Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 40- 49
10 Pages
PENGARUH PENDIDIKAN, MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA LEMBAGA KEISTIMEWAAN ACEH Cut Laiyan Sofia1, Mukhlis Yunus2, Amri3 1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract The purpose of this study was to determine: (1) education, motivation and leadership either simultaneously or partially on employee productivity (2) the influence of education, motivation and leadership either simultaneously or partially on performance Privileged Aceh Institute (3) the effect of productivity employee on performance Privileged Aceh Institute (4) indirect effect of education, motivation and leadership of the Institute's performance Privileged Aceh through employee productivity Privileges Aceh Institute. This research was conducted at the Institute of Privileges Aceh. As for the object of this study is education, work motivation, leadership and work productivity and performance Privileges Aceh Institute. The results showed that education, work motivation, leadership either simultaneously or partial effect on employee productivity, education, work motivation, leadership either simultaneously or partially affect the performance Privileged Aceh Institute, then the results of the study also showed that the productivity of employees also have influence on organizational performance improvement at the Institute Privileged Aceh and there is an indirect effect of education, work motivation, leadership on organizational performance through employee productivity Privileges Institute of Aceh. Keywords Education, Motivation, Leadership, Work Productivity and Organizational Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pendidikan, motivasi kerja dan kepemimpinan baik secara simultan maupun parsial terhadap produktivitas kerja karyawan (2) pengaruh pendidikan, motivasi kerja dan kepemimpinan baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh (3) pengaruh produktivitas kerja karyawan terhadap kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh (4) pengaruh tidak langsung pendidikan, motivasi kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh melalui produktivitas kerja karyawan Lembaga Keistimewaan Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Keistimewaan Aceh. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah pendidikan, motivasi kerja, kepemimpinan dan produktivitas kerja dan kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, motivasi kerja, kepemimpinan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, pendidikan, motivasi kerja, kepemimpinan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh, kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa produktivitas kerja karyawan juga mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi pada Lembaga Keistimewaan Aceh serta terdapat pengaruh tidak langsung pendidikan, motivasi kerja, kepemimpinan terhadap kinerja organisasi melalui produktivitas kerja karyawan Lembaga Keistimewaan Aceh. Kata kunci :
Pendidikan, Motivasi, Kepemimpinan, Produktivitas Kerja dan Kinerja Organisasi
Permusyawaratan Ulama, Majelis Adat Aceh,
PENDAHULUAN Fenomena
yang
melatarbelakangi
Majelis Pendidikan Daerah, dan Baitul Mal
penelitian ini karena masih rendahnya kinerja
Aceh.
Rendahnya
kinerja
Lembaga
organisasi pada Lembaga Keistimewaan Aceh
Keistimewaan Aceh disebabkan oleh masih
yang terdiri atas empat organisasi yaitu Majelis
rendahnya kualitas pelayanan seperti Majelis Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 40
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Permusyawaratan Ulama kurang cepat tanggap
peningkatan produktivitas kerja karyawan. Hal
terhadap permasalahan aqidah di lingkungan
ini tentu menimbulkan gap (kesenjangan) antara
masyarakat seperti munculnya aliran sesat
produktivitas kerja yang diharapkan dengan
adapun target kerja dalam meningkatkan aqidah
produktivitas kerja yang dapat direalisasikan
masyarakat dan lain-lain ditargetkan mencapai
oleh
90%, namun realisasinya hanya mencapai 75%,
maupun produk hukum lainnya yang menjadi
sehingga
tuntututan masyarakat Aceh.
ada
gap sebesar
15%,
majelis
pendidikan daerah kurang dapat menunjukkan
karyawan
seperti
Rendahnya
pembuatan
kinerja
qanun
karyawan yang
perannya dalam mendorong mutu pendidikan di
masih belum sesuai harapan pimpinan, hal ini
Aceh,
dikarena faktor kepemimpinan yang masih
dimana
pendidikan
target
mencapai
peningkatan 95%,
mutu
sedangkan
cenderung
belum
mampu
menggerakkan
realisasiya hanya mencapai 75% atau gap
seluruh potensi sumber daya manusia, belum
sebesar 20%, sedangkan Baitul Mal Aceh juga
mampu mengarahkan karyawan terhadap tugas
masih belum banyak menunjukkan kinerjanya
dan fungsinya dengan baik. Disamping itu
terutama dalam membantu masyarakat miskin
faktor motivasi kerja juga menjadi acuan dalam
di Aceh untuk mendapatkan bantuan zakat,
pengukuran kinerja, hal ini karena karyawan
infak maupun shadaqah dari para mustahiq di
belum menunjukkan motivasi kerja yang tinggi
Aceh, sehingga kemiskinan di Aceh masih
dalam mencapai tujuan organisasi. Faktor
tergolong tinggi, dimana target penurunan
kepemimpinan pada Lembaga Keistimewaan
kemiskinan ditargetkan sebesar 85%, namun
Aceh juga menjadi salah satu faktor yang dapat
dalam realisasinya hanyak mencapai 65% atau
menghambat terciptanya produktivitas kerja
ada kesenjangan (gap) sebesar 20%.
karyawan
Rendahnya
produktivitas
dalam
memenuhi
tuntutan
kerja
masyarakat, hal ini karena tingginya ekspektasi
karyawan di sebabkan oleh banyak faktor salah
(harapan) dari masyarakat atau karyawan
satunya adalah tentang motivasi internal dan
terhadap pimpinan dalam mencapai tujuan
eksternal. Hal ini karena didasarkan oleh
organisasi.
beberapa penelitian sebelumnya yang belum
Kemudian
pendidikan
karyawan
pengaruh motivasi internal dan eksternal dalam
mengembangkan kemampuan intelektual dan
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
kepribadian karyawan. Oleh karena itu, setiap
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk
organisasi atau instansi yang ingin berkembang,
meneliti masalah tersebut dalam bentuk karya
pendidikan dan pelatihan karyawannya harus
akhir dalam rangka memberikan sumbangan
mendapat perhatian yang lebih besar sehingga
pemikiran bagi Lembaga Keistimewaan Aceh
diharapkan kinerja karyawan akan meningkat.
dalam mewujudkan kinerja organisasi melalui
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis
Volume 4, No. 1, Februari 2015
merupakan
upaya
bagi
mengungkapkan secara lebih mendalam tentang
41 -
juga
faktor
untuk
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lakukan pada Kantor Majelis Adat Aceh
diperlukan orang untuk menerapkan bakat
menunjukkan bahwa karyawan pada kantor
mereka
tersebut masih didominasi oleh karyawan yang
menyelesaikan rencana dan pengendalian yang
berpendidikan SMA,
tidak lain adalah memastikan segala sesuatunya
hal
ini
tentu
akan
menimbulkan gap antara harapan dengan kenyataan
dalam
mencapai
kinerja
sepenuhnya
guna
membantu
berubah semestinya.
yang
diharapkan oleh organisasi.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Selain tingkat pendidikan bagi karyawan, ada
Kinerja Lembaga
salah satu faktor yang juga perlu mendapatkan perhatian
yaitu
Motivasi
adalah
motivasi daya
kerja
pendorong
yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk
keahlian
tanggung
kegiatan
jawabnya
yang
dan
menjadi
menunaikan
kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan (Siagian 2003 : 138). Motivasi mengandung tiga hal yang amat penting. Pertama,
pemberian
motivasi
berkaitan
langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan
Selain dari faktor pendidikan dan motivasi kerja, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan Lembaga Keistimewaan Aceh adalah kepemimpinan. Kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi sangatlah penting dalam untuk
mencapai
tujuan
organisasi.
Berhasil atau gagalnya suatu organisasi dalam mengemban misinya untuk mencapai tujuan, sebagian
besar
ditentukan
menilai
kinerja
lembaga
dibutuhkan penilaian kerja. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode tertentu. Melalui penilaian
kinerja,
karyawan
mendapatkan
informasi mengenai seberapa baik ia bekerja jika dibandingkan dengan standar organisasi. Dengan kata lain karyawan mendapatkan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman perilaku di masa depan. Sehingga diperlukan penilaian kinerja yang dilakukan secara benar dan tepat agar hasilnya dapat djadikan informasi terhadap fokus strategik
berbagai sasaran organisasional.
usaha
Untuk
karyawan.
oleh
mutu
kepemimpinan yang dijalankan oleh orangorang yang diserahi tugas-tugas kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan akan membangun komitmen dan antusiasme yang
organisasi. Dengan
demikian
dapat
dikatakan
bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhankebutuhan yang pada saatnya akan membentuk tujuan-tujuan
yang
hendak
dicapai
dan
dipenuhinya. Yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana
suatu
organisasi
dapat
membuat pegawainya menjadi pekerja yang berprestasi dalam bidangnya dan bermotivasi menjalankan tugasnya, bekerja keras, dan siap menghadapi
tantangan
sehingga
tujuan
organisasi dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 42
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kemudian
setiap
organisasi
keluaran (output) dan masukan (input). Arti
pemerintahan juga perlu melakukan penilaian
yang
luas
bahwa
prestasi kerja para karyawannya. Penilaian
tingkatan
prestasi merupakan salah satu alternatif dasar
barang-barang
dalam melakukan pemindahan (mutasi) atau
mengutarakan cara pemanfaatan secara baik
promosi karyawan, sehingga akan dicapai
terhadap
kinerja karyawan yang tinggi, sesuai dengan
memproduksikan
target dan harapan organisasi itu sendiri.
(2003:12).
efisiensi
produktivitas dan
atau
sebagai
memproduksikan
jasa.
Produktivitas
sumber-sumber
dalam
barang-barang,
Sinungan
Menurut pendapat Gibson, Ivannenich,
Sedangkan menurut pakar manajemen
Donnelly (2003: 167) bahwa : "Evaluasi
lain yaitu Simanjuntak (2000:23), memberikan
prestasi adalah evaluasi sistematik dan formal
pengertian
tentang
atas prestasi kerja karyawan dan potensi
mencakup
sikap
pengembangannya di masa depan".
mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari
Kemudian
Matindas
produktivitas, mental
yaitu
yang
selalu
(2004:112)
ini harus lebih baik dari kemarin dan hasil
berpendapat "Penilaian karya adalah kegiatan
yang dicapai besoknya juga harus lebih baik
memberikan umpan balik kepada karyawan
dan meningkat atau lebih banyak dari yang
mengenai unjuk kerjanya selama kurun waktu
diperoleh hari ini.
tertentu.
Sementara pendapat Whitmore dalam Ini berarti penilaian karya tidak boleh
dirahasiakan
dinilai.
Produktivitas sebagai ukuran atas penggunaan
Penilaian karya harus dijadikan kritik yang
sumber daya dalam suatu organisasi yang
dilengkapi saran dan petunjuk untuk perbaikan.
biasanya
Pada kenyataannya penilaian kerja bukan hanya
keluaran yang dicapai dengan sumber daya
berguna untuk menetapkan besarnya imbalan
yang digunakan.
yang
harus
melainkan
kepada
orang
diterima dapat
yang
Sedarmayanti (2001:12) menegaskan bahwa
seorang
juga
karyawan,
berfungsi
untuk
dinyatakan
sebagai
rasio
dari
Kemudian lebih lanjut Sedarmayanti (2001:12) menyebutkan produktivitas kerja
membantu proses pengembangan diri. Penilaian
menunjukkan
bahwa
individu
yang diberikan secara terbuka dan didiskusikan,
perbandingan
dari
efektivitas
memungkinkan karyawan mengetahui hal-hal
(pencapaian untuk kerja maksimal) dengan
yang
dan
efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang
yang
mencakup kuantitas, kualitas dalam waktu
merupakan
mengetahui
dengan
kekurangannya pasti
hal-hal
diharapkan darinya.
Seseorang cenderung bekerja dengan
kerja
karyawan
merupakan suatu pandangan antara hasil 43 -
keluaran
tertentu.
Produktivitas Kerja Karyawan Produktivitas
merupakan
Volume 4, No. 1, Februari 2015
penuh
semangat
apabila
kepuasan
dapat
diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kerja karyawan merupakan kunci pendorong
arti sempit yaitu untuk meningkatkan keahlian
moral,
kerja
dan kecakapan manajer dalam memimpin para
terwujudnya
bawahan secara efektif. Pendidikan merupakan
kedisiplinan,
karyawan
dalam
dan
prestasi
mendukung
tujuan perusahaan (Hasibuan, 2006:203). Semakin
termotivasi
dalam
sarana peningkatan keterampilan dan keahlian
bekerja,
bagi
karyawan atau
pelatihan
penting lagi kepuasan kerja yang tinggi akan
memperbaiki
memperbesar
dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi.
tercapainya
produktivitas dan motivasi yang tinggi pula.
suatu
Sedangkan
bekerja dengan rasa tenang, dan yang lebih
kemungkinan
adalah
pegawai.
kegiatan
kemampuan
Pendidikan
kerja
untuk
seseorang
dimaksudkan
untuk
Karyawan yang tidak merasa puas terhadap
membina kemampuan atau mengembangkan
pekerjaannya,
kemampuan
cenderung
akan
melakukan
berfikir
para
penarikan atau penghindaran diri dari situasi-
meningkatkan
situasi pekerjaan baik yang bersifat fisik
gagasan-gagasan para pegawai sehingga mereka
maupun psikologis.
dapat menunaikan tugas kewajibannya dengan
Bila seseorang termotivasi, ia akan berusaha
berbuat
tenaga
mengeluarkan
sebaik-baiknya (Widjaja, 1995 : 75).
untuk
Simamora (1997 : 342) menjelaskan
mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun
bahwa “Pelatihan (training) adalah proses
belum tentu upaya yang keras itu akan
sistematik
menghasilkan produktivitas yang diharapkan,
dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-
apabila tidak disalurkan dalam arah yang
tujuan
dikehendaki organisasi. Oleh karena itu, upaya
diciptakan suatu lingkungan dimana para
harus diarahkan dan lebih konsisten dengan
karyawan dapat memperoleh atau mempelajari
tujuan ke dalam sasaran organisasi.
sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan
Pendidikan
perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan
Menurut
sekuat
kemampuan
pegawai,
organisasional.
perilaku
karyawan
Dalam
pelatihan
(1999:3)
pekerjaan. Pelatihan biasanya terfokus pada
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang
penyediaan bagi para karyawan keahlian-
dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan,
keahlian
pengajaran dan pelatihan untuk membantu
mengoreksi
peserta
kinerja mereka.
didik
Darmaningtyas
pengubahan
agar
mengalami
proses
kemanusiaan diri ke arah tercapainya pribadi yang
dewasa
bersusila.
Latihan
khusus
atau
membantu
mereka
kelemahan-kelemahan
dalam
Motivasi
adalah
Menurut Suwatno (2001:147). Motivasi
pembinaan kecakapan, kemahiran, ketangkasan
adalah bagaimana caranya mengarahkan daya
(skill building) dalam melaksanakan tugas dan
dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama
kewajiban.”
secara produktif dan berhasil mencapai tujuan
Sedangkan metode pendidikan dalam
yang telah ditentukan. Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 44
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Sementara Sedarmayanti
menurut
(dalam
pendapat
buku
dari
Riduwan
:
(2000;34) mengemukakan bahwa “Motivasi sebagai keseluruhan proses pemberian motif
merasa terpacu untuk bekerja lebih keras agar kinerja yang dicapai juga tinggi. Kepemimpinan Menurut pendapat dari Yuki (2007),
kerja kepada para bawahan sedemikian rupa
kepemimpinan
sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas
mempengaruhi orang lain, untuk memahami
demi tercapainya tujuan organisasi dengan
dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan
efektif dan efisien”.
bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif,
Kemudian
menurut
pendapat
dari
Mangkunegara (2005:61) menyatakan: motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi
situasi
di
proses
untuk
serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Masalah kepemimpinan telah muncul
perusahaan
bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia,
(situation). Motivasi merupakan kondisi atau
yaitu sejak manusia menyadari pentingnya
energi yang menggerakkan diri karyawan yang
hidup berkelompok untuk mencapai tujuan
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan
beberapa orang yang mempunyai kelebihan-
yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah
kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam
yang memperkuat motivasi kerjanya untuk
bentuk apa kelompok manusia itu dibentuk. Hal
mencapai kinerja maksimal”.
ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu
Untuk
kerja
adalah
mencapai
tujuan
dan
keberhasilan dari sebuah organisasi maka pimpinan
dari
dan
kelebihan-
kelebihan tertentu. Dalam kenyataannya apapun bentuk
membuat
organisasi pasti memerlukan seseorang untuk
karyawannya termotivasi dalam melakukan
menempati posisi sebagai pimpinan. Seorang
pekerjaan dan berusaha untuk supaya karyawan
pimpinan selalu mempunyai misi/tujuan yang
benar-benar
memahami
motivasi
harus dicapai dan tujuan ini baru direalisasikan,
sebenarnya,
menurut
(2001:3),
bila terdapat kerjasama diantara pimpinan dan
mengemukakan bahwa pemahaman motivasi,
para bawahannya. Seseorang yang menduduki
baik yang ada dalam diri karyawan maupun
posisi sebagai pimpinan di dalam suatu
yang berasal dari lingkungan akan dapat
organisasi
membantu dalam peningkatan kinerja. Dalam
melaksanakan kepemimpinannya. Sehubungan
hal ini seorang pimpinan perlu mengarahkan
dengan hal tersebut di atas dari segi organisasi
motivasi dengan menciptakan kondisi (iklim)
kepemimpinan dapat diartikan kemampuan
organisasi melalui pembentukan budaya kerja
mendorong sejumlah orang agar bekerja sama
atau budaya organisasi sehingga para karyawan
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
45 -
apa-apa
tersebut
keterbatasan
harus
memperhatikan
organisasi
mempunyai
yang
apa
itu
Ermayanti
Volume 4, No. 1, Februari 2015
mengemban
tugas
untuk
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terarah
pada
tujuan
Menurut
untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian
Wahjisumidjo (2002 : 27) mendefinisikan
adalah analisis jalur (path analysis). Asumsi-
kepemimpinan sebagai berikut:
asumsi standar yang harus dipenuhib sebelum
Sedangkan
bersama.
8)
membangun model path analysis antara lain:
menyatakan bahwa: "Kepemimpinan adalah
(1) berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah;
suatu kemampuan seseorang meyakinkan orang
(3) linier, aditif dan kausal, (4) berdistribusi
lain sehingga dapat diarahkan maksimal untuk
normal; (5) tidak ada multikolinaritas; dan (6)
tertentu“.
semua variable terukur, minimal dalam skala
melaksanakan
Siagian.
(2003
tugas-tugas
:
Kepemimpinan itu perlu dimiliki oleh setiap
interval.
calon pimpinan. METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Untuk mendapatkan data akurat dan dapat diuji kebenarannya serta keterangan yang
Gambar 1. Diagram Jalur
mendukung penulisan karya akhir ini, maka penulis mengadakan penelitian yaitu pada
HASIL PEMBAHASAN
Lembaga Keistimewaan Aceh, sedangkan yang
Pengaruh Pendidikan, Motivasi Kerja dan Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Lembaga Keistimewaan Aceh
menjadi objek penelitian ini adalah mengenai pengaruh
pendidikan,
motivasi
kerja,
kepemimpinan dan produktivitas kerja dan kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh.
variabel
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Lembaga Keistimewaan Aceh yaitu sebanyak 254 orang yang terdiri dari Majelis Permusyawaratan Ulama, Majelis Adat Aceh, Majelis Pendidikan Daerah, dan Baitul Mal Aceh. Pengambilan sampel dilakukan dengan terhadap
teknik
cluster
semua
random
pegawai
Hasil
sampling Lembaga
Keistimewaan Aceh dengan jumlah responden sebanyak 121 orang. Peralatan Analisis Data Peralatan analisis data yang digunakan
penelitian
pendidikan,
secara
motivasi
simultan kerja,
dan
kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas
kerja
karyawan
Lembaga
Keistimewaan Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (76,832 > 2,682) pada tingkat signifikansi membuktikan
0,000.
Hasil
bahwa
penelitian
secara
ini
simultan
pendidikan, motivasi kerja, dan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan Lembaga Keistimewaan Aceh. Pengaruh Parsial Pendidikan Terhadap Produktivitas kerja karyawan Pendidikan secara positif berpengaruh signifikan
terhadap
produktivitas
Volume 4, No. 1, Februari 2015
kerja - 46
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala karyawan Lembaga Keistimewaan Aceh. Hal
Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan
ini ditandai oleh nilai signifikan 0,000 < 0,05
0,000 < 0,05 (0,1% < 5%).
(0,1% < 5%). Pengaruh Parsial Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Motivasi
secara
Hasil penelitian terhadap variabel motivasi
positif
kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas
kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh Lembaga
kerja karyawan Lembaga Keistimewaan Aceh.
Keistimewaan Aceh. Hasil ini ditunjukkan oleh
Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,020 <
nilai signifikannya yang sebesar 0,028 < 0,05
0,05 (0,1% < 5%).
(2% <5%).
Pengaruh Parsial Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh
Hasil
kerja
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh
penelitian
kepemimpinan
secara
terhadap positif
variabel
berpengaruh
Hasil
penelitian
Kepemimpinan
terhadap
berpengaruh
variabel signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan dengan
terhadap kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh
nilai signifikan 0,009 < 0,05 (0,1% < 5%).
Lembaga Keistimewaan Aceh. Hal ini ditandai
Pengaruh Pendidikan, Motivasi Kerja dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh Pada Lembaga Keistimewaan Aceh
oleh nilai signifikan 0,016 < 0,05 (1% < 5%).
Hasil
penelitian
secara
simultan
variabel
pendidikan, motivasi kerja dan kepemimpinan berpengaruh Lembaga
signifikan Keistimewaan
terhadap Aceh
kinerja Lembaga
Keistimewaan Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (68,721 > 2,682) pada tingkat signifikansi 0,000.
Hasil pengujian hipotesis terhadap variabel pendidikan secara positif berpengaruh terhadap
penelitian
terhadap
kepemimpinan
diperoleh nilai koefisien beta adalah sebesar 0,239. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pendidikan, motivasi kerja, kepemimpinan baik secara
simultan
maupun parsial
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh
signifikan
Hasil
kinerja
Lembaga
Keistimewaan Aceh Lembaga Keistimewaan
karyawan pada Lembaga Keistimewaan Aceh. 2. Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua menunjukkan bahwa pendidikan, motivasi kerja, kepemimpinan baik secara simultan maupun
parsial
berpengaruh
terhadap
kinerja Lembaga Keistimewaan Aceh. 47 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa produktivitas
kerja
karyawan
mendapatkan perhatian adalah pegawai
juga
harus dapat memanfaatkan secara maksimal
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
sumber daya yang ada pada organisasi
kinerja
untuk meningkatkan kinerja organisasi.
organisasi
pada
Lembaga
Keistimewaan Aceh. 4. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa terdapat
pengaruh
tidak
langsung
pendidikan, motivasi kerja, kepemimpinan terhadap
kinerja
organisasi
melalui
produktivitas kerja karyawan Lembaga Keistimewaan Aceh. Saran 1. Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja
karyawan
pada
Lembaga
Keistimewaan Aceh berdasarkan variabel pendidikan, hendaknya pimpinan dapat memberikan kesempatan kepada pegawai Lembaga
Keistimewaan
Aceh
untuk
mengikuti pendidikan terutama pegawai yang
masih berpendidikan SMA dan
Diploma. 2. Motivasi kerja pegawai pada Lembaga Keistimewaan
Aceh
yang
perlu
mendapatkan perhatian adalah dengan cara memberikan penghargaan kepada pegawai yang dinilai berprestasi. 3. Masalah kepemimpinan hendaknya juga menjadi
perhatian
pimpinan,
terutama
masalah bagaimana cara pimpinan dapat menempatkan pegawai dan menyelesaikan masalah yang timbul dalam lingkungan Lembaga Keistimewaan Aceh. 4. Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja
karyawan,
hendaknya
perlu
DAFTAR KEPUSTAKAAN Allen,
(2006), Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE, Yogyakarta. Ambar Teguh, Sulistiyani dan Rosidah, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta Anwar Prabu Mangkunegara (2001), Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama. As’ad Mohd (2001), Psikologi Industri, BPFE Yogyakarta. Bryson, (2002), Strategic Planning, Four Edition, Prentice Hall, USA Cushway Barry, (2002), Human Resources Management, Prentice- International Darmaningtyas (2006), Manajemen Pendidikan, PT. Andi Offset, Semarang Dessler, Garry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia (Terj.). PT. Indeks, Jakarta Dharma Agus, (2000), Manajemen Supervisi, Edisi IV, Rajawali Pers, Jakarta Dwiyanto Agus, (2007), Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi, Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003), Organisasi, Edisi ke Lima Penerbit Erlangga, Jakarta. Handoko, T. Hani. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Keban, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta. Mathis, Robert L, Jackson, John H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Matindas (2004), Manajemen Prilaku Organisasi : Penggunaan Sumber Daya Manusia. Edisi Keempat, Penerbit : Erlangga, Jakarta. Rivai dan Basri (2005), Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta. Salovey & Mayer, (2006), Emotional Intellegent,: Whay Can Matter More Than IQ, NY. Bantam Book.
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 48
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Santoso, Singgih. (2006). SPSS Versi 10,01, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Simamora Henry, (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesatu, Cetakan Pertama, Badan Penerbit STIE - Yogyakarta. Siswanto, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan. Soekidjo Notoadmodjo, (2003), Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta, Rineka Cipta. Strauss dan Sayles (2006), Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta. Timpe Dale, (2005), Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis (Memimpin Manusia). PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Usman (2009), Pengukuran Kinerja Karyawan, Rineka Cipta, Jakarta. Wibisono (2006), Manajemen Kinerja Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wursanto (2005), Kepemimpinan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Yakub (2003), Metode Penelitian Bisnis, Alfaberta, Bandung.
49 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015