PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT DAN RISIKO KREDIT TERHADAP SISA HASIL USAHA (Survey pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya)
Disusun Oleh : DELLA AMELIA 123403276 (
[email protected])
PROGRAM STUDI AKUNTASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRACT The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of lending and credit risk on profit business at koperasi unit simpan pinjam in Kota Tasikmalaya on 2015 period. The method used is descriptive method with survey approach. These data were analyzed using path analysis. Based on results of data analysis showed that the lending and credit risk simultaneously significant effect on profit business and the rest influenced by other factors outside the investigation. Likewise partially lending significant effect on profit business, and credit risk not significant effect on profit business. Keywords: Lending, Credit Risk, profit business
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh besarnya penyaluran kredit dan risiko kredit terhadap sisa hasil usaha (SHU) pada unit simpan pinjam koperasi di Kota Tasikmalaya periode tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survey. Alat analisis menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa Penyaluran Kredit dan Risiko Kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha dan sisanya dipengaruhi faktor lain diluar yang diteliti. Begitupun secara parsial Penyaluran Kredit berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha dan Risiko Kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap sisa hasil usaha.
Kata kunci : Penyaluran kredit, risiko kredit, sisa hasil usaha (SHU)
PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia mempunyai misi untuk mensejahterakan rakyat dan membangun serta menyelaraskan pemerataan ekonomi masyarakat Indonesia agar makmur dan sejahtera. Salah satu sarana untuk mewujudkan masyarakat sejahtera yaitu melalui pembangunan yang melibatkan peran serta koperasi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 yang berbunyi : “Perokonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Yang dijabarkan dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1992 tentang pokok pokok perkoperasian. Penjelasannya menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran perseorangan. Badan usaha yang dimaksud adalah koperasi. Dimana koperasi merupakan bentuk usaha bersama diantara orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama, yang dijalankan dan dikelola bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi
adalah
badan
usaha
yang
mengorganisir
pemanfaatan
dan
penyalahgunaan sumber daya ekonomi para anggota atau dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional (Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27:2007). Selain itu koperasi merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi juga berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial perusahaan terutama dalam hal pemberian kredit modal kerja kepada anggotanya. Kredit merupakan pokok utama dalam aktivitas koperasi.
Kredit merupakan penyediaan dana atau tagihan yang didasarkan atas persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan suatu jangka waktu tertentu antara bank (sebagai penyedia dana) dengan pihak lain (sebagai peminjam yang membutuhkan dana) atas dasar kepercayaan, Ikatan Bankir Indonesia (2014:38). Kota Tasikmalaya merupakan kota yang perekonomiannya sedang gencargencarnya baik dalam hal bisnis maupun pembangunan, dengan banyaknya pelaku usaha baik ukm ataupun pedagang serta masyarakat di kota Tasikmalaya yang semakin bersaing dalam hal bisnis memungkinkan pelaku usaha untuk semakin mengembangkan usahanya dengan menambah modal atau memperluas usahanya. Didorong dengan banyaknya lembaga jasa keuangan yang menawarkan jasa kredit mudah dan cepat. Hal ini tidak terlepas dari peran koperasi sebagai sokoguru perekonomian bangsa yang sejak dahulu berdiri untuk membantu meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Ruang lingkup kegiatan transaksi penjualan dan pembelian kredit dalam koperasi cukup kompleks, dimana sering terjadi hal-hal beresiko baik dalam penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi tidak menginginkan dampak buruk dalam penerimaan pendapatan tentunya Sisa Hasil Usaha. Seperti Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya bahwasannya mengalami penurunan jumlah koperasi yang aktif dari jumlah 91 koperasi simpan pinjam yang terdaftar di Diskoperindag menjadi 76 koperasi hal ini di indikasikan karena faktor penyaluran kredit yang merosot dan risiko kredit yang dihadapi oleh koperasi yang mengakibatkan pendapatan laba atau keuntungan dari kegiatan penyaluran kredit mengalami penurunan dan berimbas pada sebagian koperasi yang
mengalami kerugian untuk menutup atau menghentikan kegiatan usahanya atau adanya campur tangan pihak luar, sehingga pengelolaan koperasi tidak sesuai dengan prinsipprinsip koperasi yang benar sehingga berakibat pada kondisi tingkat kesehatan koperasi. Sehubungan dengan hal tersebut bahwasannya koperasi sangat berperan penting dalam meningkatkan keuntungan untuk mensejahterakan anggotanya dan masyarakat karena mayoritas dari masyarakat yang masih keterbelakangan ekonomi sehingga memeberikan dorongan kepada penulis untuk mengetahui mengenai pertumbuhan dan pengembangan serta kesehatan unit simpan pinjam khususnya koperasi di Kota Tasikmalaya yang cukup banyak. Dengan adanya penyaluran kredit tersebut sehingga memunculkan adanya risiko kredit dimana semakin besar jumlah kredit yang disalurkan kepada anggota maka semakin besar pula piutang atau tagihan yang harus segera diselesaikan sehingga dapat berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha (SHU) pada unit simpan pinjam koperasi di Kota Tasikmalaya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan survey lapangan. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti suatu kelompok manusia, objek suatu kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Mohammad Nazir, 2005:54).
Penelitian ini merupakan survey lapangan pada unit simpan pinjam koperasi di Kota Tasikmalaya, dengan mendatangi dan meminta data informasi secara langsung guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya (Sugiyono 2013:58). Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel yang disesuaikan dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Besarnya Penyaluran Kredit dan Risiko Kredit Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Ketiga variabel tersebut terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen, maka yang menjadi variabel penelitian ini adalah:
1.
Variabel Independen Yaitu variabel bebas artinya variabel yang mempengaruhi variabel dan tidak terikat oleh variabel lain. Besarnya penyaluran kredit (X1) dan risiko kredit (X2) di identifikasikan sebagai variabel independen.
a. Penyaluran kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. Indikator dari variabel independen ini adalah jumlah kredit yang disalurkan pada periode tertentu. b. Risiko kredit adalah suatu risiko atau kemungkinan untuk mendapatkan kerugian sebagai akibat adanya penyaluran sejumlah dana kepada pihak tertentu atau pinjaman yang diberikannya, baik berupa terlambatnya pengumpulan dana atau bahkan tidak tertagihnya piutang. Indikator risiko kredit adalah piutang yang tak tertagih pada koperasi.
2.
Variabel Dependen Yaitu variabel terikat yang dipengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah Sisa Hasil Usaha (Y). sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajibankewajiban lainnya. Termasuk pajak dalam tahun yang bersangkutan. Indikator yang menentukan Sisa Hasil Usaha adalah besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU). Untuk lebih memperjelas mengenai variabel penelitian yang penulis gunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Penyaluran Kredit (X1)
Risiko Kredit (X2)
Definisi Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. PP No. 9 Tahun 1995 (pasal 1) tentang pelaksanaan kegiatan usaha koperasi. Risiko Kredit merupakan potensi kegagalan peminjam (counterpart) untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Ikatan Bankir Indonesia berdasarkan Basel Committee Banking Supervision (2014:39)
Indikator Jumlah kredit yang disalurkan pada periode tertentu
Cadangan Kerugian Piutang
Ukuran Rupiah
Skala Rasio
Rupiah
Rasio
Sisa Hasil Usaha (Y)
Sisa Hasil Usaha adalah Besarnya Sisa pendapatan yang Hasil Usaha diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan. Undangundang No. 25 Tahun 1992 (pasal 45:ayat 1) tentang perkoperasian
Rupiah
Rasio
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Path Analysis. Hal ini terkait dengan judul penelitian yang terdiri dari tiga variabel yaitu Penyaluran Kredit (X1), Risiko Kredit (X2) dan Sisa Hasil Usaha (Y) dan antar variabel tersebut saling mempengaruhi.
PEMBAHASAN Pengaruh Besarnya Penyaluran Kredit Terhadap Risiko Kredit pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh besarnya penyaluran kredit (X1) terhadap risiko kredit (X2) penulis menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan proses perhitungan menggunakan software SPSS 22.0 . Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 22.0 (terlampir). Besarnya koefisien regresi Penyaluran kredit terhadap Risiko kredit dinyatakan dalam koefisien Beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients). Nilai koefisien Beta () untuk pengaruh antara Penyaluran Kredit terhadap Risiko kredit adalah sebesar 0,545. Artinya bahwa apabila setiap penambahan satu skor nilai penyaluran kredit akan memberikan kenaikan skor risiko kredit sebesar 0,545.
Nilai koefisien korelasi (R) untuk penyaluran kredit terhadap risiko kredit sebesar 0,545. Tingkat keeratan hubungan antara penyaluran kredit dengan risiko kredit adalah positif dengan kategori sedang. Artinya hubungan yang terjadi searah, maka jika penyaluran kredit naik tingkat risiko kredit yang dimiliki koperasi juga naik dan jika penyaluran kredit turun tingkat risiko kredit yang dimiliki koperasi juga turun. Sedangkan koefisien determinasinya (R square) menunjukan besarnya pengaruh penyaluran kredit terhadap risiko kredit, yakni sebesar (0,545)2 = 0,297 atau 29,7%. Variabilitas dari variabel risiko kredit (X2) dapat diprediksi atau dijelaskan oleh variabel penyaluran kredit (X1) sebesar 29,7% dan sisanya √1-0,297 sebesar 0,703 atau 70,3% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis seperti perpanjangan jangka waktu kredit (rescheduling), tingkat pengembalian pinjaman. Dari hasil perhitungan SPSS Versi 22.0 (terlampir), diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,343 sedangkan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 t½ α df (n-2) adalah sebesar 2,179 atau dengan melihat nilai signifikan 0,036 < 0,05. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan nilai sig < α maka Ho1 ditolak dan Ha diterima yang artinya penyaluran kredit berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit. . Dalam kaitannya dengan besarnya penyaluran kredit menunjukkan semakin besar penyaluran kredit yang semakin tinggi pula risiko kredit. Pengelolaan risiko kredit yang efektif merupakan komponen penting bagi keberhasilan setiap organisasi perbankan. Bagi sebagian besar bank, pinjaman merupakan sumber terbesar dan paling nyata dari risiko kredit, Ikatan Bankir Indonesia (2014:39). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rika Gumayantika (2010) terhadap PT. Bank Jabar Cabang Ciamis, dengan kesimpulannya bahwa penyaluran
kredit berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit, besarnya penyaluran kredit yang disalurkan akan semakin tinggi pula risiko kredit yang diterima. X1
ρX2X1= 0,545
X2
ρX2𝜀 = 0,703
ε Gambar 4.1 Koefisien Jalur Variabel X1 Terhadap X2. Pengaruh Besarnya Penyaluran Kredit secara parsial terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 22.0 (terlampir), besarnya koefisien regresi Penyaluran Kredit terhadap Sisa Hasil Usaha dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients). Nilai koefisien beta () untuk pengaruh antara penyaluran kredit terhadap sisa hasil usaha adalah sebesar 0,930. Artinya bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai penyaluran kredit (X1) dan Risiko kredit (X2) konstanta (0) maka akan memberikan kenaikan skor Sisa Hasil Usaha sebesar 0,930. Koefisien korelasi (R partial) untuk penyaluran kredit dan Sisa Hasil Usaha sebesar 0,780. Tingkat keeratan hubungan antara penyaluran kredit dan Sisa Hasil Usaha adalah positif dengan kategori kuat. Artinya hubungan yang terjadi searah, maka jika penyaluran kredit naik sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi juga naik dan jika penyaluran kredit mengalami penurunan maka sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi juga turun.
Sedangkan
koefisien
determinasinya
(dilihat
dari
corelations
partial)
menunjukan besarnya pengaruh penyaluran kredit terhadap sisa hasil usaha, yakni sebesar (0,780)2 = 0,6084 atau 60,84%. Variabilitas dari variabel (Y) Sisa Hasil Usaha ini ddijelaskan oleh variabel Penyaluran Kredit (X1) sebesar 60,89% dan sisanya √10,6084 sebesar 0,3916 atau 39,16% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS V.22 untuk variabel penyaluran kredit diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,321 sedangkan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 t 1⁄2 α df (n-2) adalah sebesar 2,179. Sehingga diketahui bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau dapat dilihat dari nilai sig output SPSS sebesar 0,001 < 0,05. Dengan demikian hal ini berarti Ho2 ditolak Ha diterima atau dengan kata lain penyaluran kredit berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya. Besarnya penyaluran kredit yang disalurkan atas transaksi pemberian kredit akan memperoleh pendapatan, Adenk Sudarwanto (2013:107). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dadan Anshori (2009), terhadap Koperasi SMPN Tasikmalaya, dengan kesimpulannya bahwa penyaluran kredit berpengaruh signifikan terhadap SHU. Pengaruh Risiko Kredit secara parsial terhadap Sisa Hasil Usaha pada Unit Simpan Pinjam di Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 22.0 (terlampir), koefisien jalur Risiko Kredit terhadap Sisa Hasil Usaha dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien (Standardized Coefficients). Nilai koefisien beta () untuk Risiko Kredit terhadap Sisa Hasil Usaha adalah sebesar -0,466. Artinya bahwa
setiap pengurangan satu skor atau nilai Risiko Kredit dan penyaluran kredit (X1) konstanta (0) maka akan memberikan kenaikan skor Sisa Hasil Usaha sebesar -0,466. Koefisien korelasi (R partial) untuk Risiko kredit dan Sisa Hasil Usaha sebesar 0,530. Tingkat keeratan hubungan antara Risiko Kredit dan Sisa Hasil adalah negatif dengan kategori sedang. Artinya hubungan yang terjadi berlawanan arah, maka jika tingkat Risiko Kredit naik Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh juga turun dan sebaliknya jika Risiko Kredit turun Sisa Hasil Usaha naik. Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh antara risiko kredit terhadap sisa hasil usaha, yakni sebesar (-0,530)2 = 0,2809 atau 28,09%. Variabilitas dari variabel (Y) Sisa Hasil Usaha ini dijelaskan oleh variabel Risiko Kredit (X2) sebesar 28,09% dan sisanya √1-0,2809 sebesar 0,7191 atau 71,91% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Untuk menguji hipotesis pengaruh Risiko Kredit secara parsial terhadap sisa hasil usaha (SHU) pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya periode tahun 2015 dilakukan uji t. berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS V.22 untuk variabel Risiko Kredit diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,166 sedangkan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 t ½ α df (n-2) adalah sebesar 2,179 sehingga –t (α / 2; n – 2) ≤ t hitung ≤ t (α / 2; n – 2) atau dapat dilihat dari nilai sig output SPSS sebesar 0,051 > 0,05. Dengan demikian hal ini berarti Ha ditolak dan Ho3 diterima dengan kata lain risiko kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap sisa hasil usaha pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya. Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2014:39) Pengelolaan risiko kredit yang efektif merupakan komponen penting bagi keberhasilan setiap organisasi perbankan.
Bagi sebagian besar bank, pinjaman merupakan sumber terbesar dan paling nyata dari risiko kredit. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Ferry Andias (2008), dengan melakukan penelitian pada Koperasi Unit Simpan Pinjam Kota Banjar dengan kesimpulan penelitiannya yaitu risiko kredit secara keseluruhan berpengaruh tidak signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha.
Pengaruh Besarnya Penyaluran Kredit dan Risiko Kredit secara simultan terhadap Sisa Hasil usaha (SHU) pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh Penyaluran Kredit dan Risiko Kredit secara simultan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya menggunakan uji F, dimana hasil pengelolaan data sesuai SPSS versi 22.0. Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada SPSS (terlampir) dimana diperoleh nila R sebesar 0,781 atau koefisien determinasinya sebesar (R square) sebesar 0,609. Artinya besarnya penyaluran kredit dan risiko kredit secara simultan mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar 60,9%, sedangkan sisanya √1-0,609 sebesar 0,391 atau 39,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti Biaya Operasional, pembagian sisa hasil usaha terhadap anggota. Untuk menguji hipotesis pengaruh secara simultan Besarnya Penyaluran Kredit dan Risiko Kredit terhadap Sisa Hasil Usaha pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya periode tahun 2015 dilakukan uji F. berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji F pada hasil perhitungan SPSS V.22 secara simultan diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 9,359 dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung > Ftabel dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% diperoleh distribusi F- Snedecor diperoleh F α (n-k-1) =
15-2-1 adalah nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 3,88 atau dengan melihat sig F 0,004. Maka Ho4 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain besarnya penyaluran kredit dan risiko kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya. Secara lengkap pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat dalam gambar 4.1 sebagai berikut : X1
YX1 = 0,930 𝑥1𝑥2=0,545
Y
YX2 = -0,466 1 Y = 0,703
X2
Y 2 = 0, 609
2 Gambar 4.1 Koefisien Jalur Struktur Hubungan antar Variabel 𝑿𝟏 , 𝑿𝟐 , terhadap Y
Dari nilai koefisien jalur tersebut, kemudian digunakan untuk mencari pengaruh proporsional setiap variabel independen terhadap variabel dependen, rinciannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.1.4 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian No Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak langsung Total Pengaruh 1 YX1X2Y= X1Y = (0,8649) (𝜌𝑦𝑥1 . 𝜌𝑥2 𝑥1 . 𝜌𝑦𝑥2 )+ Y X1Y = A + B = (C) 𝜌𝑦𝑥 . 𝜌𝑥 𝑥 . 𝜌𝑦𝑥 1 2 1 2 (𝜌𝑦𝑥1 )2 0,8649 + = (B) = (A) 0,4723842 (0,930.0,545.-0,466) + (0,930)2 = 0,3925158 (0,930.0,545.-0,466) = -0,4723842 2 Y X2Y = X2Y = 0,217156 (D) (𝜌𝑦𝑥2 )2
=
(D) (-0,466)2 Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara simultan Pengaruh residu 100% Total
3 4 5
60,9% 39,1 % 100 %
Sumber : diolah oleh penulis 2016
Dari hasil analisis berdasarkan table 4.1.4 menunjukan bahwa pengaruh variabel X1 (penyaluran kredit) terhadap Y (Sisa Hasil Usaha) secara langsung 0,8649 dan pengaruh variabel X1 (penyaluran kredit) terhadap variabel Y (Sisa Hasil Usaha) melalui variabel X2 (Risiko Kredit) adalah sebesar -0,4723842 sehingga total pengaruh penyaluran kredit terhadap sisa hasil usaha adalah sebesar 0,3925158. Sedangkan pengaruh variabel X2 (risiko kredit) terhadap variabel Y (Sisa Hasil Usaha) sebesar 0,217156. Dengan demikian total pengaruh penyaluran kredit dan risiko kredit terhadap sisa hasil usaha adalah sebesar 0,6096718.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penyaluran kredit dan risiko kredit terhadap sisa hasil usaha (SHU) pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Besarnya penyaluran kredit dan risiko kredit terhadap sisa hasil usaha (SHU) pada unit simpan pinjam koperasi di Kota Tasikmalaya selama periode tahun 2015 cenderung bervariasi. Dalam hal ini Koperasi Simpeunan Pameungkeut Banda dan KJKS BMT Al-Hidayah merupakan satu diantara unit simpan pinjam koperasi di kota Tasikmalaya yang mempunyai penyaluran kredit, risiko kredit relatif tinggi dan KJKS BMT Al-Hidayah memperoleh sisa hasil usaha (SHU) tertinggi.
2.
Hasil analisis menunjukan bahwa besarnya penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap risiko kredit, Besarnya penyaluran kredit yang diberikan Unit Simpan
Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit dan risiko kredit tersebut tidak dapat diabaikan. 3.
Hasil analisis menunjukan bahwa besarnya penyaluran kredit berpengaruh positif secara parsial dan signifikan terhadap sisa hasil usaha pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya, artinya semakin tinggi penyaluran kredit yang diberikan maka akan semakin tinggi pula sisa hasil usaha (SHU) yang akan diperoleh.
4.
Hasil analisis menunjukan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif secara parsial tetapi tidak signifikan terhadap sisa hasil usaha pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya dengan uji signifikansi.
5.
Hasil analisis menunjukan bahwa penyaluran kredit dan risiko kredit berpengaruh positif secara simultan dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya, artinya penyaluran kredit dan risiko kredit mempunyai pengaruh terhadap peningkatan Sisa Hasil Usaha.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka diperoleh saran sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan - Pihak koperasi Unit Simpan Pinjam di Kota Tasikmalaya harus melakukan penanggulangan kredit macet sebelum terjadi kerugian yang lebih besar terutama pada kredit macet yang disebabkan karena ketidaksengajaan dari pihak debitur. Penanggulangan tersebut dapat dilakukan dengan cara rescheduling atau memperpanjang jangka waktu kredit dan memperpanjang jangka waktu angsuran. - Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Tasikmalaya dalam meminimalisir Risiko Kredit harus dengan cara menganalisis pihak-pihak yang akan diberikan
pinjaman dengan memperhatikan dua unsur yaitu, tingkat perolehan laba dan tingkat risiko. . 2. Untuk Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian sebelumnya karena penelitian ini memberikan hasil perbandingan antara koperasi Unit Simpan Pinjam mana yang memiliki penyaluran kredit yang tinggi dan Koperasi unit mana yang memiliki penyaluran kredit yang rendah. Disarankan untuk peneliti selanjutnya yaitu menggunakan sampel dengan objek penelitian yang mempunyai risiko kredit pertahunnya lengkap sehingga hasil penelitian diharapkan mempunyai nilai yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Adenk Sudarwanto, 2012. Akuntansi Koperasi. Edisi Pertama, Yogyakarta :Graha Ilmu
Aditya Permana, 2009. Pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi PKPRI Kabupaten Ciamis. Universitas Siliwangi.
Dadan Ansori. 2009. Pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Perolehan SHU pada Koperasi pegawai SMPN 8 HANDAYANI, Tasikmalaya. Skripsi tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
Egi Achmad Bukhori, 2008. Pengaruh Kualitas Piutang terhadap SHU pada KPRI Praja Mukti, Tasikmalaya. Universitas Siliwangi
Engkos Ahmad Kuncoro, Riduwan 2014. Cara Menggunakan dam Memaknai Path Analysis. Edisi Keenam, Bandung : Alfabeta
Entang Sastraatmadja. 2005. Praktek Pengelolaan Koperasi. Jakarta : Rhineka Cipta.
Ferry Andias, 2008. Pengaruh Penyaluran Kredit dan Risiko Kredit terhadap SHU pada koperasi Banjar. Universitas Siliwangi.
Heni Yuliani. 2006. Pengaruh Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha . Tasikmalaya. Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
I Nyoman Agus Tri Arnawa, 2011. Pengaruh Biaya Operasional dan Simpan Pinjam terhadap SHU pada Koperasi Simpan Pinjam X Singaraja, Bali. Universitas Ganesha.
Ikatan Bankir Indonesia, 2014. Mengelola Kredit Secara Sehat. Edisi Pertama, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. PSAK. Jakarta : Salemba Empat.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Mohamad Nazir. 2005. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indah
Ni Luh Marleni, 2014. Analisis Perhitungan Tingkat Rasio Kredit terhadap SHU pada KPN Werdhi Yasa, Bali. Universitas Bisma Pendidikan Ganesha.
Pasal 33 UU No. 5/1992 Peraturan Pemerintah Republik Indonesi No. 5 Tahun 1992 Tentang pokok-pokok Perkoperasian
Pasal 34 UU No. 9/1995 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Simpan Pinjam.
Ratnasari Rahayu, 2012 Analisis Perhitungan Tingkat Risiko Kredit terhadap Kredit Bermasalah pada KSP Sumber Bahagia, Bandung. Universitas Komputer Indonesia.
Rika Gumayantika, 2010. Pengaruh Risiko Kredit terhadap Laba pada PT. Bank Jabar, Ciamis. Institut Pertanian Bogor.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian. Edisi Revisi Bandung : Alfabeta.
Suharsini Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rhineka Cipta.
Surat Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 351/KEP/M/XII/1998 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.
Tika Kartika, 2009. Pengaruh Penyaluran Kredit terhadap SHU pada Koperasi Wanita Sauyunan, Tasikmalaya. Universitas Siliwangi.
UU Perbankan No. 10/1998 Peraturan Perbankan Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Kredit
Yuli Rosalin, 2007. Pengaruh Modal Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha pada KSP Pelita Jaya, Tasikmalaya. Universitas Siliwangi.