DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/management
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-9
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT PROVINSI JAWA TENGAH Hardino Febriansyah Putra, Suharnomo 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851 ABSTRACT The purposes of this study are to investigate and analyze the influence of leadership, motivation, and work environment on employee performance of Education and Training Agency of Central Java Province. In this study, the researcher uses proportionate random sampling technique, with 124 respondents as the total sample. In accordance with the purposes described above, this study formulates three hypotheses namely whether leadership has influence on employee performance of Education and Training Agency of Central Java Province, whether motivation has influence on employee performance of Education and Training Agency of Central Java Province, and whether work environment has influence on employee performance of Education and Training Agency of Central Java Province. To ease the troubleshooting, this study employs analysis method of double liner regression with the help of SPSS 13.0. The results of this study are leadership has positive influence which is significant on employee performance, motivation has positive influence which is significant on employee performance, and work environment has positive influence which is significant on employee performance. The suggestion for the further research is to better consider the variables which are closely related to the variables in this study. Key words: leadership, motivation, work environment, and performance. PENDAHULUAN Peran Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi memiliki kedudukan yang penting pada pelaksanaan proses kerja organisasi dan pencapaian tujuan organisasi. Dalam pelaksanaannya, manusia dalam organisasi ini menjadi elemen utama dibandingkan dengan sumber daya yang lain. Tanpa adanya sumber daya manusia, sumber daya yang lain tentunya tidak akan bisa dimanfaatkan. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi organisasi seperti mesin-mesin modern, modal yang kuat, teknologi dan sistem yang canggih, tetapi tanpa adanya manusia yang menangani dan mengelolanya tidak akan berarti bagi perkembangan organisasi. Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau kompetensi maka mustahil bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia inilah yang membuat sumber daya lainnya dapat berjalan. Banyaknya keunggulan yang dimiliki organisasi, tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas tanpa adanya komunitas pegawai yang berkeahlian, kompeten, berdedikasi tinggi terhadap organisasi serta memiliki kinerja yang optimal (Samsudin, 2006). 1
Hardino Febriansyah Putra, Suharnomo
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2
Kinerja atau prestasi kerja (performance) dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing organisasi. Simamora (2000) menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu persyaratan-persyaratan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik yang berupa jumlah maupun kualitasnya. Output yang dihasilkan menurut Simamora dapat berupa fisik maupun nonfisik yang menyebutnya berupa karya, yaitu suatu hasil/pekerjaan baik berupa fisik/material maupun nonfisik maupun nonmaterial. Seorang pegawai dituntut untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Keberhasilan mereka dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat ditentukan oleh penilaian terhadap kinerjanya. Penilaian tidak hanya dilakukan untuk membantu mengawasi sumber daya organisasi namun juga untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan sumber daya yang ada dan mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki. Penilaian terhadap kinerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja pegawai. Bagian-bagian yang menunjukkan kemampuan pegawai yang kurang maksimal dapat diidentifikasi, diketahui sehingga dapat ditentukan strategi dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk menciptakan kinerja yang tinggi, dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh pegawai guna menciptakan tujuan organisasi, sehingga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan organisasi. Selain itu, organisasi perlu memperhatiksn berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, dalam hal ini diperlukan adanya peran organisasi dalam meningkatkan kinerja yang efektif dan efisien, guna mendorong terciptanya sikap dan tindakan yang profesional dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing. Faktor yang paling menarik dikaji atau diteliti dari variabel kinerja adalah kepemimpinan. Robbins (1999) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Kepemimpinan adalah pengaruh antara pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. Kepeminpinan menyangkut proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam sebuah kelompok atau organsiasi. Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kepemimpinan tidak bisa lepas dari pembicaraan manajemen. Sukses tidaknya suatu tujuan yang dicapai sebuah organisasi tergantung dari pemimpin. Bagi suatu organisasi, kepemimpinan diharapkan dapat memberikan keunggulan-keunggulan bagi organisasi agar terus hidup dan berkembang. Dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya para pemimpin mempunyai berbagai gaya tersendiri dalam proses mempengaruhi dan mengarahkan pegawainya, sehingga nantinya mau bersama-sama berusaha mencapai tujuan organisasi melalui pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan. Karena masalah-masalah yang dihadapi setiap organisasi bervariasi, maka pemimpin dituntut untuk mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang bervariasi pula sesuai dengan tujuan yang dihadapi. Mengatasi masalah yang kompleks ini, suatu organisasi perlu melakukan peningkatan kinerja melalui peningkatan kinerja sumber daya manusia yang dimilikinya. Penilaian kinerja seorang pimpinan dapat dilihat melalui proses kerja karena dalam proses kerja inilah, seorang pemimpin memiliki keinginan untuk berprestasi. Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dari keberhasilan atau kegagalan organisasi demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin menjadi faktor yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Hal ini
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3
akan membawa konsistensi bahwa setiap pemimpin berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan dilingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang sungguh-sungguh terhadap karyawan agar dapat meningkatkan kinerja dan menimbulkan kepuasan kerja yang tinggi. Ketika pemimpin menunjukkan kepemimpinan yang baik, para karyawan akan berkesempatan untuk mempelajari perilaku yang tepat untuk berhadapan dengan pekerjaan mereka. Demikian pula halnya dengan birokrasi publik, pemimpin memegang peranan yang sangat strategis. Berhasil atau tidaknya birokrasi publik menjalankan tugas-tugasnya sangat ditentukan oleh kualitas pimpinannya, karena kedudukan pemimpin sangat mendominasi semua aktivitas yang dilakukan. Mengingat pentingnya tuntutan produktivitas pegawai dalam suatu organisasi, motivasi kerja juga harus menjadi perhatian pengelola organisasi. Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko (2000), motivasi merupakan keadaan pribadi dalam seseorang yang mendorong kenginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Sedangkan menurut Wexley dan Yukl (2001), motivasi diartikan sebagai suatu proses dimana perilaku diberikan energi dan diarahkan. Batasan tersebut mengandung makna bahwa motivasi merupakan pemberian atau penimbulan motif, sehingga pengertian motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja (As’ad, 2002). Hal itu dapat dilihat dengan para pegawai yang secara sadar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tanpa adanya paksaan atau karena adanya perintah dari pimpinan. Apabila seseorang termotivasi maka mereka akan mengadakan pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena mereka mengerti karena tindakan ini mempunyai arti bagi mereka. Motivasi kerja mempunyai peranan yang sangat besar dan berpengaruh terhadap tingkat efektivitas pekerjaan pegawai karena tanpa adanya motivasi kerja dari para pegawai niscaya pekerjaan tersebut tidak akan terlaksana dengan baik dan lancar. Motivasi kerja dapat dijadikan sebagai landasan atau dasar bagi kelancaran proses pembentukan, pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia (Mildawani, 1997, h.9). Demi tercapainya tujuan organisasi, pegawai memerlukan motivasi untuk bekerja lebih rajin. Melihat pentingnya pegawai dalam organisasi, maka pegawai diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tujuan organisasi tercapai. Dengan motivasi kerja yang tinggi, pegawai akan bekerja lebih giat didalam melaksanakan pekerjaannya. Sebaliknya dengan motivasi kerja yang rendah pegawai tidak mempunyai semangat bekerja, mudah menyerah, dan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Disamping itu untuk mampu menciptakan pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi, maka salah satu aspek yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah masalah lingkungan kerja. Menurut Doelhadi (2001), lingkungan kerja merupakan faktor penting dan berpengaruh terhadap pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Pegawai sangat peduli sekali dengan lingkungan kerjanya baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik. Lingkungan kerja yang menyenangkan, seperti kondisi kantor yang bersih, penerangan yang memadai, ventilasi cukup, hubungan antar pegawai yang harmonis, kepemimpinan yang baik, dsb., akan menimbulkan perasaan puas pada pegawai, sehingga pegawai akan merasa betah dan bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan. Organisasi harus mengusahakan agar pegawainya dapat berpandangan positif terhadap lingkungan kerjanya, karena lingkungan kerja sangat berpengaruh dalam pekerjaan yang dilakukan. Lingkungan kerja yang menyenangkan, seperti kondisi perusahaan yang bersih, penerangan yang memadai, ventilasi cukup, hubungan antar pegawai yang harmonis, kepemimpinan yang baik, dsb., akan menimbulkan perasaan puas pada pegawai, sehingga pegawai akan merasa betah dan bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan.
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4
Kondisi lingkungan kerja yang baik berpengaruh dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai karena peran penting dalam mengurangi rasa cepat lelah serta menghilangkan atau mengurangi rasa bosan sehingga semangat kerja meningkat, betah di tempat kerja dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Begitu juga dengan lingkungan non fisik yang baik, seperti terpenuhinya kebutuhan pegawai, pedoman kerja yang jelas, hubungan yang harmonis antara pegawai dengan rekan kerja dan atasannya, dapat menimbulkan rasa nyaman pada pegawai sehingga motivasinya meningkat. Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Provinsi Jawa Tengah adalah lembaga pendidikan pemerintah yang telah terakreditasi, yang mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah di bidang pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan, peningkatan kualitas atau profesionalisme maupun perubahan sikap perilaku aparatur (PNS). Tugas pokok Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah yakni membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pendidikan dan pelatihan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah memiliki fungsi: (1) Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan dan pelatihan aparatur; (2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur; (3) Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang pengembangan dan pengendalian mutu pendidikan dan pelatihan, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan teknis, pendidikan dan pelatihan fungsional lingkup provinsi dan kabupaten/kota; (4) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pendidikan dan pelatihan aparatur; (5) Pelaksanaan kesekretarian badan; dan (6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal, perlu didukung oleh ketersediaan pegawai yang memadai baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dalam upaya menciptakan kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah, nampaknya masih terdapat banyak kendala yang dihadapi sehingga sulit untuk mencapai tujuan organisasi. Kondisi yang belum ideal masih ada di Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. Dimana masih ada kendala lain di Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah antara lain pegawai datang kerja terlambat, istirahat lebih awal dan terlambat masuk bekerja, tidak patuh terhadap atasan, bekerja malas-malasan, sering meninggalkan tugas dan pekerjaan, ada pedagang masuk ke ruangan yang menawarkan produk, kurangnya sarana dan prasarana, pulang kerja lebih awal. Sehingga mengakibatkan kinerja pegawai menurun yang disebabkan kepemimpinan yang masih kurang baik, motivasi pegawai yang rendah dalam mengerjakan pekerjaan dan didukung dengan lingkungan kerja yang kurang nyaman sehingga pekerjaan pegawai tidak dapat terselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah”. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan mulia yang mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah organisasi, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka organisasi tersebut akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin. Kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5
sendiri. Pemimpin dengan kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja dari bawahan itu. Motivasi selalu menjadi perhatian utama karena motivasi berhubungan erat dengan keberhasilan seseorang atau organisasi di dalam mencapai tujuannya. Motivasi harus menjadi perhatian pengelola organisasi. Motivasi kerja mempunyai peranan yang sangat besar dan berpengaruh terhadap tingkat efektivitas pekerjaan pegawai karena tanpa adanya motivasi kerja dari para pegawai niscaya pekerjaan tersebut tidak akan terlaksana dengan baik dan lancar. Motivasi kerja dapat dijadikan sebagai landasan atau dasar bagi kelancaran proses pembentukan, pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia. Pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi maka kinerjanya akan meningkat. Disamping itu untuk mampu menciptakan pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi, maka salah satu aspek yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah masalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang baik sangat berpengaruh pada kinerja pegawai ketika bekerja. Lingkungan kerja yang menyenangkan, seperti kondisi kantor yang bersih, penerangan yang memadai, ventilasi cukup, hubungan antar pegawai yang harmonis, kepemimpinan yang baik, dsb., akan menimbulkan perasaan puas pada pegawai, sehingga pegawai akan merasa betah dan bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan. Begitu juga sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak baik menyebabkan pegawai merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga dapat berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. H2: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. H3: Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat empat variabel yang diukur, yaitu Kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Lingkungan Kerja (X3), sebagai variabel bebas, serta Kinerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Kepemimpinan (X1) adalah kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok/ organisasi agar bersedia melakukan kegiatan/bekerja untuk mencapai tujuan kelompok/organisasi. 2. Motivasi (X2) adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. 3. Lingkungan Kerja (X3) adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Populasi yang digunakan adalah pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 179 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling berdasarkan bidang tugas. Dalam penelitian ini, sampel sebanyak 124 pegawai. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: wawancara (interview), daftar pertanyaan (questionaire) dan studi dokumentasi. Analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis yaitu dengan analisis regresi linier berganda. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai Balai Diklat Semarang, maka penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis)
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS versi 17 dapat dijelaskan pada tabel berikut: Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) X1 X2 X3
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 9.526 3.076 .222 .074 .244 .080 .217 .082
St andardized Coef f icients Beta .286 .292 .229
t 3.096 3.016 3.066 2.650
Sig. .002 .003 .003 .009
a. Dependent Variable: Y
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut : Y = 0.286X1 + 0.292X2 + 0.229X3 Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa keseluruhan variabel bebas (kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja) berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan persamaan dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah variabel motivasi dengan koefisien 0.292, kemudian diikuti oleh variabel kepemimpinan dengan koefisien 0.286, sedangkan variabel yang berpengaruh paling rendah yaitu variabel lingkungan kerja dengan nilai koefisien 0.229. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen (kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja) terhadap variabel dependen (kinerja). Berikut pengujian masing-masing variabel secara parsial. 1. Variabel Kepemimpinan Hasil uji t untuk variabel X1 (Kepemimpinan) diperoleh nilai t hitung = 3.016 dengan tingkat signifikansi 0,003. Dengan menggunakan batas signifikansi 0.05, didapat t tabel sebesar 1,960. Ini berarti t hitung > t tabel, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis pertama dapat diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang semakin baik, akan meningkatkan kinerja pegawai. 2. Variabel Motivasi Hasil uji t untuk variabel X2 (Motivasi) diperoleh nilai t hitung = 3.066 dengan tingkat signifikansi 0,003. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, didapat t tabel sebesar 1,960. Ini berarti t hitung > t tabel, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis kedua dapat diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa motivasi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa motivasi yang meningkat akan meningkatkan kinerja pegawai. 3. Variabel Lingkungan Kerja Hasil uji t untuk variabel X3 (Lingkungan Kerja) diperoleh nilai t hitung = 2.650 dengan tingkat signifikansi 0,009. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, didapat t tabel sebesar 1,960. Ini berarti t hitung > t tabel, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis ketiga dapat diterima. Arah koefisien regresi positif berarti
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7
bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang makin baik akan meningkatkan kinerja pegawai. Dari data-data serta pada pengujian hipotesis sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang berbunyi kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah terbukti. Hal ini berarti seorang pemimpin yang baik dapat mempengaruhi para pegawai untuk bekerja dengan lebih baik lagi untuk mencapai hasil yang optimal. Pemimpin dengan kepemimpinan yang baik dapat menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja dari bawahan itu. Dalam penelitian ini, kepemimpinan yang partisipatif mampu meningkatkan peran pegawai menjadi lebih optimal sehingga apa yang menjadi tugas atau target yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian cara-cara perilaku pemimpin dalam mengarahkan pegawai akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai sendiri yang menjadi bawahannya, hal ini mendukung penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, yaitu penelitian Desmaniar (2006) pada Pegawai Biro Umum Sekretariat Jendral Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang menunjukkan bahwa hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai memiliki hubungan yang signifikan. Setelah dilakukan pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua mengenai motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah dapat diterima. Motivasi berpengaruh terhadap tingkat efektivitas pekerjaan pegawai karena tanpa adanya motivasi kerja dari para pegawai niscaya pekerjaan tersebut tidak akan terlaksana dengan baik dan lancar. Usaha penciptaan motivasi pada pegawai dapat mempengaruhi pencapaian kinerja pegawai sendiri, sebab dengan motivasi tersebut pegawai mempunyai dorongan dan gairah tersendiri untuk bekerja lebih baik lagi. Oleh karenanya, menjadi tanggung jawab bagi Kepala Badan untuk memotivasi pegawainya agar mereka mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya dan agar semua tuntutan tugas yang direncanakan dapat terpenuhi, sehingga secara langsung akan mendorong pada peningkatan kinerja, karena motivasi kerja dapat menyalurkan, menimbulkan dan mendukung tingkah laku manusia. Hasil ini juga mendukung penelitian Desmaniar (2006) pada Pegawai Biro Umum Sekretariat Jendral Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja pegawai memiliki hubungan yang signifikan. Untuk hipotesis ketiga yang diajukan yaitu lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah juga diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis dapat diterima dan terdukung. Hal ini berarti lingkungan kerja memegang peranan penting bagi peningkatan kinerja yang baik dan pengabaian terhadap lingkungan kerja akan menimbulkan kerugian. Lingkungan kerja yang baik sangat berpengaruh pada kinerja pegawai ketika bekerja. Lingkungan kerja yang menyenangkan, seperti kondisi kantor yang memadai, hubungan antar pegawai yang harmonis, kepemimpinan yang baik, dsb., akan menimbulkan perasaan puas pada pegawai, sehingga pegawai akan merasa betah dan bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan. Begitu juga sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak baik menyebabkan pegawai merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga dapat berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan. Dengan lingkungan kerja yang semakin baik di Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah maka akan menimbulkan persepsi positif sehingga menjadikan pegawai menjadi betah dan bersemangat dalam bekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja pegawai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Purnomo (2007) pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara, yang
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8
menghasilkan bahwa kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN Berdasarkan hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian hipotesis, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini semuanya dapat diterima. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. Kepemimpinan yang baik dapat mempengaruhi para pegawai untuk mencapai hasil yang optimal. Pemimpin yang memiliki kemampuan yang baik dalam mempengaruhi semua bawahannya akan mempengaruhi pegawai untuk bekerja mencapai tujuan organisasi. 2. Motivasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. Artinya usaha penciptaan motivasi pada pegawai dapat meningkatkan pencapaian kinerja pegawai sendiri, sebab dengan motivasi tersebut pegawai mempunyai dorongan dan gairah tersendiri untuk bekerja lebih baik lagi. 3. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. Hal ini berarti lingkungan kerja berperan dalam peningkatan kinerja pegawai. Lingkungan kerja yang baik sangat berpengaruh pada kinerja pegawai ketika bekerja. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya kepedulian dan keseriusan dalam menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada menjadi kendala dalam penelitian ini. 2. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala 5, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kecenderungan kuesioner yang menggunakan skala ganjil adalah responden yang tidak memahami pertanyaan atau pernyataan kuisioner cenderung akan memberi jawaban netral. 3. Masalah subyektivitas dari responden dapat mengakibatkan hasil penelitian ini rentan terhadap biasnya jawaban responden. REFERENSI As’ad, M., 2002, Psikologi Industri, Liberty, Yogyakarta. Desmaniar, 2006. Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai Biro Umum Sekretariat Jendral Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Diakses dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/ detail.jsp?id=80066&lokasi=lokal, tanggal 28 Juni 2011. Djanan (2006), ”Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ogan Komering Ilir”, Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sriwijaya, Palembang (tidak dipublikasikan). Frasser, T.M., 1983, Stress dan Kepuasan Kerja, Terjemahan,. ILO, Genewa. Ghozali, Imam, 2005. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gomes, F. Cardoso, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi, Yogyakarta. Heryanto, A., 2008. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai dengan Motivasi sebagai Variabel Pemoderasi di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pria Tangerang, Diakses dari http://www.google.com tanggal 28 Juni 2011. Kartono, K., 1991. Pemimpin dan Kepemimpinan, Penerbit PT. Rajawali Press, Jakarta. ______. 1999. Psikologi Sosial Untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Jakarta: CV. Rajawali Jakarta.
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9
Kuncoro, M., 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Penerbit Erlangga, Jakarta. Mangkunegara, 2007. Evaluasi Kinerja SDM, Penerbit Refika Aditama, Bandung. Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung. Mangkuprawira, Tb. Sjafri, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Mardikanto, T., 1993. Penyuluh Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta. Moekijat, 1995. Tata Laksana Kantor, Alumni, Bandung. Nawawi, Hadari., 2003. Perencanaan SDM Untuk Organisasi Profit yang Kompetitif. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Nitisemito, A.S., 1984, Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta. Purnomo, J. 2007. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara. Rivai, Viethzal., 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. _____________, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori Ke Praktik, Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta. Robbins, Stephen P., 1999. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Alih Bahasa: Hadyana Pujaatmaka. Prenhallindo, Jakarta. Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Informasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan pertama oleh PT. Rafika Aditama, Bandung. Siagian, Sondang, P., 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Bandung. Sudjana, M. A.. 1992. Metode Statistik. Penerbit Tarsito, Bandung. Supranto, J. 2002. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inverensi). PT. Bumi Aksara, Jakarta. Sutanto, AB. 1997. Budaya Organisasi : Seri Manajemen dan Persaingan Bisnis, Cetakan Pertama, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta. Sutarto, 1998. Dasar-dasar Organisasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Umar, Husein, 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cetakan Keempat, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Wibowo, 2008. Manajemen Perubahan, Edisi Kedua, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Winardi, J., 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Penerbit PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.