GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
ISSN 2088 -6594
PENGARUH UPAH DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA, IMPLIKASINYA PADA PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN TEKSTIL PT. ABC SUKOHARJO Hestin Mutmainah Dosen Tetap Program Studi S1 Manajemen, STIE Surakarta
ABSTRACT
The general objective of this study is to describe the influence of wage and organization culture on work motivation that impact employee productivity of PT. ABC Sukoharjo. Correlation approach was conducted in order to find the influence of wages, organization culture and work motivation on employee productivity. Sampling using Solvin formula obtained a sample of 91 people. Sampling technigue using proportional random sampling technigue, which is a technigue used in making sampling by taking random and represented in very part of the production unit. From the analysis and discussion in the previous, it can be concluded as follows: wage and organization culture positive and significant impact on work motivation. Wage, organization culture and work motivation and significant positive effect on employee productivity. Work motivation no mediates the effect of wage and organizational culture on employee productivity. Keywords: wage, organizational culture, work motivation, and employee productivity. PENDAHULUAN Latar Belakang Penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur dan merata, baik materiil maupun spiritual. Demikian pula pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja tetapi juga keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Sehingga diperlukan pengaturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain mencakup sumber daya manusia, peningkatan produktivitas dan lain sebagainya. Sumber Daya Manusia memegang peranan yang sangat penting, sebab dengan tidak adanya tenaga kerja/karyawan yang
profesional/kompetitif, perusahaan tidak dapat melakukan aktivitasnya secara maksimal meskipun semua peralatan modern yang diperlukan telah tersedia. Melihat sangat pentingnya peranan tenaga kerja/karyawan sebagai sumber daya manusia dalam proses produksi sehingga diharapkan karyawan akan dapat bekerja lebih produktif dan profesional dengan didorong oleh rasa aman dalam melakukan segala aktivitasnya. Sehingga perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan keberadaan sumber daya manusia sebagai pekerja dalam perusahaan yang sedikit banyak menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Bertitik tolak dari karyawan sebagai sumber daya manusia itulah, maka perusahaan perlu berupaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan memperhatikan upah, budaya organisasi dan motivasi kerjanya. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, beberapa masalah yang ditemukan di PT. ABC Sukoharjo sebagai berikut. a. Kurangnya perhatian perusahaan dalam menjalin hubungan dengan karyawan, sehingga menyebabkan masih ada karyawan kurang bergairah dalam
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
b.
c.
d.
e.
f.
melakukan pekerjaan sehari-hari yang menjadi tanggungjawabnya. Produktivitas kerja karyawan yang menurun diindikasikan pada ketidaktepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dan jumlah tingkat kerusakan produksi yang meningkat. Masih ada karyawan yang merasa upah yang diperoleh belum mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan hidup minimum (KHM). Perusahaan belum memberikan perhatian terhadap motivasi kerja, seperti tidak adanya penghargaan kepada karyawan yang memiliki prestasi kerja baik dan lingkungan kerja yang kurang memberikan kenyaman bagi karyawan dalam bekerja. Masih adanya pelanggaran peraturan tata tertib perusahaan yang tidak diterapkan oleh seluruh karyawan, seperti penggunaan peralatan keamanan kerja. Kondisi ruang kerja yang kurang memberikan kenyaman dan keamanan dalam bekerja menyebabkan rendahnya motivasi kerja dan berakibat pada menurunnya produktivitas kerja karyawan.
Perumusan Masalah Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana pengaruh upah terhadap motivasi kerja karyawan pada Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo? b. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja karyawan pada Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo? c. Bagaimana pengaruh upah terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo? d. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas karyawan pada Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo? e. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo? f. Bagaimana pengaruh upah terhadap produktvitas kerja dengan dimediasi
ISSN 2088 -6594
variabel motivasi kerja pada karyawan Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo? g. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap produktvitas kerja dengan dimediasi variabel motivasi kerja pada karyawan Perusahaan Tekstil PT. ABC Sukoharjo? METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan inferensial. Pendekatan inferensial dilakukan dengan tujuan untuk menemukan adanya pengaruh upah dan budaya organisasi kerja terhadap motivasi kerja dengan implikasinya pada produktivitas kerja.. Populasi dan Sampel Adapun yang menjadi populasi untuk penelitian ini adalah karyawan pada bagian produksi PT. ABC di Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah keseluruhan karyawan 958 orang karyawan. Alasan karyawan di bagian produksi yang dijadikan sebagai populasi penelitian ini, karena adanya penurunan produktivitas kerja karyawan di bagian produksi. Berdasarkan penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008) diperoleh sampel sebanyak 91 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling, yaitu teknik yang digunakan dalam mengambil sampling dengan cara mengambil secara acak dan terwakili pada tiap bagian di unit produksi. Teknik Analisis Data Analisis Regresi Analisis regresi, digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (Arikunto, 2004). Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan dengan dua cara yang pertama merupakan regresi langsung (untuk mengetahui pengaruh upah dan budaya organisasi terhadap motivasi kerja) dan yang kedua adalah analisis regresi dengan variabel mediasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui upah dan budaya
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
ISSN 2088 -6594
organisasi terhadap produktivitas dengan dimediasi motivasi kerja.
kerja
Model matematis: Y = β1.X1 + β2.X2 + e Z = β4.X1 + β5.X2 + β6.Y + e
Square) berada antara 0 dan 1 atau 0 ≤ Adjusted R Square ≤ 1. b. Uji F
Uji Model a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) Koefisien determinasi (Adjusted R Square) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase yang mampu dijelaskan oleh variabel upah dan budaya organisasi terhadap produktivitas kerja dengan dimediasi motivasi kerja. Jika Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar sehingga model yang digunakan semakin besar untuk menerangkan variabel terikat. Sebaliknya jika Adjusted R Square menunjukkan semakin kecil, maka model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variabel terikat. Secara umum dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi (Adjusted R
Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan nilai Fhitung yang terdapat pada tabel analysis of variance. c. Uji t (Parsial) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian melalui uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada alpha = 5% (0,05). Semua data dihitung dengan bantuan komputer program SPSS menurut petunjuk Ghozali (2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian a.1 Analisis Regresi a.1.1 Uji Regresi I Hasil analisis regresi antarberbagai variabel penelitian disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil Uji Regresi I Hubungan Variabel Upah (X1) terhadap Motivasi Kerja(Y) Budaya Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y)
β
t
Sig.
0,4 24
5,0 23
0,0 00
0,4 40
5,2 18
0,0 00
Berdasar Tabel 1 dapat diketahui persamaan sebagai berikut : Y = 0,424 X1 + 0,440 X2. Dari persamaan ini diketahui bahwa koefisien upah dan budaya organisasi positif artinya. Artinya adalah bahwa upah berpengaruh positif terhadap motivasi kerja, artinya semakin tinggi upah semakin tinggi tingkat motivasi kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo, dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja, artinya semakin baik budaya organisasi semakin tinggi motivasi kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo.
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
ISSN 2088 -6594
a.1.2 Uji Regresi II Hasil analisis regresi II disajikan pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Regresi II Hubungan Variabel Upah (X1) terhadap Produktivitas Kerja (Z) Budaya Organisasi (X2) terhadap Produktivitas Kerja (Z) Motivasi Kerja (Y) terhadap Produktivitas Kerja (Z)
β
t
Sig.
0, 205
2, 024
0,04 6
0, 206
2, 014
0,04 7
0, 326
2, 888
0,00 5
Berdasar Tabel 2 dapat diketahui persamaan sebagai berikut : Z = 0,205X1 + 0,206X2 + 0,326Y. Dari persamaan ini diketahui bahwa koefisien upah, budaya organisasi dan motivasi kerja juga positif artinya. Beradasrkan persamaan itu pula dapat dijelaskan bahwa : (a) upah berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan, artinya semakin tinggi kompensasi semakin tinggi produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo, (b) budaya organisasi berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo, artinya semakin baik budaya organisasi semakin tinggi produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo, dan (c) motivasi kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo, artinya semakin tinggi motivasi kerja semakin tinggi produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo. a.2 Uji Model a.2.1 Uji Koefisien Determinasi Hasil uji koefisien determinasi disajikam pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Koefisien Determinasi
Hubungan Variabel Upah (X1) dan Budaya Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) Upah (X1), Budaya Organisasi (X2) dan Motivasi Kerja (Y) terhadap Produktivitas Kerja (Z)
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
0,360
2,114
0,283
2,257
Berdasar Tabel 3 dapat diketahui persentase kontribusi variabel upah dan budaya organisasi sebesar 36,00% dalam menjelaskan variabel dependen motivasi kerja, sedangkan (100,00% – 36,00%)= 64,00% dijelaskan variabel di luar model. Adapun persentase kontribusi variabel upah, budaya organisasi dan motivasi kerja sebesar 28,30% dalam menjelaskan variabel dependen produktivitas kerja, sedangkan (100,00% – 28,30%) = 71,70% dijelaskan variabel di luar model.
a.2.2 Uji F (Fit) Model Hasil uji kebsahan model (fit model) yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil Uji F (Anova) Hubungan variabel Upah (X1) dan Budaya Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) Upah (X1), Budaya Organisasi (X2) dan Motivasi Kerja (Y) terhadap Produktivitas Kerja (Z)
F-test
Sig.
26,30 4
0,000
12,83 0
0,000
Berdasar Tabel 4 dapat diketahui bahwa upah dan budaya organisasi secara bersama-sama mempengaruhi motivasi kerja karena uji ANOVA menunjukkan Ftest =
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
26,304 dengan Sig. 0,000 adalah lebih kecil dari 0,05. Demikian pula upah, budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama mempengaruhi produktivitas kerja karena hasil uji menunjukkan Ftest = 12,830 dengan Sig. 0,000 adalah lebih kecil dari 0,05. Sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit. a.3 Uji Hipotesis Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pengujian hipotesis melalui uji t yang dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05 (5%), artinya apabila sig < 0,05, hipotesis diterima dan apabila sig > 0,05, hipotesis ditolak. Uji t ini untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) secara individual terhadap variabel terikat (dependen). Hipotesis 1 H1 : Upah Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Motivasi Kerja Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa upah memiliki nilai t hitung = 5,023 dan nilai signifikansi (sig) = 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja, sehingga Hipotesis 1 diterima. Hipotesis 2 H2 : Budaya Organisasi Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Motivasi Kerja Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa budaya organisasi memiliki nilai t hitung = 5,218 dan nilai signifikansi (sig) = 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja, sehingga Hipotesis 2 diterima. Hipotesis 3 H3 : Upah Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Produktivitas Kerja Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa upah memiliki nilai t hitung = 2,024 dan nilai signifikansi (sig) = 0,046 lebih kecil dari 0,05 artinya upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja, sehingga Hipotesis 3 diterima.
ISSN 2088 -6594
Hipotesis 4 H4 : Budaya Organisasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas Kerja Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa budaya organisasi memiliki nilai t hitung = 2,014 dan nilai signifikansi (sig) = 0,047 lebih kecil dari 0,05 artinya budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja, sehingga Hipotesis 4 diterima. Hipotesis 5 H5 : Motivasi Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Produktivitas Kerja Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa motivasi kerja memiliki nilai t hitung = 2,888 dan nilai signifikansi (sig) = 0,005 lebih kecil dari 0,05 artinya motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja, sehingga Hipotesis 5 diterima. Hipotesis 6 H6 : Pengaruh Upah terhadap Produktivitas Kerja dengan Mediasi Motivasi Kerja Berdasarkan Tabel 2 dapat dilakukan perhitungan. a. Pengaruh langsung upah ke produktivitas kerja = 0,205 b. Pengaruh tidak langsung upah ke motivasi kerja ke produktivitas kerja adalah 0,424 x 0,326 = 0,138 c. Total pengaruh adalah 0,205 + 0,138 = 0,34 Berdasarkan perhitungan di atas terdapat nilai beta pengaruh tidak langsung (b1 x b5 = 0,138) lebih kecil dari nilai beta pengaruh langsung (b3 = 0,205). Hal ini berarti motivasi kerja tidak memediasi.
Hipotesis 7 H7 : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja dengan Mediasi Motivasi Kerja. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilakukan perhitungan. a. Pengaruh langsung budaya organisasi ke produktivitas kerja adalah 0,206.
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
ISSN 2088 -6594
b. Pengaruh tidak langsung budaya organisasi ke motivasi kerja ke produktivitas kerja adalah 0,440 x 0,326 = 0,143 c. Total pengaruh adalah 0,206 + 0,143 = 0,349
Berdasarkan perhitungan di atas terdapat nilai beta pengaruh tidak langsung (b2 x b4 = 0,143) lebih kecil dari nilai beta pengaruh langsung (b4 = 0,206). Hal ini berarti motivasi kerja tidak memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja, sehingga Hipotesis 7 ditolak.
b. Pembahasan b.1 Pengaruh Upah terhadap Motivasi Kerja Hasil uji hipotesis terbukti bahwa upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Permasalahan yang terjadi pada PT. ABC Sukoharjo terkait dengan rendahnya upah karyawan yang diperoleh belum mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan hidup minimum (KHM). Hal tersebut akan menyebabkan rendahnya motivasi kerja karyawan. Upah merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena jumlah upah atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap jalannya perusahaan. Adanya pemberian upah yang sesuai denganharapan karyawan akan meningkatkan motivasi kerja karyawan. Mengingat motivasi kerja merupakan proses seorang karyawan melakukan tindakan akibat kekurangan secara phisik dan psikis, dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukkan untuk memenuhi tujuan tertentu (Handoko 2000). Selain itu, dapat dikatakan bahwa motivasi kerja merupakan hal yang sangat penting, karena motivasi kerja dapat mengindikasikan seorang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi kerja seorang karyawan akan meningkat apabila organisasi memperhatikan pemberian upah akan mendorong seorang karyawan untuk bekerja lebih giat. Bagaimanapun juga seorang karyawan sebagai individu tidak bisa melepaskan diri dari kebutuhankebutuhan. b.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja Hasil uji hipotesis terbukti bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Permasalahan yang dihadapi terkait pada
budaya organisasi yang ada pada PT. ABC Sukoharjo adalah belum optimalnya penerapan budaya organisasi yang dilakukan perusahaan, antara lain kurangnya interaksi pihak manajemen perusahaan dengan karyawan, kebijakan perusahaan yang hanya mementingkan pencapaian laba perusahaan semata. Hal ini akan berakibat pada rendahnya motivasi kerja karyawan, sehingga budaya organisasi memengaruhi motivasi kerja. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Bahwa dengan adanya budaya organisasi yang tertata dengan baik dan memadai tentunya akan membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja, sehingga akan timbul motivasi kerja dan kegairahan kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, produktivitas kerja akan meningkat. Koesmono (2005) yang menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Apabila dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Bliss (1999) (dalam Robbins 2006) mengatakan bahwa didalam budaya terdapat kesepakatan yang mengacu pada suatu sistem makna secara bersama, dianut oleh anggota organisasi dalam membedakan organisasi yang satu dengan yang lainnya. Budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem makna bersama. Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu. Secara spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh kondisi team work, leaders dan characteristic of organization serta administration process yang berlaku. Mengapa budaya organisasi penting, karena
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
merupakan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hirarki organisasi yang mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi. Budaya yang produktif adalah budaya yang dapat menjadikan organisasi menjadi kuat dan tujuan perusahaan dapat terakomodasi. Adanya pemahaman budaya organisasi perusahaan tempat bekerja yang baik dari karyawan akan dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, sebaliknya adanya ketidakpahaman karyawan terhadap budaya organisasi perusahaan akan menurunkan motivasi kerja karyawan. b.3 Pengaruh Upah terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Hasil analisis data terbukti bahwa upah berpengaruh positif signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Permasalahan yang terjadi di PT. ABC Sukoharjo. Upah yang diperoleh karyawan cenderung belum sesuai dengan yang diharapkan yang menyebabkan rendahnya produktivitas kerja karyawan yang diindikasikan hasil produksi yang masih terdapat kerusakan, bahwa upah yang belum sesuai tersebut, karena adanya potongan pinjaman karyawan, sehingga jumlah upah yang diperoleh tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sebagai contoh besarnya upah yang diterima karyawan sebesar Rp962.000 per bulan, jika setiap bulan dikenakan potongan pinjaman rata-rata Rp 250.000, karyawan memiliki pinjaman pada koperasi yang ada di perusahaan, maka jumlah yang diterima hanya sebesar Rp712.000, jumlah upah yang diterima tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup selama satu bulan. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan produktvitas kerja karyawan, dengan demikian upah mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2012) yang menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap produktvitas kerja karyawan. Salah satu upaya agar produktivitas kerja karyawan tinggi, perusahaan perlu memperhatikan masalah upah yang merupakan faktor pendorong dalam mencapai produktivitas kerja, karena
ISSN 2088 -6594
dengan produktivitas yang tinggi akan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan penetapan upah yang sesuai merupakan dorongan penting bagi pekerja untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, sebaliknya adanya pemberian upah yang tidak sesuai akan menurunkan produktivitas kerja karyawan. b.4 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Hasil analisis data terbukti bahwa budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap produktiviats kerja karyawan. Fenomena yang terjadi di PT. ABC Sukoharjo adalah belum optimalnya penerapan budaya organisasi yang dilakukan perusahaan, antara lain kurangnya interaksi pihak manajemen perusahaan dengan karyawan, kebijakan perusahaan yang hanya mementingkan pencapaian laba perusahaan semata. Apabila penerapan budaya organisasi yang belum sesuai dengan keinginan karyawan, maka akan menurunkan produktivitas kerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Koesmono. (2005) dan Henry (2009) yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Budaya organisasi diyakini merupakan faktor penentu utama terhadap kesuksesan produktivitas organisasi (Kotler et al 1992 dikutip oleh Veithsal, 2004). Tinggi rendahnya produktivitas kerja dapat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja disekitarnya.Ketidaknyamanan saat bekerja merupakan kondisi yang sangat tidak baik bagi tenaga kerja dalam beraktivitas. Budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. Sehingga apbila karyawan memahami budaya organisasi perusahaan, maka akan dalam bekerja akan meningkatkan produktivitas kerjanya. b.5 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
Hasil analisis data terbukti bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Fenomena yang terjadi di PT. ABC Sukoharjo terkait dengan motivasi kerja karyawan adalah Pihak manajemen perusahaan kurang memberikan motivasi kerja yang baik kepada karyawannya, sehingga menyebabkan motivasi kerja karyawan menjadi rendah, dan kondisi ruang kerja yang kurang memberikan kenyaman dan keamanan dalam bekerja menyebabkan rendahnya motivasi kerja dan berakibat pada menurunnya produktivitas kerja karyawan. Hasil penelitian ii mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Santoso (2012), Henry (2009), dan Rahmawati (2010), di mana hasil penelitian motivasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Motivasi karyawan pada perusahaan yang berproduksi menggunakan tenaga kerja manusia menjadi suatu hal yang sangat penting. Motivasi yang baik diharapkan akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang tinggi. Sebaliknya motivasi yang kurang baik akan menurunkan produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian motivasi kerja memiliki hubungan dengan produktivitas kerja karyawan. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan ketrampilan barang modal, teknologi, manajemen, informasi, energi dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat melalui konsep produktivitas semesta/total. b.6 Pengaruh Upah terhadap Produktivitas Kerja dengan Mediasi Motivasi Kerja Hasil uji hipotesis tidak terbukti bahwa motivasi kerja tidak memediasi pengaruh upah terhadap produktivitas kerja karyawan. Motivasi kerja adalah proses sebagian langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara phisik dan psikis, dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukkan untuk memenuhi tujuan tertentu. Upaya peningkatan motivasi kerja menuntut peran pimpinan dalam melakukakan pendekatan kepemimpinan
ISSN 2088 -6594
yang efisien, efektif dan produktif guna mencapai peningkatan produktivitas kerja karyawan. Adanya perhatian motivasi kerja kepada karyawan, diharapkan akan dapat mendorong tercapainya peningkatan produktivitas kerja. Pemberian upah kepada karyawan tanpa diimbangi perhatian pimpinan terhadap motivasi kerja, maka tidak akan dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Mengingat sebagian karyawan merasakan bahwa upah yang diterima belum sepenuhnya dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Pemberian upah yang diberikan perusahaan dimaksudkan hanya untuk menjaga keberadaan karyawan di perusahaan, menjaga semangat kerja karyawan dan tetap menjaga kelangsungan hidup perusahaan. b.7 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas Kerja dengan Mediasi Motivasi Kerja Hasil uji hipotesis tidak terbukti bahwa motivasi kerja tidak memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan. Motivasi kerja merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya atau dorongan yang menyebabkan ia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu demi memuaskan kebutuhan individu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi pada diri seseorang dapat mempengaruhi kehidupan perilaku manusia dan perilaku individu itu hakikatnya adalah berorientasi pada tujuan, sedangkan motivasi yang berasal dari luar dapat timbul dari pimpinannya yang memberikan dorongan kepada bawahan untuk mampu bekerja dengan produktif. Namun motivasi dalam diri seorang karyawan jika dalam bekerja dibatasi oleh aturan-aturan seperti penerapan budaya organisasi yang terlalu membebankan karyawan, maka akan menurunkan produktivitas kerjanya. Budaya organisasi merupakan suatu sistem dari kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai bersama dalam organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya. Budaya korporat, atau juga dikenal dengan istilah budaya kerja, merupakan nilai-nilai dominan
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
yang disebarluaskan di dalam organisasi dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan. Jika budaya organisasi yang diterapkan perusahaan sesuai dengan motivasi yang membentuk perilaku diri karyawan, maka akan meningkatkan produktivitas kerja
ISSN 2088 -6594
karyawan, sebaliknya jka budaya organisasi tidak sesuai dengan motivasi kerja karyawan untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkannya akan dapat menurunkan produktivitas kerja karyawan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Upah mempengaruhi motivasi kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo. Adanya pemberian upah yang dapat mencukupi kebutuhan hidup karyawan, maka akan dapat mempengaruhi motivasi kerjanya dalam bekerja. Sebaliknya pemberian upah yang kurang memenuhi kebutuhan hidup, maka akan menurunkan motivasi kerja karyawan dalam bekerja. b. Budaya organisasi memengaruhi motivasi kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo. Adanya penerapan budaya organisasi yang kurang fleksibel, maka akan dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan dalam bekerja. Sebaliknya penerapan budaya organisasi yang fleksibel, maka akan meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam bekerja. c. Upah mempengaruhi produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo. Pemberian upah yang diterima oleh karyawan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Sebaliknya pemberian upah yang tidak sesuai dan kurang mencukupi pemenuhan hidupn karyawan, maka akan dapat menurunkan produktivitas kerja karyawan. d. Budaya organisasi memengaruhi produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo. Penerapan budaya organisasi yang tidak sesuai dnegan kondisi kerja perusahaan akan dapat menurunkan produktivitas kerjanya. Sebaliknya penerapan budaya organisasi yang kurang sesuai dengan kondisi yang sesuai, maka akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
e. Motivasi kerja memengaruhi produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo. Adanya motivasi kerja yang sesuai dengan harapan karyawan, maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Sebaliknya motivasi kerja yang kurang sesuai dengan harapan karyawan, maka akan menurunkan produktivitas kerja karyawan. f. Variabel motivasi kerja tidak memediasi pengaruh upah terhadap produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo. g. Variabel motivasi kerja tidak memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan PT. ABC Sukoharjo. Saran Adapun saran yang dapat peneliti kemukakan sebagai berikut. a. Hendaknya pimpinan perusahaan dapat meningkatkan besarnya upah sesuai dengan standar UMK yang ditetapkan, mengingat masih ada sebagian kecil karyawan yang kurang sesuai dengan upah yang diberikan oleh perusahaan. b. Hendaknya pimpinan dapat menerapkan budaya organisasi yang lebih baik agar dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan, meskipun masih ada sebagian kecil karyawan yang kurang sesuai dengan keinginan karyawan, sehingga perlu mendapatkan perhatian pimpinan. c. Hendaknya pimpinan perusahaan dapat meningkatkan besarnya upah yang sesuai dengan harapan karyawan, meskipun masih ada sebagian kecil karyawan yang kurang sesuai dengan besarnya upah yang diterima oleh karyawan belum sesuai, sehingga akan menurunkan produktivitas kerja karyawan.
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......
GRADUASI Vol. 27 Edisi Maret 2012
d. Hendaknya pimpinan perusahaan dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan yang sesuai dengan harapan karyawan, mengingat masih ada sebagian kecil karyawan yang kurang sesuai dengan motivasi kerja yang diberikan oleh perusahaan, sehingga perlu
ISSN 2088 -6594
mendapatkan perhatian pimpinan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ghozali, Imam 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-UGM. Henry, Adolf. 2009. Motivasi Kerja, Budaya Organisasi dan Produktivitas Kerja Karyawan. Jakarta: Universitas Gunadarma. Koesmono, H. Teman. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur. Surabaya: Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya. Rahmawati, Rini. 2010. Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Permodalan Nasional Madani Banjarmasin. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat. Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks, Kelompok Gramedia. Santoso, Anityo Angga. 2012. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan Pada PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Umar, Husein. 2008. Disain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Rajagrafindo Persada.
Jakarta: PT
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, RajaGrafindo.
Jakarta: PT.
Pengaruh Upah Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja, Implikasinya Pada Produktivitas Kerja.......