Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 Pages
ISSN 2302-0199 pp. 11- 19
PENGARUH KEPEMIMPINAN, INSENSIF DAN SANKSI TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN DAN KEKAYAAN ACEH Zulfadli 1, Mukhlis Yunus2, Nurdasila Darsono3 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aims to determine the effect of leadership, insensif and sanctions on work motivation and its impact on employee performance of Aceh Revenue and Wealth Department. Sample are 257 civil servant who take by census method. The data was collected using a questionnaire and then the data were analyzed using statistical tools equition structural model (SEM). The study found that leadership, insensif and sanctions not only directly affects the performance of employees, but also through the motivation to work as an intermediary variable. The indirect effect leadership on employee performance through motivation to work at 30.06 per cent, greater than the direct effect of 9.06 percent. The indirect effect incentives to employee performance through motivation to work at 30.480 percent larger than the direct effect of 14.977 percent, and the indirect effect sanctions against the work performance of employees through motivation of 17.177 per cent greater than the direct effect of 9.923 percent. Keywords : Civil Servants Performance, Work Motivation, Leadership, Incentives and Sanction Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, insensif dan sanksi terhadap motivasi kerja serta dampaknya pada kinerja pegawai Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh. Sampel penelitian sebanyak 257 orang pegawai instansi tersebut yang terdiri dari pegawai TK I dan pegawai UPTD. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik structural equition model (SEM). Penelitian menemukan bahwa kepemimpinan, insensif dan sanksi tidak hanya berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai, tetapi juga melalui motivasi kerja sebagai variabel perantara. Pengaruh tidak langsung (indirect effect) kepemimpinan terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja sebesar 30,06 persen, lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung sebesar 9,06 persen. Pengaruh tidak langsung (indirect effect) insentif terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja sebesar 30,480 persen lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung sebesar 14,977 persen, dan pengaruh tidak langsung (indirect effect) sanksi terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja sebesar 17,177 persen lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung sebesar 9,923 persen. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, kepemimpinan, insentif dan sanksi dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja dan kinerja pegawai. Motivasi kerja dapat memperkuat pengaruh kepemimpinan, insentif dan sanksi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh. Dengan demikian pimpinan instansi tersebut dipandang perlu melakukan intervensi kebijakan yang berkaitan dengan kepemimpinan, insentif dan sanksi yang berorientasi pada peningkatan motivasi kerja dan kinerja pegawainya. Kata kunci : Kinerja Pegawai, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Insentif dan Sanksi
pendapatan dan kekayaan Aceh. Mengacu pada
PENDAHULUAN Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh
rencana strategis (Renstra) Dinas Pendapatan dan
merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah
Kekayaan Aceh tahun 2012-2017 dikemukakan
Aceh yang memiliki peranan penting dalam
bahwa Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh
mendukung kegiatan operasional pemerintahan di
sebagai salah satu SKPA yang menjadi unsur
daerah,
pendukung Pemerintah Aceh yang melaksanakan
11 -
terutama
berkaitan
dengan
Volume 4, No. 1, Februari 2015
urusan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tugas umum pemerintahan di bidang Pendapatan
instansi tersebut memiliki nilai di bawah 85
dan Kekayaan Aceh, yang dipimpin oleh satu orang
terutama untuk item prestasi kerja, tanggung
kepala dinas sebagaimana yang tertuang dalam
jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa
Qanun Aceh Nomor 15 Tahun 12 tentang Susunan
dan kepemimpinan. Hal ini mengindikasikan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis
bahwa sebagian besar pegawai instansi tersebut
Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Aceh dan
dinilai memiliki hasil penilaian kinerja yang
Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2013 tentang
relatif rendah. Apalagi pegawai dengan hasil
Rincian Tuga Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan
penilaian prestasi kerja ≥ 95 (katagori prestasi
Struktural pada Dinas Pendapatan dan Kekayaan
kerja sangat baik) hanya sebagian kecil dari
Aceh.
jumlah keseluruhan pegawai”.
Hingga saat ini, instansi tersebut memiliki
Hasil pengamatan peneliti mengindi-kasikan
280 orang pegawai dengan status PNS terdiri
bahwa motivasi kerja pegawai Dinas Pendapatan
dari 115 orang pegawai tingkat I dan 165 orang
dan Kekayaan Aceh juga relatif berbeda. Indikasi
bekerja pada UPTD yang tersebar di seluruh
adanya perbedaan motivasi kerja dapat dilihat dari
Aceh.
kesungguhan
Sebagai
instansi
menyelenggarakan
pemerintah
pelayanan
yang publik,
dan
kemauan
pegawai
dalam
menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan. Adanya
peningkatan kinerja pegawai menjadi sangat
sebagian
penting. Hal ini didasarkan pada kenyataan
menyelesaikan tugas secara tepat waktu merupakan
bahwa
indikasi nyata adanya persoalan motivasi kerja
bagi
setiap
instansi
pemerintah
sebagaimana halnya Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh, pegawai merupakan sumber daya
utama
instansi
yang
tidak
mampu
pegawai yang bersangkutan. Motivasi kerja dan kinerja pegawai dapat
menjalankan
dipengaruhi oleh kepemimpinan, insentif dan sanksi.
kegiatan operasionalnya. Kemampuan pegawai
Kepemimpinan adalah perilaku dan strategi sebagai
Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh dalam
hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat
mendukung pemerintah Aceh dalam mengurus
sikap yang sering diterapkan oleh seorang pimpinan
pendapatan dan kekayaan Aceh ditentukan oleh
ketika
kinerja masing-masing pegawainya. Namun
bawahannya
demikian, kenyataan yang berhubungan kinerja
kepemimpinan memainkan peran penting dalam
pegawai selama ini mengindikasikan bahwa
upaya peningkatan kinerja baik pada tingkat
sebagian
yang
kelompok maupun pada tingkat organisasi. Karena
berbeda. Adanya perbedaan kinerja pegawai
kinerja tidak hanya menyoroti pada sudut tenaga
Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh juga
pelaksana yang pada umumnya bersifat teknis, akan
dapat dilihat dari Daftar Penilaian Prestasi
tetapi juga dari kelompok kerja dan manajerial.
Pegawai
Kepemimpinan yang baik diharapkan mampu
pegawai
dalam
pegawai
memiliki
(DP3)
instansi
mengindikasikan
sebagian
kinerja
tersebut, besar
yang
pegawai
ia
mencoba
mempengaruhi
(Tampubolon,
meningkatkan kinerja
2007).
kinerja Faktor
pegawai seperti yang
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 12
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diharapkan baik oleh karyawan maupun organisasi
ada dalam diri manusia bisa ditimbulkan oleh
yang bersangkutan.
dorongan yang ada dari dalam dirinya dan
Sekalipun Dinas Pendapatan dan Kekayaan
lingkungan. Sedangkan aspek lainnya adalah
Aceh sudah berupaya meningkatkan motivasi kerja
faktor pemeliharaan budaya dan nilai-nilai yang
dan kinerja karyawannya dengan memperhatikan
terkandung
perhatian pada kebijakan yang berkaitan dengan
mendorong prestasi kerja yang tinggi (Fathoni,
reward dan punishment yang diwujudkan dalam
2006:132).
bentuk pemberian insentif dan sanksi bagi pegawai,
dalam
organisasi
yang
dapat
Uno (2007:71) menyatakan, motivasi kerja
namun masih ada sebagian kecil pegawai yang
merupakan salah satu faktor
dinilai
menentukan kinerja seseorang. Besar atau
memiliki kinerja kurang baik. Indikator
rendahnya kinerja pegawai juga terlihat dari sikap
kecilnya
dan perilaku ditempat kerja, seperti kurang mampu
seseorang tergantung pada seberapa banyak
menyelesaikan tugas secara tepat waktu sehingga
intensitas motivasi yang diberikan. Perbedaan
pada
lembur
motivasi kerja bagi seorang karyawan biasanya
(mengerjakan tugas diluar jam kerja), kurang
tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan
bersemangat dalam bekerja dan lain sebagainya.
prestasi yang dicapainya. Sejalan dengan
Karena itu, yang menjadi pertanyaan adalah,
pendapat
apakah motivasi kerja dan kinerja pegawai Dinas
menyatakan bahwa pencapaian tujuan motivasi
Pendapatan dan Kekayaan Aceh terkait dengan
kerja diharapkan menghasilkan efektivitas,
kepemimpinan, insentif dan sanksi ?. Penelitian ini
produktivitas dan hasil kerja yang efisien, baik
bertujuan
bagi diri individu yang bersangkutan maupun
waktu-waktu
untuk
tertentu
harus
mengetahui
pengaruh
kepemimpinan, insentif dan sanksi terhadap motivasi kerja serta dampaknya pada kinerja pegawai Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh.
pengaruh
tersebut,
motivasi
yang turut
pada
Fathoni
kinerja
(2006:132)
bagi organisasi. Semakin
termotivasi
dalam
bekerja,
bekerja dengan resa tenang, dan yang lebih penting lagi kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar
kemungkinan
tercapainya
KAJIAN KEPUSTAKAAN
produktivitas dan motivasi yang tinggi pula.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Karyawan yang tidak merasa puas terhadap
Peran motivasi kerja dalam menggerakan
penarikan atau penghindaran diri dari situasi-
fungsi manajemen sumber daya manusia adalah
ituasi pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun
membuat
psikologis. Bila seseorang termotivasi, ia akan
manusia
untuk
bertindak
atau
pekerjaannya,
cenderung
berusaha
tertentu kepada tenaga kerja sampai pada tujuan
mewujudkan apa yang diinginkannya yaitu
yang telah ditentukan. Kekuatan motivasi yang
pencapaian tujuan pekerjaan yang dibebankan
Volume 4, No. 1, Februari 2015
sekuat
melakukan
berperilaku dalam cara-cara menggerakan arah
13 -
berbuat
akan
tenaga
untuk
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepadanya.
(paling dominan) terhadap prestasi kerja, semakin
Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai Pemberian
insentif
kepada
pegawai
diharapkan mampu meningkatkan motivasi
tinggi
pemberian
insentif
maka
semakin tinggi pula prestasi kerja karyawan Pengaruh Kepemimpinan Motivasi Kerja dan Kinerja
Terhadap
kerja dan kinerja pegawai yang bersangkutan.
Dengan beraneka ragamnya keinginan
Hal ini disebabkan, insentif pada dasarnya
dan kebutuhan dari setiap pegawai maupun
merupakan kompensasi yang diterima oleh
kelompok dalam suatu organisasi maka
pegawai diluar gaji tetap yang mereka peroleh.
seorang
Pemberian insentif kepada pegawai diharapkan
menyelaraskan antara kebutuhan individu
mampu meningkatkan kesejahteraan pegawai
dengan
yang
demikian
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan
pemimpin
kebutuhan
harus
dapat
organisasi.
tingkah
laku
Dengan
pegawai
dapat
semangat kerja. Pada akhirnya insentif dapat
didorong dan diarahkan mencapai tujuan
menjadi salah satu sumber motivasi kerja yang
bersama
kemudian dapat meningkatkan kinerja pegawai.
semangat
Hal ini sesuai dengan pendapat Gomez, Balkin,
terhadap tingkah laku pegawai dalam rangka
dan Heneman (2002) “mengungkapkan insentif
mencapai tujuan organisasi dapat dilakukan
digunakan untuk mendorong karyawan dalam
oleh pimpinan melalui gaya kepemimpinan
memperbaiki kualitas
hasil
yang diperankannya. Seperti dikemukakan
kerjanya pemberian tersebut bermanfaat bagi
oleh Gorda (2004:154) bahwa pemimpin
perusahaan maupun karyawan.
mampu
mengadakan
inovasi
baik
dan kuantitas
Tujuan pemberian insentif bagi karyawan
yang dilandasi kerja
yang
yang
dengan adanya
tinggi.
Dorongan
berbagai
inovasi-
menyangkut
sistem
di kemukakan oleh Rivai (2005 : 385 ) yaitu
manajemen yang efektif dan efisien, maupun
memberikan tanggung jawab dan dorongan
dibidang konseptual yang keseluruhannya
kepada karyawan dalam rangka meningkatkan
dilaksanakan dalam upaya mempertahankan
kualitas dan kuantitas hasil kerja. Sedangkan
dan atau meningkatkan kinerja pegawai.
bagi perusahaan insentif merupakan strategi
Pegawai akan bertingkah laku tertentu untuk
untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi
mencapai
tujuan
perusahaan dalam menghadapi persaingan yang
seorang
pemimpin
semakin ketat, dimana produktifitas menjadi
memberikan perhatian dan menaruh minat
suatu hal yang sangat penting. Hasil penelitian
terhadap
Indrawan
memberikan pengakuan kepada mereka atas
pemberian
(2006) insentif
menunjukkan secara
bahwa finansial
pegawai
organisasi.
Untuk
haruslah
serta
harus
itu
dapat
pula
hasil-hasil yang telah dicapai
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata Pengaruh Sanksi Terhadap Motivasi Kerja Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 14
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan Kinerja
dimiliki
Pemberian
sanksi
kepada
pegawai
diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai tersebut. Hal ini disebabkan
kinerja
pegawai
peraturan
yang
pelanggar, berlaku
dan
memelihara memberikan
pelajaran kepada pegawai yang melanggar aturan.
Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Konopaske dan Matteson (2006:226) bahwa sanksi/punishment sebagai tindakan menyajikan konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil dari dilakukanya perilaku
tertentu.
Sanksi/Punishment
merupakan konsekuensi dari perilaku yang negatif, tujuan pemberian punishment ini bermacam-macam, salah satunya adalah teori tujuan pemberian punishment adalah hukuman diberikan
untuk
pegawai/pelanggar
memperbaiki agar
jangan
si berbuat
kesalahan itu lagi. Dengan adanya sanksi akan membuat pegawai bekerja lebih baik.
suatu
organisasi,
mengkoordinasikan perubahan yang terjadi serta menentukan apa yang harus dilakukan bila terjadi kegagalan (Bahagia, 2004). Kepemimpinan
sanksi pada dasarnya merupakan ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki
oleh
juga
dapat
diartikan
sebagai cara yang dilakukan oleh pimpinan dalam
mempengaruhi
bawahannya
untuk
mencapai tujuan kepemimpinan itu sendiri. Dalam menjalankan kepemimpinan, seseorang pimpinan dapat menggunakan berbagai cara, sehingga terdapat berbagai tipe kepemimpinan. Pada prakteknya implementasi kepemimpinan oleh
seseorang
pemimpinan
tidak
jarang
menggunakan reward dan punishment. Reward diberikan kepada pegawai atau bawahan yang dinilai memiliki prestasi kerja yang baik. salah satu bentuk reward adalah pemberian insentif kepada
pegawai.
Selanjutnya
punishment
(sanksi) biasanya diberikan kepada pegawai yang dinilai memiliki perilaku negatif sehingga dapat menjadi penghambat bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. METODE PENELITIAN
Keterkaitan antara Kepemimpinan, Insentif dan Sanksi
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan
dan
Kekayaan
Aceh.
Objek
penelitian berkaitan dengan motivasi kerja dan Kepemimpinan adalah suatu interaksi
kinerja pegawai instansi tersebut tersebut yang
antar anggota suatu kelompok, pemimpin
dikaitkan dengan kepemimpinan, insentif dan
merupakan
yang
sanksi. Variabel motivasi kerja selain berperan
perilakunya akan lebih mempengaruhi orang
sebagai predictor variable (variabel untuk
lain
memprediksi)
agen
daripada
perubahan,
perilaku
orang
orang
lain
yang
kinerja
pegawai,
juga
mempengaruhi mereka. Seorang pemimpin
ditempatkan sebagai variabel perantara antara
sangat dibutuhkan dalam penetapan tujuan
kinerja pegawai dengan kepemimpinan, insentif
organisasi, mengalokasikan sumber daya yang
dan sanksi. Kepemimpinan yang dimaksudkan
15 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan
terhadap motivasi kerja sebesar 0,204 berarti
yang diperankan oleh pimpinan/atasan, yakni
pengaruh langsung sanksi terhadap motivasi
terdiri dari kepemimpinan konsiderasi dan
kerja pegawai sebesar 4,162 persen (0,2042).
struktur inisiasi seperti dikemukakan oleh Yulk
Hasil
pengujian
signifikansi
(2002:44). Sampel penelitian sebanyak 257
masing-masing
orang pegawai yang diambil dengan metode
insentif dan sanksi) terhadap motivasi kerja
sensus.
pegawai menunjukkan nilai p-value masing-
kuesioner dengan
Pengumpulan
data
menggunakan
dan selanjutnya menggunakan
data
variabel
pengaruh
(kepemimpinan,
dianalisis
masing sebesar 0,039 untuk kepemimpinan,
statistik
sebesar 0,027 untuk insentif dan sebesar 0,004
peralatan
structural equition model (SEM).
untuk sanksi (lihat output AMOS). Ketiga nilai p-value tersebut lebih kecil dari 0,05 dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
diartikan
Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Insentif dan Sanksi Terhadap Motivasi Kerja Kepemimpinan, insentif dan sanksi
kepemimpinan, insentif dan sanksi berpengaruh
dapat berpengaruh terhadap motivasi kerja. Artinya semakin baik penilaian seseorang pegawai terhadap kepemimpinan, insentif dan sanksi yang diberlakukan di tempat kerja, maka motivasi
kerja
pegawai
tersebut
akan
meningkat. Nilai koefisien jalur dari masingmasing
variabel
eksogen
(kepemimpinan,
insentif dan sanksi) terhadap motivasi kerja pegawai menunjukkan angka positif. Hal ini berarti bahwa secara empiris, kepemimpinan, insentif dan sanksi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai Nilai
koefisien
kepemimpinan
pengaruh langsung kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai sebesar 12,745 persen (0,3572). Nilai koefisien jalur insentif terhadap motivasi kerja sebesar 0,362 berarti pengaruh langsung insentif terhadap motivasi kerja sebesar
simultan
dan
parsial
signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan demikian
hipotesis
kedua
(H2)
yang
menyatakan kepemimpinan, insentif dan sanksi secara
simultan
terhadap
motivasi
dan
parsial
kerja
berpengaruh
pegawai
Dinas
Pendapatan dan Kekayaan Aceh dapat diterima. Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Insentif dan Sanksi Terhadap Kinerja Pegawai Kepemimpinan, insentif dan sanksi juga dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Artinya semakin baik penilaian seseorang pegawai terhadap kepemimpinan, insentif dan sanksi yang diberlakukan di tempat kerja, maka
jalur
terhadap motivasi kerja sebesar 0,357 berarti
pegawai
secara
13,104
Selanjutnya nilai koefisien
persen
(0,3622).
kinerja pegawai tersebut akan meningkat. Melalui hasil structural equition model seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.1 di atas dapat diketahui nilai koefisien jalur dari masingmasing
variabel
eksogen
(kepemimpinan,
insentif dan sanksi) terhadap kinerja pegawai menunjukkan angka positif. Hal ini berarti bahwa secara empiris, kepemimpinan, insentif
jalur sanksi Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 16
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan sanksi berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai sebesar 0,842 dapat diartikan pengaruh
pegawai
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar kepemimpinan
70,896 persen (0,8422). Hasil pengujian statistik
terhadap kinerja pegawai sebesar 0,301 berarti
menunjukkan nilai p-value sebesar 0,006 lebih
pengaruh langsung kepemimpinan terhadap
kecil dari 0,05 dapat diartikan motivasi kerja
kinerja pegawai sebesar 9,060 persen (0,3012).
berpengaruh
Nilai koefisien jalur insentif terhadap kinerja
pegawai. dengan demikian hipotesis keempat
pegawai
(H4)
Nilai
koefisien
sebesar
jalur
0,387
berarti
pengaruh
signifikan
yang
menyatakan,
terhadap
kinerja
motivasi
kerja
langsung insentif terhadap kinerja pegawai
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas
sebesar 14,977 persen (0,3872). Selanjutnya
Pendapatan dan Kekayaan Aceh dapat diterima
nilai koefisien pegawai
jalur sanksi terhadap kinerja
sebesar
0,315
berarti
pengaruh
langsung sanksi terhadap kinerja pegawai
Analisis Pengaruh Lepemimpinan, Insentif dan Sanksi Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Motivasi Kerja
sebesar 9,923 persen (0,3152).
Kofisien jalur kepemimpinan, insentif
Hasil pengujian signifikansi pengaruh masing-masing
variabel
dan sanksi terhadap motivasi kerja pegawai
(kepemimpinan,
masing-masing sebesar 0,357 untuk sanksi,
insentif dan sanksi) terhadap kinerja pegawai
sebesar 0,362 untuk insentif dan sebesar 0,204
menunjukkan nilai p-value
masing-masing
untuk sanksi. Selanjutnya nilai koefisien jalur
sebesar 0,027 untuk kepemimpinan, sebesar
motivasi terhadap kinerja pegawai sebesar
0,030 untuk insentif dan sebesar 0,003 untuk
0,842. Berdasarkan nilai koefisien jalur tersebut
sanksi (lihat output AMOS). Ketiga nilai p-
maka pengaruh tidak langsung (indirect effect)
value tersebut lebih kecil dari 0,05 dapat
kepemimpinan
diartikan
parsial
melalui motivasi kerja sebesar 30,059 persen
kepemimpinan, insentif dan sanksi berpengaruh
(0,357 x 0,842), pengaruh tidak langsung
signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan
(indirect
demikian
yang
pegawai melalui motivasi kerja sebesar 30,480
menyatakan kepemimpinan, insentif dan sanksi
persen (0,362 x 0,842), dan pengaruh tidak
secara
berpengaruh
langsung (indirect effect) sanksi terhadap
terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan dan
kinerja pegawai melalui motivasi kerja sebesar
Kekayaan Aceh dapat diterima.
17,177 persen (0,204 x 842).
secara
simultan
hipotesis
simultan
dan
ketiga parsial
dan
(H3)
Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
effect)
terhadap
insentif
kinerja
pegawai
terhadap
kinerja
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa
keberadaan
motivasi
kerja
dapat
memperkuat pengaruh kepemimpinan, insentif Motivasi
kerja
berpengaruh
positif
terhadap kinerja pegawai. hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien motivasi terhadap kinerja 17 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
dan sanksi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh. Dengan demikian
hipotesis
kelima
(H5)
yang
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menyatakan, kepemimpinan, insentif dan sanksi
(direct effect) kepemimpinan terhadap kinerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas
pegawai
Pendapatan
langsung (direct effect) insentif terhadap kinerja
dan
Kekayaan
Aceh
melalui
motivasi kerja dapat diterima
dan Kekayaan Aceh memiliki motivasi kerja dan kinerja yang baik. Selain penilaian mereka terhadap kepemimpinan, insentif dan sanksi juga sudah baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata skor masing-masing variabel sebesar 3,423 untuk motivasi kerja, sebesar 3,488 untuk kinerja, sebesar 3,486 untuk kepemimpinan, sebesar 3,423 untuk insentif dan sebesar 3,497
Motivasi
kerja
berpengaruh
positif
terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh. Pengaruh langsung (direct effect) motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 70,89 persen. Kepemimpinan,
insentif
dan
sanksi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh. motivasi
kerja.
Pengaruh
tidak
melalui langsung
(indirect effect) kepemimpinan terhadap kinerja
untuk sanksi. insentif
dan
sanksi
berpengaruh positif terhadap motivasi kerja pegawai Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh semakin baik penilaian pegawai terhadap kepemimpinan, insentif dan sanksi semakin tinggi pula motivasi kerja pegawai. Pengaruh langsung (direct effect) kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai sebesar 12,745 persen, pengaruh langsung (direct effect) insentif terhadap motivasi kerja pegawai sebesar 13,104 persen, dan pengaruh langsung (direct effect) sanksi terhadap motivasi kerja pegawai sebesar
pegawai melalui motivasi kerja sebesar 30,059 persen, pengaruh tidak langsung (indirect effect) insentif terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja sebesar 30,480 persen dan pengaruh tidak langsung (indirect effect) sanksi terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja sebesar 17,177 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan motivasi kerja dapat memperkuat pengaruh kepemimpinan, insentif dan sanksi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh. Saran Sebaiknya kepala Dinas Pendapatan
4,162 persen. insentif
dan
sanksi
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Pendapatan
pengaruh
pegawai sebesar 9,923 persen.
Secara umum pegawai Dinas Pendapatan
Dinas
persen,
langsung (direct effect) sanksi terhadap kinerja
Kesimpulan
Kepemimpinan,
9,060
pegawai sebesar 14,977 persen, dan pengaruh
KESIMPULAN DAN SARAN
Kepemimpinan,
sebesar
dan
Kekayaan
Aceh.
Semakin baik penilaian pegawai terhadap kepemimpinan, insentif dan sanksi semakin baik pula kinerja mereka. Pengaruh langsung
dan Kekayaan Aceh dapat meningkatkan motivasi
kerja
pegawainya.
Upaya
meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan dengan cara mempertimbangkan kebijakan kompensasi yang lebih baik, dan penerapan gaya kepemimpinan yang dapat diterima oleh Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 18
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala semua
pegawai.
kepemimpinan
Dalam yang
pimpinan/atasan
hal
ini
diperankan
sebaiknya
tidak
gaya oleh hanya
berorientasi pada pelaksanaan tugas/pekerjaan oleh
bawahan,
tetapi
juga
menekankan
pentingnya persahabatan dan hubungan baik antara atasan dan bawahan. Sebaiknya kepala Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh menerapkan peraturan yang berkaitan dengan reward dan punishment bagi pegawainya. Seperti halnya pemberian insentif dan sanksi bagi pegawai. Kebijakan pemberian reward
dalam
bentuk
insentif
misalnya,
sebaiknya tidak hanya mengacu pada peraturan baku
yang
telah
ditetapkan,
tetapi
juga
berorientasi pada peningatan motivasi dan kinerja pegawai, sehingga pemberian insentif dapat menjadi dorongan bagi setiap pegawai untuk bekerja lebih baik. Demikian pula halnya dengan pemberian sanksi bagi pegawai yang melanggar peraturan ditempat kerja, sanksi tidak hanya dilihat sebagai hukuman bagi pegawai, tetapi diharapkan mampu untuk memperbaiki sikap dan perilaku pegawai di tempat kerja DAFTAR PUSTAKA Fathoni, Abdurrahmat (2006) Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. Gorda, Ngurah G (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Astabrata Bali, Denpasar. Ivancevich, Konopaske dan Matteson. (2006). Perilaku Manajemen Dan Organisasi. alih bahasa Gina Gania. Jakarta : Erlangga. 19 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Rivai, Veithzal. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Segal, Jeanne (2010) Melejitkan Kepekaan Emosional, Penerjemah Ary Nilandari, Kaifah, Bandung. Uno, Hamzah (2007) Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Bidang Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.