item pertanyaan kuesioner yang masuk kriteria baik tersebut, skor tertinggi sebesar 1477 dari item pertanyaan mengenai apakah pendapatan tiap tahun meningkat dengan baik. Item pertanyaan tersebut mewakili indikator pertumbuhan asset. Maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan perusahaan dapat dinyatakan mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Sedangkan skor terendah sebesar 1408 dari item pertanyaan mengenai bagaimana nasabah mengetahui koperasi yang bersangkutan berjalan cukup baik. Item pertanyaan tersebut mewakili indikator pertumbuhan asset. Maka dapat dikatakan bahwa bagaimana nasabah mengetahui koperasi yang bersangkutan berjalan dengan cukup baik memiliki skor terendah dari indikator pertumbuhan asset.
4.2.4
Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Kepercayaan Masyarakat Secara Parsial Terhadap Pertumbuhan Perusahaan
4.2.4.1.Pengaruh
Kompetensi
Pegawai
Secara
Parsial
Terhadap
Pertumbuhan Perusahaan Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi antara kompetensi pegawai, secara parsial, terhadap pertumbuhan perusahaan adalah 0,550 dengan nilai koefisien determinasi adalah 0,711 dengan kata lain variable kompetensi pegawai memiliki pengaruh secara parsial sebesar 71,1% terhadap pertumbuhan perusahaan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar dari kompetensi pegawai. Untuk melihat signifikan tidaknya besar pengaruh secara parsial dari kompetensi pegawai terhadap pertumbuhan perusahaan dilakukan dengan cara membandingkan nilai Thitung dengan T
tabel,
dengan kriteria jika Nilai
Thitung >
Ttabel maka Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Berdasarkan nilai perhitungan didapat bahwa Thitung 30,619 sedangkan untuk nilai Ttabel adalah adalah 1,65, dengan demikian maka Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Dapat pula dilihat dari nilai probability Sig. hasil output SPSS yaitu sebesar 0,000 yang ternyata lebih kecil dari nilai α 0,05 maka Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi pegawai, secara parsial, berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan.
4.2.4.2. Pengaruh Kepercayaan Masyarakat Secara Parsial Terhadap Pertumbuhan Perusahaan Sedangkan nilai koefisien korelasi antara kepercayaan masyarakat secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan adalah 0,426 dengan nilai koefisien determinasi adalah 0,660, dengan kata lain variable kepercayaan masyarakat memiliki pengaruh sebesar 66% terhadap pertumbuhan perusahaan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar dari kepercayaan masyarakat. Untuk melihat signifikan tidaknya besar pengaruh secara parsial dari kepercayaan masyarakat terhadap pertumbuhan perusahaan dilakukan dengan cara membandingkan nilai Thitung, dengan T
tabel,
dengan kriteria jika Nilai
Thitung >
Ttabel maka Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Berdasarkan nilai perhitungan didapat bahwa Thitung 27,233 sedangkan untuk nilai Ttabel adalah 1,65, dengan demikian maka H0 ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Dapat pula dilihat dari nilai probability Sig. hasil output SPSS yaitu sebesar 0,000 yang ternyata lebih kecil dari nilai α 0,05 maka Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan masyarakat, secara parsial, berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan. Kompetensi pegawai menentukan seberapa besar kemajuan perusahaan tersebut. Kita dapat membayangkan jika sebuah perusahaan memiliki pegawai yang kurang kompeten di bidangnya. Kompetensi pegawai merupakan kemampuan pegawai tersebut untuk dapat menjalankan roda perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Finch dan Crunkilton dalam Sutrisno (2011:204)
:“Kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh SDM organisasi untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pekerjaan sesuai dengan yang dibebankan oleh organisasi Becker and Ulrich dalam Suparno (2005:24) bahwa competency refers to an individual’s knowledge, skill, ability or personality characteristics that directly influence job performance. Artinya, kompetensi mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan (keahlian) dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja. Pendapat tersebut mengisyaratkan begitu pentingnya kompetensi pegawai karena dapat mempengaruhi kinerja pegawai tersebut. Selain kompetensi pegawai, hal yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi pertumbuhan perusahaan adalah kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Kepercayaan (trust) merupakan pondasi dari suatu hubungan. Suatu hubungan antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Di dunia ekonomi, kepercayaan telah dipertimbangkan sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual dan pembeli agar Kepercayaan konsum`en dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan (Yousafzai, 2003:89). BMT di kota Tasikmalaya selalu berinovasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan sehingga kepercayaan masyarakat. Memang tidak mudah
membangun
kepercayaan
ditengah
persaingan
perusahaan
koperasi
di
Tasikmalaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Moordiningsih (2010:20) mengatakan bahwa membangun kepercayaan pada orang lain merupakan hal yang tidak mudah. Kepercayaan terbentuk melalui rangkaian perilaku antara orang yang memberikan kepercayaan dan orang yang dipercayakan tersebut. Kepercayaan muncul dari pengalaman dua pihak yang sebelumnya bekerja sama atau berkolaborasi dalam sebuah kegiatan atau organisasi. Pengalaman ini memberikan kesan positif bagi kedua pihak sehingga mereka saling mempercayai dan tidak berkhianat, yang dengan itu dapat merusak komitmen. Nasabah harus mampu merasakan bahwa dia dapat mengandalkan perusahaan, bahwa perusahaan dapat dipercaya. Akan tetapi untuk membangun kepercayaan membutuhkan waktu lama dan hanya dapat berkembang setelah pertemuan yang berulangkali dengan nasabah. Lebih penting, kepercayaan berkembang setelah seorang individu mengambil risiko dalam berhubungan dengan mitranya. Hal ini menunjukkan bahwa membangun hubungan yang dapat dipercaya. akan lebih mungkin terjadi dalam sektor industri tertentu – terutama yang melibatkan pengambilan risiko oleh pelanggan dalam jangka pendek atau membutuhkan obligasi jangka panjang.
4.2.5
Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Kepercayaan Masyarakat Secara Simultan Terhadap Pertumbuhan Perusahaan pada Koperasi Syariah (BMT) di Kota Tasikmalaya
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS sebagai berikut:
Tabel 18.1 Model Summary
Model 1
Change Statistics Std. Error R Adjusted R of the R Square Square Square Estimate Change F Change df1 df2
R .874
a
.763
.762
2.99057
.763
613.463
Sig. F Change
2 381
.000
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan_Masyarakat, Kompetensi_Karyawan
Tabel 19.1 b
ANOVA Sum of Squares
Model 1
Regression Residual Total
10973.058
Mean Square
df
2 5486.529
3407.486
381
14380.544
383
F
Sig.
613.463 .000
a
8.944
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan_Masyarakat, Kompetensi_Karyawan b. Dependent Variable: Perkembangan_Perusahaan
Dari hasil spss tersebut menggambarkan bahwa nilai koefisien korelasi adalah 0,874 dengan kategori kuat, artinya keeratan hubungan antara kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan terhadap pertumbuhan perusahaan berada pada kategori kuat. Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan terhadap pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,763, artinya bahwa kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan sebesar 76,3% sisanya sebesar 23,7% dipengaruhi faktor lain di luar faktor kompetensi pegawai. Faktor-faktor lain tersebut misalnya promosi, kualitas layanan, tingkat persaingan, dll.
Untuk melihat signifikan tidaknya besar pengaruh tersebut, maka dilakukan uji F dengan cara membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel,
dengan
kriteria jika Nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Hasil output SPSS menunjukkan nilai Fhitung sebesar 613,463 sedangkan untuk nilai Ftabel adalah 3,02 , maka F hitung lebih besar dari F tabel. Atau dapat pula dilihat dari nilai probability Sig. sebesar 0,000 yang ternyata lebih kecil dari nilai α 0,05, dengan demikian maka Ho ditolak atau Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data mengenai pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat terhadap pertumbuhan masyarakat maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kompetensi pegawai, kepercayaan masyarakat dan pertumbuhan perusahaan pada Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya berada pada kategori baik. Yang artinya secara umum Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya berjalan dengan baik. 2. Terdapat pengaruh kompetensi pegawai secara parsial terhadap pertumbuhan perusahaan pada Koperasi BMT Kota Tasikmalaya. 3. Terdapat
pengaruh
kepercayaan
masyarakat
secara
parsial
terhadap
pertumbuhan perusahaan pada Koperasi BMT Kota Tasikmalaya. 4. Terdapat pengaruh kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat secara simultan terhadap Koperasi BMT Kota Tasikmalaya
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Dari hasil selama pelaksanaan penelitian, ternyata kompetensi pegawai dan kepercayaan masyarakat masuk dalam kategori baik. Akan tetapi ada satu BMT yang bermasalah terkait kompetensi pegawai yang masalah tersebut
tidak bisa dipublikasikan kepada pihak luar. Akibat dari masalah tersebut, pihak BMT yang bersangkutan mengalami kendala dalam pertumbuhan tahun sekarang. Dan alhamdulillah akhirnya masalah tersebut dapat diatasi dengan rapat dari semua pengurus Koperasi BMT di Kota Tasikmalaya. Dengan pengalaman dari hal tersebut, perusahaan dapat meningkatkan kualitas kompetensi pegawai seperti memberikan program-program pelatihan dan peningkatan dalam kualitas pegawai termasuk seleksi yang lebih ketat saat penerimaan pegawai baru sehingga perusahaan dapat berkembang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Suyatna, Eri.(2010). Pengaruh Kemampuan dan Kecakapan Pegawai Terhadap Profitablitas Perusahaan. Skripsi UNPAD. Bandung: tidak diterbitkan. Efraim, Reinhard (2013). Analisis Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Lingkungan Pekerjaan Terhadap Kinerja Pegawai. Skripsi UNDIP. Semarang: tidak diterbitkan. Dhiah, Astri (2010). Analisis Pengaruh Kepercayaan dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Loyalitas Nasabah Tabungan Bank Mega Semarang. Skripsi UNDIP. Semarang: tidak diterbitkan. Andina, Zulfia (2013). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang. Skripsi UNDIP. Semarang: tidak diterbitkan. Utama Rhamdani, Buddy. (2010). Pengaruh Kemampuan Pegawai, Lingkungan Fisik dan Hasil Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan. Skripsi UNSIL. Tasikmalaya: tidak diterbitkan. Amalina Luthfi, Saraya. (2014). Pengaruh Motivasi, Persepsi, Kepercayaan dan Sikap Terhadap Loyalitas Pelanggan. Skripsi UNSIL. Tasikmalaya: tidak diterbitkan. Ayu Wandira, Dinda. (2012). Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Intern Terhadap Kualitas Laporan Audit Intern. Skripsi UNSIL. Tasikmalaya: tidak diterbitkan. Dinas KMUKM Perindag Kota Tasikmalaya (2013). Pedoman Pengelolaan Koperasi Syari’ah. Tasikmalaya:Dinas Koperasi. Dinas KMUKM Perindag Kota Tasikmalaya (2013). Pedoman Pengawas dan Pengurus Koperasi Syari’ah. Tasikmalaya:Dinas Koperasi. Sunyoto, Nanang (2015). Penelitian Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Buku Seru. Narimawati, Umi ( 2010 ). Metodolgi Penelitian [Online]. http://ipnutuban.wordpress.com/metodologi-penelitian-succesive21m23. Sekaran, Uma. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Cahyat, Cucu (2006). Ruang Lingkup Perusahaan. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Rizki (2013). pengertian-kepercayaan-kepercayaan. [Online]. http://vim3nvent.blogspot.com/2013/11/pengertian-kepercayaankepercayaan.html
Tersedia.
Sandi (2014). Pengertian Kompetensi Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://www.pusattesis.com/pengertian-kompetensi-para-ahli/
Erik (2014). Pengertian Kompetensi. [Online]. Tersedia: http://xerma.blogspot.com/2014/02/pengertian-kompetensi-menurut-paraahli.html.