Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah ( Studi Kasus di Pemerintahan Kota Tasikmalaya ) Ayu Mita Utami 083403075 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Investasi, Pertumbuhan ekonomi, dan Pendapatan Asli Daerah, (2) Hubungan antara investasi dengan Pertumbuhan ekonomi, (3) Pengaruh investasi dan pertumbuhan ekonomi baik secara parsial dan simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan mengunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini Dinas Pendapatan, Bappeda di Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari peneltian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Hubungan antara investasi dan pertumbuhan ekonomi tidak kuat (2) Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (3) Pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah (4) Investasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
Kata kunci: Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di suatu negara adalah masalah perekonomian jangka panjang. Selain itu pertumbuhan ekonomi di suatu negara, juga bisa dijadikan alat ukur untuk melihat atau mengukur atau menganalisa tingkat perkembangan perekonomian di negara tersebut. Menurut Sadono Sukirno (2008) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara /daerah. Dan menurut metode pengeluaran dalam penghitungan pendapatan nasional,
salah satu jenis agregatnya adalah pengeluaran investasi. Pembangunan ekonomi sebuah negara pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kemakmuran masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan output yang dibentuk oleh berbagai sektor ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang telah dicapai oleh sektor ekonomi tersebut pada suatu periode waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga menunjukkan sejauh mana aktivitas 1
perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada saatnya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat. Begitu juga di daerah, sasaran utama pembangunan daerah adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, termasuk di dalamnya pemerataan pendapatan antar daerah. Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut diperlukan perencanaan pembangunan ekonomi yang baik. Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya pembangunan ekonomi suatu daerah berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan karakteristik yang dimiliki dimana pada umumnya berbeda antar satu daerah dengan daerah lainnya. Paska diungkapkannya UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Pemda) salah satu kewenangan yang diberikan kepada Pemda adalah mengenai pengelolaan penanaman modal. Hanya saja bagaimana kewenangan tersebut terdapat berbagai interpretasi dari masing-masing pemerintah daerah, karena realitasnya investasi itu ada dan berlangsung di daerah. UU Penanaman Modal, peranan Pemda akan lebih besar dalam menunjang upaya memperbaiki iklim investasi. Kalangan Pemda se-Indonesia harus menindaklanjuti dengan menerbitkan Perda yang sejalan UU Penanaman Modal. Akan tetapi, meskipun Pemerintah Daerah diberi kewenangan di bidang investasi, namun kewenangan dimaksud tidak boleh lepas dari tujuan negara secara nasional. Menurut Boediono (2001) investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen untuk pembelian barang dan jasa untuk
menambah stok yang digunakan atau untuk perluasan pabrik. Investasi akan menambah jumlah (stock) dari capital. Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya tariknya terhadap investasi salah satunya tergantung dari kemampuan daerah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan investasi dan dunia usaha serta peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Kemampuan daerah untuk menentukan faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai ukuran daya saing perekonomian daerah relatif terhadap daerah lainnya juga sangat penting dalam upaya meningkatkan daya tariknya dan memenangkan persaingan. Dalam struktur pendapatan daerah terdapat komponen PAD yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pengelolaan atas kekayaan daerah yang dipisahkan menjadi sangat penting ketika pemda berusaha meningkatkan pendapatannya untuk membiayai pelayanan publik yang outcomes-nya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Namun, pada kenyataannya, hasil yang diperoleh dari aset yang dipisahkan ini sangat minim, sehingga investasi yang dilakukan secara terus menerus justru hanya seperti menjadi biaya hangus, membebani APBD dan tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Penyertaan modal pada BUMD merupakan bagian dari investasi jangka panjang daerah, yang jumlah akumulatifnya disajikan dalam neraca pada sisi aset. Dalam penganggarannya, penyertaan modal atau investasi ini tidak diakui sebagai belanja, namun dimasukkan sebagai pengeluaran pembiayaan. Di sisi lain, hasil yang diterima dari investasi yang telah dilakukan dikategorikan sebagai PAD. Oleh karena itu, kebijakan umum APBD akan memuat informasi tentang pendapatan dan pembiayaan ini. 2
Pembangunan di kota Tasikmalaya yang berlangsung secara menyeluruh dan berkesinambungan telah meningkatkan perekonomian masyarakat. Pencapaian hasilhasil pembangunan yang sangat dirasakan masyarakat merupakan agregat pembangunan dari kota Tasikmalaya yang tidak terlepas dari usaha keras bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Namun di sisi lain berbagai kendala dalam memaksimalkan potensi sumber daya manusia dan sumber modal masih dihadapi oleh penentu kebijakan di tingkat propinsi maupun di kabupaten/kota.
lebih besar atau lebih kecil dari pada tingkat pertumbuhan penduduk. Abdul Halim (2002 : 64) mengatakan pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Pemerintah Kota Tasikmalaya, Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya dan Bappeda dengan objek penelitiannya adalah Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Visi dan Misi Kota Tasikmalaya Visi Kota Tasikmalaya adalah dengan berlandaskan Iman dan Taqwa, Kota Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Priangan Timur tahun 2012. Misi Kota Tasikmalaya adalah tugas yang diemban Pemerintah Kota Tasikmalaya meliputi : 1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan bertaqwa. 2) Meningkatkan kesadaran hukum dan menegakkan supremasi hukum. 3) Menumbuhkan kekuatan ekonomi kota. 4) Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota. 5) Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara berkelanjutan. 6) Mengoptimalkan dan membangun sarana dan prasarana kota. Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Rencana Strategis Kota Tasikmalaya Tahun 20022007.
Tinjauan Pustaka Pemerintah daerah pada saat ini sudah banyak yang berfikir dan bertindak untuk menyisihkan dananya tidak hanya untuk operasional semata tetapi juga untuk mulai menginvestasikan sejumlah dana guna kepentingan yang lebih jauh ke depannya. Berdasarkan Perda Kota Tasikmalaya Nomor 17 tahun 2008 tentang investasi adalah Setiap usaha dalam menyertakan modal daerah pada suatu usaha bersama dengan pihak lain untuk memperoleh manfaat ekonomis seperti bunga, deviden, royalty, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Sadono Sukirno (2008: 9) pengertian pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari apa yang telah dicapai pada periode waktu sebelumnya, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan dalam PDRB, tanpa memandang apakah kenaikan tersebut 3
3. Uji signifikansi a. Secara simultan menggunakan uji F b. Secara parsial menggunakan uji t 4. Kaidah keputusan a. Secara parsial
Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path anaysis) dan analisis deskriptif yaitu menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya melalui tabel, dengan menggunakan software SPSS dan analisis kuantitatif.
Terima Ha atau Tolak Ho jika thitung > t 12 atau – t 12 > thitung Terima Ho atau Tolak Ha jika - t 1 1 2 thitung t 2
Pengujian Hipotesis 1. Penetapan Hipotesis Operasional a. Secara Simultan Ho : = 0 Investasi dan pertumbuhan ekonomi secara simultan tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Ha : 0 Investasi dan Pertumbuhan ekonomi secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah b. Secara Parsial Ho1 : = 0 Investasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Ha1 : 0 Investasi secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Ho2 : = 0 Pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Ha2 : 0 Pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
b. Secara simultan Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel dan terima Ho jika Fhitung Ftabel 5. Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan di atas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak.
2. Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95% ( = 0,05) yang merupakan tingkat signifikansi. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian dua arah. 4
Hasil dan Pembahasan Tabel 1 Investasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah Tahun
Investasi
Pertumbuhan Ekonomi ADH Konstan
Pendapatan Asli Daerah
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
3.000.000.000.00 0 2.000.000.000.00 2.000.000.000.00 0 2.000.000.000.00 0 0
2.833.366,58 2.947.228,42 3.097.968,38 3.283.255,81 3.470.241,90 3.668.628,20 3.878.723,40 4.104.241,73
31.519.058.438,32 39.701.490.534,00 52.424.364.986,09 63.674.850.261,75 63.849.140.718,00 78.470.802.125,00 103.256.955.070,00 110.369.865.905,03
Untuk melihat perkembangan investasi, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah dari tahun 2004 sampai dengan 2011 dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel 1 sehingga dapat dilihat tingkat kenaikan dan penurunan investasi, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah. 1. Pada tahun 2004, investasi atau penyertaan modal sebesar Rp. 3.000.0000.000,00 kepada Bank Jabar Banten yang menambah pendapatan asli daerah untuk menumbuhkembangkan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Pada tahun 2005, 2008, 2010, dan 2011 tidak ada investasi atau penyertaan modal kepada Bank Jabar Banten. Hal ini dikarenakan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan tergantung kebijakan kepala daerah, karena setiap penambahan investasi atau penyertaan modal Pemerintah daerah ditetapkan dalam peraturan daerah dan pada tahun 2006, 2007 dan 2009, investasi atau penyertaan modal mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2004. Hal ini dikarenakan kebijakan kepala daerah yang menyertakan modalnya kepada Bank Jabar Banten sebesar Rp.
2.000.000.000,00 untuk memperoleh deviden atas investasi atau penyertaan modal yang merupakan komponen pendapatan asli daerah. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa perolehan investasi di Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak setiap tahun mengalami perubahan karena setiap penambahan investasi atau penyertaan modal Pemerintah daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah. 2. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di Pemerintah Kota Tasikmalaya setiap tahun mengalami peningkatan. Kenaikan Pertumbuhan ekonomi berdasarkan atas dasar harga konstan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 4.104.241,73 hal ini disebabkan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. 3. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pendapatan asli daerah mengalami peningkatan PAD yang cukup signifikan terjadi 2 kali, yaitu pada tahun 2010 dan 2011. Hal ini dikarenakan pemerintah mengalami 5
peningkatan pendapatan asli daerah dari pajak dan retribusi daerah.
Regression Variables Entered/Removedb Model
Variables Removed
Variables Entered d i m e n s i o n 0
1
Investasia
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
Model Summary Model R d i m e n s i o n 0
.531a
1
Adjusted R Square
R Square .162
Std. Error of the Estimate
1.141E9
a. Predictors: (Constant), Investasi
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
5.399E21
2
2.700E21
Residual
1.586E20
5
3.172E19
Total
5.558E21
7
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan ekonomi, investasi b. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
6
F 85.120
Sig. .000a
Coefficientsa Model Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients B 1
(Constant)
Beta
-1.424E11
2.033E10
.142
2.015
61605.488
5551.950
Investasi Pertumbuhan ekonomi
Std. Error
t
Sig.
-7.003
.001
.006
.070
.947
.989
11.096
.000
a. Dependent Variable : Pendapatan Asli Daerah
Coefficientsa Model
Correlations Zero-order
1
(Constant) Investasi Pertumbuhan
Partial 1
-.519 .986
ekonomi
(Constant) Investasi Pertumbuh an ekonomi
a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui dan dapat dihitung dengan menggunakkan SPSS versi.18 untuk mencari pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan ekonomi. Setelah hasil penelitian diperoleh, kemudian dianalisis untuk mengukur tingkat pengaruhnya .
Karena 0,176 > tolak Ha yang investasi atau pertumbuhan berhubungan.
0,05 berarti terima Ho dan artinya bahwa hubungan penyertaan modal dan ekonomi tidak saling
Hal ini menunjukan investasi tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi begitu juga sebaliknya pertumbuhan ekonomi tidak mempengaruhi investasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syafrizal bahwa “Investasi atau penyertaan modal tidak berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, dimana peran Pemerintah sebenarnya sebatas memberikan dukungan sebagai fasilitator pertumbuhan ekonomi dalam pelaksanaan pembangunan daerah”.
Hasil dari pengolahan data dan analisis yang dapat dilihat pada lampiran menunjukan bahwa nilai korelasi sebesar 0,531 dengan arah positif yang menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara investasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa antara investasi (X1) dengan pertumbuhan ekonomi (X2) mempunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 0,531 bisa dilihat dalam lampiran halaman 80 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,176. 7
Pengaruh investasi terhadap pendapatan asli daerah dapat dilihat dari indikator yang digunakan. Koefisien Beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk investasi (X1) terhadap Pendapatan asli daerah (Y) sebesar 0,006 bisa dilihat dalam lampiran Regression dan koefisien determinasi sebesar 0,000036 yang berarti bahwa hanya 0,0036% variabilitas dari pendapatan asli daerah (Y). Artinya investasi mempengaruhi hanya sebesar 0,000036 terhadap pendapatan asli daerah, hal ini terjadi karena investasi belum mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembiayaan pendapatan asli daerah. Sedangkan untuk menguji pengaruh investasi terhadap Pendapatan Asli Daerah, maka dapat digunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu investasi sebagai variabel independen dengan Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel dependen. Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel coefficients, diperoleh nilai thitung sebesar 0,070 kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada degree of freedom (df) n-2 = 6 dan = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,447. Ternyata thitung lebih kecil dari ttabel (0,070< 2,447) atau dengan melihat tingkat signifikan pada kolom sig. diperoleh 0,947, nilai tersebut lebih dari nilai (0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) diterima atau Ha (hipotesis alternatif) ditolak. Dengan ditolaknya Ha bahwa pada tingkat keyakinan 95% Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dilihat dari hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan antara variabel
independen yaitu investasi dengan pendapatan asli daerah sebagai variabel dependen hal ini dikarenakan dana investasi atau penyertaan modal masih belum signifikan. Untuk melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pendapatan asli daerah dapat dilihat dari indikatorindikator yang mempengaruhinya.Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, pengaruh pertumbuhan ekonomi (X2) terhadap pendapatan asli daerah (Y) diperlihatkan oleh koefisien beta ( ) (standardized coefficients) setelah dipengaruhi X2 (pertumbuhan ekonomi) dapat dilihat pada lampiran sebesar 0,989 sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,978 atau sebesar 97,8% yang berarti bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi terhadap pendapatan asli daerah sebesar 97,8%. Untuk pengujian secara parsial antara pertumbuhan ekonomi (X2) terhadap pendapatan asli daerah (Y) dapat dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung > ttabel, maka dengan koefisien beta ( ) = 0,989, diperoleh thitung sebesar 11,096 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 % maka nilai ttabel 2,447. Sehingga thitung > ttabel, maka tolak Ho atau dengan kata lain bahwa pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini sesuai dengan penyataan Saragih, 2003 bahwa peningkatan PAD sebenarnya merupakan ekses dari pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh secara simultan diperoleh sebesar 0,971 artinya investasi dan pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama meningkat, maka pendapatan asli daerah akan di pengaruhi keduanya. Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Fhitung sebesar 85.120 dengan kriteria penolakan Ho, jika Fhitung > Ftabel, dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5 %, maka dari tabel distribusi F8
Snedecor diperoleh F ;k ; (n-k-1) = 8 -2-1 adalah sebesar 6,79 atau cukup melihat sig F yaitu 0,000 yang artinya dengan lebih kecil dari 5 % menunjukkan pengaruh tersebut atau dengan kata lain Investasi (X1) dan pertumbuhan ekonomi (X2) secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (Y) sebesar koefisien determinasi 0,971 atau 97,1%.
meningkatkan PAD. Pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini sesuai dengan penyataan Saragih, 2003 bahwa peningkatan PAD sebenarnya merupakan ekses dari pertumbuhan ekonomi. Daerah yang pertumbuhan ekonominya positif mempunyai kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD 3. Pendapatan asli daerah merupakan sumber pembiayaan yang paling penting dalam mendukung kemampuan daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Artinya, suatu daerah harus dapat memiliki sumber-sumber pendapatan sendiri. Di Pemerintah Kota Tasikmalaya, pendapatan asli daerah diperoleh dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah. Secara simultan antara investasi dan pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah, dengan demikian semakin besarnya investasi dan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan asli daerah. Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan Pemerintah Kota Tasikmalaya di masa yang akan datang, dalam upaya meningkatkan penerimaan daerah. Adapun saran antara lain Saran Bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya : 1. Pemerintah daerah diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi (kontribusi) publik
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Pemerintah Kota Tasikmalaya mengenai pokok Pembahasan “Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pendapatan Asli Daerah”. maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Investasi atau penyertaan modal di Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak setiap tahun ada penyertaan modal kepada Bank Jabar Banten. Hal ini dikarenakan harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan tergantung kebijakan kepala daerah. Di tarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan antara variabel independen yaitu investasi dengan pendapatan asli daerah sebagai variabel dependen hal ini dikarenakan dana investasi atau penyertaan modal masih belum signifikan. Yaitu disebabkan oleh kecilnya dana investasi atau penyertaan modal kepada Bank Jabar Banten, sehingga investasi atau penyertaan modal belum bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan asli daerah. 2. Pertumbuhan ekonomi dengan indikator PDRB berdasarkan harga konstan setiap tahun mengalami peningkatan dengan laju ekonomi yang cenderung mengalami perkembangan fluktuatif di setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomin Pemerintah Kota Tasikmalaya mempunyai nilai positif yang dapat 9
terhadap pertumbuhan ekonomi. Lebih meningkatan PAD mengingat deviden dari investasi atau penyertaan modal pada Bank Jabar Banten yang didapat sebagai pendapatan asli daerah jumlahnya cukup besar dan Pemda harus lebih berkonsentrasi pada pemberdayaan kekuatan ekonomi lokal untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi daripada sekedar mengeluarkan produk perundangan terkait dengan pajak ataupun retribusi karena pendapatan asli daerah merupakan sumber dana yang diperoleh pemerintah daerah dari pemanfaatan dan pengelolaan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh daerah tersebut yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan daerah. 2. Bagi peneliti selanjutnya Untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama, disarankan agar mengunakan variabel yang berbeda dan jangan mengunakan variabel investasi lebih baik mengunakan variabel yang lebih berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi dan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. Agar hasil penelitian selanjutnya dapat menjadi salah satu bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut yang lebih baik.
Abdul Halim. 2002. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Adi Priyo Hari, http://Priyohari.files.wordpress.com2 009/06/hubungan-antarapertumbuhan-ekonomi-daerah.pdf
Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya. Profil Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya: Badan Pusat Statistik Boediono. 2001. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : BPFE Kusnaedi, 2005. Analisis Jalur dan Aplikasi dengan Program SPSS dan LISREL 8. Jurusan Pendidikan Ekonomi (JPE). PFIPS : Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Mankiw.
2006. Makroekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi. Mohammad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga Jakarta. Salemba Empat. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta. Salemba Empat.
1.
Pemerintah Kota Tasikmlaya Dinas pendapatan. (2011).Profil Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya. Tasikmlaya: Dinas Pendapatan kota Tasikmalaya.
DAFTAR PUSTAKA Abdul
Halim. 2002. Akuntansi Dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
10
SAK : 2004 nomor 13 tentang Akuntansi Investasi
Undang-Undang No 1 Tahun 2008. Tentang Investasi Pemerintah. Undang-Undang No 28 Tahun 2009. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-Undang No 33 Tahun 2004. Tentang Pendapatan Asli Daerah. Undang-Undang No 33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat.
Sadono Sukirno. 2008. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah Dalam Otonomi. Bandung: Ghali Indonesia. Sugiyono. 2003 . Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2011 . Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Tulus H. Tambunan. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia
www.eprints .undip.ac.id/
11