Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0199 pp. 203- 212
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DPR ACEH 1)
Fauzi Akmal1, Jasman Jafar Ma’aruf2, Mahdani3 Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purpose of this research was to determine the influence of leadership, motivation and work environment simultaneously or partially on the performance of employees in the Secretariat of Parliament of Aceh. The research was conducted at the Parliament Secretariat Aceh. As the object of this study is leadership, motivation and work environment and employee performance Ach Parliament Secretariat. Research subjects were employees of the Secretariat of the Parliament of Aceh. The population in this study were all employees of the Secretariat of the House of Aceh, amounting to 176 people because the population is relatively small then the entire population as respondents. Population of 176, as many as 176 employees could be found immediately and willing to complete a questionnaire study. Successful results of this study support the first hypothesis, leadership, motivation and work environment affect the performance of the employees of the Secretariat of the Parliament of Aceh with the value of R = 0,655 means that there is a strong positive relationship between leadership, motivation and work environment on employee performance and have a correlation of 65.5%, while the remaining 34.5% is influenced by other factors. From the results, the coefficient of determination (R2) of 0.429 this means that all the independent variables of leadership, motivation and work environment have jointly contributed 42.9% to the dependent variable (Y) the employee’s performance. The balance of 57.1% is influenced by other factors that are not through in this study. Successful results of this study support the hypothesis of the Second, Third and fourth is that leadership, motivation and work environment partial effect on employee performance Aceh the Parliament Secretariat. Results of this study to know the motivation of the most dominant variables affecting employee performance. Motivation regression coefficient (b2) of 0.374 has motivation variabel meaning any increase by 1 unit Likert scale will be a positive influence on the performance of employees by 0.374 units. Keywords: Leadership, Motivation and Work Environment and Employee Performance Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPR Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada Sekretariat DPR Aceh. Sebagai objek penelitian ini adalah kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja serta kinerja pegawai Sekretariat DPR Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Sekretariat DPR Aceh yang berjumlah 176 orang karena populasinya relatif kecil maka seluruh populasi dijadikan responden. Dari 176 jumlah populasi, sebanyak 176 pegawai yang bisa dijumpai langsung dan bersedia untuk mengisi kuesioner penelitian. Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis pertama, kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat DPR Aceh dengan nilai R = 0,655 artinya terdapat hubungan positif dan kuat antara kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai dan mempunyai korelasi sebesar 65,5%, sisanya sebesar 34,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dari hasil tersebut nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,429 hal ini berarti seluruh variabel bebas yakni kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 42,9% terhadap variabel terikat (Y) yakni kinerja pegawai. Sisanya sebesar 57,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis kedua, ketiga dan keempat yaitu bahwa kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat DPR Aceh. Hasil penelitian ini mengetahui variabel motivasi yang paling dominan mempengaruhi kinerja pegawai. Koefisien regresi motivasi (b2) sebesar 0,374 mempunyai arti setiap kenaikan variabel motivasi sebesar 1 satuan skala Likert akan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai sebesar 0,374 satuan. Kata kunci :
203 -
Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja dan Kinerja Pegawai
Volume 4, No. 4, November 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Sasaran Sekretariat DPR Aceh adalah
PENDAHULUAN Organisasi merupakan kesatuan sosial
terwujudnya pegawai yang berkinerja tinggi.
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
Masalah kinerja tentu tidak terlepas dari proses,
sebuah
dapat
hasil dan daya guna, dalam hal ini kinerja atau
diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus
prestasi kerja merupakan hasil kerja secara
untuk mencapai tujuan. Akibat terjadinya
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
interaksi dengan karakteristik masing-masing
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
serta banyak kepentingan yang membentuk
dengan
gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja, yang
kepadanya.
kesemuanya akan mencirikan kondisi suatu
sebagai
organisasi. Sehingga setiap individu dalam
pencapaian tingkat organisasi, dan kinerja
organisasi tidak lepas dari hakikat nilai-nilai
disebut sebagai performance yang memiliki arti
budaya yang dianutnya, yang akhirnya akan
suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh
bersinergi
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
batasan
yang
dengan
relatif
perangkat
organisasi,
tanggung
jawab
Apabila
pencapaian
kinerja hasil
didefinisikan atau
tingkat
organisasi
kepemimpinan. Sehingga pola interaksi sumber
tanggung jawab masing-masing dalam rangka
daya
harus
mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak
diseimbangkan dan diselaraskan agar organisasi
melanggar hukum dan sesuai dengan moral
dapat tetap eksis.
maupun etika.
dalam
Organisasi
yang
organisasi
berhasil
dalam
Fenomena
dengan
diberikan
teknologi, sistem, strategi dan gaya hidup
manusia
sesuai
yang
wewenang
yang
terlihat
dan
pada
mencapai tujuan serta mampu memenuhi
Sekretariat DPR Aceh, kinerja Pegawai Negeri
tanggung
sangat
Sipil (PNS) sudah mulai menurun ditandai
tergantung pada para manajernya (pimpinan).
dengan terputusnya mata rantai komunikasi
Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan
vertikal
baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan
keharmonisan antar pegawai sudah mulai pudar.
mencapai
organisasi
Hubungan kerja antara dewan dengan staf
membutuhkan pemimpin yang efektif, yang
Sekretariat DPR Aceh juga menurun dan
mempunyai
mempengaruhi
interaksi dua arah antar dewan dengan staf
perilaku anggotanya atau anak buah. Jadi,
sangat kurang. Begitu juga dengan gaya
seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi
kepemimpinan yang ada pada Sekretariat DPR
akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila
Aceh
ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu
mengerjakan tugas sendiri. Gaya kepemimpinan
mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian
yang menonjol diterapkan pada Sekretariat
tujuan organisasi.
DPR Aceh adalah instruktif yaitu bersifat
jawab
sosialnya
sasarannya.
kemampuan
akan
Suatu
maupun
yang
horizontal
memberdayakan
sehingga
stafnya
Volume 4, No. 4, November 2015
dan
- 204
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil
keputusan
berfungsi
sebagai
Bila seseorang termotivasi, ia akan berusaha
berbuat
sekuat
tenaga
untuk
memerintahkan pelaksanaannya pada orang-
mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun
orang yang dipimpin. Pimpinan biasanya
belum tentu upaya yang keras itu akan
mengatur tugas khusus dan tugas kelompok dari
menghasilkan produktivitas yang diharapkan,
setiap
apabila tidak disalurkan dalam arah yang
orang,
pimpinan
juga
cenderung
menonjolkan sifat pribadinya dalam memuji
dikehendaki organisasi.
atau mengkritik pekerjaan seseorang. Gaya
Faktor lain yang perlu diperhatikan oleh
kepemimpinan instruktif yang berlaku sampai
organisasi adalah lingkungan kerja karena
sekarang,
dapat
sangat berkaitan erat dengan tinggi rendahnya
menghasilkan kinerja yang optimal. Selain itu
kinerja pegawai, apabila lingkungan kerja baik
perintah dari pimpinan tidak dapat ditolak
maka hal tersebut dapat memberikan pengaruh
walaupun sebenarnya pekerjaan yang akan
yang positif terhadap kinerja pegawai, begitu
dilakukan mengandung resiko besar, sehingga
pula sebaliknya. Lingkungan kerja adalah
apabila terjadi kesalahan maka staf/pegawai
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
yang menanggung.
dihadapi,
nampaknya
kurang
lingkungan
sekitarnya
di
mana
Adapun yang mendasari latar belakang
seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
penelitian pada Sekretariat DPR Aceh karena
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
pada
maupun sebagai kelompok.
kenyataannya
kurangnya
motivasi
pegawai karena pemanfaatan tenaga kerja para
Lingkungan kerja adalah keadaan di
pegawai selaku sumber daya manusia belum
mana tempat kerja yang baik meliputi fisik atau
optimal, buktinya banyak terlihat masalah yang
non fisik yang dapat memberikan kesan
terjadi yang berhubungan dengan kinerja
menyenangkan,
pegawai, antara lain : masih banyak terlihat
sebagainya. Apabila kondisi kerja baik maka
pegawai
daripada
hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa puas
menyelesaikan pekerjaannya, pada saat jam
dalam diri pegawai, begitu sebaliknya, apabila
kerja berlangsung. Masih terdapat pegawai
kondisi kerja buruk maka pegawai tidak akan
yang tidak bekerja sama dalam melakukan
mempunyai kepuasan dalam bekerja maka
kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan
kinerja pegawai akan menurun.
yang
menganggur
pekerjaan pokok. Masih banyak pegawai yang terlambat
datang
ke
tempat
kerja
Suatu
aman,
kondisi
tenteram
dan
lingkungan
lain
kerja
atau
dikatakan baik atau sesuai apabila manusia
meninggalkan kantor sebelum waktunya serta
dapat melaksanakan kegiatan secara optimal,
ada pegawai yang menolak diberikan tugas dan
sehat,
enggan menyelesaikannya.
lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam
aman,
dan
nyaman.
Kesesuaian
jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi 205 -
Volume 4, No. 4, November 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik
lainnya
dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang
menggunakan
lebih
menggambarkan
banyak
dan
tidak
mendukung
dalam
suatu
kelompok
tanpa
bentuk
paksaan,
kita
usaha
ini
sebagai
diperolehnya rancangan sistem kerja yang
kepemimpinan. Lebih spesifik lagi, dikatakan
efisien. Jenis lingkungan kerja terbagi menjadi
bahwa kepemimpinan sebagai “suatu interaksi
dua yaitu : (a) Lingkungan kerja fisik
antar anggota suatu kelompok. Pemimpin
merupakan suatu keadaan berbentuk fisik
merupakan agen perubahan, perilakunya akan
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
lebih
mempengaruhi pegawai baik secara langsung
perilaku
maupun tidak langsung, (b) Lingkungan kerja
mereka. Kepemimpinan timbul ketika satu
non fisik merupakan semua keadaan terjadi
anggota kelompok mengubah motivasi atau
yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik
kompetensi
hubungan dengan atasan maupun dengan
kelompok”.
hubungan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan.
mempengaruhi orang
Robbins
menyebut
mewakili
filsafat,
keterampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2006:224). Kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa Kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakandari
seorang
pemimpin
yang
dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2005:29). Menurut
Gibson
et
al.,
(2005:5),
pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketika seorang individu
mempengaruhi
lainnya
(2007:3)
daripada
di
pemikiran
secara
kepemimpinan
untuk
dalam
mempengaruhi
umum sebagai suatu
kelompok ke arah tercapainya tujuan”. Hal
Kepemimpinan
tindakan)
yang
kerangka
bahwa
“kemampuan
Kepemimpinan
lain
anggota
Berdasarkan tersebut,
KAJIAN KEPUSTAKAAN
lain
orang
berusaha
mempengaruhi
yang sama dinyatakan oleh Hersey dan Blanchard dalam Dharma (2008:83) melihat kepemimpinan
sebagai
mempengaruhi
kegiatan
“suatu individu
proses dan
kelompok”. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama dengan pencapaian tujuan organisasi. didefinisikan
Pada
umumnya sebagai
kepemimpinan suatu
proses
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu Gitosudarmo (2007:127). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa kepemimpinan adalah suatu proses, bukan orang.
perilaku Volume 4, No. 4, November 2015
- 206
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kepemimpinan sebagai proses maka
Dalam
suatu
organisasi,
bawahan
seorang pemimpin harus memiliki perilaku atau
mempunyai peranan yang sangat strategis,
gaya, keterampilan, pengetahuan untuk dapat
karena sukses tidaknya seseorang pimpinan
mempengaruhi
maupun
bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh
kelompok dalam organisasi, di mana kelompok
sebab itu, seorang pemimpin dituntut untuk
memiliki nilai-nilai, harapan, kebutuhan, serta
memilih bawahan dengan secermat mungkin.
tujuan. Artinya seorang pemimpin harus dapat
Adapun situasi menurut Hersey dan Blanchard
memadukan sifat atau karakter yang dimiliki
adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana
dengan bawahan serta sampai pada tingkat
seorang pemimpin berusaha pada saat-saat
mana situasi memberikan kendali dan pengaruh
tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar
kepada pemimpin.
dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka
aktivitas
individu
Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena
adanya
dan
misalnya, tindakan pemimpin pada beberapa
kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Di
tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan
satu pihak manusia terbatas kemampuannya
yang dilakukan pada saat sekarang, karena
untuk memimpin, pihak lain ada orang yang
memang situasinya telah berlainan.
mempunyai
suatu
kelebihan
keterbatasan
mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi
kemampuan
untuk
memimpin. Di sinilah timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan (Thoha,
Menurut Hersey, pemimpin (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan baik
jika
pemimpin
kecakapan
dalam
pemimpin
mempunyai
bidangnya,
mempunyai dan
setiap
keterampilan
yang
berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang
atau
sekelompok
orang
yang
merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau
pengikut
yang
setiap
saat
siap
melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. 207 -
Motivasi adalah serangkaian dorongan yang dirumuskan secara sengaja oleh pimpinan
2007:3).
dengan
Motivasi
Volume 4, No. 4, November 2015
perusahaan yang ditujukan kepada karyawan agar mereka bersedia secara ikhlas melakukan perilaku tertentu yang berdampak kepada peningkatan
kinerja
dalam
rangkaian
pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya (Gorda, 2006:167). Motivasi
adalah
suatu
kekuatan
potensial yang ada di dalam diri seseorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan finansial dan imbalan non finansial, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bersangkutan (Winardi, 2007:6).
“Lingkungan kerja adalah lingkungan di mana
Sudarmayanti mendefinisikan
(2007:66) adalah
Lingkungan kerja yang kondusif memberikan
kondisi mental emosional yang mendorong
rasa aman dan memungkinkan para pegawai
aktivitas dan memberi energi yang mengarah
untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja
kepada
memberi
dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika
kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan”
pegawai menyenangi lingkungan kerja di mana
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah
motivasi merupakan kondisi emosional yang
di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas
ada pada diri manusia yang mengarah pada
sehingga waktu kerja dipergunakan secara
usaha pencapaian hasil yang sesuai dengan
efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga
kebutuhannya. Motivasi yang dimaksudkan
tinggi.
dalam
bahwa:
pencapaian
“Motivasi
pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari”.
kebutuhan,
penelitian
adalah
untuk
antara
harapan
”Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
dengan tujuan. Setiap orang dan organisasi
ada di sekitar para pekerja yang dapat
dapat mencapai sesuatu atau beberapa tujuan
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
dalam kegiatan-kegiatannya. Jadi motivasi di
tugas-tugas yang diembankan.
menggambarkan
ini
hubungan
Menurut
Nitisemito
(2006:114)
sini berarti apa sebenarnya yang merupakan tujuan dan sekaligus pendorong bagi seseorang
Kinerja Secara etimologi, kinerja berasal dari
dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang
kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana
dibebankan kepadanya.
dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job
Lingkungan Kerja Setiap
berusaha
performance atau actual performance (prestasi
untuk menciptakan lingkungan kerja yang
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
menyenangkan,
berpengaruh
seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan
terhadap peningkatan kinerja perusahaan dalam
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
menjalankan kegiatannya selalu memperhatikan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
faktor-faktor yang ada dalam perusahaan, juga
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
harus memperhatikan faktor-faktor yang ada di
Lebih
luar perusahaan atau lingkungan sekitarnya.
menyatakan bahwa pada umumnya kinerja
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu
mengenai pengertian lingkungan kerja berikut
dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah
ini dikemukakan beberapa pendapat.
hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
Menurut
perusahaan
karena
selalu
akan
Mardiana
(2005:74)
lanjut
Mangkunegara
(2005:75)
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja Volume 4, No. 4, November 2015
- 208
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi
adalah
gabungan
dari
kinerja
individu dengan kinerja kelompok. Menurut
Analisis regresi berganda adalah suatu teknik ketergantungan. Sehingga variabel yang
(2005:67),
akan dibagi menjadi variabel yang akan dibagi
kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja
menjadi variabel dependen/terikat (Y) dan
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
variabel independen/bebas (X). Analisis ini
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
menunjukkan bahwa variabel dependen akan
dengan
diberikan
bergantung (terpengaruh) pada lebih dari satu
kepadanya. Sedangkan menurut Gibson et al.
variabel independen. Untuk melakukan analisis
(2006:95) kinerja karyawan merupakan suatu
data digunakan regresi linier berganda
ukuran
Mangkunegara
Peralatan Analisis Data
tanggung
yang
jawab
dapat
yang
digunakan
untuk
menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan
HASIL PEMBAHASAN Model persamaan regresi yang baik
tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja
adalah yang memenuhi persyaratan asumsi klasik, antara lain semua data berdistribusi normal dan model harus bebas dari gejala
atau kinerja organisasi.
multikolinieritas. Dari analisis sebelumnya telah terbukti bahwa model persamaan yang
METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian
ini
diajukan dalam penelitian ini telah memenuhi
dilaksanakan
pada
Sekretariat DPR Aceh. Sebagai objek penelitian ini
adalah
lingkungan
kepemimpinan, kerja
serta
motivasi
kinerja
dan
pegawai
Sekretariat DPR Aceh. Subjek penelitian adalah
persyaratan asumsi klasik sehingga model persamaan dalam penelitian ini sudah dianggap baik. Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat.
pegawai Sekretariat DPR Aceh. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini sebanyak 176 pegawai yang bisa dijumpai langsung dan bersedia untuk mengisi kuesioner penelitian. Peneliti menganggap hal ini sudah cukup layak untuk digunakan dalam analisis karena sudah termasuk dalam kategori sampel besar, yaitu n
Dengan demikian model persamaan regresi linear berganda yang diperoleh dari hasil pengujian adalah sebagai berikut : Y = 0,935 + 0,178X1 + 0,374X2 + 0,217X3
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa: a. Konstanta (a) sebesar 0,935 artinya apabila variabel
kepemimpinan,
motivasi
dan
lingkungan kerja = 0, maka nilai dari
> 30.
variabel kinerja pegawai (Y) = 0,935. b. Koefisien kepemimpinan memberikan nilai sebesar 0,178 artinya jika kepemimpinan 209 -
Volume 4, No. 4, November 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala semakin baik dengan asumsi variabel lain
Ftabel ; (43,115 > 2,70). Perhitungan tersebut
tetap
maka
mengalami
kinerja peningkatan
pegawai
akan
menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan
sebesar
0,178
(X1), motivasi (X2) dan lingkungan kerja (X3)
satuan.
secara bersama-sama mempunyai pengaruh
c. Koefisien
motivasi
memberikan
nilai
yang positif dan signifikan terhadap variabel
sebesar 0,374 artinya jika motivasi semakin
kinerja pegawai (Y). Maka dapat disimpulkan
baik dengan asumsi variabel lain tetap
bahwa hipotesis pertama pada penelitian ini
maka kinerja pegawai akan mengalami
yang menyatakan bahwa variabel bebas yang
peningkatan sebesar 0,374 satuan.
terdiri
dari
kepemimpinan,
motivasi
dan
d. Koefisien lingkungan kerja memberikan
lingkungan kerja secara bersama-sama dan
nilai sebesar 0,217 artinya jika lingkungan
simultan berpengaruh positif dan signifikan
kerja semakin baik dengan asumsi variabel
terhadap kinerja pegawai Sekretariat DPR Aceh
lain tetap maka kinerja pegawai akan
terbukti dan dapat diterima.
mengalami
peningkatan
sebesar
0,217
satuan.
Variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Dalam ringkasan hasil regresi yang
Variabel kepemimpinan ini merupakan variabel
ditunjukkan pada Tabel 11 di atas, nilai R =
yang mendukung peningkatan kinerja pegawai
0,653 artinya terdapat hubungan positif dan
pada
kuat
dan
kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai dan
penting dalam mempengaruhi kinerja pegawai
mempunyai korelasi sebesar 65,5%, sisanya
dan kinerja organisasi, karena kepemimpinan
sebesar 34,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor
merupakan
lain.
pencapaian tujuan organisasi.
antara
Dari
kepemimpinan,
hasil
tersebut
motivasi
nilai
koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,429 hal ini berarti
Sekretariat
DPR
aktivitas
Kompensasi
Aceh
yang
dikarenakan
utama
motivasi
dengan
berpengaruh
seluruh variabel bebas yakni kepemimpinan,
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
motivasi dan lingkungan kerja mempunyai
dan memiliki tingkat signifikansi tertinggi
kontribusi secara bersama-sama sebesar 42,9%
(paling dominan). Hal ini terjadi dikarenakan
terhadap variabel terikat (Y) yakni kinerja
motivasi adalah kondisi mental emosional yang
pegawai. Sisanya sebesar 57,1% dipengaruhi
mendorong aktivitas dan memberi energi yang
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
mengarah
kepada
penelitian ini.
memberi
kepuasan
Hasil uji secara simultan diperoleh nilai
pencapaian atau
kebutuhan, mengurangi
ketidakseimbangan.
Fhitung sebesar 43,115, sedangkan hasil Ftabel
Lingkungan kerja berpengaruh positif
pada tabel distribusi dengan tingkat kesalahan
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini
5% adalah sebesar 2,70. Hal ini berarti Fhitung >
terjadi dikarenakan lingkungan kerja adalah Volume 4, No. 4, November 2015
- 210
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lingkungan
di
mana
pegawai
melakukan
pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja
Saran 1. Motivasi
kerja
pegawai
harus
yang kondusif memberikan rasa aman dan
dipertahankan dan dikembangkan lebih
memungkinkan para pegawai untuk dapat
baik
bekerja optimal.
pengaruh yang besar terhadap kinerja
dikarenakan
hal
ini
mempunyai
pegawai Sekretariat DPR Aceh, sedangkan KESIMPULAN DAN SARAN
variabel kepemimpinan dan lingkungan
Kesimpulan
kerja harus lebih ditingkatkan lagi agar
1. Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis pertama, kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat DPR Aceh dengan nilai R = 0,655 artinya terdapat hubungan
positif
dan
kuat
antara
kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja
terhadap
kinerja
pegawai
dan
dapat meningkatkan kinerja pegawai. 2. Perlu dilakukannya penelitian-penelitian internal lebih lanjut oleh pihak Sekretariat DPR Aceh dalam hal peninjauan akan peningkatan
ataupun
menjaga
kinerja
pegawai pada level yang sesuai dengan harapan organisasi untuk mendukung usaha organisasi dalam mencapai tujuannya.
mempunyai korelasi sebesar 65,5%, sisanya sebesar 34,5% dipengaruhi oleh faktor-
DAFTAR KEPUSTAKAAN
faktor lain.
Amabile, T. M. 2007. The social psychology of creativity. New York:Springer-Verlag Incorporated. Arikunto, S. 2005. Prinsip Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Kesembilan, PT Rineka Cipta Jakarta. Atmosoeprapto, K. 2007. Produktifitas Kerja Aktualisasi Budaya Perusahaan, Penerbit PT. GRamedia, Jakarta. Bacal, R. 2008. Performance Management. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Bernardin, H. J. dan Russel, J.E.A. 2005. Humans Resource Management : an Experimental Approach, International Edition, Singapore, McGraw Hill. Inc. Dessler, G. 2006. Human Resource Management 12th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Ed.2, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gibson, J. Ivancovich J. M., Donnelly, J. H. 2006. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Nunuk Adiarni, Edisi Kedelapan, Binarupa Aksara, Jakarta. Gomes, F. C. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta. Gorda, I Gusti Ngurah. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Astabrata Bali, Denpasar.
2. Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis kedua, ketiga dan keempat yaitu bahwa
kepemimpinan,
lingkungan
kerja
motivasi
berpengaruh
dan secara
parsial terhadap kinerja pegawai Sekretariat DPR Aceh. 3. Hasil penelitian ini mengetahui variabel motivasi
yang
paling
dominan
mempengaruhi kinerja pegawai. Koefisien regresi
motivasi
(b2)
sebesar
0,374
mempunyai arti setiap kenaikan variabel motivasi sebesar 1 satuan skala Likert akan berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
pegawai sebesar 0,374 satuan.
211 -
Volume 4, No. 4, November 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Mangkunegara, A. A Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Keempat, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Mardiana. 2005. Manajemen Produksi, Penerbit Badan Penerbit IPWI, Jakarta. Mas’ud, F. 2006. Survai Diagnosis Organisasional, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Mathis, R,L, dan Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1 dan 2, Alih bahasa: Bayu Brawira, Salemba Empat, Jakarta. Nawawi, H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Nitisemito, A., S. 2006. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia). Cetakan 9, Ghalia Indonesia, Jakarta. Prawirosentono, S, 2007. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE. Rivai, V. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Kedua PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach. 2nd Edition, John Wiley and Son. New York. Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Refika Aditama, Bandung. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R dan D. Penerbit Alfabeta, Bandung. Sulistiyani, R. 2007. Efektivitas Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-2. Bpk Gunung Mulia, Jakarta. Winardi. 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen (Cetakan Pertama). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Volume 4, No. 4, November 2015
- 212